Menteri Negara-negara Andean Gelar Pertemuan Darurat Bahas soal Ekuador

Menteri Negara-negara Andean Gelar Pertemuan Darurat Bahas soal Ekuador

Zunita Putri - detikNews
Selasa, 16 Jan 2024 08:43 WIB
Soldiers in an armoured vehicle patrol the citys historic centre following an outbreak of violence a day after Ecuadors President Daniel Noboa declared a 60-day state of emergency following the disappearance of Adolfo Macias, leader of the Los Choneros criminal gang from the prison where he was serving a 34-year sentence, in Quito, Ecuador, January 9, 2024. REUTERS/Karen Toro
Foto Situasi Ekuador: (REUTERS/Karen Toro)
Jakarta -

Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan dari negara-negara Andean akan mengadakan pertemuan darurat akhir pekan ini. Pemerintah Peru mengatakan pertemuan ini akan membahas masalah kejahatan narkoba lintas perbatasan yang telah membawa Ekuador ke dalam krisis keamanan.

Perdana Menteri Peru, Alberto Otarola, mengatakan bahwa pertemuan di Lima, Peru, pada Minggu ini akan fokus pada cara-cara untuk menghadapi kejahatan transnasional. Khususnya, terkait pemberantasan narkoba.

"Kita harus menghentikan perdagangan narkoba, yang merupakan sumber utama pendanaan untuk masalah yang telah menimbulkan kematian, kekacauan dan kecemasan di negara tetangga kita, Ekuador," kata Alberto Otarola seperti dilansir AFP, Selasa (16/1/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para menteri dari Peru, Bolivia, Kolombia dan Ekuador akan ambil bagian, berupaya memperdalam kerja sama melalui "sistem intelijen, polisi, dan angkatan bersenjata nasional... dalam perjuangan bersama melawan kejahatan terorganisir," kata Otarola.

Ekuador yang pernah menjadi benteng perdamaian antara produsen kokain terbesar di dunia - Kolombia dan Peru - baru-baru ini terjerumus ke dalam krisis setelah bertahun-tahun melakukan ekspansi oleh kartel transnasional.

ADVERTISEMENT

Kekerasan terbaru ini dipicu oleh kaburnya salah satu bos geng narkotika paling kuat di Ekuador dari penjara Guayaquil lebih dari seminggu yang lalu.

Pemerintah mengumumkan keadaan darurat dan jam malam di seluruh negeri, membuat marah para gangster yang melancarkan beberapa serangan mematikan dan menyandera puluhan orang, yang sebagian besar telah dibebaskan.

Pada hari Minggu, pasukan keamanan Ekuador mengatakan mereka telah mengambil kendali beberapa penjara dari balik geng dan melaporkan lebih dari 1.300 penangkapan, delapan 'teroris' terbunuh, dan 27 narapidana yang melarikan diri ditangkap kembali.

Diketahui, Peru dan Kolombia memperkuat keamanan di perbatasan mereka sehubungan dengan pecahnya kekerasan yang telah merenggut sedikitnya 19 nyawa di negara tetangga mereka.

Kekerasan akibat narkoba menimbulkan dampak buruk terhadap generasi muda di Ekuador, dengan tingkat pembunuhan di kalangan anak-anak dan remaja melonjak hingga setidaknya 770 kasus, meningkat sebesar 640 persen dibandingkan empat tahun sebelumnya, kata UNICEF pada hari Senin, mengutip Kementerian Dalam Negeri Ekuador.

Kantor badan anak-anak PBB untuk Amerika Latin dan Karibia yang berbasis di Panama itu mengatakan perekrutan paksa anak-anak oleh geng narkoba juga meningkat. Kekerasan akibat narkoba juga menghalangi akses anak di bawah umur terhadap hal-hal mendasar seperti layanan kesehatan dan pendidikan.

(zap/nvc)