Anda di halaman 1dari 431

Biodiversitas Biota Laut

Indonesia
Kekayaan Jenis, Sebaran, Kelimpahan,
Manfaat dan Nilai Ekonomis

Suharsono

Protozoa, Plankton , Porifera , Colenterata,


Polychaeta, Krustasea, Moluska, Ekhinodermata,
Ikan, Mamalia laut, Reptil laut, Rumput laut, Lamun,
Mangrove, Burung Laut

Pusat Penelitian Oseanografi


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
2014
Biodiversitas Biota Laut
Indonesia
Kekayaan Jenis, Sebaran, Kelimpahan,
Manfaat dan Nilai Ekonomis

Pusat Penelitian Oseanografi


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
2014
© 2014 Indonesian Institute of Sciences (LIPI)
Pusat Penelitian Oseanografi*

Katalog dalam Terbitan

Biodiversitas Biota Laut Indonesia /Suharsono – Jakarta


viii + 418 hlm. ; 17,6 x 25 cm
ISBN 978-979-3378-80-0
1.Biodiversitas ......

Verifikator Daftar Biota : Amir Hamidy


Anna Manuputty E.W
Aryono
Fahmi
Hadiyanto
Hendrik Capenberg
Hikmah Toha
Inayat A.H
Indra Aswandy
Indra Bayu Vimono
M. Adrim
M. Irham
Mumpuni
Najib
Pradina Purwati
Pramudji
Rianta Pratiwi
Ricky Rositasari
Suharjono
Suharsono
Susi Rahmawati
Wanda S. Atmadja,
Yanti
Yosephine Tuti

Layout/Tata Letak : Dewirina Zulfianita


Juru Foto : Agus Budiyanto
Suharsono

* Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI


Jl. Pasir Putih No. 1, Ancol Timur, Jakarta 11048
Telp. : 021-64712287, 6452425, 64713850
Fax. : 021-64711948, 64712287
E-mail : humas@oseanografi.lipi.go.id
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Kita sering mendengar atau membaca tentang Indonesia sebagai pusat


keanekaragaman hayati laut dunia. Namun jika kita bertanya lebih dalam seberapa
banyak keanekaragaman hayati laut kita, mungkin jawabannya tidak mudah.
Bahkan jika pertanyaannya, terkait berapa potensi nilai ekonomi keanekaragaman
hayati laut Indonesia, mungkin jawabannya akan sangat beragam mulai bernilai
sangat murah dimata seorang saudagar, sampai tak ternilai harganya (priceless)
bagi seorang ilmuwan.

Biological diversity, sering disingkat biodiversity, dan diterjemahkan kedalam


Bahasa Indonesia sebagai biodiversitas atau keanekargaman hayati, terdiri dari tiga
tingkatan yaitu keanekaragaman genetik, spesies dan ekosistem. Keanekaragaman
ekosistem menggambarkan bermacam-macam ekosistem yang ada di suatu
lingkungan. Contohnya, ekosistem padang lamun, ekosistem terumbu karang,
ekosistem pantai berbatu dan ekosistem hutan bakau. Keanekaragaman genetik
merupakan gambaran keanekaan susunan asam amino (DNA) antar individu spesies,
sedangkan keanekaragaman spesies menggambarkan bagaimana beragamnya jenis-
jenis biota dalam suatu komunitas. Buku yang pembaca sekalian baca adalah
keanekaragaman hayati pada tingkat spesies atau jenis.

Buku ini adalah kompilasi tentang keanekaragaman biota laut Indonesia pada
tingkat spesies. Jika pembaca membaca judul buku ini mungkin diantara pembaca
merasa terasa ada pengulangan atau ‘redandency’ pada judul Biodiversitas Biota
Laut Indonesia, namun penulis memang sengaja ingin menekankan tentang
makna hayati disini pada biota atau organisme. Oleh karena itu dalam buku ini para
pembaca akan diajak untuk mengenal aneka jenis, sebaran, kelimpahan dan nilai
ekonomi suatu biota laut Indonesia.

Saya sangat pengapreasiasi upaya penulis untuk merangkum informasi yang


terserak dibanyak dokumen baik tertulis dalam penerbitan ilmiah, maupun yang
berasal dari pengetahuan yang tak tertulis (tacit knowledge) yang ada di setiap
peneliti taksonomi. Saya berharap para pembaca dapat mengambil hikmah tentang
betapa kayanya sumberdaya hayati laut Indonesia, dan bagi para peneliti muda atau
calon peneliti dapat meningkatkan keingintahuannya (curiosity) terkait biota laut
dan upaya pemanfaatannya.

Jakarta Agustus 2014


Dr. Ir. Zainal Arifin

I
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KATA
PENGANTAR
Para ahli sepakat bahwa laut Indonesia mempunyai kekayaan jenis dan
keanekaragaman yang tertinggi didunia. Namun hingga kini kita belum mempunyai
bukti yang nyata dalam bentuk koleksi yang tersimpan dengan baik di Indonesia.
Hal ini disebabkan kita belum mempunyai museum ataupun tempat menyimpan
koleksi biota laut yang baik. Berbagai jenis biota laut justru tersimpan dengan baik di
beberapa museum mancanegara. Hal ini merupakan tantangan bagi kita untuk dapat
membuktikan bahwa Indonesia memang sebagai negara dengan keanekaragaman
laut terbesar di dunia. Disamping itu kita prihatin dengan sedikitnya jumlah ahli
taksonomi laut Indonesia yang masih dapat dihitung dengan jari tangan. Sebagian
besar penemu species baru dan pemberi nama biota laut adalah orang asing, kedepan
kita harus mencetak ahli taksonomi lebih banyak lagi agar penemu dan pemberi nama
biota yang ditemukan di Nusantara adalah orang Indonesia. Tantangan berikutnya
adalah kita juga sebaiknya mengetahui berapa besar potensi masing-masing jenis
biota yang kita miliki, dimana lokasinya dan sudah sejauhmana kekayaan tersebut
telah dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

Negara Indonesia dapat membanggakan diri sebagai negara yang mempunyai


keanekaragaman biota laut yang tertinggi di dunia, namun juga mempunyai
tanggung jawab yang besar untuk tetap menjaga, mengelola dan mepertahankannya.
Pekerjaan ini tidaklah mudah oleh karena adanya gangguan yang cukup serius baik
secara alami ataupun oleh karena aktivitas manusia baik yang langsung maupun
tidak langsung yang dapat menyebabkan kerusakan sumberdaya laut tersebut.
Kecepatan eksploitasi sumberdaya laut dan degradasi lingkungan laut cukup
mengkawatirkan, ada kemungkinan kita belum sempat mengkoleksi dan memberi
nama biota yang kita miliki sudah keburu punah. Hal ini disebabkan oleh karena
laju kerusakan sumberdaya laut kita lebih cepat dari laju pemulihannya.

Diperlukan usaha yang keras untuk mengelola dengan baik sumberdaya laut kita
dengan membuat peraturan, penegakkan hukum dan menyadarkan masyarakat
serta diperlukan kearifan dalam memanfaatkan keanekaragaman biota laut.

II
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

“Bukan kesejahteraan yang kita peroleh namun kemiskinan dan kerusakan


lingkungan yang kita dapatkan jika kita melakukan kesalahan dalam mengelola
dan mengambil kebijakan pemanfaatan potensi sumberdaya laut. Sumberdaya laut
menjanjikan manfaat yang sangat besar namun juga mempunyai kerentanan dan
resiko yang tinggi jika salah dalam mengelolanya.”

Definisi Biodiversitas bermacam-macam, namun dalam buku ini Biodiversitas


mengacu pada World Resources Institute, World Conservation Union dan UNEP
untuk Global Biodiversity Strategi 1992, yang mendefinisikan biodiversitas sebagai
jumlah total dari ekosistem, species dan genetik pada suatu daerah. Pengertian
biodiversitas pada prinsipnya dapat dibagi menjadi 3 katagori pada tingkat
ekosistem, species dan genetik. Diversitas genetik mengacu pada variasi gen dalam
species, sedangkan diversitas species mengacu pada variasi species di suatu daerah.
Buku ini diberi judul Biodiversitas Laut Indonesia, mengandung arti hanya untuk
keanekaragaman species laut di Inodesia. Buku ini tidak memuat variasi ekosistem
dan genetiknya.

Buku ini mencoba untuk mengevaluasi kekayaan jenis dan kenekaragaman


jenis biota laut yang ada di Indonesia saat ini. Untuk setiap kelompok biota akan
dijelaskan terlebih dahulu sifat-sifat biologi, manfaat, keanekaragaman jenis dan
status perlindungan dari kelompok tersebut. Beberapa jenis biota yang dianggap
eksotik dikupas lebih dalam karena mempunyai nilai ekonomi tinggi atau karena
mendekati kepunahan atau karena menjadi perhatian dunia. Setiap kelompok biota
dibuatkan list speciesnya, sebaran dan kelimpahannya serta nilai ekonominya. Data
ini dikumpulkan dari berbagai buku, jurnal, informasi secara langsung dengan para
ahlinya dan sumbangan teman-teman terutama dalam mengevaluasi dan menyajikan
dalam bentuk daftar species untuk itu semua diucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya. Tidak mudah dan dibutuhkan kesabaran untuk mengevaluasi nama
species masih valid atau tidak dan ada tidaknya penamaan ganda, atau adanya nama
sinonim menjadikan buku ini tentunya masih jauh dari sempurna. Data tentang jenis
karang diharapkan lebih akurat dari kelompok yang lainnya, oleh karena penulis
berkecimpung dalam bidang penelitian terumbu karang.

Buku ini merupakan dokumentasi yang belum selesai yang dengan senang hati
menerima masukan untuk ditambahkan atau dikurangi terutama jenis-jenis biota
baru yang ditemukan ataupun ada kesalahan penulisan nama jenis. Dengan
demikian nantinya buku ini dikemudian hari semakin kaya dan lengkap memuat
keanekaragaman biota laut di Indonesia. Idealnya setiap dua atau tiga tahun buku
ini dievaluasi dengan memasukan temuan-temuan baru atau status baru setiap biota
laut yang ada di Indonesia.

III
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
PENDAHULUAN 1
Sebaran dan kekayaan biota laut Indonesia 2
Konfigurasi dan proses tatanan lempeng geologi 4
Keanekaragaman jenis biota laut 6
Eukaryotik, Bakteria dan Archahea laut 8
Ancaman terhadap keanekaragaman jenis 9
Metoda 11
KEANEKARAGAMAN JENIS BIOTA LAUT
Protozoa 14
Plankton 26
Porifera 36
Colenterata 50
Polychaeta 88
Krustasea 108
Moluska 162
Ekhinodermata 198
Ikan 224
- Ikan Coelacanth 228
- Ikan Hiu dan Ikan Pari 230
- Ikan Napoleon 233
- Ikan Kerapu 234
- Anguila (belut laut) 236

IV
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Mamalia laut 332


- Dugong 333
- Cetacean 335
Reptil 342
- Ular laut 343
- Buaya laut 345
- Penyu. 347
Rumput laut (algae, gangang, seaweed) 352
Lamun (seagrass) 386
Mangrove 390
Burung Laut 400
DAFTAR PUSTAKA 409

V
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

DAFTAR
TABEL

Tabel 1. Hasil rangkuman kekayaan jenis dan jumlah suku biota laut yang
ada di Indonesia dibandingkan dengan perkiraan biota yang ada
di Dunia 07
Tabel 2. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Foraminifera di Indonesia 18
(Verifikator: Ricky Rositasari - Sumber : Roeblich and Tappan 1988,
Renema 2002 )
Tabel 3. Daftar jenis Fitoplankton yang biasa ditemukan di perairan
Indonesia 32
(Verifikator: Hikmah Toha, Nurul Pitria, Arief )
Tabel 4. Contoh daftar substansi aktif yang dapat diekstrak dari sponge
Indonesia untuk obat-obatan. 39
(Sumber : Rahmaniar 2004.)
Tabel 5. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Sponge yang ditemukan
di Indonesia. 41
(Sumber : de Voogd 2005, Levi 1998, Dawson in press)
Tabel 6. Daftar harga beberapa jenis karang batu dan karang lunak yang dijual
untuk Aquarium. Harga Karang Lunak yang dijual untuk Aquarium.
Harga ditingkat Eksportir 53
Tabel 7. Daftar jenis, kelimpahan, sebaran dan Nilai ekonomis karang yang
ditemukan di perairan Indonesia 55
(Verifikator : Suharsono) - Sumber : Veron , Wallace et al, 2012, and
wolstenholme, 1998)
Tabel 8. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan colenterata dari kelompok
Octocoralia (karang lunak), kelimpahan dan Sebaran yang
ditemukan di Indonesia 71
(Verifikator: Anna Manuputty - Sumber : Fabricius and Alderslade 2001 ;
Bayer, 1981., Versereldt, 1980, 1982, 1983)

VI
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 9. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Gorgonian yang ditemukan


di Indonesia 80
(Verifikator : Yosephine Tuti - Sumber : Fabricius and Alderslade, 1981 ;
Grasshoff, 1999)
Tabel 10. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Polychaeta yang hidup di Indonesia 91
(Verifikator : Hadiyanto)
Tabel 11. Jenis-jenis krustasea yang mempunyai nilai ekonomis penting 110
dan harganya (2014)
Tabel 12. Daftar jenis Copepoda yang ditemukan di Indonesia.
Copepoda merupakan kelompok Krustasea yang seluruh siklus
hidupnya berupa zooplankton 112
(Sumber & Verifikator : Mulyadi)
Tabel 13. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Alpheid 123
(Verifikator : Rianta Pratiwi)
Tabel 14. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Brachyura 128
(Verifikator : Indra Aswandy & Rianta Pratiwi)
Tabel 15 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Stomatopoda 140
(Verifikator : M. Kasim Moosa)
Tabel 16. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Amphipoda 144
(Verifikator : Indra Aswandy)
Tabel 17. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok
Isopoda di Indonesia 152
(Verikator : Aswandi - Sumber: Conni Margaretha Sidabalok, 2013)
Tabel 18. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Macrura 159
(Verifikator : Indra Aswandy)
Tabel 19. Jenis-jenis Moluska yang mempunyai nilai ekonomis dan harganya (2014) 166
Tabel 20. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Moluska yang ditemukan
diperairan Indonesia 168
(Verifikator : Hendrik Capenberg & Mudjiono)
Tabel 21. Daftar Nama Jenis Teripang yang bernilai ekonomis dan harganya
ditingkat pedagang Pasar Glodok, Jakarta 200
(Sumber : Purwati et al 2010 dan hasil survei harga 2014)
Tabel 22. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Ekhinodermata yang ditemukan
di perairan Indonesia 204
(Verifikator : Pradina Purwati & Indra Bayu Vimono - Sumber : Massin 1999)
Tabel 23. Contoh daftar harga ikan hias laut ditingkat eksportir di Jakarta,
harga dalam US $. Harga sangat bervariasi tergantung dari bentuk
ukuran dan warna ikan. Disini diberikan contoh harga 7 jenis ikan
dengan harga yang tertinggi dan 3 jenis ikan yang murah.
Ada sekitar 425 jenis ikan hias laut yang diperdagangkan 227
Tabel 24. Daftar harga untuk 10 jenis ikan konsumsi baik hidup maupun mati.
berhubung semua ikan mempunyai nilai ekonomi maka pada
daftar ini hanya mencantumkan 10 harga ikan laut yang
termahal untuk katagori ikan pangan. (2013) 227
Tabel 25. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan dan nilai ekonomis ikan laut
di Indonesia 238
(Verifikator : Fahmi, M. Adrim, Najib, Sugeha) - Sumber : fish base, Kuiter
and Tonozuka 2001, Allen and Erdman 2012.

VII
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 26. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan cetacean yang ditemukan di Indonesia. 340
(Sumber : Priyono 2001)
Tabel 27. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan jenis ular laut di Indonesia (*)
koleksi yang ada di referensi rujukan Museum Bogriensis, Cibinong. 350
(Verifikator : Mumpuni - Sumber : Heatwole 1999, MZB, Sander et al. 2013,
Iskandar & Colijn).
Tabel 28. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan rumput/ algae/ seaweed yang
ada di laut Indonesia 358
(Verifikator : Wanda S. Atmadja - Sumber: Atmadja and Prud’ homme 2010,
Van Bose 1928)
Tabel 29. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Lamun/sea grass di Indonesia 389
(Verifikator : Susi Rahmawati)
Tabel 30. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Mangrove Sejati (True Mangrove)
yang ditemukan di Indonesia 394
(Verifikator : Pramudji, Suharjono - Sumber : Giesen et al, 2007)
Tabel 31. Daftar Jenis Tumbuhan tingkat tinggi yang berasosiasi dengan
mangrove di Indonesia 396
(Sumber : Giesen et al, 2007)
Tabel 32. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan dan nilai ekonomis burung
laut di Indonesia. 403
(Verifikator : M. Irham rujukan Museum Bogoriense)

VIII
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

PENDAHULUAN

I
ndonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, membentang
dari timur-barat, Merauke-Sabang sepanjang 51.000 km dan utara-selatan
Miangas-Rote sepanjang 1.800 km. Di dalam negara kepulauan inilah terdapat
18.110 pulau dengan panjang garis pantai 108.920 km. Sekitar 10% dari pulau-
pulau yang ada merupakan pulau karang yang mempunyai elevasi kurang dari 2
meter. Luas total laut Indonesia sekitar 5 juta km2 dengan zona ekonomi eksklusif
seluas 2,7 juta km2.

Keanekaragaman jenis biota laut Indonesia merupakan sumberdaya yang sangat


besar, yang tersebar di daerah yang sangat luas dan di tempat yang sangat unik.
Kenekaragaman sumberdaya laut kita merupakan sumber pangan yang tiada
habisnya, sumber lapangan pekerjaan dan sumber kehidupan, sumber inspirasi,
sumber budaya dan kultural keseharian kita yang dijalin oleh laut sebagai media
jejaring antar pulau, sehingga memunculkan suku-suku yang sangat sepesifik
seperti suku laut, Buton, Bugis, Bajoe, Makassar yang sangat sukses beradaptasi
dengan kondisi dan sumberdaya laut kita. Daerah pesisir dan sumberdaya laut
untuk generasi yang akan datang tidak hanya sekedar sebagai komoditas semata
tetapi merupakan bagian sejarah perkembangan kebudayaan, dan sebagai penjaga
ketahanan pangan, kesejahteraan, dan kedamaian untuk masa sekarang dan yang
akan datang.

Tujuan dari penulisan buku ini adalah mengumpulkan, menginventarisasi dan


mengevaluasi informasi kekayaan jenis, sebaran dan nilai ekonomisnya biota laut
Indonesia yang terserak di berbagai publikasi. Dengan terkumpulnya informasi
ini, diharapkan memberi kemudahan bagi siapa saja yang ingin mengetahuinya.
Memudahkan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan untuk merencanakan
pengelolaan dan diharapkan dapat memilih dan memilah biota-biota laut yang
masih dapat dimanfaatkan, dikembangkan karena alasan ekonomi dan biota yang

1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

perlu dilindungi karena kelangkaannya. Pengelolaan yang tepat, efektif dan efisien
akan berujung pada kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat pesisir serta
sebagai pertanggung jawaban di dunia international.

Sebaran dan kekayaan biota laut Indonesia


Sebaran biota laut tidak merata, keanekaragaman jenis biota laut lebih banyak di
daerah tropis dan semakin berkurang kearah daerah subtropik dan daerah kutub
(Briggs 1974). Sebaran hewan-hewan laut lebih banyak dibatasi oleh faktor suhu dan
intensitas radiasi matahari. Di daerah tropis sendiri konsentrasi sebaran biota laut
dapat dibagi menjadi lima bagian yang besar yaitu : Indo-West Pacific (IWP), East
Pacific (EP). West Atlantic (WA), East Atlantic (EA) dan Indian Ocean (IO), (Paulay
1997). Sedangkan para ahli ekologi laut membagi laut dunia menjadi 5 lautan dan
232 ecoregion berdasarkan tipe habitat, komposisi jenis yang relatife seragam
dengan kondisi lingkungan setempat (Snelgrove 2010). Dari kelima laut dunia maka
Indo-Pasifik Barat merupakan daerah yang terkaya dilihat dari keanekaragaman
jenisnya

Para ahli sepakat bahwa salah satu pusat keanekaragaman jenis biota laut dan
tempat asal usul biota laut yang ada didunia berada di sekitar laut Indonesia dan
Philiphina. Beberapa ahli taksonomi menemukan bahwa laut Indonesia mempunyai
keanekaragaman tertinggi di dunia, terutama untuk : ikan Hiu (Compagno 1999, Last
et al 2010), Ikan karang (Allen 1997, Burke et al 2002, Werner and Allen 2000 Mora
et al 2003), Moluska (Kohn 1967), karang (Spalding et al 2001, Wallace et al 2003,
Hoeksema and Putra 2003), sponge (De voogd and Van Soest 2002), foraminifera
(Hohnegger et al 2000, Renema 2002), sidat (Sugeha et al 2008), Stomatopoda
(Barber et al 2000), ular laut (Heatwole, 1999), Mangrove (Alongi 2002, Giesen et al
2007). Dari daerah inilah kemudian biota laut menyebar keseluruh perairan lautan
Hindia dan lautan Pasifik. Berapa besar kekayaan jenis biota laut di dunia dan di
Indonesia tidak ada seorangpun yang tahu dengan pasti. Bahkan kemungkinan
besar banyak jenis biota laut yang belum sempat dikenali ataupun belum sempat
diberi nama telah keduluan punah. Menurut perkiraan para ahli jumlah jenis biota
laut yang ada di dunia diperkirakan antara 250.000-300.000 jenis. Setiap tahun
ada sekitar 1300 – 1500 jenis baru biota laut ditemukan di dunia (Snelgrove, 2010).

Ukuran biota laut sangat bervariasi dari yang hanya dapat di lihat dibawah mikroskup
hingga yang mempunyai ukuran beberapa meter, seperti misalnya bakteri dan
plankton hanya beberapa mikron sedangkan paus biru dapat mencapai ukuran lebih
dari 20 meter. Warna sangat bervariasi, dari yang tanpa warna atau transparan hingga
berwarna pelangi.Warna hewan laut jauh sangat bervariasi dibandingkan dengan
biota darat. Hampir setiap warna yang ada dapat ditemukan di laut. Sedangkan
umur biota laut juga sangat bervariasi dari yang pendek hanya dalam hitungan jam
sampai yang dapat mencapai umur lebih dari 400 tahun. Beberapa biota laut yang
usianya dapat mencapai ratusan tahun misalnya paus, moluska, ekhinodermata
bahkan ada yang bisa mencapai ribuan tahun seperti karang hitam, karang lunak
dan sponge Xestospongia muta (2300 – 4000 tahun) (Snelgrove 2010).

2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Mengapa laut Indonesia menjadi pusat keaneka


ragaman jenis biota laut di dunia ?

Pertama karena adanya arus laut yang mengalir


sepanjang masa yaitu arus lintas Indonesia dan arus
muson. Kedua karena proses pembentukan kepulauan
Indonesia masa lalu yang menghasilkan variasi
habitat yang sangat komplit dan komplek. Perpaduan
keduanya menciptakan faktor lingkungan yang
sangat optimal untuk proses adaptasi dan evolusi.

Pertama letak Indonesia yang berada di antara dua benua Australia dan Asia serta
terletak diantara dua Samudra Pasifik dan Samudera Hindia. Kepulauan Nusantara
merupakan semacam bendungan raksasa atau saringan air yang terbesar di dunia.
Seperti umumnya bendungan selalu menimbulkan perbedaan permukaan air pada
kedua sisinya. Permukaan laut Samudera Pasifik lebih tinggi sekitar 30-50 cm
dibandingkan permukaan air Samudera Hindia akibatnya air selalu mengalir dari
Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia. Aliran air yang besarnya sekitar 15 SV/
detik (15 x 10jt/m3/det) ini lebih dikenal sebagai arus lintas Indonesia atau “Indonesian
through flow”. Aliran air yang mengalir melalui selat-selat sepanjang Pulau Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ini berfungsi juga sebagai wahana untuk
menyebarkan berbagai anakan biota laut ke seluruh perairan Indonesia dan dunia.

Disamping adanya perbedaan muka air sehingga terjadi aliran laut dari
Samudera Pasifik ke Samudera Hindia, ternyata masa air laut yang sangat
besar ini juga mempunyai suhu dan salinitas yang lebih tinggi. Pelepasan
energi panas dan pencampuran salinitas selama perjalanan menuju Samudera
Hindia mempunyai dampak yang sangat besar terhadap iklim di Indonesia.

Selain penyebaran biota laut yang disebabkan oleh arus lintas Indonesia, distribusi
biota juga terjadi oleh karena adanya pola arus musiman yang terjadi akibat adanya
angin muson. Pola arus ini waktu dan arahnya sejalan dengan angin muson barat
dan angin muson timur yaitu enam bulan kearah timur dan enam bulan kearah barat.
Pola arus ini berubah arah tergantung dari letak pulau seperti di kepulaun Riau
pola arus ini lebih dikenal dengan arus selatan dan arus utara. Hal ini disebabkan
oleh karena arus dari Laut Jawa dengan arah barat timur ketika sampai di Selat
Karimata atau kepulaun Bangka-Belitung berbelok arah menjadi utara selatan.
Begitu juga halnya pola arus permukaan yang terjadi di Indonesia timur, arus dari
Laut Banda pada musim barat akan menyebar kearah utara hingga Halmahera dan
pada waktu musim timur arah arus arus berbalik kearah selatan. Angin musim yang
menyebabkan terjadinya arus dengan arah timur barat ini menjamin terjadinya
penyebaran larva biota laut dari barat ke timur dan sebaliknya.

3
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Disamping kedua arus yang telah diterangkan di atas pola sebaran biota laut di
Indonesia juga dibantu oleh adanya pola arus akibat terjadinya pasang surut. Pola
pasang surut di Indonesia biasanya bersifat diurnal yaitu terjadi dua kali pasang dan
surut dalam sehari tergantung lokasinya.

Konfigurasi dan proses tatanan lempeng geologi


Sejarah geologi masa lalu sangat menentukan keanekaragaman biota yang terlihat
pada saat ini. Kepulauan Indonesia paling tidak terbentuk dari empat lempeng yang
besar yang saling bertumbukan yaitu Indo-Australian di sebelah selatan. Lempeng
Eurasian dari sebelah utara. Dari sebelah utara juga ada lempeng Philipine yang
relatif lebih kecil dan di sebelah timur terdapat lempeng Pasifik. Sebagai gambaran
kecepatan subduksi dari Indo-Australia ke arah lempeng Burma adalah 5 cm per
tahun (Addicot and Richards 1981).

Kepulaun Nusantara di bagian barat yaitu pulau Sumatera, Kalimatan dan Pulau
Jawa merupakan daerah yang relatif stabil dibandingkan pulau-pulau di Indonesia
tengah dan timur. Pulau-pulau di Indonesia barat relatif tidak berubah sejak jutaan
tahun yang lalu dan laut Jawa baru terisi oleh air laut hingga tercapai permukaannya
seperti saat ini adalah sekitar 8000 tahun yang lalu.

Berbeda dengan Indonesia bagian barat hampir semua pulau-pulau yang ada di
Indonesia tengah dan timur saat ini, sekitar 350 juta tahun lalu hampir semuanya
berasal dari lempeng yang bergerak dari arah selatan. Lempeng-lempeng ini
bergerak kearah utara secara perlahan-lahan dan sebagian lempeng-lempeng ini
ada yang bergerak sambil memutar akibat adanya tumbukan dengan lempeng yang
lain. Fisiografi dan konfigurasi dari pulau-pulau yang terlihat saat ini merupakan
proses yang memakan juataan tahun. Perlu diingat bentuk pulau saat ini bukan
merupakan bentuk akhir oleh karena proses perubahan secara perlahan hingga saat
ini masih terus berlangsung. Hasil yang terlihat saat ini adalah kita mempunyai
dua laut dangkal yang terbesar di dunia yaitu Paparan Sunda di bagian barat dan
Paparan Sahul di bagian timur. Paparan Sunda merupakan laut dangkal yang berada
antara Sumatera, kalimatan dan Jawa. Sedangkan paparan Sahul merupakan laut
dangkal yang terletak diantara Pulau Papau dan Australia. Kedua paparan ini
dipisahkan oleh laut yang dalam dibagian tengah yaitu laut Sulawesi Laut Banda
dan Laut Flores. Ketiga laut ini tidak pernah mengalami kekeringan selama proses
pembentukannya. Berbeda dengan paparan Sunda dan paparan Sahul yang dulunya
merupakan daratan dan baru digenangi air laut sekitar 8000 tahun yang lalu. Laut
yang tidak pernah mengalami kekeringan selama jutaan tahun ini juga menjamin
terjadinya proses evolusi yang berkesinambungan evolusi sepanjang masa.

Perbedaan asal usul pulau-pulau di Indonesia barat dan Indonesia timur ini dengan
mudah dapat dibedakan dari perbedaan yang sangat nyata dari berbagai fauna yang
hidup diatasnya. Pergerakan lempeng-lempeng ini ternyata diikuti pula oleh biota
yang hidup diatasnya. Pergerakan lempeng yang lambat juga memberi kesempatan
biota untuk berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Adanya perbedaan
yang sangat nyata biota-biota darat yang hidup di berbagai pulau Indonesia

4
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

terutama pulau Kalimatan, Jawa dan Sumatera di sebelah Barat dan Pulau-pulau
Sulawesi, Maluku dan Papua di sebelah timur, memunculkan adanya garis pemisah
maya yang disebut sebagai garis Wallace. Namun garis Wallace ini tampaknya tidak
berlaku untuk biota-biota yang hidup di laut. Perlu diketahui bahwa sejak jaman
precambrian telah terjadi proses kenaikan dan penurunan muka laut sebanyak
empat kali. Kenaikan dan penurunan muka laut berkisar antara 100-150 meter dari
posisi muka laut saat ini. Pada saat terjadi penurunan muka laut beberapa lokasi
tentunya akan terisolasi dan pada saat muka laut kembali naik maka beberapa laut
terhubung kembali. Adanya proses putus-sambung antara laut yang satu dengan
lainnya yang memakan beberapa juta tahun berakibat munculnya berbagai biota
yang bersifat endemik.

Kombinasi antara proses geologi dalam pembentukan pulau-pulau di Indonesia


dan adanya pola arus yang sangat rumit dan mengalir terus menerus sepanjang
tahun menghasilkan variasi habitat yang sangat tinggi. Tumbukan lempeng tektonik
menyebabkan terjadi pengangkatan disatu sisi dan menyebabkan kemungkinan
penenggelaman disisi lainnya. Hal ini juga menyebabkan konfigurasi dan fisiografi
dasar laut menjadi sangat komplek atau kadang digunakan istilah morphology laut
Indonesia mempunyai rugositas yang tinggi. Arus laut yang mengalir tidak selalu
berjalan dengan mulus adanya dasar laut yang tidak rata dan adanya hadangan pulau-
pulau yang ribuan jumlahnya menyebabkan terjadinya pembelokan, pengangkatan,
penenggelaman dan pengadukan arus laut. Seperti anda ketahui bahwa masa air
yang dibawa arus laut selalu mempunyai perbedaan dalam temperatur, densitas,
keasaaman dan salinitas. Sebagai contoh massa air dari Lautan Pasifik selalu
mempunyai suhu yang lebih tinggi sedangkan masa air laut dari laut Natuna, Jawa
selalu memunyai salinitas yang lebih rendah oleh karena banyak masukan air tawar
dari daratan. Kombinasi wadah atau tempat yang sangat bervariasi dan komposisi
kimiawi dan fisika air laut yang sangat bevarisi menyebabkan munculnya habitat
yang sangat bervariasi dan kadang-kadang sangat unik. Hasilnya dapat kita lihat
adanya habitat muara sungai, habitat rawa, estuarine, daerah pantai yang dangkal,
laut yang dalam, laut terbuka, habitat oseanik, laut yang tertutup penuh atau semi
tertutup dan danau air asin yang terjebak di tengah pulau, dll. Habitat laut dapat
juga dilihat dari tipe penyusun dasarnya kita mempunyai habitat berlumpur, berupa
pasir, pecahan karang mati dan batu atau karang. Perbedaan habitat tentunya akan
memberikan komunitas biota yang berbeda pula oleh karena adanya kesesuaian
antara habitat dengan biota yang hidup didalamnya.

Evolusi merupakan proses hubungan inter,


intra dan antar berbagai jenis biota serta
adaptasi secara terus menerus terhadap
lingkungan yang selalu berubah.

Proses evolusi dan adaptasi di laut Indonesia dapat berjalan dengan baik oleh
karena tersedianya lingkungan yang sangat mendukung yaitu adanya variasi
habitat yang sangat tinggi dan terjaminnya kualitas perairan yang mendukung

5
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

tumbuh kembangnya biota laut secara maksimal. Dilain pihak beberapa lokasi laut
Indonesia juga memberikan kesempatan untuk terjadinya spesiasi bagi beberapa
biota laut hal ini dapat dilihat adanya beberapa biota yang bersifat endemik.
Beberapa lokasi di Indonesia dapat dikatakan sebagai daerah ungsian oleh karena
menyimpan beberapa jenis biota yang sangat unik. Hal ini mungkin disebabkan
oleh karena proses geologi masa lalu yang dalam perjalanannya telah empat kali
terjadi kenaikan dan penurunan permukaan laut di Indonesia. Perubahan muka laut
mempunyai kisaran antara 100-150 meter dari permukaan laut yang terlihat saat ini.
Lokasi seperti teluk Tomini dan Teluk Cendrawasih merupakan contoh daerah yang
mempunyai habitat yang unik oleh karena mempunyai kekayaan jenis yang sangat
tinggi hal ini mungkin pada saat terjadi perubahan muka laut daerah ini terisolasi
dan pada saat muka laut kembali lagi seperti semula laut ini tersambung kembali.
Proses putus-sambung dalam kurun waktu jutaan tahun inilah kemungkinan yang
menyebabkan daerah ini unik dan kaya dengan keanekaragaman biota.

Keanekaragaman jenis biota laut


Laut merupakan tempat hidup yang sangat luas dari berbagai biota. Luasan laut
lebih besar jika dibandingkan luasan daratan. Laut membentang dari daerah kutub
ke daerah tropis dan dari permukaan hingga kedalaman lebih dari 12.000 meter
yang terhubung satu dengan lainnya. Hubungan antara laut satu dengan lainnya
dijamin oleh adanya pola arus yang tanpa henti bergerak terus menerus sepanjang
masa atau biasa disebut “conveyer belt”.

Biota yang hidup di laut secara umum dapat dibedakan menjadi Archaea, Bakteri
dan Eukaryotik. Archaea merupakan biota tingkat rendah yang belum mempunyai

6
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

inti. Bakteri merupakan biota tingkat rendah yang juga belum mempunyai inti
tetapi secara genetik sangat berbeda dengan archahea. Sedangkan eukaryotik adalah
biota yang di dalam selnya telah didapati inti sel. Eukaryotik terdiri dari biota yang
sederhana hingga tumbuhan tinggi dan mamalia. Untuk memudahkan para pembaca
melihat kekayaan jenis laut di Indonesia dibuatkan rangkuman kekayaan jenis laut
Indonesia yang dibandingkan dengan perkiraan kekayaan yang ada di dunia.

Tabel 1 . Hasil rangkuman kekayaan jenis dan jumlah suku biota laut yang
ada di Indonesia dibandingkan dengan perkiraan biota yang ada di Dunia.

Jumlah jenis Jumlah jenis Jumlah


No Taksa
dunia di Indonesia suku
1. Protozoa/Plankton

a. Foraminifera 250 38

2. Plankton 66 35

3. Porifera/ Sponge. 262 52

4. Cnidaria/ Coelenterata 11.000

a. Scleractinia/Karang batu 569 15

b. Non-Scleractinia 8 4

c. Octocoralia/ Karang lunak 311 9

d. Gorgonia/ karang kipas 271 13

5. Anelida

a. Polychaeta/ Cacing laut 588 45

6. Crustacea 43.000

a. Copepoda 382 5

b. Alpheid 159 1

c. Brachyura 443 22

d. Amphipoda 250 44

e. Stomatopoda 120 13

f. Isopoda 223 19

g. Macrura 37 1

7. Molusca 40.000

a. Gastropoda 774 55

b. Scaphopoda 3 1

c. Bivalvia 215 33

c. Cephalopoda 33 3

8. Echinodermata 651 67

7
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Lanjutan Tabel 1 ...


Jumlah jenis Jumlah jenis Jumlah
No Taksa
dunia di Indonesia suku
9. Chordata 30.000
a. Ikan. 3424 237
b. Mamalia laut
1. Dugong 1 1 1
2. Cetacean 83 31 6
c. Reptile
1. Ular laut 70 45 5
2. Buaya Laut 14 1 1
3. Penyu 8 6 2
d. Aves (Burung Laut) 993 174 24
10. Algae 971 81
a. Chlorophyceae / Algae hijau 590 50
b. Rhodophycaea/ algae merah 245 19
c. Phaeophyceae/algae coklat 136 12
11 Lamun 58 13 2
12 Mangrove
a. Mangrove sejati 74 55 19
b. Pohon yang berasosiasi dg mangrove 75 39

Eukaryotik, Bakteria dan Archahea laut


Hewan Laut dan tumbuhan laut Eukaryotik atau lebih dikenal dengan “biota sejati”
oleh karena terdiri dari sel yang mempunyai inti, mitochondria dan organela yang
lain. Dari kelompok ini biota yang terkecil disebut sebagai protista (foraminifera dan
ostreococcus) dan biota-biota yang bersel tunggal seperti protozoa dan plankton.
Sebagian besar biota lainnya multiselular dan hidup dengan membentuk koloni
seperti misalnya, cnidaria (karang dan ubur-ubur). Biota dari kelompok eukaryotik
ini dibedakan lagi menjadi hewan yang tidak mempunyai tulang belakang seperti
ekhinodermata (teripang dan bintang laut), krustasea (kepiting, udang), moluska
(keong, kerang, gurita dan cumi), dan hewan bertulang belakang, ikan, reptile ( ular,
penyu dan buaya), burung, mamalia (paus, dugong dan pesut).

Bakteria adalah organisme bersel tunggal tanpa inti hidup di seluruh lautan
mulai dari lumpur, batu-batuan, pasir, tumbuhan dan binatang. Bakteri hidup di
permukaan laut hingga laut yang paling dalam dan dari tempat yang normal hingga
tempat yang ekstrem seperti di cerobong gunung bawah laut yang mempunyai suhu
yang sangat tinggi. Bakteri mempunyai peranan yang sangat besar dan salah satunya
adalah sebagai pengurai biota yang telah mati. Bakteri juga sebagai penyubur lautan
dengan jalan mengurai zat organik menjadi zat hara dan sebaliknya. Cyanobakteria
dan Prochlorococcus termasuk dalam golongan ini. Jumlah jenis bakteri yang hidup
di laut diperkirakan mencapai lebih dari satu juta.

8
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Archaea organism bersel tunggal tanpa inti secara genetic berbeda dari bakteri
biasanya hidup di tempat yang ekstrem seperti laut yang dalam dan tempat-tempat
yang hampir tanpa oksigen atau di tempat dengan suhu tinggi seperti di cerobong-
cerobong gunung bawah laut. Halobakteria dan methanococcus termasuk dalam
golongan ini.

Tumbuhan yang hidup di laut dapat dibedakan menjadi phytoplankton dan


tumbuhan tingkat tinggi. Plankton yang mempunyai klorofil dimasukkan ke dalam
tumbuhan dan disebut sebagai phytoplankton. Algae atau rumput laut merupakan
tumbuhan tingkat rendah oleh karena belum mempunyai akar, batang, daun, bunga
dan buah. Seluruh bagian tubuhnya algae disebut thalus. Satu-satunya tumbuhan
tingkat tinggi yang hidup di dalam laut adalah lamun. Lamun mempunyai akar,
batang, daun, bunga dan buah. Mangrove merupakan tumbuhan tingkat tinggi
setengah laut dan setengah darat yang hidup di daerah pasang surut.

Ancaman terhadap keanekaragaman jenis


Keanekaragaman dan kekayaan jenis tidak akan terlepas dari acaman yang
disebabkan oleh aktivitas manusia dan perubahan alam itu sendiri. Berbagai
aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung akan dapat
mengancam keanekaragaman jenis biota laut. Hasil akhir aktivitas manusia tersebut
dapat dilihat secara fisik terjadinya perubahan habitat atau rusaknya ekosistem.
Sedangkan secara biologis terjadinya perubahan struktur komunitas atau hilangnya
atau musnahnya suatu biota. Faktor alam yang mengancam keanekaragaman hayati
laut antara lain disebabkan oleh terjadi perubahan iklim global seperti terjadinya
bleaching, ledakan populasi biota tertentu dan bencana alam seperti gempa, ledakan
gunung api, banjir dan lainnya.

Ancaman terbesar dari menurunnya populasi suatu biota dan kemungkinan besar
diikuti dengan langkanya atau bahkan punahnya suatu biota tertentu biasanya
disebabkan oleh kombinasi dari aktivitas manusia yang berupa tangkap lebih,
pemakaian alat tangkap yang merusak atau tingginya harga suatu biota tersebut.
Eksploitasi yang berlebihan sering menyebabkan terjadinya penurunan populasi
suatu komoditas. Tangkap lebih terjadi bila kemampuan untuk regenerasi dan
pemulihan kembali lebih kecil dari tingkat pemanfaatannya. Tanda-tanda terjadinya
tangkap lebih adalah bila ukuran komoditas yang dieksploitasi semakin mengecil,
terjadinya perubahan dominasi dan keanekaragaman jenis ikan yang tertangkap.
Alat tangkap trawl yang semakin besar ukurannya dan tanpa ada batasan ukuran
mata jaring akan mempercepat proses tangkap lebih dan dapat mengancam
terjadinya penurunan keanekaragaman jenis. Hal ini disebabkan banyaknya biota
sampingan (by catch) yang bukan merupakan ikan target tangkapan ikut terjaring
di dalam trawl.

9
BIODIVERSITAS
B
BI
IIO
ODIVE
ODIV
ODIV
VER
ERSI
ERS
SITA
SITA
TASS BIOTA
BIO
BI OTA LAUT INDONESIA

P
Penggunaan bagan
u
untuk menangkap ikan
dengan menggunakan
d
llampu sebagai daya
ttarik agar ikan
berkumpul serta
penggunaan jaring
angkat dengan
ukuran mata jaring
halus mengancam
keberlangsungan
rekruitmen larva ikan
dan biota lainnya.
Larva ikan dan
juvenile biota laut
pada umumnya bersifat fototaksis positif yang akan berkumpul jika ada cahaya
lampu. Jaring bagan umumnya tidak bersifat selektif sehingga semua anakan ikan,
cumi, udang akan terangkat semua. Hal ini jika dilakukan terus menerus dengan
kapasitas yang semakin besar akan dapat mengancam keanekaragaman biota laut.

Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan tidak hanya menyebabkan


kematian ikan target tetapi ikan-ikan yang masih berukuran kecil atau biota
lainnya juga ikut mati. Karang hancur dan bahkan telur ikan dan larva ikut mati
disebabkan oleh getaran dan tekanan bom yang sangat kuat. Pemakaian racun
potas atau cyanida dan racun lainnya juga dapat mengancam kekayaan jenis biota
laut. Pemakaian cyanida untuk menangkap ikan hias ataupun ikan Napoleon yang
biasanya disemprotkan kelubang diantara koloni karang dapat menyebabkan
kematian karang dan biota lainnya yang ada disekitarnya.

Tingginya harga suatu komoditas seperti misalnya ikan Napoleon, Kerapu, Ikan
Pari batik, dan sirip ikan hiu menyebabkan terjadinya perburuan besar-besaran
akan komoditas ini. Harga yang tinggi mendorong nelayan beramai-ramai untuk
mefokuskan dengan segala upaya dan cara untuk dapat menangkap sebanyak-
banyaknya tanpa memperhatikan kelestariannya. Mereka akan menangkap baik
yang berukuran kecil atau yang besar dan biasanya pemerintah terlambat dalam
membuat peraturan pengelolaannya. Oleh karena itu tidak mengherankan bila
dalam waktu singkat komoditas yang mempunyai harga tinggi akan mengalami
kelangkaan dan tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya kepunahan.

Degradasi habitat dapat mengacam hilangnya suatu biota dari daerah tersebut
dan pada gilirannya hampir semua biota yang ada di daerah tersebut lenyap dan
digantikan oleh jenis-jenis tertentu yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang
telah berubah. Degradasi habitat biasanya terjadi oleh karena adanya polusi dari
aktivitas manusia yang ada di darat dan di laut. Polutan yang masuk kelaut biasanya
berupa sedimen, buangan industri, buangan rumah tangga, pestisida dari lahan
pertanian, reklamasi pantai, pengerukan pelabuhan, bongkar muat dan transpotasi
laut dll. Degradasi atau perubahan lingkungan ini biasanya sulit untuk diperbaiki

10
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

tanpa menghilangkan sumber penyebabnya. Sebagai contoh degradasi lingkungan


laut Jakarta. Teluk Jakarta merupakan contoh degradasi habitat dan perubahan
lingkungan yang paling baik. Disini terlihat adanya komplit set faktor penyebab
terjadinya degradasi lingkungan seperti adanya polutan dari perkotaan baik yang
berupa limbah cair maupun padat yang berasal dari industry dan rumah tangga,
adanya kegiatan reklamasi, tingginya tingkat sedimentasi akibat perubahan lahan
pertanian untuk pemukiman dan perkotaan, ceceran minyak dan air buangan
ballast dari akitivitas pelabuhan, transportasi laut dan masih banyak lagi. Sebagai
contoh hasil dari adanya perubahan lingkungan yang terjadi di Teluk Jakarta,
terlihat bahwa jumlah kekayaan jenis karang dari suku Acropiridae yang pada tahun
1920 masih ditemukan sebanyak 74 jenis maka pada tahun 2005 jenis karang dari
suku Acroporidae tinggal 13 jenis (Sincia et al 2010). Bahkan di pulau Onrust dan
Bidadari sudah tidak dapat ditemukan lagi pertumbuhan karang.

Degradasi atau kerusakan habitat dan perubahan lingkungan tidak hanya dapat
terjadi wilayah pesisir yang berhadapan dengan kota-kota besar di wilayah pesisir
yang sedang berkembang namun juga terjadi di tempat yang jauh dari aktivitas
manusia. Terjadinya degradasi lingkungan ini biasanya disebabkan oleh faktor
alami. Seperti misalnya adanya kejadian pemutihan karang akibat naiknya suhu
air laut, terjadi letusan gunung api atau gempa dan adanya ledakan populasi biota
laut tertentu yang dapat menyebabkan kematian biota laut lainnya secara masal.
Akibat terjadinya bleaching dapat menyebabkan berkurangnya tutupan karang
hingga 80-90 persen (Brown and Suharsono 1990, Suharsono 1999) dan hilangya
beberapa jenis karang stylophora pistillata sesudah terjadinya bleaching di daerah
Aceh tahun 2010.

Ancaman terhadap perubahan keanekaragaman jenis biota juga dapat terjadi dengan
masuknya species asing yang bersifat invasive ke perairan Indonesia. Masuknya
spesies asing (Allien species) biasanya masuk lewat air ballast yang dibuang oleh
kapal-kapal tanker atau dapat juga melalui import biota-biota peliharaan yang berupa
ikan hias atau biota lainnya. Untuk mencegah masuknya species asing biasanya
telah diterbitkan aturan untuk pelarangan membuang air ballast di lingkungan
pelabuhan tanpa melalui pengolahan. Untuk mecegah masuknya species asing dari
aktivitas perdagangan hewan akuarium perlu implementasi aturan karantina yang
ketat dan program penyadaran bagi pemilik akuarium untuk memastikan bahwa
hewan-hewan yang dipelihara tidak terlepas ke alam dan bila sudah bosan dengan
biota peliharaan yang bersifat invasive harus dimusnahkan.

Metoda
Buku ini disusun sebagai usaha untuk mengumpulkan kekayaan jenis biota laut
Indonesia yang tersebar diberbagai publikasi dengan terkumpulnya dalam satu buku
akan memudahkan para peneliti, pengambil kebijakan dan mahasiswa serta siapa
saja yang ingin mengetahui secara umum gambaran kekayaan dan keanekaragaman
jenis biota laut Indonesia. Buku ini masih jauh dari sempurna dan merupakan
dokumen yang terbuka untuk selalu diperbaiki.

11
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Untuk menyusun buku keanekaragaman jenis biota laut Indonesia data dan
informasi dikumpulkan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah dengan
mengumpulkan pustaka terutama yang berkenaan dengan penelitian-penelitian yang
berhubungan dengan kekayaan jenis laut Indonesia. Selanjutnya mencari informasi
dari monograf dan data base berbagai biota laut yang ada. Data yang terkumpul
kemudian dibuatkan daftar jenis dari masing-masing biota dipilah menurut
filumnya. Setelah tersusun daftar jenis maka memasuki tahapan selanjutnya.
Tahapan yang cukup memakan waktu dan tenaga adalah memilah dan memilih dari
daftar biota yang sebarannya hanya ada di Indonesia. Jenis biota yang sebarannya
tidak ada di Indonesia dibuang dari daftar. Selanjutnya yang merupakan pekerjaan
tersulit adalah memilah dan memilih nama yang “valid” dan bukan merupakan
sinonim. Untuk mengecek valid dan tidaknya nama jenis dipakai WoRMS (World
Register of Marine Species) dengan adanya data base ini cukup membantu namun
bukan berarti semuanya selesai oleh karena tidak semua data yang ada di WoRM
adalah edisi terakhir masih banyak nama-nama yang masih merupakan sinonim.
Setelah memperoleh daftar jenis biota kemudian diserahkan kepada peneliti
yang ada dibidangnya untuk dimintakan pendapatnya dan memverifikasi apakah
daftar jenis tersebut telah benar namanya, dan dimintakan untuk mengisi sebaran
dan kelimpahannya. Dalam satu filum kemungkinan dimintakan pendapat lebih
dari satu ahli dibidangnya. Hal ini dilakukan oleh karena sering para ahli hanya
menguasai dengan baik salah satu suku atau bahkan hanya ditingkat marga. Namun
para spesialis ini mengusai dengan sangat baik terutama sebaran dan kelimpahan
suatu jenis diperairan Indonesia dan apakah jenis tersebut telah mempunyai nilai
ekonomi. Pemilihan para ahli dipilih yang mempunyai pengalaman penelitian di
lapangan sehingga diharapkan dapat dengan mudah dapat memberikan masukan
tentang sebaran dan kemelimpahan suatu biota di perairan Indonesia. Pada daftar
jenis biota di buku ini sengaja tidak mencantumkan authornya hal ini dilakukan
pertama daftar jenis ini bukan merupakan tulisan untuk revisi jenis secara
taksonomis murni. Kedua tulisan ini bersifat lebih umum untuk memberikan
gambaran kekayaan jenis dan keanekaragaman jenis biota laut di Indonesia. Untuk
penyusunan taksonomi yang bersifat dasar dan umum dalam buku ini dipakai buku
Wells 1954, Barnes 1987, Chapman and Barker 1981.

Nilai ekonomis suatu biota diperoleh dengan melakukan wawancara langsung


dengan nelayan, pengepul, juragan, bertanya di tempat pelelangan ikan, restoran

12
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA 13

dan eksportir. Oleh karena itu dalam memberikan harga selalu disertai keterangan
harga pada tingkat mana diperoleh dan harga yang berlaku saat ini. Nilai ekonomi
diberikan adalah nilai ekonomi langsung dari harga pasar. Disini tidak diberikan
nilai ekonomi sebagai suatu ekositem misalnya nilai ekonomi ekosistem mangrove,
ekosistem lamun, ekosistem coral reefs dan ekosistem rawa. Namun bila ingin
mengetahui informasi nilai ekosistem maka nilai ekosistem di Asia tenggara
menurut perhitungan yang dilakukan oleh UNEP/GEF/SCS. 2007, Nilai Ekosistem
Mangrove US $ 2,872.25/ha/yr, ekosistem Rawa 295.15 ha/yr, ekosistem Lamun
US $ 1,181.59 ha/yr, Ekosistem Terumbu Karang US $ 1,542.56 ha/yr. Nilai ini lebih
kecil 3 – 22 kali dari pada perhitungan yang dilakukan oleh Costanza et al 1997.
Perbedaan penilaian tergantung dari cara, ketelitian dan kedetilan dari unsur-unsur
yang dinilai terutama nilai yang tidak ada padanannya (intangible value).

Kendala utama dalam penyusunan buku ini adalah ada beberapa kelompok biota
yang di Indonesia tidak atau belum mempunyai pakar yang meneliti dan menekuni
bidang tersebut. Luasnya laut Indonesia juga merupakan kendala tersendiri oleh
karena para pakar kelautan Indonesia pada umumnya belum melakukan penelitian di
seluruh perairan Indonesia. Ada beberapa peneliti hanya meneliti di daerah tertentu
saja. Oleh karena itu ada kelompok biota yang hanya diberikan dalam bentuk daftar
jenis tanpa menyertakan sebaran dan kelimpahan jenis. Kendala selanjutnya adalah
memilah dan memilih nama-nama yang dianggap valid dan bukan merupakan
sinonim dari nama jenis yang lain. Kendala ini hanya dapat diatasi oleh para ahli yang
bergelut dibidang taksonomi yang ditekuninya. Beruntung bila dapat diperoleh data
dan informasi terkini. Sebagai contoh untuk kelompok karang dari marga Acropora
yang ada di dunia, Wallace 2012 melakukan revisi dengan menambahkan didalam
suku Acroporidae satu marga baru yaitu marga Isopora yang merupakan pecahan
marga Acropora. Wallace and Woltensholme 1998, menyebutkan bahwa marga
Acropora didunia terdiri dari 113 jenis, bila dipilah dan dipilih maka di Indonesia
ada 94 jenis. Revisi terakhir yang dilakukan Wallace 2012 menunjukan bawa jumlah
jenis karang Acropora di dunia sebanyak 117 jenis, ditambah 5 jenis Isopora yang
sebelumnya juga termasuk dalam marga Acropora. Dari 117 jenis Acropora di dunia
maka setelah dipilah dan dipilih di Indonesia memiliki 91 jenis Acropora dan 5 jenis
Isopora. Nama ini telah direvisi dan divalidasi sehingga Acropora yang dimasukan
dalam daftar jenis merupakan nama yang valid. Seluruh jenis yang termasuk dalam
marga Isopora yang ada di dunia dapat dijumpai di Indonesia.
14
Protozoa

Sumber Foto : Inayat


PROTOZOA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi
Protozoa merupakan biota bersel tunggal tingkat rendah seperti hewan tetapi bersifat
heterotropik. Protozoa menghuni air tawar dan air laut. Protozoa mempunyai
anggota yang besar dan sulit dibedakan apakah masuk dalam golongan hewan atau
tumbuhan. Secara taksonomi juga mengalami kesulitan oleh karena terminologi
protozoa bukanlah merupakan sebuah filum. Sebagai contoh protozoa dibagi menjadi
dua filum berdasarkan alat geraknya yaitu Sarcomastigopora dan Ciliopora (Barnes
1987). Di dalam kelompok protozoa ini dapat dijumpai anggota-anggota yang
cukup familiar bagi para pembaca seperti Amoeba, Euglena, Volvox, Dinoflagelata,
Radiolaria, Foraminifera dan masih banyak lagi. Di dalam buku ini hanya mencoba
untuk membahas yang terakhir saja yaitu foraminifera oleh karena besarnya anggota
protozoa dan kompleksitas taksonominya. Disamping itu foraminifera sering dipakai
oleh para ahli geologi untuk mempelajari stratigrafi dan banyak dipakai juga dalam
industri perminyakan. Protozoa seperti plankton sebenarnya bukan merupakan
terminologi dalam taksonomi, namun hanya merupakan penggolongan berdasarkan
tingkah laku dan sifat hidupnya.

Foraminifera dan radiolarian merupakan kelompok yang cukup penting dalam


protozoa karena banyak manfaatnya bagi para ahli geologi dalam merekontruksi
proses geologi masa lalu. Foraminifera adalah biota bersel tunggal yang mempunyai
alat gerak berupa kaki semu berbentuk reticulate bercabang-cabang tetapi saling
berhubungan satu dengan lainnya. Kaki-kaki semu ini dapat menjulur lewat
lubang yang ada pada cangkang atau pada arpetura. Walaupun foram mempunyai
cangkang dengan banyak ruangan namun foram tetap hewan bersel tunggal dan
merupakan saudara dekat dengan amoeba. Bedanya amoeba tidak bercangkang
atau telanjang namun sama-sama bergerak dengan kaki semu. Ketika foram tumbuh
dan berkembang dia akan menambah jumlah ruangan namun ruangan tersebut
biasanya tetap mempunyai lubang-lubang yang berfungsi untuk dapat menjulurkan
kakinya agar tetap dapat berhubungan dengan dunia luar. Berdasarkan ukurannya
foraminifera dapat dibagi menjadi foraminifera planktonik, nanoplankton dan
foraminifera yang berukuran lebih besar. Dari sifat hidupnya hampir semua foram
bersifat bentik tetapi beberapa jenis yang masuk dalam marga globigerina dan
beberapa kerabat dekatnya besifat planktonik. Sedangkan dari struktur cangkangnya
ada yang yang berlubang-lubang dan ada yang bersifat masif artinya tanpa lubang.
Sedangkan dari strukur pembentukan bahan cangkangnya ada yang terbuat dari
hyaline, kapur dan kalkareus. Cangkang yang terbuat dari hyaline menjadikan
foraminifera transparan.

Foraminifera yang berukuran besar biasanya mempunyai symbion sehingga itu


biasanya dapat hidup di tempat yang mempunyai nutrisi yang rendah. Symbion
yang hidup dengan foraminifera adalah cholorophytes, rhodophytes, diatoms dan
dinoflagellata. Masing-masing jenis foram hanya dapat hidup dengan satu jenis
symbion. Dan symbion menentukan kedalaman dimana foram itu hidup, sebagai
contoh foram yang bersimbiose dengan chlorophyte hidupnya tergantung oleh
penetrasi sinar matahari sehingga hanya dapat hidup di tempat yang dangkal.
Sedangkan yang bersimbiose dengan diatom dan dinoflagellata dapat hidup di
tempat yang dalam. Kemampuan foram menampung symbion bervariasi tergantung

15
BIODIVERSITAS
B
BIO
BIIOD
ODIV
ODIV
IVEER
ERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
ERSI

je
jenisnya, sebagai contoh satu
foram dapat menampung 20
fo
jenis symbion yang berbeda
je
((Lee and Anderson 1991).

Makanan foram berupa


M
semua tipe organism kecil
seperti bakteri, microalgae,
diatome, protozoa yang
lain yang lebih kecil, larva
kopepoda, rotifer dan
nematode. Cara makan
foram adalah dengan menangkap
m makanan dengan
kaki semu. Makanan segera akan dikelilingi dan dibungkus oleh kaki semu dan
langsung dicerna. Hal ini dapat terjadi karena di dalam kaki semu ini telah tersedia
lysosome yang mengsekresikan proteolitic yang membantu menghancurkan
makanan untuk dapat segera dicerna. Reproduksi foram tidak seperti kelompok
protozoa lainnya yang bersifat aseksual dengan cara melakukan pembelahan.
Perkembangbiakan foram agak rumit dan bersifat campuran antara aseksual dan
seksual. Setiap jenis foram bersifat dimorfisme, dua type individu ini adalah satu
berupa schizont yang dapat membentuk gamonts di dalam ruangan schizont.
Gamont-gamont ini akan keluar dan berenang bebas. Gamont-gamont ini nantinya
akan berpasangan dan membentuk gamet serta gamet-gamet ini nantinya bertemu
untuk membentuk zygot yang akhirnya membentuk schizont muda yang akhirnya
menjadi foram dewasa.

Manfaat
Foraminifera yang berukuran besar sangat bermanfaat untuk menentukan stratigrafi
bagi para ahli geologi. Beberapa marga seperti Nummulities merupakan foraminifera
yang sangat baik untuk mempelajari biostratigrafi pada era Eocene dan awal
Oligocene (Renema 2002). Foraminifera yang berukuran besar dapat dipakai sebagai
indikator kondisi lingkungan oleh karena distribusi dan komposisi populasinya
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti cahaya, jenis subtrat
dasar, energi, hidrodinamika yang ada dan stabilitas kondisi lingkungan. Faktor
cahaya lebih banyak menentukan sebaran vertikal dari foraminifera karena berapa
foraminifera mempunyai symbion di dalam tubuhnya. Foraminifera yang berukuran
besar juga dipakai sebagai indikator lingkungan masa lalu yang berhubungan
dengan kedalaman. Foraminifera dapat mencapai ukuran yang besar sebagai respon
pada kondisi lingkungan yang stabil, nutrisi yang rendah dan di tempat yang dalam
(Hottinger 1997, Hohenegger et al 2000).

Keanekaragaman jenis
Protozoa merupakan terminologi yang unik karena bukan merupakan filum tetapi
lebih tinngi dari filum. Di bawah Protozoa ada dua filum yaitu Sarcomastigopora dan

16
PROTOZOA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Ciliopora. Protozoa merupakan biota yang hidup di air tawar dan air laut. Kelompok
ini merupakan biota bersel tunggal yang mempunyai chromoplast atau leucoplast
dan mempunyai alat gerak yang berjumlah satu atau multi flagella. Oleh karena
kompleksitas dari sistematiknya yang berkisar 18.000 jenis maka keanekaragaman
jenisnya hanya akan difokuskan pada foraminifera. Dengan alasan foraminifera
merupakan biota indikator yang banyak dimanfaatkan dan dipelajari.

Dibawah filum Sarcomastigopora ada dua subfilum yaitu Mastigopora dan


Sarcodina, dimana Mastigopora dibagi menjadi dua kelas Phytomastigophora dan
Zoomastigophora.

Phytomastigophora mempunyai 10 ordo yang antara lain Euglenida dan Volvocida


sedangkan Zoomastigophora dibagi menjadi 8 ordo yang biasanya hidup sebagai
parasit, symbions dan komensalisme. Subphylum Sarcodina merupakan kelompok
biota yang alat geraknya berupa pseudopodia atau kaki semu yang dapat digerakan
untuk menangkap mangsanya. Sarcodina dibagi menjadi super kelas Rhizopoda dan
Actinopoda yang dibedakan dari bentuk kaki semunya. Rhizopoda dibagi menjadi
kelas Lobosa, Filosa dan Granuloreticulosa yang di dalamnya terdapat Amoeba dan
Foraminifera. Sedangkan Actinopoda dibagi menjadi kelas Acantharia, Polycystina,
Phaeodaria dan Heliozoa yang hampir semuanya masuk kelompok radiolaria yang
mempunyai bentuk-bentuk yang indah.

Kelas Granuloreticulosa yang mempunyai kaki semu berupa butir reticula


mempunyai satu ordo yaitu Foraminiferida yang merupakan biota laut bercangkang
multi ruangan yang sebagian besar tersusun dari bahan kalkareus. Beberapa marga
yang populer antara lain Globigerina, Orbulina, Discorbis, Spirilina dan Nummulites.
Loeblich and Tappan 1988 melaporkan ada 3.620 marga foram yang dikenal, namun
dari jumlah tersebut hanya 2.455 genera yang dianggap valid, sebanyak 960 marga
kemungkinan merupakan synonym dan 210 marga merupakan marga yang secara
taksonomi tidak dikenal. Renema 2002 melaporkan sebanyak 21 jenis foram yang
berukuran besar ditemukan dari daerah Spermonde, Makassar. Renema 2002
juga melakukan revisi marga Nummulites, Assilina dan Ranikothalia yang tadinya
berjumlah 70 jenis setelah di revisi ternyata hanya ada
16 jenis yang dinyatakan valid. Di dalam sistematika
foram tampaknya masih banyak permasalahan. Hal Status
ini dapat kita telusuri dari Cushman pada tahun
1925 jumlah suku foram pada tahun itu hanya 10 Perlindungan
suku dan jumlah ini bertambah cepat menjadi 50
suku dengan 770 marga (Cushman 1948). Jumlah Protozoa termasuk
suku dan genera tahun berikutnya bertambah dida lamnya foraminifera
dengan lebih cepat, dan pada tahun 1981 jumlah belu m termasuk biota
suku telah mencapai lebih dari 150 suku dan 3000 yang dilin dungi oleh
genera. Loeblich and Tappan 1988 melakukan revisi pem erin tah Indonesia
klasifikasi foram menjadi 296 suku dan 2455 genera. dan belu m mas uk dalam
appendik CITES.

17
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 2. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Foraminifera di Indonesia


(Verifikator: Ricky Rositasari - Sumber : Roeblich and Tappan 1988, Renema 2002)

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1 ASTRORHIZIDAE
1 Pelosina cylindrica 5 3 2
2 Rhabdammia abyssorum 5 3 2
2 BATHISIPHONIDAE
3 Bathisiphon filiformis 5 3 2
4 Rhabdammina abyssorum 5 3 2
5 Rhizammina indivisa 5 3 2
6 Testulosiphon indivisa 5 3 2
3 PSAMOSPHAERIDAE
7 Psamosphaera fusca 4 3 2
4 SACCAMMINIDAE

8 Saccammina shaerica 4 3 2
9 Technitella legumen 4 3 2
5 HIPPOCREPINIDAE
10 Hyperamina elongate 4 4 2
6 AMMODISCIDAE
11 Ammodiscus infimus 4 3 2
12 Glomisphira charoides 4 3 2
13 Involutina tenuis 4 3 2
7 HORMOSINIDAE
14 Hormosina globulifera 3 2 2
15 Hormosina ovicula 3 2 2
16 Reophax scorpiurus 3 2 2
17 R. guttifera 3 2 2

18 R. nodulosus 3 2 2
19 Reophax bacillaris 3 2 2
20 Rheopax dentaliniformis 3 2 2
21 Rheopax fusiformis 3 2 2
22 Rheopax nodulosus 3 2 2
23 Rheopax pilulifer 3 2 2
24 Rheopax sabulosus 3 2 2
8 DISCAMMINIDAE
25 Ammoscalaria tenuimargo 4 3 2
26 Discammina empressa 4 3 2
9 LITUOLIDAE
27 Alveophragmium globulosum 3 1 2
28 Ammobaculites agglutinans 3 1 2

18
PROTOZOA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


29 Ammobaculites americanus 3 2 2
30 Haphlophragmoides canariensis 3 1 2
10 TEXTULARIIDAE
31 Bigenerina sclumbergerii 3 3 2
32 Siphotextularia concave 3 1 2
33 Textularia agglutinans 3 1 2
34 Textularia candeiana 3 1 2
35 Textularia conica 3 1 2
36 T. foliacea 3 1 2
37 T. kerimbaensis 3 1 2
38 Textularia porrecta 3 1 2
39 Textularia pseudocarinata 3 3 2
40 Textularia pseudogramen 3 1 2
41 Textularia sagittula 3 1 2
42 Textularia trochus 3 1 2
43 Dorothia scabra 3 3 2
11 NODOSARIIDAE
44 Dentalina inornata 3 3 2
45 Stilostomella fistuca 3 3 2
12 VEURNEUILINIDAE

46 Gaunryina siphonifera 4 3 2
47 Pseudoclavulina humilis 4 3 2
13 VAGINULINIDAE
48 Vaginulinopsis tasmania 4 3 2
49 Vaginulinopsis sp 4 3 2
50 Amphycorina scalaris 4 3 2
51 Lenticulina globosa 4 3 2
14 VALVULINIDAE
52 Eggerella bradyi 3 2 2
53 Eggerella affixa 4 3 2
54 Bigenerina nodosaria 3 2 2
55 Valvulineria rugosa 4 3 2
15 CHRYSALIDINIDAE
56 Chrysalidinella dimorpha 3 3 2
16 TROCHAMMINIDAE
57 Trochammina nana 3 2 2
58 T. hadai 3 2 2
59 T. inflata 3 2 2
60 T. squamata 3 2 2
61 Tritaxis conica 4 3 2

19
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


17 GLOBOTEXTULARIIDAE
62 Liebusella soldanii 4 4 2
18 MILIOLIDAE
63 Ammomassilina alveoliniformis 3 2 2
64 Hauerina pacifica 4 3 2
65 Hauerina orientalis 3 2 2
66 Hauerina fraglisima 3 2 2
67 H. fragilissima 4 3 2
68 Massilina crenata 4 3 2
69 Miliolinella circularis 3 3 2
70 M. subrotunda 3 3 2
71 Flintia robusta 3 3 2
72 Pyrgo denticulata 3 3 2

73 Pyrgo lucernulla 3 3 2
74 Pyrgo murrhyna 3 3 2
75 Pyrgo seriata 3 3 2
76 Pyrgo vespertilio 3 3 2
77 Quinqueloculina agglutinans 3 1 2
78 Q. anguina 3 1 2
79 Q. bicarinata 3 1 2
80 Q. bicornis 3 1 2
81 Q. bidentata 3 1 2
82 Q. bosciana 3 1 2
83 Q. bradyana 3 1 2
84 Q. cultrate 3 1 2
85 Q. granulocostata 3 1 2
86 Q. curta 3 1 2
87 Q. lamarckiana 3 1 2
88 Q. laevigata 3 1 2
89 Q. limbata 3 1 2
90 Q. parkeri 3 1 2
91 Q. poeyana 3 1 2
92 Q. polygona 3 1 2
93 Q. reticulate 3 1 2
94 Q. psedoreticulata 3 1 2
95 Q. seminulum 2 1 2
96 Sclumbergerina alveoliniformis 3 3 2
97 Sigmoilopsis sclumbergeri 3 3 2
98 Spiroloculina communis 3 1 2
99 Triloculina trigonula 3 1 2

20
PROTOZOA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


100 Triloculina tricarinata 3 1 2
101 T. oblonga 3 1 2
102 Triloculina costifera 3 1 2
103 Triloculina rupertiana 3 1 2
104 Triloculina subvalvularis 3 1 2
105 Spiroloculina angulata 3 1 2
106 Spiroloculina communis 3 1 2
107 Spiroloculina elevata 3 1 2
108 Spiroloculina depressa 3 1 2
109 Spiroloculina rotunda 3 1 2
110 Spiroloculina tenuiseptata 3 1 2
19 PENEROPLIDAE

111 Marginopor vertebralis 3 3 2


112 Peneroplis pertusus 3 3 2
113 P. planatus 3 3 2
114 Sorites marginalis 3 3 2
115 Spirolina arietina 3 3 2
116 Tubinella inornata 4 3 2
20 ALVEOLINELLIDAE
117 Alveolinella quoyii 3 3 2
21 LAGENIDAE
118 Lagena hispida 3 2 2
119 Lagena distoma 4 3 2
120 L. laevis 3 2 2
121 L. striata 3 2 2
123 L. sulcata 3 2 2
124 Lagena elongata 3 2 2
125 Lagena gracilima 3 2 2
126 Lagena truncata 3 2 2
127 Rectoglandulina 3 2 2
128 Lenticulina gibba 3 2 2
129 Marginulina obesa 3 2 2
130 Nodosaria albatrosis 4 3 2
131 Nodosaria radicula 4 3 2
132 Nodosaria subsriatula 4 3 2
133 Nodosaria reticulata 3 2 2
22 NONIONIDAE
134 Nonion boueanum 3 2 2
135 N. depressulum 3 2 2

21
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


136 Nonionella turgida 3 2 2
137 Asterononion strelligrum 3 2 2
23 ELPHIDIIDAE
138 Elphidium advena 2 1 2
139 E. craticulatum 2 1 2
140 E. crispum 2 1 2
141 E. poeyanum 2 1 2
142 Elphidiella gutteri 2 1 2
143 Elphidiella arctica 2 1 2

144 Cribrononion hispidulum 2 1 2


145 Cribrononion oceanicum 3 2 2
146 Cribrononion simplex 2 1 2
147 Cribrononion miletti 3 2 2
24 NUMMULITIDAE
148 Heterostegina depressa 3 2 2
149 Operculina ammonoides 2 2 2
150 O. complanata 2 2 2
25 BULIMINIDAE
151 Bolivina spathula 3 2 2
152 Bolivina alata 3 2 2
153 Bolivina bradyi 3 2 2
154 Bolivina earlandii 3 2 2
155 Bolivina compacta 4 3 2
156 Bolivina nitida 3 2 2
157 Bolivina robusta 4 3 2
158 Bolivina subaenariensis 3 2 2
159 Bolivinella elegans 4 3 2
160 Bolivinella folium 4 3 2
161 Bolivinita quadrilatera 3 2 2
162 Bulimina aculeata 3 2 2
163 Bulimina striata 3 2 2
164 Bulimina gibba 3 2 2
165 Brizalina swageriana 3 2 2
166 Laxoxtomum limbatum 3 2 2
167 Reussella simplex 3 2 2
168 R. aculeata 3 2 2
169 Siphogenerina 3 2 2
170 Trifarina bradyi 3 2 2
171 Uvigerina ampullace 3 2 2
172 Uvigerina asperula 3 2 2

22
PROTOZOA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


173 Uvigerina bifurcata 3 2 2
174 Uvigerina bradyana 3 2 2
175 Uvigerina brunensis 3 2 2
176 Uvigerina cushmanii 3 2 2
177 Uvigerina schwageri 3 2 2
178 Euuvigerina peregrina 3 2 2
179 Euuvigerina aculeata 3 2 2

26 PSEUDORBITOIDADE
180 Asterorotalia trispinosa 3 2 2
27 ROTALIIDAE
181 Cancris auriculus 3 2 2
182 Cancris indicus 3 2 2
183 Discolpuvinulina berthelotti 3 2 2
184 Discorbis mirus 3 2 2
185 D. rugosus 3 2 2
186 Eponides repandus 3 2 2
187 Eponides berthelotianus 3 2 2
188 Eponides punctulatus 3 2 2
189 Patellina corrugata 3 2 2
190 Rosalina bradyi 3 2 2
191 Rosalina globularis 3 2 2
192 Rotalia japonica 2 2 2
193 R. beccarii 1 1 2
194 R. murayi 2 1 2
195 R. pelucida 2 2 2
196 Ammonia umbonata 3 1 2
197 Spirillina vivipara 4 3 2
198 Spirillina denticulata 4 3 2
199 Valvulineria humilis 4 3 2
28 AMPHISTEGINIDAE
200 Amphistegina radiate 2 2 2
201 A. quoyi 2 2 2
29 CALCARINIDAE
202 Baculogypsina sphaerulata 3 2 2
203 B. spinosus 3 2 2
204 Calcarina calcar 3 2 2
205 C. hispida 3 2 2
206 C. spengleri 3 2 2

23
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


30 CYMBALOPORIDAE
207 Cymbaloporetta bradyi 2 1 2
208 Cymbaloporetta squamosa 2 1 2
31 CASSIDULINIDAE
209 Cassidulina laevigata 3 1 2
32 GLOBOGERINIDAE
210 Globigerina bulloides 2 1* 2
211 Globigerina eggeri 2 1* 2
212 Globigerina falconensis 3 2 2
213 Globigerina inflata 2 1* 2
214 Globigerina conglomerata 2 1* 2
215 Globigerina tricamerata 2 1* 2
216 Globigerina umbilicata 2 2 2
217 Globigerinella aequilateralis 2 1* 2
216 Globigerinoides rubra 2 1* 2
218 Globogerinoides sacculifer 2 1* 2
219 Globogerinoides conglobata 2 1* 2
220 Orbulina universa 2 1* 2
221 Pulleniatina oliquiloculata 2 1* 2
222 Shaerodina bulloides 2 1* 2
223 Globorotalia menardii 2 1* 2
224 Globorotalia hirsuta 2 1* 2
225 Globorotalia anfracta 2 2 2
226 Globorotalia exilis 2 2 2
227 Globorotalia plestumida 2 2 2
228 Globorotalia ungulata 2 2 2
229 Candeina nitida 2 1* 2
230 Pulleniatina obliquiloculata 2 1* 2
33 ANOMALINIDAE
231 Anomalina ammonoides 3 2 2
232 Anomalina rostrata 3 2 2
233 Anomalina colligera 3 2 2
234 Asterononion strelligrum 2 2 2
235 Cibicides lobatulus 3 2 2

24

Sumber Foto : Inayat


PROTOZOA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


236 Cibicides margaritiferus 3 2 2
237 Cibicides praecinctus 3 2 2
238 Cibicides robertsonianus 3 2 2
239 Cibicides subhaidingeri 3 2 2
240 Cibicidoides mundulus 3 2 2
34 PLANORBULINIDAE
241 Planorbulina larvata 3 2 2
35 REUSSELLIDAE
242 Reussella simplex 3 2 2
36 SIPHOGENERINOIDIDAE
243 Rectobolivina sp. 3 3 2
244 Siphogenerina nodosaria 3 3 2
37 EPISTOMINIDAE
245 Epistomina 3 2 2
246 Hoeglundina 3 2 2
38 ELLIPSOLAGENIDAE
247 Fissurina sequenziana 3 2 2
248 Oolina globosa 3 2 2
249 Guttulina sp 3 2 2
250 Guttulina lactea 3 2 2

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

25
Sumber Foto : Inayat
26
Plankton

Ceratium bucephalum Sumber Foto : Arief


PLANKTON BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Plankton adalah biota laut baik tumbuhan maupun hewan yang mempunyai
kemampuan renang terbatas. Plankton yang mempunyai kloroplas disebut
sebagai fitoplankton sedangkan yang tidak berkloroplas disebut zooplankton.
Karena kemampuan renangnya terbatas maka hidupnya tergantung kemana arus
laut membawanya pergi, dapat berada di permukaan air, kolom air atau di dasar
perairan. Plankton dapat digolongkan berdasar siklus hidupnya, ukurannya dan
sebarannya baik horizontal dan vertikal. Berdasarkan siklus hidupnya plankton
dibedakan menajdi Holoplankton dan Meroplankton. Holoplankton atau lebih
dikenal dengan plankton sejati dimana seluruh siklus hidupnya berupa plankton.
Sedangkan meroplankton hanya sebagian siklus hidupnya menjadi plankton dan
selanjutnya hidup sebagai Nekton atau menjelma menjadi individu dewasanya.
Seperti misalnya udang, ikan dan teripang pada waktu masih larva hidup sebagai
plankton. Sebagian besar hewan laut mengalami fase plankton dalam siklus hidupnya.
Plankton berdasar ukurannya dapat dibedakan menjadi mega, makro, meso, mikro,
nano, piko dan femtoplankton. Dengan variasi ukuran mulai dari megaplankton
berukuran lebih dari 20 cm dan femtoplankton kurang dari 0,2 mikron. Sedangkan
plankton berdasarkan sebaran horizontalnya dibagi menjadi plankton yang hidup di
tepi pantai disebut plankton neritik dan yang berada di laut lepas disebut plankton
oseanik. Berdasar sebaran vertikalnya plankton yang hidup di laut dangkal di atas
100 m disebut sebagai epiplankton, sedangkan yang hidup dibawah 100 – 400 meter
disebut mesoplankton dan lebih dari 600 meter disebut hipoplankton.

Fitoplankton merupakan tumbuhan air yang berukuran


relatif kecil, umumnya ber sel tunggal atau membentuk
koloni. Pada tumbuhan tingkat rendah sebenarnya sulit
untuk dibedakan apakah suatu biota ini masuk tumbuhan
atau hewan. Tumbuhan biasanya didifinisikan secara
sederhana yaitu biota yang mempunyai klorofil dan tidak
mempunyai alat gerak. Beberapa fitoplankton disamping
mempunyai kloropil atau kloroplas, juga mempunyai
alat gerak yang berupa silia atau flagela sehingga dapat
bergerak bebas.

Keanekaragaman jenis fitoplankton sangat tinggi dan kerapatan yang sangat


bervariasi antar lokasi. Pada kerapatan yang sangat tinggi fitoplankton dapat
menentukan warna air laut tergantung dari pigmen yang dikandungnya. Warna air
laut dapat berubah menjadi hijau pekat jika fitoplankton yang mengandung pigmen
hijau dan tumbuh subur dengan kerapatan yang sangat tinggi.

Fitoplankton hidup tersebar hampir di seluruh perairan laut di dunia. Kerapatan dari
fitoplankton umumnya lebih besar di daerah pesisir. Di tengah laut yang sangat luas
pada umumnya kerapatan akan berkurang seperti misalnya di Laut Sargasso dapat
dikatakan sebagai padang pasirnya lautan. Oleh karena kerapatan fitoplankton yang
sangat rendah sehingga menyebabkan kejernihan lautnya sangat tinggi. Di Indonesia
hampir semua perairan ditumbuhi dengan fitoplankton dengan kerapatan yang

27
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

tinggi terutama di wilayah pesisir atau di daerah upwelling. Pada pantai yang dekat
dengan kota besar atau daerah muara sungai kerapatan fitoplankton menjadi sangat
tinggi bahkan sering terjadi ledakan populasi fitoplanton atau yang lebih dikenal
dengan utrofikasi. Penyebab terjadinya utrofikasi oleh karena adanya pengakayaan
nutrien seperti fosfat dan nitrat yang berasal dari darat atau dari proses upwelling.
Tingginya fosfat dan nitrat dari daratan biasanya berhubungan adanya pencemaran
yang berasal dari air buangan rumah tangga, industri, pertanian atau adanya
pembukaan hutan.

Siklus hidup fitoplankton relatif pendek tergantung dari jenisnya. Pada umumnya
fitoplankton siklus hidupnya dalam hitungan jam sampai hari, kopepoda dalam
hitungan 7 – 10 hari dan makroplankton dalam hitungan minggu atau bulan (Hays
et al, 2005). Perkembangbiakan pada umumnya dilakukan dengan cara membelah
diri yang pada umumnya dimulai dengan terjadinya pembelahan inti sel dan diikuti
dengan pembagian sitoplasma dan pembentukan dinding sel. Kecepatan pembelahan
bervariasi dalam hitungan jam atau hari.

Manfaat Fitoplankton
Fitoplankton mempunyai manfaat yang besar sebagai produsen primer, sebagai
pendingin suhu dunia dan makanan kesehatan. Fitoplakton dapat bertindak
sebagai produsen primer dalam rantai makanan. Fitoplankton dapat menyerap
energi matahari dan senyawa anorganik dan merubahnya menjadi senyawa organik
melalui proses fotosintesa. Senyawa organik ini merupakan makanan bagi biota
yang lebih tinggi. Fitoplankton merupakan penyedia makanan bagi sekitar 65%
dari ikan-ikan dan hewan laut lainnya. Sebagai
contoh
cont sebagian besar hewan laut tergantung
dari plankton mulai dari hewan bentik seperti
koral,
kor sponge, tunicata, moluska, dan ikan dari
yang
yan kecil hingga paus yang berukuran sangat
besar
bes hidupnya tergantung dari plankton.
Perlu
Per diingat bahwa hewan terbesar di dunia
saat
saa ini adalah blue whale yang panjangnya
dapat
da mencapai 30 meter dengan berat dapat
mencapai
m 150 ton menggantungkan hidupnya
dari
da plankton.
zschio ides
nema nit
Thalassio
Jenis
Je zooplankton yang mempunyai peran
sangat
sa besar di laut adalah kopepoda oleh
karena
k jenis ini mendominasi biomasa
zooplankton
z yang ada di laut. Sebaran
kopepoda
k mulai dari daerah air tawar, daerah
pasang
p surut hingga di laut bebas. Kopepoda
merupakan makanan utama berbagai
hewan-hewan laut. Sebagai rantai makanan
tingkat kedua setelah fitoplankton kopepoda
ilesii juga memegang peran penting dalam
iscus wa
Coscinod

28
PLANKTON BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Coscinodicus oculus-iridis

Sumber Foto : Arief

menentukan kesuburan perairan dan sebagai pengontrol populasi nyamuk di daerah


magrove karena kopepoda memangsa telur dan larva nyamuk. Namun disamping
manfaat yang besar dari kopepoda adapula yang bersifat parasit pada ikan dan biota
budidaya lainnya. Kopepoda yang bersifat parasit sering menyebabkan kerugian
bagi nelayan pembudidaya.

Dalam proses fotosintesa fitoplankton juga menyerap CO2 yang terlarut di laut
yang pada gilirannya dapat mengurangi konsentrasi CO2 di dunia. Kemampuan
fitoplankton menyerap karbon sama dengan kemampuan hutan tropis. Oleh karena
itu fitoplankton juga dikenal sebagai “invesible forest” atau hutan yang tidak
terlihat tetapi nyata perannya. Peran yang tidak kalah penting fitoplankton bagi
kehidupan manusia secara langsung adalah sebagai makanan kesehatan. Beberapa
jenis spirulina telah banyak dimanfaatkan untuk makanan kesehatan oleh karena
mengandung zat aktif. Berbagai jenis fitoplankton dan zooplankton telah banyak
dibudidayakan sebagai pakan hidup bagi anakan ikan, moluska, udang dan biota
budidaya lainnya.

Pada akhir-akhir ini banyak peneliti mencari energi alternatif dan salah satu pilihan
adalah memanfaatkan kandungan lemak yang ada di fitoplankton dan zooplankton.
Beberapa fitoplankton mengandung lemak yang cukup tinggi sehingga fitoplankton
yang dibudidayakan secara masal dengan densitas yang tinggi dapat menghasilkan
biofuel.

29
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Beberapa jenis fitoplankton


dapat dibudidayakan secara
monospesies sedangkan yang
lain lebih cocok ditumbukan
secara multispesies. Beberapa
jenis plankton disamping
mempunyai kadungan lemak
ri na lik e yang tinggi juga mengandung
Globige
zat pati. Sehingga budidaya
plankton jenis ini secara
m be r Fo to : Arief masal dan skala besar
Su
dapat bermanfaat untuk
diambil lemaknya sebagai biofuel dan kemudian ampasnya yang mengandung
pati difermentasikan untuk dijadikan alkohol. Sehingga plankton dapat dipakai
sebagai sumber minyak dan alkohol. Saat ini negara maju sedang berlomba untuk
memperoleh alternative energy dari biota hidup dan salah satunya adalah biofuel
dari plankton. Mereka berlomba untuk mencari jenis fitoplankton yang mempunyai
kandungan lemak atau pati yang tinggi dan mudah serta dapat ditumbuhkan dalam
densitas yang tinggi. Mereka juga sedang berlomba untuk mendapatkan teknologi
untuk dapat membudidayakan sekaligus memanen fitoplankton yang efisien dan
efektif.

Disamping plankton mempunyai manfaat yang sangat besar sebagai makanan


biota laut yang lain atau yang mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar, beberapa
plankton juga ada yang menghasilkan racun yang merugikan baik untuk ikan atau
organisme laut lainnya bahkan juga dapat menyebabkan kematian bagi manusia.
Plankton yang masuk dalam katagori ini adalah biasa disebut sebagai plankton
penyebab ”harmful algal bloom” (HAB). Ledakan populasi dari algae jenis ini dapat
menyebabkan eutropikasi, berkurangnya konsentrasi oksigen dalam air secara
dratis atau adapula yang menghasilkan racun yang mematikan. Sejauh ini telah
diidentifikasi jenis-jenis plankton yang merugikan yang dapat dikatagorikan dalam
lima group :
(1). Jenis plankton yang menghasilkan racun yang dapat menyebabkan paralisis.
(2). Jenis plankton yang menghasilkan racun yang dapat menyebabkan amnesia
(3). Jenis plankton yang menghasilkan zat ciguatoxin yang dapat menyebabkan
alergi
(4). Jenis plankton yang kadang dapat menyebabkan terjadinya red tide dan
kematian ikan dan biota laut lainnya.
(5). Jenis plankton yang selalu berasosiasi dengan kejadian eutropikasi dan
kerusakan lingkungan.

Nilai Ekonomis Komersial


Berkembangnya usaha budidaya ikan udang dan biota laut lainnya menjadikan
plankton mempunyai nilai ekonomis yang cukup baik. Para pembudidaya sering
dipusingkan oleh tingkat kematian yang tinggi pada saat hewan-hewan budidaya
baru menetas atau pada saat masih dalam tahapan larva. Hal ini disebabkan
belum ditemukannya makanan yang tepat. Larva-larva ini butuh makanan hidup

30
PLANKTON BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

yang ukurannya kecil agar tidak mati kelaparan. Oleh karena itu saat ini banyak
dikembang biakan murni phyto dan zooplankton yang dapat dijadikan sebagai pakan
hidup. Biakan murni ini saat ini telah tersedia dan sudah memasuki pasaran. Biakan
murni phytoplankton dan zooplankton dari jenis Chaetoseros sp, Tetraselmis sp,
Dunhaliela sp dan Isochrysis sp yang biasa dijual dalam bentuk biakan murni dalam
kemasan 10, 100 atau 1000 ml. Harga jenis biakan murni ini sangat bervariasi
tergantung jenisnya namun harga rata-rata sekitar Rp 200.000/100 ml. Disamping
itu makanan larva yang berupa zooplankton biasanya dijual dalam bentuk cyst atau
telur. Salah satunya adalah makanan larva hewan budidaya yang berupa Artemia.
Artemia dijual Rp 525.000/500gr.

Keanekaragaman jenis fitoplankton


Fitoplankton yang umumnya dijumpai di perairan Indonesia adalah dari Kelas
Bacillariophyceae dan Dinophycea. Dari kedua kelas tersebut yang paling
banyak dijumpai adalah dari kelompok Diatom dan Dinoflagellata. Diatom dapat
dijumpai dimana saja mulai dari daerah pesisir hingga di laut yang dalam. Jenis
yang masuk dalam kelompok diatom diperkirakan ada sekitar 1400-1800 jenis
dan di Laut Jawa dijumpai sekitar 127 jenis diatom (Nontji, 2008). Dinoflagellata
merupakan kelompok fitoplankton yang umumnya dapat menyebabkan terjadinya
”Harmful Algal Bloom” (HAB) yaitu kejadian dimana terjadi ledakan populasi jenis
dinoflagelate yang disertai dengan pengeluaran toksin. Dinoflagellata ada yang
hidup bersimbioase dengan karang, sponge, moluska secara mutualistik. Kelompok
yang dominan di laut dari dinoflagellata antara lain Porocentrum, Peridinium,
Gymnodinium, Noctiluca, Ceratium, Ornithocercus, Amphisolenia, Ceratocorys
(Nontji, 2008).

Kopepoda kita ambil sebagai wakil zooplankton yang merupakan anggota dari kelas
krustasea filum Athropoda dengan ukuran antara 0,5-2 mm. Seperti krustasea lainnya
kulit dari tubuhnya terdiri dari chitin. Siklus hidup berkisar antara 10-50 hari dengan
melewati fase Naupilus dan kopepit sebanyak enam kali. Kopepoda terdiri dari 200
suku, 1650 marga dan ada sekitar 11.500 jenis (Mulyadi 2010). Beberapa kopepoda
yang bersifat parasit antara lain Cyclopodia, Harpacticoida, Notodelphyoida,
Monstrilloida, Caligoida dan Lernaeopodidae. Jumlah
jenis yang tercatat dari periran Indonesia sebanyak
350 jenis 90 jenis termasuk dalam anggota kalanoid
Status
dan 49 jenis dari Pontellid yang merupakan jenis
kopepoda yang mendominasi laut Indonesia. (Mulyadi Perlindungan
2010).
Plankton belum masuk
Sebagai Catatan: Oleh karena plankton tidak masuk dalam daftar biota yang
dalam katagori taksa pengelompokan kedalam dilindungi baik dari
plankton berdasar sifat hidupnya maka dibawah bab pemerintah Indonesia
plankton hanya disajikan list species fitoplankton maupun dalam CITES.
saja. Sedangkan kopepoda, isopoda di kembalikan
pada pengelompokan berdasar taksa yaitu berada di
bawah krustasea.

31
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 3. Daftar jenis Fitoplankton yang biasa ditemukan di perairan Indonesia


(Verifikator: Hikmah Toha, Nurul Fitria, Arief )

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


DIATOMAE
1 ACHNANTHACEAE
1 Coconeis sp. 5 5
2 ASTEROLAMPRACEAE
3 Asterolampra sp. 5 3
4 Corethron sp. 4 3
3 BACILLARIACEACE
5 Bacillaria sp. 2 1
BACTERIASTRACEAE
6 Bacteriastrum sp. 4 3
4 BIDDULPHIACEAE
6 Climacodium sp. 4 3
7 Ditylum sp. 4 2
8 Hemiaulus sp. 3 1
9 Odontela sp. 4 2
10 Streptotheca sp. 4 3
11 Triceratium sp. 5 4
4 CHAETOCERACEAE
12 Chaetoceros sp. 1 1
5 COSCINODISCACEAE
13 Coscinodiscus sp. 1 1
14 Planktoniella sp. 5 3
6 DICTYOCHACEAE
15 Distephanus sp. 5 3
7 EUCAMPIACEAE
16 Eucampia sp. 4 3
8 FLAGILARIACEAE
17 Thalassiothrix sp. 3 2
18 Thalassionema sp. 3 2
19 Flagillaria sp. 5 3

20 Asterionella sp. 4 2
21 Diatoma hyalina 6 5
9 GLOBIGERINIDAE
22 Acanthometron sp. 6 5
10 LEPTOCYLINDRACEAE
23 Corethron sp. 4 3
24 Lauderia sp. 3 1
25 Leptocylindrus sp. 3 3

32
PLANKTON BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Ceratium macroceros

Sumber Foto : Arief

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


11 MELOSIRACEAE
26 Melosira sp. 4 3
27 Stephanopyxis sp. 4 3
12 NAVICULACEAE
28 Navicula sp. 4 3
29 Pleurosigma sp. 4 2
30 Stigmophora sp. 6 3
31 Gyrosigma sp. 4 3
32 Diploneis sp. 5 4
13 NITZSCHIACEAE
33 Amphora sp. 5 3
34 Nitzschia sp. 2 1
35 Surirela sp. 4 3
14 RHIZOSOLENIACEAE
36 Dactyliosolen 4 3
37 Rhizosolenia sp. 2 1
15 SKELETONEMACEA
38 Guinardia sp. 3 2
39 Skeletonema sp. 1 1
16 STELLARIMACEACE
40 Glassleriella sp. 5 3
17 SURIRELLACEAE
41 Campylodircus sp. 5 2
18 THALASSIOSIRACEA
42 Hemidiscus sp. 4 3
43 Thalassiosira sp. 2 1

33
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Dactyliosolen phuketensis

Sumber Foto : Arief

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


DINOFLAGELLATA
19 CERATOCORYACEAE
44 Ceratocorys sp. 4 3
20 DINOPHYSIACEAE
45 Ornithocercus sp. 4 3
21 DINOPHYTA
46 Alexandrium sp. 5 4
47 Amphizolenia sp. 4 4
48 Ceratium sp. 3 1
49 Diplopsalis sp. 5 4
50 Dinophysis sp. 4 2
51 Gambierdiscus sp. 4 3
52 Gymnodinium sp. 4 3
53 Gonyaulax sp. 4 3
54 Noctiluca sp. 4 3
55 Oxytoxum sp. 5 4
56 Ostreopsis sp. 5 4
57 Pyrocystis sp. 4 3
58 Pyrophacus sp. 3 3
59 Pyrodinium sp. 4 4
60 Protoperidinium sp. 3 1
61 Prorocentrum sp. 5 2
62 Scriepsiella sp. 5 4

34
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA 35

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


22 HALOSPHAERACEA
63 Dictyocha sp. 5 4
23 OSCILLATORIACEA
64 Trichodesmium sp. 2 2
24 PODELAMPACEAE
65 Podelampas sp. 4 3
25 RAPHIDOPHYTA
66 Chattonella sp. 5 4

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

Asteromphalus elegans

Sumber Foto : Arief


36
Porifera

Kallypilidion sp.
PORIFERA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi
Filum Porifera lebih dikenal orang dengan nama Sponge. Sponge merupakan
hewan yang hidup di laut dan di air tawar tersebar di seluruh perairan mulai dari
daerah kutub sampai daerah tropis. Sedangkan sebaran vertikalnya mulai dari
rataan terumbu yang dangkal sampai kedalaman 1000 meter. Sponge dari kelas
Hexactinellida atau yang lebih dikenal dengan sponge gelas yang transparan hidup
pada kedalaman antara 200-1000 meter. Sponge dapat hidup mulai dari tempat
yang kotor sampai di tempat yang jernih atau mulai dari tempat yang tenang hingga
tempat yang berarus.

Sponge merupakan hewan yang sangat sederhana yang merupakan peralihan dari
hewan bersel tunggal menuju hewan tingkat tinggi namun belum mempunyai organ
dan sistem syaraf. Sel dari sponge hanya terdiri dari sel pinacocyte, sel choanocyte
yang dicirikan dengan adanya flagella dan struktur leher baju, serta sel amoebocyte.
Kerangka tubuh sponge dibentuk dari spikula atau serat spongin tergantung dari
jenisnya. Sebagian spikula berbahan dasar CaCO3, silikat atau serat spongin atau
campuran antara silikat dan spongin. Cara sponge makan adalah dengan cara
menyaring air laut dalam jumlah yang sangat besar. Air Laut mengalir melalui pori-
pori yang saling berhubungan dan aliran air terjadi karena adanya gerakan flagela.
Partikel-pertikel makanan yang kecil, plakton, bakteri dan detritus melewati pori
akan ditangkap oleh cilia dan flagella ketika melewati system kanal dan ruangan.
Bentuk sistem kanal dan ruangan yang sangat khas yang disebut menurut bentuknya
antara lain asconoid, syconoid dan leuconoid.

Sponge hidup melekat sebagai hewan bentik membentuk koloni


dengan bentuk yang sangat bervariasi dari bentuk membulat,
panjang, berbentuk cawan atau mempunyai bentuk merayap.
Ukurannya juga sangat bervariasi dari yang hanya beberapa
centimeter hingga beberapa meter. Warna sangat bervariasi
hampir semua jenis warna dapat ditemukan pada jenis sponge.

Perkembangbiakan sponge dilakukan dengan menghasilkan sel telur dan sperma,


atau dengan jalan pertunasan atau pemebelahan. Sponge biasanya berbetuk koloni
dan individu sponge dapat terdiri dari hewan jantan atau betina dan hermaprodite.
Beberapa sponge melepaskan sel telur dan sperma dan pembuahan terjadi di kolom
air. Kemudian anakan akan berenang bebas untuk sementara sebelum menemukan
tempat yang cocok untuk melekat. Sedangkan beberapa jenis sponge yang lain
fertilisasi terjadi dalam tubuh induknya yang kemudian dierami untuk sementara
dan dilepaskan oleh induknya telah berupa anakan yang siap untuk melekat. Oleh
karena itu anakan sponge biasanya menempel pada subtrat tidak jauh dari induknya.

37
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Sebaran sponge, hampir dapat ditemukan di seluruh perairan Indonesia. Sponge


dapat hidup mulai rataan terumbu hingga kedalam 60 meter, pada subtrat yang
berlumpur, pasir dan karang mati serta di bawah hutan mangrove. Sponge juga
dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang keruh hingga daerah yang jernih
dengan salinitas rendah hingga salinitas yang cukup tinggi. Sponge tumbuh sangat
baik di danau air asin. Penelitian yang dilakukan di danau air asin Kakaban dan
Maratua di Berau, Kalimantan timur berhasil ditemukan sebanyak 115 jenis sponge
dan 33 diantaranya merupakan jenis yang sebarannya hanya di danau Kakaban
(Becking et al 2012).

Peran dan Manfaat sponge


Sponge mempunyai fungsi dan peran secara ekologi sebagai pembersih air laut oleh
karena cara mereka hidup dengan menyaring air dengan jumlah volume yang sangat
besar jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Disamping itu dalam siklus
makanan sponge mempunyai peranan dalam
menyediakan
menyed makanan bagi berbagai jenis ikan
dan penyu.
pe Hasil penelitian menunjukkan bahwa
beberapa
bebera jenis sponge merupakan makanan
penyu.
penyu

Disamping
Disam sponge mempunyai fungsi ekologis,
sponge
spong juga dapat dimanfaatkan secara
langsung
langs yaitu sebagai bahan obat-obatan dan
untuk peralatan mandi. Beberapa jenis sponge
dipanen
dipan lalu dikeringkan dan dibersihkan dan
dijual
dijua untuk penggosok badan pada waktu
kita mandi. Sponge juga mengandung banyak
sp. subtansi
subt aktif yang mempunyai potensi
Callyspongia
sebagai
seb obat-obatan bagi manusia. Sejak
pertama
per kali ditemukan pada tahun 1950
sponge
spo jenis Cryptotethya crypta ditemukan
mengangdung
me substansi aktif anti bakteri
(Bergmann
(Be and Feeney, 1950). Sejak itu
hingga
hin saat ini telah ditemukan kurang lebih
sebanyak
se 3.500 subtansi aktif yang berhasil
diisolasi
di dari sekitar 475 jenis sponge
yang
ya hidup di laut. Pada tahun–tahun
sp. selanjutnya
se berbagai subtansi aktif yang
Mononchora
lain
la ditemukan seperti misalnya Ara-A
sebagai
s obat anti virus, Ara-C sebagai
obat
o untuk Leukimia (Newman and Cragg
2004).

Mulai dari identifikasi adanya subtansi


aktif di dalam tubuh sponge hingga
dapat dimanfaatkan sebagai obat

38
sp.
Mononchora
PORIFERA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 4. Contoh daftar substansi aktif yang dapat diekstrak dari sponge Indonesia untuk
obat-obatan. (Sumber : Rahmaniar 2004.).
Manfaat
No Nama substansi aktif Nama sponge Sumber
aktif
01 Barangamide Anti bacteria Aaptos aaptos. Rahmaniar 2004
02 Brianthein A MDR Briareum sp. Rahmaniar 2004
03 Demethylaaptamin Anti kanker Aaptos sp. Rahmaniar 2004
04 Floresolides Anti kanker Aplidium Rahmaniar 2004
05 Isomisakonolide Anti kanker Theonella swinhoei Rahmaniar 2004
06 Lanlimalide Anti kanker Fasciospongia ramose Rahmaniar 2004
07 Latrunculin Anti kanker. Fasciospongia ramosa Rahmaniar 2004
08 Lembehyne MDR Halicona sp. Rahmaniar 2004
09 Melophline A Anti kanker Melophlus sarrassinorium. Rahmaniar 2004
10 Melophline B Anti kanker Melophlus sarrassinorium. Rahmaniar 2004
11 Misakonolide Anti kanker Theonella swinhoei Rahmaniar 2004
12 Neolacilimalide Anti kanker Fasciospongia ramose Rahmaniar 2004
13 Newscalarene sesterpenes Anti kanker Phyllospongia sp. Rahmaniar 2004
14 Newsmereose squiterpenses Anti kanker Aplidium longithorax Rahmaniar 2004
15 Sarasinoside A Anti kanker Melophlus sarassnorum Rahmaniar 2004
16 Spongian diterpenes Anti kanker Nudi branch ardeodoris Rahmaniar 2004
17 Swinholide A Anti kanker Theonella swinhoei Rahmaniar 2004
18 Theonellapeptolide Anti kanker Theonella swinhoei Rahmaniar 2004
MDR : Multi Drug Resistance

memerlukan proses dan waktu yang sangat panjang yaitu sekitar 20 tahun.
Disamping kemampuan sponge sebagai bahan obat-obatan, beberapa jenis sponge
juga mempunyai kemampuan sebagai bahan ”anti fouling” (anti biota penempel),
sebagai bahan pelindung ultra violet dan anti predator (Zea et al 1999).

Sponge mempunyai nilai estetika yangg tinggi


gg dengan
g bentuk koloni sangat
g bervariasi,,
sangat kaya akan warna dan ukuran ran
ge
oleh karena itu beberapa jenis sponge
juga dimanfaatkan untuk hiasan di
akuarium. Di alam keindahan bentuk,k,
ukuran dan warna sponge sangatt
variatif dan sangat indah sehinggaa
merupakan daya tarik tersendiri
untuk suatu lokasi penyelaman.

Lokasi yang selalu berarus dengan


dinding tubir yang terjal, tegak
atau dinding yang menggantung
dengan gua-gua kecil merupakan
tempat yang disukai sponge.

39
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Nilai Ekonomis Komersial


Jenis sponge yang mempunyai nilai ekonomis secara langsung hampir-hampir
tidak ada kecuali Spongia offiocinalis. Jenis sponge ini dijual secara langsung yang
biasanya digunakan untuk peralatan mandi yaitu untuk menggosok badan pada
waktu mandi. Sponge ini biasanya dijual di toko-toko “body shop” dengan label
“natural product”, harga sponge ini sekitar U$ 1/gr (harga ini dilihat di toko body
shop di Singapore tahun 2013). Kebanyakan sponge nilai ekonomisnya ditentukan
oleh substansi aktif yang dikandungnya, sehingga sulit menentukan harga untuk
suatu jenis sponge. Namun potensi untuk mempunyai nilai ekonomis sangatlah besar.
Tabel 4 merupakan daftar jenis sponge yang telah diketahui mempunyai substansi
aktif yang berasal dari Indonesia dan dapat dikembangkan untuk mengatasi kanker
dan penyakit infeksi baik dari bakteri dan virus.

Keanekaragaman jenis
Taksonomi sponge yang terakhir dan disepakati oleh ahli sistematika porifera dapat
dijumpai dalam bukunya Hooper dan Van Soest, 2002. Sponge termasuk dalam
Filum Porifera yang terdiri dari empat kelas, tujuh subkelas, 25 ordo, 127 suku
dan 682 marga (Hooper and van Soest 2004). Kelas Calcarea adalah sponge yang
spiculanya terbetuk dari kalsium karbonat (kalkareus). Kelas Hexactinellida dengan
spikula terdiri dari serat silikat yang hidup di laut dalam. Kelas Desmospongiae
adalah sponge yang spikulanya terdiri dari serat spongin yang sebagian besar hidup
di daerah yang dangkal hingga kedalam lebih dari 20 meter. Kelas Sclerospongiae
adalah sponge yang unik jumlah spesiesnya sedikit dan spikulanya terdiri dari
campuran antara CaCO3, serat spongin dan serat silikat. Klasifikasi sponge hingga
saat ini masih berdasarkan bentuk morfologi luar dan karakter spikulanya. Sampai
saat ini ada sekitar 5500 jenis sponge yang telah diidentifikasi yang sebagian besar
termasuk dalam kelas Demospongiae (Levi, 1998). Mengingat sebaran sponge yang
sangat luas baik secara horisontal maupun vertikal dan masih sedikitnya daerah
yang telah dieksplorasi maka diperkirakan jumlah sponge yang ada di dunia sekitar
15.000 jenis (Hooper and Levi 1994). Belum banyak studi sponge di Indonesia
bahkan sampai saat Indonesia belum mempunyai peneliti yang ahli tentang klasifikasi
sponge. Keanekaragaman jenis sponge di Indonesia diperkirakan akan mengikuti
biota yang lain artinya Indonesia akan menjadi pusat keanekaragaman jenis sponge.
Jumlah sponge di Indonesia hingga saat ini sekitar 850 jenis (De Voogd and Van
Soest 2002). Sebagai contoh jenis sponge yang ditemukan di sekitar kepulauan
supermonde Makasar 151 jenis termasuk dalam 68 genera dan 37 suku (De Voogd
2005). Masih terbatasnya tempat yang diamati dan
masih sedikitnya peneliti yang menaruh perhatian
pada sponge menyebabkan ditempat yang paling
Status mudah dijangkaupun masih dapat ditemukan
Perlindungan jenis baru dari sponge. Seperti contoh penelitian
yang dilakukan di sekitar Makasar di Pulau-pulau
Semua jenis sponge Supermonde telah ditemukan 3 jenis baru Petrosia
belum ada yang masuk alfiani, Petrosia hoeksemai dan Callyspongia biru
dalam appendik CITES (De Voogd 2005).
dan belum masuk dalam
biota yang dilindungi oleh
pemerintah Indonesia.
40
40
PORIFERA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 5 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Sponge yang ditemukan di Indonesia
(Verifikator : Aryono, Sumber : de Voogd 2005, Levi 1998. Dawson in press)
NILAI
No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN
EKONOMIS
1 ACARNIDAE
1 Acarnus bicladotylotus 4 1
2 Zyzzya fuliganosa 4 1
2 AGELASIDAE
3 Agelas braekmani 4 3
4 Agelas cavernosa 3 2
5 Agelas ceylonica 3 2
6 Agelas nemoechinata 4 3
7 Agelas nakamurai 3 3
3 ANCORINIDAE
8 Ancorina sp.
9 Echionemia acervus 4 2
10 Jaspis splendens 4 2 AI
11 Melophlus sarassinorum 3 2
12 Penares sollasi 4 3
13 Rhabdastrella globostellata 3 1
14 Rhabdastrella sp.
15 Stelletta clavosa 3 2
16 Stelletta sp.
4 APLYSINELLIDAE
17 Aplysinella strongylata 3 2
18 Suberea sp.
5 AXINELLIDAE
19 Dragmacidon australe 5 2
20 Phakellia sp.
21 Phakellia stipitata. 3 3
22 Phycopsis aff. fusiformis 5 3
23 Ptilocaulis spiculifer. 4 2
24 Reniochalina sp.
6 CALLYSPONGIIDAE
25 Callyspongia (Cladochalina) aerizusa 2 1
26 Callyspongia (Cladochalina) pseudoreticulata 3 2
27 Callyspongia (Cladochalina) samarensis 3 2
28 Callyspongia (Cladochalina) aff. confoederata 4 2
29 Callyspongia (Cladochalina) aff. subarmigera 3 2
30 Callyspongia (Euplacella) biru 4 1
31 Callyspongia fibrosa. 3 1
32 Callyspongia (Cladochalina) joubini 3 1

41
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

NILAI
No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN
EKONOMIS
33 Callyspongia pseudofibrosa. 4 3
34 Callyspongia (Toxohalina) aff. ramosa 3 2
35 Callyspongia (Euplacella) sp. (black laminar)
36 Callyspongia spp.
7 CHALINIDAE
37 Chalinula confusa 3 2
38 Chalinula hooperi 3 2
39 Chalinula nematifera 3 2
40 Chalinula sp.
41 Cladocroce acuelata 4 2
42 Cladocroce sp.
43 Haliclona acoroides. 5 3
44 Haliclona (Gellius) amboinensis 1 2
45 Haliclona (Gellius) cymaeformis 3 2
46 Haliclona (Reniera) fascigera 3 2
47 Haliclona koremella 3 2
48 Haliclona (Reniera) osiris 3 2
49 Haliclona spp.
50 Haliclona turquoisia 5 3
51 Haliclona (Halichoclona) vanderlandi 4 3
8 CHONDRILLIDAE
52 Chondrosia chucalla 5 2
9 CHONDROPSIDAE
53 Chondropsis sp.
54 Chondrilla acanthastra 5 3
55 Chondrilla australiensis 4 2
10 CLATHRINIDAE
56 Clathrina sp.
11 CLIONAIDAE
57 Cliona albimarginata 5 2
58 Cliona favus 4 2
59 Cliona euryphylla. 5 3
60 Cliona liangae 4 2
61 Cliona utricularis 4 2
62 Cliona sp. 4 2
63 Cliothosa dichotoma 4 3
64 Cliothosa hancocki. 4 2
65 Pione vastifica. 3 3
66 Spheciospongia congenera 2 3
67 Spheciospongia globularis 3

42
PORIFERA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


68 Spheciospongia inconstants 1 1
69 Spheciospongia vagabunda 1 1
70 Spheciospongia sp.
12 COELOSPHAERIDAE
71 Lissodendoryx (Acanthodoryx) fibrosa 4 2
13 CRAMBEIDAE
72 Monanchora dianchora 5 2
73 Monanchora sp.
74 Monanchora ungiculata. 5 2
75 Monanchora viridis 4 2
14 CRELLIDAE
76 Crella spinulata 3 3
77 Crella papillata 3 3
15 DARWINELLIDAE
78 Chelonaplysilla violacea. 3 3
79 Dendrilla lacunosa 4 2
80 Dendrilla lendenfeldi 4 2
81 Dendrilla mertoni 4 2
82 Dendrilla rosea 4 2
16 DESMACELLIDAE
83 Biemna aff. humilis 5 2
84 Biemna fortis 3 2
85 Biemna fistulosa. 4 2
86 Biemna trirhaphis 4 2
17 DESMANTHIDAE
87 Desmanthus rhabdophorus 4 2
18 DICTYONELLIDAE
88 Acanthella cavernosa 4 2 AF
89 Acanthella sp.
90 Liosina paradoxa 3 2
91 Liosina sp.
92 Stylissa carteri 1 1 AT
93 Stylissa flabelliformis 4 2
94 Stylissa massa 1 1
95 Svenzea devoogdae 4 3
96 Scopalina sp.
19 DICTYODENDRILLIDAE
97 Dictyodendrilla sp.
20 DYSIDEIDAE
98 Dysidea arenaria 3 2 AT

43
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


20 DYSIDEIDAE
97 Dysidea arenaria 3 2 AT
98 Dysidea frondosa 3 2
99 Dysidea granulosa 3 2
100 Dysidea spp.
101 Euryspongia lobata. 5 3
102 Euryspongia sp.
103 Lamellodysidea herbacea 1 1 TA
21 ESPERIOPSIDAE
104 Ulosa aff. ada 3 2
105 Ulosa stuposa 3 2
22 GEODIIDAE
106 Erylus aff. lendenfeldi 5 3
107 Geodia phipinnensis. 5 3
108 Geodia sphaeroides. 4 2
109 Geodia sp. (white massive)
23 HALICHONDRIIDAE
110 Amorphinopsis excavans 4 2
111 Axinyssa aplysinoides 4 2
112 Axinyssa aff. aculeata 5 3
113 Axinyssa cavernosa 3 1
114 Axinyssa mertoni 4 2
115 Axinyssa terpnis 5 3
116 Axinyssa spp
117 Halichondria (Halichondria) cartilaginea 3 3
118 Halichondria (Halichondria) sp.
119 Hymeniacidon sp.
120 Spongosorites porites 5 3
121 Topsentia sp.
24 HALISARCIDAE
122 Halisarca cerebrum. 5 3
25 HETEROXYIDAE
123 Didiscus aceratus 4 2
124 Didiscus anisodiscus 4 2
125 Myrmekioderma dendya 4 3
126 Myrmekioderma granulatum 4 2
127 Myrmekioderma pacificum 4 3
128 Higginsia anfractuosa. 5 3
129 Higginsia mixta. 4 2
130 Higginsia sp.

44
PORIFERA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


26 IOTROCHOTIDAE
131 Iotrochota baculifera 3 2
132 Iotrochota purpurea 3 2
27 IRCINIIDAE
133 Ircinia ramosa 1 1
134 ircinia irregularis 1 1
135 Ircinia spp.
28 ISODICTYDIDAE
136 Coelocarteria agglomerans 4 3
137 Coelocarteria singaporensis 3 1
29 IANTHELLIDAE
138 Ianthella basta Pallas 3 2
30 LEUCETTIDAE
139 Leucetta chagosensis 4 2
140 Leucetta primigenia 4 2
141 Leucetta prolifera 5 3
142 Leucetta sp.
143 Pericharax heteroraphis 3 2
161 Pericharax sp.
31 MICROCIONIDAE
144 Clathria (Clathria) basilana 4 2
145 Clathria (Clathria) cf. chelifera 5 2
146 Clathria (Isociella) eccentrica 5 2
147 Clathria (Thalysias) cervicornis 4 2
148 Clatharia eurypa 5 3
149 Clathria micronesia 5 3
150 Clathria mixta 4 2
151 Clathria (Thalysias) reinwardti 1 1
152 Clathria (Thalysias) vulpina 2 1
153 Clathria sp. (laminar encrusting)
154 Clathria spp
155 Echinochalina (Echinochalina) intermedia 4 2
32 MYCALIDAE
156 Mycale (Mycale) armata 4 2
157 Mycale (Naviculina) flagellifera 5 3
158 Mycale (Arenochalina) aff. euplectelloides 5 3
159 Mycale (Mycale) vansoesti 4 3
160 Mycale sp. (green branching)
161 Mycale spp
33 NIPHATIDAE
162 Amphimedon paraviridis 3 2

45
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


163 Amphimedon sp.
164 Cribochalina dura 3 2
165 Dasychalina fragilis 3 2
166 Gelliodes aff. hamata 4 3
167 Gelliodes callista. 4 3
168 Gelliodes fibulata 3 2
169 Gelliodes petrosioides. 4 3
170 Gelliodes sp. (blue laminar)
171 Gelliodes spp.
172 Niphates olemda 1 3
173 Niphates spp.
174 Pachychalina sp.
34 PACHASTRELLIDAE
175 Stoeba aff. exostotica 5 3
35 PETROSIIDAE
176 Acanthostrongylophora ingens 3 2
177 Neopetrosia exigua 3 2
178 Neopetrosia aff. carbonaria 3 2
179 Neopetrosia spp.
180 Petrosia (Petrosia) alfiani 5 3
181 Petrosia (Petrosia) hoeksemai 2 2
182 Petrosia (Petrosia) nigricans 1 1
183 Petrosia (Petrosia) lignosa 3 2
184 Petrosia (Petrosia) aff. pellasarca 4 2
185 Petrosia (Petrosia) plana 3 2
186 Petrosia (Strongylophora) corticata 2 2
187 Petrosia (Strongylophora) strongylata 2 2
188 Petrosia sp.
189 Xestospongia mammillata 4 2
190 Xestospongia vansoesti 3 1
191 Xestospongia testudinaria 1 1
192 Xestospongia spp.
36 PHLOEODICTYIDAE
193 Siphonodictyon sp.
194 Oceanapia incrustata. 5 3
195 Oceanapia ramsayi 4 3
196 Oceanapia sagittaria 3 2
197 Oceanapia sp.
37 PLACOSPONGIIDAE
198 Placospongia carinata 5 3

46
PORIFERA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


198 Placospongia melobesioides 3 2
199 Placospongia mixta 3 2
200 Placospongia santodomingoae 4 3
38 PLAKINIDAE
201 Corticium niger 4 4
202 Plakortis lita 3 2
203 Plakortis nigra 3 2
39 PODOSPONGIIDAE
204 Diacarnus megaspinorhabdosa 4 2
40 PSEUDOCERATINIDAE
205 Pseudoceratina arabica 4 2
206 Pseudoceratina purpurea 2 2 AM
207 Pseudoceratina verrucosa 2 2
41 RASPAILIIDAE
208 Acanthostylotella cornuta. 4 2
209 Echinodyctium asperum 3 2
210 Echinodictyum flabelliformis 4 3
211 Echinodictyum mesenterinum 3 2
212 Echinodictium sp.
213 Endectyon fruticosum 5 4
214 Thrinacophora cervicornis 3 2
42 RHABDEREMIIDAE
215 Rhabderemia sp.
43 SPIRASTELLIDAE
216 Spirastrella ducumbens 5 3
217 Spirastrella solida 5 2
218 Spirastrella sp. 1
44 SPONGIIDAE
219 Coscinoderma sp.
220 Coscinoderma matthewsi 5 3
221 Hippospongia sp.
222 Hyatella intestinalus 5 3
223 Hyatella sp.
224 Leiosella ramosa 4 2
225 Spongia (Spongia) ceylonensis 5 3 2 UM
226 Spongia (Spongia) officinalis 4 2 UM
227 Spongia sp.
45 SUBERITIDAE
228 Aaptos suberitioides 1 1 AT
229 Suberites diversicolor 4 2

47
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


230 Suberites sp.
231 Pseudosuberites andewsi. 5 3
46 SYCETTIDAE
232 Sycon gelatinosum 4 2
47 TEDANIIDAE
233 Tedania ignis. 4 3 AT
234 Tedania sp.
48 THERECTIDAE
235 Carteriospongia sp. cf. contorta 4 2
236 Carteriospongia flabellifera 4 2
237 Carteriospongia foliascens 2 2
238 Lendenfeldia sp.
239 Phyllospongia alcocornis. 4 3
240 Phyllospongia papyracea 4 2
241 Phyllospongia aff. lamellosa 3 2
242 Strepsichordaia aliena 5 3
49 TETILLIDAE
243 Cinachyrella australiensis 2 2
244 Cinachyrella sp.
245 Paratetilla bacca 4 2
246 Tetilla sp.
50 THEONELLIDAE
247 Theonella cylindrica 2 2 AV
248 Theonella mirabilis 4 2 AT
249 Theonella swinhoei 1 1
51 TETHYIDAE
250 Laxotethya sp.
251 Tethya cf. seychellensis 4 2
252 Tethya robusta 4 2
253 Tethymea tylota 5 3
254 Timea sp.
52 THORECTIDAE
255 Cacospongia mycofijiensis 4 2 AC
256 Dactylospongia elegans 1 2
257 Fascaplysinopsis reticulata 4 2
258 Hyrtios erectus 1 1 AFG
259 Hyrtios reticulatus 1 2
260 Hyrtios sp.
261 Luffariella variabilis 5 2 AI
262 Semitaspongia sp.

48
PORIFERA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

MANFAAT
Jenis Sponge ini telah diketahui mempunyai manfaat :
AI : Anti inHamatory
AM : Anti Malaria
AF : Anti Fouling
AT : Anti Tumor
AC : Anti Cancer
AV : Anti Virus
AFG : Anti Fungal
UM : Untuk Peralatan Mandi

49
50
Colenterata

Dichotella gemmacea
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Mendengar filum Coelenterata sering orang tidak tahu tetapi kalau menyebutkan
beberapa anggota yang masuk dalam filum ini orang akan segera dapat membayangkan
seperti apa biota yang masuk dalam grup ini. Jenis biota yang masuk grup ini antara
lain karang batu, ubur-ubur, karang lunak dan akar bahar. Filum ini dapat dijumpai
baik di air tawar maupun di laut. Namun yang hidup di air tawar hanya anggota dari
kelas hydrozoa saja.

Biologi
Anggota filum Coelenterata merupakan binatang yang sederhana tubuhnya berbentuk
seperti tabung dengan rongga perut di tengahnya. Mulut berfungsi juga sebagai
anus. Lapisan jaringan tubuhnya terdiri dari tiga lapis yaitu ektoderm, mesoglea
dan endoderm. Di dalam ektoderm terdapat sel mucus dan sel nematocyst yang
masing-masing berfungsi sebagai alat pembersih dan alat pertahanan diri. Lapisan
endoderm di dalamnya terdapat zooxanthella atau dinoflagellata yang bersel tunggal,
yang merupakan symbion. Hampir seluruh anggota colenterata bersimbiose dengan
zooxanthella. Mesoglea merupakan cairan hyaline yang di dalamnya terdapat sel-sel
syaraf dan pada lapisan luarnya terdapat sel-sel otot.

Untuk mengenal biologi dari anggota Coelenterata kita ambil contoh binatang
karang. Polip karang merupakan binatang karang yang berupa tabung kecil dengan
hasil sekresi berupa CaCO3. Reproduksi karang dapat dilakukan secara aseksual dan
seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk tunas baru di dalam
atau di luar polip lama. Sedangkan reproduksi seksual dilakukan dengan pertemuan
antara sperma dan sel telur. Pertemuan sel telur dan sperma dapat terjadi di luar
tubuh karang maupun di dalam tubuh karang oleh karena karang ada yang berupa
individu jantan, individu betina dan individu yang bersifat hermaprodit. Pelepasan
telur karang yang hidup di daerah tropis dapat terjadi sepanjang tahun. Karang yang
hidup di daerah subtropis pelepasan telur terjadi satu kali dalam satu tahun yaitu
menjelang bulan purnama atau sesudah bulan purnama di musim panas.

Pertumbuhan karang ditandai dengan semakin besarnya ukuran skeleton karang.


Bentuk skeleton karang bervariasi tergantung pada jenisnya. Bentuk pertumbuhan
ada yang bercabang, padat, merayap, berbentuk seperti daun dan ada yang berbentuk
seperti jamur. Pertumbuhan karang tergantung dari nutrisi, pola arus, cahaya dan
iklim. Oleh karena itu dalam skeleton karang yang mempunyai pertumbuhan padat
akan tergambar adanya lingkaran tahun yang berupa garis gelap dan diikuti garis
terang. Setiap garis gelap dan terang ini mewakili pertumbuhan karang dalam kurun
waktu satu tahun, dengan menghitung garis gelap terang ini kita dapat mengetahui
umur dari karang.

Sebaran terumbu karang hanya ada di daerah tropis dan sebagian daerah subtropis.
Karang tumbuh dan berkembang hampir di seluruh perairan Indonesia kecuali di
daerah yang dekat muara-muara sungai yang besar dan di daerah yang berlumpur.
Karang tumbuh dengan baik di tempat yang jernih dan berarus dengan temperatur
28-300C dan salinitas antara 30-33o/00.

51
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Karang dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi karang secara
aseksual dilakukan karang dengan cara membentuk tunas di dalam atau di luar
individu lama. Disamping itu karang juga dapat mematahkan diri atau melakukan
pemecahan diri dari koloni yang lama menjadi beberapa pecahan yang kecil yang
kemudian akan tumbuh dan berkembang menyamai ukuran induknya. Secara seksual
karang dibedakan menjadi karang yang bersifat jantan, betina atau hermaprodite.
Sel telur dan sperma dihasilkan sepanjang tahun untuk karang yang hidup di daerah
tropis. Sedangkan karang yang hidup di daerah subtropis pemijahan dilakukan
hanya satu kali dalam satu tahun. Proses pemijahan dilakukan pada malam hari
menjelang atau sebelum bulan purnama pada saat musim panas.

Manfaat karang
Man
Manfa karang bagi kehidupan manusia secara
Manfaat
langsung tidak terlalu besar namun manfaat
langsu
secara tidak langsung dan manfaat secara
secar
ekologis sangat besar. Batu dan pasir yang
ekolo
berasal dari karang dapat dipakai sebagai
beras
bahan bangunan untuk pondasi rumah dan
baha
jalan. Batu karang juga dipakai sebagai bahan
jalan
untuk membuat kapur tohor dan bahan hiasan
untu
akuarium. Manfaat secara tidak langsung,
akua
terumbu karang berfungsi sebagai pelindung
teru
pantai dari hempasan ombak dan dapat dipakai
pan
harsonoi
Acropora su sebagai sarana rekreasi karena keunikan dan
seb
keindahan panorama bawah laut. Sebagai
kein
bahan obat-obatan dan kosmetika, kandungan
bah
S 3203 yang ada dikarang merupakan bahan
anti sinar UV. Manfaat karang secara ekologis
an
adalah sebagai tempat bertelur, memijah dan
ad
membesarkan berbagai biota yang hidup
m
berasosiasi dengan karang. Terumbu karang
be
merupakan filter air laut yang terbesar yang
m
dapat membersihkan berbagai zat organik
d
atyphyla
Millepora pl maupun anorganik. Terumbu karang sebagai
m
ssumber bahan makanan bagi ikan dan biota
llainnya. Karang juga dapat menyerap CO2
dan dapat dipakai sebagai pencatat iklim
d
masa lalu.
m

Nilai Ekonomis
Komersial
Nilai ekonomis karang secara langsung
relatif tidak besar. Koloni karang dijual
faulkneri
Tubastrea sebagai batu karang untuk bahan

52
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 6. Daftar harga beberapa jenis karang batu dan karang lunak yang dijual untuk
Aquarium. Harga Karang Lunak yang dijual untuk Aquarium. Harga ditingkat Eksportir
No Nama ilmiah Harga (US $)
1 Acanthastrea spp. 35
2 Acropora spp. 12
3 Caulastrea spp. 14
4 Discossoma spp. 2
5 Echinopora spp. 18
6 Euphyllia ancora 22
7 Euphyllia glabresscesns 8
8 Fungia spp. 6
9 Heliofungia actiniformis 9
10 Ricordea spp. 8

bangunan seperti untuk pondasi rumah, pondasi jalan dan dinding rumah. Harga
untuk bahan bangunan bervariasi tergantung lokasinya yaitu berkisar antara Rp
38.000 - Rp 150.000. Karang juga dipakai untuk membuat kapur tohor untuk
campuran bahan bangunan. Kapur dari koloni karang diminati pembeli oleh
karena harganya lebih murah dibandingkan dengan kapur yang berasal dari batu
gamping gunung. Di daerah Tanjung, Lombok utara kapur yang berasal dari karang
hidup dijual Rp 15.000/karung (25 kg). Karang mempunyai harga ekonomis yang
cukup baik bila dijual dalam kondisi hidup untuk hiasan aquarium. Harga untuk
komoditas eksport dapat dilihat pada tabel 6. Sebenarnya ada jenis karang Corallium
merupakan karang yang hidup di tempat dalam mempunyai harga yang cukup tinggi
yaitu berkisar antara Rp 10 - 15 juta/kg. Jenis karang ini biasanya berwarna merah
yang digunakan untuk perhiasan.

Keanekaragaman jenis
Filum Colenterata atau Cnidaria dibagi menjadi 3 kelas yaitu Hydrozoa, Scyphozoa
dan Anthozoa. Kecuali Anthozoa anggota dari filum ini mempunyai dua fase
dalam siklus hidupnya yaitu sebagai medusa dan fase dewasa. Hidroid merupakan
salah satu jenis biota yang dapat hidup baik di air tawar maupun air laut . Selain
hydroid jenis dalam kelas ini yang banyak dikenal adalah kelompok karang api atau
Millepora dan Stylasterina yang termasuk dalam ordo Hydrocorallina. Sedangkan
dari ordo Siphonopora salah satu anggotanya yang terkenal adalah Physalia atau
kapal perang portugis. Disebut demikian oleh karena bila kita menyentuh hewan ini
kulit kita akan terasa sakit sekali seperti terbakar.

Kelas Scyphozoa sebagian besar anggotanya lebih dikenal dengan nama ubur-ubur.
Salah satu anggota dari kelas ini mempunyai kekuatan racun yang dapat membunuh
manusia yaitu dari jenis Chironex fleckeri. Ubur-ubur ini berbentuk kubus biasanya
hidup di daerah subtropis. Ubur-ubur dapat hidup di air tawar dan air laut atau di
danau-danau air air asin.

53
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Cycloseris costulata

Kelas Anthozoa tidak mempunyai fase medusa dan hanya hidup di air laut. Kelas
Anthozoa dibagi menjadi dua subkelas yaitu Octocoralia dan dan Zoantharia. Di
dalam sub kelas Octocoralia ada 6 ordo dan salah satunya adalah ordo Stolonifera
yang salah satu anggotanya lebih dikenal dengan nama karang suling atau Tubipora
musica. Sedangkan ordo Alcyonaria merupakan kelompok yang seluruh anggotanya
mempunyai tubuh lunak dan disebut sebagai “soft coral” atau karang lunak.
Ordo Gorgonacea juga termasuk dalam subkelas ini yang salah satu anggotanya
lebih dikenal dengan Gorgonia atau kipas laut dan Corallium atau merjan yang
mempunyai harga yang sangat mahal. Sub kelas Zoantharia mempunyai enam ordo
yang salah satunya adalah Scleractinia atau Madreporaria atau lebih dikenal dengan
nama karang batu. Ordo Actinaria salah satu anggotanya lebih dikenal dengan nama
Sea anemone. Ordo yang anggotanya juga dikenal luas adalah Antiphtharia atau
yang salah satu anggotanya Antiphates atau lebih dikenal dengan nama akar bahar.

Jenis karang yang masuk dalam marga millepora di


Indonesia ada 6 jenis, sedangkan jenis Heliopora
coerulea merupakan satu satunya jenis karang biru
yang masuk dalam marga Heliopora. Begitu juga
Status Perlindungan untuk Tubipora musica merupakan satu-satu jenis
karang suling yang ada dalam marga Tubipora.
Pemerintah Indonesia
melalui kementerian Ordo scleractinia di dunia mempunyai jumlah suku
kehutanan memasukan 15 dan marga sebanyak 108 dengan sekitar 828
Anthipatharia dalam jenis karang. Di Indonesia jumlah marga karang
status di lindungi. ada sekitar 82 marga yang terdiri dari 569 jenis
Seluruh jenis karang (lihat daftar spesies). Ada sekitar 26 marga karang
batu (Scleractinia), yang tidak dijumpai di perairan Indonesia. Beberapa
Anthipatharia marga hanya dapat dijumpai di Lautan Atlantik dan
spp, Melleporidae dilokasi yang relatif terisolir. Seperti telah diketahui
spp,Tubiporidae, bahwa asal usul karang di dunia berasal dari dua
Stylateridae dan Corallium lokasi yaitu dari daerah sekitar Laut Karibia untuk
spp dari Mediterania lautan Atlantik dan daerah sekitar Laut Sulawesi
masuk dalam appendik II untuk karang yang hidup di Samudera Pasifik.
CITES.
54
54
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 7. Daftar jenis, kelimpahan, sebaran dan nilai ekonomis karang yang ditemukan
di perairan Indonesia. (Verifikator : Suharsono - Sumber : Veron, Wallace et al, 2012, and
wolstenholme, 1998 , Reef base)
No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS
1 ASTROCOENIIDAE

1 Stylocoeiniella armata 5 2 2
2 S. cocosensis 5 3 2
3 S. guentheri 5 2 2

2 POCILLOPORIDAE

4 Pocillopora ankeli 4 3 1
5 P. damicornis 1 1 1

6 P. danae 3 1 1
7 P. elegans 3 1 1
8 P. eydouxi 2 1 1
9 P. meandrina 2 2 1
10 P. verrucosa 2 1 1
11 P. woodjonesi 3 3 1
12 P. zelli 3 3 1
13 Seriatopora aculeata 3 2 1
14 S. caliendrum 2 2 1
15 S. dendritica 3 3 1
16 S. guttatus 3 1 1
17 S. hystrix 1 1 1
18 S. stellata 3 1 1
19 Stylophora pistillata 2 1 1
20 S. subseriata 4 2 1
21 Palauastrea ramosa 4 3 2
22 Madracis kirbyi 5 3 2
3 ACROPORIDAE
23 Montipora aequituberculata 3 1 1
24 M. altasepta 4 2 2
25 M. angulata 3 2 2
26 M. australiensis 3 2 2
27 M. cactus 3 2 2
28 M. calcarea 4 3 2
29 M. caliculata 4 3 2
30 M. capitata 4 2 2
31 M. capricornis 4 2 2
32 M. cebuensis 4 3 2
33 M. cocosensis 4 3 2

55
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


34 M. confusa 4 3 2
35 M. corbettensis 2
36 M. crassitiberculata 4 3 2
37 M. danae 2 2 1
38 M. delicatula 3 1 1
39 M. digitata 1 1 1
40 M. efflorescens 2 1 1
41 M. effusa 3 3 1
42 M. florida 2 1 1
43 M. floweri 3 2 1
44 M. foliosa 1 1 1
45 M. foveolata 4 2 1
46 M. friabilis 4 3 2
47 M. gaimardi 4 3 2
48 M. grisea 4 2 2
49 M. hirsuta 4 2 2
50 M. hispida 2 1 1
51 M. hodgsoni 4 2 2
52 M. hoffmeisteri 3 1 2
53 M. incrassata 2 1 2
54 M. informis 3 1 1
55 M. mactanensis 4 3 2
56 M. malampaya 3 3 2
57 M. millepora 2 1 2
58 M. monasteriata 3 2 1
59 M. mollis 4 2 2
60 M. niugini 4 2 2
61 M. nodosa 3 1 2
62 M. orientalis 4 2 2
63 M. palawanensis 4 2 2
64 M. peltiformis 4 2 2
65 M. porites 4 2 2
66 M. samarensis 4 2 2
67 M. setosa 3 2 2
68 M. spongodes 3 1 2
69 M. spumosa 2 1 2
70 M. stellata 2 1 2
71 M. tuberculosa 2 1 2
72 M. turgescens 4 1 2
73 M. turtlensis 3 1 2

56
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


74 M. undata 3 1 1
75 M. venosa 4 1 1
76 M. verruculosus 4 2 2
77 M. verrucosa 2 1 1
78 M. vietnamensis 4 2 2
79 Anacropora forbesi 3 2 2
80 A. matthai 3 1 2
81 A. pillai 3 2 2
82 A. puertogelerae 3 1 2
83 A. reticulata 4 1 2
84 A. spinosa 4 1 2
85 Acropora abrolhosensis 3 2 2
86 A. abrotanoides 3 1 2
87 A. aculeus 2 1 2
88 A. acuminata 2 1 1
90 A. anthocercis 4 3 2
91 A. aspera 2 1 1
92 A. austera 2 1 2
93 A. awi 4 2 2
94 A. batunai 4 4 2
98 A. carduus 3 2 2
99 A. caroliniana 4 2 2
100 A. cerealis 2 1 2
102 A. clathrata 2 1 1
104 A. cophodactyla 4 3 1
105 A. copiosa 4 2 2
106 A. crateriformis 3 2 2
109 A. cytherea 2 1 1
111 A. dendrum 4 2 2
112 A. derawanensis 4 3 2
113 A. desalwii 4 3 2
114 A. digitifera 2 1 1
115 A. divaricata 2 1 1
116 A. donei 2 1 1
117 A. echinata 3 1 1
118 A. efflorescens 3 1 2
119 A. elegans 3 3 1
120 A. elseyi 2 1 2
121 A. exquisita 4 2 2
122 A. fastigata 4 2 2

57
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


123 A. fenneri 4 2 2
124 A. florida 1 1 2
125 A. gemmifera 3 1 1
126 A. glauca 4 3 2
127 A. grandis 2 1 2
128 A. granulosa 2 1 2
129 A. halmaherae 4 3 2
130 A. hoeksemai 3 2 2
131 A. horrida 1 1 2
132 A. humilis 2 1 2
133 A. hyacinthus 1 1 2
134 A. Indonesia 2 1 2
135 A. intermedia 1 1 2
136 A. jaquelineae 4 2 2
137 A. kimbeensis 4 3 2
138 A. kirstyae 4 3 2
139 A. kosurini 4 4 2
140 A. latistella 2 1 2
141 A. listeri 3 2 2
142 A. loisetteae 4 3 2
143 A. lokani 4 3 2
144 A. longicyathus 2 1 2
145 A. loripes 2 1 2
146 A. lutkeni 2 2 2
147 A. meridiana 3 2 2
148 A. microclados 2 1 2
149 A. microphthalma 2 1 2
150 A. millepora 2 1 1
151 A. mirabilis 3 1 1
152 A. monticulosa 3 3 1
153 A. multiacuta 3 3 1
154 A. muricata 2 1 1
155 A. nana 3 2 2
156 A. nasuta 1 1 1
157 A. orbicularis 4 2 2
158 A. palmerae 4 2 2
159 A. paniculata 3 2 2
160 A. papillare 4 3 1
161 A. pichoni 3 3 2

58
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


162 A. plumosa 3 2 2
163 A. polystoma 3 2 2
164 A. proximalis 3 2 2
165 A. pulchra 2 1 1
166 A. rambleri 3 2 2
167 A. retusa 3 2 2
168 A. robusta 2 1 2
169 A. rangelapensis 4 3 1
170 A. rosaria 4 2 2
171 A. rudis 4 4 2
172 A. russelli 2 3 2
173 A. samoensis 2 1 2
174 A. sarmentosa 3 3 2
175 A. scherzeriana 4 2 2
176 A. secale 2 1 2
177 A. selago 2 2 2
178 A. seriata 4 2 2
179 A. simplex 4 3 2
180 A. solitaryensis 2 1 2
181 A. spathulata 4 3 1
182 A. speciosa 3 2 2
183 A. spicifera 2 1 2
184 A. striata 3 2 1
185 A. subglabra 3 2 1
186 A. subulata 2 1 1
187 A. suharsonoi 5 4 1
188 A. sukarnoi 3 3 1
189 A. tenella 3 3 2
190 A. tenuis 1 1 2
191 A. teres 4 1 2
192 A. tizardi 4 2 2
193 A. torihalimeda 3 1 2
194 A. turaki 3 3 2
195 A. turtuosa 5 4 2
196 A. tutuilensis 4 1 2
197 A. valenciennesi 2 1 2
198 A. valida 1 1 2
199 A. vaughani 2 2 2
200 A. verweyi 3 3 1

59
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


201 A. walindii 4 1 2
202 A. willisae 3 2 2
203 A. yongei 3 1 2
204 Isopora brueggemani 1 1 1
205 Isopora crateriformis 5 3 1
206 Isopora cuneata 4 3 1
207 Isopora palifera 2 1 1
208 Isopora togianensis 5 4 1
209 Astreopora cucullata 3 1 2
210 A. expansa 4 1 2
211 A. explanata 3 1 2
212 A. gracilis 3 1 2
213 A. incrustans 4 1 2
214 A. listeri 3 1 2
215 A. macrostoma 4 1 2
216 A. myriophthalma 3 1 2
217 A. ocellata 4 2 2
218 A. randalli 4 2 2
219 A. suggesta 4 2 2
4 PORITIDAE
220 Porites annae 3 1 2
221 P. aranetai 4 2 2
222 P. attenuate 4 1 2
223 P. australiensis 4 1 1
224 P. cylindrica 2 1 1
225 P. cocosensis 4 2 2
226 P. cumulatus 4 2 2
227 P. deformis 4 2 2
228 P. densa 4 2 2
229 P. eridani 4 2 2
230 P. horizontalata 4 2 2
231 P. latistella 3 1 2
232 P. lichen 1 1 1
233 P. lobata 1 1 1
234 P. lutea 2 1 1
235 P. mayeri 3 1 1
236 P. monticulosa 3 1 1
237 P. murrayensis 3 1 1
238 P. napopora 4 2 2

60
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


239 P. negrosensis 3 2 2
240 P. nigrescens 1 1 1
241 P. ornata 3 2 2
242 P. profundus 3 1 2
243 P. rugosa 3 1 2
244 P. rus 1 1 1
245 P. sillimaniana 4 2 2
246 P. solida 2 1 2
247 P. somaliensis 3 1 2
248 P. stephensoni 3 1 1
249 P. tuberculosa 3 1 1
250 P. vaughani 4 1 1
251 Goniopora albiconus 4 2 2
252 G. burgosi 4 2 2
253 G. columna 3 1 2
254 G. djiboutiensis 3 2 1
255 G. eclipsensis 4 2 2
256 G. fruticosa 3 1 2
257 G. lobata 2 1 1
258 G. minor 2 1 1
259 G. norfolkensis 4 2 2
260 G. palmensis 3 1 2
261 G. pandoraensis 3 1 2
262 G. pendulus 3 1 2
263 G. planulata 2 1 2
264 G. polyformis 3 1 2
265 G. somaliensis 3 1 2
266 G. stokesi 3 1 1
267 G. stutchburyi 3 1 1
268 G. tenella 3 1 2
269 G. tenuidens 4 1 2
270 Alveopora allingi 3 2 1
271 A. catalai 4 1 1
272 A. daedalea 3 1 1
273 A. excelsa 4 2 2
274 A. fenestrata 4 2 2
275 A. gigas 4 2 2
276 A. marionensis 4 2 2
277 A. minuta 4 1 2

61
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


278 A. spongiosa 3 1 1
279 A. tizardi 4 2 2
280 A. verrilliana 4 2 2
5 SIDERASTREIDAE
281 Pseudosiderastrea tayami 4 1 2
282 Psammocora contigua 3 1 2
283 P. digitata 3 1 2
284 P. explanulata 3 1 2
285 P. haimeana 4 2 2
286 P. nierstraszi 4 2 2
287 P. obtusangula 4 2 2
288 P. profundacella 3 1 2
289 P. superficialis 4 2 2
290 Coscinaraea columna 4 1 2
291 C. crassa 4 1 2
292 C. exesa 4 1 2
293 C. marshae 4 2 2
294 C. monile 4 2 2
295 C. wellsi 4 2 2
296 Siderastrea savignyana 4 2 2
6 AGARICIIDAE
297 Pavona bipartita 4 2 2
298 P. cactus 3 1 2
299 P. clavus 3 1 2
300 P. danai 3 2 2
317 P. decussata 3 2 2
318 P. duerdeni 3 2 2
319 P. explanulata 3 1 1
301 P. frondifera 3 1 1
302 P. maldivensis 3 2 2
303 P. minuta 3 1 2
304 P. varians 3 1 1
305 P. venosa 3 1 1
306 Leptoseris amitoriensis 4 1 2
307 L. explanata 4 1 2
308 L. foliosa 4 1 2
309 L. gardineri 5 2 2
310 L. hawaiiensis 5 2 2
311 L. incrustans 4 2 2

62
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


312 L. mycetoseroides 4 1 2
313 L. papyracea 4 1 2
314 L. scabra 3 1 2
315 L. solida 4 2 2
316 L. striata 4 2 2
317 L. tubulifera 4 2 2
318 L. yabei 4 1 2
319 Gardineroseris planulata 4 1 2
320 Coeloseris mayeri 3 1 2
321 Pachyseris foliosa 3 1 2
322 P. gemmae 4 1 2
323 P. rugosa 2 1 2
324 P. speciosa 2 1 2
7 FUNGIIDAE
325 Cycloseris curvata 3 2 2
326 C. costulata 3 1 1
327 C. cyclolites 3 1 1
328 C. erosa 4 2 1
329 C. hexagonalis 3 1 1
330 C. patelliformis 4 2 1
331 C. sinensis 4 1 1
332 C. somervillei 4 1 2
333 C. tenuis 4 1 1
334 C. vaughani 4 1 1
335 Diaseris distorta 4 1 1
336 D. fragilis 4 1 1
337 Cantharellus jebbi 4 2 2
338 C. noumeae 4 2 2
339 Ctenactis albitentaculata 4 2 2
340 C. crassa 3 1 2
341 C. echinata 2 1 2
342 Heliofungia actiniformis 2 1 1
343 Fungia concinna 3 2 2
344 F. corona 3 2 2
345 F. danai 3 1 1
346 F. echinata 3 1 2
347 F. fralinae 4 3 1
348 F. fungites 2 1 1
349 F. granulosa 3 2 2

63
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


350 F. horrid 3 3 2
351 F. klunzingeri 3 2 1
352 F. molluccensis 3 2 1
353 F. paumotensis 3 1 2
354 F. repanda 3 2 2
355 F. scabra 3 2 2
356 F. scruposa 3 2 2
357 F. scutaria 3 1 2
358 F. simplex 4 2 2
359 F. spinifer 4 2 1
360 F. taiwanensis 5 3 1
361 Herpolitha limax 3 1 1
362 H. weberi 4 2 1
363 Polyphyllia talpina 3 1 2
364 Halomitra clavator 4 3 2
366 H. pileus 3 1 2
367 Sandalolitha dentata 3 1 2
368 S. robusta 4 1 1
369 Lithophyllon lobata 3 1 1
370 L. mokai 4 2 2
371 L. undulatum 4 2 2
372 Podabacia crustacea 3 1 1
373 P. motuporensis 4 2 1
374 Zooplius echinata 5 3 1
8 OCULINIDAE
375 Galaxea acrhelia 3 1 1
376 G. astreata 2 1 1
377 G. cryptoramosa 4 2 2
378 G. fascicularis 2 1 1
379 G. horrescens 4 2 2
380 G. longisepta 4 2 1
381 G. paucisepta 4 2 2
382 Acrhelia horrescens 3 1 1
383 Simplastrea vesicularis 4 2 2
9 PECTINIIDAE
384 Echinophyllia aspera 2 1 1
385 E. costata 3 1 1
386 E. echinata 2 1 1
387 E. echinoporoides 2 1 2

64
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


388 E. orpheensis 3 1 2
389 E. patula 2 1 2
390 E. pectinata 2 1 2
391 E. taylorae 4 2 2
392 Oxypora crassispinosa 4 1 1
393 O. glabra 2 1 1
394 O. lacera 2 1 2
395 Mycedium elephantotus 2 1 2
396 M. mancaoi 4 2 2
397 M. robokaki 3 1 1
398 M. steeni 4 2 1
399 Pectinia alcicornis 2 1 1
400 P. ayleni 4 2 1
401 P. elongata 3 2 2
402 P. lactuca 3 1 1
403 P. maxima 4 1 2
404 P. paeonia 3 1 1
405 P. teres 4 2 1
406 Echinomorpha nishihirai 4 2 1
10 MUSSIDAE
407 Blastomussa merleti 5 3 1
408 B. wellsi 4 2 1
409 Micromussa amakusensis 4 2 2
410 M. diminuta 3 2 2
411 M. minuta 3 1 2
412 Cynarina lacrymalis 3 1 1
413 Scolymia australis 3 1 1
414 S. vitiensis 3 1 1
415 Acanthastrea bowerbanki 3 1 1
416 A. brevis 4 2 1
417 A. echinata 3 1 1
418 A. faviaformis 4 2 2
419 A. hemprichii 3 1 1
420 A. hillae 3 1 2
421 A. ishigakiensis 4 2 2
422 A. lordhowensis 4 2 2
423 A. regularis 4 2 2
424 A. rotundoflora 4 2 2
425 A. subechinata 4 2 2

65
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


426 Lobophyllia corymbosa 2 1 1
427 L. dentatus 4 2 1
428 L. diminuta 4 2 1
429 L. flabelliformis 4 1 1
430 L. hataii 2 1 2
431 L. hemprichii 2 1 2
432 L. pachysepta 4 1 2
433 L. robusta 4 1 2
434 L. serratus 4 1 1
435 Symphyllia agaricia 3 1 1
436 S. hassi 4 2 2
437 S. radians 3 1 1
438 S. recta 3 1 1
439 S. valenciennesi 4 1 1
11 MERULINIDAE
440 Hydnophora exesa 3 1 1
441 H. grandis 3 1 1
442 H. microconos 3 1 1
443 H. pilosa 3 1 1
444 H. rigida 2 1 2
445 Paraclavarina triangularis 4 1 1
446 Merulina ampliata 2 1 1
447 M. scabricula 4 1 1
448 Scapophyllia cylindrica 5 2 1
449 Boninastrea boninensis 5 2 2
12 FAVIIDAE
450 Caulastrea curvata 3 1 1
451 C. echinulata 3 1 1
452 C. furcata 4 1 1
453 C. tumida 3 1 1
454 Favia danae 3 1 2
455 F. favus 3 1 2
456 F. helianthoides 4 2 2
457 F. laxa 3 1 2
458 F. lizardensis 4 1 2
459 F. maritima 4 1 2
460 F. marshae 4 2 2
461 F. matthaii 4 1 2
462 F. maxima 4 1 2

66
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


463 F. pallida 2 1 1
464 F. Rosaria 4 2 2
465 F. rotumana 3 1 1
466 F. rotundata 3 1 1
467 F. speciosa 2 1 1
468 F. stelligera 3 1 1
469 F. truncatus 4 2 1
470 F. veroni 4 1 2
471 F. vietnamensis 4 1 2
472 Barabattoia amicorum 4 1 2
473 B. laddi 4 2 2
474 Favites abdita 2 1 1
475 F. acuticollis 4 2 1
476 F. bestae 4 2 1
477 F. chinensis 2 1 1
478 F. complanata 3 1 2
479 F. flexuosa 3 1 2
480 F. halicora 3 1 2
481 F. micropentagona 4 1 2
482 F. paraflexuosa 3 1 2
483 F. pentagona 3 1 2
484 F. russelli 3 1 2
485 F. stylifera 4 2 2
486 F. vasta 4 1 2
487 Goniastrea aspera 3 1 2
488 G. australensis 3 1 2
489 G. edwardsi 3 1 1
490 G. favulus 3 1 1
491 G. minuta 3 1 1
492 G. palauensis 3 1 1
493 G. pectinata 2 1 1
494 G. ramosa 3 1 2
495 G. retiformis 2 1 1
496 Platygyra acuta 4 1 1
497 P. carnosus 4 2 1
498 P. contorta 4 2 2
499 P. daedalea 2 1 2
518 P. lamellina 2 1 2
519 P. pini 2 1 2

67
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


500 P. ryukyuensis 4 2 2
501 P. sinensis 3 1 2
502 P. verweyi 4 2 2
503 P. yaeyamaensis 4 2 2
504 Australogyra zelli 4 2 2
505 Leptoria irregularis 4 1 2
506 L. Phrygia 3 1 1
507 Oulophyllia bennettae 4 1 1
508 O. crispa 3 1 2
509 O. levis 4 2 2
510 Montastrea annuligera 3 1 2
511 M. colemani 4 2 2
512 M. curta 3 1 1
513 M. magnistellata 3 1 2
514 M. multipunctata 4 2 2
515 M. salebrosa 4 2 2
516 M. valenciennesi 3 1 1
517 Plesiastrea versipora 3 1 2
518 Diploastrea heliopora 3 1 1
519 Oulastrea crispata 3 1 1
520 Leptastrea bewickensis 4 2 2
521 L. bottae 4 2 2
522 L. aequalis 4 2 2
523 L. inaequalis 4 1 2
524 L. pruinosa 3 1 2
525 L. purpurea 3 1 2
526 L. transversa 4 1 2
527 Cyphastrea agassizi 4 2 2
528 C. chalcidicum 3 1 2
529 C. decadia 4 1 2
530 C. japonica 3 1 2
531 C. microphthalma 2 1 2
532 C. ocellina 3 2 2
533 C. serailia 2 1 2

68
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


534 Echinopora ashmorensis 4 2 2
535 E. gemmacea 2 1 2
536 E. hirsutissima 4 1 2
537 E. horrida 3 1 1
538 E. lamellosa 3 1 1
539 E. mammiformis 4 1 2
540 E. pacificus 4 2 2
541 Moseleya latistellata 4 2 1
13 TRACHYPHYLLIIDAE
541 Trachyphyllia geoffroyi 2 1 1
14 CARYOPHYLLIIDAE
542 Euphyllia ancora 2 1 1
543 E. cristata 2 1 1
544 E. divisa 2 1 1
545 E. glabrescens 2 1 1
546 E. paraancora 3 2 1
547 E. paradivisa 3 2 1
548 E. yaeyamaensis 4 1 1
549 Catalaphyllia jardinei 3 1 1
550 Nemenzophyllia turbida 3 1 1
551 Plerogyra discus 4 1 1
552 P. simplex 4 1 1
553 P. sinuosa 3 1 1
554 Physogyra lichtensteini 3 1 1
555 Heterocyathus aequicostatus 4 1 1
15 DENDROPHYLLIIDAE
556 Turbinaria bifrons 3 1 1
557 T. frondens 3 1 1
558 T. heronensis 4 1 2
559 T. irregularis 4 1 2
560 T. mesenterina 3 1 1
561 T. patula 4 1 2
562 T. peltata 3 1 1
563 T. radicalis 3 1 1
564 T. reniformis 3 1 1
565 T. stellulata 3 1 1
566 T. conspicua 4 2 2
567 Heteropsammia cochlea 4 1 2
568 Tubastrea faulkneri 4 2 2
569 T. micrantha 4 2 2

69
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Goniastrea sp.

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


NON SCLERACTINIAN TETAPI DIANGGAP SEBAGAI KARANG BATU
1 TUBIPORIDAE
1 Tubipora musica 3 1 1
2 HELIOPORIDAE
2 Heliopora coerulea 2 1 1
3 MILLEPORIDAE
3 Millepora platyphylla 3 1 1
4 M. tenella 3 1 1
5 M. exaesa 4 1 1
6 M. dichotoma 3 1 2
4 STYLASTERIDAE
7 Distichopora sp. 4 2 2
8 Stylaster sp. 4 2 2

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar diseluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya disebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

70
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 8. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan colenterata dari kelompok Octocoralia (karang
lunak), kelimpahan dan Sebaran yang ditemukan di Indonesia
(Verifikator: Anna Manuputty - Sumber : Fabricius and Alderslade 2001 ; Bayer, 1981.,
;Versereldt, 1980, 1982, 1983)

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


Order STOLONIFERA
1 CLAVULARIIDAE
1 Anthelia garciae
2 A. glauca 3 2 2
2 A. ternatana 3 3 2
4 A. simplex 4 3 2
5 Clavularia margaritifera
6 C. delicatula n.sp.
7 C. expansa n.sp.
8 C. ornata n.sp. 3 3 2
9 C. ternatana n.sp 3 3 2
10 C. infalata n.sp.
11 C. aspera n.sp.
12 Hicksonia viridis 3 3 2
13 H. kollikeri 3 3 2
14 Pachyclavularia ornata 3 3 2
15 Pachyclavularia ornata
16 Sympodium coeruleum
17 S. fulvum
2 TUBIPORIDAE
18 Tubipora musica 3 2 1

B. Order ALCYONACEA
3 ARCHICAULIDAE
19 Protodendron repens
4 XENIIDAE
20 Xenia capensis
21 X. florida
22 X. ternatana 3 3 2
23 X. viridis 3 3 2
24 X. umbellata 3 3 2
25 X. novae
26 X.crassa
27 X. garciae
28 X. ashworthi
29 X. membranacea

71
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


30 X. membranacea
31 X. fusca
32 X. fuscescens 3 3 2
33 X. samoensis
34 X. elisabethae 3 3 2
35 X. coerulea
36 X. blumi n.sp.
37 X. elongata Dana
38 X. rubens n.sp.
39 X. plicata n. sp.
40 Cespitularia coerulea May
41 C. taeniata May
42 C. simplex n.sp.
5 ALCYONIIDAE
43 Nidalia dofleini
44 N. granulata
45 N. macrospina
46 N. rubra 3 3 2
47 N. duriuscula n.sp.
48 N. grayi n.sp.
49 N. splendens n.sp.
50 Metalcyonium capitatum
51 Lobularia ceylonicum 3 2 2
52 L. kremfi 3 2 2
53 L. australis
54 L. digitulatum
55 L. globuliferum 3 2 2
56 L. pachyclados 3 3 2
57 L. sphaerophorum 3 3 2
58 L. globuliferoides n.sp.
59 Alcyonium dendroides n.sp.
60 A. molle n.sp. 3 2 2
61 A. rotundum
62 A. simplex 3 2 2
63 A. polydactylum 3 3 2
64 A. leptoclados 3 3 2
65 A. simplex 3 2 2
66 Daniela koreni.
67 Cereopsis studeri 3 3 2
68 Sinularia leptoclados 3 2 2

72
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


69 S. polydactyla 2 1 2
70 S. herdmani
71 S. querciformis 3 1 2
72 S. dura 3 1 2
73 S. rigida var. Amboinensis 3 2 2
74 S. whiteleggei 3 2 2
75 S. gardineri 3 2 2
76 S. flexibilis 3 1 2
77 S. lochmodes 3 2 2
78 S. capitalis 3 2 2
79 S. cristata 3 2 2
80 S. cruciata 3 2 2
81 S. depressa 3 2 2
82 S. granosa 3 2 2
83 S. heterospiculata 3 2 2
84 S. hirta 3 2 2
85 S. humesi 3 2 2
86 S. intacta 3 2 2
87 S. kavarattiensis 3 2 2
88 S. muralis 3 2 2
89 S. nanolobata 3 3 2
90 S. notanda 3 2 2
91 S. ovispiculata 3 2 2
92 S. procera 3 2 2
93 S.slieringsi spec.nov 3 3 2
94 S. variabilis 3 2 2
99 Sarcophyton gracile
100 S. trocheliophorum 3 3 1
95 Sarcophyton acutangulum 3 2 2
96 S. ehrenbergi 3 2 2
97 S. ehrenbergi var stellata n.v.
98 S. glaucum 3 3 2
101 S. trocheliophorum minus n. var 3 1 1
102 S. convolutum n.sp.
103 S. tenuispiculatum n.sp. 3 2 2
104 S. boettgeri n. sp.
105 S. fungiforme n.sp.
106 S. reichenbachi n.sp.
107 S. dispersum n. sp.
108 S. plicatum n.sp. 3 2 2

73
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


109 S. buitendijki n.sp
110 S. crasssocaule 3 2 2
111 S. pulchellum
112 S. spongiosum
113 S. stellatum
114 S. elegans 3 2 2
115 Lobophytum candelabrum
116 L.crassum 3 1 1
117 L. hedleyi
118 L. pauciflorum 3 1 2
119 L. hapalolobatum 3 3 2
120 L. gazellae
121 L.denticulatum
122 L. schoedei 3 3 2
123 L. strictum 3 1 1
124 Dampia pocilloporaefor -mis 3 3 2
125 Anthomastus agaricus 3 3 2
6 NEPHTHYIDAE
126 Litophytum stuhlmanni
127 L. viridis 3 3 2
128 L. arboreum 3 3 2
129 Capnella fungiformis 3 3 2
130 C. imbricata 3 3 2
131 Capnella spicata
132 C. morulan
133 Lemnalia rhabdota
134 L. peristyla
135 L. nitida
136 L. cervicornis
137 L. terminalis
138 L. brassica
139 Lemnalia thyrsoides
140 L. laevis n.sp. 3 3 2
141 L. laevis n.sp.
142 L. squamifera n.sp.
143 Umbellulifera striata
144 U. graeffei
145 U. petasites n.sp.
146 Nephthya albida
147 N. amentacea

74
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


148 N. chabrolii
149 N. chabrolii var. ternatana n. var.
150 N. chabrolii var. moluccana n. var.
151 N. columnaris
152 N. cupressiformis
153 N. erecta
154 N. grisea
155 N. inermis
156 N. pacifica
157 N. sphaerophora
158 N. striata
159 N. tenuis
160 N. thujaria
161 N. tongaensis
162 N. capnelliformis n.sp.
163 N. cervispiculosa n.sp.
164 N. gracillima n.sp.
165 N. gracillima n.sp. var minor
166 N. junipera n.sp.
167 N. sibogae n.sp.
168 N. rubra
169 N. pellucida n.sp.
170 N. granulata
171 N. nigra n. sp.
172 N. elongata n.sp.
173 N. debilis n.sp.
174 N. pyramidalis n.sp.
175 N. bayeri n.sp.
176 N. compacta n.sp.
177 Dendronephthya gigantea
178 D. intermedia n.sp.
179 D. punicea
180 D. klunzingeri
181 D. japonica
182 D. ehrenbergi
183 D. microspiculata
184 D. mirabilis
185 D. mollis
186 D. suensoni
187 D. orientalis

75
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


188 D. cervicornis
189 D. halterosclera n. sp.
190 Dendronephthya (Dendronephthya)
mucronata
191 Dendronephthya (Dendronephthya) roemeri
192 Dendronephthya (Dendronephthya)
koellikeri
193 D. flammea
194 D. habereri K
195 Dendronephthya (Morchellana) weberi n.sp.
196 D. annectens
197 D. brevirama
198 D. amoebisclera n.sp.
199 Dendronephthya (Dendronephtya)
binongkoensis n.sp.
200 D. florida
201 D. stolonifera
202 D. dofleini
203 D. armifer n. sp.
204 D. hyalina
205 D. collaris
206 D. reticulata n. sp.
207 D. lutea.
208 D.disciformis
209 D. pumilio
210 D. rubescens n. sp.
211 D. coronata
212 D. longicaulis
213 D. simplex
214 Dendronephthya (Roxasia) latipes
215 Dendronephthya (Roxasia) boschmai n.sp.
216 Dendronephthya (Roxasia) snellusi n.sp.
217 D. mertoni n.sp.
218 D. aruensis n.sp.
219 D. gravieri n.sp.
220 D. robusta
221 D. acuminata
222 D. dispersa
223 D. tenuis n.sp.
224 D. splendens
225 D. rosea

76
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


226 D. depressa
227 D. involuta
228 D. indivisa
229 D. corymbosa
230 D. collaris
231 D. monticulosa
232 D. laxa
233 D. rhodosticta
234 Dendronephthya aff. planoregularis
235 D. involuta
236 Dendronephthya (Morchellana) pulchella
237 Dendronephthya (Morchellana) habereri
238 Dendronephthya (Morchellana) minima
n.sp.
239 Dendronephthya (Morchellana) aurora
240 Dendronephthya (Morchellana) quadrata
241 Dendronephthya (Morchellana) suluensis
n.sp.
242 Stereonephthya bellissima n.sp.
243 S. divergens n.sp.
244 S. ilex n.sp.
245 S. imbricans n.sp.
246 S. macrospiculata
247 S. pedunculata n.sp.
248 S. sierra n.sp.
249 S. spicata
250 Stereonephthya ulicoides
251 S. curvata n.sp.
252 S. multispina n. sp.
253 S. cupuliformis n.sp.
254 S. acicularis n.sp.
255 S. longicaulis n. sp.
256 Ammothea virescens
257 A. thyrsoides
258 A. amicorum
259 A. imbricata
260 A. parasitica
261 A. ramosa
262 A. polyanthus
263 A. nitida
264 A. carnosa n.sp

77
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


265 A. jukesi var.
266 Paraspongodes crassa n.sp.
7 SIPHONOGORGIIDAE
267 Siphonogorgia cylindrata
268 S. miniacea
269 S.mirabilis
270 S. pendula
271 S. annectens
272 S. asperula
273 S.cylindrata
274 S. densa
275 S. eminens
276 S. godeffroyi
277 S. gracilis
278 S. grandior
279 S. hicksoni
280 S. indica
281 S. kollikeri
282 S. macrospina
283 S. miniacea
284 S. mirabilis
285 S. obspiculata
286 S. obtusa Chalmers
287 S. palmata
288 S. pauciflora
289 S. ramosa
290 S. rugosa
291 S. simplex
292 S. splendens
293 S. variabilis
294 S. variabilis
295 S. pendula. var. ternatana n.v.
296 S. boschmai n.sp.
297 S. chalmersi n.sp.
298 Siphonogorgia spec.
299 Scleronephthya crassa
300 S. flexilis var compacta n.
301 S. pustulosa
302 Stereacanthia indica
303 S. spiculosa

78
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

xenia sp.

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


304 Cactogorgia lampas
305 C. simpsoni n.sp.
8 FASCICULARIIDA
34 Genus Paralcyonium
306 Paralcyonium elegans
307 Studeriotes crassa
308 S. longiramosa
309 S. debilis n.sp.
310 S. spinosa n.sp.
9 TELESTIDAE
311 Telesto trichostemma

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

79
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 9 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Gorgonian yang ditemukan di Indonesia
(Verifikator: Yosephine Tuti - Sumber : Fabricius and Alderslade, 2001a, b ; Grasshoff, 1991)
No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS
Ordo GORGONARIA
1 BRIAREIDAE
1 Briareum excavatum
2 Briareum stechei
3 Machaerigorgia orientalis
2 ANTHOTHELIDAE
4 Alertigorgia orientalis
5 Annela Mollis
6 Annela Reticulata
7 Iciligorgia brunnea
8 Iciligorgia koellikeri
9 Iciligorgia macrocalyx
10 Iciligorgia rubra
11 Paragorgia splendens
12 Paratitanideum friabilis
13 Sibogagorgia weberi
14 Solenocaulon cervicorne
15 Solenocaulon grayi
16 Solenocaulon jedanenses
17 Solenocaulon querciforme
18 Solenocaulon sterroclonium
19 Solenocaulon tortuosum
20 Spongioderma chuni
3 SUBERGORGIIDAE
21 Keroides gracilis Whitelegge
22 Keroides keroni
23 Subergorgia appressa
24 Subergorgia kollikeri
25 Subergorgia mollis
26 Subergorgia ornata
27 Subergorgia pulchra
28 Subergorgia reticulata
29 Subergorgia rubra
30 Subergorgia thomsoni
4 CORALLIIDAE
31 Corallium halmaheirense
32 Corallium reginae

80
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


5 MELITHAEIDAE
33 Melithaea amboinensis
34 Melithaea aurantia
35 Melithaea coccinea
36 Melithaea dichotoma
37 Melithaea elongata
38 Melithaea flabellum
39 Melithaea formosa
40 Melithaea fragilis
41 Melithaea gracillima
42 Melithaea hicksoni
43 Melithaea laevis
44 Melithaea mertoni
45 Melithaea modesta
46 Melithaea philippinensis
47 Melithaea planoregularis
48 Melithaea ramulosa
49 Melithaea robusta
50 Melithaea spinosa
51 Melithaea splendens
52 Melithaea spongiosa
53 Melithaea stormii
54 Melithaea studeri
55 Melithaea sulphurea
56 Melithaea superba
57 Melithaea tenuis
58 Melithaea triangulata
59 Parisis fruticosa
60 Parisis minor
61 Astrogorgia bilinansia
62 Astrogorgia intricata
63 Bebryce asper
64 Bebryce verrucosa
65 Eunicella multituberculata nov.spec.
66 Eunicella pustulossa nov. Spec.
67 Euplexaura aruensis
68 Euplexaura attenuata
69 Euplexaura cervicornis n. sp.
70 Euplexaura flava

81
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


71 Euplexaura mollis
72 Euplexaura nuttingi
73 Euplexaura parva
74 Euplexaura platystoma
75 Euplexaura recta
76 Euplexaura reticulata
77 Euplexaura rhipidalis
78 Euplexaura robusta
79 Euplexaura rubra
80 Euplexaura thomsoni nom. Nov.
81 Plexaura aggregata
82 Plexaura attenuata
83 Plexaura flava
84 Plexaura pinnata
85 Plexaura platistoma
86 Plexauroides Indica
87 Plexauroides Lensii
88 Plexauroides praelonga
89 Plexauroides ramosissima
90 Plexauroides regularis
91 Plexauroides spinifera
92 Plexauroides unilateralis
93 Psammogorgia Arbuscula
94 Psammogorgia nodosa
95 Psammogorgia schoedei var. Moseri nov.
var.
96 Psammogorgia anastomosans
97 Rhabdoplexaura princeps
98 Villogorgia compressa
99 Villogorgia flavescens
100 Villogorgia inermis
101 Villogorgia nigrescens
102 Villogorgia rubra
103 Villogorgia serrata
104 Villogorgia timorensis
7 MURICEIDAE
105 Acanthomuricea biserialis
106 Anthogorgia aurea
107 Anthogorgia grandiflora nom.nov
108 Anthomuricea brunnea

82
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


109 Anthomuricea reticulata
110 Anthomuricea sanguinea
111 Anthomuricea timorensis
112 Brandella dubia nom. nov.
113 Brandella flavescens
114 Brandella inermis
115 Brandella serrata
116 Brandella timorensis
117 Discogorgia alternata
118 Discogorgia campanulifera
119 Discogorgia dendritica
120 Discogorgia pulchra
121 Discogorgia reticuloides
122 Echinogorgia abietina
123 Echinogorgia aurantiaca
124 Echinogorgia cerea
125 Echinogorgia complexa
126 Echinogorgia flora
127 Echinogorgia furfuracea
128 Echinogorgia granifera
129 Echinogorgia mertoni
130 Echinogorgia pseudosassapo
131 Echinogorgia reticulata
132 Echinogorgia ridleyi
133 Echinomuricea collaris
134 Echinomuricea coronalis
135 Echinomuricea cylindrica
136 Echinomuricea indomalaccensis
137 Echinomuricea pulchra
138 Echinomuricea spinifera
139 Elasmogorgia filiformis
140 Heterogorgia clausa
141 Heterogorgia Flabellum
142 Heterogorgia grandicalyx nom.nov.
143 Heterogorgia humilis
144 Heterogorgia magna
145 Heterogorgia muricelloides
146 Heterogorgia operculata
147 Heterogorgia stellata
148 Heterogorgia theophilasi

83
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


149 Menacella reticularis
150 Menella grayi
151 Menella rubescens
152 Muriceides collaris
153 Muriceides dubia
154 Muriceides javensis
155 Muricella argentea
156 Muricella aruensis
157 Muricella complanata
158 Muricella crassa
159 Muricella dentata
160 Muricella dubia
161 Muricella flexilis
162 Muricella gracilis
163 Muricella grandis
164 Muricella nitida
165 Muricella operculata
166 Muricella perramosa
167 Muricella reticulata
168 Muricella rosea
169 Muricella stellata
170 Muricella umbraticoides
171 Paracis alba
172 Paracis serrata
173 Paracis solorensis
174 Paracis squamata
175 Perisceles acanthostoma
176 Perisceles fructicosa
177 Perisceles spatulata
178 Placogorgia cryptotheca
179 Placogorgia dentata
180 Placogorgia studeri
181 Pseudobebryce indica
182 Pseudobebryce philippii
183 Pseudobebryce stellata
184 Pseudobebryce Thomsoni
185 Pseudothesea flava
186 Pseudothesea flexilis
187 Pseudothesea immersa
188 Pseudothesea pallida

84
COLENTERATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Subergorgia sp.

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


189 Pseudothesea placoderma
190 Pseudothesea sanguinea
191 Pseudothesea simplex
8 ACANTHOGORGIIDAE
192 Acanthogorgia ridleyi
193 Acanthogorgia striata
194 Acanthogorgia studeri
195 Acanthogorgia turgida
9 PRIMNOIDAE
196 Caligorgia affinis
197 Caligorgia joubini
198 Caligorgia minuta
199 Caligorgia robusta
200 Caligorgia sertosa
201 Caligorgia similis
202 Caligorgia tuberculata
203 Caligorgia ventilabrum
204 Caligorgia weltneri
205 Calyptrophora japonica
206 Calyptrophora mariae
207 Calyptrophora wyvillei
208 Pseudoplumarella plumatilis

85
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


209 Stachyodes clavata
210 Stachyodes dichotoma
211 Stachyodes grandiflora
212 Stachyodes horrida
213 Stachyodes orientalis
214 Stachyodes parva
215 Stachyodes studeri
10 GORGONIIDAE
216 Hicksonella princeps
217 Stenogorgia studeri
218 Pseudopterogorgia oppositipinna
219 Pseudopterogorgia pinnata
11 GORGONELLIDAE
220 Ctenocella lyra
221 Ctenocella pectinata
222 Ellisella laevis
223 Gorgonella miniacea
224 Gorgonella sanguinolenta
225 Junceella juncea
226 Junceella racemosa
227 Junceella squamata
228 Nicella carinata
229 Nicella dichotoma
230 Plumigorgia hydroides
231 Scirpearia candida
232 Scirpearia erythraea
233 Scirpearia filiformis
234 Scirpearia rubra
12 CHRYSOGORGIIDAE
235 Trichogorgia capensis
236 Pleurogorgia plana
237 Metallogorgia malanotrichos
238 Metallogorgia macrospina
239 Chrysogorgia anastomosans
240 Chrysogorgia cupressa
241 Chrysogorgia curvata
242 Chrysogorgia flexilis
243 Chrysogorgia flexilis typica
244 Chrysogorgia intermedia
245 Chrysogorgia lata

86
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


246 Chrysogorgia mixta
247 Chrysogorgia octagonos
248 Chrysogorgia orientalis
249 Chrysogorgia pendula
250 Chrysogorgia ramosa
251 Chrysogorgia rigida
252 Chrysogorgia sibogae
253 Chrysogorgia sp
254 Chrysogorgia squarrosa
255 Chrysogorgia tetrasticha
256 Radicipes pleurocristatus
257 Radicipes verrilli
13 ISIDIDAE
258 Acanella africana
259 Acanella rigida
260 Acanella sibogae
261 Acanella verticillata
262 Ceratoisis gracilis
263 Ceratoisis paucispinosa
264 Ceratoisis phillippinensis
265 Ceratoisis sp.
266 Ceratoisis wrighti
267 Peltastisis cornuta
268 Peltastisis uniserialis
269 Mopsea flava
270 Isis Hipuris 1
271 Isis reticulata 1

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

87
88
Polychaeta

Amphinomidae (fireworm)
POLYCHAETA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi dan sebaran


Filum Anelida adalah hewan yang termasuk dalam kelompok cacing. Filum ini
dibedakan menjadi tiga kelompok besar berdasarkan tempat hidupnya. Oligochaeta
atau yang lebih dikenal dengan cacing yang sebagian besar anggotanya hidup
di darat. Hirudinea hidup di air tawar atau ditempat yang basah di hutan atau di
sungai, kelompok ini lebih dikenal dengan Pacet dan Lintah. Kelompok yang ketiga
Polychaeta adalah cacing yang sebagian besar anggotanya hidup di laut. Cacing ini
hampir tersebar di seluruh perairan laut. Hidupnya di pasir, lumpur atau di bawah
batu-batu karang dan sebagian lagi hidup sebagai hewan pengebor karang.

Cacing laut berbeda dengan cacing darat tubuhnya biasanya mempunyai kepala
yang didalamnya terdiri otak, mulut, semacam rambut tebal berfungsi sebagai
sensor, rahang dan taring untuk menangkap makanan serta untuk mempertahankan
diri. Berbeda dengan bagian kepala, tubuh cacing terdiri dari segmen-segmen yang
masing masing dilengkapi dengan setae sebagai alat gerak. Polychaeta makan dari
sisa-sisa bahan organik dan detritus, segmen paling belakang berfungsi juga sebagai
anus. Bagian tubuh yang hilang dapat diganti dengan cara regenerasi, tidak terkecuali
bagian kepala. Cacing yang kehilangan kepalanya dapat meregenerasi kepalanya.

Reproduksi cacing laut sangat unik. Cacing laut dapat bersifat hermaprodit atau
dapat juga terdiri dari individu jantan dan individu betina. Musim kawin biasanya
terjadi pada saat yang bersamaan yang dipengaruhi oleh siklus bulan, pasang surut
dan suhu air laut. Pada saat yang bersamaan cacing laut akan melepas seluruh
segmen tubuhnya yang mengandung sperma atau telur sedangkan segmen yang
terdepan tetap tinggal di tempatnya. Bagian kepala ini nantinya akan membentuk
segmen-segmen baru yang akan diisi dengan telur dan sperma dan dilepaskan pada
musim kawin berikutnya. Suku Eucinidae melakukan kawin masal biasanya pada
sekitar bulan Februari – Maret. Kawin masal cacing ini di Maluku lebih dikenal
dengan nama Palolo sedangkan di daerah Lombok lebih dikenal dengan istilah Bau
Nyale. Kedua peristiwa kawin Palolo dan Bau Nyale biasanya terjadi pada saat malam
hari secara serempak. Pelepasan secara serempak bagian tubuh cacing dikendalikan
oleh hormon dan bagian tubuh yang dilepas biasanya tanpa kepala kecuali cacing
dari suku Nereidae yang sering juga ikut keluar. Warna cacing ini bermacam-
macam ada yang biru, merah dan abu-abu. Pantai Kuta dan Pantai An di Lombok
merupakan daerah pemijahan cacing laut secara masal. Masyarakat memanfaatkan
cacing-cacing ini untuk dibuat pepes atau digoreng untuk lauk makan. Bau nyale
dan Palolo biasanya juga dimanfaatkan untuk kegiatan wisata.

Manfaat polychaeta
Manfaat cacing laut secara ekologis adalah sebagai salah satu komponen dalam
rantai makanan yang berperan sebagai pemakan detritus dan sisa-sisa bahan
organik sehingga dapat dimasukan sebagai pengurai dan pembersih. Disamping
itu cacing merupakan makanan pokok berbagai ikan dan biota laut lainnya. Cacing
laut juga dapat dipakai sebagai indikator terjadinya pencemaran suatu perairan.
Cacing laut cukup sensitif terhadap terjadinya perubahan lingkungan. Pada daerah

89
ntia
Perinereis nu
BIODIVERSITAS
B
BI
IOD
DIV
IVER
IVEERSI
SITA
SITTAS BIOTA
TAS BIOT
BIO
BI OTA LAUT
OTA LAU
LAUT INDONESIA

s aestuarina
Dendronerei

Nereis sp

P nuntia
: Inayat
Sumber Foto

yang tercemar akan terjadi perubahan struktur komunitas cacing yaitu populasi
jenis cacing tertentu menjadi lebih dominan sedangkan jenis cacing yang lain dapat
hilang sama sekali.

Nilai Ekonomis Komersial


Di Indonesia cacing laut belum dimanfaatkan diperjual belikan secara komersial.
walaupun di Inggris misalnya cacing dari kelompok Nereidae telah dibudidayakan
dan dijual sebagai upan saat memancing. Di Indonesia jenis cacing yang laku dijual
adalah dari kelompok Spirobranchus yang dijual untuk hiasan akuarium. Cacing ini
mempunyai warna yang sangat bervariasi, hidup mengebor dalam skeleton karang
dari jenis Porites spp. Cacing sperobranchus ditingkat nelayan harganya Rp. 15.000.-
Sedangkan jenis cacing dari suku Serpula vermicularis biasanya dijual dengan harga
ditingkat nelayan Rp. 20.000,- Beberapa jenis Nereis telah dibudidayakan secara
masalah sebagai pakan ikan dan udang yang dipelihara di tambak atau kolam-kolam
budidaya (Batista et al 2003; Yuwono, 2005)

Keanekaragaman jenis
Status Polychaeta yang lebih dikenal sebagai cacing laut
adalah salah satu kelas dari tiga kelas yang termasuk
Perlindungan dalam Filum Anelida. Kelas yang lain adalah
Oligochaeta atau yang lebih dikenal sebagai cacing
Cacing laut belum darat dan kelas Hirudinea yang salah satu anggotanya
termasuk dalam lebih dikenal dengan nama Lintah dan Pacet. Kelas
daftar biota yang Polychaeta merupakan cacing yang hidup di laut yang
dilidungi baik dibagi menjadi sub-kelas Errantia dan Sedentaria.
dalam apendik Sub-kelas Erantia dibagi dalam 14 suku sedangkan
CITES maupun dari Sedentaria mempunyai anggota 17 suku.
pemerintah Indonesia.
90
90
POLYCHAETA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 10 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Polychaeta yang hidup di Indonesia
(Verifikator: Hadiyanto)

NILAI
No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN
EKONOMIS
1 AMPHARETIDAE

1 Amage auricula var. sibogea, n. var.


2 Ampharete macrobranchia
3 Ampharete sp.
4 Amphicteis cf. weberi
5 Amphicteis gunneri var malayensis
6 Amphicteis quadridentata
7 Amphicteis sibogea
8 Amphicteis theeli
9 Amphicteis weberi
10 Auchenoplax crinita
11 Isolda sibogea
12 Melinna malmgreni
13 Melinna sp.
14 Paramage madurensis
15 Paramphicteis angustifolia
16 Sabellides sp.
17 Samytha (?) heterobranhia
18 Samytha hesslei
19 Samytha sp.
20 Samytha, cf heterobranhia
21 Sosane fauveli
22 Sosane procera var. malayensis
23 Sosane wereni
2 AMPHICTENIDAE
24 Pectinaria brevispinis
25 Pectinaria leioscopha
26 Pectinaria papillosa
27 Pectinaria profunda
28 Pectinaria sp.
29 Petta tenuis
3 AMPHINOMIDAE
30 Amphinome nigro-branchiata
31 Amphinome pulchra
32 Bathychloeia sibogae
33 Benthoscolex coecus
34 Chloeia amphora

91
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


35 Chloeia conspicua
36 Chloeia flava
37 Chloeia flava, var. pulchella
38 Chloeia fusca
39 Chloeia parva
40 Chloeia sp. 3 2
41 Chloeia violacea
42 Euphrosyne pilosa
43 Euphrosyne affinis
44 Euphrosyne globosa
45 Euphrosyne hystrix
46 Euphrosyne laureate
47 Euphrosyne longesetosa
48 Euphrosyne maculata
49 Euphrosyne mucosa
50 Euphrosyne obiensis
51 Euphrosyne pelagica
52 Euphrosyne sibogae
53 Euphrosyne superba
54 Eurythoe chilensis
55 Eurythoe complanata 3 2
56 Eurythoe dubia
57 Eurythoe maththei
58 Eurythoe parvecarunculata
59 Notopygos cirratus
60 Notopygos gigas
61 Notopygos rayneri <Lirione rayneri>
62 Notopygos sibogae
63 Parachloeia marmorata
64 Pherecardia lobata
65 Pherecardites parva
66 Pseudeurythoe oligobranchia
67 Pseudeurythoe sp. 2
68 Sangiria hystrix
4 APHRODITIDAE
69 Hartmothoe kerguelensis
70 Polynoe cornuta
71 Scalisetosus longicirrus
72 Admetella (polynoe) longipedata
73 Allmaniella arafurensis

92
POLYCHAETA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


74 Allmaniella ptycholepis
75 Allmaniella sp.
76 Aphroditella decipiens
77 Aphroditella floresiana
78 Aphroditella limosa
79 Aphroditella malayana
80 Aphroditella mongolica
81 Aphroditella sibogae
82 Aphrogenia nigropunctata
83 Aphrogenia villosa
84 Aphrogenia villosa, var. n. v.
85 Bhawania amboinensis n.sp.
86 Bhawania cryptocephala
87 Bhawania cryptocephala., var pottisiana n.v.
88 Euleanira ehlersi
89 Eulepis malayana
90 Eupanthalis nigromaculata
91 Eupolyodontes amboinensis
92 Euthalenessa oculata
93 Gastrolepidia clavigera
94 Halogenia arenifera
95 Halogenia conchifera
96 Halosydna fulvovittata
97 Halosydna batheia n. sp.
98 Halosydna pilosa n. sp.
99 Hartmothoe atra
100 Hartmothoe benthaliana
101 Hartmothoe dictyophora
102 Hartmothoe imbricata
103 Hartmothoe nigricans
104 Hartmothoe pallida
105 Hartmothoe sp.
106 Hermione malleata
107 Hermione moluccana
108 Hermione parva
109 Iphione muricata
110 Iphionella cimex
111 Laetmatonice aphroditoides
112 Laetmatonice batheia
113 Laetmatonice breve-pinnata

93
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


114 Laetmatonice dubiosa
115 Laetmatonice malayana
116 Laetmatonice producta
117 Laetmatonice rogusa Horst
118 Laetmatonice sp.
119 Laetmatonice viridescens
120 Lagisca (polynoe) minuta
121 Lagisca cornuta
122 Lagisca elytrophora
123 Lagisca flaccida
124 Lagisca indica
125 Lagisca malayana
126 Lagisca pottsi
127 Lagisca sp.
128 Leanira coeca n. sp.
129 Leanira javanica n. sp.
130 Leanira melanocephala n. sp.
131 Leanira sibogea n. sp.
132 Leanira sp.
133 Leanira tentaculata n. sp.
134 Leanira vulturis n. sp.
135 Lepidasthenia affinis n. sp.
136 Lepidasthenia microlepis
137 Lepidasthenia sibogea
138 Lepidasthenia sp.
139 Lepidonotus acantholepis
140 Lepidonotus adspersus
141 Lepidonotus albo-pustulatus
142 Lepidonotus carinatus
143 Lepidonotus carinulatus
144 Lepidonotus cristatus 3 2
145 Lepidonotus cristatus var. echinata
146 Lepidonotus cristatus var. ornata
147 Lepidonotus javanicus n.sp.
148 Lepidonotus malayanus
149 Lepidonotus ruber n.sp.
150 Lepidonotus sp.
151 Lepidonotus squamatus (L.)
152 Lepidonotus suluensis n.sp.
153 Lepidonotus vandersandei n.sp.

94
POLYCHAETA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


154 Parahalosydna sibogea
155 Paralepidonotus ampulliferus
156 Paralepidonotus boholensis
157 Polynoe (Hemilepidia) versluysi
158 Polynoe kampeni
159 Polynoe nigro-punctata
160 Polynoe sp.
161 Polyodontes atro-marginatus n. sp.
162 Polyodontes sibogae
163 Polyodontes sp.
164 Pontogenia nuda
165 Pontogenia spinosa
166 Pontogenia villosa n.sp.
167 Psammolyse flava
168 Psammolyse malayana
169 Psammolyse zeylanica
170 Scalisetosus (Polynoe) crinoidicola
171 Scalisetosus ceramensis
172 Scalisetosus papilliferus
173 Scalisetosus sp.
174 Scalisetosus tentaculatus
175 Sigalion bandaensis n. sp.
176 Sigalion sp. 3 2
177 Sthenelais dubiosa n. sp.
178 Sthenelais heterochela n. sp.
179 Sthenelais malayana n. sp.
180 Sthenelais orientalis
181 Sthenelais variabilis
182 Thormora trissochaeta
183 Weberia pustulata
5 ARICIIDAE
184 Scoloplos (?) sp.
6 CAPITELLIDAE
185 Capitella capitata (Fabricius) 1 1
186 Dasybranchus caducus
187 Notomastus cf. latericeus
188 Notomastus latericeus
189 Notomastus sp. 3
190 Notomastus sp. 4

95
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Sabellidae

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


7 CHAETOPTERIDAE
191 Chaetoptherus cautus
192 Chaetoptherus crosslandi
193 Chaetoptrus variopedatus
194 Phyllochaetopterus sibogea
195 Phyllochaetopterus sp.
196 Ranzania sp.
197 Ranzania malayensis
198 Telepsavus claparedei
8 CHLORHAEMIDAE
199 Stylariodes granulosus
200 Brada ? sp.
201 Brada rigida
202 Stylariodes coronatus
203 Stylariodes curvisetis
204 Stylariodes nudus
205 Trophoniella avicularia
206 Trophoniella intoshi
207 Trophoniella sibogea
9 CIRRATULIDAE
208 Audouinia anchylochaeta
209 Brada sp.
210 Cirratulus afer
211 Cirratulus chrysoderma 3 2
212 Diplocirrus erythroporus
213 Dodecaceria fistulicola
214 Monticellina sp. 1
215 Monticellina sp. 2
216 Pherusa eruca indica
217 Tharyx sp. 3 2

96
POLYCHAETA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS

10 COSSURIDAE
218 Chaetozone sp.
11 DORVILLEIDAE
219 Eunice indica 3 2
12 EULEPETHIDAE
220 Pareulepis malayana
13 EUNICIDAE
221 Eunice afra
222 Eunice antennata
223 Eunice grubei
224 Eunice siciliensis
225 Eunice sp. 2
226 Eunice spp.
227 Eunice tentaculata
228 Euniphysa aculeata
229 Haematocleptes terebellidis
230 Hartmaniella sp.
231 Labidognathus parasiticus
232 Labrorostratus parasiticus
233 Lumbriconereis sphaerocephala
234 Lycidice sp.
235 Nematonereis unicornis
236 Oligognathus bonelliae
237 Oligognathus parasiticus
14 EUPHROSINIDAE
238 Euprosine sp.
15 FLABELIGERIDAE
239 Armandia bipapillata
240 Flabelligera diplochaitos
241 Ophelina sibogae
242 Pherusa sp.
243 Piromis sp.
16 GLYCERIDAE
244 Glycera macintoshi
245 Glycera nicobarica
246 Glycera onomichiensis
247 Glycera tesselata
248 Glycinde cf. oligodon 3 2
17 GONIADIDAE
249 Protodorvillea sp.

97
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


18 HARTMANIELLIDAE
250 Abyssoninoe sp.
19 HESIONIDAE
251 Gyptis sp.
252 Hesione genetta
253 Hesione intertexta
254 Leocrates (Leocratides) ehlersi
255 Leocrates atlanticus
256 Leocrates chinensis
257 Leocrates claparedii
258 Leocrates diplognathus
259 Leocrates djangkarensis
260 Leocrates giardi
261 Leocrates greeffianus
262 Leocrates indicus
263 Leocrates wesenberglundae
264 Leocrates wesenberglundae
265 Leocratides filamentosus
266 Ophiodromus sp.
267 Podarke (Irma) angustifrons
268 Psamathe sp.
269 Syllidia sp.
20 LUMBRINERIDAE
270 Arabella (Notopsilus) sp.
271 Lumbrinerides sp.
272 Ninoe bruuni
21 MAGELONIDAE
273 Cossura dimorpha
274 Poecilochaetus sp. 1 3 2
275 Poecilochaetus sp. 2 3 2
22 MALDANIDAE
276 Asychis amphiglypta
277 Asychis gotoi (Izuka)
278 Asychis trifilosa
279 Leiochone tropica
280 Maldane sarsi
281 Maldanella harai
282 Notoproctus pacificus
283 Petaloproctus cirratus

98
POLYCHAETA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


284 Petaloproctus terricola
285 Rhodine loveni
23 NEPHTYDAE
286 Aglaophamus cf. vietnamensis
287 Aglaophamus sp.
288 Micronephtys sp.
289 Micronephtys sphaerocirrata
290 Nephtys cf. punctata
291 Nephtys oligobranchia
292 Paralacydonia paradoxa
293 Nephtys sp. 2 2
24 NEREIDAE
294 Glycinde sibogana
295 Gymnonereis fauveli
296 Gymnonereis hartmannschroederae
297 Gymnonereis sibogae
298 Leonnates jousseaumei
299 Leonnates nierstrassi
300 Lycastis indica
301 Lycastopsis catarractarum
302 Ner. (Perinereis) helleri
303 Nereis (Ceratonereis) costae
304 Nereis (Ceratonereis) coutierei
305 Nereis (Ceratonereis) dorsolineata
306 Nereis (Ceratonereis) flagellipes
307 Nereis (Ceratonereis) marmorata
308 Nereis (Ceratonereis) ramosa
309 Nereis (Ceratonereis) sp.
310 Nereis (Ceratonereis) tentaculata
311 Nereis (Ceratonereis) tripartita
312 Nereis (Ceratonereis) pachychaeta
313 Nereis (Lycoris) abnormis
314 Nereis (Lycoris) abyssicola
315 Nereis (Lycoris) anchylochaeta
316 Nereis (Lycoris) baliensis
317 Nereis (Lycoris) batjanensis
318 Nereis (Lycoris) buitendijki
319 Nereis (Lycoris) ericognatha
320 Nereis (Lycoris) gisserana
321 Nereis (Lycoris) heteromorpha

99
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


322 Nereis (Lycoris) nouhuysi
323 Nereis (Lycoris) onychophora
324 Nereis (Lycoris) sumbawensis
325 Nereis (Lycoris) trifasciata var
vandersandei
326 Nereis (Lycoris) tydemani
327 Nereis (Lycoris) unifasciata
328 Nereis (Perinereis) aibuhitensis
329 Nereis (Perinereis) binongkae
330 Nereis (Perinereis) camiguina
331 Nereis (Perinereis) dongalae
332 Nereis (Perinereis) floridana
333 Nereis (Perinereis) nigro-punctata
(N. yorkensis Aug.)
334 Nereis (Perinereis) nuntia 3 2 1
335 Nereis (Perinereis) obfuscata
336 Nereis (Perinereis) rumphii
337 Nereis (Perinereis) singaporiensis .
338 Nereis (Perinereis) suluana
339 Nereis (Platynereis) australis
340 Nereis (Platynereis) bengalensis
341 Nereis (Platynereis) cristatus
342 Nereis (Platynereis) dumerilii
343 Nereis (Platynereis) polyscalma
344 Nereis (Platynereis) sp.
345 Nereis (Pseudonereis) anomala
346 Nereis (Pseudonereis) trimaculata
347 Nereis nigriceps
348 Nereis sp.
349 Nereis spp. 2 2
350 Perinereis cultifera
351 Perinereis singaporensis
352 Perinereis vancaurica 3 2 1
25 NEREIDIDAE
353 Aglaophamus tepens
354 Ceratonereis sp.
355 Gymnonereis phuketensis
356 Leonnates persica
357 Namalycastis abiuma - species group
358 Namalycastis hawaiiensis
359 Namalycastis terrestris

100
POLYCHAETA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Sabellidae

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


360 Namanereis amboinensis
361 Namanereis catarractarum
362 Nectoneanthes sp.
26 OENONIDAE
363 Kinbergonuphis pseudobranchiata
27 ONUPHIDAE
364 Kinbergonuphis sp. 2
365 Kinbergonuphis sp. 3
366 Leitoscoloplos sp.
367 Nothria conchylega
368 Nothria hawaiiensis
369 Paradiopatra pourtalesii
371 Scoloplos (Leodamas) gracilis
28 OPHELIIDAE
372 Ammotrypane bimensis
373 Ammotrypane brevibranchiata
374 Ammotrypane cardiformis
375 Ammotrypane dubia
376 Ammotrypane fauveli
377 Ammotrypane longicaudata
378 Ammotrypane profunda
379 Ammotrypane sibogae var. major
380 Ammotrypane sibogea
381 Ammotrypane sp.

101
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


382 Ophelina sp. 3 2
383 Sternaspis laevis minor
384 Sternaspis sp. 1
385 Travista horsti
29 ORBINIIDAE
386 Cirrophorus sp.
387 Levinsenia sp.
388 Scoloplos (Leodamas) rubra orientalis
30 OWENIIDAE
389 Myriochele eurystoma
390 Myriochele minor
391 Myriochele picta
392 Owenia fusiformis
393 Owenia fusiformis
31 PARALACYDONIIDAE
394 Glycera madagascariensis
32 PARAONIDAE
395 Paradoneis sp.
396 Paraonis sp.
397 Laonice cf. cirrata
398 Paraprionospio sp.
33 PECTINARIIDAE
399 Pectinaria sp
400 Pectinaria antipoda
34 PHYLLODOCIDAE
401 Paranaitis sp.
402 Phyllodoce (Anaitides) madeirensis
403 Phyllodoce gracilis
404 Phyllodoce madeirensis
35 PILARGIDAE
405 Litocorsa annamita
406 Otopsis sp.
407 Pilargis sp.
408 Sigambra bassi
409 Sigambra hanaokai
410 Sigambra sp. 3
411 Synelmis rigida
36 POECILOCHAETIDAE
412 Cirratulus annamensis
413 Cirriformia sp.

102
POLYCHAETA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


37 POLYNOIDAE
414 Almaniella sp.
415 Benhamipolynoe antipaticola,
new combination
416 Drieschella maculata, nov. spec.
417 Harmothoe sp.
418 Iphione muricata
419 Lepidonotus cristatus
420 Lepidonotus hedlevi
421 Lepidonotus jacksoni
422 Lepidonotus jukesi
423 Lepidonotus tennisetosus
424 Telolepidasthenia lobetobiensis
38 SABELLARIDAE
425 Lygdamis ehlersi
426 Lygdamis ehlersi var. major, n. var
427 Lygdamis marenzelleri
428 Pallasia abyssalis
429 Pallasia bihamata
430 Pallasia bihamata var. brevicorona
431 Pallasia pennata
432 Pallasia sexhamata
433 Phalacrostemma superbum
39 SABELLIDAE
434 Bispira tricyclia
435 Branchiomma pacificum
436 Branhioma pacificum
437 Chone sp.
438 Chone sp. 4
439 Dasychone cingulata
440 Euchone sp.
441 Hypsicomus phaeotaenia
442 Jasmineira ecaudata
443 Laonome andamanensis
444 Perkinsiana sp.
445 Potamilla ehlersi
446 Potamilla leptochaeta
447 Pseudopotamilla sp.
448 Sabella melanostigma
449 Sabella pavonina
450 Sabellastarte indica

103
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


451 Sabellastarte indica
452 Sabellastarte zebuensis
453 Spirographis spallanzanii
40 SERPULIDAE
454 Ditrupa arietina
455 Ditrupa crenata
456 Ficapomatus macrodon
457 Hydroides dianthus
458 Hydroides exaltatus
459 Hydroides minax
460 Hydroides sp. 3 2
461 Mercierella enigmatica
462 Omphalopomopsis langerhansi
463 Pomatoceros coeruleus
464 Pomatostegus stellatus
465 Protula tubularia (Montagu)
466 Salmacina dysteri (Huxley)
467 Serpula vermicularis Linne
468 Spirobranchus giganteus
469 Spirobranchus jousseaumei
470 Spirobranchus latiscapus
471 Spirobranchus maldivensis
472 Spirorbis foraminosus
473 Spirorbis spec. ind.
474 Spirorbranchus giganteus
475 Variete monilifera
476 Vermiliopsis glandigerus
41 SIGALIONIDAE
477 Horstileanira vanderspoeli
478 Sigalion sp.
479 Sthenelais sp.1 3 2
480 Sthenelais sp.2 3 2
481 Willeysthenelais cf. horsti
42 SPIONIDAE
482 Aonides sp.
483 Magelona cincta
484 Magelona crenulifrons
485 Magelona gemmata
486 Polydora sp. 2 2
487 Prionospio (Minuspio) multibranchiata

104
POLYCHAETA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


488 Prionospio (Prionospio) ehlersi
489 Prionospio (Prionospio) komaeti
490 Prionospio (Prionospio) malayensis
491 Prionospio pinnata var inaequibranchia n
var?
492 Prionospio sp. 2 2
493 Prionospio steenstrupi Var, malayensis, n. 2 2
var.
494 Spio cf. pettiboneae
495 Spionidae, undetermined genus
496 Spiophanes kroeyeri
497 Spiophanes longicirris
498 Spiophanes malayensis
499 Spiophanes sp.
500 Spiophanes sp. 2
43 STERNASPIDAE
501 Mediomastus warrenae
502 Notomastus hemipodus
503 Sternapis laevis
504 Sternapis laevis var. minor, n. var
505 Sternapis rietschi
506 Sternapis sp. 2 2
44 SYLLIDAE
507 Ceratocephale sp.
508 Opistosyllis sp.
509 Pionosyllis sp.
510 Syllis (Haptosyllis) spongicola
511 Syllis gracilis
512 Trypanosyllis zebra
513 Typosyllis sp. 1 2 2
514 Typosyllis sp. 2
45 TEREBELLIDAE
515 Amphitrite leptobranhia
516 Amphitrite malayensis
517 Amphitrite robusta var. sibogea
518 Amphitrite sp.
519 Artacama sp.
520 Eupista dibranchiata
521 Eupista digitabranchia
522 Eupista sp.
523 Eupista sp.

105
http://rmbr.nus.edu.sg/polychaete/Nereidae.html
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


524 Euthelepus malayensis
525 Lanice abyssalis
526 Lanice fauveli
527 Lanice sp.
528 Lanice wollebacki
529 Lepraea ceratobranhia
530 Lepraea verrucosa
531 Loimia annulifilis
532 Loimia crassifilis
533 Loimia ingens
534 Loimia montagui
535 Loimia nigrifilis
536 Loimia sp.
537 Loimia verrucosa
538 Lysilla albomaculata
539 Lysilla sp.
540 Lysilla ubianensis
541 Nicolea angustiscutis
542 Nicolea incerta
543 Nicolea koehleri
544 Nicolea longibranchia
545 Nicolea sp.
546 Nicolea willeyi
547 Opisthopista sibogea
548 Paralanice timorensis
549 Parascione abyssorum
550 Pista brevibranhia
551 Pista foliigera
552 Pista obisiseta
553 Pista robustiesta
554 Pista sp.
555 Pista typha Grube
556 Pista typha Grube, var. aequibranhia n. var.
557 Polycirrus (Ereutho) aquila
558 Polycirrus (Ereutho) sp.
559 Polycirrus sp.
560 Polycirrus. (Ereutho) sp.
561 Polymnia dubia
562 Polymnia intoshi
563 Polymnia marenzelleri

106
POLYCHAETA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


564 Polymnia nebulosa
565 Polymnia robusta
566 Scione albomaculata
567 Scione moorei
568 Scione sp.
569 Streblosoma amboinensis
570 Streblosoma gracile
571 Streblosoma longiremis
572 Streblosoma persica
573 Streblosoma quadridentatum
574 Streblosoma sp.
575 Terebellids intoshi
576 Terebellids stromi
577 Thelepides malayensis
578 Thelepus abyssorum
579 Thelepus angustitoris
580 Thelepus cincinnatus
581 Thelepus dubius
582 Thelepus microbranchiatus
583 Thelepus plagiostoma
584 Thelepus robustus
585 Thelepus setosus
586 Thelepus sp.
587 Thelepus taamensis
588 Thelepus thoracicus Ehrb.,

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

107
108
Krustasea

Thalamita sp.
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi
Krustasea merupakan hewan yang berkerabat dekat dengan Kalajengking dan
Laba-laba masuk dalam golongan insekta. Ketiga hewan ini masuk dalam phylum
Arthropoda yang artinya kakinya saling bersambungan. Krustasea mempunyai
sebaran yang paling luas yaitu mulai dari daerah pinggir pantai hingga laut dalam
dan mulai dari daerah tropis hingga daerah artik. Ukuran tubuh krustsea bervariasi
dari yang hanya beberapa milimeter hingga beberapa puluh centimeter. Bentuk
tubuh krustasea sangat bervariasi dan berbeda-beda dari suku yang satu kesuku yang
lainnya. Sebagai contoh bentuk tubuh teritip, udang, copepoda dan kepiting sangat
berbeda namun ketiganya masih masuk dalam kelompok krustasea. Perbedaan
tubuh yang sangat jauh ini kadang-kadang membingungkan, namun kelompok
ini mempunyai kesamaan misalnya selalu mempunyai dua pasang antena, kalau
serangga hanya mempunyai satu pasang. Tubuhnya terbagai dalam tiga bagian yaitu
kepala, thorak dan abdomen. Namun inipun tidak mudah untuk dibedakan misalnya
pada kepiting hal ini disebabkan bagian-bagian ketiganya ada yang rudimenter
sedangkan bagian lainnya menjadi lebih besar. Abdomen merupakan bagian tubuh
yang bisa dimakan seperti misalnya pada udang dan lobster. Decapoda merupakan
ordo yang paling banyak dikenal manusia kerena selalu menjadi sumber makanan
dan yang termasuk dalam decapoda adalah udang, lobster dan kepiting. Penamaan
ordo ini berdasar jumlah kaki misalnya decapoda adalah krustasea yang berkaki
10, Isopoda artinya kakinya sama sedangkan aphipoda berarti kakinya ganda dst.
Sebagian kaki-kaki dari krustasea beberapa diantaranya ada yang mengalami
modifikasi yang disesuaikan dengan fungsinya. Sebagai contoh kaki udang berubah
menjadi pleopod yang berfungsi untuk membawa telur. Kemanapun udang betina
ini pergi telurnya selalu dibawa dan setiap waktu pleopodnya digerak-gerakan dan
digoyang-goyang untuk membersihkan telur dan agar mendapat aerasi. Udang
jantan biasanya berukuran lebih kecil dibandingkan dengan udang betina. Antara
krustasea jantan dan betina ada yang hanya dapat melakukan perkawinan pada
saat ketika cangkangnya dalam kondisi lunak. Krustasea selalu mengalami ganti
cangkang atau moulting. Pergantian cangkang ini dilakukan secara rutin mengikuti
tingkat pertumbuhan, setiap ganti cangkang krustasea akan menjadi lebih besar.
Pada saat ganti cangkang krustasea akan bersembunyi untuk menghindarkan diri
dari pemangsa hal ini dilakukan oleh karena pada saat ganti cangkang tubuhnya
menjadi sangat lunak dan mudah sekali dimangsa oleh predator. Proses pergantian
cangkang ini tidak berjalan lama dan dalam beberapa jam cangkang yang baru akan
segera mengeras. Cangkang krustasea diperkuat dengan zat kapur. Reproduksi
krustasea dilakukan sepanjang tahun dan telur-telur yang menetas akan dilepaskan
yang berupa larva planktonik yang biasa disebut nauplius. Nauplius akan mengalami
beberapa kali proses metamorfosa untuk menjadi bentuk individu dewasa.

Manfaat krustasea
Decapoda merupakan ordo terbesar dari krustasea yaitu anggotanya merupakan
seperempat dari jumlah jenis yang ada dalam krustasea. Anggota Decapoda antara
lain termasuk udang, kepiting dan lobster yang merupakan bahan makanan bagi kita
semua. Peranan krustasea untuk manusia adalah sebagai sumber bahan makanan
protein hewani. Sedangkan ditinjau peranan krustasea dari sisi ekologis dalam siklus

109
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

r
rantai makanan adalah sebagai konsumer tingkat
bawah dan sekaligus sebagai pembersih. Sebagai
b
ccontoh Isopoda dan amphipoda merupakan
krustasea yang berukuran kecil yang hidup di
k
tepi pantai memakan berbagai serasah dan
sisa bahan organik. Sedangkan Copepoda yang
Birgus latro
memakan fitoplankton mempunyai peranan yang
ri)
(Ketam kena sangat besar sebagai makanan berbagai hewan
laut lainnya yang lebih tinggi tingkatannya.
Copepoda merupakan salah kelompok krustasea
yang seluruh siklus hidupnya sebagai plankton.

Nilai Ekonomis Komersial


Krustasea yang mempunyai nilai ekonomis penting jumlahnya terbatas dan dapat
dikelompokan menjadi empat kelompok besar yaitu kelompok udang, kelompok
lobster, kelompok kepiting dan ketam. Kelompok udang pada umumnya mempunyai
nilai ekonomis mulai dari yang berukuran kecil seperti rebon hingga yang berukuran
lebih dari 30 centimeter. Harga udang Peneidae yang di dalamnya termasuk udang
putih, udang windu, udang galah tergantung dari ukuran dan jenisnya. Ukuran
udang biasanya bervariasi dari yang berukuran satu kilo berisi 8 – 50 individu.
Udang yang dijual dalam kondisi hidup harganya lebih mahal dibandingkan dengan
yang dijual mati. Begitu juga untuk lobster, kepiting, rajungan dan ketam kenari.
Dalam daftar dibawah ini diberikan contoh harga udang, lobster dan kepiting yang
diambil dari berbagai sumber di tahun 2014. Udang mempunyai nilai strategis

Tabel 11 . Jenis-jenis krustasea yang mempunyai nilai ekonomis penting dan harganya.
(2014).
No Nama jenis Nama umum Harga/kg Keterangan
01 Panulirus spp Lobster Rp. 250.000 - 300.000 Harga di tingkat nelayan,
tergantung ukuran dan jenis-
nya. Ada 6 jenis lobster.
02 Peneus spp Udang Rp 60.000 – 120.000 Harga ditingkat swalayan,
tergantung ukuran dan
jenisnya. Ada sekitar 10 jenis
udang Peneus dan metap-
eneus
03 Scyla spp Kepiting. Rp. 50.000 – 75.000 Harga ditingkat nelayan
tergantung ukuran dan
kelaminnya. Ada 4 jenis.
04 Portunus spp Rajungan Rp. 80.000 Harga ditingkat swalayan.
Tergantung ukuran. Ada 4
jenis.Rajungan.
05 Harpiosquilla sp Udang pengko / Rp.60.000. Harga ditingkat restoran, ada
ronggeng 2 jenis yang biasa dijual.
06 Thenus sp/Scylarus sp Udang kipas Rp. 80.000. Harga ditingkat

07 Macrobracium Udang galah Rp. 100.000. Harga ditingkat restoran

08 Birgus latro Ketam kenari Rp. 60.000. Harga ditingkat nelayan


Ternate.

110
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

karena merupakan penyumbang devisa ke dua terbesar sesudah ikan. Sumberdaya


udang di Indonesia sebagain besar masih barasal dari hasil tangkapan dan dari hasil
budidaya. Ketam kenari statusnya dilindungi namun masih dijual dipasar-pasar
tradisional di Maluku dan Sulawesi Utara.

Keanekaragaman jenis
Hewan yang masuk dalam sub Phylum Krustasea ada sekitar 44.300 jenis. Ini
merupakan subphylum yang mempunyai anggota terbanyak dibandingkan biota
lainnya. Sebagian besar krustasea merupakan hewan laut. Krustasea ini dibagi
dalam 10 kelas dan 14 ordo. Krustasea yang paling banyak jumlah jenis adalah
Malacostraca yaitu mempunyai sekitar 28.070 jenis. Sedangkan yang mempunyai
anggota paling sedikit adalah kelas Remipedia yaitu hanya 2 jenis. Krustasea
yang kita kenal adalah krustasea yang mempunyai nilai ekonomis seperti udang,
kepiting, lobster ini masuk dalam ordo Decapoda yang mempunyai jumlah jenis
terbesar dalam kelas Malacostraca yaitu ada sekitar 10.000 jenis.(Barnes,1987). Di
Indonesia belum semua kelas dalam krustasea dipelajari hanya dari kelas Copepoda
dan Malacostraca. Dua kelas yang diteliti itupun baru sebagian kecil saja yang diteliti
Kelas Malacostraca yang diteliti secara baik hanya ordo Stomatopoda, Decapoda dan
Amphipoda. Jadi masih lebih banyak yang belum diteliti dari pada yang dipelajari.

Untuk mengetahui status keaneka ragaman jenis krustasea di Indonesia cukup sulit
oleh karena data yang dimiliki masih sedikit. Hal ini disebabkan hanya beberapa
kelompok saja yang dipelajari dari anggota krustasea ini. Untuk memberikan
gambaran kekayaan jenis Krustasea di Indonesia mungkin kita dapat mengambil
contoh Stomatopoda atau lebih dikenal dengan nama udang ronggeng yang bentuk
kaki depanya seperti walang sembah. Ordo stomatopoda merupakan salah satu
kelompok yang dipelajari secara intensif di Indonesia tercatat sebanyak 110 jenis.
Anggota stomatopoda di dunia diperkirakan sebanyak 300 jenis, yang berarti di
Indonesia memiliki sekitar sepertiga dari yang ada di dunia.

Kelompok krustasea yang dipelajari cukup intensif adalah dari kelompok Hermit
crab atau di Indonesia lebih dikenal dengan kelompok kelomang. Kelompok
hermit crab terdiri dari suku Coenobitidae, Diogenidae dan Paguridae kelompok
ini di Indonesia baru ditemukan sekitar 102 jenis
(Rahayu and Wahyudi 2007), sedangkan di Philipine
ditemukan sebanyak 150 jenis dan di Taiwan sekitar Status
133 jenis. Sebagian dari kelompok ini hidup di Perlindungan
darat dan yang lainnya hidup dilaut yang hingga
kedalaman 30 meter. Marga yang hidup di darat Jenis krustasea yang
antara lain adalah Birgus dan Coenobita dari suku telah masuk dalam biota
Coenobitidae. Jenis yang terkenal dari kelompok ini yang dilindungi oleh
adalah Birgus latro atau ketam kenari yang hidup pemerintah Indonesia
sebagai hama kelapa banyak ditemukan di daerah adalah Birgus latro atau
Sulawesi dan Maluku Utara. Jenis ini merupakan ketam kenari. Krustacea
satu-satunya kelompok hermit crab atau kelomang yang lain belum masuk
yang enak dimakan dan mempunyai ukuran paling kategori yang dilindungi
besar. dan belum masuk dalam
apendiks CITES.
111
11
1 11
11
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 12. Daftar jenis Copepoda yang ditemukan di Indonesia


Copepoda merupakan kelompok Krustasea yang seluruh siklus hidupnya berupa zooplankton.
(Sumber & Verifikator: Mulyadi)
No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS
1 CALANOIDA
1 Acartia amboinensis 4 3 2
2 A. bispinosa 4 3 2
3 A. danae 5 3 2
4 A. erythraea 3 1 1
5 A. negligens 5 3 2
6 A. pacifica 2 2 1
7 A. sinjiensis 2 3 2
8 Acartiella nicolae 2 3 2
9 Acrocalanus gibber 2 1 1
10 A. gracilis 3 2 2
11 A. longicornis 5 3 2
12 Aetideus armatus 5 4 2
13 A. bradyi 5 4 2
14 A. giesbrechti 5 4 2
15 Aetideopsis armatus 5 4 2

16 Amallophora typica 5 4 2
17 Augaptilus bullifer 5 4 2
18 A. filigerus 5 4 2
19 A. hecticus 5 4 2
20 A. longicaudatus 5 4 2
21 A. palumboi 5 4 2
22 A. placitus 5 4 2
23 A. validus 5 4 2
24 Arietellus aculeatus 5 4 2
25 A. simplex 5 4 2
26 A. setosus 5 4 2
27 Bathypontia spinifera 5 4 2
28 Bestiola similis 2 2 3
29 Bradycalanus typicus 5 4 2
30 Bradydius armatus 5 4 2
31 Brachycalanus gigas 5 4 2
32 Calanoides philppinensis 3 3 2
33 Canthocalanus pauper 3 2 2
34 Calanopia aurivilli 3 2 2
35 C. australica 3 2 2
36 C. elliptica 3 1 2
37 C. asymmetrica 3 2 2

112
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


38 C. herdmani 3 2 2
39 C. minor 3 2 2
40 C. thompsoni 3 2 2
41 Calocalanus pavo 3 2 2
42 C. plumulosus 4 3 2
43 Candacia ethiopica 5 4 2
44 C. bipinnata 5 4 2
45 C. bradyi 3 2 2
46 C. catula 3 2 2
47 C. curta 3 3 2
48 C. discaudata 3 2 2
49 C. ethiopica 5 4 2
50 C. guggenheimi 5 4 2
51 C. ishimarui 3 3 2
52 C. longimana 5 4 2
53 C. pachydactyla 3 3 2

54 C. tenuimana 5 4 2
55 Paracandacia bispinosa 3 2 2
56 P. simplex 5 4 2
57 P. truncata 3 2 2
58 Centropages brevifurcus 4 4 2
59 C. calaninus 3 3 2
60 C. dorsospinatus 5 4 2
61 C. elongatus 5 4 2
62 C. furcatus 3 3 2
63 C. gracilis 4 4 2
64 C. orsini 3 2 2
65 C. sinensis 4 4 2
66 C. tenuiremis 3 3 2
67 Clausocalanus arcuicornis 3 3 2
68 C. furcatus 3 2 2
69 Cosmocalanus darwini 3 2 2
70 Chiridius poppei 5 4 2
71 C. gracilis 5 4 2
72 C. obtusifrons 5 4 2
73 Chirundina streetsi 5 4 2
74 Chiridiella macrodactyla 5 4 2
75 Cornucalanus simplex 5 4 2
76 Disseta palumboi 5 4 2
77 D. scopularis 5 4 2

113
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


78 E. concinna 3 2 2
79 E. longicornis 5 4 2
80 E. marina 3 2 2
81 E. media 5 4 2
82 E. plana 5 4 2
83 E. tenuis 5 4 2
84 E. wolfendeni 4 3 2
85 Euchirella amoena 5 4 2
86 E. bella 5 4 2
87 E. curticauda 4 4 2
88 E. dentata 5 4 2
89 E. dubia 5 4 2
90 E. galeata 5 4 2
91 E. granulata 5 4 2
92 E. hessei 5 4 2
93 E. maxima 5 4 2

94 E. messinensis indica 5 4 2
95 E. pulchra 5 4 2
96 E. venusta 5 4 2
97 Euateideus acutus 5 4 2
98 Gaetanus miles 5 4 2
99 G. armiger 5 4 2
100 G. caudani 5 4 2
101 G. minor 5 4 2
102 G. kuppii 5 4 2
103 G. latifrons 5 4 2
104 G. hamatus 5 4 2
105 Gaidius notacanthus 5 4 2
106 G. similis 5 4 2
107 Gaidiopsis crassirostris 5 4 2
108 Haloptilus longicornis 5 4 2
109 H. ornatus 5 4 2
110 H. plumosus 5 4 2
111 H. spiniceps 5 4 2
112 Heteramalla dubia 4 4 2
113 Heterorhabdus clausi 4 4 2
114 H. longicornis 4 4 2
115 H. papiliger 4 4 2
116 H. spinifrons 4 4 2
117 Lophothrix frontalis 4 4 2

114
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


118 Lubbockia squillimana 3 2 2
119 L. bicornuta 4 4 2
120 L. clausi 4 4 2
121 L. flavicornis 3 4 2
122 L. longiserrata 4 4 2
123 L. maxima 4 4 2
124 L. pera 4 4 2
125 L. philyra 4 4 2
126 Labidocera acuta 3 1 2
127 L. bataviae 3 3 2
128 L. bengalensis 4 4 2
129 L. detruncata 4 3 2
130 L. javaensis 3 3 2
131 L. kroyeri 3 1 2
132 L. laevidentata 3 3 2
133 L. madurae 3 3 2

134 L. minuta 3 1 2
135 L. muranoi 5 4 2
136 L. pavo 3 1 2
137 L. sinilobata 4 3 2
138 Macandrewella joanae 5 4 2
139 Mecynocera clausi 5 4 2
140 Mesocalanus tenuicornis 5 4 2
141 Megacalanus princeps 5 4 2
142 Mesorhabdus truncatus 5 4 2
143 Metridia boecki 5 4 2
144 M. brvaicauda 5 4 2
145 M. macrura 5 4 2
146 M. princeps 5 4 2
147 M. venusta 5 4 2
148 Metacalanus aurivilli 5 4 2
149 Monacilla dubia 5 4 2
150 Nannocalanus minor 5 4 2
151 Neocalanus gracilis 5 4 2
152 N. robustior 5 4 2
153 N. princeps 5 4 2
154 Onchocalanus hirtipes 5 4 2
155 O. cristatus 5 4 2
156 Oxycalanus semispinus 5 4 2
157 Paracalanus aculeatus 3 2 2

115
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


158 Pareucalanus attenuatus 4 3 2
159 P. parki 5 4 2
160 P. sewelli 5 4 2
161 Paraeuchaeta barbata 5 4 2
162 P. bisinuata 5 4 2
163 P. californica 5 4 2
164 P. dentata 5 4 2
165 P. gracilicauda 5 4 2
166 P. propinqua 5 4 2
167 P. sarsi 5 4 2
168 P. sibogae 5 4 2
169 P. tonsa 5 4 2
170 P. spinifera 5 4 2
171 P tuberculata 5 4 2
172 P. weberi 5 4 2
173 Paraugaptilus similis 5 4 2

174 Parvocalanus crassirostris 1 1 2


175 Phaena spinifera 5 4 2
176 Phyllopus bidentatus 5 4 2
177 P. helgae 5 4 2
178 P. inpar 5 4 2
179 P. abdominalis 5 4 2
180 P. xiphias 5 4 2
181 P. giesbrechti 5 4 2
182 Pontella alata 3 4 2
183 P. bonei 3 3 2
184 P. danae 5 4 2
185 P. denticauda 1 2 2
186 P. diagonalis 3 3 2
187 P. fera Dana 3 3 2
188 P. forcicula 3 2 2
189 P. kleini 4 4 2
190 P. labuanensis 4 4 2
191 P. princeps 4 4 2
192 P. securifer 4 4 2
193 P. spinipes 4 4 2
194 P. surrecta 4 3 2
195 P. vervoorti 4 3 2
196 Pontellopsis armata 3 3 2
197 P. herdmani 3 2 2

116
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


198 P. inflatodigitata 3 4 2
199 P. krameri 3 3 2
200 P. macronyx 3 2 2
201 P. perspicax 5 3 2
202 P. pexa 5 3 2
203 P. regalis 5 3 2
204 P. scotti 5 4 2
205 P. streuna 5 4 2
206 Pontellopsis tenuicauda 5 4 2
207 P. villosa 5 4 2
208 P. yamadae 5 4 2
209 Pontellina morii 3 3 2
210 P. plumata 3 3 2
211 P. sobrina 3 3 2
212 Pleurommama abdominalis 3 3 2
213 P. giesbrechti 3 3 2

214 P. gralicilis 3 3 2
215 P. robusta 3 3 2
216 P. xiphias 3 3 2
217 Pseudodiaptomus annandalei 3 2 2
218 P. aurivilli 3 2 2
219 P. clevei 3 2 2
220 P. incisus 3 4 2
221 P. philippinensis 3 4 2
222 Rhincalanus cornutus 3 3 2
223 R. nasutus 3 3 2
224 Scaphocalanus elongatus 5 4 2
225 S. magnus 5 4 2
226 S. major 5 4 2
227 Scolecithrix bradyi 3 3 2
228 S. danae 3 3 2
229 Scollecithricella abyssalis 3 3 2
230 S. auropecten 5 4 2
231 S. ctenopus 5 4 2
232 S. curticauda 5 4 2
233 S. gracilis 5 4 2
234 S. longicornis 5 4 2
235 S. longifurca 5 4 2
236 S. marginata 5 4 2
237 S. obtusifrons 5 4 2

117
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


238 S. profunda 5 4 2
239 S. tenuipes 5 4 2
240 S. tydemani 5 4 2
241 S. valida 5 4 2
242 Scottocalanus farrani 5 4 2
243 S. helenae 5 4 2
244 S. longispinus 5 4 2
245 S. persecans 5 4 2
246 S. securifrons 5 4 2
247 S. setosus 5 4 2
248 S. thomasi 5 4 2
249 S. thori 5 4 2
250 Spinocalanus abyssalis 5 4 2
251 S. hirtus 5 4 2

252 S. magnus 5 4 2
253 S. spinosus 5 4 2
254 Subeucalanus crassus 3 2 2
255 S. dentatus 3 3 2
256 S. monachus 4 4 2
257 S. mucronatus 4 4 2
258 S. pileatus 4 4 2
259 S. subcrassus 3 2 2
260 S. subtenuis 3 2 2
261 Temora discaudata 3 1 2
262 T. turbinata 3 1 2
262 Temoropia mayumbaensis 5 4 2
263 Tortanus barbatus 3 3 2
264 T. brevipes 3 3 2
265 T. celebensis 4 4 2
266 T. gracilis 4 4 2
267 T. murrayi 4 4 2
268 Undinula vulgaris 3 2 2
269 U. caroli 5 4 2
270 Undeuchaeta intermedia 5 4 2
271 U. major 5 4 2
272 U. plumosa 5 4 2
273 U. caroli 5 4 2
274 Valdiviella brevicornis 5 4 2
275 V. gigasn =Euchaeta gigas 5 4 2
276 Xanthocalanus agilis 5 4 2

118
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2 CYCLOPIDAE
277 Canuella curticauda 5 4 2
278 Longipedia coronata 5 4 2
279 L. scotti 5 4 2
280 L. weberi 5 4 2
281 Oithona dissimilis 3 2 2
282 O. nana 5 4 2
283 O. oculata 5 3 2
284 O. rigida 5 3 2
285 O. plumifera 3 2 1
3 MONSTRILOIDA
286 Monstrilla gracilicauda 5 4 2
287 M. orcula 5 4 2

288 M. inserta 5 4 2
289 M. cymbula 5 4 2
290 M. helgolandica 5 4 2
291 Monstrilla longipes 5 4 2
292 Monstrilla turgida 5 4 2
293 Monstrilla longicornis 5 4 2
294 Mormonilla phasma 5 4 2
4 POECILOSTOMATOIDA
295 Copilia mirabilis 3 3 2
296 Copilia quadrata 3 3 2
297 Corycaeus alatus 5 4 2
298 C. concinnus 3 2 2
299 C. gibbulus 3 2 2
300 C. longistylis 3 3 2
301 C. lubbocki 3 2 2
302 C. obtusus 4 3 2
303 C. robustus 5 4 2
304 C. speciosus 3 3 2
305 Hemicyclops leggi 5 4 2
306 Lichomolgus anomaleus 5 4 2
307 Lichomolgus buddhensis 5 4 2
308 Lichomolgus elegans 5 4 2
309 Lichomolgus gigas 5 4 2
310 Lichomolgus gracilipes 5 4 2
311 Lubbockia aculeata 5 4 2
312 Lubbockia squillimana 3 3 2
313 Sapphirina angusta 3 2 2

119
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Odontodactylus scyllarus

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


314 Sapphirina auronitens 3 2 2
315 Oncaea conifera 3 2 2
316 Oncaea media 3 2 2
317 Oncaea venusta 3 2 2
318 Pachysoma punctatum 3 2 2
319 Paralichomolgus curticaudatus 5 4 2
320 Pseudanthesius obscurus 5 4 2
321 Pseudanthessius weberi 5 4 2
322 Kelleria pectinata 3 2 2
323 Pseudomacrochiron parvum 5 4 2

324 Sapphirina auronitens 3 4 2


325 Sapphirina angusta 3 4 2
326 Sapphirina bicuspidata 3 4 2
327 Sapphirina darwini 3 4 2
328 Sapphirina gastrica 3 4 2
329 Sapphirina intestina 3 4 2
330 Sapphirina metallina 3 3 2
331 Sapphirina maculosa 3 3 2
332 Sapphirina nigromaculata 3 3 2
333 Sapphirina opalina 3 3 2
334 Sapphirina ovatolanceolata 3 3 2
335 Sapphirina scarlata 3 3 2
336 Sapphirina sinuicauda 3 3 2
337 Sapphirina stellata 3 3 2
338 Sapphirina longifurca 3 3 2

120
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


5 HARPACTICOIDA
339 Aegisthus aculeatus 5 4 2
340 Aegisthus mucronatus 5 4 2
341 Alteuthella pellucida 5 4 2
342 Alteuthella pygmaea 5 4 2
343 Alteuthella spinicauda 5 4 2
344 Ameira sibogae 5 4 2
345 Amphiascus havelocki =Dactylopusia 5 4 2
346 Amphiascus hirsutus 5 4 2
347 Amphiascus ceylonicus 5 4 2
349 Cletodes linearis 5 4 2
350 Cletodes latipes 5 4 2
351 Ceylonica armata 5 4 2
352 Clytemnestra rostrata 5 4 2
353 Eudactylopus latipes 5 4 2
354 Eupeltidium glabrum 5 4 2
355 Eupelte oblivia 5 4 2
356 Euterpina acutifrons 5 4 2
357 Harpacticus cristatus 5 4 2
358 Harpacticus clausi 5 4 2
359 Harpacticus glaber 5 4 2
360 Hersiloides leggii 5 4 2
361 Idomene laticaudata =Dactylopusia 5 4 2
362 Ilyopsillus affinis 5 4 2

363 Laophonte cornuta 5 4 2


364 Laophonte hirsuta 5 4 2
365 Longipedia weberi 5 4 2
366 Macrosetella gracilis 3 1 2
367 Microsetella norvegica 3 1 2
368 Microsetella rosea 3 1 2
369 Peltidium falcatum 5 4 2
370 Peltidium intermedium 5 4 2
371 Peltidium exiguum 5 4 2
372 Peltidium minutum 5 4 2
373 Parapeltidium johnstoni 5 4 2
374 Porcellidium brevicaudatum 5 4 2
375 Phyllothalestris mysis 5 4 2
376 Phyllopodopsyllus longicaudatus 5 4 2
377 Pseudothalestris sarsi 5 4 2

121
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


378 Rhynchothalestris rufocincta 5 4 2
379 Rhynchothalestris similis 5 4 2
380 Thaumaleus bullatus 5 4 2
381 Thaumaleus gigas 5 4 2

382 Tydemanella typica 5 4 2

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

122
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 13 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Alpheid
(Verifikator: Rianta Pratiwi)
No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS
ALPHEIDAE
1 Alpheopsis aequalis 6 5 2
2 Alpheopsis allanhancocki 6 5 2
3 Alpheopsis biunguiculata 6 5 2
4 Alpheopsis diabolus 6 5 2
5 Alpheopsis equidactylus 6 5 2
6 Alpheopsis harperi 6 5 2
7 Alpheopsis labis 6 5 2
8 Alpheopsis trigonus 6 5 2
9 Alpheopsis trispinosus 6 5 2
10 Alpheus albatrossae 3 5 2
11 Alpheus amblyonyx 6 5 2
12 Alpheus amirantei 6 5 2
13 Alpheus angulosus 6 5 2
14 Alpheus armatus 6 5 2
15 Alpheus armillatus 6 5 2
16 Alpheus avarus 6 5 2
17 Alpheus bahamensis 6 5 2
18 Alpheus barbara 6 5 2
19 Alpheus beanii 6 5 2
20 Alpheus belli 6 5 2
21 Alpheus bellimanus 6 5 2
22 Alpheus bisincisus 6 5 2
23 Alpheus bouvieri 6 5 2
24 Alpheus brachymerus 6 5 2
25 Alpheus brevicristatus 6 5 2
26 Alpheus brevipes 6 5 2
27 Alpheus bucephalus 3 3 2
28 Alpheus californiensis 6 5 2
29 Alpheus candei 6 5 2
30 Alpheus clamator 6 5 2
31 Alpheus clypeatus 6 5 2
32 Alpheus coetivensis 6 5 2
33 Alpheus collumianus 3 5 2
34 Alpheus cristulifrons 3 5 2
35 Alpheus crockeri 3 5 2
36 Alpheus cylindricus 3 5 2
37 Alpheus deuteropus 3 5 2
38 Alpheus diadema 3 3 2

123
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


39 Alpheus digitalis 3 3 2
40 Alpheus dolerus 3 3 2
41 Alpheus edwardsii 3 3 2
42 Alpheus estueriensis 6 5 2
43 Alpheus euphrosyne 3 1 2
44 Alpheus floridanus 6 5 2
45 Alpheus formosus 6 5 2
46 Alpheus glaber 6 5 2
47 Alpheus gracillipes 3 3 2
48 Alpheus gracilis 3 3 2
49 Alpheus hailstonei 3 5 2
50 Alpheus heeia 6 5 2
51 Alpheus heterochaelis 3 5 2
52 Alpheus hoplocheles 6 5 2
53 Alpheus intrinsecus 6 5 2
54 Alpheus japonicus 6 5 2
55 Alpheus lanceloti 6 5 2
56 Alpheus lanceostylus 6 5 2

57 Alpheus latipes 6 5 2
58 Alpheus leptochirus 6 5 2
59 Alpheus lobidens 3 1 2
60 Alpheus lottini 3 1 2
61 Alpheus mackayi 6 5 2
62 Alpheus macrocheles 6 5 2
63 Alpheus malleator 6 5 2
64 Alpheus normanni 6 5 2
65 Alpheus nuttingi 6 5 2
66 Alpheus oahuensis 3 5 2
67 Alpheus pacifucus 3 3 2
68 Alpheus paracrinitus 3 5 2
69 Alpheus paradentipes 3 5 2
70 Alpheus paralcyone 3 3 2
71 Alpheus parvirostris 3 3 2
72 Alpheus peasei 6 5 2
73 Alpheus percyi 6 5 2
74 Alpheus platyunguiculatus 6 5 2
75 Alpheus pseudopugnax 6 5 2
76 Alpheus pugnax 6 5 2
77 Alpheus rapacida 3 3 2
78 Alpheus rapax 3 2 2

124
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


79 Alpheus rathbunae 6 5 2
76 Alpheus pugnax 6 5 2
77 Alpheus rapacida 6 5 2
78 Alpheus rapax 6 5 2
79 Alpheus rathbunae 6 5 2
80 Alpheus ridleyi 6 5 2
81 Alpheus schmitti 6 5 2
82 Alpheus simus 6 5 2
83 Alpheus spongiarum 3 3 2
84 Alpheus stephensoni 3 3 2
85 Alpheus strenuus 3 1 2
86 Alpheus sublucanus 3 5 2
87 Alpheus thomasi 6 5 2
88 Alpheus verrilli 6 5 2
89 Alpheus viridasi 6 5 2
90 Alpheus websteri 6 5 2
91 Automate dolichognatha 6 5 2
92 Automate evermanni 6 5 2
93 Automate gardineri 6 5 2
94 Automate kingsleyi 6 5 2
95 Automate rectifrons 6 5 2
96 Betaeus bellimanus 6 5 2
97 Betaeus ensenadensis 6 5 2
98 Betaeus gracilis 6 5 2
99 Betaeus harfordi 6 5 2
100 Betaeus harrimani 6 5 2
101 Betaeus longidactylus 6 5 2
102 Betaeus macginitieae 6 5 2
103 Betaeus setosus 6 5 2
104 Fenneralpheus chacei 6 5 2
105 Leptalpheus forceps 6 5 2
106 Leptalpheus pacificus 6 5 2
107 Metabetaeus lohena 6 5 2
108 Metalpheus hawaiiensis 6 5 2
109 Metalpheus paragracilis
110 Metalpheus rostratipes 6 5 2
111 Nennalpheus sibogae 6 5 2
112 Parabetaeus euryone 6 5 2
113 Salmonerus artmanni 6 5 2
114 Salmonerus babai 6 5 2

125
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


115 Salmonerus brevirostris 6 5 2
116 Salmonerus cavicola 6 5 2
117 Salmonerus gracilipes 6 5 2
118 Salmonerus mauiensis 6 5 2
119 Salmonerus tricristata 6 5 2
120 Salomerus arubae 6 5 2
121 Salomerus bruni 6 5 2
122 Salomerus ortmanni 6 5 2
123 Salomerus trigona 6 5 2
124 Synalpheus agelas 6 5 2
125 Synalpheus albatrossi 6 5 2
126 Synalpheus apioceros 6 5 2
127 Synalpheus biunguiculatus 6 5 2
128 Synalpheus bousfieldi 6 5 2
129 Synalpheus brevicarpus 6 5 2
130 Synalpheus brevifrons 6 5 2
131 Synalpheus brooksi 6 5 2
132 Synalpheus charon 3 1 2
133 Synalpheus coutierei 6 5 2
134 Synalpheus disparodigitus 6 5 2
135 Synalpheus dominicensis 6 5 2
136 Synalpeus fritzmuelleri 6 5 2
137 Synalpeus goodei 6 5 2
138 Synalpeus grampusi 6 5 2
139 Synalpeus heardi 6 5 2
140 Synalpeus hemphilli 6 5 2
141 Synalpeus herricki 6 5 2
142 Synalpeus lockingtoni 6 5 2
143 Synalpeus longicarpus 6 5 2
144 Synalpeus macclendoni 6 5 2
145 Synalpeus macromanus 6 5 2
146 Synalpeus minus 6 5 2
147 Synalpeus mulegensis 6 5 2
148 Synalpeus pandionis 6 5 2
149 Synalpeus paraneomeris 3 3 2
150 Synalpeus paraneptunus 6 5 2
151 Synalpeus pectinger 6 5 2
152 Synalpeus rathbunae 6 5 2
153 Synalpeus redatorpus 6 5 2
154 Synalpeus sanctithomae 6 5 2

126
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Panulirus versicolor

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


155 Synalpeus scaphoceris 6 5 2
156 Synalpeus streptodactylus 3 1 2
157 Synalpeus tanneri 3 1 2
158 Synalpeus thai 6 5 2
159 Synalpeus townsendi 6 5 2

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

127
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 14. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Brachyura
(Verifikator: Indra Aswandy & Rianta Pratiwi)
No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS
1 ATELECYCLIDAE
1 Kraussia rastripes 3 3 2
2 CALAPPIDAE
2 Calapa terrae reginae 3 3 2
3 Calappa calappa 3 3 2
4 Calappa hepatica 2 3 2
5 Calappa spinosissma 3 3 2
3 CORYSTIDAE
6 Gomeza bicornis 3 3 2
4 CYMOPOLIIDAE
7 Maniella longirostris new species 3 3 2
5 DORIPPIDAE
8 Dorippe (Dorippe) frascone 2 3 2
9 Dorippe (Dorippoides) facchino 2 3 2
10 Neodorippe (Neodorippe) astuta 3 3 2
11 Neodorippe (Nobilum) histrio 3 3 2
6 DROMIDAE
12 Conchoecetes artificiosus 3 3 2
13 Dromidiopsis craniodes 3 3 2
7 GECARCINIDAE
14 Epigrapsus politus Heller, 1862 2 3 2
8 GONEPLACIDAE
15 Catoptrus nitidus 3 3 2
16 Ceratoplax arcuata 3 3 2
17 Ceratoplax ciliatus 3 3 2
18 Ceratoplax granulosa 3 3 2
19 Ceratoplax hispida 3 3 2
20 Ceratoplax longimana 3 3 2
21 Goneplax sinuatifrons 3 3 2
22 Libtystes nitidus 3 3 2
23 Libystes edwardsi 3 3 2
24 Nematocarcinus soegiarto. 3 3 2
25 Pseudolitocheira integra 3 3 2
26 Scalopidia spinosipes 3 3 2
9 GRAPSIDAE
27 Barrymus wilsoni 3 3 2
28 Camptandrium ambonensis 3 3 2
29 Chiromantes indiarum 3 3 2
30 Chiromanthes darwinensis 3 3 2

128
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


31 Cleistocoeloma merguensis 3 3 2
32 Clistocoeloma villosum 3 3 2
33 Clistoma balansae 3 3 2
34 Cyclograpsus longipes 3 3 2
35 Cyclopgrapsus audouini 3 3 2
36 Geograpsus crinipes 3 3 2
37 Grapsus albolineatus 2 3 2
38 Grapsus strigosus 3 3 2
39 Grapsus tenuicristatus 3 3 2
40 Helice leachi 3 3 2
41 Holometopus obesus 3 3 2
42 Labuanium politum 3 3 2
43 Metaplax elegans 3 3 2
44 Metasesarma rousseauxi 2 3 2
45 Metopograpsus frontalis 2 3 2
46 Metopograpsus latifrons 2 3 2
47 Metopograpsus maculatus 3 3 2
48 Metopograpsus messor 2 3 2
49 Metopograpsus oceanicus 3 3 2
50 Metopograpsus pictus 3 3 2
51 Metopograpsus thukuhar 2 2 2
52 Nanosesarma edamensis 3 3 2
53 Nanosesarma vestitum 3 3 2
54 Neopisesarma mederi 3 3 2
55 Notonyx saidensis 3 3 2
56 Pachygrapsus aff minutus 3 3 2
57 Panglaorus georgei 2 3 2
58 Parasesarma aff kukenthali 3 3 2
59 Parasesarma batavianum 3 3 2
60 Parasesarma kukenthali 3 3 2
61 Parasesarma lepidum 3 3 2
62 Parasesarma leptosomum 3 3 2
63 Parasesarma moluccensis 3 3 2
64 Parasesarma plicata 2 3 2
65 Parasesarma rutilimanum 3 3 2
66 Percnon guinotae 2 3 2
67 Percnon planissimun 2 2 2
68 Pseudograpsus albus 3 3 2
69 Ptychognathus altimanus 3 3 2
70 Ptychognathus barbathus 3 3 2

129
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


71 Ptychognathus guijulugani 3 3 2
72 Pyxidognathus granulosus 3 3 2
73 Selatium brooksi 3 3 2
74 Sesarma (Parasesarma) pictum 3 3 2
75 Sesarma (sesarma) taeniolatum 3 3 2
76 Sesarmops impressum 3 3 2
77 Thalassograpsus harpax 3 3 2
78 Varuna litterata 2 3 2
10 HAPALOCARCINIDAE
79 Hapalocarcinus marsupialis 2 3 2
11 HYMENOSOMATIDAE
80 Elamena sindensis 3 3 2
12 LATREILLIDAE
81 Latreilla pennifera 3 3 2
13 LEUCOSIIDAE
82 Arcania heptacantha 2 3 2
83 Arcania septemspinosa 3 3 2
84 Arcania undecim- spinosa 3 3 2
85 Iphiculus spongiosus 3 3 2
86 Ixoides comutus 3 3 2
87 Leucosia craniolaris 2 2 2
88 Leucosia haematostica 3 3 2
89 Leucosia longifrons 3 3 2
90 Leucosia marmorea 3 3 2
91 Leucosia obtusifrons 2 3 2
92 Leucosia vittata 3 3 2
93 Myra elegans 2 2 2
94 Myra kessleri 3 3 2
95 Myra pentacantha 3 3 2
96 Myrodes eudactylus 3 3 2
97 Pariphiculus coronatus 3 3 2
98 Philyra corallicola 3 3 2
99 Philyra globosa 3 3 2
100 Philyra pisum 2 3 2
101 Philyra platychira 3 3 2
102 Randallia eburnea 3 3 2
14 MAJIDAE
103 Camposcia retusa 3 3 2
104 Chlorinoides aculeatus 3 3 2
105 Composcia retusa 3 3 2

130
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


106 Criocarcinus superciliosus 3 3 2
107 Cyclax suborbicularis 3 3 2
108 Doclea tetraptera 3 3 2
109 Doelea ovis 3 3 2
110 Doelea tetraptera 3 3 2
111 Egeria arachnoides 3 3 2
112 Hyastenus Aff Ikami 3 3 2
113 Hyastenus diacanthus 3 3 2
114 Hyastenus planasius 3 3 2
115 Hyastenus spinosus 2 3 2
116 Hystenus hilgendorti 3 3 2
117 Menaethius monoceros 2 3 2
118 Menaetiops bicornis 2 3 2
119 Micippa cristata granulipes 3 3 2
120 Micippa cristata phylira 3 3 2
121 Micippa phylira 3 3 2
122 Micippa platipes 2 3 2
123 Micippa thalia 3 3 2
124 Naxiodes hystrix 2 3 2
125 Oncinopus araneus 2 3 2
126 Phalangipus australiensis 3 3 2
127 Phalangipus longipes 3 3 2
128 Rochinia pulchra 3 3 2
129 Schizophys dama 3 3 2
130 Tiarina angusta 3 3 2
131 Tiarina cornigera 2 3 2
132 Tiarina depressa 3 3 2
133 Tiarina gracilis ? 3 3 2
134 Tiarina spinigera 2 3 2
135 Tylopcarcinus styx 3 3 2
136 Xenocarcinus tuberculatus 3 3 2
15 MATUTIDAE
137 Matuta banksi 2 3 2
138 Matuta curtispina 3 3 2
139 Matuta inermis 3 3 2
140 Matuta lunaris 2 3 2
141 Matuta planipes 2 3 2
16 MICTYRIDAE
142 Mictyris longicarpus 2 2 2

131
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


17 OCYPODIDAE
143 Ilyoplax integer 3 3 2
144 Ilyoplax longicarpa 3 3 2
145 Macrophthalmus (M) milloti 3 3 2
146 Macrophthalmus (Macrophthlamus) 3 3 2
telescopicus
147 Macrophthalmus (Mareotis) japonicus 3 3 2
148 Macrophthalmus (Mareotis) tomentosus 3 3 2
149 Macrophthalmus aff tomentosus 3 3 2
150 Macrophthalmus darwinensis 3 3 2
151 Macrophthalmus dilatatus 3 3 2
152 Macrophthalmus telescopicus 3 3 2
153 Macropthalmus bosci 3 3 2
154 Metasesarma aubryi 3 3 2
155 Ocypode ceratophthalmus 2 2 2
156 Ocypode cordimanus 2 2 2
157 Ocypode kuhli 2 2 2
158 Ocypode stimpsoni 2 2 2
159 Scopimera globosa 3 3 2
160 Uca (minuca) gaimardi 2 2 2
161 Uca (uca) annulipes 2 2 2
162 Uca (Uca) inversa 2 2 2
163 Uca (uca) manii 2 2 2
164 Uca (Uca) mjobergi 3 3 2
165 Uca (uca) nitida 3 3 2
166 Uca (Uca) signatus 3 3 2
167 Uca annulipes 2 2 2
168 Uca dussumieri 2 2 2
169 Uca inversa 2 2 2
170 Uca marionis 3 3 2
171 Uca marionis nitida 3 3 2
172 Uca novaeguineae 3 3 2
173 Uca rosea 2 2 2
174 Uca tetragonon 2 2 2
175 Uca vocans 2 2 2
176 Uca vocans aff cultrimana 2 2 2
177 Uca vocans excisa 3 3 2
18 PAICIDAE
178 Manella brevimana 3 3 2
179 Manella ceramensis 3 3 2
180 Neopalicus contractus 3 3 2

132
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


181 Neopalicus jukesi 3 3 2
182 Palicoides longimanus 3 3 2
183 Palicoides ternatensis 3 3 2
184 Palicoides white 3 3 2
185 Parapalicus ambonensis 3 3 2
186 Parapalicus mariellae 3 3 2
187 Parapalicus pirulensis 3 3 2
188 Parapalicus unidentatusc 3 3 2
189 Pseudopalicus serripes 3 3 2
19 PARTHENOPIDAE
190 Cryptopodia fornicata 3 3 2
191 Daldorfia horida 2 3 2
193 Eumedonus granulosus 3 3 2
194 Myra fugax 2 3 2
195 Oethra scruposa 3 3 2
196 P (Parthernope) longimanus 3 3 2
197 Parthenope (Rhinolambrus) armatus 3 3 2
198 Parthenope (Rhinolambrus) latifrons 3 3 2
199 Parthenope (Rhinolambrus) longimanus 3 3 2
200 Parthenope (Rhinolambrus) pelagicus 3 3 2
201 Parthenope horrida 3 3 2
202 Parthernope(rhinolambrus) latifrons 3 3 2
203 Platylambrus ayerensis, nov 3 3 2
204 Pseudolambrus calappoides 3 3 2
205 Pseudolambrus eosus 3 3 2
206 Rhabdonotus pictus 3 3 2
205 Pseudolambrus eosus 3 3 2
206 Rhabdonotus pictus 3 3 2
205 Pseudolambrus eosus 3 3 2
206 Rhabdonotus pictus 3 3 2
205 Pseudolambrus eosus 3 3 2
206 Rhabdonotus pictus 3 3 2
20 PINNOTHERIDAE
207 Xanthasia murigera 3 3 2
208 Xenophthalmus pinnotheroides 3 3 2
21 PORTUNIDAE
209 Carupa tenuipes 2 3 2
210 Charybdis (Ch) anisodon 2 3 2
211 Charybdis (Ch) annulata 3 3 2
212 Charybdis (Ch) beautiforti 3 3 2

133
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


213 Charybdis (Ch) bimaculata 3 3 2
214 Charybdis (Ch) callianassa 2 3 2
215 Charybdis (Ch) cruciata 3 3 2
216 Charybdis (Ch) helleri 2 3 2
217 Charybdis (Ch) jaubertensis 3 3 2
218 Charybdis (Ch) lucifera 2 3 2
219 Charybdis (Ch) rostrata 3 3 2
220 Charybdis (Ch) truncata 3 3 2
221 Charybdis (Ch) vadorum 3 3 2
222 Charybdis (Ch) variegata 2 3 2
223 Charybdis (G) annulata 2 3 2
224 Charybdis (Goniohellenus) hongkongensis 3 3 2
225 Charybdis feriatus 2 3 2
226 Charybdis joubertensis 3 3 2
227 Cosmonotus grayi 3 3 2
228 Lissocarcinus laevis 3 3 2
229 Lissocarcinus orbicularis 3 3 2
230 Lissocarcinus polyboides 3 3 2
231 Lupocyclus inaequalis 3 3 2
232 Lupocyclus Philippinensis 3 3 2
233 Lupocyclus rorundatus 3 3 2
234 Lupocyclus sexspinosus 3 3 2
235 Lupocyclus tugelae 3 3 2
236 Lupocylus sexspinosus 3 3 2
235 Lupocyclus tugelae 3 3 2
236 Lupocylus sexspinosus 3 3 2
237 Podophthalmus nacreus 3 3 2
238 Podophthalmus vigil 2 3 2
239 Portunus (Achelous) granulatus 2 3 2
240 Portunus (Achelous) orbicularis 3 3 2
241 Portunus (Achelous) orbitosinus 3 3 2
242 Portunus (Hellenus) alcocki 3 3 2
243 Portunus (Hellenus) andersoni 3 3 2
244 Portunus (Hellenus) gracilimanus 2 3 2
245 Portunus (Hellenus) hastatoides 2 2 2
246 Portunus (Hellenus) hongkogensis 3 3 2
247 Portunus (Hellenus) longispinosus 3 3 2
248 Portunus (Hellenus) pulchricristatus 3 3 2
249 Portunus (Hellenus) samdaemensis 3 3 2
250 Portunus (Hellenus) tenuipes 2 3 2

134
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


251 Portunus (Lupocycloporus) minutus 2 3 2
252 Portunus (Monomia) argentatus 3 3 2
253 Portunus (Monomia) rubromarginatus 3 3 2
254 Portunus (P) pelagicus 2 2 1
255 Portunus (Portunus) pubescens 2 3 2
256 Portunus (Portunus) sanguinolentus 2 2 2
257 Portunus (Xiphonectes) spiniferus 3 3 2
258 Portunus argentatus 3 3 2
259 Portunus dubius 3 3 2
260 Portunus emerginatus 3 3 2
261 Portunus gladiator 3 3 2
262 Portunus haani 2 2 2
263 Portunus longispinosus bidens 3 3 2
264 Portunus lupocycloporus 3 3 2
265 Portunus nipponensis 3 3 2
266 Portunus rugosus 2 2 2
267 Portunus spinipes 2 2 2
268 Portunus stephensoni 2 3 2
269 Portunus trilobatus 2 2 2
270 Portunus tuberculosus 3 3 2
271 Raninoides personatus 3 3 2
272 Scylla serrata 2 2 1
273 Thalamita admete 2 2 2
274 Thalamita coeruleipes 3 2 2
275 Thalamita cooperi 3 3 2
276 Thalamita crenata 2 2 1
277 Thalamita danae 2 2 2
278 Thalamita demani 3 3 2
279 Thalamita foresti 3 3 2
280 Thalamita gatavakensis 3 3 2
281 Thalamita granosimana 3 3 2
282 Thalamita integra 3 3 2
283 Thalamita intermedia 3 3 2
284 Thalamita macropus 3 3 2
285 Thalamita macrospinifera 3 3 2
286 Thalamita malaccensis 3 3 2
287 Thalamita mitsiensis 3 3 2
288 Thalamita parvidens 3 3 2
289 Thalamita philippinensis 3 3 2
290 Thalamita picta 3 3 2

135
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


291 Thalamita poissoni 3 3 2
292 Thalamita prymna 2 2 2
293 Thalamita pseudopoissoni 3 3 2
294 Thalamita sexlobata 3 3 2
295 Thalamita sima 2 2 2
296 Thalamita spiceri 3 3 2
297 Thalamita spinifera 2 2 2
298 Thalamita spinimana 2 2 2
299 Thalamita stephensoni 2 3 2
300 Thalamita stimpsoni 3 3 2
301 Thalamita tenuipes 2 2 2
302 Thalamita tugelae 3 3 2
303 Thalamithoides coeruleipes 3 3 2
304 Thalamitoides quadridens 3 3 2
305 Thalamitoides tridens 3 3 2
22 XANTHIDAE
306 Actaea calculosa 3 3 2
307 Actaea cavipes 3 3 2
308 Actaea consobrina 3 3 2
309 Actaea pulchella 3 3 2
310 Actaea ruppelli 3 3 2
311 Actaea speciosa 3 3 2
312 Actaeodes hirsutissima 2 2 2
313 Actaeodes tomentosus 2 2 2
314 Actumnus forticigerus 3 3 2
315 Actumnus globulus 3 3 2
316 Actumnus pugilator 3 3 2
317 Atergatis dilatatus 2 2 2
318 Atergatis floridus 2 2 2
319 Atergatis integerrimus 3 3 2
320 Baptozius vinosus 3 3 2
321 Carpilius convexus 3 3 2
322 Carpilius maculatus 3 3 2
323 Carpilodes cinctimanus 3 3 2
324 Carpilodes rugatus 3 3 2
325 Chlorinoides aculeatus 3 3 2
326 Chlorodiella barbata 2 2 2
327 Chlorodiella cytherea 2 2 2
328 Chlorodiella nigra 2 2 2
329 Chlorodopsis areolata 2 2 2

136
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


330 Chlorodopsis melanochira 3 3 2
331 Cymo andreossyi 2 2 2
332 Cymo deplanatus 3 3 2
333 Cymo melanodactylus 3 3 2
334 Cymo quadrilobatus 3 3 2
335 Dacryopilumnus rathbunae 3 3 2
336 Daldorfia acuta 3 3 2
337 Demania rotundatus 3 3 2
338 Epixanthius frontalis 3 3 2
339 Epixanthus dentatus 2 2 2
340 Epixanthus subcorrosus 3 3 2
341 Eriphia aff scabriuscula 3 3 2
342 Eriphia laevimana 2 2 2
343 Eriphia scabricula 2 2 2
344 Eriphia smithi 3 3 2
345 Etisus anaglyptus 3 3 2
346 Etisus dentatus 2 2 2
347 Etisus electra 3 3 2
348 Etisus laevimanus 2 2 2
349 Etisus mariella 3 3 2
350 Etisus utilis 3 3 2
351 Etisus utilis lucas 3 3 2
352 Euxanthus exsculptus 3 3 2
353 Euxanthus melissa 3 3 2
354 Glabropilumnus dispar 2 2 2
355 Glabropilumnus laevimanus 2 2 2
356 Globopilumnus actumnoides 3 3 2
357 Globopilumnus calmani 3 3 2
358 Heteropanope (Pilumnopeus) indica 3 3 2
359 Heteropanope glabra 3 3 2
360 Heteropanope makiana 3 3 2
361 Heteropilumnus ciliatus 3 3 2
362 Heteropilumnus tricophorus 3 3 2
363 Lachnopodus bidentatus 3 3 2
364 Lachnopodus rodgersi 3 3 2
365 Lachnopodus subacutus 3 3 2
366 Leptodius gracilis 3 3 2
367 Leptodius nudipes 3 3 2
368 Leptodius waialuanus 3 3 2
369 Liomera cinctimana 3 3 2

137
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


370 Liomera loevis 3 3 2
371 Liomera lophopha 3 3 2
372 Liomera monticulosa 3 3 2
373 Liomera pallida 3 3 2
374 Liomera rubra 2 2 2
375 Liomera rugipes 3 3 2
376 Liomera supernodosa 3 3 2
377 Liomera venosa 3 3 2
378 Lophozozymus anaglyptus 3 3 2
379 Lophozozymus cristatus 3 3 2
380 Lophozozymus dodone 3 3 2
381 Lophozozymus incisus 3 3 2
382 Lophozozymus pulchellus 3 3 2
383 Lybia australiensis 3 3 2
384 Lybia leptochelis 3 3 2
385 Lybia tesselata 3 3 2
386 Myomenippe hardwicki 3 3 2
387 Neoliomera insularis 3 3 2
388 Neoliomera pubescens 3 3 2
389 Neoliomera richtersi 3 3 2
390 Neoliomera striata 3 3 2
391 Neoliomera themisto 3 3 2
392 Neoxanthias impressus 3 3 2
393 Ozius guttatus 3 3 2
394 Ozius rugulosus 3 3 2
395 Parapilumnus truncatospinis 3 3 2
396 Parateisus glabulus 3 3 2
397 Paraxanthias notatus 3 3 2
398 Phymodius monticulosus 3 3 2
399 Phymodius ornatus 3 3 2
400 Phymodius sculptus 3 3 2
401 Phymodius ungulatus 2 2 2
402 Pilodius aff areolatus 2 2 2
403 Pilodius areolatus 2 2 2
404 Pilodius luomi 3 3 2
405 Pilodius nigrocrinitus 2 2 2
406 Pilodius philippinensis 3 3 2
407 Pilodius pilumnoides 3 3 2
408 Pilodius pubescens 3 3 2
409 Pilodius pugil 3 3 2

138
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


410 Pilodius scabriculus 3 3 2
411 Pilumnopeus granulatus 3 3 2
412 Pilumnopeus labrymthicus 3 3 2
413 Pilumnopeus trispinosus 3 3 2
414 Pilumnus bleekeri 3 3 2
415 Pilumnus elegans 3 3 2
416 Pilumnus scabriusculus 2 3 2
417 Pilumnus vespertilio 2 3 2
418 Platypodia anaglypta 3 3 2
419 Platypodia granulosa 3 3 2
420 Platypodia maculata 3 3 2
421 Platypodia morini 3 3 2
422 Platypodia semigranosa 3 3 2
423 Quadrella coronata 3 3 2
424 Tetralia glaberrima 2 2 2
425 Trapazia dentata 2 2 2
426 Trapezia aff danae 2 2 2
427 Trapezia areolata 2 2 2
428 Trapezia cymodocea 2 2 2
429 Trapezia digitalis 3 3 2
430 Trapezia furuginea 2 2 2
431 Trapezia guttata 2 2 2
432 Trapezia intermedia 3 3 2
433 Trapezia rufopunctata 3 3 2
434 Viaderiana quadrispinosa 3 3 2
435 Viaderiana typica 3 3 2
436 Xanthasia 3 3 2
437 Xanthias elegans 2 2 2
438 Xanthias lamarcki 2 2 2
439 Xanthias maculatus 3 3 2
440 Zozymodes pilosus 3 3 2
441 Zozymodes xanthoides 3 3 2
442 Zozymus aeneus 2 2 2
443 Zozymus gemmula 3 3 2

139
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 15 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Stomatopoda
(Sumber : M. K. Moosa)
No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS
1 BATHYSQUILLOIDEA
1 Bathysquilla crassispinosa
2 Bathysquilla microps
2 CORONODIDAE
3 Parvisquilla multituberculata
4 Heterosquilloides insignis
5 Kasim philippinensis
3 EURYSQUILLIDAE
6 Eurysquilloides sibogae
7 Eurysquilla foresti
8 Sinosquilla sinica
9 Sinosquilla hispida
10 Coronidopsis bicuspis
11 Coronidopsis serenei
12 Manningia australiensis
13 Manningia pilaiensis
4 GONODACTYLIDAE
14 Gonodactylaceus falcatus
15 Gonodactylaceus glabrous
16 Gonodactylaceus gravieri
17 Gonodactylaceus mutatus
18 Gonodactylaceus siamensis
19 Gonodactylaceus ternatensi
20 Gonodactylellus affinis
21 Gonodactylellus hendersoni
22 Gonodactylellus lanchesteri
23 Gonodactylellus incipiens
24 Gonodactylinus viridis
25 Gonodactyloideus cracens
26 Gonodactylus chiragra
27 Gonodactylus platysoma
28 Gonodactylus smithii
5 ODONTODACTYLIDAE
29 Odontodactylus brevirostris
30 Odontodactylus japonicus
31 Odontodactylus scyllarus
32 Raoulius cultrifer
6 PARASQUILLIDAE
33 Faughnia formosae

140
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


34 Faughnia haani
35 Faughnia serenei
7 PROTOSQUILLIDAE
36 Chorisquilla brooksii
37 Chorisquilla longispinosa
38 Chorisquilla excavata
39 Chorisquilla spinosissima
40 Haptosquilla glabra
41 Haptosquilla glyptocercus
42 Haptosquilla pulchella
43 Haptosquilla stoliura
44 Haptosquilla tuberosa
45 Laevosquilla laevicaudata
8 PSEUDOSQUILLIDAE
46 Pseudosquilla ciliata
47 Pseudosquillisma oculata
48 Raoulserenea ornata
9 TAKUIDAE
49 Taku spinosocarinatus
10 HARPIOSQUILLIDAE
50 Harpiosquilla annandalei
51 Harpiosquilla harpax
52 Harpiosquilla raphidea
53 Harpiosquilla japonica
54 Harpiosquilla indica
55 Harpiosquilla melanoura
56 Harpiosquilla sinensis
11 LYSIOSQUILLIDAE
57 Lysiosquilla sulcirostris
58 Lysiosquilla tredecimdentata
59 Lysiosquillina maculata
60 Lysiosquilloides siamensis
12 NANNOSQUILLIDAE
61 Acanthosquilla multifasciata
62 Acanthosquilla derijardi
63 Acanthosquilla wilsoni
64 Acanthosquilla acanthocarpus
65 Acanthosquilla tigrina
66 Acanthosquilla sirindhorn
67 Alachosquilla vicina

141
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


64 Acanthosquilla acanthocarpus
65 Acanthosquilla tigrina
66 Acanthosquilla sirindhorn
67 Alachosquilla vicina
13 SQUILLIDAE
68 Anchisquilla fasciaticauda
69 Anchisquilla fasciata
70 Anchisquillopsis clevai
71 Anchisquilloides michelea
72 Areosquilla indica
73 Busquilla quadraticauda
74 Carinosquilla carinata
75 Carinosquilla multicarinata
76 Clorida bombayensis
77 Clorida decorata
78 Clorida denticauda
79 Clorida gaillardi
80 Clorida latreillei
81 Clorida rotundicauda
82 Cloridina chlorida
83 Cloridina malaccensis
84 Cloridina microphthalma
85 Cloridina pelamidae
86 Cloridina verrucosa
87 Cloridopsis gibba
88 Cloridopsis immaculata
89 Cloridopsis scorpio
90 Dictyosquilla foveolata
91 Erugosquilla grahami
92 Erugosquilla serenei
85 Cloridina pelamidae
86 Cloridina verrucosa
87 Cloridopsis gibba
88 Cloridopsis immaculata
89 Cloridopsis scorpio
90 Dictyosquilla foveolata
91 Erugosquilla grahami
92 Erugosquilla serenei
93 Erugosquilla woodmasoni
94 Fallosquilla fallax

142
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


95 Keijia lirata
96 Kempina stridulans
97 Kempina mikado
98 Lenisquilla lata
99 Leviquilla inermis
100 Leviquilla jurichi
101 Leviquilla minor
102 Lophosquilla costata
103 Lophosquilla makarovi
104 Miyakea holoshista
105 Miyakea nepa
106 Oratosquilla kempi
107 Oratosquilla oratoria
108 Oratosquillina anomala
109 Oratosquillina fossulata
110 Oratosquillina gonypetes
111 Oratosquillina gravieri
112 Oratosquillina imperialis
113 Oratosquillina interrupta
114 Oratosquillina ornata
115 Oratosquillina perpensa
116 Oratosquillina quinquedentata
117 Oratosquillina anomala
118 Oratosquillina solicitans
119 Squilloides leptosquilla

120 Toshimitsu tiwarii

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

143
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 16. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Amphipoda
(Verifikator: Indra Aswandy)
No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS
1 AMATHILLOPSIDAE
1 Amathillopsis spinigera 3 3 2
2 Amathillopsis australis 3 3 2
3 Amathillopsis atlantica 3 3 2
4 Acanthopleustes annectens 3 3 2
5 Acanthopleustes affinis 3 3 2
6 Amathillopleustes ulticoxa nov. sp. 3 3 2
2 AMPELISCIDAE
7 Ampelisca miops 3 3 2
8 Ampelisca pygmea 3 3 2
9 Ampelisca tenuicornis 3 3 2
10 Ampelisca sp. 3 3 2
11 Ampelisca brevicornis Costa 2 2 2
12 Ampelisca subbrevicornis nov. sp. 3 3 2
13 Ampelisca cyclops 3 3 2
14 Ampelisca zamboangae 3 3 2
15 Ampelisca tridens? 3 3 2
16 Byblis daleyi Giles? 3 3 2
17 Byblis mucronata n. sp. 3 3 2
18 Byblis crenulata n. sp. 3 3 2
19 Byblis sp. 3 3 2
20 Byblis rhinoceros n. sp. 3 3 2
3 AMPHILOCHIDAE
21 Rostrogitanopsis litoralis n. sp. 5 3 2
22 Amphilochus neapolitanus 4 3 2
23 Gitanopsis antipai n. sp. 4 3 2
24 Gitanopsis pele 4 3 2
25 Gitanopsis pusilla 4 3 2
26 Gitanopsis sp. 4 3 2
4 AMPITHOIDAE
27 Pleonexes sp Pirlot 3 3 2
28 Ampithoe ramondi 3 3 2
29 Ampithoe sp 3 3 2
30 Cymadusa filosa 3 3 2
31 Amphithoe kuilafi 4 3 2
32 Amphithoe ramondi 4 3 2
33 Amphithoe sp 4 3 2
34 Cymadusa brevidactyla 3 3 2
35 Paragrubia vorax 3 3 2

144
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


36 Ampithoe alluaudi 4 3 2
37 Cymadusa imbroglio 4 3 2
38 Cymadusa sp. 4 3 2
39 Sunamphitoe pelagica 4 3 2
35 Paragrubia vorax 3 3 2
36 Ampithoe alluaudi 4 3 2
37 Cymadusa imbroglio 4 3 2
38 Cymadusa sp. 4 3 2
39 Sunamphitoe pelagica 4 3 2
5 ANAMIXIDAE
40 Anamixis stebbingi 4 3 2
41 Paranamixis ledoyeri n. sp. 4 3 2
42 Anamixis sp. 4 3 2
6 AORIDAE
43 Lembos tenuis 3 3 2
44 Lembos philacanthus 3 3 2
45 Lemboides sp. 3 3 2
46 Bemlos processifer n. sp. 4 3 2
47 Xenocheria fasciata 4 3 2
7 ASTYRIDAE
48 Parastyra longidactyla 4 3 2
8 CALLIOPHIIDAE
49 Harpinioides drepanoheir 4 3 2
50 Regalia ? gracilimana 4 3 2
9 CAPRELLINOIDIDAE
51 Paedaridium sp. 4 3 2
10 CHELURIDAE
52 Chelura terebrans 4 3 2
53 Tropichelura insulae 4 3 2
11 COLOMASTIGIDAE
54 Colomastix sp. 4 3 2
55 Colomastix truncatipes 4 3 2
56 Colomastrix lunalilo 4 3 2
57 Colomastrix sp. 4 3 2
12 COROPHIIDAE
58 Cerapus abditus 3 3 2
59 Erichthonius pugnax 3 3 2
60 Erichthonius macrodactylus 3 3 2
61 Ampelisciphotis tridens 3 3 2
62 Cylindrimolaris quadricheselatus, new comb 3 3 2

145
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


63 Cheiriphotis quadrychelatus 4 3 2
64 Protomedeia basilatissima n. sp. 3 3 2
65 Bemlos palmatus 4 3 2
66 Bemlos sp 4 3 2
67 Cheiriphotis durbanensis 3 3 2
68 Ericthonius brasiliensis 3 3 2
69 Erichtonius pugnax 3 3 2
70 Gammaropsis atlantica 3 3 2
71 Gammaropsis photissimilis 3 3 2
72 Grandidierella bispinosa 3 3 2
73 Grandidierella gilesi 3 3 2
74 Lembos indicus 3 3 2
75 Lembos podoceroides 3 3 2
76 Photis cavimana 3 3 2
77 Bemlos subtriangulum n. sp. 3 3 2
78 Leptocheirus makassarensis n. sp. 3 3 2
79 Aorchoides dilatata 3 3 2
80 Aoroides columbiae 3 3 2
81 Dodophotis distinguenda 3 3 2
82 Ericthonius pugnax 3 3 2
83 Gammaropsis afra 4 3 2
84 Globosolembos indicus 4 3 2
85 Globosolembos ruffoi 4 3 2
86 Grandidierella bonnieroides robusta 4 3 2
87 Grandidierella longidactyla 4 3 2
88 Photis longicaudata 3 3 2
89 Xenocheira seurati 4 3 2
13 CYSTISOMATIDAE
90 Cystisoma pellucidum 4 3 2
14 DEXAMINIDAE
91 Paradexamine flindersi 4 3 2
92 Polycheria Antarctica 4 3 2
93 Dexaminoculus lacinimanus n. sp. 4 3 2
94 Guernea brevispinis 4 3 2
95 Guernea latipes 4 3 2
96 Guernea sulawesiensis 4 3 2
97 Paradexamine micronesica 4 3 2
96 Guernea sulawesiensis 4 3 2
97 Paradexamine micronesica 4 3 2
98 Paradexamine mozambica 4 3 2

146
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


99 Paradexamine orientalis 4 3 2
100 Paradexamine sp. 4 3 2
101 Polycheria atolli 4 3 2
102 Guernea spinicornis 4 3 2
103 Guernea sp. 4 3 2
104 Paradexamine serraticra 4 3 2
15 EOPHLIANTIDAE
105 Wandelia orghidani n. sp. 4 3 2
16 EUSIRIDAE
106 Eusirus parvus nov. sp. 4 3 2
107 Eusirus sp. 4 3 2
108 Eusiropsis riisei 4 3 2
109 Rachotropis Sibogae nov. sp. 4 3 2
110 Meteusiroides keyensis nov. sp. 4 3 2
111 Meteusiroides curvidactyla 4 3 2
112 Eusiroides diplonyx 4 3 2
113 Tethygenia pacifica 4 3 2
17 GAMMARIDAE
114 Parelasmopus suluensis 3 3 2
115 Bathyceradocus stephenseni 3 3 2
116 Melita fresnelii 3 3 2
117 Ceradocus rubromaculatus 3 3 2
118 Maerella tenuimana 3 3 2
119 Maera tenelle 3 3 2
120 Maera viridis 3 3 2
121 Linguimaera othonides 3 3 2
122 Elasmopus pectenicrus 3 3 2
123 Elasmopus spinimanus 3 3 2
124 Elasmopus minimus 3 3 2
125 Elasmopus subcarinatus 3 3 2
126 Elasmopus subcarinatus 3 3 2
127 Elasmopus indicus 3 3 2
128 Elasmopus odontoplax n. sp. 3 3 2
18 HYPERIOPSIDAE
129 Hyperiopsis gibbosa 4 3 2
19 JASSIDAE
130 Jassa sp. 2 3 2
20 LANCEOLIDAE
131 Lanceola sp. 4 3 2

147
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


21 LEPECHINELLIDAE
132 Lepechinella curvispinosa 4 3 2
133 Paralepechinella longipalpa 4 3 2
22 LEUCOTHOIDAE
134 Leucothoe crenatipalma 3 3 2
135 Leucothoe dentata 3 3 2
136 Leucothoe hyhelia 3 3 2
137 Leucothoe predenticulata 4 3 2
138 Leucothoe richiardii 4 3 2
139 Lecothoe spinicarpa 3 3 2
140 Leucothoe bannwarthi 4 3 2
141 Leucothoe madrasana 4 3 2
142 Leucothoe micronesia 4 3 2
143 Leucothoe sp. 4 3 2
144 Leucothoe spinicarpa 3 3 2
23 LILJEBORGIIDAE
145 Liljeborgia dubia 4 3 2
146 Liljeborgia aequabilis 4 3 2
147 Liljeborgia sp. 4 3 2
24 LYSIANASSIDAE
148 Amaryllis macrophthalma 4 3 2
149 Lysianopsis alba 4 3 2
150 Arugella heterodonta nov. sp. 4 3 2
151 Arugella falkandica 4 3 2
152 Shoemakerella nasuta 4 3 2
153 Walddeckia kroyeri kroyeri 4 3 2
154 Walddeckia kroyeri enoei 4 3 2
155 Walddeckia kroyeri crenulata subsp. Nov 4 3 2
156 Ichnopus sp. 4 3 2
157 Glycerina tenuicornis 4 3 2
158 Tmetonyx mucronatus n. sp. 4 3 2
159 Aristias sp. 4 3 2
160 Lysianassa ceratina 4 3 2
161 Parambasia nui 4 3 2
162 Scolopostoma prionoplax 4 3 2
163 Azotostoma bunakenensis n. sp. 4 3 2
164 Arugella sp. 4 3 2
165 Lysianassa sp. 4 3 2
166 Parambasia sp. 4 3 2
167 Euonyx coecus 4 3 2

148
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


168 Amaryllis macrophthalma 4 3 2
169 Bathyamaryllis Perezii 4 3 2
170 Cyphocaris anonyx 4 3 2
171 Cyphocaris challengeri 4 3 2
172 Cyphocaris faurei 4 3 2
173 Onesimoides cavimanus 3 3 2
174 Onesimodes chelatus 4 3 2
175 Paronesimoides lignivorus 3 3 2
176 Hippomedon bandae 4 3 2
177 Eurythene gryllus 4 3 2
178 Figorella coridon 4 3 2
179 Ichnopus annasona 4 3 2
180 Ichnopus wardi (recorded as Glycerina 4 3 2
tenuicornis)
181 Onesimoides castellatus 4 3 2
182 Onesimoides mindoro (recorded as O. 4 3 2
cavimanus and O. chelatus)
183 Paracentromedon pacificus 4 3 2
184 Pseudambasia sp (recorded as Lysianassa 4 3 2
sp. )
185 Tryphosella mucronata 4 3 2
25 MELITIDAE
186 Ceradocus serratus 3 3 2
187 Dulichiella appendiculata 4 3 2
188 Elasmopus ecuadorensis hawaiensis 3 3 2
189 Elasmopus gracilis 3 3 2
190 Eriopisella cf.sechellensis 3 3 2
191 Gammarella amikai 3 3 2
192 Maera serrata 3 3 2
193 Maera sp. 3 3 2
194 Parelasmopus setiger 3 3 2
195 Parelasmopus sp. 3 3 2
196 Incratella carpolobata n. sp. 3 3 2
197 Eriopisella paraupolu n. sp. 3 3 2
198 Parelasmopus dancaui n. sp. 3 3 2
26 OCHLESIDAE
199 Ochlesis innocens 4 3 2
OEDICEROTIDAE
200 Perioculodes aequimanus 4 3 2
201 Perioculodes sp. A 4 3 2
202 Perioculodes sp. B 4 3 2

149
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


203 Westwoodilla sp. 4 3 2
27 OXYCEPHALIDAE
204 Simorhynchotus antennarius 4 3 2
205 Oxycephalus clause 4 3 2
206 Oxycephalus latirostris 4 3 2
207 Streetsia pronoides Bovallius 4 3 2
(= S. challengeri)
208 Streetsia porcella 4 3 2
209 Cranocephalus typhoides 4 3 2
210 Glossocephalus Milne Edwarsi 4 3 2
211 Calamorhynchus pellucidus 4 3 2
212 Leptocotis tenuirostris 4 3 2
213 Rhabdosoma whitei 4 3 2
214 Rhabdosoma armatum 4 3 2
28 PARACALLIOPIIDAE
215 Katocalliope gutui n. sp. 4 3 2
216 Indocalliope sp. 4 3 2
217 Paracalliope bacescui n. sp. 4 3 2
218 Cercops sp. 4 3 2
29 PARAMPHITOIDAE Stebbing
219 Oradarea shoemakeri 4 3 2
30 PARDALISCIDAE Boeck
220 Synopioides macronyx 4 3 2
31 PARIAMBIDAE Laubitz, 1993
221 Paradeutella sp. 4 3 2
32 PHLIANTIDAE Stebbing
222 Peripblias carinatus nov. sp. 4 3 2
33 PHOTIDAE
223 Cheiriphotis Delloyei nov. sp. 4 3 2
224 Photis dolichommata 4 3 2
225 Photis sp. 3 3 2
226 Cheiriphotis megacheles 3 3 2
227 Eurystheus atlanticus 4 3 2
34 PHOXOCEPHALIDAE
228 Baliphoxus andresi n. sp. 4 3 2
229 Birubius bali n. sp. 4 3 2
230 Birubius murariui n. sp. 4 3 2
35 PHTISICIDAE
231 Propodalirius Insolitus 4 3 2
232 Protomima imitatrix 4 3 2
233 Phtisica marina 4 3 2

