POHON ENDEMIK
KALIMANTAN
Kade Sidiyasa
Samboja, 2015
Kade Sidiyasa | i
JENIS-JENIS POHON ENDEMIK KALIMANTAN
ISBN : 978-602-17988-8-1
Penanggung Jawab :
Ahmad Gadang Pamungkas, S.Hut., M.Si.
(Kepala Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam)
Redaktur :
Ir. IGN. Oka Suparta
(Kepala Seksi Data, Informasi dan Sarana Penelitian)
Editor :
Prof. Dr. M. Bismark
Sekretariat Redaksi :
Hari Hadiwibowo, S.Psi, M.T.
Eka Purnamawati, S.Hut.
Deny Adi Putra, S.Hut.
Desain Grafis :
Agustina Dwi Setyowati, S.Sn
Diterbitkan oleh :
Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam
Jl. Soekarno Hatta Km. 38 Samboja PO BOX 578, Balikpapan, Kalimantan Timur 76112
Telepon: (0542) 7217663 Fax: (0542) 7217665
E-mail: bpt.ksda@forda-mof.org; Website: www.balitek-ksda.or.id
Buku yang menyajikan daftar jenis-jenis pohon endemik Kalimantan ini disusun
atas dorongan dan dukungan dari banyak pihak, baik dari kalangan mahasiswa, peneliti,
para penentu dan pengambil kebijakan serta para praktisi kehutanan yang umumnya
banyak berkecimpung di lapangan. Mereka sadar bahwa dalam melaksanakan tugas
rutin yang menjadi beban kerjanya menuntut ketersediaan informasi yang lebih akurat,
valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Tingkat degradasi hutan dan lahan hutan yang tinggi merupakan menyebab
hilangnya banyak sumberdaya hayati dari muka bumi ini. Hal ini telah disadari dengan
baik bahwa yang terjadi ini dapat merugikan kita semua karena berakibat pada
hilangnya banyak sumberdaya hayati dan informasi yang hingga saat ini masih belum
terungkap. Dalam hubungannya dengan konservasi, data yang walaupun masih berupa
daftar (check list) ini, tetap akan merupakan sumber informasi yang penting mengingat
semua data tersebut bersumber dari buku-buku Flora dan hasil-hasil revisi (penelitian
botani) yang telah dipublikasi pada jurnal-jurnal ilmiah bertaraf internasional.
Semoga buku ini bersifat memberikan informasi dasar sesuai yang diharapkan
oleh para mahasiswa, pengambil kebijakan, peneliti, dan praktisi lainnya yang
berkecimpung di bidang kehutanan, biologi, tumbuhan dan ilmu-ilmu lain yang
merupakan turunannya. Selain itu, dengan disusunnya buku “Jenis-jenis Pohon Endemik
Kalimantan” diharapkan semua pihak mengetahui bahwa di Kalimantan banyak terdapat
jenis-jenis pohon yang bersifat endemik dan perlu dilindungi agar tidak menjadi punah.
Semoga buku ini bermanfaat adanya.
Penulis
Telah banyak buku-buku tentang flora yang dipublikasi walaupun penulis dan
penerbitnya sebagian besar dilakukan oleh peneliti atau pihak asing. Namun demikian,
hal ini tetap penting karena juga mengungkap potensi dan informasi ilmiah tentang
kekayaan alam hayati yang terdapat di bumi Indonesia tercinta ini. Tanpa keterlibatan
pihak atau peneliti asing tersebut maka sulit bagi kita untuk mampu melakukannya
sendiri. Perlu kita ketahui bahwa hingga saat ini potensi dan keterbatasan akan
sumberdaya manusia yang tertarik dan mampu untuk bekerja (dalam hal ini) di bidang
taksonomi tumbuhan sangat sedikit.
Berkaitan dengan masalah tersebut maka perlu dicari jalan keluarnya, perlu
dipikirkan bagaimana kita membuat agar ilmu yang berkaitan dengan tumbuhan,
khususnya taksonomi tumbuhan Itu menjadi menarik dan diminati oleh banyak orang.
Masalah kesulitan dalam identifikasi memang dirasa berat, dan hal ini sangat diperlukan
dalam kegiatan inventarisari keanekaragaman sumberdaya hayati, khususnya flora yang
kita miliki, namun jika hal tersebut dilakukan secara beramai-ramai maka pekerjaannya
akan menjadi ringan.
Perlu juga diingat bahwa Indonesia sangat kaya akan jenis tumbuhan. Untuk jenis
tumbuhan berbunga (spermatophyta) saja, diperkirakan terdapat 25.000-30.000 jenis
yang tersebar di berbagai tipe habitat di sedikitnya 17.000 pulau besar maupun kecil,
mulai dari tepi pantai hingga puncak-puncak gunung yang menjulang hingga
ketinggian 5.000 m di atas permukaan laut. Di Kalimantan sendiri diperkirakan terdapat
Kade Sidiyasa | v
10.000-12.000. Khusus untuk pohon yang jumlahnya sekitar 4.000 jenis, T.C. Whitmore
(Oxford University) bersama para peneliti di Kelompok Peneliti Botani Pusat Penelitian
dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi Bogor mencatat sebanyak 2.676 jenis
terdapat di Kalimantan. Sumber lain juga menyebutkan bahwa dari jumlah tersebut
baru sekitar 400 jenis yang sudah dikenal secara ekonomi, termasuk 260 jenis yang
sudah digolongkan ke dalam kelompok kayu perdagangan. Dengan demikian maka
sangat jelas bahwa masih banyak jenis pohon yang perlu diidentifikasi, diteliti dan
diambil langkah-langkah preventif (bila diperlukan) sebelum jenis-jenis tersebut punah.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Nur
Sumedi S.Pi, MP. dan Ahmad Gadang Pamungkas, S.Hut, M.Si (Kepala Balai Penelitian
Teknologi Konservasi Sumber Daya Alam) dan Ir. I G.N. Oka Suparta (Kepala Seksi Data,
Informasi dan Sarana Penelitian) yang telah memberi dukungan atas tersusun dan
terbitnya buku ini. Demikian pula ucapan terima kasih penulis tujukan kepada tim
Dewan Redaksi atas masukan, saran dan perbaikan-perbaikan yang diberikan. Kepada
tim Sekretariat Redaksi, Hari Hadiwibowo, S.Psi, M.T., Eka Purnamawati, S.Hut, Deny Adi
Putra, S.Hut. dan Desain Grafis Agustina Dwi Setyowati, S.Sn. penulis juga mengucapkan
terima kasih atas berbagai upaya yang telah dilakukan dalam mempersiapkan segala
sesuatu yang berkaitan dengan proses penyusunan hingga buku “Jenis-jenis Pohon
Endemik Kalimantan” ini bisa diterbitkan.
Terima kasih juga ditujukan kepada rekan-rekan peneliti, terutama Ir. Tajudin Edy
Komar, M.Sc., Dr. Ismayadi Samsoedin, Prof. Dr. M. Bismark dan Prof. Dr. Abdullah Syarief
Muhktar (Pulitbang Konservasi dan Rehabilitasi, Bogor) atas dukungannya yang
senantiasa membangkitkan semangat kerja bagi penulis.
Beberapa nama famili dan genus dalam naskah awal yang ditulis oleh Dr. Kade
Sidiyasa masih menggunakan penamaan konvensional dan sebagian besar sumber
pustaka yang digunakan juga terbit sebelum revisi penamaan oleh Angiosperm
Phylogenic Group (APG) pada tahun 2009 atau yang dikenal dengan APG III. Beberapa
peneliti lain dalam publikasinya juga masih menggunakan sistem konvensional atau
menggunakan nama lama dan baru secara bersamaan. Hal ini dapat diterima
dikarenakan penamaan seperti itu tidak dianggap salah, namun terkesan tidak aktual.
Penyesuaian penamaan ini dilakukan pada saat proses review oleh para editor dan
perbaikan ejaan dan aksara oleh sekretariat redaksi. Namun pada saat proses tersebut
berlangsung, Dr. Kade Sidiyasa telah terlebih dahulu dipanggil oleh Yang Maha Kuasa,
sehingga tidak sempat melihat hasil perbaikan yang telah dilakukan. Hal ini sempat
menimbulkan ketidaknyamanan bagi kami, penerbit, karena ada proses yang menjadi
terlewatkan, yaitu diskusi dan persetujuan langsung dari penulis. Namun kami yakin,
sebagaimana biasanya, Dr. Kade Sidiyasa adalah orang yang terbuka terhadap
perkembangan pengetahuan dan selalu mendorong para peneliti di bawahnya untuk
seperti dirinya, mencari informasi terkini yang bisa didapatkan, walaupun proses
pencarian di berbagai jurnal dan buku ini juga sering dikeluhkan beliau karena
terbatasnya akses kepada jurnal-jurnal ilmiah international dan buku-buku terkini.
Penyesuaian nama famili dan genus kami lakukan sesuai dengan tata nama
tumbuhan terkini yang telah dipublikasikan oleh Angiosperm Phylogenic Group (2009)
dan Van Balgooy (2010) khusus untuk tumbuhan di wilayah Malesiana. Penyesuaian ini
diharapkan akan meningkatkan kekinian dari karya beliau dan dapat dipergunakan lebih
luas baik untuk peneliti, mahasiswa dan praktisi botani khususnya yang tertarik dengan
keragaman pohon endemik di pulau Kalimantan.
Nama terkini kami cantumkan terlebih dahulu dan diikuti nama atau nama-nama
lama dalam tanda kurung. Mengikuti Van Balgooy (2010), untuk famili yang tidak seluruh
terpecah atau tergabung dalam family baru atau yang lainnnya diberi tanda pp. Sebagai
contoh:
- Malvaceae (Bombacaceae, Sterculiaceae, Tiliaceae)
- Putranjivaceae (Euphorbiaceae pp)
- Magnolia sabahensis Dandy ex Noot. (Manglietia)
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................................... iii
KATA SAMBUTAN ............................................................................................................................................ v
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................................................................ vii
CATATAN PENERBIT ........................................................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................................................... ix
PENDAHULUAN ................................................................................................................................................ 1
PENGERTIAN TENTANG ENDEMIK ............................................................................................................ 3
MATERI ............................................................................................................................................................ 4
TEKNIK PENYAJIAN .......................................................................................................................................... 8
DAFTAR JENIS POHON ENDEMIK KALIMANTAN ................................................................................ 11
ACHARIACEAE (FLACOURTIACEAE pp) ............................................................................................ 11
ANACARDIACEAE....................................................................................................................................... 12
ANISOPHYLLEACEAE (RHIZOPHORACEAE pp) ............................................................................. 15
ANNONACEAE ............................................................................................................................................. 15
APOCYNACEAE............................................................................................................................................ 16
ARAUCARIACEAE........................................................................................................................................ 16
BIGNONIACEAE............................................................................................................................................ 17
BURSERACEAE.............................................................................................................................................. 17
CALOPHYLLACEAE (GUTIFERAE pp).................................................................................................. 19
CAPRIFOLIACEAE........................................................................................................................................ 21
CASUARINACEAE........................................................................................................................................ 21
CELASTRACEAE ........................................................................................................................................... 22
Kade Sidiyasa | ix
CHRYSOBALANACEAE.............................................................................................................................. 23
CLETHRACEAE.............................................................................................................................................. 23
COMBRETACEAE......................................................................................................................................... 24
COMPOSITAE................................................................................................................................................ 24
CONNARACEAE........................................................................................................................................... 24
CONVOLVULACEAE................................................................................................................................... 24
CORNACEAE (ALANGIACEAE)............................................................................................................... 24
CRYPTERONIACEAE ................................................................................................................................... 25
CUNONIACEAE ............................................................................................................................................ 25
DAPHNIPHYLLACEAE................................................................................................................................ 25
DILLENIACEAE.............................................................................................................................................. 26
DIPTEROCARPACEAE ................................................................................................................................ 26
EBENACEAE................................................................................................................................................... 40
ELAEOCARPACEAE..................................................................................................................................... 43
ERYTHROXYLACEAE.................................................................................................................................. 46
EUPHORBIACEAE ........................................................................................................................................ 46
FAGACEAE ..................................................................................................................................................... 51
GUTTIFERAE .................................................................................................................................................. 54
ICACINACEAE ............................................................................................................................................... 55
JUGLANDACEAE ......................................................................................................................................... 56
LAMIACEAE (VERBENACEAE pp) ......................................................................................................... 56
LAURACEAE................................................................................................................................................... 59
LECYTHIDACEAE......................................................................................................................................... 62
LEGUMINOSAE............................................................................................................................................. 62
LOGANIACEAE ............................................................................................................................................. 64
LYTHRACEAE ................................................................................................................................................ 65
MAGNOLIACEAE......................................................................................................................................... 65
MALVACEAE (BOMBACACEAE, STERCULIACEAE, TILIACEAE)................................................ 65
MELASTOMATACEAE................................................................................................................................ 71
MELIACEAE.................................................................................................................................................... 72
MORACEAE.................................................................................................................................................... 74
MYRISTICACEAE .......................................................................................................................................... 78
Kade Sidiyasa | xi
xii | Jenis-jenis Pohon Endemik Kalimantan
PENDAHULUAN
Kade Sidiyasa | 1
terhadap jenis-jenis hayati yang bersifat endemik. Contoh beberapa jenis pohon
endemik untuk Kalimantan dengan ancaman tinggi akibat dari eksploitasi yang
cenderung berlebihan antara lain Agathis kinabaluensis de Laub. dan A. lenticula de Laub.
yang hanya terdapat di sekitar Gunung Kinabalu (Sabah), Dipterocarpus glabrigemmatus
P.S. Ashton (Sarawak dan Kalimantan Timur), Shorea alutacea P.S. Ashton (hanya di
bagian barat Sarawak) dan lain-lain. Semua jenis pohon tersebut dikenal memiliki kayu
yang bernilai komersial tinggi.
