Kenali Tahap Perubahan Orang yang Dikucilkan

Konten Media Partner
20 Februari 2019 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kenali Tahap Perubahan Orang yang Dikucilkan
zoom-in-whitePerbesar

Dikucilkan mungkin tidak meninggalkan bekas luka, tapi ternyata bisa lebih menyakitkan (secara harfiah) daripada luka fisik. Begitu menurut pakar dari Universitas Purdue.

ADVERTISEMENT
“Dikucilkan adalah bentuk intimidasi yang memang tidak meninggalkan memar, sehingga terkadang diremehkan efeknya” ujar profesor ilmu psikologi Kipling D. Williams.
ADVERTISEMENT
Dikucilkan oleh teman sekolah, rekan kerja, atau bahkan tetangga dan kerabat, rasanya dapat sangat menyiksa. Proses dikucilkan tersebut akan melewati tiga tahapan yang akan terasa begitu lama.
Orang-orang disekitar harus sadar mengenai situasi atau perubahan sikap dari orang dikucilkan. Hal ini untuk mencegah dampak buruk yang bisa mempengaruhi lingkungan.
Pada tahap pertama saat seseorang dikucilkan, bagian otak bernama orsal anterior cingulate cortex, yang bertugas mencatat nyeri fisik, juga merasakan ‘nyeri’ sosial ini.

"Dikucilkan terasa menyakitkan karena mengancam kebutuhan dasar manusia, seperti rasa memiliki dan harga diri," ujar Williams.

"Penelitian menemukan bahwa reaksi yang kuat dan berbahaya dapat terjadi ketika seseorang dikucilkan bahkan dalam waktu yang singkat, meski oleh orang asing."
ADVERTISEMENT
Lebih dari 5.000 orang berpartisipasi dalam studi yang dirancang oleh Williams dengan menggunakan permainan komputer. Ia menunjukan bahwa ada reaksi perasaan negatif yang bertahan lama dari orang yang mendapat perlakukan dikucilkan selama dua atau tiga menit.
"Bagaimana mungkin pengalaman sesingkat itu, bahkan ketika individu diabaikan oleh orang asing yang sebelumnya tidak pernah bertatap muka, dapat memiliki efek yang begitu kuat?" ujar Williams. "Efeknya konsisten meskipun kepribadian individu berbeda-beda."
Tahap kedua proses dikucilkan adalah cara mengatasinya. Orang yang dikucilkan biasanya bekerja keras supaya diterima kembali oleh lingkungan, baik dengan mematuhi perintah, bekerja sama, atau mengekspresikan ketertarikan.

"Mereka akan berusaha keras untuk meningkatkan rasa memiliki dan harga diri mereka," kata Williams.

Namun, jika seseorang dikucilkan dalam waktu yang lama, mereka mungkin tidak bisa lagi mengatasi rasa sakitnya. Beberapa orang mungkin akan menyerah, dan masuk pada tahap ketiga.
ADVERTISEMENT
"Tahap ketiga disebut pengunduran diri. Inilah saat orang yang dikucilkan menjadi antipati pada lingkungan dan agresif pada orang," katanya.
Efek paling berbahaya dalam tahap ketiga ini adalah kecenderungan mereka untuk tertarik pada kelompok-kelompok ekstrimis. Kelompok ini seringkali dianggap bisa memberi ruang, rasa memiliki, kendali, dan harga diri.
Namun, berada dalam kelompok itu akan memicu pemikiran yang sempit, radikal dan intoleransi. Maka dari itu, kita harus peka terhadap situasi dan orang di sekitar untuk dapat memberi mereka ‘pertolongan’
[Penulis : Izzudin | Editor : radenrhea]