150
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


36 PLEUSTIDAE
234 Mesopleustes abyssorum 4 3 2
37 PODOCERIDEA
235 Podocerus sp. 4 3 2
236 Podocerus inconspicuous (=P. palinuri) 4 3 2
237 Podocerus lobatus 4 3 2
38 PROTELLIDAE
238 Metaprotella sandalensis 4 3 2
239 Monoliropus cf. falcimanus 4 3 2
39 SEBIDAE
240 Seba typical 4 3 2
40 STEGOCEPHALIDAE
241 Andaniexis spongicola 4 3 2
242 Bathystegocephalus globosus 4 3 2
41 STENOTHOIDAE
243 Metopa abyssi 4 3 2
244 Stenothoe 4 3 2
42 SYNOPIIDAE
245 Synopia paravariabilis 3 3 2

246 Synopia ultramarine 4 3 2


43 TALITRIDAE
247 Talorchestia mindorensis 3 3 2
248 Ceina egregia 4 3 2
44 TIRONIDAE
249 Syrrhoe sp. 3 3 2
250 Pseudotiron longicaudatus 4 3 2

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

151
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 17. Daftar Jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Isopoda
di Indonesia
(Verifikator : Aswandi +- Sumber : Conni Margaretha Sidabalok, 2013)
No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS
1 AEGIDAE
1 Aega vigilans 2
2 Aega magnoculis 2
3 Aega antennata 5 4 2
4 Aega whanui 2
5 Aegapheles banda 5 4 2
6 Aegiochus coroo 2
7 Aegiochus weberi 2
8 Rocinela typus 6 5 2
9 Rocinela media 6 5 2
10 Rocinela richardsonae 2
11 Alitropus typus 2
12 Syscenus infelix 2
13 Syscenus intermedius 2
14 Syscenus latus 2
2 ANTHURIDAE
15 Apanthura sandalensis 3 3 2
16 Apanthura indonesiensis 3 3 2
17 Apanthura pariensis 5 5 2
18 Apanthuropsis sp. 2
19 Caenanthura Negoescui 2
20 Pendanthura sp. 2
21 Mesanthura javensis 5 3 2
3 ARCTURIDAE
22 Naesicopeaabyssorum 2
23 Arcturus hirsutus 2
24 Chaetarcturus myops 2
25 Arcturus parvus Richardson 2
26 Dolichiscus kai 2
27 Dolichiscus tanimbar 5 4 2
4 AUSTRARCTURELLIDAE
28 Dolichiscus cornutus 2
5 BARYBROTIDAE
29 Barybrotes agilis 2
6 BOPYRIDAE
30 Aporobopyrina javaensis 2
31 Bopyrina gigas 2
32 Allorbimorphus haigae 2

152
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


33 Allorbimorphus lamellosus 2
34 Anacepon sibogae 2
35 Bopyrophryxus branchiabdominalis 2
36 Cardiocepon pteroides 2
37 Epicepon indicum 2
38 Epipenaeon georgei 2
39 Gigantione giardi 2
40 Hypocepon enoeensis 2
41 Megacepon pleopodatopus 2
42 Metacepon pleopodata 2
43 Parabopyrella distincta 2
44 Parabopyrella intermedia 2
45 Paracepon stebbingi 2
46 Paragigantione indica 2
47 Parapenaeon expansa 2
48 Parapenaeon japonica 2
49 Parapenaeon tertium 2
50 Parione ischyrandra 2
51 Parionella elegans 2
52 Parionella richardsonae 2
53 Parionella astridae 2
54 Pauperella rotunda 2
55 Pleurocryptina indica 2
56 Parathelges weberi 2
57 Pleurocryptella infecta 2
58 Pleurocrypta keiensis 2
59 Pleurocrypta macrocephala 2
60 Pleurocrypta latimellaris 2
61 Pseudione nobilii 2
62 Pseudione subcrenulata 2
63 Pseudione tattersalli 2
64 Probopyrus buitendijki 2
65 Probopyrus ascendens 2
66 Probopyrus borrei 2
67 Probopyrus marinus 2
68 Onychocepon giardi 2
69 Orbione halipori 2
70 Schizobopyri brachytelson 2

153
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


7 CABIRPIDAE
71 Cabirops tenuis 2
8 CIROLANIDAE
72 Anopsilana pustulosa 2
73 Excirolana orientalis 3 3 2
74 Cirolana cf oeronota 3 3 2
75 Cirolana cf stenoura 3 3 2
76 Cirolana cf improceros 3 3 2
77 Cirolana indica 3 3 2
78 Cirolana pumicea 2
79 Cirolana vanhoeffeni 3 3 2
80 Cirolana parva 3 3 2
81 Cirolana lineata 4 3 2
82 Cirolana epimerias 3 4 2
83 Cirolana arafurae 5 2
84 Aatolana schioedtei 5 2
85 Dolicholana elongata 5 2
86 Natatolana albicaudata 5 2
87 Natatolana amplocula 5 2
88 Eurydice orientalis 5 2
89 Cartetolana integra 5 2
90 Cartetolana lineata 5 2
9 CORALLANIDAE
91 Argathona macronema 5 2
92 Argathona setosa 5 2
93 Argathona sulcata 5 2
94 Argathona similis 5 2
95 Argathona stebbingi 5 2
96 Argathona rhinoceros 5 2
97 Tachaea sp 1 . 5 2
98 Tachaea sp 2. 5 2
99 Tachaea lacustris 5 2
100 Corallana estuaria 4 3 2
101 Corallana glabra 4 3 2
102 Corallana leopoldi 4 3 2
103 Corallana sp 1. 2
104 Corallana sp 2. 2
105 Alcirona papuana 2
106 Alcirona indica 2

154
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


107 Alcirona niponia 5 2
108 Lanocira rotundicauda 5 2
109 Lanocira gardineri 5 2
10 CYMOTHOIDAE
110 Aegathoa elongata 5 2
111 Aegathoa buitendijki 5 2
112 Nerocila sp 1. 5 2
113 Nerocila sp 2. 5 2
114 Nerocila sp 3. 5 2
115 Nerocila sp 4. 5 2
116 Nerocila congener 5 2
117 Nerocila depressa 5 2

118 Nerocila exocoeti 5 2


119 Nerocila monodi 5 2
120 Nerocila phaiopleura 5 2
121 Nerocila loveni 5 2
122 Nerocila sundaica 5 2
123 Nerocila serra 5 2
124 Nerocila trivittata 5 2
125 Nerocila laevinota 5 2
126 Norileca indica 5 5 2
127 Renocila ovata 2
128 Renocila indica 2
129 Renocila limbata 2
130 Anilocra dimidiata 2
131 Anilocra alloceraea 2
132 Anilocra gigantea 2
133 Anilocra koolanae 2
134 Anilocra rhodotaenia 2
135 Anilocra leptosoma 2
136 Anilocra recta 2
137 Anilocra marginata 2
138 Anilocra capensis 2
139 Anilocra amboinensis 2
140 Anilocra cavicauda 2
141 Anilocra longicauda 2
142 Lobothorax typus 2
143 Rhexanella verrucosa 2
144 Ceratothoa imbricata 2
145 Ceratothoa retusa 2

155
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


146 Ceratothoa trigonocephala 2
147 Ceratothoa sp 1 2
148 Cymothoa edwardsi 2
149 Cymothoa elegans 2
150 Cymothoa eremita 2
151 Cymothoa eximia 2
152 Cymothoa marginata 2
153 Cymothoa pulchrum 2
154 Cymothoa stromatei 2
155 Cymothoa truncata 2
156 Cymothoa sp 1 2

157 Cymothoa sp 2 2
158 Cymothoa sp 3 2
159 Enispa irregularis 2
160 Ichthyoxenus jellinghausi 2
161 Catoessa scabricauda 2
162 Catoessa boscii 2
163 Elthusa emarginata 2
164 Elthusa parva 2
165 Livoneca intermedia 2
166 Livoneca lunelli 2
167 Mothocya melanosticta 2
168 Mothocya renardi 2
169 Mothocya sp 1 2
170 Irona vatia 2
171 Cterissa pterygota 2
172 Telotha indica 2
11 TRIDENTELLIDAE
173 Tridentella memikat 2
174 Tridentella tanimbar 2
175 Tridentella brandtae 2
12 DAJIDAE
176 Zonophryxus trilobus 3 3 2
13 GNATHIIDAE
177 Gnathia 2
178 Elaphognathia rangifer 2
14 IDOTEIDAE
179 Idotea brevicorna 2

156
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


8 LEPTANTHURIDAE
180 Accalathura sladeni 2 3 2
181 Accalathura barnardi 2 3 2
182 Accalathura normani 2 3 2
183 Accalathura indica 3 3 2
184 Leptanthura laevigata 3 3 2
185 Leptanthura baliensis 3 2
15 LIMNORIIDAE
186 Limnoria andamanensis 3 3 2
187 Limnoria sellifera 3 3 2
188 Limnoria pfeferri 3 3 2
189 Limnoria unicornis 3 3 2
190 Limnoria insulae 3 3 2
16 MACROSTYLIDAE
191 Macrostylis porrecta 5 5 2
17 MUNNOPSIDAE
192 Paropsurus sp. 5 5 2
18 PARANTHURIDAE
193 Colanthura kensleyi 2 3 2
194 Paranthura bunakenensis 2 3 2
195 Paranthura setigera 2 3 2
196 Paranthura sp. 2 3 2
197 Pseudanthura albatrossae 3 3 2

157
Mictyric longicarpus
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


19 SPHAEROMATIDAE
198 Cilicaeopsis cf lepida 3 3 2
199 Cilicaeopsis whiteleggei 3 3 2
200 Cilicaeopsis laevis 3 3 2
201 Sphaeroma triste 3 3 2
202 Sphaeroma terebrans 3 3 2
203 Sphaeroma exosphaeroma 3 3 2
204 Sphaeroma cf intermedium 3 3 2
205 Sphaeroma sp. 5 3 2
206 Exosphaeroma laeviusculum 5 3 2
209 Cymodoce tribullis 3 3 2
210 Cymodoce longistylus 3 3 2
211 Paracilicaea pubescens 5 3 2
212 Paracilicaea fimbriata 5 3 2
213 Cilicaea latreillei 5 3 2
214 Botryias fructiger 3 5 2
215 Cassidinidea sp. 3 6 2
216 Chitonopsis hanseni 3 6 2
217 Dynamenella alveolata 3 5 2
218 Dynamenella trachidermata 3 5 2
219 Dynamenella sp. 3 5 2
220 Naesicopeaabyssorum 4 6 2
221 Pseudosphaeroma 3 6 3
222 Oxinasphaera obregonia 3 6 3
223 Oxinasphaera tual 3 6 3

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

158
KRUSTASEA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 18. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Macrura.
(Sumber : Indra Aswandi)
No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS
PANAEIDAE
1 Fenneropenaeus indicus 1 1 1
2 Fenneropenaeus merguensis 1 1 1
3 Fenneropenaeus penicillatus
4 Fenneropenaeus silasi
5 Marsupenaeus japonicus 3 2 1
6 Megokris pescandoreensis 4 3 2
7 Megokris sedili 4 3 2
8 Melicertus canaliculatus 3 2 1
9 Melicertus latisulcatus 3 2 1
10 Melicertus longistylus 3 2 1
11 Metapenaeopsis barbata 3 2 1
12 Metapenaeopsis palmensis 3 2 1
13 Metapenaeopsis stridulans 3 2 1
14 Metapenaeus affinis 2 2 1
15 Metapenaeus brevicornis 2 2 1
16 Metapenaeus dobsoni 2 2 1
17 Metapenaeus eborancensis 3 2 1
18 Metapenaeus elegans 3 2 1

Stenopus hispidus
159
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


19 Metapenaeus ensis 2 2 1
20 Metapenaeus intermedius 3 2 1
21 Metapenaeus lysianassa 2 2 1
22 Metapenaeus lysianassa malaccaensis 2 2 1
23 Metapenaeus moyebi 4 3 2
24 Metapenaeus tenuipes 3 2 1
25 Parapenaeopsis cornuta 3 2 1
26 Parapenaeopsis gracillima 3 2 1
27 Parapenaeopsis hardwickii 3 2 1
28 Parapenaeopsis hungerfordi 3 2 1
29 Parapenaeopsis maxillipedo 4 2 1
30 Parapenaeopsis sculptilis 3 2 1
31 Parapenaeopsis stylifera coromandelica 3 2 1
32 Parapenaeopsis tenella 3 2 1
33 Parapenaeus fissuroides 4 3 1
33 Parapenaeus longipes 3 2 1
34 Penaeus monodon 2 2 1
35 Penaeus semisulcatus 3 2 1
36 Trachysalambria curvirostris 4 2 1
37 Trachysalambria malaiana 4 2 1

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
Stenopus hispidus
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

160
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

161
162
Moluska

Conus marmoreus
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi
Moluska berdasar bentuk tubuh dan cangkangnya dibedakan menjadi tujuh
kelompok. Kelompok pertama adalah moluska yang bentuk tubuhnya seperti cacing
dan cangkangnya berbentuk duri. Kelompok ini tidak umum dijumpai dan orang
biasanya tidak tahu bahwa sebenarnya dia masuk dalam moluska. Kelompok kedua
adalah yang mempunyai cangkang seperti kepingan yang tersusun menjadi satu,
yang masuk dalam kelompok ini contohnya Chiton. Kelompok ketiga moluska yang
mempunyai cangkang tunggal oleh karena itu disebut monoplacopora yang masuk
kelompok ini misalnya kerang mata tujuh atau Abalon. Kelompok keempat adalah
yang mempunyai cangkang ganda atau biasa disebut kerang atau bivalvia. Kerang-
kerangan ini jumlah sangat banyak dari yang berukuran kecil hingga besar. Kerang
mutiara, anadara, kerang hijau Tridacna masuk dalam kelompok ini. Kelompok
kelima adalah keong-keongan yang mempunyai cangkang tunggal namun ada pula
yang tidak mempunyai cangkang sama sekali misalnya kelinci laut dan Nudibran.
Kelompok keenam adalah sejenis keong yang cangkangya berbentuk kerucut seperti
gading. Kelompok ketujuh adalah moluska yang cangkangnya telah berubah bentuk,
cangkang sangat bervariasi
atau bahkan tidak bercangkang
sama sekali. Kelompok ini
dijadikan satu oleh karena
kepala dan alat geraknya semua
berada di kepala. Sebagai
contoh yang masuk dalam
kelompok ini antara lain gurita,
cumi-cumi, Nautilus dan Sepia
(Blekutak). Kelompok ini disebut
cephalopoda artinya kepala dan
kaki menjadi satu.

Moluska mempunyai sebaran


yang sangat luas di Indonesia
mulai dari daerah intertidal
Ovula ovum
hingga di tempat yang dalam.
Seperti Nautilus hidup di
kedalaman lebih dari 300 meter.
Pada siang hari biasanya berada
di tempat yang dalam dan pada
malam hari mendekati permukaan. Moluska yang hidup di daerah intertidal yang
berbatu-batu, mereka mempunyai rambut-rambut untuk mempertahankan diri dari
hempasan ombak dan arus mereka melekatkan diri pada subtrat yang keras dengan
rambut-rambut halus yang kuat yang disebut bysus. Sedangkan yang hidup pada
subtrat halus atau lumpur mereka berusaha untuk membenamkan diri kedalam
lumpur tetapi tidak harus menjadi terkubur.Untuk itu mereka mengembangkan alat
yang berupa sipon sebagai alat pernapasan sekaligus berfungsi untuk mengambil
makanan.

163
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

uamosa
Tridacna sq

Pinna sp.

Ukuran moluska bevariasi dari yang hanya beberapa milimeter hingga yang
beratnya lebih dari 200 kg. Ukuran moluska terkecil mungkin ditempati keong
jenis Omalogyra atomus yang mempunyai ukuran kurang dari setengah milimeter.
Sedangkan yang terbesar ditempati oleh Tridacna gigas yang dapat mencapai berat
230 kg dengan panjang cangkang 135 cm (De Bruyne 2003).

Makanan moluska sangat bervariasi ada yang bersifat hebivora ada yang bersifat
menyaring makanan dan ada pula yang bersifat karnivora masing-masing tergantung
jenisnya. Keong kebanyakan bersifat herbivora dan karnivora, keong yang bersifat
herbivora makan serasah, algae atau lumut biasanya mempunyai gigi parut yang
berguna untuk memotong algae atau untuk merumput algae yang hidup menempel
di batu-batu karang. Kerang biasanya hidup membenamkan diri di lumpur atau
di pasir mengembangkan alat penyaring makanan yang disebut siphon. Air laut
dipompa dalam sistem siphon dan plankton yang masuk ditangkap untuk dijadikan
makanannya. Sedangkan moluska yang bersifat karnivora biasanya terdiri dari
kelompok cephalopoda seperti cumi-cumi dan gurita. Moluska karnivora bergerak
aktif untuk mencari mangsanya. Seperti gurita selalu memburu kepiting dan cumi-
cumi dan ikan-ikan kecil.

Perkembang biakan moluska adalah secara seksual. Moluska ada yang bersifat
jantan, betina atau hermaprodite. Moluska jantan dan betina biasanya secara
bersamaan melepas telur dan sperma. Sukses dan tidaknya telur itu menetas
tergantung dari berapa banyak telur-telur itu berhasil dibuahi. Telur yang dibuahi
akan berkembang menjadi larva kecil yang disebut dengan trocophore. Trochopore
akan berkembang menjadi viliger yang dicirikan telah adanya bentuk cangkang
yang berukuran mini dan ada alat gerak yang berupa cilia. Setelah beberapa kali
mengalami metamorfosa vileger akan berubah menjadi anakan moluska kecil yang
telah menyerupai hewan dewasa. Beberapa moluska mengembangkan strategi
reproduksi yang berbeda misalnya beberapa bivalvia dan gastropod, induknya
selalu membawa trochopore di dalam wadah khusus dan baru dilepas oleh induknya
sesudah mengalami metamorfosa secara sempurna. Sedangkan strategi yang lain
adalah dengan menghasilkan telur yang kemudian mengalami proses metamorfosa

164
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

dalam telur dan keluar dari telur sesudah proses metamorfosa sempurna. Khusus
untuk cephalopoda hewan jantan menghasilkan spermatophore yang diletakan di
sekitar mulut hewan betina pada saat terjadinya kopulasi. Telur dibuahi pada saat
berada di oviduk atau di dalam rongga yang berada dibawah cangkang. Sebagian
besar moluska bertelur namun ada jenis moluska yang bersifat ovovivipar artinya
moluska ini bertelur namun telurnya tetap berada dalam tubuh induknya hingga
menetas. Sehingga induk terlihat seperti melahirkan anakan ketika mengeluarkan
telur yang telah menetas dari dalam tubuhnya. Cumi mempunyai bentuk telur yang
tersusun seperti buah anggur yang biasanya diletakan di antara batu karang atau
rumput laut sedangkan Sepia meletakan telurnya di antara cabang-cabang karang
Millepora.

Manfaat Moluska
Peran moluska secara ekologis sebagai salah satu komponen dalam siklus makanan
yang berperan sebagai herbivora dan ada juga sebagai karnivora. Moluska yang
bersifat grasser berfungsi untuk membantu mengendalikan populasi algae,
sedangkan yang bersifat filter fider (penyaring makanan) berfungsi sebagai
pembersih air laut. Peranan moluska bagi manusia sebagai sumber bahan makanan
dan sumber protein hewani laut yang kaya gizi. Disamping itu cangkang moluska
yang mempunyai bentuk yang sangat bervariasi dengan pola warna yang indah
dapat dipakai sebagai koleksi dan hiasan. Cangkang kerang-kerangan dapat dibuat
menjadi berbagai macam perhiasan dan kerajinan tangan yang sangat indah. Jenis
kerang tertentu seperti Pinctada spp. dapat memproduksi mutiara yang mempunyai
nilai jual yang tinggi.

Nilai Ekonomis Komersial


Moluska yang mempunyai nilai ekonomis penting jumlahnya tidak banyak. Beberapa
moluska berharga oleh karena dipakai sebagai perhiasan, benda seni, untuk
koleksi dan sebagai bahan makanan. Kerang mempunyai nilai ekonomis karena
menghasilkan mutiara terutama dari jenis Pinctada. Disamping untuk perhiasan,
kulit kerang mutiara dan simping biasanya dapat dipakai sebagai bahan kerajinan
atau benda seni. Jenis keong yang sering
dikoleksi oleh para kolektor mempunyai
harga yang sangat bervariasi. Jenis yang
sering dikoleksi biasanya keong-keong
yang berukuran besar atau yang langka.
Harga keong tergantung dari pola warna
dan bentuknya yang eksotik. Keong-
keong yang mempunyai harga yang cukup
mahal antara lain : Triton, Nautilus dan
Gloria maris. Disamping untuk hiasan dan
koleksi beberapa jenis moluska mempunyai
nilai ekonomis karena merupakan bahan n .
makanan seperti misalnya abalon, cumi,, Lambis sp
gurita, kerang-kerangan, keong gonggong..
Dibawah ini diberikan contoh jenis-jeniss
moluska yang mempunyai nilai ekonomis.
165
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 19 . Jenis-jenis Moluska yang mempunyai nilai ekonomis dan harganya (2014)

No Nama jenis Nama umum Harga/Kg Keterangan


01 Pinctada spp Kerang mutiara Rp. 400.00/gr Mutiara dijual untuk perhiasan.
Harga kualitas terbaik di Mataram.
02 Trochus spp Lola. Rp. 8.000 Lola, cangkang keong ini dibuat
kancing baju. Harga ditingkat
nelayan.
03 Haliotis sp. Abalon Rp. 250.000 Dijual dalam bentuk kering, harga
ditingkat nelayan Mataram.
04 Anadara sp. Kerang darah, Rp. 15.000 Harga ditingkat nelayan penangkap
m bulu
Ovula Ovu
05 Anadara sp. Kerang bulu. Rp. 15.000 Harga ditingkat nelayan

06 Perna sp. Kerang hijau Rp. 2.000 Harga ditingkat nelayan Angke.

07 Strombus Keong gonggong Rp. 35.000 Harga ditingkat restoran di Batam

08 Solen sp. Kupang Rp. 10.000 Harga ditingkat pasar Surabaya.

09 Octopus spp Gurita Rp. 100.000 Dijual kering harga tingkat nelayan

10 Loligo spp Cumi Rp. 40.000 Harga ditingkat swalayan.


11 Sephia spp Sotong Rp. 25.000 Harga ditingkat swalayan.

Keanekaragaman jenis
Moluska dibedakan menjadi 7 kelas yaitu Gastropoda, Monoplachopora,
Polyplacophora, Aplocophora, Bivalvia, Scapophoda, dan Cephalopoda. Anggota
moluska ini sangat besar dan meliputi jenis yang hidup di laut, di air tawar dan
di darat. Moluska dibedakan berdasarkan bentuk otot kakinya, cangkang dan alat
untuk makan yang disebut radula.

Kelas Gastropoda mempunyai anggota yang terbanyak dan yang masuk dalam kelas
ini adalah keong-keongan. Bentuk cangkang keong sangat bervariasi dari yang
berbentuk konus, spiral, mangkok dan ada yang tidak mempunyai cangkang sama
sekali. Moluska yang telanjang ini biasa disebut Nudibranch atau penari portugis
karena bentuk dan warna yang sangat indah dan bila bergerak diibaratkan sebagai
penari portugis.

Kelas yang kedua adalah Bivalvia yang meliputi kerang-kerangan termasuk disini
adalah kima, kerang mutiara, kerang dara dan kerang-kerangan lainnya. Jenis yang
masuk kelompok ini mempunyai ciri cangkangnya terdiri dari dua lempengan.
Ukuran tubuh yang masuk dalam kelas ini sangat bervariasi dari yang hanya beberapa
centimeter hingga lebih dari satu meter. Tridacna atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Kima mempunyai cangkang yang dapat mencapai satu meter. Tridacna yang
mempunyai ukuran paling besar adalah dari jenis Tridacna gigas sedangkan yang
berukuran terkecil dari jenis ini adalah Tridacna maxima yang hidup mengikatkan
atau membenamkan diri dalam skeleton karang. Ada 10 jenis tridacna di dunia,
tujuh diantaranya dapat ditemukan di Indonesia. Ketujuh jenis tridacna itu adalah

166
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tr
Tridacna gigas, T. derasa, T. Squamosa, T.
procea, T. maxima, Hippopus hippopus, H.
pr
Po
Porcellanus. Sedangkan tiga jenis lainnya
b
belum ditemukan di Indonesia adalah
T
Tridacna rosewateri, T. mbalavuana,
T
Tridacna costata.

K
Kelas yang ketiga yang hidup di laut
a
adalah dari Cephalopoda dan yang
bi s ttermasuk dalam anggota ini antara lain :
Lambis lam
cumi-cumi, gurita dan yang mempunyai
cangkang disebut Nautilus. Seperti
namanya cephalopoda artinya kepala
yang berkaki yaitu kaki-kainya ada dikepala
dikep seperti cumi-cumi, sotong dan gurita.
Tidak seperti moluska yang lain yang bergerak dengan merayap secara pelahan
anggota cephalopoda bergerak dengan berenang menggunakan semprotan air yang
dihasilkan dari rongga yang ada didalam tubuhnya yang berfungsi sebagai pompa.

Kelas Scaphopoda merupakan moluska yang hidupnya membenamkan diri di


lumpur atau pasir. Jenis ini sering tidak diperhitungkan karena relatif sulit untuk
ditemukan. Cangkangnya sering dapat kita temukan terdampar di tepi pantai.
Bentuk cangkangnya seperti tabung, taring atau gading. Ukuran cangkang biasanya
berkisar antara 3 – 6 cm dengan kedua ujungnya terbuka. Namun jenis Dentalium
yang hidup di Jepang dapat mencapai ukuran 30 cm dengan diameter lubang sekitar
3 cm (Barnes, 1987)

Kelas Polyplacopora kelompok ini lebih dikenal dengan nama Chiton yang merupakan
moluska yang beradaptasi di daerah pasang surut. Kakinya rata, tebal dan dapat
melekat sangat kuat pada batu pinggir pantai. Ada sekitar 500 jenis chiton dengan
variasi ukuran antara 3 mm sampai 40 Cm, namun kebanyakan mempunyai ukuran
antara 3 – 12 cm. Chiton yang terbesar adalah dari jenis Cryptochiton stelleri. Jenis
ini dagingnya dapat dimakan namun untuk melepaskan chiton yang melekat di batu
karang diperlukan pahat untuk mencongkelnya.

Kelas Monoplacopora merupakan moluska yang


hanya mempunyai satu cangkang yang bentuknya Status Perlindungan
sangat bervariasi mulai yang mendatar atau seperti
kerucut yang pendek dan cenderung melebar. Kelas Beberapa jenis moluska
ini merupakan moluska yang primitif dan jenis yang mempunyai status
masih ditemukan hingga kini adalah Neopilina dan dilindungi oleh pemerintah
Vema yang berukuran antara 3 mm–3 cm. Indonesia. Jenis-
jenis yang dilindungi
misalnya Tridacna spp
(kima), Trochus niloticus
(susu bundar), Turbo
marmoranthus (Turbo),
Charonia tritonis (triton).
Sedangkan CITES
memasukan Tridacnidae
dan Strombus gigas dala16
1 67 m
167
apendik II CITES.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 20 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Moluska yang ditemukan


di perairan Indonesia
(Verifikator : Hendrik Capenberg & Mudjiono)
No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS
KELAS GASTROPODA
1 ACMAEIDAE
1 Callisella striata 3 2 2
2 Patelloida saccharinoides 3 2 2
2 ANGARIIDAE
3 Angaria delhinus 3 2 2
4 Angaria vicdani 4 2
3 ARCHITECTONICIDAE
5 Architectonica maxima 3 2 2
6 Architectonica perspectiva 3 2 2
7 Heliacus variegatus 3 3 2
4 BUCCINIDAE
8 Anentome helena
9 Engina alveolata 3 2 2
10 Engina mendicaria 3 2 2
11 Engina zonalis 3 2 2
12 Nassaria acuminata 4 2 2
13 Nassaria pusilla 4 2 2
14 Phos roseatus 2 2
15 Phos senticosus 3 2 2
16 Pisania crocata
17 Pisania fasciculata 3 3 2
18 Pisania ignea 3 2 2
19 Pisania truncata 3 2 2
20 Pollia pulchra 4 2 2
21 Siphonalia varicosus
22 Tomlinia rapulum 4 3 2
5 HALIOTIDAE
23 Haliotis asinina* 3 2 1
24 Haliotis crebrisculpta 3 3 2
25 Haliotis glabra 3 2 1
26 Haliotis ovina 3 2 1
27 Haliotis planata 4 2 1
28 Haliotis squamata 3 3 2
29 Haliotis varia 3 2 1
6 FISSURELLIDAE
30 Ciypidina notata 3 3 2
31 Diopora singaporensis 3 3 2

168
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


32 Hemitoma tricarinata 1 2 2
33 Macroschima sp.
34 Scutus anatinus 3 3 2
35 Scutus inguinis 3 3 2
7 PATELLIDAE
36 Cellana radiata 3 3 2
37 Cellana radiata enneagona 3 3 2
38 Cellana testudinaria 3 2 2
39 Patella flexuosa 3 2 2
8 CYCLOSTREMATIDAE
40 Arene sarcina
41 Liotina peronii 3 3 2
9 TROCHIDAE
42 Cantharidus giliberti
43 Chrysostoma paradoxum 3 2 2
44 Clanculus atropurpureus
45 Clanculus margaritarius 4 3 2
46 Euchelus atratus 3 2 2
47 Euchelus quadricarinatus 3 2 2
48 Monilea callifera
49 Monodota canalifera 3 3 2
50 Monodota labio 3 2 1
51 Pseudostomatella papyracea 3 3 2
52 Stomatella varia
53 Stomatia phymotis 3 3 3
54 Tectus conus 3 2 1
55 Tectus fenestratus 3 2 1
56 Tectus pyramis 3 2 1
57 Tectus triserialis 3 3 2
58 Trochus aemulans 3 3 2
59 Trochus californicum 3 3 2
60 Trochus maculatus 3 2 1
61 Trochus niloticus* 3 2 1
62 Trochus radiatus 3 2 2
63 Trochus sacellum
64 Trochus stellatus 3 3 2
10 TURBINIDAE
65 Astraea calcar 3 2 1
66 Astraea rhodostoma 3 3 2
67 Astraea semicostata 3 3 2

169
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


68 Bolma girgyllus 3 3 2
69 Guildfordia triumphans
70 Lunella cinerea 3 2 1
71 Turbo argyrostoma 3 2 1
72 Turbo bruneus 3 2 1
73 Turbo chrysostomus 3 2 1
74 Turbo cidaris 3 3 2
75 Turbo marmoratus 4 2 1
76 Turbo petholatus 3 3 1
77 Turbo reevei 3 2 2
78 Turbo setosus 3 2 1
79 Turbo stenogyrus
11 PHASIANELLIDAE
80 Phasianella cinerea
12 NERITIDAE
81 Clithon oualaniensis 3 3 2
82 Nerita albicilla 2 2 2
83 Nerita chamaeleon 2 2 1
84 Nerita costata 1 2 1
85 Nerita exuvia 3 3 2
86 Nerita insculpta 3 3 2
87 Nerita maxima 3 3 2
88 Nerita planospira 3 2 1
89 Nerita plicata 3 2 1
90 Nerita polita 3 2 1
91 Nerita polita antiquata 3 3 2
92 Nerita signata 3 3 2
93 Nerita undata 2 2 1
94 Neritina turrita 3 3 2
95 Neritina violacea 3 3 2
96 Neritodryas cornea 3 3 2
97 Neritopsis radula
98 Septaria lineata 3 3 2
99 Septaria porcellana 3 3 2
13 LITTORINIDAE
100 Littorina carinifera 3 3 2
101 Littorina kraussi
102 Littorina melanostoma 3 3 2
103 Littorina scabra 2 2 1
104 Littorina sundaica 3 2 2

170
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


105 Littorina undulata 2 3 2
106 Nodilitorina millegrana
107 Nodilitorina pyramidalis 3 2 1
108 Tectarius pagodus 3 2 1
109 Tectarius tectumpersicum 3 3 2
14 TURRITELLIDAE
110 Turritella terebra 3 2 1
15 PLANAXIDAE
111 Planaxis sulcatus 2 3 2
112 Quoyia decollata 3 3 2
16 MODULIDAE
113 Modulus candidus 4 3 2
17 SILIQUARIIDAE
114 Siliquaria anguina
18 POTAMIDIDAE
115 Cerithidea cingulata 2 2 1
116 Cerithidea obtusa 3 2 1
117 Telescopium telescopium 2 2 1
118 Terebralia palustris 2 2 1
119 Terebralia sulcata 2 2 1
19 CERITHIIDAE
120 Cerithium alveolum 3 3 2
121 Cerithium columna 3 3 2
122 Cerithium kobelti 3 3 2
123 Cerithium nodulosum 2 3 2 1
124 Clypeomorus batillariaeformis 3 2 1
125 Clypeomorus chemnitziana 3 3 2
126 Clypeomorus coralium 3 2 1
127 Clypeomorus moniliferus 3 3 2
128 Clypeomorus subbreviculus 3 3 2
129 Clypeomorus tuberculatus
130 Pseudovertagus aluco 3 3 2
128 Clypeomorus subbreviculus 3 3 2
128 Clypeomorus subbreviculus
129 Clypeomorus tuberculatus
130 Pseudovertagus aluco
128 Clypeomorus subbreviculus
129 Clypeomorus tuberculatus
130 Pseudovertagus aluco 3 2 1
131 Pseudovertagus nobilis 3 3 2

171
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


132 Rhinoclavis aspera 2 2 1
133 Rhinoclavis kochi 3 3 2
134 Rhinoclavis sinensis 3 2 1
135 Rhinoclavis vertagus 2 2 1
20 EPITONIIDAE
136 Epitonium lamellosa 3 3 2
137 Epitonium scalare 3 3 2
138 Cirsotrema varicosa 3 3 2
21 MELANELLIDAE
139 Melanella major 4 2 2
JANTHINIDAE
140 Janthina janthina
22 CREPIDULIDAE
141 Calyptraea extinctorium
142 Calyptraea scutula
143 Crepidula walshi
23 XENOPHORIDAE
144 Stellaria solaris 3 2 2
145 Xenophora pallidula 3 3 2
24 STROMBIDAE
146 Strombus canarium 2 2 1
147 Strombus epidromis 3 2 1
148 Strombus latissimus 3 3 1
149 Strombus lentiginosus 3 2 1
150 Strombus pipus 4 3 2
151 Strombus sinuatus 3 3 1
152 Strombus aratum
153 Strombus bulla 3 2 1
154 Strombus aurisdianae 3 2 1
155 Strombus luhuanus 2 2 1
156 Strombus labiosus 4 3 2
157 Strombus variabilis 3 2 1
158 Strombus erythrinus 4 3 2
159 Strombus plicatus 4 3 2
160 Strombus dilatatus 4 3 2
161 Strombus gibberulus 2 2 1
162 Strombus gibberulus gibbosus 3 3 2
163 Strombus dentatus 3 3 1
164 Strombus labiatus 2 2 1
165 Strombus urceus 3 2 1

172
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


166 Strombus marginatus 3 2 1
167 Strombus mutabilis 2 2 1
168 Strombus terebellatus 4 3 2
169 Strombus minimus 3 3 2
170 Strombus microurceus 4 3 1
171 Strombus vittatus 4 3 2
172 Terebellum terebellum 3 2 1
173 Tibia powisi
174 Tibia cancellata
175 Tibia delicatula
176 Tibia fusus 3 3 1
177 Tibia martinii
178 Lambis truncata 3 2 1
179 Lambis chiraga 3 2 1
180 Lambis crocata 3 2 1
181 Lambis lambis 3 2 1
182 Lambis millepeda 3 2 1
183 Lambis scorpius 3 2 1
184 Lambis scorpius indomaris 4 3 1
25 TRIVIIDAE
185 Trivia oryza 3 3 2
186 Trivia sp.
26 CYPRAEIDAE
187 Cypraea bistrinotata
188 Cypraea cicercula 4 3 2
189 Cypraea globulus 4 3 2
190 Cypraea mariae 3 3 2
191 Cypraea childreni 5 3 2
192 Cypraea martini
193 Cypraea rabaulensis 3 3 2
194 Cypraea nucleus 4 3 2
195 Cypraea staphylaea 4 3 2
196 Cypraea limacina 3 2 2
197 Cypraea pyriformis 4 3 2
198 Cypraea pulchella 4 2 1
199 Cypraea stolida 4 3 2
200 Cypraea lentiginosa
201 Cypraea cribraria 4 3 2
202 Cypraea chinensis 4 3 2
203 Cypraea coloba

173
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


204 Cypraea teres 3 2 2
205 Cypraea isabella 3 2 1
206 Cypraea erosa 2 2 1
207 Cypraea lamarcki 3 4 2
208 Cypraea miliaris 3 3 1
209 Cypraea eburnea 4 3 2
210 Cypraea cylindrica 4 3 1
211 Cypraea caurica 2 2 1
212 Cypraea elongata
213 Cypraea walkeri 4 3 2
214 Cypraea hirundo 3 3 2
215 Cypraea ursellus 4 3 2
216 Cypraea kieneri 3 3 2
217 Cypraea contaminata 5 3 2
218 Cypraea punctata 4 3 2
219 Cypraea minoriridens 4 3 2
220 Cypraea microdon
221 Cypraea fimbriata 4 3 2
222 Cypraea hammondae 4 3 2
223 Cypraea goodallii
224 Cypraea dillwyni 4 2
225 Cypraea vredenburgi 3 3 2
226 Cypraea pallida 4 3 2
227 Cypraea subviridis 4 3 2
228 Cypraea errones 3 3 2
229 Cypraea ovum 3 3 1
230 Cypraea dayritiana
231 Cypraea caputserpentis 3 2 1
232 Cypraea moneta 2 2 1
233 Cypraea asellus 3 3 1
234 Cypraea annulus 2 2 1
235 Cypraea quadrimaculata 4 3 2
237 Cypraea ziczac 4 3 1
238 Cypraea clandestina 3 3 2
239 Cypraea cernica 3 3 2
240 Cypraea gracilis 3 3 2
241 Cypraea interrupta 3 3 2
242 Cypraea pallidula 4 3 2
243 Cypraea felina 3 3 2
244 Cypraea lutea 4 3 2

174
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


245 Cypraea saulae 3 2 2
246 Cypraea beckii
247 Cypraea poraria 3 2 2
248 Cypraea helvola 3 2 2
249 Cypraea boivinii 3 3 2
250 Cypraea gangranosa 4 3 2
251 Cypraea labrolineata 4 3 2
252 Cypraea tigris 2 2 1
253 Cypraea mappa 3 2 1
254 Cypraea aurantium 3 3 2
255 Cypraea testudinaria
256 Cypraea valentia 3 3 2
257 Cypraea leucodon
258 Cypraea langfordi 3 2 1
259 Cypraea porteri 3 2 1
260 Cypraea talpa 3 2 1
261 Cypraea vetellus 3 2 1
262 Cypraea argus 3 2 1
263 Cypraea nivosa 3 3 2
264 Cypraea carneola 3 2 1
265 Cypraea ventriculus 3 3 1
266 Cypraea lynx 3 2 1
267 Cypraea guttata 3 3 2
268 Cypraea mauritiana 3 2 1
269 Cypraea arabica 3 2 1
270 Cypraea eglantina 3 2 1
271 Cypraea histrio 3 2 1
272 Cypraea depressa 3 2 1
273 Cypraea scurra 3 2 1
274 Cypraea onyx 3 2 1
27 OVULIDAE
275 Ovula ovum 3 2 1
276 Ovula costellata 4 3 1
277 Calpurnus verrucosus 3 3 2
278 Prionovula fruticum 4 3 2
279 Volva volva 3 2 1
280 Phenacovolva angasi 4 3 1
281 Phenavolva longirostrata
28 NATICIDAE
282 Polinices melanostomus 3 2 1

175
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


283 Polinices sebae 3 2 1
284 Polinices mammatus 3 3 2
285 Polinices tumidus 3 2 2
286 Polinices didyma 3 2 1
287 Polinices aurantius 3 3 2
288 Neverita albumen 3 2 1
289 Eunaticina papilla 4 3 2
290 Sinum neritoideum 4 3 2
291 Natica alapapilionis 4 3 2
292 Natica Sertata 4 3 2
293 Natica lineata 3 2 1
294 Natica tigrina 3 2 1
295 Natica fasciata 3 3 2
296 Natica vitellus 3 2 1
29 CASSIDAE
297 Cassis cornuta 3 2 1
298 Cypraeacassis rufa 3 2 1
299 Phalium glaucum 3 2 1
300 Casmaria ponderosa 5 3 2
301 Casmaria erinaceus 3 3 2
302 Phalium fimbria 3 2 2
303 Phalium bandatum 3 2 2
304 Phalium areola 3 2 1
305 Phalium decussatum 3 3 2
306 Phalium bisulcatum 3 3 2
30 TONNIDAE
309 Tonna dolium 3 2 2
310 Tonna olearium 3 2 2
311 Tonna perdix 3 2 1
312 Tonna allium 3 2 1
313 Tonna sulcosa 3 2 1
314 Tonna cepa 3 2 1
315 Tonna tessellata 3 2 2
316 Malea pomum 3 2 2
31 CYMATIIDAE
317 Charonia tritonis 4 2 1
318 Cymatium lotorium 3 2 1
319 Cymatium pyrum 3 2 1
320 Cymatium grandimaculatum 3 3 2
321 Cymatium gutturnium 4 3 2

176
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


322 Cymatium pileare 3 2 1
323 Cymatium mundum 3 3 2
324 Cymatium muricinum 3 2 1
325 Cymatium nicobaricum 3 2 1
326 Cymatium pileare subspecies
327 Cymatium vespaceum 3 2 2
328 Cymatium rubeculum 3 3 2
329 Cymatium hepaticum 3 3 2
330 Linatella succincta
331 Linatella caudata
332 Distorsio anus 3 2 1
333 Distorsio reticulata 3 3 1
334 Gyrineum natator 3 3 2
335 Gyrineum bituberculare 3 3 2
336 Gyrineum gyrinum 3 2 2
337 Gyrineum cuspidatum 4 2 2
338 Gyrineum roseum 4 3 2
339 Gyrineum pusillum 4 3 2
32 BURSIDAE
340 Bursa sp.
341 Bursa granularis 3 3 2
342 Bursa rhodostoma 4 3 2
343 Bursa rosa 3 3 2
344 Bursa Lamarcki 3 3 2
345 Bursa tuberosissima 3 3 2
346 Bursa cruentata 3 3 2
347 Bursa margaritula 3 3 2
348 Bursa elegans 3 3 2
349 Bursa crumena 3 2 2
350 Bursa bubo 3 2 2
351 Bursa bufo 3 3 2
352 Bursa rubeta 3 2 2
353 Bursa rana 3 2 2
354 Bursa echinata 3 3 2
355 Bursa bufonia 3 2 1
33 COLUBRARIIDAE
356 Colubraria muricata 3 2 2
34 MURICIDAE
357 Murex haustellum 3 2 2
358 Murex serratospinosus

177
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


359 Murex pecten 3 2 2
360 Murex tribulus 3 2 1
361 Murex nigrispinosus 3 2 1
362 Murex trapa 3 2 1
363 Siratus lacinatus 4 3 2
364 Siratus venustulus 5 3 2
365 Naquetia triquetra 4 3 2
366 Naquetia trigonulus 4 2 2
367 Naquetia annandalei 4 3 2
368 Murex sp.
369 Chicoreus ramosus 3 3 1
370 Chicoreus cichoreum 3 3 1
371 Chicoreus palmarosae 4 3 2
372 Chicoreus cervicornis 3 3 2
373 Chicoreus cornucervi 4 3 2
374 Chicoreus rubiginosus 3 3 2
375 Chicoreus aculeatus 4 3 2
376 Chicoreus saltatrix
377 Chicoreus axicornis 3 3 2
378 Chicoreus crocatus 4 3 2
379 Chicoreus torrefactus 3 3 2
380 Chicoreus microphyllus 3 3 2
381 Chicoreus capucinus 3 2 2
382 Chicoreus brunneus 2 3 2
383 Chicoreus stainforthi
384 Chicoreus trivialis 4 3 2
385 Homalocantha zamboi 3 3 2
386 Homalocantha scorpio 3 3 2
387 Homalocantha anatomica 4 3 2
388 Homalocantha secundus 4 3 2
389 Pterynotus bipinnatus
390 Pterynotus tripterus 4 3 2
391 Pterynotus elongatus 4 3 2
392 Pterynotus loebbeckei 5 3 2
393 Pterynotus loebbeckei miyokoae 5 2
394 Pterynotus pellucidus 4 3 2
395 Pterynotus celinamarumai
396 Favartia brevicula 3 3 2
397 Muricopsis noduliferus 3 3 2
398 Spinidrupa spinosa 3 3 2

178
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


399 Vitularia miliaris 3 3 2
400 Purpura persica 3 2 1
401 Bedeva sp.
402 Bedeva blosvillei 3 3 2
403 Rapana rapiformis 3 2 2
404 Thais armigera 3 2 2
405 Thais carinifera
406 Thais rugosa 3 3 2
407 Thais aculeta 3 2 1
408 Thais tuberosa 3 2 2
409 Thais kieneri 3 3 2
410 Thais javanica
411 Thais bufo 3 2 1
412 Thais echinata 3 3 2
413 Thais buccinea 3 3 2
414 Thais echinulata
415 Thais mancinella 3 3 2
416 Morula margariticola
417 Morula musiva 3 3 2
418 Morula granulata 3 3 2
419 Morula biconica 3 3 2
420 Morula funiculus 3 3 2
421 Nassa serta 3 2 2
422 Nassa francolina 3 2 2
423 Vexilla lineata 3 3 2
424 Drupa grossularia 3 3 2
425 Drupa ricinus 3 3 2
426 Drupa lobata 3 3 2
427 Drupa morum 3 3 2
428 Drupa rubusidaeus 4 3 2
429 Drupa clathrata 4 3 2
35 CORALLIOPHILIDAE
430 Coralliophila fearnleyi 3 3 2
431 Coralliophila neritoidea 3 3 2
432 Drupella cornus 3 2 2
433 Drupella rugosa 3 2 2
434 Latiaxis lischkeana 3 3 2
435 Latiaxis mawae 3 2
436 Latiaxis pagodus 3 2
437 Magilus antiquus 3 3 2

179
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


438 Rapa rapa 3 3 2
36 COLUMBELLIDAE
439 Columbella decussata 3 2 2
440 Columbella scripta 3 2 2
441 Pyrene fasciata 3 3 2
442 Pyrene ocellata 3 2 2
443 Pyrene punctata 3 3 2
444 Pyrene testudinaria
37 BUCCINIDAE
445 Babylonia spirata 3 3 2
446 Cantharus fumosus 4 2 2
447 Cantharus melanostomus 3 3 2
448 Cantharus undosus 3 2 2
449 Engina alveolata 3 2 2
450 Engina mendicaria 3 2 2
451 Engina zonalis 3 2 2
452 Euthria sp.
453 Nassarius acuminata 3 3 2
454 Nassarius pusilla 3 3 2
455 Phos roseatus 4 2 2
456 Phos sentricosus 3 2 2
457 Pisania crocata
458 Pisania fasciculata 3 3 2
459 Pisania ignea 3 3 2
460 Pisania truncata 3 3 2
461 Pollia pulchra 4 3 2
462 Siphonalia varicosus
463 Tomlinia rapulum 3 2 2
38 MELONGENIDAE
464 Hemifusus ternatanus 3 2 1
465 Pugilina cochlidium 3 2 1
466 Syrinx aruanus 3 3 1
467 Volema myristica 3 2 2
39 NASSARIIDAE
468 Hebra corticata 3 3 2
469 Nassarius albescens 3 2 2
470 Nassarius callospira
471 Nassarius coronatus 3 2 1
472 Nassarius distortus 3 2 2
473 Nassarius glans 3 2 1

180
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


474 Nassarius globosus 2 3 2
475 Nassarius limnaeiformis 3 2 2
476 Nassarius livescens 3 3 2
477 Nassarius margaritifera 3 3 2
478 Nassarius olivaceus 3 3 2
479 Nassarius optimus 3 3 2
480 Nassarius pullus 3 3 2
481 Nassarius reeveanus 3 2 2
482 Nassarius semisulcatus 3 3 2
483 Nassarius siquijorensis 3 3 2
484 Nassarius stolatus 3 3 2
485 Nassarius venustus 3 3 2
40 FASCIOLARIIDAE
486 Fusinus colus 3 2 2
487 Fusinus nicobaricus 3 2 2
488 Latirolagena smaragdula 3 2 1
489 Latirus craticulatus 3 3 2
490 Latirus paetelianus 3 2 2
491 Latirus polygonus 3 2 1
492 Latirus turritus 3 3 2
493 Peristernia incarnata
494 Peristernia nassatula 3 2 2
495 Peristernia ustulata 3 2 2
496 Pleuroploca filamentosa 3 2 1
497 Pleuroploca trapezium 3 2 1
41 OLIVIDAE
498 Oliva tricolor 3 2 3
499 Oliva reticulata 3 2 2
500 Oliva elegans 3 3 2
501 Oliva funebralis
502 Oliva caerulea 3 2 2
503 Oliva avellana
504 Oliva mustellina 3 3 2
505 Oliva rufula 3 3 2
506 Oliva carneola 3 3 2
507 Oliva athenia 3 3 2
508 Oliva mucronalis
509 Oliva oliva 3 2 2
510 Oliva oliva subspecies taeniata
511 Oliva oliva subspecies tigridella

181
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


512 Oliva vidua 3 3 2
513 Oliva annulata 3 2 2
514 Oliva miniacea 3 2 2
515 Oliva sericea 3 3 2
516 Oliva lignaria 3 3 2
517 Oliva tessellata 4 2 2
518 Olica sidelia 3 3 2
519 Oliva ceramensis
520 Oliva bulbiformis 3 3 2
521 Agaronia nebulosa 3 3 2
522 Agaronia sp.
523 Agaronia lutaria
42 MITRIDAE
524 Cancilla (Ziba) bacillum 3 3 2
525 Domiporta gloriola 4 3 2
526 Domiporta granatina 4 3 2
527 Imbricaria conularis 3 3 32
528 Imbricaria olivaeformis 3 3 2
529 Imbricaria punctata 4 3 2
530 Mitra (Dibaphimitra) bantamensis 4 2 2
531 Mitra (Dibaphus) edentula 3 2 2
532 Mitra (Nebularia) aurantia 3 2 2
533 Mitra (Nebularia) avenacea 4 3 2
534 Mitra (Nebularia) chrysalis 3 2 2
535 Mitra (Nebularia) chrysostoma 4 2 2
536 Mitra (Nebularia) contracta 4 1 2
537 Mitra (Nebularia) cucumerina 3 3 2
538 Mitra (Nebularia) ferruginea 3 3 2
539 Mitra (Nebularia) proscissa 4 3 2
540 Mitra (Nebularia) puncticulata 4 3 2
541 Mitra (Nebularia) rubritincta 4 3 2
542 Mitra (Nebularia) sophiae 5 3 2
543 Mitra (Nebularia) tabanula 3 3 2
544 Mitra (Nebularia) telescopium 3 3 2
545 Mitra (Nebularia) ticaonica 4 2 2
546 Mitra (Nebularia) turgida 3 3 2
547 Mitra (Strigatella) acuminata 4 1 2
548 Mitra (Strigatella) decurtata 4 3 2
549 Mitra (Strigatella) litterata 3 1 2
550 Mitra (Strigatella) paupercula 3 2 2

182
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


551 Mitra (Strigatella) pellisserpentis 4 3 2
552 Mitra (Strigatella) pica 3 2 2
553 Mitra (Strigatella) retusa 4 2 2
554 Mitra (Strigatella) scutulata 3 3 2
555 Mitra cardinalis 4 3 2
556 Mitra eremitarum 3 2 2
557 Mitra imperialis 4 3 2
558 Mitra mitra 3 2 1
559 Mitra papalis 4 3 1
560 Mitra stictica 4 3 2
561 Neocancilla circula 3 3 2
562 Neocancilla clathrus 4 2 2
563 Neocancilla papilio 4 3 2
564 Pterygia crenulata 4 2 2
565 Pterygia dactylus 4 3 2
566 Pterygia fenestrata 4 3 2
567 Pterygia nucea 4 3 2
568 Pterygia undulosa 4 2 2
569 Scabricola (Swainsonia) ocellata 3 1 2
570 Ziba interlirata 3 3 2
43 COSTELLARIIDAE
571 Vexillum (Costellaria) acuminatum 3 3 2
572 Vexillum (Costellaria) exasperatum 3 3 2
573 Vexillum (Costellaria) sanguisugum 3 3 2
574 Vexillum (Costellaria) semifasciatum 3 3 2
575 Vexillum (Costellaria) virgo 3 3 1
576 Vexillum (Pusia) patriarchalis 4 3 2
577 Vexillum citrinum 4 3 2
578 Vexillum curviliratum 3 2 1
579 Vexillum gruneri 4 3 2
580 Vexillum lyratum 4 3 1
581 Vexillum plicarium 4 3 1
582 Vexillum rugosum 1 1 1
583 Vexillum taeniatum 4 3 1
584 Vexillum vulpecula 1 1 1
585 Zierliana woldemarii 3 2 1
586 Zierliana ziervogelii 4 3 1
44 TURBINELLIDAE
587 Turbinella pyrumssubspesies fusus 4 3 1
588 Vasum ceramicum 3 1 1

183
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


589 Vasum turbinellus 3 1 1
45 HARPIDAE
590 Harpa amouretta 3 3 1
591 Harpa articularis 3 1 1
592 Harpa harpa 4 1 1
593 Harpa major 4 1 1
46 VOLUTIDAE
594 Cymbiola (Aulica) chrysostoma 5 3 1
595 Cymbiola (Aulica) flavicans 3 3 1
596 Cymbiola (Aulica) innexa 4 3 1
597 Cymbiola (Aulica) nobilis 3 3 1
598 Cymbiola (Aulicina) sophia 4 3 1
599 Cymbiola (Aulicina) vespertilio 3 2 1
600 Cymbiola (Cymbiola) cymbiola 4 3 1
601 Melo (Melo) melo 3 2 1
602 Melo (Melocorona) aethiopica 4 3 1
603 Melo (Melocorona) amphora 3 2 1
604 Melo (Melocorona) sp. 3 3 1
605 Melo (Melocorona) umbilicatus 4 3 1
606 Volutoconus bednalli
47 CANCELLARIIDAE
607 Cancellaria sinensis 4 3 2
608 Cancellaria oblonga 4 3 2
609 Trigonostoma scalariformis 3 3 2
48 MARGANELLIDAE
610 Marginella ventricosa 3 3 1
611 Marginella strigata 4 3 1
612 Marginella elegans 4 3 1
613 Marginella dactylus 5 3 2
614 Marginella tricincta 4 3 2
49 TURRIDAE
615 Brachytoma sumatrensis 4 3 2
616 Gemmula deshayesii 4 3 2
617 Lophiotoma indica 2 1 2
618 Ptychobela crenularis 4 3 1
619 Ptychobela vexillum 4 3 2
620 Turricula javana 2 3 2
621 Turricula nelliae subspesies spurius 3 3 1
622 Turricula tornata 4 3 2
623 Turricula tornata subspesies atjehensis 4 3 2

184
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


624 Turris babylonia 3 3 1
625 Turris undosa 4 3 2
50 CONIDAE
626 Conus abbas 4 3 2
627 Conus achatinus 4 3 2
628 Conus ammiralis 4 3 2
629 Conus araneosus 4 3 2
630 Conus arenatus 3 3 1
631 Conus artoptus 4 3 2
632 Conus aulicus 4 3 2
633 Conus aureus 4 3 2
634 Conus aurisiacus 4 3 2
635 Conus betulinus 3 1 1
636 Conus boeticus 4 3 2
637 Conus canonicus 4 3 2
638 Conus capitaneus 3 3 2
639 Conus caracteristicus 3 3 2
640 Conus catus 3 3 2
641 Conus cervus 5 3 2
642 Conus chaldeus 3 3 2
643 Conus cinereus 3 3 2
644 Conus connectens 4 3 2
645 Conus consors 3 3 2
646 Conus coronatus 3 1 1
647 Conus cylindraceus 4 3 2
648 Conus decurtata 3 3 2
649 Conus distans 3 3 2
650 Conus ebraeus 3 3 2
651 Conus eburneus 3 3 2
652 Conus emaciatus 3 3 2
653 Conus episcopatus 3 3 2
654 Conus episcopus 4 3 2
655 Conus eximinus 4 3 2
656 Conus figulinus 3 3 2
657 Conus filicinctus 5 3 2
658 Conus floridus 4 3 1
659 Conus flavidus 3 1 1
660 Conus generalis 3 1 1
661 Conus geographus 3 3 1
662 Conus glans 4 3 2

185
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


663 Conus glaucus 3 3 2
664 Conus gloriamaris 4 3 2
665 Conus hyaena 3 3 2
666 Conus imperialis 3 3 1
667 Conus inscriptus 4 3 2
668 Conus leopardus 3 1 1
669 Conus litoglyphus 4 3 2
670 Conus litteratus 3 1 1
671 Conus lividus 3 1 1
672 Conus lynceus 4 3 2
673 Conus marmoreus 3 1 1
674 Conus miles 3 3 2
675 Conus miliaris 3 3 2
676 Conus mitratus 4 3 2
677 Conus monile 4 3 2
678 Conus mucronatus 3 3 2
679 Conus muricalatus 4 3 2
680 Conus musicus 3 3 2
681 Conus mustelinus 4 3 2
682 Conus nobilis subspecies skinneri 4 3 2
683 Conus nobilis subspecies victor 5 3 2
684 Conus nussatella 4 3 2
685 Conus omaria 3 3 2
686 Conus parvulus 3 3 2
687 Conus pertusus 4 3 2
688 Conus pulicarius 3 3 2
689 Conus quercinus 3 1 1
690 Conus radiatus 3 3 1
691 Conus rattus 3 3 2
692 Conus retifer 4 3 2
693 Conus sanguinolentus 4 3 2
694 Conus scabriusculus 4 3 2
695 Conus schepmani 4 3 2
696 Conus sibogae 4 3 2
697 Conus spectrum 4 3 2
698 Conus sponsalis 3 3 2
699 Conus stercusmuscarum 3 2 1
700 Conus stramineus 4 3 2
701 Conus striatellus 4 3 2
702 Conus striatus 3 3 1

186
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


703 Conus sugimotonis 4 3 2
704 Conus sulcatus 3 3 2
705 Conus suratensis 5 3 2
706 Conus terebra 3 3 2
707 Conus tessulatus 3 1 1
708 Conus textile 3 1 1
709 Conus thomae 5 3 2
710 Conus timorensis 4 3 2
711 Conus tulipa 3 3 2
712 Conus varius 3 3 2
713 Conus vexillum 3 3 2
714 Conus vimineus 4 3 2
715 Conus virgo 3 3 2
716 Conus vitulinus 3 3 2
717 Conus wittigi 5 3 2
718 Conus zonatus 4 3 2
719 Cornus frigidus 3 3 2
720 Cornus planorbis 3 3 2
51 TEREBRIDAE
721 Duplicaria duplicata 3 3 2
722 Hastula (Impages) hectica 3 1 1
723 Hastula (Impages) sp. 4 3 2
724 Hastula acumen 3 3 2
725 Hastula albula 3 3 2
726 Hastula sp. 4 3 2
727 Hastula strigilata 3 3 2
728 Terebra affinis 3 3 2
729 Terebra anilis 3 3 2
730 Terebra areolata 3 1 1
731 Terebra argus 4 3 2
732 Terebra babylonia 3 3 2
733 Terebra blanda 4 3 2
734 Terebra cerithina 4 3 2
735 Terebra chlorata 4 3 2
736 Terebra commaculata 4 3 2
737 Terebra crenulata 4 3 2
738 Terebra dimidiata 4 3 2
739 Terebra guttata 4 3 2
740 Terebra maculata 3 1 1
741 Terebra parkinsoni 4 3 2

187
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


742 Terebra pertusa 4 3 2
743 Terebra plumbea 3 3 2
744 Terebra quoygaimardi 4 3 2
745 Terebra subulata 3 1 1
746 Terebra succincta 3 3 2
747 Terebra undulata 4 3 2
52 PYRAMIDELLIDAE
748 Milda ventricosa 4 3 2
749 Otopleura auriscati 4 3 2
750 Pyramidella acus 3 3 2
751 Pyramidella dolabrata 4 3 2
752 Pyramidella sulacata 3 3 2
53 BULLIDAE
753 Atys cylindricus 3 3 2
754 Atys naucum 3 3 2
755 Bulla ampulla 3 3 2
756 Bulla vernicosa 3 3 2
757 Hydatina albocincta 4 3 2
758 Hydatina physis 3 3 2
759 Pupa solidula 3 3 2
760 Pupa sulcata 3 3 2
761 Smaragdinella calyculata 3 3 2
54 SIPHONARIIDAE
762 Siphonaria javanica 3 1 1
763 Siphonaria sirius 3 3 1
55 MELAMPIDAE
764 Cassidula angulifera 3 3 2
765 Cassidula aurisfelis 3 3 2
766 Cassidula nucleus 3 3 2
767 Cassidula vespertilionis 3 3 2
768 Ellobium aurisjudae 3 1 1
769 Ellobium aurismidae 3 1 1
770 Melampus flavus 2 2 2
771 Melampus luteus 3 2 2
772 Pythia plicata 3 3 2
773 Pythia scarabaeus 3 1 2
774 Pythia trigonus

188
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


KELAS SCAPHOPODA
1 DENTALIIDAE
1 Dentallium aprinum 3 3 2
2 Dentallium elephantinum 3 3 2
3 Dentallium longitrorsum 3 3 2

KELAS BIVALVIA
1 ARCIDAE 2 1 1
1 Anadara antiquata 3 2 1
2 Anadara ferruginea 3 3 1
3 Anadara nodifera 2 1 1
4 Andara granosa 3 1 1
5 Arca avellana 3 1 1
6 Arca navicularis 3 1 1
7 Arca ventricosa 3 1 1
8 Barbatia amygdalumtostum 3 1 1
9 Barbatia decussata 3 1 1
10 Barbatia foliata 3 1 1
11 Barbatia fusca 3 1 1
12 Scapharca (Cunearca) pilula 3 1 1
13 Scapharca cornea 3 3 1
14 Scapharca globosa 3 3 1
15 Scapharca inaequivalvis 3 1 1
16 Scapharca indica 2 2 1
17 Tridos semitorta 3 2 2
18 Tridos tortusa 3 1 1
2 GLYCYMERIDIDAE
19 Glycymeris pectunculus 3 1 1
20 Glycymeris reevei 3 1 1
3 MYTILIDAE
21 Arcuatula arcuatula 3 2 1
22 Lithophaga teres 3 1 1
23 Modiolus aratus 3 2 2
24 Modiolus auriculatus 3 1 1
25 Modiolus metcalfei 3 2 1
26 Modiolus micropterus 3 1 1
27 Modiolus philippinarym 2 2 1
28 Musculista senhousua 1 3 1
29 Perna viridis 1 2 1

189
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


30 Septifer bilocularis 1 1 1
31 Stavelia subdistorta 3 2 2
4 ISOGNOMONIDAE
32 Isognomon ephippium
33 Isognomon isognomum 3 2 2
34 Isognomon perna 3 2 2
5 MALLEIDAE
35 Malleus albus 3 3 2
36 Malleus anatinus 4 3 2
37 Malleus malleus 3 2 2
38 Malleus regula 3 2 2
39 Vulsella vulsella 4 3 2
6 PTERIIDAE
40 Pinctada maculata 3 2 1
41 Pinctada margaritifera 2 3 1
42 Pinctada maxima 3 3 1
43 Pinctada radiata 3 2 1
44 Pteria avicular 3 2 1
45 Pteria penguin 3 2 1
7 PINNIDAE
46 Atrina vexillum 3 2 2
47 Pinna bicolor 3 2 2
48 Pinna muricata 3 2 2
49 Atrina pectinata 3 2 1
8 PECTINIDAE
50 Amusium pleuronectes 3 3 1
51 Annachlamys macassarensis 3 3 1
52 Bractechlamys vexillum 3 3 1
53 Chlamys albolineata 4 3 2
54 Chlamys gloriosa 3 3 1
55 Chlamys irregularis 3 3 2
56 Chlamys senatoria 3 3 2
57 Chlamys squamosa 4 3 2
58 Comptopallium radula 3 3 2
59 Decatopecten amilucum 3 3 2
60 Decatopecten noduliferus 4 3 2
61 Decatopecten plicus 4 3 2
62 Decatopecten radula 3 2 1
63 Excellichlamys leoparda 4 3 2
64 Gloripallium pallium 4 3 2

190
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


65 Pecten pyxidata 4 3 2
66 Semipallium luculentum 4 3 2
67 Volachlamys singaporina 3 3 2
9 PLACUNIDAE
68 Placuna ephippium 3 3 1
69 Placuna placenta 2 3 1
10 SPONDYLIDAE
70 Spondylus barbatus 3 3 2
71 Spondylus candidus 4 3 2
72 Spondylus imbutus 4 3 2
73 Spondylus imperialis 3 3 2
74 Spondylus nicobaricus 4 3 2
75 Spondylus sinensis 4 3 2
76 Spondylus squamosus 3 3 2
77 Spondylus versicolor 3 3 2
11 ANOMIIDAE
78 Anomia sol 3 3 2
79 Enigmonia aenigmatica 3 3 2
12 OSTREIDAE
80 Alectryonella plicatula
81 Hyotissa hyotis 3 3 2
82 Lopha cristagalli 3 3 2
83 Lopha folium 4 3 2
84 Planostrea pestigris 3 3 2
85 Saccostrea cucullata 2 3 1
86 Saccostrea echinata 3 3 2
13 LUCINIDAE
87 Anodontia edentula 3 2 1
88 Austriella corrugata 3 2 1
89 Codakia interrupta 3 2 1
90 Codakia punctata 3 2 1
91 Codakia tigerina 3 2 1
92 Epicodakia bella 3 2 1
14 FIMBRIIDAE
93 Fimbria fimbriata 3 3 1
94 Fimbria soverbii 4 3 2
15 LIMIDAE
95 Acesta rathbuni 4
96 Lima vulgaris 3 3 2

191
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


97 Limaria basilanica 3 3 2
98 Limaria fragilis 3 3 2
16 CHAMIDAE
99 Chama lazarus 3 3 2
100 Chama pacifica 3 3 2
101 Chama savignyi
17 CARDITIDAE
102 Cardita variegata 3 3 2
103 Cardita bicolor
104 Beguina semiorbiculata 3 2 2
18 CARDIIDAE
105 Corculum cardisa 3 3 2
106 Fragum fragum 3 2 1
107 Fragum hemicardium 3 2 1
108 Fragum unedo 3 2 1
109 Fulvia papyracea
110 Plagiocardium pseudolatum
111 Trachycardium angulatum 3 3 1
112 Trachycardium rugosum 4 2 1
113 Trachycardium subrugosum 3 2 1
114 Vepricardium asiaticum
115 Vepricardium fimbriatum 3 3 1
116 Vepricardium sinense 3 3 1
19 HEMIDONACIDAE
117 Hemidonax donaciformis
20 TRIDACNIDAE
118 Hippopus hippopus 3 2 1
119 Hippopus porcellanus 3 2 1
120 Tridacna crocea 3 2 2
121 Tridacna derasa 2 2 1
122 Tridacna gigas 2 2 1
123 Tridacna maxima 2 2 1
124 Tridacna squamosa 3 2 1
21 MACTRIDAE
125 Harvella plicataria 4 2 2
126 Luturia australis 4 2 2
127 Mactra achatina 3 3 2
128 Mactra cuneata 3 3 2
129 Mactra grandis 3 2 1
130 Mactra maculata 3 2 1

192
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


131 Mactra mera
132 Mactra violacea 3 2 1
133 Mactria luzonica
134 Meropesta capillacea
135 Meropesta pellucida
22 MESODESMATIDAE
136 Actatodea striata 3 2 1
23 SOLENIDAE
137 Pharella javanica
138 Siliqua winteriana 3 2 2
139 Solen lamarckii
140 Solen roseomaculatus
24 TELLINIDAE
141 Leporimetis ephippium 3 2 1
142 Tellina foliacea 3 3 2
143 Tellina linguafelis 4 2 1
144 Tellina palatam 3 2 1
145 Tellina remies 3 2 1
146 Tellina rostrata 4 3 2
147 Tellina scobinata 3 2 1
148 Tellina spengleri 4 3 2
149 Tellina staurella 3 2 1
150 Tellina timorensis 3 2 1
151 Tellina virgata 3 2 1
152 Apolymetis ephippium
25 DONACIDAE
153 Donax compressus 3 2 2
154 Donax cuneatus 3 3 2
155 Donax deltoides 3 3
156 Donax faba 3 2 2
157 Donax incarnatus 3 3 2
158 Hecuba scortum 3 2 2
26 PSAMMOBIIDAE
159 Asaphis violascens 3 2 1
160 Gari amethystus 4 3 2
161 Gari elongata 3 3 2
162 Gari squamosa
163 Gari togata
164 Gari truncata

193
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


165 Hiatula chinensis 4 3 2
166 Soletellina diphos
27 SEMELIDAE
167 Semele crenulata 4 2 2
168 Semele cordiformis 4 2 2
28 SOLECURTIDAE
169 Azorinus abbreviatus 3 3 2
170 Solecurtus divaricatus
29 CORBICULIDAE
171 Polymesoda bengalensis 3 2 1
172 Batissa violacea 3 2 1
173 Polymesoda expansa
174 Polymesoda erosa 3 3 1
30 VENERIDAE
175 Anomalocardia squamosa 3 3 2
176 Circe scripta 3 3 2
177 Cyclina sinensis
178 Dosinia insularum 3 3 1
179 Grafarium dispar 4 2 1
180 Grafarium divaricatum 3 3 1
181 Grafarium pectinatum 3 2 1
182 Grafarium tumidum 3 2 1
183 Katelysia hiantina
184 Katelysia japonica
185 Katelysia marmorata
186 Lionconcha hieroglyphia 3 2 1
187 Lionconcha ornata 3 2 1
188 Lionconcha tigrina 4 2 1
189 Marcia hiantina 3 2 1
190 Marcia opima 3 2 1
191 Meretrix lyrata
192 Meretrix meretrix 2 2 1
193 Paphia crassisulca 4 3 1
194 Paphia gallus 3 3 1
195 Paphia semirugata
196 Paphia textile
197 Paphia undulata 3 2 1
198 Periglypta clathrata
199 Periglypta puerpera 3 2 1
200 Periglypta reticulata 3 2 1

194
MOLUSKA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


201 Pitar manillae 4 3 1
202 Placamen calophyllum 3 2 2
203 Placamen chlorotica 3 3 2
204 Sunetta menstrualis
205 Sunetta truncata 3 2 2
206 Tapes belcheri
207 Tapes dorsatus 3 3 1
208 Tapes literatus 3 2 1
209 Timoclea marica 3 2 1
31 CLAVAGELLIDAE
210 Brechites javanum 4 3 2
32 PHOLADIDAE
211 Pholas orientalis 3 3 2
212 Barnea dilatata
213 Barnea manilensis
214 Martesia striata
33 LATERNULIDAE
215 Laternula truncata 3 3 2

KELAS CEPHALOPODA
1 ARGONAUTIDAE
1 Argonauta argo 4 2 1
2 Argonauta gruneri 4 2 1
3 Argonauta hians 4 2 1
2 OCTOPODIDAE
4 Amphioctopus aegina 1
5 A. exannulatus 2 1
6 A. membranaceus 2 1
7 A. marginatus. 2 1
8 Hapalochlaena lunulata. 2 1
9 Octopus cyanea 2 1
10 O. globosus 2 1
11 O. Vulgaris. 2 1
12 Callictoctopus nocturnus 2 1
13 C. ornatus. 2 1
3 SEPIIDAE
14 Sepia aculeata 2
15 S. adreana 3
16 S. adreana
17 S. brevimana 2

195
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


18 S. elliptica 3
19 S.esculenta 3
20 S. kobiensis 3
21 S. latimanus. 1
22 S. lycidas 2
23 S.opipara 3
24 S. papuensis 3
25 S. pharaonis 1
26 S.recurvirostra 2
27 S. smithi 3
28 S. stellifera 3
29 S. whitleyana 3
30 S. sulcata 3
31 Metasepia pfefferi 3

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

196
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

197
198
Ekhinodermata

Holothuria edulis
EKHINODERMATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi
Ekhinodermata tidak seperti krustasea dan moluska yang sebagian anggotanya ada
yang hidup di air tawar atau di darat maka seluruh jenis Ekhinodermata hidup
di laut. Oleh karena itu anggota asteroidea yang lebih dikenal sebagai bintang
laut merupakan simbul dari kehidupan laut. Anggota dari Ekhinodermata ini ada
sekitar 6000 jenis yang hidup sebagai hewan bentik yang hidup mulai dari rataan
terumbu sampai kedalaman ratusan meter. Ciri khas dari biota ini adalah hampir
semua anggotanya mempunyai internal skeleton yang berupa spikula yang terbuat
dari bahan kalkareus dan semuanya mempunyai sistem sirkulasi air yang sangat
komplek yang dapat dialirkan keseluruh tubuhnya.

Ciri khas yang lain dari Ekhinodermata hampir semuanya bersiafat dioecious artinya
terdiri dari hewan jantan dan betina namun tidak pernah melakukan kopulasi.
Fertilisasi selalu terjadi diluar, telur dan sperma bertemu di kolom air. Disamping
itu beberapa anggota dari Ekhinodermata dapat melakukan perbanyakan diri
melalui pembelahan. Pada kondisi tertentu teripang dapat terbelah menjadi dua
kemudian potongan ini akan tumbuh kembali seperti kondisi semula. Bintang laut
juga mempunyai kemampuan untuk beregenerasi yaitu bila bintang laut dibelah
menjadi dua maka potongan tubuh yang terbelah akan dapat pulih kembali untuk
kembali seperti bentuk semula.

Manfaat Teripang
Peranan ekhinodermata bagi kehidupan manusia terutama teripang mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi sebagai bahan makanan yang telah dikenal sejak ratusan
tahun lalu terutama bagi masyarakat Cina. Disamping itu teripang juga dikenal
sebagai bahan obat-obatan penambah vitalitas dan makanan kesehatan. Hampir
semua jenis teripang di bawah suku Holothuridae dan stichopodidae mempunyai
nilai ekonomis. Harga teripang yang paling tinggi diduduki oleh teripang jenis
Holothuria scabra, Holothuria nobilis dan Holothuria fuscogilva. Sedangkan
bintang laut dan crinoid atau lebih dikenal dengan nama lily laut mempunyai
nilai ekonomis untuk diperdagangkan sebagai ornamen akuarium. Kelompok
Echinoid yang di dalamnya termasuk bulu babi pada musim-musim tertentu dalam
cangkangnya akan terisi penuh oleh telur yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
makanan. Telur-telur bulu babi dapat dimakan langsung dalam bentuk segar atau
dapat digoreng sebagai lauk pauk. Disamping itu telur-telur ini dapat di ekspor ke
Cina atau Jepang biasanya dalam bentuk beku.

Peranan Ekhinodermata secara ekologis merupakan biota pembersih yaitu sebagai


pemakan detritus, pemakan lumut dan algae namun ada juga yang bersifat
predator. Sebagian besar teripang dikenal sebagai pemakan detritus, oleh karena
hewan ini dikenal sebagai pembersih rataan terumbu. Bintang laut pada umumnya
merupakan predator berbagai jenis kerang-kerangan. Sedangkan bulu babi dikenal
sebagi grasser ada yang memakan rumput laut dan ada yang bersifat sebagi
biota penghancur karang. Beberapa jenis echinoid membuat alur-alur dan tempat
berlindung di dalam karang mati. Echinoid memakan filamentus atau turf algae
yang menempel di karang karang mati dan dikenal juga sebagai pembersih filamentus

199
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

algae. Bulu babi berperan dalam rantai makanan sebagai penyedia makanan bagi
beberapa ikan dan keong tertentu. Ikan-ikan pakol sangat menyukai telur bulu babi.
Ikan pakol mempunyai gigi depan seperti burung kakatua sehingga dengan mudah
akan dapat membuka atau menghacurkan cangkang bulu babi. Dengan cangkang
terbuka ikan pakol dengan mudah akan dapat memakan telur bulu babi. Sedangkan
keong Triton menyukai Bulu seribu (Acanthaster planci) sebagai menu utama.

Tabel 21. Daftar jenis Teripang yang bernilai ekonomis dan harganya ditingkat pedagang
pasar Glodok, Jakarta. (Sumber : Purwati et al, 2010 dan hasil survei harga 2014).

No Nama jenis Nama umum Harga/ kg Keterangan


01 Atinopyga echinites Teripang kapuk Rp. 1.500.000,- Kering

02 Actinopyga bannwarthi Teripang sepatu Rp. 1.500.000,- Kering

03 Actinopyga lecanora Teripang kapuk Rp. 1.500.000,- Kering

04 Actinopyga mauritiana Teripang kunyit Rp. 1.500.000,- Kering

05 Actinopyga miliaris Teripang sepatu Rp. 1.500.000,- Kering

06 Bohadschia argus Teripang ular mata Rp. 1.200.000,- Kering

07 Bohadschia marmorata Teripang getah putih Rp. 1.200.000,- Kering

08 Bohadschia subrubra Teripang bintik Rp. 1.200.000,- Kering

09 Bohadschia tenuissima Teripang karet. Rp. 1.200.000,- Kering

10 Bohadschia similis Rp. 1.250.000,- Kering

10 Bohadschia vitiensis Teripang pulut pasir Rp. 1.200.000,- Kering

11 Holothuria atra Teripang hitam Rp. 1.500.000,- Kering

12 Holothuria cinerascens Rp. 2.000.000,- Kering

13 Holothuria coluber Rp. 1.500.000,- Kering

14 Holothuria edulis Teripang merah. Rp. 1.500.000,- Kering

15 Holothuria fuscocinerea Teripang getah. Rp. 1.500.000,- Kering

16 Holothuria fuscogilva Rp. 1.500.000,- Kering

17 Holothuria hilla Rp. 1.500.000,- Kering

18 Holothuria impatiens Teripang pulut. Rp. 1.500.000,- Kering

19 Holothuria leucospilota Teripang coklat Rp. 1.500.000,- Kering

20 Holothuria ocelata Teripang tril. Rp. 1.500.000,- Kering

21 Holothuria rigida Rp. 1.500.000,- Kering

22 H. scabra versicolor Teripang pasir Rp. 2.000.000,- ukuran kecil

23 Holothuria scabra Teripang pasir Rp. 2.750.000,- ukuran besar

24 Holothuria vagabunda Rp. 2.000.000,-

200
EKHINODERMATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No Nama jenis Nama umum Harga/ kg Keterangan


25 Holothuria verrucosa Teripang pasir. Rp. 2.000.000,-

26 Holothuria nobilis. Teripang koro Rp. 2.000.000,-

27 Pearsonothuria graffei Teripang gombyok Rp. 50.000,- per-ekor/ nelayan

28 Sti chopus chloronatus Teripang jepun Rp. 1.000.000,-

29 Stichopus hermanni Teripang emas Rp. 1.000.000,-

30 Stichopus horrens Teripang rengget Rp. 1.500.000,-

31 Sticopus pseudohorrens Teripang renget Rp. 1.500.000,-

32 Stichopus vastus Teripang pace Rp. 1.500.000,-

33 Thelenota ananas Teripang nanas Rp. 2.000.000,-

34 Thelenota anax. Teripang babi Rp. 1.800.000,-

Nilai Ekonomis Komersial


Dari anggota filum Ekhinodermata yang
berjumlah sekitar 6000, maka yang
mempunyai ekonomi penting hanya sekitarr
60 jenis dan hanya dari kelas Holoturidae dan n
Stichopodidae atau yang lebih dikenal umum m
dengan nama teripang. Teripang ini disamping g
untuk dimakan karena dagingnya, teripang juga a
dimanfaatkan sebagai makanan kesehatan oleh h
karena teripang mengandung zat aktif seperti ti
saponin, holoturin dan lain-lain. Bahkan pada da ctata
fuscopun
H olothuria
akhir-akhir ini banyak dijual sebagai makan an
kesehatan dengan nama dagang Gamat. Gamat at
merupakan nama lokal untuk teripang yang ng
dipakai oleh nelayan di kepulauan Riau dan an
Malaysia. Filum Ekhinodermata yang lain yang ang
dimanfaatkan sebagai makanan tambahan adalah lah
yang dikenal dengan bulu babi namun ini belum um
diperdagangkan. Bulu babi yang dimanfaatkan kan
adalah dari jenis Trineptes gratila dan Diadema ma
sitosum. Kedua jenis ini yang dimanfaatkan kan thuria gra
ffei
adalah telurnya yang dipercaya mengandung zat Pearsono
aprodosia. Harga teripang ditentukan oleh kualitas
litas
dan ukurannya. Proses pembersihan, perebusan, usan,
pengasapan dan pengeringan sangat bervariasi si dan hasil akhir akan menentukan
kualitas teripang. Nelayan kita kurang sabar dan konsisten dalam mengolah dan
menjaga mutu pasca panen teripang sehingga harga sering jatuh. Teripang kering
dengan ukuran satu kilo 2 ekor mempunyai harga tertinggi dan semakin kecil
ukuran semakin rendah harganya. Jenis teripang yang diperdagangkan di Asia
terdiri dari sekitar 52 jenis. Indonesia dan Philipina merupakan produsen terbesar

201
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

pengekspor teripang sebanyak 2.572 ton dalam kurun waktu 2000 – 2005 atau
memberi kontribusi sekitar 47% pasaran teripang di dunia (Choo, 2008). Tabel 21
merupakan daftar teripang dari Indonesia yang mempunyai nilai ekonomis penting.

Keanekaragaman Jenis
Phylum ini dibagi dalam empat kelas yaitu Stelleroidea, Echinoidea, Holothuridea,
dan Crinoide. Kelas yang pertama dibagi menjadi dua sub kelas yaitu Asteroidea
dan Ophiruidea. Kedua sub kelas ini lebih dikenal dalam bahasa Indonesia dengan
nama masing-masing bintang laut dan bintang mengular. Dari keempat kelas
ekinodermata yang banyak dikenal orang dan mempunyai nilai ekonomis yang
tinggi adalah kelas Holothuridea atau yang lebih dikenal dengan nama mentimun
laut atau teripang. Ekhinodermata tersebar di seluruh perairan dunia yang pada
umumnya terkonsentrasi di daerah pantai. Bintang laut mempunyai anggota sekitar
1500 jenis dengan sebaran terbesar terkonsentrasi di laut Pasifik bagian timur laut
(Barnes 1987) dimana ada sekitar 70 jenis yang merupakan jenis endemik laut
Aleutians (Canada).

Kelas Ophiuroidea merupakan bintang laut mengular disebut demikian karena


lengannya sangat panjang. Hidup di daerah berbatu atau di dasar yang berlumpur.
Ophiuridea dibagi menjadi tiga ordo. Jumlah anggota yang termasuk dalam bintang
laut mengular ada sekitar 2000 jenis. Jenis ophiuridea tidak mempunyai nilai
ekonomis oleh karena itu jarang dikenali oleh para nelayan.

Kelas Echinoidea merupakan anggota eckhinodermata yang tidak mempunyai


lengan dan tubuh bagian atas di ditutupi dengan duri. Berbagai bentuk duri mulai
dari yang panjang dan runcing, pendek dan lembut hingga yang tumpul dan besar.
Kelas Echinoidea mempunyai 14 ordo. Anggota yang masuk dalam echinoidea ada
sekitar 950 species (Barnes, 1987). Jenis yang mempunyai duri-duri tajam dengan
bentuk tubuh seperti kubah disebut bulu babi. Sedangkan yang bentuk tubuhnya
gepeng dengan duri-duri halus disebut “sand dolar”. Ordo echinoida merupakan
ordo yang banyak dikenal karena dapat diambil telurnya untuk dimakan. Sand
dollar masuk dalam anggota ordo Clypeasteroida. Marga Pourtalesia merupakan
echinoid penghuni laut dalam dari ordo Holasteroida.

Kelas Holothuroidea merupakan ekhinodermata yang mempunyai skeleton yang


paling sedikit atau hampir tidak terlihat lagi. Osikelnya telah mereduksi sedemikian
rupa hingga hanya tinggal berupa bintil kecil di kulit luar. Holoturia atau lebih
dikenal dengan nama mentimun laut atau teripang. Anggota holoturian di dunia
ada sekitar 1400 jenis (Chapman and Baker, 1972). dengan ukuran yang sangat
bervariasi dari yang hanya beberapa centimeter hingga lebih dari satu meter.
Gerakannya lambat hidup di dasar berlumpur atau karang mati dan ada yang hidup
di dalam lubang atau membenamkan diri di dasar perairan. Holothuroidea dibagi
menjadi enam ordo dan paling banyak dikenal adalah dari ordo Aspidochirotida.
karena yang mempunyai nilai ekonomis penting. Di dalam ordo ini terdapat suku
Holothuridea dan stichopodidae atau yang lebih dikenal dengan teripang laut. Di
perairan di Indonesia ditemukan sebanyak lebih dari 350 jenis dan teripang yang

202
EKHINODERMATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

bernilai ekonomis penting, sedangkan yang ada


dikoleksi Pusat peneltian Oseanografi – LIPI Status
sebanyak 42 jenis (Massin 1996, Purwati et al
Perlindungan
2008). Massin 1994 meneliti holothuridea di
Supermonde Makassar menemukan sebanyak
56 jenis, 10 jenis merupakan catatan baru dan Ekhonodermata belum
satu jenis merupakan jenis baru. Jenis baru yang ada yang masuk dalam
ditemukan adalah Stichopus quadrifasciatus apendik CITES maupun
(Massin 1999). Jenis yang ditemukan di masuk dalam satwa
Spermonde ini lima jenis merupakan jenis yang dilindungi oleh
yang sebarannya hanya ada di Indonesia saja. pemerintah Indonesia
Marga teripang Synapta spp atau yang lebih
dikenal dengan sabuk raja merupakan jenis
teripang yang mempunyai sebaran sangat luas
di Indonesia. Marga ini masuk dalam ordo Apodida. Namun sayang teripang jenis
tidak bernilai ekonomis.

Kelas Crinoidea merupakan anggota Ekhinodermata yang mempunyai bentuk


yang unik yaitu seperti bunga lily oleh karena itu disebut Lily laut. Kelas Crinoidea
mempunyai lima ordo. Anggota dari lily laut ada sekitar 80 jenis. Hidupnya
melekatkan diri pada biota yang lain seperti gorgonia atau antiphates, mempunyai
warna yang sangat bervariasi. Lily laut hidup dari kedalaman tiga meter hingga
seratus meter lebih. Beberapa jenis dari marga Comanthus sering diperdagangkan
untuk ornamen dalam akuarium laut.

203
Thelenota anax
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 22 Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Ekhinodermata yang ditemukan


di perairan Indonesia
(Verifikator: Pradina Purwati & Indra Bayu Vimono - Sumber : Massin 1999)

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


CRINOIDEA
1 COMASTERIDAE
1 Capillaster macrobrachius 2
2 C. multiradiatus 2
3 C. sentosus 2
4 Comantheria alternans 2
5 C. briareus 2
6 C. polycnemis 2
7 C. rotula 2
8 Comanthina belli 2
9 C. schlegeli 2
10 Comanthus bennetti 2
11 C. parvicirrus 2
12 C. samoanus 2
13 Comaster brevicirrus 2
14 C. distinctus 2
15 C. gracilis 2
16 C. multibrachiatus 2
17 C. multifidus 2
18 C. pulcher 2
19 C. schoenovi 2
20 C. tenellus 2
21 Comatella maculata 2
22 C. nigra 2
23 C. stelligera 2
24 Comatula pectinata 2
25 C. purpurea 2
26 C. solaris 2
27 Comissia littoralis 2
28 C. pectinifera 2
2 ZYGOMETRIDAE
29 Zygometra comata 2
30 Z. elegans 2
31 Z. microdiscus 2
32 Z. punctata 2
3 HIMEROMETRIDAE
33 Amphimetra ensifera 2
34 A. laevipinna 2
35 A. molleri 2

204
EKHINODERMATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


36 A. spectabilis 2

37 A. tessellata 2

38 Craspedometra acuticirra 2

39 Heterometra affinis 2

40 H. amboinae 2

41 H. bengalensis 2

42 H. crenulata 2

43 H. nematodon 2

44 H. philiberti 2

45 H. producta 2

46 H. pulchra 2

47 H. quinduplicava 2

48 H. sarae 2

49 H. singularis 2

50 H. variipinna 2

51 Himerometra bartschi 2

52 H. magnipinna 2

53 H. martensi 2

54 H. robustipinna 2

4 MARIAMETRIDAE
55 Dichrometra bimaculata 2

56 D. flagellata 2

57 D. tenuicirra 2

58 Lamprometra palmata 2

59 Liparometra articulata 2

60 Oxymetra erinaceus 2

61 O. finschi 2

62 Stephanometra echinus 2

63 S. indica 2

64 S. oxyacantha 2

65 S. spicata 2

66 S. spinipinna 2

67 S. tenuipinna 2

5 COLOBOMETRIDAE
68 Basilometra boschmai 2

69 Cenometra bella 2

70 C. cornuta
71 Colobometra perspinosa 2

72 Cyllometra manca 2

73 Decametra informis 2

205
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


74 D. laevipinna 2

75 D. mylitta 2

76 D. parva 2

77 Iconometra anisa 2

78 I. bellona
79 Oligometra carpenteri 2

80 O. serripinna 2

81 Oligometrides adeonae 2

82 Petasometra clarae 2

83 P. helianthoides
84 Pontiometra andersoni 2

6 TROPIOMETRIDAE
85 Tropiometra afra 2

86 T. carinata 2

7 ASTEROMETRIDAE
87 Pterometra venusta 2
8 ANTEDONIDAE
88 Antedon incommoda 2

89 A. iris
90 A. longicirra 2

91 A. parviflora 2

92 Dorometra andromacha 2

93 D. nana 2

94 D. parvicirra 2

95 Euantedon polytes 2

96 Mastigometra flagellifera 2

97 Toxometra bicolor
98 T. lepta
99 T. nomima
100 T. paupera 2

101 T. poecila

II. ASTEROIDEA
9 LUIDIIDAE
103 Luidia avicularia 4 3 2
104 L. hardwicki 3 3 2
105 L. hexactis 5 3 2
106 L. maculata 3 2 2
109 L. prionata 4 3 2

206
EKHINODERMATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


10 ASTROPECTINIDAE
112 Astropecten andersoni 3 2 2
113 A. antares 5 3 2
114 A. carcharicus 4 3 2
115 A. burtonii
116 A. granulatus 4 3 2
123 A. polyacanthus 3 2 2
130 A. velitaris 2 2 2
131 A. phragmarus 5 3 2
132 Astropecten sp.
133 Craspidaster hesperus 3 2 2
11 ARCHASTERIDAE
134 Archaster angulatus 3 3 2
135 A. typicus 1 1 2
12 GONIASTERIDAE
136 Goniadiscaster vallei 3 3 2
137 G. granuliferus 3 3 2
138 Iconaster longimanus 3 2 2
139 Stellaster equestris 3 2 2
140 S. princeps 3 2 2
141 Stellasteropsis colubrinus 5 3 2
142 Siraster tuberculatus 5 3 2
13 OREASTERIDAE
143 Culcita novaeguineae 3 2 2
144 Protoreaster nodosus 3 2 2
14 OPHIDIASTERIDAE
143 Asteropsis carinifera 3 3 2
144 Fromia ghardaqana 5 3 2
145 F. indica 3 3 2
146 F. milleforella 3 2 2
147 F. monilis 3 2 2
148 F. elegans 3 3 2
149 Gomophia egyptiaca 3 3 2
150 Linckia guildingi 3 3 2
151 L. laevigata 1 1 2
152 L. multifora 2 2 2
153 Nardoa offreti 5 3 2
154 N. aff. Gamophia
155 N. frianti 3 3 2
156 N. novaecaledoniae 3 3 2

207
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


157 N. pauciformis 3 3 2
158 N. tuberculata 3 2 2
159 N. variolata 3 3 2
160 Certonardoa carinata 5 3 2
161 Ophidiaster granifer 3 2 2
162 O. hemprichi 3 3 2
163 Ophidiaster sp.
164 Tamaria fusca 3 3 2
165 T. megaloplax 3 3 2
166 Tamaria sp.
15 CHAESTASTERIDAE
167 Chataster vestistus 5 3 2
16 METRODIRIDAE
168 Metrodira subulata 3 2 2
17 ASTEROPIDAE
169 Asteropsis carinifera 3 3 2
18 ASTERINIDAE
170 Asterina burtoni 3 2 2
171 A. coronata 3 3 2
172 A. crassispina 5 3 2
173 A. sarasini 5 3 2
174 Disasterina praesignis 5 3 2
175 Nepanthia belcheri 3 2 2
176 N. maculata 3 2 2
19 ACANTHASTERIDAE
177 Acanthaster planci 3 2 2
20 VALVASTERIDAE
178 Valvaster striatus 5 3 2
21 PTERASTERIDAE
179 Euretaster insignis 3 2 2
22 MITHRODIIDAE
180 Mithrodia clavigera 3 3 2
23 ECHINASTERIDAE
181 Echinaster luzonicus 3 2 2
182 Echinaster sp.
24 ASTERIIDAE
183 Coscinasterias calamaria 5 3 2

208
EKHINODERMATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


III OPHIUROIDEA
25 OPHIOMYXIDAE
184 Ophiomyxa australis 3 2
185 O. compacta 3 2
186 O. longipeda 3 2
26 EURYALIDAE
187 Euryale aspera 3 2
27 GORGONOCEPHALIDAE
188 Astroboa clavata
189 A. nuda 3 2
190 A. tuberculosa 3 2
191 Astrochalcis tuberculosa 3 2
192 Astrocladus exiguus 3 2
28 OPHIACANTHIDAE
193 Ophiacantha discoidea 3 2
194 O. dissidens 3 2
195 O. gracilis 3 2
196 O. indica 3 2
197 O. tenuispina
29 AMPHIURIDAE
198 Amphiodia (Amphiodia) fuscoalba 3 2
199 (Ophiophragmus?) olivacea 3 2
200 Amphiodia (Amphispina) duplicata 3 2
201 Amphioplus (Amphichilus) ochroleuca 3 2
202 Amphioplus (Amphioplus) capax 3 2
203 A. exsecratus 2
204 A. impressus 2
205 A. intermedius 2
206 A. lucidus 2
207 A. parviclypeus 2
208 A. personatus 2
209 Amphioplus (Lymanella) andreae 2
210 A. depressus 2
211 A. laevis 2
212 Amphiophis (Uniophis) conditus 2
213 A. repositus 2
214 Amphipholis misera 2
215 A. squamata 2
216 Amphiura (Amphiura) abbreviata 2
217 A. accedens 2

209
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


218 A. ambigua 2
219 A. bidentata 2
220 A. celata 2
221 A. constricta 2
222 A. diacritica 2
223 A. ficta 2
224 A. luetkeni 2
225 A. microsoma 2
226 A. septemspinosa 2
227 A. sexradiata 2
228 Amphiura (Fellaria) octacantha 2
229 Amphiura (Ophiopeltis) phalerata 2
230 Dougaloplus acanthinus 2
231 D. echinatus 2
232 Ophiocentrus alboviridis 2
233 O. asper 2
234 O. dilatatus 2
235 O. inaequalis 2
236 O. verticillatus 2
30 OPHIACTIDAE
236 Ophiactis acosmeta 2
237 O. brachyura 2
238 O. conferta 2
239 O. hemiteles 2
240 O. maculosa 2
241 O. modesta 2
242 O. picteti 2
243 O. quadrispina 2
244 O. savignyi 2
245 Ophiodaphne materna 2
246 Ophiosphaera insignis 2
31 OPHIOTRIGHIDAE
246 Gymnolophus obscura 2
247 Macrophiothrix aspidota 2
248 M. bedoti 2
249 M. belli 2
250 M. callizona 2
251 M. calyptaspis 2
252 M. demessa 2
253 M. expedita 2

210
EKHINODERMATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


254 M. hirsuta 2
255 M. koehleri 2
256 M. longipeda 2
257 M. lorioli 2
258 M. megapoma 2
261 M. rhabdota 2
262 M. rugosa 2
263 M. scotia 2
264 M. spinifera 2
265 M. sticta 2
266 M. variabilis 2
267 Ophiocnemis marmorata 2
268 Ophiogymna elegans 2
269 O. lineata 2
270 Ophiolophus novarae 2
271 Ophiomaza cacaotica 2
272 O. cataphracta 2
273 Ophiopsammium semperi 2
274 Ophiopteron elegans 2
275 Ophiothela danae 2
276 O. hadra 2
277 O. venusta 2
278 Ophiothrix abstinens 2
279 O. ciliaris 2
280 O. comata 2
281 O. elegans 2
282 O. exigua 2
283 O. foveolata 2
284 O. liodisca 2
285 O. marginata 2
286 O. miles 2
287 O. plana 2
288 O. prostrata 2
289 O. savignyi 2
290 O. trilineata 2
291 O. vitrea 2
292 Ophiothrix (Acanthophiothrix) armata 2
293 O. picteti 2
294 O. proteus 2
295 O. purpurea 2

211
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


296 O. spinosissima 2
297 Ophiothrix (Keystonea) hymenacantha 2
298 O. irregularis 2
299 O. martensi 2
300 O. nereidina 2
301 O. propinqua 2
302 O. smaragdina 2
303 O. vicina 2
304 Ophiothrix (Placophiothrix) fumaria 2
305 O. hybrida 2
306 O. melanosticta 2
307 O. striolata 2
308 O. virgata 2
309 Ophiothrix (Theophrix) pusilla 2
32 OPHIOCOMIDAE
310 Ophiarthrum elegans 2
311 O. pictum 2
312 Ophiocoma brevipes 2
313 O. dentata 2
314 O. erinaceus 2
315 O. pica 2
316 O. pusilla 2
317 O. schoenleini 2
318 O. scolopendrina 2
319 Ophiocomella sexradia 2
320 Ophiomastix annulosa 2
321 O. asperula 2
322 O. bispinosa 2
323 O. caryophyllata 2
324 O. corallicola 2
325 O. elegans 2
326 O. flaccida 2
327 O. janualis 2
328 O. Iuetkeni 2
329 O. mixta 2
330 O. variabilis 2
331 Ophiopsila pantherina 2
33 OPHIONEREIDAE
331 Ophionereis dubia 2
332 O. fusca 2

212
EKHINODERMATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


333 O. porrecta 2
334 O. semoni 2
335 O. tigris 2
34 OPHIODERMATIDAE
336 Cryptopelta granulifera 2
337 C. longibrachialis 2
338 Ophiarachna affinis 2
339 O. incrassata 2
340 Ophiarachnella gorgonia 2
341 O. infernalis 2
342 O. septemspinosa 2
343 O. similis 2
344 O. snelliusi 2
345 O. sphenisci 2
346 O. stabilis 2
347 Ophiochaeta boschmai 2
348 Ophiochasma stellatum 2
349 Ophioconis cincta 2
350 O. cupida 2
351 O. permixta 2
352 Ophiopeza dubiosa 2
353 O. fallax 2
354 O. spinosa 2
355 Ophiopsammus yoldii 2
35 OPHIURIDAE
356 Dictenophiura stellata 2
357 Ophiolepis cincta 2
358 O. irregularis 2
359 O. nodosa 2
360 O. rugosa 2
361 O. superba 2
362 Ophioplocus imbricatus 2
363 Ophioteichus multispinus 2
364 Ophiozonella projecta 2
365 Ophiura kinbergi 2

IV ECHINOIDEA
36 CIDARIDAE
366 Chondrocidaris brevispina 5 3 2
367 Eucidaris metularia 5 2 2

213
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


368 Phyllacanthus imperialis 5 3 2
369 P. longispinus
370 Prionocidaris baculosa 5 3 2
371 P. bispinosa 5 2
372 P. verticillata 5 3 2
37 ECHINOTHURIIDAE
373 Asthenosoma intermedium
374 A. varium 4 3 2
38 DIADEMATIDAE
375 Astropyga radiata 4 3 2
376 Centrostephanus rodgersi
377 Chaetodiadema granulatum 4 3 2
378 Diadema savignyi 3 2
379 D. setosum 3 1 1
380 Echinothrix calamaris 3 1 2
381 E. diadema 3 2 2
382 Lissodiadema lorioli 5 3 2
39 STOMOPNEUSTIDAE
383 Stomopneustes variolaris 5 3 2
40 TEMNOPLEURIDAE
384 Mespilia globulus 3 2 2
385 Microcyphus excentricus
386 Paratrema doederleini 5 3 2
387 Salmaciella dussumieri 5 3 2
388 Salmacis belli 3 2 2
389 S. bicolor 3 2 2
390 S. sphaeroides 3 2 2
391 S. virgulata 5 3 2
392 Temnopleurus alexandri 5 3 2
393 T. decipiens 5 3 2
394 T. reevesi 5 3 2
395 T. toreumaticus 5 3 2
396 Temnotrema bothryoides 5 3 2
397 T. elegans 5 3 2
398 T. maculatum 5 3 2
399 T. siamense 5 3 2
41 TOXOPNEUSTIDAE
400 Cyrtechnicus verruculatus 5 3 2
401 Gymnechinus epistichus 5 3 2
402 G. pulchellus 5 3 2

214
EKHINODERMATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


403 Nudechinus ambonensis 5 4 2
404 N. darnleyensis
405 N. gravieri
406 N. inconspicuus
406 N. multicolor
407 N. scotiopremnus
408 N. stictus 3 2 1
409 Pseudoboletia indiana 3 2 1
410 P. maculata 3 3 2
411 Toxopneustes pileolus 3 2 2
412 Tripneustes gratilla
42 PARASALENIIDAE
413 Parasalenia gratiosa 5 3 2
414 P. poehli 5 3 2
43 ECHINOMETRIDAE
415 Colobocentrotus atratus 2
416 Echinometra mathaei 3 2 2
417 Echinostrephus aciculatus
418 E. molaris 3 3 2
419 Heterocentrotus mammillatus 3 3 2
420 H. trigonarius 3 3 2
44 ECHINONEIDAE
421 Echinoneus abnormalis
422 E. cyclostomus
45 CLYPEASTERIDAE
423 Clypeaster fervens 5 3 2
424 C. humilis 5 3 2
425 C. rarispinus 5 3 2
426 C. reticulatus 5 3 2
427 C. telurus 5 3 2
46 ARACHNOIDIDAE
428 Arachnoides placenta 5 3 2
47 FIBULARIIDAE
429 Echinocyamus crispus 5 3 2
430 Fibularia acuta 5 3 2
431 F. angulipora 5 3 2
432 F. cribellum 5 3 2
433 F. oblonga 5 3 2
434 F. ovulum 5 3 2
435 F. volva 5 3 2

215
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


48 LAGANIDAE
436 Laganum decagonale 5 3 2
437 L. depressum 3 3 2
438 L. laganum 3 1 2
440 Peronella lesueuri 5 3 2
441 P. macroproctes 5 3 2
442 P. minuta
443 P. orbicularis 5 3 2
444 P. rubra 5 3 2
445 P. tuberculata
49 SCUTELLIDAE
446 Echinodiscus auritus 5 3 2
447 E. bisperforatus 5 3 2
448 E. tenuissimus 5 3 2
50 ECHINOLAMPADIDAE
449 Echinolampas alexandri 5 3 2
450 E. ovata 5 3 2
51 SPATANGIDAE
451 Maretia planulata 3 2 2
452 Pseudomaretia alta 5 3 2
52 PALAEOSTOMATIDAE
453 Palaeostoma mirabile 5 3 2
53 LOVENIIDAE
454 Breynia australasiae
455 B. desori
456 Lovenia doederleini 3 3 2
457 L. elongata 3 3 2
458 L. subcarinata 5 3 2
54 PERIGOSMIDAE
459 Pericosmus melanostomus 5 3 2
55 SCHIZASTERIDAE
460 Hypselaster jukesi
461 Moira lethe
462 M. stygia 5 4 2
463 Schizaster lacunosus
56 BRISSIDAE
464 Brissopsis luzonica 5 3 2
465 Brissus latecarinatus 5 3 2
466 Metalia dicrana 5 3 2
467 M. spatagus 5 3 2

216
EKHINODERMATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


468 M. sternalis 5 3 2
469 Rhynobrissus hemiasteroides
470 R. macropetalus
471 R. pyramidalis 5 3 2

VI HOLOTHUROIDEA
57 HOLOTHURIIDAE
472 Actinopyga albonigra 5 ? 2
473 A.bannwarthi 5 3 2
474 A. caerula 5 3 ?
475 A. echinites 4 2 1
476 A. lecanora 3 2 1
477 A. mauritiana 4 2 1
478 A. miliaris 4 2 1
479 Bohadschia atra 5 3 ?
480 B. subrubra 5 3 2
481 B. argus 4 2 2
482 B. marmorata 4 2 2
483 B. similis 3 2 ?
484 B. tenuissima 3 2 ?
485 B. vitiensis 3 2 ?
486 Holothuria (Acanthotrapeza) coluber 4 2 2
487 H. (Cystipus) rigida NK NK 2
488 H. (Halodeima) atra 3 2 2
489 H. (Halodeima) edulis 3 2 2
490 H. (Lessonothuria) pardalis 5 NK 2
491 H. (Mertensiothuria) leucospilota 3 2 2
492 H. (Mertensiothuria) pervicax 4 2 2
493 H. (Metriatyla) albiventer 5 3 2
494 H. (Metriatyla) fuligina 5 NK 2
495 H. (Metriatyla) scabra 3 2 1
496 H. (Microthele) fuscogilva 5 2 1
497 H. (Microthele) fuscopunctata 4 2 1
498 H. (Microthele) nobilis 5 2 1
499 H. (Selenkothuria) erinaceus NK NK 2
500 H. (Semperothuria) cinerascens NK NK 2
501 H. (Semperothuria) flavomaculata 5 NK 2
502 H. (Stauropora) fuscocinerea 4 NK 2
503 H. (Thymiosycia) arenicola 4 NK 2
504 H. (Thymiosycia) gracilis 5 NK 2

217
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


505 H. (Thymiosycia) hilla 4 2 1
506 H. (Thymiosycia) impatiens 4 2 1
507 H. (Platyperona) difficilis 5 NK 2
508 Pearsonothuria graeffei 4 2 1
58 STICHOPODIDAE
509 Stichopus herrmanni 4 2 1
510 S. horrens 4 2 1
511 S. chloronotus 4 2 1
512 S. noctivagus 5 NK 2
513 S. quadrifasciatus 5 NK 2
514 S. vastus Nk NK 1
515 S. pseudohorrens 5 NK 2
516 Thelenota ananas 4 2 1
517 T. anax 4 2 1
518 T. rubralineata 5 3 2
59 CUCUMARIIDAE
519 Cucumaria adela
520 Havelockia conciliatrix 5
521 H. herdmani
522 H. mirabilis 5 3
523 H. versicolor 5 3
524 Hemithyone semperi 5 3
525 Leptopentacta javanicus
526 Ocnus capensis 5 3
527 O. cataphracta 5 3
528 Pentacta anceps 5 3
529 P. armatus 5 3
530 P. australis 5 3
531 P. crassa 5 3
532 P. cucumis 5 3
533 P. dispar
534 P. jaegeri 5 3
535 P. minuta
536 P. quadrangularis 5 3
537 P. robusta
538 P. scandens 5 3
539 Plesiocolochirus challengeri 5 3
540 P. gazellae 5 3
541 Pseudocolochirus axiologus
542 P. tricolor

218
EKHINODERMATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


543 P. violaceus
544 Pseudocnus salmini 5 3
545 Staurothyone rosacea
546 Stolus buccalis 5 3
547 S. canescens 5 3
548 S. molpadoides
549 Thorsonia adversaria
550 Thyone dura
551 T. okeni
552 T. papuensis 5 3
553 T. vilis 5 3
554 T. villosa
555 Trachythyone imbricata 5 3
556 Pygmaea
60 PHYLLOPHORIDAE
557 Afrocucumis africana 3 2
558 Actinocucumis typicus 4 3
559 Cladolabes acicula 5 3
560 C. crassus
561 C. hamatus 5 3
562 C. perspicillum
563 C. schmeltzi 4 3
564 Globosita argus 5 3
565 Mensamaria intercedens 4 3
566 Neocucumis proteus
567 Neothyoniditim magnum 5 3
568 Phyllophorus (Phyllophorella) parvipedes 5 3
569 P. purpureopunctata 5 3
570 P. robusta 5 3
571 Phyllophorus (Phyllothuria) cebuensis 5 3
572 P. hypsipyrga 5 3
573 Phyllophorus (Urodemella) brocki 5 3
574 P. holothurioides 5 3
575 Phyrella fragilis 5 3
576 Selenkiella siamense 5 3
577 Semperiella tenera 5 3
578 Thyonidiella oceana 5 3
61 CAUDINIDAE
579 Acaudina gephyra 5 3
580 A. molpadioides 5 3

219
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


581 Paracaudina chilensis
62 SYNAPTIDAE
582 Anapta gracilis 5 3 2
583 A. subtilis 5 3 2
584 Euapta godeffroyi 4 3 2
585 Labidoplax dubia 5 3 2
586 L. incerta ( 5 3 2
587 L. variabilis 5 3 2
588 Ophiodesoma grisea 4 Nk 2
589 Synaptula maculata 3 2 2
590 S. denticulata 4 NK 2
591 O. radiosa 5 3 2
592 O. serpentina 4 3 2
593 O. spectabilis
594 Patinapta laevis 5 3 2
595 P. ooplax 5 3 2
596 Pendekaplectana nigra 5 3 2
597 Polyplectana kefersteini 5 3 2
598 Protankyra asymmetrica 5 3 2
599 P. bankensis 5 3 2
600 P. petersi 5 3 2
601 P. pseudodigitata 5 3 2
602 P. rodea 5 3 2
603 P. similis
604 P. verrilli
605 Synapta maculata 5 3 2
606 Synaptula alba 5 3 2
607 S. albolineata 5 3 2
608 S. aspera 5 3 2
609 S. atra 5 3 2
610 S. bandae 5 3 2
611 S. boweniensis
612 S. denticulata 4 3 2
613 S. indivisa 4 3 2
614 S. lactea 4 3 2
615 S. maculata 5 3 2
616 S. neirensis 5 3 2
617 S. psara 4 3 2
618 S. purpurea 5 3 2
619 S. recta 4 3 2

220
EKHINODERMATA BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Bohadschia argus

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


620 S. reticulata 4 3 2
621 S. striata 4 3 2
622 S. tualensis 5 3 2
623 S. violacea 5 3 2
624 S. virgata 4 3 2
63 CHIRIDOTIDAE
625 Chiridota amboinensis 5 3 2
626 C. liberata 4 3 2
627 C. rigida 4 3 2
628 Polycheira echinata 5 3
629 P. rufescens 4 3 2
64 HOLOTHURIIDAE
630 Holothuria aemula
631 H. axiologa
632 H. conica
633 H. ciimulus
634 H. dietrichi
635 H. fuscopunctata 3 3 1

221
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


636 H. marginata 5 3
637 H. miiis 5 3
638 H. saecularis
639 H. sluiteri
65 CUCUMARIIDAE
640 Cucumaria duriuscula 5 3
641 C. frauenfeldi
642 C. japonica
643 C. tenuis
644 Pentacta cylindricus
645 Pentamera citrea
646 Plesiocolochirus inornatus
647 Pseudocnus leoninus
648 Thyone discolor
66 PHYLLOPHORIDAE
649 Phyllophorus bedoti
650 P. (Urodemella) occidentals
67 MOLPADIIDAE
651 Paracaudina australis

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

222
EKHINODER- BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MATA

Choiraster granulatus
dengan latar belakang Lobophyllia corymbosa
223
224
Ikan

Arohamia sp.
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi
Jumlah ikan di dunia yang telah berhasil di identifikasi sekitar 32.000 jenis (Matsura,
presscom). Sebagai pembanding Jepang yang mempunyai data base yang cukup
baik mempunyai 4.000 jenis dan di Indonesia diperkirakan ada sekitar 4.500 jenis.
Uraian mengenai ikan dibuat lebih luas oleh karena beberapa jenis ikan mempunyai
karakteristik baik dari segi ekonomis maupun dari sisi keistimewaan asal usul.

Ikan merupakan hewan yang hidup di air, bertulang belakang, bernafas dengan
insang dan alat gerak utamanya berupa sirip. Ikan termasuk hewan tingkat tinggi
dibedakan menjadi ikan jantan dan betina. Bereproduksi dengan cara menghasilkan
sperma dan telur. Telur yang telah dibuahi akan dipelihara dan dilindungi oleh
induknya. Ada pula jenis ikan tertentu yang memelihara anakan di dalam mulut
induk jantan atau ikan betina. Ikan kerapu dan ikan napoleon merupakan ikan yang
mengalami perubahan kelamin ketika menjadi tua. Ikan Napoleon dan Ikan Kerapu
pada masa muda umumnya adalah berkelamin betina dan sesudah mencapai
ukuran tertentu akan berubah kelamin menjadi ikan jantan. Beberapa ikan hiu ada
yang bertelur dan meletakkan telurnya diikatkan di karang atau di lamun namun
ada juga yang bersifat ovovivipar yaitu bertelur tetapi telurnya tetap berada didalam
tubuh induknya hingga menetas. Sesudah menetas dan menjadi anakan ikan akan
dikeluarkan dari tubuh induknya sehingga seolah-olah terlihat seperti melahirkan.
Hampir semua jenis ikan pari juga bersifat ovovivipar.

Sebaran ikan sangat luas yaitu dari daerah antartika hingga daerah tropis dan dari
yang paling dangkal hingga laut yang paling dalam. Penghuni laut yang paling dangkal
mungkin adalah ikan glodok yang hidup di bawah pohon-pohon mangrove di tempat
pasang surut sering nongkrong di atas dahan-dahan atau di atas lumpur. Namun
bila kita perhatikan sebaran ikan tergantung jenis dan letak geografinya. Ikan-ikan
pelagik dapat kita katakan sebarannya kosmopolitan dan dapat ditemukan dimana
saja dan sering melakukan migrasi ke beberapa daerah yang luas. Ikan dimersal atau
ikan karang mempunyai daerah sebaran yang terbatas di sekitar terumbu karang
dan sangat tergantung dari sumber makanan dan sebaran anakannya. Anakan ikan
karang tersebar mengikuti pola arus yang ada di sekitarnya. Sedangkan ikan-ikan
yang hidup di daerah dingin selalu menghindar untuk ke daerah tropis oleh karena
itu ada jenis-jenis tertentu yang dikelompokan dalam ikan ”anti-equator atau anti-
tropical species”. Ikan jenis ini tidak pernah bermigrasi atau hidup di perairan yang
hangat. Namun ada juga ikan hiu putih bermigrasi dari daerah dingin ke daerah
yang lebih hangat. Hiu putih dikenal mempunyai kecepatan renang yang paling
tinggi melakukan migrasi yang sangat jauh. Pada musim dingin ikan hiu putih
melakukan migrasi dari daerah sekitar California menuju Hawaii dan kembali lagi
dari Hawaii ke pantai California pada musim panas (Knowlton 2010). Sedangkan
ikan tuna sirip biru selalu bermigrasi dari pantai California menuju Jepang dan balik
lagi ke California dalam waktu enam bulan.

225
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Ukuran ikan dewasa sangat bervariasi dari yang hanya beberapa milimeter hingga
yang berukuran beberapa meter. Ikan yang paling besar yang merupakan top
karnivora yaitu Ikan hiu putih (Carchardon carcharias). Sedangkan ikan yang
bersifat herbivora atau pemakan plankton yang berukuran besar adalah Basking
shark (Cetorhinus maximus).

Nilai Ekonomis Komersial


Ikan merupakan kelompok yang hampir semuanya mempunyai nilai ekonomis
penting. Komoditas ini dapat dijual sebagai bahan makanan yang berupa daging
ikan, sirip ikan, minyak ikan dan tepung ikan. Disamping itu ikan juga dapat dijual
sebagai ikan hias. Pada dekade terakhir banyak juga ikan konsumsi yang dijual
dalam kondisi masih hidup. Hal ini biasanya dilakukan di restoran-restoran besar
dan pembeli tinggal menunjuk ikan yang diinginkan untuk dimasak dan disantap.
Permintaan komoditas ikan semakin hari semakin diminati dan meningkat oleh
karena adanya kesadaran masyarakat bahwa daging ikan lebih sehat dibandingkan
dengan daging yang berasal dari hewan darat lainnya. Harga ikan sangat bervariasi
tergantung jenisnya dan ditingkat mana anda memperolehnya. Terlihat sangat
mencolok perbedaan harga ikan ditingkat nelayan, dipelelangan ikan, warung,
restoran dan ditingkat eksportir. Adanya perbedaan yang sangat tajam inilah yang
merupakan salah satu penyebab mengapa nelayan Indonesia pada umumnya belum
merasakan hidup sejahtera. Pedagang yang menguasai rantai perdagangan yang
panjang mulai dari pengepul, pedagang perantara, juragan dan eksportirlah yang
menikmati empuknya daging ikan. Contoh harga ikan yang disurvei di Bitung pada
bulan Mei 2014 , harga untuk ikan kakap merah laut dalam, harga ditingkat nelayan
Bitung Rp 10.000 – 12.500/kg, harga ditingkat pelelangan ikan yang dikuasai para
pedagang tingkat pertama harga naik berkisar antara Rp 25.000 – 30.000 dan
setelah masuk di super market harga telah mencapai Rp 55.000 – 60.000. Harga
ini sama dengan jika Ikan kakap merah ini dijual di restoran kecil yang menyajikan
ikan bakar. Ikan yang mempunyai harga termahal adalah ikan konsumsi yang dijual
dan diekspor dalam kondisi hidup misalnya ikan Napoleon dan kerapu, kemudian
diikuti oleh ikan-ikan yang dikonsumsi dalam bentuk mentah segar misalnya ikan
tuna untuk sasimi dan terakhir jenis-jenis ikan yang dijual sebagai lauk pauk atau
untuk makanan olahan keseharian. Ikan hias harganya tergantung dari keindahan
warna dan status kelangkaan ikan tersebut, namun ikan tertentu harganya dapat
sangat tinggi misalnya untuk Ikan Pari Batik (Aerobalus narinari) harganya dapat
mencapai US$300/ekor.

Pada tabel 23 dan 24, disajikan harga beberapa komoditas ikan yang dijual dalam
bentuk hidup, sebagai komoditas pangan dan sebagai ikan hias. Oleh karena hampir
semua jenis ikan laku dijual maka pada tabel tersebut hanya diberikan contoh untuk
20 jenis yang mewakili ikan yang dijual dalam kondisi hidup, ikan mentah segar,
ikan olahan dan ikan hias.

226
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 23. Contoh daftar harga ikan hias laut ditingkat eksportir di Jakarta, harga dalam US$.
Harga sangat bervariasi tergantung dari bentuk ukuran dan warna ikan. Disini diberikan
contoh harga 7 jenis ikan dengan harga yang tertinggi dan 3 jenis ikan yang murah. Ada
sekitar 425 jenis ikan hias laut yang diperdagangkan

No Nama ilmiah Nama dagang Nama Indonesia Harga (US $)


01 Pomacanthus imperator Emperor angel Kambing-kambing. 75

02 Apolemicthys xanthurus Yellow tail angel Angel marmut. 30

03 Euxiphipops navarcus Majestic angel Angel piama. 30

04 Coris aygula Clown coris Ikan badut 30

05 Balistoides conspicillum Clown trigger Ikan badut trigger 27.5

06 Acanthurus japonicus Yellow japonicus surgeon Botana kacamata. 22.5

07 Cirrhilabrus naokoae Naoko wrasse KKO Jerman 20

08 Amphirion percula True percula Badut irian 7.5

09 Lepidozygua tapeinosoma Fusilier damsel Betok Aceh. 2.0

10 Glyphidodontops cyaneus Blue devil Betok biru 0.55

Tabel 24 . Daftar harga untuk 10 jenis ikan konsumsi baik hidup maupun mati. berhubung
semua ikan mempunyai nilai ekonomi maka pada daftar ini hanya mencantumkan 10 harga
ikan laut yang termahal untuk katagori ikan pangan (2014)

No Nama jenis ikan Harga /kg Keterangan


01 Chelinus undulatus. Rp. 1.800.000 Ikan Napoleon, Harga ditingkat nelayan Anambas.
Dijual dalam kondisi hidup.
02 Rhyncobatus sp. Rp. 2.000.000 Sirip ikan Pari Lontar. Dijual dalam satu set sirip
dorsal, ventral dan sirip ekor. Harga ditingkat
nelayan Lembar dan Bengkulu.
03 Manta sp. Rp. 500.000 Ikan pari. Harga ini hanya untuk insangnya saja
dan untuk bahan obat-obatan Cina.
04 Carcharinidae. Rp. 1.250.000 Sirip ikan hiu, dijual dalam satu set, harga
ditingkat nelayan Tanjung luar, Lombok.
05 Cephalopolis sp. Rp. 330.000 Kerapu sunu halus, harga ditingkat nelayn
Anambas. Dijual dalam kondisi hidup.
06 Epinephelus sp. Rp. 180.000 Kerapu tikus, harga ditingkat nelayan Anambas,
dijual dalam kondisi hidup.
07 Tunus spp. Rp. 80.000 Ikan tuna di tingkat pasar swalayan.

08 Scomberomorus sp. Rp. 86.000 Ikan tenggiri, harga di tingkat pasar swalayan.

09 Siganus spp. Rp. 55.000 Ikan beronang, ukuran 1 kg 2 ekor, harga ditingkat
restoran Menado.
10 Aphreus spp. Rp. 30.000 Kakap merah laut dalam, harga di pelelangan ikan
bitung. Manado.
11 Lutjanus spp. Rp. 30.000 Kakap putih, harga di pelelangan ikan, Bitung,
Manado.

227
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Keanekaragaman jenis
Jenis ikan yang ada didunia sekitar 32.000 jenis, termasuk ikan tawar dan ikan
yang hidup di laut. Data tahun 2009 menunjukan bahwa jumlah jenis yang ada di
dunia sekitar 31.200. Jumlah jenis ikan ini akan terus bertambah dengan adanya
penemuan baru yang biasanya rata-rata setahun 200 jenis. Dari 32.000 jenis ikan
ini dikelompokan menjadi 62 ordo, 515 suku dan 4.494 marga. Ordo perciformis
merupakan ordo yang paling dominan dengan 160 suku, 1.539 marga dan sekitar
10.000 jenis (Barnes, 1987). Di Indonesia hingga saat ini ditemukan sekitar 4.000
species. Bandingkan dengan ikan yang ditemukan di Malaysia yang terdiri dari
2.243 jenis. 1.636 jenis merupakan ikan laut dan 413 jenis ikan air tawar (Ambak et
al. 2010).

Beberapa jenis ikan mempunyai kedudukan yang istimewa oleh karena nilai
ekonomisnya yang tinggi, status kelangkaannya atau karena status perdagangannya
yang unik. Oleh karena itu beberapa jenis ikan berikut ini dibahas lebih rinci.

1. Ikan Coelacanth
Ikan ini dimasukan ke dalam eksotik species oleh karena ikan ini merupakan nenek
moyang ikan atau ”fosil hidup” yang telah hidup di bumi ini sejak 375 juta tahun
yang lalu. Hal ini sangat luar biasa oleh karena selama kurun waktu tersebut masih
dapat hidup di bumi. Dengan mempelajari ikan ini kita bisa mempelajari proses
evolusi dari hewan berkaki empat. Dimulai dari ikan berevolusi menjadi amphibi ke
reptil yang kemudian berevolusi menjadi mamalia.

Biologi dan sebaran


Ikan coelacanth merupakan ikan yang unik dan antik atau lebih dikenal sebagai fosil
hidup karena ikan jenis ini telah ada di bumi sejak sekitar 375 juta tahun yang lalu
yaitu pada jaman Devonian. Melihat umurnya Coelacanth lebih tua dari Dinosarus
yang lahir di bumi sekitar 200 juta tahun yang lalu atau pada jaman Triasic.

enadoens is
Latimeria m
228
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Ikan ini unik karena merupakan hewan peralihan dari reptil menuju ke bentuk ikan.
Ciri-ciri ini antara lain adanya sirip tambahan pada sirip ekor sehingga terkesan
adanya ujung ekor yang lancip seperti anak panah yang tidak dijumpai pada ikan-
ikan lainnya. Siripnya berjumlah tujuh dengan tulangnya yang berlubang. Sirip
dubur, sirip punggung dan sirip perut masih terlihat sebagai alat jalan dari pada alat
untuk berenang. Posisi anus dan alat reproduksi berada di tengah-tengah antara
sirip perut yang bentuknya seperti kaki pada reptil. Pada bagian kepala masih
terlihat adanya sambungan kepala dan badan yang seolah-olah seperti leher dan
disebut sebagai intrakranial.

Ikan Coelacanth dewasa dapat mencapai ukuran lebih dari 98 kg dan panjang dapat
mencapai dua meter. Hidup pada tempat yang dalam 150- 200 meter pada suhu
antara 15-180C membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 2 – 14 ekor, namun
ikan ini lebih sering terlihat soliter. Ikan Coelacanth merupakan ikan karnivora
mencari makan pada malam hari dan memakan ikan yang ada di dasar perairan.
Ikan ini hidup di gua-gua kecil dengan gerak renang yang lambat dan umumnya
berada dekat dengan aktivitas vulkanik.

Pola reproduksi dari ikan ini adalah ovovivipar yaitu menghasilkan telur namun
telur itu dierami di dalam perut induknya hingga siap untuk dilahirkan. Jumlah
telur relatif sedikit yaitu hanya sekitar 24 buah. Ukuran telur sangat besar yaitu
mencapai diameter 0.9 cm. Masa pengeraman cukup lama yaitu dibutuhkan sekitar
satu tahun dalam kantung reproduksi hingga siap untuk dilahirkan. Anakan yang
dilahirkan dapat mencapai ukuran panjang 32 cm (Woodruff, 2002).

Bentuk insang ikan ini mempunyai rasio antara permukaan insang dan massa
tubuh sangat rendah yaitu hanya 17,1 mm2/g. bandingkan ikan tuna ekor kuning
sebesar 1438 mm2/g. (Farwell, 2002). Implikasi dari kondisi ini adalah ikan dengan
kemampuan penyerapan oksigen yang sangat rendah, tingkat metabolisme akan
rendah, kebutuhan makanan juga akan rendah dan tentunya gerakan akan lambat
dan sifat hidupnya akan lebih banyak diam.

Ikan Coelacanth pertama kali ditemukan pada tahun 1938. Sebaran ikan Coelacanth
hingga saat ini hanya ditemukan di perairan dekat kepulauan Komoro, Afrika selatan
dan Sulawesi utara, Indonesia. Namun diperkirakan sebaran ikan ini kemungkinan
berada di Selatan Jawa, Laut Karibia, Teluk
Meksiko, Laut Cina selatan dan Laut Andaman.
Lokasi-lokasi tersebut diperkirakan mempunyai
kondisi lingkungan yang memungkin ikan ini dapat Status
bertahan hidup. Hasil penelitian di Indonesia ikan Perlindungan
ini ditemukan di sepanjang pantai utara Pulau
Sulawesi pada kedalaman antara 150 – 200 meter Ikan Coelacanth sejak
dengan suhu antara 16 – 200C. Pada tahun 2010 tahun 2005 telah masuk
Ikan Coelacanth ini juga ditemukan juga di Pulau dalam appendik I CITES
Biak, Papua pada kedalaman sekitar 150 meter. dan oleh pemerintah
Indonesia melalui menteri
kehutanan ditetapkan
sebagai satwa yang
dilidungi.
229
2
2229
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Keanekaragaman jenis
Status taksonomi ikan ini telah berada di bumi sejak 375 juta tahun yang lalu.
Kerabat dekatnya adalah Macropoma yang yang merupakan ikan yang hidup pada
jaman Cretaceous, 75 juta tahun yang lalu. Pada saat ini ada 2 jenis Coelacanth yaitu
Latimeria chalumnae dan Latimeria menadoensis. L. chalumnae ditemukan di
Comoro, Afrika. Sedangkan L. menadoensis ditemukan di Sulawesi utara dan Pulau
Biak. Nama Latimeria diberikan untuk menghormati penemunya yang bernama
Marjorie Courtney Latimer.

Koleksi ikan ini ada di Museum Zoologicum Bogariense di Cibinong yang mempunyai
panjang sekitar 120 Cm dan pada bulan Mei 2007 ditemukan lagi satu specimen dari
teluk Manado yang secara tidak sengaja terpancing oleh nelayan Panjang ikan ini
sekitar 130 Cm. Koleksi kedua ini disimpan di Pemda propinsi Sulawesi utara.

2. Ikan Hiu dan Ikan Pari.


Ikan hiu dibahas tersendiri karena reputasinya ikan hiu dianggap salah satu ikan
yang berbahaya yang kadang-kadang menyerang manusia. sebenarnya hanya
sebagian kecil saja ikan hiu yang berbahaya, sebagian besar ikan hiu tidak berbahaya.
Disamping itu ikan hiu mempunyai arti yang sangat penting dari perekonomian
masyarakat nelayan Indonesia. Makin mahalnya sirip ikan hiu menyebabkan ikan
hiu diburu secara besar-besaran yang dimulai sejak sekitar tahun 1980. Ikan hiu
yang ditangkap pada tahun 2004 tercatat 59.230 ton. Tidak hanya ikan hiu kerabat
dekat ikan hiupun diburu secara intensif yaitu ikan Pari 62.520 ton (Fahmi and
Adrim, 2007).

Biologi dan sebaran


Ikan hiu tersebar di seluruh perairan mulai dari daerah tropis hingga subtropis dan
sebaran vertikal mulai dari tempat dangkal yaitu di bawah akar mangrove hingga
tempat dalam lebih dari 50 meter. Kemampuan hiu untuk beradaptasi diberbagai
lingkungan menyebabkan hiu mempunyai sebaran yang sangat luas. Misalnya
hiu tokek disebut demikian karena tampangnya dan warna kulitnya seperti tokek
biasanya dapat ditemukan di padang lamun atau bahkan di bawah pohon mangrove.
Hiu ini kadang terjebak di antara akar mangrove pada saat air surut. Sedangkan
hiu putih yang mempunyai ukuran paling besar diantara species ikan hiu hanya
ditemukan di daerah subtropis yaitu di selatan Afrika atau di selatan Australia.
Beberapa hiu lebih senang hidup di sekitar terumbu karang dan beberapa hiu hidup
di laut lepas dan yang lain lebih menyukai daerah padang lamun atau sekitar hutan
mangrove.

Ukuran tubuh hiu juga bervariasi tergantung jenisnya mulai kurang dari setengah
meter hingga beberapa meter dengan berat lebih dari 300 kg. Ikan hiu dan ikan
pari berbeda dengan ikan lainnya oleh karena ikan hiu tidak mempunyai gelembung

230
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

renang sehingga ikan hiu tidak bisa diam dan mengapung. Ikan hiu akan selalu
bergerak agar tidak tenggelam. Ikan hiu sering terlihat diam di dasar perairan untuk
beristirahat atau tidur di antara karang dan di gua-gua kecil. Beberapa jenis ikan
Hiu mempunyai ukuran hati yang sangat besar. Hampir dua pertiga rongga perut
hiu botol terdiri dari hati yang berisi minyak sequalen. Besarnya hati hiu yang berisi
sebagian besar minyak sequalen berfungsi sebagai alat pengapung sebagai pengganti
tidak adanya gelembung renang pada ikan hiu.

Ikan hiu dan ikan pari mempunyai keistimewaan yang lain yaitu seluruh tulangnya
berupa tulang rawan. Oleh karena itu keduanya dimasukkan dalam kelompok
elasmbranchii. Disamping itu ikan hiu juga tidak mempunyai visica urinaria atau
kantong kemih, hal inilah yang meyebabkan daging ikan hiu agak berbau pesing
bila kita makan. Untuk menghilangkan bau pesing daging ikan hiu, dapat diproses
dengan merendam dulu di air hangat untuk sementara waktu sebelum daging hiu
dimasak. Bau pesing juga dapat dihilangkan dahulu dengan cara memanggang
daging hiu sebelum dimasak, hal ini telah di lakukan oleh orang sunda, dalam
memasak ikan hiu untuk dijadikan ”manggut”.

Reproduksi ikan hiu termasuk lambat oleh karena ikan hiu pada umumnya bersifat
ovovivipar yaitu bertelur namun telurnya dierami di dalam tubuh ikan hiu dan
setelah cukup umur anakan ikan hiu akan dikeluarkan sebagai bayi hiu. Sehingga
seolah-olah ikan hiu melahirkan anaknya. Namun ada beberapa hiu yang hidup di
padang lamun bertelur dan telurnya berupa rangkaian yang diikatkan pada lamun.

Manfaat ikan hiu dan Ikan Pari.


Manfaat ikan Hiu, hampir seluruh tubuh ikan hiu dapat dimanfaatkan yaitu mulai dari
tulangnya yang berupa tulang rawan sebagai bahan obat-obatan, dagingnya untuk
bahan makanan, siripnya untuk sup dan minyak hati ikan hiu kaya akan sequalene.
Tulang rawan ikan hiu dapat dipakai sebagai bahan obat-obatan untuk kanker dan
obat stroke. Minyak hati ikan hiu mengandung sequalene yang kaya
akan omega 3

ocellatus
Actobastus

varnak
Himantura
231
BIODIVERSITAS
B
BIO
BIIOD
ODIV
ODIV
IVEER
ERSI
ERS
SITA
SITTAS BIOTA
TAS BIOT
IOT
OTA
A LAUT INDONESIA

rus
melanopte
Carcharinus

dan ikan hiu penghasil sequalene terutama dari kelompok suku squalidae. Bagian
tubuh ikan hiu yang paling berharga adalah siripnya, yang dimanfaatkan untuk sup
sebagai menu pembuka di restoran Cina. Harga sirip ikan hiu yang telah siap dimasak
berkisar antara Rp 4 - 5 juta /Kg, tergantung
kualitasnya (harga di pasar Glodok). Daging
hiu sebenarnya tidak disukai oleh karena
adanya bau pesing, oleh karena itu harganya
Status Perlindungan tidak begitu mahal. Pemburu ikan hiu untuk
siripnya sering melakukan hal-hal yang
Dari sekitar 250 yang ada di sangat tidak baik yaitu setelah menangkap
indonesia 4 jenis telah masuk ikan hiu siripnya dipotong dan ikan hiu
dalam appendik II CITES. yang kadang-kadang belum mati langsung
Keempat jenis hiu adalah dibuang lagi ke laut. Kulit ikan hiu sering
Carcharinus longimanus (hiu disamak untuk dijadikan bahan tas dan
lajaman), Sphyrina lewini, kerajinan. Tulang ikan hiu yang seluruhnya
Spyrina mokarran, sphyrina berupa tulang rawan banyak mengandung
zygaena. Ketiga jenis yang chondroitin yang merupakan senyawa
terakhir ini di Indonesia mukopolisakarida. Senyawa ini bersifat asam
dikenal sebagai hiu mar til. mengandung asam amino hexosamin yang
Dua jenis yang juga masuk banyak mengandung sulfur. Di pasaran ektrak
dalam appendik II CITES tulang ikan hiu diyakini dapat dipakai untuk
namun tidak dijumpai di pengobatan osteoporosis.
perairan Indonesia adalah
Charcharodon carcharias (hiu
putih raksasa) dan Lamna
nasus. Keanekaragaman jenis.
Status taksonomi ikan hiu dan ikan pari
Sedangkan jenis ikan pari ini dikelompokan dalam condrichthyan.
yang masuk dalam daftar Jumlah spesies kedua ikan hiu dan pari di
CITES appendik II adalah dunia diperkirakan sebanyak 375 – 500 jenis
Pritic microdon. Di Indonesia dan sejauh ini telah berhasil di identifikasi
lebih dikenal dengan nama hiu sebanyak 78 ikan hiu, dan 56 ikan pari (White et
gergaji walaupun sebenarnya al 2006). Sedangkan penelitian yang dilakukan
termasuk ikan pari. Jenis ikan di sepanjang laut selatan Jawa yang ditemukan
pari yang juga masuk dalam sebanyak 69 jenis hiu (Dharmadi et al 2007).
daftar appendik II CITES
adalah Manta biroreis dan
Manta alferdi , kedua jenis ini
2tida
233 2 k ditemukan di Indonesia.
232
32
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

3. Ikan Napoleon

Biologi dan sebaran


Ikan Napoleon dengan nama ilmiah Cheilinus undulatus dari suku Labridae atau
dalam bahasa lokal ikan Maming dimasukan kedalam ikan eksotik oleh karena
harganya yang sangat mahal. Pada tahun 2005 harga satu kilogram ikan ini di
tingkat nelayan penangkap Rp 125.000 – 200.000., sedangkan harga di Hongkong
Rp 1.000.000 – 1.250.000. Penyebab harga yang mahal dari ikan ini karena adanya
masalah harga diri dan gengsi. Konon kabarnya raja-raja pada jaman dinasti Ming
selalu makan ikan jenis ini, sehingga bila anda makan ikan ini berarti anda adalah
bagaikan raja pada jaman dinasti Ming. Hasil survey terakhir (2014) harga ikan
Napoleon di tingkat nelayan Kepulauan Anambas US $ 185 untuk satu ekor ikan
Napoleon dengan berat antara 800 - 1.000 gram.

Ikan Napoleon hidup tersebar di seluruh perairan Indonesia, biasanya berada dekat
terumbu karang. Berenang-renang dekat tubir, gerakannya lambat dan mempunyai
daya jelajah sekitar 10 km. Populasi ikan ini relatif kecil, biasanya hidup dalam
kelompok kecil yang terdiri dari 2 – 20 ekor per km. Pada waktu masih kecil
biasanya hidup diantara karang dan sesudah besar hidup tidak jauh dari terumbu
karang. Dalam siklus hidupnya mengalami empat kali ganti pola warna mulai dari
hijau cerah kekuningan, hijau cerah,
hij
hijau dan hijau kebiruan. Pola warna
hij
juga selalu berubah sesuai dengan
ju
tingkat kedewasaan namun ada yang
tin
tidak berubah dari kecil hingga dewasa
ti
yyaitu adanya dua garis hitam yang
ada di dekat matanya. Ciri khas inilah
a
yyang dipakai untuk membedakan
ikan Napoleon dari jenis yang lain.
Ciri fisik yang lain adalah bertambah
tebal bibirnya dan tonjolan di kepala
dengan bertambahnya usia. Untuk
ikan Napoleon jantan semakin besar
du la tu s ukurannya semakin tebal bibir dan
Cheilinus un
tonjolan di kepalanya. Tonjolan
di kepala mulai terlihat pada ikan
dengan ukuran lebih dari 40 cm.
Ikan Napoleon dapat tumbuh
hingga 2,5 meter, dengan berat 191 kg dan dapat mencapai umur 32 tahun. Ikan
Napoleon menjadi dewasa pada umur sekitar 5 tahun. Pada ukuran lebih dari 60 cm
mengalami perubahan seksual dari betina menjadi jantan. Hanya ikan betina yang
mengalami perubahan kelamin sedangkan ikan yang sejak menetas berkelamin
jantan hingga berukuran besar tetap akan menjadi ikan jantan. Dalam satu populasi
ikan Napoleon akan membentuk harem dengan satu ikan jantan dan beberapa ikan
betina. Bila ikan jantan mati maka akan digantikan oleh ikan jantan lainnya.

233
StatIus PerlSIindu
BIODIVERSITAS
BI
B ODIV
OD VER
ERSI TTA BIInga
AS BIOTA
B Ln
OTTA LAUT
O LA
AU
UTT INDONESIA
IND
NDOON
NEESSIA
IA

Ikan Napoleon telah masuk dalam


appendik II CITES dan masuk
dalam IUCN red list sebagai jenis
Ikan Napoleon di Anambas dikenal
yang vulnerable.
sebagai ikan ketipas. Para nelayan telah
melakukan praktek pembesaran Ikan
Hal ini disebabkan adanya
Napoleon pada jaring tancap ataupun
kekawatiran akibat cara
jaring apung. Anakan Napoleon di
penangkapannya yang tidak
tangkap pada saat masih berukuran
ramah lingkungan. Penangkapan
sangat kecil sekali yaitu antara 0,5-1 cm.
ikan ini dilakukan dengan cara
Anakan Napoleon selalu berada dekat
mengejar ikan ini dan ikan ini
dengan rumpun sargassum sebagai
bila dikejar akan masuk di dalam
tempat berlindung. Anakan Napoleon
atau diantara koloni karang. Ikan
ini lalu dibesarkan selama kurang lebih
yang telah bersembunyi dibalik
lima tahun. Dalam waktu lima tahun
karang akan disemprot dengan
ikan napoleon berubah dari ukuran 1 cm
cyanida atau yang lebih dikenal
hingga mencapai 800 - 1000 gram hingga
potas. Ikan yang terkena cyanida
berat 1kg. Harga termahal dari Napoleon
akan teler atau mabuk dan keluar
adalah yang berukuran antara 800 - 1200
dari persembunyiannya. Ikan
gram dan bila ukuran lebih dari 1500
dalam kondisi mabuk akan dengan
gram harga akan turun.
mudah ditangkap.

Bila ikan tidak mau keluar dari


persembunyiannya maka karang Keanekaragaman jenis
akan dibongkar. Cara inilah yang Napoleon wrasse, Ikan Maming, ikan
menyebabkan kerusakan terumbu Angke atau Chelinus undulatus termasuk
karang yaitu karang yang terkena dalam suku Labridae dan marga Chelinus.
cyanida akan mati dan karang Di dalam marga Chelinus ini ada sekitar
dibongkar secara fisik juga akan lima jenis dan yang paling dekat dengan
mengalami kematian. Chelinus undulatus adalah Chelinus
trilobatus. Ketika masih muda kedua
ikan ini sulit untuk dibedakan. Untuk
membedakan keduanya lihat ada tidaknya
dua garis hitam di dekat matanya. Bila ditemukan dua garis hitam di dekat matanya
tidak salah lagi itu pasti ikan Napoleon.

4. Ikan Kerapu
Ikan kerapu kita masukan dalam ikan eksotis oleh karena harganya dan oleh karena
diperdagangkan dalam bentuk hidup. Seperti halnya ikan Napoleon ikan kerapu
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, oleh karena permintaan pasar China,
Hongkong, Taiwan dan Singapura. Sebagai gambaran dari jumlah total perdagangan
ikan kerapu pada tahun 2002 sebanyak 18.000 ton dengan nilai $ 486 juta hongkong
dolar. Harga per kilogram bervariasi tergantung jenisnya yaitu berkisar antara $
20 – 125/kg (Sadovy et al, 2003). Kerapu sunu atau lodi yang berwarna merah
merupakan ikan yang paling mahal diantara ikan kerapu lainnya. Harga jual kerapu
jenis ini di Cina 13.980 yuan pada tahun 2013.

Ikan kerapu pada umumnya masuk dalam suku Serranidae dan dalam rantai
makanan ikan jenis ini adalah top karnivora dan sebagai predator. Bila ikan ini telah

234
IKAN BIODIVERSITAS
BIOD
BI OD
DIV
VER
RSI
S TA
TASS BIOTA
BIOT
BIO
BIOTA LAUT
OTA LAUT
LAU
LAUT INDONESIA
IIND
NDON
ND ONES
ONES
ON ESIA
IA

tivelis
Cromileptes al
erra
Epinephelus m

menjadi dewasa biasanya sudah tidak ada lagi musuhnya dan dia akan berfungsi
sebagai pengontrol predator yang ada disekitarnya. Ikan jenis ini biasanya berumur
panjang, kematangan gonad atau menjadi dewasa membutuhkan waktu yang lama.
Kelimpahan jenis ini biasanya rendah dan pada individu dewasa sering berganti
kelamin. Tingkah laku waktu bereproduksi unik yaitu ikan ini akan berdatangan pada
suatu daerah dan pada waktu tertentu berkumpul bersama-sama untuk melangsung
prosesi perkawinan masal. Perkawinan masal ini dapat terdiri beberapa ratus ekor
hingga ribuan ekor. Perkawinan ini terjadi setiap tahun pada waktu dan tempat yang
sama serta biasanya juga mengikuti siklus bulan. Sesudah melakukan perkawinan
masal mereka akan berpencar kembali dan akan kembali untuk tahun berikutnya.

Adanya ritual yang tetap dan dapat diperkirakan waktu dan tempatnya menyebabkan
ikan jenis ini rawan terhadap ekploitasi yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena
itu diperlukan suatu aturan yang jelas untuk melindungi lokasi-lokasi tempat
pemijahan dari ikan-ikan kerapu. Pada terjadi perkawinan masal lokasi tersebut
ditutup untuk aktivitas penangkapan.

Keanekaragaman jenis Status


Ikan yang dimasukan dalam grup ikan kerapu Perlindungan
sebenarnya terdiri dari marga Epinephelus,
Cromileptes dan Plectropomus. Dari tiga marga Ikan kerapu belum
yang diperdagangkan sebagai ikan hidup biasanya termasuk dalam
hanya terdiri dari 11 jenis yang paling umum yaitu: apendik CITES dan
Epinephelus lanceolatus (Kerapu Lumpur), E. belum masuk jenis yang
fuscoguttatus, E. polyphekadion, E. bleekeri, E. dilindungi artinya masih
akaara, E. malabaricus, E. coiodes, Cromileptes diperbolehkan untuk
altivelis (kerapu bebek). Plectropomus leopardus diperdagangkan secara
(kerapu Sunu), P. maculatus, dan P. areolatus. bebas.

235
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

5. Anguila (belut laut)


Anguila
g (Eel)
( atau orang menyebutnya glass eel (kalau
masih keckecil), belut laut atau sidat. Jenis ini kita masukan
ke dalam eksotik
e species oleh karena sifat hidupnya yang
unik dan harganya cukup mahal. Penggemar berat belut
laut adalah
adal orang Jepang yang disajikan sebagai belut
panggang (unagi). Jenis ini pada waktu masih larva
panggan
hidup di muara-muara sungai yang besar. Belut laut ini
tumbuh menjadi individu dewasa dan besar di sungai.
sis
A.borneen Belut ya yang sudah siap memijah akan kembali ke laut
dan akan
aka bertelur di tengah laut. Diduga tempat
memijah belut laut ini berada di laut yang cukup dalam
memija
dan berhubungan
ber dengan adanya geothermal. Siklus
kehidupannya berkebalikan dengan ikan salmon.
kehidup
Jika salmon
sa memulai hidupnya di sungai yaitu telor
pacifica menetas dan menjadi anakan ikan, selanjutnya akan
meneta
A. bicolor
menuju kelaut dan hidup menjadi dewasa di laut.
menuj
Pada waktu induk-induk salmon ini siap untuk
memijah maka jantan dan betina beramai-ramai
memij
menuju ke hulu sungai untuk memijah. Sedangkan
menu
belut laut, kehidupan larva dimulai di tengah
laut yangy cukup dalam. Larva ini nantinya akan
icolor
A.bicolor b berkembang menjadi belut yang kecil-kecil yang
berke
akan menuju muara sungai dan selanjutnya akan
berkembang menjadi belut dewasa di sungai. Belut
berk
laut tenyata kehidupannya sangat unik oleh karena
jenis kelamin belut laut ada yang hermaprodit.
Pada waktu masih berukuran kecil belut laut akan
Pad
berkelamin jantan dan sesudah mencapai ukuran
berk
tertentu akan menjadi betina. Belut-belut betina
tert
sis yang hidup dihulu sungai jika telah siap memijah
yan
A.celebesen akan turun menuju ke laut lepas. Sedangkan
aka
belut laut jantan hidup dimuara sungai. Belut
be
jantan dengan setia menanti saat belut betina
jan
turun kelaut. Mereka kemudian bersama-
tu
sa
sama menuju ke laut yang cukup dalam untuk
m
melakukan ritual perkawinan dan memijah.
S
Setelah belut laut mengeluarkan semua telurnya
m
maka belut betina akan mati. Ukuran sidat
rata
A. marmo d
dewasa sangat bervariasi tergantung jenisnya.
A
Anguila marmorata dapat mencapai ukuran
llebih dari 15 kg sedangkan Anguila bicolor-
bicolor ukurannya dewasanya hanya sekitar
1 kg. Anguila marmorata berwarna hitam
kehijauan dengan warna totol di sekujur
tubuhnya mempunyai sebaran yang sangat

om a
A. megast
236
: Sugeha
Sumber Foto
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN

Sebaran Anguila di Perairan Indonesia (sumber : Sugeha)

luas. Jenis ini dapat tumbuh dengan cepat namun jenis ini kurang diminati oleh
konsumen kemungkinan karena warnanya. Sedangkan Anguila bicolor-bicolor
dan A. Japonica yang mempunyai ukuran tubuh relatif kecil dengan warna coklat
merupakan jenis belut yang sangat disukai konsumen di Jepang. Anguila bicolor-
bicolor mempunyai kemiripan rasa dengan A. japonica. Seluruh pantai selatan Jawa
dan pantai barat Sumatera merupakan tempat utama sebaran dari jenis A.bicolor-
bicolor. Daerah ini mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan
sebagai penghasil anakan belut laut. Saat ini daerah Pelabuhan ratu dan Cilacap
merupakan sentra utama ekspor belut laut dari Indonesia.

Keanekaragaman Jenis
Jumlah anggota Anguila di seluruh dunia hingga saat ini berjumlah 18 Jenis.
Sedangkan jenis yang hidup di perairan Indonesia berjumlah 9 jenis. Sebaran jenis
ini mulai dari Sabang hingga Merauke terutama di dekat muara-muara sungai yang
besar. Sembilan jenis yang hidup di Indonesia yaitu Anguila nebulosa nebulosa,
A. Bicolor bicolor, A. interioris. A. marmorata, A. borneensis, A. bicolor pacifica,
A. obscura, dan A. megastoma (Sugeha et al.
2007). Sebaran dari belut laut di Indonesia, 4
ada di Indonesia barat, 5 ada di Indonesia tengah Status
dan 6 jenis ada di Indonesia timur. A. Bicolor Perlindungan
hanya ditemukan di Indonesia bagian tengah, A.
bicolor bicolor dan A. nebulosa nebulosa hanya di Belut laut yang masuk
Indonesia barat dan A. obscura dan A. megastoma dalam appendik II CITES
sebarannya hanya ada di Indonesia timur. adalah Anguila anguila
yang hanya hidup di laut
Di Jepang hanya mempunyai tiga jenis yaitu Atlantik dan di Laut
A. bicolor bicolor, A. Japonica dan A. bicolor Eropa. Jenis ini tidak
pacifica. Dari ketiga jenis ini Jepang telah ditemukan di Indonesia.
berhasil membudidayakan, namun hingga kini Pemerintah Indonesia
belum dapat memenuhi kebutuhan pasar. belum memasukan belut
laut dalam satwa yang
dilindungi.
237
23
2 37
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 25 . Daftar jenis, sebaran, kelimpahan, dan nilai ekonomis ikan laut di Indonesia.
(Verifikator : Fahmi, M. Adrim, Najib, Sugeha - Sumber : fish base, Kuiter and Tonozuka
2001, Allen and Erdman 2012)

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1 ACANTHURIDAE
1 Acanthurus auranticavus 3 4 1
2 Acanthurus bariene
3 Acanthurus blochii 4 3 1
4 Acanthurus chronixis
5 Acanthurus dussumieri 3 3 2
6 Acanthurus fowleri
7 Acanthurus grammoptilus
8 Acanthurus guttatus
9 Acanthurus japonicus 4 2 1
10 Acanthurus leucocheilus 3 3 1
11 Acanthurus leucosternon 3 3 1

12 Acanthurus lineatus 3 2 1
13 Acanthurus mata 3 3 1
14 Acanthurus nigricans 3 3 2
15 Acanthurus nigricauda 3 3 1
16 Acanthurus nigrofuscus 3 3 1
17 Acanthurus nigroris 4 3 1
18 Acanthurus nubilus
19 Acanthurus olivaceus 3 3 1
20 Acanthurus pyroferus 2 3 2
21 Acanthurus tennentii
22 Acanthurus thompsoni 3 3 2
23 Acanthurus triostegus 3 3 2
24 Acanthurus tristis 4 3 1
25 Acanthurus xanthopterus
26 Ctenochaetus binotatus 4 4 2
27 Ctenochaetus cyanocheilus
28 Ctenochaetus striatus 3 2 1
29 Ctenochaetus tominiensis 4 4 2
30 Ctenochaetus truncatus
31 Naso annulatus
32 Naso brachycentron
33 Naso brevirostris 3 2 1
34 Naso caeruleacauda
35 Naso elegans
36 Naso fageni 4 3 1

238
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


37 Naso hexacanthus 3 3 1
38 Naso lituratus 3 2 1
39 Naso lopezi
40 Naso mcdadei
41 Naso minor
42 Naso reticulatus
43 Naso thynnoides 4 3 1
44 Naso tonganus
45 Naso unicornis 3 3 1
46 Naso vlamingii 3 3 1
47 Paracanthurus hepatus 4 3 1
48 Prionurus chrysurus
49 Zebrasoma desjardinii

50 Zebrasoma scopas 3 2 2
51 Zebrasoma veliferum 4 3 2
52 Acanthurus maculiceps
2 ACROPOMATIDAE
53 Acropoma japonicum
54 Doederleinia berycoides
55 Malakichthys elegans
56 Synagrops japonicus
57 Synagrops malayanus
58 Synagrops philippinensis
3 ABULIDAE
59 Albula glossodonta
60 Albula neoguinaica
4 ALEPISAURIDAE
61 Alepisaurus ferox
5 ALEPOCEPHALIDAE
62 Alepocephalus bicolor
63 Bajacalifornia calcarata
64 Bathytroctes pappenheimi
65 Bathytroctes zugmayeri
66 Microphotolepis multipunctata
67 Rouleina livida
68 Rouleina nuda
69 Xenodermichthys copei
6 ALOPIIDAE
70 Alopias vulpinus

239
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


7 AMBASSIDAE
71 Ambassis buruensis
72 Ambassis dussumieri
73 Ambassis gymnocephalus 3 2 3
74 Ambassis kopsii
75 Ambassis miops
76 Ambassis urotaenia
77 Ambassis vachellii
8 AMMODYTIDAE
78 Bleekeria mitsukurii
79 Bleekeria viridianguilla
9 ANACANTHOBATIDAE
80 Anacanthobatis borneensis 5 3 2
81 Sinobatis bulbicauda 5 3 2
10 ANGUILLIDAE
82 Anguilla bicolor facifica 3 1
83 Anguilla bicolor bicolor 3 1
84 Anguilla celebesensis 4 1

85 Anguilla obscura 3 1
86 Anguilla marmorata 3 1
87 Anguilla nebulosa 3 1
88 A. borneensis 4 1
89 A. luterioris 3 1
90 A.megastoma 3 1
11 ANOMALOPIDAE
91 Anomalops katoptron 5 4 2
92 Photoblepharon palpebratum
12 ANOPLOGASTRIDAE
93 Anoplogaster cornuta
13 ANTENNARIIDAE
94 Antennarius biocellatus
95 Antennarius coccineus
96 Antennarius commerson
97 Antennarius dorehensis
98 Antennarius duescus
99 Antennarius hispidus
100 Antennarius maculatus
101 Antennarius nummifer
102 Antennarius pictus
103 Antennarius randalli

240
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


104 Antennarius rosaceus
105 Antennarius striatus
106 Antennatus linearis
107 Antennatus tuberosus
108 Histiophryne cryptacanthus
109 Histrio histrio
110 Lophiocharon hutchinsi
111 Lophiocharon lithinostomus
112 Lophiocharon trisignatus
113 Nudiantennarius subteres
114 Tathicarpus butleri
14 APHYONIDAE
115 Barathronus diaphanus
116 Antennarius marmoratus
117 Lophius papillosus
118 Chaunax pictus
15 APISTIDAE
119 Apistus carinatus
16 APLOACTINIDAE
120 Acanthosphex leurynnis
121 Cocotropus dermacanthus
122 Cocotropus larvatus
123 Erisphex aniarus
124 Erisphex philippinus
125 Kanekonia pelta
126 Paraploactis kagoshimensis

17 APOGONIDAE
127 Apogon abrogramma
128 Apogon amboinensis 3 3 2
129 Apogon angustatus
130 Apogon apogonoides 3 3 2
131 Apogon argyrogaster
132 Apogon aureus 3 2 2
133 Apogon brevicaudata
134 Apogon bryx
135 Apogon cantoris
136 Apogon cavitensis
137 Apogon ceramensis 3 2 2
138 Apogon chrysopomus 2 2 2
139 Apogon chrysotaenia

241
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


140 Apogon cladophilos
141 Apogon coccineus
142 Apogon compressus 2 2 2
143 Apogon cookii
144 Apogon crassiceps
145 Apogon cyanosoma 2 2 2
146 Apogon cyanotaenia
147 Apogon darnleyensis
148 Apogon dispar
149 Apogon doryssa
150 Apogon ellioti
151 Apogon evermanni
152 Apogon exostigma
153 Apogon fasciatus
154 Apogon fleurieu 3 2 2
155 Apogon fraenatus
156 Apogon franssedai
157 Apogon guamensis
158 Apogon hartzfeldii 4 3 2
159 Apogon hoevenii
160 Apogon holotaenia
161 Apogon jenkinsi
162 Apogon kallopterus 3 3 2
163 Apogon kalosoma
164 Apogon kiensis
165 Apogon komodoensis
166 Apogon lateralis 4 3 2
167 Apogon leptofasciatus

168 Apogon lineomaculatus


169 Apogon margaritophorus
170 Apogon melanoproctus
171 Apogon melas 4 4 2
172 Apogon microspilos
173 Apogon moluccensis
174 Apogon monospilus
175 Apogon multilineatus
176 Apogon nanus
177 Apogon neotes
178 Apogon nigripinnis
179 Apogon nigrocincta

242
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


180 Apogon nigrofasciatus
181 Apogon notatus
182 Apogon novemfasciatus
183 Apogon ocellicaudus
184 Apogon oxygrammus
185 Apogon parvulus 2 2 2
186 Apogon pleuron
187 Apogon poecilopterus
188 Apogon posterofasciatus
189 Apogon properuptus
190 Apogon pseudotaeniatus
191 Apogon quadrifasciatus
192 Apogon rhodopterus
193 Apogon rueppellii
194 Apogon rufus
195 Apogon sangiensis
196 Apogon sealei
197 Apogon selas
198 Apogon semilineatus
199 Apogon semiornatus
200 Apogon smithi
201 Apogon striatus
202 Apogon taeniophorus
203 Apogon talboti
204 Apogon thermalis 4 3 2
205 Apogon timorensis
206 Apogon trimaculatus 4 3 2
207 Apogon urostigma

208 Apogon ventrifasciatus


209 Apogon wassinki
210 Apogonichthys ocellatus
211 Apogonichthys perdix
212 Archamia ataenia
213 Archamia biguttata
214 Archamia bleekeri
215 Archamia buruensis
216 Archamia fucata 3 3 2
217 Archamia lineolata
218 Archamia macroptera
219 Archamia zosterophora 2 2 2

243
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


220 Cercamia cladara
221 Cercamia eremia
222 Cheilodipterus alleni
223 Cheilodipterus artus
224 Cheilodipterus intermedius
225 Cheilodipterus isostigmus
226 Cheilodipterus macrodon 3 3 2
227 Cheilodipterus nigrotaeniatus
228 Cheilodipterus quinquelineatus 2 2 2
229 Cheilodipterus singapurensis
230 Coranthus polyacanthus
231 Foa brachygramma
232 Foa fo
233 Foa hyalina
234 Fowleria aurita
235 Fowleria flammea
236 Fowleria marmorata
237 Fowleria polystigma
238 Fowleria punctulata
239 Fowleria vaiulae
240 Fowleria variegata 4 3 2
241 Gymnapogon annona
242 Gymnapogon philippinus
243 Gymnapogon urospilotus
244 Neamia articycla
245 Neamia octospina
246 Nectamia bandanensis
247 Nectamia fusca

248 Nectamia savayensis


249 Nectamia viria
250 Pseudamia amblyuroptera
251 Pseudamia gelatinosa
252 Pseudamia hayashii
253 Pseudamia zonata
254 Pterapogon kauderni 2 4 1
255 Rhabdamia clupeiformis
256 Rhabdamia cypselura
257 Rhabdamia gracilis 3 3 2
258 Rhabdamia spilota
259 Siphamia corallicola

244
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


260 Siphamia elongata
261 Siphamia fistulosa
262 Siphamia fuscolineata
263 Siphamia jebbi
264 Siphamia majimai
265 Siphamia tubifer
266 Siphamia tubulata
267 Siphamia versicolor
268 Sphaeramia nematoptera 3 3 2
269 Sphaeramia orbicularis 2 2 2
270 Vincentia chrysura
271 Zoramia fragilis
272 Zoramia gilberti
273 Zoramia leptacantha
274 Zoramia perlita
275 Zoramia viridiventer
276 Apogon endekataenia
277 Apogon septemstriatus 3 3 2
278 Nectamia similis
18 ARIIDAE
279 Amissidens hainesi
280 Arius arius
281 Arius leptonotacanthus
282 Arius maculatus
283 Arius microcephalus
284 Arius oetik
285 Arius subrostratus

286 Arius sumatranus


287 Arius venosus
288 Aspistor hardenbergi
289 Batrachocephalus mino
290 Cephalocassis melanochir
291 Cryptarius truncatus
292 Hemiarius dioctes
293 Hemiarius sona
294 Hexanematichthys sagor
295 Nemapteryx bleekeri
296 Nemapteryx caelata
297 Nemapteryx macronotacantha
298 Neoarius pectoralis

245
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


299 Netuma bilineata
300 Netuma thalassina
301 Osteogeneiosus militaris
302 Plicofollis argyropleuron
303 Plicofollis nella
304 Plicofollis polystaphylodon
305 Plicofollis tonggol
19 ARIOMMATIDAE
306 Ariomma brevimanus
307 Ariomma indica
20 ATELEOPODIDAE
308 Parateleopus microstomus
21 ATHERINIDAE
309 Atherinomorus aetholepis
310 Atherinomorus duodecimalis
311 Atherinomorus endrachtensis
312 Atherinomorus lacunosus
313 Atherinomorus lineatus
314 Atherinomorus vaigiensis
315 Atherion elymus
316 Hypoatherina barnesi
317 Hypoatherina ovalaua
318 Hypoatherina temminckii
319 Hypoatherina valenciennei
320 Stenatherina panatela
22 AULOSTOMIDAE

321 Aulostomus chinensis 4 2 2


23 BALISTIDAE
322 Abalistes filamentosus
323 Abalistes stellaris
324 Abalistes stellatus 3 2 1
325 Balistapus undulatus 3 2 2
326 Balistoides conspicillum 4 3 2
327 Balistoides viridescens 2 2 2
328 Canthidermis maculata
329 Melichthys niger 2 2 2
330 Melichthys vidua 2 2 2
331 Odonus niger 3 2 2
332 Pseudobalistes flavimarginatus
333 Pseudobalistes fuscus

246
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


334 Rhinecanthus aculeatus
335 Rhinecanthus rectangulus 3 3 2
336 Rhinecanthus verrucosus 3 3 2
337 Sufflamen bursa 3 2 2
338 Sufflamen chrysopterum
339 Sufflamen fraenatum
340 Xanthichthys auromarginatus 4 3 2
341 Xanthichthys caeruleolineatus
342 Melichthys indicus 3 3 2
24 BANJOSIDAE
343 Banjos banjos
25 BATHYCLUPEIDAE
344 Bathyclupea gracilis
26 BATHYLAGIDAE
345 Bathylagoides argyrogaster
27 BATHYSAUROPSIDAE
346 Bathysauropsis malayanus
28 BATRACHOIDIDAE
347 Allenbatrachus reticulatus
348 Batrachomoeus trispinosus
349 Halophryne diemensis
350 Halophryne hutchinsi
29 BELONIDAE
351 Platybelone argalus argalus
352 Strongylura incisa
353 Strongylura leiura
354 Strongylura strongylura
355 Strongylura urvillii
356 Tylosurus acus melanotus
357 Tylosurus crocodilus crocodilus 3 3 1
358 Tylosurus punctulatus
30 BEMBRIDAE
359 Bembradium roseum
360 Bembras japonica
361 Bembras megacephala
31 BLENNIIDAE
362 Alticus saliens
363 Andamia heteroptera
364 Andamia tetradactylus
365 Aspidontus dussumieri

247
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


366 Aspidontus taeniatus
367 Atrosalarias fuscus fuscus
368 Atrosalarias fuscus holomelas
369 Atrosalarias hosokawai
370 Blenniella bilitonensis
371 Blenniella caudolineata
372 Blenniella chrysospilos
373 Blenniella cyanostigma
374 Blenniella interrupta
375 Blenniella leopardus
376 Blenniella paula
377 Blenniella periophthalmus
378 Cirripectes auritus
379 Cirripectes castaneus
380 Cirripectes filamentosus
381 Cirripectes gilberti
382 Cirripectes perustus
383 Cirripectes polyzona
384 Cirripectes quagga
385 Cirripectes springeri
386 Cirripectes stigmaticus
387 Crossosalarias macrospilus
388 Ecsenius axelrodi
389 Ecsenius bandanus
390 Ecsenius bathi

391 Ecsenius bicolor


392 Ecsenius bimaculatus
393 Ecsenius caeruliventris
394 Ecsenius lineatus
395 Ecsenius lividanalis
396 Ecsenius lubbocki
397 Ecsenius melarchus
398 Ecsenius midas
399 Ecsenius monoculus
400 Ecsenius namiyei
401 Ecsenius oculus
402 Ecsenius ops
403 Ecsenius paroculus
404 Ecsenius pictus
405 Ecsenius polystictus

248
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


406 Ecsenius randalli
407 Ecsenius schroederi
408 Ecsenius shirleyae
409 Ecsenius stigmatura
410 Ecsenius tricolor
411 Ecsenius trilineatus
412 Ecsenius yaeyamaensis
413 Enchelyurus flavipes
414 Enchelyurus kraussii
415 Entomacrodus caudofasciatus
416 Entomacrodus decussatus
417 Entomacrodus epalzeocheilos
418 Entomacrodus thalassinus thalassinus
419 Exallias brevis
420 Glyptoparus delicatulus
421 Hirculops cornifer
422 Istiblennius dussumieri
423 Istiblennius edentulus
424 Istiblennius lineatus
425 Istiblennius muelleri
426 Laiphognathus multimaculatus
427 Lipophrys nigriceps
428 Litobranchus fowleri
429 Meiacanthus abditus
430 Meiacanthus anema
431 Meiacanthus atrodorsalis

432 Meiacanthus crinitus


433 Meiacanthus ditrema
434 Meiacanthus grammistes 2 2 2
435 Meiacanthus smithi 3 3 2
436 Meiacanthus urostigma
437 Meiacanthus vicinus
438 Meiacanthus vittatus
439 Mimoblennius atrocinctus
440 Nannosalarias nativitatis
441 Omobranchus elongatus
442 Omobranchus germaini
443 Omobranchus hikkaduwensis
444 Omobranchus obliquus
445 Omobranchus punctatus

249
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


446 Omobranchus zebra
447 Omox biporos
448 Omox biporos
449 Paralticus amboinensis
450 Parenchelyurus hepburni
451 Petroscirtes breviceps
452 Petroscirtes marginatus
453 Petroscirtes mitratus
454 Petroscirtes thepassii
455 Petroscirtes variabilis
456 Petroscirtes xestus
457 Phenablennius heyligeri
458 Plagiotremus laudandus laudandus 3 3 2
459 Plagiotremus phenax
460 Plagiotremus rhinorhynchos 2 2 2
461 Plagiotremus spilistius
462 Plagiotremus tapeinosoma 3 3 2
463 Praealticus bilineatus
464 Praealticus oortii
465 Praealticus semicrenatus
466 Praealticus triangulus
467 Rhabdoblennius snowi
468 Salarias ceramensis
469 Salarias guttatus
470 Salarias patzneri
471 Salarias ramosus

472 Salarias segmentatus


473 Salarias sexfilum
474 Salarias sibogai
475 Salarias sinuosus
476 Stanulus seychellensis
477 Xiphasia matsubarai
478 Xiphasia setifer
479 Atrosalarias hosokawai
480 Entomacrodus williamsi
481 Salarias fasciatus 3 3 2
32 BOTHIDAE
482 Arnoglossus aspilos
483 Arnoglossus dalgleishi
484 Arnoglossus debilis

250
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


485 Arnoglossus elongatus
486 Arnoglossus macrolophus
487 Arnoglossus polyspilus
488 Arnoglossus tapeinosoma
489 Arnoglossus profundus
490 Asterorhombus fijiensis
491 Asterorhombus intermedius
492 Bothus mancus
493 Bothus myriaster
494 Bothus ocellatus
495 Bothus pantherinus
496 Chascanopsetta lugubris
497 Crossorhombus azureus
498 Engyprosopon grandisquama
499 Engyprosopon mogkii
500 Engyprosopon xystrias
501 Grammatobothus polyophthalmus
502 Kamoharaia megastoma
503 Laeops guentheri
504 Neolaeops microphthalmus
505 Parabothus kiensis
506 Psettina brevirictis
507 Psettina gigantea
508 Psettina iijimae
509 Psettina profunda
510 Chascanopsetta lugubris
33 BRAMIDAE
511 Taractes rubescens
512 Brama dussumieri
34 BREGMACEROTIDAE
513 Bregmaceros atlanticus
514 Bregmaceros lanceolatus
513 Bregmaceros nectabanus
514 Bregmaceros macclellandii
515 Coelorhynchus acus
516 Coelorhynchus japonicus
517 Hymenocephalus striatissimus
518 Macrurus Heyningeni
519 Macrurus petersonii
520 Macrurus tydemani

251
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


521 Macrurus vittatus
522 Trachonurus villosus
35 BYTHITIDAE
523 Beaglichthys bleekeri
524 Brosmophyciops pautzkei
525 Diancistrus alleni
526 Diancistrus altidorsalis
527 Diancistrus beateae
528 Diancistrus fuscus
529 Diancistrus karinae
530 Diancistrus machidai
531 Diancistrus niger
532 Diancistrus novaeguineae
533 Diancistrus springeri
534 Dinematichthys iluocoeteoides
535 Eusurculus andamanensis
536 Grammonus thielei
537 Microbrotula polyactis
538 Microbrotula randalli
539 Paradiancistrus lombokensis
540 Ungusurculus komodoensis
541 Ungusurculus riauensis
542 Ungusurculus sundaensis
36 CAESIONIDAE
543 Caesio caerulaurea 2 2 1
544 Caesio cuning 2 2 1
545 Caesio lunaris 2 2 1
546 Caesio teres 3 2 1
547 Caesio varilineata
548 Caesio xanthonota
549 Dipterygonotus balteatus
550 Gymnocaesio gymnoptera
551 Pterocaesio chrysozona 2 2 1
552 Pterocaesio digramma
553 Pterocaesio flavifasciata
554 Pterocaesio marri 3 3 1
555 Pterocaesio monikae
556 Pterocaesio pisang 2 2 1
557 Pterocaesio randalli 4 3 1
558 Pterocaesio tessellata 4 3 1

252
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


559 Pterocaesio tile 2 2 1
560 Pterocaesio trilineata 3 2 1
37 CALLIONYMIDAE
561 Anaora tentaculata
562 Bathycallionymus kaianus
563 Callionymus amboina
564 Callionymus annulatus
565 Callionymus bleekeri
566 Callionymus delicatulus
567 Callionymus enneactis
568 Callionymus filamentosus
569 Callionymus hindsii
570 Callionymus japonicus
571 Callionymus kaianus
572 Callionymus keeleyi
573 Callionymus margaretae
574 Callionymus melanotopterus
575 Callionymus meridionalis
576 Callionymus mortenseni
577 Callionymus neptunius
578 Callionymus obscurus
579 Callionymus pleurostictus
580 Callionymus schaapii
581 Callionymus semeiophor
582 Callionymus simplicicornis
583 Callionymus superbus
584 Callionymus whiteheadi
585 Dactylopus dactylopus
586 Diplogrammus goramensis
587 Diplogrammus xenicus
588 Eleutherochir opercularis
589 Paradiplogrammus parvus
590 Pseudocalliurichthys brevianalis
591 Synchiropus altivelis
592 Synchiropus bartelsi
593 Synchiropus delandi
594 Synchiropus grinnelli
595 Synchiropus kuiteri
596 Synchiropus laddi
597 Synchiropus morrisoni

253
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


598 Synchiropus moyeri
599 Synchiropus ocellatus
600 Synchiropus picturatus
601 Synchiropus splendidus
602 Synchiropus stellatus
603 Synchiropus picturatus
38 CAPROIDAE
604 Antigonia capros
605 Antigonia malayana
606 Antigonia rubescens
607 Antigonia rubicunda
608 Hypsinotus rubescens
39 CARACANTHIDAE
609 Caracanthus maculatus
610 Caracanthus unipinna
40 CARANGIDAE
611 Alectis ciliaris
612 Alectis indicus
613 Alepes djedaba
614 Alepes kleinii
615 Alepes melanoptera
616 Alepes vari
617 Atropus atropos
618 Atule mate 2 2 1
619 Carangoides armatus
620 Carangoides bajad 2 2 1
621 Carangoides chrysophrys
622 Carangoides coeruleopinnatus
623 Carangoides dinema
624 Carangoides ferdau 2 2 1
625 Carangoides fulvoguttatus
626 Carangoides gymnostethus
627 Carangoides hedlandensis
628 Carangoides humerosus
629 Carangoides malabaricus
630 Carangoides oblongus
631 Carangoides orthogrammus
632 Carangoides plagiotaenia
633 Carangoides praeustus
634 Carangoides talamparoides

254
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


635 Caranx bucculentus
636 Caranx heberi 2 2 1
638 Caranx ignobilis
639 Caranx lugubris
640 Caranx melampygus 2 2 1
641 Caranx papuensis
642 Caranx sexfasciatus 3 3 1
643 Caranx tille
644 Decapterus kurroides
645 Decapterus lajang 2 2 1
646 Decapterus macarellus 2 2 1
647 Decapterus macrosoma 2 2 1
648 Decapterus russelli
649 Decapterus tabl
650 Elagatis bipinnulata 3 3 1
651 Gnathanodon speciosus 2 2 1
652 Megalaspis cordyla 3 3 1
653 Naucrates ductor
654 Pantolabus radiatus
655 Parastromateus niger
656 Scomberoides commersonnianus 2 2 1
657 Scomberoides lysan
658 Scomberoides tol
659 Selar boops 2 2 1
660 Selar crumenophthalmus 2 2 1
661 Selaroides leptolepis
662 Seriola dumerili
663 Seriola rivoliana 2 2 1
664 Seriolina nigrofasciata
665 Trachinotus africanus
666 Trachinotus baillonii
667 Ulua mentalis
668 Uraspis uraspis
669 Scomberoides tala
41 CARAPIDAE
670 Carapus boraborensis
671 Carapus mourlani
672 Carapus sluiteri
673 Encheliophis gracilis
674 Encheliophis homei

255
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


675 Encheliophis vermicularis
676 Onuxodon fowleri
677 Pyramodon ventralis
678 Tetragondacnus spilotus
42 CARCHARHINIDAE
679 Carcharhinus albimarginatus 5 3 1
680 Carcharhinus amblyrhynchoides 4 3 1
681 Carcharhinus amblyrhynchos 4 3 1
682 Carcharhinus amboinensis 5 3 1
683 Carcharhinus borneensis 5 4 2
684 Carcharhinus brevipinna 3 3 1
685 Carcharhinus cautus 4 3 1
686 Carcharhinus dussumieri 3 2 1
687 Carcharhinus falciformis 3 3 1
688 Carcharhinus hemiodon 5 3 1
689 Carcharhinus leucas 5 3 1
690 Carcharhinus limbatus 3 3 1
691 Carcharhinus longimanus 5 3 1
692 Carcharhinus macloti 4 3 2
693 Carcharhinus melanopterus 4 3 1
694 Carcharhinus plumbeus 5 3 1
695 Carcharhinus sealei 4 2 1
696 Carcharhinus sorrah 3 2 1
697 Galeocerdo cuvier 4 3 1
698 Glyphis glyphis 5 3 1
699 Lamiopsis temminckii 4 3 1
700 Loxodon macrorhinus 4 3 1
701 Negaprion acutidens 5 3 1
702 Prionace glauca 3 3 1
703 Rhizoprionodon acutus 3 3 1
704 Rhizoprionodon oligolinx 4 3 2
705 Scoliodon laticaudus 3 2 2
706 Triaenodon obesus 3 2 2
43 CENTRISCIDAE
707 Aeoliscus strigatus 3 2 2
708 Centriscus cristatus
709 Centriscus scutatus
44 CENTROGENYIDAE
710 Centrogenys vaigiensis

256
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


45 CENTROLOPHIDAE
711 Psenopsis humerosa
712 Psenopsis obscura
713 Centrophorus moluccensis
46 CENTROPOMIDAE
714 Psammoperca waigiensies 3 3 1
47 CEPOLIDAE
715 Acanthocepola abbreviata
716 Acanthocepola krusensternii
717 Acanthocepola limbata
718 Cepola schlegelii
719 Owstonia pectinifer
720 Owstonia totomiensis
721 Sphenanthias sibogae
48 CHAETODONTIDAE
722 Chaetodon adiergastos 3 3 2
723 Chaetodon andamanensis 4 3 2
724 Chaetodon assarius
725 Chaetodon auriga 3 2 2
726 Chaetodon baronessa 4 3 2
727 Chaetodon bennetti 4 3 2
728 Chaetodon burgessi 3 3 2
729 Chaetodon citrinellus 3 3 2
730 Chaetodon collare 3 3 2
731 Chaetodon decussatus 3 3 2
732 Chaetodon ephippium 3 3 2
733 Chaetodon falcula 3 3 2
734 Chaetodon gardineri
735 Chaetodon guentheri
736 Chaetodon guttatissimus 3 3 2
737 Chaetodon interruptus
738 Chaetodon kleinii 2 3 2
739 Chaetodon lineolatus 3 3 2
740 Chaetodon lunula 3 3 2
741 Chaetodon lunulatus
742 Chaetodon madagaskariensis
743 Chaetodon melannotus 3 3 2
744 Chaetodon mertensii 4 3 2
745 Chaetodon meyeri 4 3 2
746 Chaetodon modestus

257
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


747 Chaetodon ocellicaudus 3 3 2
748 Chaetodon octofasciatus 3 3 2

749 Chaetodon ornatissimus 4 3 2


750 Chaetodon oxycephalus 4 3 2
751 Chaetodon pelewensis
752 Chaetodon plebeius
753 Chaetodon punctatofasciatus 4 3 2
754 Chaetodon rafflesii 3 3 2
755 Chaetodon reticulatus 4 3 2
756 Chaetodon selene 4 3 2
757 Chaetodon semeion 4 3 2
758 Chaetodon speculum 3 3 2
759 Chaetodon triangulum 4 3 2
760 Chaetodon trifascialis 3 2 2
761 Chaetodon trifasciatus 3 2 2
762 Chaetodon ulietensis 3 3 2
763 Chaetodon unimaculatus
764 Chaetodon vagabundus 3 3 2
765 Chaetodon wiebeli
766 Chaetodon xanthocephalus
767 Chaetodon xanthurus
768 Chelmon rostratus 3 3 2
769 Coradion altivelis 3 3 2
770 Coradion chrysozonus 3 3 2
771 Coradion melanopus
772 Forcipiger flavissimus 3 3 2
773 Forcipiger longirostris 3 3 2
774 Hemitaurichthys zoster 4 3 2
775 Heniochus acuminatus 3 3 2
776 Heniochus chrysostomus 3 3 2
777 Heniochus diphreutes 3 4 2
778 Heniochus monoceros
779 Heniochus pleurotaenia 3 3 2
780 Heniochus singularius 3 3 2
781 Heniochus varius 3 3 2
782 Parachaetodon ocellatus 3 3 2
783 Chaetodon aureofasciatus
784 Hemitaurichthys polylepis 3 3 2
785 H. Zoster 4 3 2

258
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


49 CHAMPSODONTIDAE
786 Champsodon atridorsalis
787 Champsodon guentheri

788 Champsodon longipinnis


789 Champsodon nudivittis
790 Champsodon sagittus
791 Champsodon vorax
50 CHANIDAE
792 Chanos chanos 3 2 1
51 CHAUNACIDAE
793 Chaunax fimbriatus
52 CHIASMODONTIDAE
794 Chiasmodon braueri
795 Pseudoscopelus altipinnis
796 Pseudoscopelus bothrorrhinos
797 Pseudoscopelus microps
798 Pseudoscopelus obtusifrons
53 CHIMAERIDAE
799 Chimaera argiloba 4 3 2
54 CHIROCENTRIDAE
800 Chirocentrus dorab
801 Chirocentrus nudus
55 CHLOPSIDAE
802 Boehlkenchelys longidentata
803 Kaupichthys atronasus
804 Kaupichthys brachychirus
805 Kaupichthys diodontus
806 Thalassenchelys foliaceus
56 CHLOROPHTHALMIDAE
807 Chlorophthalmus agassizi
808 Chlorophthalmus albatrossis
809 Chlorophthalmus bicornis
810 Chlorophthalmus nigromarginatus
57 CIRRHITIDAE
811 Amblycirrhitus bimacula
812 Amblycirrhitus oxyrhynchos
813 Amblycirrhitus pinos
814 Cirrhitichthys aprinus
815 Cirrhitichthys aureus
816 Cirrhitichthys oxycephalus

259
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


817 Cirrhitus pinnulatus

818 Cyprinocirrhites polyactis


819 Neocirrhites armatus
820 Oxycirrhites typus
821 Paracirrhites arcatus 3 2 2
822 Paracirrhites forsteri 3 2 2
823 Cirrhitichthys falco 3 2 2
824 Brachypleura novaezeelandiae
825 Lepidoblepharon ophthalmolepis
58 CLINIDAE
826 Springeratus xanthosoma
59 CLUPEIDAE
827 Amblygaster clupeoides
828 Amblygaster leiogaster
829 Amblygaster sirm
830 Anodontostoma chacunda
831 Anodontostoma selangkat
832 Anodontostoma thailandiae
833 Dussumieria acuta
834 Dussumieria elopsoides
835 Escualosa thoracata
836 Herklotsichthys dispilonotus
837 Herklotsichthys gotoi
838 Herklotsichthys quadrimaculatus
839 Hilsa kelee
840 Nematalosa come
841 Opisthopterus tardoore
842 Opisthopterus valenciennesi
843 Raconda russeliana
844 Sardinella albella
845 Sardinella atricauda
846 Sardinella brachysoma
847 Sardinella gibbosa
848 Sardinella lemuru
849 Sardinella melanura
850 Spratelloides delicatulus
851 Spratelloides gracilis
852 Spratelloides lewisi
853 Tenualosa macrura
854 Tenualosa toli

