Pasutri Setahun Gagal Penetrasi (4-habis)

Pasutri Setahun Gagal Penetrasi (4-habis)

Paksa Suami Cerai dan Nikah Lagi

Ketika sudah siap, Yani dan Yono bersama-sama menemui dr Ana di tempat praktiknya dan segera menjalani pemeriksaan menyeluruh. Detail dan sangat teliti. Kata Yono, sebagaimana dijelaskan dr Ana, vaginismus dapat disebabkan oleh penyebab fisik berupa infeksi di area genitalia seperti luka. Vaginismus juga bisa dipicu faktor psikologis. Bagi yang baru nikah 1-2 minggu dan tak bisa penetrasi, itu bisa disebabkan si pengantin masih takut atau belum jago. Tapi, kalau sudah berbulan-bulan bahkan hingga setahun, bisa jadi ini merupakan sesuatu yang tidak wajar. Pada kasus Yani, dr Ana menilai faktor psikologis yang tidak bisa dijelaskan berkontribusi memicu lubang vagina yang terus menutup. "Bukan kemauan dia, tapi ada beban psikologis di sana," ujar dr Ana seperti ditirukan Yono. Yono dan Yani kemudian menjalani terapi. Dalam terapi, dr Ana memberikan pemahaman atau edukasi mengenai vaginismus. Melewati konsultasi selama kurang lebih dua bulan, pasangan ini ternyata belum berhasil melakukan penetrasi dan terbebas dari jerat vaginismus. Yani nyaris putus asa kembali. Untung dr Ana berhasil memompa semangat perempuan bermata bundar ini. Kata Yono, memang hanya sekitar 10 persen orang yang mengalami vaginismus bisa disembuhkan hanya dalam tahap edukasi atau pemberian pemahaman. Masih ada peluang. Masih besar. Berhasilkan Yani pada tahap ini? Belum. Dia dan suaminya harus menjalani beberapa tahapan tes dan terapi lanjutan. Melelahkan, memang. Tapi, langkah demi langkah perjuangan harus tetap dilakukan demi mewujudkan keinginan. "Kami dievaluasi perlahan-lahan untuk mengubah pola pikir, diperbaiki dengan hipnoterapi dan edukasi," kata Yono, yang mengaku sangat bersyukur masih diberi semangat kuat. Ternyata belum berhasil. Dokter lantas melakukan terapi lanjutan dengan mengajarkan berhubungan intim yang rileks, nyaman, dan saling percaya. Pengobatan juga dilakukan dengan multidisiplin bersama psikiater atau psikolog. Selanjutnya dokter juga menggunakan alat bantu berupa dilator. “Dilator adalah sebuah alat medis yang berfungsi untuk merelaksasi otot vagina. Kata dr Ana, 98 persen berhasil sembuh dengan menggunakan bantuan alat ini,” kata Yono. Tapi di luar itu, dr Ana menemukan fakta lain yang mengejutkan: Yuni ternyata menderita kelainan pada alat reproduksinya. Artinya, Yuni tidak bakal bisa hamil dan melahirkan. “Sebenarnya fakta ini tidak hendak saya katakana kepada Yani. Tapi sudah telanjur. Yani mendengarnya langsung dari dr Ana,” kata Yono, yang lantas menambahkan bahwa fakta ini menyebabkan Yani mendorong Yono untuk menceraikannya saja dan menikah dengan perempuan lain. Yani mengambil langkah tersebut dengan alasan agar Yono bisa menikmati kehidupan rumah tangga normal dan punya keturunan. “Aku dipaksa. Dia nggugat cerai tanpa minta pertimbangan aku. Karena itulah aku di sini untuk konsultasi dengan pengacaranya Yani,” kata Yono kepada Memorandum. (jos, habis)                  

Sumber: