The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by PERPUS SDN 5 PADANGSAMBIAN, 2021-04-08 23:01:59

Ensiklopedia flora mangrove

Ensiklopedia flora mangrove

Keywords: #ensiklopedia

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^
Gambar 11 Morinda citrifolia L.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Plumeria rubra L.

Famili: Biji:
Apocynaceae Biji kecil bersayap, akan terbang terbawa angin bila buah
Sinonim: sudah merekah.
P. acuminata W. T. Aiton., P. acutifolia Poir. Batang:
Nama daerah: Batangnya berkayu keras tinggi, percabangannya banyak,
Kamboja, Semboja (Jawa), Bunga jebun (Bali), Samoja, batang utamanya besar, cabang mudanya lunak, batangnya
Kamoja (Sunda), Bunga lomilate (Gorontalo), Campaka cenderung bengkok dan bergetah.
molja/Bakul (Madura), Pandam (Minangkabau), Karasuti, Akar:
Kolosusu, Tintis (Minahasa). Akarnya berupa akar tunggang.
Habitus: Fenologi:
Pohon, tinggi 6 m. Pembungaan terjadi sepanjang tahun.
Daun: Habitat:
Daun berwarna hijau, berbentuk lonjong dengan kedua Tanaman tumbuh subur di dataran rendah sampai
ujungnya meruncing dan agak keras dengan urat-urat daun ketinggian 700 meter di atas permukaan laut, tumbuh subur
yang menonjol, sering rontok dalam keadaan lebat. hampir di semua tempat dan tidak memilih iklim tertentu
Bunga: untuk berkembang biaknya.
Berbentuk terompet, muncul pada ujung-ujung tangkai, Kegunaan:
perhiasan bunga berjumlah 5 buah, berwarna putih atau Kamboja ditanam sebagai tanaman hias, getahnya
merah. digunakan sebagai obat sakit gigi atau obat luka, sedangkan
Buah: kulit batangnya sangat efektif untuk menumpas rasa
Buah berpasangan, merekah pada saat tua sakit bengkak dan pecah-pecah pada telapak kaki. Bunga
digunakan dalam upacara adat keagamaan di Bali.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^
Gambar 12 Plumeria rubra L.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Rhizophora apiculata Bl.

Famili: Biji:
Rhizophoraceae Tipe biji vivipari.
Batang:
Sinonim: Kulit luar berwarna abu-abu, abu-abu tua, atau hitam, kasar,
Mangium candelarium Rumph., R. candelaria DC., R. retak-retak dangkal membentuk persegi empat dengan tepi
conjugata (non Linne) Arn., R. lamarckii, R. mangle tidak terangkat. Kulit dalam berwarna kemerah-merahan
(non Linne). dan berserabut.
Akar:
Nama daerah: Perakaran bertipe akar tunggang.
Bangka minyak, Donggo akit, Jankar, Abat, Parai (Sarbei, Ciri khusus:
Bintuni), Kajang-kajang, Tokei (Palopo), Bakau (Makassar), Daun lebih kecil dibandingkan jenis Rhizophora lainnya.
Bakau bini (Tarakan, Kaltim), Bakau (Riau), Tongke kecil Fenologi:
(Ambon), Mangi-mangi (Sorong), Bakau leutik, Bakau Berbunga sepanjang tahun (terutama Agustus-Desember),
kacang, Bakau putih, Tanjang wedok, Tongke busar, Lalano, berbuah pada musim hujan (Desember-Maret), pembuahan
Wako, Jangkah, Slengkreng, Tinjang. hingga masak 5-6 bulan.
Habitat:
Spesies yang mirip: Tumbuh subur pada daerah muara sungai yang memiliki
Bruguiera cylindrica, B. gymnorrhiza, B. parvi ora, B. lumpur mangrove lembut, dan pada umumnya di daerah
sexangra, R. lamarckii, R. mucronata, R. stylosa. tanah berlempung dan berhumus serta beraerasi baik.
Kegunaan:
Habitus: Kayunya sebagai kayu bakar, dan bahan arang, serta
Berbentuk pohon dan mencapai ketinggian 35 m dengan mempunyai nilai energi tinggi untuk bahan batu bara. Selain
diameter 55 cm. itu dapat dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan.
Pepagannya dapat digunakan sebagai obat disentri dan
Daun: menghasilkan tanin untuk penyamak kulit.
Susunan daunnya tunggal, bersilangan (opposite). Bentuk
elips dan menyempit, ujung daunnya tajam (dengan ujung
yang tiba-tiba tajam), panjang 9-18 cm. Permukaan bawah
hijau kekuningan, berbintik-bintik hitam kecil yang
menyebar di seluruh permukaan bawah daun, dengan
pangkal daun cuneate. Tangkai daunnya 1-3 cm.

Bunga:
Rangkaian 2 bunga per kelompok pada tangkai bunga yang
kokoh, panjang tangkai bunga hingga 1.4 cm di ketiak
daun. Mahkotanya 4, berwarna hijau sampai putih. Kelopak
4 helai dengan warna kuning kehijauan, di luar hijau
kemerah-merahan. Benang sari umumnya berjumlah 12
dengan warna cokelat. Ukuran bunga 2-3 cm.

Buah:
Bersifat vivipari, berbentuk hipokotil, daun kelopak (calyx)
tidak luruh, berwarna coklat dengan ukuran panjangnya
2-3.5 cm. Hipokotilnya berwarna jingga kemerah-merahan,
dan merah pada kotiledon jika sudah matang. Panjang
hipokotil 18-38 cm.

Gambar 13 Rhizophora apiculata Bl.

Gambar 14 Rhizophora mucronata Lamk.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Rhizophora mucronata Lamk.

Famili: Buah:
Rhizophoraceae Bersifat vivipari, berbentuk hipokotil, daun kelopak (calyx)
tidak luruh dan permukaannya berbintil. Ukurannya
Sinonim: berdiameter 2-2.3 cm dengan panjang 50-70 cm, berwarna
Mangium candelarium Rumphius., Rhizophora candelaria hijau sampai hijau kekuningan, leher kotiledon berwarna
Wight & Arn., R. latifolia Miq., R. longissima Blanco., kuning ketika matang.
R. macrorrhiza Gri ., R. mangle (non Linne) Roxb., R. Biji:
mucronata var. typica Schimp. Tipe biji vivipari.
Batang:
Nama daerah: Kulit luar berwarna abu-abu terang, abu-abu tua atau
Bakau, Bako gundul, Bakau genjah, Bakau bandul, Bakau coklat terang. Permukaan kasar dan beralur, retak-retak
hitam, Tanjang lanang, Tokke-tokke (Palopo), Bakao membentuk segi empat dengan tepi terangkat, bersisik dan
(Makassar), Bakau laki (Tarakan, Kaltim), Blukap (Sarbei, mengelupas. Kulit dalam berserabut, merah muda sampai
Bintuni), Tongke besar, Lului, Bakau-bakau, Wako, Bangko, merah tua.
Bako, Bangka itam, Dongoh korap, Bakau korap, Bakau Akar:
merah, Jankar, Lenggayong, Belukap, Lolaro. Berakar tunjang, berbentuk akar tongkat yang keluar dari
batang, memiliki lentisel untuk pernapasan.
Spesies yang mirip: Ciri khusus:
Bruguiera cylindrica, B. gymnorrhiza, B. parvi ora, B. Daun lebih besar dari R. stylosa, pada bagian tengah
sexangra, R. apiculata, R. lamarckii, R. stylosa. memiliki panjang yang maksimum, benang sari pendek.
Fenologi:
Habitus: Berbunga sepanjang tahun (terutama Agustus-Desember),
Berbentuk pohon dan mencapai ketinggian 30 m dengan berbuah pada awal musim hujan (Oktober-Desember),
diameter 35 cm. pembuahan hingga masak 14-15 bulan.
Habitat:
Daun: Tumbuh subur pada daerah muara sungai yang memiliki
Berdaun lebar dengan panjang mencapai 16-22 cm dan lumpur mangrove halus, mudah beradaptasi dengan
lebar 8-11 cm, berwarna hijau tua pada bagian atasnya dan ketinggian bervarias, atau yang digenangi air pasang
berwarna hijau muda kekuningan pada bagian bawahnya agak besar.
serta terdapat bercak hitam kecil yang menyebar pada Kegunaan:
permukaan bawah daun, dengan tangkai berukuran Kayunya sebagai bahan bangunan, kayu bakar, dan
3-4.5 cm. Tata daun berhadapan, bersilangan (opposite), bahan arang. Kulit kayu menghasilkan tanin sebagai
komposisi tunggal, bentuk elips membesar, ujungnya penyamak, dan sebagai bahan wood chip bahan baku
meruncing (acute) dan terdapat jarum (mucro), pangkal utama pembuatan kertas.
daunnya cunneate.

Bunga:
Rangkaian bunga 4-8 kelompok bunga yang tersusun dua-
dua, bergantung di ketiak daun. Mahkotanya berjumlah
4 berwarna putih dan berbulu. Kelopaknya 4 helai,
berwarna kuning susu hingga hijau kekuningan. Benang sari
pendek dan berjumlah 8 sedangkan putiknya sangat pendek.
Ukuran bunga berdiameter 3-4 cm dengan panjang
1.5-2 cm, dan meruncing pada bagian ujungnya.

Gambar 15 Rhizophora stylosa Griff.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Rhizophora stylosa Gri .

Famili: Bunga:
Rhizophoraceae Rangkaian bunga 8-16 atau lebih kelompok bunga yang
tersusun dua-dua, bergantung di ketiak daun. Mahkotanya
Sinonim: berjumlah 4, berwarna putih, berbulu dengan panjang 8
Rhizophora lamarckii, Rhizophora mucronata var. mm. Kelopaknya 4 helai, berwarna kuning hijau dengan
stylosa Schimp. panjang 13-19 mm. Benang sari pendek dan berjumlah
8 dengan ukuran 2.5-3.5 cm dan sebuah tangkai putik
Nama daerah: berukuran 4-6 mm. Tangkai kepala putik seperti cagak,
Bakau, Bako kurap, Slindur, Tongke besar, Wako, biseksual.
Bako, Bangko. Buah:
Bersifat vivipari, berbentuk buah pir, berwarna cokelat
Spesies yang mirip: dengan berisi 1 biji fertil. Ukuran buah dengan diameter
B. cylindrica, B. gymnorrhiza, B. parvi ora, B. sexangula, R. 1.5-2 cm, panjang 30 cm. Hipokotil berwarna hijau
apiculata, R. lamarckii, R. mucronata. kekuningan, dengan leher kotiledon berwarna kuning
kehijauan ketika matang.
Habitus: Biji:
Berbentuk pohon dan mencapai ketinggian 10 m dengan Tipe biji vivipari.
diameter 35 cm. Batang:
Kulit luar berwarna abu-abu terang, abu-abu tua sampai
Daun: hitam. Permukaan relatif halus dan beralur, bercelah.
Susunan daun tunggal, bersilangan. Bentuk elips. Ujungnya Akar:
tajam (ujung memiliki bentukan seperti tonjolan gigi). Berakar tunjang dengan panjang sampai 3 m dan memiliki
Panjang daun berkisar 10-18 cm. Daun berkulit, berbintik akar udara yang tumbuh dari cabang bawah.
hitam menyebar teratur di bagian bawah permukaan daun Ciri khusus:
yang berwarna hiaju kekuningan. Tangkai daun berwarna Daun lebih kecil dari R. mucronata, cenderung menyempit
hijau dengan panjang gagang 1-3.5 cm, dan pinak daun kea rah tangkai daun, rangkaian bunga lebih banyak
dengan panjang 4-6 cm. daripada R. mucronata, benang sari panjang tipis, akar
tunjang berkembang menjadi cabang-cabang..
Fenologi:
Berbunga sepanjang tahun (terutama Agustus-Desember).
Penyerbukan dilakukan oleh angin.
Habitat:
Tumbuh di tepian laut, mudah beradaptasi pada
kemiringan rendah. Biasa tumbuh pada keadaan
substrat karang, lumpur, pasir dan batu.
Kegunaan:
Sebagai bahan bangunan, kayu bakar dan arang. Buahnya
dapat dimanfaatkan dalam pembuatan anggur ringan dan
pengobatan hematuria (pendarahan air seni). Kulit batang
menghasilkan tanin untuk penyamak kulit.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^
Gambar 16 Sonneratia alba J. Smith.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Sonneratia alba J. Smith.

Famili: Buah:
Sonneratiaceae Buah buni, berbentuk bola agak gepeng, berbau tidak
enak. Berwarna hijau, dengan permukaan halus, memiliki
Sinonim: diameter 3.5-4.5 cm, berisi 150-200 biji dalam satu buah.
Chiratia leucantha Montr., Mangium caseolare album Biji:
Rumph., Rhizophora caseolaris Linne., Sonneratia acida F. Tipe biji normal.
Vill., S. caseolaris Engl., S. gri thii (non Kurz) Watson., Batang:
S. iriomotensis Masamune., S. mossambicensis Klotzsch ex Kulit kayu bagian luar halus, retak/celah searah longitudinal,
Peters. warna kulit luar krem sampai coklat. Kulit dalam berwarna
cokelat sampai merah muda.
Nama daerah: Akar:
Pedada (Ind.), Perepat, Pidada, Bogem, Bidada, Posi-posi, Berakar nafas, berbentuk kerucut, baji, kokoh, lancip
Wahat putih, Kedada, Bangka, Berobak, Barabak, Pupat, dengan diameter pangkal akar mencapai 5 cm dan tinggi
Mange-mange, Muntu, Sopo (Sarbei, Bintuni), Suput. hingga 25 cm.
Ciri khusus:
Spesies yang mirip: Helai kelopak menyebar atau sedikit melengkung ke arah
S. caseolaris, S. ovata. buah (pada S. ovata kelopak tegak pada buah), tangkai daun
pada bunga dewasa berwarna kuning.
Habitus: Fenologi:
Berbentuk pohon dan mencapai ketinggian hingga 20 m Berbunga sepanjang tahun (antara 3-4 bulan). Berbuah pada
dengan diameter 40 cm, selalu hiaju, bertajuk lebar, padat bulan Mei-Juni dan Oktober-November. Pembuahan sampai
dan kompak. masak 2-3 bulan.
Habitat:
Daun: Tumbuh di lumpur berpasir di muara sungai, sering
Susunan daun tunggal, bersilangan. Bentuk oblong sampai ditemukan di daerah yang menjorok ke laut dengan salinitas
bulat telur sungsang, memiliki ketebalan. Ujung daunnya yang relatif tinggi. Umumnya di daerah pertemuan sungai
membundar sampai berlekuk (obtuse) dengan ukuran yang landai atau teluk berlumpur dalam, kadang-kadang
(5-10 x 3.5-7) cm, pangkal daun berbentuk acute atau di pantai berbatu, berkarang atau di atas tanah liat, tapi
obsute. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau muda tidak mampu tumbuh pada genangan air tawar dalam
hingga hijau mengkilap dan halus, sedangkan permukaan jangka panjang.
bagian bawah daun berwarna hijau. Tangkai daunnya Kegunaan:
berukuran 1 cm. Kayunya sebagai bahan geladak, siku-siku perahu kayu
bakar. Daun mudanya dapat dimakan dan buahnya yang
Bunga: mulai melunak dapat dimakan.
Rangkaian bunga 1 sampai beberapa bunga tersusun di
ujung atau cabang/dahan pohon, berkelamin ganda. Tipenya
cyme atau soliter. Mahkotanya berwarna krem sampai putih,
berukuran 13-20 x 0.5-1.5 mm. Kelopaknya serupa lonceng
dengan jumlah 6-8 helai dengan bagian luar berwarna
hijau, bagian dalam berwarna merah, tidak rontok. Benang
sarinya banyak, putih dan lekas rontok. Termasuk bunga
sehari (ephemeral), terbuka menjelang malam hari dan
berlangsung sepanjang malam, mengandung banyak madu
pada pembuluh kelopak.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^
Gambar 17 Sonneratia caseolaris (L.) Engl.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Sonneratia caseolaris (L.) Engl.