260
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


60 CONGRIDAE
855 Ariosoma anago
856 Ariosoma anagoides

857 Ariosoma scheelei


858 Bathycongrus guttulatus
859 Bathycongrus odontostomus
860 Bathymyrus smithi
861 Bathyuroconger parvibranchialis
862 Bathyuroconger vicinus
863 Conger cinereus
864 Diploconger polystigmatus
865 Gorgasia barnesi
866 Gorgasia japonica
867 Gorgasia maculata
867 Gorgasia preclara
867 Gorgasia taiwanensis
868 Heteroconger enigmaticus
869 Heteroconger hassi
870 Heteroconger lentiginosus
871 Heteroconger perissodon
872 Heteroconger polyzona
873 Heteroconger taylori
874 Heteroconger tricia
875 Macrocephenchelys brachialis
876 Macrocephenchelys brevirostris
877 Parabathymyrus macrophthalmus
873 Poeciloconger fasciatus
874 Promyllantor purpureus
875 Uroconger lepturus
61 CORYPHAENIDAE
876 Coryphaena equiselis
877 Coryphaena hippurus
62 COTTIDAE
878 Antipodocottus mesembrinus
63 CREEDIIDAE
879 Limnichthys donaldsoni
880 Limnichthys fasciatus
881 Limnichthys nitidus

261
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


64 CYNOGLOSSIDAE
882 Cynoglossus abbreviatus
883 Cynoglossus arel

884 Cynoglossus beauforti


885 Cynoglossus bilineatus
886 Cynoglossus cynoglossus 3 3 1
887 Cynoglossus kopsii
888 Cynoglossus lida
889 Cynoglossus lingua 3 3 1
890 Cynoglossus macrolepidotus 3 3 1
891 Cynoglossus cynoglossus 3 3 1
892 Cynoglossus kopsii
893 Cynoglossus lida
891 Cynoglossus lingua 3 3 1
892 Cynoglossus macrolepidotus 3 3 1
893 Cynoglossus monopus
894 Cynoglossus oligolepis
895 Cynoglossus puncticeps
896 Cynoglossus suyeni
897 Cynoglossus trulla
898 Paraplagusia bilineata
899 Paraplagusia blochii
900 Symphurus bathyspilus
901 Symphurus gilesii
902 Symphurus microrhynchus
903 Symphurus orientalis
904 Symphurus regani
65 DACTYLOPTERIDAE
905 Dactyloptena macracantha
906 Dactyloptena orientalis
907 Dactyloptena peterseni
66 DASYATIDAE
908 Dasyatis fluviorum 4 3 2
909 Dasyatis zugei 3 2 1
910 Himantura alcockii
911 Himantura astra 4 3 1
912 Himantura bleekeri
913 Himantura fai 3 3 1
914 Himantura fava 5 3 1
915 Himantura gerrardi 3 2 1

262
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


916 Himantura granulata 4 3 1
917 Himantura hortlei 4 4 1
918 Himantura imbricata 5 3 1
919 Himantura jenkinsii 4 3 1
920 Himantura leoparda
921 Himantura pareh

922 Himantura pastinacoides 4 4 1


923 Himantura toshi 4 3 1
924 Himantura uarnacoides 3 2 1
925 Himantura uarnak 3 2 1
926 Himantura undulata 4 2 1
927 Himantura walga 3 2 1
928 Neotrygon kuhlii 3 2 1
929 Neotrygon leylandi 4 3 1
930 Pastinachus sephen 4 2 1
931 Pastinachus solocirostris 4 4 1
932 Pastinachus stelluraitris 5 4 1
933 Taeniura lymma 3 2 1
934 Taeniura meyeni 4 3 1
935 Urogymnus asperrimus 4 3 1
67 DENTATHERINIDAE
936 Dentatherina merceri
68 DICERATIIDAE
937 Bufoceratias thele
938 Chilomycterus reticulatus
939 Cyclichthys orbicularis
940 Cyclichthys spilostylus
941 Diodon eydouxii
942 Diodon holocanthus
943 Diodon hystrix 3 3 1
944 Diodon liturosus 3 3 1
945 Lophodiodon calori
69 DIRETMIDAE
946 Diretmoides veriginae
70 DRACONETTIDAE
947 Centrodraco insolitus
948 Centrodraco rubellus
71 DREPANEIDAE
949 Drepane longimana
950 Drepane punctata 3 3 2

263
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


72 ECHENEIDAE
951 Echeneis naucrates 3 2 2

952 Remora remora


953 Remorina albescens
73 ELEOTRIDAE
954 Bostrychus sinensis
955 Butis amboinensis
956 Butis humeralis
957 Butis koilomatodon
958 Calumia godeffroyi
959 Calumia profunda
960 Eleotris acanthopoma
961 Eleotris macrocephala
962 Eleotris macrolepis
963 Hypseleotris leuciscus
964 Odonteleotris canina
965 Ophiocara porocephala
74 ELOPIDAE
966 Elops hawaiensis
967 Elops machnata
75 EMMELICHTHYIDAE
968 Erythrocles schlegelii
969 Coilia borneensis
970 Coilia coomansi
971 Coilia dussumieri
972 Coilia macrognathos
973 Coilia neglecta
974 Coilia rebentischii
975 Encrasicholina devisi
976 Encrasicholina heteroloba
977 Encrasicholina punctifer
978 Engraulis japonicus
979 Papuengraulis micropinna
980 Setipinna breviceps
981 Setipinna taty
982 Setipinna tenuifilis
983 Stolephorus andhraensis
984 Stolephorus baganensis
985 Stolephorus carpentariae
986 Stolephorus commersonnii

264
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


987 Stolephorus dubiosus
988 Stolephorus indicus
989 Stolephorus insularis
990 Stolephorus tri
991 Stolephorus waitei

992 Thryssa baelama


993 Thryssa dussumieri
994 Thryssa encrasicholoides
995 Thryssa hamiltonii
996 Thryssa kammalensis
997 Thryssa mystax
998 Thryssa setirostris
76 EPHIPPIDAE
999 Ephippus orbis
1000 Platax batavianus
1001 Platax boersii
1002 Platax orbicularis 3 3 1
1003 Platax pinnatus 3 3 1
1004 Platax teira 3 3 1
1005 Proteracanthus sarissophorus
1006 Zabidius novemaculeatus
77 EPIGONIDAE
1007 Epigonus macrops
78 ETMOPTERIDAE
1008 Etmopterus evansi
1009 Etmopterus lucifer
1010 Etmopterus splendidus
79 EXOCOETIDAE
1010 Cheilopogon abei
1011 Cheilopogon antoncichi
1012 Cheilopogon arcticeps
1013 Cheilopogon atrisignis
1014 Cheilopogon intermedius
1015 Cheilopogon katoptron
1016 Cheilopogon unicolor
1017 Cypselurus hexazona
1018 Cypselurus oligolepis
1019 Cypselurus opisthopus
1020 Cypselurus poecilopterus
1021 Hirundichthys albimaculatus

265
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1022 Hirundichthys oxycephalus
1023 Parexocoetus brachypterus
80 FISTULARIIDAE

1024 Fistularia commersonii 3 3 2


1025 Fistularia petimba 3 3 2
81 GEMPYLIDAE
1026 Diplospinus multistriatus
1027 Gempylus serpens
1028 Lepidocybium flavobrunneum
1029 Nealotus tripes
1030 Neoepinnula orientalis
1031 Nesiarchus nasutus
1032 Promethichthys prometheus
1033 Rexea bengalensis
1034 Rexea nakamurai
1035 Rexea prometheoides
1036 Ruvettus pretiosus
1037 Thyrsitoides marleyi
82 GERREIDAE
1038 Gerres argyreus
1039 Gerres erythrourus
1040 Gerres filamentosus 3 3 1
1041 Gerres kapas
1042 Gerres limbatus
1043 Gerres longirostris
1044 Gerres macracanthus
1045 Gerres oblongus
1046 Gerres oyena 3 2 2
1047 Gerres setifer
1048 Gerres shima
1049 Pentaprion longimanus
83 GIBBERICHTHYIDAE
1050 Gibberichthys pumilus
84 GIGANTACTINIDAE
1051 Gigantactis perlatus
85 GINGLYMOSTOMATIDAE
1052 Nebrius ferrugineus 5 3
86 GOBIESOCIDAE
1053 Conidens laticephalus
1054 Diademichthys lineatus

266
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1055 Discotrema crinophilum
1056 Discotrema monogrammum

1057 Lepadichthys bolini


1058 Lepadichthys caritus
1059 Lepadichthys lineatus
1060 Lepadichthys minor
1061 Pherallodus indicus
87 GOBIIDAE

1062 Acentrogobius audax


1063 Acentrogobius bontii
1064 Acentrogobius caninus
1065 Acentrogobius cyanomos
1066 Acentrogobius janthinopterus
1067 Acentrogobius suluensis
1068 Acentrogobius viridipunctatus
1069 Amblyeleotris arcupinna
1070 Amblyeleotris aurora
1071 Amblyeleotris diagonalis
1072 Amblyeleotris downingi
1073 Amblyeleotris fasciata
1074 Amblyeleotris fontanesii
1075 Amblyeleotris guttata
1076 Amblyeleotris gymnocephala
1077 Amblyeleotris latifasciata
1078 Amblyeleotris masuii
1079 Amblyeleotris melanocephala
1080 Amblyeleotris ogasawarensis
1081 Amblyeleotris periophthalma
1082 Amblyeleotris randalli
1083 Amblyeleotris steinitzi
1084 Amblyeleotris wheeleri
1085 Amblyeleotris yanoi
1086 Amblygobius albimaculatus
1087 Amblygobius buanensis
1088 Amblygobius bynoensis
1089 Amblygobius decussatus
1090 Amblygobius esakiae
1091 Amblygobius hectori
1092 Amblygobius nocturnus
1093 Amblygobius phalaena 4 3 2

267
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1094 Amblygobius rainfordi
1095 Amblygobius stethophthalmus 4 3 2
1096 Apocryptodon madurensis
1097 Asterropteryx bipunctata

1098 Asterropteryx ensifera


1099 Asterropteryx ovata
1100 Asterropteryx semipunctata
1101 Asterropteryx striata
1102 Barbuligobius boehlkei
1103 Bathygobius coalitus
1104 Bathygobius cocosensis
1105 Bathygobius cotticeps
1106 Bathygobius cyclopterus
1107 Bathygobius fuscus
1108 Bathygobius laddi
1109 Bathygobius padangensis
1110 Bathygobius petrophilus
1111 Boleophthalmus boddarti
1112 Bryaninops amplus
1113 Bryaninops loki
1114 Bryaninops natans
1115 Bryaninops nexus
1116 Bryaninops tigris
1117 Bryaninops yongei
1118 Cabillus macrophthalmus
1119 Calamiana mindora
1120 Calamiana variegata
1121 Callogobius centrolepis
1122 Callogobius clitellus
1123 Callogobius crassus
1124 Callogobius hasseltii
1125 Callogobius maculipinnis
1126 Callogobius sclateri
1127 Callogobius snelliusi
1128 Coryphopterus humeralis
1129 Cristatogobius lophius
1130 Cristatogobius rubripectoralis
1131 Cryptocentroides insignis
1132 Cryptocentrus albidorsus
1133 Cryptocentrus caeruleomaculatus

268
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1134 Cryptocentrus cinctus
1135 Cryptocentrus cyanotaenia
1136 Cryptocentrus diproctotaenia

1137 Cryptocentrus fasciatus


1138 Cryptocentrus inexplicatus
1139 Cryptocentrus leptocephalus
1140 Cryptocentrus leucostictus
1141 Cryptocentrus maudae
1142 Cryptocentrus nigrocellatus
1143 Cryptocentrus niveatus
1144 Cryptocentrus pavoninoides
1145 Cryptocentrus polyophthalmus
1146 Cryptocentrus strigilliceps
1147 Ctenogobiops aurocingulus
1148 Ctenogobiops crocineus
1149 Ctenogobiops feroculus
1150 Ctenogobiops mitodes
1151 Ctenogobiops pomastictus
1152 Ctenogobiops tangaroai
1153 Ctenotrypauchen microcephalus
1154 Discordipinna griessingeri
1155 Drombus kranjiensis
1156 Drombus triangularis
1157 Eviota afelei
1158 Eviota albolineata
1159 Eviota bifasciata
1160 Eviota cometa
1161 Eviota distigma
1162 Eviota fasciola
1163 Eviota guttata
1164 Eviota herrei
1165 Eviota infulata
1166 Eviota lachdeberei
1167 Eviota latifasciata
1168 Eviota melasma
1169 Eviota mikiae
1170 Eviota nebulosa
1171 Eviota nigriventris
1172 Eviota pellucida 4 3 2
1173 Eviota prasina

269
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1174 Eviota prasites
1175 Eviota punctulata
1176 Eviota queenslandica
1177 Eviota raja

1178 Eviota sebreei


1179 Eviota sigillata
1180 Eviota sparsa
1181 Eviota spilota
1182 Eviota storthynx
1183 Eviota zebrina
1184 Eviota zonura
1185 Exyrias akihito
1186 Exyrias belissimus
1187 Exyrias ferrarisi
1188 Exyrias puntang
1189 Favonigobius melanobranchus
1190 Favonigobius reichei
1191 Feia nympha
1192 Fusigobius aureus
1193 Fusigobius duospilus
1194 Fusigobius inframaculatus
1195 Fusigobius longispinus
1196 Fusigobius maximus
1197 Fusigobius melacron
1198 Fusigobius neophytus
1199 Fusigobius pallidus
1200 Fusigobius signipinnis
1201 Gladiogobius ensifer
1202 Glossogobius giuris
1203 Gnatholepis anjerensis
1204 Gnatholepis cauerensis cauerensis
1205 Gnatholepis davaoensis
1206 Gobiodon albofasciatus
1207 Gobiodon ceramensis
1208 Gobiodon citrinus
1209 Gobiodon heterospilos
1210 Gobiodon histrio
1211 Gobiodon okinawae
1212 Gobiodon quinquestrigatus
1213 Gobiodon spilophthalmus

270
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1214 Gobiodon unicolor
1215 Gobiopsis angustifrons
1216 Gobiopsis aporia
1217 Gobiopsis bravoi

1218 Gobiopsis springeri


1219 Grallenia lipi
1220 Hemigobius mingi
1221 Istigobius decoratus
1222 Istigobius goldmanni
1223 Istigobius nigroocellatus
1224 Istigobius ornatus
1225 Istigobius perspicillatus
1226 Istigobius rigilius
1227 Istigobius spence
1228 Karsten totoyensis
1229 Lobulogobius morrigu
1230 Lotilia graciliosa
1231 Lubricogobius exiguus
1232 Luposicya lupus
1233 Macrodontogobius wilburi
1234 Mahidolia mystacina
1235 Mugilogobius cavifrons
1246 Mugilogobius platystomus
1236 Myersina filifer
1237 Myersina lachneri
1238 Myersina nigrivirgata
1239 Myersina papuanus
1240 Odontamblyopus rubicundus
1241 Oplopomus caninoides
1242 Oplopomus oplopomus
1243 Oxuderces dentatus
1244 Oxyurichthys auchenolepis
1245 Oxyurichthys cornutus
1247 Oxyurichthys microlepis
1248 Oxyurichthys notonema
1249 Oxyurichthys ophthalmonema
1250 Periophthalmodon freycineti
1251 Oxyurichthys papuensis
1252 Oxyurichthys tentacularis
1253 Oxyurichthys uronema

271
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1254 Palutrus scapulopunctatus
1255 Pandaka pusilla
1256 Parachaeturichthys polynema
1257 Paragobiodon echinocephalus

1258 Paragobiodon xanthosomus


1259 Parapocryptes serperaster
1260 Paratrypauchen microcephalus
1261 Periophthalmodon schlosseri
1262 Periophthalmus argentilineatus
1263 Periophthalmus chrysospilos
1264 Periophthalmus gracilis
1265 Periophthalmus kalolo
1266 Periophthalmus malaccensis
1267 Periophthalmus minutus
1268 Periophthalmus novemradiatus
1269 Periophthalmus spilotus
1270 Periophthalmus weberi
1271 Phyllogobius platycephalops
1272 Platygobiopsis akihito
1273 Pleurosicya annandalei
1274 Pleurosicya bilobata
1275 Pleurosicya boldinghi
1276 Pleurosicya carolinensis
1277 Pleurosicya coerulea
1278 Pleurosicya elongata
1279 Pleurosicya labiata
1280 Pleurosicya micheli
1281 Pleurosicya mossambica
1282 Pleurosicya muscarum
1283 Pleurosicya plicata
1284 Pleurosicya spongicola
1285 Priolepis aithiops
1286 Priolepis cinctus
1287 Priolepis compita
1288 Priolepis fallacincta
1289 Priolepis kappa
1290 Priolepis nocturna
1291 Priolepis pallidicincta
1292 Priolepis profunda
1293 Priolepis semidoliata

272
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1294 Priolepis sticta
1295 Priolepis vexilla
1296 Psammogobius biocellatus
1297 Pseudapocryptes elongatus

1298 Pseudogobius isognathus


1299 Pseudogobius melanostictus
1300 Psilogobius prolatus
1301 Redigobius roemeri
1302 Scartelaos histophorus
1303 Sicyopterus lagocephalus
1304 Signigobius biocellatus 4 3 2
1305 Stenogobius genivittatus
1306 Stenogobius gymnopomus
1307 Stenogobius marinus
1308 Stonogobiops nematodes
1309 Stonogobiops xanthorhinica
1310 Stonogobiops yasha
1311 Sueviota atrinasa
1312 Taenioides anguillaris
1313 Taenioides cirratus
1314 Taenioides eruptionis
1315 Tomiyamichthys alleni
1316 Tomiyamichthys lanceolatus
1317 Tomiyamichthys latruncularius
1318 Tomiyamichthys oni
1319 Tomiyamichthys tanyspilus
1320 Trimma agrena
1321 Trimma anaima
1322 Trimma annosum
1323 Trimma benjamini
1324 Trimma flavatrum
1325 Trimma griffithsi
1326 Trimma halonevum
1327 Trimma hayashii
1328 Trimma hoesei
1329 Trimma macrophthalma
1330 Trimma milta
1331 Trimma nasa
1332 Trimma naudei
1333 Trimma nomurai

273
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1334 Trimma okinawae
1335 Trimma rubromaculatus
1336 Trimma sanguinellus
1337 Trimma stobbsi

1338 Trimma striata


1339 Trimma taylori
1340 Trimmatom nanus
1341 Trimmatom pharus
1342 Trimmatom sagma
1343 Trypauchen raha
1344 Trypauchen taenia
1345 Trypauchen vagina
1346 Trypauchenichthys sumatrensis
1347 Tryssogobius colini
1348 Tryssogobius flavolineatus
1349 Tryssogobius longipes
1350 Valenciennea bella
1351 Valenciennea helsdingenii
1352 Valenciennea immaculata
1353 Valenciennea limicola
1354 Valenciennea longipinnis
1355 Valenciennea muralis
1356 Valenciennea parva
1357 Valenciennea puellaris
1358 Valenciennea randalli
1359 Valenciennea sexguttata
1360 Valenciennea strigata 4 3 2
1361 Valenciennea wardii
1362 Vanderhorstia ambanoro
1363 Vanderhorstia auronotata
1364 Vanderhorstia longimanus
1365 Vanderhorstia nobilis
1366 Vanderhorstia ornatissima
1367 Yongeichthys criniger
1368 Yongeichthys nebulosus
1369 Amblygobius sphynx
1370 Cryptocentrus octofasciatus
1371 Fusigobius aureus
1372 Oplopomops diacanthus

274
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1373 Priolepis nuchifasciata
1374 Trimma tevegae
88 GONOSTOMATIDAE
1375 Bonapartia pedialota
1376 Cyclothone acclinidens
1377 Cyclothone microdon
1378 Cyclothone pseudopallida
1379 Cyclothone signata
1380 Gonostoma elongatum
1381 Manducus greyae
1382 Margrethia obtusirostra
89 GYMNURIDAE
1383 Aetoplatea zonura 4 2 1
1384 Gymnura australis
1385 Gymnura poecilura 3 2 1
90 HAEMULIDAE
1386 Diagramma melanacrum 3 3 1
1387 Diagramma pictum 3 3 1
1388 Diagramma punctatum 3 3 1
1389 Plectorhinchus albovittatus
1390 Plectorhinchus celebicus
1391 Plectorhinchus chaetodonoides 3 3 1
1392 Plectorhinchus chrysotaenia 3 3 1
1393 Plectorhinchus chubbi
1394 Plectorhinchus flavomaculatus
1395 Plectorhinchus gaterinoides
1396 Plectorhinchus lessonii 3 3 1
1397 Plectorhinchus lineatus 3 3 1
1398 Plectorhinchus obscurus
1399 Plectorhinchus orientalis
1400 Plectorhinchus pictus 3 3 1
1401 Plectorhinchus picus
1402 Plectorhinchus polytaenia
1403 Plectorhinchus unicolor
1404 Plectorhinchus vittatus
1405 Pomadasys argenteus 3 3 1
1406 Pomadasys argyreus
1407 Pomadasys commersonnii
1408 Pomadasys furcatus
1409 Pomadasys kaakan 4 3 1

275
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1410 Pomadasys maculatus
1411 Plectorhinchus gibbosus 4 3 1
91 HALOSAURIDAE
1412 Aldrovandia mediorostris
92 HEMIGALEIDAE
1413 Chaenogaleus macrostoma
1414 Hemigaleus microstoma
93 HEMIRAMPHIDAE

1415 Hemiramphus archipelagicus


1416 Hemiramphus far 3 3 1
1417 Hemiramphus lutkei
1418 Hyporhamphus affinis
1419 Hyporhamphus balinensis
1420 Hyporhamphus dussumieri
1421 Hyporhamphus melanopterus
1422 Hyporhamphus neglectissimus
1423 Hyporhamphus neglectus
1424 Hyporhamphus quoyi
1425 Nomorhamphus australis
1426 Oxyporhamphus convexus
1427 Oxyporhamphus micropterus micropterus
1428 Rhynchorhamphus georgii
1429 Zenarchopterus buffonis
1430 Zenarchopterus dispar 3 3 1
1431 Zenarchopterus dunckeri
1431 Zenarchopterus gilli
1432 Zenarchopterus pappenheimi
1433 Zenarchopterus rasori
1434 Zenarchopterus xiphophorus
94 HEMISCYLLIIDAE
1435 Chiloscyllium griseum 4 3 2
1436 Chiloscyllium hasseltii 5 3 2
1437 Chiloscyllium indicum 4 3 2
1438 Chiloscyllium plagiosum 4 3 2
1439 Chiloscyllium punctatum 3 2 2
1440 Hemiscyllium freycineti 4 3 2
1441 Hemiscyllium galei 4 4 2
1442 Hemiscyllium hallstromi 4 3 2
1443 Hemiscyllium henryi 4 4 2
1444 Hemiscyllium ocellatum 4 3 2

276
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1445 Hemiscyllium strahani 4 3 2
1446 Hemiscyllium trispeculare 4 3 2
95 HETERODONTIDAE
1447 Heterodontus zebra 5 3 2
96 HEXANCHIDAE
1448 Heptranchias perlo 4 3 1
1449 Hexanchus griseus 5 3 1
97 HISPIDOBERYCIDAE

1450 Hispidoberyx ambagiosus


98 HOLOCENTRIDAE
1451 Myripristis adusta 4 3 1
1452 Myripristis amaena
1453 Myripristis aulacodes
1454 Myripristis berndti
1455 Myripristis botche
1456 Myripristis hexagona
1457 Myripristis kaianus
1458 Myripristis kuntee 4 3 1
1459 Myripristis murdjan
1460 Myripristis pralinia
1461 Myripristis trachyacron
1462 Myripristis violacea
1463 Myripristis vittata
1464 Neoniphon argenteus
1465 Neoniphon aurolineatus
1466 Neoniphon opercularis
1467 Neoniphon sammara 4 3 1
1468 Ostichthys acanthorhinus
1469 Ostichthys japonicus
1470 Ostichthys kaianus
1471 Sargocentron caudimaculatum 2 2 1
1472 Sargocentron cornutum
1473 Sargocentron diadema
1474 Sargocentron iota
1475 Sargocentron ittodai
1476 Sargocentron melanospilos
1475 Sargocentron microstoma
1476 Sargocentron praslin
1475 Sargocentron punctatissimum
1476 Sargocentron rubrum 3 3 1

277
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1477 Sargocentron shimizui
1478 Sargocentron spiniferum 4 3 1
1479 Sargocentron tiere
1480 Sargocentron tiereoides
1481 Sargocentron violaceum 4 3 1
99 HOPLICHTHYIDAE
1482 Hoplichthys citrinus
1483 Hoplichthys gilberti
1484 Hoplichthys regani
100 IPNOPIDAE
1485 Bathypterois parini

1486 Ipnops agassizii


101 ISTIOPHORIDAE
1487 Istiophorus platypterus
1488 Makaira indica
1489 Makaira mazara
1490 Tetrapturus angustirostris
1491 Tetrapturus audax
102 KUHLIIDAE
1492 Kuhlia mugil
1493 Kuhlia rupestris
103 KYPHOSIDAE
1494 Kyphosus bigibbus
1495 Kyphosus cinerascens 3 2 1
1496 Kyphosus vaigiensis 3 2 1
104 LABRIDAE
1497 Anampses caeruleopunctatus
1498 Anampses cuvier
1499 Anampses geographicus 3 3 2
1500 Anampses lineatus
1501 Anampses melanurus
1502 Anampses meleagrides 3 3 2
1503 Anampses neoguinaicus
1504 Anampses twistii 3 2 2
1505 Bodianus anthioides 5 3 2
1506 Bodianus axillaris 3 3 2
1507 Bodianus bilunulatus 5 3 2
1508 Bodianus bimaculatus
1509 Bodianus diana 3 3 2
1510 Bodianus leucosticticus

278
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1511 Bodianus loxozonus
1512 Bodianus mesothorax 3 3 2
1513 Bodianus sepiacaudus
1514 Cheilinus chlorourus 3 3 2
1515 Cheilinus fasciatus 3 3 1
1516 Cheilinus oxycephalus 3 3 1
1517 Cheilinus oxyrhynchus
1518 Cheilinus trilobatus 3 2 1
1519 Cheilinus undulatus 5 3 1
1520 Choerodon anchorago 3 2 1
1521 Choerodon cephalotes
1522 Choerodon gomoni
1523 Choerodon jordani 4 3 1
1524 Choerodon oligacanthus

1525 Choerodon robustus

1526 Choerodon schoenleinii 3 3 1

1527 Choerodon zamboangae

1528 Choerodon zosterophorus 4 3 1

1529 Cirrhilabrus aurantidorsalis


1530 Cirrhilabrus adornatus
1531 Cirrhilabrus brunneus
1532 Cirrhilabrus cenderawasih
1533 Cirrhilabrus cyanopleura 2 3 2
1534 Cirrhilabrus exquisitus
1535 Cirrhilabrus filamentosus
1536 Cirrhilabrus flavidorsalis
1537 Cirrhilabrus joanallenae
1538 Cirrhilabrus lubbocki
1539 Cirrhilabrus lunatus
1540 Cirrhilabrus pylei
1541 Cirrhilabrus rubrimarginatus
1542 Cirrhilabrus rubripinnis
1543 Cirrhilabrus solorensis 3 3 2
1544 Cirrhilabrus temminckii 4 3 2
1545 Cirrhilabrus tonozukai
1546 Coris aygula
1547 Coris batuensis 3 3 2
1548 Coris caudimacula
1549 Coris cuvieri
1550 Coris dorsomacula

279
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1551 Coris gaimard 3 3 2
1552 Coris julis
1553 Coris pictoides
1554 Cymolutes praetextatus
1555 Cymolutes torquatus
1556 Diproctacanthus xanthurus
1557 Epibulus brevis
1558 Epibulus insidiator 3 2 2
1559 Gomphosus caeruleus
1560 Gomphosus varius 3 2 2
1561 Halichoeres argus 3 2 2
1562 Halichoeres bicolor
1563 Halichoeres binotopsis
1564 Halichoeres biocellatus

1565 Halichoeres chlorocephalus


1566 Halichoeres chloropterus 3 2 2
1567 Halichoeres chrysus 3 3 2
1568 Halichoeres cosmetus
1569 Halichoeres girardi
1570 Halichoeres hartzfeldii 4 3 2
1571 Halichoeres hortulanus 3 3 2
1572 Halichoeres kallochroma
1573 Halichoeres leucoxanthus
1574 Halichoeres leucurus
1575 Halichoeres margaritaceus
1576 Halichoeres marginatus 3 3 2
1577 Halichoeres melanochir
1578 Halichoeres melanurus 3 2 2
1579 Halichoeres melasmapomus
1580 Halichoeres miniatus
1581 Halichoeres nebulosus 3 2 2
1582 Halichoeres nigrescens
1583 Halichoeres ornatissimus
1584 Halichoeres pallidus
1585 Halichoeres papilionaceus
1586 Halichoeres pardaleocephalus
1587 Halichoeres podostigma 4 3 2
1588 Halichoeres prosopeion 3 3 2
1589 Halichoeres purpurescens 3 3 2
1590 Halichoeres richmondi 4 3 2

280
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1591 Halichoeres rubricephalus
1592 Halichoeres scapularis 3 3 2
1593 Halichoeres solorensis 4 3 2
1594 Halichoeres timorensis
1595 Halichoeres trimaculatus
1596 Halichoeres trispilus
1597 Halichoeres vrolikii 3 3 2
1598 Halichoeres zeylonicus
1599 Hemigymnus fasciatus 3 3 2
1600 Hemigymnus melapterus 3 2 1
1601 Hologymnosus annulatus 4 3 2
1602 Hologymnosus doliatus 4 3 2
1603 Hologymnosus rhodonotus
1604 Iniistius aneitensis
1605 Iniistius celebicus

1606 Iniistius pavo


1607 Isurus oxyrinchus
1608 Labrichthys unilineatus 3 3 2
1609 Labroides bicolor 3 3 2
1610 Labroides dimidiatus 3 3 2
1611 Labroides pectoralis
1612 Labroides rubrolabiatus
1613 Labropsis alleni 4 3 2
1614 Labropsis manabei 4 3 2
1615 Labropsis xanthonota
1616 Lactarius lactarius
1617 Leptojulis chrysotaenia
1618 Leptojulis cyanopleura 4 3 2
1619 Leptojulis polylepis
1620 Leptojulis urostigma
1621 Lates calcarifer 3 3 2
1622 Macropharyngodon meleagris
1623 Macropharyngodon negrosensis
1624 Macropharyngodon ornatus
1625 Novaculichthys macrolepidotus
1626 Novaculichthys taeniourus 4 3 2
1627 Oxycheilinus arenatus
1628 Oxycheilinus bimaculatus 4 3 2
1629 Oxycheilinus celebicus 3 3 2
1630 Oxycheilinus digramma 3 3 2

281
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1631 Oxycheilinus orientalis
1632 Oxycheilinus rhodochrous
1633 Oxycheilinus unifasciatus 4 3 2
1634 Paracheilinus angulatus
1635 Paracheilinus bellae
1636 Paracheilinus carpenteri
1637 Paracheilinus cyaneus
1638 Paracheilinus filamentosus
1639 Paracheilinus flavianalis
1640 Paracheilinus mccoskeri
1641 Paracheilinus nursalim
1642 Paracheilinus togeanensis
1643 Paracheilinus walton
1644 Psammoperca waigiensis 3 2 2
1645 Pseudocheilinops ataenia
1646 Pseudocheilinus evanidus
1647 Pseudocheilinus hexataenia 3 3 2
1648 Pseudocheilinus octotaenia 4 3 2
1649 Pseudocoris aurantiofasciata
1650 Pseudocoris bleekeri

1651 Pseudocoris heteroptera


1652 Pseudocoris yamashiroi
1653 Pseudodax moluccanus 4 3 2
1654 Pseudojuloides cerasinus
1655 Pseudojuloides kaleidos
1656 Pseudojuloides mesostigma
1657 Pseudojuloides severnsi
1658 Pteragogus cryptus
1659 Pteragogus enneacanthus
1660 Pteragogus flagellifer
1661 Pteragogus guttatus
1662 Stethojulis albovittata 3 3 2
1663 Stethojulis balteata
1664 Stethojulis bandanensis 3 3 2
1665 Stethojulis interrupta 3 3 2
1666 Stethojulis strigiventer 3 3 2
1667 Stethojulis trilineata 3 3 2
1668 Terelabrus rubrovittatus
1669 Thalassoma amblycephalum 3 2 2
1670 Thalassoma hardwicke 3 3 2

282
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1671 Thalassoma jansenii 3 3 2
1672 Thalassoma lunare 3 3 2
1673 Thalassoma lutescens 4 3 2
1674 Thalassoma purpureum 4 3 2
1675 Thalassoma quinquevittatum
1676 Thalassoma trilobatum
1677 Wetmorella albofasciata
1678 Wetmorella nigropinnata
1679 Wetmorella tanakai
1680 Xiphocheilus typus
1681 Xyrichtys bimaculatus
1682 Xyrichtys dea
1683 Xyrichtys javanicus
1684 Xyrichtys melanopus
1685 Xyrichtys pentadactylus
1686 Xyrichtys trivittatus
1687 Xyrichtys twistii 5 3 2
105 LATIMERIIDAE
1688 Latimeria menadoensis 5 4 1
106 LEIOGNATHIDAE
1689 Equulites elongatus
1690 Equulites leuciscus
1691 Equulites stercorarius
1692 Eubleekeria jonesi
1693 Eubleekeria kupanensis
1694 Eubleekeria rapsoni
1695 Eubleekeria splendens
1696 Gazza achlamys
1697 Gazza dentex
1698 Gazza minuta 3 3 2
1699 Gazza rhombea
1700 Leiognathus aureus
1701 Leiognathus berbis
1702 Leiognathus daura
1703 Leiognathus dussumieri 2 2 1
1704 Leiognathus equulus 2 2 1
1705 Leiognathus fasciatus 2 2 1
1706 Leiognathus hataii
1707 Leiognathus longispinis 2 2 1
1708 Nuchequula blochii

283
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1709 Nuchequula gerreoides
1710 Nuchequula glenysae
1711 Nuchequula longicornis
1712 Nuchequula nuchalis
1713 Photopectoralis bindus
1714 Secutor hanedai
1715 Secutor indicius
1716 Secutor insidiator 2 2 1
1717 Secutor interruptus
1718 Secutor megalolepis
1719 Secutor ruconius 2 2 1
107 LETHRINIDAE

1720 Gnathodentex aureolineatus 3 3 1


1721 Gymnocranius audleyi
1722 Gymnocranius elongatus
1723 Gymnocranius frenatus
1724 Gymnocranius grandoculis 3 3 1
1725 Gymnocranius griseus
1726 Gymnocranius microdon 3 3 1
1727 Lethrinus amboinensis
1728 Lethrinus atkinsoni
1729 Lethrinus conchyliatus
1730 Lethrinus erythracanthus 3 3 1
1731 Lethrinus erythropterus 3 3 1
1732 Lethrinus genivittatus
1733 Lethrinus harak 2 2 1
1734 Lethrinus laticaudis
1735 Lethrinus lentjan 2 2 1
1736 Lethrinus microdon
1737 Lethrinus nebulosus 3 2 1
1738 Lethrinus obsoletus 2 2 1
1739 Lethrinus olivaceus 3 2 1
1740 Lethrinus ornatus 3 3 1
1741 Lethrinus reticulatus
1742 Lethrinus rubrioperculatus
1743 Lethrinus semicinctus
1744 Lethrinus variegatus 3 2 1
1745 Lethrinus xanthochilus
1746 Monotaxis grandoculis 3 3 1
1747 Wattsia mossambica

284
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


108 LINOPHRYNIDAE
1748 Linophryne bipennata
109 LOBOTIDAE
1749 Lobotes surinamensis 3 3 1
110 LOPHICHTHYIDAE
1750 Lophichthys boschmai
111 LOPHIIDAE
1751 Lophiodes gracilimanus
1752 Lophiodes mutilus
1753 Lophiomus setigerus

112 LUTJANIDAE
1754 Aphareus furca 4 3 1
1755 Aphareus rutilans 3 3 1
1756 Aprion virescens 3 3 1
1757 Etelis carbunculus 3 3 1
1758 Etelis coruscans
1759 Etelis radiosus
1760 Lipocheilus carnolabrum
1761 Lutjanus argentimaculatus 3 3 1
1762 Lutjanus bengalensis
1763 Lutjanus biguttatus 2 2 1
1764 Lutjanus bitaeniatus
1765 Lutjanus bohar 3 3 1
1766 Lutjanus boutton
1767 Lutjanus carponotatus 3 2 1
1768 Lutjanus decussatus 3 2 1
1769 Lutjanus dodecacanthoides
1770 Lutjanus ehrenbergii
1771 Lutjanus erythropterus 3 3 1
1772 Lutjanus fulviflamma 2 2 1
1773 Lutjanus fulvus 3 3 1
1774 Lutjanus gibbus 2 2 1
1775 Lutjanus goldiei
1776 Lutjanus johnii 3 2 1
1777 Lutjanus kasmira 2 2 1
1778 Lutjanus lemniscatus
1779 Lutjanus lunulatus 3 3 1
1780 Lutjanus lutjanus 2 3 1
1781 Lutjanus madras
1782 Lutjanus malabaricus 3 3 1

285
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1783 Lutjanus mizenkoi
1784 Lutjanus monostigma 3 3 1
1785 Lutjanus quinquelineatus
1786 Lutjanus rivulatus 3 2 1
1787 Lutjanus rufolineatus
1788 Lutjanus russellii 4 3 1
1789 Lutjanus sebae 3 3 1
1790 Lutjanus semicinctus 4 3 1
1791 Lutjanus timorensis 4 3 1
1792 Lutjanus vitta 2 2 1
1793 Macolor macularis 3 3 1
1794 Macolor niger 3 3 1
1795 Paracaesio kusakarii

1796 Paracaesio sordida


1797 Paracaesio xanthura
1798 Pinjalo lewisi
1799 Pinjalo pinjalo 2 3 1
1800 Pristipomoides argyrogrammicus
1801 Pristipomoides filamentosus 4 3 1
1802 Pristipomoides flavipinnis
1803 Pristipomoides multidens
1804 Pristipomoides sieboldii
1805 Pristipomoides typus
1806 Pristipomoides zonatus 4 3 1
1807 Symphorichthys spilurus
1808 Symphorus nematophorus 4 3 1
1809 Pristipomoides auricilla
113 MACROURIDAE
1810 Cetonurus globiceps
1811 Coelorinchus argentatus
1812 Coelorinchus argus
1813 Coelorinchus spinifer
1814 Coryphaenoides asprellus
1815 Coryphaenoides orthogrammus
1816 Coryphaenoides tydemani
1817 Hymenocephalus grimaldii
1818 Hymenocephalus nascens
1819 Lucigadus microlepis
1820 Malacocephalus laevis
1821 Mataeocephalus adustus

286
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1822 Pseudonezumia parvipes
1823 Sphagemacrurus richardi
1824 Ventrifossa divergens
1825 Ventrifossa nigrodorsalis
1826 Ventrifossa petersonii
114 MALACANTHIDAE
1827 Branchiostegus australiensis
1828 Branchiostegus gloerfelti
1829 Hoplolatilus chlupatyi
1830 Hoplolatilus cuniculus
1831 Hoplolatilus erdmanni
1832 Hoplolatilus fourmanoiri

1833 Hoplolatilus fronticinctus


1834 Hoplolatilus luteus
1835 Hoplolatilus marcosi
1836 Hoplolatilus purpureus
1837 Hoplolatilus starcki 4 3 2
1838 Malacanthus brevirostris 4 3 2
1839 Malacanthus latovittatus 4 3 2
115 MEGACHASMIDAE
1840 Megachasma pelagios 5 2 2
116 MEGALOMYCTERIDAE
1841 Ataxolepis apus
117 MAGELOPIDAE
1842 Megalops cyprinoides
118 MELAMPHAIDAE
1843 Melamphaes danae
1844 Melamphaes eulepis
1845 Melamphaes longivelis
1846 Poromitra oscitans
1847 Scopelogadus mizolepis mizolepis
1848 Scopelogadus unispinis
119 MENIDAE
1849 Mene maculata
120 MICRODESMIDAE
1850 Gunnellichthys curiosus
1851 Gunnellichthys monostigma
1852 Gunnellichthys pleurotaenia
1853 Gunnellichthys viridescens

287
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


121 MICROSTOMATIDAE
1854 Xenophthalmichthys danae
122 MOLIDAE
1855 Masturus oxyuropterus
1856 Mola mola 4 3 1
123 MONACANTHIDAE
1857 Acreichthys radiatus
1858 Acreichthys tomentosus 3 2 2
1859 Aluterus monoceros
1860 Aluterus scriptus 3 3 2
1861 Amanses scopas 3 3 2

1862 Anacanthus barbatus


1863 Brachaluteres taylori
1864 Brachaluteres ulvarum
1865 Cantherhines dumerilii
1866 Cantherhines fronticinctus
1867 Cantherhines pardalis 3 3 1
1868 Chaetodermis penicilligerus
1869 Monacanthus chinensis
1870 Oxymonacanthus longirostris 4 3 1
1871 Paraluteres prionurus 4 3 1
1872 Paramonacanthus choirocephalus
1873 Paramonacanthus cryptodon
1874 Paramonacanthus curtorhynchos
1875 Paramonacanthus japonicus
1876 Paramonacanthus nipponensis
1877 Paramonacanthus pusillus
1878 Paramonacanthus sulcatus
1879 Paramonacanthus tricuspis
1880 Pervagor janthinosoma
1881 Pervagor melanocephalus
1882 Pervagor nigrolineatus
1883 Pseudalutarius nasicornis
1884 Pseudomonacanthus elongatus
1885 Pseudomonacanthus macrurus
1886 Pseudomonacanthus peroni
1887 Rudarius excelsus
1888 Rudarius minutus
1889 Thamnaconus striatus
1890 Thamnaconus tessellatus

288
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


124 MONOCENTRIDAE
1891 Monocentris japonica
125 MONODACTYLIDAE
1892 Monodactylus argenteus 2 2 1
126 MORIDAE
1893 Physiculus longifilis
1894 Physiculus nigriscens
1895 Physiculus peregrinus
1896 Physiculus roseus
1897 Tripterophycis gilchristi
127 MORINGUIDAE
1898 Moringua abbreviata

1899 Moringua bicolor


1900 Moringua ferruginea
1901 Moringua javanica
1902 Moringua macrochir
1903 Moringua microchir
1904 Moringua raitaborua
128 MUGILIDAE
1905 Crenimugil crenilabis
1906 Crenimugil heterocheilos
1907 Liza alata
1908 Liza macrolepis
1909 Liza melinoptera
1910 Liza parmata
1911 Liza subviridis
1912 Liza tade 3 3 1
1913 Liza vaigiensis 2 2 1
1914 Moolgarda pedaraki
1915 Mugil cephalus 2 2 1
1916 Oedalechilus labiosus
1917 Valamugil buchanani
1918 Valamugil cunnesius
1919 Valamugil engeli
1920 Valamugil seheli 3 2 1
1921 Valamugil speigleri
129 MULLIDAE
1922 Mulloidichthys flavolineatus 3 3 1
1923 Mulloidichthys pfluegeri
1924 Mulloidichthys vanicolensis 4 3 1

289
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1925 Parupeneus barberinoides 3 3 1
1926 Parupeneus barberinus 3 2 1
1927 Parupeneus chrysopleuron
1928 Parupeneus ciliatus
1929 Parupeneus crassilabris
1930 Parupeneus cyclostomus 3 3 1
1931 Parupeneus forsskali
1932 Parupeneus heptacanthus
1933 Parupeneus indicus 3 3 1
1934 Parupeneus jansenii 3 3 1
1935 Parupeneus macronemus
1936 Parupeneus multifasciatus 3 3 1
1937 Parupeneus pleurostigma 4 3 1

1938 Parupeneus rubescens


1939 Parupeneus spilurus
1940 Parupeneus trifasciatus
1941 Upeneus asymmetricus
1942 Upeneus japonicus
1943 Upeneus luzonius
1944 Upeneus moluccensis
1945 Upeneus quadrilineatus
1946 Upeneus subvittatus
1947 Upeneus sulphureus 3 3 1
1948 Upeneus sundaicus
1949 Upeneus tragula 3 3 1
1950 Upeneus vittatus 3 3 1
130 MURAENESOCIDAE
1951 Congresox talabon
1952 Congresox talabonoides
1953 Gavialiceps javanicus
1954 Muraenesox bagio
1955 Muraenesox cinereus
131 MURAENIDAE
1956 Anarchias allardicei
1957 Channomuraena vittata
1958 Diaphenchelys pelonates
1959 Echidna amblyodon
1960 Echidna delicatula
1961 Echidna nebulosa 4 3 2
1962 Echidna polyzona

290
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1963 Echidna rhodochilus
1964 Echidna xanthospilos
1965 Enchelycore bayeri
1966 Enchelycore schismatorhynchus
1967 Enchelynassa canina
1968 Gymnomuraena zebra
1969 Gymnothorax albimarginatus
1970 Gymnothorax angusticauda
1971 Gymnothorax buroensis
1972 Gymnothorax castlei
1973 Gymnothorax chilospilus
1974 Gymnothorax chlamydatus
1975 Gymnothorax enigmaticus

1976 Gymnothorax favagineus


1977 Gymnothorax fimbriatus
1978 Gymnothorax flavimarginatus
1979 Gymnothorax formosus
1980 Gymnothorax fuscomaculatus
1981 Gymnothorax herrei
1982 Gymnothorax isingteena
1983 Gymnothorax javanicus 3 3 1
1984 Gymnothorax margaritophorus
1985 Gymnothorax melatremus
1986 Gymnothorax meleagris 4 3 1
1987 Gymnothorax microstictus
1988 Gymnothorax moluccensis
1989 Gymnothorax monochrous
1990 Gymnothorax nudivomer
1991 Gymnothorax phasmatodes
1992 Gymnothorax pictus
1993 Gymnothorax pindae
1994 Gymnothorax polyuranodon
1995 Gymnothorax pseudoherrei
1996 Gymnothorax pseudothyrsoideus
1997 Gymnothorax punctatofasciatus
1998 Gymnothorax randalli
1999 Gymnothorax reticularis
2000 Gymnothorax richardsonii
2001 Gymnothorax robinsi
2002 Gymnothorax rueppellii

291
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2003 Gymnothorax thyrsoideus
2004 Gymnothorax tile
2005 Gymnothorax undulatus
2006 Gymnothorax zonipectis
2007 Pseudechidna brummeri
2008 Rhinomuraena quaesita
2009 Scuticaria okinawae
2010 Scuticaria tigrina
2011 Strophidon sathete
2012 Uropterygius concolor
2013 Uropterygius fasciolatus
2014 Uropterygius fuscoguttatus
2015 Uropterygius inornatus

2016 Uropterygius kamar


2017 Uropterygius macrocephalus
2018 Uropterygius marmoratus
2019 Uropterygius micropterus
2020 Uropterygius nagoensis
2021 Uropterygius xanthopterus
2022 Uropterygius xenodontus
132 MYCTOPHIDAE
2023 Benthosema fibulatum
2024 Benthosema pterotum
2025 Benthosema suborbitale
2026 Diaphus chrysorhynchus
2027 Diaphus coeruleus
2028 Diaphus diademophilus
2029 Diaphus effulgens
2030 Diaphus fragilis
2031 Diaphus garmani
2032 Diaphus impostor
2033 Diaphus luetkeni
2034 Diaphus lucidus
2035 Diaphus malayanus
2036 Diaphus megalops
2037 Diaphus signatus
2038 Diaphus splendidus
2039 Diaphus suborbitalis
2040 Diaphus thiollierei
2041 Diaphus watasei

292
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2042 Lampadena luminosa
2043 Myctophum asperum
2044 Myctophum aurolaternatum
2045 Myctophum brachygnathum
2046 Myctophum lunatum
2047 Myctophum (Nyctophus) luetkeni
2048 Myctophum pristilepis obtusirostre
2049 Nannobrachium lineatum
2050 Nannobrachium nigrum
2051 Notoscopelus resplendens
2052 Scopelopsis multipunctatus
2053 Scopelus (Nyctophus) warmingi
2054 Symbolophorus evermanni
133 MYLIOBATIDAE
2055 Aetobatus flagellum 5 3 1
2056 Aetobatus guttatus 5 3 1
2057 Aetobatus narinari 3 2 1
2058 Aetobatus ocellatus 3 2 1
2059 Aetomylaeus maculatus 4 3 1

2060 Aetomylaeus milvus 4 3 1


2061 Aetomylaeus nichofii 4 2 2
2062 Aetomylaeus vespertilio 5 3 1
2063 Manta birostris 4 2 1
2064 Mobula eregoodootenkee 5 3 1
2065 Mobula japanica 3 3
2066 Mobula kuhlii 4 3
2067 Myliobatis tobijei 4 3
2068 Rhinoptera javanica 4 3
134 NARCINIDAE
2069 Narcine brunnea 5 3 2
2070 Narcine maculata 5 3 2
2071 Narcine prodorsalis 5 3 2
2072 Narcine timlei 4 3 2
2073 Narke dipterygia 5 3 2
135 NEMICHTHYIDAE
2074 Avocettina infans
2075 Nemichthys scolopaceus
136 NEMIPTERIDAE

2076 Nemipterus aurorus


2077 Nemipterus balinensis

293
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2078 Nemipterus balinensoides
2079 Nemipterus bathybius
2080 Nemipterus bipunctatus
2081 Nemipterus celebicus
2082 Nemipterus furcosus
2083 Nemipterus gracilis
2084 Nemipterus hexodon 3 3 1
2085 Nemipterus isacanthus
2086 Nemipterus japonicus 3 3 1
2087 Nemipterus marginatus
2088 Nemipterus mesoprion
2089 Nemipterus nematophorus
2090 Nemipterus nematopus
2091 Nemipterus nemurus
2092 Nemipterus peronii 4 3 1
2093 Nemipterus tambuloides
2094 Nemipterus thosaporni
2095 Nemipterus virgatus
2096 Nemipterus zysron
2097 Parascolopsis eriomma

2098 Parascolopsis inermis


2099 Parascolopsis melanophrys
2100 Parascolopsis qantasi
2101 Parascolopsis tanyactis
2102 Parascolopsis tosensis
2103 Pentapodus bifasciatus
2104 Pentapodus caninus 3 3 1
2105 Pentapodus emeryii
2106 Pentapodus nagasakiensis
2107 Pentapodus porosus
2108 Pentapodus setosus 3 2 1
2109 Pentapodus trivittatus 3 3 1
2110 Scolopsis affinis 4 3 1
2111 Scolopsis aurata
2112 Scolopsis bilineata 2 2 1
2113 Scolopsis ciliata 2 2 1
2114 Scolopsis lineata 2 2 1
2115 Scolopsis margaritifer 2 2 1
2116 Scolopsis monogramma 3 3 1
2117 Scolopsis taenioptera 2 3 1

294
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2118 Scolopsis temporalis
2119 Scolopsis trilineata
2120 Scolopsis vosmeri 3 3 1
2121 Scolopsis xenochrous 3 3 1
137 NEOSCOPELIDAE
2122 Neoscopelus macrolepidotus
138 NETTASTOMATIDAE
2123 Nettenchelys gephyra
139 NOMEIDAE
2124 Cubiceps kotlyari
2125 Cubiceps pauciradiatus
2126 Cubiceps whiteleggii
2127 Psenes arafurensis
2128 Psenes cyanophrys
2129 Psenes maculatus
2130 Psenes pellucidus
140 ODONTASPIDIDAE
2131 Carcharias taurus 4 3 1
2132 Coelophrys brevicaudata

2133 Coelophrys brevipes


2134 Coelophrys oblonga
2135 Halieutaea coccinea
2136 Halieutaea fumosa
2137 Halieutaea indica
2138 Halieutaea stellata
2139 Halieutopsis micropa
2140 Halieutopsis stellifera
2141 Malthopsis lutea
141 OGCOCEPHALIDAE
2142 Dibranchus nasutus
2143 Halietaea stellata
2144 Malthopsis lutea
142 ONEIRODIDAE
2145 Oneirodes alius
2146 Oneirodes micronema
2147 Oneirodes plagionema
2148 Oneirodes pterurus
2149 Oneirodes sabex
2150 Oneirodes schistonema
2151 Oneirodes schmidti

295
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


143 OPHICHTHIDAE
2152 Apterichtus flavicaudus
2153 Apterichtus klazingai
2154 Bascanichthys filaria
2155 Bascanichthys sibogae
2156 Brachysomophis cirrocheilos
2157 Brachysomophis crocodilinus
2158 Brachysomophis henshawi
2159 Brachysomophis umbonis
2160 Callechelys catostoma
2161 Callechelys marmorata
2162 Cirrhimuraena tapeinoptera
2163 Elapsopis versicolor
2164 Hemerorhinus heyningi
2165 Ichthyapus vulturis
2166 Lamnostoma orientalis
2167 Leiuranus semicinctus
2168 Muraenichthys gymnopterus
2169 Muraenichthys macrostomus
2170 Muraenichthys schultzei
2171 Muraenichthys sibogae
2172 Myrichthys bleekeri
2173 Myrichthys colubrinus
2174 Myrichthys maculosus
2175 Neenchelys buitendijki
2176 Ophichthus altipennis
2177 Ophichthus bonaparti
2178 Ophichthus celebicus
2179 Ophichthus cephalozona
2180 Ophichthus macrochir
2181 Ophichthus polyophthalmus
2182 Ophichthus rutidoderma
2183 Ophichthus urolophus
2184 Phyllophichthus xenodontus
2185 Pisodonophis boro
2186 Pisodonophis cancrivorus
2187 Pisodonophis hoeveni
2188 Scolecenchelys acutirostris
2189 Scolecenchelys gymnota
2190 Scolecenchelys laticaudata

296
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2191 Scolecenchelys macroptera
2192 Skythrenchelys zabra
2193 Xestochilus nebulosus
2194 Yirrkala lumbricoides
2195 Yirrkala misolensis
2196 Yirrkala moluccensis
2197 Brotula multibarbata
2198 Enchelybrotula paucidens
2199 Barathrodemus nasutus
2200 Bassozetus elongatus
2201 Eretmichthys pinnatus
2202 Glyptophidium lucidum
2203 Glyptophidium macropus
2204 Glyptophidium oceanium
2205 Holcomycteronus aequatoris
2206 Homostolus acer
2207 Hypopleuron caninum
2208 Lamprogrammus brunswigi
2209 Mastigopterus imperator
2210 Monomitopus garmani
2211 Monomitopus longiceps
2212 Neobythites javaensis
2213 Neobythites longipes
2214 Neobythites macrops
2215 Neobythites malayanus
2216 Neobythites purus
2217 Ophidion muraenolepis
2218 Sirembo jerdoni
144 OPHIDIIDAE
2219 Glyptophidium argenteum
2220 Dicrolene Hubrechti
2221 Lamprogrammus niger
145 OPISTOGNATHIDAE
2222 Opistognathus castelnaui
2223 Opistognathus dendriticus
2224 Opistognathus papuensis
2225 Opistognathus rosenbergii
2226 Opistognathus rufilineatus
2227 Opistognathus solorensis
2228 Stalix histrio

297
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2229 Stalix moenensis
2230 Stalix versluysi
2231 Opistognathus decorus
146 ORECTOLOBIDAE
2232 Eucrossorhinus dasypogon
2233 Orectolobus ornatus
147 OREOSOMATIDAE
2234 Allocyttus verrucosus
148 OSTRACIIDAE
2235 Lactoria cornuta 3 3 2
2236 Lactoria diaphana
2237 Ostracion cubicus 3 3 2
2238 Ostracion meleagris
2239 Ostracion nasus
2240 Ostracion rhinorhynchos
2241 Ostracion solorensis
2242 Tetrosomus concatenatus
2243 Tetrosomus gibbosus
2244 Tetrosomus reipublicae
2245 Lactoria fornasini
149 PARALEPIDIDAE
2246 Lestidiops mirabilis
2247 Lestidium atlanticum
2248 Lestrolepis intermedia
2249 Stemonosudis elegans
2250 Stemonosudis rothschildi
150 PARALICHTHYIDAE
2251 Pseudorhombus argus
2252 Pseudorhombus arsius
2253 Pseudorhombus cinnamoneus
2254 Pseudorhombus diplospilus
2255 Pseudorhombus dupliciocellatus
2256 Pseudorhombus elevatus
2257 Pseudorhombus javanicus
2258 Pseudorhombus malayanus
2259 Pseudorhombus megalops
2260 Pseudorhombus neglectus
2261 Pseudorhombus pentophthalmus
2262 Pseudorhombus polyspilos

298
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2263 Pseudorhombus quinquocellatus
2264 Pseudorhombus triocellatus
151 PARAULOPIDAE
2265 Paraulopus brevirostris
2266 Paraulopus oblongus
152 PARAZENIDAE
2267 Cyttopsis cypho
153 PEGASIDAE
2268 Eurypegasus draconis
2269 Pegasus laternarius
2270 Pegasus volitans 3 3 2
154 PEMPHERIDAE
2271 Parapriacanthus ransonneti
2272 Pempheris adusta
2273 Pempheris mangula
2274 Pempheris molucca
2275 Pempheris otaitensis
2276 Pempheris oualensis
2277 Pempheris schwenkii
2278 Pempheris vanicolensis 3 2 2
155 PENTACEROTIDAE
2279 Histiopterus typus
156 PERCOPHIDAE
2280 Acanthaphritis grandisquamis
2281 Bembrops curvatura
2282 Bembrops filifera
2283 Bembrops platyrhynchus
2284 Chrionema chlorotaenia
2285 Pteropsaron springeri
2286 Gargariscus prionocephalus
2287 Paraheminodus murrayi
2288 Peristedion liorhynchus
2289 Peristedion moluccense
2290 Satyrichthys adeni
2291 Satyrichthys orientale
2292 Satyrichthys rieffeli
157 PERISTEDIIDAE
2293 Peristedion undulatum
2294 Peristethus moluccense

299
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


158 PHALLOSTETHIDAE
2295 Neostethus djajaorum
159 PHOLIDICHTHYIDAE
2296 Pholidichthys leucotaenia
160 PHOSICHTHYIDAE
2297 Pollichthys mauli
2298 Polymetme corythaeola
2299 Polymetme surugaensis
161 PINGUIPEDIDAE
2300 Neopercis striolata
2301 Parapercis alboguttata
2302 Parapercis cephalopunctata
2303 Parapercis clathrata 3 3 2
2304 Parapercis cylindrica 3 3 2
2305 Parapercis diplospilus
2306 Parapercis filamentosa
2307 Parapercis hexophtalma
2308 Parapercis lineopunctata
2309 Parapercis maculata
2310 Parapercis millepunctata
2311 Parapercis mimaseana
2312 Parapercis multiplicata
2313 Parapercis schauinslandii
2314 Parapercis sexfasciata
2315 Parapercis snyderi
2316 Parapercis somaliensis
2317 Parapercis striolata
2318 Parapercis tetracantha
2319 Parapercis xanthozona
2320 Parapercis pacifica
162 PLATYCEPHALIDAE
2321 Cociella crocodila 3 3 1
2322 Cociella punctata
2323 Cymbacephalus beauforti
2324 Cymbacephalus bosschei
2325 Cymbacephalus nematophthalmus
2326 Elates ransonnetii
2327 Eurycephalus arenicola
2328 Eurycephalus carbunculus
2329 Grammoplites scaber

300
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2330 Inegocia japonica
2331 Kumococius rodericensis
2332 Onigocia macrolepis
2333 Onigocia oligolepis
2334 Onigocia pedimacula
2335 Onigocia spinosa
2336 Platycephalus arenarius
2337 Platycephalus sculptus
2338 Platycephalus indicus 3 3 1
2339 Rogadius asper
2340 Rogadius pristiger
2341 Rogadius serratus
2342 Rogadius welanderi
2343 Sorsogona tuberculata
2344 Suggrundus macracanthus
2345 Sunagocia otaitensis
2346 Thysanophrys celebica
2347 Thysanophrys chiltonae
163 PLATYTROCTIDAE
2348 Holtbyrnia conocephala
2349 Searsioides calvala
164 PLESIOPIDAE
2350 Acanthoplesiops echinatus
2351 Acanthoplesiops hiatti
2352 Belonepterygion fasciolatum
2353 Calloplesiops altivelis
2354 Calloplesiops argus
2355 Notograptus guttatus
2356 Plesiops auritus
2357 Plesiops cephalotaenia
2358 Plesiops coeruleolineatus
2359 Plesiops corallicola
2360 Plesiops facicavus
2361 Plesiops gracilis
2362 Plesiops oxycephalus
2363 Plesiops thysanopterus
2364 Plesiops verecundus
2365 Steeneichthys nativitatus
165 PLEURONECTIDAE
2366 Lepidobleraphon ophthalmolepis

301
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2367 Nematops grandisquama
2368 Nematops macrochirus
2369 Poecilopsetta colorata
2370 Poecilopsetta praelonga
2371 Psammodiscus ocellatus
166 PLOTOSIDAE
2372 Euristhmus lepturus
2373 Euristhmus microphthalmus
2374 Paraplotosus albilabris
2375 Plotosus canius 2 3 1
2376 Plotosus lineatus 2 3 1
167 POLYNEMIDAE
2377 Eleutheronema tetradactylum 3 2 1
2378 Eleutheronema tridactylum
2379 Filimanus heptadactyla
2380 Filimanus hexanema
2381 Filimanus perplexa
2382 Filimanus sealei
2383 Filimanus xanthonema
2384 Leptomelanosoma indicum 4 3 1
2385 Polydactylus bifurcus
2386 Polydactylus macrochir
2387 Polydactylus microstomus
2388 Polydactylus multiradiatus
2389 Polydactylus nigripinnis
2390 Polydactylus plebeius
2391 Polydactylus sextarius
2392 Polynemus paradiseus
2393 Polydactylus sexfilis
168 POMACANTHIDAE
2394 Apolemichthys griffisi
2395 Apolemichthys trimaculatus 4 3 2
2396 Centropyge abei
2397 Centropyge argi
2398 Centropyge aurantia
2399 Centropyge bicolor 3 3 2
2400 Centropyge bispinosa 4 3 2
2401 Centropyge colini
2402 Centropyge eibli 4 3 2
2403 Centropyge flavicauda 4 3 2

302
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2404 Centropyge flavipectoralis
2405 Centropyge flavissima
2406 Centropyge heraldi
2407 Centropyge multifasciata
2408 Centropyge multispinis 3 3 2
2409 Centropyge nox 3 3 2
2410 Centropyge tibicen 3 3 2
2411 Centropyge vrolikii 3 3 2
2412 Chaetodontoplus chrysocephalus
2413 Chaetodontoplus dimidiatus
2414 Chaetodontoplus duboulayi
2415 Chaetodontoplus melanosoma
2416 Chaetodontoplus mesoleucus 2 2 2
2417 Genicanthus bellus
2418 Genicanthus caudovittatus
2419 Genicanthus lamarck 4 3 1
2420 Genicanthus melanospilos
2421 Pomacanthus annularis 3 3 1
2422 Pomacanthus imperator 3 3 1
2423 Pomacanthus navarchus 3 3 1
2424 Pomacanthus semicirculatus 3 3 1
2425 Pomacanthus sexstriatus 3 3 1
2426 Pomacanthus xanthometopon 3 3 1
2427 Pygoplites diacanthus 3 2 1
169 POMACENTRIDAE
2428 Abudefduf bengalensis 3 2
2429 Abudefduf lorenzi 3 3
2430 Abudefduf notatus 4 3 2
2431 Abudefduf saxatilis
2432 Abudefduf septemfasciatus 3 3
2433 Abudefduf sexfasciatus 2 2
2434 Abudefduf sordidus 3 2
2435 Abudefduf vaigiensis 3 2 2
2436 Acanthochromis polyacanthus 2 3
2437 Amblyglyphidodon aureus 3 3 2
2438 Amblyglyphidodon batunai 4 3 2
2439 Amblyglyphidodon curacao 2 2
2440 Amblyglyphidodon indicus
2441 Amblyglyphidodon leucogaster 2 2
2442 Amblyglyphidodon ternatensis 3 2

303
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2443 Amblypomacentrus breviceps 4 4
2444 Amblypomacentrus clarus 4 4
2445 Amphiprion akallopisos
2446 Amphiprion chrysopterus
2447 Amphiprion clarkii 3 2
2448 Amphiprion ephippium 3 3
2449 Amphiprion frenatus 4 3 2
2450 Amphiprion melanopus 4 3 2
2451 Amphiprion ocellaris 2 2 2
2452 Amphiprion percula 2 2 2
2453 Amphiprion perideraion 2 2 2
2454 Amphiprion polymnus
2455 Amphiprion sandaracinos 2 2 2
2456 Amphiprion sebae
2457 Cheiloprion labiatus
2458 Chromis abyssus
2459 Chromis alpha 3 3 2
2460 Chromis amboinensis 3 2 2
2461 Chromis analis
2462 Chromis atripectoralis 3 2 2
2463 Chromis atripes 3 2 2
2464 Chromis brevirostris
2465 Chromis caerulea
2466 Chromis caudalis 4 3 2
2467 Chromis cinerascens 3 3 2
2468 Chromis delta
2469 Chromis dimidiata 3 3 2
2470 Chromis earina
2471 Chromis elerae 3 3 2
2472 Chromis flavipectoralis 4 3 2
2473 Chromis fumea
2474 Chromis lepidolepis 2 2 2
2475 Chromis leucura
2476 Chromis lineata 3 3 2
2477 Chromis margaritifer 2 2 2
2478 Chromis monochroma
2479 Chromis nigroanalis 4 4 2
2480 Chromis nigrura
2481 Chromis opercularis 3 2 2
2482 Chromis pura

304
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2483 Chromis retrofasciata 2 2 2
2484 Chromis scotochiloptera
2485 Chromis ternatensis 2 2 2
2486 Chromis viridis 2 2 2
2487 Chromis weberi 2 2 2
2488 Chromis xanthochira 4 3 2
2489 Chromis xanthura
2490 Chromis xouthos
2491 Chromis xutha 4 3 2
2492 Chrysiptera biocellata
2493 Chrysiptera bleekeri 4 3 2
2494 Chrysiptera brownriggii
2495 Chrysiptera caeruleolineata
2496 Chrysiptera cyanea 3 3 2
2497 Chrysiptera giti
2498 Chrysiptera glauca
2499 Chrysiptera hemicyanea 3 3 2
2500 Chrysiptera kuiteri
2501 Chrysiptera oxycephala 3 3 2
2502 Chrysiptera parasema 3 3 2
2503 Chrysiptera pricei 4 4 2
2504 Chrysiptera rex 4 3 2
2505 Chrysiptera rollandi 2 2 2
2506 Chrysiptera springeri
2507 Chrysiptera talboti 2 2 2
2508 Chrysiptera tricincta
2509 Chrysiptera unimaculata
2510 Dascyllus aruanus 2 2 2
2511 Dascyllus carneus
2512 Dascyllus melanurus 2 2 2
2513 Dascyllus trimaculatus 2 2 2
2514 Dischistodus chrysopoecilus 2 2 2
2515 Dischistodus fasciatus 3 3 2
2516 Dischistodus melanotus 3 2 2
2517 Dischistodus perspicillatus 2 2 2
2518 Dischistodus prosopotaenia 2 2 2
2519 Dischistodus pseudochrysopoecilus
2520 Heliastes roseus
2521 Hemiglyphidodon plagiometopon 3 3 2
2522 Lepidozygus tapeinosoma 4 3 2

305
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2523 Neoglyphidodon bonang
2524 Neoglyphidodon crossi
2525 Neoglyphidodon melas 3 2 2
2526 Neoglyphidodon nigroris 2 2 2
2527 Neoglyphidodon oxyodon 4 3 2
2528 Neoglyphidodon thoracotaeniatus 3 3 2
2529 Neopomacentrus anabatoides 2 2 2
2530 Neopomacentrus azysron 2 2 2
2531 Neopomacentrus bankieri
2532 Neopomacentrus cyanomos 2 2 2
2533 Neopomacentrus filamentosus 3 3 2
2534 Neopomacentrus nemurus
2535 Neopomacentrus sororius
2536 Neopomacentrus taeniurus
2537 Neopomacentrus violascens
2538 Plectroglyphidodon dickii 3 2 2
2539 Plectroglyphidodon johnstonianus
2540 Plectroglyphidodon lacrymatus 2 2 2
2541 Plectroglyphidodon leucozonus
2542 Plectroglyphidodon phoenixensis
2543 Pomacentrus adelus
2544 Pomacentrus alexanderae 2 2 2
2545 Pomacentrus alleni 3 3 2
2546 Pomacentrus amboinensis 2 2 2
2547 Pomacentrus armillatus
2548 Pomacentrus auriventris 3 3 2
2549 Pomacentrus azuremaculatus
2550 Pomacentrus bankanensis 3 2 2
2553 Pomacentrus bintanensis
2554 Pomacentrus brachialis 3 2 2
2555 Pomacentrus burroughi 5 3 2
2556 Pomacentrus caeruleus
2557 Pomacentrus chrysurus
2558 Pomacentrus coelestis
2559 Pomacentrus cuneatus
2560 Pomacentrus emarginatus
2561 Pomacentrus geminospilus
2562 Pomacentrus grammorhynchus 3 3 2
2563 Pomacentrus javanicus
2564 Pomacentrus komodoensis

306
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2565 Pomacentrus lepidogenys 2 2 2
2566 Pomacentrus littoralis 4 3 2
2567 Pomacentrus melanochir
2568 Pomacentrus moluccensis 2 2 2
2569 Pomacentrus nagasakiensis
2570 Pomacentrus nigromanus 3 3 2
2571 Pomacentrus nigromarginatus
2572 Pomacentrus opisthostigma
2573 Pomacentrus pavo 3 2 2
2574 Pomacentrus philippinus 3 2 2
2575 Pomacentrus reidi
2576 Pomacentrus saksonoi
2577 Pomacentrus similis
2578 Pomacentrus simsiang
2579 Pomacentrus smithi
2580 Pomacentrus stigma 4 4 2
2581 Pomacentrus taeniometopon
2582 Pomacentrus tripunctatus
2583 Pomacentrus vaiuli
2584 Pomacentrus xanthosternus
2585 Premnas biaculeatus
2586 Pristotis obtusirostris
2587 Stegastes albifasciatus
2588 Stegastes fasciolatus
2589 Stegastes lividus
2590 Stegastes nigricans
2591 Stegastes obreptus
2592 Pomacentrus lepidogenys
170 PRIACANTHIDAE
2593 Cookeolus japonicus
2594 Heteropriacanthus cruentatus
2595 Priacanthus blochii
2596 Priacanthus fitchi
2597 Priacanthus hamrur 3 2 2
2598 Priacanthus macracanthus
2599 Priacanthus sagittarius
2600 Priacanthus tayenus 3 2 2
2601 Pristigenys meyeri
2602 Pristigenys niphonia

307
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


171 PRISTIDAE
2603 Anoxypristis cuspidata 5 3 2
2604 Pristis microdon 5 3 2
2605 Pristis pectinata 5 3 2
2606 Pristis zijsron 5 3 2
172 PRISTIGASTERIDAE
2607 Ilisha elongata
2608 Ilisha filigera
2609 Ilisha kampeni
2610 Ilisha macrogaster
2611 Ilisha megaloptera
2612 Ilisha melastoma
2613 Ilisha pristigastroides
2614 Ilisha sirishai
2615 Pellona ditchela
173 PROSCYLLIIDAE
2616 Proscyllium habereri
174 PSETTODIDAE
2617 Psettodes erumei
175 PSEUDOCARCHARIIDAE
2618 Pseudocarcharias kamoharai 4 3 2
176 PSEUDOCHROMIDAE
2619 Congrogadus malayanus
2620 Congrogadus subducens
2621 Haliophis aethiopus
2622 Labracinus cyclophthalmus 3 3 2
2623 Labracinus melanotaenia
2624 Lubbockichthys multisquamatus
2625 Manonichthys jamali
2626 Pictichromis aurifrons
2627 Pictichromis diadema 4 4 2
2628 Pictichromis paccagnellae 3 3 2
2629 Pictichromis porphyrea 4 3 2
2630 Pseudochromis andamanensis
2631 Pseudochromis aurulentus
2632 Pseudochromis bitaeniatus
2633 Pseudochromis coccinicauda
2634 Pseudochromis cometes
2635 Pseudochromis cyanotaenia
2636 Pseudochromis elongatus

308
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2637 Pseudochromis flavopunctatus
2638 Pseudochromis fowleri
2639 Pseudochromis fuscus 4 3 2
2640 Pseudochromis jace
2641 Pseudochromis litus
2642 Pseudochromis marshallensis
2643 Pseudochromis moorei
2644 Pseudochromis perspicillatus 3 3 2
2645 Pseudochromis pictus
2646 Pseudochromis polynemus
2647 Pseudochromis pylei
2648 Pseudochromis quinquedentatus
2649 Pseudochromis ransonneti
2650 Pseudochromis splendens 4 3 2
2651 Pseudochromis steenei
2652 Pseudochromis tapeinosoma
2653 Pseudoplesiops annae
2654 Pseudoplesiops collare
2655 Pseudoplesiops immaculatus
2656 Pseudoplesiops knighti
2657 Pseudoplesiops rosae
2658 Pseudoplesiops typus
2659 Pictichromis caitlinae
177 PSEUDOMUGILIDAE
2660 Pseudomugil inconspicuus
178 PTERELEOTRIDAE
2661 Aioliops megastigma
2662 Aioliops novaeguineae
2663 Nemateleotris decora
2664 Nemateleotris magnifica 2 3 2
2665 Oxymetopon compressus
2666 Oxymetopon cyanoctenosum
2667 Oxymetopon typus
2668 Parioglossus aporos
2669 Parioglossus formosus
2670 Parioglossus interruptus
2671 Parioglossus nudus
2672 Parioglossus palustris
2673 Parioglossus philippinus
2674 Parioglossus raoi

309
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2675 Ptereleotris evides 3 3 2
2676 Ptereleotris grammica
2677 Ptereleotris heteroptera 4 3 2
2678 Ptereleotris microlepis
2679 Ptereleotris monoptera
2680 Ptereleotris uroditaenia 4 3 2
2681 Ptereleotris zebra
2682 Ptereleotris hanae
179 RACHYCENTRIDAE
2683 Rachycentron canadum 3 3 2
180 RAJIDAE
2684 Bathyraja andriashevi 4 3 2
2685 Bathyraja tzinovskii 4 3 2
2686 Fenestraja sibogae 5 3 2
2687 Okamejei boesemani 4 3 2
2688 Rajella annandalei 4 3 2
181 RHINCODONTIDAE
2689 Rhincodon typus 4 2 1
182 RHINOBATIDAE
2690 Glaucostegus halavi
2691 Glaucostegus typus 3 2 1
2692 Platyrhina sinensis
2693 Rhina ancylostoma 4 2 1
2694 Rhinobatos jimbaranensis 4 4 1
2695 Rhinobatos penggali 4 3 1
2696 Rhinobatos schlegelii
2697 Rhinobatos thouin 4 2 1
2698 Rhynchobatus australiae 3 2 1
2699 Rhynchobatus djiddensis 3 2 1
183 SAMARIDAE
2700 Samaris cristatus
2701 Samariscus huysmani
2702 Samariscus maculatus
2703 Samariscus sunieri
2704 Samariscus triocellatus
184 SCARIDAE
2705 Bolbometopon muricatum 4 2 1
2706 Calotomus carolinus
2707 Calotomus spinidens
2708 Cetoscarus bicolor 3 3 1

310
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2709 Chlorurus bleekeri
2710 Chlorurus bowersi
2711 Chlorurus capistratoides
2712 Chlorurus enneacanthus
2713 Chlorurus japanensis
2714 Chlorurus microrhinos
2715 Chlorurus oedema
2716 Chlorurus sordidus 3 3 1
2717 Chlorurus strongylocephalus
2718 Chlorurus troschelii
2719 Hipposcarus longiceps 4 3 1
2720 Leptoscarus vaigiensis 3 3 1
2721 Scarus chameleon
2722 Scarus dimidiatus 3 3 1
2723 Scarus festivus
2724 Scarus flavipectoralis 4 3 1
2725 Scarus forsteni 3 3 1
2726 Scarus frenatus 3 3 1
2727 Scarus fuscocaudalis
2728 Scarus ghobban 3 2 1
2729 Scarus globiceps
2730 Scarus hypselopterus
2731 Scarus maculipinna
2732 Scarus niger 3 3 1
2733 Scarus oviceps
2734 Scarus prasiognathos 3 3 1
2735 Scarus psittacus
2736 Scarus quoyi 2 2 1
2737 Scarus rivulatus 3 3 1
2738 Scarus rubroviolaceus 4 3 1
2739 Scarus scaber
2740 Scarus schlegeli 3 3 1
2741 Scarus tricolor 4 3 1
2742 Scarus viridifucatus
2743 Scarus xanthopleura
2744 Scarus spinus
185 SCATOPHAGIDAE
2745 Scatophagus argus 3 3 1
2746 Selenotoca multifasciata
2747 Selenotoca papuensis

311
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


186 SCIAENIDAE
2748 Argyrosomus amoyensis
2749 Aspericorvina jubata
2750 Atrobucca kyushini
2751 Austronibea oedogenys
2752 Bahaba polykladiskos
2753 Chrysochir aureus
2754 Dendrophysa russelii 3 3 1
2755 Johnius amblycephalus
2756 Johnius australis
2757 Johnius belangerii 3 3 1
2758 Johnius borneensis
2759 Johnius carouna
2760 Johnius coitor
2761 Johnius heterolepis
2762 Johnius hypostoma
2763 Johnius latifrons
2764 Johnius macropterus
2765 Johnius macrorhynus
2766 Johnius novaeguineae
2767 Johnius pacificus
2768 Johnius plagiostoma
2769 Johnius trachycephalus
2770 Johnius weberi
2771 Nibea coibor
2772 Nibea soldado 3 3 1
2773 Nibea squamosa
2774 Otolithes ruber 3 3 1
2775 Otolithoides biauritus
2776 Otolithoides pama
2777 Panna microdon
2778 Panna perarmatus
2779 Pennahia anea
2780 Pennahia macrocephalus
2781 Pennahia pawak 3 3 1
2782 Protonibea diacanthus
2783 Pterotolithus lateoides
2784 Pterotolithus maculatus
2785 Sonorolux fluminis
2786 Atrobucca nibe

312
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


187 SCOMBRIDAE
2787 Acanthocybium solandri 3 2 1
2788 Auxis rochei rochei
2789 Auxis thazard thazard 2 2 1
2790 Euthynnus affinis 2 2 1
2791 Grammatorcynus bilineatus
2792 Gymnosarda unicolor 3 3 1
2793 Katsuwonus pelamis 3 3 1
2794 Rastrelliger brachysoma 3 3 1
2795 Rastrelliger faughni
2796 Rastrelliger kanagurta 2 2 1
2797 Sarda orientalis
2798 Scomber australasicus
2799 Scomberomorus commerson 2 2 1
2800 Scomberomorus guttatus
2801 Scomberomorus koreanus
2802 Scomberomorus lineolatus
2803 Thunnus alalunga
2804 Thunnus albacares 3 2 1
2805 Thunnus maccoyii
2806 Thunnus tonggol 2 2 1
2807 Thunnus obesus
188 SCORPAENIDAE
2808 Brachypterois serrulata
2809 Dendrochirus biocellatus
2810 Dendrochirus brachypterus
2811 Dendrochirus zebra 3 3 2
2812 Ebosia bleekeri
2813 Neomerinthe amplisquamiceps
2814 Neomerinthe megalepis
2815 Neomerinthe procurva
2816 Neomerinthe rotunda
2817 Paracentropogon aeglefinus
2818 Paracentropogon aeglefinus
2819 Parapterois heterura
2820 Parascorpaena aurita 4 3 2
2821 Parascorpaena bandanensis
2822 Parascorpaena mcadamsi
2823 Parascorpaena mossambica
2824 Parascorpaena picta

313
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2825 Phenacoscorpius megalops
2826 Pontinus hexanema
2827 Pontinus macrocephalus
2828 Pontinus rhodochrous
2829 Pteroidichthys amboinensis
2830 Pterois andover 4 3 1
2831 Pterois antennata
2832 Pterois lunulata
2833 Pterois miles
2834 Pterois mombasae
2835 Pterois radiata 4 3 1
2836 Pterois russelii
2837 Pterois volitans 4 3 1
2838 Rhinopias aphanes
2839 Rhinopias eschmeyeri
2840 Rhinopias frondosa
2841 Scorpaenodes albaiensis
2842 Scorpaenodes corallinus
2843 Scorpaenodes guamensis 4 3 2
2844 Scorpaenodes hirsutus
2845 Scorpaenodes kelloggi
2846 Scorpaenodes littoralis
2847 Scorpaenodes minor
2848 Scorpaenodes parvipinnis
2849 Scorpaenodes smithi
2850 Scorpaenodes varipinnis
2851 Scorpaenopsis cirrosa
2852 Scorpaenopsis cotticeps
2853 Scorpaenopsis diabolus
2854 Scorpaenopsis gibbosa 3 3 2
2855 Scorpaenopsis macrochir
2856 Scorpaenopsis neglecta
2857 Scorpaenopsis oxycephala
2858 Scorpaenopsis papuensis
2859 Scorpaenopsis possi
2860 Scorpaenopsis ramaraoi
2861 Scorpaenopsis venosa
2862 Scorpaenopsis vittapinna
2863 Sebastapistes bynoensis
2864 Sebastapistes cyanostigma

314
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2865 Sebastapistes fowleri
2866 Sebastapistes mauritiana
2867 Sebastapistes strongia
2868 Sebastes hexanema
2869 Setarches guentheri
2870 Taenianotus triacanthus
189 SCYLIORHINIDAE
2871 Apristurus platyrhynchus
2872 Apristurus sibogae
2873 Apristurus spongiceps
2874 Atelomycterus baliensis
2875 Atelomycterus marmoratus
2876 Cephaloscyllium cooki
2877 Cephaloscyllium pictum
2878 Halaelurus boesemani
2879 Halaelurus maculosus
2880 Parmaturus lanatus
2881 Scyliorhinus garmani
190 SEBASTIDAE
2882 Sebastiscus tertius
191 SERRANIDAE
2883 Aethaloperca rogaa 3 3 1
2884 Anthias megalepis
2885 Anyperodon leucogrammicus 3 3 1
2886 Belonoperca chabanaudi
2887 Centropristis pleurospilus
2888 Cephalopholis aitha
2889 Cephalopholis argus 3 3 1
2890 Cephalopholis aurantia
2891 Cephalopholis boenak 2 2 1
2892 Cephalopholis cyanostigma 3 2 1
2893 Cephalopholis formosa 4 3 1
2894 Cephalopholis leopardus 3 3 1
2895 Cephalopholis microprion
2896 Cephalopholis miniata 3 3 1
2897 Cephalopholis polleni
2898 Cephalopholis polyspila
2899 Cephalopholis sexmaculata 3 3 1
2900 Cephalopholis sonnerati 3 3 1
2901 Cephalopholis spiloparaea

315
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2902 Cephalopholis urodeta 3 3 1

2903 Cromileptes altivelis 3 3 1


2904 Dactylanthias aplodactylus
2905 Diploprion bifasciatum 3 3 2
2906 Epinephelus amblycephalus
2907 Epinephelus areolatus
2908 Epinephelus bilobatus
2909 Epinephelus bleekeri
2910 Epinephelus bontoides
2911 Epinephelus coeruleopunctatus 3 3 1
2912 Epinephelus coioides
2913 Epinephelus corallicola 3 3 1
2914 Epinephelus cyanopodus
2915 Epinephelus epistictus
2916 Epinephelus erythrurus
2917 Epinephelus fasciatus 3 2 1
2918 Epinephelus faveatus
2919 Epinephelus flavocaeruleus
2920 Epinephelus fuscoguttatus 2 2 1
2921 Epinephelus heniochus
2922 Epinephelus hexagonatus 4 3 1
2923 Epinephelus howlandi
2924 Epinephelus lanceolatus 5 3 1
2925 Epinephelus longispinis 4 3 1
2926 Epinephelus macrospilos
2927 Epinephelus maculatus
2928 Epinephelus malabaricus 3 3 1
2929 Epinephelus melanostigma
2930 Epinephelus merra 2 2 1
2931 Epinephelus miliaris
2932 Epinephelus morrhua
2933 Epinephelus multinotatus
2934 Epinephelus ongus 2 2 1
2935 Epinephelus polyphekadion 4 3 1
2936 Epinephelus quoyanus 3 3 1
2937 Epinephelus retouti
2938 Epinephelus rivulatus
2939 Epinephelus sexfasciatus 3 2 1
2940 Epinephelus spilotoceps
2941 Epinephelus stictus

316
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2942 Epinephelus tauvina 3 2 1

2943 Epinephelus tukula


2944 Epinephelus undulosus
2945 Gracila albomarginata 4 3 1
2946 Grammistes sexlineatus
2947 Grammistops ocellatus
2948 Liopropoma africanum
2949 Liopropoma mitratum
2950 Liopropoma multilineatum
2951 Liopropoma susumi
2952 Liopropoma swalesi
2953 Liopropoma tonstrinum
2954 Luzonichthys taeniatus
2955 Luzonichthys waitei
2956 Nemanthias carberryi
2957 Odontanthias borbonius
2958 Odontanthias chrysostictus
2959 Odontanthias rhodopeplus
2960 Plectranthias anthioides
2961 Plectranthias fourmanoiri
2962 Plectranthias inermis
2963 Plectranthias japonicus
2964 Plectranthias longimanus
2965 Plectranthias megalepis
2966 Plectranthias sagamiensis
2967 Plectranthias wheeleri
2968 Plectranthias whiteheadi
2969 Plectranthias winniensis
2970 Plectropomus areolatus 4 3 1
2971 Plectropomus laevis
2972 Plectropomus leopardus 4 3 1
2973 Plectropomus maculatus 4 3 1
2974 Plectropomus oligacanthus 4 3 1
2975 Plectropomus pessuliferus
2976 Plectropomus punctatus
2977 Pogonoperca ocellata
2978 Pogonoperca punctata
2979 Pseudanthias bicolor
2980 Pseudanthias bimaculatus
2981 Pseudanthias charleneae

317
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2982 Pseudanthias cichlops

2983 Pseudanthias cooperi

2984 Pseudanthias dispar 2 3 2


2985 Pseudanthias engelhardi
2986 Pseudanthias evansi 3 3 2
2987 Pseudanthias fasciatus
2988 Pseudanthias flavoguttatus
2989 Pseudanthias huchtii 2 3 2
2990 Pseudanthias hutomoi 4 3 2
2991 Pseudanthias hypselosoma
2992 Pseudanthias ignitus
2993 Pseudanthias lori
2994 Pseudanthias lunulatus
2995 Pseudanthias luzonensis
2996 Pseudanthias manadensis
2997 Pseudanthias parvirostris
2998 Pseudanthias pascalus 3 3 2
2999 Pseudanthias pleurotaenia
3000 Pseudanthias randalli
3001 Pseudanthias rubrizonatus
3002 Pseudanthias smithvanizi
3003 Pseudanthias squamipinnis 1 3 2
3004 Pseudanthias tuka 2 3 2
3005 Pseudanthias ventralis ventralis
3006 Pseudogramma astigmum
3007 Pseudogramma polyacanthum
3008 Sacura speciosa
3009 Serranocirrhitus latus
3010 Suttonia lineata
3011 Variola albimarginata 4 3 2
3012 Variola louti 4 3 2
192 SETARCHIDAE
3013 Ectreposebastes imus
3014 Lioscorpius longiceps
3015 Setarches guentheri
3016 Setarches longimanus
193 SIGANIDAE
3017 Siganus argenteus
3018 Siganus canaliculatus 2 2 1
3019 Siganus corallinus 3 2 1

318
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


3020 Siganus doliatus
3021 Siganus fuscescens
3022 Siganus guttatus 2 2 1
3032 Siganus javus 2 2 1
3023 Siganus labyrinthodes
3024 Siganus lineatus 4 3 1
3025 Siganus magnificus 3 3 1
3026 Siganus puellus 4 3 1
3027 Siganus punctatissimus 3 3 1
3028 Siganus punctatus
3029 Siganus spinus 3 3 1
3030 Siganus stellatus 3 3 1
3031 Siganus vermiculatus 4 3 1
3033 Siganus virgatus 2 2 1
3034 Siganus vulpinus 3 3 1
194 SILLAGINIDAE
3035 Sillaginopsis panijus
3036 Sillago aeolus
3037 Sillago burrus
3038 Sillago chondropus
3039 Sillago macrolepis
3040 Sillago nierstraszi
3041 Sillago sihama
195 SOLEIDAE
3042 Achiroides leucorhynchos
3043 Achiroides melanorhynchus
3044 Aesopia cornuta
3045 Aseraggodes albidus
3046 Aseraggodes beauforti
3047 Aseraggodes cyaneus
3048 Aseraggodes dubius
3049 Aseraggodes filiger
3050 Aseraggodes kaianus
3051 Aseraggodes longipinnis
3052 Aseraggodes matsuurai
3053 Aseraggodes melanostictus
3054 Aseraggodes microlepidotus
3055 Aseraggodes suzumotoi
3056 Aseraggodes texturatus
3057 Aseraggodes zizette

319
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


3058 Brachirus aspilos
3059 Brachirus heterolepis

3060 Brachirus macrolepis


3061 Brachirus muelleri
3062 Brachirus orientalis
3063 Heteromycteris hartzfeldii
3064 Liachirus melanospilos
3065 Monochirus trichodactylus
3066 Pardachirus pavoninus
3067 Phyllichthys punctatus
3068 Solea ovata
3069 Solea kaiana
3070 Soleichthys heterorhinos
3071 Synaptura commersonnii
3072 Synaptura marginata
3073 Typhlachirus caecus
3074 Zebrias altipinnis
3075 Zebrias fasciatus
3076 Zebrias quagga
3077 Zebrias zebra
3078 Zebrias zebrinus
196 SOLENOSTOMIDAE
3079 Solenostomus armatus
3080 Solenostomus cyanopterus
3081 Solenostomus leptosoma
3082 Solenostomus paradoxus
197 SPARIDAE
3083 Acanthopagrus berda
3084 Acanthopagrus latus
3085 Argyrops spinifer
3086 Dentex spariformis
3087 Evynnis tumifrons
3088 Pagrus auratus
3089 Rhabdosargus sarba
198 SPHYRAENIDAE
3090 Sphyraena barracuda 3 3 1
3091 Sphyraena flavicauda 3 3 1
3092 Sphyraena forsteri 3 3 1
3093 Sphyraena helleri
3094 Sphyraena jello 3 3 1

320
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


3095 Sphyraena obtusata
3096 Sphyraena pinguis
3097 Sphyraena putnamae

3098 Sphyraena qenie


199 SPHYRNIDAE
3099 Eusphyra blochii 4 3 2
3100 Sphyrna lewini 3 2 1
3101 Sphyrna mokarran 4 3 1
200 SQUALIDAE
3102 Squalus edmundsi 4 3 1
3103 Squalus hemipinnis 3 3 1
3104 Squalus montalbani 4 3 1
3105 Squalus nasutus 4 3 1
201 SQUTINIDAE
3106 Squatina legnota 4 3 2
202 STEGOSTOMATIDAE
3107 Stegostoma fasciatum 4 2 1
203 STERNOPTYCHIDAE
3108 Argyripnus brocki
3109 Argyripnus pharos
3110 Maurolicus javanicus
3111 Maurolicus muelleri
3112 Maurolicus tripunctulatus
3113 Polyipnus meteori
3114 Polyipnus soelae
3115 Polyipnus spinosus
3116 Polyipnus spinosus
3117 Polyipnus tridentifer
3118 Polyipnus triphanos
3119 Polyipnus unispinus
3120 Sternoptyx diaphana
3121 Valenciennellus tripunctulatus
204 STOMIIDAE
3122 Astronesthes chrysophekadion
3123 Astronesthes cyaneus
3124 Astronesthes ijimai
3125 Astronesthes indicus
3126 Astronesthes lucifer
3127 Astronesthes martensii
3128 Astronesthes splendida

321
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


3129 Chauliodus sloani
3130 Echiostoma barbatum
3131 Eustomias bifilis
3132 Eustomias crossotus
3133 Eustomias flagellifer
3134 Eustomias monoclonus
3135 Malacosteus niger
3136 Melanostomias macrophotus

3137 Melanostomias valdiviae


3138 Photonectes albipennis
3139 Stomias nebulosus
205 STROMATEIDAE
3140 Pampus argenteus 2 2 1
3141 Pampus chinensis
206 SYMPHYSANODONTIDAE
3142 Propoma roseum
3143 Symphysanodon katayamai
3144 Symphysanodon maunaloae
3145 Symphysanodon typus
207 SYNANCEIIDAE
3146 Inimicus cuvieri
3147 Inimicus didactylus
3148 Inimicus sinensis
3149 Leptosynanceia asteroblepa
3150 Minous monodactylus
3151 Minous pictus
3152 Minous pusillus
3153 Minous trachycephalus
3154 Synanceia horrida 3 3 2
3155 Synanceia platyrhyncha
3156 Synanceia verrucosa 3 3 2
3157 Trachicephalus uranoscopus
208 SYNAPHOBRANCHIDAE
3158 Dysomma anguillare
209 SYNGNATHIDAE
3159 Acentronura tentaculata
3160 Apterygocampus epinnulatus
3161 Bhanotia fasciolata
3162 Bhanotia pauciradiata
3164 Bulbonaricus brauni

322
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


3165 Bulbonaricus davaoensis
3166 Choeroichthys brachysoma
3167 Choeroichthys cinctus
3168 Choeroichthys sculptus
3169 Corythoichthys amplexus
3170 Corythoichthys benedetto
3171 Corythoichthys flavofasciatus
3172 Corythoichthys haematopterus

3173 Corythoichthys intestinalis 3 3 2


3174 Corythoichthys ocellatus
3175 Corythoichthys polynotatus
3176 Corythoichthys schultzi
3177 Cosmocampus banneri
3178 Cosmocampus darrosanus
3179 Cosmocampus maxweberi
3180 Doryrhamphus dactyliophorus
3181 Doryrhamphus excisus excisus
3182 Doryrhamphus janssi
3183 Doryrhamphus japonicus
3184 Doryrhamphus multiannulatus
3185 Doryrhamphus negrosensis negrosensis
3186 Doryrhamphus pessuliferus
3187 Dunckerocampus boylei
3188 Dunckerocampus naia
3189 Festucalex erythraeus
3190 Festucalex gibbsi
3191 Festucalex prolixus
3192 Halicampus brocki
3193 Halicampus dunckeri
3194 Halicampus grayi
3195 Halicampus macrorhynchus
3196 Halicampus mataafae
3197 Halicampus nitidus
3198 Halicampus spinirostris
3199 Haliichthys taeniophorus
3200 Hippichthys cyanospilos
3201 Hippichthys penicillus
3202 Hippichthys spicifer
3203 Hippocampus barbouri
3204 Hippocampus bargibanti

323
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


3205 Hippocampus comes
3206 Hippocampus denise
3207 Hippocampus histrix
3208 Hippocampus kuda 4 3 1
3209 Hippocampus semispinosus
3210 Hippocampus spinosissimus
3211 Hippocampus trimaculatus
3212 Ichthyocampus carce
3213 Kyonemichthys rumengani

3214 Micrognathus andersonii


3215 Micrognathus brevirostris pygmaeus
3216 Micrognathus natans
3217 Microphis argulus
3218 Minyichthys brachyrhinus
3219 Minyichthys myersi
3220 Nannocampus weberi
3221 Phoxocampus belcheri
3222 Phoxocampus diacanthus
3223 Phoxocampus tetrophthalmus
3224 Siokunichthys breviceps
3225 Siokunichthys herrei
3226 Siokunichthys nigrolineatus
3227 Solegnathus lettiensis
3228 Syngnathoides biaculeatus 2 2 2
3229 Trachyrhamphus bicoarctatus
3230 Trachyrhamphus longirostris
210 SYNODONTIDAE
3231 Harpadon microchir
3232 Harpadon nehereus
3233 Saurida argentea
3234 Saurida elongata
3235 Saurida gracilis 2 2 1
3236 Saurida longimanus 3 3 1
3237 Saurida micropectoralis
3238 Saurida nebulosa
3239 Saurida tumbil 3 3 1
3240 Saurida undosquamis 2 2 1
3241 Saurida wanieso
3242 Saurus kaianus
3243 Synodus dermatogenys

324
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


3244 Synodus englemani
3245 Synodus hoshinonis
3246 Synodus indicus
3247 Synodus jaculum
3248 Synodus kaianus
3249 Synodus macrocephalus
3250 Synodus macrops
3251 Synodus oculeus
3252 Synodus rubromarmoratus
3253 Synodus sageneus

3254 Synodus tectus


3255 Synodus ulae 4 3 1
3256 Synodus usitatus
3257 Synodus variegatus 4 3 1
3258 Trachinocephalus myops
211 TELMATHERINIDAE
3259 Kalyptatherina helodes
212 TERAPONTIDAE
3260 Pelates quadrilineatus 2 2 1
3261 Terapon jarbua 2 2 1
3262 Terapon puta
3263 Terapon theraps 2 2 1
213 TETRABRACHIIDAE
3264 Tetrabrachium ocellatum
214 TETRAODONTIDAE
3265 Arothron caeruleopunctatus
3266 Arothron hispidus 4 3 1
3267 Arothron immaculatus 3 3 2
3268 Arothron manilensis 4 3 2
3269 Arothron mappa 3 3 2
3270 Arothron meleagris
3271 Arothron nigropunctatus 3 3 2
3272 Arothron reticularis
3273 Arothron stellatus 3 3 2
3274 Canthigaster amboinensis 4 3 2
3275 Canthigaster bennetti
3276 Canthigaster compressa 4 3 2
3277 Canthigaster coronata
3278 Canthigaster epilampra
3279 Canthigaster investigatoris

325
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


3280 Canthigaster janthinoptera
3281 Canthigaster leoparda
3282 Canthigaster ocellicincta
3283 Canthigaster papua 4 2 2
3284 Canthigaster rivulata
3285 Canthigaster smithae
3286 Canthigaster solandri
3287 Canthigaster tyleri
3288 Canthigaster valentini 3 3 2
3289 Chelonodon patoca 3 3 2

3290 Javichthys kailolae


3291 Lagocephalus gloveri
3292 Lagocephalus guentheri
3293 Lagocephalus inermis
3294 Lagocephalus lagocephalus lagocephalus
3295 Lagocephalus lunaris
3296 Lagocephalus sceleratus
3297 Marilyna meraukensis
3298 Sphoeroides pachygaster
3299 Takifugu oblongus
3300 Torquigener brevipinnis
3301 Torquigener gloerfelti
3302 Torquigener hicksi
3303 Torquigener hypselogeneion
3304 Torquigener pallimaculatus
3305 Torquigener tuberculiferus
3306 Tylerius spinosissimus
3307 Torquigener parcuspinus
215 TETRAROGIDAE
3308 Ablabys macracanthus
3309 Ablabys taenianotus
3310 Cottapistus cottoides
3311 Liocranium pleurostigma
3312 Neocentropogon aeglefinus
3313 Neovespicula depressifrons
3314 Paracentropogon longispinis
3315 Richardsonichthys leucogaster
3316 Snyderina yamanokami
3317 Tetraroge barbata
3318 Tetraroge niger

326
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


3319 Vespicula trachinoides
3320 Vespicula zollingeri
216 THAUMATICHTHYUI
3321 Thaumatichthys pagidostomus
217 TOXOTIDAE
3322 Toxotes jaculatrix
218 TRACHICHTHYDAE
3323 Aulotrachichthys latus
3324 Hoplostethus melanopus
3325 Hoplostethus rubellopterus

3326 Hoplostethus shubnikovi


219 TRACHIPTERIDAE
3327 Desmodema polystictum
3328 Trachipterus trachypterus
220 TRIACANTHIDAE
3329 Pseudotriacanthus strigilifer
3330 Triacanthus biaculeatus
3331 Triacanthus nieuhofii
3332 Tripodichthys angustifrons
3333 Tripodichthys blochii
3334 Tripodichthys oxycephalus
3335 Trixiphichthys weberi
221 TRIACANTHODIDAE
3336 Atrophacanthus japonicus
3337 Halimochirurgus alcocki
3338 Halimochirurgus centriscoides
3339 Macrorhamphosodes platycheilus
3340 Triacanthodes anomalus
3341 Triacanthodes ethiops
3342 Tydemania navigatoris
222 TRIAKIDAE
3343 Hemitriakis japanica 4 3 1
3344 Mustelus widodoi 4 3 1
223 TRICHIURIDAE
3345 Assurger anzac
3346 Benthodesmus macrophthalmus
3347 Benthodesmus neglectus
3348 Benthodesmus tenuis
3349 Benthodesmus tuckeri
3350 Benthodesmus vityazi

327
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Platax cf orbicularis

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


3351 Demissolinea novaeguineensis
3352 Eupleurogrammus glossodon
3353 Eupleurogrammus muticus
3354 Lepidopus tenuis
3355 Lepturacanthus roelandti
3356 Lepturacanthus savala 2 3 1
3357 Tentoriceps cristatus
3358 Trichiurus auriga
3359 Trichiurus lepturus
224 TRICHONOTIDAE
3360 Lepidotrigla spiloptera
3361 Lepidotrigla leptacanthus
3362 Trichonotus elegans
3363 Trichonotus filamentosus
3364 Trichonotus halstead

3365 Trichonotus setiger


225 TRIGLIDAE
3366 Lepidotrigla japonica
3367 Lepidotrigla punctipectoralis
3368 Lepidotrigla spiloptera
3369 Pterygotrigla hemisticta
3370 Pterygotrigla leptacanthus
3371 Pterygotrigla ryukyuensis

328
IKAN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


226 TRIODONTIDAE
3372 Triodon macropterus
227 TRIPTERYGIIDAE
3373 Ceratobregma helenae
3374 Enneapterygius bahasa
3375 Enneapterygius bichrous
3376 Enneapterygius elegans
3377 Enneapterygius fasciatus
3378 Enneapterygius flavoccipitis
3379 Enneapterygius hemimelas
3380 Enneapterygius minutus
3381 Enneapterygius mirabilis
3382 Enneapterygius nanus
3383 Enneapterygius philippinus
3384 Enneapterygius rubicauda
3385 Enneapterygius similis
3386 Enneapterygius tutuilae
3387 Enneapterygius unimaculatus
3388 Enneapterygius ziegleri
3389 Helcogramma capidatum
3390 Helcogramma ellioti
3391 Helcogramma fuscipectoris
3392 Helcogramma gymnauchen
3393 Helcogramma hudsoni
3394 Helcogramma kranos
3395 Helcogramma obtusirostre
3396 Helcogramma randalli
3397 Helcogramma rhinoceros
3398 Helcogramma solorensis
3399 Helcogramma springeri
3400 Helcogramma striatum
3401 Helcogramma trigloides
3402 Helcogramma vulcana

3403 Norfolkia brachylepis


3404 Ucla xenogrammus
228 URANOSCOPIDAE
3405 Ichthyscopus malacopterus
3406 Uranoscopus bicinctus
3407 Uranoscopus cognatus
3408 Uranoscopus kaianus

329
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


3409 Uranoscopus oligolepis
3410 Uranoscopus sulphureus
3411 Xenocephalus elongatus
229 UROLOPHIDAE
3412 Urolophus javanicus 5 4 2
3413 Urolophus kaianus 5 3 2
3414 Uranoscopus kaianus
230 VELIFERIDAE
3415 Velifer hypselopterus
231 XENISTHMIDAE
3416 Tyson belos
3417 Xenisthmus polyzonatus
232 XIPHIIDAE
3418 Xiphias gladius 4 3 1
233 ZANCLIDAE
3419 Zanclus cornutus 2 2 2
234 ZEIDAE
3420 Zenopsis conchifer
3421 Zenopsis nebulosa
235 ZENIONIDAE
3422 Zenion hololepis
236 ZENIONTIDAE
3423 Cyttomimus affinis
237 ZOARCIDAE
3424 Melanostigma vitiazi

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

330
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA331

Premnas biaculeatus
332
Mamalia Laut

Sumber Foto : Sunarto

http://www.kabar24.com/
MAMALIA LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Mamalia Laut
Mamalia yang hidup di laut jenisnya tidak sebanyak yang hidup di darat. Ukuran
mamalia laut bervariasi namun dapat mencapai ukuran yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan mamalia darat. Gajah merupakan hewan darat yang terbesar
hanya mempunyai berat beberapa ton, sedangkan Paus biru mempunyai berat hingga
seratus ton. Hewan darat tidak akan dapat mencapai ukuran ratusan ton karena
akan mengalami kesulitan untuk memperoleh makanan dan bergerak. Sedangkan
yang hidup di laut seberapun beratnya tidak akan mengalami permasalahan oleh
karena media air tempat hidupnya memberikan kesetimbangan dan mengikuti
hukum Archimides. Hewan yang terbesar di dunia justru makanan adalah berupa
biota yang ukurannya kecil yaitu plankton.

Mamalia laut termasuk dalam filum chordata, subphylum vertebrata dan kelas
mamalia. Mamalia laut mempunyai dua ordo yaitu Serenia dan Cetacea. Dugong
merupakan satu-satunya jenis mamalia laut dari ordo serenia yang hidup di
Indonesia. Sedangkan cetacean terdiri dari Paus, Lumba-lumba dan Porposise.

1. Dugong

Biologi dan sebarannya.


Dugong dengan nama ilmiah Dugong dugon merupakan mamalia yang bersifat
herbivora atau pemakan tumbuhan sejati yang terbesar di laut. Di beberapa daerah
di Indonesia dugong dikenal sebagai sapi laut atau babi laut. Nama ini diberikan
berdasar model mulutnya yang menyerupai moncong babi sedangkan diberi nama
sapi laut karena makan lamun (seagrass). Makanan dogong adalah lamun yang
terutama dari jenis Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halophila spinulosa,
Syringgodium isoetifolium dan Cymodocea serrulata (De Iongh, 1996). Dugong
tidak hanya makan daun lamun jenis yang telah disebutkan di atas tetapi juga
makan akar dan rimpangnya. Bahkan komposisi antara rimpang dan daun yang
dimakan lebih banyak rimpang dari pada daun. Hal ini diduga bahwa rimpang
lamun lebih banyak mengandung nutrisi dibandingkan daunnya. Tidak seperti sapi
di darat walaupun dugong makan lamun namun tidak memamah biak seperti sapi
atau kambing. Sistem pencernaan dugong jauh lebih sederhana, lamun yang ada
di dalam lambung difermentasikan terlebih dahulu secara anaerob untuk dapat
diserap. Oleh karena itu proses pencernaan makanan membutuhkan waktu yang
lama. Dugong dewasa membutuhkan makan yang banyak yaitu antara 28-40 kg/
hari (Saalfeld and Marsh, 2004). Dugong umumnya makan pada waktu siang hari
dan mengikuti pola pasang surut dimana dia berada. Dugong biasanya berada tidak
jauh dari pantai, di dalam teluk dan di tempat yang dangkal. Bahkan pada malam
hari tidur dekat dengan permukaan walaupun ada catatan dugong dapat menyelam
lebih dari 90 meter.

Bentuk tubuh dugong seperti gendang dengan kepala relatif kecil mulut seperti
moncong babi dan bagian badan membesar memanjang ke belakang dan dengan
ekor horisontal. Warna tubuhnya bisasanya kecoklatan atau abu-abu dan menjadi
lebih cerah pada bagian perut. Mempunyai semacam sirip dada yang berguna

333
BIODIVERSITAS
B
BIO
BIIOD
ODIV
ODIV
IVER
VER
ERSSI
SITA
SITTAS BIOTA
TAS BIO
BI OT LAUT INDONESIA
OTA

gon
Dugong du

o
to : Sunart
Sumber Fo

sebagai kemudi, bergerak relatif lambat yaitu antara 15 – 40 km/hari. Dugong


dewasa dapat mencapai panjang 3 meter dan berat 420 kg (Spain and Heinsohn
1975). Perkembangbiakan dugong lambat oleh karena dugong dewasa beranak sekali
dalam 2,5 – 4 tahun dengan masa kehamilan 14 bulan. Bayi yang baru lahir dapat
mencapai bobot 30 kg, dan tetap menyusu ke induknya hingga 18 bulan (Anderson
2002).

Sebaran Dugong hanya berada pada daerah tropis dan subtropis di Indo Pasifik
dan lautan Hindia mulai dari Teluk Arab, Afrika timur hingga di Vanuatu. Populasi
pada saat ini diperkirakan sebanyak 85.000 ekor dan yang terbesar berada di
Australia utara yaitu sekitar ¾ dari jumlah yang ada. Di teluk Arabia diperkirakan
populasinya sekitar 7000 ekor. Sisanya tersebar mulai dari Sumatera barat hingga
Samudera Pasifik barat. Di Indonesia diperkirakan tinggal sekitar 1000 ekor. (Marsh
et al, 2002, Muir et al 2004). Sebaran di Indonesia dapat ditemukan di Perairan
Maluku, NTB, NTT dan Barat Sumatera dan Kepulauan Riau.

Keanekaragaman jenis
Dugong termasuk dalam kelas Mamalia dan ordo Serenia (Seacow) dan suku
Dugongidae, merupakan satu-satunya jenis yang hingga saat ini masih hidup.
Saudara dekat Dugong yang masih masuk dalam anggota Serenia ada 3 jenis yang
masuk dalam suku Trichechidae yaitu manatees yang hidup di Amazon dan Afrika
barat (Marsh et al 1978). Walaupun disebut sapi laut atau babi laut namun saudara

334
MAMALIA LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

terdekat dugong adalah gajah. Keduanya berasal


dari nenek moyang yang sama yang berasal dari
Status Perlindungan
mamalia darat yang berevolusi sejak jaman Eocene.
Satu-satunya jenis dugong yang hidup di Indonesia
adalah Dugong dugon.
Dugong masuk dalam
appendix 1 CITES dan
Manfaat , nilai penting dan Pemerintah Indonesia
fungsi dugong melalui kemetrian kehutanan
Fungsi ekologis dugong masih merupakan tanda memasukan Dugong kedalam
tanya apakah dugong sebagai pengontrol dalam satwa yang dilindungi.
siklus kehidupan lamun. Nilai ekonomi dugong
tidak signifikan. Orang umumnya menangkap
dugong oleh karena tidak sengaja. Dugong bagi
sebagian masyarakat pesisir di Indonesia masih dikeramatkan karena merupakan
penjelmaan dari putri duyung. Namun di beberapa daerah lainnya Dugong diburu
untuk dimakan dan taring dan gigi dipakai sebagai pipa. Air mata dugong pada
sebagian masyarakat pantai dipercaya dapat dipakai sebagai daya pikat bagi lawan
jenis sipemakai. Daging Dugong berwarna keputihan dan rasanya seperti daging
sapi. Bagi masyarakat aborigin di Australia dugong diburu untuk dikomsumsi dan
dipakai sebagai bagian dari ritual.

2. Cetacean

Biologi and ekologi


Cetacean merupakan kelompok mamalia yang hidup di laut dan anggota dari
kelompok ini terdiri dari ”whale, dolpin dan porpoise” yang di Indonesia lebih
dikenal dengan nama ikan Paus, ikan lumba-lumba, sedangkan porpoise merupakan
ikan paus berukuran kecil dengan berat hanya sekitar 100 kg. Penggunaan nama
Ikan Paus kurang tepat oleh karena Paus dan Lumba-lumba tidak termasuk
golongan ikan, tetapi masuk dalam golongan mamalia. Ketiga kelompok ini secara
taksonomi masuk dalam kelompok Cetacean. Paus dibedakan menjadi dua yaitu
yang berukuran besar dan yang berukuran kecil. Paus yang mempunyai ukuran
besar ada 13 jenis. Disamping itu Paus juga dibedakan menjadi Paus yang bergigi
dan paus yang mempunyai baleen atau semacam alat saring makanan yang ada di
mulut. Porpoise merupakan paus berukuran kecil yang hanya dijumpai di perairan
Eropa dan Atlantik utara. Paus ini besarnya tidak lebih dari 2 meter dengan berat
antara 50 – 100 kg, kadang masuk ke sungai-sungai besar. Paus yang termasuk
dalam grup yang berukuran besar adalah yang mempunyai ukuran berat antara
6,5 – 200 ton dengan panjang antara 10 – 35 meter. Sedangkan paus dan dolpin
yang berukuran kurang dari 10 meter dengan berat dibawah 5 ton dikelompokan
kedalam Paus berukuran kecil. Paus yang masuk dalam kelompok ini adalah dolpin
dan Paus Pilot. Pengelompokan Paus berdasarkan ukuran ini biasanya dipakai oleh
International Whaling Commission (IWC) merupakan organisasi internasional yang
mengurusi pengelolaan Paus.

335
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Paus biru merupakan mamalia laut yang terbesar di dunia dengan ukuran panjang
dapat mencapai 31 meter dan berat 150 ton. Bandingkan dengan gajah Afrika
yang merupakan mamalia darat terbesar hanya mempunyai ukuran antara 3-4
ton atau Sapi yang hanya 500kg. Satu paus biru setara dengan 300 sapi. Populasi
Paus biru terancam oleh karena perburuan besar-besaran yang dilakukan oleh
Inggris, Norwegia dan Jepang. Populasi Paus biru kini tinggal sekitar 2.000 ekor,
yang sebelumnya diperkirakan mencapai 200.000 ekor. Paus yang tidak bergigi
atau Paus baleen makan kril, plankton dan krustacea kecil lainnya dengan cara
menyaring air laut dengan baleennya, sedangkan Paus bergigi makan utamanya
berbagai jenis ikan, kril dan cumi. Ikan kesukaan Paus adalah ikan teri, ikan sarden
dan ikan makarel. Paus hidup di sekitar kutub utara dan kutub selatan untuk mencari
makan dan kemudian akan bermigrasi ke arah ekuator untuk melahirkan anaknya.
Pada saat berada di kutub mereka akan makan sebanyak-banyaknya dan pada waktu
melakukan perjalanan ke ekuator untuk melahirkan hanya makan sekedarnya.

Umur Paus biru dapat mencapai 120 tahun, Paus sperm 77 tahun, Paus minke
50 tahun dan dolpin dapat hidup sampai umur 20-50 tahun. Paus biru mencapai
dewasa pada usia sekitar 25 tahun. Paus sperm betina sejak lahir akan mengikuti
induknya dan hidup berkelompok hingga dewasa. Sedangkan Paus sperm jantan
biasanya hidup berkelompok dengan induknya hingga umur 10 tahun. Sesudah
umur 10 tahun biasanya paus jantan muda akan membentuk kelompok yang terdiri
dari 12-15 anggota dan hidup memisahkan diri dari kelompok induknya. Ketika
Paus sperm telah mencapai usia dewasa yaitu sekitar 25 tahun mereka akan hidup
menyendiri dan menjadi pejantan dewasa. Pada saat musim kawin dia akan mencari
kelompok betina dan menjadi pejantan tunggal di dalam kelompoknya. Setelah
musim kawin selesai Paus penjantan akan memisahkan diri lagi. Masa kehamilan
Paus biru mencapai 11 bulan dan melahirkan anaknya tidak setiap tahun tetapi hanya
2-3 tahun sekali. Lamanya waktu kehamilan dan lamanya jarak antara kelahiran
menyebabkan Paus biru sangat rentan dari kepunahan.

Paus akan menghabiskan waktunya untuk bermigrasi dari satu tempat ketempat
yang lainnya. Sebagai contoh paus akan bermigrasi dari kutub selatan menuju laut
Banda melalui laut Sawu dan selat-selat di Nusan Tenggara Barat seperti Wetar dan
Sape, akhirnya memasuki laut Banda. Di Laut banda paus-paus ini akan berkumpul
dan tinggal selama 3-4 bulan dan selanjutnya kembali ke kutub selatan. Apa yang
dilakukan paus-paus ini selama di laut Banda masih menjadi pertanyaan sampai
sekarang. Kemungkinan mereka melakukan ritual perkawinan namun tidak untuk
melahirkan karena selama di laut Banda tidak pernah dijumpai rombongan paus
yang membawa bayinya.

Lumba-lumba mempunyai kebiasaan hidup berbeda-beda tergantung jenisnya.


Salah satu jenis lumba-lumba yang sering dimanfaatkan oleh manusia adalah
Tursiop aduncus. Jenis ini merupakan lumba-lumba yang hidup di daerah pantai,
daerah dekat terumbu karang dan lamun, biasanya hidup pada kedalaman antara
50 – 100 meter. Walaupun hidup di daerah pantai namun lumba-lumba ini tidak
pernah ditemukan di daerah yang keruh seperti daerah estuari. Walaupun hidup
di daerah pantai namun jenis ini kadang-kadang ditemukan melintasi laut dalam.

336
MAMALIA LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Lumba-lumba ini akan mencapai umur dewasa pada umur 10 – 15 tahun dan dapat
mencapai umur 40 tahun. Siklus reproduksi antara 3 – 5 tahun dengan jumlah
anakan satu ekor per kelahiran. Makanan lumba-lumba ini sejumlah binatang bentik,
ikan-ikan karang dan cumi-cumi. Pada masa lalu ada masalah dengan identifikasi
oleh karena beberapa pengamat memasukan Tursiop aduncus adalah sama dengan
Tursiop truncatus namun hasil dari tes DNA, eksternal morphologi dan osteologi
menunjukkan bahwa keduanya merupakan species yang berbeda. (Wang and Yang,
2009, Wang et al, 2000, Wang et al 1999).

Peran dan manfaat cetacean


Peran cetacean secara ekologis merupakan karnivora paling atas dalam rantai
makanan karena mereka memakan cumi dan ikan. Namun bagi paus baleen peran
dalam rantai makanan memiliki keunikan tersendiri oleh karena beberapa Paus
yang tidak bergigi ini tidak memakan ikan, dia hanya memakan krill dan plankton
saja. Jadi bukan merupakan top karnivora. Ada beberapa anggapan bahwa populasi
minke, baird dan beaked whale perlu dikendalikan oleh karena terlalu banyak
menghabiskan cumi dan ikan sarden.

Manfaat paus bagi kehidupan manusia adalah sebagai bahan makanan dan hal ini
telah dilakukan sejak lama terutama bagi negara-negara yang berbatasan dengan
kutub utara maupun kutub selatan. Negara Jepang, Norwegia, Inggris dan Kanada
yang banyak memanfaatkan produk dari paus. Di Jepang bahkan telah memanfaatkan
daging paus ini sejak jaman Meji. Seluruh bagian tubuh paus dapat dimanfaatkan
tanpa sisa dan darinya dapat dihasilkan sekitar 35 produk olahan mulai yang berasal
dari minyaknya, kulit, tulang, baleen, gigi, hati semuanya bermanfaat. Oleh karena
itu Paus dikenal sebagai hewan dengan ”zero waste” atau tanpa limbah dan penghasil
protein yang paling efisien. Coba bandingkan jika anda memelihara sapi di darat
dan paus. Menurut perhitungan, sapi yang dipelihara saat ini menyumbangkan 12%
CO2 yang ada di atmosfir. Sumbangan ini dihasilkan dari berbagai limbah selama
memelihara sapi. Sapi akan menghabiskan rumput dan makanan tambahan lainnya,
kotoran sapi sebagai penghasil gas metan. Disamping itu memelihara sapi perah
juga akan menyebabkan berkurangnya air tawar secara signifikan, oleh karena
untuk menghasilkan 1 liter susu sapi diperlukan sekitar 300 liter air tawar. Dari sisi
ukuran memelihara satu Paus biru seberat 150 ton sama dengan memelihara 300
ekor sapi dengan berat 500kg/ekor

Lumba-lumba di beberapa daerah di Indonesia ditangkap dan dagingnya dimakan


namun sebagian besar nelayan Indonesia tidak menangkap Lumba-lumba bahkan
ada yang menganggap tabu untuk membunuh Lumba-lumba. Lumba-lumba
diyakini sebagai teman bagi nelayan dan sering menolong bagi nelayan yang tersesat.
Jenis Tursiops truncatus sering dilatih untuk melakukan pertunjukan di tempat
hiburan oceanorium. Bahkan pada akhir-akhir ini jenis lumba-lumba dilatih untuk
menyembuhkan orang yang terkena stroke dan anak autis. Orang percaya sonar
elektromanegtik yang dipancarkan dari moncong lumba-lumba dapat merangsang
kesembuhan dari syaraf-syaraf yang terganggu akibat stroke. Lumba-lumba di
Amerika bahkan dilatih untuk menangkal terorisme.

337
BIODIVERSITAS
BIO
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Masy
Masyarakat nelayan Indonesia pada
umumnya tidak memanfaatkan Paus
umu
dan Lumba-lumba, hanya sebagian
masyarakat saja yang sengaja
masy
memburu atau menangkap Paus
mem
dan Lumba-lumba. Secara umum
lumba-lumba tertangkap secara
lum
tidak sengaja dan bila ada lumba-
tida
lumba atau paus menyangkut
lum
di jaring nelayan biasanya
melepaskan kembali. Begitu juga
me
bila ada paus terdampar di pantai
kalau masih hidup masyarakat
kal
akan berusaha untuk mendorong
ak
kembali ke laut. Masyarakat
ke
yang sengaja memburu dan
ya
menangkap Paus dan Lumba-
m
lumba adalah masyarakat yang
lu
hidup di Lamalera dan Lamakera
hi
yang ada di pulau Lembata,
ya
Nusatenggara Timur. Mereka
N
menangkap dengan peralatan
m
ssederhana dan masih memakai
alat-alat
a yang tradisional.
Menangkap Paus dan Lumba
M
dilakukan sepanjang tahun.
d
to : Su na rto Namun mereka mempunyai
N
Fo
upacara yang berhubungan
dengan penangkapan paus
dilakukan pada awal bulan
Mei. Hasil tangkapan biasanya hanya sebagai konsumsi untuk masyarakat lokal.
Pada masa lalu daging paus dipakai sebagai alat barter untuk ditukarkan dengan
hasil pertanian namun pada masa sekarang daging paus juga telah diperdagangkan
diantara masyarakat kedua desa diatas. Hasil dari perdagangkan juga untuk membeli
kebutuhan pokok seperti beras dan palawija. Jenis yang ditangkap biasanya dari
jenis blue whale dan sperm whale. Diantara kedua desa Lamalera dan Lamakera
mempunyai kesepakatan yang tidak tertulis yaitu bahwa masyarakat desa Lamalera
tidak boleh dan tidak akan menangkap blue whale dan hanya sperm whale.
Sedangkan masyarakat dari desa Lamakera hanya akan menangkap blue whale
dan tidak menangkap sperm whale. Masyarakat kedua desa tersebut tidak hanya
memanfaatkan paus tetapi juga menangkap ikan hiu, ikan Pari dan Lumba-lumba.
Penangkapan paus secara tradisional telah dilakukan selama bertahun-tahun.
Namun dengan bertambahnya jumlah penduduk dan mulai adanya perdagangan
daging paus tentunya eksploitasi paus akan semakin intensif.
Ambergis merupakan bahan buangan dari paus jenis sperm whale. Buangan ini
berupa bahan padat yang sengaja dimuntahkan oleh paus yang diperkirakan
merupakan bahan-bahan sisa makanan yang tidak tercerna yang telah mengalami

338
MAMALIA LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

berbagai proses didalam sistem pencernaan.


Sampai saat ini belum diketahui mekanisme apa Status
yang menyebabkan paus memuntahkan kembali
bahan sisa makanan ini. Ambergis biasanya
Perlindungan
berwarna kuning terdampar dipantai dalam bentuk
Seluruh cetacea masuk
gumpalan-gumpalan, namun ada yang berwarna
dalam appendik II CITES
hitam kalau sengaja dikeluarkan dari perut ikan
dan beberapa Paus
paus. Ambergis yang berwana kuning berbau
masuk dalam apendik
harum dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan
I CITES. Misalnya
parfum. Informasi terakhir harga 1 kg ambergis
Balaenoptera borealis
dapat mencapai US $ 1000.
(Paus Biru), Balanoptera
musculus, Megaptera
novaeangliae (Paus
Keanekaragaman Jenis Bongkok), Balaena
Cetacean merupakan kelompok ordo Cetacea mysticetus. Pemerintah
yang termasuk dalam kelas Mamalia. Kelompok memasukan cetacea
Cetacean di dunia berjumlah 83 jenis (Komatsu sebagai satwa yang
and Misaki 2004). Ordo Cetacea dibagi menjadi dilindungi.
dua sub ordo dan 10 suku. Umumnya mereka
hidup di daerah sub tropik dan kutub selatan
maupun utara. Mereka akan bermigrasi ke daerah
tropis untuk melahirkan anaknya. Di perairan
Indonesia kekayaan jenis cetacean ini sebanyak 31 jenis. Pada musim-musim
tertentu Paus melintasi Selat Timor dalam rangka bermigrasi dari lautan Hindia
menuju Laut Banda. Pada saat melewati selat timor sebagain dari Paus ini dapat
mengalami nasib sial oleh karena diburu oleh nelayan Lambata dan Lamalera untuk
dijadikan sumber makanan pokok. Ordo Cetacea dibagi menjadi dua sub ordo yaitu
Mysticeti (Paus dengan baleen) dan Odontoceti (Paus bergigi). Mysticeti mempunyai
tiga suku yaitu Balaenidae, Balaenopteridae, Eschrichtiidae. Anggota dari suku
Balaenopteridae antara lain Paus Biru (Balaenoptera musculus), Paus punggung
bengkok (Megaptera novaeangliae), Paus Sei (Balaenoptera borealis) dan Paus
Minke. Sedangkan ordo Odonticeti mempunyai 7 suku yang didalamnya terdapat
lumba-lumba. Suku Monodontidae lebih dikenal sebagai Paus putih atau Beluga
yang hanya hidup di daerah Artik. Sedangkan suku Platanistidae merupakan lumba-
lumba air tawar yang sebenarnya. Anda jangan bingung dengan lumba-lumba air
laut dari suku Delphinidae yang kadang-kadang masuk ke muara sungai hingga jauh
ke arah hulu seperti misalnya Orcaella brevirostris atau yang lebih dikenal dengan
nama lumba-lumba Irawadi. Jenis lumba-lumba Irawadi ini kita lebih mengenal
dengan nama lumba-lumba Mahakam. Lumba-lumba ini sering terlihat menjelajah
jauh masuk ke Sungai Mahakam. Suku Delphinidae di Indonesia ada sekitar 11 jenis
yang tersebar hampir di semua perairan Indonesia (tabel 26)

339
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 26. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan cetacean yang ditemukan di
Indonesia. (Sumber : Priyono, 2001)

NILAI
No. Suku Jenis Nama Umum KELIMPAHAN SEBARAN
EKONOMIS
1 BALAENOPTERIDAE
1 Balaenoptera acutorostrata
2 Balaenoptera bonaerensis
3 Balenoptera borealis Paus Sei
4 Balaenoptera edini
5 Balaenoptera musculus Paus Biru 2
6 Megaptera novaeangliae Paus punggung bongkok 2
2 DELPHINIDAE
7 Delphinus capensis
8 Delphinus delphis Lumba-Lumba biasa
9 Feresa attenuata

10 Globicephala macrorhynchus Paus hitam bersisik pendek


11 Grampus griseus Lumba-lumba abu-abu
12 Lagenodelphis hosei
13 Peponocephala electra Paus temu kebon
14 Pseudorca crassdens Paus pemangsa palsu
15 Orcaella brevirostris Lumba-lumba Mahakam 4 4
16 Orcaella heinsohni
17 Orcinus orca Paus pembunuh
18 Souse chinensis Lumba-lumba putih
19 Stenella attenuate Lumba-lumba totol
20 Stenella coeruleoalba Lumba-lumba strip putih
21 Stenella longirostris Lumba-lumba paruh payang
22 Steno bradanensis Lumba-lumba bergigi kasar
23 Tursiops aduncus Lumba-lumba hidung botol. 3 1 1
24 Tursiops truncatus Lumba-lumba hidung botol. 3 1 1
3 KOGIIDAE
25 Kogia breviceps Paus lodan kecil jauba
26 Kogia sima Paus lodan kecil
4 PHOCOENIDAE
27 Neophocaena phocaenoides Lumba-lumba sirip panjang
5 PHYSETERIDAE
28 Physeter macrocephalus Sperm whale
6 ZIPHIIDAE
29 Mesoplodon densirotris
30 Mesoplodon ginkgodens
31 Ziphius cavirostris Paus Paruh angsa

340
MAMALIA LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Sumber Foto : Vimono

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

341
342
Reptil

Chelonia mydas
REPTIL BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Reptil termasuk hewan kelas tinggi yang suhu badannya sangat dipengaruhi oleh
suhu sekitarnya. Jumlah reptil yang hidup di laut relatif sedikit dibandingkan yang
hidup di darat. Beberapa hewan yang masuk dalam kelas reptil yang hidup di laut
antara lain : Ular laut, Buaya laut, Penyu dan Iguana yang ada di Galapagos. Jumlah
jenis ular laut yang ada di dunia hanya sekitar 70 jenis, 7 jenis penyu, satu jenis
buaya dan satu jenis iguana laut. Karena jumlah jenis yang sedikit inilah salah satu
penyebab jumlah peneliti reptil laut hanya sedikit. Sepengetahuan penulis hingga
saat ini belum ada peneliti Indonesia yang khusus menekuni penelitian ular laut.

1. Ular laut

Biologi
Ular laut masih sangat sedikit dipelajari dan di Indonesia ahli ular laut masih langka.
Ular laut hidup tersebar dari daerah subtropis hingga daerah tropis yang umumnya
berada di daerah dangkal, dekat pantai dan lebih sering berada di permukaan.
Sebaran ular laut di Indonesia hampir dapat dijumpai di seluruh perairan Indonesia.
Konsentrasi tertinggi ular laut di Indonesia didapatkan di perairan Sumatera dan
Kalimatan yaitu ditemukan sebanyak 27 jenis, di Australia ditemukan sebanyak 17-
21 jenis dan di Great Barrier Reefs ditemukan sebanyak 14 jenis. Informasi terakhir di
Australia utara ditemukan ular laut sebanyak 37 jenis (Heatwole 1999). Sedangkan di
Indonesia hasil koleksi terakhir yang ada di Museum Cibinong ditemukan sebanyak
sekitar 40 jenis.

Ukuran ular laut relatif kecil, ukuran panjang ular laut rata-rata antara 40-50 cm,
namun ada yang dapat mencapai ukuran hingga 150 cm. Ular laut sering dijumpai
di daerah mangrove, padang lamun atau daerah terumbu karang. Hal ini disebabkan
ular laut bernapas dengan paru-paru sehingga selalu harus muncul ke permukaan
untuk mengambil udara. Namun ada ular laut yang bersifat pelagis yang tidak
pernah ke darat dan hidup di tengah laut, misalnya Pelamis platurus. Jenis ular
laut ini mempunyai sebaran yang paling luas dan merupakan ular cobranya ular laut
karena kekuatan bisanya.

Ular laut biasanya bersifat pasif tidak agresif jika tidak diganggu atau diprovokasi.
Ular laut akan menjadi lebih agresif pada saat musim kawin. Jarang kejadian orang
diserang oleh ular laut atau digigit oleh ular laut. Ular laut mempunyai taring yang
kecil hanya sekitar 2 – 4 milimeter sehingga orang yang memakai wetsuit tidak akan
tembus oleh gigitan ular laut. Namun jangan mengganggap enteng ular laut karena
bisa ular laut dua kali lebih kuat jika dibandingkan ular darat dan bersifat neurotoxin.
Satu ekor ular laut dewasa dapat membunuh tiga orang. Bisa ular laut akan bereaksi
dengan cepat hanya dalam waktu 20-30 menit akan dapat menyebabkan paralisis
susunan syaraf pernapasan orang yang tergigit. Kejadian gigitan ular laut sering
terjadi akibat ketidaksengajaan yaitu misalnya ular terinjak atau tergigit pada
nelayan yang sedang menyortir ikan. Ular laut sering tertangkap oleh jaring trawl
nelayan dan pada waktu memilah-milah ikan maka sering tergigit oleh ular yang

343
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

berada diantara hasil tangkapan ikan. Bisa ular laut berfungsi untuk melumpuhkan
mangsanya bukan sebagai alat bela diri.

Makanan Ular laut berupa belut laut, ikan atau telur ikan, krustasea dan biota
laut lainnya seperti telur cumi dan anakannya. Ular laut berenang menggunakan
gerakan tubuhnya dan didukung dengan ekornya yang telah berubah menjadi pipih
yang berfungsi sebagai dayung. Sedangkan sisik dada dan perut tidak berfungsi lagi
sebagai alat jalan seperti yang terlihat pada ular darat. Namun tidak semua ular
laut ekornya memipih beberapa jenis ular laut yang hidupnya di tepi pantai atau di
dasar hutan mangrove ekornya tetap lancip dan sisik dada perutnya tetap berfungsi
sebagai alat jalan. Kelompok ular laut Natricids dan Homolopsids hampir semuanya
hidup di daerah mangrove dan rawa-rawa air asin.

Reproduksi ular laut terjadi secara musiman dan waktu reproduksi tergantung
dari jenisnya dan letak geografi dimana ular itu hidup. Hampir semua ular laut
melahirkan anaknya. Anakan yang dilahirkan dilepas begitu saja tanpa pengasuhan
dan perlidungan dari induknya. Kelompok laticaudids merupakan satu-satunya ular
laut yang bertelur dan harus pergi ke darat untuk meletakan telurnya. Ular tumbuh
dan berkembang dengan kecepatan antara 2,5 – 12 cm per tahun. Ular laut mencapai
umur dewasa bervariasi tergantung jenisnya dengan kisaran antara 1,5 – 5 tahun.
Ular laut lebih sering ganti kulit dibandingkan dengan ular darat. Ular laut ganti
kulit setiap 2 – 6 minggu tergantung dari jenisnya.

Manfaat ular laut


Ular laut merupakan predator yang secara ekologis mengontrol keseimbangan
dalam rantai makanan. Manfaat secara langsung di dalam ekosistem tampaknya
belum diketahui dengan baik, sedangkan manfaat bagi manusia tidaklah terlalu
berarti oleh karena ukurannya yang relatif kecil dan pola warna kulitnya juga tidak
terlalu menarik. Namun di Philipina ular laut ini sering ditangkap dan kulitnya
dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan.

Keanekaragaman jenis
D
Diperkirakan ada sekitar 70 jenis ular
llaut yang hidup di dunia. Ular laut dapat
dikelompokan menurut sukunya yaitu
d
Hydropiids merupakan kelompok ular laut
H
sejati oleh karena seluruh kelompok ular ini
hidupnya di laut. Laticaudids terdiri dari
lima jenis dengan 4 jenis merupakan ular
laut. Kelompok ini merupakan ular laut laut
yang bertelur. Acrochordids dari kelompok
ini hanya ada satu jenis yang hidup di laut
dan yang lain hidup di estuarine dan air
tawar. Homalopsids merupakan ular dari
colubridae terdiri dari 9 jenis yang hidup di

344
REPTIL BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

dasar hutan magrove dan hanya 3 jenis yang hidup di laut. Natricids merupakan
kelompok ular yang hidupnya di rawa-rawa air asin. Jumlah suku ular yang hidup
di dunia sebanyak 15 dan yang hidup di laut sebanyak 4 suku yaitu Hydrophiidae,
Laticaudidae, Colubridae dan Acrochordidae. Keempat suku ular ini tidak hanya
hidup di air tawar, air asin, air payau tetapi ada yang hidup di darat.
Hydrophiidae terdiri dari 16 marga dan 54 jenis. Satu jenis
dari suku ini yaitu Hydrophis semperi hidup di air tawar.
Suku Laticaudidae terdiri dari hanya satu marga dengan Status
4 jenis. Tiga jenis merupakan ular laut sedangkan satu
jenis yaitu Laticauda crokeri merupakan ular air tawar. Perlindungan
Suku Colubridae merupakan suku terbesar dari jenis ular
tediri dari 290 marga dengan anggota sekitar 1500 jenis. Ular laut belum masuk
Sebagian besar hidup didarat dan pada umumnya tidak dala m appendik
berbisa. Ada 11 marga dan 35 jenis dari kelompok ular CITE S karena tidak
ini yang hidup di air namun hanya 11 jenis yang hidup di term asuk binatang liar
laut. Suku Acrochordidae hanya terdiri dari satu marga yang diperdagangkan
dengan 3 jenis dan hanya satu yang hidup di laut. Ular seca ra internasional.
laut yang ada di Indonesia sekitar 45 jenis. Konsentrasi Pem erin tah
terbanyak dari jenis ular laut ditemukan di selat Malaka Indo nesia juga belum
yaitu sebanyak 24 jenis (Heatwole 1999). Seperti biota mem asuk an ke dalam
yang lainnya konsentrasi terbesar dari keragaman jenis satw a yang dilindungi.
ular didunia berada di Indonesia dan semakin jauh
jarak dari Indonesia semakin sedikit jumlah jenis ular
laut yang ditemukan.

2. Buaya laut

Biologi
Buaya laut merupakan jenis buaya yang dapat mencapai ukuran terbesar
dibandingkan buaya-buaya yang lain. Ukurannya dapat mencapai 6 – 7 meter dengan

345
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Crocodylus porosus

Sumber Foto : Badiah

berat lebih dari satu ton. Ukuran rata-rata yang ditemukan saat ini hanya sekitar 2
– 3 meter. Makanan anakan buaya laut berupa hewan kecil dari insekta dan ikan
serta reptil yang lain. Dengan bertambahnya ukuran tubuhnya, makanannya juga
menjadi bervariasi mulai dari krustasea, ikan dan hewan yang lebih besar. Buaya
betina mencapai dewasa pada ukuran 2,2 – 2,5 meter. Buaya tetap bertelur di darat
dan meletakan telurnya di pinggiran sungai. Telur akan menetas setelah sekitar 80
– 90 hari tergantung dari cuaca setempat. Dari telur yang diproduksi diperkirakan
hanya 1 – 3 persen akan mencapai dewasa. Penyebab kematian terbesar adalah
tergenangnya sarang buaya akibat banjir. Sarang buaya akan tetap dijaga induknya
hingga telur menetas. Anakan buaya akan diasuh dan dilindungi oleh induknya
untuk beberapa lama agar tidak dimangsa oleh buaya yang lain. Sebaran buaya laut
cukup luas yaitu mulai India, Indonesia, Vietnam,
Philiphine Australia hingga Papua. Kemampuan
Status renang buaya laut Crocodylus porosus sangat baik
dan dapat menjelajah lautan mengikuti arus sehingga
Perlindungan tidak mengherankan sebaran buaya laut ini sangat
luas. Crocodylus porosus hidup di laut yang hangat
Crocodylus porosus di perairan tropis.
untuk Indonesia,
Papua Nugini dan
Australia masuk Manfaat.
dalam apendik II Buaya sejak lama telah dimanfaatkan kulitnya
CITES. Sedangkan untuk berbagai keperluan manusia terutama untuk
pemerintah Indonesia perlengkapan asesoris. Seperti untuk ikat pinggang,
memasukan buaya tas, dompet dan sepatu serta asesoris lainnya. Secara
laut sebagai satwa
346
346
34 yang dilindungi.
REPTIL BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

ekologis buaya merupakan top predator dan top karnifora. Disamping itu buayapun
bisa dikatagorikan sebagai hewan pembersih karena makan berbagai bangkai dari
berbagai biota yang lain.

Nilai Ekonomis Komersial :


Harga kulit buaya Crocodylus porosus kualitas terbaik hasil budidaya ditingkat
eksportir Indonesia US $ 15/ inci.

Keanekaragaman jenis
Kerabat dekat yang masuk kelompok buaya ini ada tiga suku yaitu Alligatoridae
mempunyai 10 jenis, Crocodylidae dengan 14 jenis dan Gavialidae hanya mempunyai
satu jenis yaitu Gavialis ganggeticus. Salah satu jenis anggota suku crocodylidae
yang hidup di laut hanya ada satu jenis yaitu Crocodylus porosus. Sedangkan satu-
satunya iguana yang hidup di laut adalah iguana yang hidup di pulau Galapagos.

3. Penyu.

Biologi.
Penyu merupakan salah satu reptil yang paling eksotis dan merupakan simbol
dari kebebasan karena penyu berenang secara bebas tanpa batas negara dan batas
teritorial. Dia dapat berenang mengembara ribuan kilometer dari tempat lahirnya
dan uniknya pada waktu akan bertelur selalu kembali ketempat dimana dia lahir.
Bagaimana cara penyu dapat mencari atau menemukan kembali tempat dia lahirkan
untuk bertelur sampai saat ini masih menjadi bahan perdebatan para ahli. Penyu
mempunyai saudara dekat yaitu kura-kura yang hidup di darat dan di air tawar.
Ukurannya penyu dewasa bervariasi antara 0,55-1,9 meter. Penyu Lengkang
(Lepidochelys olivacea) mempunyai ukuran yang terkecil dibanding penyu yang lain
dan yang terbesar adalah Dermochelys coriacea (penyu belimbing). Makanan penyu
berupa lamun, ikan, krustase kadang-kadang terlihat makan sponge dan ubur-ubur.

Sebaran penyu hampir dapat dijumpai di semua perairan tropis hingga daerah
subtropis. Pada umumnya hidup di laut yang relatif dangkal seperti di goba, estuarin
pantai dekat tempat bertelur, dan laut lepas. Walau lebih sering di laut dangkal atau
dekat pantai namun penyu dapat menyelam hingga 300 meter. Penyu menyelam
kelaut dalam biasanya mencari ubur-ubur untuk dimakan. Penyu mempunyai
kemampuan untuk mengatur metabolismenya hingga ketingkat yang sangat rendah
sehingga penyu dapat menyelam 35 – 45 menit tanpa muncul ke permukaan untuk
mengambil udara. Ada delapan jenis penyu yang ada di dunia dan enam jenis dapat
ditemukan di Indonesia. Penyu belimbing merupakan pengembara yang paling
tangguh dan paling jauh kemampuan jelajahnya diikuti oleh penyu hijau. Penyu
sisik merupakan penyu rumahan yang tidak mengembara jauh-jauh dari tempat
bertelurnya. Sebagai gambaran penyu belimbing dapat mengembara sejauh 5000
km. Tempat bertelur penyu sisik dapat dijumpai hampir disemua pulau dan yang

347
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Chelonia mydas

paling banyak dijumpai di P. Anambas, P, Natuna, P. Belitung, P. Segamat, Birah-


birah, P. Derawan, Pantai Pengumbahan dll (Darmawan 2004). Tempat bertelur
penyu belimbing yang paling terkenal dan besar jumlahnya adalah di sekitar Pantai
Jamursba medi, kepala burung, Papua. Penyu belimbing juga dapat dijumpai
bertelur di Sumatera Barat dan pantai selatan Jawa (Hitipeuw and Maturbong
2002). Sedangkan penyu hijau bertelur di beberapa daerah seperti Berau, Derawan,
Lucipara, Kakaban, Balang-balangan dan Pangumbahan dll.

Populasi penyu sulit untuk diketahui dan juga sulit untuk dihitung secara pasti.
Perhitungan jumlah penyu yang ada di dunia hingga saat ini hanya berdasar dari
jumlah penyu yang bertelur di darat. Sedangkan penyu jantan yang tetap tinggal
di air tidak pernah diketahui jumlahnya. Penyu jantan tidak pernah keluar dari air
sedangkan penyu betina pada saat akan bertelur selalu pergi kedarat. Jenis penyu
lekang mempunyai populasi terbesar di dunia. Di Indonesia jenis penyu yang umum
dijumpai dimana saja adalah penyu sisik dan penyu hijau.

Penyu mencapai umur dewasa bervariasi tergantung jenis dan lokasinya. Untuk
membedakan penyu jantan dan betina yaitu dengan melihat bagian ekornya.
Penyu mencapai umur dewasa antara 12-30 tahun. Penyu dapat mencapai umur 80
tahun. Penyu betina sekali bertelur berjumlah antara 50-200 butir yang berukuran
sebesar bola pinpong. Semakin besar ukuran penyu betina semakin banyak telur
yang dihasilkan. Telur penyu akan menetas sekitar 45 – 70 hari tergantung jenisnya.
Penyu betina meninggalkan begitu saja sarangnya setelah bertelur dan tidak
berusaha untuk melindungi anaknya. Berbeda dengan reptil lainnya seperti buaya
dan ular yang bertanggung jawab terhadap telurnya dengan selalu menjaga hingga
menetas, penyu tampaknya termasuk binatang yang tidak bertanggung jawab. Penyu
muda sulit dibedakan antara penyu jantan dan penyu betina. Penyu jantan biasanya
mempunyai kuku atau taji yang lebih besar di kaki renangnya bagian depan. Kuku
ini berfungsi untuk membantu memegang pada saat kawin. Mengapa penyu selalu
terlihat menangis mengeluarkan air mata. Penyu mempunyai kelenjar garam yang

348
REPTIL BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

terletak didekat mata. Kelenjar garam seperti yang dimiliki biota laut lainnya adalah
merupakan organ yang berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan garam yang ada di
tubuh penyu. Pengeluran kelebihan garam melalui kelenjar dekat mata inilah yang
menyebabkan penyu selalu terlihat menangis bila pergi kedarat.

Manfaat
Manfaat penyu secara ekologis dalam rantai makanan adalah sebagai herbivora
dan karnivora. Manfaat langsung tidaklah begitu jelas. Manfaat bagi manusia, sisik
penyu dimanfaatkan sebagai barang perhiasan, karajinan dan bingkai kacamata.
Telur dan daging penyu dapat dimakan. Telur penyu bisanya dijual dalam jumlah
yang relatif sedikit biasanya dapat dijumpai di pasar tradisional yang berada dekat
pantai, seperti di Kalimatan Timur, Padang dan Batam dll. Harga telur penyu di
Padang Rp 7.500 per butir tahun 2013. Daging penyu sering dipakai dalam upacara
keagamaan bagi masyarakat Bali.
Penyu sebagai pemakan lamun mempunyai dampak
negatif terhadap fungsi ekologi lamun. Ketika penyu
hadir dalam jumlah yang cukup banyak seperti Status Perlindungan
misalnya di daerah Derawan maka penyu akan
menyebabkan pengurangan biomassa, densitas, Cheloniidae dan
tutupan, siklus nutrisi dan mengurangi kemampuan Derm ochelys coriacea
lamun untuk menghasilkan bunga dan buah (Lal et al term asuk dalam apendik I
2010, Moran and Bjorndal 2005). Akibat selanjutnya CITES dan oleh pemerintah
penyu mengurangi kemampuan lamun sebagai Indonesia semua jenis penyu
penyedia tempat memijah bagi biota yang berasosiasi dim asukan dalam satwa
dengan lamun. Pengurangan biomassa biota ini yang dilindungi. Sedangkan
sekitar 18 kali rendah jika dibandingkan dengan IUCN memasukan semua
lamun yang tidak diganggu oleh penyu (Vonk et al jenis peny u kedalam Red
2010). Akibat terakhir bagi manusia adalah penyu data book.
mengurangi produksi ikan (Lal et al 2010).

Keanekaragaman
Klasifikasi penyu termasuk dalam ordo Tetudines sub ordo Cryptodira yang termasuk
didalam subordo ini adalah kura-kura cangkang keras, kura-kura cangkang lunak dan
penyu. Penyu merupakan kura-kura yang hidup di laut. Penyu dibedakan menjadi
dua suku yaitu ada yang masuk suku Cheloniidae dan Dermochelydae. Kedua suku
ini dibedakan oleh karena Dermochelydae merupakan penyu yang tidak bercangkang
dan tulang punggungnya tidak melekat dicangkangnya. Penyu yang hidup dilaut
terdiri dari 8 jenis. Adapun kedelapan jenis tersebut adalah : Chelonia mydas (penyu
hijau), Chelonia agassizii, Caretta caretta (Penyu tempayan). Lepidochelys kempii,
Lepidochelys olivacea (Penyu Lekang). Eretmochelys imbricata (Penyu sisik),
Narator depressus (Penyu pipih) dan Dermochelys coriacea (Penyu belimbing).
Dari 8 jenis yang ada di dunia hanya dua jenis yang tidak ada di Indonesia yaitu :
Chelonia agassizii dan Lepidochelys kempii.

349
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 27. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan ular laut di Indonesia (*) koleksi yang ada di
referensi rujukan Museum Zoologicum Bogoriense (MZB), Cibinong.
(Verifikator: Mumpuni - Sumber : Heatwole 1999, MZB, Sander et al. 2013, Iskandar & Colijn.
2002).
No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS
1 HYDROPHIINAE
1 Aipysurus duboisi 3
2 Aipysurus eydouxii * 3
3 Aipysurus laevis* 3
4 Aipysurus fuscus. 3
5 Emydocephalus annulatus. 3
6 Hydrophis atriceps.* 2
7 Hydrophis brookii * 3
8 Hydrophis belcheri. 3
9 Hydrophis caerulescens.* 3
10 Hydrophis curtus.* 3
11 Hydrophis cyanocintus.* 3
12 Hydrophis elegans* 3
13 Hydrophis fasciatus*. 3
14 Hydrophis gracilis.* 2
15 Hydrophis hardwickii. * 3
16 Hydrophis jerdonii. 3
17 Hydrophis kingii 3
18 Hydrophis klossi. 3
19 Hydrophis ornatus.* 3
20 Hydrophis peronii. 3
21 Hydrophis stokesi.* 1
22 Hydrophis major. 3
23 Hydrophis melanosoma 3
24 Hydrophis pacificus. 3

25 Hydrophis platurus.* 1
26 Hydrophis schistosiis.* 2
27 Hydrophis spiralis.* 2
28 Hydrophis torquatus.* 3
29 Hydrophis viperius. 3
30 Hydrclaps darwiniensis 3
31 Kolpophis annandalei 3
32 Parahydrophis mertoni. 3
33 Thalassophis anomalus.* 2

350
Chelonia mydas
REPTIL BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


2 LATICAUDINAE.
34 Laticauda colubrina. 3 1 2
35 Laticaudata laticaudata. 3 1 2
36 Laticaudata semifasciata 3
3 ACROCHORDIDAE.
37 Acrochordus granulatus.

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

351
Rumput Laut (algae, gangang, seaweed) 352

Sargassum polycystum
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi
Rumput laut, ganggang atau makro algae merupakan tumbuhan tingkat
rendah yang hidup di dalam laut. Tidak seperti tumbuhan tingkat tinggi
rumput laut tidak mempunyai akar, batang, daun, bunga dan buah. Seluruh
tubuhnya disebut sebagai thalus karena tidak dapat dibedakan antara
akar, batang dan daun, namun pada jenis rumput laut tertentu ada yang
mempunyai semacam akar yang berfungsi hanya untuk melekatkan diri. Ada
pula yang mempunyai struktur seperti daun dan gelembung udara sebagai
alat pengapung, misalnya jenis Sargassum sp. .

Rumput laut tumbuh dan berkembang tergantung dari nutrisi yang ada di
sekitarnya dan sangat tergantung dari sifat fisika dan kimia dari air laut
yang ada pada saat itu. Disamping itu pertumbuhan juga ditentukan oleh
subtrat dasar, gerakan air, suhu, salinitas, fosfat, nitrat dan cahaya matahari.
Rumput laut mengambil zat hara dari lingkungan sekitarnya dengan cara
difusi melalui seluruh bagian tubuhnya. Pertumbuhan relatif cepat dan
sangat dinamis dalam hitungan hari atau bulan namun adapula yang bersifat
tahunan. Rumput laut dapat mendominasi suatu lokasi pada bulan tertentu
dan pada bulan yang berikutnya dapat menghilang dari lokasi tersebut.

Perkembang biakan rumput laut dapat dilakukan dengan cara vegetatif


dan generatif. Reproduksi seksual dengan melakukan kawin antara gamet
jantan dan gamet betina, sedangkan secara vegetatif dengan cara stek
atau pertunasan dari thalus induknya. Perbanyakan rumput laut yang
banyak dilakukan adalah dengan cara memotong sebagian dari thalus yang
kemudian diikatkan pada substrat yang tetap, dalam hitungan hari thalus ini
akan menjadi tanaman baru.

Peran dan manfaat rumput laut


Peranan dan fungsi ekologis rumput laut adalah sebagai produsen primer
dalam siklus rantai makanan. Sebagai produsen primer rumput laut
berfotosintesa untuk berispirasi dan menghasilkan oksigen dan aktif dalam
proses biokimia hara laut. Berbagai jenis biota laut dan ikan yang bersifat
herbivora menggantungkan hidupnya dari keberadaan rumput laut.
Mulai dari moluska, Ekinodermata, krustasea, penyu hingga mamalia laut
menggantungkan hidupnya dari rumput laut.

Peranan dan fungsi rumput laut bagi kehidupan manusia sangatlah banyak
yaitu sebagai bahan baku industri, bahan makanan, bahan obat-obatan,
dan bahan kecantikan. Secara tidak sadar kita telah memakai produk dari
rumput laut dalam kehidupan sehari-hari. Pemakaian rumput laut dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain untuk pasta gigi, es krim, es rumput laut,
kue, jelli, kosmetika, tekstil semuanya mengandung bahan yang berasal dari
rumput laut. Pada sebagian masyarakat di Indonesia beberapa jenis rumput
laut dapat dimakan secara langsung sebagai lalapan dan sayur. Untuk

353
BIODIVERSITAS
B
BI
BIOD
IOD
DIV
IVE
VER
ERSI
SITA
SITA
TAS BIOTA
TAS BIOT
BIO
BI OTA LAUT
OTA LAU
LAUT INDONESIA

sp.
Grateloupia

menggambarkan betapa besar kegunaan rumput laut yaitu ada sekitar 400
jenis produk komersial yang mengandung bahan olahan dari rumput laut.

Rumput laut mengandung senyawa yang bersifat hidrokoloid yang pada umumnya
merupakan senyawa polisakarida berantai panjang. Oleh karena berasal dari
rumput laut maka disebut fikokoloid. Fikokoloid dari rumput laut berupa agar,
karaginan dan alginat. Fungsi ketiga produk dari rumput laut ini antara lain sebagai
pembentuk gel, pengemulsi, stabiliser, pensuspensi dan pendispersi.

Agar dihasilkan oleh rumput laut dari kelompok agarofit yang antara lain Glacilaria,
Gelidium, Pterocladia dan Hypnea. Agar banyak dipakai sebagai pembentuk gel dan
banyak dipakai dalam industri makanan seperti untuk jelly, es krim, sosis, yoghurt.
Didalam agar tekadung dua senyawa utama yaitu agarose dan agaropektin dan bila
dua senyawa ini dipisahkan maka agarose dapat membentuk gel yang kuat dengan
sifat tidak mempunyai muatan listrik. Adanya kondisi ideal ini maka agarose banyak
dipakai dalam bidang bioteknologi sebagai bahan dasar elektroforsis, khromatografi
dan kultur jaringan.

Karaginan merupakan senyawa polisakarida rantai panjang yang banyak dikandung


oleh jenis rumput laut yang dikelompokan dalam karaginofit dari marga Euchema
dan Hypnea. Karaginan dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan respon jika
bersenyawa dengan protein menjadi iota-karaginan, kappa-karaginan dan lamda-
karaginan. Iota-karaginan menghasilkan gel yang sangat halus, Kappa-karaginan
dapat membentuk gel yang kokoh dan rigid. Kekakuan dan kelenturan dari karaginan
dapat diatur tergantung dari beberapa senyawa dan ion yang ditambahkan.

Alginat merupakan produk dari rumput laut yang dikelompokan dalam alginofit dan
yang termasuk dalam golongan ini antara lain Sargassum dan Turbinaria. Alginat
banyak dipakai dalam Industri tekstil, farmasi, makanan dan minuman. Alginat
sebagai bahan pengemulsi, pengental, stabiliser, pembentuk film, sebagai bahan

354
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

pemecah dan pensuspensi. Di bidang farmasi dan obat-obtan alginat dimanfaatkan


dalam bentuk asam alginat dan sodium atau kalsium alginat. Kedua yang terakhir
ini sering dimanfaatkan untuk membuat kapsul dan kadang digunakan untuk
pembentuk dan penstabil busa dan cream.

Nilai Ekonomis Komersial


Sampai saat ini jenis rumput laut yang mempunyai nilai ekonomis di Indonesia
tidaklah banyak yaitu seperti Euchema spp, Glacilaria spp, Sargassum spp dan
Turbinaria spp. Rumput laut atau algae merupakan komoditas yang harganya
ditingkat nelayan cukup berfluktuasi namun dengan kisaran yang relatif konstan
tergantung dari musim dan jarak dari lokasi industri pengolahan. Sebagian besar
rumput laut dari nelayan dijual untuk industri hanya sebagian kecil dijual untuk
keperluan masyarakat secara langsung. Euchema merupakan rumput laut yang
dihasilkan dari budidaya mempunyai kisaran harga ditingkat nelayan antara Rp
5.000 - 7.500. Harga ini untuk keperluan industri. Beberapa nelayan menyiapkan
hasil budidaya Euchema untuk keperluan masyarakat, seperti untuk es rumput laut
dan kebutuhan untuk makanan ringan seperti kue dodol rumput laut dan lainnya.
Untuk itu rumput laut hasil panen diproses terlebih dahulu yaitu dengan direndam
di air tawar selama 3 - 5 hari. Fungsi perendaman adalah untuk melarutkan
choroplastnya sehingga algae menjadi berwarna putih bersih. Kemudian rumput
laut ini dikeringkan dengan cara menjemur di terik matahari. Harga rumput laut
kering ini berkisar antara Rp 12.500 - 15.000 per kg. Nelayan yang menikmati harga
ini adalah nelayan kepulauan Seribu karena dekat kota Jakarta. Di Jakarta rumput
laut ini dipakai sebagai bahan utama es rumput laut yang dijual di restoran restoran.
Harga untuk rumput laut gracilaria yang biasanya ditanam di tambak sebagai
tanaman tumpangsari dihargai antara Rp 3.500 - 5.000 per kg kering. Jenis rumput
laut ini menghasilkan agar, dijual untuk keperluan industri. Rumput laut penghasil
alginat dari jenis Sargassum dan Turbinaria dihargai antara Rp 1.500 - 2.500 per kg
kering. Rumput laut jenis ini semuanya dijual untuk keperluan industri. Dua jenis

355
Kappaphycus alvarezii
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

rumput laut ini dipanen langsung dari alam, belum ada usaha kearah budidaya oleh
karena harganya yang murah dan populasi di alam masih banyak. Beberapa jenis
rumput laut seperti Caulerpa dan Gracilaria dapat kita jumpai dijual dalam bentuk
segar di pasar-pasar tradisional terutama di Indonesia bagian timur. Rumput laut
ini dijadikan lauk makan yang dicampur dengan kelapa muda sebagai urapan.

Keanekaragaman jenis.
Rumput laut tumbuhan yang seluruh bagian tubuhnya berupa thalus dan tidak
dapat dibedakan antara akar, batang dan daun maka rumput laut di masukan
dalam divisi Thallopyhta. Algae dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan
koloidnya, atau berdasar subtrat tempat hidupnya dan berdasarkan kandungan
pigmennya. Algae dikelompokan berdasar kandungan koloidnya antara lain Algae
agarofit yaitu algae penghasil agar-agar. Algae penghasil karaginan dikelompokan
kedalam algae karaginofit dan algae penghasil alginat dikelompokan dalam algae
alginofit. Algae dikelompokkan berdasar tempat tumbuhnya dapat dibedakan
menjadi epipelic tumbuh pada subtrat lumpur atau sedimen, episammic tumbuh
di pasir, epilithic tumbuh di batu. Ada beberapa jenis algae epipithic yang tumbuh
di atas tumbuhan lain dan algae epizoig tumbuh di permukaan tubuh binatang
misalnya cangkang moluska dan keromang. Untuk keperluan taksonomi algae
diklasifikasikan berdasarkan kandungan pigmennya. Rumput laut mempunyai
warna yang sangat bervariasi maka untuk membedakan rumput laut dipilah-
pilah menjadi empat kelas berdasar kandungan pigmennya yaitu. Rhodophyceae
(ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang coklat), Chlorophyceae (ganggang
hijau), dan Cyanophyceae (gangang biru-hijau).

Berdasarkan ukuran algae dikelompokkan menjadi 9 kelas. Rhodophyeae,


Phaeophyeceae dan Chlorophyceae termasuk algae yang berukuran besar atau
makro algae. Sedangkan Cycophyeceae dan 5 kelas lainnya termasuk mikro algae.

Berdasarkan penelitian terakhir diperkirakan kelas Rhodophyceae yang ada di


Indonesia terdiri dari 20 ordo 53 suku, 189 marga dan 593 jenis. Chlorophyceae
terdiri dari 19 suku dan 245 jenis, Phaeophyceae terdiri dari 12 suku dan 136 jenis.
(Atmadja and Prud’homme, 2010) . Status jumlah jenis dan jumlah suku yang saat
ini dapat dilihat pada tabel 28.

Seratus tahun yang lalu yaitu Ekspedisi Sibolga tahun 1900 telah melakukan koleksi
jenis rumput laut yang ada di Indonesia. Pada waktu itu telah tercatat sebanyak
782 jenis rumput laut hidup tersebar di seluruh perairan Indonesia. Dari 782 jenis
rumput laut maka algae merah terdiri dari 452 jenis, 196 algae hijau dan 134 algae
coklat (Van Bose, 1928).

Rumput laut tersebar di seluruh perairan Indonesia, namun algae menyukai tempat
hidup yang jernih berarus sedang dan dengan dasar karang mati. Beberapa rumput
laut mempunyai toleransi tinggi untuk dapat hidup dengan baik pada kondisi
salinitas rendah, tempat yang agak keruh dengan dasar berlumpur. Rumput laut
biasanya hidup mulai dari rataan terumbu hingga kedalaman 30 meter tergantung
dari kejernihan perairan. Namun ada beberapa jenis algae tertentu yang dapat hidup

356
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

di tempat yang sangat dalam. Rumput laut hidup melimpah di rataan terumbu
melekat pada dasar perairan yang berupa pecahan karang mati.

Sebaran rumput laut tidak menujukkan pola tertentu namun terlihat adanya
perbedaan dominasi antara rumput laut yang hidup di perairan Lautan Hindia dan
Lautan Pasifik. Lautan Pasifik didominasi oleh Euchema, Zellera, Vansvoorstia,
Avrainvillea, Tydemania sedangkan yang di Lautan Hindia Rhodymenia, Gelidium,
Gigartina dan Sargassum. (Atmadja,1999).

Kesulitan dalam menentukan pola sebaran rumput laut adalah adanya dinamika
pertumbuhan yang sangat tinggi. Untuk memastikan kekayaan jenis pada satu
lokasi dibutuhkan waktu koleksi yang lama agar dapat mewakili perbedaan musim
yang ada dan untuk memastikan bahwa semua jenis yang ada terkoleksi dengan
sempurna. Beberapa jenis rumput laut yang selalu mendominasi pertumbuhan
di berbagai perairan di Indonesia antara lain : Acanthopora, Laurencia, Dictyota,
Halimeda, Caulerpa dan Sargassum (Atmadja, 1999). Seperti biota laut lainnya ada
beberapa jenis algae yang sebarannya sangat terbatas
atau boleh dikatakan endemik seperti misalnya
“Baliweed” adalah istilah untuk memberi nama
algae yang hanya ditemukan di Bali selatan yaitu Status Perlindungan
algae dari jenis Euchema serra. Algae yang lain yang
mempunyai sebaran terbatas yaitu Tithanophora sp. , Rumput laut belum masuk
yang hanya ditemukan di daerah kepulauan Banggai, dalam apendik CITES
Sulawesi tengah. dan belum masuk dalam
tumbuhan laut yang
dilindungi oleh pemeritah
Indonesia
357
35
3 57
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 28 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan rumput/ algae/ seaweed yang
ada di laut Indonesia
(Verifikator : Wanda, S. atmadja - Sumber: Atmadja and Prud’ homme 2010,
Van Bose 1928)

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1 ACROCHAETIUMIACEAE
1 Acrochaetium arnoldi 5 3 2
2 Acrochaetium catenulatum 5 3 4
3 Acrochaetium flexuosum 5 3 2
4 Acrochaetium gracile 5 3 2
5 Acrochaetium mirabile. 5 3 2
8 Acrochaetium secundatum 3 3 2
9 Acrocheaetium seriatum. 5 3 2
10 Acrochaetium spongicola 5 3 2
2 ARESCHOUGIACEAE
11 Betaphycus gelatinus 4 3 1
12 Callophycus laxus 4 3 2
13 Eucheuma adhaerens 4 3
14 Eucheuma arnoldii 3 2 1
15 Eucheuma cottonii 4 1 1
16 Euchema cervicorne 4 3 1
17 Eucheuma crassum 4 2 1
18 Eucheuma crustiforme 4 3 1
19 Eucheuma dichotomum 4 3 1
20 Eucheuma edule 3 1 1
21 Eucheuma edule var mayor 4 3 1
22 Eucheuma horizontale 4 3 2

23 Euchema kraftianum 4 3 2
24 Eucheuma leeuwenii 4 3 2
25 Eucheuma platycladum 5 3 1
26 Eucheuma serra 3 2 2
27 Eucheuma simplex 4 3 1
28 Eucheuma spinosum 2 1 1
29 Eucheuma vermiculare 4 3 1
30 Kappaphycus alvaresii 3 3 1
31 Kappaphycus striatus 4 2 1
3 BANGIACEAE
32 Porphyra atropurpurea 5 3 2
33 Porphyra vietnamensis 3 3 1
4 BONNEMAISONACEAE
34 Asparogopsis armata. 5 3 2
35 Asparogopsis taxiformis. 5 3 1

358
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


5 CALLITHAMNIACEAE
36 Euptilocladia spongiosa 5 3 2
37 Euptilota articulata 5 3 2
38 Seirospora orientalis 5 3 2
6 CAULACANTHACEAE
39 Catenella impudica 3 2 1
40 Catenella nipae 3 3 1
41 Catenella opuntia 5 3 2
42 Catenellocolax leeuwenii 5 3 2
43 Caulacanthus ustulatus 5 2 2
7 CERAMIACEA
44 Antithamnion adnatum 3 3 2
45 Antithamnion applicitum 3 3 2
46 Antithamnion thouarsii 3 3 2
47 Balliella repens. 5 2 2
48 Callithamnion sp 5 3 2
49 Centroceras clavulatum 5 2 2
50 Ceramium borneense 4 3 2
51 Ceramium cingulatum 4 3 2
52 Ceramium codii 4 3 2
53 Ceramium cruciatum 4 3 2
54 Ceramium deslongchampsii 3 2 2
55 Ceramium diaphanum 4 3 2
56 Ceramium elegans 4 3 2
57 Ceramium howei. 4 3 2
58 Ceramium isogonum 4 3 2

59 Ceramium maryae 4 2 2

60 Ceramium pygmaeum 4 3 2

61 Ceramium subdichotomum 4 3 2

62 Ceramium subverticillatum 4 3 2

63 Ceramium tenuicorne 4 3 2

64 Ceramium tenuissimum 4 3 2

65 Ceramium variegatum 4 3 2

66 Chalicostroma nierstraszii 5 3 2

67 Corallophila atlantica 5 3 2

68 Corallophila cinnabarina 5 3 2

69 Corallophila howei 5 3 2
70 Corallophila kleiwegii 5 3 2
71 Gayliella transversalis 5 2 2

359
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


72 Griffithsia rhizophora 5 3 2
73 Griffithsia sp 3 1 2
74 Herpochondria henriettae 5 3 2
75 Herpochondria kampenii 5 3 2
76 Mortensia pulchra 5 3 2
78 Ptelocladia australis 5 3 2
79 Reinboldiella schmitzianum 5 3 2
80 Spyridia clavata 5 3 2
81 Spyridia filamentosa 3 1 2
8 CHAMPIACEAE
82 Champia compressa 4 3 2
83 Champia parvula 4 2 2
84 Champia salicornioides 4 2 2
85 Champia spathulata 4 3 2
9 CORALLINACEAE
86 Amphirora anastomosans 5 3 2
87 Amphirora anceps 3 2 2
88 Amphiroa beauvoisii 5 2 2
89 Amphiroa bowebankii 4 2 2
90 Amphiroa canaliculata 5 2 2
91 Amphiroa crassa 3 2 2
92 Amphiroa crassa var minuta 4 3 2
93 Amphiroa ephedraea 4 3 2
94 Amphiroa foliacea 3 1 2
95 Amphiroa foliacea forma erecta 4 1 2
96 Amphiroa foliacea forma procumbens 4 3 2

97 Amphiroa fragilissima 3 1 2
98 Amphiroa fragilissima forma cuspidata 4 1 2
99 Amphiroa fragilissima forma cyathifera 4 3 2
100 Amphiroa rigida 4 3 2
101 Amphiroa tribulus. 4 3 2
102 Corallina sp. 4
103 Heteroderma subtilissima 5 3 2
100 Hydrolithon farinosum 4 2 2
101 Hydrolithon farinosum var solmsiana 4 3 2
102 Hydrolithon gardineri 5 3 2
103 Hydrolithon onkodes 3 2 2
104 Hydrolihon reinboldii 3 1 2
105 Jania acutiloba 4 2 2
106 Jania adherens 4 3 2

360
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


107 Jania crassa 3 2 2
108 Jania cultrata 4 3 2
109 Jania lamaurouxiana 4 3 2
110 Jania pumila 4 3 2
111 Jania rosea 4 2
112 Jania rubens 3 2 2
113 Jania spectabile 3 1 2
114 Jania tenella 4 3 2
115 Lithopyllum bamleri 5 3 2
116 Lithophyllum kotschyanum 5 3 2
117 Lithopyllum moluccense 3 1 2
118 Lithophyllum okamurae 3 2 2
119 Lithophyllum papillosum 4 3 2
120 Lithophyllum pustulatum 5 3 2
121 Lithophyllum pygmaeum 5 3 2
122 Lithophyllum rasile 5 3 2
123 Lithophyllum tamiense 5 3 2
124 Lithoporella melobesioides 3 2 2
125 Lithoporella melobesioides forma varians 5 2
126 Mastophora affinis 4 2 2
127 Mastophora pacifica 5 3 2
128 Mesophyllum erubescens 4 1 2
129 Mesophyllum crispescens 5 3 2
130 Mesophyllum floridanum 3 3 2
131 Mesophyllum imbricatum 4 3 2
132 Mesophyllum mesomorphum 4 3 2
133 Mesophyllum pulchrum 5 3 2
134 Mesophyllum siamense 5 2 2
135 Mesophyllum simulans 4 1 2
136 Mesophyllum syrpetodes 4 3 2
137 Neogoniolithon brassica-florida 3 1 2
138 Neogoniolithon fosliei 5 2 2
139 Neogoniolithon megalocystum 5 3 2
140 Neogoniolithon oblimans 5 3 2
141 Neogoniolithon strictum 4 2 2
142 Pneophyllum coronatum 5 2 2
143 Spongites fruticulosus 4 1 2

144 Spongites sulawesiensis 4 3 2


145 Spongites yendoi 5 1 2
146 Titanoderma pustulatum 5 3 2

361
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


10 CRUORIACEAE
147 Crouania attenuata 5 3 2
148 Cruoriella de-zwaanii 5 3 2
149 Cruoriella fissurata 5 2 2
150 Cruoriella sp 5 3 2
151 Cruoriopsis reinboldii 5 3 2
11 CYSTOCLONIACEAE
152 Hypneocolax stellaris 5 3 2
153 Rhodophyllis peltata 4 2 2
12 DASYACEAE 2
154 Dasya anastomosans 3 1 2
155 Dasya baillouviana 4 3 2
156 Dasya caraibica 3 3 2
157 Dasya palmatifida 5 3 2
158 Heterosiphonia crispella 5 2 2
159 Heterosiponia muelleri 5 3 2
13 DELESSERIACEAE
160 Apoglossum spathulatum 4 3 2
161 Caloglossa adnata 5 3 1
162 Caloglossa adhaerens 5 3 2
163 Caloglossa amboinensis 5 3 2
164 Caloglossa beccarii 5 3 2
165 Caloglossa leprieurii 4 3 2
167 Caloglossa ogasawaraensis 4 3 2
168 Caloglossa stipitata 5 3 2
169 Caloglossa viellardii 5 3 2

170 Claudea elegans 5 3 2


171 Cryptopleura 5 3 2
172 Grinellia sp 4 3 2
173 Haraldia lenormandii 5 2 2
174 Heraldiophyllum erosum 5 3 2
175 Hypoglossum harveyanum 4 2 2
176 Hypoglossum heterocystideum 5 3 2
177 Martensia australis 5 3 2
178 Martensia beccariana 5 3 2
179 Martensia denticulata 4 3 2
180 Martensia elegans 5 3 2
181 Martensia flabelliformis 5 3 2
182 Martensia fragillis 4 3 2
183 Myriogramme carnea 5 3 2

362
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


184 Nitophyllum tongatense 5 3 2
185 Vanvoorstia coccinea 4 3 2
186 Vanvoorstia spectabilis 3 2 2
187 Zellera tawallina 3 1 2
188 Taenioma perpusillum 5 3 2
14 DERMONEMATACEAE
189 Dermonema gracile 5 3 2
15 DUMONTIACEAE
190 Dudresnaya crassa 5 3 2
191 Gibsmithia dotyi 5 3 2
192 Gibsmithia hawaiinensis 5 2 2
16 ENDOCLADIACEAE
193 Gloiopeltis tenax 5 2
17 ERYTHROTRICHIACEAE
194 Erythrotrichia carnea 5 3 2
195 Sahlingia subintegra 5 3 2
18 FAUCHEAE
196 Fauchea mollis 5 3 2
197 Fauchea mortensenii 5 3 2
198 Leptofauchea nitophylloides 5 3 2
19 GALAXAURACEAE
199 Actinotrichia fragilis 3 1 2
200 Dichotomaria apiculata 3 2 2

201 Dichotomaria divaricata 3 1 2


202 Dichotomaria lenta 4 3 2
203 Dichotomaria marginata 3 1 2
204 Dichotomariaobtusata 3 1 2
205 Galaxaura contigua 3 3 2
206 Galaxaura filamentosa 3 3 2
207 Galaxaura kjellmanii. 4 3 2
208 Galaxaura rugosa 3 1 2
209 Galaxaura plicata 3 3 2
210 Galaxaura sibogae. 3 3 2
211 Galaxaura spongiosa 3 3 2
212 Galaxaura striata 3 3 2
213 Galaxaura tissotii 3 3 2
214 Tricleocarpa cylindrica 3 1 2
215 Tricleocarpa fragilis. 4 2 2

363
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


20 GELIDIACEAE
216 Gelidiella acerosa 3 1 1
217 Gelidiella bornetii 4 2 1
218 Gelidiella myrioclada 5 3 1
219 Gelidium amansii 3 3 1
220 Gelidium amboniensis 5 3 1
221 Gelidium capense 3 1 1
222 Gelidium crinale 3 2 1
223 Gelidium crinale var. perpusilum 3 2 1
224 Gelidium corneum 4 3 1
225 Gelidium corneum var. subrigidum 4 3 1
226 Gelidium minusculum 4 3 1
227 Gelidium pusillum 3 1 1
229 Gekidium pusillum var. conchicola 4 3 1
230 Gelidium pusillum var. minuscula 4 3 1
231 Gelidium spinosum 3 2 1
232 Gelidium zollingeri 4 3 1
233 Parviphycus tenuissimus 5 3 2
234 Porphyroglossum zollingeri 5 3 2
235 Pterocladiella caerulescens 5 2 1
236 Pterocladiella caloglossoides 5 2 1
237 Pterocladiella capillaceae 4 3 1
238 Ptilophora scalaramosa
21 GIGARTINACEAE
239 Chondracanthus chauvinii 5 3 2
240 Gracilariaocolax deformans 5 3 2
241 Gracilariaocolax henriettae 5 3 2
242 Gracilariaocolax infidelis 5 3 2

243 Gracilaraocolax setchellii. 5 3 2


244 Gracilariaocolax setchellii 5 3 2
var. aggregata
245 Gracilariaocolax sibogae 5 3 2
22 GRACILARIACEAE
246 Gracilaria arcuata 3 1 1
247 Gracilaria blodgettii 4 1 1
248 Gracilaria bursa-pastoris 4 3 1
249 Gracilaria corniculata 4 3 1
250 Gracilaria canaliculata 4 3 1
251 Gracilaria coronopifolia 4 2 1
252 Gracilaria cylindrica 5 2 1
253 Gracilaria damaecornis 5 3 1

364
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


254 Gracilaria debilis 5 3 1
255 Gracilaria domigensis 5 3 1
256 Gracilaria foliifera 3 3 1
257 Gracilaria gigas 4 3 1
258 Gracilaria gracilis 3 2 1
259 Gracilaria hauckii 3 2 1
260 Gracilaria incurvata 4 2 1
261 Gracilaria lacinulata 5 2 1
262 Gracilaria mammilaris 4 2 1
263 Gracilaria obtusa 5 3 1
264 Gracilaria reptans 5 3 1
265 Gracilaria salicornia 3 1 1
266 Gracilaria salicornia var. minor 3 3 1
267 Gracilaria srilankia 5 3 1
268 Gracilaria tenuistipitata 5 3 1
269 Gracilaria textorii 4 3 1
270 Gracilaria usnoides 5 3 1
271 Gracilaria vanbossae 4 3 1
272 Gracilaria venezuelensis 5 3 1
273 Gracilaria vitillardii 5 3 1
274 Gracilaria wrightii 5 3 1
275 Gracilariopsis lemaneiformis 4 3 1
276 Hydropuntia edulis 5 1 1
277 Hydropuntia eucheumatoides 4 1 1
278 Polycarvernosa urvillei 4 3 1
23 HALYMENIACEAE
279 Carpopeltis bushiae 5 3 2
280 Carpopeltis capitellata 5 3 2

281 Carpopeltis maillardii 5 3 2


282 Carpopeltis phyllophora 5 3 2
283 Carpopeltis rigida 5 3 2
284 Carpopeltis vaigeensis 5 3 2
285 Corynomorpha prismatica 5 3 2
286 Cryptonemia crenulata 4 1 2
287 Cryptonemia decumbens 4 3 2
288 Cryptonemia denticulata 5 3 2
289 Cryptonemia lomation 5 3 2
290 Cryptonemia kallymenioides 5 3 2
291 Cryptonemia yendoi 5 3 2
292 Gelinaria ulvoidea 5 2

365
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


293 Epiphloea bulbosa 5 3 2
294 Halymenia amoena 5 3 2
295 Halymenia arachnophylloidea 5 3 2
296 Halymenia clavaeformis 5 3 2
297 Halymenia dilatata 3 1 2
298 Halymenia duchassaingii 4 3 2
299 Halymenia durvillei 3 1 2
300 Halymenia durvillei var. ceylanica 4 3 2
301 Halymenia durvillei var. denudata 4 3 2
302 Halymenia durvillei var. edentata 4 3 2
303 Halymenia echinophysa 4 3 2
304 Halymenia formosa 3 2 2
305 Halymenia floressii 4 3 2
306 Halymenia floressii var. ulvoidea. 4 3 2
307 Halymenia jensenii 3 2
308 Halymenia harveyana 3 3 2
309 Halymenia lacerata 5 3 2
310 Halymenia maculata 5 3 2
311 Halymenia microcarpa 5 3 2
312 Halymenia platycarpa 5 3 2
313 Halymenia pseudofloresia 5 3 2
314 Halymenia tenuispina 5 3 2
315 Pacymenia cornea 5 3 2
316 Polyopes affinis 3 3 2
317 Polyopes constrictus 5 3 2
318 Polyopes ligulatus 5 3 2
319 Prionitis wentii 5 3 2
320 Thamnoclonium procumbens 5 3 2
321 Thamnoclonium tissotii 5 3 2

322 Thamnoclonium treubii 5 3 2


323 Grateloupia acuminata 4 3 2
324 Gratelopia belangeri 4 3 1
325 Gratelopia converta 5 3 2
326 Gratelopia filicina 4 3 1
327 Gratelopia filicina var. elongata. 4 3 1
328 Gratelopia furcata. 5 3 1
329 Gratelopia ovata 5 3 2
24 HAPALIDIACEAE
330 Choreonema thurettii 5 3 2
331 Clathromorhum sp 5 2

366
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


332 Phymatolithon repandrum 5 3 2
334 Lithothamnion australe 5 3 2
335 Lithothamnion bandanum 4 3 2
336 Lithothamnion esperi 3 3 2
337 Lithothamnion fragilissimum 4 3 2
338 Lithothamnion indicum 4 3 2
339 Lithothamnion occidentale 3 3 2
340 Lithothamnion proliferum 4 3 2
25 HELMINTHOCLADIACEAE
341 Dorella simplex 5 3 2
342 Hildenbrandia rubra 5 3 2
26 HYMENOCLADIACEAE
343 Hymenocladia sp 5 3 2
27 HYPNEACEAE
344 Hypnea boegesenii 3 3 1
345 Hypnea cenomyce 3 2 1
346 Hypnea charoides 4 3 2
347 Hypnea chordacea. 3 1 1
348 Hypnea cornuta 4 3 2
349 Hypnea divaricata 4 3 1
350 Hypnea hamulosa. 4 3 2
351 Hypnea musciformis 3 1 1
352 Hypnea nidifica 3 1 2
353 Hypnea nidulans 3 1 2
354 Hypnea nigrescens 4 3 2
355 Hypnea pannosa 4 1 2
356 Hypnea rugulosa 4 3 2
357 Hypnea spinella 3 1 1
358 Hypnea vaga 5 3 2
359 Hypneavalentiae 4 1 2
28 KALLYMENIACEAE
360 Callophyllis rangiferina 5 3 2
361 Callophyllis sibogae 4 3 2
362 Kallymenia feldmannii 3 3 2
363 Kallymenia maculata 4 3 2
364 Kallymenia perforata 4 3 2

365 Kallymenia requienii var. indica 5 3 2


367 Polycoelia van-hoevellii 5 3 2

367
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


29 LIAGORACEAE 2
368 Ganonema farinosum 5 3 2
369 Izziella orientalis 5 3 2
370 Liagora australasica 4 3 2
371 Liagora canariensis 4 3 2
372 Liagora ceranoides 3 1 2
373 Liagora divaricata. 5 3 2
374 Liagora fragilis 5 3 2
375 Titanophycus validus 4 3 2
376 Trichogloea requienii 4 3 2
377 Yamadaella caenomyce 3 2 2
30 LOMENTARIACEAE
378 Ceratodictyon intricatum 3 1 1
379 Ceratodictyon repens 4 2 1
380 Ceratodictyon scoparium 4 3 1
381 Ceratodictyon spongiosum 3 1 1
382 Ceratodictyon variabilis 3 1 1
383 Lomentaria indica 4 3 2
384 Lomentaria uncinata 4 3 2
31 NEMASTOMATACEAE
385 Predaea laciniosa 5 3 2
386 Predacea weldii 5 3 2
32 PALMARIACEAE
387 Palmaria palmata 4 3 1
33 PEYSSONNELIACEAE
388 Polystrata compacta 4 3 2
389 Polystrata dura 4 3 2
390 Polystrata fosliei. 4 3 2
391 Peyssonnelia armorica 5 3 2

392 Peyssonnelia boergessenii 4 3 2


393 Peyssonnelia calcea 5 2 2
394 Peyssonnelia capensis. 5 3 2
395 Peyssonnelia conchicola 5 3 2
396 Peyssonnelia dubyi 5 3 2
397 Peyssonnelia distenda. 5 3 2
398 Peyssonnelia evae. 5 3 2
399 Peyssonnelia foveolata 5 3 2
400 Peyssonnelia hariotii 5 3 2
401 Peyssonnelia indica 3 2 2
402 Peyssonnelia intermedia 4 3 2