Perlu disadari bahwa di banyak negara yang sedang berkembang seperti Indonesia,
keanekaragaman hayati memegang peran penting bagi kehidupan masyarakatnya yaitu
dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, politik serta lingkungan hidup itu sendiri. Masih
banyak penduduk Indonesia, terutama yang bermukim di sekitar hutan, kehidupannya
ditopang langsung oleh keberadaan sumberdaya alam hayati, baik flora maupun fauna.
Kehadiran keanekaragaman hayati (khususnya flora) juga diperlukan dalam menunjang
penyediaan bahan baku bagunan, sumber pangan, obat-obatan, bahan bakar nabati,
sumber pakan ternak dan sumberdaya genetik.
Berkaitan dengan banyaknya jenis sumberdaya alam hayati yang bersifat endemik
di Kalimantan, di lain pihak eksplorasi dan perusakan habitatnya yang semakin tidak
terkendali dapat dipastikan bahwa tingkat ancaman kelangkaan dan kepunahan jenis-
jenis tersebut di waktu mendatang akan semakin tinggi. Buku ini meyajikan daftar jenis-
jenis sumberdaya alam hati berupa pohon yang terdapat di Kalimantan, yang hingga
saat ini belum tersedia secara khusus. Diharapkan agar informasi yang disajikan dapat
dijadikan dasar atau informasi awal dalam melakukan berbagai bentuk kegiatan
penelitian, pemanfaatan, konservasi dan pengambilan kebijakan lainnya.
Daerah tertentu untuk istilah endemik dapat berarti satu pulau atau kepulauan,
pembagian wilayah administrasi pemerintahan, satu negara, bahkan satu pembagian
wilayah sebaran sumber hayati yang meliputi beberapa negara. Sebagai contoh, Ashton
(1982) menyebutkan bahwa Dryobalanops adalah marga tumbuhan yang endemik
untuk Malesiana, yang mana diketahui bahwa Malesiana tersebut merupakan satu
wilayah yang meliputi beberapa negara yakni Thailand bagian selatan, Malaysia,
Indonesia, Filipina, Timor Leste dan Papua New Guinea (Steenis, 1950). Contoh lain,
Gonystylus glaucescens endemik untuk Kalimantan (hanya terdapat di Kalimantan Timur)
(Airy Shaw, 1972; Sidiyasa et al., 2010), Coelostegia montana endemik untuk Borneo
(terdapat di Sarawak, Sabah dan Kalimantan Timur) (Sidiyasa, 2001; Nadiah dan
Soepadmo, 2011); dan lain-lain.
Kade Sidiyasa | 3
MATERI
Buku ini memuat daftar jenis tumbuhan yang berupa pohon yang berdiameter
batang 10 cm atau lebih, dan bersifat endemik untuk Kalimantan. Namun demikian,
untuk menghindari kesalahan dan kehilangan informasi maka jenis-jenis pohon yang
berdiameter batang sekitar 6 cm dan tinggi 6 m juga dimasukkan. Hal ini penting
mengingat pohon-pohon tersebut sangat mungkin bisa tumbuh menjadipohon yang
lebih besar, yakni mencapai diameter batang minimal 10 cm.
Data jenis pohon yang disajikan bersumber dari buku-buku flora dan jurnal
penelitian taksonomi tumbuhan terutama Flora Malesiana, Blumea, Kew Bulletin, Tree
Flora of Sabah and Sarawak, Manual of the Larger and More Important Non Dipterocarp
Trees of Central Kalimantan, Manual of Dipterocarps for Foresters: Borneo Island Medium
and Heavy Hardwoods, Tree Flora Check List for Kalimantan, Manual of the Larger and
More Important Non Dipterocarp Trees of Central Kalimantan, Pedoman Identifikasi
Pohon-Pohon Dipterocarpaceae Pulau Kalimantan Reinwardtia dan Journal Arnold
Arboretum. Dalam penyajiannya, sumber acuan tersebut dicantumkan dalam bentuk
pustaka sebagaimana biasa berlaku dalam buku-buku flora dan buku-buku/jurnal botani
lainnya.
Sebanyak 1.433 jenis pohon yang terdaftar dalam buku ini. Jumlah tersebut
termasuk dalam 218 marga dan 65 suku. Untuk takson yang berada di bawah tingkat
jenis (anak jenis atau sub species dan forma) masing-masing berjumlah 121 anak jenis
Kade Sidiyasa | 5
31 Juglandaceae 1 4
32 Lauraceae 8 46
33 Lecythidaceae 2 8 2
34 Leguminosae 11 25 2
35 Loganiaceae 1 11
36 Lythraceae 1 2
37 Magnoliaceae 2 8 1
38 Malvaceae 1 1
39 Melastomataceae 1 9
40 Meliaceae 6 32 3
41 Moraceae 2 50 3
42 Myristicaceae 5 80 19 1
43 Myrtaceae 5 123 15
44 Ochnaceae 1 1
45 Oleaceae 2 2
46 Oxalidaceae 1 4
47 Pittosporaceae 1 2
48 Podocarpaceae 4 13
49 Polygalaceae 1 41 1
50 Proteaceae 1 3
51 Rhizophoraceae 3 10
52 Rosaceae 1 6
53 Rubiaceae 4 4 1
54 Rutaceae 6 13
55 Sapindaceae 11 23 6 2
56 Sapotaceae 7 52
57 Scyphotegiaceae 1 1
58 Simaroubaceae 1 1 1
59 Staphyleaceae 1 5 1
60 Sterculiaceae 5 13
61 Symplocaceae 1 16
62 Theaceae 2 22 2
63 Thymelaeaceae 3 21
64 Tiliaceae 5 43 1
65 Verbenaceae 5 30
Jumlah 218 1.433 121 3
Suku Dipterocarpaceae tercatat memiliki jumlah jenis endemik paling banyak, yakni
171 jenis, kemudian diikuti oleh Euphorbiaceae (147 jenis), Myrtaceae (123 jenis)
Myristicaceae (80 jenis), Guttiferae (55 Jenis), Ebenaceae (51 jenis) dan seterusnya hingga
beberapa suku yang jenis endemiknya hanya satu, antara lain Anisophileaceae,
Kade Sidiyasa | 7
TEKNIK PENYAJIAN
Agar buku ini dapat dibaca dan digunakan dengan mudah, efektif dan efisien oleh
banyak kalangan masyarakat maka dalam penyertaan atau penulisan data yang
dilingkupi untuk setiap jenis pohon disusun secara konsisten, yakni nama suku, marga
dan jenis (termasuk anak jenis dan forma), daerah persebaran, habitat dan ekologi, serta
buku pustaka yang dijadikan bahan acuan. Secara rinci, setiap data yang disertakan
diuraikan sebagai berikut.
Nama suku, marga dan jenis tumbuhan disusun secara alfabetik. Nama suku hanya
ditulis satu kali pada awal dari marga dan jenis yang termasuk dalam suku yang
bersangkutan, sedangkan nama jenis (yang terdiri atas nama marga dan penunjuk jenis)
dan anak jenis (apabila ada) ditulis secara lengkap pada setiap penyebutannya dalam
daftar. Hanya nama ilmiah yang saat ini berlaku (baku) yang dicantumkan, kecuali ada
nama lain yang juga sangat sering digunakan, maka dicantumkan sebagai “sinonim”.
Untuk kelengkapan nama ilmiah maka setiap nama jenis dilengkapi dengan nama orang
pemberi nama jenis hayati (author) yang bersangkutan. Selain itu setiap jenis yang
terdaftar tersebut dilengkapi pula dengan daerah persebaran, habitat, dan ekologinya.
Persebaran suatu jenis mengacu pada teknik penyajian seperti yang dilakukan oleh
Whitmore et al. (1989-1990) dalam bukunya Tree Flora of Indonesia, Check List For
Kalimantan atau oleh Newman et al., 1998 dan 1999) dalam buku Manual of Dipterocarps
for Foresters dan Pedoman Identifikasi Pohon-Pohon Dipterocarpaceae Pulau Kalimantan,
yakni dengan menyebutkan di wilayah (provinsi atau district) mana saja jenis pohon
tersebut dijumpai. Misal: Sarawak, jika hanya terdapat di Sarawak; Kalimantan Barat,
Habitat dan ekologi setiap jenis hanya meliputi kondisi yang bersifat umum,
contoh: hutan lahan pamah, hutan Dipterocarpaceae campuran, vegetasi tepi pantai,
hutan rawa gambut, hutan pegunungan dan lain-lain. Demikian pula letak ketinggian
tempat di atas permukaan laut juga disebutkan secara sangat umum, misal: hutan
pegunungan hingga ketinggian 1.800 m dpl. dan seterusnya. Bagi jenis-jenis yang data
habitat dan ekologinya tidak tersedia pada buku acuan (pustaka) yang dipakai maka data
tersebut tidak dicantumkan dalam buku.
Penyertaan buku acuan mengikuti sistem yang umum dipakai dalam penulisan
buku-buku flora maupun jurnal ilmiah bidang botani dan taksonomi tumbuhan. Selain
itu, hanya buku-buku yang paling mutakhir yang dijadikan bahan acuan. Khusus bagi
pustaka yang penulisannya menggunakan singkatan atau akronim maka dijelaskan
sebagai berikut:
Kade Sidiyasa | 9
- Bull. Bot. Surv. India: Bulletin of the Botanical Survey of India.
- Bull. Jard. Bot. Buitenz.: Bulletin du Jardin Botanique de Buitenzorg.
- CLK: Tree Flora of Kalimantan. Check List for Kalimantan.
- Gard. Bull. Sing.: The Gardens’ Bulletin Singapore.
- FM: Flora Malesiana Seri I (tumbuhan berbiji). Flora Malesiana Foundation.
- For. Res. Inst. Indon.: Forest Research Institute of Indonesia.
- J. Adel. Bot. Gdn.: Journal of the Adelaide Botanic Gardens.
- Kew Bull.: Kew Bulletin.
- Kew Bull. Add.: Kew Bulletin Additional Series.
- MDF-BMHH: Manual of Dipterocarps for Foresters. Borneo Island Medium and Heavy
Hardwoods.
- MLMI-NDTCK: Manual of the Larger and More Important Non Dipterocarp Trees of
Central Kalimantan, Indonesia.
- MNDTS: Manual of the Non-Dipterocarp Trees of Sarawak.
- Notizbl. Berlin : Notizblatt des Botanischen Gartens und Museum zu Berlin.
- Opera Bot. : Opera Botanica.
- Pedoman Ident. Dipt. Kal. : Pedoman Identifikasi Pohon-Pohon Dipterocarpaceae
Pulau Kalimantan.
- Pengumuman LPH Bog. : Pengumuman Lembaga Penelitian Hutan Bogor.
- Reinw. : Reinwardtia.
- TFSS : Tree Flora of Sabah and Sarawak.
Daftar pustaka yang di tempatkan pada halaman terakhir dari buku ini
menyertakan khusus bagi buku-buku, jurnal ataupun publikasi dalam bentuk lain yang
dijadikan bahan acuan. Dengan kata lain, bahan acuan tersebut tidak secara khusus
menyangkut taksonomi tumbuhan.
Agar mampu memberi informasi dan manfaat yang lebih efektif, efisien dan mudah
dalam membantu mengenal marga atau jenis pohon yang dimaksud, maka beberapa
foto atau gambar tentang jenis pohon yang terdaftar juga disertakan di bagian belakang
buku ini.
Kade Sidiyasa | 11
Ryparosa hirsuta J.J. Smith Gluta sabahana Ding Hou
Persebaran: Borneo. Persebaran: Sabah, Kalimantan.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
tengah hingga ketinggian 1.200 m. kadang-kadang di daerah rawa.
Pustaka: FM I,5 (1954) 44; Ashton, Trees of Pustaka: FM I,8 (1978) 455; MLMI-NDTCK 1
Sarawak 2 (1988) 277; MLMI-NDTCK 1 (1997) (1997) 24.
266.
Gluta speciosa (Ridl.) Ding Hou
Ryparosa kostermansii Sleum. Persebaran: Borneo.
Persebaran: Borneo. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah termasuk daerah rawa.
hingga ketinggian 700 m. Pustaka: FM I,8 (1978) 450; MLMI-NDTCK 1
Pustaka: FM I,5 (1954) 46; Ashton, Trees of (1997) 24.
Sarawak 2 (1988) 279; MLMI-NDTCK 1 (1997)
267. Mangifera casturi Kosterm.
Persebaran: Kalimantan (kecuali Kalimantan
Barat).
ANACARDIACEAE Habitat dan ekologi: Banyak ditanam di
lahan masyarakat.
Drimycarpus maximus Kochummen Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 29.
Persebaran: Sarawak.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Mangifera khoonmengiana Kochummen
Pustaka: TFSS 2 (1996) 22; MLMI-NDTCK 1 Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.
(1997) 21. Habitat dan ekologi: Daerah rawa.
Pustaka: TFSS 2 (1996) 40.
Gluta laxiflora Ridl.
Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Mangifera microphylla Griff. ex Hook.f.
Kalimantan. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Tengah.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 33.
Pustaka: TFSS 2 (1996) 26; MLMI-NDTCK 1
(1997) 23. Mangifera pajang Kosterm.
Persebaran: Borneo.
Gluta oba (Merr.) Ding Hou Habitat dan ekologi Hutan lahan pamah,
Persebaran: Borneo. termasuk daerah rawa.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Pustaka: FM I,8 (1978) 436; MLMI-NDTCK 1
Pustaka: FM I,8 (1978) 454; TFSS 2 (1996) 27; (1997) 33.
MLMI-NDTCK 1 (1997) 23.
Melanochyla axillaris Ridl.
Gluta rugulosa Ding Hou Persebaran: Sarawak, Kalimantan Tengah.
Persebaran: Borneo. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah, hingga ketinggian 450 m.
termasuk hutan kerangas. Pustaka: FM I,8 (1978) 495; MLMI-NDTCK 1
Pustaka: FM I,8 (1978) 452; MLMI-NDTCK 1 (1997) 37.
(1997) 24.
Kade Sidiyasa | 13
Semecarpus angustifolius Kochummen Semecarpus lineatus Kochummen
Persebaran: Sabah. Persebaran: Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Habitat dan ekologi: Lahan berbukit, pada
Pustaka: TFSS 2 (1996) 75. ketinggian 700 m.
Pustaka: TFSS 2 (1996) 81.
Semecarpus borneensis Merr.
Persebaran: Sabah. Semecarpus minutipetalus Kochummen
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Persebaran: Sarawak.
hingga ketinggian 1.500 m. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: FM I,8 (1978) 507; TFSS 2 (1996) 75. Pustaka: TFSS 2 (1996) 82.
Kade Sidiyasa | 15
Phaeanthus impressinervius Merr. Kopsia rajangensis D.J. Middleton
Persebaran: Sabah. Persebaran: Sarawak.
Pustaka: Blumea 45 (2000) 220. Habitat dan ekologi: Hutan primer dan
sekunder pada ketinggian hingga 300 m.
Phaeanthus splendens Miqr. Pustaka: FM I,18 (2007) 253.
Persebaran: Borneo.
Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 68. Kopsia tenuis Leenh. & Steenis
Persebaran: Sarawak.
Phaeanthus tephrocarpus Merr. Habitat dan ekologi: Hutan
Persebaran: Sabah. Dipterocarpaceae campuran, pada tanah liat
Pustaka: Blumea 45 (2000) 226. berpasir dengan ketinggian 20-735 m.
Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988)
Polyalthia xanthopetala Merr. 39; FM I,18 (2007) 258.
Persebaran: Borneo.
Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 70. Tabernaemontana antheonycta
Leeuwenberg
Xylopia coriifolia Ridl. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam,
Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan Sabah.
Tengah. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Habitat dan ekologi: Hutan rawa gambut. pada ketinggian hingga 250 m.
Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 75. Pustaka: Leeuwenberg (1991) 117; FM I,18
(2007) 373.
Kade Sidiyasa | 17
Haplolobus inaequifolius Kochummen Santiria kalkmaniana Kochummen
Persebaran: Sarawak. Persebaran: Sarawak, Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: TFSS 1 (1995) 79. Pustaka: TFSS 1 (1995) 89.
Kade Sidiyasa | 19
Calophyllum havilandii P.F. Stevens Calophyllum teysmannii Miq. var.
Persebaran: Borneo. bursiculum P.F. Stevens
Habitat dan ekologi: Hutan rawa gambut Persebaran: Sarawak.
hingga ketinggian 760 m. Habitat dan ekologi: Hutan kerangas hingga
Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 450. ketinggian 1.200 m.
Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 436.
Calophyllum mukunense P.F. Stevens
Persebaran: Kalimantan. Calophyllum woodii P.F. Stevens
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Persebaran: Borneo.
Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 490. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
kadang-kadang di daerah rawa.
Calophyllum praetermissum P.F. Stevens Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 378.
Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Daerah rawa. Mammea acuminata (Kosterm.) Kosterm.
Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 427. Persebaran: Sarawak.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Calophyllum pyriforme P.F. Stevens Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988)
Persebaran: Borneo. 185.
Habitat dan ekologi: Vegetasi rawa di daerah
monsoon dan daerah tepi sungai. Mammea woodii Kosterm.
Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 402. Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei
Darussalam .
Calophyllum recurvatum P.F. Stevens Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Persebaran: Borneo. hingga ketinggian 1.000 m.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 187;
hingga ketinggian 690 m. Pustaka: Kosterm., Comm. FRI Bogor 72
Pustaka: J. Arn. Arb. 61 (1980) 657. (1961) 15.
Kade Sidiyasa | 21
CELASTRACEAE Lophopetalum sessilifolium Ridl.
Persebaran: Sarawak.
Kokoona leucoclada Kochummen Habitat dan ekologi: Vegetasi tepi sungai
Persebaran: Sabah. dan rawa gambut.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Pustaka: FM I,6 (1962) 265; TFSS 1 (1995)
Pustaka: TFSS 1 (1995) 125. 137.
CHRYSOBALANACEAE CLETHRACEAE
Kade Sidiyasa | 23
COMBRETACEAE CONVOLVULACEAE
Kade Sidiyasa | 25
DILLENIACEAE Dipterocarpus confertus Sloot.
Persebaran: Borneo, kecuali di bagian barat
Dillenia borneensis Hoogl. daya.
Persebaran: Borneo. Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang
Habitat dan ekologi: Hutan primer dan dan berbukit hingga ketinggian di bawah
sekunder. 800 m.
Pustaka: FM I,4 (1951) 166; MLMI-NDTCK 1 Pustaka: FM I,9 (1982) 315; MDF-BMHH
(1997)174. (1998) 82.
Kade Sidiyasa | 27
Dryobalanops beccarii Dyer. Dryobalanops rappa Becc.
Persebaran: Borneo, kecuali di bagian Persebaran: North Borneo, Kalimantan Barat.
barat daya. Habitat dan ekologi: Hutan
Habitat dan ekologi: Tanah berpasir di Dipterocarpaceae campuran di rawa
daerah perbukitan dekat pantai dengan gambut, pada ketinggian di bawah 200 m.
ketinggian di bawah 700 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 377; MDF-BMHH
Pustaka: FM I,9 (1982) 375; MDF-BMHH (1998) 137.
(1998) 131.
Hopea aequalis P.S. Ashton
Dryobalanops fusca Sloot. Persebaran: Sarawak, Sabah
Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Habitat dan ekologi: Hutan kerangas. (jarang)
Pustaka: FM I,9 (1982) 377; MDF-BMHH Pustaka: FM I,9 (1982) 409
(1998) 133.
Hopea altocollina P.S. Ashton
Dryobalanops keithii Sym. Persebaran: North Borneo.
Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan di
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah, pegunungan bawah, pada ketinggian 800-
di daerah bergelombang dan dekat aliran 1.000 m.
sungai. Pustaka: FM I,9 (1982) 409; MDF-BMHH
Pustaka: FM I,9 (1982) 373; MDF-BMHH (1998) 145.
(1998) 134.
Hopea andersonii P.S. Ashton ssp.
Dryobalanops lanceolata Burck andersonii
Persebaran: North Borneo, Kalimantan Timur Persebaran: Sarawak.
(Sangkulirang dan Kutai Barat). Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang daerah berbukit yang berbatu kapur
dengan bebatuan vokanik, pada ketinggian Pustaka: FM I,9 (1982) 425
hingga 700 m.
Pustaka: FM I,9 (1982) 374; MDF-BMHH Hopea basalticola P.S. Ashton
(1998) 135. Persebaran: Borneo
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Dryobalanops oblongifolia Dyer Pustaka: FM I,9 (1982) 426.
ssp. oblongifolia
Persebaran: Sarawak, Kalimantan (kecuali Hopea bullatifolia P.S. Ashton
Kalimantan Selatan). Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Derah lereng dengan Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
ketinggian di bawah 600 m. (jarang).
Pustaka: FM I,9 (1982) 373; MDF-BMHH Pustaka: FM I,9 (1982) 433.
(1998) 136.
Hopea centipeda P.S. Ashton
Persebaran: Sarawak, Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: FM I,9 (1982) 423.
Kade Sidiyasa | 29
Hopea wyatt-smithii Wood ex P.S. Ashton Shorea acuminatissima Sym.
Persebaran: Sarawak, Sabah. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam,
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Sabah.
Pustaka: FM I,9 (1982) 429. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
daerah lereng pada ketinggian di bawah
Parashorea macrophylla Wyatt-Smith ex 500 m.
P.S. Ahston Pustaka: FM I,9 (1982) 482; Pedoman Ident.
Persebaran: Kalimantan. Dipt. Kal. (1999) 238.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
daerah dekat sungai, hingga ketinggian Shorea acuta P.S. Ashton
600 m. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.
Pustaka: FM I,9 (1982) 382; Pedoman Ident. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
Dipt. Kal. (1999) 188. pada ketinggian di bawah 400 m.
Pustaka: FM I,9 (1982) 533; Pedoman Ident.
Parashorea parvifolia Wyatt-Smith ex P.S. Dipt. Kal. (1999) 239.
Ahston
Persebaran: North Borneo, Kalimantan
Shorea agamii P.S. Ashton ssp. agamii
Timur.
Persebaran: Sarawak, Sabah.
Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan dan
hutan pegunungan hingga ketinggian Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang
1.350 m. dan berbukit, pada ketinggian di bawah
Pustaka: FM I,9 (1982) 382; Pedoman Ident. 700 m.
Dipt. Kal. (1999) 190. Pustaka: FM I,9 (1982) 497; Pedoman Ident.
Dipt. Kal. (1999) 241.
Parashorea smythiesii Wyatt-Smith ex P.S.
Ahston Shorea agamii P.S. Ashton ssp. diminuta
Persebaran: North Borneo, Kalimantan P.S. Ashton
Timur. Persebaran: Sarawak, Kalimantan.
Habitat dan ekologi: Daerah lereng bagian Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang
bawah bukit, hingga ketinggian 1.000 m. dan berbukit, pada ketinggian di bawah
Pustaka: FM I,9 (1982) 387; Pedoman Ident. 700 m.
Dipt. Kal. (1999) 192. Pustaka: FM I,9 (1982) 497; Pedoman Ident.
Dipt. Kal. (1999) 242.
Parashorea tomentella (Sym.) Meijer
Persebaran: Sabah, bagian utara Kalimantan Shorea albida Sym.
Timur. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam,
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Kalimantan Barat.
dengan ketinggian di bawah 200 m. Habitat dan ekologi: Hutan kerangas dan
Pustaka: FM I,9 (1982) 385; Pedoman Ident. rawa gambut dengan ketinggian hingga
Dipt. Kal. (1999) 193. 1.200 m.
Pustaka: FM I,9 (1982) 499; Pedoman Ident.
Dipt. Kal. (1999) 242.
Kade Sidiyasa | 31
Shorea chaiana P.S. Ashton Shorea cuspidata P.S. Ashton
Persebaran: Sarawak. Persebaran: Sarawak bagian barat.
Habitat dan ekologi: Hutan Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Dipterocarpaceae campuran dengan dan kerangas, hingga ketinggian 500 m.
ketinggian di bawah 1.000 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 483; Pedoman Ident.
Pustaka: FM I,9 (1982) 477; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 273.
Dipt. Kal. (1999) 265.
Shorea dispar P.S. Ashton
Shorea collaris Sloot. Persebaran: Sarawak.
Persebaran: Sarawak, Kalimantan. Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah (jarang).
hingga ketinggian 500 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 502; Pedoman Ident.
Pustaka: FM I,9 (1982) 477; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 276.
Dipt. Kal. (1999) 265.
Shorea domatiosa P.S. Ashton
Shorea confusa P.S. Ashton Persebaran: North Borneo, Kalimantan Timur
Persebaran: Borneo, Kalimantan Timur. (Nunukan)
Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
dan berbukit dengan ketinggian di bawah dengan ketinggian di bawah 600 m.
650 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 460; MDF-BMHH
Pustaka: FM I,9 (1982) 497; Pedoman Ident. (1998) 173.
Dipt. Kal. (1999) 266.
Shorea elliptica Burck
Shorea cordata P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat.
Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Habitat dan ekologi: Tanah subur di atas hingga ketinggian 500 m.
batuan vulkanik (jarang). Pustaka: FM I,9 (1982) 500; Pedoman Ident.
Pustaka: FM I,9 (1982) 495; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 278.
Dipt. Kal. (1999) 267.
Shorea faguetioides P.S. Ashton
Shorea coriacea Burck Persebaran: Borneo, kecuali bagian selatan
Persebaran: Borneo. Kalimantan.
Habitat dan ekologi: Hutan kerangas dan Habitat dan ekologi: Daerah lereng dan
punggung bukit di bawah ketinggian
daerah pegunungan dengan ketinggian
700 m.
hingga 1.000 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 480; Pedoman Ident.
Pustaka: FM I,9 (1982) 509; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 282.
Dipt. Kal. (1999) 269.
Shorea falciferoides Foxw.
Shorea crassa P.S. Ashton ssp. glaucescens (Meijer) P.S. Ashton
Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Persebaran: Borneo, kecuali Kalimantan di
Kalimantan Barat dan Tengah. bagian barat dan selatan.
Habitat dan ekologi: daerah perbukitan dan Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
berbatu-batu, terutama di dekat pantai, hingga ketinggian 600 m.
pada ketinggian hingga 1.000 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 459; MDF-BMHH
Pustaka: FM I,9 (1982) 457; MDF-BMHH (1998) 178.
(1998) 172.
Kade Sidiyasa | 33
Shorea isoptera P.S. Ashton Shorea lunduensis P.S. Ashton
Persebaran: Sarawak, Sabah. Persebaran: Sarawak.
Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
dengan tanah berbatu kapur, pada hingga ketinggian 650 m.
ketinggian di bawah 600 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 458; MDF-BMHH
Pustaka: FM I,9 (1982) 468; MDF-BMHH (1998) 190.
(1998) 185; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999)
308. Shorea macrobalanos P.S. Ashton
Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur.
Shorea kudatensis Wood ex Meijer Habitat dan ekologi: Daerah bergelombang
Persebaran: Sabah. dan punggung bukit hingga ketinggian
Habitat dan ekologi: Hutan dataran rendah, 900 m.
terutama dekat pantai. Pustaka: FM I,9 (1982) 473; Pedoman Ident.
Pustaka: FM I,9 (1982) 483; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) 326.
Dipt. Kal. (1999) 311.
Shorea macrophylla (de Vriese) P.S.
Shorea ladiana P.S. Ashton Ashton
Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Persebaran: Sarawak, Kalimantan (kecuali
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Kalimantan Selatan).
dengan ketinggian hingga 300 m. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
Pustaka: FM I,9 (1982) 463; MDF-BMHH daerah tepi sungai dan lereng bukit, di
(1998) 186; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) bawah ketinggian 600 m.
313. Pustaka: FM I,9 (1982) 523; Pedoman Ident.
Dipt. Kal. (1999) 327.
Shorea laxa Sloot.
Persebaran: Sarawak bagian timur, Sabah, Shorea macroptera Dyer ssp. baillonii
Brunei Darussalam. (Heim) P.S. Ashton
Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat dan
dekat pantai dengan kandungan logam Tengah.
yang tinggi. Habitat dan ekologi: Lereng bukit hingga
Pustaka: FM I,9 (1982) 474; Pedoman Ident. ketinggian 600 m.
Dipt. Kal. (1999) 317. Pustaka: FM I,9 (1982) 532; Pedoman Ident.
Dipt. Kal. (1999) 328.
Shorea leptoderma Meijer
Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur Shorea macroptera Dyer
(Berau). ssp. macropterifolia P.S. Ashton
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Persebaran: North Borneo.
Pustaka: FM I,9 (1982) 450; MDF-BMHH Habitat dan ekologi: Lereng bukit pada
(1998) 189; Pedoman Ident. Dipt. Kal. (1999) ketinggian hingga 600 m.
320. Pustaka: FM I,9 (1982) 533; Pedoman Ident.
Dipt. Kal. (1999) 330.
Shorea longiflora (Brandis) Sym.
Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam,
Kalimantan Timur.
Habitat dan ekologi: Hutan rawa gambut,
daerah perbukitan hingga ketinggian 1.000 m.
Pustaka: FM I,9 (1982) 473; Pedoman Ident.
Dipt. Kal. (1999) 322.
Kade Sidiyasa | 35
Shorea parvistipulata Heim ssp. albifolia Shorea polyandra P.S. Ashton
P.S. Ashton Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan.
Persebaran: Borneo. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah;
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah daerah berbatu kapur dan vulkanik, hingga
yang tergenang secara berkala. ketinggian di bawah 600 m.
Pustaka: FM I,9 (1982) 509; Pedoman Ident. Pustaka: FM I,9 (1982) 470; Pedoman Ident.
Dipt. Kal. (1999) 359. Dipt. Kal. (1999) 370.
Shorea rubra P.S. Ashton Shorea splendida (de Vriese) P.S. Ashton
Persebaran: North Borneo. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat.
Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan Habitat dan ekologi: Tanah aluvial yang
hingga ketinggian 1.350 m. tergenang secara berkala.
Pustaka: FM I,9 (1982) 545; Pedoman Ident. Pustaka: FM I,9 (1982) 522; Pedoman Ident.
Dipt. Kal. (1999) 381. Dipt. Kal. (1999) 394.
Kade Sidiyasa | 37
Shorea symingtonii Wood Vatica albiramis Sloot.
Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur Persebaran: Sarawak, Sabah.
(Berau). Habitat dan ekologi: Daerah perbukitan
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah hingga ketinggian 1.400 m.
hingga ketinggian di bawah 250 m. Pustaka: FM I,9 (1982) 355.
Pustaka: FM I,9 (1982) 495; Pedoman Ident.
Dipt. Kal. (1999) 398. Vatica badiifolia P.S. Ashton
Persebaran: Borneo.
Shorea tenuiramulosa P.S. Ashton Habitat dan ekologi: Daerah pantai.
Persebaran: Sarawak (bagian barat), Sabah Pustaka: FM I,9 (1982) 367.
(bagian timur).
Habitat dan ekologi: Punggung bukit, Vatica borneensis Burck
daerah kering dan berbatu-batu dekat Persebaran: Sarawak, Brunei.
pantai serta daerah perbatasan dengan Habitat dan ekologi: Daerah pantai hingga
hutan kerangas. ketinggian 900 m.
Pustaka: FM I,9 (1982) 478; Pedoman Ident.
Pustaka: FM I,9 (1982) 363.
Dipt. Kal. (1999) 400.
Kade Sidiyasa | 39
Vatica pentandra P.S. Ashton Diospyros bintulensis Kosterm.
Persebaran: Kalimantan. Persebaran: Sarawak.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: FM I,9 (1982) 370. Pustaka: Blumea 23 (1977) 453.
Kade Sidiyasa | 41
Diospyros monticola Koterm. Diospyros penibukanensis Bakh.
Persebaran: Sabah. Persebaran: Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
tengah hingga ketinggian 1.300 m. tengah hingga ketinggian 1.300 m
Pustaka: Blumea 23 (1977) 463. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 (1936-
41) 124
Diospyros muricata Bakh.
Persebaran: Sarawak, Barat Kalimantan. Diospyros perfida Bakh.
Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 (1936- Persebaran: Borneo
41) 164. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
hingga ketinggian 400 m
Diospyros nemorosa Bakh. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 (1936-
Persebaran: Kalimantan Teangah. 41) 340; MLMI-NDTCK 1 (1997) 185
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 (1936- Diospyros pilosanthera Blanco ssp.
41) 305. elmeri (Merr.) Ng
Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan
Diospyros neurosepala Bakh. Tengah, Kalimantan Barat.
Persebaran: Sarawak. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 (1936- Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 185.
41) 181.
Diospyros piscicapa Ridl.
Diospyros nidus-avis Kosterm. Persebaran: Borneo.
Persebaran: Sarawak. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. hingga hutan pegunungan.
Pustaka: Blumea 23 (1977) 464. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 (1936-
41) 259.
Diospyros oligantha Merr.
Persebaran: Sabah. Diospyros plectosepala Hiern
Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 (1936- Persebaran: Sarawak.
41) 118. Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 (1936-
41) 106.
Diospyros orthioneura Diels
Persebaran: Borneo. Diospyros poiensis Bakh.
Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 (1936- Persebaran: Sarawak.
41) 47. Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan.
Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 (1936-
Diospyros paraoesi Bakh. 41) 111.
Persebaran: Kalimantan Timur.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Diospyros pulchrinervia Kosterm.
Pustaka: Bull. Jard. Bot. Buitenz. 3, 15 (1936- Persebaran: Kalimantan Timur.
41) 108. Pustaka: Blumea 23 (1977) 466.
Kade Sidiyasa | 43
Elaeocarpus canipes Knuth Elaeocarpus dallasensis Knuth
Persebaran: Sabah, Kalimantan. Persebaran: Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Pustaka: CLK 1 (1989) 102.
hingga hutan pegunungan.
Pustaka: CLK 1 (1989) 101. Elaeocarpus dolichobotrys Merr.
Persebaran: Sarawak, Sabah.
Elaeocarpus chrysophyllus Merr. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, hingga hutan pegunungan.
Kalimantan Timur. Pustaka: CLK 1 (1989) 102.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
hingga hutan pegunungan. Elaeocarpus euneurus Ridl.
Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 191. Persebaran: Sarawak, Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Elaeocarpus clementis Merr. Pustaka: CLK 1 (1989) 102.
ssp. borneensis (Ridl.) Coode
Persebaran: Sarawak, Sabah. Elaeocarpus ferrugineus Ng ssp.
Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 191. elliptifolius (Merr.) Coode
Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei
Elaeocarpus clementis Merr. Darussalam, Kalimantan Timur.
ssp. kostermansii (Ridl.) Coode Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Persebaran: Kalimantan Barat, Kalimantan hingga hutan pegunungan tengah.
Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 192.
Timur.
Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 191.
Elaeocarpus fulrotomentosus Knuth
Persebaran: Sabah, Kalimantan.
Elaeocarpus congestifolius Knuth Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan.
Persebaran: Sarawak, Sabah. Pustaka: CLK 1 (1989) 102.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan.
hingga ketinggian 3.300 m. Elaeocarpus glaberrimus Knuth
Pustaka: CLK 1 (1989) 101. Persebaran: Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan.
Elaeocarpus conoideus Knuth Pustaka: CLK 1 (1989) 103.
Persebaran: Sarawak, Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Elaeocarpus gustaniifolius Knuth
hingga ketinggian 2.400 m. Persebaran: Borneo.
Pustaka: CLK 1 (1989) 101. Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
hingga ketinggian 1.500 m.
Elaeocarpus cornesi Weibel Pustaka: CLK 1 (1989) 103.
Persebaran: Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan. Elaeocarpus hallierii Weibel
Pustaka: CLK 1 (1989) 101. Persebaran: Kalimantan.
Pustaka: CLK 1 (1989) 103.
Elaeocarpus cupreus Merr.
Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Elaeocarpus hochreutineri Weibel
Sabah, Kalimantan Timur. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam,
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Sabah.
Pustaka: CLK 1 (1989) 102; MLMI-NDTCK 1 Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan.
(1997) 192. Pustaka: CLK 1 (1989) 103.
Kade Sidiyasa | 45
Elaeocarpus polyanthus Ridl. ERYTHROXYLACEAE
Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Erytroxylum sarawakanum R.C.K. Chung
Pustaka: CLK 1 (1989) 106. Persebaran: Sarawak.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Elaeocarpus rinae Coode hingga ketinggian 700 m.
Persebaran: Borneo. Pustaka: TFSS 2 (1996) 171.
Pustaka: CLK 1 (1989) 105; MLMI-NDTCK 1
(1997) 196.
EUPHORBIACEAE
Elaeocarpus roslii spp. opacus Coode
Persebaran: Sarawak, Kalimantan (kecuali
Agrostistachys sessifolia (Kurz) Pax &
Kalimantan Timur).
Hoffm. var. graciliflora Airy Shaw
Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 196.
Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Elaeocarpus sadikinensis Knuth
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 27.
Persebaran: Sarawak, Sabah
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
Cephalomappa beccariana Baill.
Pustaka: CLK 1 (1989) 107
var. beccariana
Persebaran: Sarawak.
Elaeocarpus sphaeroblastus Stapf ex Ridl.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 66.
Darussalam, Kalimantan Tengah.
Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 196.
Cephalomappa beccariana Baill.
var. havilandii Airy Shaw
Elaeocarpus submonoceras ssp. lasionyx
Persebaran: Sarawak.
(Stapf ex Ridl.) Weibel
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Persebaran: Borneo (kecuali Kalimantan
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 66
Selatan).
Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 196.