Famili: Biji:
Sonneratiaceae Tipe biji normal.
Batang:
Sinonim: Kulit batang halus dan menjuntai.
Aubletia caseolaris Gaertn., Blatti acide Lamk., Blatti Akar:
caseolaris O.K., B. pagatpat Niedenzu., Mangium caseolare Berakar napas berbentuk kerucut hingga mencapai 1 m
rubrum Rumph., Rhizophora caseolaris L., Sonneratia acida yang banyak dan sangat kuat. Ujung cabang/ranting terkulai,
Linne., S. evenia Bl., S. lanceolata Bl., S. neglecta Bl., S. dan berbentuk segi empat pada saat muda.
obovata Bl., S. ovalis Korth., S. pagatpat Blanco., S. rubra. Ciri khusus:
Bunga dewasa memiliki tangkai daun pendek dengan dasar
Nama daerah: berwarna kemerah-merahan, benang sari berwarna merah
Pedada merah (Ind.), Alatat (Simuelue), Berembang dan putih, akar nafas yang berkembang dengan baik dapat
(Melayu), Pedada, Perepat merah, Rambai (Banjarmasin), mencapai tinggi lebih dari 1 m, lebih tinggi dibandingkan
Bogem (Sunda), Betah, Bidada, Bogem, Kapidada (Jawa), S. alba.
Bhugem, Poghem (Madura), Wahat merah, Warakat merah Fenologi:
(Ambon), Posi-posi merah (Ternate), Rambai. Berbunga sepanjang tahun (antara 3-4 bulan). Berbuah
pada bulan Mei-Juni dan Oktober-November. Pembuahan
Spesies yang mirip: sampai masak 2-3 bulan. Tidak toleran terhadap naungan,
S. alba, S. ovata. ketika bunga berkembang penuh pada saat malam (sekitar
pkl. 20.00) maka bunga banyak berisi nektar. Selama hujan
Habitus: lebat, kecenderungan pertumbuhan daun akan berubah dari
Berbentuk pohon dan mencapai ketinggian hingga 15 m. horizontal ke vertikal.
Habitat:
Daun: Tumbuh di bagian yang kurang asin di hutan mangrove,
Susunan daun tunggal, bersilangan. Bentuk jorong sampai pada tanah lumpur yang dalam, seringkali di sepanjang
oblong. Ujung membundar dengan ukuran panjang 4-8 cm. sungai kecil dengan air yang mengalir pelan dan
Tangkai daun kemerahan, lebar dan sangat pendek. terpengaruh oleh pasang surut. Tidak pernah tumbuh di
daerah pematang/sepanjang karang. Tumbuh di tepi muara
Bunga: sungai terutama di daerah yang memunyai salinitas rendah
Rangkaian bunga 1 sampai beberapa bunga bersusun di dengan campuran air tawar.
ujung atau cabang/dahan pohon, berkelamin ganda. Pucuk Kegunaan:
bunga bulat telur dengan mahkota berwarna merah (17-35 Buah dapat dimakan, kayu dapat digunakan sebagai kayu
x 1.5-3.5) mm, mudah rontok. Kelopak bunga 6-8 helai, bakar. Akar nafas dapat digunakan sebagai pengganti gabus,
berwarna hijau dan berkulit di bagian luar, di bagian dalam sekaligus penahan abrasi laut.
putih kekuningan hingga kehijauan.Benang sari banyak,
ujungnya putih dan pangkalnya merah dan rontok. Ukuran
diameter 8-10 cm, termasuk bunga sehari (ephemeral),
terbuka menjelang malam hari dan berlangsung
sepanjang malam hari dan berlangsung sepanjang malam,
mengandung banyak madu pada pembuluh kelopak.

Buah:
Buah buni seperti bola, ujungnya bertangkai dan bagian
dasarnya terbungkus kelopak bunga. Ukurannya lebih besar
dari S. alba, menghasilkan biji lebih banyak (800-1200),
diameter 6-8 cm, berwarna hijau kekuning-kuningan
dengan permukaan mengkilap. Kelopaknya tidak menutupi
buah dan memanjang horizontal, helai kelopak menyebar.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Terminalia catappa L.

Famili: Akar:
Combretaceae Akar tunggang, berbentuk akar napas seperti papan hingga
Sinonim: mencapai 3 m sangat kuat.
Myrobalanus catappa Kuntze., Terminalia catappa var. Ciri khusus:
chlorocarpa Hassk., T. catappa var. macrocarpa Kassk., Daunnya rontok hingga 2 kali, sebelum rontok berwarna
T. catappa var. rhodocarpa Hassk., T. latifolia Blanco., T. oranye kemerah-merahan sehingga membuat pohon
mauritiana (non Lamk.) Blanco., T. moluccana Lamk. menjadi lebih berwarna. Buahnya yang memiliki gabus
Nama daerah: dapat terapung-apung dalam jangka waktu yang cukup lama
Ketapang (Ind.), Hatapang, Katafa, Katapieng, Lahapang, sampai menemukan tempat yang cocok untuk tumbuh.
Beowa, Ki geutapang, Salrise (Sumatera), Katapang Fenologi:
(Sunda, Jawa), Klihi, Lisa, Ketapas (Nusa tenggara), Sadina, Penyebaran terjadi oleh kelelawar, monyet dan air.
Saliha, Salisa, Klis, Ngusu (Maluku), Tarisei, Dumpayong, Meranggas di Jawa pada bulan Januari-Februari dan Juli-
Lumpayong, Talisei, Kanangan, Atapang (Sulawesi), Kalis, Agustus. Termasuk jenis mangrove ikutan.
Kris (Papua), Kilaula, Wewa, Sabrise, Sarisei, Dumpajang, Habitat:
Sirisal, Tasi, Tiliho. Terdapat di tanah berpasir atau berbatu dan di perbatasan
Spesies yang mirip: mangrove dengan daratan. Pohon ini cocok dengan iklim
Terminalia littorea, Terminalia gablarata. pesisir dan dataran rendah hingga ketinggian sekitar 400
Habitus: mdpl. Curah hujan antara 800-3500 mm per tahun, dan
Berbentuk pohon dan dapat mencapai ketinggian hingga bulan kering hingga 6 bulan.
12 m, mudah gugur, bentuk seperti pagoda terutama bila Kegunaan:
pohon masih muda. Pepagan dan daunnya dapat digunakan sebagai penyamak
Daun: kulit, bahan pembuatan tinta, sebagai pewarna hitam.
Susunan daun tunggal, berseling, dan tersebar di ujung Kayu dapat digunakan sebagai bahan pembuatan kapal.
ranting, bertangkai pendek dan hampir duduk. Helaian Bijinya dapat dimakan dan pengganti biji almond dalam
daun berbentuk bulat telur terbalik dengan ukuran 8-25 kue. Ketapang yang mengering dapat menurunkan pH
hingga 38 x 5-14 sampai 19 cm, dengan ujung lebar air, menyerap bahan-bahan berbahaya, dan memberikan
meruncing dan pangkal menyempit perlahan. Helaian kondisi nyaman bagi ikan.
serupa kulit licin di atas permukaan daun, berambut halus
di bawah permukaan daun, kemerahan jika akan rontok. Gambar 18 Terminalia catappa L.
Bunga:
Berukuran kecil, putih bulir, majemuk, berwarna kuning
kehijauan dengan panjang 5-25 cm berada di ujung daun.
Bunga tak bermahkota, dengan kelopak berjumlah 5,
bentuk piring atau lonceng yang berukuran 4-8 mm. Benang
sari dalam lingkaran yang tersusun lima-lima.
Buah:
Buah batu berbentuk telur gepeng, bersegi atau bersayap
sempit dengan ukuran 2.5-7 x 4-5.5 cm, berwarna hijau-
kuning-merah, atau ungu kemerahan jika masak.
Biji:
Tipe biji normal, dapat dimakan.
Batang:
Kulit batang halus berwarna hijau pada saat muda,
dan kecoklatan pada saat mengalami pertumbuhan
setelah dewasa.



\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

espesia populnea (L.)
Soland. ex Correa.

Famili: Biji:
Malvaceae Tipe biji normal, halus dan berambut, biji 4 per sel
Sinonim: membentuk telur sungsang.
Bupariti populnea (L.) Rothmaler., Hibiscus bacciferus Batang:
Forster., H. macrophyllus (Bl.) Oken., H. populneus L., Batang tertutup rapat dengan sisik coklat
Malvaviscus populneus (L.) Gaertn., Novella litorea Rumph., keperakan, menggundul.
Akar:
espesia banalo Blanco., T. howii Hu., T. macrophylla Akar normal, serabut.
Blume., T. populneoides Roxb. Ciri khusus:
Nama daerah: Daunnya lebih tebal dan lebih panjang daripada
Waru laut, Waru lot (Ind.), Baru laut (Simeulue), Baru lot, Hibiscus tilaceus.
Beru lot (Madura), Waru pantai, Salimuli. Fenologi:
Spesies yang mirip: Perbungaan berbentuk aksiler, soliter, besar, bunga kuning
Hibiscus tiliaceus L., Hibiscus similis Bl. membuka pada sekitar jam 10 pagi, menjadi orange-
Habitus: kemerahan pada siang hari, kemudian memudar menjadi
Berbentuk pohon kecil dan mencapai ketinggian pink pada pohon dan tidak gugur selam beberapa hari.
hingga 2-10 m. Perbanyakan secara alami dilakukan dengan biji dan
Daun: penyebarannya melalui air.
Susunan daun tunggal, berseling, dan berbentuk hati Habitat:
(cordate), ujung daun meruncing, panjang 15-20 cm, tebal Habitat alami di pantai, dan berada di daerah pinggir pantai
dan halus, tidak berambut, tulang daun kekuning-kuningan terutama di wilayah pesisir. Selain itu dapat ditanam di
dan menjari. Daun bertangkai panjang, dengan tepi rata, pinggir jalan sebagai tanaman hias dan peneduh.
dengan kelenjar kulit kecil di antara pangkal tulang daun Kegunaan:
utama di sisi bawah daun. Daun muda bersisik coklat rapat. Kayunya dapat dimanfaatkan sebagai furniture, konstruksi
Bunga: ringan, lantai, bahan-bahan percetakan, alat-alat musik,
Bunga berdiri sendiri di ketiak daun, aksiler, soliter, besar. alat-alat rumah tangga, dan badan mobil. Pegagannya dapat
Bertangkai panjang dan bersisik. Daun kelopak tambahan digunakan untuk pendempul dan pembuat tali. Daun muda
3, amat kecil dan lekas rontok, mahkota berbentuk bundar sebagai lalapan, kayu dan getah kuning dari buah dan bunga
telur, sungsang, menyerong. Kelopak seperti cawan, menghasilkan pencelup, kayu teras sebagai obat kolik dan
panjang 12-14 mm, dengan gigi yang sangat kecil. Mahkota demam. Selain itu daun dan buah digunakan sebagai obat
berbentuk lonceng, 6-7 cm, kuning muda dan akhirnya penyakit kulit.
merah, dengan noda bercak (ungu) pada pangkalnya.
Bergetah kuning.
Buah:
Buah kotak dengan bentuk bola pipih sampai bentuk telur
lebar, bersudut 5, diameter 2.5-4.5 cm, tidak membuka atau
membuka lambat.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^
Gambar 19 Thespesia populnea (L.) Soland. ex Correa.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Xylocarpus granatum Koen.

Famili: Buah:
Meliaceae Buah seperti kelapa, dengan berat 1-2 kg, warna hijau
kecokelatan hingga cokelat kekuningan dengan ukuran
Sinonim: buah berdiameter 10-25 cm, permukaan kasar berkayu,
Amoora salomoniensis C. DC., Carapa granatum (Koen.) mengandung 6-18 biji.
Alston., C. indica A. Juss., C. moluccensis auct. non Lam., C. Biji:
obovata Blume., Granatum littoreum parvifolium Rumph., Tipe biji normal, berbentuk persegi empat, panjang hingga
G. obovatum (Blume) Kuntze., G. oblongifolia Gri ., 6 cm, berwarna coklat. Susunan biji sangat rapid an rapat
Monosoma littorata Gri ., Xylocarpus bednadirensis Mattei., seperti puzzle fruit.
X. carnulosus Zoll. & Morr., X. minor Rydley., X. moluccensis Batang:
auct. non M. Roem., X. obovatus (Blume) A. Juss. Batang seringkali berlubang terutama batang yang sudah
tua, kulit kayu berwarna cokelat muda-kekuningan, tipis
Nama daerah: mengelupas, sementara pada cabang yang muda, kulit kayu
Niri, Nyireh, Nyiri, Nyireh bunga, Nyireh udang, Nyiri berkeriput. Pola pengelupasan kulit acak dan berbintik,
hutan, Pohon kira-kira, Jomba, Banag-banang, Siri, Nilyh, serta halus.
Nyuru, Jombok gading, Buli, Bulu putih, Buli hitam, Inggili, Akar:
Nipa, Niumeri kara, Mokmof, Kabau. Akar banir dan akar papan, sering dijumpai sistem akar
berupa akar napas atau permukaan seperti pita.
Spesies yang mirip: Ciri khusus:
Xylocarpus moluccensis, Xylocarpus rumphii. Banir tumbuh dengan baik, akar seperti ular yang
berombak, buah bulat seperti melon yang keras
Habitus: berwarna coklat kekuningan.
Berbentuk pohon dan mencapai ketinggian hingga 10-20 m Fenologi:
dengan diameter hingga 1 m. Berbunga sepanjang tahun antara 3-4 bulan, berbuah
terutama pada bulan Juli-Agustus dan November-
Daun: Desember. Pembuahan hingga masak 10 bulan,
Susunan daun majemuk, berseling, anak daun biasanya penyebaran biji melalui air.
terdiri dari 2 pasang, dan ada yang sendiri, tebal. Bentuk Habitat:
anak daun elips sampai bulat telur sungsang dengan ujung Tumbuh di sepanjang pinggiran pasang surut, pinggir
daun membundar. Ukuran daun 4.5-17 cm x 2.5-9 cm. daratan dari mangrove bagian dalam dengan salinitas
rendah 0.1-3%, dan lingkungan payau yang tidak terlalu
Bunga: asin. Seringkali mengelompok dalam jumlah yang besar.
Bunga terdiri dari 2 jenis kelamin atau bunga betina saja Kegunaan:
(uniseksual), bentuk malai, tumbuh di ketiak daun. Tandan Kulit batang kaya akan tanin digunakan sebagai pewarna
bunga panjangnya 2-7 cm muncul dari dasar ketiak tangkai pakaian, batangnya digunakan sebagai kayu bakar dan
daun, dan tangkai bunga panjangnya 4-8 mm. Formasi/ bahan pembuatan arang. Tumbuhan ini digunakan untuk
rangkaian bunganya 8-20 bunga per gerombol. Daun merehabilitasi kawasan pantai.
mahkotanya berjumlah 4, berwarna krem sampai putih
kehijauan dengan bentuk lonjong dan bertepi bundar,
ukuran panjang 5-7 mm. Kelopak daunnya 4 helai,
berwarna hijau kekuningan, panjangnya 3 mm. Benang sari
berwarna putih atau krem yang menyatu dengan pembuluh
(tube). Ukuran bunga berdiameter 1-1.2 cm.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^
Gambar 20 Xylocarpus granatum Koen.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^
Gambar 21 Abrus precatorius L.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

4.2. JENIS TUMBUHAN BERHABITUS BUKAN POHON

Abrus precatorius L.

Famili: Biji:
Fabaceae Biji berbentuk bulat, kecil, cokelat.
Sinonim: Batang:
A. laevigatus E. Mey., A. melanospermus Hassk., Tegak, berkayu, bulat, permukaan halus, batang
A. pulchellus Wall. muda berwarna ungu, percabangan monopodial,
Nama daerah: hitam keputih-putihan.
Saga hutan (Ind.), aga (Aceh), Seugeu (Gayo), Parusa Akar:
(Mentawai), Kundi, Saga buncik, Saga ketek (Minangkabau), Akarnya berupa akar tunggang, berwarna putih kotor.
Kanderi, Kunderi (Lampung), Kitoke laut (Sunda), Segawe Ciri khusus:
sabrang (Jawa), Sagabhinek (Madura), Taning bajang Kulit, batang, dan daun mengandung saponin dan
(Dayak), Saghanal, Kangean (Nusa tenggara), Bibilaka
(Alor), Wolipopo (Gorontalo), Idi-idima lako (Ternate). avonoida. Selain itu kulit batang mengandung tanin, dan
Spesies yang mirip: daun mengandung polifenol.
Adenanthera pavonina L. Fenologi:
Habitus: Polinasi dilakukan oleh burung atau serangga dan angin.
Semak, mampu menjadi pohon, tinggi 15 m. Habitat:
Daun: Tumbuh mulai dataran rendah hingga ketinggian 250 m
Majemuk, berseling, tangkai daun silindris, panjang daun dpl, tetapi sering ditemukan juga di daerah yang berawa dan
7 cm, berwarna hijau kecoklatan, anak daun lonjong, halus, mempunyai salinitas rendah.
tepi rata, ujung tumpul, pertulangan daun menyirip, ukuran Kegunaan:
anak daun 2-3 x 1-2 cm, hijau. Kulit batang dapat digunakan sebagai pencuci luka yang
Bunga: lama. Akar saga berkhasiat anti radang dan melancarkan
Majemuk, bentuk bulir, berkelamin dua, di ujung batang air seni, sedangkan daun berkhasiat anti batuk, mencegah
dan ketiak daun, tangkai silindris dengan ukuran 2 mm, sariawan, dan radang tonsil, mengencerkan dahak di
hijau keunguan. Kelopak berbentuk corong, pecah, gundul, tenggorokan, panas perut. Biji saga berkhasiat anti radang
hijau pucat. Mahkota berbentuk bintang, kuning. Benang dan anti parasit.
sari panjang 1 cm, hijau pucat, tangkai putik panjang 8 mm,
putih, kepala sari berbentuk bola kecil, putih.
Buah:
Bentuk kotak, bulat, diameter 2 mm, pada saat muda
berwarna hijau, cokelat pada saat tua.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Acanthus ilicifolius L.

Famili: Biji:
Acanthaceae Biji berbentuk ginjal, jumlahnya 2-4 buah.
Sinonim: Batang:
A. neo-guineensis, Aquifolium indicum Rumph. Batang semu.
Nama daerah: Akar:
Jeruju, Darulu, Deruju, Jeruju hitam, Tepus sigung. Akarnya berupa akar tunggang, berwarna putih kekuningan.
Spesies yang mirip: Ciri khusus:
Acanthus volubilis Wall., Acanthus ebracteatus Vahl. Kadang-kadang tumbuh akar yang mirip dengan akar
Habitus: tunjang, bentuk semak dapat ditemukan di sepanjang
Semak, tinggi 1.5 m. daerah pasang surut dan bagian tepi daratan di wilayah
Daun: mangrove.
Daun tunggal , berhadapan, ukuran 5-15 cm, berbentuk Fenologi:
lanset, berduri (duri terletak dibagian tepi daun), berjajar Polinasi dilakukan oleh burung atau serangga.
ke bawah. Habitat:
Bunga: Dekat dengan mangrove dan berada di dalamnya, atau di
Bulir, panjang 10-20 cm, di ujung mahkota berwarna biru daerah mangrove yang terbuka.
terang warna ungu. Kegunaan:
Buah: Akar digunakan untuk pengobatan seperti radang hati
Buahnya berupa buah kotak, bulat telur, panjang ± 3 cm, (hepatitis) akut dan kronis, pembesaran hati dan limpa,
berwarna cokelat kehitaman. pembesaran kelenjar limpa, termasuk pembesaran kelenjar
limpa pada tuberkulosis (TBC) kulit, gondongan, sesak
napas, cacingan, nyeri lambung, sakit perut, kanker,
terutama kanker hati. Biji digunakan untuk pengobatan
bisul dan cacingan.

Gambar 22 Acanthus ilicifolius L.





\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Acanthus volibilis Wall.

Famili: Biji:
Acanthaceae Biji berbentuk ginjal, jumlahnya 2-4 buah.
Nama daerah: Batang:
Jeruju. Batang semu.
Spesies yang mirip: Akar:
Acanthus ilicifolius L., Acanthus ebracteatus Vahl. Akarnya berupa akar tunggang.
Habitus: Ciri khusus:
Semak, tinggi 4-8 m. Kadang-kadang tumbuh akar yang mirip dengan
Daun: akar tunjang, bentuk semak dapat ditemukan
Tunggal, berhadapan, berukuran 2.5-5.0 cm, berbentuk di sepanjang daerah pasang surut dan bagian tepi
oblong- lanset, tanpa duri. daratan di wilayah mangrove.
Bunga: Fenologi:
Bunga berukuran 1.9-2.5 cm, mahkota berwarna putih dan Polinasi dilakukan oleh serangga dan air.
berubah coklat ketika tua. Habitat:
Buah: Seperti spesies Acanthus lainnya, dekat dengan magrove dan
Buah jarang terbentuk, berbentuk kapsul, ellipsoid dan di dalamnya atau di daerah mangrove terbuka.
pipih dengan ukuran 2.5 cm. Kegunaan:
Menurut cerita masyarakat Malaysia bubuk dari biji dapat
dijadikan obat pembersih darah dan obat bisul.

Gambar 23 Acanthus volibilis Wall.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^
Gambar 24 Acrostichum aureum L.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Acrostichum aureum L.

Famili: Biji:
Pteridaceae Bukan berbentuk biji tetapi berbentuk spora.
Sinonim: Batang:
Acrostichum inaequale Willd., A. obliquum Blume., A. Batang berupa rhizome yang keras, timbul dan lurus,
spectabile Zoll., Chrysodium aureum Mett., C. inaequale Fee., ditutupi oleh urat besar. Menebal di bagian pangkal, cokelat
C. vulgare Fee. tua dengan peruratan yang luas, pucat, tipis ujungnya,
Nama daerah: bercampur dengan urat yang sempit dan tipis.
Hata diuk, Paku tjaj, Kala keok, Wikakas, Krakas, Wrekas, Akar:
Paku laut, Piai raya. Berbentuk akar rimpang, sama dengan Acrostichum
Spesies yang mirip: speciosum, tidak mempunyai akar udara.
Acrostichum speciosum Willd., Acrostichum danaefolium. Ciri khusus:
Habitus: Seringkali keliru dengan A.speciosum. Secara umum,
Terna yang membentuk tandan di tanah, tinggi mencapai A.aureum lebih tinggi, dan individu mudanya lebih
4 m. kemerahan dibandingkan dengan A.speciosum yang
Daun: kecokelatan.
Panjang 1-3 m, memiliki tidak lebih dari 30 pinak daun. Fenologi:
Pinak daun letaknya berjauhan dan tidak teratur. Pinak Polinasi dilakukan oleh angin dan tumbuh sepanjang tahun.
daun terbawah selalu terletak jauh dari yang lain dan Habitat:
memiliki tangkai yang panjangnya 3 cm. Ujung daun fertil Terna tahunan yang tumbuh di mangrove dan pematang
berwarna cokelat seperti karat. Bagian bawah dari pinak tambak, sepanjang kali dan sungai payau serta saluran.
daun tertutup secara seragam oleh sporangia yang besar. Tingkat toleransi terhadap genangan air laut tidak setinggi
Ujung pinak daun yang steril dan lebih panjang membulat A.speciosum. Ditemukan di bagian daratan dari mangrove.
atau tumpul dengan ujung yang pendek. Duri banyak, Biasa terdapat pada habitat yang sudah rusak, seperti
berwarna hitam. Peruratan daun menyerupai jaring. Sisik areal mangrove yang telah ditebangi yang kemudian akan
yang luas, panjang hingga 1 cm, hanya terdapat di bagian menghambat tumbuhan mangrove untuk beregenerasi.
pangkal dari tangkai, menebal di bagian tengah. Spora besar Tidak seperti A.speciosum, jenis ini menyukai areal yang
dan berbentuk tetrahedral. terbuka terang dan disinari matahari.
Kegunaan:
Akar rimpang dan daun tua digunakan sebagai obat. Daun
digunakan sebagai pakan dan alas ternak. Daun mudanya
dilaporkan dimakan di Timor dan Sulawesi Utara.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^
Gambar 25 Acrostichum speciosum Willd.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Acrostichum speciosum Willd.

Famili: Biji:
Pteridaceae Bukan berbentuk biji tetapi berbentuk spora.
Sinonim: Batang:
Acrostichum aureum var. schmidtii (Christ) C. Chr., Batang semu (paku – pakuan).
Chrysodium aureum var. schimidtii Christ., C. speciosum Fee. Akar:
Nama daerah: Tidak memiliki akar udara, dalam bentuk akar rimpang.
Piai lasa. Ciri khusus:
Spesies yang mirip: A.speciosum lebih rendah, dan individu mudanya
Acrostichum aereum Willd., Acrostichum danaefolium. lebih kecoklatan.
Habitus: Fenologi:
Terna yang membentuk tandan di tanah, tinggi mencapai Polinasi dilakukan oleh angin. Paku-pakuan tahunan.
1.5 m. Tumbuh pada areal mangrove yang lebih sering tergenang
Daun: oleh pasang surut. Khususnya tumbuh pada gundukan
Lanset, majemuk, ujung daun meruncing. Pada umumnya lumpur yang “dibangun” oleh udang dan kepiting. Biasanya
panjangnya kurang dari 1 m dan memiliki pinak daun menyukai areal yang terlindung. Daun yang fertile
fertil berwarna karat pada bagian ujungnya, tertutup secara dihasilkan pada bulan Agustus hingga April. “Kecambah”
seragam oleh sporangia besar. Pinak daun berukuran kira- (sebenarnya “bibit spora”) berlimpah pada bulan Januari
kira 28 x 10 cm. Pinak daun yang steril memiliki ujung lebih hingga April (di Jawa).
kecil dan menyempit. Jenis ini berbeda dengan A.aureum Habitat:
dalam hal ukuran pinak daunnya yang lebih kecil dan Tepi sungai dengan daerah yang memiliki salinitas air
ujungnya meruncing, permukaan bagian bawah pinak daun rendah, dan perairan tawar.
yang fertil berwarna coklat tua dan ditutupi oleh sporangia, Kegunaan:
serta daun mudanya berwarna hijau-kecoklatan. Peruratan Obat luka dan bisul, alas kandang ternak, tanaman yang
daun berbentuk jaring. Sisik luas, panjang hingga 1 cm, tumbuh cepat di lahan reklamasi.
hanya terdapat di bagian pangkal daun. Sisik menebal di
bagian tengah. Spora besar dan berbentuk tetrahedral.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Ageratum conyzoides L.