368
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


403 Peyssonnelia lemoinei 4 3 2
405 Peyssonnelia luciparense 4 3 2
406 Peyssonnelia nitida. 4 3 2
407 Peyssonnelia obbesii 4 3 2
408 Peyssonnelia obscura 4 3 2
409 Peyssonnelia orientalis 4 2
410 Peyssonnelia rubra 4 1 2
411 Peyssonnelia squamaria 3 2 2
412 Polystrata compacta 5 3 2
413 Polystrata dura 5 3 2
414 Polystrata fosliei 5 2 2
415 Ethelia biradiata. 5 3 2
416 Rhododermis sp 5 3 2
417 Sonderopelta capensis 5 4 2
35 PHYLLOPHORACEAE
418 Ahnfeltiopsis densa. 5 3 2
419 Ahnfeltiopsis pygmaea 5 3
420 Gymnogongrus dilatatus 3 2 2
36 PLOCAMIACEAE
421 Plocamium cornutum 4 3 2
422 Plocamium patens 4 3 2
37 PTEROCLADIACEAE
423 Pterocladia lucida. 4 3 2

38 RHYZOPHYLLDACEAE
424 Portieria hornemannii 4 1 2
39 RHODOMELACEAE 2
425 Acanthophora dendroides 3 1

426 Acanthophora muscoides 3 1 2


427 Acanthophora spicifera. 3 1 1
428 Acrocystis nana 5 3 2
429 Amansia daemelii 4 4 2
430 Amansia glomerata 2 2
431 Amansia pumila 4 2 2
432 Amansia rhodantha 4 3 2
433 Aneuria lorentzii 5 3 2
434 Bostrychia calliptera 4 3 2
435 Bostrychia intricata 4 3 2
436 Bostrychia kelanensis 5 3 2
437 Bostrychia moritziana 5 3 2
438 Bostrychia pinnata. 4 3 2

369
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


439 Bostrychia radiacans 3 3 2
440 Bostrychia simpliciuscula 4 3 2
441 Bostrychia tenella 3 1 2
442 Bryocladia cervicornis 5 3 2
443 Chondria armata. 3 1 2
444 Chondria dasyphylla 3 2 2
445 Chondria decumbens 5 2 2
446 Chondria minutula 5 3 2
447 Chondria riparia 5 3 2
448 Chondria seticulosa 5 3 2
449 Chondria sibogae 5 3 2
450 Chondria subtilis 5 3 2
451 Chondrophycus cartilagineus 3 2 2
452 Chondrophycus dotyi 5 3 2
453 Chondrophycus intermedius 5 3 2
454 Chondrophycus parvipapillatus 3 2 2
455 Chondrophycus patentirameus 4 3 2
456 Chondrophycus thuyoides 3 1 2
457 Dictyurus purpurascens 5 3 2
458 Digenea simplex 5 2 2
459 Endosiphonia curvata 5 3 2
460 Endosiphonia spinuligera 5 1 2
461 Eupogodon planus 5 3 2
462 Herposiphonia secunda 5 3 2
463 Herposiphonia secunda forma tenella 5 2 2
464 Herposiphonia prorepens 5 2 2
465 Exophyllum wentii 5 3 2
466 Gloicladia indica 5 3 2
467 Gloicladia ramellifera 5 3 2
468 Gloicladia procumbens 5 3 2
469 Gloidermaminitulum 5 3 2

470 Janczewskia teysmannii 5 3 2


471 Laurencia brongniartii 5 3 2
472 Laurencia caduciramulosa 5 3 2
473 Laurencia clavata 5 3 2
474 Laurencia decumbens 5 3 2
475 Laurencia divericata. 5 3 2
476 Laurencia filiformis 5 3 2
477 Laurencia flexilis 5 3 2
478 Laurencia glandullifera 3 1 2

370
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


479 Laurencia glomerata 4 2
480 Laurencia intrincata 3 2 2
481 Laurencia laxa 4 3 2
482 Laurencia majuscula 3 3 2
483 Laurencia mariannnensis 4 3 2
484 Laurencia nidifica 3 2 2
485 Laurencia obtusa 3 2 2
486 Laurencia obtusa var. dendroidea 4 3 2
487 Laurencia pannosa 5 3 2
488 Laurencia pinnata 5 3 2
489 Laurencia rigida 5 3 2
490 Laurencia snackeyi 5 3 2
491 Leveillea jungermannioides 5 3 2
492 Lophocladia lallemandi 5 2 2
493 Lophosiphonia reptabunda 5 3 2
494 Lophosiphonia obscura 5 2 2
495 Murryella periclados. 5 3 2
496 Neosiphonia ferulacea 5 2 2
497 Neurymenia fraxinifolia 3 2 2
498 Neurymenia sp 4 2 2
499 Oligocladella boldinghii 5 3 2
500 Osmundaria fimbriata 5 3 2
501 Osmundaria melvillii 5 3 2
502 Osmundea pinnatifida 5 3 2
503 Osmundea spectabilis 5 3 2
504 Osmundea splendens 4 3 2
505 Osmundea verlaquei 4 3 2
506 Palisada corallopsis 5 3 2
507 Palisada papillosa 3 1 2
508 Palisada perforata 5 3 2
509 Palisada perforata var. exigua 5 3 2

510 Palisada poiteaui 5 3 2


511 Palisada poiteaui var. gemmifera 5 3 2
512 Palisada robusta 5 3 2
513 Palisada surculigera 3 3 2
514 Periphykon beckeri 5 3 2
515 Placophora binderi 5 3 2
516 Polysiphonia curta. 5 3 2
517 Polysiphonia fastigiata 5 3 2
518 Polysiphonia flexicaulis. 3 3 2

371
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


519 Polysiphonia howei 5 3 2
520 Polysiphonia infestans 3 3 2
521 Polysiphonia mollis 5 3 2
522 Polysiphonia pulvinata 5 3 2
523 Polysiphonia sertularioides 5 3 2
524 Polysiphonia tennerima. 5 3 2
525 Pterosiphonia javanica 4 3 2
526 Tapeinodasya bornetii 5 3 2
527 Tolypiocladia calodictyon 5 3 2
528 Tolypiocladia condensata 3 2 2
529 Tolypiocladia glomerulata 3 2 2
530 Womersleyella setacea 5 3 2
40 RHODOPHYSEMATACEAE
531 Coriophyllum setchellii 5 3 2
41 RHODYMENIACEAE
531 Asteromenia anastomosans 5 3 2
532 Botryocladia pyriformis 3 3 2
533 Brotryocladia microphysa 5 3 2
534 Chrysymenia kaernbachii 3 3 2
535 Chrysymenia kuckuckii 3 3 2
536 Chrysymenia leptopoda 3 3 2
537 Chrysymenia procumbens 4 3 2
538 Chrysymenia pumila 4 3 2
539 Coelarthum boegesenii 3 3 2
540 Coelarthum cliftonii 4 3 2
541 Coelarthum opuntia 5 3 2
542 Gloicladia indica 5 3 2
543 Gloicladia ramellifera 5 3 2
544 Gloicladia procumbens 5 3 2
545 Gloicladiema minutulum 5 3 2

546 Halichrysis micans 5 3 2


547 Microphyllum borneense 5 3 2
548 Perinema dubium 5 3 2
549 Rhodymenia cinnabarina. 4 3 2
550 Rhodymenia coacta 4 3 2
551 Rhodymenia corallina. 3 1 2
552 Rhodymenia intricata. 3 1 2
553 Rhodymenia javanica 4 3 2
554 Rhodymenia leptophylla 3 3 2
555 Rhodymenia pacifica. 3 3 2

372
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


556 Rhodymenia prolificans 4 3 2
557 Rhodymenia rhizoidifera 5 3 2
558 Rhodymenia setchellii 5 3 2
559 Rhodymenia sonderi 3 3 2
560 Weberella micans 4 3 2
42 SARCODIACEAE
561 Sarcodia dentata 4 3 2
562 Sarcodia montagneana 3 3 2
43 SARCOMENIACEAE 2
557 Cottoniella filamentosa 5 3 2
44 SCHIZYMENIACEAE 2
563 Platoma pikeanum 5 3 2
564 Schizymenia sp 5 3 2
565 Titanophora calcarea 5 3 2
566 Titanophora pulchra. 5 3 2
567 Titanophora weberae 5 3 2
45 SCINAIACEAE
568 Scinaia complanata 4 3 2
569 Scinaia hormoides 4 3 2
46 SEBDENIACEAE
565 Sebdenia flabellata 5 3 2
566 Sebdenia sp 5 3 2
47 SOLIERIACEAE
570 Meristotheca papulosa 4 3 2
571 Solieria robusta 5 2 2
572 Wurdemannia 3 1 2
48 SPOROLITHACEAE
573 Sporolithon episoredion 4 3 2

574 Sporolithon episporum 3 1 2


575 Sporolithon erythraeum. 3 3 2
576 Sporolithon lemoinei. 5 3 2
577 Sporolithon molle. 5 3 2
578 Sporolithon ptychoides 5 3 2
579 Sporolithon schmidtii 4 3 2
580 Sporolithon sibogae 3 3 2
581 Sporolithon timorense 3 3 2
49 STYLONEMATACEAE
582 Stylonema alsidii 3 2 2
591 Wrangelia penicillata 3 3 2

373
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


592 Wrangelia tanegana 5 3 2
593 Wrangelia velutina 3 2 2
50 WRANGELIACEAE
583 Anotrichium crinitum 5 3 2
584 Anotrichium tenue 5 3 2
585 Haloplegma duperreyi subspec. Spinulosum 3 3 2
586 Haloplegma duperreyi var.sublittorale 5 3 2
587 Spermothamnion orientale 5 3 2
588 Spermothamnion sp 5 3 2
589 Wrangelia argus 3 1 2
590 Wrangelia bicusspidata 5 3 2

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1 ANADYOMENACEAE
1 Anadyomena leclancheri 4 3 2
2 Anadyomena plicata 4 3 2
3 Anadyomena stellata 3 1 2
4 Anadyomena wrightii 4 2 2
5 Macrodictyon clathratum 4 3 2
7 Microdictyon japonicum 3 1 2
8 Microdictyon umbilicatum 4 3 2
2 BOODLEACEAE 2
9 Boodlea composita 2 1 2
10 Boodlea montagnei 3 2 2
11 Boodle paradoxa syn. Montageni 5 2 2
12 Boodlea siamensis syn. Composita 5 1 2
13 Boodlea struveoides 4 2 2
14 Boodlea vanbosseae 4 1 2
15 Phyllodictyon anastomosans 5 1 2
3 BRYOPSIDACEAE 2
16 Bryopsis indica 4 3 2
17 Bryopsis pennata 4 1 2
18 Bryopsis plumosa 3 1 2
4 CAULERPA 2
19 Caulerpa brachypus 4 1 2
20 Caulerpa buginensis 4 3 2
21 Caulerpa cactoides 4 3 2
22 Caulerpa cupressoides 3 3 2
23 Caulerpa cupressoides var. amicorm 4 3 2
24 Caulerpa cupressoides var. elegan 4 3 2

374
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


25 Caulerpa cupressoides var. ericifolia 4 3 2
26 Caulerpa cupressoides var. alternifolia. 4 3 2
27 Caulerpa cupressoides Var. lycopodium 4 1 2
28 Caulerpa cupressoides var. cupressoides 3 2 2
29 Caulerpa elongata 5 1 2
30 Caulerpa falcifolia 5 3 2
31 Caulerpa fastigiata 4 2 2
32 Caulerpa fergusonii 5 1 2
33 Caulerpa filiformis 5 3 2
34 Caulerpa lanuginosa 5 1 2
35 Caulerpa lessonii 5 1 2
36 Caulerpa lentillifera 3 1 1
37 Caulerpa manorensis 4 3 2
38 Caulerpa mexicana 4 2 2
39 Caulerpa microphysa 4 1 2
40 Caulerpa opposita 5 3 2
41 Caulerpa papillosa 5 3 2
42 Caulerpa parvifolia 5 1 2
43 Caulerpa parvula 5 3 2
44 Caulerpa paspaloides 4 3 2
45 Caulerpa peltata 3 1 1
46 Caulerpa peltata var. macrodisca 3 1 2
47 Caulerpa peltata var. nummularia 4 1 2
48 Caulerpa pennata 4 2 1
49 Caulerpa prolifera 4 2 2
50 Caulerpa racemosa 2 1 2
51 Caulerpa racemosa var. chemnitzia 4 2 1
52 Caulerpa racemosa var. turbinata 4 2 1
53 Caulerpa racemosa var. clavifera 3 1 1
54 Caulerpa racemosa var. corynephora 4 1 1
55 Caulerpa racemosa var. lamourouxii 3 1 1

56 Caulerpa racemosa var. macrophysa 3 1 1


57 Caulerpa racemosa var. occidentalis 3 3 1
58 Caulerpa racemosa var. turbinata 5 2 1
59 Caulerpa racemosa var. macra 5 2 1
60 Caulerpa racemosa var. condensata 5 3 1
61 Caulerpa racemosa forma. Requienii 5 3 2
62 Caulerpa scalpelliformis 3 2 2
63 Caulerpa sedoides 4 2 1
64 Caulerpa serrata 4 3 1

375
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


65 Caulerpa serrulata 3 1 1
66 Caulerpa serrulata var. angusta 4 1 1
67 Caulerpa serrulata var. lata. 4 3 1
68 Caulerpa serrulata forma. Spiralis 3 3 1
69 Caulerpa serrulata var. deboryana 5 3 1
70 Caulerpa serrulata var. pectinata 5 3 1
71 Caulerpa serrulata var. typica 5 2 1
72 Caulerpa sertularioides 3 1 1
73 Caulerpa sertularioides var. brevipes 4 3 1
74 Caulerpa sertularioides var. farlowii 4 3 1
75 Caulerpa sertularioides var. longipes 4 3 1
76 Caulerpa sertulariodes var. longiseta 4 2 1
77 Caulerpa simpliciuscula 3 2
78 Caulerpa subserrata 3 2
79 Caulerpa taxifolia 1 2
80 Caulerpa urvilleana 1 2
81 Caulerpa verticillata 1 2
82 Caulerpella ambigua 2 2
5 CHLORANGIACEAE
83 Prasinocladus indicus 5 3 2
6 CLADOPHORACEAE
84 Aegagropila linnaei 3 3 2
85 Bryobesia johannae 4 3 2
86 Chaetomorpha aerea 5 3 2
87 Chaetomorpha antennina 5 3 2
88 Chaetomorpha brachygona 3 3 2
89 Chaetomorpha clavata 5 3 2
90 Chaetomorpha crassa 5 1 1
91 Chaetomrpha gracilis 5 3 2
92 Chaetomorpha indica 5 3 2
93 Chaetomorpha inflata 5 3 2
94 Chaetomorpha javanica 4 3 2
95 Chaetomorpha linum 5 3 2
96 Chaetomorpha pacifica 5 3 2
97 Chaetomorpha spiralis 5 3 2
98 Cladophora albida 5 3 2
99 Cladophora aokii 3 3 2
100 Cladophora breviarticulata 5 3 2
101 Cladophora composita 5 3 2
102 Cladophora fusca 5 1 2

376
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


103 Cladophora hamifera 5 3 2
104 Cladophora herpestica 5 1 2
105 Cladophora heteronema 5 2 2
106 Cladophora patentiramea 5 3 2
107 Cladophora prolifera 5 3 2
108 Cladophora savoeana 5 3 2
109 Cladophora sericea 5 3 2
110 Cladophora sibogae 5 3 2
111 Cladophora socialis 5 3 2
112 Cladophora tondanensis 5 3 2
113 Cladophora timorensis 5 3 2
114 Cladophora vagabunda 5 3 2
115 Rhizoclonium africanum 5 1 2
116 Rhizoclonium tortuosum 5 3 2
7 CODIACEAE
117 Codium adhaerens 4 1 2
118 Codium arabicum 4 1 2
119 Codium bartlettii 5 3 2
120 Codium decorticatum 4 3 2
121 Codium edule 2 2 2
123 Codium effusum 5 3 2
124 Codium fragile 3 3 2
125 Codium geppiorum 4 1 1
126 Codium harveyi 5 3 2
127 Codium istmocladum 3 1 2
128 Codium ovale 5 1 2
129 Codium spongiosum 4 3 2
130 Codium taylorii 4 3 2
131 Codium tenue 4 3 1
132 Codium tomentosum 3 1 1
133 Penicillus nodulosus 5 3 2

134 Penicillus sibogae 4 3 2


135 Pseudocodium floridanum 5 3 2
8 DASYCLADACEAE
136 Bornetella capitata 4 3 2
137 Bornetella nitida 3 1 2
138 Bornetella oligospora 5 1 2
139 Bornetella sphaerica 5 1 2
140 Chlorocladus australasicus 5 3 2
141 Cympolia vanbosseae 5 2 2

377
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


142 Halicoryne spicata 5 3 2
143 Halicoryne wrightii 5 3 2
144 Neomeris annulata 4 1 2
145 Neomeris bilimbata 4 3 2
146 Neomeris dumetosa 4 1 2
147 Neomeris vanbosseae 4 1 2
9 DERBESIACEAE
148 Derbesia minima 4 3 2
10 GOMONTIACEAE
149 Gomontia polyrhiza 5 3 2
150 Monostroma sandei 5 3 2
151 Monostroma umbilicatum 4 3 2
152 Protomonostroma undulatum 5 3 2
11 HALIMEDACEAE
153 Halimeda bikinensis 4 3 2
154 Halimeda borneensis 4 3 2
155 Halimeda copiosa 3 3 2
156 Halimeda cuneata 4 1 2
157 Halimeda cylindraceae 4 1 2
158 Halimeda discoidea 2 1 2
159 Halimeda distorta 4 3 2
160 Halimeda favulosa 4 3 2
161 Halimeda fragilis 4 3 2
162 Halimeda gigas 4 3 2
163 Halimeda gracilis 3 2 2
164 Halimeda heteromorpha 4 3 2
165 Halimeda incrassata 4 1 2
166 Halimeda macroloba 2 1 2
167 Halimeda macrophysa 2 1 2
168 Halimeda melanesia 4 1 2

169 Halimeda micronesia 4 1 2


170 Halimeda minima 4 1 2
171 Halimeda monile 3 1 2
172 Halimeda opuntia 2 1 2
173 Halimeda opuntia forma triloba 2 1 2
174 Halimeda renschii 4 1 2
175 Halimeda simulans 4 3 2
176 Halimeda taenicola 4 3 2
177 Halimeda tuna 3 1 2
178 Halimeda cf. velasquezii 4 3 2

378
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


12 KORNMANNIACEAE
179 Blidinga minima 5 3 2
13 OSTREOBIACEAE
180 Ostreobium quekettii 5 3 2
14 POLYPHASACEAE
181 Acetabularia crenulata 4 2 1
182 Acetabularia crenulata var. major 4 3 1
183 Acetabularia dentata 4 2 1
184 Acetabularia ryukyuensis 4 3 1
185 Parpocaulis parvulus 5 2 2
186 Parpocaulis polyphysoides 5 1 2
15 SIPHONOCLADACEAE
187 Boergesenia forbesii 2 1 2
188 Cladophoropsis membranacea 4 3 2
189 Cladophoropsis neocaledonia 4 3 2
190 Cladophoropsis sundanensis 3 1 2
191 Cladophoropsis sundanensis syn. 3 1 2
vaucheriaeformis
192 Dictyosphaeria carvernosa 3 1 1
193 Dictyosphaeria intermedia 4 1 1
194 Dictyosphaeria versluysii 2 1 1
195 Siphonocladus forsskalii 4 3 2
16 UDOTEACEAE
196 Avraivillea amadelpha 3 2 2
197 Avraivillea erecta 3 1 2
198 Avraivillea gardineri 4 3 2
199 Avraivillea lacerata 3 1 2
200 Avraivillea longicaulis 4 3 2

201 Avraivillea nigricans 3 1 2


202 Avraivillea obscura 3 3 2
203 Boodleopsis siphonacea 3 3 2
204 Chlorodesmis comosa 3 3 2
205 Chlorodesmis fastigiata 3 3 2
206 Rhipidosiphon javensis 4 1 2
207 Rhipilia orientalis 4 1 2
208 Rhipilia sinuosa 4 3 2
209 Tydemania expeditionis 3 1 2
210 Udotea argentea. 3 1 2
211 Udotea conglutinata 4 3 2
212 Udotea explanata 4 3 2
213 Udotea flabellum 3 2 2

379
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


214 Udotea glaucescens 3 3 2
215 Udotea geppiorum 3 2 2
216 Udotea orientalis 3 2 2
217 Udotea papilosa 4 3 2
218 Udotea papilosa sub.sp pappilata 4 3 2
17 ULVELLACEAE 2
219 Acrochaete viridis 5 3 2
220 Pringsheimiella gratulans 5 3 2
18 ULVACEAE
221 Ulva clathrata 4 3 1
222 Ulva compressa 4 3 1
223 Ulva compressa var. abbreviata 1 3 2
224 Ulva expansa 4 1 1
225 Ulva flexuosa 4 1 2
226 Ulva flexuosa sub.sp. Paradoxa 3 3 2
227 Ulva intestinalis 2 1 1
228 Ulva lactuca 2 1 1
229 Ulva lactuca var. latisima 4 1 1
230 Ulva linza 4 3 2
231 Ulva lobata 4 3 2
232 Ulva pertusa 4 3 2
233 Ulva procera 4 3 2
234 Ulva prolifera 4 2 1
235 Ulva rigida 4 3 2
236 Ulva rigida forma laciniata 4 3 2
237 Ulva torta 4 2 2
238 Ulva reticulata 2 1 2

380
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


19 VALONIACEAE
239 Valonia aegagropila 3 1 2
240 Valonia fastigiata 4 1 2
241 Valonia macrophysa 3 1 2
242 Valonia utricularis 4 1 2
243 Valoniopsis pachynema 4 3 2
244 Valoniopsis sp. 4 3 2
245 Ventricaria ventricosa 2 1 2

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


PHAEOPHYCEAE ALGAE COKLAT
1 ACINETOSPORACEAE
1 Feldmannia indica. 4 2 2
2 CHNOOSPORACEAE
2 Chnoospora implexa. 4 1 1
3 CHORDARIACEAE
3 Myrionema sp 4 3 2
4 Stilophora tenella 4 3 2
5 Streblonema minutulum 4 3 2
4 DICTYOTACEAE
6 Canistrocarpus cervicornis 4 1 2
7 Canistrocarpus magneana 4 3 2
8 Dictyopteris delicatula 3 1 2
9 Dictyopteris jamaiencensis 4 3 2
10 Dictyopteris muelleri 4 3 2
11 Dictyopteris repens 4 1 2
12 Dictyota adnata 3 1 2
13 Dictyota barteyresiana 3 1 1
14 Dictyota canaliculata 4 3 2

381
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


15 Dictyota ciliolata 3 1 2

16 Dictyota cremulata 4 2 2
17 Dictyota dichotoma 2 3 2
18 Dictyota fasciola 4 3 2
19 Dictyota friabilis 4 1 2
20 Dictyota intermedia 4 3 2
21 Dictyota lata 5 2
22 Dictyota linearis 5 3 2
23 Dictyota nigrescens 5 2
24 Dictyota pinnatifida 5 3 2
25 Dictyota robusta 5 3 2
26 Dictyota rugulosa 5 3 2
27 Dictyotopsis propagulifera 5 3 2
28 Distromium flabellatum 5 3 2
29 Lobophora papenfussii 4 3 2
30 Lobophora variegata 3 1 2
31 Padina antilarum 4 3 2
32 Padina australis 2 1 1
33 Padina boergesenii 3 1 2
34 Padina boryana 3 1 2
35 Padina fraseri 4 3 2
36 Padina gymnospora 3 3 2
37 Padina minor 4 1 2
38 Padina pavonica 3 3 2
39 Padina sanctae-crusis 3 2 2
40 Spatoglosum variabile 3 2 2
41 Stypopodium flabelliforme 3 2 2
42 Stypopodium multipartitum 4 3 2
43 Stypopodium zonale 3 3 2
44 Taonia pseudociliata 5 1 2
45 Zonaria crenata 4 3 2
5 ECTOCARPACEAE
46 Ectocarpus simpliciusculus 5 3 2
6 NEORALFSIACEAE
47 Neoralfsia expansa 5 3 2
7 PETROSPONGIACEAE
48 Petrospongium rugosum 5 3 2
8 RALFSIACEAE
49 Hapalospongidium schmidtii 5 1 2

382
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


9 SARGASSACEAE
50 Cystoseira trinodis 3 1 2
51 Hormophysa cuneiformis 3 1 2
52 Sargassum angustifolium 4 1 2
53 Sargassum bacciferum 5 3 2
54 Sargassum baccularia 4 3 2
55 Sargassum belangeri 3 3 2
56 Sargassum brevifolium 4 3 2
57 Sargassum carpophyllum 4 3 2
58 Sargassum cervicorne 4 3 2
59 Sargassum cinctum 3 2 2
60 Sargassum cinereum 3 3 2
61 Sargassum claviferum 5 3 2
62 Sargassum concinnum 5 3 2
63 Sargassum cornigerum 5 3 2
64 Sargassum decaisnei 5 3 2
65 Sargassum desvauxii 5 3 2
66 Sargassum filifolium 5 3 2
67 Sargassum filipendula 4 3 2
68 Sargassum flavicans 5 3 2
69 Sargassum fluitans 5 3 2
70 Sargassum fragile 5 3 2

71 Sargassum gaudi chaudii 5 3 2

72 Sargassum glaucescens 5 3 2

73 Sargassum gracile 3 1 2

74 Sargassum gracillimum 3 2 2

75 Sargassum granuliferum 3 3 2

76 Sargassum grevillei 4 3 2

77 Sargassum hemiphylloides 5 3 2

78 Sargassum herbaceum 5 3 2

79 Sargassum heterocystum 3 3 2

80 Sargassum hystrix 4 3 2

81 Sargassum hombronianum 5 3 2

82 Sargassum ilicifolium 3 1 2

83 Sargassum latifolium 4 3 2

84 Sargassum marginatum 5 3 2

85 Sargassum microcystum 4 3 2

86 Sargassum microphyllum 4 3 2

87 Sargassum molleri 4 3 2

383
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


88 Sargassum natans 4 3 2
89 Sargassum obtusifolium 5 3 2
90 Sargassum pallidum 5 3 2
92 Sargassum parvifolium 4 3 2
93 Sargassum peronii 5 3 2
94 Sargassum plagiophyllum 3 3 2
95 Sargassum polyseratium 4 1 2
96 Sargassum polycystum 2 3 1
97 Sargassum pulchellum 4 1 2
98 Sargassum siliquosum 3 3 1
99 Sargassum spathulaefolium 5 3 2
100 Sargassum spinifex 5 3 2
101 Sargassum spinuligerum 4 3 2
102 Sargassum squarrosum 5 3 2
103 Sargassum subfalcatum 4 3 2
104 Sargassum swartzii 3 3 2
105 Sargassum telephifolium 5 3 2
106 Sargassum tenue var. fuscescens 4 3 2
107 Sargassum vulgare 5 3 2
108 Turbinaria condensata 4 3 2
109 Turbinaria conoides 3 1 1
110 Turbinaria decurens 3 2 2
111 Turbinaria luzonensis 4 3 2
112 Turbinaria murryana 3 1 2
113 Turbinaria ornata 2 1 1
114 Turbinaria parvifolia 4 4 2
115 Turbinaria trialata 4 3 2
116 Turbinaria tricostata 5 3 2
117 Turbinaria turbinata 5 3 2
118 Turbinaria vulgaris 4 3 2
10 SCYTOSIPHONACEAE
119 Colphomenia sinuosa 3 1 2
120 Hydroclathrus clathratus 3 1 2
121 Hydroclathrus tenuis 4 3 2
123 Rosenvingea fastigiata 5 3 2
124 Rosenvingia intrincata 5 1 2
125 Rosenvingia orientalis 5 3 2
126 Stragularia clavata 5 3 2
127 Stragularia polycarpa 5 3 2

384
RUMPUT LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


11 SPHACELARIACEAE
128 Sphacelaria cirrosa 4 3 2
129 Sphacelaria cornuta 4 3 1
130 Sphacelaria fusca 4 3 2
131 Sphacelaria novae-hollandiae 4 3 2
132 Sphacelaria radicans 4 3 2

133 Sphacelaria sauvageaui 4 3 2


134 Sphacelaria ridigula 3 2 2
135 sphacelaria tribuloides 4 2 2
12 STYPOCAULACEAE
136 Halopteris funicularis 5 3 2

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

385
386
Lamun (Seagrass)

Holodule uninervis
Enhallus acoroides
Cymodocea rotundata
Thalassia hemprchii
LAMUN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi lamun
Lamun merupakan satu-satunya tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di dalam laut.
Arti tumbuhan tingkat tinggi adalah tumbuhan yang mempunyai akar, batang, daun,
bunga dan buah. Di Indonesia terjadi salah kaprah di dalam pemakaian istilah. Algae
atau seaweed atau ganggang diterjemahkan sebagai “rumput laut”. Seagrass yang
seharus diterjemahkan sebagai rumput laut harus mencari istilah lain yaitu lamun.
Lamun belum begitu populer dan sering masih kedengaran asing untuk beberapa
kalangan namun istilah ini telah dibakukan sebagai padanan kata untuk seagrass.

Lamun tersebar luas di seluruh perairan Indonesia mulai dari Sabang hingga
Merauke. Lamun umumnya hidup mulai di tempat dangkal didaerah tepi pantai
sampai daerah tubir. Namun ada beberapa lamun yang dapat hidup hingga
kedalaman 20 meter. Mereka dapat hidup bersama-sama yang terdiri dari beberapa
jenis pada satu tempat akan tetapi mereka juga sering terlihat hidup melimpah di
daerah tertentu dan hanya didominasi oleh satu jenis. Hamparan padang lamun
dapat mencapai luasan beberapa ratus meter persegi. Lamun dapat hidup pada
dasar pasir halus atau kasar, pada dasar yang sedikit berlumpur atau hidup di antara
koloni karang pada dasar yang berupa pecahan karang mati.

Lamun bereproduksi secara vegetatif dan generatif namun umumnya lamun


memperbanyak diri dengan membentuk tunas menggunakan akar rimpang atau
risoma. Reproduksi generatif dilakukan dengan membentuk bunga dan buah atau
biji. Pembentukkan buah dan biji pada umumnya hanya dilakukan oleh lamun
dari jenis Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides. Pada umumnya lamun
berbunga dan berbuah pada bulan September sampai Desember dan di beberapa
daerah tertentu berbuah pada bulan Maret dan April. Buah atau biji lamun ini
dapat dimakan dan rasanya seperti ubi jalar mentah karena banyak mengandung
kabohidrat.

Peran dan manfaat lamun


Manfaat langsung lamun bagi kehidupan manusia secara signifikan hampir tidak
ada namun fungsi ekologis lamun mempunyai peranan yang sangat besar sebagai
penghasil produk primer dalam rantai makanan. Lamun merupakan makanan
untuk Dogong dan Penyu (Christianen 2013). Dugong dan penyu menyukai
Halodule uninervis sebagai menu utama (de Iongh et al 2007). Lamun berperan
penting sebagai tempat bertelur, memijah dan membesarkan anakan biota lain yang
berasosiasi dengan Lamun termasuk sumber perikanan yang terutama ikan-ikan
herbivora (Unsworth et al 2010). Lamun mempunyai peranan sebagai penangkap
sedimen dan mempunyai perakaran yang rapat dan kuat sehingga dapat berfungsi
sebagai stabilisator dasar perairan (Bos et al 2007, Hendriks et al 2010). Beberapa
jenis Lamun mempunyai biomassa yang lebih besar di bawah permukaan tanah
dibandingkan yang muncul di permukaan, seperti misalnya Cymodocea rotundata,
Cymodocea serrulata, dan Halodule uninervis (Nienhhuis and Kiswara, 1989).
Sebagai tumbuhan Lamun merupakan penghasil oksigen pada waktu siang hari
pada saat terjadi fosintesa dan penghasil detritus dari serasah yang berasal dari
daun-daun lamun yang diurai oleh mikroba.

387
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

mprichii
Thalassia he
oroides
Enhalus ac

Untuk menggambarkan betapa pentingnya lamun sebagai tempat bertelur memijah


dan beranak dan tempat pembesaran biota laut lainnya, maka dapat dilihat pada data
berikut ini. Ditemukan sebanyak 70 jenis krustasea di padang lamun di pantai Kuta
dan Gerupuk, Lombok (Moosa and Aswandi 1994). Sedangkan Rahayu mencatat
sebanyak 30 jenis keromang di padang lamun Teluk Kotania, Ambon. Dan di tempat
yang sama telah dicatat sebanyak 142 jenis Moluska yang termasuk dalam 43 suku
(Cappenberg 1995). Sedangkan fauna ikan yang ditemukan berasosiasi dengan
lamun sebanyak 165 jenis (Hutomo 1985). Verheij and Erftemeijer (1993) mencatat
sebanyak 117 jenis makroalgae yang hidup diantara tumbuhan lamun.

Keaneka ragaman jenis


Total jenis Lamun yang ada di dunia sebanyak 58 jenis (Greeen and Short 2003)
dan di Indonesia ditemukan sebanyak tujuh marga yang terdiri dari 12 Jenis.
Jenis Lamun yang ditemukan di Indonesia adalah : Enhalus acoroides, Thalassia
hemprichii, Thalassodendron ciliatum, Cymodocea rotundata, Cymodocea
serrulata, Syringdium isoetifolium, Halodule uninervis, Halodule ovalis, Halophila
spinulosa, Halophila decipiens, Halophilla beccarii dan Rupia maritima. Jenis
yang paling dominan dan tersebar luas di Indonesia antara lain adalah Thalassia
hemprichii dan Enhalus acoroides.

Sedangkan Halophila decipiens mempunyai


Status Perlindungan sebaran terbatas hanya ditemukan di kepulauan
Aru, Kotania, Lombok dan Lembata. Halophila
Lamun tidak termasuk spinulosa juga mempunyai sebaran terbatas seperti
tumbuhan laut yang Sorong, Jawa Timur, selat Sunda dan Kepulauan
dilindungi dan belum masuk Riau. Halophila becarii dan Rupia maritima pada
dalam apendik CITES. saat ini belum ditemukan lagi di alam, kedua jenis
ini hanya dapat ditemukan sebagai koleksi kering
di Herbarium Bogor. Kemungkinan kedua jenis
lamun ini telah punah di Indonesia

388
LAMUN BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 29. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Lamun/ sea grass di Indonesia.
(Verifikator : Susi Rahmawati )
No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS
1 CYMODOCEACEAE
1 Cymodocea rotundata. 2 2 2
2 Cymodocea serrulata. 3 2 2
3 Halodule pinifolia. 2 2 2
4 Halodule uninervis. 2 2 2
5 Syringodium isoetifolium. 3 3 2
6 Thalassodendron ciliatum. 4 3 2
2 HYDROCHARITACEAE
7 Enhalus acoroides. 2 2 2
8 Halophila decipiens. 4 3 2
9 Halophila minor. 4 3 2
10 Halophila ovalis. 3 2 2
11 Halophila spinulosa. 4 3 2
12 Thalassia hemprichii. 1 1 2
13 Halophila sulawesii. 5 4 2
KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

389
Mangrove 390
MANGROVE BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Mangrove.
Mangrove merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang tumbuh di sepanjang pantai
atau daerah pesisir. Istilah magrove dipakai untuk jenis-jenis tumbuhan yang dapat
hidup di daerah pantai atau daerah rawa pantai yang mempunyai kondisi perairan
payau. Tumbuhan darat lainnya yang bukan termasuk dalam kelompok magrove
biasanya tidak dapat tumbuh pada perairan payau atau yang masih terpengaruh
oleh pasang surut air laut. Namun ada beberapa tumbuhan yang dapat tumbuh
bercampur dengan magrove. Oleh karena itu para peneliti sering membedakan
mangrove menjadi dua kelompok yaitu mangrove yang sebenarnya dan tumbuhan
non mangrove yang tumbuh di pantai dan hidup bersama dengan mangrove.
Misalnya jenis anggrek dan tumbuhan epifit lainnya, yang hidup di batang cabang-
cabang pohon mangrove. Tumbuhan waru, nyamplung dan ketapang sering hidup di
tempat yang sama dengan mangrove.

Mangrove yang tumbuh dan berkembang pada daerah yang cocok akan membentuk
hutan dengan zonasi yang komplit. Daerah yang paling ideal untuk tumbuh
kembangnya mangrove adalah daerah pantai yang datar yang masih dipengaruhi
pasang surut air laut dan berdekatan dengan aliran sungai. Pada hutan mangrove
yang masih baik akan terlihat adanya zonasi. Zonasi ini muncul sebagai akibat
adanya proses suksesi dan adaptasi dari masing-masing jenis mangrove. Zona
paling belakang adalah daerah yang berbatasan dengan hutan darat. Jenis mangrove
yang tumbuh di daerah ini biasanya jenis antara seperti Pandanus sp., Acanthus
sp., Hibiscus sp. dan Acrosticum sp. Zona yang lebih kedepan di tempati jenis
yang lebih toleran terhadap air laut yang antara lain Ceriop sp., Xyclocarpus sp.,
Aegiseras sp dan Nypa sp. Jenis mangrove Nypa spp, biasanya tumbuh dengan
subur dan mendominasi sepanjang tepian sungai. Zona tengah atau daerah yang
lebih kearah pantai di tempati oleh jenis-jenis yang tahan terhadap salinitas tinggi
dan subtrat dasar berkadar oksigen rendah seperti Lumnitzera sp., Bruguiera dan
Rhizophora sp. . Zona terdepan yang berhadapan dengan laut biasanya di tempati
oleh Rhizophora sp., Sonneratia sp. dan Avicennia sp.

Sebaran mangrove di Indonesia hampir ditemukan di seluruh pantai Indonesia.,


mulai dari Sabang hingga Merauke. Pertumbuhan mangrove yang terbesar terdapat
di sepanjang pantai timur Sumatera, di sepanjang pantai Pulau Kalimatan, sebagian
patai Sulawesi dan sepanjang pantai selatan Papua. Mangrove tumbuh subur di lokasi
sepanjang aliran dan di muara sungai yang besar. Sehingga tidak mengherankan
bila hutan manggrove yang tumbuh lebat banyak ditemukan disepanjang muara
sungai yang besar. Seperti di sepanjang pantai timur Sumatera, sepanjang pantai
kalimatan dan pantai selatan Papua ketiga lokasi ini memberikan kontribusi hutan
mangrove masing-masing sebesar 19%, 26 % dan 30% dari total luasan mangrove
yang ada di Indonesia (Pramudji, 2008). Sisanya mangrove tumbuh di sepanjang
pantai pulau-pulau di Indonesia lainnya. Di Sulawesi mangrove tumbuh subur di
sepanjang Teluk Bone dan Teluk Tomini. Hutan mangrove yang tumbuh subur dan
dalam kondisi baik dan alami akan memperlihatkan adanya zonasi dalam urutan
yang baku. Sedangkan hutan magrove yang telah banyak dirambah dan dieksploitasi
struktur zonasi biasanya sudah tidak terlihat lagi. Di daerah pantai NTB dan NTT
mangrove tumbuh dalam skala yang relatif kecil dan tidak dapat dikatakan sebagai

391
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
A

huta mangrove. Karena hanya tumbuh


hutan
dengan ketebalan beberapa puluh meter
deng
dan dengan keanekaragaman yang relatif
rendah serta tidak terlihat adanya zonasi.
rend

a asiatica
Manfaat mangrove.
M
Barringtoni Ma
Mangrove mempunyai peranan yang
sangat besar bagi kehidupan manusia
san
yang hidup di daerah pesisir. Mangrove
ya
juga mempunyai fungsi ekologis yang
ju
besar bagi kelangsungan ekosistem
be
lainnya yang ada di wilayah pantai.
la
Kayu mangrove merupakan bahan
K
baku untuk berbagai keperluan
b
manusia mulai dari keperluan untuk
m
membuat rumah, jembatan dan
m
s-caprae ssebagai bahan baku untuk membuat
Ipomea pe
arang. Disamping itu beberapa kulit
kayu magrove dapat digunakan
sebagai pewarna alami dan beberapa
jenis mangrove buahnya dapat
diolah menjadi bahan makanan.
Mangrove jenis Nypa yang daunnya
seperti kelapa dan bunga mudanya
dapat disadap untuk dibuat gula.
Hutan mangrove di pantai dapat
berfungsi sebagai pelindung pantai
dari hempasan ombak, angin dan
dapat menahan abrasi pantai.
Pada saat terjadinya tsunami
di Aceh telah terbukti bahwa
bangunan yang terlindung oleh
din magrove kerusakannya tidak
: Y. Ulumud
Sumber Foto
parah.

Fungsi mangrove secara ekologis dapat dilihat dari peranan mangrove sebagai
penyangga kehidupan biota lainnya yang berasosiasi dengannya. Hutan mangrove
berfungsi sebagai produsen primer, tempat memijah, tumbuh, membesarkan dan
tempat tinggal sementara atau tetap bagi moluska, krustasea dan ikan. Sedangkan
pada batang dan tajuk mangrove hidup berbagai tumbuhan dan hewan seperti reptil,
burung dan berbagai serangga. Sebagai contoh betapa kayanya keanekaragaman
jenis biota yang hidup berasosiasi dengan mangrove, hasil identifikasi ikan yang
dikoleksi disekitar mangrove berjumlah sekitar 39 - 82 species yang termasuk
dalam 32 suku dan 6 jenis udang serta 8 jenis kepiting. (Martosewojo and soedibjo,
1991, Chong et al 1991, Dollar et al 1991)

Akar mangrove berfungsi sebagai perangkap sedimen yang dibawa oleh aliran sungai
dan sebagai penstabil subtrat dasar. Daun mangrove yang gugur sebagai penyedia

392
MANGROVE BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

makanan berbagai biota dekomposer dan penyedia nutrien organik dan anorganik
bagi biota yang banyak hidup dibawah pohon magrove. Hal yang tidak kalah penting
adalah fungsi mangrove sebagai peredam pemanasan global dengan menyerap
karbon pada saat berfotosintesa dan menyimpan karbon di dalam keseluruhan
biomassa pohon mangrove.

Keanekaragaman jenis Mangrove


Seperti telah dijelaskan diatas jenis mangrove dapat dibedakan menjadi jenis
mangrove yang sebenarnya dan non mangrove yang merupakan tumbuhan darat
lainnya yang berasosiasi dengan mangrove. Jenis mangrove yang ada dalam
ekosistem hutan mangrove ada sekitar 75 jenis yang termasuk dalam 41 marga dan
24 suku. Sedangkan tumbuhan lainnya yang biasa ditemukan di hutan mangrove
ada sekitar 157 jenis. (Kusmana,2002).

Sonneratia alba

393
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 30. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Mangrove Sejati (True Mangrove)
yang ditemukan di Indonesia
(Verivikator: Pramudji, Suharjono - Sumber : Giesen et al, 2007)

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1 ACANTHACEAE
1 Acanthus ebracteatus 3 1 1
2 Acanthus ilicifolius 3 1 1
3 Acanthus volubilis 4 3 1
2 ARECACEAE
4 Nypa fruticans 2 1 1
3 AVICENNIACEAE
5 Avicennia alba 2 1 1
6 Avicennia lanata 4 3 1
7 Avicennia lanata 4 2 1
8 Avicennia marina 2 1 1
9 Avicennia officinalis 4 2 1
4 BOMBACACEAE
10 Camptostemon schultzii 3 2 1
11 Camptostemon philippensis 4 3 1
5 COMBRETACEAE
12 Lumnitzera littorea 3 1 1
13 Lumnitzera racemosa 4 2 1
6 EUPHORBIACEAE
14 Excoecaria agallocha 3 1 1
7 LEGUMINOSAE
15 Pongamia pinnata 3 2 1
16 Derris trifoliata 3 2 1
8 LORANTHACEAE
17 Ameyema anisomeres 4 3 1
18 Ameyema gravis 4 3
19 Ameyema mackayense 4 3
9 LYTHRACEAE
20 Phemphis acidula 3 1 2
10 MELIACEAE
21 Xylocarpus granatum 3 1 1
22 Xylocarpus moluccensis 4 2 1
23 Xylocarpus rumphii 5 3 1
24 Xylocarpus mekongensis 5 3 1
11 MYRTACEAE
25 Osbornia octodonta 3 1 1

394
MANGROVE BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


12 MYRSINACEAE
26 Aegiceras corniculatum 4 3 2
27 Aegiceras floridum 3 2 2
13 PLUMBAGINACEAE
28 Aegialitis annulata 5 2 1
14 PTERIDACEAE
29 Acrostichum aurem 3 1 1
30 Acrostichum speciosum. 3 2 1
15 RHIZOPHORACEAE
31 Rhizophora apiculata 1 1 1
32 Rhizophora lamarckii 4 3
33 Rhizophora mucronata 3 2 1
34 Rhizophora stylosa 3 2 1
35 Kandelia candel 4 3
36 Bruguiera cylindrica 4 3 1
37 Bruguiera eriopetala 4 3
38 Bruguiera gymnorrhiza 1 1 1
39 Bruguiera parviflora 4 3 1
40 Bruguiera sexangula 4 3 1
41 Bruguiera hainesii 4 3
42 Bruguiera exaristata 4 3
43 Ceriops australis 4 3
44 Ceriops decandra 4 3 1
45 Ceriops longifolia 4 3
46 Ceriops tagal 2 1 1
47 Ceriops zippeliana 4 3
16 RUBIACEAE
48 Scyphiphora hydrophyllacea 3 1 1
17 SONNERATIACEAE
49 Sonneratia alba 2 1 1
50 Sonneratia ovata 4 3
51 Sonneratia casealoaris 4 3 1
18 STERCULIACEAE
52 Heritiera globosa 5 3 1
53 Heritiera littoralis 3 1 1
19 TILIACEACE
54 Brownlowia argentata 3 1 1
55 Brownlowia tersa 5 2 1

395
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 31 . Daftar Jenis Tumbuhan tingkat tinggi yang berasosiasi dengan mangrove di Indo-
nesia. (Sumber : Giesen et al, 2007)

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


1 ANACARDIACEAE
1 Gluta velutina
2 APOCYNACEAE
2 Cerbera floribunda
3 Cerbera manghas
4 Cerbera odollam
3 AQUIFOLIACEAE
5 Ilex cymosa
4 ARALIACEAE
6 Polyscia s macgillivrayi
5 ASCLEPIADACEAE
7 Calotropis gigantea
6 BATIDACEAE
8 Batis argillicola
7 BIGNONIACEAE
9 Dolichandrone spathacea
8 BORAGINACEAE
10 Cordia cochinchinensis
11 Cordia dichotoma
12 Cordia subcordata
9 CASUARINACEAE
13 Casuarina equisetifolia
10 CELASTRACEAE
14 Cassine viburnifolia
15 Maytenus emarginata
16 Salacia chinensis
11 CHRYSOBALANACEAE
17 Atunara cemosa racemosa
12 COMBRETACEAE
18 Terminalia catappa
13 EBENACEAE
19 Diospyros ferrea
20 Diospyros malabarica
21 Diospyros maritima
14 EUPHORBIACEAE
22 Blumeodendron tokbrae
23 Excoecaria indica

396
MANGROVE BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


24 Glochidion littorale
25 Ricinus communis
15 FLACOURTIACEAE
26 Scolopia macrophylla
16 GENTIANACEAE
27 Fagraea crenulata
28 Scaevola taccada
17 GUTTIFERAE
29 Calophyllum inophyllum
18 HERNANDIACEAE
30 Hernandia ovigera
19 ICACINACEAE
31 Merrilliodendron megacarpum
32 Stemonurus ammui
20 LECYTHIDACEAE
33 Barringtonia acutangula
34 Barringtonia asiatica
35 Barringtonia conoidea
36 Barringtonia racemosa
21 LEGUMINOSAE
37 Cathormion umbellatum
38 Cynometra iripa
39 Cynometra ramiflora
40 Derris pinnata
41 Erythrina orientalis

397
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


42 Inocarpus fagifer
43 Intsia bijuga
44 Peltophorum pterocarpum
45 Pongamia pinnata
46 Serianthes grandiflora
22 MALVACEAE
47 Hibiscus tiliaceus
48 Thespesia populnea
23 MELASTOMATACEAE
49 Melastoma malabathricum
50 Ochthocharis bornensis
24 MORACEAE
51 Ficus curtipes
52 Ficus microcarpa
25 MYRISTICACEAE
53 Horsfieldia irya
54 Myristica hollrungi
26 MYRSINACEAE
55 Ardisia elliptica
56 Rapanea porteriana
27 MYRTACEAE
57 Melaleuca cajuputi
28 OLACACEAE
58 Olax imbricata
59 Ximenia americana
29 PODOCARPACEAE
60 Podocarpus polystachyus
30 RUBIACEAE
61 Gardenia tubifera
62 Guettarda speciosa
63 Ixora timorensis
64 Morinda citrifolia
31 RUTACEAE
65 Acronychia pedunculata
66 Merope angulata
32 SALVADORACEAE
67 Azima sarmentosa
33 SAPINDACEAE
68 Allophyllus cobbe
69 Mischocarpus sundaicus

398
MANGROVE BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


34 SAPOTACEAE
70 Planchonella obovata
35 SIMAROUBACEAE
71 Quassia indica
36 STERCULIACEAE
72 Kleinhovia hospita
37 SYMPLOCACEAE
73 Symplocos celastrifolia
39 VERBENACEAE
74 Clerodendrum inerme
75 Premna obtusifolia

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar diseluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya disebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

399
Rhizophora stylosa
400
Burung Laut

Sumber Foto : Vimono Ardeola speciosa


BURUNG LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi
Untuk membedakan burung laut dengan burung darat tidaklah mudah oleh karena
tidak ada suatu definisi yang tepat untuk burung laut atau burung darat dan
sebenarnya tidaklah perlu untuk membedakan keduanya. Pada tulisan ini sengaja
untuk memberi batas agar tidak terlalu banyak jenis burung yang dimasukan dalam
tulisan ini. Burung laut yang dimaksud disini burung-burung yang mencari makan
di pantai dan di laut. Burung laut berbeda dari burung darat dicirikan dengan
kaki-kakinya mempunyai selaput renang seperti bebek yang mencari makanan di
pantai atau di laut, dengan warna bulu yang tidak berwarna warni dan tidak seindah
burung darat. Burung laut tidak terlalu berbeda dengan burung air tawar lainnya
baik secara fisik, biologi dan ekologi kecuali dari tempat mencari makan yang berada
di laut. Burung laut sejati mempunyai kelenjar garam di hidungnya yang berguna
untuk mengeluarkan kelebihan kadar garam yang ada di dalam tubuhnya.

Warna burung laut terbatas seperti abu-abu, hitam, putih, coklat atau campuran
diantara warna-warna tersebut. Warna- warna ini lebih banyak berfungsi sebagai
alat adaptasi dan perlindungan. Burung-burung yang mencari makan di pantai
biasanya mempunyai warna coklat dengan campuran kuning dan hitam. Hal ini
untuk beradaptasi dengan warna pantai sehingga tidak terlalu mudah untuk dilihat.
Sedangkan burung yang hidup dan mencari makan di laut lepas mempunyai warna
abu-abu atau putih. Ini juga sebagai kamuflase agar tidak mudah dilihat dan warna
ini ditiru oleh angkatan laut untuk memberi warna abu- abu atau putih agar kapal
angkatan laut tidak mudah dilihat oleh musuh.

Umur burung laut biasanya lebih lama dibanding burung darat. Masa remaja atau
mencapai dewasa memerlukan waktu lebih lama dan masa reproduksi juga menjadi
lebih lama dengan jumlah telur yang lebih sedikit (Brooks 2004). Burung Laut
pada umumnya hanya mempunyai satu atau dua telur dalam satu masa reproduksi.
Burung laut bereproduksi secara berkelompok pada satu waktu dan tempat tertentu.
Burung laut untuk bereproduksi kadang-kadang melakukan migrasi yang sangat
jauh. Migrasi burung laut dapat dari kutub utara ke kutub selatan melintasi daerah
ekuator.

Burung laut beradaptasi sangat baik dengan lingkungannya yaitu dengan


mengembangkan sayap lebih panjang untuk dapat terbang jauh atau sebaliknya
memperkecil dan memperpendek sayapnya agar dapat menyelam dengan baik.
Adaptasi burung laut dengan lingkungannya terutama yang berhubungan dengan
untuk mencari makan dapat dibedakan menjadi : burung laut yang mencari makan
di permukaan laut, burung laut yang mencari makan dengan cara menyelam,
burung laut yang mencari makan dengan kombinasi antara terbang dan menyelam
dan burung laut yang memakan apa saja ada yang di pantai maupun pemakan
biota lainnya. Pinguin salah satu contoh burung laut yang mereduksi sayapnya
dan mencari makan dengan cara menyelam dengan mengejar mangsanya. Dengan
sayap kecil pinguin sangat lincah di dalam air. Sedangkan Albartos mengembangkan
sayapnya hingga mencapai rentang lebih dari 2 meter agar dapat terbang berpuluh-
puluh bahkan ratusan kilometer.

401
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Bulu burung laut juga lebih banyak dan lebih tebal dari burung yang hidup di darat.
Hal ini disebabkan bulu burung laut amat berperan dalam kehidupan burung laut
untuk menahan agar tidak kedinginan, bulu burung juga tahan terhadap air sehingga
tidak mudah basah. Disamping itu diantara bulu-bulu burung laut mempunyai
struktur yang dapat menahan gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai
alat mengapung saat di air.

Salah satu ciri yang lain yang membedakan burung laut dengan burung di darat
adalah adanya glandula atau kelenjar di rongga hidungnya yang berfungsi untuk
mengeluarkan kelebihan garam di dalam tubuh burung laut. Kelenjar ini berfungsi
sebagai osmoregulasi karena makanan burung laut banyak mengandung garam dan
burung laut juga minum air laut. Garam yang keluar dari kelenjar ini murni berupa
sodium chloride. Jadi tidak heran kalau burung laut terlihat selalu pilek karena
selalu mengeluarkan cairan dari hidungnya. Hal ini sama dengan kepiting yang
selalu terlihat menangis karena mengeluarkan kelebihan garam melalui kelenjar
yang ada didekat matanya.

Manfaat
Burung-burung mempunyai manfaat secara langsung sebagai sumber protein bagi
penduduk. Namun burung laut secara keseluruhan jarang dimanfaatkan, kecuali
Burung ayam-ayaman yang banyak hidup di daerah rawa-rawa dan hutan mangrove
banyak ditangkap penduduk untuk dijadikan lauk pauk. Burung camar banyak
dipakai petunjuk oleh nelayan untuk menentukan lokasi keberadaan ikan. Burung
laut juga dipakai sebagai petunjuk bagi nelayan yang tersesat. Jika sudah terlihat
adanya burung laut maka dapat dipastikan sudah dekat dengan daratan atau pulau.
Burung laut dari kelompok Procellariiformis juga mempunyai daya penciuman yang
sangat tajam untuk melokalisasi dimana letak makanan berada. Oleh karena itu
burung ini sering dijadikan sebagai petunjuk keberadaan ikan.

402
BURUNG LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 32 . Daftar jenis, sebaran, kelimpahan dan nilai ekonomis burung laut di Indonesia.
(Verifikator dan sumber : M. Irham, rujukan Museum Bogoriense)

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


PROCELLARIIFORMES

1 HYDROBATIDAE
1 Pelagodroma marina 3
2 Oceanodroma monorhis 3
3 Oceanodroma matsudairae 3
4 Oceanites oceanicus 2
2 PROCELLARIIDAE
5 Bulweria bulwerii 2
6 Bulweria fallax 3
7 Calonectris leucomelas 2
8 Daption capense 3
9 Pachyptila desolata 3
10 Pterodroma baraui 3
11 Pterodroma phaeopygia 3
12 Pterodroma rostrata 3
13 Puffinus pacificus 2
14 Puffinus carneipes 3

PODICIPEDIFORMES
3 PODICIPEDIDAE
15 Podiceps cristatus 3
16 Tachybaptus novaehollandiae 3
17 Tachybaptus ruficollis 2

PELECANIFORMES

4 FREGATIDAE
18 Fregata andrewsi 1
19 Fregata ariel 1
20 Fregata minor 2
5 PELECANIDAE
21 Pelecanus conspicillatus 2
22 Pelecanus onocrotalus 3
23 Pelecanus philippensis 3
6 PHAETHONTIDAE
24 Phaethon lepturus 2
25 Phaethon rubricauda 3

403
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Sterna sp.

Sumber Foto : Vimono

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


7 PHALACROCORACIDAE
26 Anhinga melanogaster 1
27 Phalacrocorax carbo 3
28 Phalacrocorax melanoleucos 2
29 Phalacrocorax niger 3
30 Phalacrocorax sulcirostris 1
8 SULIDAE
31 Papasula abbotti 3
32 Sula dactylatra 2
33 Sula leucogaster 2
34 Sula sula 2

CICONIIFORMES
9 ARDEIDAE
35 Ardea alba 1
36 Ardea cinerea 3
37 Ardea pacifica 3
38 Ardea sumatrana 1
39 Ardea purpurea 2
40 Ardeola bacchus 3
41 Ardeola speciosa 2 1
42 Bubulcus ibis 1
43 Butorides striata 1 1
44 Egretta eulophotes 3
45 Egretta garzetta 1
46 Egretta intermedia 1
47 Egretta novaehollandiae 2
48 Egretta picata 3
49 Egretta sacra 1
50 Gorsachius goisagi 3
51 Gorsachius melanolophus 3
52 Ixobrychus cinnamomeus 2 1
53 Ixobrychus eurhythmus 3

404
BURUNG LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


54 Ixobrychus flavicollis 1
55 Ixobrychus sinensis 1 1
56 Nycticorax caledonicus 2
57 Nycticorax nycticorax 3 1
58 Zonerodius heliosylus 3
10 CICONIIDAE
59 Ciconia episcopus 3
60 Ciconia stormi 3
61 Ephippiorhynchus asiaticus 3
62 Leptoptilos javanicus 3
63 Mycteria cinerea 3
11 THRESKIORNITHIDAE
64 Platalea regia 2
65 Plegadis falcinellus 1
66 Pseudibis davisoni 4
67 Threskiornis melanocephalus 3
68 Threskiornis molucca 3
69 Threskiornis spinicollis 3

FALCONIFORMES
12 ACCIPITRIDAE
70 Haliaeetus leucogaster 1
71 Haliastur sphenurus 3
72 Haliastur indus 1
73 Ichthyophaga ichthyaetus 3
74 Pandion haliaetus 1

ANSERIFORMES
13 ANATIDAE
75 Anas gibberifrons 2 1
76 Anas penelope 3 1
77 Anseranas semipalmata 3 1
78 Aythya australis 3 1
79 Aythya fuligula 3 1
80 Dendrocygna guttata 3 1
81 Dendrocygna javanica 3 1
82 Tadoma radjah 3 1
14 BURHINIDAE
83 Burhinus grallarius 3
84 Esacus neglectus 1

405
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


15 CHARADRIIDAE
85 Charadrius alexandrinus 1 1
86 Charadrius dubius 1 1
87 Charadrius javanicus 4
88 Charadrius leschenaultii 1
89 Charadrius mongolus 1
90 Charadrius peronii 2
91 Charadrius placidus 3
92 Charadrius ruficapillus 3
93 Pluvialis fulva 1
94 Pluvialis squatarola 1
95 Vanellus cinereus 3
96 Vanellus indicus 3
16 GLAREOLIDAE
97 Glareola maldivarum 1
98 Stiltia isabella 1
17 HAEMATOPIDAE
99 Haematopus fuliginosus 3
100 Haematopus longirostris 3
18 ROSTRATULIDAE
101 Charadrius veredus 1
102 Erythrogonys cinctus 3
103 Rostratula benghalensis 3
19 LARIDAE
104 Anous stolidus 1
105 Anous minutus 2
106 Chlidonias hybridus 1
107 Chlidonias leucopterus 1
108 Gelochelidon nilotica 1
109 Gygis alba 2
110 Hydroprogne caspia 3
111 Larus brunnicephalus 3
112 Larus novaehollandiae 3
113 Larus ridibundus 2

406
Fregata minor Sumber Foto : Vimono
BURUNG LAUT BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


114 Sterna aleutica 3
115 Sterna albifrons 1
116 Sterna anaethetus 1
117 Sterna bengalensis 1
118 Sterna bergii 1
119 Sterna bernsteini 3
120 Sterna dougallii 1
121 Sterna fuscata 2
122 Sterna hirundo 1
123 Sterna lunata 3
124 Sterna paradisea 3
125 Sterna sumatrana 1
126 Xema sabini 3
20 PHALAROPODIDAE
127 Phalaropus lobatus 2
21 RECURVIROSTRIDAE
128 Himantopus leucocephalus 1
22 SCOLOPACIDAE
129 Actitis hypoleucos 1 1
130 Arenaria interpres 1
131 Calidris acuminata 2
132 Calidris ferruginea 1
133 Calidris ruficollis 1
134 Calidris subminuta 2
135 Calidris temminckii 3
136 Heteroscelus brevipes 1
137 Heteroscelus incanus 3
138 Limnodromus scolopaceus 3
139 Limnodromus semipalmatus 2
140 Limicola falcinellus 1
141 Limosa limosa 1
142 Limosa lapponica 1
143 Numenius arquata 2
144 Numenius madagascariensis 1
145 Numenius minutus 2
146 Numenius phaeopus 1
147 Numenius tahitiensis 3
148 Philomachus pugnax 2
149 Recurvirostra novaehollandiae 3
150 Tringa erythropus 3

407
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. Suku Jenis KELIMPAHAN SEBARAN NILAI EKONOMIS


151 Tringa flavipes 3
152 Tringa glareola 1 1
153 Tringa guttifer 3
154 Tringa nebularia 1 1
155 Tringa ochropus 2
156 Tringa totanus 1
157 Tringa stagnatilis 1 1
158 Xenus cinereus 1
23 STERCORARIIDAE
159 Calidris alba 1
160 Calidris acuminata 2
161 Calidris ferruginea 1
162 Calidris ruficollis 1
163 Calidris subminuta 2
164 Calidris temminckii 3
165 Catharacta maccormicki 3
166 Limicola falcinellus 1
167 Philomachus pugnax 2
168 Stercorarius longicaudus 3
169 Stercorarius parasiticus 3
170 Stercorarius pomarinus 1
24 STERCORARIIDAE
171 Catharacta maccormicki 3
172 Stercorarius longicaudus 3
173 Stercorarius parasiticus 3
174 Stercorarius pomarinus 1

KETERANGAN:
KELIMPAHAN (Abundance)
1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan
2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak
3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak
4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak
5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai
6. Data Kurang

SEBARAN (Distribution)
1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia
2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia
3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia
4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu
5. Tidak diketahui (Tidak ada data)

NILAI EKONOMIS (Economic value)


1. Mempunyai nilai ekonomis
2. Belum mempunyai nilai ekonomis

408
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

DAFTAR
PUSTAKA
Addicott, WO and PW. Richards. 1981. Plate tectonic map of the circum – Pacific
Regions. 202 pp.
Allen, GR. 1997. The Damselfish : Indonesia’s most abundant family of coral reef
fish. In : The Ecology of Indonesian Seas, (Tomaschik eds). Periplus. Pbl. edt.
VIII. 2. 1095-1100.
Aguado, MT., GS. Martin and HAT. Hove. 2008. Syllidae (Annelida : Polychaeta)
from Indonesia collected by the Siboga (1899 – 1900) and Snellius (1984)
Expedition. Zoataxa. 1673 : 1 – 48.
Al-hakim, I. and CJ. Glasby. 2004. Polychaeta (annelida) of The Natuna Islands,
South China Sea. The Raffles. Bull. Zoo. 11 : 25 - 45.
Allen, GR. and MW. Erdmann. 2012. Reef fishes of the East Indies. Vol I,II,III. Craft
Print Int. Ltd. Singapore. 1292 pp.
Alongi, DM. 2002. Present state and future of the worlds mangrove forests. Envi.
Conservation. 29 : 331 - 349.
Ambak, MA., MM. Isa., MZ. Zakaria. and MA. Ghafar. 2010. Fishes of Malaysia.
UMT. Terengganu. 334.
Anderson, PK. 2002. Habitat, niche and evolution of Serenian mating system, J.
Mamal. Evo. 9. 1-2.
Anggadiredja, JT., A. Zatnika., H. Purwoto. and S. Istini. 2002. Rumput laut.
Pembudidayaan, pengolahan, dan pemasaran. Penebar Swadaya. 147.pp.
Atmadja, WS. 1999. Perkembangan dan makna penelitian Rumput Laut (Algae
Makro) di Indonesia. Pidato pengukuhan APU. Bidang Botani laut. LIPI. 42 pp.
Atmadja, WS. and W.F Prud’honme Van Reine. 2010. Checklist of the Seaweed
Species. Biodiversity of Indonesia with their distribution and classification : Red
Algae (Rhodophyceae), COREMAP-LIPI. 72 pp.
Atmadja, WS. and W.F Prud’honme Van Reine. 2014. Checklist of the Seaweed
Species. Biodiversity of Indonesia with their distribution and classification :
Green Algae (Chlorophyta) and Brown Algae (Phaeophyceae, Ochrophyta),
Naturalis Biodiversity Center, Leiden, The Netherlands and COREMAP-LIPI. 59
pp.

409
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Barber, P.H., MV.Erdmann and SR.Palumbu, 2006. Comparative phylogeorgraphy


of three codistributed stematopods: origins and timing of regional lineage
diversification in Coral Triange , Evolution, 60.9.1825-39
Barnes, RD. 1987. Invertebrate zoology. Suander Coll. Publ. London. 893.
Batista, FM., P. Fidalgo da Costa., A. Ramos., AM. Passos., PP. Ferreira and LC.
da Fonseca. 2003. Production of the ragworm Nereis diversicolor, fed with a
diet for githead seabream Sparus auratus, survival, growth, feed utilization and
oogenesis. Bol. Inst. Esp. Oceanogr. 19 : 447 - 451.
Bayer, FM. 1981. Status of knowledge of Octocoralia of world seas. Seminarios de
Biologia Marinha. Academia Brasileira de Ciencias, Rio de Janeiro, 11pp.
Becking, LE., FRC. Daniel. and NJ. de Voogd. 2012. Sponge species composition,
abundance and cover in marine lakes and coastal mangrove in Berau, Indonesia.
Ph.D. Thesis. Wohrmann print service. 77 - 111.
Bergmann, W. and RJ. Feeney. 1950. The isolation of new thymine pentoside from
sponges. J. the American. Chem. Soc. 72 : 2809 –2810.
Bleeker, P. 1878. Atlas ichthyologique des Indes orientales Neerlandaises. Vol I -IX.
Leiden. De Bruek and Smiths.
Bleeker, P. 1857. Researcher sur les Crustaces de I’Inde Archipelagique. II Sur
les Isopodes Cymothoadiens de I’ Archipel Indien. Actes de la Societe Indo-
Neerlandaise, Batavia. 2 : 20 – 40.
Bos, AR., TJ. Bouma., GLJ. de Kort. and MM. van Katwijk. 2007. Ecosystem
enginering by annual intertidal seagrass beds : Sediment accretion and
modification. Estuarine Coastal and Shelf Science. 74 : 344 - 348.
Briggs, JC. 1974. Marine biogeographic, McGraw-Hill, New York.
Brooke, M. 2004. Albatrosses and Petrals across the world. Oxford University Press.
Oxford. UK.
Brown, BE. and Suharsono. 1990. Damage and recovery of coral reefs affected by
El Nino related sea water warming in the Thhousand Island, Indonesia. Coral
Reefs. 8. 163-170.
Bruce, NL. 1982. Records of isopod Crustacea (Corallinidae, Cirolanidae) from
Papua New Guinea, with the description of a new species. J. Crustacean Biol.
42 : 612 – 618.
Bruce, NL and EBH. Nelson. 1988. New records of fish parasitic marine isopod
crustaceans (Cymothoidae, subfamily Anilocrinae) from the Indo-West Pacific.
Proc. Biol. Soc. Washington : 558 – 560.
Bruce, NL. 2008. New species of Tridentellida Richardson, 1905 (Isopod :
Cymothoida : Tridentellidae), tropical marine isopod crustaceans from the
Banda Sea. Zootaxa, 1734 : 43 -58.
Bruke, L., E. Selig. and M. Spalding. 2002. Reefs at risk in Southeast Asia, WRI.
Washington, DC.
Cappenberg, HAW. 1995. Komunitas moluska di padang lamun Teluk Kotania,
Seram barat. Puslit. Oseanografi-LIPI. Ambon. 19-26.
Caullery, M. 1944. Polychaetes sedentaires De L’ Expedition Du Siboga. EJ. Brill,
Publ. Leiden . 204 pp.
Chapman, G. and WB. Barker. 1972. Zoology for intermediate student. Longman
group ltd. Essex UK. 814 pp

410
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Chong, VC., GH. Wee. and A. Sasekumar. 1991. Inshore fish and prawn communities
off a mangrove shore in Selangor, Malaysia. Proc. Reg. Symp. Living resources in
Coastal area. 503 – 512.
Choo, PS. 2008. Population Status, Fishery and Trade of Sea cucumbers in Asia. In
: Sea cucumbers A global review of Fishery and Trade. Toral Granda V. Lovatelli
and A. vasconcellos (Eds), Rome, 81 -118.
Christianen, MJA. 2013. Seagrass systems under nutrients loads, hydrodinamics
and green turtle grazing. Ph. D thesisRadboud University Nijmegen, 138 pp.
Compagno, LJV. 1999. Checklist of living elasmobranches In: WC Hamlet (ed)
shark, skates and rays: The biology of elasmobranch fishes. Baltimore. The John
Hopkins Univ. Press. 471- 498.
Cushman, JA. 1948. Foraminifera their classification and economic use. Harvard
Univ. Cambride.
Debellius, H. 2001. Crustacea guide of the world. Ikan-unterwasserarchiv.
Germany.321.pp.
Debellius, H. 2004. Nudibranchs and sea snails. Indo-Pacifik field guide. Hackenhem.
Germany. 321.
De Bruyne, RH. 2003. The complete encyclopedia of shells. Rebo production. bv.
Lisse. 336 pp.
De Iongh, HH., W. Kiswara., W. Kustiawan., PE. Loth. and Li. WE. 2007. A review
research on the interactions between dogongs (Dugong dugon) and intertidal
seagrass beds in Indonesia. Hydrobiologia. 591 : 73 - 83.
De Iongh, HH. 1996. Plant herbivore interaction between sea grass and Dugongs in
a tropical small island ecosystem. Phd thesis, Katholieke Universiteit Nijmegen.
De Voogd NJ and RMV. van Soest. 2002. Indonesian sponge of the genus petrosia
vosmaer (desmospongie : Haplosclerida). Zoo.Med. 76: 193-209.
De Voogd, NJ. 2005. Indonesian sponge, biodiversity and mariculture potential,
Ph.D thesis, Univ. Amesterdam, The Neterlands. 174.
Dermawan, A. 2004. Present status of sea turtle in Indonesia : Threaths, conservation
and management. In : Ku-Kassim, KY. Zulkifli, T and Ahmad, A (eds). Report of
the ASEAN-SEAFDEC Reg. Kualalumpur. 29 – 38.
Dharmadi. K. Sumadhiharga. and Fahmi. 2007. Biodiversity and length frequencies
of sharks caught in the Indian Ocean. Mar. Res. Indonesia, Vol 32.2. 139-146.
Dollar, ML., AC. Alcala. and J. Nuique. 1991. A survey on the fish and Crustaceans
of the mangroves of the northern Bais Bay, Philiphines. Proc. Reg. Symp. Living
resources in the coatal area. 513-519.
Ekman, S. 1953. Zoogeography of the sea, Sidgwick and Jackson, London.
Fabricius, K and P. Alderslade. 2001a. Soft Corals and sea fans. A comprehensive
guide to tropical shallow water genera of the central – Wist Pacific, the Indian
Ocean and The Red Sea. AIMS. Publs, Ausralia. 264.
Fabricius, K and Alderslade, P; 2001b. Soft Corals and sea Fans. Australian Institute
of Marine Science and the Museum and Art Gallery of the Nothern Territory,
2001
Fahmi and M. Adrim. 2007. Elasmobranch diversity of Kalimatan waters. Mar. Res.
Indonesia. Vol 32 .2. 129-137.
Farwell, D. 2002. Coelacanth and aquarium. Proc. Aquamarine Symp. The
Coelacanth fathom of the Mystery. 22-25.

411
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Fricke, H. 1997. Living Coelacanths : Values, Ceoethics and human responsibility.


Mar. Ecol. Prog. Ser. 161. 1 – 15.
Giesen, WS., D. Wulffraat., M. Zieren. and L. Scholten. 2007. Mangrove Guiedbook
for Souteast Asia. FAO and Wetlnds. Int. Dharmasarn Co. Ltd : 186 pp.
Grasshoff, M. 1999. The shallow water Gorgonian of the New Caledonia and adjacent
Islands (Coelenterata : Octocoralia). Courier Forschung institute Scenkenberg.
224 : 125 pp.
Green, EP. and FT. Short. 2003. The Seagrasses of Indonesia. World atlas seagrasses.
Eds EP Green and FT Short. Berkeley, USA, UNEP. WCMC. 171 -183 pp.
Hays, GC., AJ. Richardson. and C. Robinson. 2005. Climate change and plankton.
Trends in ecology and evolution 20, 337-344.
Heatwole, H. 1999. Sea Snake. Australian National History series. UNSW Press. 148
pp.
Hendriks, IE., TJ. Bouma., EP. Morris. and CM. Duarte. 2010. Effect of seagrass and
algae of the Caulerpa family on hydrodynamic and particle tarpping rates. Mar.
Biol. 157 : 473 - 481.
Hitipeuw, C. and J. Maturbongs. 2002. Marine turtle conservation program
Jamurbamedi. Nesting beach, North coast of the Bird’s head peninsula, Papua. In
: Kinan I. (ed) Proc. Westrn Pacific Sea turtle Cooperation Res. Mng. Honolulu.
300 pp.
Hoeksema, BW. 1989. Systematics and ecology of mushroom corals (Scleractinia :
Fungiidae). Desertation. RMNH. Leiden, The Netherlands. 471.pp
Hoeksema, BW and KS. Putra. 2000. The reef coral fauna of Bali in the center of
marine biodiversity. Proc 9th Int. Coral Reees. Symp. Bali. Indonesia. 173 - 178.

412
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Hoeksema, BW. 2007. Delineation of the Indo-Malayan Center of Maximum Marine


Biodiversity : The Coral Triangle. In : W. Renema (ed) Biogeography, Time and
Place : distributions barrier and Islands, Springer. 117 – 178.
Hohenegger, J., E. Yordanova. and A. Hatta. 2000. Remarks on West Pacific
Nummulitidae (Foraminifera). J. Foram. Res. 30 (1): 3 -28.
Hooper, JNA and C. Levi. 1994. Biogeography of Indo – West Pacific Sponges.
Microcionidae, Raspailiidae, Axinellidae : 191 212.
Hooper, JNA. and RVM. van Soest. 2004. Systema Porifera. A guide to classification
of sponges. Kluwer Acad. Publ. New York.
Horst, R. 1912. Polychaeta Errantia of the Siboga Expedition. Part I. Amphinomidae.
EJ. Brill Publ. Leiden. 43 pp
Horst, R. 1917. Polychaeta Errantia of the Siboga Expedition. Part II. Aproditidae
and Chrysopetalidae. EJ. Brill. Publ. Leiden . 99pp.
Horst, R. 1924. Polychaeta Errantia of the Siboga Expedition . Part III. Nereididae
and Hesionidae. EJ. Brill Publ. Leiden. 198.
Hottinger, L. 1997.Shallow benthic foraminiferal assemblages as signals for depth of
their deposistion and their limitations. Bull. de la Societe Geologique de France.
168 (4).491-505.
Hooper, JNA. and C. Levi. 1994. Biogeography of Indo-West Pacific sponges :
Microcianidae,Raspaliidae, Axinelliidae. In : van Soest RWM, van Kempen
ThMG, Bregmann JC (eds) Sponge in Time and Space. Balkema, Rotterdam. Pp
191-212.
Hutomo, M. 1985. Telaah ekologik komunitas ikan padang Lamun (Seagrass,
Anthophyta) di perairan Telauk Baten. Thesis Doktor. IPB. Bogor.
Iskandar, D.T & E.Colijn.2002. A Checklist of Southeast Asian and New Guinean
Reptiles. Part I. Serpentes. Binamitra, Jakarta Indonesia. 195
Jones, DS. and GJ. Morgan. 2002. A field guide to Crustaceans of Australian waters.
Western Australian Museum. 224 pp.
Knowlton, N. 2010. Citizen of the sea : Wondrous creatures from the census of
marine life. National Geographic, Washington, DC. 209 pp
Komatsu. M. and S. Miyasaki. 2004. The History and Science of Whale. The Japan
Times. Ltd. 160 hal.
Kohn, AJ. 1967. Environmental complexity and species diversity in the gastropod
genus Conus on Indo-West Pacific reef platform, American Naturalist. 101 :251-
259.
Kuiter, RH. 1992. Tropical reef-fishes of the western Pacific Indonesia and adjacent
waters. Gramedia. 314 pp.
Kuiter, RH. and T. Tonozuka. 2001. Indonesian reefs fishes. Part 1 - 3. Zoonetics,
Seaford. Australia. 893pp
Kukenthal, Willy 1919, Deutschen Tiefsee-Expedition. Auf Dem Dampfer “Valdivia”
1898-1899. Gorgonaria. JENA. Verlag von Gustaf Fisher
Kukenthal, Willy 1924, Das Tierreich. Gorgonaria. Walter de Gruyter & Co. Berlin
und Leipzig
Kulbicki, M., P. Labrosse. and J. Ferraris. 2004. Basic principles underlying research
projects on the links between the ecology and the uses of coral reef fishes in the
Pasific in : Visser,LE (ed) Challenging Coasts.Amesterdam Univ.Press : 119-158.

413
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Lal, AR., N. Marba., AWT. Lili. and T. Alcovero. 2010. Implications of conserving
an ecosystem modifier : increasing green turtle (chelonia mydas) densities
subsatantially alters seagrasses meadow. Bio. Consr. 143 : 2730 - 2738.
Last, PR., WT. White., JN. Caira., Darmadi., Fahmi., K. Jansen., APK. Liem., BMM.
Matsumoto., GJP. Naylor., JJ.Pgonoski., JD. Steven and GK.Yaersly. 2010.
Sharks and Rays of Borneo. CSIRO Publs. Australia 298.
Lee, JJ. and O. Anderson. 1991. Symbiosis in foraminifera. In : JJ Lee and Anderson
OR (Eds). Biology of foraminifera. Acad Press. London. 157-220.
Levi, C. 1998. What is a sponge. In: Sponges of the New Caledonian lagoon Levi (ed).
Orstom editions. Paris. 27.
Loeblich, AR. and H. Tappan. 1988. Foraminiferal genera and their classification.
Dep. Earth and Space Sci. Univ. California, Los Angeles. 970 pp.
Marsh, H. and H. Penrose. 2002. Dugong status report and action plans for countries
and teritorie. Early warning and assessment report series, UNEP : 162.
Massin, C. 1996. The Holothuriodea (Echinodermata) collected at Ambon during
the Rumphius Biohistorical Expedition. Result of the Rumphius Biohistorical
Expediton to Ambon 1990. Part 4. Zoologishe verhandelingen. 53 pp
Massin, C. 1996. The holothuroiidea (Echinodermata) collected at Ambon during the
Rhumpius biohistorical expedition 1990. Part 4. Zoo. Ver. Leiden 54 pp.
Massin, C. 1999. Reef-dwelling Holothuroidea (Echinodermata) of the Supermonde
archipelago (South-West Sulawesi, Indonesia). Zoo. Verh. Nat Mus. Nat history.
144 pp.
Massin, C. 1999. Reef dwelling Holothuroideea (Echinodermata) of the Supermonde
Archipelago (Sout-West Sulawesi, Indonesia) Zoologisch Verhandelingen, 329
pp.
Martosewojo, S. and B. Sudibjo. 1991.Preliminary analysis of the fish community of
the mangroves of Grajagan (East Java). Proc. Reg. Symp. Living Resources in the
Coastal areas. 479-493.
Moosa, MK. and I. Aswandi. 2002. Krustasea dari padang lamun di pantai selatan
Lombok dan kondisi lingkunannya. In : Kiswara W, Moosa MK and Hutomo M
(eds) Struktur komunitas biologi padang Lamundi pantai selatan Lombok. LIPI
42-51.
McLaughlin, PA. 1979. Comparative morphology of recent Crustacea. WH Freeman
and Co. San Fransisco : 177 pp.
Messel, H. and GC. Vorlicek . 1989. Ecology of crocodylus porosus in northern Australia.
In : Crocodiles. IUCN/SSC Crocodiles specialist group. Swisterland.163-184.
Mora, C., PM. Chitaro., PF. Sale., JP. Kritzer. and SA. Ludsin. 2003. Patterns and
processes in reef fish diversity. Nature 28 :. 545-585.
Moran, KL. and KA. Bjorndal. 2005. Simulated green turtle affects structure and
productivity of seagrass pastures. Mar. Ecl. Prog. Ser. 305 : 235 - 247.
Mulyadi. 2010. Keanekaragaman dan sebaran kopepoda di perairan Indonesia.
Orasi pengukuhan professor riset. LIPI. Jakarta.: 31.
Newman, DJ. and GM. Cragg. 2004. Marine natural products and related compounds
in clinical and advanced preclinical trials. J. Nat. Products. 67:1216-1638.
Nienhuis, PH., J. Coosen. and W. Kiswara. 1989. Community structure and biomass
distribution of seagrass and seagrass macrofauna in the Flores S, Indonesia.
Netherlands. J. Sea. Res. 23 (3) : 197-214. Nontji, A. 2008. Plankton Laut. LIPI

414
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Press. 331.
Norman, M. 2003. Cephalopods. A world guide. Concbooks. 318.
Nutting, C C. 1910. The Gorgonacea of the Siboga Expedition. III. The Muriceidae.
E.J.Brill. Leiden
Nutting, C C. 1910. The Gorgonacea of the Siboga Expedition. IV. The Plexauridae.
E.J.Brill. Leiden
Nutting, C.C. 1910. The Gorgonacea Of The Siboga Expedition V. The Isidae. Siboga-
Exped. Monogr. 13b2 Pp. 1-24, Pls. 1- 6.
Nutting, C.C. 1910. The Gorgonacea Of The Siboga Expedition VI. The Gorgonellidae.
Siboga-Exped. Monogr. 13b3 Pp. 1-39, Pls. 1-11.
Nutting, C.C. 1910. The Gorgonacea Of The Siboga Expedition VII. The Gorgoniidae.
Siboga-Exped. Monogr. 13b4 Pp. 1-10, Pls. 1-3.
Nutting, C.C. 1911. The Gorgonacea Of The Siboga Expedition VIII. The Scleraxonia.
Siboga-Exped. Monogr. 13b5 Pp. 1-62, Pls. 1-12.

Muir, CE., A. Sallema., O. Abdallah., D. Lucade. and TRB. Davenport. 2003. The
dugong (dugong dugon) in Tanzania : A national assessment of status distribution
and threat. Wildlife Conservation Society (WCS). 24 .
Paulay, G. 2002. Diversity and distribution of reef organisms, in : Bikerland.CE (ed),
Life and death of coral reefs, Champman and Hall, NY.: 298-353.
Pramudji. 2008. Mangrove di Indonesia dan upaya pengelolaannya. Orasi pengkuhan
professor riset, LIPI Press. 42 pp.
Priyono, A. 2001. Lumba-lumba yang terdapat di Indonesia. The Gibbon Foundation
dan PILI-NGO Movement. Bogor.
Purwati, P., I. Wirawati. and D. Hendriks. 2008. Timun laut anggota Aspidochirotidae
(Echinodermata, Holoturidea) koleksi Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI,
Jakarta. Puslit Oseanografi – LIPI. 61pp.

415
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Purwati, P., R. Hartati and Wiadianingsih. 2010. Eghteen Sea Cucumber species
fished in Karimunjawa Island, Java Sea. Mar. Res. Indonesia. Vol. 35. 2. 23 -30.
Rahmat, R. 2008. Penelitian dan pengembangan obat dari produk alami laut. Orasi
pengukuhan professor riset. LIPI. Press. Jakarta. Pp 52.
Reeves, RR., WF. Perrin., BL. Taylor., CS. Baker. and SL. Mesnick. 2004. Report
of the workshop on shortcoming of Cetacean Taxonomy in relation to needs of
conservation and management. NOAA Tech. Mem. NMFS. California.
Renema, W. 2002. Larger foraminifera as marine environmental indicators. Scripta
geologica. Nat. Museum of Nat. History. 263 pp.
Rice, DW. 1998. Marine mammals of the world : Systematics and distribution society
of marine mammalogy. 4 : 231 pp.
Sadovy, YJ., TJ. Donaldson., TR. Graham., F. McGilvray., GJ. Muldon., MJ.
Phillips., MA. Rimmer., A. Smith. and B. Yeeting. 2003. While Stock Last : The
Live Reef Food Fish Trade. ADB. 147pp.
Salfed, K. and H. Marsh. 2004. Dugong. In national ocean office. Description of key
species groups in the northern planning area. National Ocean Office. Hobart,
Australia..
Sancia, ET., Van der Meij, Suharsono. and BW. Heoeksema. 2010. Long-term
Changes in Coral Assemblages Under Natural and Anthropogenic Stress in
Jakarta Bay (1920-2005). Mar. Poll. Bull. Elsevier. 60. 1442-1454.
Sanders, K.L, M.S.Y, Lee, Mumpuni, T.Bertozzi, A.R.Rasmussen.2013, Multilocus
Phylogeny and recent rapid radiation of the Viviparous Sea Snakes (Elapidae :
Hydrophiinae), Molucular Phylogenetics and Evolution, 66(3) :575-591

416
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Schreiber, EA. and J. Burger. 2001. Biology of marine Birds Boca raton : CRC Press.
Sidabalok, CM. 2013. List of Marine Isopods recorded from Indonesian waters. Mar.
Res Indonesia. 38.1
Snelgrove, PVR. 2010. Discoveries of the census of marine life. Cambridge Univ.
Press. 270 pp.
Soest, R.W.M. Van. 1979. A Catalogue Of The Coelenterate Type Specimens Of The
Zoological Museum Of Amsterdam. Iv. Gorgonacea, Actiniaria, Scleractinia.
Beaufortia 29 (353):81-126.
Solmu, GC. 1994. Status of Crocodylus porosus and Crocodylus novaeguineae
population in Papua New Guinea 1981 – 1984. IUCN.Swisterland 77-102.
Spalding, MD., C. Ravilious. and EP. Green. 2001. World atlas of coral reefs,
University of California Press, Berkeley CA.
Stiasny, G. Biological Results of the Snellius Expedition. VII. Die Gorgonarien-
Sammlung der Snellius-Expedition. Ed. by Boschma. Temminckia, A journal of
systematic zoology. E.J.Brill
Stiasny, G. 1935. Die Gorgonacea der Siboga Expedition. Supplement 1. Revision der
Plexauridae. E. J. Brill
Stiasny, G. 1937. Die Gorgonacea der Siboga Expedition. Supplement 2. Revision der
Scleraxonia. E. J. Brill
Sugeha, HY., SR. Suharti. , S.Wouthuyzen and K. Sumadhiharga. , 2008 Biodiversity,
Distribution and Abudance of the Tropical Angullid Eels in the Indonesian
Waters. Mar. Res Indonesia Vol 33.2. 129-137
Sugeha, HY. dan SR. Suharti. , 2009 Discrimication and distribution of two tropical
short-finned Eels (Anguila bicolor bicolor and Anguila bicolor pacifica) in the
Indonesian Waters. The Nagisa Westpac Congress 1-14
Suharsono. 1999. Bleaching Event Followed by Mass Mortality of corals in 1998 in
Indonesia waters. Mar. Fish. Sci. 179-187.
Suharsono. 2008. Jenis-jenis Karang di Indonesia. COREMAP Program LIPI -
Jakarta, 372
UNEP. 2007. Reversing environmental degradation trends in the South China Sea
and Gulf of Thailand. Report of the sevent meeting of the Regional Task Force on
Economic Valuation. UNEP/GEF/SCS/RTF-E.7/3. 17pp.
Unsworth, RKF., LC. Cullen., JN. Pretty., DJ. Smith. and JJ. Bell. 2010. Economic
and subsistence values of the satnding stocks of seagrass fisheries : Potential
benefits of no fishing marine protected area management. Ocean and Coastal
management. 53 : 218 - 224.
Van Bose, W. 1929. Liste des algues du Siboga, IV. Rhodophyceae. Siboga. Expedition.
LIXd. 144 pp.
Verheij, E. and PLA. Erftemeijer. 1993. Distribution of seagrases and associated
macroalgae in South Sulawesi. Indonesia. Blumea. 38. 45-64.
Veron, JEN. 2000. Corals of the World, Vol 1.2.3 AIMS and CRR QLD Pty Ltd.
463.429.490
Verseveldt, J. 1980. A revision of the genera Sinularia may (ococoralia Alcyonarea).
Zool. Verhand. 179 : 128 pp.
Verseveldt, 1982. A revision of the genus Sarcophyton Lesson (Octocarallia
Alcyonacea). Zool. Verhandl 192 : 91 pp.
Verseveldt, J. 1983. A revision o the genus Lobophytum von Marenzeller (Octocorallia
Alcyionacea). Zool. Verhand 200 : 103 pp.

417
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Vonk, JA., MJA. Christianen. and J. Stapel. 2010. Abundance, edge effect and
seasonality of fauna in mixed-species seagrass meadow in southwest Sulawesi,
Indonesia. Mar. Biol. Res. 6 : 282 - 291.
Wang, JY., LS. Chou. and BN. White. 1999. Mitochondrial DNA analysis of
symphatric morphotypes of the bottlenose dolpin (genus Tarsiops) in Chinese
Water. Molecular Ecology. 8.1603 – 1612.
Wang, JY., LS. Chou. and BN. White. 2000. Osteological differences between two
sympatric form of bottlenose dolpin (genus Tarsiops) in Chinese water. J. Zoo
(London). 252. 147-162.
Wang JY and SC. Yang. 2009. Indo-Pacific bottlenose dolpin in Perrin WF. Wursig
and Thewissen.JGM (eds).Encyclopedia of Marinr Mamals 2 nd ed Amesterdam.
602 – 608.
Wallace, CC., G. Pauly., BW. Hoeksema., DR. Bellwood., PA. Hutching., PH. Barber
., M. Erdmann. and J. Wolstenholme. 2003. Nature and origins of unique high
diversity reef faunas in the Bay of Tomini, Central Sulawesi : The ultimate “
Center of diversity. Proc. 9th Int. Coral Reef symp. 1 : 185-192.
Wallace, CC., BJ. Done. and PR. Muur. 2012 Revision and catalogue of world wide
Staghorn corals Acropora and Isopora (Scleratinea : Acroporidae) in the Museum
of tropical Quensland. Memoirs of the Queensland Museum, Nature. 255p
Wallace, CC. and J.Wolstenholme, 1993. Revision of the Coral Genus Acropora
(Sclerectinia : Astrocoeniina : Acrporidae) in Indonesia. Zoo J. Linneau. Soc
199-334
Well, JW. 1956. Scleractinian. In RC Moore (ed) : Treatise on Invertebrate
paleontology F. Coelenterata, Geol. Soc. Am. Kansas Press. 328 -440.
Werner, TB. and GR. Allen. 2000. A rapid marine biodiversity assessment of the
Calamianes Islands, Palawan Province. Philiphine. RAP. Bull. Biol. Ass. 17 CI.
Washington,DC.
Wilson, B. 2002. A handbook to Australian seashells. On seashore East to West and
North to South. Publ. L.Egerton, Australia. I85.
Woodruff, DS. 2002. Evolution of Living Fossil, Paradox of the Coelacanth. Proc.
Aquamarine Symposium, The Coelacanth, Fathom the Mystery. Fukushima
Japan. 5-7.
Yuwono, E. 2005. Kebutuhan nutrisi crustacean dan potensi cacing lur (Nereis,
Polychaeta) untuk pakan udang. J. pembangunan pedesaan. V (1) : 42 – 49.
Zea, S., FJP. Parra., A. Martinez. and C. Duque. 1999. Production of bioactive
furanoseesterterpen teronic acid as possible internal chemical defence
mechanism in the sponge Ircinia felix (Porifera : Demospongiae). Memoir of
Queensland Museum. 44: 687-696.

418
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

419

Anda mungkin juga menyukai