Cephalomappa beccariana Baill. var.
hosei Airy Shaw
Elaeocarpus truncatus Weibel
Persebaran: Sarawak.
Persebaran: Sarawak.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 66.
Pustaka: CLK 1 (1989) 107.
Cephalomappa beccariana Baill. var.
Elaeocarpus validus Knuth
tenuifolia Airy Shaw
Persebaran: Sabah.
Persebaran: Sarawak.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
tengah.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 66.
Pustaka: CLK 1 (1989) 107.
Cephalomappa paludicola Airy Shaw
Elaeocarpus winkleri Merr.
Persebaran: Sarawak.
Persebaran: Kalimantan.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: CLK 1 (1989) 107.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 67.
Kade Sidiyasa | 47
Koilodepas laevigatum Airy Shaw Macaranga costulata Pax & Hoffm.
Persebaran: Sarawak, Sabah. Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 139. hingga ketinggian 1.800 m.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 156; MLMI-
Koilodepas pectinatum Airy Shaw NDTCK 1 (1997) 227.
Persebaran: Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Macaranga depressa (Muell. Arg.) Muell.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 139. Arg. forma depressa Whitmore
Persebaran: Kalimantan Selatan.
Macaranga aetheadenia Airy Shaw Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 146.
Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Macaranga depressa (Muell. Arg.) Muell.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 145. Arg. forma glabra Whitmore
Persebaran: Sabah.
Macaranga anceps Airy Shaw Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 146.
ssp. puncticulata Whitmore
Persebaran: Sarawak. Macaranga depressa (Muell. Arg.) Muell.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Arg. forma strigosa Whitmore
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 154. Persebaran: Timur Kalimantan.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 146.
Macaranga beccariana Merr.
Persebaran: Borneo. Macaranga eloba Pax & Hoffm.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Persebaran: Kalimantan.
hingga ketinggian 900 m. Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 145. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 157.
Macaranga calcicola Airy Shaw var. Macaranga gossypiifolia Pax & Hoffm.
calcifuga Whitmore Persebaran: Kalimantan.
Persebaran: Sarawak. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 159.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 146. Macaranga glandibracteolata S.J. Davies
Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Gard. Bull. Sing 52 (2000) 22.
Kade Sidiyasa | 49
Macaranga winkleri Pax & Hoffm. Pimelodendron zoanthogyne J.J. Sm.
Persebaran: Borneo. Persebaran: Kalimantan Barat.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 187.
hingga hutan pegunungan, pada ketinggian
hingga 1.800 m. Ptychopyxis arborea (Merr.) Airy Shaw var.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 158; MLMI- arborea
NDTCK 1 (1997) 229. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan
Timur.
Macaranga winkleriella Whitmore Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Persebaran: Sarawak. hingga ketinggian 600 m.
Habitat dan ekologi: Daerah berbatu kapur. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 188.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 159.
Ptychopyxis arborea (Merr.) Airy Shaw var.
Mallotus brachythyrsus Merr. cacuminum Airy Shaw
Persebaran: Sarawak, Kalimantan Tengah. Persebaran: Kalimantan Timur.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
hingga ketinggian 1.600 m.
Pustaka: Blumea 46,1 (2001) 49.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 189.
Mallotus eucaustus Airy Shaw Ptychopyxis glochidiifolia Airy Shaw
Persebaran: Borneo. Sarawak, Brunei, Kalimantan Timur.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Blumea 46,1 (2001) 9; MLMI-NDTCK Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 189.
1 (1997) 230.
Ptychopyxis grandis Airy Shaw
Mallotus havilandii Airy haw Persebaran: Sarawak.
Persebaran: Sarawak. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. hingga ketinggian 1.000 m.
Pustaka: Blumea 46,1 (2001) 52. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 190.
Neoscortechinia angustifolia (Airy Shaw) Richeriella malayana Hend. var.
Welzen macrocarpa Airy Shaw
Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur. Persebaran: Sarawak
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Pustaka: Blumea 39 (1994) 309. (daerah berbatu kapur).
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 191.
Neoscortechinia nicobarica (Hook.f.) Pax
& Hoffm. var. pedicellata Airy Shaw Tapoides villamilii H.J. Lamilii (Merr.) Airy
Persebaran: Sarawak. Shaw
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 178. Persebaran: Sarawak, Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Phyllanthus kinabaluicus (Blume) Muell. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 200.
Arg.
Persebaran: Sabah. Trigonostemon elmeri Merr.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur.
hingga ketinggian 1.500 m, darerah tepi Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
sungai. Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 203.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 184.
Kade Sidiyasa | 51
Lithocarpus blumeanus (Korth.) Rehd. Lithocarpus hatusimae Soepadmo
Persebaran: Borneo (kecuali Brunei Persebaran: Sarawak, Sabah.
Darussalam). Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan hingga ketinggian 2.000 m.
hingga ketinggian 1.650 m. Pustaka: FM I,7 (1972) 358.
Pustaka: FM I,7 (1972) 339.
Lithocarpus jacobsii Soepadmo
Lithocarpus confertus Soepadmo Persebaran: Sarawak, Sabah; Brunei
Persebaran: Borneo. Darussalam, Kalimantan Tengah.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
hingga ketinggian 1.800 m. Pustaka: FM I,7 (1972) 368; MLMI-NDTCK 1
Pustaka: FM I,7 (1972) 356. (1997) 249.
Lithocarpus dasystachyus (Miq.) Rehd. Lithocarpus luteus Soepadmo
Persebaran: Borneo. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Tengah dan Timur.
hingga ketinggian 750 m. Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
Pustaka: FM I,7 (1972) 350; MLMI-NDTCK 1 hingga ketinggian 1.800 m.
(1997) 348. Pustaka: FM I,7 (1972) 345; MLMI-NDTCK 1
(1997) 249.
Lithocarpus echinifer (Merr.) A.Camus
Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Lithocarpus mariae Soepadmo
Sabah. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Tengah.
hingga ketinggian 1.800 m. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Pustaka: FM I,7 (1972) 333. hingga ketinggian 600 m.
Pustaka: FM I,7 (1972) 338; MLMI-NDTCK 1
Lithocarpus echinulatus Soepadmo (1997) 249.
Persebaran: Borneo
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Lithocarpus meijeri Soepadmo
Pustaka: FM I,7 (1972) 382. Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei
Darussalam, Kalimantan Tengah.
Lithocarpus ferrugineus Soepadmo Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
Persebaran: Borneo (kecuali Kalimantan tengah hingga ketinggian 1.000 m.
Selatan). Pustaka: FM I,7 (1972) 352; MLMI-NDTCK 1
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. (1997) 251.
Pustaka: FM I,7 (1972) 370; MLMI-NDTCK 1
(1997) 248. Lithocarpus nieuwenhuisii (von Seemen)
A. Camus
Lithocarpus hallieri (von Seemen) Persebaran: Borneo.
A.Camus Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 251.
Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah. Lithocarpus nodosus Soepadmo
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Persebaran: Sarawak, Sabah.
hingga ketinggian 1.350 m. Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
Pustaka: FM I,7 (1972) 327; MLMI-NDTCK 1 hingga ketinggian 2.400 m.
(1997) 248. Pustaka: FM I,7 (1972) 357.
Kade Sidiyasa | 53
Quercus lowii King Garcinia borneensis Pierre
Persebaran: Sabah, Kalimantan. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
hingga ketinggian 2.500 m. termasuk daerah rawa.
Pustaka: FM I,7 (1972) 393. Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988)
159.
Quercus percoriacea Soepadmo
Persebaran: Sarawak Garcinia calophyllifolia Ridl.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Persebaran: Sarawak.
hingga ketinggian 1.200 m Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: FM I,7 (1972) 394 Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988)
160.
Quercus pseudoverticillata Soepadmo
Persebaran: Sabah Garcinia caudiculata Ridl.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.
hingga ketinggian 1.650 m Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Pustaka: FM I,7 (1972) 389 hingga ketinggian 1.000 m.
Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988)
Quercus valdinervosa Soepadmo 162.
Persebaran: Borneo
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Garcinia cuneifolia Pierre
hingga ketinggian 2.300 m Persebaran: Sarawak, Sabah.
Pustaka: FM I,7 (1972) 395 Habitat dan ekologi: Umumnya hutan rawa
gambut.
Pustaka: Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988)
GUTTIFERAE 162.
Kade Sidiyasa | 55
Stemonurus grandifolius Becc. Callicarpa barbata Ridl.
Persebaran: Borneo. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Habitat dan ekologi: Hutan primer, daerah
hingga hutan pegunungan. lereng dengan tanah yang liat berpasir atau
Pustaka: FM I,7 (1971) 57. tanah aluvial, pada ketinggian 160-1.100 m.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 17.
Kade Sidiyasa | 57
Teijsmanniodendron havilandii (Ridl.) R. Teijsmanniodendron renageorgeae R.Go
Go Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.
Persebaran: Sarawak. Habitat dan ekologi: Hutan
Habitat dan ekologi: Hutan Dipterocarpaceae campuran, tanah
Dipterocarpaceae campuran, daerah lempung, pada ketinggian 0-150 m.
punggung bukit, tanah liat berpasir, pada Pustaka: Kew Bull. 64 (2009) 609; TFSS 7
ketinggian hingga 50 m. (2011) 66.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 56.
Teijsmanniodendron sarawakanum
Teijsmanniodendron kostermansii (H.H.W. Pearson) Kosterm.
Moldenke Persebaran: Borneo.
Persebaran: Kalimantan. Habitat dan ekologi: Hutan primer dan
Pustaka: Phytologia 46 (1980) 494. sekunder, kadang-kadang di hutan
kerangas, tanah liat hingga lempung
Teijsmanniodendron latiffii R. Go berpasir atau berbatu-batu, pada ketinggian
Persebaran: Sarawak, Kalimantan Tengah. 35-900 m.
Habitat dan ekologi: Hutan Pustaka: TFSS 7 (2011) 68.
Dipterocarpaceae campuran, daerah
punggung, pada ketinggian 50-100 m. Teijsmanniodendron scaberrimum
Pustaka: TFSS 7 (2011) 62. Kosterm. ex Moldenke
Persebaran: Kalimantan.
Teijsmanniodendron obscurinerve R.Go Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Persebaran: Sabah. Pustaka: Phytologia 46 (1981) 31.
Habitat dan ekologi: Hutan
Dipterocarpaceae campuran, umumnya Teijsmanniodendron smilacifolium
daerah sepanjang sungai, pada ketinggian (H.H.W. Pearson) Kosterm.
hingga150 m. Persebaran: Borneo.
Pustaka: Kew Bull. 64 (2009) 605; TFSS 7 Habitat dan ekologi: Hutan primer atau
(2011) 64. sekunder, tanah liat atau daerah yang
berbatu-batu, pada ketinggian hingga 1.000
Teijsmanniodendron pendulum Kosterm. m.
Persebaran: Kalimantan. Pustaka: TFSS 7 (2011) 73.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Phytologia 46 (1981) 19. Teijsmanniodendron zainudinii R.Go
Persebaran: Sabah.
Teijsmanniodendron punctatum R.Go Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Persebaran: Sarawak. dan hutan Dipterocarpaceae perbukitan,
Habitat dan ekologi: Hutan hutan kerangas, pada ketinggian 150-850 m.
Dipterocarpaceae campuran, tanah liat Pustaka: Kew Bull. 64 (2009) 622; TFSS 7
berpasir, pada ketinggian hingga 150 m. (2011) 75.
Pustaka: Kew Bull. 64 (2009) 609; TFSS 7
(2011) 66. Vitex flava Ridl.
Persebaran: Sarawak.
Habitat dan ekologi: Punggung bukit, pada
tanah yang subur atau tanah liat berpasir,
pada ketinggian sekitar 500 m.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 81.
Kade Sidiyasa | 59
Cinnamomum grandifolium Kammerl. Cinnamomum politum Miq.
Persebaran: Borneo. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam,
Habitat dan ekologi: Hutan Sabah, Kalimantan Timur.
Dipterocarpaceae campuran, hutan Habitat dan ekologi: Hutan
kerangas, hutan pegunungan bawah Dipterocarpaceae campuran, hutan
dengan daerah berbatuan, pada ketinggian kerangas dan hutan pegunungan bawah,
hingga 600 m. pada ketinggian hingga 1.000 m.
Pustaka: Blumea 56 (2011) 248. Pustaka: Blumea 56 (2011) 254.
Kade Sidiyasa | 61
LECYTHIDACEAE Planchonia brevistipitata Kuswata
Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan.
Barringtonia ashtonii Payens Pustaka: Bull. Bot. Surv. India 7 (1965) 179;
Persebaran: North Borneo, Kalimantan MLMI-NDTCK 1 (1997) 340.
Timur.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
(umumnya di daerah tepi sungai).
Pustaka: Blumea 15 (1967) 218. LEGUMINOSAE
Kade Sidiyasa | 63
Sindora beccariana de Wit Fagraea floribunda Wong & Sugau
Persebaran: Sabah, Brunei Darussalam, Persebaran: Sarawak
Kalimantan Tengah dan Timur. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah hingga. ketinggian 700 m.
hingga ketinggian 300 m. Pustaka: TFSS 2 (1996) 206.