Famili: Biji:
Asteraceae Berbentuk seperti padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul
atau berambut jarang, hitam.
Sinonim: Batang:
Ageratum latifolium, A. cordifolium, A. album, A. odoratum, Tegak atau terbaring. tangkai berambut.
A. obtusifolium. Akar:
Tunggang, putih kotor.
Nama daerah: Ciri khusus:
Bandotan, Babandotan, Dus bedusan (Madura), Wedusan Herbal tahunan yang tumbuh sekitar 60 cm tinggi dan
(Jawa), Rumput bulu (Dayak). menghasilkan bunga-bunga ungu kecil di bagian atas
batang berbulu.
Spesies yang mirip: Fenologi:
Ageratum houstonianum. Tumbuh sepanjang tahun dengan penyerbukan dibantu
oleh angin.
Habitus: Habitat:
Herba, tinggi 60 cm. Tumbuh di ketinggian 1 sampai 2100 meter di atas
permukaan laut. Tumbuh di sawah-sawah, ladang, semak
Daun: belukar, halaman kebun, tepi jalan, tanggul, dan tepi air.
Tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi Kegunaan:
beringgit, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, pertulangan Digunakan secara luas dalam pengobatan tradisional
menyirip, tangkai pendek, hijau. Majemuk, di ketiak daun, oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Di India, A.
bongkol menyatu menjadi karangan, bentuk malai rata, conyzoides L. digunakan sebagai bakterisida, antidisentri
panjang 6-8 mm. Daun beraroma bulu kambing. dan anti-lithik. Sedangkan di Brazil, perasan/ekstrak
tanaman ini sering dipakai untuk menangani kolik, u dan
Bunga: demam, diare, rheumatik dan efektif mengobati luka bakar.
Kelopak berbulu, hijau, mahkota bentuk lonceng, putih Di Indonesia, A. conyzoides L. banyak digunakan untuk obat
atau ungu. luka, radang (in amasi) dan gatal-gatal.

Buah:
Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^
Gambar 26 Ageratum conyzoides L.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Alternanthera sessilis (L.) R. Br.

Famili: Akar:
Amaranthaceae Tunggang dan putih kecokelatan, kuat, tumbuh dari buku-
Sinonim: buku batang.
Alternanthera nodi ora R. Br. Ciri khusus:
Nama daerah: Akar Alternanthera sp., seperti rhizoma tetapi membentuk
Ormak (Toba, Ind.), Jukud demah (Lampung), Kremek, akar tunggang yang kuat pada setiap ruas/buku. Selain itu
Tolod, Tolod soyah (Sunda), Bayem kremah, Kremah, mampu menjadi terna musiman pada saat kondisi tidak
Kremi, Matean (Jawa). memungkinkan karena dapat tumbuh dengan cepat.
Spesies yang mirip: Fenologi:
Alternanthera philoxeroides (Mart.) Griseb., A. amoena Polinasi dilakukan oleh angin dan air.
Voss., A. strigosa Hassk. Habitat:
Habitus: Tepi sungai dengan daerah yang memiliki salinitas rendah,
Semak merambat tahunan atau dalam kondisi yang tidak perairan tawar, kelembaban tempat harus konstan atau
memungkinkan menjadi musiman. periodik tinggi, dan dapat juga ditemukan di lahan basah
Daun: lainnya. Selain itu dapat ditemukan juga pada daerah
Daun tunggal, berhadapan, bentuk lonjong, ujung daun dan dataran rendah sampai ketinggian 1000 m dpl, pada tempat
pangkal daun meruncing, hijau. terbuka atau dengan naungan sedikit.
Bunga: Kegunaan:
Perbungaan bentuk bulir, di ketiak daun dan di ujung Seluruh bagian tanaman dapat mengobati sakit kejang,
batang, mahkota bunga berwarna putih kehijauan. berak darah. Daun kremah digunakan sebagai obat
Buah: pendingin di kepala pada saat sakit demam dan sakit
Buah kotak, warna cokelat, biji bulat, dan hitam. kepala. Selain itu di daerah Pasundan, daunnya dimakan
Batang: sebagai lalab.
Merambat, batang masif, berbuku-buku, warna hijau
kekuningan. Batang seluruhnya atau sebagian besar terletak
pada tanah, dari buku-buku keluar akar, bercabang, panjang
batang sampai 1 m.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^
Gambar 27 Alternanthera sessilis (L.) R. Br.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Chloris barbata Sw.

Famili: Akar:
Poaceae Akar serabut.
Sinonim: Ciri khusus:
Andropogon barbatus sensu L., A. polydactylos L., Chloris Sangat tahan pada tempat yang salinitasnya tinggi.
barbata Swartz var. divaricata Kuntze., C. barbata Swartz Fenologi:
var. normalis Kuntze., C. dandyana C. D. Adams., C. in ata Berbunga sepanjang tahun.
Link., C. paraguaiensis Steudel., C. rufescens Steudel. Habitat:
Nama daerah: Jenis rumput ini dapat berkembang biak dan tumbuh
Rumput jarong, Rumput jejarongan. pada tempat-tempat terbuka, banyak ditemukan tumbuh
Spesies yang mirip: di pinggiran jalan, rel kereta api, atau di sekitar lapangan
Chloris andropogonoides, Chloris ciliata. terbang. Rumput ini sangat tahan terhadap garam dan
Habitus: kekeringan, oleh sebab itu sering ditemukan tumbuh
Herba tahunan. bersama-sama dengan rumput lain.
Daun: Kegunaan:
Daun kebanyakan cauline, mengumpul di bawah dan Selain sebagai tanaman hias, rumput ini dapat bermanfaat
warnanya mencolok, distichous dan mempunyai selubung sebagai penahan erosi. Di tempat lain, daun tempel
daun pada dasar daun. Sarung daun kebanyakan terbuka diterapkan secara eksternal dalam penyakit kulit. Jus daun
atau longgar, strukturnya halus dan tidak berbulu. digunakan untuk demam, diare dan diabetes. Rumput ini
Bunga: berfungsi sebagai penutup tanah, menambah estetika pada
Bunga biseksual dan berdaging mempunyai anthera 3; suatu lanskap sebagai penahan erosi.
0,6-0,7 mm dan stigma 2, termasuk jenis perbungaan
tandan bentuk malai dengan cabang sempit yang berbentuk
gugusan atau spicate, cabangnya banyak lebih dari 10
perbungaan terminal dan soliter terdiri dari satu kuntum
yang subur dengan kuntum berkurang di puncak. Spikelet
sessil atau subsessil, semu spikelet sama fertil, soliter pada
nodus malai. Mempunyai lemma dan palea, lemma berbeda
dengan palea karena palea lebih pendek dari lemma.
Buah:
Buah caryopsis dengan pericarp pada bagian punggung
pipih, bersegi tiga, estipitate, tanpa sulkus panjang
1,2 mm halus, embrio 0,75 caryopsis panjang.
Endosperma seperti tepung.
Biji:
Mempunyai struktur perikarp yang lunak dan mempunyai
endosperma yang seperti tepung.
Batang:
Batang selubang sangat pipih dan tegak, umurnya tahunan.
Bentuknya seperti pisau yang panjang, batang berbentuk
elips di bagian ruas, cabang lateral kurang atau jarang,
batang bulat, silinder di bagian silang atau polygonal, stem
ruas padat atau spons.

Gambar 28 Chloris barbata Sw.



\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Cleome rutidosperma D.C.

Famili: Biji:
Cappraceae Kecil dan berpenampang 1.75 – 2.00 mm,
Sinonim: mempunyai lapisan elaiosom berwarna keputih–
Cleome ciliata Schmach. & onn. putihan, permukaannya tidak rata dan warnanya
Nama daerah: coklat kehitam-hitaman.
Gunda, Maman ungu, Maman lelaki. Batang:
Habitus: Tegak, segi empat, berbulu, dan padat.
Herba tahunan. Akar:
Daun: Tunggang dan putih cokelat.
Majemuk, trifoliate, spiral, dan alternate. Ciri khusus:
Bunga: Tumbuhan lunak dan pendek, biasanya tumbuh merapat
Bunga biseksual, soliter, berwarna pink, biru atau ungu, dan dan mengelompok di sepanjang jalur tanaman yang sudah
memiliki 4 daun kelopak. berproduktif ataupun belum berproduktif.
Buah: Fenologi:
Berbentuk menyerupai pedang dengan ujung yang runcing, Biasanya berbunga dari Mei-September dan kadang-kadang
panjangnya 5-7 cm dan lebar 4-5 mm, panjang tangkai di sampai Januari.
atas bekas tempat daun tajuk 8-12 mm, berbiji banyak. Habitat:
Berawa dan berair dengan lahan yang basah.
Kegunaan:
Sebagai obat tetes mata ataupun digunakan sebagai
campuran tembakau.

Gambar 29 Cleome rutidosperma D.C.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^
Gambar 30 Clerodendrum serratum (L.) Moon.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Clerodendrum serratum (L.) Moon.

Famili: Biji:
Capparidaceae Dikotil, kecil, berpenampang 1,75-2 mm, mempunyai
Sinonim: elaiosom keputih-putihan, permukaannya tidak rata,
Clerodendron fortunatum Burm. ex Moldenke., warnanya cokelat kehitam-hitaman.
Clerodendron serrulatum Spreng. ex Razi., Cleome guinnensis Batang:
Hook. f., Cleome rutidosperma var. hainanensis J.L. Shan., Batang berongga, berbongkol besar, bersegi dan berbulu
Cleome rutidosperma DC. ex Schult. f., Cleome thyrsi ora De halus, tumbuh tegak atau melengkung, tingginya 5-80 cm,
Wild. & T. Durand., Volkameria serrata L. agak lunak/lemas, membentuk percabangan yang banyak
Nama daerah: dan tersebar, daun-daun yang terdapat di sebelah atas
Senggugu, Singgugu (Sunda), Srigugu, Sagunggu (Jawa), bertangkai lebih pendek.
Kertase, Pinggir tosek (Madura), Sinar bangkudu (Batak Akar:
toba), Tinjau handak (Lampung). Akar warnanya abu-abu.
Spesies yang mirip: Ciri khusus:
C. Ciliata Schum. & onn. Buah berbentuk pedang dengan ujung yang runcing.
Habitus: Fenologi:
Semak. Berbunga dari bulan September- Desember, sepanjang
Daun: tahun, tumbuh pada tanah lembab atau agak kering
Daun tunggal, tebal dan kaku, bertangkai pendek, letak terutama lokasi terbuka, sering tumbuh mengelompok.
berhadapan, bentuk bundar telur sampai lanset, ujung dan Habitat:
pangkal runcing, tepi bergerigi tajam, pertulangan menyirip, Tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka atau agak
kedua permukaan berambut halus, panjang 8-30 cm, lebar terlindung, bisa ditemukan di hutan sekunder, padang
4-14 cm, warnanya hijau. alang-alang, pinggir kampung, tepi jalan atau dekat air
Bunga: yang tanahnya agak lembab, dari dataran rendah sampai
Perbungaan majemuk bentuk malai yang panjangnya 6-40 1.700 m dpl.
cm, warnanya putih keunguan, keluar dari ujung-ujung Kegunaan:
tangkai, kelopak berbulu halus. Tangkai bunga 2-3 cm. Obat bisul, obat patah tulang, penawar gigtan ular, obat
Buah: borok, rematik, obat busung lapar, cacingan, asma,
Buah berbentuk pedang dengan ujung yang runcing, masih bronchitis, susah kencing, malaria dan menjernihkan suara.
muda hijau, setelah tua hitam.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^
Gambar 31 Cordia dichotoma G. Forst.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Cordia dichotoma G. Forst.

Famili: Buah:
Boraginaceae Buah berwarna kuning atau merah muda kuning
Sinonim: yang berubah kecokelatan pada penuaan dan getah
Arbor glutinosa Rumphius., Cordia blancoi Vid., C. gri hii menjadi kental.
C.B. Clarke., C. myxa auct. non. L., C. obliqua auct. non. Biji:
Willd., C. suaveolens Bl., C. suaveolens Vidal., C. subdentata Bulat telur, permukaan beralur, dan berlendir cokelat.
Miq., Varronia sinensis Loureiro. Batang:
Nama daerah: Kulit batang coklat keabu – abuan, halus atau
Anuanga, Cena, Kanonang, Kendal, Knadate, Lantolo, keriput longitudinal.
Mampapu, Manonang, Nonang, Nunang, Onunang, Akar:
Temampapu, Teo-teo, Tomatangtang, Toteo,Gigiwangan, Tunggang dan putih kecokelatan.
Nona burung, Petekat, Sekendal. Ciri khusus:
Spesies yang mirip: Mampu tumbuh menjadi pohon, dan memiliki getah kuning
Cordia premnifolia Ridl. yang tidak lengket.
Habitus: Fenologi:
Perdu, mampu menjadi pohon dengan ketinggian 6-20 m Berbunga sepanjang tahun.
dan diameter hingga 11.5 cm. Habitat:
Daun: Tumbuh di hutan basah, tumbuh di daerah yang lembab,
Daun ovate, alternate dan berhadapan, bersilangan, panjang dan berada pada genangan air. Selain itu dapat tumbuh di
tangkai daun 2.5 cm, ukuran daun 13 x 6 cm, ujung daun rawa, dan jurang yang lembab.
runcing, permukaan atas daunnya berbulu. Kegunaan:
Bunga: Kulit batang dapat digunakan sebagai obat demam
Biseksual, bunganya mengintai pendek, warna putih hanya dan obat kuat.
terbuka pada malam hari.



\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Cymbopogon cambodgiensis L.

Famili: Biji:
Poaceae Bulat panjang.
Batang:
Nama daerah: Tidak berkayu, beruas-ruas pendek, putih.
Rumput welingi. Akar:
Akar serabut.
Spesies yang mirip: Ciri khusus:
Cymbopogon nardus, Cymbopogon winterianus. Mempunyai aroma yang khas yang tidak disukai
oleh nyamuk.
Habitus: Fenologi:
Semak. Berbunga sepanjang tahun.
Habitat:
Daun: Tumbuh di rawa yang tergenang air.
Majemuk, bentuk malai. Kegunaan:
Dapat dimakan dan memunyai aroma yang khas yang tidak
Bunga: disukai nyamuk.
Karangan bunga berseludang.

Buah:
Buah seperti padi, bulat panjang, pipih, putih kekuningan.

Gambar 32 Cymbopogon cambodgiensis L.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^
Gambar 33 Cymbopogon nardus (L.) Rendle.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Cymbopogon nardus (L.) Rendle.

Famili: Buah:
Poaceae Buah seperti padi, bulat panjang, pipih, putih kekuningan.
Sinonim: Biji:
Andropogon nardus, Cymbopogon conferti orus Sapt., Bulat panjang, cokelat.
Oleium citronellae. Batang:
Nama daerah: Tidak berkayu, beruas – ruas pendek, putih.
Sereh, Sere (Jawa), Sarai, Sorai, Sange-sange (Sumatera), Akar:
Belangkak, Senggalau, Salai (Kalimantan), See, Nau sina, Bu Akar serabut, putih kekuningan.
muke (Nusa tenggara), Sare (Sulawesi), Hisa, Isa (Maluku). Ciri khusus:
Spesies yang mirip: Mempunyai aroma khas yang tidak disukai oleh nyamuk.
Cymbopogon combodgiensis, Cymbopogon winterianus. Fenologi:
Habitus: Tumbuh sepanjang tahun.
Herba tahunan dengan tinggi 50-100 cm. Habitat:
Daun: Tumbuh di rawa yang kaya dengan air, tumbuh liar di
Rumput harum, abadi, panjang daun 1 m dan lebar 1.5 cm. ketinggian 0-900 m dpl. Selain itu dapat tumbuh pada
Daun tunggal, berjuntai, bagian bawah agak kasar, tulang kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan sekalipun.
daun sejajar. Kegunaan:
Bunga: Dapat dimakan dan mempunyai bau yang khas untuk
Majemuk, bentuk malai, karangan bunga berseludang, penangkal nyamuk. Selain itu menghasilkan minyak atsiri,
terletak dalam satu tangkai, bulir kecil, benang sari melancarkan sirkulasi darah. Akar dapat digunakan sebagai
berlepasan, kepala putik muncul dari sisi, putih. peluruh kencing darah. Daun dapat digunakan sebagai
peluruh sakit perut.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^
Gambar 34 Derris trifoliata Lour.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Derris trifoliata Lour.

Famili: Buah:
Fabaceae Polong berkulit, bulat memanjang dan hampir
Sinonim: membundar, tipis/pipih dan bergerombol.
Derris uliginosa (Willd.) Benth., D. heterophylla (Willd.) Ukuran buah 2-4.5 x 2.5 x 3.5 cm.
Backer ex. K. Hayne., Deguelia trifoliata (Lour.) Taub., Biji:
Robinia uliginosa Willd., Dalbergia heterophylla. Satu atau dua berkeriput, hampir bundar, hijau-perunggu
Nama daerah: ketika kering. Ukuran biji 12 x 11 mm.
Ketower, Ambung, Kambingan, Tuwa areuy, Ki areuy Batang:
tongeret, Gadel, Kamulut, Toweran, Tuba abal, Tuba laut. Kulit kayu berwarna cokelat tua, halus dengan lentisel
Spesies yang mirip: merah muda. Batang yang muda berwarna merah tua
Derris pinnata (Lour.) Prain. dengan memiliki banyak lentisel.
Habitus: Akar:
Liana, kadang-kadang tumbuh dalam bentuk semak. Akar tunggang.
Daun: Ciri khusus:
Memiliki 3-7 pinak daun, permukaan atas berwarna Memiliki akar nafas untuk menyerap oksigen.
hijau mengkilat, dan bagian bawah abu-abu hijau, unit Fenologi:
dan letak daunnya majemuk bersilangan, bentuknya bulat Bunga muncul pada bulan September – November,
telur atau elips, ujung daunnya meruncing, berukuran sementara buah muncul di bulan November – Desember
6 – 13 x 2 – 6 cm. (di Australia). Polinasi dapat terjadi karena air dan kadang –
Bunga: kadang karena angin.
Biseksual, tandan bunga panjangnya 7-20 cm dan tangkai Habitat:
bunga panjangnya 2 mm. letak di ketiak batang yang Tumbuh pada substrat berpasir dan berlumpur pada bagian
tumbuh horizontal di sepanjang permukaan tanah. tepi daratan dari habitat mangrove, menyukai daerah yang
Formasinya bulir, daun mahkotanya berwarna ungu agak sering mendapat pasokan air tawar, tergenang secara tidak
putih-merah muda pucat, panjangnya sekitar 1 cm. Benang teratur oleh pasang surut air.
sari mempunyai bagian atas tumbuh sendiri, sementara Kegunaan:
yang lainnya bersatu. Mengobati gangguan pencernaan dan reumatik,
meracuni ikan.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Eichornia crassipes (Mart.) Solms.

Famili: Akar:
Ponterediaceae Akar gantung yang dapat mengambang di air dan
Sinonim: bercabang-cabang halus, permukaan halus.
Eichornia seciosa Kunth., Piaropus crassipes (Mart.) Raf. Ciri khusus:
Nama daerah: Tumbuhan ini mempunyai petioles yang dapat
Eceng gondok (Ind.), Kelipuk (Ogan, Sumsel), menggembung yang memungkinkan dapat mengapung
Ringgak (Komering, Sumsel), Ilung-ilung (Kalimantan), di permukaan air.
Tumpe (Manado), Mampai (Kutai), Gendot (Jawa), Fenologi:
Bengok (Banten). Berkembang biak dengan stolon (vegetative), dan juga secara
Habitus: generative. Perkembangbiakan secara vegetative sangat
Herba/terna yang mengapung. menetukan untuk berkoloni. Tumbuhan ini tergantung pada
Daun: ketersediaan O2 yang terlarut di dalam air.
Daun berlilin, dapat mencapai 90 cm. Berbentuk bundar Habitat:
telur lebar dengan tulang daun yang melengkung, rapat Tumbuh di kolam dangkal, tanah basa dan rawa, aliran air
dengan panjang 7-25 cm, gundul dan daun berwarna yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai.
hijau mengilat. Selain itu dapat beradaptasi pada keadaan yang ekstrim dari
Bunga: ketinggian air, arus air, perubahan ketersediaan nutrient,
Bunga yang majemuk dalam malai dapat mencapai pH, temperatur, dan racun-racun dalam air. Tumbuhan ini
panjang 4-15 cm. akan bekembang cepat pada musim hujan dan berkurang
Buah: pada saat kenaikan garam di musim kemarau. Tumbuh di
Buah dalam bentuk kapsul dengan tiga sel yang dataran rendah hingga ketinggian 1600 mdpl.
berisi sampai 450 biji. Kegunaan:
Biji: Pembersih polutan logam di air yang terkontaminasi,
Tipe biji bulat berwarna hitam. penyerap residu pestisida, permukaan akar digunakan
mikroorganisme sebagai tempat pertumbuhan.

Gambar 35 Eichornia crassipes (Mart.) Solms.

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

\ ' - 0 3 " . " / ( 3 0 7 & % * , "8" 4 " / ) 6 5" / " / ( , & , " 1 6 , t ^

Ipomoea pes-caprae (L.) Sweet.

Famili: Buah:
Convolvulaceae Buah berbentuk kapsul bundar hingga datar,
Sinonim: diameter 1-2cm.
Convolvulus bilobatus Roxb., C. brasiliensis Linne., C. Biji:
marinus Rumph., C. maritima, C. maritimus Desr., C. pes- Dengan empat biji berwarna hitam. Ukuran buah
caprae Linne., Ipomoea biloba Forsk., I. maritima R.Br., I. 12-17 mm dan biji berukuran 6-10 mm.
pes-caprae Roth., Soldanella marina indica Rumph. Batang:
Nama daerah: Batang panjangnya 5-30 m dan menjalar, akar tumbuh
Tapak kuda (Ind.), Katang-katang, Dalere, Watata ruruan, pada ruas batang. Batang berbentuk bulat, basah dan
Alere, Loloro, Balim-balim, Kabai-kabai, Ketepeng, Daun hijau kecoklatan.
kacang, Daun barah, Batata pantai, Daun katang. Akar:
Spesies yang mirip: Berakar pada ruas-ruasnya.
Ipomoea aquatica, Ipomoea reptans, Ipomoea gracilis R.Br. Ciri khusus:
Habitus: Mendominasi formasi pes-caprae atau di pantai berpasir.
Herba tahunan. Fenologi:
Daun: Perbungaan muncul sepanjang tahun. Penyerbukan
Tunggal, licin, tebal dan mengilap. Unit dan letak daunnya dilakukan oleh serangga, khususnya lebah. Hal ini
yang sederhana dan bersilangan, bentuk bundar telur diperkirakan karena adanya serbuk sari yang tebal serta
seperti tapak kuda. Ujung membundar membelah kehadiran nektar yang memproduksi kelenjar pada ujung
(bertakik), ukurannya 3-10 x 3-10.5 cm. pinak daun di bawah bunga.
Bunga: Habitat:
Berwarna merah muda – ungu dan agak gelap di bagian Tumbuh liar mulai permukaan laut hingga 600 m dpl,
pangkal bunga. Bunga membuka penuh sebelum tengah biasanya di pantai berpasir tetapi terdapat juga di garis
hari, lalu menguncup setelah lewat tengah hari. Letak pantai, serta kadang-kadang di saluran air.
bunga di ketiak daun pada gagang yang panjangnya 3-16 Kegunaan:
cm. Formasinya soliter. Daun mahkota berbentuk seperti Bijinya digunakan sebagai obat sakit kram dan perut.
terompet/corong, panjang 3-5 cm, diameter saat membuka Daunnya untuk obat nyeri persendian, reumatik,
penuh sekitar 10 cm. pegal-pegal, wasiran dan korengan, sedangkan akarnya
untuk obat eksim dan sakit gigi. Cairan dari batangnya
digunakan untuk mengobati sengatan dan gigitan binatang.
Wanita hamil dilarang memakai tumbuhan obat ini
karena mengandung zat yang dapat mengganggu janin
di dalam kandungan.


Click to View FlipBook Version