Pustaka: FM I,12 (1996) 694; MLMI-NDTCK 2
(1997) 370. Fagraea kinabaluensis Wong & Sugau
Persebaran: Sabah.
Sindora irpicina de Wit Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan.
Persebaran: Sabah, Kalimantan Tengah dan Pustaka: TFSS 2 (1996) 209.
Timur.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah, Fagraea montana Wong & Sugau
daerah tepi sungai hingga ketinggian Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan.
700 m. Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
Pustaka: FM I,12 (1996) 700; MLMI-NDTCK 2 hingga ketinggian 1.600 m.
(1997) 374. Pustaka: TFSS 2 (1996) 209; MLMI-NDTCK 2
(1997) 382.
Sympetalandra borneensis Stapf Fagraea recinosa Leenh.
Persebaran: Sarawak. Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Pustaka: Blumea 22 (1975) 163; FM I,12 dan pegunungan, hingga ketinggian
(1996) 710. 1.500 m.
Pustaka: FM I,6 (1962) 331; TFSS 2 (1996)
LOGANIACEAE 211; MLMI-NDTCK 2 (1997) 384.
Kade Sidiyasa | 65
Brownlowia clemensiae Burret Brownlowia grandistipulata Kosterm.
(Sinonim: Jarandersonia clemensiae (Burret) Persebaran: Sarawak.
Kosterm.) Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai
Persebaran: Sarawak. dekat pantai.
Habitat dan ekologi: Daerah tepi anak Pustaka: Reinw. 6 (1962) 296; Ashton, Trees
sungai dan tanah aluvial. of Sarawak 2 (1988) 433.
Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73
(1961) 29; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) Brownlowia havilandii Stapf
432. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
Brownlowia cuspidata Low ex Pierre daerah dekat sungai.
Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73
Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73 (1961) 25; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988)
(1961) 26; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 434.
432.
Brownlowia ovalis Kosterm.
Brownlowia elliptica Ridl. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur.
Persebaran: Sarawak Habitat dan ekologi: Hutan
Habitat dan ekologi: Hutan Dipterocarpaceae campuran, daerah dekat
Dipterocarpaceae campuran. sungai.
Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 73 Pustaka: Reinw. 6 (1962) 298; Ashton, Trees
(1961) 27; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) of Sarawak 2 (1988) 434.
432.
Brownlowia palustris Kosterm.
Brownlowia ferruginea Kosterm. Persebaran: Kalimantan Timur.
Persebaran: Kalimantan. Habitat dan ekologi: Daerah rawa yang
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. beriklim musim.
Pustaka: Res. Inst. Indon. 73 (1961) 23. Pustaka: Bull. Bot. Surv. India 7 (1965) 129.
Kade Sidiyasa | 67
Durio beccarinus Kosterm. Durio kutejensis (Hassk.) Becc.
Persebaran: Kalimantan Barat; Kalimantan Persebaran: Borneo.
Tengah. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. banyak ditanam oleh masyarakat.
Pustaka: Reinw. 4 (1958) 407; MLMI-NDTCK Pustaka: Reinw. 4 (1958) 392.
1 (1997) 99. Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 72; MLMI-
NDTCK 1 (1997) 102.
Durio crassipes Kosterm.
Persebaran: Sarawak, Sabah. Durio lanceolatus Mast.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Persebaran: Borneo.
hingga ketinggian 700 m. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Pustaka: Reinw. 4 (1958) 405; Ashton, Trees hingga pegunungan dengan ketinggian
of Sarawak 2 (1988) 66. hingga 1.100 m.
Pustaka: Reinw. 4 (1958) 394; MLMI-NDTCK
Durio dulcis Becc. 1 (1997) 104.
Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Durio lissocarpus Mast.
Pustaka: Reinw. 4 (1958) 378; Ashton, Trees Persebaran: Kalimantan Barat.
of Sarawak 2 (1988) 62; MLMI-NDTCK 1 Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
(1997) 101. umumnya di daerah rawa.
Pustaka: Reinw. 4 (1958) 397; Ashton, Trees
Durio excelsus (Korth.) Bakh. of Sarawak 2 (1988) 72.
Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam,
Kalimantan. Durio oblongus Mast.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Persebaran: Sarawak.
dengan tanah liat berpasir, pada ketinggian Habitat dan ekologi: Hutan
hingga 200 m. Dipterocarpaceae campuran.
Pustaka: Reinw. 4 (1958) 367; MLMI-NDTCK Pustaka: Reinw. 4 (1958) 409; Ashton, Trees
1 (1997) 101. of Sarawak 2 (1988) 74.
Kade Sidiyasa | 69
Microcos ovata-lanceolata Burret Pentace chartacea Kosterm.
Persebaran: Borneo. Persebaran: North Borneo, Kalimantan
Pustaka: Notizbl. Berlin-Dahlem 12 (1934) Timur.
163. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 87
Microcos paucicostata Burret (1964) 32.
Persebaran: Sarawak.
Pustaka: Notizbl. Berlin-Dahlem 12 (1934) Pentace discolor Merr.
602. Persebaran: Sabah.
Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 87
Microcos pearsonii (Merr.) Burret (1964) 19.
(Sinonim: Grewia pearsonii Merr.)
Persebaran: Sarawak, Sabah. Pentace erectinervia Kosterm.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Persebaran: North Borneo.
Pustaka: Notizbl. Berlin-Dahlem 9 (1926) Habitat dan ekologi: Hutan
771; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988) 447. Dipterocarpaceae campuran, daerah
bergelombang pada ketinggian hingga 600
Microcos phaneroneura Burret m.
Persebaran: Borneo. Pustaka: Kostermans, For. Res. Inst. Indon. 87
Pustaka: Notizbl. Berlin-Dahlem 12 (1934) (1964) 24; Ashton, Trees of Sarawak 2 (1988)
163. 453.
Kade Sidiyasa | 71
Pternandra multiflora Cogn. Aglaia neotenica Kosterm.
Persebaran: Sarawak, Sabah. Persebaran: Sarawak, Kalimantan.
Pustaka: Gard. Bull. Sing. 34 (1981) 60. Habitat dan ekologi: Hutan
Dipterocarpaceae campuran, lereng bukit,
Pternandra tessellata (Stapf) Nayar daerah berbatu kapur hingga ketinggian
Persebaran: Sabah, Kalimantan. 900 m.
Pustaka: Gard. Bull. Sing. 34 (1981) 67. Pustaka: TFSS 6 (2007) 78.
Kade Sidiyasa | 73
Dysoxylum pachyrhache Merr. Walsura decipiens Mabb.
Persebaran: Borneo. Persebaran: Sarawak, Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
hingga ketinggian 1.600 m. pada ketinggian hingga 150 m.
Pustaka: FM I,12 (1995) 119; TFSS 6 (2007) Pustaka: TFSS 6 (2007) 208.
171.
Walsura pachycaulon T. Clark
Reinwardtiodendron kinabaluense Persebaran: Borneo.
(Kosterm.) Mabb. Pustaka: FM I,12 (1995) 51; TFSS 6 (2007)
Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan 211.
Habitat dan ekologi: Hutan hujan tropis
hingga ketinggian 900 m Walsura sarawakensis T. Clark
Pustaka: FM I,12 (1995) 325; TFSS 6 (2007) Persebaran: Sarawak.
188. Habitan dan ekologi: Hutan lahan pamah
hingga ketinggian 300 m.
Sandoricum borneense Miq. Pustaka: FM I,12 (1995) 52; TFSS 6 (2007)
Persebaran: Borneo. 214.
Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai,
mulai pada ketinggian 330 m.
FM I,12 (1995) 352; TFSS 6 (2007) 192; MLMI- MORACEAE
Pustaka: NDTCK 2 (1997) 422.
Artocarpus albobrunneus C.C. Berg
Sandoricum caudatum Mabb. Persebaran: Kalimantan Timur.
Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah, Pustaka: FM I,17 (2006) 110.
hutan kerangas, pada ketinggian hingga
350 m. Artocarpus annulatus F.M. Jarrett
Pustaka: TFSS 6 (2007) 194. Persebaran: Sarawak.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
Sandoricum dasyneuron Baill. daerah berbatu kapur.
Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, Pustaka: FM I,17 (2006) 87.
Kalimantan.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Artocarpus brevipenduculatus (F.M.
hingga ketinggian 600 m. Jarrett) C.C. Berg
Pustaka: FM I,12 (1995) 345; TFSS 6 (2007) Persebaran: Borneo.
194. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: FM I,17 (2006) 88.
Sandoricum dehiscens T. Clark.
Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan. Artocarpus excelsus F.M. Jarrett
Pustaka: TFSS 6 (2007) 208. Persebaran: Sabah.
Habitat dan ekologi: Daerah pegunungan,
Sandoricum grandifolia Ridl. pada ketinggian 1.400-1.800 m.
Persebaran: Sarawak. Pustaka: Blumea 22 (1975) 409; FM I,17
Habitat dan ekologi: Daerah berbatu kapur, (2006) 90.
pada ketinggian hingga 200 m.
Pustaka: TFSS 6 (2007) 210.
Kade Sidiyasa | 75
Ficus cereicarpa Corner Ficus hemsleyana King
Persebaran: Borneo (bagian utara). Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Habitat dan ekologi: Daerah dengan
hingga ketinggian 1.600 m. ketinggian hingga 1.300 m.
Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 91. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 79; FM
FM I,17 (2005) 410. I,17 (2005) 273.
Kade Sidiyasa | 77
Ficus subterranea Corner MYRISTICACEAE
Persebaran: Sabah, Brunei Darussalam.
Habitat dan ekologi: Sepanjang tepi sungai Endocomia rufirachis (Sinclair) W.J. de
hingga ketinggian 1.500 m. Wilde
Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 92; FM Persebaran: Borneo.
I,17 (2005) 457. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Blumea 30 (1984) 192.
Ficus tarennifolia Corner
Persebaran: North Borneo (Sabah).
Endocomia virella W.J. de Wilde
Habitat dan ekologi: Daerah pegunungan
pada ketinggian 1.250-1.500 m. Persebaran: Sarawak, Sabah.
Pustaka: Gard. Bull. Sing. 21 (1965) 93; FM Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
I,17 (2005) 458. Pustaka: Blumea 30 (1984) 194.
Kade Sidiyasa | 79
Horsfieldia reticulata Warb. Horsfieldia tenuifolia (Sinclair) W.J. de
Persebaran: Borneo. Wilde
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Sarawak, Sabah.
Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 218. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 11.
Horsfieldia rufo-lanata Airy Shaw
Persebaran: Sarawak. Horsfieldia xanthina Airy Shaw
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan ssp. macrophylla W.J. de Wilde
hingga ketinggian 1.400 m. Persebaran: Sarawak, Sabah.
Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 216. Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
hingga ketinggian 1.300 m.
Horsfieldia sabahulosa Sinclair Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 47.
Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei
Darussalam. Horsfieldia xanthina Airy Shaw ssp.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah xanthina
Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 1861. Persebaran: Sarawak.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
Horsfieldia sessifolia W.J. de Wilde hingga ketinggian 1.150 m.
Persebaran: Sarawak. Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 46.
Habitat dan ekologi: Hutan rawa ganbut.
Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 210.
Knema ashtonii Sinclair
Persebaran: Brunei Darussalam, Kalimantan.
Horsfieldia splendida W.J. de Wilde
Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai
Persebaran: Borneo.
hingga ketinggian di bawah 600 m.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 213. Pustaka: Blumea 25 (1979) 385; MLMI-
NDTCK 2 (1997) 454.
Horsfieldia sterilis W.J. de Wilde
Persebaran: Sabah. Knema curtisii (King) Warb. var. amoena
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Sinclair
Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 224. Persebaran: Brunei Darussalam.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Horsfieldia subalpina Sinclair ssp. Pustaka: Blumea 25 (1979) 420.
kinabaluensis W.J. de Wilde
Persebaran: Sarawak, Sabah. Knema curtisii (King) Warb. var. arenosa
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Sinclair
hingga ketinggian 2.000 m. Persebaran: Borneo (Sarawak, Sabah,
Pustaka: Gard. Bull. Sing. 39 (1986) 40. Kalimantan Timur).
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Horsfieldia sucosa (King) Warb. ssp. Pustaka: Blumea 25 (1979) 420.
bifissa W.J. de Wilde
Persebaran: Sabah, Kalimantan. Knema elmeri Merr.
Pustaka: Gard. Bull. Sing. 38 (1985) 188. Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Blumea 25 (1979) 383.
Knema kostermansiana W.J. de Wilde Knema latericia Elmer ssp. ridley (Gand.)
Persebaran: Borneo. W.J. de Wilde forma nana W.J. de Wilde
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei
hingga ketinggian 1.000 m. Darussalam.
Pustaka: Blumea 25 (1979) 455. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
hingga ketinggian 550 m.
Knema krusemaniana W.J. de Wilde Pustaka: Blumea 43 (1998) 246.
Persebaran: Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah. Knema latericia Elmer ssp. ridley (Gand.)
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. W.J. de Wilde form. olivacea W.J. de Wilde
Pustaka: Blumea 41 (1996) 385. Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
hingga ketinggian 700 m.
Pustaka: Blumea 43 (1998) 248.
Kade Sidiyasa | 81
Knema linguiformis (Sinclair) W.J. de Knema muscosa Sinclair
Wilde Persebaran: Sarawak.
Persebaran: Brunei Darussalam, Sabah, Pustaka: Blumea 25 (1979) 466.
Kalimantan Tengah dan Timur.
Pustaka: Blumea 25 (1979) 416; MLMI- Knema oblongata Merr.
NDTCK 2 (1997) 456. Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Knema longepilosa (W.J. de Wilde) W.J. de hingga ketinggian 600 m.
Wilde Pustaka: Blumea 25 (1979) 400.
Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Knema pallens W.J. de Wilde
Pustaka: Blumea 41 (1996) 389. Persebaran: Sabah, Kalimantan.
Pustaka: Blumea 25 (1979) 391; MLMI-
Knema lunduensis (Sinclair) W.J. de Wilde NDTCK 2 (1997) 456.
Persebaran: Sarawak, Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Knema pectinata Warb.
hingga ketinggian 1.300 m. Persebaran: Borneo.
Pustaka: Blumea 41 (1996) 391. Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
hingga ketinggian 1.500 m.
Knema luteola W.J. de Wilde Pustaka: Blumea 25 (1979) 430.
Persebaran: Sarawak, Kalimantan Timur.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Knema pedicellata W.J. de Wilde
hingga ketinggian 700 m. Persebaran: Sarawak, Sabah.
Pustaka: Blumea 25 (1979) 451. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
hingga ketinggian 700 m.
Knema mamillata W.J. de Wilde Pustaka: Blumea 25 (1979) 474.
Persebaran: Kalimantan.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Knema percoriacea Sinclair
Pustaka: Blumea 25 (1979) 424. Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan kerangas.
Knema membranifolia Winkler Pustaka: Blumea 25 (1979) 392; MLMI-
Persebaran: Borneo. NDTCK 2 (1997) 456.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
hingga hutan pegunungan tengah. Knema piriformis W.J. de Wilde
Pustaka: Blumea 25 (1979) 422. Persebaran: Sarawak, Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
Knema minima W.J. de Wilde hingga ketinggian 2000 m.
Persebaran: Brunei Darussalam. Pustaka: Blumea 25 (1979) 400.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Blumea 43 (1998) 249. Knema psilantha W.J. de Wilde
Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan
Knema mogeana W.J. de Wilde Timur.
Persebaran: Borneo. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Pustaka: Blumea 41 (1996) 392.
Pustaka: Blumea 32 (1987) 136.
Kade Sidiyasa | 83
Myristica simiarum A.DC. ssp. calcarea Syzygium adenophyllum Merr. & L.M.
W.J. de Wilde Perry
Persebaran: Sarawak, Kalimantan. Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Habitat dan ekologi: Hutan kerangas dan
hingga ketinggian 700 m, daerah berbatu daerah pegunungan yang berbatu-batu,
kapur. pada ketinggian 1.400-1.700 m.
Pustaka: Blumea 42 (1997) 184. Pustaka: TFSS 7 (2011) 306.
Kade Sidiyasa | 85
Syzygium caryophylliflorum (Ridl.) Merr. Syzygium cleistocalyx (Merr.) P.S. Ashton
& L.M. Perry Persebaran: Borneo.
Persebaran: Sabah. Habitat dan ekologi: Daerah limpasan
Habitat dan ekologi: Daerah sekitar tepi sungai, di belakang hutan mangrove dan
sungai. hutan pegunungan atas dengan ketinggian
Pustaka: TFSS 7 (2011) 184. sekitar 1.600 m.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 193.
Syzygium castaneum (Merr.) Merr. & L.M.
Perry ssp. altecastaneum P.S. Ashton Syzygium cornuflorum P.S. Ashton
Persebaran: Sarawak. Persebaran: Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan,
bawah, pada ketinggian 850-1.300 m. pada ketinggian sekitar 1.200 m.
Pustaka: Kew Bull. 61 (2006) 116; TFSS 7 Pustaka: TFSS 7 (2011) 195.
(2011) 186.
Syzygium creaghii (Ridl.) Merr. & L.M. Perry
Syzygium caudatum (Merr.) Airy Shaw Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei
Persebaran: Borneo. Darussalam, Kalimantan Timur.
Habitat dan ekologi: Hutan Habitat dan ekologi: Hutan
Dipterocarpaceae campuran dan tanah liat Dipterocarpaceae campuran, pada tanah liat
berpasir dekat pantai, hutan pegunungan berpasir, terutama di lereng bukit, atau di
bawah pada ketinggian 650-1.600 m. bagian atas hutan Dipterocarpaceae pada
Pustaka: TFSS 7 (2011) 188. ketinggian sekitar 900 m.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 197.
Syzygium cephalophorum (Ridl.) Merr. &
L.M. Perry Syzygium crypteronioides P.S. Ashton
Persebaran: Sabah. Persebaran: Sarawak.
Habitat dan ekologi: Hutan Habitat dan ekologi: Daerah peralihan
Dipterocarpaceae campuran dengan tanah antara hutan Dipterocarpaceae dan hutan
liat yang subur, pada ketinggian hingga kerangas.
650 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 198.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 189.
Syzygium cuneiforme Merr. & L.M. Perry
Syzygium chaii P.S. Ashton Persebaran: Borneo.
Persebaran: Sarawak. Habitat dan ekologi: Hutan
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan, Dipterocarpaceae campuran, pada tanah liat
pada ketinggian 1.080 m. atau daerah berbatu kapur, pada ketinggian
Pustaka: TFSS 7 (2011) 190. 1.200 m.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 198.
Syzygium claviflorum (Roxb.) Wall. ex
Steudel ssp. tavaiense P.S. Ashton Syzygium dasyphyllum Merr. & L.M. Perry
Persebaran: Sabah. Persebaran: Sabah (Kinabalu).
Habitat dan ekologi: Hutan di atas batuan Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
yang mengandung logam berat. atas, pada ketinggian 900-2.300 m.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 193. Pustaka: TFSS 7 (2011) 200.
Kade Sidiyasa | 87
Syzygium gracilipaniculatum P.S. Ashton Syzygium imperiale P.S. Ashton
Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat, Persebaran: Sarawak, Sabah.
Kalimantan Timur. Habitat dan ekologi: Hutan
Habitat dan ekologi: Hutan kerangas, hutan Dipterocarpaceae campuran dadaran
pegunungan, pada ketinggian hingga rendah, pada tanah liat yang subur.
2.100-2.400 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 224.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 215.
Syzygium jaherii Merr. & L.M. Perry
Syzygium havilandii (Merr.) Merr. & L.M. Persebaran: Sarawak, Kalimantan Barat.
Perry Pustaka: TFSS 7 (2011) 226.
Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan rawa gambut, Syzygium kalahiense Korth.
hutan kerangas dan hutan pegunungan Persebaran: Borneo.
atas, pada ketinggian hingga 1.330 m. Habitat dan ekologi: Hutan
Pustaka: TFSS 7 (2011) 218. Dipterocarpaceae campuran dan daerah
limpasan sungai, hutan rawa gambut dan
Syzygium houttuynii Merr. & L.M. Perry hutan perbukitan, pada ketinggian 1.000 m.
Persebaran: Sarawak, Sabah. Pustaka: TFSS 7 (2011) 228.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
atas, pada ketinggian 750-3.700 m. Syzygium khoonmengianum P.S. Ashton
Pustaka: TFSS 7 (2011) 220. Persebaran: Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
bawah, pada ketinggian sekitar 1.250 m.
Syzygium houttuniifolium P.S. Asthon
Pustaka: TFSS 7 (2011) 229.
Persebaran: Sarawak.
Habitat dan ekologi: Derah bagian atas
Syzygium kiauense Merr. & L.M. Perry
hutan Dipterocarpaceae, pada ketinggian Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei
850-920 m. Darussalam, Kalimantan Timur.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 221. Habitat dan ekologi: Daerah dekat sungai,
daerah berbatu-batu dan bagian atas hutan
Syzygium idrisii P.S. Ashton Dipterocarpaceae, pada ketinggian hingga
Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam, 1.600 m.
Kalimantan Timur. Pustaka: TFSS 7 (2011) 229.
Habitat dan ekologi: Hutan
Dipterocarpaceae campuran dan tanah Syzygium kinabaluense (Stapf) Merr. &
berbasir dalam. L.M. Perry
Pustaka: TFSS 7 (2011) 222. Persebaran: Sabah, Brunei Darussalam.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
Syzygium iliasii P.S. Ashton atas, pada ketinggian 1.500-4.000 m.
Persebaran: Sarawak. Pustaka: TFSS 7 (2011) 230.
Habitat dan ekologi: Hutan
Dipterocarpaceae campuran, kadang- Syzygium kudatense P.S. Ashton
kadang pada tanah berpasir dengan Persebaran: Sabah.
ketinggian 250-700 m. Pustaka: TFSS 7 (2011) 231.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 222.
Kade Sidiyasa | 89
Syzygium oblanceolatum (C.B. Rob.) Syzygium paludosum P.S. Ashton
Merr. ssp. kihamense (Merr. & L.M. Perry) Persebaran: Sarawak.
P.S. Ashton jarang di hutan Dipterocarpaceae
Persebaran: Borneo. campuran di daerah perbukitan dekat
Habitat dan ekologi: Hutan pantai.
Dipterocarpaceae campuran dan hutan Pustaka: TFSS 7 (2011) 257.
pegunungan, pada ketinggian hingga
1.700 m. Syzygium panzeri Merr. & L.M. Perry
Pustaka: TFSS 7 (2011) 252. Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Syzygium oblanceolatum (C.B. Rob.) dan di bagian atas hutan Dipterocarpaceae,
Merr. ssp. kinabaluense P.S. Ashton pada tanah lempung yang subur dengan
Persebaran: Sabah. ketinggian hingga 1.600 m.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Pustaka: TFSS 7 (2011) 258.
bawah, pada ketinggian hingga
1.400-1.700 m. Syzygium paradoxum (Merr.) Masam.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 253. Persebaran: Brunei Darussaalam, Sarawak,
Kalimantan Barat.
Syzygium odoardoi Merr. & L.M. Perry Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang
Persebaran: Borneo. sungai.
Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang Pustaka: TFSS 7 (2011) 258.
sungai, hutan Dipterocarpaceae campuran
dan hutan perbukitan, pada ketinggian Syzygium penibukanense Merr. & L.M.
hingga 1.400 m. Perry
Pustaka: TFSS 7 (2011) 254. Persebaran: Sarawak, Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan
Syzygium oligomyrum Diels Dipterocarpaceae campuran dekat pantai
Persebaran: Borneo. yang tanahnya berpasir dan bagian atas
Habitat dan ekologi: Hutan hutan Dipterocarpaceae, pada ketinggian
Dipterocarpaceae campuran pada 700-1.500 m.
ketinggian di bawah 400 m dan hutan Pustaka: TFSS 7 (2011) 261.
pegunungan pada ketinggian hingga
1.300 m. Syzygium perspicuinervium (Merr.)
Pustaka: TFSS 7 (2011) 254. Masam.
Persebaran: Borneo.
Syzygium pachysepalum Merr. & L.M. Habitat dan ekologi: Hutan
Perry Dipterocarpaceae campuran, termasuk
Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan daerah berbatu kapur di dataran rendah.
Barat. Pustaka: TFSS 7 (2011) 262.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
hingga ketinggian 300 m dan hutan Syzygium petrophilum Merr. & L.M. Perry
pegunungan, pada ketinggian Persebaran: Sabah (Gunung Kinabalu)
1.000-2.300 m. Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
Pustaka: TFSS 7 (2011) 256. bawah dengan bebatuan yang
mengandung logam berat, pada ketinggian
1.500-1.800 m.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 263.
Syzygium pontianakense Merr. & L.M. Syzygium racemosum (Blume) DC. ssp.
Perry calcimontanum (P.S. Ashton) P.S. Ashton
Persebaran: Borneo. Persebaran: Sarawak.
Habitat dan ekologi: Hutan Habitat dan ekologi: Daerah batu kapur.
Dipterocarpaceae campuran dataran Pustaka: TFSS 7 (2011) 274.
rendah, kadang-kadang daerah punggung
bukit yang tinggi hingga pada ketinggian Syzygium ramiflorum Airy Shaw
800 m. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 265. Habitat dan ekologi: Hutan
Dipterocarpaceae campuran, tanah liat
Syzygium praestantilimbum Merr. & L.M. berpasir, dan bagian atas hutan
Perry Dipterocarpaceae, hingga pada ketinggian
Persebaran: Borneo. 1.000 m.
Habitat dan ekologi: Hutan rawa gambut, Pustaka: TFSS 7 (2011) 274.
hutan kerangas, kadang-kadang hutan
Dipterocarpaceae campuran dataran Syzygium rejangense Merr. & L.M. Perry
rendah. Persebaran: Borneo.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 266. Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang
sungai hingga di bagian punggung bukit,
Syzygium pterophorum Merr. & L.M. Perry hingga pada ketinggian 700 m.
Persebaran: Sabah. Pustaka: TFSS 7 (2011) 275.
Habitat dan ekologi: Daerah punggung
bukit di hutan pegunungan bawah, pada Syzygium remotifolium (Ridl.) Merr. & L.M.
ketinggian 1.200-1.700 m. Perry
Pustaka: TFSS 7 (2011) 267. Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan
Syzygium punctilimbum (Merr.) Merr. & Dipterocarpaceae campuran di dataran
L.M. Perry rendah.
Persebaran: Sarawak, Borneo. Pustaka: TFSS 7 (2011) 276.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
pada ketinggian 1.400-2.500 m, menurun di Syzygium resulentum Merr. & L.M. Perry
daerah bukit berbatu hingga ketinggian 300 Persebaran: Borneo.
m, hutan kerangas dan daerah batu kapur. Habitat dan ekologi: Tanah berpasir di hutan
Pustaka: TFSS 7 (2011) 267. Dipterocarpaceae campuran, pada
ketinggian di bawah 700 m.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 280.
Kade Sidiyasa | 91
Syzygium selukaifolium P.S. Ashton Syzygium tawahense (Korth.) Merr. & L.M.
Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam. Perry
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei
bawah dan hutan kerangas dataran rendah, Darussalam, Kalimantan Timur.
pada ketinggian hingga 1.000 m. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Pustaka: TFSS 7 (2011) 283. dan rawa gambut, pada ketinggian dibawah
400 m.
Syzygium silamense P.S. Ashton Pustaka: TFSS 7 (2011) 291.
Persebaran: Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan, Syzygium tenuicaudatum Merr. & L.M.
pada tanah dengan batuan induk yang Perry
berkadar logam tinggi, pada ketinggian Persebaran: Sarawak, Sabah.
sekitar 850 m. Habitat dan ekologi: Hutan
Pustaka: TFSS 7 (2011) 284. Dipterocarpaceae campuran dan daerah
sepanjang sungai.
Syzygium soepadmoi P.S. Ashton Pustaka: TFSS 7 (2011) 292.
Persebaran: Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan Syzygium tenuilimbum P.S. Ashton
Dipterocarpaceae campuran dengan Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.
bebatuan yang berkadar logam tinggi. Habitat dan ekologi: Hutan
Pustaka: TFSS 7 (2011) 285. Dipterocarpaceae campuran dan hutan
pegunungan, pada ketinggian
Syzygium steenisii Merr. & L.M. Perry 1.200-1.480 m.
Persebaran: Borneo. Pustaka: TFSS 7 (2011) 293.
Habitat dan ekologi: Hutan kerangas dan
hutan pegunungan, pada ketinggian 600- Syzygium treubii Merr. & L.M. Perry
2.400 m. Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 287. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 294.
Syzygium stipitatum P.S. Ashton
Persebaran: Sarawak, Sabah. Syzygium tubiflorum P.S. Ashton
Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai. Persebaran: Sabah.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 287. Habitat dan ekologi: Daerah punggung
bukit di hutan pegunungan, pada
Syzygium subisense P.S. Ashton ketinggian sekitar 1.220 m.
Persebaran: Sarawak. Pustaka: TFSS 7 (2011) 294.
Habitat dan ekologi: Daerah bukit kapur,
pada ketinggian sekitar 400 m. Syzygium ultramaficum P.S. Ashton
Pustaka: TFSS 7 (2011) 289. Persebaran: Sabah.
Habitat dan ekologi: Daerah batu kapur dan
Syzygium subsessilifolium (Merr.) Merr. & bebatuan yang berkadar logam tinggi di
L.M. Perry hutan Dipterocarpaceae campuran dataran
Persebaran: Sarawak, Sabah. rendah, pulau karang dan hutan
Habitat dan ekologi: Daerah tepi sungai di pegunungan bawah.
dataran rendah. Pustaka: TFSS 7 (2011) 295.
Pustaka: TFSS 7 (2011) 289.
Kade Sidiyasa | 93
Tristaniopsis elliptica (Stapf.) P.G. Wilson & Tristaniopsis pentandra (Merr.) P.G.
J.T. Waterh. Wilson & J.T. Waterh.
Persebaran: Sarawak, Sabah. Persebaran: Sarawak, Sabah, Brunei
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Darussalam.
pada ketinggian 1.500-3.300 m, kadang di Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
daerah dengan batuan induk yang berkadar rawa gambut dan hutan kerangas di daerah
logam tinggi dan batu kapur, pada pegunungan , pada ketinggian hingga
ketinggian di atas 900 m. 1.800 m
Pustaka: TFSS 7 (2011) 314. Pustaka: TFSS 7 (2011) 320
Kade Sidiyasa | 95
Adinandra impressa Kobuski PERACEAE (EUPHORBIACEAE pp)
Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Trigonopleura macrocarpa Airy Shaw
pada ketinggian 2.000-5.000 m. Persebaran: Sarawak.
Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 54. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Blumea 40 (1995) 371.
Adinandra magniflora Kobuski
Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan PHYLLANTHACEAE (EUPHORBIACEAE pp)
hingga ketinggian 2.300 m.
Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 79.
Antidesma hosei Pax & Hoffm.
var. angustatum Airy Shaw
Adinandra myrioneura Kobuski
Persebaran: Sarawak.
Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 212.
Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 83.
Antidesma leucopodum Miq.
Adinandra nunkokensis Kobuski
Persebaran: Borneo. var. kinabaluense Airy Shaw
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Persebaran: Sabah.
tengah hingga ketinggian 800 m. Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 70. tengah hingga ketinggian 1.950 m.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 213.
Adinandra plagiobasis Airy Shaw
Persebaran: Borneo. Antidesma leucopodum Miq.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. var. platyphyllum Airy Shaw
Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 80. Persebaran: Sarawak, Brunei Darussalam.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Adinandra quenquepartita Kobuski Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 213.
Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Antidesma linearifolium Pax & Hoffm
pada ketinggian 2.100-2.700 m. Persebaran: Sarawak, Sabah.
Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 53. Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang tepi
sungai.
Adinandra subsessilis Airy Shaw Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 213.
Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Antidesma montis-silam Airy Shaw
tengah hingga ketinggian 900 m. Persebaran: Sabah.
Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 66. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
hingga ketinggian 600 m.
Adinandra verrucosa Stapf Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 214.
Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan Antidesma polystylum Airy Shaw
pada ketinggian 2.000-4.000 m. Persebaran: Sabah.
Pustaka: J. Arn. Arb. 28 (1947) 58. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 215.
Kade Sidiyasa | 97
Aporusa rhacostyla Airy Shaw Baccaurea sarawakensis Pax & K.Hoffm.
Persebaran: Sarawak. Persebaran: Borneo.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 40. hingga ketinggian 1.600 m.
Pustaka: Blumea Suppl. 12 (2000) 177.
Aporusa sarawakensis Schot
Persebaran: Borneo. Baccaurea stipulata J.J. Sm.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Persebaran: Borneo.
hingga ketinggian 900 m. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Pustaka: Blumea 40 (1995) 458. hingga ketinggian 1.500 m.
Pustaka: MLMI-NDTCK 1 (1997) 210.
Aporusa stenostachys Airy Shaw
Persebaran: Sarawak. Baccaurea trigonocarpa Merr.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah. Persebaran: Borneo.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 41. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
hingga ketinggian 1.300 m.
Aporusa symplocoides (Hook.f.) Gag Pustaka: Blumea Suppl. 12 (2000) 188.
var. chondroneura (Airy Shaw) Airy Shaw
Persebaran: Borneo. Borneodendron aenigmaticum Airy Shaw
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Persebaran: Sabah.
hingga ketinggian 1.250 m. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 42. hingga ketinggian 1.050 m.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 60.
Ashtonia excelsa Airy Shaw
Persebaran: Borneo. Bridelia adusta Airy Shaw
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah, Persebaran: Sarawak, Sabah.
hutan rawa dan kerangas, hingga pada Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
ketinggian 1.100 m. hingga ketinggian 1.800 m.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 175; MLMI- Pustaka: Blumea 41 (1996) 304.
NDTCK 1 (1997) 207.
Bridelia glauca Blume var. sosopodonica
Baccaurea angulata Merr. (Airy Shaw) S. Dressler
Persebaran: Borneo. Persebaran: Sabah, Kalimantan.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah Habitat dan ekologi: Hutan pegunungan
hingga ketinggian 800 m. hingga ketinggian 1.300 m.
Pustaka: Blumea Suppl. 12 (2000) 96; MLMI- Pustaka: Blumea 41 (1996) 315.
NDTCK 1 (1997) 209.
Cleistanthus acuminatissmus Merr.
Baccaurea dolichobotrys Merr. Persebaran: Sabah.
Persebaran: Borneo. Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Habitat dan ekologi: Daerah sepanjang tepi Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 77.
sungai hingga ketinggian 700 m.
Pustaka: Blumea Suppl. 12 (2000) 110. Cleistanthus bakonensis Airy Shaw
Persebaran: Sarawak, Sabah.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah.
Pustaka: Kew Bull. Add. 4 (1975) 78.
Kade Sidiyasa | 99
Pittosporum silamense J.B. Sugau Podocarpus borneneensis de Laub.
Persebaran: Sabah. Persebaran: Sarawak, Sabah, Kalimantan
Habitat dan ekologi: Daerah berbukit Barat.
dengan kandungan logam yang tinggi pada Habitat dan ekologi: Hutan kerangas, hutan
ketinggian 800 m. pegunungan, pada ketinggian 700-2.070 m.
Pustaka: TFSS 1 (1995) 303. Pustaka: FM I,10 (1988) 403; MLMI-NDTCK 2
(1997) 501.
Xanthophyllum longum W.J. de Wilde & Xanthophyllum nitidum W.J. de Wilde &
Duyfjes Duyfjes
Persebaran: Sabah. Persebaran: Sabah, Kalimantan Timur.
Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah, Habitat dan ekologi: Hutan lahan pamah,
daerah tepi sungai dan perbukitan. pada daerah yang berbatu-batu, pada
Pustaka: TFSS 6 (2007) 261. ketinggian 100-400 m.
Pustaka: TFSS 6 (2007) 265.
Airy Shaw, H.K. 1972. Thymelaeaceae-Gonystyloideae. Flora Malesiana I, Vol. 4 (4): 249-
365.
Ahmadjayadi, C. 2001. Kata pengantar. Dalam Noerdjito, M. Dan I. Maryanto (eds.) Jenis-
jenis hayati yang dilindungi perundang-undangan di Indonesia. Bidang Zoologi
Puslit Biologi-LIPI, the Nature Conservancy dan USAID. Cibinong.
Bisby. F.A. 1995. Characterization of biodiversity. Dalam Heywood, V.H. (ed.). Global
biodiversity assessment. UNEP. Cambridge University Press. p. 20-106.
Sidiyasa, K., M. Mansur , T. Triono dan S. Rachman. 2010. Panduan identifikasi jenis-jenis
ramin (Gonystylus spp.) di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan
dan Konservasi Alam. Bogor.
Newman, M.F., P.F. Burgess dan T.C. Whitmore. 1998. Manual of Dipterocarps for
Foresters, Borneo Island Medium and Heavy Hardwoods. Royal Botanic Garden
Edinburgh dan CIFOR Indonesia, Bogor.
Newman, M.F., P.F. Burgess dan T.C. Whitmore. 1999. Pedoman Identifikasi Pohon-Pohon
Dipterocarpaceae Pulau Kalimantan. PROSEA Indonesia, Bogor.
Nontji, A. 2001. Kata pengantar. Dalam Noerdjito, M. Dan I. Maryanto (eds.) Jenis-jenis
hayati yang dilindungi perundang-undangan di Indonesia. Bidang Zoologi Puslit
Biologi-LIPI, the Nature Conservancy dan USAID. Cibinong.
Kade Sidiyasa | 11
Noerdjito, M. Dan I. Maryanto (eds.). 2001. Jenis-jenis hayati yang dilindungi perundang-
undangan di Indonesia. Bidang Zoologi Puslit Biologi-LIPI, the Nature
Conservancy dan USAID. Cibinong.
Soepadmo, E., K.M. Wong dan L.G. Saw (eds.) Tree Flora of Sabah and Sarawak Vol. 2.
Forest Research Institute Malaysia (FRIM), Kepong, Kuala Lumpur.
Steenis, C.G.G.J. van. 1972. Addenda, corrigenda et emendanda. Flora Malesiana Vol. I
Ser. 6: 970-972.
Turner, H. 1995. Cladistic and biogeographic analyses of Arytera Blume and Misharytera
Gen. Nov. (Sapindaceae), with notes on methodology and full taxonomic revision.
Blume Supplement 9: 1-230.