BiodiversitasBiotaLautIndonesia.pdf

BiodiversitasBiotaLautIndonesia.pdf

Full description

Views 232 Downloads 121 File size 10MB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE

Citation preview

Biodiversitas Biota Laut Indonesia

Kekayaan Jenis, Sebaran, Kelimpahan, Manfaat dan Nilai Ekonomis

Suharsono

Protozoa, Plankton , Porifera , Colenterata, Polychaeta, Krustasea, Moluska, Ekhinodermata, Ikan, Mamalia laut, Reptil laut, Rumput laut, Lamun, Mangrove, Burung Laut

Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014

Biodiversitas Biota Laut Indonesia

Kekayaan Jenis, Sebaran, Kelimpahan, Manfaat dan Nilai Ekonomis

Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014

© 2014 Indonesian Institute of Sciences (LIPI) Pusat Penelitian Oseanografi*

Katalog dalam Terbitan Biodiversitas Biota Laut Indonesia /Suharsono – Jakarta viii + 418 hlm. ; 17,6 x 25 cm ISBN 978-979-3378-80-0 1.Biodiversitas

Verifikator Daftar Biota

Layout/Tata Letak Juru Foto

: Amir Hamidy Anna Manuputty E.W Aryono Fahmi Hadiyanto Hendrik Capenberg Hikmah Toha Inayat A.H Indra Aswandy Indra Bayu Vimono M. Adrim M. Irham Mumpuni Najib Pradina Purwati Pramudji Rianta Pratiwi Ricky Rositasari Suharjono Suharsono Susi Rahmawati Wanda S. Atmadja, Yanti Yosephine Tuti : Dewirina Zulfianita : Agus Budiyanto Suharsono

* Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI Jl. Pasir Putih No. 1, Ancol Timur, Jakarta 11048 Telp. : 021-64712287, 6452425, 64713850 Fax. : 021-64711948, 64712287 E-mail : [email protected]

......

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Kita sering mendengar atau membaca tentang Indonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia. Namun jika kita bertanya lebih dalam seberapa banyak keanekaragaman hayati laut kita, mungkin jawabannya tidak mudah. Bahkan jika pertanyaannya, terkait berapa potensi nilai ekonomi keanekaragaman hayati laut Indonesia, mungkin jawabannya akan sangat beragam mulai bernilai sangat murah dimata seorang saudagar, sampai tak ternilai harganya (priceless) bagi seorang ilmuwan. Biological diversity, sering disingkat biodiversity, dan diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia sebagai biodiversitas atau keanekargaman hayati, terdiri dari tiga tingkatan yaitu keanekaragaman genetik, spesies dan ekosistem. Keanekaragaman ekosistem menggambarkan bermacam-macam ekosistem yang ada di suatu lingkungan. Contohnya, ekosistem padang lamun, ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai berbatu dan ekosistem hutan bakau. Keanekaragaman genetik merupakan gambaran keanekaan susunan asam amino (DNA) antar individu spesies, sedangkan keanekaragaman spesies menggambarkan bagaimana beragamnya jenisjenis biota dalam suatu komunitas. Buku yang pembaca sekalian baca adalah keanekaragaman hayati pada tingkat spesies atau jenis. Buku ini adalah kompilasi tentang keanekaragaman biota laut Indonesia pada tingkat spesies. Jika pembaca membaca judul buku ini mungkin diantara pembaca merasa terasa ada pengulangan atau ‘redandency’ pada judul Biodiversitas Biota Laut Indonesia, namun penulis memang sengaja ingin menekankan tentang makna hayati disini pada biota atau organisme. Oleh karena itu dalam buku ini para pembaca akan diajak untuk mengenal aneka jenis, sebaran, kelimpahan dan nilai ekonomi suatu biota laut Indonesia. Saya sangat pengapreasiasi upaya penulis untuk merangkum informasi yang terserak dibanyak dokumen baik tertulis dalam penerbitan ilmiah, maupun yang berasal dari pengetahuan yang tak tertulis (tacit knowledge) yang ada di setiap peneliti taksonomi. Saya berharap para pembaca dapat mengambil hikmah tentang betapa kayanya sumberdaya hayati laut Indonesia, dan bagi para peneliti muda atau calon peneliti dapat meningkatkan keingintahuannya (curiosity) terkait biota laut dan upaya pemanfaatannya. Jakarta Agustus 2014 Dr. Ir. Zainal Arifin I

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KATA PENGANTAR Para ahli sepakat bahwa laut Indonesia mempunyai kekayaan jenis dan keanekaragaman yang tertinggi didunia. Namun hingga kini kita belum mempunyai bukti yang nyata dalam bentuk koleksi yang tersimpan dengan baik di Indonesia. Hal ini disebabkan kita belum mempunyai museum ataupun tempat menyimpan koleksi biota laut yang baik. Berbagai jenis biota laut justru tersimpan dengan baik di beberapa museum mancanegara. Hal ini merupakan tantangan bagi kita untuk dapat membuktikan bahwa Indonesia memang sebagai negara dengan keanekaragaman laut terbesar di dunia. Disamping itu kita prihatin dengan sedikitnya jumlah ahli taksonomi laut Indonesia yang masih dapat dihitung dengan jari tangan. Sebagian besar penemu species baru dan pemberi nama biota laut adalah orang asing, kedepan kita harus mencetak ahli taksonomi lebih banyak lagi agar penemu dan pemberi nama biota yang ditemukan di Nusantara adalah orang Indonesia. Tantangan berikutnya adalah kita juga sebaiknya mengetahui berapa besar potensi masing-masing jenis biota yang kita miliki, dimana lokasinya dan sudah sejauhmana kekayaan tersebut telah dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Negara Indonesia dapat membanggakan diri sebagai negara yang mempunyai keanekaragaman biota laut yang tertinggi di dunia, namun juga mempunyai tanggung jawab yang besar untuk tetap menjaga, mengelola dan mepertahankannya. Pekerjaan ini tidaklah mudah oleh karena adanya gangguan yang cukup serius baik secara alami ataupun oleh karena aktivitas manusia baik yang langsung maupun tidak langsung yang dapat menyebabkan kerusakan sumberdaya laut tersebut. Kecepatan eksploitasi sumberdaya laut dan degradasi lingkungan laut cukup mengkawatirkan, ada kemungkinan kita belum sempat mengkoleksi dan memberi nama biota yang kita miliki sudah keburu punah. Hal ini disebabkan oleh karena laju kerusakan sumberdaya laut kita lebih cepat dari laju pemulihannya. Diperlukan usaha yang keras untuk mengelola dengan baik sumberdaya laut kita dengan membuat peraturan, penegakkan hukum dan menyadarkan masyarakat serta diperlukan kearifan dalam memanfaatkan keanekaragaman biota laut. II

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

“Bukan kesejahteraan yang kita peroleh namun kemiskinan dan kerusakan lingkungan yang kita dapatkan jika kita melakukan kesalahan dalam mengelola dan mengambil kebijakan pemanfaatan potensi sumberdaya laut. Sumberdaya laut menjanjikan manfaat yang sangat besar namun juga mempunyai kerentanan dan resiko yang tinggi jika salah dalam mengelolanya.” Definisi Biodiversitas bermacam-macam, namun dalam buku ini Biodiversitas mengacu pada World Resources Institute, World Conservation Union dan UNEP untuk Global Biodiversity Strategi 1992, yang mendefinisikan biodiversitas sebagai jumlah total dari ekosistem, species dan genetik pada suatu daerah. Pengertian biodiversitas pada prinsipnya dapat dibagi menjadi 3 katagori pada tingkat ekosistem, species dan genetik. Diversitas genetik mengacu pada variasi gen dalam species, sedangkan diversitas species mengacu pada variasi species di suatu daerah. Buku ini diberi judul Biodiversitas Laut Indonesia, mengandung arti hanya untuk keanekaragaman species laut di Inodesia. Buku ini tidak memuat variasi ekosistem dan genetiknya. Buku ini mencoba untuk mengevaluasi kekayaan jenis dan kenekaragaman jenis biota laut yang ada di Indonesia saat ini. Untuk setiap kelompok biota akan dijelaskan terlebih dahulu sifat-sifat biologi, manfaat, keanekaragaman jenis dan status perlindungan dari kelompok tersebut. Beberapa jenis biota yang dianggap eksotik dikupas lebih dalam karena mempunyai nilai ekonomi tinggi atau karena mendekati kepunahan atau karena menjadi perhatian dunia. Setiap kelompok biota dibuatkan list speciesnya, sebaran dan kelimpahannya serta nilai ekonominya. Data ini dikumpulkan dari berbagai buku, jurnal, informasi secara langsung dengan para ahlinya dan sumbangan teman-teman terutama dalam mengevaluasi dan menyajikan dalam bentuk daftar species untuk itu semua diucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya. Tidak mudah dan dibutuhkan kesabaran untuk mengevaluasi nama species masih valid atau tidak dan ada tidaknya penamaan ganda, atau adanya nama sinonim menjadikan buku ini tentunya masih jauh dari sempurna. Data tentang jenis karang diharapkan lebih akurat dari kelompok yang lainnya, oleh karena penulis berkecimpung dalam bidang penelitian terumbu karang. Buku ini merupakan dokumentasi yang belum selesai yang dengan senang hati menerima masukan untuk ditambahkan atau dikurangi terutama jenis-jenis biota baru yang ditemukan ataupun ada kesalahan penulisan nama jenis. Dengan demikian nantinya buku ini dikemudian hari semakin kaya dan lengkap memuat keanekaragaman biota laut di Indonesia. Idealnya setiap dua atau tiga tahun buku ini dievaluasi dengan memasukan temuan-temuan baru atau status baru setiap biota laut yang ada di Indonesia.

III

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL PENDAHULUAN Sebaran dan kekayaan biota laut Indonesia Konfigurasi dan proses tatanan lempeng geologi Keanekaragaman jenis biota laut Eukaryotik, Bakteria dan Archahea laut Ancaman terhadap keanekaragaman jenis Metoda KEANEKARAGAMAN JENIS BIOTA LAUT Protozoa Plankton Porifera Colenterata Polychaeta Krustasea Moluska Ekhinodermata Ikan - Ikan Coelacanth - Ikan Hiu dan Ikan Pari - Ikan Napoleon - Ikan Kerapu - Anguila (belut laut)

IV

i ii iv vi 1 2 4 6 8 9 11 14 26 36 50 88 108 162 198 224 228 230 233 234 236

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Mamalia laut - Dugong - Cetacean Reptil - Ular laut - Buaya laut - Penyu. Rumput laut (algae, gangang, seaweed) Lamun (seagrass) Mangrove Burung Laut DAFTAR PUSTAKA

332 333 335 342 343 345 347 352 386 390 400 409

V

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2.

Hasil rangkuman kekayaan jenis dan jumlah suku biota laut yang ada di Indonesia dibandingkan dengan perkiraan biota yang ada di Dunia Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Foraminifera di Indonesia

07 18

(Verifikator: Ricky Rositasari - Sumber : Roeblich and Tappan 1988, Renema 2002 )

Tabel 3.

Daftar jenis Fitoplankton yang biasa ditemukan di perairan Indonesia

32

(Verifikator: Hikmah Toha, Nurul Pitria, Arief )

Tabel 4.

Contoh daftar substansi aktif yang dapat diekstrak dari sponge Indonesia untuk obat-obatan.

39

(Sumber : Rahmaniar 2004.)

Tabel 5.

Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Sponge yang ditemukan di Indonesia.

41

(Sumber : de Voogd 2005, Levi 1998, Dawson in press)

Tabel 6. Tabel 7.

Daftar harga beberapa jenis karang batu dan karang lunak yang dijual untuk Aquarium. Harga Karang Lunak yang dijual untuk Aquarium. Harga ditingkat Eksportir Daftar jenis, kelimpahan, sebaran dan Nilai ekonomis karang yang ditemukan di perairan Indonesia

53 55

(Verifikator : Suharsono) - Sumber : Veron , Wallace et al, 2012, and wolstenholme, 1998)

Tabel 8.

Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan colenterata dari kelompok Octocoralia (karang lunak), kelimpahan dan Sebaran yang ditemukan di Indonesia (Verifikator: Anna Manuputty - Sumber : Fabricius and Alderslade 2001 ; Bayer, 1981., Versereldt, 1980, 1982, 1983)

VI

71

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 9.

Tabel 10.

Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Gorgonian yang ditemukan di Indonesia (Verifikator : Yosephine Tuti - Sumber : Fabricius and Alderslade, 1981 ; Grasshoff, 1999) Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Polychaeta yang hidup di Indonesia (Verifikator : Hadiyanto)

Tabel 11. Jenis-jenis krustasea yang mempunyai nilai ekonomis penting dan harganya (2014) Tabel 12. Daftar jenis Copepoda yang ditemukan di Indonesia. Copepoda merupakan kelompok Krustasea yang seluruh siklus hidupnya berupa zooplankton (Sumber & Verifikator : Mulyadi) Tabel 13. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Alpheid (Verifikator : Rianta Pratiwi) Tabel 14. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Brachyura (Verifikator : Indra Aswandy & Rianta Pratiwi) Tabel 15 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Stomatopoda (Verifikator : M. Kasim Moosa) Tabel 16. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Amphipoda (Verifikator : Indra Aswandy)

Tabel 17. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Isopoda di Indonesia Tabel 18.

(Verikator : Aswandi - Sumber: Conni Margaretha Sidabalok, 2013) Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Macrura (Verifikator : Indra Aswandy) Jenis-jenis Moluska yang mempunyai nilai ekonomis dan harganya (2014)

Tabel 19. Tabel 20. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Moluska yang ditemukan diperairan Indonesia

80

91 110

112 123 128 140 144

152 159 166 168

(Verifikator : Hendrik Capenberg & Mudjiono)

Tabel 21. Daftar Nama Jenis Teripang yang bernilai ekonomis dan harganya ditingkat pedagang Pasar Glodok, Jakarta Tabel 22.

(Sumber : Purwati et al 2010 dan hasil survei harga 2014) Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Ekhinodermata yang ditemukan di perairan Indonesia (Verifikator : Pradina Purwati & Indra Bayu Vimono - Sumber : Massin 1999)

Tabel 23. Contoh daftar harga ikan hias laut ditingkat eksportir di Jakarta, harga dalam US $. Harga sangat bervariasi tergantung dari bentuk ukuran dan warna ikan. Disini diberikan contoh harga 7 jenis ikan dengan harga yang tertinggi dan 3 jenis ikan yang murah. Ada sekitar 425 jenis ikan hias laut yang diperdagangkan Tabel 24. Daftar harga untuk 10 jenis ikan konsumsi baik hidup maupun mati. berhubung semua ikan mempunyai nilai ekonomi maka pada daftar ini hanya mencantumkan 10 harga ikan laut yang termahal untuk katagori ikan pangan. (2013) Tabel 25. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan dan nilai ekonomis ikan laut di Indonesia

200

204

227

227 238

(Verifikator : Fahmi, M. Adrim, Najib, Sugeha) - Sumber : fish base, Kuiter and Tonozuka 2001, Allen and Erdman 2012.

VII

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 26. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan cetacean yang ditemukan di Indonesia. 340 (Sumber : Priyono 2001)

Tabel 27. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan jenis ular laut di Indonesia (*) koleksi yang ada di referensi rujukan Museum Bogriensis, Cibinong.

350

(Verifikator : Mumpuni - Sumber : Heatwole 1999, MZB, Sander et al. 2013, Iskandar & Colijn).

Tabel 28. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan rumput/ algae/ seaweed yang ada di laut Indonesia

358

(Verifikator : Wanda S. Atmadja - Sumber: Atmadja and Prud’ homme 2010, Van Bose 1928)

Tabel 29. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Lamun/sea grass di Indonesia Tabel 30.

389

(Verifikator : Susi Rahmawati) Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Mangrove Sejati (True Mangrove)

yang ditemukan di Indonesia

394

(Verifikator : Pramudji, Suharjono - Sumber : Giesen et al, 2007)

Tabel 31. Daftar Jenis Tumbuhan tingkat tinggi yang berasosiasi dengan mangrove di Indonesia Tabel 32.

Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan dan nilai ekonomis burung laut di Indonesia. (Verifikator : M. Irham rujukan Museum Bogoriense)

VIII

396

(Sumber : Giesen et al, 2007)

403

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

PENDAHULUAN

I

ndonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, membentang dari timur-barat, Merauke-Sabang sepanjang 51.000 km dan utara-selatan Miangas-Rote sepanjang 1.800 km. Di dalam negara kepulauan inilah terdapat 18.110 pulau dengan panjang garis pantai 108.920 km. Sekitar 10% dari pulaupulau yang ada merupakan pulau karang yang mempunyai elevasi kurang dari 2 meter. Luas total laut Indonesia sekitar 5 juta km2 dengan zona ekonomi eksklusif seluas 2,7 juta km2. Keanekaragaman jenis biota laut Indonesia merupakan sumberdaya yang sangat besar, yang tersebar di daerah yang sangat luas dan di tempat yang sangat unik. Kenekaragaman sumberdaya laut kita merupakan sumber pangan yang tiada habisnya, sumber lapangan pekerjaan dan sumber kehidupan, sumber inspirasi, sumber budaya dan kultural keseharian kita yang dijalin oleh laut sebagai media jejaring antar pulau, sehingga memunculkan suku-suku yang sangat sepesifik seperti suku laut, Buton, Bugis, Bajoe, Makassar yang sangat sukses beradaptasi dengan kondisi dan sumberdaya laut kita. Daerah pesisir dan sumberdaya laut untuk generasi yang akan datang tidak hanya sekedar sebagai komoditas semata tetapi merupakan bagian sejarah perkembangan kebudayaan, dan sebagai penjaga ketahanan pangan, kesejahteraan, dan kedamaian untuk masa sekarang dan yang akan datang. Tujuan dari penulisan buku ini adalah mengumpulkan, menginventarisasi dan mengevaluasi informasi kekayaan jenis, sebaran dan nilai ekonomisnya biota laut Indonesia yang terserak di berbagai publikasi. Dengan terkumpulnya informasi ini, diharapkan memberi kemudahan bagi siapa saja yang ingin mengetahuinya. Memudahkan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan untuk merencanakan pengelolaan dan diharapkan dapat memilih dan memilah biota-biota laut yang masih dapat dimanfaatkan, dikembangkan karena alasan ekonomi dan biota yang

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

perlu dilindungi karena kelangkaannya. Pengelolaan yang tepat, efektif dan efisien akan berujung pada kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat pesisir serta sebagai pertanggung jawaban di dunia international.

Sebaran dan kekayaan biota laut Indonesia

Sebaran biota laut tidak merata, keanekaragaman jenis biota laut lebih banyak di daerah tropis dan semakin berkurang kearah daerah subtropik dan daerah kutub (Briggs 1974). Sebaran hewan-hewan laut lebih banyak dibatasi oleh faktor suhu dan intensitas radiasi matahari. Di daerah tropis sendiri konsentrasi sebaran biota laut dapat dibagi menjadi lima bagian yang besar yaitu : Indo-West Pacific (IWP), East Pacific (EP). West Atlantic (WA), East Atlantic (EA) dan Indian Ocean (IO), (Paulay 1997). Sedangkan para ahli ekologi laut membagi laut dunia menjadi 5 lautan dan 232 ecoregion berdasarkan tipe habitat, komposisi jenis yang relatife seragam dengan kondisi lingkungan setempat (Snelgrove 2010). Dari kelima laut dunia maka Indo-Pasifik Barat merupakan daerah yang terkaya dilihat dari keanekaragaman jenisnya Para ahli sepakat bahwa salah satu pusat keanekaragaman jenis biota laut dan tempat asal usul biota laut yang ada didunia berada di sekitar laut Indonesia dan Philiphina. Beberapa ahli taksonomi menemukan bahwa laut Indonesia mempunyai keanekaragaman tertinggi di dunia, terutama untuk : ikan Hiu (Compagno 1999, Last et al 2010), Ikan karang (Allen 1997, Burke et al 2002, Werner and Allen 2000 Mora et al 2003), Moluska (Kohn 1967), karang (Spalding et al 2001, Wallace et al 2003, Hoeksema and Putra 2003), sponge (De voogd and Van Soest 2002), foraminifera (Hohnegger et al 2000, Renema 2002), sidat (Sugeha et al 2008), Stomatopoda (Barber et al 2000), ular laut (Heatwole, 1999), Mangrove (Alongi 2002, Giesen et al 2007). Dari daerah inilah kemudian biota laut menyebar keseluruh perairan lautan Hindia dan lautan Pasifik. Berapa besar kekayaan jenis biota laut di dunia dan di Indonesia tidak ada seorangpun yang tahu dengan pasti. Bahkan kemungkinan besar banyak jenis biota laut yang belum sempat dikenali ataupun belum sempat diberi nama telah keduluan punah. Menurut perkiraan para ahli jumlah jenis biota laut yang ada di dunia diperkirakan antara 250.000-300.000 jenis. Setiap tahun ada sekitar 1300 – 1500 jenis baru biota laut ditemukan di dunia (Snelgrove, 2010). Ukuran biota laut sangat bervariasi dari yang hanya dapat di lihat dibawah mikroskup hingga yang mempunyai ukuran beberapa meter, seperti misalnya bakteri dan plankton hanya beberapa mikron sedangkan paus biru dapat mencapai ukuran lebih dari 20 meter. Warna sangat bervariasi, dari yang tanpa warna atau transparan hingga berwarna pelangi.Warna hewan laut jauh sangat bervariasi dibandingkan dengan biota darat. Hampir setiap warna yang ada dapat ditemukan di laut. Sedangkan umur biota laut juga sangat bervariasi dari yang pendek hanya dalam hitungan jam sampai yang dapat mencapai umur lebih dari 400 tahun. Beberapa biota laut yang usianya dapat mencapai ratusan tahun misalnya paus, moluska, ekhinodermata bahkan ada yang bisa mencapai ribuan tahun seperti karang hitam, karang lunak dan sponge Xestospongia muta (2300 – 4000 tahun) (Snelgrove 2010).

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Mengapa laut Indonesia menjadi pusat keaneka ragaman jenis biota laut di dunia ? Pertama karena adanya arus laut yang mengalir sepanjang masa yaitu arus lintas Indonesia dan arus muson. Kedua karena proses pembentukan kepulauan Indonesia masa lalu yang menghasilkan variasi habitat yang sangat komplit dan komplek. Perpaduan keduanya menciptakan faktor lingkungan yang sangat optimal untuk proses adaptasi dan evolusi. Pertama letak Indonesia yang berada di antara dua benua Australia dan Asia serta terletak diantara dua Samudra Pasifik dan Samudera Hindia. Kepulauan Nusantara merupakan semacam bendungan raksasa atau saringan air yang terbesar di dunia. Seperti umumnya bendungan selalu menimbulkan perbedaan permukaan air pada kedua sisinya. Permukaan laut Samudera Pasifik lebih tinggi sekitar 30-50 cm dibandingkan permukaan air Samudera Hindia akibatnya air selalu mengalir dari Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia. Aliran air yang besarnya sekitar 15 SV/ detik (15 x 10jt/m3/det) ini lebih dikenal sebagai arus lintas Indonesia atau “Indonesian through flow”. Aliran air yang mengalir melalui selat-selat sepanjang Pulau Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ini berfungsi juga sebagai wahana untuk menyebarkan berbagai anakan biota laut ke seluruh perairan Indonesia dan dunia. Disamping adanya perbedaan muka air sehingga terjadi aliran laut dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia, ternyata masa air laut yang sangat besar ini juga mempunyai suhu dan salinitas yang lebih tinggi. Pelepasan energi panas dan pencampuran salinitas selama perjalanan menuju Samudera Hindia mempunyai dampak yang sangat besar terhadap iklim di Indonesia. Selain penyebaran biota laut yang disebabkan oleh arus lintas Indonesia, distribusi biota juga terjadi oleh karena adanya pola arus musiman yang terjadi akibat adanya angin muson. Pola arus ini waktu dan arahnya sejalan dengan angin muson barat dan angin muson timur yaitu enam bulan kearah timur dan enam bulan kearah barat. Pola arus ini berubah arah tergantung dari letak pulau seperti di kepulaun Riau pola arus ini lebih dikenal dengan arus selatan dan arus utara. Hal ini disebabkan oleh karena arus dari Laut Jawa dengan arah barat timur ketika sampai di Selat Karimata atau kepulaun Bangka-Belitung berbelok arah menjadi utara selatan. Begitu juga halnya pola arus permukaan yang terjadi di Indonesia timur, arus dari Laut Banda pada musim barat akan menyebar kearah utara hingga Halmahera dan pada waktu musim timur arah arus arus berbalik kearah selatan. Angin musim yang menyebabkan terjadinya arus dengan arah timur barat ini menjamin terjadinya penyebaran larva biota laut dari barat ke timur dan sebaliknya.

3

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Disamping kedua arus yang telah diterangkan di atas pola sebaran biota laut di Indonesia juga dibantu oleh adanya pola arus akibat terjadinya pasang surut. Pola pasang surut di Indonesia biasanya bersifat diurnal yaitu terjadi dua kali pasang dan surut dalam sehari tergantung lokasinya.

Konfigurasi dan proses tatanan lempeng geologi

Sejarah geologi masa lalu sangat menentukan keanekaragaman biota yang terlihat pada saat ini. Kepulauan Indonesia paling tidak terbentuk dari empat lempeng yang besar yang saling bertumbukan yaitu Indo-Australian di sebelah selatan. Lempeng Eurasian dari sebelah utara. Dari sebelah utara juga ada lempeng Philipine yang relatif lebih kecil dan di sebelah timur terdapat lempeng Pasifik. Sebagai gambaran kecepatan subduksi dari Indo-Australia ke arah lempeng Burma adalah 5 cm per tahun (Addicot and Richards 1981). Kepulaun Nusantara di bagian barat yaitu pulau Sumatera, Kalimatan dan Pulau Jawa merupakan daerah yang relatif stabil dibandingkan pulau-pulau di Indonesia tengah dan timur. Pulau-pulau di Indonesia barat relatif tidak berubah sejak jutaan tahun yang lalu dan laut Jawa baru terisi oleh air laut hingga tercapai permukaannya seperti saat ini adalah sekitar 8000 tahun yang lalu. Berbeda dengan Indonesia bagian barat hampir semua pulau-pulau yang ada di Indonesia tengah dan timur saat ini, sekitar 350 juta tahun lalu hampir semuanya berasal dari lempeng yang bergerak dari arah selatan. Lempeng-lempeng ini bergerak kearah utara secara perlahan-lahan dan sebagian lempeng-lempeng ini ada yang bergerak sambil memutar akibat adanya tumbukan dengan lempeng yang lain. Fisiografi dan konfigurasi dari pulau-pulau yang terlihat saat ini merupakan proses yang memakan juataan tahun. Perlu diingat bentuk pulau saat ini bukan merupakan bentuk akhir oleh karena proses perubahan secara perlahan hingga saat ini masih terus berlangsung. Hasil yang terlihat saat ini adalah kita mempunyai dua laut dangkal yang terbesar di dunia yaitu Paparan Sunda di bagian barat dan Paparan Sahul di bagian timur. Paparan Sunda merupakan laut dangkal yang berada antara Sumatera, kalimatan dan Jawa. Sedangkan paparan Sahul merupakan laut dangkal yang terletak diantara Pulau Papau dan Australia. Kedua paparan ini dipisahkan oleh laut yang dalam dibagian tengah yaitu laut Sulawesi Laut Banda dan Laut Flores. Ketiga laut ini tidak pernah mengalami kekeringan selama proses pembentukannya. Berbeda dengan paparan Sunda dan paparan Sahul yang dulunya merupakan daratan dan baru digenangi air laut sekitar 8000 tahun yang lalu. Laut yang tidak pernah mengalami kekeringan selama jutaan tahun ini juga menjamin terjadinya proses evolusi yang berkesinambungan evolusi sepanjang masa. Perbedaan asal usul pulau-pulau di Indonesia barat dan Indonesia timur ini dengan mudah dapat dibedakan dari perbedaan yang sangat nyata dari berbagai fauna yang hidup diatasnya. Pergerakan lempeng-lempeng ini ternyata diikuti pula oleh biota yang hidup diatasnya. Pergerakan lempeng yang lambat juga memberi kesempatan biota untuk berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Adanya perbedaan yang sangat nyata biota-biota darat yang hidup di berbagai pulau Indonesia 4

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

terutama pulau Kalimatan, Jawa dan Sumatera di sebelah Barat dan Pulau-pulau Sulawesi, Maluku dan Papua di sebelah timur, memunculkan adanya garis pemisah maya yang disebut sebagai garis Wallace. Namun garis Wallace ini tampaknya tidak berlaku untuk biota-biota yang hidup di laut. Perlu diketahui bahwa sejak jaman precambrian telah terjadi proses kenaikan dan penurunan muka laut sebanyak empat kali. Kenaikan dan penurunan muka laut berkisar antara 100-150 meter dari posisi muka laut saat ini. Pada saat terjadi penurunan muka laut beberapa lokasi tentunya akan terisolasi dan pada saat muka laut kembali naik maka beberapa laut terhubung kembali. Adanya proses putus-sambung antara laut yang satu dengan lainnya yang memakan beberapa juta tahun berakibat munculnya berbagai biota yang bersifat endemik. Kombinasi antara proses geologi dalam pembentukan pulau-pulau di Indonesia dan adanya pola arus yang sangat rumit dan mengalir terus menerus sepanjang tahun menghasilkan variasi habitat yang sangat tinggi. Tumbukan lempeng tektonik menyebabkan terjadi pengangkatan disatu sisi dan menyebabkan kemungkinan penenggelaman disisi lainnya. Hal ini juga menyebabkan konfigurasi dan fisiografi dasar laut menjadi sangat komplek atau kadang digunakan istilah morphology laut Indonesia mempunyai rugositas yang tinggi. Arus laut yang mengalir tidak selalu berjalan dengan mulus adanya dasar laut yang tidak rata dan adanya hadangan pulaupulau yang ribuan jumlahnya menyebabkan terjadinya pembelokan, pengangkatan, penenggelaman dan pengadukan arus laut. Seperti anda ketahui bahwa masa air yang dibawa arus laut selalu mempunyai perbedaan dalam temperatur, densitas, keasaaman dan salinitas. Sebagai contoh massa air dari Lautan Pasifik selalu mempunyai suhu yang lebih tinggi sedangkan masa air laut dari laut Natuna, Jawa selalu memunyai salinitas yang lebih rendah oleh karena banyak masukan air tawar dari daratan. Kombinasi wadah atau tempat yang sangat bervariasi dan komposisi kimiawi dan fisika air laut yang sangat bevarisi menyebabkan munculnya habitat yang sangat bervariasi dan kadang-kadang sangat unik. Hasilnya dapat kita lihat adanya habitat muara sungai, habitat rawa, estuarine, daerah pantai yang dangkal, laut yang dalam, laut terbuka, habitat oseanik, laut yang tertutup penuh atau semi tertutup dan danau air asin yang terjebak di tengah pulau, dll. Habitat laut dapat juga dilihat dari tipe penyusun dasarnya kita mempunyai habitat berlumpur, berupa pasir, pecahan karang mati dan batu atau karang. Perbedaan habitat tentunya akan memberikan komunitas biota yang berbeda pula oleh karena adanya kesesuaian antara habitat dengan biota yang hidup didalamnya.

Evolusi merupakan proses hubungan inter, intra dan antar berbagai jenis biota serta adaptasi secara terus menerus terhadap lingkungan yang selalu berubah. Proses evolusi dan adaptasi di laut Indonesia dapat berjalan dengan baik oleh karena tersedianya lingkungan yang sangat mendukung yaitu adanya variasi habitat yang sangat tinggi dan terjaminnya kualitas perairan yang mendukung 5

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

tumbuh kembangnya biota laut secara maksimal. Dilain pihak beberapa lokasi laut Indonesia juga memberikan kesempatan untuk terjadinya spesiasi bagi beberapa biota laut hal ini dapat dilihat adanya beberapa biota yang bersifat endemik. Beberapa lokasi di Indonesia dapat dikatakan sebagai daerah ungsian oleh karena menyimpan beberapa jenis biota yang sangat unik. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena proses geologi masa lalu yang dalam perjalanannya telah empat kali terjadi kenaikan dan penurunan permukaan laut di Indonesia. Perubahan muka laut mempunyai kisaran antara 100-150 meter dari permukaan laut yang terlihat saat ini. Lokasi seperti teluk Tomini dan Teluk Cendrawasih merupakan contoh daerah yang mempunyai habitat yang unik oleh karena mempunyai kekayaan jenis yang sangat tinggi hal ini mungkin pada saat terjadi perubahan muka laut daerah ini terisolasi dan pada saat muka laut kembali lagi seperti semula laut ini tersambung kembali. Proses putus-sambung dalam kurun waktu jutaan tahun inilah kemungkinan yang menyebabkan daerah ini unik dan kaya dengan keanekaragaman biota.

Keanekaragaman jenis biota laut

Laut merupakan tempat hidup yang sangat luas dari berbagai biota. Luasan laut lebih besar jika dibandingkan luasan daratan. Laut membentang dari daerah kutub ke daerah tropis dan dari permukaan hingga kedalaman lebih dari 12.000 meter yang terhubung satu dengan lainnya. Hubungan antara laut satu dengan lainnya dijamin oleh adanya pola arus yang tanpa henti bergerak terus menerus sepanjang masa atau biasa disebut “conveyer belt”. Biota yang hidup di laut secara umum dapat dibedakan menjadi Archaea, Bakteri dan Eukaryotik. Archaea merupakan biota tingkat rendah yang belum mempunyai

6

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

inti. Bakteri merupakan biota tingkat rendah yang juga belum mempunyai inti tetapi secara genetik sangat berbeda dengan archahea. Sedangkan eukaryotik adalah biota yang di dalam selnya telah didapati inti sel. Eukaryotik terdiri dari biota yang sederhana hingga tumbuhan tinggi dan mamalia. Untuk memudahkan para pembaca melihat kekayaan jenis laut di Indonesia dibuatkan rangkuman kekayaan jenis laut Indonesia yang dibandingkan dengan perkiraan kekayaan yang ada di dunia.

Tabel 1 . Hasil rangkuman kekayaan jenis dan jumlah suku biota laut yang ada di Indonesia dibandingkan dengan perkiraan biota yang ada di Dunia. Jumlah jenis di Indonesia

Jumlah suku

a. Foraminifera

250

38

2.

Plankton

66

35

3.

Porifera/ Sponge.

262

52

4.

Cnidaria/ Coelenterata

569

15

8

4

c. Octocoralia/ Karang lunak

311

9

d. Gorgonia/ karang kipas

271

13

588

45

a. Copepoda

382

5

b. Alpheid

159

1

c. Brachyura

443

22

d. Amphipoda

250

44

e. Stomatopoda

120

13

f. Isopoda

223

19

g. Macrura

37

1

a. Gastropoda

774

55

b. Scaphopoda

3

1

c. Bivalvia

215

33

c. Cephalopoda

33

3

Echinodermata

651

67

No 1.

Taksa

Jumlah jenis dunia

Protozoa/Plankton

11.000

a. Scleractinia/Karang batu b. Non-Scleractinia

5.

Anelida a. Polychaeta/ Cacing laut

6.

7.

8.

Crustacea

Molusca

43.000

40.000

7

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Lanjutan Tabel 1 ... No 9.

Taksa Chordata

Jumlah jenis dunia

Jumlah jenis di Indonesia

Jumlah suku

3424

237

30.000

a. Ikan. b. Mamalia laut 1. Dugong

1

1

1

83

31

6

1. Ular laut

70

45

5

2. Buaya Laut

14

1

1

2. Cetacean c. Reptile

3. Penyu d. Aves (Burung Laut) 10.

8

6

2

993

174

24

Algae

971

81

a. Chlorophyceae / Algae hijau

590

50

b. Rhodophycaea/ algae merah

245

19

c. Phaeophyceae/algae coklat 11

Lamun

12

Mangrove a. Mangrove sejati b. Pohon yang berasosiasi dg mangrove

136

12

58

13

2

74

55

19

75

39

Eukaryotik, Bakteria dan Archahea laut

Hewan Laut dan tumbuhan laut Eukaryotik atau lebih dikenal dengan “biota sejati” oleh karena terdiri dari sel yang mempunyai inti, mitochondria dan organela yang lain. Dari kelompok ini biota yang terkecil disebut sebagai protista (foraminifera dan ostreococcus) dan biota-biota yang bersel tunggal seperti protozoa dan plankton. Sebagian besar biota lainnya multiselular dan hidup dengan membentuk koloni seperti misalnya, cnidaria (karang dan ubur-ubur). Biota dari kelompok eukaryotik ini dibedakan lagi menjadi hewan yang tidak mempunyai tulang belakang seperti ekhinodermata (teripang dan bintang laut), krustasea (kepiting, udang), moluska (keong, kerang, gurita dan cumi), dan hewan bertulang belakang, ikan, reptile ( ular, penyu dan buaya), burung, mamalia (paus, dugong dan pesut). Bakteria adalah organisme bersel tunggal tanpa inti hidup di seluruh lautan mulai dari lumpur, batu-batuan, pasir, tumbuhan dan binatang. Bakteri hidup di permukaan laut hingga laut yang paling dalam dan dari tempat yang normal hingga tempat yang ekstrem seperti di cerobong gunung bawah laut yang mempunyai suhu yang sangat tinggi. Bakteri mempunyai peranan yang sangat besar dan salah satunya adalah sebagai pengurai biota yang telah mati. Bakteri juga sebagai penyubur lautan dengan jalan mengurai zat organik menjadi zat hara dan sebaliknya. Cyanobakteria dan Prochlorococcus termasuk dalam golongan ini. Jumlah jenis bakteri yang hidup di laut diperkirakan mencapai lebih dari satu juta.

8

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Archaea organism bersel tunggal tanpa inti secara genetic berbeda dari bakteri biasanya hidup di tempat yang ekstrem seperti laut yang dalam dan tempat-tempat yang hampir tanpa oksigen atau di tempat dengan suhu tinggi seperti di cerobongcerobong gunung bawah laut. Halobakteria dan methanococcus termasuk dalam golongan ini. Tumbuhan yang hidup di laut dapat dibedakan menjadi phytoplankton dan tumbuhan tingkat tinggi. Plankton yang mempunyai klorofil dimasukkan ke dalam tumbuhan dan disebut sebagai phytoplankton. Algae atau rumput laut merupakan tumbuhan tingkat rendah oleh karena belum mempunyai akar, batang, daun, bunga dan buah. Seluruh bagian tubuhnya algae disebut thalus. Satu-satunya tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di dalam laut adalah lamun. Lamun mempunyai akar, batang, daun, bunga dan buah. Mangrove merupakan tumbuhan tingkat tinggi setengah laut dan setengah darat yang hidup di daerah pasang surut.

Ancaman terhadap keanekaragaman jenis

Keanekaragaman dan kekayaan jenis tidak akan terlepas dari acaman yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan perubahan alam itu sendiri. Berbagai aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung akan dapat mengancam keanekaragaman jenis biota laut. Hasil akhir aktivitas manusia tersebut dapat dilihat secara fisik terjadinya perubahan habitat atau rusaknya ekosistem. Sedangkan secara biologis terjadinya perubahan struktur komunitas atau hilangnya atau musnahnya suatu biota. Faktor alam yang mengancam keanekaragaman hayati laut antara lain disebabkan oleh terjadi perubahan iklim global seperti terjadinya bleaching, ledakan populasi biota tertentu dan bencana alam seperti gempa, ledakan gunung api, banjir dan lainnya. Ancaman terbesar dari menurunnya populasi suatu biota dan kemungkinan besar diikuti dengan langkanya atau bahkan punahnya suatu biota tertentu biasanya disebabkan oleh kombinasi dari aktivitas manusia yang berupa tangkap lebih, pemakaian alat tangkap yang merusak atau tingginya harga suatu biota tersebut. Eksploitasi yang berlebihan sering menyebabkan terjadinya penurunan populasi suatu komoditas. Tangkap lebih terjadi bila kemampuan untuk regenerasi dan pemulihan kembali lebih kecil dari tingkat pemanfaatannya. Tanda-tanda terjadinya tangkap lebih adalah bila ukuran komoditas yang dieksploitasi semakin mengecil, terjadinya perubahan dominasi dan keanekaragaman jenis ikan yang tertangkap. Alat tangkap trawl yang semakin besar ukurannya dan tanpa ada batasan ukuran mata jaring akan mempercepat proses tangkap lebih dan dapat mengancam terjadinya penurunan keanekaragaman jenis. Hal ini disebabkan banyaknya biota sampingan (by catch) yang bukan merupakan ikan target tangkapan ikut terjaring di dalam trawl.

9

BIODIVERSITAS B BI IIO ODIVE ODIV OD IV VER ERSI ERS SITA SITA TASS BIOTA BIO BI OTA LAUT INDONESIA

P Penggunaan bagan u untuk menangkap ikan dengan menggunakan d llampu sebagai daya ttarik agar ikan berkumpul serta penggunaan jaring angkat dengan ukuran mata jaring halus mengancam keberlangsungan rekruitmen larva ikan dan biota lainnya. Larva ikan dan juvenile biota laut pada umumnya bersifat fototaksis positif yang akan berkumpul jika ada cahaya lampu. Jaring bagan umumnya tidak bersifat selektif sehingga semua anakan ikan, cumi, udang akan terangkat semua. Hal ini jika dilakukan terus menerus dengan kapasitas yang semakin besar akan dapat mengancam keanekaragaman biota laut. Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan tidak hanya menyebabkan kematian ikan target tetapi ikan-ikan yang masih berukuran kecil atau biota lainnya juga ikut mati. Karang hancur dan bahkan telur ikan dan larva ikut mati disebabkan oleh getaran dan tekanan bom yang sangat kuat. Pemakaian racun potas atau cyanida dan racun lainnya juga dapat mengancam kekayaan jenis biota laut. Pemakaian cyanida untuk menangkap ikan hias ataupun ikan Napoleon yang biasanya disemprotkan kelubang diantara koloni karang dapat menyebabkan kematian karang dan biota lainnya yang ada disekitarnya. Tingginya harga suatu komoditas seperti misalnya ikan Napoleon, Kerapu, Ikan Pari batik, dan sirip ikan hiu menyebabkan terjadinya perburuan besar-besaran akan komoditas ini. Harga yang tinggi mendorong nelayan beramai-ramai untuk mefokuskan dengan segala upaya dan cara untuk dapat menangkap sebanyakbanyaknya tanpa memperhatikan kelestariannya. Mereka akan menangkap baik yang berukuran kecil atau yang besar dan biasanya pemerintah terlambat dalam membuat peraturan pengelolaannya. Oleh karena itu tidak mengherankan bila dalam waktu singkat komoditas yang mempunyai harga tinggi akan mengalami kelangkaan dan tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya kepunahan. Degradasi habitat dapat mengacam hilangnya suatu biota dari daerah tersebut dan pada gilirannya hampir semua biota yang ada di daerah tersebut lenyap dan digantikan oleh jenis-jenis tertentu yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang telah berubah. Degradasi habitat biasanya terjadi oleh karena adanya polusi dari aktivitas manusia yang ada di darat dan di laut. Polutan yang masuk kelaut biasanya berupa sedimen, buangan industri, buangan rumah tangga, pestisida dari lahan pertanian, reklamasi pantai, pengerukan pelabuhan, bongkar muat dan transpotasi laut dll. Degradasi atau perubahan lingkungan ini biasanya sulit untuk diperbaiki

10

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

tanpa menghilangkan sumber penyebabnya. Sebagai contoh degradasi lingkungan laut Jakarta. Teluk Jakarta merupakan contoh degradasi habitat dan perubahan lingkungan yang paling baik. Disini terlihat adanya komplit set faktor penyebab terjadinya degradasi lingkungan seperti adanya polutan dari perkotaan baik yang berupa limbah cair maupun padat yang berasal dari industry dan rumah tangga, adanya kegiatan reklamasi, tingginya tingkat sedimentasi akibat perubahan lahan pertanian untuk pemukiman dan perkotaan, ceceran minyak dan air buangan ballast dari akitivitas pelabuhan, transportasi laut dan masih banyak lagi. Sebagai contoh hasil dari adanya perubahan lingkungan yang terjadi di Teluk Jakarta, terlihat bahwa jumlah kekayaan jenis karang dari suku Acropiridae yang pada tahun 1920 masih ditemukan sebanyak 74 jenis maka pada tahun 2005 jenis karang dari suku Acroporidae tinggal 13 jenis (Sincia et al 2010). Bahkan di pulau Onrust dan Bidadari sudah tidak dapat ditemukan lagi pertumbuhan karang. Degradasi atau kerusakan habitat dan perubahan lingkungan tidak hanya dapat terjadi wilayah pesisir yang berhadapan dengan kota-kota besar di wilayah pesisir yang sedang berkembang namun juga terjadi di tempat yang jauh dari aktivitas manusia. Terjadinya degradasi lingkungan ini biasanya disebabkan oleh faktor alami. Seperti misalnya adanya kejadian pemutihan karang akibat naiknya suhu air laut, terjadi letusan gunung api atau gempa dan adanya ledakan populasi biota laut tertentu yang dapat menyebabkan kematian biota laut lainnya secara masal. Akibat terjadinya bleaching dapat menyebabkan berkurangnya tutupan karang hingga 80-90 persen (Brown and Suharsono 1990, Suharsono 1999) dan hilangya beberapa jenis karang stylophora pistillata sesudah terjadinya bleaching di daerah Aceh tahun 2010. Ancaman terhadap perubahan keanekaragaman jenis biota juga dapat terjadi dengan masuknya species asing yang bersifat invasive ke perairan Indonesia. Masuknya spesies asing (Allien species) biasanya masuk lewat air ballast yang dibuang oleh kapal-kapal tanker atau dapat juga melalui import biota-biota peliharaan yang berupa ikan hias atau biota lainnya. Untuk mencegah masuknya species asing biasanya telah diterbitkan aturan untuk pelarangan membuang air ballast di lingkungan pelabuhan tanpa melalui pengolahan. Untuk mecegah masuknya species asing dari aktivitas perdagangan hewan akuarium perlu implementasi aturan karantina yang ketat dan program penyadaran bagi pemilik akuarium untuk memastikan bahwa hewan-hewan yang dipelihara tidak terlepas ke alam dan bila sudah bosan dengan biota peliharaan yang bersifat invasive harus dimusnahkan.

Metoda

Buku ini disusun sebagai usaha untuk mengumpulkan kekayaan jenis biota laut Indonesia yang tersebar diberbagai publikasi dengan terkumpulnya dalam satu buku akan memudahkan para peneliti, pengambil kebijakan dan mahasiswa serta siapa saja yang ingin mengetahui secara umum gambaran kekayaan dan keanekaragaman jenis biota laut Indonesia. Buku ini masih jauh dari sempurna dan merupakan dokumen yang terbuka untuk selalu diperbaiki.

11

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Untuk menyusun buku keanekaragaman jenis biota laut Indonesia data dan informasi dikumpulkan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah dengan mengumpulkan pustaka terutama yang berkenaan dengan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan kekayaan jenis laut Indonesia. Selanjutnya mencari informasi dari monograf dan data base berbagai biota laut yang ada. Data yang terkumpul kemudian dibuatkan daftar jenis dari masing-masing biota dipilah menurut filumnya. Setelah tersusun daftar jenis maka memasuki tahapan selanjutnya. Tahapan yang cukup memakan waktu dan tenaga adalah memilah dan memilih dari daftar biota yang sebarannya hanya ada di Indonesia. Jenis biota yang sebarannya tidak ada di Indonesia dibuang dari daftar. Selanjutnya yang merupakan pekerjaan tersulit adalah memilah dan memilih nama yang “valid” dan bukan merupakan sinonim. Untuk mengecek valid dan tidaknya nama jenis dipakai WoRMS (World Register of Marine Species) dengan adanya data base ini cukup membantu namun bukan berarti semuanya selesai oleh karena tidak semua data yang ada di WoRM adalah edisi terakhir masih banyak nama-nama yang masih merupakan sinonim. Setelah memperoleh daftar jenis biota kemudian diserahkan kepada peneliti yang ada dibidangnya untuk dimintakan pendapatnya dan memverifikasi apakah daftar jenis tersebut telah benar namanya, dan dimintakan untuk mengisi sebaran dan kelimpahannya. Dalam satu filum kemungkinan dimintakan pendapat lebih dari satu ahli dibidangnya. Hal ini dilakukan oleh karena sering para ahli hanya menguasai dengan baik salah satu suku atau bahkan hanya ditingkat marga. Namun para spesialis ini mengusai dengan sangat baik terutama sebaran dan kelimpahan suatu jenis diperairan Indonesia dan apakah jenis tersebut telah mempunyai nilai ekonomi. Pemilihan para ahli dipilih yang mempunyai pengalaman penelitian di lapangan sehingga diharapkan dapat dengan mudah dapat memberikan masukan tentang sebaran dan kemelimpahan suatu biota di perairan Indonesia. Pada daftar jenis biota di buku ini sengaja tidak mencantumkan authornya hal ini dilakukan pertama daftar jenis ini bukan merupakan tulisan untuk revisi jenis secara taksonomis murni. Kedua tulisan ini bersifat lebih umum untuk memberikan gambaran kekayaan jenis dan keanekaragaman jenis biota laut di Indonesia. Untuk penyusunan taksonomi yang bersifat dasar dan umum dalam buku ini dipakai buku Wells 1954, Barnes 1987, Chapman and Barker 1981. Nilai ekonomis suatu biota diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan nelayan, pengepul, juragan, bertanya di tempat pelelangan ikan, restoran

12

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA 13

dan eksportir. Oleh karena itu dalam memberikan harga selalu disertai keterangan harga pada tingkat mana diperoleh dan harga yang berlaku saat ini. Nilai ekonomi diberikan adalah nilai ekonomi langsung dari harga pasar. Disini tidak diberikan nilai ekonomi sebagai suatu ekositem misalnya nilai ekonomi ekosistem mangrove, ekosistem lamun, ekosistem coral reefs dan ekosistem rawa. Namun bila ingin mengetahui informasi nilai ekosistem maka nilai ekosistem di Asia tenggara menurut perhitungan yang dilakukan oleh UNEP/GEF/SCS. 2007, Nilai Ekosistem Mangrove US $ 2,872.25/ha/yr, ekosistem Rawa 295.15 ha/yr, ekosistem Lamun US $ 1,181.59 ha/yr, Ekosistem Terumbu Karang US $ 1,542.56 ha/yr. Nilai ini lebih kecil 3 – 22 kali dari pada perhitungan yang dilakukan oleh Costanza et al 1997. Perbedaan penilaian tergantung dari cara, ketelitian dan kedetilan dari unsur-unsur yang dinilai terutama nilai yang tidak ada padanannya (intangible value). Kendala utama dalam penyusunan buku ini adalah ada beberapa kelompok biota yang di Indonesia tidak atau belum mempunyai pakar yang meneliti dan menekuni bidang tersebut. Luasnya laut Indonesia juga merupakan kendala tersendiri oleh karena para pakar kelautan Indonesia pada umumnya belum melakukan penelitian di seluruh perairan Indonesia. Ada beberapa peneliti hanya meneliti di daerah tertentu saja. Oleh karena itu ada kelompok biota yang hanya diberikan dalam bentuk daftar jenis tanpa menyertakan sebaran dan kelimpahan jenis. Kendala selanjutnya adalah memilah dan memilih nama-nama yang dianggap valid dan bukan merupakan sinonim dari nama jenis yang lain. Kendala ini hanya dapat diatasi oleh para ahli yang bergelut dibidang taksonomi yang ditekuninya. Beruntung bila dapat diperoleh data dan informasi terkini. Sebagai contoh untuk kelompok karang dari marga Acropora yang ada di dunia, Wallace 2012 melakukan revisi dengan menambahkan didalam suku Acroporidae satu marga baru yaitu marga Isopora yang merupakan pecahan marga Acropora. Wallace and Woltensholme 1998, menyebutkan bahwa marga Acropora didunia terdiri dari 113 jenis, bila dipilah dan dipilih maka di Indonesia ada 94 jenis. Revisi terakhir yang dilakukan Wallace 2012 menunjukan bawa jumlah jenis karang Acropora di dunia sebanyak 117 jenis, ditambah 5 jenis Isopora yang sebelumnya juga termasuk dalam marga Acropora. Dari 117 jenis Acropora di dunia maka setelah dipilah dan dipilih di Indonesia memiliki 91 jenis Acropora dan 5 jenis Isopora. Nama ini telah direvisi dan divalidasi sehingga Acropora yang dimasukan dalam daftar jenis merupakan nama yang valid. Seluruh jenis yang termasuk dalam marga Isopora yang ada di dunia dapat dijumpai di Indonesia.

Protozoa

14

Sumber Foto : Inayat

PROTOZOA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi

Protozoa merupakan biota bersel tunggal tingkat rendah seperti hewan tetapi bersifat heterotropik. Protozoa menghuni air tawar dan air laut. Protozoa mempunyai anggota yang besar dan sulit dibedakan apakah masuk dalam golongan hewan atau tumbuhan. Secara taksonomi juga mengalami kesulitan oleh karena terminologi protozoa bukanlah merupakan sebuah filum. Sebagai contoh protozoa dibagi menjadi dua filum berdasarkan alat geraknya yaitu Sarcomastigopora dan Ciliopora (Barnes 1987). Di dalam kelompok protozoa ini dapat dijumpai anggota-anggota yang cukup familiar bagi para pembaca seperti Amoeba, Euglena, Volvox, Dinoflagelata, Radiolaria, Foraminifera dan masih banyak lagi. Di dalam buku ini hanya mencoba untuk membahas yang terakhir saja yaitu foraminifera oleh karena besarnya anggota protozoa dan kompleksitas taksonominya. Disamping itu foraminifera sering dipakai oleh para ahli geologi untuk mempelajari stratigrafi dan banyak dipakai juga dalam industri perminyakan. Protozoa seperti plankton sebenarnya bukan merupakan terminologi dalam taksonomi, namun hanya merupakan penggolongan berdasarkan tingkah laku dan sifat hidupnya. Foraminifera dan radiolarian merupakan kelompok yang cukup penting dalam protozoa karena banyak manfaatnya bagi para ahli geologi dalam merekontruksi proses geologi masa lalu. Foraminifera adalah biota bersel tunggal yang mempunyai alat gerak berupa kaki semu berbentuk reticulate bercabang-cabang tetapi saling berhubungan satu dengan lainnya. Kaki-kaki semu ini dapat menjulur lewat lubang yang ada pada cangkang atau pada arpetura. Walaupun foram mempunyai cangkang dengan banyak ruangan namun foram tetap hewan bersel tunggal dan merupakan saudara dekat dengan amoeba. Bedanya amoeba tidak bercangkang atau telanjang namun sama-sama bergerak dengan kaki semu. Ketika foram tumbuh dan berkembang dia akan menambah jumlah ruangan namun ruangan tersebut biasanya tetap mempunyai lubang-lubang yang berfungsi untuk dapat menjulurkan kakinya agar tetap dapat berhubungan dengan dunia luar. Berdasarkan ukurannya foraminifera dapat dibagi menjadi foraminifera planktonik, nanoplankton dan foraminifera yang berukuran lebih besar. Dari sifat hidupnya hampir semua foram bersifat bentik tetapi beberapa jenis yang masuk dalam marga globigerina dan beberapa kerabat dekatnya besifat planktonik. Sedangkan dari struktur cangkangnya ada yang yang berlubang-lubang dan ada yang bersifat masif artinya tanpa lubang. Sedangkan dari strukur pembentukan bahan cangkangnya ada yang terbuat dari hyaline, kapur dan kalkareus. Cangkang yang terbuat dari hyaline menjadikan foraminifera transparan. Foraminifera yang berukuran besar biasanya mempunyai symbion sehingga itu biasanya dapat hidup di tempat yang mempunyai nutrisi yang rendah. Symbion yang hidup dengan foraminifera adalah cholorophytes, rhodophytes, diatoms dan dinoflagellata. Masing-masing jenis foram hanya dapat hidup dengan satu jenis symbion. Dan symbion menentukan kedalaman dimana foram itu hidup, sebagai contoh foram yang bersimbiose dengan chlorophyte hidupnya tergantung oleh penetrasi sinar matahari sehingga hanya dapat hidup di tempat yang dangkal. Sedangkan yang bersimbiose dengan diatom dan dinoflagellata dapat hidup di tempat yang dalam. Kemampuan foram menampung symbion bervariasi tergantung

15

BIODIVERSITAS B BIO BI IOD ODIV ODIV IVEER ERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA ERSI

je jenisnya, sebagai contoh satu foram dapat menampung 20 fo jenis symbion yang berbeda je ((Lee and Anderson 1991). Makanan foram berupa M semua tipe organism kecil seperti bakteri, microalgae, diatome, protozoa yang lain yang lebih kecil, larva kopepoda, rotifer dan nematode. Cara makan makanan dengan foram adalah dengan menangkap m kaki semu. Makanan segera akan dikelilingi dan dibungkus oleh kaki semu dan langsung dicerna. Hal ini dapat terjadi karena di dalam kaki semu ini telah tersedia lysosome yang mengsekresikan proteolitic yang membantu menghancurkan makanan untuk dapat segera dicerna. Reproduksi foram tidak seperti kelompok protozoa lainnya yang bersifat aseksual dengan cara melakukan pembelahan. Perkembangbiakan foram agak rumit dan bersifat campuran antara aseksual dan seksual. Setiap jenis foram bersifat dimorfisme, dua type individu ini adalah satu berupa schizont yang dapat membentuk gamonts di dalam ruangan schizont. Gamont-gamont ini akan keluar dan berenang bebas. Gamont-gamont ini nantinya akan berpasangan dan membentuk gamet serta gamet-gamet ini nantinya bertemu untuk membentuk zygot yang akhirnya membentuk schizont muda yang akhirnya menjadi foram dewasa.

Manfaat

Foraminifera yang berukuran besar sangat bermanfaat untuk menentukan stratigrafi bagi para ahli geologi. Beberapa marga seperti Nummulities merupakan foraminifera yang sangat baik untuk mempelajari biostratigrafi pada era Eocene dan awal Oligocene (Renema 2002). Foraminifera yang berukuran besar dapat dipakai sebagai indikator kondisi lingkungan oleh karena distribusi dan komposisi populasinya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti cahaya, jenis subtrat dasar, energi, hidrodinamika yang ada dan stabilitas kondisi lingkungan. Faktor cahaya lebih banyak menentukan sebaran vertikal dari foraminifera karena berapa foraminifera mempunyai symbion di dalam tubuhnya. Foraminifera yang berukuran besar juga dipakai sebagai indikator lingkungan masa lalu yang berhubungan dengan kedalaman. Foraminifera dapat mencapai ukuran yang besar sebagai respon pada kondisi lingkungan yang stabil, nutrisi yang rendah dan di tempat yang dalam (Hottinger 1997, Hohenegger et al 2000).

Keanekaragaman jenis

Protozoa merupakan terminologi yang unik karena bukan merupakan filum tetapi lebih tinngi dari filum. Di bawah Protozoa ada dua filum yaitu Sarcomastigopora dan

16

PROTOZOA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Ciliopora. Protozoa merupakan biota yang hidup di air tawar dan air laut. Kelompok ini merupakan biota bersel tunggal yang mempunyai chromoplast atau leucoplast dan mempunyai alat gerak yang berjumlah satu atau multi flagella. Oleh karena kompleksitas dari sistematiknya yang berkisar 18.000 jenis maka keanekaragaman jenisnya hanya akan difokuskan pada foraminifera. Dengan alasan foraminifera merupakan biota indikator yang banyak dimanfaatkan dan dipelajari. Dibawah filum Sarcomastigopora ada dua subfilum yaitu Mastigopora dan Sarcodina, dimana Mastigopora dibagi menjadi dua kelas Phytomastigophora dan Zoomastigophora. Phytomastigophora mempunyai 10 ordo yang antara lain Euglenida dan Volvocida sedangkan Zoomastigophora dibagi menjadi 8 ordo yang biasanya hidup sebagai parasit, symbions dan komensalisme. Subphylum Sarcodina merupakan kelompok biota yang alat geraknya berupa pseudopodia atau kaki semu yang dapat digerakan untuk menangkap mangsanya. Sarcodina dibagi menjadi super kelas Rhizopoda dan Actinopoda yang dibedakan dari bentuk kaki semunya. Rhizopoda dibagi menjadi kelas Lobosa, Filosa dan Granuloreticulosa yang di dalamnya terdapat Amoeba dan Foraminifera. Sedangkan Actinopoda dibagi menjadi kelas Acantharia, Polycystina, Phaeodaria dan Heliozoa yang hampir semuanya masuk kelompok radiolaria yang mempunyai bentuk-bentuk yang indah. Kelas Granuloreticulosa yang mempunyai kaki semu berupa butir reticula mempunyai satu ordo yaitu Foraminiferida yang merupakan biota laut bercangkang multi ruangan yang sebagian besar tersusun dari bahan kalkareus. Beberapa marga yang populer antara lain Globigerina, Orbulina, Discorbis, Spirilina dan Nummulites. Loeblich and Tappan 1988 melaporkan ada 3.620 marga foram yang dikenal, namun dari jumlah tersebut hanya 2.455 genera yang dianggap valid, sebanyak 960 marga kemungkinan merupakan synonym dan 210 marga merupakan marga yang secara taksonomi tidak dikenal. Renema 2002 melaporkan sebanyak 21 jenis foram yang berukuran besar ditemukan dari daerah Spermonde, Makassar. Renema 2002 juga melakukan revisi marga Nummulites, Assilina dan Ranikothalia yang tadinya berjumlah 70 jenis setelah di revisi ternyata hanya ada 16 jenis yang dinyatakan valid. Di dalam sistematika foram tampaknya masih banyak permasalahan. Hal Status ini dapat kita telusuri dari Cushman pada tahun Perlindungan 1925 jumlah suku foram pada tahun itu hanya 10 suku dan jumlah ini bertambah cepat menjadi 50 Protozoa termasuk suku dengan 770 marga (Cushman 1948). Jumlah dida lamnya foraminifera suku dan genera tahun berikutnya bertambah belu m termasuk biota dengan lebih cepat, dan pada tahun 1981 jumlah yang dilin dungi oleh suku telah mencapai lebih dari 150 suku dan 3000 pem erin tah Indonesia genera. Loeblich and Tappan 1988 melakukan revisi dan belu m mas uk dalam klasifikasi foram menjadi 296 suku dan 2455 genera. appendik CITES.

17

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 2. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Foraminifera di Indonesia (Verifikator: Ricky Rositasari - Sumber : Roeblich and Tappan 1988, Renema 2002) No. 1

18

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

ASTRORHIZIDAE

1

Pelosina cylindrica

5

3

2

2

Rhabdammia abyssorum

5

3

2

2

BATHISIPHONIDAE

3

Bathisiphon filiformis

5

3

2

4

Rhabdammina abyssorum

5

3

2

5

Rhizammina indivisa

5

3

2

6

Testulosiphon indivisa

5

3

2

4

3

2

3

PSAMOSPHAERIDAE

7

Psamosphaera fusca

4

SACCAMMINIDAE

8

Saccammina shaerica

4

3

2

9

Technitella legumen

4

3

2

5

HIPPOCREPINIDAE

10

Hyperamina elongate

4

4

2

6

AMMODISCIDAE

11

Ammodiscus infimus

4

3

2

12

Glomisphira charoides

4

3

2

13

Involutina tenuis

4

3

2

7

HORMOSINIDAE

14

Hormosina globulifera

3

2

2

15

Hormosina ovicula

3

2

2

16

Reophax scorpiurus

3

2

2

17

R. guttifera

3

2

2

18

R. nodulosus

3

2

2

19

Reophax bacillaris

3

2

2

20

Rheopax dentaliniformis

3

2

2

21

Rheopax fusiformis

3

2

2

22

Rheopax nodulosus

3

2

2

23

Rheopax pilulifer

3

2

2

24

Rheopax sabulosus

3

2

2

8

DISCAMMINIDAE

25

Ammoscalaria tenuimargo

4

3

2

26

Discammina empressa

4

3

2

9

LITUOLIDAE

27

Alveophragmium globulosum

3

1

2

28

Ammobaculites agglutinans

3

1

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

PROTOZOA

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

29

Ammobaculites americanus

3

2

2

3

1

2

30

Haphlophragmoides canariensis

10

TEXTULARIIDAE

31

Bigenerina sclumbergerii

3

3

2

32

Siphotextularia concave

3

1

2

33

Textularia agglutinans

3

1

2

34

Textularia candeiana

3

1

2

35

Textularia conica

3

1

2

36

T. foliacea

3

1

2

37

T. kerimbaensis

3

1

2

38

Textularia porrecta

3

1

2

39

Textularia pseudocarinata

3

3

2

40

Textularia pseudogramen

3

1

2

41

Textularia sagittula

3

1

2

42

Textularia trochus

3

1

2

43

Dorothia scabra

3

3

2

11

NODOSARIIDAE

44

Dentalina inornata

3

3

2

45

Stilostomella fistuca

3

3

2

12

VEURNEUILINIDAE

46

Gaunryina siphonifera

4

3

2

47

Pseudoclavulina humilis

4

3

2

13

VAGINULINIDAE

48

Vaginulinopsis tasmania

4

3

2

49

Vaginulinopsis sp

4

3

2

50

Amphycorina scalaris

4

3

2

51

Lenticulina globosa

4

3

2

14

VALVULINIDAE

52

Eggerella bradyi

3

2

2

53

Eggerella affixa

4

3

2

54

Bigenerina nodosaria

3

2

2

55

Valvulineria rugosa

4

3

2

3

3

2

15

CHRYSALIDINIDAE

56

Chrysalidinella dimorpha

16

TROCHAMMINIDAE

57

Trochammina nana

3

2

2

58

T. hadai

3

2

2

59

T. inflata

3

2

2

60

T. squamata

3

2

2

61

Tritaxis conica

4

3

2

19

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 17

20

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

4

2

GLOBOTEXTULARIIDAE

62

Liebusella soldanii

18

MILIOLIDAE

63

Ammomassilina alveoliniformis

3

2

2

64

Hauerina pacifica

4

3

2

65

Hauerina orientalis

3

2

2

66

Hauerina fraglisima

3

2

2

67

H. fragilissima

4

3

2

68

Massilina crenata

4

3

2

69

Miliolinella circularis

3

3

2

70

M. subrotunda

3

3

2

71

Flintia robusta

3

3

2

72

Pyrgo denticulata

3

3

2

73

Pyrgo lucernulla

3

3

2

74

Pyrgo murrhyna

3

3

2

75

Pyrgo seriata

3

3

2

76

Pyrgo vespertilio

3

3

2

77

Quinqueloculina agglutinans

3

1

2

78

Q. anguina

3

1

2

79

Q. bicarinata

3

1

2

80

Q. bicornis

3

1

2

81

Q. bidentata

3

1

2

82

Q. bosciana

3

1

2

83

Q. bradyana

3

1

2

84

Q. cultrate

3

1

2

85

Q. granulocostata

3

1

2

86

Q. curta

3

1

2

87

Q. lamarckiana

3

1

2

88

Q. laevigata

3

1

2

89

Q. limbata

3

1

2

90

Q. parkeri

3

1

2

91

Q. poeyana

3

1

2

92

Q. polygona

3

1

2

93

Q. reticulate

3

1

2

94

Q. psedoreticulata

3

1

2

95

Q. seminulum

2

1

2

96

Sclumbergerina alveoliniformis

3

3

2

97

Sigmoilopsis sclumbergeri

3

3

2

98

Spiroloculina communis

3

1

2

99

Triloculina trigonula

3

1

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

PROTOZOA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

100

No.

Triloculina tricarinata

Suku Jenis

3

1

2

101

T. oblonga

3

1

2

102

Triloculina costifera

3

1

2

103

Triloculina rupertiana

3

1

2

104

Triloculina subvalvularis

3

1

2

105

Spiroloculina angulata

3

1

2

106

Spiroloculina communis

3

1

2

107

Spiroloculina elevata

3

1

2

108

Spiroloculina depressa

3

1

2

109

Spiroloculina rotunda

3

1

2

110

Spiroloculina tenuiseptata

3

1

2

19

PENEROPLIDAE

111

Marginopor vertebralis

3

3

2

112

Peneroplis pertusus

3

3

2

113

P. planatus

3

3

2

114

Sorites marginalis

3

3

2

115

Spirolina arietina

3

3

2

116

Tubinella inornata

4

3

2

20

ALVEOLINELLIDAE 3

3

2

117

Alveolinella quoyii

21

LAGENIDAE

118

Lagena hispida

3

2

2

119

Lagena distoma

4

3

2

120

L. laevis

3

2

2

121

L. striata

3

2

2

123

L. sulcata

3

2

2

124

Lagena elongata

3

2

2

125

Lagena gracilima

3

2

2

126

Lagena truncata

3

2

2

127

Rectoglandulina

3

2

2

128

Lenticulina gibba

3

2

2

129

Marginulina obesa

3

2

2

130

Nodosaria albatrosis

4

3

2

131

Nodosaria radicula

4

3

2

132

Nodosaria subsriatula

4

3

2

133

Nodosaria reticulata

3

2

2

22

NONIONIDAE

134

Nonion boueanum

3

2

2

135

N. depressulum

3

2

2

21

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Nonionella turgida

3

2

2

137

Asterononion strelligrum

3

2

2

23

ELPHIDIIDAE

138

Elphidium advena

2

1

2

139

E. craticulatum

2

1

2

140

E. crispum

2

1

2

136

22

Suku Jenis

141

E. poeyanum

2

1

2

142

Elphidiella gutteri

2

1

2

143

Elphidiella arctica

2

1

2

144

Cribrononion hispidulum

2

1

2

145

Cribrononion oceanicum

3

2

2

146

Cribrononion simplex

2

1

2

147

Cribrononion miletti

3

2

2

24

NUMMULITIDAE

148

Heterostegina depressa

3

2

2

149

Operculina ammonoides

2

2

2

150

O. complanata

2

2

2

25

BULIMINIDAE

151

Bolivina spathula

3

2

2

152

Bolivina alata

3

2

2

153

Bolivina bradyi

3

2

2

154

Bolivina earlandii

3

2

2

155

Bolivina compacta

4

3

2

156

Bolivina nitida

3

2

2

157

Bolivina robusta

4

3

2

158

Bolivina subaenariensis

3

2

2

159

Bolivinella elegans

4

3

2

160

Bolivinella folium

4

3

2

161

Bolivinita quadrilatera

3

2

2

162

Bulimina aculeata

3

2

2

163

Bulimina striata

3

2

2

164

Bulimina gibba

3

2

2

165

Brizalina swageriana

3

2

2

166

Laxoxtomum limbatum

3

2

2

167

Reussella simplex

3

2

2

168

R. aculeata

3

2

2

169

Siphogenerina

3

2

2

170

Trifarina bradyi

3

2

2

171

Uvigerina ampullace

3

2

2

172

Uvigerina asperula

3

2

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

PROTOZOA

No. 173

Suku Jenis Uvigerina bifurcata

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

2

174

Uvigerina bradyana

3

2

2

175

Uvigerina brunensis

3

2

2

176

Uvigerina cushmanii

3

2

2

177

Uvigerina schwageri

3

2

2

178

Euuvigerina peregrina

3

2

2

179

Euuvigerina aculeata

3

2

2

3

2

2

26

PSEUDORBITOIDADE

180

Asterorotalia trispinosa

27

ROTALIIDAE

181

Cancris auriculus

3

2

2

182

Cancris indicus

3

2

2

183

Discolpuvinulina berthelotti

3

2

2

184

Discorbis mirus

3

2

2

185

D. rugosus

3

2

2

186

Eponides repandus

3

2

2

187

Eponides berthelotianus

3

2

2

188

Eponides punctulatus

3

2

2

189

Patellina corrugata

3

2

2

190

Rosalina bradyi

3

2

2

191

Rosalina globularis

3

2

2

192

Rotalia japonica

2

2

2

193

R. beccarii

1

1

2

194

R. murayi

2

1

2

195

R. pelucida

2

2

2

196

Ammonia umbonata

3

1

2

197

Spirillina vivipara

4

3

2

198

Spirillina denticulata

4

3

2

199

Valvulineria humilis

4

3

2

28

AMPHISTEGINIDAE

200

Amphistegina radiate

2

2

2

201

A. quoyi

2

2

2

29

CALCARINIDAE

202

Baculogypsina sphaerulata

3

2

2

203

B. spinosus

3

2

2

204

Calcarina calcar

3

2

2

205

C. hispida

3

2

2

206

C. spengleri

3

2

2

23

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Cymbaloporetta bradyi

2

1

2

Cymbaloporetta squamosa

2

1

2

3

1

2

30

CYMBALOPORIDAE

207 208 31

CASSIDULINIDAE

209

Cassidulina laevigata

32

GLOBOGERINIDAE

210

Globigerina bulloides

2

1*

2

211

Globigerina eggeri

2

1*

2

212

Globigerina falconensis

3

2

2

213

Globigerina inflata

2

1*

2

214

Globigerina conglomerata

2

1*

2

215

Globigerina tricamerata

2

1*

2

216

Globigerina umbilicata

2

2

2

217

Globigerinella aequilateralis

2

1*

2

216

Globigerinoides rubra

2

1*

2

218

Globogerinoides sacculifer

2

1*

2

219

Globogerinoides conglobata

2

1*

2

220

Orbulina universa

2

1*

2

221

Pulleniatina oliquiloculata

2

1*

2

222

Shaerodina bulloides

2

1*

2

223

Globorotalia menardii

2

1*

2

224

Globorotalia hirsuta

2

1*

2

225

Globorotalia anfracta

2

2

2

226

Globorotalia exilis

2

2

2

227

Globorotalia plestumida

2

2

2

228

Globorotalia ungulata

2

2

2

229

Candeina nitida

2

1*

2

230

Pulleniatina obliquiloculata

2

1*

2

33

ANOMALINIDAE

231

Anomalina ammonoides

3

2

2

232

Anomalina rostrata

3

2

2

233

Anomalina colligera

3

2

2

234

Asterononion strelligrum

2

2

2

235

Cibicides lobatulus

3

2

2

24 Sumber Foto : Inayat

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

PROTOZOA

No. 236

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Cibicides margaritiferus

Suku Jenis

3

2

2

237

Cibicides praecinctus

3

2

2

238

Cibicides robertsonianus

3

2

2

239

Cibicides subhaidingeri

3

2

2

240

Cibicidoides mundulus

3

2

2

34

PLANORBULINIDAE

241

Planorbulina larvata

3

2

2

35

REUSSELLIDAE

242

Reussella simplex

3

2

2

36

SIPHOGENERINOIDIDAE

243

Rectobolivina sp.

3

3

2

244

Siphogenerina nodosaria

3

3

2

37

EPISTOMINIDAE

245

Epistomina

3

2

2

246

Hoeglundina

3

2

2

38

ELLIPSOLAGENIDAE

247

Fissurina sequenziana

3

2

2

248

Oolina globosa

3

2

2

249

Guttulina sp

3

2

2

250

Guttulina lactea

3

2

2

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

25 Sumber Foto : Inayat

Plankton

26

Ceratium bucephalum

Sumber Foto : Arief

PLANKTON

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Plankton adalah biota laut baik tumbuhan maupun hewan yang mempunyai kemampuan renang terbatas. Plankton yang mempunyai kloroplas disebut sebagai fitoplankton sedangkan yang tidak berkloroplas disebut zooplankton. Karena kemampuan renangnya terbatas maka hidupnya tergantung kemana arus laut membawanya pergi, dapat berada di permukaan air, kolom air atau di dasar perairan. Plankton dapat digolongkan berdasar siklus hidupnya, ukurannya dan sebarannya baik horizontal dan vertikal. Berdasarkan siklus hidupnya plankton dibedakan menajdi Holoplankton dan Meroplankton. Holoplankton atau lebih dikenal dengan plankton sejati dimana seluruh siklus hidupnya berupa plankton. Sedangkan meroplankton hanya sebagian siklus hidupnya menjadi plankton dan selanjutnya hidup sebagai Nekton atau menjelma menjadi individu dewasanya. Seperti misalnya udang, ikan dan teripang pada waktu masih larva hidup sebagai plankton. Sebagian besar hewan laut mengalami fase plankton dalam siklus hidupnya. Plankton berdasar ukurannya dapat dibedakan menjadi mega, makro, meso, mikro, nano, piko dan femtoplankton. Dengan variasi ukuran mulai dari megaplankton berukuran lebih dari 20 cm dan femtoplankton kurang dari 0,2 mikron. Sedangkan plankton berdasarkan sebaran horizontalnya dibagi menjadi plankton yang hidup di tepi pantai disebut plankton neritik dan yang berada di laut lepas disebut plankton oseanik. Berdasar sebaran vertikalnya plankton yang hidup di laut dangkal di atas 100 m disebut sebagai epiplankton, sedangkan yang hidup dibawah 100 – 400 meter disebut mesoplankton dan lebih dari 600 meter disebut hipoplankton. Fitoplankton merupakan tumbuhan air yang berukuran relatif kecil, umumnya ber sel tunggal atau membentuk koloni. Pada tumbuhan tingkat rendah sebenarnya sulit untuk dibedakan apakah suatu biota ini masuk tumbuhan atau hewan. Tumbuhan biasanya didifinisikan secara sederhana yaitu biota yang mempunyai klorofil dan tidak mempunyai alat gerak. Beberapa fitoplankton disamping mempunyai kloropil atau kloroplas, juga mempunyai alat gerak yang berupa silia atau flagela sehingga dapat bergerak bebas.

Keanekaragaman jenis fitoplankton sangat tinggi dan kerapatan yang sangat bervariasi antar lokasi. Pada kerapatan yang sangat tinggi fitoplankton dapat menentukan warna air laut tergantung dari pigmen yang dikandungnya. Warna air laut dapat berubah menjadi hijau pekat jika fitoplankton yang mengandung pigmen hijau dan tumbuh subur dengan kerapatan yang sangat tinggi. Fitoplankton hidup tersebar hampir di seluruh perairan laut di dunia. Kerapatan dari fitoplankton umumnya lebih besar di daerah pesisir. Di tengah laut yang sangat luas pada umumnya kerapatan akan berkurang seperti misalnya di Laut Sargasso dapat dikatakan sebagai padang pasirnya lautan. Oleh karena kerapatan fitoplankton yang sangat rendah sehingga menyebabkan kejernihan lautnya sangat tinggi. Di Indonesia hampir semua perairan ditumbuhi dengan fitoplankton dengan kerapatan yang 27

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

tinggi terutama di wilayah pesisir atau di daerah upwelling. Pada pantai yang dekat dengan kota besar atau daerah muara sungai kerapatan fitoplankton menjadi sangat tinggi bahkan sering terjadi ledakan populasi fitoplanton atau yang lebih dikenal dengan utrofikasi. Penyebab terjadinya utrofikasi oleh karena adanya pengakayaan nutrien seperti fosfat dan nitrat yang berasal dari darat atau dari proses upwelling. Tingginya fosfat dan nitrat dari daratan biasanya berhubungan adanya pencemaran yang berasal dari air buangan rumah tangga, industri, pertanian atau adanya pembukaan hutan. Siklus hidup fitoplankton relatif pendek tergantung dari jenisnya. Pada umumnya fitoplankton siklus hidupnya dalam hitungan jam sampai hari, kopepoda dalam hitungan 7 – 10 hari dan makroplankton dalam hitungan minggu atau bulan (Hays et al, 2005). Perkembangbiakan pada umumnya dilakukan dengan cara membelah diri yang pada umumnya dimulai dengan terjadinya pembelahan inti sel dan diikuti dengan pembagian sitoplasma dan pembentukan dinding sel. Kecepatan pembelahan bervariasi dalam hitungan jam atau hari.

Manfaat Fitoplankton

Fitoplankton mempunyai manfaat yang besar sebagai produsen primer, sebagai pendingin suhu dunia dan makanan kesehatan. Fitoplakton dapat bertindak sebagai produsen primer dalam rantai makanan. Fitoplankton dapat menyerap energi matahari dan senyawa anorganik dan merubahnya menjadi senyawa organik melalui proses fotosintesa. Senyawa organik ini merupakan makanan bagi biota yang lebih tinggi. Fitoplankton merupakan penyedia makanan bagi sekitar 65% dari ikan-ikan dan hewan laut lainnya. Sebagai contoh cont sebagian besar hewan laut tergantung dari plankton mulai dari hewan bentik seperti koral, kor sponge, tunicata, moluska, dan ikan dari yang yan kecil hingga paus yang berukuran sangat besar hidupnya tergantung dari plankton. bes Perlu Per diingat bahwa hewan terbesar di dunia saat saa ini adalah blue whale yang panjangnya dapat da mencapai 30 meter dengan berat dapat mencapai m 150 ton menggantungkan hidupnya dari da plankton. ides

zschio nema nit

Thalassio

ilesii iscus wa

Coscinod

28

Jenis Je zooplankton yang mempunyai peran sangat sa besar di laut adalah kopepoda oleh karena k jenis ini mendominasi biomasa zooplankton z yang ada di laut. Sebaran kopepoda k mulai dari daerah air tawar, daerah pasang p surut hingga di laut bebas. Kopepoda merupakan makanan utama berbagai hewan-hewan laut. Sebagai rantai makanan tingkat kedua setelah fitoplankton kopepoda juga memegang peran penting dalam

PLANKTON

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Coscinodicus oculus-iridis Sumber Foto : Arief

menentukan kesuburan perairan dan sebagai pengontrol populasi nyamuk di daerah magrove karena kopepoda memangsa telur dan larva nyamuk. Namun disamping manfaat yang besar dari kopepoda adapula yang bersifat parasit pada ikan dan biota budidaya lainnya. Kopepoda yang bersifat parasit sering menyebabkan kerugian bagi nelayan pembudidaya. Dalam proses fotosintesa fitoplankton juga menyerap CO2 yang terlarut di laut yang pada gilirannya dapat mengurangi konsentrasi CO2 di dunia. Kemampuan fitoplankton menyerap karbon sama dengan kemampuan hutan tropis. Oleh karena itu fitoplankton juga dikenal sebagai “invesible forest” atau hutan yang tidak terlihat tetapi nyata perannya. Peran yang tidak kalah penting fitoplankton bagi kehidupan manusia secara langsung adalah sebagai makanan kesehatan. Beberapa jenis spirulina telah banyak dimanfaatkan untuk makanan kesehatan oleh karena mengandung zat aktif. Berbagai jenis fitoplankton dan zooplankton telah banyak dibudidayakan sebagai pakan hidup bagi anakan ikan, moluska, udang dan biota budidaya lainnya. Pada akhir-akhir ini banyak peneliti mencari energi alternatif dan salah satu pilihan adalah memanfaatkan kandungan lemak yang ada di fitoplankton dan zooplankton. Beberapa fitoplankton mengandung lemak yang cukup tinggi sehingga fitoplankton yang dibudidayakan secara masal dengan densitas yang tinggi dapat menghasilkan biofuel. 29

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Beberapa jenis fitoplankton dapat dibudidayakan secara monospesies sedangkan yang lain lebih cocok ditumbukan secara multispesies. Beberapa jenis plankton disamping mempunyai kadungan lemak e lik yang tinggi juga mengandung na ri Globige zat pati. Sehingga budidaya plankton jenis ini secara to : Arief Fo r be masal dan skala besar m Su dapat bermanfaat untuk diambil lemaknya sebagai biofuel dan kemudian ampasnya yang mengandung pati difermentasikan untuk dijadikan alkohol. Sehingga plankton dapat dipakai sebagai sumber minyak dan alkohol. Saat ini negara maju sedang berlomba untuk memperoleh alternative energy dari biota hidup dan salah satunya adalah biofuel dari plankton. Mereka berlomba untuk mencari jenis fitoplankton yang mempunyai kandungan lemak atau pati yang tinggi dan mudah serta dapat ditumbuhkan dalam densitas yang tinggi. Mereka juga sedang berlomba untuk mendapatkan teknologi untuk dapat membudidayakan sekaligus memanen fitoplankton yang efisien dan efektif. Disamping plankton mempunyai manfaat yang sangat besar sebagai makanan biota laut yang lain atau yang mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar, beberapa plankton juga ada yang menghasilkan racun yang merugikan baik untuk ikan atau organisme laut lainnya bahkan juga dapat menyebabkan kematian bagi manusia. Plankton yang masuk dalam katagori ini adalah biasa disebut sebagai plankton penyebab ”harmful algal bloom” (HAB). Ledakan populasi dari algae jenis ini dapat menyebabkan eutropikasi, berkurangnya konsentrasi oksigen dalam air secara dratis atau adapula yang menghasilkan racun yang mematikan. Sejauh ini telah diidentifikasi jenis-jenis plankton yang merugikan yang dapat dikatagorikan dalam lima group : (1). Jenis plankton yang menghasilkan racun yang dapat menyebabkan paralisis. (2). Jenis plankton yang menghasilkan racun yang dapat menyebabkan amnesia (3). Jenis plankton yang menghasilkan zat ciguatoxin yang dapat menyebabkan alergi (4). Jenis plankton yang kadang dapat menyebabkan terjadinya red tide dan kematian ikan dan biota laut lainnya. (5). Jenis plankton yang selalu berasosiasi dengan kejadian eutropikasi dan kerusakan lingkungan.

Nilai Ekonomis Komersial

Berkembangnya usaha budidaya ikan udang dan biota laut lainnya menjadikan plankton mempunyai nilai ekonomis yang cukup baik. Para pembudidaya sering dipusingkan oleh tingkat kematian yang tinggi pada saat hewan-hewan budidaya baru menetas atau pada saat masih dalam tahapan larva. Hal ini disebabkan belum ditemukannya makanan yang tepat. Larva-larva ini butuh makanan hidup 30

PLANKTON

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

yang ukurannya kecil agar tidak mati kelaparan. Oleh karena itu saat ini banyak dikembang biakan murni phyto dan zooplankton yang dapat dijadikan sebagai pakan hidup. Biakan murni ini saat ini telah tersedia dan sudah memasuki pasaran. Biakan murni phytoplankton dan zooplankton dari jenis Chaetoseros sp, Tetraselmis sp, Dunhaliela sp dan Isochrysis sp yang biasa dijual dalam bentuk biakan murni dalam kemasan 10, 100 atau 1000 ml. Harga jenis biakan murni ini sangat bervariasi tergantung jenisnya namun harga rata-rata sekitar Rp 200.000/100 ml. Disamping itu makanan larva yang berupa zooplankton biasanya dijual dalam bentuk cyst atau telur. Salah satunya adalah makanan larva hewan budidaya yang berupa Artemia. Artemia dijual Rp 525.000/500gr.

Keanekaragaman jenis fitoplankton

Fitoplankton yang umumnya dijumpai di perairan Indonesia adalah dari Kelas Bacillariophyceae dan Dinophycea. Dari kedua kelas tersebut yang paling banyak dijumpai adalah dari kelompok Diatom dan Dinoflagellata. Diatom dapat dijumpai dimana saja mulai dari daerah pesisir hingga di laut yang dalam. Jenis yang masuk dalam kelompok diatom diperkirakan ada sekitar 1400-1800 jenis dan di Laut Jawa dijumpai sekitar 127 jenis diatom (Nontji, 2008). Dinoflagellata merupakan kelompok fitoplankton yang umumnya dapat menyebabkan terjadinya ”Harmful Algal Bloom” (HAB) yaitu kejadian dimana terjadi ledakan populasi jenis dinoflagelate yang disertai dengan pengeluaran toksin. Dinoflagellata ada yang hidup bersimbioase dengan karang, sponge, moluska secara mutualistik. Kelompok yang dominan di laut dari dinoflagellata antara lain Porocentrum, Peridinium, Gymnodinium, Noctiluca, Ceratium, Ornithocercus, Amphisolenia, Ceratocorys (Nontji, 2008). Kopepoda kita ambil sebagai wakil zooplankton yang merupakan anggota dari kelas krustasea filum Athropoda dengan ukuran antara 0,5-2 mm. Seperti krustasea lainnya kulit dari tubuhnya terdiri dari chitin. Siklus hidup berkisar antara 10-50 hari dengan melewati fase Naupilus dan kopepit sebanyak enam kali. Kopepoda terdiri dari 200 suku, 1650 marga dan ada sekitar 11.500 jenis (Mulyadi 2010). Beberapa kopepoda yang bersifat parasit antara lain Cyclopodia, Harpacticoida, Notodelphyoida, Monstrilloida, Caligoida dan Lernaeopodidae. Jumlah jenis yang tercatat dari periran Indonesia sebanyak 350 jenis 90 jenis termasuk dalam anggota kalanoid Status dan 49 jenis dari Pontellid yang merupakan jenis Perlindungan kopepoda yang mendominasi laut Indonesia. (Mulyadi 2010). Plankton belum masuk dalam daftar biota yang Sebagai Catatan: Oleh karena plankton tidak masuk dilindungi baik dari dalam katagori taksa pengelompokan kedalam pemerintah Indonesia plankton berdasar sifat hidupnya maka dibawah bab maupun dalam CITES. plankton hanya disajikan list species fitoplankton saja. Sedangkan kopepoda, isopoda di kembalikan pada pengelompokan berdasar taksa yaitu berada di bawah krustasea. 31

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 3. Daftar jenis Fitoplankton yang biasa ditemukan di perairan Indonesia (Verifikator: Hikmah Toha, Nurul Fitria, Arief ) No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

5

5

DIATOMAE 1

ACHNANTHACEAE

1

Coconeis sp.

2

ASTEROLAMPRACEAE

3

Asterolampra sp.

5

3

Corethron sp.

4

3

2

1

4

3

4 3

BACILLARIACEACE

5

Bacillaria sp. BACTERIASTRACEAE

32

6

Bacteriastrum sp.

4

BIDDULPHIACEAE

6

Climacodium sp.

4

3 2

7

Ditylum sp.

4

8

Hemiaulus sp.

3

1

9

Odontela sp.

4

2

10

Streptotheca sp.

4

3

11

Triceratium sp.

5

4

4

CHAETOCERACEAE 1

1

12

Chaetoceros sp.

5

COSCINODISCACEAE

13

Coscinodiscus sp.

1

1

14

Planktoniella sp.

5

3

5

3

4

3

6

DICTYOCHACEAE

15

Distephanus sp.

7

EUCAMPIACEAE

16

Eucampia sp.

8

FLAGILARIACEAE

17

Thalassiothrix sp.

3

2

18

Thalassionema sp.

3

2

19

Flagillaria sp.

5

3

20

Asterionella sp.

4

2

21

Diatoma hyalina

6

5

9

GLOBIGERINIDAE 6

5

22

Acanthometron sp.

10

LEPTOCYLINDRACEAE

23

Corethron sp.

4

3

24

Lauderia sp.

3

1

25

Leptocylindrus sp.

3

3

NILAI EKONOMIS

PLANKTON

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Ceratium macroceros Sumber Foto : Arief

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

11

MELOSIRACEAE

26

Melosira sp.

4

3

27

Stephanopyxis sp.

4

3

12

NAVICULACEAE

28

Navicula sp.

4

3

29

Pleurosigma sp.

4

2

30

Stigmophora sp.

6

3

31

Gyrosigma sp.

4

3

32

Diploneis sp.

5

4

5

3

13

NITZSCHIACEAE

33

Amphora sp.

34

Nitzschia sp.

2

1

35

Surirela sp.

4

3

14

RHIZOSOLENIACEAE

36

Dactyliosolen

4

3

37

Rhizosolenia sp.

2

1

15

SKELETONEMACEA

38

Guinardia sp.

3

2

1

1

5

3

5

2

39

Skeletonema sp.

16

STELLARIMACEACE

40

Glassleriella sp.

17

SURIRELLACEAE

41

Campylodircus sp.

18

THALASSIOSIRACEA

42

Hemidiscus sp.

4

3

43

Thalassiosira sp.

2

1

NILAI EKONOMIS

33

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Dactyliosolen phuketensis Sumber Foto : Arief

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

4

3

4

3

DINOFLAGELLATA

34

19

CERATOCORYACEAE

44

Ceratocorys sp.

20

DINOPHYSIACEAE

45

Ornithocercus sp.

21

DINOPHYTA

46

Alexandrium sp.

5

4 4

47

Amphizolenia sp.

4

48

Ceratium sp.

3

1

49

Diplopsalis sp.

5

4

50

Dinophysis sp.

4

2

51

Gambierdiscus sp.

4

3

52

Gymnodinium sp.

4

3

53

Gonyaulax sp.

4

3

54

Noctiluca sp.

4

3

55

Oxytoxum sp.

5

4

56

Ostreopsis sp.

5

4

57

Pyrocystis sp.

4

3

58

Pyrophacus sp.

3

3 4

59

Pyrodinium sp.

4

60

Protoperidinium sp.

3

1

61

Prorocentrum sp.

5

2

62

Scriepsiella sp.

5

4

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA 35

No.

Suku Jenis

22

HALOSPHAERACEA

63

Dictyocha sp.

23

OSCILLATORIACEA

64

Trichodesmium sp.

24

PODELAMPACEAE

65

Podelampas sp.

25

RAPHIDOPHYTA

66

Chattonella sp.

KELIMPAHAN

SEBARAN

5

4

2

2

4

3

5

4

NILAI EKONOMIS

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

Asteromphalus elegans Sumber Foto : Arief

Porifera

36

Kallypilidion sp.

PORIFERA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi

Filum Porifera lebih dikenal orang dengan nama Sponge. Sponge merupakan hewan yang hidup di laut dan di air tawar tersebar di seluruh perairan mulai dari daerah kutub sampai daerah tropis. Sedangkan sebaran vertikalnya mulai dari rataan terumbu yang dangkal sampai kedalaman 1000 meter. Sponge dari kelas Hexactinellida atau yang lebih dikenal dengan sponge gelas yang transparan hidup pada kedalaman antara 200-1000 meter. Sponge dapat hidup mulai dari tempat yang kotor sampai di tempat yang jernih atau mulai dari tempat yang tenang hingga tempat yang berarus. Sponge merupakan hewan yang sangat sederhana yang merupakan peralihan dari hewan bersel tunggal menuju hewan tingkat tinggi namun belum mempunyai organ dan sistem syaraf. Sel dari sponge hanya terdiri dari sel pinacocyte, sel choanocyte yang dicirikan dengan adanya flagella dan struktur leher baju, serta sel amoebocyte. Kerangka tubuh sponge dibentuk dari spikula atau serat spongin tergantung dari jenisnya. Sebagian spikula berbahan dasar CaCO3, silikat atau serat spongin atau campuran antara silikat dan spongin. Cara sponge makan adalah dengan cara menyaring air laut dalam jumlah yang sangat besar. Air Laut mengalir melalui poripori yang saling berhubungan dan aliran air terjadi karena adanya gerakan flagela. Partikel-pertikel makanan yang kecil, plakton, bakteri dan detritus melewati pori akan ditangkap oleh cilia dan flagella ketika melewati system kanal dan ruangan. Bentuk sistem kanal dan ruangan yang sangat khas yang disebut menurut bentuknya antara lain asconoid, syconoid dan leuconoid. Sponge hidup melekat sebagai hewan bentik membentuk koloni dengan bentuk yang sangat bervariasi dari bentuk membulat, panjang, berbentuk cawan atau mempunyai bentuk merayap. Ukurannya juga sangat bervariasi dari yang hanya beberapa centimeter hingga beberapa meter. Warna sangat bervariasi hampir semua jenis warna dapat ditemukan pada jenis sponge.

Perkembangbiakan sponge dilakukan dengan menghasilkan sel telur dan sperma, atau dengan jalan pertunasan atau pemebelahan. Sponge biasanya berbetuk koloni dan individu sponge dapat terdiri dari hewan jantan atau betina dan hermaprodite. Beberapa sponge melepaskan sel telur dan sperma dan pembuahan terjadi di kolom air. Kemudian anakan akan berenang bebas untuk sementara sebelum menemukan tempat yang cocok untuk melekat. Sedangkan beberapa jenis sponge yang lain fertilisasi terjadi dalam tubuh induknya yang kemudian dierami untuk sementara dan dilepaskan oleh induknya telah berupa anakan yang siap untuk melekat. Oleh karena itu anakan sponge biasanya menempel pada subtrat tidak jauh dari induknya.

37

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Sebaran sponge, hampir dapat ditemukan di seluruh perairan Indonesia. Sponge dapat hidup mulai rataan terumbu hingga kedalam 60 meter, pada subtrat yang berlumpur, pasir dan karang mati serta di bawah hutan mangrove. Sponge juga dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang keruh hingga daerah yang jernih dengan salinitas rendah hingga salinitas yang cukup tinggi. Sponge tumbuh sangat baik di danau air asin. Penelitian yang dilakukan di danau air asin Kakaban dan Maratua di Berau, Kalimantan timur berhasil ditemukan sebanyak 115 jenis sponge dan 33 diantaranya merupakan jenis yang sebarannya hanya di danau Kakaban (Becking et al 2012).

Peran dan Manfaat sponge

Sponge mempunyai fungsi dan peran secara ekologi sebagai pembersih air laut oleh karena cara mereka hidup dengan menyaring air dengan jumlah volume yang sangat besar jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Disamping itu dalam siklus makanan sponge mempunyai peranan dalam menyediakan menyed makanan bagi berbagai jenis ikan dan penyu. pe Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa bebera jenis sponge merupakan makanan penyu. penyu

Callyspongia

Disamping Disam sponge mempunyai fungsi ekologis, sponge spong juga dapat dimanfaatkan secara langsung langs yaitu sebagai bahan obat-obatan dan untuk peralatan mandi. Beberapa jenis sponge dipanen dipan lalu dikeringkan dan dibersihkan dan dijual dijua untuk penggosok badan pada waktu kita mandi. Sponge juga mengandung banyak subtansi aktif yang mempunyai potensi subt sebagai obat-obatan bagi manusia. Sejak seb pertama kali ditemukan pada tahun 1950 per sponge spo jenis Cryptotethya crypta ditemukan mengangdung me substansi aktif anti bakteri (Bergmann (Be and Feeney, 1950). Sejak itu hingga saat ini telah ditemukan kurang lebih hin sebanyak 3.500 subtansi aktif yang berhasil se diisolasi di dari sekitar 475 jenis sponge yang ya hidup di laut. Pada tahun–tahun selanjutnya se berbagai subtansi aktif yang lain la ditemukan seperti misalnya Ara-A sebagai s obat anti virus, Ara-C sebagai obat o untuk Leukimia (Newman and Cragg 2004).

sp.

Mononchora

sp.

Mulai dari identifikasi adanya subtansi aktif di dalam tubuh sponge hingga dapat dimanfaatkan sebagai obat 38

Mononchora

sp.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

PORIFERA

Tabel 4. Contoh daftar substansi aktif yang dapat diekstrak dari sponge Indonesia untuk obat-obatan. (Sumber : Rahmaniar 2004.). No 01

Manfaat aktif

Nama substansi aktif Barangamide

Nama sponge

Sumber

Anti bacteria

Aaptos aaptos.

Rahmaniar 2004

02

Brianthein A

MDR

Briareum sp.

Rahmaniar 2004

03

Demethylaaptamin

Anti kanker

Aaptos sp.

Rahmaniar 2004

04

Floresolides

Anti kanker

Aplidium

Rahmaniar 2004

05

Isomisakonolide

Anti kanker

Theonella swinhoei

Rahmaniar 2004

06

Lanlimalide

Anti kanker

Fasciospongia ramose

Rahmaniar 2004

07

Latrunculin

Anti kanker.

Fasciospongia ramosa

Rahmaniar 2004

08

Lembehyne

MDR

Halicona sp.

Rahmaniar 2004

09

Melophline A

Anti kanker

Melophlus sarrassinorium.

Rahmaniar 2004

10

Melophline B

Anti kanker

Melophlus sarrassinorium.

Rahmaniar 2004

11

Misakonolide

Anti kanker

Theonella swinhoei

Rahmaniar 2004

12

Neolacilimalide

Anti kanker

Fasciospongia ramose

Rahmaniar 2004 Rahmaniar 2004

13

Newscalarene sesterpenes

Anti kanker

Phyllospongia sp.

14

Newsmereose squiterpenses

Anti kanker

Aplidium longithorax

Rahmaniar 2004

15

Sarasinoside A

Anti kanker

Melophlus sarassnorum

Rahmaniar 2004

16

Spongian diterpenes

Anti kanker

Nudi branch ardeodoris

Rahmaniar 2004

17

Swinholide A

Anti kanker

Theonella swinhoei

Rahmaniar 2004

18

Theonellapeptolide

Anti kanker

Theonella swinhoei

Rahmaniar 2004

MDR : Multi Drug Resistance

memerlukan proses dan waktu yang sangat panjang yaitu sekitar 20 tahun. Disamping kemampuan sponge sebagai bahan obat-obatan, beberapa jenis sponge juga mempunyai kemampuan sebagai bahan ”anti fouling” (anti biota penempel), sebagai bahan pelindung ultra violet dan anti predator (Zea et al 1999). g tinggi gg dengan g bentuk koloni sangat g bervariasi,, Sponge mempunyai nilai estetika yang ran sangat kaya akan warna dan ukuran ge oleh karena itu beberapa jenis sponge juga dimanfaatkan untuk hiasan di akuarium. Di alam keindahan bentuk, k, ukuran dan warna sponge sangatt variatif dan sangat indah sehingga a merupakan daya tarik tersendiri untuk suatu lokasi penyelaman. Lokasi yang selalu berarus dengan dinding tubir yang terjal, tegak atau dinding yang menggantung dengan gua-gua kecil merupakan tempat yang disukai sponge.

39

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Nilai Ekonomis Komersial

Jenis sponge yang mempunyai nilai ekonomis secara langsung hampir-hampir tidak ada kecuali Spongia offiocinalis. Jenis sponge ini dijual secara langsung yang biasanya digunakan untuk peralatan mandi yaitu untuk menggosok badan pada waktu mandi. Sponge ini biasanya dijual di toko-toko “body shop” dengan label “natural product”, harga sponge ini sekitar U$ 1/gr (harga ini dilihat di toko body shop di Singapore tahun 2013). Kebanyakan sponge nilai ekonomisnya ditentukan oleh substansi aktif yang dikandungnya, sehingga sulit menentukan harga untuk suatu jenis sponge. Namun potensi untuk mempunyai nilai ekonomis sangatlah besar. Tabel 4 merupakan daftar jenis sponge yang telah diketahui mempunyai substansi aktif yang berasal dari Indonesia dan dapat dikembangkan untuk mengatasi kanker dan penyakit infeksi baik dari bakteri dan virus.

Keanekaragaman jenis

Taksonomi sponge yang terakhir dan disepakati oleh ahli sistematika porifera dapat dijumpai dalam bukunya Hooper dan Van Soest, 2002. Sponge termasuk dalam Filum Porifera yang terdiri dari empat kelas, tujuh subkelas, 25 ordo, 127 suku dan 682 marga (Hooper and van Soest 2004). Kelas Calcarea adalah sponge yang spiculanya terbetuk dari kalsium karbonat (kalkareus). Kelas Hexactinellida dengan spikula terdiri dari serat silikat yang hidup di laut dalam. Kelas Desmospongiae adalah sponge yang spikulanya terdiri dari serat spongin yang sebagian besar hidup di daerah yang dangkal hingga kedalam lebih dari 20 meter. Kelas Sclerospongiae adalah sponge yang unik jumlah spesiesnya sedikit dan spikulanya terdiri dari campuran antara CaCO3, serat spongin dan serat silikat. Klasifikasi sponge hingga saat ini masih berdasarkan bentuk morfologi luar dan karakter spikulanya. Sampai saat ini ada sekitar 5500 jenis sponge yang telah diidentifikasi yang sebagian besar termasuk dalam kelas Demospongiae (Levi, 1998). Mengingat sebaran sponge yang sangat luas baik secara horisontal maupun vertikal dan masih sedikitnya daerah yang telah dieksplorasi maka diperkirakan jumlah sponge yang ada di dunia sekitar 15.000 jenis (Hooper and Levi 1994). Belum banyak studi sponge di Indonesia bahkan sampai saat Indonesia belum mempunyai peneliti yang ahli tentang klasifikasi sponge. Keanekaragaman jenis sponge di Indonesia diperkirakan akan mengikuti biota yang lain artinya Indonesia akan menjadi pusat keanekaragaman jenis sponge. Jumlah sponge di Indonesia hingga saat ini sekitar 850 jenis (De Voogd and Van Soest 2002). Sebagai contoh jenis sponge yang ditemukan di sekitar kepulauan supermonde Makasar 151 jenis termasuk dalam 68 genera dan 37 suku (De Voogd 2005). Masih terbatasnya tempat yang diamati dan masih sedikitnya peneliti yang menaruh perhatian pada sponge menyebabkan ditempat yang paling Status mudah dijangkaupun masih dapat ditemukan Perlindungan jenis baru dari sponge. Seperti contoh penelitian yang dilakukan di sekitar Makasar di Pulau-pulau Semua jenis sponge Supermonde telah ditemukan 3 jenis baru Petrosia belum ada yang masuk alfiani, Petrosia hoeksemai dan Callyspongia biru dalam appendik CITES (De Voogd 2005). dan belum masuk dalam biota yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia. 40 40

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

PORIFERA

Tabel 5 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Sponge yang ditemukan di Indonesia (Verifikator : Aryono, Sumber : de Voogd 2005, Levi 1998. Dawson in press) No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

1

ACARNIDAE

1

Acarnus bicladotylotus

4

1

4

1

2

Zyzzya fuliganosa

2

AGELASIDAE

3

Agelas braekmani

4

3

4

Agelas cavernosa

3

2

5

Agelas ceylonica

3

2

6

Agelas nemoechinata

4

3

7

Agelas nakamurai

3

3

3

ANCORINIDAE

8

Ancorina sp.

9

Echionemia acervus

4

2

10

Jaspis splendens

4

2

11

Melophlus sarassinorum

3

2

12

Penares sollasi

4

3

13

Rhabdastrella globostellata

3

1

14

Rhabdastrella sp.

15

Stelletta clavosa

3

2

3

2

5

2

16

Stelletta sp.

4

APLYSINELLIDAE

17

Aplysinella strongylata

18

Suberea sp.

5

AXINELLIDAE

19

Dragmacidon australe

20

Phakellia sp.

21

Phakellia stipitata.

3

3

22

Phycopsis aff. fusiformis

5

3

23

Ptilocaulis spiculifer.

4

2

24

NILAI EKONOMIS

AI

Reniochalina sp.

6

CALLYSPONGIIDAE

25

Callyspongia (Cladochalina) aerizusa

2

1

26

Callyspongia (Cladochalina) pseudoreticulata

3

2

27

Callyspongia (Cladochalina) samarensis

3

2

28

Callyspongia (Cladochalina) aff. confoederata

4

2

29

Callyspongia (Cladochalina) aff. subarmigera

3

2

30

Callyspongia (Euplacella) biru

4

1

31

Callyspongia fibrosa.

3

1

32

Callyspongia (Cladochalina) joubini

3

1

41

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

42

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

33

Callyspongia pseudofibrosa.

4

3

34

Callyspongia (Toxohalina) aff. ramosa

3

2

35

Callyspongia (Euplacella) sp. (black laminar)

36

Callyspongia spp.

7

CHALINIDAE

37

Chalinula confusa

3

2

38

Chalinula hooperi

3

2

3

2

4

2

5

3

39

Chalinula nematifera

40

Chalinula sp.

41

Cladocroce acuelata

42

Cladocroce sp.

43

Haliclona acoroides.

44

Haliclona (Gellius) amboinensis

1

2

45

Haliclona (Gellius) cymaeformis

3

2

46

Haliclona (Reniera) fascigera

3

2

47

Haliclona koremella

3

2

48

Haliclona (Reniera) osiris

3

2

49

Haliclona spp.

50

Haliclona turquoisia

5

3

51

Haliclona (Halichoclona) vanderlandi

4

3

8

CHONDRILLIDAE

52

Chondrosia chucalla

5

2

9

CHONDROPSIDAE

53

Chondropsis sp.

54

Chondrilla acanthastra

5

3

55

Chondrilla australiensis

4

2

10

CLATHRINIDAE

56

Clathrina sp.

11

CLIONAIDAE

57

Cliona albimarginata

5

2

58

Cliona favus

4

2

59

Cliona euryphylla.

5

3

60

Cliona liangae

4

2

61

Cliona utricularis

4

2

62

Cliona sp.

4

2

63

Cliothosa dichotoma

4

3

64

Cliothosa hancocki.

4

2

65

Pione vastifica.

3

3

66

Spheciospongia congenera

2

3

67

Spheciospongia globularis

3

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

PORIFERA

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

68 69

Spheciospongia inconstants

1

1

Spheciospongia vagabunda

1

70

Spheciospongia sp.

1

12

COELOSPHAERIDAE

71

Lissodendoryx (Acanthodoryx) fibrosa

4

2

5

2

13

CRAMBEIDAE

72

Monanchora dianchora

73

Monanchora sp.

74

Monanchora ungiculata.

5

2

75

Monanchora viridis

4

2

14

CRELLIDAE

76

Crella spinulata

3

3

3

3

77

Crella papillata

15

DARWINELLIDAE

78

Chelonaplysilla violacea.

3

3

79

Dendrilla lacunosa

4

2

80

Dendrilla lendenfeldi

4

2

81

Dendrilla mertoni

4

2

82

Dendrilla rosea

4

2

16

DESMACELLIDAE

83

Biemna aff. humilis

5

2

84

Biemna fortis

3

2

85

Biemna fistulosa.

4

2

86

Biemna trirhaphis

4

2

4

2

4

2

3

2

17

DESMANTHIDAE

87

Desmanthus rhabdophorus

18

DICTYONELLIDAE

88

Acanthella cavernosa

89

Acanthella sp.

90

Liosina paradoxa

91

Liosina sp.

92

Stylissa carteri

1

1

93

Stylissa flabelliformis

4

2

94

Stylissa massa

1

1

95

Svenzea devoogdae

4

3

96

Scopalina sp.

3

2

19

DICTYODENDRILLIDAE

97

Dictyodendrilla sp.

20

DYSIDEIDAE

98

Dysidea arenaria

NILAI EKONOMIS

AF

AT

AT

43

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 20

44

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

AT

DYSIDEIDAE

97

Dysidea arenaria

3

2

98

Dysidea frondosa

3

2

3

2

5

3

1

1

99

Dysidea granulosa

100

Dysidea spp.

101

Euryspongia lobata.

102

Euryspongia sp.

103

Lamellodysidea herbacea

21

ESPERIOPSIDAE

104

Ulosa aff. ada

3

2

105

Ulosa stuposa

3

2

22

GEODIIDAE

106

Erylus aff. lendenfeldi

5

3

107

Geodia phipinnensis.

5

3

108

Geodia sphaeroides.

4

2

109

Geodia sp. (white massive)

23

HALICHONDRIIDAE

110

Amorphinopsis excavans

4

2

111

Axinyssa aplysinoides

4

2

112

Axinyssa aff. aculeata

5

3

113

Axinyssa cavernosa

3

1

114

Axinyssa mertoni

4

2

5

3

3

3

5

3

5

3

115

Axinyssa terpnis

116

Axinyssa spp

117

Halichondria (Halichondria) cartilaginea

118

Halichondria (Halichondria) sp.

119

Hymeniacidon sp.

120

Spongosorites porites

121

Topsentia sp.

24

HALISARCIDAE

122

Halisarca cerebrum.

25

HETEROXYIDAE

123

Didiscus aceratus

4

2

124

Didiscus anisodiscus

4

2

125

Myrmekioderma dendya

4

3

126

Myrmekioderma granulatum

4

2

127

Myrmekioderma pacificum

4

3

128

Higginsia anfractuosa.

5

3

129

Higginsia mixta.

4

2

130

Higginsia sp.

TA

PORIFERA

No. 26

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

IOTROCHOTIDAE

131

Iotrochota baculifera

3

2

132

Iotrochota purpurea

3

2

27

IRCINIIDAE

133

Ircinia ramosa

1

1

134

ircinia irregularis

1

1

135

Ircinia spp.

28

ISODICTYDIDAE

136

Coelocarteria agglomerans

4

3

137

Coelocarteria singaporensis

3

1

3

2

29

IANTHELLIDAE

138

Ianthella basta Pallas

30

LEUCETTIDAE

139

Leucetta chagosensis

4

2

140

Leucetta primigenia

4

2

5

3

3

2

141

Leucetta prolifera

142

Leucetta sp.

143

Pericharax heteroraphis

161

Pericharax sp.

31

MICROCIONIDAE

144

Clathria (Clathria) basilana

4

2

145

Clathria (Clathria) cf. chelifera

5

2

146

Clathria (Isociella) eccentrica

5

2

147

Clathria (Thalysias) cervicornis

4

2

148

Clatharia eurypa

5

3

149

Clathria micronesia

5

3

150

Clathria mixta

4

2

151

Clathria (Thalysias) reinwardti

1

1

152

Clathria (Thalysias) vulpina

2

1

153

Clathria sp. (laminar encrusting)

154

Clathria spp

155

Echinochalina (Echinochalina) intermedia

4

2

32

MYCALIDAE

156

Mycale (Mycale) armata

4

2

157

Mycale (Naviculina) flagellifera

5

3

158

Mycale (Arenochalina) aff. euplectelloides

5

3

159

Mycale (Mycale) vansoesti

4

3

3

2

160

Mycale sp. (green branching)

161

Mycale spp

33

NIPHATIDAE

162

Amphimedon paraviridis

45

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 163

46

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

Amphimedon sp.

164

Cribochalina dura

3

2

165

Dasychalina fragilis

3

2

166

Gelliodes aff. hamata

4

3

167

Gelliodes callista.

4

3

168

Gelliodes fibulata

3

2

169

Gelliodes petrosioides.

4

3

170

Gelliodes sp. (blue laminar)

1

3

5

3

171

Gelliodes spp.

172

Niphates olemda

173

Niphates spp.

174

Pachychalina sp.

34

PACHASTRELLIDAE

175

Stoeba aff. exostotica

35

PETROSIIDAE

176

Acanthostrongylophora ingens

3

2

177

Neopetrosia exigua

3

2

178

Neopetrosia aff. carbonaria

3

2

179

Neopetrosia spp.

180

Petrosia (Petrosia) alfiani

5

3

181

Petrosia (Petrosia) hoeksemai

2

2

182

Petrosia (Petrosia) nigricans

1

1

183

Petrosia (Petrosia) lignosa

3

2

184

Petrosia (Petrosia) aff. pellasarca

4

2

185

Petrosia (Petrosia) plana

3

2

186

Petrosia (Strongylophora) corticata

2

2

187

Petrosia (Strongylophora) strongylata

2

2

188

Petrosia sp.

189

Xestospongia mammillata

4

2

190

Xestospongia vansoesti

3

1

191

Xestospongia testudinaria

1

1

192

Xestospongia spp.

3

36

PHLOEODICTYIDAE

193

Siphonodictyon sp.

194

Oceanapia incrustata.

5

195

Oceanapia ramsayi

4

3

196

Oceanapia sagittaria

3

2

197

Oceanapia sp.

37

PLACOSPONGIIDAE

198

Placospongia carinata

5

3

NILAI EKONOMIS

PORIFERA

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

3

2

Placospongia mixta

3

2

Placospongia santodomingoae

4

3

198

Placospongia melobesioides

199 200 38

PLAKINIDAE

201

Corticium niger

4

4

202

Plakortis lita

3

2

203

Plakortis nigra

3

2

39

PODOSPONGIIDAE 4

2

204

Diacarnus megaspinorhabdosa

40

PSEUDOCERATINIDAE

205

Pseudoceratina arabica

4

2

206

Pseudoceratina purpurea

2

2

207

Pseudoceratina verrucosa

2

2

41

RASPAILIIDAE 4

2 2

208

Acanthostylotella cornuta.

209

Echinodyctium asperum

3

210

Echinodictyum flabelliformis

4

3

211

Echinodictyum mesenterinum

3

2

212

Echinodictium sp.

213

Endectyon fruticosum

5

4

214

Thrinacophora cervicornis

3

2

42

RHABDEREMIIDAE

215

Rhabderemia sp.

43

SPIRASTELLIDAE

216

Spirastrella ducumbens

5

3

5

2

217

Spirastrella solida

218

Spirastrella sp.

44

SPONGIIDAE

219

Coscinoderma sp.

220

Coscinoderma matthewsi

221

Hippospongia sp.

222

Hyatella intestinalus

223

Hyatella sp.

224

Leiosella ramosa

NILAI EKONOMIS

AM

1

5

3

5

3

4

2

225

Spongia (Spongia) ceylonensis 5

3

2

UM

226

Spongia (Spongia) officinalis

4

2

UM

227

Spongia sp.

AT

45

SUBERITIDAE

228

Aaptos suberitioides

1

1

229

Suberites diversicolor

4

2

47

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 230

48

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

5

3

4

2

4

3

NILAI EKONOMIS

Suberites sp.

231

Pseudosuberites andewsi.

46

SYCETTIDAE

232

Sycon gelatinosum

47

TEDANIIDAE

233

Tedania ignis.

234

Tedania sp.

48

THERECTIDAE

235

Carteriospongia sp. cf. contorta

4

2

236

Carteriospongia flabellifera

4

2

2

2

237

Carteriospongia foliascens

238

Lendenfeldia sp.

239

Phyllospongia alcocornis.

4

3

240

Phyllospongia papyracea

4

2

241

Phyllospongia aff. lamellosa

3

2

242

Strepsichordaia aliena

5

3

49

TETILLIDAE

243

Cinachyrella australiensis

2

2

4

2

244

Cinachyrella sp.

245

Paratetilla bacca

246

Tetilla sp.

50

THEONELLIDAE

AT

247

Theonella cylindrica

2

2

AV

248

Theonella mirabilis

4

2

AT

249

Theonella swinhoei

1

1

51

TETHYIDAE

250

Laxotethya sp.

251

Tethya cf. seychellensis

4

2

252

Tethya robusta

4

2

253

Tethymea tylota

5

3

254

Timea sp.

52

THORECTIDAE

255

Cacospongia mycofijiensis

4

2

256

Dactylospongia elegans

1

2 2

257

Fascaplysinopsis reticulata

4

258

Hyrtios erectus

1

1

259

Hyrtios reticulatus

1

2

5

2

260

Hyrtios sp.

261

Luffariella variabilis

262

Semitaspongia sp.

AC

AFG

AI

PORIFERA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) MANFAAT Jenis Sponge ini telah diketahui mempunyai manfaat : AI : Anti inHamatory AM : Anti Malaria AF : Anti Fouling AT : Anti Tumor AC : Anti Cancer AV : Anti Virus AFG : Anti Fungal UM : Untuk Peralatan Mandi

49

Colenterata

50

Dichotella gemmacea

COLENTERATA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Mendengar filum Coelenterata sering orang tidak tahu tetapi kalau menyebutkan beberapa anggota yang masuk dalam filum ini orang akan segera dapat membayangkan seperti apa biota yang masuk dalam grup ini. Jenis biota yang masuk grup ini antara lain karang batu, ubur-ubur, karang lunak dan akar bahar. Filum ini dapat dijumpai baik di air tawar maupun di laut. Namun yang hidup di air tawar hanya anggota dari kelas hydrozoa saja.

Biologi

Anggota filum Coelenterata merupakan binatang yang sederhana tubuhnya berbentuk seperti tabung dengan rongga perut di tengahnya. Mulut berfungsi juga sebagai anus. Lapisan jaringan tubuhnya terdiri dari tiga lapis yaitu ektoderm, mesoglea dan endoderm. Di dalam ektoderm terdapat sel mucus dan sel nematocyst yang masing-masing berfungsi sebagai alat pembersih dan alat pertahanan diri. Lapisan endoderm di dalamnya terdapat zooxanthella atau dinoflagellata yang bersel tunggal, yang merupakan symbion. Hampir seluruh anggota colenterata bersimbiose dengan zooxanthella. Mesoglea merupakan cairan hyaline yang di dalamnya terdapat sel-sel syaraf dan pada lapisan luarnya terdapat sel-sel otot. Untuk mengenal biologi dari anggota Coelenterata kita ambil contoh binatang karang. Polip karang merupakan binatang karang yang berupa tabung kecil dengan hasil sekresi berupa CaCO3. Reproduksi karang dapat dilakukan secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk tunas baru di dalam atau di luar polip lama. Sedangkan reproduksi seksual dilakukan dengan pertemuan antara sperma dan sel telur. Pertemuan sel telur dan sperma dapat terjadi di luar tubuh karang maupun di dalam tubuh karang oleh karena karang ada yang berupa individu jantan, individu betina dan individu yang bersifat hermaprodit. Pelepasan telur karang yang hidup di daerah tropis dapat terjadi sepanjang tahun. Karang yang hidup di daerah subtropis pelepasan telur terjadi satu kali dalam satu tahun yaitu menjelang bulan purnama atau sesudah bulan purnama di musim panas. Pertumbuhan karang ditandai dengan semakin besarnya ukuran skeleton karang. Bentuk skeleton karang bervariasi tergantung pada jenisnya. Bentuk pertumbuhan ada yang bercabang, padat, merayap, berbentuk seperti daun dan ada yang berbentuk seperti jamur. Pertumbuhan karang tergantung dari nutrisi, pola arus, cahaya dan iklim. Oleh karena itu dalam skeleton karang yang mempunyai pertumbuhan padat akan tergambar adanya lingkaran tahun yang berupa garis gelap dan diikuti garis terang. Setiap garis gelap dan terang ini mewakili pertumbuhan karang dalam kurun waktu satu tahun, dengan menghitung garis gelap terang ini kita dapat mengetahui umur dari karang. Sebaran terumbu karang hanya ada di daerah tropis dan sebagian daerah subtropis. Karang tumbuh dan berkembang hampir di seluruh perairan Indonesia kecuali di daerah yang dekat muara-muara sungai yang besar dan di daerah yang berlumpur. Karang tumbuh dengan baik di tempat yang jernih dan berarus dengan temperatur 28-300C dan salinitas antara 30-33o/00.

51

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Karang dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi karang secara aseksual dilakukan karang dengan cara membentuk tunas di dalam atau di luar individu lama. Disamping itu karang juga dapat mematahkan diri atau melakukan pemecahan diri dari koloni yang lama menjadi beberapa pecahan yang kecil yang kemudian akan tumbuh dan berkembang menyamai ukuran induknya. Secara seksual karang dibedakan menjadi karang yang bersifat jantan, betina atau hermaprodite. Sel telur dan sperma dihasilkan sepanjang tahun untuk karang yang hidup di daerah tropis. Sedangkan karang yang hidup di daerah subtropis pemijahan dilakukan hanya satu kali dalam satu tahun. Proses pemijahan dilakukan pada malam hari menjelang atau sebelum bulan purnama pada saat musim panas.

Manfaat karang Man

harsonoi Acropora su

atyphyla Millepora pl

Manfa karang bagi kehidupan manusia secara Manfaat langsung tidak terlalu besar namun manfaat langsu secara tidak langsung dan manfaat secara secar ekologis sangat besar. Batu dan pasir yang ekolo berasal dari karang dapat dipakai sebagai beras bahan bangunan untuk pondasi rumah dan baha jalan. Batu karang juga dipakai sebagai bahan jalan untuk membuat kapur tohor dan bahan hiasan untu akuarium. Manfaat secara tidak langsung, akua terumbu karang berfungsi sebagai pelindung teru pantai dari hempasan ombak dan dapat dipakai pan sebagai sarana rekreasi karena keunikan dan seb keindahan panorama bawah laut. Sebagai kein bahan obat-obatan dan kosmetika, kandungan bah S 320 3 yang ada dikarang merupakan bahan anti sinar UV. Manfaat karang secara ekologis an adalah sebagai tempat bertelur, memijah dan ad membesarkan berbagai biota yang hidup m berasosiasi dengan karang. Terumbu karang be merupakan filter air laut yang terbesar yang m dapat membersihkan berbagai zat organik d maupun anorganik. Terumbu karang sebagai m ssumber bahan makanan bagi ikan dan biota llainnya. Karang juga dapat menyerap CO2 dan dapat dipakai sebagai pencatat iklim d masa lalu. m

Nilai Ekonomis Komersial Tubastrea

52

faulkneri

Nilai ekonomis karang secara langsung relatif tidak besar. Koloni karang dijual sebagai batu karang untuk bahan

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

COLENTERATA

Tabel 6. Daftar harga beberapa jenis karang batu dan karang lunak yang dijual untuk Aquarium. Harga Karang Lunak yang dijual untuk Aquarium. Harga ditingkat Eksportir No

Nama ilmiah

Harga (US $)

1

Acanthastrea spp.

35

2

Acropora spp.

12

3

Caulastrea spp.

14

4

Discossoma spp.

2

5

Echinopora spp.

18

6

Euphyllia ancora

22

7

Euphyllia glabresscesns

8

8

Fungia spp.

6

9

Heliofungia actiniformis

9

10

Ricordea spp.

8

bangunan seperti untuk pondasi rumah, pondasi jalan dan dinding rumah. Harga untuk bahan bangunan bervariasi tergantung lokasinya yaitu berkisar antara Rp 38.000 - Rp 150.000. Karang juga dipakai untuk membuat kapur tohor untuk campuran bahan bangunan. Kapur dari koloni karang diminati pembeli oleh karena harganya lebih murah dibandingkan dengan kapur yang berasal dari batu gamping gunung. Di daerah Tanjung, Lombok utara kapur yang berasal dari karang hidup dijual Rp 15.000/karung (25 kg). Karang mempunyai harga ekonomis yang cukup baik bila dijual dalam kondisi hidup untuk hiasan aquarium. Harga untuk komoditas eksport dapat dilihat pada tabel 6. Sebenarnya ada jenis karang Corallium merupakan karang yang hidup di tempat dalam mempunyai harga yang cukup tinggi yaitu berkisar antara Rp 10 - 15 juta/kg. Jenis karang ini biasanya berwarna merah yang digunakan untuk perhiasan.

Keanekaragaman jenis

Filum Colenterata atau Cnidaria dibagi menjadi 3 kelas yaitu Hydrozoa, Scyphozoa dan Anthozoa. Kecuali Anthozoa anggota dari filum ini mempunyai dua fase dalam siklus hidupnya yaitu sebagai medusa dan fase dewasa. Hidroid merupakan salah satu jenis biota yang dapat hidup baik di air tawar maupun air laut . Selain hydroid jenis dalam kelas ini yang banyak dikenal adalah kelompok karang api atau Millepora dan Stylasterina yang termasuk dalam ordo Hydrocorallina. Sedangkan dari ordo Siphonopora salah satu anggotanya yang terkenal adalah Physalia atau kapal perang portugis. Disebut demikian oleh karena bila kita menyentuh hewan ini kulit kita akan terasa sakit sekali seperti terbakar. Kelas Scyphozoa sebagian besar anggotanya lebih dikenal dengan nama ubur-ubur. Salah satu anggota dari kelas ini mempunyai kekuatan racun yang dapat membunuh manusia yaitu dari jenis Chironex fleckeri. Ubur-ubur ini berbentuk kubus biasanya hidup di daerah subtropis. Ubur-ubur dapat hidup di air tawar dan air laut atau di danau-danau air air asin.

53

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Cycloseris costulata

Kelas Anthozoa tidak mempunyai fase medusa dan hanya hidup di air laut. Kelas Anthozoa dibagi menjadi dua subkelas yaitu Octocoralia dan dan Zoantharia. Di dalam sub kelas Octocoralia ada 6 ordo dan salah satunya adalah ordo Stolonifera yang salah satu anggotanya lebih dikenal dengan nama karang suling atau Tubipora musica. Sedangkan ordo Alcyonaria merupakan kelompok yang seluruh anggotanya mempunyai tubuh lunak dan disebut sebagai “soft coral” atau karang lunak. Ordo Gorgonacea juga termasuk dalam subkelas ini yang salah satu anggotanya lebih dikenal dengan Gorgonia atau kipas laut dan Corallium atau merjan yang mempunyai harga yang sangat mahal. Sub kelas Zoantharia mempunyai enam ordo yang salah satunya adalah Scleractinia atau Madreporaria atau lebih dikenal dengan nama karang batu. Ordo Actinaria salah satu anggotanya lebih dikenal dengan nama Sea anemone. Ordo yang anggotanya juga dikenal luas adalah Antiphtharia atau yang salah satu anggotanya Antiphates atau lebih dikenal dengan nama akar bahar.

Status Perlindungan Pemerintah Indonesia melalui kementerian kehutanan memasukan Anthipatharia dalam status di lindungi. Seluruh jenis karang batu (Scleractinia), Anthipatharia spp, Melleporidae spp,Tubiporidae, Stylateridae dan Corallium spp dari Mediterania masuk dalam appendik II CITES. 54 54

Jenis karang yang masuk dalam marga millepora di Indonesia ada 6 jenis, sedangkan jenis Heliopora coerulea merupakan satu satunya jenis karang biru yang masuk dalam marga Heliopora. Begitu juga untuk Tubipora musica merupakan satu-satu jenis karang suling yang ada dalam marga Tubipora. Ordo scleractinia di dunia mempunyai jumlah suku 15 dan marga sebanyak 108 dengan sekitar 828 jenis karang. Di Indonesia jumlah marga karang ada sekitar 82 marga yang terdiri dari 569 jenis (lihat daftar spesies). Ada sekitar 26 marga karang yang tidak dijumpai di perairan Indonesia. Beberapa marga hanya dapat dijumpai di Lautan Atlantik dan dilokasi yang relatif terisolir. Seperti telah diketahui bahwa asal usul karang di dunia berasal dari dua lokasi yaitu dari daerah sekitar Laut Karibia untuk lautan Atlantik dan daerah sekitar Laut Sulawesi untuk karang yang hidup di Samudera Pasifik.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

COLENTERATA

Tabel 7. Daftar jenis, kelimpahan, sebaran dan nilai ekonomis karang yang ditemukan di perairan Indonesia. (Verifikator : Suharsono - Sumber : Veron, Wallace et al, 2012, and wolstenholme, 1998 , Reef base) No. 1

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

ASTROCOENIIDAE

1

Stylocoeiniella armata

5

2

2

2

S. cocosensis

5

3

2

3

S. guentheri

5

2

2

2

POCILLOPORIDAE

4

Pocillopora ankeli

4

3

1

5

P. damicornis

1

1

1

6

P. danae

3

1

1

7

P. elegans

3

1

1

8

P. eydouxi

2

1

1

9

P. meandrina

2

2

1

10

P. verrucosa

2

1

1

11

P. woodjonesi

3

3

1

12

P. zelli

3

3

1

13

Seriatopora aculeata

3

2

1

14

S. caliendrum

2

2

1

15

S. dendritica

3

3

1

16

S. guttatus

3

1

1

17

S. hystrix

1

1

1

18

S. stellata

3

1

1

19

Stylophora pistillata

2

1

1

20

S. subseriata

4

2

1

21

Palauastrea ramosa

4

3

2

22

Madracis kirbyi

5

3

2

3

ACROPORIDAE

23

Montipora aequituberculata

3

1

1

24

M. altasepta

4

2

2

25

M. angulata

3

2

2

26

M. australiensis

3

2

2

27

M. cactus

3

2

2

28

M. calcarea

4

3

2

29

M. caliculata

4

3

2

30

M. capitata

4

2

2

31

M. capricornis

4

2

2

32

M. cebuensis

4

3

2

33

M. cocosensis

4

3

2

55

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

56

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

M. crassitiberculata

4

3

34

M. confusa

35

M. corbettensis

36

2 2

37

M. danae

2

2

1

38

M. delicatula

3

1

1

39

M. digitata

1

1

1

40

M. efflorescens

2

1

1

41

M. effusa

3

3

1

42

M. florida

2

1

1

43

M. floweri

3

2

1

44

M. foliosa

1

1

1

45

M. foveolata

4

2

1

46

M. friabilis

4

3

2

47

M. gaimardi

4

3

2

48

M. grisea

4

2

2 2

49

M. hirsuta

4

2

50

M. hispida

2

1

1

51

M. hodgsoni

4

2

2

52

M. hoffmeisteri

3

1

2

53

M. incrassata

2

1

2

54

M. informis

3

1

1

55

M. mactanensis

4

3

2

56

M. malampaya

3

3

2

57

M. millepora

2

1

2

58

M. monasteriata

3

2

1

59

M. mollis

4

2

2

60

M. niugini

4

2

2

61

M. nodosa

3

1

2

62

M. orientalis

4

2

2

63

M. palawanensis

4

2

2

64

M. peltiformis

4

2

2

65

M. porites

4

2

2

66

M. samarensis

4

2

2

67

M. setosa

3

2

2

68

M. spongodes

3

1

2

69

M. spumosa

2

1

2

70

M. stellata

2

1

2

71

M. tuberculosa

2

1

2

72

M. turgescens

4

1

2

73

M. turtlensis

3

1

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

COLENTERATA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

74

M. undata

Suku Jenis

3

1

1

75

M. venosa

4

1

1

76

M. verruculosus

4

2

2

77

M. verrucosa

2

1

1

78

M. vietnamensis

4

2

2

79

Anacropora forbesi

3

2

2

80

A. matthai

3

1

2

81

A. pillai

3

2

2

82

A. puertogelerae

3

1

2

83

A. reticulata

4

1

2

84

A. spinosa

4

1

2

85

Acropora abrolhosensis

3

2

2

86

A. abrotanoides

3

1

2

87

A. aculeus

2

1

2

88

A. acuminata

2

1

1

90

A. anthocercis

4

3

2

91

A. aspera

2

1

1

92

A. austera

2

1

2

93

A. awi

4

2

2

94

A. batunai

4

4

2

98

A. carduus

3

2

2

99

A. caroliniana

4

2

2 2

100

A. cerealis

2

1

102

A. clathrata

2

1

1

104

A. cophodactyla

4

3

1

105

A. copiosa

4

2

2

106

A. crateriformis

3

2

2

109

A. cytherea

2

1

1

111

A. dendrum

4

2

2

112

A. derawanensis

4

3

2

113

A. desalwii

4

3

2

114

A. digitifera

2

1

1

115

A. divaricata

2

1

1

116

A. donei

2

1

1

117

A. echinata

3

1

1

118

A. efflorescens

3

1

2

119

A. elegans

3

3

1

120

A. elseyi

2

1

2

121

A. exquisita

4

2

2

122

A. fastigata

4

2

2

57

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

58

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

2

2

A. florida

1

1

2

A. gemmifera

3

1

1

126

A. glauca

4

3

2

127

A. grandis

2

1

2

128

A. granulosa

2

1

2

123

A. fenneri

124 125

129

A. halmaherae

4

3

2

130

A. hoeksemai

3

2

2

131

A. horrida

1

1

2

132

A. humilis

2

1

2 2

133

A. hyacinthus

1

1

134

A. Indonesia

2

1

2

135

A. intermedia

1

1

2

136

A. jaquelineae

4

2

2

137

A. kimbeensis

4

3

2

138

A. kirstyae

4

3

2

139

A. kosurini

4

4

2

140

A. latistella

2

1

2

141

A. listeri

3

2

2

142

A. loisetteae

4

3

2

143

A. lokani

4

3

2

144

A. longicyathus

2

1

2

145

A. loripes

2

1

2

146

A. lutkeni

2

2

2

147

A. meridiana

3

2

2

148

A. microclados

2

1

2

149

A. microphthalma

2

1

2

150

A. millepora

2

1

1

151

A. mirabilis

3

1

1

152

A. monticulosa

3

3

1

153

A. multiacuta

3

3

1

154

A. muricata

2

1

1

155

A. nana

3

2

2

156

A. nasuta

1

1

1

157

A. orbicularis

4

2

2

158

A. palmerae

4

2

2

159

A. paniculata

3

2

2

160

A. papillare

4

3

1

161

A. pichoni

3

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

COLENTERATA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

162

A. plumosa

Suku Jenis

3

2

2

163

A. polystoma

3

2

2

164

A. proximalis

3

2

2

165

A. pulchra

2

1

1

166

A. rambleri

3

2

2

167

A. retusa

3

2

2

168

A. robusta

2

1

2

169

A. rangelapensis

4

3

1

170

A. rosaria

4

2

2

171

A. rudis

4

4

2

172

A. russelli

2

3

2

173

A. samoensis

2

1

2

174

A. sarmentosa

3

3

2

175

A. scherzeriana

4

2

2

176

A. secale

2

1

2

177

A. selago

2

2

2

178

A. seriata

4

2

2

179

A. simplex

4

3

2

180

A. solitaryensis

2

1

2

181

A. spathulata

4

3

1

182

A. speciosa

3

2

2

183

A. spicifera

2

1

2

184

A. striata

3

2

1

185

A. subglabra

3

2

1

186

A. subulata

2

1

1

187

A. suharsonoi

5

4

1

188

A. sukarnoi

3

3

1

189

A. tenella

3

3

2

190

A. tenuis

1

1

2

191

A. teres

4

1

2

192

A. tizardi

4

2

2

193

A. torihalimeda

3

1

2

194

A. turaki

3

3

2

195

A. turtuosa

5

4

2

196

A. tutuilensis

4

1

2

197

A. valenciennesi

2

1

2

198

A. valida

1

1

2

199

A. vaughani

2

2

2

200

A. verweyi

3

3

1

59

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

60

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

201

A. walindii

Suku Jenis

4

1

2

202

A. willisae

3

2

2

203

A. yongei

3

1

2

204

Isopora brueggemani

1

1

1

205

Isopora crateriformis

5

3

1

206

Isopora cuneata

4

3

1

207

Isopora palifera

2

1

1

208

Isopora togianensis

5

4

1

209

Astreopora cucullata

3

1

2

210

A. expansa

4

1

2

211

A. explanata

3

1

2

212

A. gracilis

3

1

2

213

A. incrustans

4

1

2

214

A. listeri

3

1

2

215

A. macrostoma

4

1

2

216

A. myriophthalma

3

1

2

217

A. ocellata

4

2

2

218

A. randalli

4

2

2

219

A. suggesta

4

2

2

4

PORITIDAE

220

Porites annae

3

1

2

221

P. aranetai

4

2

2

222

P. attenuate

4

1

2

223

P. australiensis

4

1

1

224

P. cylindrica

2

1

1

225

P. cocosensis

4

2

2

226

P. cumulatus

4

2

2

227

P. deformis

4

2

2

228

P. densa

4

2

2

229

P. eridani

4

2

2

230

P. horizontalata

4

2

2

231

P. latistella

3

1

2

232

P. lichen

1

1

1

233

P. lobata

1

1

1

234

P. lutea

2

1

1

235

P. mayeri

3

1

1

236

P. monticulosa

3

1

1

237

P. murrayensis

3

1

1

238

P. napopora

4

2

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

COLENTERATA

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

2

239

P. negrosensis

240

P. nigrescens

1

1

1

241

P. ornata

3

2

2

242

P. profundus

3

1

2

243

P. rugosa

3

1

2

244

P. rus

1

1

1

245

P. sillimaniana

4

2

2

246

P. solida

2

1

2

247

P. somaliensis

3

1

2

248

P. stephensoni

3

1

1

249

P. tuberculosa

3

1

1

250

P. vaughani

4

1

1

251

Goniopora albiconus

4

2

2

252

G. burgosi

4

2

2

253

G. columna

3

1

2

254

G. djiboutiensis

3

2

1

255

G. eclipsensis

4

2

2

256

G. fruticosa

3

1

2

257

G. lobata

2

1

1

258

G. minor

2

1

1

259

G. norfolkensis

4

2

2

260

G. palmensis

3

1

2

261

G. pandoraensis

3

1

2

262

G. pendulus

3

1

2

263

G. planulata

2

1

2

264

G. polyformis

3

1

2

265

G. somaliensis

3

1

2

266

G. stokesi

3

1

1

267

G. stutchburyi

3

1

1

268

G. tenella

3

1

2

269

G. tenuidens

4

1

2

270

Alveopora allingi

3

2

1

271

A. catalai

4

1

1

272

A. daedalea

3

1

1

273

A. excelsa

4

2

2

274

A. fenestrata

4

2

2

275

A. gigas

4

2

2

276

A. marionensis

4

2

2

277

A. minuta

4

1

2

61

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

278

No. A. spongiosa

3

1

1

279

A. tizardi

4

2

2

A. verrilliana

4

2

2

280 5

SIDERASTREIDAE

281

Pseudosiderastrea tayami

4

1

2

282

Psammocora contigua

3

1

2

283

P. digitata

3

1

2

284

P. explanulata

3

1

2

285

P. haimeana

4

2

2

286

P. nierstraszi

4

2

2

287

P. obtusangula

4

2

2

288

P. profundacella

3

1

2

289

P. superficialis

4

2

2

290

Coscinaraea columna

4

1

2

291

C. crassa

4

1

2

292

C. exesa

4

1

2

293

C. marshae

4

2

2

294

C. monile

4

2

2

295

C. wellsi

4

2

2

Siderastrea savignyana

4

2

2

296 6

62

Suku Jenis

AGARICIIDAE

297

Pavona bipartita

4

2

2

298

P. cactus

3

1

2

299

P. clavus

3

1

2

300

P. danai

3

2

2

317

P. decussata

3

2

2

318

P. duerdeni

3

2

2

319

P. explanulata

3

1

1

301

P. frondifera

3

1

1

302

P. maldivensis

3

2

2

303

P. minuta

3

1

2

304

P. varians

3

1

1

305

P. venosa

3

1

1

306

Leptoseris amitoriensis

4

1

2

307

L. explanata

4

1

2

308

L. foliosa

4

1

2

309

L. gardineri

5

2

2

310

L. hawaiiensis

5

2

2

311

L. incrustans

4

2

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

COLENTERATA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

312

L. mycetoseroides

Suku Jenis

4

1

2

313

L. papyracea

4

1

2

314

L. scabra

3

1

2

315

L. solida

4

2

2

316

L. striata

4

2

2

317

L. tubulifera

4

2

2

318

L. yabei

4

1

2

319

Gardineroseris planulata

4

1

2

320

Coeloseris mayeri

3

1

2

321

Pachyseris foliosa

3

1

2

322

P. gemmae

4

1

2

323

P. rugosa

2

1

2

324

P. speciosa

2

1

2

7

FUNGIIDAE

325

Cycloseris curvata

3

2

2

326

C. costulata

3

1

1

327

C. cyclolites

3

1

1

328

C. erosa

4

2

1

329

C. hexagonalis

3

1

1

330

C. patelliformis

4

2

1

331

C. sinensis

4

1

1

332

C. somervillei

4

1

2

333

C. tenuis

4

1

1

334

C. vaughani

4

1

1

335

Diaseris distorta

4

1

1

336

D. fragilis

4

1

1

337

Cantharellus jebbi

4

2

2

338

C. noumeae

4

2

2

339

Ctenactis albitentaculata

4

2

2

340

C. crassa

3

1

2

341

C. echinata

2

1

2

342

Heliofungia actiniformis

2

1

1

343

Fungia concinna

3

2

2

344

F. corona

3

2

2

345

F. danai

3

1

1

346

F. echinata

3

1

2

347

F. fralinae

4

3

1

348

F. fungites

2

1

1

349

F. granulosa

3

2

2

63

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

350

No. F. horrid

3

3

2

351

F. klunzingeri

3

2

1

352

F. molluccensis

3

2

1

353

F. paumotensis

3

1

2

354

F. repanda

3

2

2

355

F. scabra

3

2

2

356

F. scruposa

3

2

2

357

F. scutaria

3

1

2

358

F. simplex

4

2

2

359

F. spinifer

4

2

1

360

F. taiwanensis

5

3

1

361

Herpolitha limax

3

1

1

362

H. weberi

4

2

1

363

Polyphyllia talpina

3

1

2

364

Halomitra clavator

4

3

2

366

H. pileus

3

1

2

367

Sandalolitha dentata

3

1

2

368

S. robusta

4

1

1

369

Lithophyllon lobata

3

1

1

370

L. mokai

4

2

2

371

L. undulatum

4

2

2

372

Podabacia crustacea

3

1

1

373

P. motuporensis

4

2

1

Zooplius echinata

5

3

1

374 8

OCULINIDAE

375

Galaxea acrhelia

3

1

1

376

G. astreata

2

1

1

377

G. cryptoramosa

4

2

2

378

G. fascicularis

2

1

1

379

G. horrescens

4

2

2

380

G. longisepta

4

2

1

381

G. paucisepta

4

2

2

382

Acrhelia horrescens

3

1

1

Simplastrea vesicularis

4

2

2

383 9

64

Suku Jenis

PECTINIIDAE

384

Echinophyllia aspera

2

1

1

385

E. costata

3

1

1

386

E. echinata

2

1

1

387

E. echinoporoides

2

1

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

COLENTERATA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

388

No. E. orpheensis

Suku Jenis

3

1

2

389

E. patula

2

1

2

390

E. pectinata

2

1

2

391

E. taylorae

4

2

2

392

Oxypora crassispinosa

4

1

1

393

O. glabra

2

1

1

394

O. lacera

2

1

2

395

Mycedium elephantotus

2

1

2

396

M. mancaoi

4

2

2

397

M. robokaki

3

1

1

398

M. steeni

4

2

1

399

Pectinia alcicornis

2

1

1

400

P. ayleni

4

2

1

401

P. elongata

3

2

2

402

P. lactuca

3

1

1

403

P. maxima

4

1

2

404

P. paeonia

3

1

1

405

P. teres

4

2

1

Echinomorpha nishihirai

4

2

1

406 10

MUSSIDAE

407

Blastomussa merleti

5

3

1

408

B. wellsi

4

2

1

409

Micromussa amakusensis

4

2

2

410

M. diminuta

3

2

2

411

M. minuta

3

1

2

412

Cynarina lacrymalis

3

1

1

413

Scolymia australis

3

1

1

414

S. vitiensis

3

1

1

415

Acanthastrea bowerbanki

3

1

1

416

A. brevis

4

2

1

417

A. echinata

3

1

1

418

A. faviaformis

4

2

2

419

A. hemprichii

3

1

1

420

A. hillae

3

1

2

421

A. ishigakiensis

4

2

2

422

A. lordhowensis

4

2

2

423

A. regularis

4

2

2

424

A. rotundoflora

4

2

2

425

A. subechinata

4

2

2

65

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

426

No.

Lobophyllia corymbosa

2

1

1

427

L. dentatus

4

2

1

428

L. diminuta

4

2

1

429

L. flabelliformis

4

1

1

430

L. hataii

2

1

2

431

L. hemprichii

2

1

2

432

L. pachysepta

4

1

2

433

L. robusta

4

1

2

434

L. serratus

4

1

1

435

Symphyllia agaricia

3

1

1

436

S. hassi

4

2

2

437

S. radians

3

1

1

438

S. recta

3

1

1

439

S. valenciennesi

4

1

1

11

MERULINIDAE

440

Hydnophora exesa

3

1

1

441

H. grandis

3

1

1

442

H. microconos

3

1

1

443

H. pilosa

3

1

1

444

H. rigida

2

1

2

445

Paraclavarina triangularis

4

1

1

446

Merulina ampliata

2

1

1

447

M. scabricula

4

1

1

448

Scapophyllia cylindrica

5

2

1

449

Boninastrea boninensis

5

2

2

3

1

1

12

66

Suku Jenis

FAVIIDAE

450

Caulastrea curvata

451

C. echinulata

3

1

1

452

C. furcata

4

1

1

453

C. tumida

3

1

1

454

Favia danae

3

1

2

455

F. favus

3

1

2

456

F. helianthoides

4

2

2

457

F. laxa

3

1

2

458

F. lizardensis

4

1

2

459

F. maritima

4

1

2

460

F. marshae

4

2

2

461

F. matthaii

4

1

2

462

F. maxima

4

1

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

COLENTERATA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

463

No. F. pallida

Suku Jenis

2

1

1

464

F. Rosaria

4

2

2

465

F. rotumana

3

1

1

466

F. rotundata

3

1

1

467

F. speciosa

2

1

1

468

F. stelligera

3

1

1

469

F. truncatus

4

2

1

470

F. veroni

4

1

2

471

F. vietnamensis

4

1

2

472

Barabattoia amicorum

4

1

2

473

B. laddi

4

2

2

474

Favites abdita

2

1

1

475

F. acuticollis

4

2

1

476

F. bestae

4

2

1

477

F. chinensis

2

1

1

478

F. complanata

3

1

2

479

F. flexuosa

3

1

2

480

F. halicora

3

1

2

481

F. micropentagona

4

1

2

482

F. paraflexuosa

3

1

2

483

F. pentagona

3

1

2

484

F. russelli

3

1

2

485

F. stylifera

4

2

2

486

F. vasta

4

1

2

487

Goniastrea aspera

3

1

2

488

G. australensis

3

1

2

489

G. edwardsi

3

1

1

490

G. favulus

3

1

1

491

G. minuta

3

1

1

492

G. palauensis

3

1

1

493

G. pectinata

2

1

1

494

G. ramosa

3

1

2

495

G. retiformis

2

1

1

496

Platygyra acuta

4

1

1

497

P. carnosus

4

2

1

498

P. contorta

4

2

2

499

P. daedalea

2

1

2

518

P. lamellina

2

1

2

519

P. pini

2

1

2

67

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 500

68

Suku Jenis P. ryukyuensis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

2

2

501

P. sinensis

3

1

2

502

P. verweyi

4

2

2 2

503

P. yaeyamaensis

4

2

504

Australogyra zelli

4

2

2

505

Leptoria irregularis

4

1

2

506

L. Phrygia

3

1

1

507

Oulophyllia bennettae

4

1

1

508

O. crispa

3

1

2

509

O. levis

4

2

2

510

Montastrea annuligera

3

1

2

511

M. colemani

4

2

2

512

M. curta

3

1

1

513

M. magnistellata

3

1

2

514

M. multipunctata

4

2

2 2

515

M. salebrosa

4

2

516

M. valenciennesi

3

1

1

517

Plesiastrea versipora

3

1

2

518

Diploastrea heliopora

3

1

1

519

Oulastrea crispata

3

1

1

520

Leptastrea bewickensis

4

2

2

521

L. bottae

4

2

2

522

L. aequalis

4

2

2

523

L. inaequalis

4

1

2

524

L. pruinosa

3

1

2

525

L. purpurea

3

1

2

526

L. transversa

4

1

2

527

Cyphastrea agassizi

4

2

2

528

C. chalcidicum

3

1

2

529

C. decadia

4

1

2

530

C. japonica

3

1

2

531

C. microphthalma

2

1

2

532

C. ocellina

3

2

2

533

C. serailia

2

1

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

COLENTERATA

No.

Suku Jenis

534

Echinopora ashmorensis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

2

2

535

E. gemmacea

2

1

2

536

E. hirsutissima

4

1

2 1

537

E. horrida

3

1

538

E. lamellosa

3

1

1

539

E. mammiformis

4

1

2

540

E. pacificus

4

2

2

541

Moseleya latistellata

4

2

1

2

1

1

13

TRACHYPHYLLIIDAE

541

Trachyphyllia geoffroyi

14

CARYOPHYLLIIDAE

542

Euphyllia ancora

2

1

1

543

E. cristata

2

1

1

544

E. divisa

2

1

1

545

E. glabrescens

2

1

1

546

E. paraancora

3

2

1

547

E. paradivisa

3

2

1

548

E. yaeyamaensis

4

1

1

549

Catalaphyllia jardinei

3

1

1

550

Nemenzophyllia turbida

3

1

1

551

Plerogyra discus

4

1

1

552

P. simplex

4

1

1 1

553

P. sinuosa

3

1

554

Physogyra lichtensteini

3

1

1

555

Heterocyathus aequicostatus

4

1

1

3

1

1

15

DENDROPHYLLIIDAE

556

Turbinaria bifrons

557

T. frondens

3

1

1

558

T. heronensis

4

1

2

559

T. irregularis

4

1

2

560

T. mesenterina

3

1

1

561

T. patula

4

1

2

562

T. peltata

3

1

1

563

T. radicalis

3

1

1

564

T. reniformis

3

1

1

565

T. stellulata

3

1

1

566

T. conspicua

4

2

2

567

Heteropsammia cochlea

4

1

2

568

Tubastrea faulkneri

4

2

2

569

T. micrantha

4

2

2

69

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Goniastrea sp.

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

NON SCLERACTINIAN TETAPI DIANGGAP SEBAGAI KARANG BATU 1

TUBIPORIDAE

1

Tubipora musica

2

HELIOPORIDAE

2 3

Heliopora coerulea

3

1

1

2

1

1

MILLEPORIDAE

3

Millepora platyphylla

3

1

1

4

M. tenella

3

1

1

5

M. exaesa

4

1

1

6

M. dichotoma

3

1

2

4

STYLASTERIDAE

7

Distichopora sp.

4

2

2

8

Stylaster sp.

4

2

2

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar diseluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya disebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

70

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

COLENTERATA

Tabel 8. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan colenterata dari kelompok Octocoralia (karang lunak), kelimpahan dan Sebaran yang ditemukan di Indonesia (Verifikator: Anna Manuputty - Sumber : Fabricius and Alderslade 2001 ; Bayer, 1981., ;Versereldt, 1980, 1982, 1983) No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Order STOLONIFERA 1

CLAVULARIIDAE

1

Anthelia garciae

2

A. glauca

3

2

2

2

A. ternatana

3

3

2

4

A. simplex

4

3

2

5

Clavularia margaritifera

6

C. delicatula n.sp.

7

C. expansa n.sp.

8

C. ornata n.sp.

3

3

2

3

3

2

9

C. ternatana n.sp

10

C. infalata n.sp.

11

C. aspera n.sp.

12

Hicksonia viridis

3

3

2

13

H. kollikeri

3

3

2

14

Pachyclavularia ornata

3

3

2

15

Pachyclavularia ornata

16

Sympodium coeruleum

17

S. fulvum

3

2

1

2

TUBIPORIDAE

18

Tubipora musica

B.

Order ALCYONACEA

3

ARCHICAULIDAE

19

Protodendron repens

4

XENIIDAE

20

Xenia capensis

21

X. florida

22

X. ternatana

3

3

2

23

X. viridis

3

3

2

24

X. umbellata

3

3

2

25

X. novae

26

X.crassa

27

X. garciae

28

X. ashworthi

29

X. membranacea

71

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

72

Suku Jenis

30

X. membranacea

31

X. fusca

32

X. fuscescens

33

X. samoensis

34

X. elisabethae

35

X. coerulea

36

X. blumi n.sp.

37

X. elongata Dana

38

X. rubens n.sp.

39

X. plicata n. sp.

40

Cespitularia coerulea May

41

C. taeniata May

42

C. simplex n.sp.

5

ALCYONIIDAE

43

Nidalia dofleini

44

N. granulata

45

N. macrospina

46

N. rubra

47

N. duriuscula n.sp.

48

N. grayi n.sp.

49

N. splendens n.sp.

50

Metalcyonium capitatum

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

3

3

2

3

3

2

51

Lobularia ceylonicum

3

2

2

52

L. kremfi

3

2

2

53

L. australis

54

L. digitulatum

55

L. globuliferum

3

2

2

56

L. pachyclados

3

3

2

57

L. sphaerophorum

3

3

2

58

L. globuliferoides n.sp.

59

Alcyonium dendroides n.sp.

60

A. molle n.sp.

3

2

2

61

A. rotundum

62

A. simplex

3

2

2

63

A. polydactylum

3

3

2

64

A. leptoclados

3

3

2

65

A. simplex

3

2

2

66

Daniela koreni.

67

Cereopsis studeri

3

3

2

68

Sinularia leptoclados

3

2

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

COLENTERATA

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2

1

2

S. querciformis

3

1

2

72

S. dura

3

1

2

73

S. rigida var. Amboinensis

3

2

2

74

S. whiteleggei

3

2

2

75

S. gardineri

3

2

2

76

S. flexibilis

3

1

2

69

S. polydactyla

70

S. herdmani

71

77

S. lochmodes

3

2

2

78

S. capitalis

3

2

2 2

79

S. cristata

3

2

80

S. cruciata

3

2

2

81

S. depressa

3

2

2

82

S. granosa

3

2

2

83

S. heterospiculata

3

2

2

84

S. hirta

3

2

2

85

S. humesi

3

2

2

86

S. intacta

3

2

2

87

S. kavarattiensis

3

2

2

88

S. muralis

3

2

2

89

S. nanolobata

3

3

2

90

S. notanda

3

2

2 2

91

S. ovispiculata

3

2

92

S. procera

3

2

2

93

S.slieringsi spec.nov

3

3

2

94

S. variabilis

3

2

2

99

Sarcophyton gracile

100

S. trocheliophorum

3

3

1

95

Sarcophyton acutangulum

3

2

2

96

S. ehrenbergi

3

2

2

97

S. ehrenbergi var stellata n.v.

98

S. glaucum

3

3

2

3

1

1

3

2

2

3

2

2

101

S. trocheliophorum minus n. var

102

S. convolutum n.sp.

103

S. tenuispiculatum n.sp.

104

S. boettgeri n. sp.

105

S. fungiforme n.sp.

106

S. reichenbachi n.sp.

107

S. dispersum n. sp.

108

S. plicatum n.sp.

73

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

S. buitendijki n.sp

110

S. crasssocaule

111

S. pulchellum

112

S. spongiosum

113

S. stellatum

114

S. elegans

115

Lobophytum candelabrum

116

L.crassum

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

2

3

2

2

3

1

1

117

L. hedleyi

118

L. pauciflorum

3

1

2

3

3

2

119

L. hapalolobatum

120

L. gazellae

121

L.denticulatum

122

L. schoedei

3

3

2

123

L. strictum

3

1

1

124

Dampia pocilloporaefor -mis

3

3

2

125

Anthomastus agaricus

3

3

2

3

3

2

6

74

Suku Jenis

109

NEPHTHYIDAE

126

Litophytum stuhlmanni

127

L. viridis

128

L. arboreum

3

3

2

129

Capnella fungiformis

3

3

2

130

C. imbricata

3

3

2

131

Capnella spicata

132

C. morulan

3

3

2

133

Lemnalia rhabdota

134

L. peristyla

135

L. nitida

136

L. cervicornis

137

L. terminalis

138

L. brassica

139

Lemnalia thyrsoides

140

L. laevis n.sp.

141

L. laevis n.sp.

142

L. squamifera n.sp.

143

Umbellulifera striata

144

U. graeffei

145

U. petasites n.sp.

146

Nephthya albida

147

N. amentacea

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

COLENTERATA

No.

Suku Jenis

148

N. chabrolii

149

N. chabrolii var. ternatana n. var.

150

N. chabrolii var. moluccana n. var.

151

N. columnaris

152

N. cupressiformis

153

N. erecta

154

N. grisea

155

N. inermis

156

N. pacifica

157

N. sphaerophora

158

N. striata

159

N. tenuis

160

N. thujaria

161

N. tongaensis

162

N. capnelliformis n.sp.

163

N. cervispiculosa n.sp.

164

N. gracillima n.sp.

165

N. gracillima n.sp. var minor

166

N. junipera n.sp.

167

N. sibogae n.sp.

168

N. rubra

169

N. pellucida n.sp.

170

N. granulata

171

N. nigra n. sp.

172

N. elongata n.sp.

173

N. debilis n.sp.

174

N. pyramidalis n.sp.

175

N. bayeri n.sp.

176

N. compacta n.sp.

177

Dendronephthya gigantea

178

D. intermedia n.sp.

179

D. punicea

180

D. klunzingeri

181

D. japonica

182

D. ehrenbergi

183

D. microspiculata

184

D. mirabilis

185

D. mollis

186

D. suensoni

187

D. orientalis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

75

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

76

Suku Jenis

188

D. cervicornis

189

D. halterosclera n. sp.

190

Dendronephthya (Dendronephthya) mucronata

191

Dendronephthya (Dendronephthya) roemeri

192

Dendronephthya (Dendronephthya) koellikeri

193

D. flammea

194

D. habereri K

195

Dendronephthya (Morchellana) weberi n.sp.

196

D. annectens

197

D. brevirama

198

D. amoebisclera n.sp.

199

Dendronephthya (Dendronephtya) binongkoensis n.sp.

200

D. florida

201

D. stolonifera

202

D. dofleini

203

D. armifer n. sp.

204

D. hyalina

205

D. collaris

206

D. reticulata n. sp.

207

D. lutea.

208

D.disciformis

209

D. pumilio

210

D. rubescens n. sp.

211

D. coronata

212

D. longicaulis

213

D. simplex

214

Dendronephthya (Roxasia) latipes

215

Dendronephthya (Roxasia) boschmai n.sp.

216

Dendronephthya (Roxasia) snellusi n.sp.

217

D. mertoni n.sp.

218

D. aruensis n.sp.

219

D. gravieri n.sp.

220

D. robusta

221

D. acuminata

222

D. dispersa

223

D. tenuis n.sp.

224

D. splendens

225

D. rosea

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

COLENTERATA

No.

Suku Jenis

226

D. depressa

227

D. involuta

228

D. indivisa

229

D. corymbosa

230

D. collaris

231

D. monticulosa

232

D. laxa

233

D. rhodosticta

234

Dendronephthya aff. planoregularis

235

D. involuta

236

Dendronephthya (Morchellana) pulchella

237

Dendronephthya (Morchellana) habereri

238

Dendronephthya (Morchellana) minima n.sp.

239

Dendronephthya (Morchellana) aurora

240

Dendronephthya (Morchellana) quadrata

241

Dendronephthya (Morchellana) suluensis n.sp.

242

Stereonephthya bellissima n.sp.

243

S. divergens n.sp.

244

S. ilex n.sp.

245

S. imbricans n.sp.

246

S. macrospiculata

247

S. pedunculata n.sp.

248

S. sierra n.sp.

249

S. spicata

250

Stereonephthya ulicoides

251

S. curvata n.sp.

252

S. multispina n. sp.

253

S. cupuliformis n.sp.

254

S. acicularis n.sp.

255

S. longicaulis n. sp.

256

Ammothea virescens

257

A. thyrsoides

258

A. amicorum

259

A. imbricata

260

A. parasitica

261

A. ramosa

262

A. polyanthus

263

A. nitida

264

A. carnosa n.sp

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

77

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 265 266

78

Suku Jenis A. jukesi var. Paraspongodes crassa n.sp.

7

SIPHONOGORGIIDAE

267

Siphonogorgia cylindrata

268

S. miniacea

269

S.mirabilis

270

S. pendula

271

S. annectens

272

S. asperula

273

S.cylindrata

274

S. densa

275

S. eminens

276

S. godeffroyi

277

S. gracilis

278

S. grandior

279

S. hicksoni

280

S. indica

281

S. kollikeri

282

S. macrospina

283

S. miniacea

284

S. mirabilis

285

S. obspiculata

286

S. obtusa Chalmers

287

S. palmata

288

S. pauciflora

289

S. ramosa

290

S. rugosa

291

S. simplex

292

S. splendens

293

S. variabilis

294

S. variabilis

295

S. pendula. var. ternatana n.v.

296

S. boschmai n.sp.

297

S. chalmersi n.sp.

298

Siphonogorgia spec.

299

Scleronephthya crassa

300

S. flexilis var compacta n.

301

S. pustulosa

302

Stereacanthia indica

303

S. spiculosa

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

COLENTERATA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

xenia sp.

No. 304 305 8

Suku Jenis

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

C. simpsoni n.sp. FASCICULARIIDA

34

Genus Paralcyonium

306

Paralcyonium elegans

307

Studeriotes crassa

308

S. longiramosa

309

S. debilis n.sp.

310

S. spinosa n.sp.

9

TELESTIDAE

311

KELIMPAHAN

Cactogorgia lampas

Telesto trichostemma

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

79

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 9 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Gorgonian yang ditemukan di Indonesia (Verifikator: Yosephine Tuti - Sumber : Fabricius and Alderslade, 2001a, b ; Grasshoff, 1991) No.

Suku Jenis Ordo GORGONARIA

80

1

BRIAREIDAE

1

Briareum excavatum

2

Briareum stechei

3

Machaerigorgia orientalis

2

ANTHOTHELIDAE

4

Alertigorgia orientalis

5

Annela Mollis

6

Annela Reticulata

7

Iciligorgia brunnea

8

Iciligorgia koellikeri

9

Iciligorgia macrocalyx

10

Iciligorgia rubra

11

Paragorgia splendens

12

Paratitanideum friabilis

13

Sibogagorgia weberi

14

Solenocaulon cervicorne

15

Solenocaulon grayi

16

Solenocaulon jedanenses

17

Solenocaulon querciforme

18

Solenocaulon sterroclonium

19

Solenocaulon tortuosum

20

Spongioderma chuni

3

SUBERGORGIIDAE

21

Keroides gracilis Whitelegge

22

Keroides keroni

23

Subergorgia appressa

24

Subergorgia kollikeri

25

Subergorgia mollis

26

Subergorgia ornata

27

Subergorgia pulchra

28

Subergorgia reticulata

29

Subergorgia rubra

30

Subergorgia thomsoni

4

CORALLIIDAE

31

Corallium halmaheirense

32

Corallium reginae

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

COLENTERATA

No.

Suku Jenis

5

MELITHAEIDAE

33

Melithaea amboinensis

34

Melithaea aurantia

35

Melithaea coccinea

36

Melithaea dichotoma

37

Melithaea elongata

38

Melithaea flabellum

39

Melithaea formosa

40

Melithaea fragilis

41

Melithaea gracillima

42

Melithaea hicksoni

43

Melithaea laevis

44

Melithaea mertoni

45

Melithaea modesta

46

Melithaea philippinensis

47

Melithaea planoregularis

48

Melithaea ramulosa

49

Melithaea robusta

50

Melithaea spinosa

51

Melithaea splendens

52

Melithaea spongiosa

53

Melithaea stormii

54

Melithaea studeri

55

Melithaea sulphurea

56

Melithaea superba

57

Melithaea tenuis

58

Melithaea triangulata

59

Parisis fruticosa

60

Parisis minor

61

Astrogorgia bilinansia

62

Astrogorgia intricata

63

Bebryce asper

64

Bebryce verrucosa

65

Eunicella multituberculata nov.spec.

66

Eunicella pustulossa nov. Spec.

67

Euplexaura aruensis

68

Euplexaura attenuata

69

Euplexaura cervicornis n. sp.

70

Euplexaura flava

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

81

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Euplexaura mollis

72

Euplexaura nuttingi

73

Euplexaura parva

74

Euplexaura platystoma

75

Euplexaura recta

76

Euplexaura reticulata

77

Euplexaura rhipidalis

78

Euplexaura robusta

79

Euplexaura rubra

80

Euplexaura thomsoni nom. Nov.

81

Plexaura aggregata

82

Plexaura attenuata

83

Plexaura flava

84

Plexaura pinnata

85

Plexaura platistoma

86

Plexauroides Indica

87

Plexauroides Lensii

88

Plexauroides praelonga

89

Plexauroides ramosissima

90

Plexauroides regularis

91

Plexauroides spinifera

92

Plexauroides unilateralis

93

Psammogorgia Arbuscula

94

Psammogorgia nodosa

95

Psammogorgia schoedei var. Moseri nov. var.

96

Psammogorgia anastomosans

97

Rhabdoplexaura princeps

98

Villogorgia compressa

99

Villogorgia flavescens

100

Villogorgia inermis

101

Villogorgia nigrescens

102

Villogorgia rubra

103

Villogorgia serrata

104

Villogorgia timorensis

7

82

Suku Jenis

71

MURICEIDAE

105

Acanthomuricea biserialis

106

Anthogorgia aurea

107

Anthogorgia grandiflora nom.nov

108

Anthomuricea brunnea

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

COLENTERATA

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

109

Anthomuricea reticulata

110

Anthomuricea sanguinea

111

Anthomuricea timorensis

112

Brandella dubia nom. nov.

113

Brandella flavescens

114

Brandella inermis

115

Brandella serrata

116

Brandella timorensis

117

Discogorgia alternata

118

Discogorgia campanulifera

119

Discogorgia dendritica

120

Discogorgia pulchra

121

Discogorgia reticuloides

122

Echinogorgia abietina

123

Echinogorgia aurantiaca

124

Echinogorgia cerea

125

Echinogorgia complexa

126

Echinogorgia flora

127

Echinogorgia furfuracea

128

Echinogorgia granifera

129

Echinogorgia mertoni

130

Echinogorgia pseudosassapo

131

Echinogorgia reticulata

132

Echinogorgia ridleyi

133

Echinomuricea collaris

134

Echinomuricea coronalis

135

Echinomuricea cylindrica

136

Echinomuricea indomalaccensis

137

Echinomuricea pulchra

138

Echinomuricea spinifera

139

Elasmogorgia filiformis

140

Heterogorgia clausa

141

Heterogorgia Flabellum

142

Heterogorgia grandicalyx nom.nov.

143

Heterogorgia humilis

144

Heterogorgia magna

145

Heterogorgia muricelloides

146

Heterogorgia operculata

147

Heterogorgia stellata

148

Heterogorgia theophilasi

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

83

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

84

Suku Jenis

149

Menacella reticularis

150

Menella grayi

151

Menella rubescens

152

Muriceides collaris

153

Muriceides dubia

154

Muriceides javensis

155

Muricella argentea

156

Muricella aruensis

157

Muricella complanata

158

Muricella crassa

159

Muricella dentata

160

Muricella dubia

161

Muricella flexilis

162

Muricella gracilis

163

Muricella grandis

164

Muricella nitida

165

Muricella operculata

166

Muricella perramosa

167

Muricella reticulata

168

Muricella rosea

169

Muricella stellata

170

Muricella umbraticoides

171

Paracis alba

172

Paracis serrata

173

Paracis solorensis

174

Paracis squamata

175

Perisceles acanthostoma

176

Perisceles fructicosa

177

Perisceles spatulata

178

Placogorgia cryptotheca

179

Placogorgia dentata

180

Placogorgia studeri

181

Pseudobebryce indica

182

Pseudobebryce philippii

183

Pseudobebryce stellata

184

Pseudobebryce Thomsoni

185

Pseudothesea flava

186

Pseudothesea flexilis

187

Pseudothesea immersa

188

Pseudothesea pallida

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

COLENTERATA

Subergorgia sp.

No.

Suku Jenis

189

Pseudothesea placoderma

190

Pseudothesea sanguinea

191

Pseudothesea simplex

8

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

ACANTHOGORGIIDAE

192

Acanthogorgia ridleyi

193

Acanthogorgia striata

194

Acanthogorgia studeri

195

Acanthogorgia turgida

9

PRIMNOIDAE

196

Caligorgia affinis

197

Caligorgia joubini

198

Caligorgia minuta

199

Caligorgia robusta

200

Caligorgia sertosa

201

Caligorgia similis

202

Caligorgia tuberculata

203

Caligorgia ventilabrum

204

Caligorgia weltneri

205

Calyptrophora japonica

206

Calyptrophora mariae

207

Calyptrophora wyvillei

208

Pseudoplumarella plumatilis

85

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

86

Suku Jenis

209

Stachyodes clavata

210

Stachyodes dichotoma

211

Stachyodes grandiflora

212

Stachyodes horrida

213

Stachyodes orientalis

214

Stachyodes parva

215

Stachyodes studeri

10

GORGONIIDAE

216

Hicksonella princeps

217

Stenogorgia studeri

218

Pseudopterogorgia oppositipinna

219

Pseudopterogorgia pinnata

11

GORGONELLIDAE

220

Ctenocella lyra

221

Ctenocella pectinata

222

Ellisella laevis

223

Gorgonella miniacea

224

Gorgonella sanguinolenta

225

Junceella juncea

226

Junceella racemosa

227

Junceella squamata

228

Nicella carinata

229

Nicella dichotoma

230

Plumigorgia hydroides

231

Scirpearia candida

232

Scirpearia erythraea

233

Scirpearia filiformis

234

Scirpearia rubra

12

CHRYSOGORGIIDAE

235

Trichogorgia capensis

236

Pleurogorgia plana

237

Metallogorgia malanotrichos

238

Metallogorgia macrospina

239

Chrysogorgia anastomosans

240

Chrysogorgia cupressa

241

Chrysogorgia curvata

242

Chrysogorgia flexilis

243

Chrysogorgia flexilis typica

244

Chrysogorgia intermedia

245

Chrysogorgia lata

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Suku Jenis

246

Chrysogorgia mixta

247

Chrysogorgia octagonos

248

Chrysogorgia orientalis

249

Chrysogorgia pendula

250

Chrysogorgia ramosa

251

Chrysogorgia rigida

252

Chrysogorgia sibogae

253

Chrysogorgia sp

254

Chrysogorgia squarrosa

255

Chrysogorgia tetrasticha

256

Radicipes pleurocristatus

257

Radicipes verrilli

13

ISIDIDAE

258

Acanella africana

259

Acanella rigida

260

Acanella sibogae

261

Acanella verticillata

262

Ceratoisis gracilis

263

Ceratoisis paucispinosa

264

Ceratoisis phillippinensis

265

Ceratoisis sp.

266

Ceratoisis wrighti

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

267

Peltastisis cornuta

268

Peltastisis uniserialis

269

Mopsea flava

270

Isis Hipuris

1

271

Isis reticulata

1

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

87

Polychaeta

88

Amphinomidae (fireworm)

POLYCHAETA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi dan sebaran

Filum Anelida adalah hewan yang termasuk dalam kelompok cacing. Filum ini dibedakan menjadi tiga kelompok besar berdasarkan tempat hidupnya. Oligochaeta atau yang lebih dikenal dengan cacing yang sebagian besar anggotanya hidup di darat. Hirudinea hidup di air tawar atau ditempat yang basah di hutan atau di sungai, kelompok ini lebih dikenal dengan Pacet dan Lintah. Kelompok yang ketiga Polychaeta adalah cacing yang sebagian besar anggotanya hidup di laut. Cacing ini hampir tersebar di seluruh perairan laut. Hidupnya di pasir, lumpur atau di bawah batu-batu karang dan sebagian lagi hidup sebagai hewan pengebor karang. Cacing laut berbeda dengan cacing darat tubuhnya biasanya mempunyai kepala yang didalamnya terdiri otak, mulut, semacam rambut tebal berfungsi sebagai sensor, rahang dan taring untuk menangkap makanan serta untuk mempertahankan diri. Berbeda dengan bagian kepala, tubuh cacing terdiri dari segmen-segmen yang masing masing dilengkapi dengan setae sebagai alat gerak. Polychaeta makan dari sisa-sisa bahan organik dan detritus, segmen paling belakang berfungsi juga sebagai anus. Bagian tubuh yang hilang dapat diganti dengan cara regenerasi, tidak terkecuali bagian kepala. Cacing yang kehilangan kepalanya dapat meregenerasi kepalanya. Reproduksi cacing laut sangat unik. Cacing laut dapat bersifat hermaprodit atau dapat juga terdiri dari individu jantan dan individu betina. Musim kawin biasanya terjadi pada saat yang bersamaan yang dipengaruhi oleh siklus bulan, pasang surut dan suhu air laut. Pada saat yang bersamaan cacing laut akan melepas seluruh segmen tubuhnya yang mengandung sperma atau telur sedangkan segmen yang terdepan tetap tinggal di tempatnya. Bagian kepala ini nantinya akan membentuk segmen-segmen baru yang akan diisi dengan telur dan sperma dan dilepaskan pada musim kawin berikutnya. Suku Eucinidae melakukan kawin masal biasanya pada sekitar bulan Februari – Maret. Kawin masal cacing ini di Maluku lebih dikenal dengan nama Palolo sedangkan di daerah Lombok lebih dikenal dengan istilah Bau Nyale. Kedua peristiwa kawin Palolo dan Bau Nyale biasanya terjadi pada saat malam hari secara serempak. Pelepasan secara serempak bagian tubuh cacing dikendalikan oleh hormon dan bagian tubuh yang dilepas biasanya tanpa kepala kecuali cacing dari suku Nereidae yang sering juga ikut keluar. Warna cacing ini bermacammacam ada yang biru, merah dan abu-abu. Pantai Kuta dan Pantai An di Lombok merupakan daerah pemijahan cacing laut secara masal. Masyarakat memanfaatkan cacing-cacing ini untuk dibuat pepes atau digoreng untuk lauk makan. Bau nyale dan Palolo biasanya juga dimanfaatkan untuk kegiatan wisata.

Manfaat polychaeta

Manfaat cacing laut secara ekologis adalah sebagai salah satu komponen dalam rantai makanan yang berperan sebagai pemakan detritus dan sisa-sisa bahan organik sehingga dapat dimasukan sebagai pengurai dan pembersih. Disamping itu cacing merupakan makanan pokok berbagai ikan dan biota laut lainnya. Cacing laut juga dapat dipakai sebagai indikator terjadinya pencemaran suatu perairan. Cacing laut cukup sensitif terhadap terjadinya perubahan lingkungan. Pada daerah 89

ntia Perinereis nu

BIODIVERSITAS B BI IOD DIV IVER IVE ERSI SITA SIT TAS BIOTA TAS BIOT BIO BI OTA LAUT OTA LAU LA UT INDONESIA

s aestuarina

Dendronerei

Nereis sp P nuntia : Inayat Sumber Foto

yang tercemar akan terjadi perubahan struktur komunitas cacing yaitu populasi jenis cacing tertentu menjadi lebih dominan sedangkan jenis cacing yang lain dapat hilang sama sekali.

Nilai Ekonomis Komersial

Di Indonesia cacing laut belum dimanfaatkan diperjual belikan secara komersial. walaupun di Inggris misalnya cacing dari kelompok Nereidae telah dibudidayakan dan dijual sebagai upan saat memancing. Di Indonesia jenis cacing yang laku dijual adalah dari kelompok Spirobranchus yang dijual untuk hiasan akuarium. Cacing ini mempunyai warna yang sangat bervariasi, hidup mengebor dalam skeleton karang dari jenis Porites spp. Cacing sperobranchus ditingkat nelayan harganya Rp. 15.000.Sedangkan jenis cacing dari suku Serpula vermicularis biasanya dijual dengan harga ditingkat nelayan Rp. 20.000,- Beberapa jenis Nereis telah dibudidayakan secara masalah sebagai pakan ikan dan udang yang dipelihara di tambak atau kolam-kolam budidaya (Batista et al 2003; Yuwono, 2005)

Status Perlindungan

90 90

Cacing laut belum termasuk dalam daftar biota yang dilidungi baik dalam apendik CITES maupun dari pemerintah Indonesia.

Keanekaragaman jenis

Polychaeta yang lebih dikenal sebagai cacing laut adalah salah satu kelas dari tiga kelas yang termasuk dalam Filum Anelida. Kelas yang lain adalah Oligochaeta atau yang lebih dikenal sebagai cacing darat dan kelas Hirudinea yang salah satu anggotanya lebih dikenal dengan nama Lintah dan Pacet. Kelas Polychaeta merupakan cacing yang hidup di laut yang dibagi menjadi sub-kelas Errantia dan Sedentaria. Sub-kelas Erantia dibagi dalam 14 suku sedangkan Sedentaria mempunyai anggota 17 suku.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

POLYCHAETA

Tabel 10 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Polychaeta yang hidup di Indonesia (Verifikator: Hadiyanto) No.

Suku Jenis

1

AMPHARETIDAE

1

Amage auricula var. sibogea, n. var.

2

Ampharete macrobranchia

3

Ampharete sp.

4

Amphicteis cf. weberi

5

Amphicteis gunneri var malayensis

6

Amphicteis quadridentata

7

Amphicteis sibogea

8

Amphicteis theeli

9

Amphicteis weberi

10

Auchenoplax crinita

11

Isolda sibogea

12

Melinna malmgreni

13

Melinna sp.

14

Paramage madurensis

15

Paramphicteis angustifolia

16

Sabellides sp.

17

Samytha (?) heterobranhia

18

Samytha hesslei

19

Samytha sp.

20

Samytha, cf heterobranhia

21

Sosane fauveli

22

Sosane procera var. malayensis

23

Sosane wereni

2

AMPHICTENIDAE

24

Pectinaria brevispinis

25

Pectinaria leioscopha

26

Pectinaria papillosa

27

Pectinaria profunda

28

Pectinaria sp.

29

Petta tenuis

3

AMPHINOMIDAE

30

Amphinome nigro-branchiata

31

Amphinome pulchra

32

Bathychloeia sibogae

33

Benthoscolex coecus

34

Chloeia amphora

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

91

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 35

92

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

3

2

3

2

Chloeia conspicua

36

Chloeia flava

37

Chloeia flava, var. pulchella

38

Chloeia fusca

39

Chloeia parva

40

Chloeia sp.

41

Chloeia violacea

42

Euphrosyne pilosa

43

Euphrosyne affinis

44

Euphrosyne globosa

45

Euphrosyne hystrix

46

Euphrosyne laureate

47

Euphrosyne longesetosa

48

Euphrosyne maculata

49

Euphrosyne mucosa

50

Euphrosyne obiensis

51

Euphrosyne pelagica

52

Euphrosyne sibogae

53

Euphrosyne superba

54

Eurythoe chilensis

55

Eurythoe complanata

56

Eurythoe dubia

57

Eurythoe maththei

58

Eurythoe parvecarunculata

59

Notopygos cirratus

60

Notopygos gigas

61

Notopygos rayneri

62

Notopygos sibogae

63

Parachloeia marmorata

64

Pherecardia lobata

65

Pherecardites parva

66

Pseudeurythoe oligobranchia

67

Pseudeurythoe sp. 2

68

Sangiria hystrix

4

APHRODITIDAE

69

Hartmothoe kerguelensis

70

Polynoe cornuta

71

Scalisetosus longicirrus

72

Admetella (polynoe) longipedata

73

Allmaniella arafurensis

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

POLYCHAETA

No.

Suku Jenis

74

Allmaniella ptycholepis

75

Allmaniella sp.

76

Aphroditella decipiens

77

Aphroditella floresiana

78

Aphroditella limosa

79

Aphroditella malayana

80

Aphroditella mongolica

81

Aphroditella sibogae

82

Aphrogenia nigropunctata

83

Aphrogenia villosa

84

Aphrogenia villosa, var. n. v.

85

Bhawania amboinensis n.sp.

86

Bhawania cryptocephala

87

Bhawania cryptocephala., var pottisiana n.v.

88

Euleanira ehlersi

89

Eulepis malayana

90

Eupanthalis nigromaculata

91

Eupolyodontes amboinensis

92

Euthalenessa oculata

93

Gastrolepidia clavigera

94

Halogenia arenifera

95

Halogenia conchifera

96

Halosydna fulvovittata

97

Halosydna batheia n. sp.

98

Halosydna pilosa n. sp.

99

Hartmothoe atra

100

Hartmothoe benthaliana

101

Hartmothoe dictyophora

102

Hartmothoe imbricata

103

Hartmothoe nigricans

104

Hartmothoe pallida

105

Hartmothoe sp.

106

Hermione malleata

107

Hermione moluccana

108

Hermione parva

109

Iphione muricata

110

Iphionella cimex

111

Laetmatonice aphroditoides

112

Laetmatonice batheia

113

Laetmatonice breve-pinnata

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

93

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

94

Suku Jenis

114

Laetmatonice dubiosa

115

Laetmatonice malayana

116

Laetmatonice producta

117

Laetmatonice rogusa Horst

118

Laetmatonice sp.

119

Laetmatonice viridescens

120

Lagisca (polynoe) minuta

121

Lagisca cornuta

122

Lagisca elytrophora

123

Lagisca flaccida

124

Lagisca indica

125

Lagisca malayana

126

Lagisca pottsi

127

Lagisca sp.

128

Leanira coeca n. sp.

129

Leanira javanica n. sp.

130

Leanira melanocephala n. sp.

131

Leanira sibogea n. sp.

132

Leanira sp.

133

Leanira tentaculata n. sp.

134

Leanira vulturis n. sp.

135

Lepidasthenia affinis n. sp.

136

Lepidasthenia microlepis

137

Lepidasthenia sibogea

138

Lepidasthenia sp.

139

Lepidonotus acantholepis

140

Lepidonotus adspersus

141

Lepidonotus albo-pustulatus

142

Lepidonotus carinatus

143

Lepidonotus carinulatus

144

Lepidonotus cristatus

145

Lepidonotus cristatus var. echinata

146

Lepidonotus cristatus var. ornata

147

Lepidonotus javanicus n.sp.

148

Lepidonotus malayanus

149

Lepidonotus ruber n.sp.

150

Lepidonotus sp.

151

Lepidonotus squamatus (L.)

152

Lepidonotus suluensis n.sp.

153

Lepidonotus vandersandei n.sp.

KELIMPAHAN

SEBARAN

3

2

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

POLYCHAETA

No.

Suku Jenis

154

Parahalosydna sibogea

155

Paralepidonotus ampulliferus

156

Paralepidonotus boholensis

157

Polynoe (Hemilepidia) versluysi

158

Polynoe kampeni

159

Polynoe nigro-punctata

160

Polynoe sp.

161

Polyodontes atro-marginatus n. sp.

162

Polyodontes sibogae

163

Polyodontes sp.

164

Pontogenia nuda

165

Pontogenia spinosa

166

Pontogenia villosa n.sp.

167

Psammolyse flava

168

Psammolyse malayana

169

Psammolyse zeylanica

170

Scalisetosus (Polynoe) crinoidicola

171

Scalisetosus ceramensis

172

Scalisetosus papilliferus

173

Scalisetosus sp.

174

Scalisetosus tentaculatus

175

Sigalion bandaensis n. sp.

176

Sigalion sp.

177

Sthenelais dubiosa n. sp.

178

Sthenelais heterochela n. sp.

179

Sthenelais malayana n. sp.

180

Sthenelais orientalis

181

Sthenelais variabilis

182

Thormora trissochaeta

183

Weberia pustulata

5 184 6

KELIMPAHAN

SEBARAN

3

2

1

1

NILAI EKONOMIS

ARICIIDAE Scoloplos (?) sp. CAPITELLIDAE

185

Capitella capitata (Fabricius)

186

Dasybranchus caducus

187

Notomastus cf. latericeus

188

Notomastus latericeus

189

Notomastus sp. 3

190

Notomastus sp. 4

95

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Sabellidae No. 7

CHAETOPTERIDAE

191

Chaetoptherus cautus

192

Chaetoptherus crosslandi

193

Chaetoptrus variopedatus

194

Phyllochaetopterus sibogea

195

Phyllochaetopterus sp.

196

Ranzania sp.

197

Ranzania malayensis

198

Telepsavus claparedei

8

CHLORHAEMIDAE

199

Stylariodes granulosus

200

Brada ? sp.

201

Brada rigida

202

Stylariodes coronatus

203

Stylariodes curvisetis

204

Stylariodes nudus

205

Trophoniella avicularia

206

Trophoniella intoshi

207

Trophoniella sibogea

9

96

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

3

2

3

2

CIRRATULIDAE

208

Audouinia anchylochaeta

209

Brada sp.

210

Cirratulus afer

211

Cirratulus chrysoderma

212

Diplocirrus erythroporus

213

Dodecaceria fistulicola

214

Monticellina sp. 1

215

Monticellina sp. 2

216

Pherusa eruca indica

217

Tharyx sp.

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

POLYCHAETA

No.

Suku Jenis

10

COSSURIDAE

218

Chaetozone sp.

11

Eunice indica

12

EULEPETHIDAE

EUNICIDAE

221

Eunice afra

222

Eunice antennata

223

Eunice grubei

224

Eunice siciliensis

225

Eunice sp. 2

226

Eunice spp.

227

Eunice tentaculata

228

Euniphysa aculeata

229

Haematocleptes terebellidis

230

Hartmaniella sp.

231

Labidognathus parasiticus

232

Labrorostratus parasiticus

233

Lumbriconereis sphaerocephala

234

Lycidice sp.

235

Nematonereis unicornis

236

Oligognathus bonelliae

237

Oligognathus parasiticus

14

EUPHROSINIDAE

238

Euprosine sp.

239

Armandia bipapillata Flabelligera diplochaitos

241

Ophelina sibogae

242

Pherusa sp.

243

Piromis sp.

16

GLYCERIDAE

244

Glycera macintoshi

245

Glycera nicobarica

246

Glycera onomichiensis

247

Glycera tesselata

17 249

2

3

2

FLABELIGERIDAE

240

248

3

NILAI EKONOMIS

Pareulepis malayana

13

15

SEBARAN

DORVILLEIDAE

219

220

KELIMPAHAN

Glycinde cf. oligodon GONIADIDAE Protodorvillea sp.

97

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

98

Suku Jenis

18

HARTMANIELLIDAE

250

Abyssoninoe sp.

19

HESIONIDAE

251

Gyptis sp.

252

Hesione genetta

253

Hesione intertexta

254

Leocrates (Leocratides) ehlersi

255

Leocrates atlanticus

256

Leocrates chinensis

257

Leocrates claparedii

258

Leocrates diplognathus

259

Leocrates djangkarensis

260

Leocrates giardi

261

Leocrates greeffianus

262

Leocrates indicus

263

Leocrates wesenberglundae

264

Leocrates wesenberglundae

265

Leocratides filamentosus

266

Ophiodromus sp.

267

Podarke (Irma) angustifrons

268

Psamathe sp.

269

Syllidia sp.

20

LUMBRINERIDAE

270

Arabella (Notopsilus) sp.

271

Lumbrinerides sp.

272

Ninoe bruuni

21

MAGELONIDAE

KELIMPAHAN

SEBARAN

273

Cossura dimorpha

274

Poecilochaetus sp. 1

3

2

275

Poecilochaetus sp. 2

3

2

22

MALDANIDAE

276

Asychis amphiglypta

277

Asychis gotoi (Izuka)

278

Asychis trifilosa

279

Leiochone tropica

280

Maldane sarsi

281

Maldanella harai

282

Notoproctus pacificus

283

Petaloproctus cirratus

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

POLYCHAETA

No.

Suku Jenis

284

Petaloproctus terricola

285

Rhodine loveni

23

NEPHTYDAE

286

Aglaophamus cf. vietnamensis

287

Aglaophamus sp.

288

Micronephtys sp.

289

Micronephtys sphaerocirrata

290

Nephtys cf. punctata

291

Nephtys oligobranchia

292

Paralacydonia paradoxa

293

Nephtys sp.

24

NEREIDAE

294

Glycinde sibogana

295

Gymnonereis fauveli

296

Gymnonereis hartmannschroederae

297

Gymnonereis sibogae

298

Leonnates jousseaumei

299

Leonnates nierstrassi

300

Lycastis indica

301

Lycastopsis catarractarum

302

Ner. (Perinereis) helleri

303

Nereis (Ceratonereis) costae

304

Nereis (Ceratonereis) coutierei

305

Nereis (Ceratonereis) dorsolineata

306

Nereis (Ceratonereis) flagellipes

307

Nereis (Ceratonereis) marmorata

308

Nereis (Ceratonereis) ramosa

309

Nereis (Ceratonereis) sp.

310

Nereis (Ceratonereis) tentaculata

311

Nereis (Ceratonereis) tripartita

312

Nereis (Ceratonereis) pachychaeta

313

Nereis (Lycoris) abnormis

314

Nereis (Lycoris) abyssicola

315

Nereis (Lycoris) anchylochaeta

316

Nereis (Lycoris) baliensis

317

Nereis (Lycoris) batjanensis

318

Nereis (Lycoris) buitendijki

319

Nereis (Lycoris) ericognatha

320

Nereis (Lycoris) gisserana

321

Nereis (Lycoris) heteromorpha

KELIMPAHAN

SEBARAN

2

2

NILAI EKONOMIS

99

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

100

Suku Jenis

322

Nereis (Lycoris) nouhuysi

323

Nereis (Lycoris) onychophora

324

Nereis (Lycoris) sumbawensis

325

Nereis (Lycoris) trifasciata var vandersandei

326

Nereis (Lycoris) tydemani

327

Nereis (Lycoris) unifasciata

328

Nereis (Perinereis) aibuhitensis

329

Nereis (Perinereis) binongkae

330

Nereis (Perinereis) camiguina

331

Nereis (Perinereis) dongalae

332

Nereis (Perinereis) floridana

333

Nereis (Perinereis) nigro-punctata (N. yorkensis Aug.)

334

Nereis (Perinereis) nuntia

335

Nereis (Perinereis) obfuscata

336

Nereis (Perinereis) rumphii

337

Nereis (Perinereis) singaporiensis .

338

Nereis (Perinereis) suluana

339

Nereis (Platynereis) australis

340

Nereis (Platynereis) bengalensis

341

Nereis (Platynereis) cristatus

342

Nereis (Platynereis) dumerilii

343

Nereis (Platynereis) polyscalma

344

Nereis (Platynereis) sp.

345

Nereis (Pseudonereis) anomala

346

Nereis (Pseudonereis) trimaculata

347

Nereis nigriceps

348

Nereis sp.

349

Nereis spp.

350

Perinereis cultifera

351

Perinereis singaporensis

352

Perinereis vancaurica

25

NEREIDIDAE

353

Aglaophamus tepens

354

Ceratonereis sp.

355

Gymnonereis phuketensis

356

Leonnates persica

357

Namalycastis abiuma - species group

358

Namalycastis hawaiiensis

359

Namalycastis terrestris

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

1

2

2

3

2

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

POLYCHAETA

Sabellidae

No.

Suku Jenis

360

Namanereis amboinensis

361

Namanereis catarractarum

362

Nectoneanthes sp.

26

OENONIDAE

363

Kinbergonuphis pseudobranchiata

27

ONUPHIDAE

364

Kinbergonuphis sp. 2

365

Kinbergonuphis sp. 3

366

Leitoscoloplos sp.

367

Nothria conchylega

368

Nothria hawaiiensis

369

Paradiopatra pourtalesii

371

Scoloplos (Leodamas) gracilis

28

OPHELIIDAE

372

Ammotrypane bimensis

373

Ammotrypane brevibranchiata

374

Ammotrypane cardiformis

375

Ammotrypane dubia

376

Ammotrypane fauveli

377

Ammotrypane longicaudata

378

Ammotrypane profunda

379

Ammotrypane sibogae var. major

380

Ammotrypane sibogea

381

Ammotrypane sp.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

101

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

102

Suku Jenis

382

Ophelina sp.

383

Sternaspis laevis minor

384

Sternaspis sp. 1

385

Travista horsti

29

ORBINIIDAE

386

Cirrophorus sp.

387

Levinsenia sp.

388

Scoloplos (Leodamas) rubra orientalis

30

OWENIIDAE

389

Myriochele eurystoma

390

Myriochele minor

391

Myriochele picta

392

Owenia fusiformis

393

Owenia fusiformis

31

PARALACYDONIIDAE

394

Glycera madagascariensis

32

PARAONIDAE

395

Paradoneis sp.

396

Paraonis sp.

397

Laonice cf. cirrata

398

Paraprionospio sp.

33

PECTINARIIDAE

399

Pectinaria sp

400

Pectinaria antipoda

34

PHYLLODOCIDAE

401

Paranaitis sp.

402

Phyllodoce (Anaitides) madeirensis

403

Phyllodoce gracilis

404

Phyllodoce madeirensis

35

PILARGIDAE

405

Litocorsa annamita

406

Otopsis sp.

407

Pilargis sp.

408

Sigambra bassi

409

Sigambra hanaokai

410

Sigambra sp. 3

411

Synelmis rigida

36

POECILOCHAETIDAE

412

Cirratulus annamensis

413

Cirriformia sp.

KELIMPAHAN

SEBARAN

3

2

NILAI EKONOMIS

POLYCHAETA

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

37

POLYNOIDAE

414

Almaniella sp.

415

Benhamipolynoe antipaticola, new combination

416

Drieschella maculata, nov. spec.

417

Harmothoe sp.

418

Iphione muricata

419

Lepidonotus cristatus

420

Lepidonotus hedlevi

421

Lepidonotus jacksoni

422

Lepidonotus jukesi

423

Lepidonotus tennisetosus

424

Telolepidasthenia lobetobiensis

38

SABELLARIDAE

425

Lygdamis ehlersi

426

Lygdamis ehlersi var. major, n. var

427

Lygdamis marenzelleri

428

Pallasia abyssalis

429

Pallasia bihamata

430

Pallasia bihamata var. brevicorona

431

Pallasia pennata

432

Pallasia sexhamata

433

Phalacrostemma superbum

39

SABELLIDAE

434

Bispira tricyclia

435

Branchiomma pacificum

436

Branhioma pacificum

437

Chone sp.

438

Chone sp. 4

439

Dasychone cingulata

440

Euchone sp.

441

Hypsicomus phaeotaenia

442

Jasmineira ecaudata

443

Laonome andamanensis

444

Perkinsiana sp.

445

Potamilla ehlersi

446

Potamilla leptochaeta

447

Pseudopotamilla sp.

448

Sabella melanostigma

449

Sabella pavonina

450

Sabellastarte indica

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

103

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 451

104

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

3

2

Sabellastarte indica

452

Sabellastarte zebuensis

453

Spirographis spallanzanii

40

SERPULIDAE

454

Ditrupa arietina

455

Ditrupa crenata

456

Ficapomatus macrodon

457

Hydroides dianthus

458

Hydroides exaltatus

459

Hydroides minax

460

Hydroides sp.

461

Mercierella enigmatica

462

Omphalopomopsis langerhansi

463

Pomatoceros coeruleus

464

Pomatostegus stellatus

465

Protula tubularia (Montagu)

466

Salmacina dysteri (Huxley)

467

Serpula vermicularis Linne

468

Spirobranchus giganteus

469

Spirobranchus jousseaumei

470

Spirobranchus latiscapus

471

Spirobranchus maldivensis

472

Spirorbis foraminosus

473

Spirorbis spec. ind.

474

Spirorbranchus giganteus

475

Variete monilifera

476

Vermiliopsis glandigerus

41

SIGALIONIDAE

477

Horstileanira vanderspoeli

478

Sigalion sp.

479

Sthenelais sp.1

3

2

480

Sthenelais sp.2

3

2

2

2

481

Willeysthenelais cf. horsti

42

SPIONIDAE

482

Aonides sp.

483

Magelona cincta

484

Magelona crenulifrons

485

Magelona gemmata

486

Polydora sp.

487

Prionospio (Minuspio) multibranchiata

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

POLYCHAETA

No.

Suku Jenis

488

Prionospio (Prionospio) ehlersi

KELIMPAHAN

SEBARAN

489

Prionospio (Prionospio) komaeti

490

Prionospio (Prionospio) malayensis

491

Prionospio pinnata var inaequibranchia n var?

492

Prionospio sp.

2

2

493

Prionospio steenstrupi Var, malayensis, n. var.

2

2

494

Spio cf. pettiboneae

2

2

2

2

495

Spionidae, undetermined genus

496

Spiophanes kroeyeri

497

Spiophanes longicirris

498

Spiophanes malayensis

499

Spiophanes sp.

500

Spiophanes sp. 2

43

STERNASPIDAE

501

Mediomastus warrenae

502

Notomastus hemipodus

503

Sternapis laevis

504

Sternapis laevis var. minor, n. var

505

Sternapis rietschi

506

Sternapis sp.

44

SYLLIDAE

507

Ceratocephale sp.

508

Opistosyllis sp.

509

Pionosyllis sp.

510

Syllis (Haptosyllis) spongicola

511

Syllis gracilis

512

Trypanosyllis zebra

513

Typosyllis sp. 1

514

Typosyllis sp. 2

45

TEREBELLIDAE

515

Amphitrite leptobranhia

516

Amphitrite malayensis

517

Amphitrite robusta var. sibogea

518

Amphitrite sp.

519

Artacama sp.

520

Eupista dibranchiata

521

Eupista digitabranchia

522

Eupista sp.

523

Eupista sp.

NILAI EKONOMIS

105 http://rmbr.nus.edu.sg/polychaete/Nereidae.html

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

106

Suku Jenis

524

Euthelepus malayensis

525

Lanice abyssalis

526

Lanice fauveli

527

Lanice sp.

528

Lanice wollebacki

529

Lepraea ceratobranhia

530

Lepraea verrucosa

531

Loimia annulifilis

532

Loimia crassifilis

533

Loimia ingens

534

Loimia montagui

535

Loimia nigrifilis

536

Loimia sp.

537

Loimia verrucosa

538

Lysilla albomaculata

539

Lysilla sp.

540

Lysilla ubianensis

541

Nicolea angustiscutis

542

Nicolea incerta

543

Nicolea koehleri

544

Nicolea longibranchia

545

Nicolea sp.

546

Nicolea willeyi

547

Opisthopista sibogea

548

Paralanice timorensis

549

Parascione abyssorum

550

Pista brevibranhia

551

Pista foliigera

552

Pista obisiseta

553

Pista robustiesta

554

Pista sp.

555

Pista typha Grube

556

Pista typha Grube, var. aequibranhia n. var.

557

Polycirrus (Ereutho) aquila

558

Polycirrus (Ereutho) sp.

559

Polycirrus sp.

560

Polycirrus. (Ereutho) sp.

561

Polymnia dubia

562

Polymnia intoshi

563

Polymnia marenzelleri

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

POLYCHAETA

No.

Suku Jenis

564

Polymnia nebulosa

565

Polymnia robusta

566

Scione albomaculata

567

Scione moorei

568

Scione sp.

569

Streblosoma amboinensis

570

Streblosoma gracile

571

Streblosoma longiremis

572

Streblosoma persica

573

Streblosoma quadridentatum

574

Streblosoma sp.

575

Terebellids intoshi

576

Terebellids stromi

577

Thelepides malayensis

578

Thelepus abyssorum

579

Thelepus angustitoris

580

Thelepus cincinnatus

581

Thelepus dubius

582

Thelepus microbranchiatus

583

Thelepus plagiostoma

584

Thelepus robustus

585

Thelepus setosus

586

Thelepus sp.

587

Thelepus taamensis

588

Thelepus thoracicus Ehrb.,

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

107

Krustasea

108

Thalamita sp.

KRUSTASEA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi

Krustasea merupakan hewan yang berkerabat dekat dengan Kalajengking dan Laba-laba masuk dalam golongan insekta. Ketiga hewan ini masuk dalam phylum Arthropoda yang artinya kakinya saling bersambungan. Krustasea mempunyai sebaran yang paling luas yaitu mulai dari daerah pinggir pantai hingga laut dalam dan mulai dari daerah tropis hingga daerah artik. Ukuran tubuh krustsea bervariasi dari yang hanya beberapa milimeter hingga beberapa puluh centimeter. Bentuk tubuh krustasea sangat bervariasi dan berbeda-beda dari suku yang satu kesuku yang lainnya. Sebagai contoh bentuk tubuh teritip, udang, copepoda dan kepiting sangat berbeda namun ketiganya masih masuk dalam kelompok krustasea. Perbedaan tubuh yang sangat jauh ini kadang-kadang membingungkan, namun kelompok ini mempunyai kesamaan misalnya selalu mempunyai dua pasang antena, kalau serangga hanya mempunyai satu pasang. Tubuhnya terbagai dalam tiga bagian yaitu kepala, thorak dan abdomen. Namun inipun tidak mudah untuk dibedakan misalnya pada kepiting hal ini disebabkan bagian-bagian ketiganya ada yang rudimenter sedangkan bagian lainnya menjadi lebih besar. Abdomen merupakan bagian tubuh yang bisa dimakan seperti misalnya pada udang dan lobster. Decapoda merupakan ordo yang paling banyak dikenal manusia kerena selalu menjadi sumber makanan dan yang termasuk dalam decapoda adalah udang, lobster dan kepiting. Penamaan ordo ini berdasar jumlah kaki misalnya decapoda adalah krustasea yang berkaki 10, Isopoda artinya kakinya sama sedangkan aphipoda berarti kakinya ganda dst. Sebagian kaki-kaki dari krustasea beberapa diantaranya ada yang mengalami modifikasi yang disesuaikan dengan fungsinya. Sebagai contoh kaki udang berubah menjadi pleopod yang berfungsi untuk membawa telur. Kemanapun udang betina ini pergi telurnya selalu dibawa dan setiap waktu pleopodnya digerak-gerakan dan digoyang-goyang untuk membersihkan telur dan agar mendapat aerasi. Udang jantan biasanya berukuran lebih kecil dibandingkan dengan udang betina. Antara krustasea jantan dan betina ada yang hanya dapat melakukan perkawinan pada saat ketika cangkangnya dalam kondisi lunak. Krustasea selalu mengalami ganti cangkang atau moulting. Pergantian cangkang ini dilakukan secara rutin mengikuti tingkat pertumbuhan, setiap ganti cangkang krustasea akan menjadi lebih besar. Pada saat ganti cangkang krustasea akan bersembunyi untuk menghindarkan diri dari pemangsa hal ini dilakukan oleh karena pada saat ganti cangkang tubuhnya menjadi sangat lunak dan mudah sekali dimangsa oleh predator. Proses pergantian cangkang ini tidak berjalan lama dan dalam beberapa jam cangkang yang baru akan segera mengeras. Cangkang krustasea diperkuat dengan zat kapur. Reproduksi krustasea dilakukan sepanjang tahun dan telur-telur yang menetas akan dilepaskan yang berupa larva planktonik yang biasa disebut nauplius. Nauplius akan mengalami beberapa kali proses metamorfosa untuk menjadi bentuk individu dewasa.

Manfaat krustasea

Decapoda merupakan ordo terbesar dari krustasea yaitu anggotanya merupakan seperempat dari jumlah jenis yang ada dalam krustasea. Anggota Decapoda antara lain termasuk udang, kepiting dan lobster yang merupakan bahan makanan bagi kita semua. Peranan krustasea untuk manusia adalah sebagai sumber bahan makanan protein hewani. Sedangkan ditinjau peranan krustasea dari sisi ekologis dalam siklus 109

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

r rantai makanan adalah sebagai konsumer tingkat bawah dan sekaligus sebagai pembersih. Sebagai b ccontoh Isopoda dan amphipoda merupakan krustasea yang berukuran kecil yang hidup di k tepi pantai memakan berbagai serasah dan sisa bahan organik. Sedangkan Copepoda yang memakan fitoplankton mempunyai peranan yang sangat besar sebagai makanan berbagai hewan laut lainnya yang lebih tinggi tingkatannya. Copepoda merupakan salah kelompok krustasea yang seluruh siklus hidupnya sebagai plankton.

Birgus latro ri) (Ketam kena

Nilai Ekonomis Komersial

Krustasea yang mempunyai nilai ekonomis penting jumlahnya terbatas dan dapat dikelompokan menjadi empat kelompok besar yaitu kelompok udang, kelompok lobster, kelompok kepiting dan ketam. Kelompok udang pada umumnya mempunyai nilai ekonomis mulai dari yang berukuran kecil seperti rebon hingga yang berukuran lebih dari 30 centimeter. Harga udang Peneidae yang di dalamnya termasuk udang putih, udang windu, udang galah tergantung dari ukuran dan jenisnya. Ukuran udang biasanya bervariasi dari yang berukuran satu kilo berisi 8 – 50 individu. Udang yang dijual dalam kondisi hidup harganya lebih mahal dibandingkan dengan yang dijual mati. Begitu juga untuk lobster, kepiting, rajungan dan ketam kenari. Dalam daftar dibawah ini diberikan contoh harga udang, lobster dan kepiting yang diambil dari berbagai sumber di tahun 2014. Udang mempunyai nilai strategis Tabel 11 . Jenis-jenis krustasea yang mempunyai nilai ekonomis penting dan harganya. (2014). No

110

Harga/kg

Keterangan

01

Panulirus spp

Nama jenis

Lobster

Nama umum

Rp. 250.000 - 300.000

Harga di tingkat nelayan, tergantung ukuran dan jenisnya. Ada 6 jenis lobster.

02

Peneus spp

Udang

Rp 60.000 – 120.000

Harga ditingkat swalayan, tergantung ukuran dan jenisnya. Ada sekitar 10 jenis udang Peneus dan metapeneus

03

Scyla spp

Kepiting.

Rp. 50.000 – 75.000

Harga ditingkat nelayan tergantung ukuran dan kelaminnya. Ada 4 jenis.

04

Portunus spp

Rajungan

Rp. 80.000

Harga ditingkat swalayan. Tergantung ukuran. Ada 4 jenis.Rajungan.

05

Harpiosquilla sp

Udang pengko / ronggeng

Rp.60.000.

Harga ditingkat restoran, ada 2 jenis yang biasa dijual.

06

Thenus sp/Scylarus sp

Udang kipas

Rp. 80.000.

Harga ditingkat

07

Macrobracium

Udang galah

Rp. 100.000.

Harga ditingkat restoran

08

Birgus latro

Ketam kenari

Rp. 60.000.

Harga ditingkat nelayan Ternate.

KRUSTASEA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

karena merupakan penyumbang devisa ke dua terbesar sesudah ikan. Sumberdaya udang di Indonesia sebagain besar masih barasal dari hasil tangkapan dan dari hasil budidaya. Ketam kenari statusnya dilindungi namun masih dijual dipasar-pasar tradisional di Maluku dan Sulawesi Utara.

Keanekaragaman jenis

Hewan yang masuk dalam sub Phylum Krustasea ada sekitar 44.300 jenis. Ini merupakan subphylum yang mempunyai anggota terbanyak dibandingkan biota lainnya. Sebagian besar krustasea merupakan hewan laut. Krustasea ini dibagi dalam 10 kelas dan 14 ordo. Krustasea yang paling banyak jumlah jenis adalah Malacostraca yaitu mempunyai sekitar 28.070 jenis. Sedangkan yang mempunyai anggota paling sedikit adalah kelas Remipedia yaitu hanya 2 jenis. Krustasea yang kita kenal adalah krustasea yang mempunyai nilai ekonomis seperti udang, kepiting, lobster ini masuk dalam ordo Decapoda yang mempunyai jumlah jenis terbesar dalam kelas Malacostraca yaitu ada sekitar 10.000 jenis.(Barnes,1987). Di Indonesia belum semua kelas dalam krustasea dipelajari hanya dari kelas Copepoda dan Malacostraca. Dua kelas yang diteliti itupun baru sebagian kecil saja yang diteliti Kelas Malacostraca yang diteliti secara baik hanya ordo Stomatopoda, Decapoda dan Amphipoda. Jadi masih lebih banyak yang belum diteliti dari pada yang dipelajari. Untuk mengetahui status keaneka ragaman jenis krustasea di Indonesia cukup sulit oleh karena data yang dimiliki masih sedikit. Hal ini disebabkan hanya beberapa kelompok saja yang dipelajari dari anggota krustasea ini. Untuk memberikan gambaran kekayaan jenis Krustasea di Indonesia mungkin kita dapat mengambil contoh Stomatopoda atau lebih dikenal dengan nama udang ronggeng yang bentuk kaki depanya seperti walang sembah. Ordo stomatopoda merupakan salah satu kelompok yang dipelajari secara intensif di Indonesia tercatat sebanyak 110 jenis. Anggota stomatopoda di dunia diperkirakan sebanyak 300 jenis, yang berarti di Indonesia memiliki sekitar sepertiga dari yang ada di dunia. Kelompok krustasea yang dipelajari cukup intensif adalah dari kelompok Hermit crab atau di Indonesia lebih dikenal dengan kelompok kelomang. Kelompok hermit crab terdiri dari suku Coenobitidae, Diogenidae dan Paguridae kelompok ini di Indonesia baru ditemukan sekitar 102 jenis (Rahayu and Wahyudi 2007), sedangkan di Philipine ditemukan sebanyak 150 jenis dan di Taiwan sekitar Status 133 jenis. Sebagian dari kelompok ini hidup di Perlindungan darat dan yang lainnya hidup dilaut yang hingga kedalaman 30 meter. Marga yang hidup di darat Jenis krustasea yang antara lain adalah Birgus dan Coenobita dari suku telah masuk dalam biota Coenobitidae. Jenis yang terkenal dari kelompok ini yang dilindungi oleh adalah Birgus latro atau ketam kenari yang hidup pemerintah Indonesia sebagai hama kelapa banyak ditemukan di daerah adalah Birgus latro atau Sulawesi dan Maluku Utara. Jenis ini merupakan ketam kenari. Krustacea satu-satunya kelompok hermit crab atau kelomang yang lain belum masuk yang enak dimakan dan mempunyai ukuran paling kategori yang dilindungi besar. dan belum masuk dalam apendiks CITES. 111 11 1 11 11

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 12. Daftar jenis Copepoda yang ditemukan di Indonesia Copepoda merupakan kelompok Krustasea yang seluruh siklus hidupnya berupa zooplankton. (Sumber & Verifikator: Mulyadi) No.

112

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

1

CALANOIDA

1

Acartia amboinensis

4

2

A. bispinosa

4

3

2

3

A. danae

5

3

2

4

A. erythraea

3

1

1

5

A. negligens

5

3

2

6

A. pacifica

2

2

1

7

A. sinjiensis

2

3

2

8

Acartiella nicolae

2

3

2

9

Acrocalanus gibber

2

1

1

10

A. gracilis

3

2

2

11

A. longicornis

5

3

2

12

Aetideus armatus

5

4

2

13

A. bradyi

5

4

2

14

A. giesbrechti

5

4

2

15

Aetideopsis armatus

5

4

2

16

Amallophora typica

5

4

2 2

17

Augaptilus bullifer

5

4

18

A. filigerus

5

4

2

19

A. hecticus

5

4

2

20

A. longicaudatus

5

4

2

21

A. palumboi

5

4

2

22

A. placitus

5

4

2

23

A. validus

5

4

2

24

Arietellus aculeatus

5

4

2

25

A. simplex

5

4

2

26

A. setosus

5

4

2

27

Bathypontia spinifera

5

4

2

28

Bestiola similis

2

2

3

29

Bradycalanus typicus

5

4

2

30

Bradydius armatus

5

4

2

31

Brachycalanus gigas

5

4

2

32

Calanoides philppinensis

3

3

2

33

Canthocalanus pauper

3

2

2

34

Calanopia aurivilli

3

2

2

35

C. australica

3

2

2

36

C. elliptica

3

1

2

37

C. asymmetrica

3

2

2

KRUSTASEA

No. 38

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

C. herdmani

Suku Jenis

3

2

2

39

C. minor

3

2

2

40

C. thompsoni

3

2

2

41

Calocalanus pavo

3

2

2

42

C. plumulosus

4

3

2

43

Candacia ethiopica

5

4

2

44

C. bipinnata

5

4

2

45

C. bradyi

3

2

2

46

C. catula

3

2

2

47

C. curta

3

3

2

48

C. discaudata

3

2

2

49

C. ethiopica

5

4

2

50

C. guggenheimi

5

4

2

51

C. ishimarui

3

3

2

52

C. longimana

5

4

2

53

C. pachydactyla

3

3

2

54

C. tenuimana

5

4

2

55

Paracandacia bispinosa

3

2

2

56

P. simplex

5

4

2

57

P. truncata

3

2

2

58

Centropages brevifurcus

4

4

2

59

C. calaninus

3

3

2

60

C. dorsospinatus

5

4

2 2

61

C. elongatus

5

4

62

C. furcatus

3

3

2

63

C. gracilis

4

4

2

64

C. orsini

3

2

2

65

C. sinensis

4

4

2

66

C. tenuiremis

3

3

2

67

Clausocalanus arcuicornis

3

3

2

68

C. furcatus

3

2

2

69

Cosmocalanus darwini

3

2

2

70

Chiridius poppei

5

4

2

71

C. gracilis

5

4

2

72

C. obtusifrons

5

4

2

73

Chirundina streetsi

5

4

2

74

Chiridiella macrodactyla

5

4

2

75

Cornucalanus simplex

5

4

2

76

Disseta palumboi

5

4

2

77

D. scopularis

5

4

2

113

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 78

114

Suku Jenis E. concinna

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

2

79

E. longicornis

5

4

2

80

E. marina

3

2

2

81

E. media

5

4

2

82

E. plana

5

4

2

83

E. tenuis

5

4

2

84

E. wolfendeni

4

3

2

85

Euchirella amoena

5

4

2

86

E. bella

5

4

2

87

E. curticauda

4

4

2

88

E. dentata

5

4

2

89

E. dubia

5

4

2

90

E. galeata

5

4

2

91

E. granulata

5

4

2

92

E. hessei

5

4

2

93

E. maxima

5

4

2

94

E. messinensis indica

5

4

2

95

E. pulchra

5

4

2

96

E. venusta

5

4

2

97

Euateideus acutus

5

4

2

98

Gaetanus miles

5

4

2

99

G. armiger

5

4

2

100

G. caudani

5

4

2 2

101

G. minor

5

4

102

G. kuppii

5

4

2

103

G. latifrons

5

4

2

104

G. hamatus

5

4

2

105

Gaidius notacanthus

5

4

2

106

G. similis

5

4

2

107

Gaidiopsis crassirostris

5

4

2

108

Haloptilus longicornis

5

4

2

109

H. ornatus

5

4

2

110

H. plumosus

5

4

2

111

H. spiniceps

5

4

2

112

Heteramalla dubia

4

4

2 2

113

Heterorhabdus clausi

4

4

114

H. longicornis

4

4

2

115

H. papiliger

4

4

2

116

H. spinifrons

4

4

2

117

Lophothrix frontalis

4

4

2

KRUSTASEA

No. 118

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis Lubbockia squillimana

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

2

119

L. bicornuta

4

4

2

120

L. clausi

4

4

2 2

121

L. flavicornis

3

4

122

L. longiserrata

4

4

2

123

L. maxima

4

4

2

124

L. pera

4

4

2

125

L. philyra

4

4

2

126

Labidocera acuta

3

1

2

127

L. bataviae

3

3

2

128

L. bengalensis

4

4

2

129

L. detruncata

4

3

2

130

L. javaensis

3

3

2

131

L. kroyeri

3

1

2

132

L. laevidentata

3

3

2

133

L. madurae

3

3

2

134

L. minuta

3

1

2

135

L. muranoi

5

4

2

136

L. pavo

3

1

2

137

L. sinilobata

4

3

2

138

Macandrewella joanae

5

4

2

139

Mecynocera clausi

5

4

2

140

Mesocalanus tenuicornis

5

4

2

141

Megacalanus princeps

5

4

2

142

Mesorhabdus truncatus

5

4

2

143

Metridia boecki

5

4

2

144

M. brvaicauda

5

4

2

145

M. macrura

5

4

2

146

M. princeps

5

4

2

147

M. venusta

5

4

2

148

Metacalanus aurivilli

5

4

2

149

Monacilla dubia

5

4

2

150

Nannocalanus minor

5

4

2

151

Neocalanus gracilis

5

4

2

152

N. robustior

5

4

2

153

N. princeps

5

4

2

154

Onchocalanus hirtipes

5

4

2

155

O. cristatus

5

4

2

156

Oxycalanus semispinus

5

4

2

157

Paracalanus aculeatus

3

2

2

115

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 158

116

Suku Jenis Pareucalanus attenuatus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

159

P. parki

5

4

2

160

P. sewelli

5

4

2

161

Paraeuchaeta barbata

5

4

2

162

P. bisinuata

5

4

2

163

P. californica

5

4

2

164

P. dentata

5

4

2

165

P. gracilicauda

5

4

2

166

P. propinqua

5

4

2

167

P. sarsi

5

4

2

168

P. sibogae

5

4

2

169

P. tonsa

5

4

2

170

P. spinifera

5

4

2

171

P tuberculata

5

4

2

172

P. weberi

5

4

2

173

Paraugaptilus similis

5

4

2

174

Parvocalanus crassirostris

1

1

2

175

Phaena spinifera

5

4

2

176

Phyllopus bidentatus

5

4

2

177

P. helgae

5

4

2

178

P. inpar

5

4

2

179

P. abdominalis

5

4

2

180

P. xiphias

5

4

2

181

P. giesbrechti

5

4

2

182

Pontella alata

3

4

2

183

P. bonei

3

3

2

184

P. danae

5

4

2

185

P. denticauda

1

2

2

186

P. diagonalis

3

3

2

187

P. fera Dana

3

3

2

188

P. forcicula

3

2

2

189

P. kleini

4

4

2

190

P. labuanensis

4

4

2

191

P. princeps

4

4

2

192

P. securifer

4

4

2

193

P. spinipes

4

4

2

194

P. surrecta

4

3

2

195

P. vervoorti

4

3

2

196

Pontellopsis armata

3

3

2

197

P. herdmani

3

2

2

KRUSTASEA

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

198

P. inflatodigitata

Suku Jenis

3

4

2

199

P. krameri

3

3

2

200

P. macronyx

3

2

2

201

P. perspicax

5

3

2

202

P. pexa

5

3

2

203

P. regalis

5

3

2

204

P. scotti

5

4

2

205

P. streuna

5

4

2

206

Pontellopsis tenuicauda

5

4

2

207

P. villosa

5

4

2

208

P. yamadae

5

4

2

209

Pontellina morii

3

3

2

210

P. plumata

3

3

2

211

P. sobrina

3

3

2

212

Pleurommama abdominalis

3

3

2

213

P. giesbrechti

3

3

2

214

P. gralicilis

3

3

2

215

P. robusta

3

3

2

216

P. xiphias

3

3

2

217

Pseudodiaptomus annandalei

3

2

2

218

P. aurivilli

3

2

2

219

P. clevei

3

2

2

220

P. incisus

3

4

2 2

221

P. philippinensis

3

4

222

Rhincalanus cornutus

3

3

2

223

R. nasutus

3

3

2

224

Scaphocalanus elongatus

5

4

2

225

S. magnus

5

4

2

226

S. major

5

4

2

227

Scolecithrix bradyi

3

3

2

228

S. danae

3

3

2

229

Scollecithricella abyssalis

3

3

2

230

S. auropecten

5

4

2

231

S. ctenopus

5

4

2

232

S. curticauda

5

4

2

233

S. gracilis

5

4

2

234

S. longicornis

5

4

2

235

S. longifurca

5

4

2

236

S. marginata

5

4

2

237

S. obtusifrons

5

4

2

117

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

118

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

238

S. profunda

Suku Jenis

5

4

2

239

S. tenuipes

5

4

2

240

S. tydemani

5

4

2

241

S. valida

5

4

2

242

Scottocalanus farrani

5

4

2

243

S. helenae

5

4

2

244

S. longispinus

5

4

2

245

S. persecans

5

4

2

246

S. securifrons

5

4

2

247

S. setosus

5

4

2

248

S. thomasi

5

4

2

249

S. thori

5

4

2

250

Spinocalanus abyssalis

5

4

2

251

S. hirtus

5

4

2

252

S. magnus

5

4

2

253

S. spinosus

5

4

2

254

Subeucalanus crassus

3

2

2

255

S. dentatus

3

3

2

256

S. monachus

4

4

2

257

S. mucronatus

4

4

2

258

S. pileatus

4

4

2

259

S. subcrassus

3

2

2

260

S. subtenuis

3

2

2 2

261

Temora discaudata

3

1

262

T. turbinata

3

1

2

262

Temoropia mayumbaensis

5

4

2

263

Tortanus barbatus

3

3

2

264

T. brevipes

3

3

2

265

T. celebensis

4

4

2

266

T. gracilis

4

4

2

267

T. murrayi

4

4

2

268

Undinula vulgaris

3

2

2

269

U. caroli

5

4

2

270

Undeuchaeta intermedia

5

4

2

271

U. major

5

4

2

272

U. plumosa

5

4

2

273

U. caroli

5

4

2

274

Valdiviella brevicornis

5

4

2

275

V. gigasn =Euchaeta gigas

5

4

2

276

Xanthocalanus agilis

5

4

2

KRUSTASEA

No. 2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

CYCLOPIDAE

277

Canuella curticauda

5

4

2

278

Longipedia coronata

5

4

2

279

L. scotti

5

4

2

280

L. weberi

5

4

2

281

Oithona dissimilis

3

2

2

282

O. nana

5

4

2

283

O. oculata

5

3

2

284

O. rigida

5

3

2

285

O. plumifera

3

2

1

3

MONSTRILOIDA

286

Monstrilla gracilicauda

5

4

2

287

M. orcula

5

4

2

288

M. inserta

5

4

2

289

M. cymbula

5

4

2

290

M. helgolandica

5

4

2

291

Monstrilla longipes

5

4

2

292

Monstrilla turgida

5

4

2

293

Monstrilla longicornis

5

4

2

294

Mormonilla phasma

5

4

2

4

POECILOSTOMATOIDA

295

Copilia mirabilis

3

3

2

296

Copilia quadrata

3

3

2

297

Corycaeus alatus

5

4

2

298

C. concinnus

3

2

2

299

C. gibbulus

3

2

2

300

C. longistylis

3

3

2

301

C. lubbocki

3

2

2

302

C. obtusus

4

3

2

303

C. robustus

5

4

2

304

C. speciosus

3

3

2

305

Hemicyclops leggi

5

4

2

306

Lichomolgus anomaleus

5

4

2

307

Lichomolgus buddhensis

5

4

2

308

Lichomolgus elegans

5

4

2

309

Lichomolgus gigas

5

4

2

310

Lichomolgus gracilipes

5

4

2

311

Lubbockia aculeata

5

4

2

312

Lubbockia squillimana

3

3

2

313

Sapphirina angusta

3

2

2

119

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Odontodactylus scyllarus

No.

120

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

314

Sapphirina auronitens

3

2

2

315

Oncaea conifera

3

2

2

316

Oncaea media

3

2

2

317

Oncaea venusta

3

2

2

318

Pachysoma punctatum

3

2

2

319

Paralichomolgus curticaudatus

5

4

2

320

Pseudanthesius obscurus

5

4

2

321

Pseudanthessius weberi

5

4

2

322

Kelleria pectinata

3

2

2

323

Pseudomacrochiron parvum

5

4

2

324

Sapphirina auronitens

3

4

2

325

Sapphirina angusta

3

4

2

326

Sapphirina bicuspidata

3

4

2

327

Sapphirina darwini

3

4

2

328

Sapphirina gastrica

3

4

2

329

Sapphirina intestina

3

4

2

330

Sapphirina metallina

3

3

2

331

Sapphirina maculosa

3

3

2

332

Sapphirina nigromaculata

3

3

2

333

Sapphirina opalina

3

3

2

334

Sapphirina ovatolanceolata

3

3

2

335

Sapphirina scarlata

3

3

2

336

Sapphirina sinuicauda

3

3

2

337

Sapphirina stellata

3

3

2

338

Sapphirina longifurca

3

3

2

KRUSTASEA

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

5

HARPACTICOIDA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

339

Aegisthus aculeatus

5

4

2

340

Aegisthus mucronatus

5

4

2

341

Alteuthella pellucida

5

4

2

342

Alteuthella pygmaea

5

4

2

343

Alteuthella spinicauda

5

4

2

344

Ameira sibogae

5

4

2

345

Amphiascus havelocki =Dactylopusia

5

4

2

346

Amphiascus hirsutus

5

4

2

347

Amphiascus ceylonicus

5

4

2

349

Cletodes linearis

5

4

2

350

Cletodes latipes

5

4

2

351

Ceylonica armata

5

4

2

352

Clytemnestra rostrata

5

4

2

353

Eudactylopus latipes

5

4

2

354

Eupeltidium glabrum

5

4

2

355

Eupelte oblivia

5

4

2

356

Euterpina acutifrons

5

4

2

357

Harpacticus cristatus

5

4

2

358

Harpacticus clausi

5

4

2

359

Harpacticus glaber

5

4

2

360

Hersiloides leggii

5

4

2

361

Idomene laticaudata =Dactylopusia

5

4

2

362

Ilyopsillus affinis

5

4

2

363

Laophonte cornuta

5

4

2

364

Laophonte hirsuta

5

4

2

365

Longipedia weberi

5

4

2

366

Macrosetella gracilis

3

1

2 2

367

Microsetella norvegica

3

1

368

Microsetella rosea

3

1

2

369

Peltidium falcatum

5

4

2

370

Peltidium intermedium

5

4

2

371

Peltidium exiguum

5

4

2

372

Peltidium minutum

5

4

2

373

Parapeltidium johnstoni

5

4

2

374

Porcellidium brevicaudatum

5

4

2

375

Phyllothalestris mysis

5

4

2

376

Phyllopodopsyllus longicaudatus

5

4

2

377

Pseudothalestris sarsi

5

4

2

121

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

378

No.

Rhynchothalestris rufocincta

Suku Jenis

5

4

2

379

Rhynchothalestris similis

5

4

2

380

Thaumaleus bullatus

5

4

2

381

Thaumaleus gigas

5

4

2

382

Tydemanella typica

5

4

2

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

122

KRUSTASEA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 13 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Alpheid (Verifikator: Rianta Pratiwi) No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

ALPHEIDAE 1

Alpheopsis aequalis

6

5

2

2

Alpheopsis allanhancocki

6

5

2

3

Alpheopsis biunguiculata

6

5

2

4

Alpheopsis diabolus

6

5

2

5

Alpheopsis equidactylus

6

5

2

6

Alpheopsis harperi

6

5

2

7

Alpheopsis labis

6

5

2

8

Alpheopsis trigonus

6

5

2

9

Alpheopsis trispinosus

6

5

2

10

Alpheus albatrossae

3

5

2

11

Alpheus amblyonyx

6

5

2

12

Alpheus amirantei

6

5

2

13

Alpheus angulosus

6

5

2

14

Alpheus armatus

6

5

2

15

Alpheus armillatus

6

5

2

16

Alpheus avarus

6

5

2

17

Alpheus bahamensis

6

5

2

18

Alpheus barbara

6

5

2

19

Alpheus beanii

6

5

2

20

Alpheus belli

6

5

2

21

Alpheus bellimanus

6

5

2

22

Alpheus bisincisus

6

5

2

23

Alpheus bouvieri

6

5

2

24

Alpheus brachymerus

6

5

2

25

Alpheus brevicristatus

6

5

2

26

Alpheus brevipes

6

5

2

27

Alpheus bucephalus

3

3

2

28

Alpheus californiensis

6

5

2

29

Alpheus candei

6

5

2

30

Alpheus clamator

6

5

2

31

Alpheus clypeatus

6

5

2

32

Alpheus coetivensis

6

5

2

33

Alpheus collumianus

3

5

2

34

Alpheus cristulifrons

3

5

2

35

Alpheus crockeri

3

5

2

36

Alpheus cylindricus

3

5

2

37

Alpheus deuteropus

3

5

2

38

Alpheus diadema

3

3

2

123

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

124

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

39

Alpheus digitalis

Suku Jenis

3

3

2

40

Alpheus dolerus

3

3

2

41

Alpheus edwardsii

3

3

2

42

Alpheus estueriensis

6

5

2

43

Alpheus euphrosyne

3

1

2

44

Alpheus floridanus

6

5

2

45

Alpheus formosus

6

5

2

46

Alpheus glaber

6

5

2

47

Alpheus gracillipes

3

3

2

48

Alpheus gracilis

3

3

2

49

Alpheus hailstonei

3

5

2

50

Alpheus heeia

6

5

2

51

Alpheus heterochaelis

3

5

2

52

Alpheus hoplocheles

6

5

2

53

Alpheus intrinsecus

6

5

2

54

Alpheus japonicus

6

5

2

55

Alpheus lanceloti

6

5

2

56

Alpheus lanceostylus

6

5

2

57

Alpheus latipes

6

5

2

58

Alpheus leptochirus

6

5

2

59

Alpheus lobidens

3

1

2

60

Alpheus lottini

3

1

2

61

Alpheus mackayi

6

5

2

62

Alpheus macrocheles

6

5

2

63

Alpheus malleator

6

5

2

64

Alpheus normanni

6

5

2

65

Alpheus nuttingi

6

5

2

66

Alpheus oahuensis

3

5

2

67

Alpheus pacifucus

3

3

2

68

Alpheus paracrinitus

3

5

2

69

Alpheus paradentipes

3

5

2

70

Alpheus paralcyone

3

3

2

71

Alpheus parvirostris

3

3

2

72

Alpheus peasei

6

5

2

73

Alpheus percyi

6

5

2

74

Alpheus platyunguiculatus

6

5

2

75

Alpheus pseudopugnax

6

5

2

76

Alpheus pugnax

6

5

2

77

Alpheus rapacida

3

3

2

78

Alpheus rapax

3

2

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KRUSTASEA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

79

Alpheus rathbunae

Suku Jenis

6

5

2

76

Alpheus pugnax

6

5

2

77

Alpheus rapacida

6

5

2

78

Alpheus rapax

6

5

2

79

Alpheus rathbunae

6

5

2

80

Alpheus ridleyi

6

5

2

81

Alpheus schmitti

6

5

2

82

Alpheus simus

6

5

2

83

Alpheus spongiarum

3

3

2

84

Alpheus stephensoni

3

3

2

85

Alpheus strenuus

3

1

2

86

Alpheus sublucanus

3

5

2

87

Alpheus thomasi

6

5

2

88

Alpheus verrilli

6

5

2

89

Alpheus viridasi

6

5

2

90

Alpheus websteri

6

5

2

91

Automate dolichognatha

6

5

2

92

Automate evermanni

6

5

2

93

Automate gardineri

6

5

2

94

Automate kingsleyi

6

5

2

95

Automate rectifrons

6

5

2

96

Betaeus bellimanus

6

5

2

97

Betaeus ensenadensis

6

5

2

98

Betaeus gracilis

6

5

2

99

Betaeus harfordi

6

5

2

100

Betaeus harrimani

6

5

2

101

Betaeus longidactylus

6

5

2

102

Betaeus macginitieae

6

5

2

103

Betaeus setosus

6

5

2

104

Fenneralpheus chacei

6

5

2

105

Leptalpheus forceps

6

5

2

106

Leptalpheus pacificus

6

5

2

107

Metabetaeus lohena

6

5

2

108

Metalpheus hawaiiensis

6

5

2

109

Metalpheus paragracilis

110

Metalpheus rostratipes

6

5

2

111

Nennalpheus sibogae

6

5

2

112

Parabetaeus euryone

6

5

2

113

Salmonerus artmanni

6

5

2

114

Salmonerus babai

6

5

2

125

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

126

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

115

Salmonerus brevirostris

Suku Jenis

6

5

2

116

Salmonerus cavicola

6

5

2

117

Salmonerus gracilipes

6

5

2

118

Salmonerus mauiensis

6

5

2

119

Salmonerus tricristata

6

5

2

120

Salomerus arubae

6

5

2

121

Salomerus bruni

6

5

2

122

Salomerus ortmanni

6

5

2

123

Salomerus trigona

6

5

2

124

Synalpheus agelas

6

5

2

125

Synalpheus albatrossi

6

5

2

126

Synalpheus apioceros

6

5

2

127

Synalpheus biunguiculatus

6

5

2

128

Synalpheus bousfieldi

6

5

2

129

Synalpheus brevicarpus

6

5

2

130

Synalpheus brevifrons

6

5

2

131

Synalpheus brooksi

6

5

2

132

Synalpheus charon

3

1

2

133

Synalpheus coutierei

6

5

2

134

Synalpheus disparodigitus

6

5

2

135

Synalpheus dominicensis

6

5

2

136

Synalpeus fritzmuelleri

6

5

2 2

137

Synalpeus goodei

6

5

138

Synalpeus grampusi

6

5

2

139

Synalpeus heardi

6

5

2

140

Synalpeus hemphilli

6

5

2

141

Synalpeus herricki

6

5

2

142

Synalpeus lockingtoni

6

5

2

143

Synalpeus longicarpus

6

5

2

144

Synalpeus macclendoni

6

5

2

145

Synalpeus macromanus

6

5

2

146

Synalpeus minus

6

5

2

147

Synalpeus mulegensis

6

5

2

148

Synalpeus pandionis

6

5

2

149

Synalpeus paraneomeris

3

3

2

150

Synalpeus paraneptunus

6

5

2

151

Synalpeus pectinger

6

5

2

152

Synalpeus rathbunae

6

5

2

153

Synalpeus redatorpus

6

5

2

154

Synalpeus sanctithomae

6

5

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KRUSTASEA

Panulirus versicolor

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

155

Synalpeus scaphoceris

6

5

2

156

Synalpeus streptodactylus

3

1

2

157

Synalpeus tanneri

3

1

2

158

Synalpeus thai

6

5

2

159

Synalpeus townsendi

6

5

2

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

127

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 14. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Brachyura (Verifikator: Indra Aswandy & Rianta Pratiwi) No. 1

128

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

3

3

2

ATELECYCLIDAE

1

Kraussia rastripes

2

CALAPPIDAE

2

Calapa terrae reginae

3

Calappa calappa

3

3

2

4

Calappa hepatica

2

3

2

5

Calappa spinosissma

3

3

2

3

CORYSTIDAE 3

3

2

3

3

2

6

Gomeza bicornis

4

CYMOPOLIIDAE

7

Maniella longirostris new species

5

DORIPPIDAE

8

Dorippe (Dorippe) frascone

2

3

2

9

Dorippe (Dorippoides) facchino

2

3

2

10

Neodorippe (Neodorippe) astuta

3

3

2

11

Neodorippe (Nobilum) histrio

3

3

2

6

DROMIDAE

12

Conchoecetes artificiosus

3

3

2

13

Dromidiopsis craniodes

3

3

2

7

GECARCINIDAE 2

3

2

14

Epigrapsus politus Heller, 1862

8

GONEPLACIDAE

15

Catoptrus nitidus

3

3

2

16

Ceratoplax arcuata

3

3

2

17

Ceratoplax ciliatus

3

3

2

18

Ceratoplax granulosa

3

3

2

19

Ceratoplax hispida

3

3

2

20

Ceratoplax longimana

3

3

2

21

Goneplax sinuatifrons

3

3

2

22

Libtystes nitidus

3

3

2

23

Libystes edwardsi

3

3

2

24

Nematocarcinus soegiarto.

3

3

2

25

Pseudolitocheira integra

3

3

2

26

Scalopidia spinosipes

3

3

2

9

GRAPSIDAE

27

Barrymus wilsoni

3

3

2

28

Camptandrium ambonensis

3

3

2

29

Chiromantes indiarum

3

3

2

30

Chiromanthes darwinensis

3

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KRUSTASEA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

31

Cleistocoeloma merguensis

Suku Jenis

3

3

2

32

Clistocoeloma villosum

3

3

2

33

Clistoma balansae

3

3

2

34

Cyclograpsus longipes

3

3

2

35

Cyclopgrapsus audouini

3

3

2

36

Geograpsus crinipes

3

3

2

37

Grapsus albolineatus

2

3

2

38

Grapsus strigosus

3

3

2

39

Grapsus tenuicristatus

3

3

2

40

Helice leachi

3

3

2

41

Holometopus obesus

3

3

2

42

Labuanium politum

3

3

2

43

Metaplax elegans

3

3

2

44

Metasesarma rousseauxi

2

3

2

45

Metopograpsus frontalis

2

3

2

46

Metopograpsus latifrons

2

3

2

47

Metopograpsus maculatus

3

3

2

48

Metopograpsus messor

2

3

2

49

Metopograpsus oceanicus

3

3

2

50

Metopograpsus pictus

3

3

2

51

Metopograpsus thukuhar

2

2

2

52

Nanosesarma edamensis

3

3

2

53

Nanosesarma vestitum

3

3

2

54

Neopisesarma mederi

3

3

2

55

Notonyx saidensis

3

3

2

56

Pachygrapsus aff minutus

3

3

2

57

Panglaorus georgei

2

3

2

58

Parasesarma aff kukenthali

3

3

2

59

Parasesarma batavianum

3

3

2

60

Parasesarma kukenthali

3

3

2

61

Parasesarma lepidum

3

3

2

62

Parasesarma leptosomum

3

3

2

63

Parasesarma moluccensis

3

3

2

64

Parasesarma plicata

2

3

2

65

Parasesarma rutilimanum

3

3

2

66

Percnon guinotae

2

3

2

67

Percnon planissimun

2

2

2

68

Pseudograpsus albus

3

3

2

69

Ptychognathus altimanus

3

3

2

70

Ptychognathus barbathus

3

3

2

129

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 71

130

Suku Jenis Ptychognathus guijulugani

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

72

Pyxidognathus granulosus

3

3

2

73

Selatium brooksi

3

3

2

74

Sesarma (Parasesarma) pictum

3

3

2

75

Sesarma (sesarma) taeniolatum

3

3

2

76

Sesarmops impressum

3

3

2

77

Thalassograpsus harpax

3

3

2

78

Varuna litterata

2

3

2

2

3

2

3

3

2

3

3

2

10

HAPALOCARCINIDAE

79

Hapalocarcinus marsupialis

11

HYMENOSOMATIDAE

80

Elamena sindensis

12

LATREILLIDAE

81

Latreilla pennifera

13

LEUCOSIIDAE

82

Arcania heptacantha

2

3

2

83

Arcania septemspinosa

3

3

2

84

Arcania undecim- spinosa

3

3

2

85

Iphiculus spongiosus

3

3

2

86

Ixoides comutus

3

3

2

87

Leucosia craniolaris

2

2

2

88

Leucosia haematostica

3

3

2 2

89

Leucosia longifrons

3

3

90

Leucosia marmorea

3

3

2

91

Leucosia obtusifrons

2

3

2

92

Leucosia vittata

3

3

2

93

Myra elegans

2

2

2

94

Myra kessleri

3

3

2

95

Myra pentacantha

3

3

2

96

Myrodes eudactylus

3

3

2

97

Pariphiculus coronatus

3

3

2

98

Philyra corallicola

3

3

2

99

Philyra globosa

3

3

2

100

Philyra pisum

2

3

2

101

Philyra platychira

3

3

2

102

Randallia eburnea

3

3

2

14

MAJIDAE

103

Camposcia retusa

3

3

2

104

Chlorinoides aculeatus

3

3

2

105

Composcia retusa

3

3

2

KRUSTASEA

No. 106

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis Criocarcinus superciliosus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

107

Cyclax suborbicularis

3

3

2

108

Doclea tetraptera

3

3

2

109

Doelea ovis

3

3

2

110

Doelea tetraptera

3

3

2

111

Egeria arachnoides

3

3

2

112

Hyastenus Aff Ikami

3

3

2

113

Hyastenus diacanthus

3

3

2

114

Hyastenus planasius

3

3

2

115

Hyastenus spinosus

2

3

2

116

Hystenus hilgendorti

3

3

2

117

Menaethius monoceros

2

3

2

118

Menaetiops bicornis

2

3

2

119

Micippa cristata granulipes

3

3

2

120

Micippa cristata phylira

3

3

2 2

121

Micippa phylira

3

3

122

Micippa platipes

2

3

2

123

Micippa thalia

3

3

2

124

Naxiodes hystrix

2

3

2

125

Oncinopus araneus

2

3

2

126

Phalangipus australiensis

3

3

2

127

Phalangipus longipes

3

3

2

128

Rochinia pulchra

3

3

2

129

Schizophys dama

3

3

2

130

Tiarina angusta

3

3

2

131

Tiarina cornigera

2

3

2

132

Tiarina depressa

3

3

2 2

133

Tiarina gracilis ?

3

3

134

Tiarina spinigera

2

3

2

135

Tylopcarcinus styx

3

3

2

136

Xenocarcinus tuberculatus

3

3

2

15

MATUTIDAE

137

Matuta banksi

2

3

2

138

Matuta curtispina

3

3

2 2

139

Matuta inermis

3

3

140

Matuta lunaris

2

3

2

141

Matuta planipes

2

3

2

2

2

2

16

MICTYRIDAE

142

Mictyris longicarpus

131

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 17

132

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

OCYPODIDAE

143

Ilyoplax integer

3

3

2

144

Ilyoplax longicarpa

3

3

2

145

Macrophthalmus (M) milloti

3

3

2

146

Macrophthalmus (Macrophthlamus) telescopicus

3

3

2

147

Macrophthalmus (Mareotis) japonicus

3

3

2

148

Macrophthalmus (Mareotis) tomentosus

3

3

2

149

Macrophthalmus aff tomentosus

3

3

2

150

Macrophthalmus darwinensis

3

3

2

151

Macrophthalmus dilatatus

3

3

2

152

Macrophthalmus telescopicus

3

3

2

153

Macropthalmus bosci

3

3

2

154

Metasesarma aubryi

3

3

2

155

Ocypode ceratophthalmus

2

2

2

156

Ocypode cordimanus

2

2

2

157

Ocypode kuhli

2

2

2

158

Ocypode stimpsoni

2

2

2

159

Scopimera globosa

3

3

2

160

Uca (minuca) gaimardi

2

2

2

161

Uca (uca) annulipes

2

2

2

162

Uca (Uca) inversa

2

2

2

163

Uca (uca) manii

2

2

2

164

Uca (Uca) mjobergi

3

3

2

165

Uca (uca) nitida

3

3

2

166

Uca (Uca) signatus

3

3

2

167

Uca annulipes

2

2

2

168

Uca dussumieri

2

2

2

169

Uca inversa

2

2

2

170

Uca marionis

3

3

2

171

Uca marionis nitida

3

3

2

172

Uca novaeguineae

3

3

2

173

Uca rosea

2

2

2

174

Uca tetragonon

2

2

2

175

Uca vocans

2

2

2

176

Uca vocans aff cultrimana

2

2

2

177

Uca vocans excisa

3

3

2

18

PAICIDAE

178

Manella brevimana

3

3

2

179

Manella ceramensis

3

3

2

180

Neopalicus contractus

3

3

2

KRUSTASEA

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Neopalicus jukesi

3

3

2

182

Palicoides longimanus

3

3

2

183

Palicoides ternatensis

3

3

2

184

Palicoides white

3

3

2

185

Parapalicus ambonensis

3

3

2

186

Parapalicus mariellae

3

3

2

181

Suku Jenis

187

Parapalicus pirulensis

3

3

2

188

Parapalicus unidentatusc

3

3

2

189

Pseudopalicus serripes

3

3

2

19

PARTHENOPIDAE

190

Cryptopodia fornicata

3

3

2

191

Daldorfia horida

2

3

2

193

Eumedonus granulosus

3

3

2

194

Myra fugax

2

3

2

195

Oethra scruposa

3

3

2

196

P (Parthernope) longimanus

3

3

2

197

Parthenope (Rhinolambrus) armatus

3

3

2

198

Parthenope (Rhinolambrus) latifrons

3

3

2

199

Parthenope (Rhinolambrus) longimanus

3

3

2

200

Parthenope (Rhinolambrus) pelagicus

3

3

2

201

Parthenope horrida

3

3

2

202

Parthernope(rhinolambrus) latifrons

3

3

2

203

Platylambrus ayerensis, nov

3

3

2

204

Pseudolambrus calappoides

3

3

2

205

Pseudolambrus eosus

3

3

2

206

Rhabdonotus pictus

3

3

2

205

Pseudolambrus eosus

3

3

2

206

Rhabdonotus pictus

3

3

2

205

Pseudolambrus eosus

3

3

2

206

Rhabdonotus pictus

3

3

2

205

Pseudolambrus eosus

3

3

2

206

Rhabdonotus pictus

3

3

2

20

PINNOTHERIDAE

207

Xanthasia murigera

3

3

2

Xenophthalmus pinnotheroides

3

3

2

3

2

208 21

PORTUNIDAE

209

Carupa tenuipes

2

210

Charybdis (Ch) anisodon

2

3

2

211

Charybdis (Ch) annulata

3

3

2

212

Charybdis (Ch) beautiforti

3

3

2

133

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Charybdis (Ch) bimaculata

3

3

2

214

Charybdis (Ch) callianassa

2

3

2

215

Charybdis (Ch) cruciata

3

3

2

216

Charybdis (Ch) helleri

2

3

2

217

Charybdis (Ch) jaubertensis

3

3

2

218

Charybdis (Ch) lucifera

2

3

2

219

Charybdis (Ch) rostrata

3

3

2

220

Charybdis (Ch) truncata

3

3

2

213

134

Suku Jenis

221

Charybdis (Ch) vadorum

3

3

2

222

Charybdis (Ch) variegata

2

3

2

223

Charybdis (G) annulata

2

3

2

224

Charybdis (Goniohellenus) hongkongensis

3

3

2

225

Charybdis feriatus

2

3

2

226

Charybdis joubertensis

3

3

2

227

Cosmonotus grayi

3

3

2

228

Lissocarcinus laevis

3

3

2

229

Lissocarcinus orbicularis

3

3

2

230

Lissocarcinus polyboides

3

3

2

231

Lupocyclus inaequalis

3

3

2

232

Lupocyclus Philippinensis

3

3

2

233

Lupocyclus rorundatus

3

3

2

234

Lupocyclus sexspinosus

3

3

2

235

Lupocyclus tugelae

3

3

2

236

Lupocylus sexspinosus

3

3

2

235

Lupocyclus tugelae

3

3

2

236

Lupocylus sexspinosus

3

3

2

237

Podophthalmus nacreus

3

3

2

238

Podophthalmus vigil

2

3

2

239

Portunus (Achelous) granulatus

2

3

2

240

Portunus (Achelous) orbicularis

3

3

2

241

Portunus (Achelous) orbitosinus

3

3

2

242

Portunus (Hellenus) alcocki

3

3

2

243

Portunus (Hellenus) andersoni

3

3

2

244

Portunus (Hellenus) gracilimanus

2

3

2

245

Portunus (Hellenus) hastatoides

2

2

2

246

Portunus (Hellenus) hongkogensis

3

3

2

247

Portunus (Hellenus) longispinosus

3

3

2

248

Portunus (Hellenus) pulchricristatus

3

3

2

249

Portunus (Hellenus) samdaemensis

3

3

2

250

Portunus (Hellenus) tenuipes

2

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KRUSTASEA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

251

Portunus (Lupocycloporus) minutus

Suku Jenis

2

3

2

252

Portunus (Monomia) argentatus

3

3

2

253

Portunus (Monomia) rubromarginatus

3

3

2

254

Portunus (P) pelagicus

2

2

1

255

Portunus (Portunus) pubescens

2

3

2

256

Portunus (Portunus) sanguinolentus

2

2

2

257

Portunus (Xiphonectes) spiniferus

3

3

2

258

Portunus argentatus

3

3

2

259

Portunus dubius

3

3

2

260

Portunus emerginatus

3

3

2 2

261

Portunus gladiator

3

3

262

Portunus haani

2

2

2

263

Portunus longispinosus bidens

3

3

2

264

Portunus lupocycloporus

3

3

2

265

Portunus nipponensis

3

3

2

266

Portunus rugosus

2

2

2

267

Portunus spinipes

2

2

2

268

Portunus stephensoni

2

3

2

269

Portunus trilobatus

2

2

2

270

Portunus tuberculosus

3

3

2

271

Raninoides personatus

3

3

2

272

Scylla serrata

2

2

1

273

Thalamita admete

2

2

2

274

Thalamita coeruleipes

3

2

2

275

Thalamita cooperi

3

3

2

276

Thalamita crenata

2

2

1

277

Thalamita danae

2

2

2

278

Thalamita demani

3

3

2

279

Thalamita foresti

3

3

2

280

Thalamita gatavakensis

3

3

2

281

Thalamita granosimana

3

3

2

282

Thalamita integra

3

3

2

283

Thalamita intermedia

3

3

2

284

Thalamita macropus

3

3

2 2

285

Thalamita macrospinifera

3

3

286

Thalamita malaccensis

3

3

2

287

Thalamita mitsiensis

3

3

2

288

Thalamita parvidens

3

3

2

289

Thalamita philippinensis

3

3

2

290

Thalamita picta

3

3

2

135

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

136

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

291

Thalamita poissoni

Suku Jenis

3

3

2

292

Thalamita prymna

2

2

2

293

Thalamita pseudopoissoni

3

3

2

294

Thalamita sexlobata

3

3

2

295

Thalamita sima

2

2

2

296

Thalamita spiceri

3

3

2

297

Thalamita spinifera

2

2

2

298

Thalamita spinimana

2

2

2

299

Thalamita stephensoni

2

3

2

300

Thalamita stimpsoni

3

3

2 2

301

Thalamita tenuipes

2

2

302

Thalamita tugelae

3

3

2

303

Thalamithoides coeruleipes

3

3

2

304

Thalamitoides quadridens

3

3

2

305

Thalamitoides tridens

3

3

2

22

XANTHIDAE

306

Actaea calculosa

3

3

2

307

Actaea cavipes

3

3

2

308

Actaea consobrina

3

3

2

309

Actaea pulchella

3

3

2

310

Actaea ruppelli

3

3

2

311

Actaea speciosa

3

3

2

312

Actaeodes hirsutissima

2

2

2

313

Actaeodes tomentosus

2

2

2

314

Actumnus forticigerus

3

3

2

315

Actumnus globulus

3

3

2

316

Actumnus pugilator

3

3

2

317

Atergatis dilatatus

2

2

2

318

Atergatis floridus

2

2

2

319

Atergatis integerrimus

3

3

2

320

Baptozius vinosus

3

3

2

321

Carpilius convexus

3

3

2

322

Carpilius maculatus

3

3

2

323

Carpilodes cinctimanus

3

3

2

324

Carpilodes rugatus

3

3

2

325

Chlorinoides aculeatus

3

3

2

326

Chlorodiella barbata

2

2

2

327

Chlorodiella cytherea

2

2

2

328

Chlorodiella nigra

2

2

2

329

Chlorodopsis areolata

2

2

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KRUSTASEA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

330

No.

Chlorodopsis melanochira

Suku Jenis

3

3

2

331

Cymo andreossyi

2

2

2

332

Cymo deplanatus

3

3

2

333

Cymo melanodactylus

3

3

2

334

Cymo quadrilobatus

3

3

2

335

Dacryopilumnus rathbunae

3

3

2

336

Daldorfia acuta

3

3

2

337

Demania rotundatus

3

3

2

338

Epixanthius frontalis

3

3

2

339

Epixanthus dentatus

2

2

2

340

Epixanthus subcorrosus

3

3

2

341

Eriphia aff scabriuscula

3

3

2

342

Eriphia laevimana

2

2

2

343

Eriphia scabricula

2

2

2

344

Eriphia smithi

3

3

2 2

345

Etisus anaglyptus

3

3

346

Etisus dentatus

2

2

2

347

Etisus electra

3

3

2

348

Etisus laevimanus

2

2

2

349

Etisus mariella

3

3

2

350

Etisus utilis

3

3

2

351

Etisus utilis lucas

3

3

2

352

Euxanthus exsculptus

3

3

2

353

Euxanthus melissa

3

3

2

354

Glabropilumnus dispar

2

2

2

355

Glabropilumnus laevimanus

2

2

2

356

Globopilumnus actumnoides

3

3

2

357

Globopilumnus calmani

3

3

2

358

Heteropanope (Pilumnopeus) indica

3

3

2

359

Heteropanope glabra

3

3

2

360

Heteropanope makiana

3

3

2

361

Heteropilumnus ciliatus

3

3

2

362

Heteropilumnus tricophorus

3

3

2

363

Lachnopodus bidentatus

3

3

2

364

Lachnopodus rodgersi

3

3

2

365

Lachnopodus subacutus

3

3

2

366

Leptodius gracilis

3

3

2

367

Leptodius nudipes

3

3

2

368

Leptodius waialuanus

3

3

2

369

Liomera cinctimana

3

3

2

137

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

138

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

370

Liomera loevis

Suku Jenis

3

3

2

371

Liomera lophopha

3

3

2

372

Liomera monticulosa

3

3

2 2

373

Liomera pallida

3

3

374

Liomera rubra

2

2

2

375

Liomera rugipes

3

3

2

376

Liomera supernodosa

3

3

2

377

Liomera venosa

3

3

2

378

Lophozozymus anaglyptus

3

3

2

379

Lophozozymus cristatus

3

3

2

380

Lophozozymus dodone

3

3

2

381

Lophozozymus incisus

3

3

2

382

Lophozozymus pulchellus

3

3

2

383

Lybia australiensis

3

3

2

384

Lybia leptochelis

3

3

2 2

385

Lybia tesselata

3

3

386

Myomenippe hardwicki

3

3

2

387

Neoliomera insularis

3

3

2

388

Neoliomera pubescens

3

3

2

389

Neoliomera richtersi

3

3

2

390

Neoliomera striata

3

3

2

391

Neoliomera themisto

3

3

2

392

Neoxanthias impressus

3

3

2

393

Ozius guttatus

3

3

2

394

Ozius rugulosus

3

3

2

395

Parapilumnus truncatospinis

3

3

2

396

Parateisus glabulus

3

3

2

397

Paraxanthias notatus

3

3

2

398

Phymodius monticulosus

3

3

2

399

Phymodius ornatus

3

3

2

400

Phymodius sculptus

3

3

2

401

Phymodius ungulatus

2

2

2

402

Pilodius aff areolatus

2

2

2

403

Pilodius areolatus

2

2

2

404

Pilodius luomi

3

3

2

405

Pilodius nigrocrinitus

2

2

2

406

Pilodius philippinensis

3

3

2

407

Pilodius pilumnoides

3

3

2

408

Pilodius pubescens

3

3

2

409

Pilodius pugil

3

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KRUSTASEA

No. 410

Suku Jenis Pilodius scabriculus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

411

Pilumnopeus granulatus

3

3

2

412

Pilumnopeus labrymthicus

3

3

2 2

413

Pilumnopeus trispinosus

3

3

414

Pilumnus bleekeri

3

3

2

415

Pilumnus elegans

3

3

2

416

Pilumnus scabriusculus

2

3

2

417

Pilumnus vespertilio

2

3

2

418

Platypodia anaglypta

3

3

2

419

Platypodia granulosa

3

3

2

420

Platypodia maculata

3

3

2

421

Platypodia morini

3

3

2

422

Platypodia semigranosa

3

3

2

423

Quadrella coronata

3

3

2

424

Tetralia glaberrima

2

2

2

425

Trapazia dentata

2

2

2

426

Trapezia aff danae

2

2

2

427

Trapezia areolata

2

2

2

428

Trapezia cymodocea

2

2

2

429

Trapezia digitalis

3

3

2

430

Trapezia furuginea

2

2

2

431

Trapezia guttata

2

2

2

432

Trapezia intermedia

3

3

2

433

Trapezia rufopunctata

3

3

2

434

Viaderiana quadrispinosa

3

3

2

435

Viaderiana typica

3

3

2

436

Xanthasia

3

3

2 2

437

Xanthias elegans

2

2

438

Xanthias lamarcki

2

2

2

439

Xanthias maculatus

3

3

2

440

Zozymodes pilosus

3

3

2

441

Zozymodes xanthoides

3

3

2

442

Zozymus aeneus

2

2

2

443

Zozymus gemmula

3

3

2

139

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 15 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Stomatopoda (Sumber : M. K. Moosa) No.

140

Suku Jenis

1

BATHYSQUILLOIDEA

1

Bathysquilla crassispinosa

2

Bathysquilla microps

2

CORONODIDAE

3

Parvisquilla multituberculata

4

Heterosquilloides insignis

5

Kasim philippinensis

3

EURYSQUILLIDAE

6

Eurysquilloides sibogae

7

Eurysquilla foresti

8

Sinosquilla sinica

9

Sinosquilla hispida

10

Coronidopsis bicuspis

11

Coronidopsis serenei

12

Manningia australiensis

13

Manningia pilaiensis

4

GONODACTYLIDAE

14

Gonodactylaceus falcatus

15

Gonodactylaceus glabrous

16

Gonodactylaceus gravieri

17

Gonodactylaceus mutatus

18

Gonodactylaceus siamensis

19

Gonodactylaceus ternatensi

20

Gonodactylellus affinis

21

Gonodactylellus hendersoni

22

Gonodactylellus lanchesteri

23

Gonodactylellus incipiens

24

Gonodactylinus viridis

25

Gonodactyloideus cracens

26

Gonodactylus chiragra

27

Gonodactylus platysoma

28

Gonodactylus smithii

5

ODONTODACTYLIDAE

29

Odontodactylus brevirostris

30

Odontodactylus japonicus

31

Odontodactylus scyllarus

32

Raoulius cultrifer

6

PARASQUILLIDAE

33

Faughnia formosae

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KRUSTASEA

No. 34

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Faughnia haani

35

Faughnia serenei

7

PROTOSQUILLIDAE

36

Chorisquilla brooksii

37

Chorisquilla longispinosa

38

Chorisquilla excavata

39

Chorisquilla spinosissima

40

Haptosquilla glabra

41

Haptosquilla glyptocercus

42

Haptosquilla pulchella

43

Haptosquilla stoliura

44

Haptosquilla tuberosa

45

Laevosquilla laevicaudata

8

PSEUDOSQUILLIDAE

46

Pseudosquilla ciliata

47

Pseudosquillisma oculata

48

Raoulserenea ornata

9

TAKUIDAE

49

Taku spinosocarinatus

10

HARPIOSQUILLIDAE

50

Harpiosquilla annandalei

51

Harpiosquilla harpax

52

Harpiosquilla raphidea

53

Harpiosquilla japonica

54

Harpiosquilla indica

55

Harpiosquilla melanoura

56

Harpiosquilla sinensis

11

LYSIOSQUILLIDAE

57

Lysiosquilla sulcirostris

58

Lysiosquilla tredecimdentata

59

Lysiosquillina maculata

60

Lysiosquilloides siamensis

12

NANNOSQUILLIDAE

61

Acanthosquilla multifasciata

62

Acanthosquilla derijardi

63

Acanthosquilla wilsoni

64

Acanthosquilla acanthocarpus

65

Acanthosquilla tigrina

66

Acanthosquilla sirindhorn

67

Alachosquilla vicina

141

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

142

Suku Jenis

64

Acanthosquilla acanthocarpus

65

Acanthosquilla tigrina

66

Acanthosquilla sirindhorn

67

Alachosquilla vicina

13

SQUILLIDAE

68

Anchisquilla fasciaticauda

69

Anchisquilla fasciata

70

Anchisquillopsis clevai

71

Anchisquilloides michelea

72

Areosquilla indica

73

Busquilla quadraticauda

74

Carinosquilla carinata

75

Carinosquilla multicarinata

76

Clorida bombayensis

77

Clorida decorata

78

Clorida denticauda

79

Clorida gaillardi

80

Clorida latreillei

81

Clorida rotundicauda

82

Cloridina chlorida

83

Cloridina malaccensis

84

Cloridina microphthalma

85

Cloridina pelamidae

86

Cloridina verrucosa

87

Cloridopsis gibba

88

Cloridopsis immaculata

89

Cloridopsis scorpio

90

Dictyosquilla foveolata

91

Erugosquilla grahami

92

Erugosquilla serenei

85

Cloridina pelamidae

86

Cloridina verrucosa

87

Cloridopsis gibba

88

Cloridopsis immaculata

89

Cloridopsis scorpio

90

Dictyosquilla foveolata

91

Erugosquilla grahami

92

Erugosquilla serenei

93

Erugosquilla woodmasoni

94

Fallosquilla fallax

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KRUSTASEA

No.

Suku Jenis

95

Keijia lirata

96

Kempina stridulans

97

Kempina mikado

98

Lenisquilla lata

99

Leviquilla inermis

100

Leviquilla jurichi

101

Leviquilla minor

102

Lophosquilla costata

103

Lophosquilla makarovi

104

Miyakea holoshista

105

Miyakea nepa

106

Oratosquilla kempi

107

Oratosquilla oratoria

108

Oratosquillina anomala

109

Oratosquillina fossulata

110

Oratosquillina gonypetes

111

Oratosquillina gravieri

112

Oratosquillina imperialis

113

Oratosquillina interrupta

114

Oratosquillina ornata

115

Oratosquillina perpensa

116

Oratosquillina quinquedentata

117

Oratosquillina anomala

118

Oratosquillina solicitans

119

Squilloides leptosquilla

120

Toshimitsu tiwarii

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

143

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 16. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Amphipoda (Verifikator: Indra Aswandy) No.

144

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Amathillopsis spinigera

3

3

2

2

Amathillopsis australis

3

3

2

3

Amathillopsis atlantica

3

3

2

4

Acanthopleustes annectens

3

3

2

5

Acanthopleustes affinis

3

3

2

6

Amathillopleustes ulticoxa nov. sp.

3

3

2

2

AMPELISCIDAE

7

Ampelisca miops

3

3

2

1

AMATHILLOPSIDAE

1

8

Ampelisca pygmea

3

3

2

9

Ampelisca tenuicornis

3

3

2 2

10

Ampelisca sp.

3

3

11

Ampelisca brevicornis Costa

2

2

2

12

Ampelisca subbrevicornis nov. sp.

3

3

2

13

Ampelisca cyclops

3

3

2

14

Ampelisca zamboangae

3

3

2

15

Ampelisca tridens?

3

3

2

16

Byblis daleyi Giles?

3

3

2 2

17

Byblis mucronata n. sp.

3

3

18

Byblis crenulata n. sp.

3

3

2

19

Byblis sp.

3

3

2

20

Byblis rhinoceros n. sp.

3

3

2

3

AMPHILOCHIDAE

21

Rostrogitanopsis litoralis n. sp.

5

3

2

22

Amphilochus neapolitanus

4

3

2

23

Gitanopsis antipai n. sp.

4

3

2

24

Gitanopsis pele

4

3

2

25

Gitanopsis pusilla

4

3

2

26

Gitanopsis sp.

4

3

2

4

AMPITHOIDAE

27

Pleonexes sp Pirlot

3

3

2

28

Ampithoe ramondi

3

3

2

29

Ampithoe sp

3

3

2

30

Cymadusa filosa

3

3

2

31

Amphithoe kuilafi

4

3

2

32

Amphithoe ramondi

4

3

2

33

Amphithoe sp

4

3

2

34

Cymadusa brevidactyla

3

3

2

35

Paragrubia vorax

3

3

2

KRUSTASEA

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

36

Ampithoe alluaudi

37

Cymadusa imbroglio

4

3

2

38

Cymadusa sp.

4

3

2

39

Sunamphitoe pelagica

4

3

2

35

Paragrubia vorax

3

3

2

36

Ampithoe alluaudi

4

3

2

37

Cymadusa imbroglio

4

3

2

38

Cymadusa sp.

4

3

2

39

Sunamphitoe pelagica

4

3

2

5

ANAMIXIDAE

40

Anamixis stebbingi

4

3

2

41

Paranamixis ledoyeri n. sp.

4

3

2

42

Anamixis sp.

4

3

2

6

AORIDAE

43

Lembos tenuis

3

3

2

44

Lembos philacanthus

3

3

2

45

Lemboides sp.

3

3

2

46

Bemlos processifer n. sp.

4

3

2

47

Xenocheria fasciata

4

3

2

7

ASTYRIDAE 4

3

2

48

Parastyra longidactyla

8

CALLIOPHIIDAE

49

Harpinioides drepanoheir

4

3

2

50

Regalia ? gracilimana

4

3

2

9

CAPRELLINOIDIDAE

51

Paedaridium sp.

4

3

2

10

CHELURIDAE

52

Chelura terebrans

4

3

2

53

Tropichelura insulae

4

3

2

11

COLOMASTIGIDAE

54

Colomastix sp.

4

3

2

55

Colomastix truncatipes

4

3

2

56

Colomastrix lunalilo

4

3

2

57

Colomastrix sp.

4

3

2

12

COROPHIIDAE

58

Cerapus abditus

3

3

2

59

Erichthonius pugnax

3

3

2

60

Erichthonius macrodactylus

3

3

2

61

Ampelisciphotis tridens

3

3

2

62

Cylindrimolaris quadricheselatus, new comb

3

3

2

145

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

146

No.

Suku Jenis

63

Cheiriphotis quadrychelatus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

64 65

Protomedeia basilatissima n. sp.

3

3

2

Bemlos palmatus

4

3

2

66

Bemlos sp

4

3

2

67

Cheiriphotis durbanensis

3

3

2

68

Ericthonius brasiliensis

3

3

2

69

Erichtonius pugnax

3

3

2

70

Gammaropsis atlantica

3

3

2

71

Gammaropsis photissimilis

3

3

2

72

Grandidierella bispinosa

3

3

2

73

Grandidierella gilesi

3

3

2

74

Lembos indicus

3

3

2

75

Lembos podoceroides

3

3

2

76

Photis cavimana

3

3

2

77

Bemlos subtriangulum n. sp.

3

3

2

78

Leptocheirus makassarensis n. sp.

3

3

2

79

Aorchoides dilatata

3

3

2

80

Aoroides columbiae

3

3

2

81

Dodophotis distinguenda

3

3

2

82

Ericthonius pugnax

3

3

2

83

Gammaropsis afra

4

3

2

84

Globosolembos indicus

4

3

2

85

Globosolembos ruffoi

4

3

2

86

Grandidierella bonnieroides robusta

4

3

2

87

Grandidierella longidactyla

4

3

2

88

Photis longicaudata

3

3

2

89

Xenocheira seurati

4

3

2

4

3

2

13

CYSTISOMATIDAE

90

Cystisoma pellucidum

14

DEXAMINIDAE

91

Paradexamine flindersi

4

3

2

92

Polycheria Antarctica

4

3

2

93

Dexaminoculus lacinimanus n. sp.

4

3

2

94

Guernea brevispinis

4

3

2

95

Guernea latipes

4

3

2

96

Guernea sulawesiensis

4

3

2

97

Paradexamine micronesica

4

3

2

96

Guernea sulawesiensis

4

3

2

97

Paradexamine micronesica

4

3

2

98

Paradexamine mozambica

4

3

2

KRUSTASEA

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

99

Paradexamine orientalis

Suku Jenis

4

3

2

100

Paradexamine sp.

4

3

2

101

Polycheria atolli

4

3

2

102

Guernea spinicornis

4

3

2

103

Guernea sp.

4

3

2

104

Paradexamine serraticra

4

3

2

4

3

2

15

EOPHLIANTIDAE

105

Wandelia orghidani n. sp.

16

EUSIRIDAE

106

Eusirus parvus nov. sp.

4

3

2 2

107

Eusirus sp.

4

3

108

Eusiropsis riisei

4

3

2

109

Rachotropis Sibogae nov. sp.

4

3

2

110

Meteusiroides keyensis nov. sp.

4

3

2

111

Meteusiroides curvidactyla

4

3

2

112

Eusiroides diplonyx

4

3

2

113

Tethygenia pacifica

4

3

2

17

GAMMARIDAE

114

Parelasmopus suluensis

3

3

2

115

Bathyceradocus stephenseni

3

3

2

116

Melita fresnelii

3

3

2

117

Ceradocus rubromaculatus

3

3

2

118

Maerella tenuimana

3

3

2

119

Maera tenelle

3

3

2

120

Maera viridis

3

3

2

121

Linguimaera othonides

3

3

2

122

Elasmopus pectenicrus

3

3

2

123

Elasmopus spinimanus

3

3

2

124

Elasmopus minimus

3

3

2

125

Elasmopus subcarinatus

3

3

2

126

Elasmopus subcarinatus

3

3

2

127

Elasmopus indicus

3

3

2

128

Elasmopus odontoplax n. sp.

3

3

2

18

HYPERIOPSIDAE

129

Hyperiopsis gibbosa

4

3

2

19

JASSIDAE

130

Jassa sp.

2

3

2

20

LANCEOLIDAE

131

Lanceola sp.

4

3

2

147

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

148

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Lepechinella curvispinosa

4

3

2

Paralepechinella longipalpa

4

3

2

21

LEPECHINELLIDAE

132 133 22

LEUCOTHOIDAE

134

Leucothoe crenatipalma

3

3

2

135

Leucothoe dentata

3

3

2

136

Leucothoe hyhelia

3

3

2

137

Leucothoe predenticulata

4

3

2

138

Leucothoe richiardii

4

3

2

139

Lecothoe spinicarpa

3

3

2

140

Leucothoe bannwarthi

4

3

2

141

Leucothoe madrasana

4

3

2

142

Leucothoe micronesia

4

3

2

143

Leucothoe sp.

4

3

2

144

Leucothoe spinicarpa

3

3

2

23

LILJEBORGIIDAE

145

Liljeborgia dubia

4

3

2

146

Liljeborgia aequabilis

4

3

2

147

Liljeborgia sp.

4

3

2

24

LYSIANASSIDAE

148

Amaryllis macrophthalma

4

3

2

149

Lysianopsis alba

4

3

2

150

Arugella heterodonta nov. sp.

4

3

2

151

Arugella falkandica

4

3

2

152

Shoemakerella nasuta

4

3

2

153

Walddeckia kroyeri kroyeri

4

3

2

154

Walddeckia kroyeri enoei

4

3

2

155

Walddeckia kroyeri crenulata subsp. Nov

4

3

2

156

Ichnopus sp.

4

3

2

157

Glycerina tenuicornis

4

3

2

158

Tmetonyx mucronatus n. sp.

4

3

2

159

Aristias sp.

4

3

2

160

Lysianassa ceratina

4

3

2

161

Parambasia nui

4

3

2

162

Scolopostoma prionoplax

4

3

2

163

Azotostoma bunakenensis n. sp.

4

3

2

164

Arugella sp.

4

3

2

165

Lysianassa sp.

4

3

2

166

Parambasia sp.

4

3

2

167

Euonyx coecus

4

3

2

KRUSTASEA

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

168

Amaryllis macrophthalma

Suku Jenis

4

3

2

169

Bathyamaryllis Perezii

4

3

2

170

Cyphocaris anonyx

4

3

2

171

Cyphocaris challengeri

4

3

2

172

Cyphocaris faurei

4

3

2

173

Onesimoides cavimanus

3

3

2

174

Onesimodes chelatus

4

3

2

175

Paronesimoides lignivorus

3

3

2

176

Hippomedon bandae

4

3

2

177

Eurythene gryllus

4

3

2

178

Figorella coridon

4

3

2

179

Ichnopus annasona

4

3

2

180

Ichnopus wardi (recorded as Glycerina tenuicornis)

4

3

2

181

Onesimoides castellatus

4

3

2

182

Onesimoides mindoro (recorded as O. cavimanus and O. chelatus)

4

3

2

183

Paracentromedon pacificus

4

3

2

184

Pseudambasia sp (recorded as Lysianassa sp. )

4

3

2

185

Tryphosella mucronata

4

3

2

25

MELITIDAE

186

Ceradocus serratus

3

3

2

187

Dulichiella appendiculata

4

3

2

188

Elasmopus ecuadorensis hawaiensis

3

3

2

189

Elasmopus gracilis

3

3

2

190

Eriopisella cf.sechellensis

3

3

2

191

Gammarella amikai

3

3

2

192

Maera serrata

3

3

2

193

Maera sp.

3

3

2

194

Parelasmopus setiger

3

3

2

195

Parelasmopus sp.

3

3

2

196

Incratella carpolobata n. sp.

3

3

2

197

Eriopisella paraupolu n. sp.

3

3

2

198

Parelasmopus dancaui n. sp.

3

3

2

26

OCHLESIDAE

199

Ochlesis innocens

4

3

2

OEDICEROTIDAE 200

Perioculodes aequimanus

4

3

2

201

Perioculodes sp. A

4

3

2

202

Perioculodes sp. B

4

3

2

149

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

150

Suku Jenis

203

Westwoodilla sp.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

27

OXYCEPHALIDAE

204

Simorhynchotus antennarius

4

3

2

205

Oxycephalus clause

4

3

2

206

Oxycephalus latirostris

4

3

2

207

Streetsia pronoides Bovallius (= S. challengeri)

4

3

2

208

Streetsia porcella

4

3

2

209

Cranocephalus typhoides

4

3

2

210

Glossocephalus Milne Edwarsi

4

3

2

211

Calamorhynchus pellucidus

4

3

2

212

Leptocotis tenuirostris

4

3

2

213

Rhabdosoma whitei

4

3

2

214

Rhabdosoma armatum

4

3

2

28

PARACALLIOPIIDAE

215

Katocalliope gutui n. sp.

4

3

2

216

Indocalliope sp.

4

3

2

217

Paracalliope bacescui n. sp.

4

3

2

218

Cercops sp.

4

3

2

29

PARAMPHITOIDAE Stebbing

219

Oradarea shoemakeri

4

3

2

30

PARDALISCIDAE Boeck

220

Synopioides macronyx

4

3

2

4

3

2

4

3

2

31

PARIAMBIDAE Laubitz, 1993

221

Paradeutella sp.

32

PHLIANTIDAE Stebbing

222

Peripblias carinatus nov. sp.

33

PHOTIDAE

223

Cheiriphotis Delloyei nov. sp.

4

3

2

224

Photis dolichommata

4

3

2

225

Photis sp.

3

3

2

226

Cheiriphotis megacheles

3

3

2

227

Eurystheus atlanticus

4

3

2

34

PHOXOCEPHALIDAE

228

Baliphoxus andresi n. sp.

4

3

2

229

Birubius bali n. sp.

4

3

2

230

Birubius murariui n. sp.

4

3

2

35

PHTISICIDAE

231

Propodalirius Insolitus

4

3

2

232

Protomima imitatrix

4

3

2

233

Phtisica marina

4

3

2

KRUSTASEA

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

36

PLEUSTIDAE

234

Mesopleustes abyssorum

37

PODOCERIDEA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

235

Podocerus sp.

4

3

2

236

Podocerus inconspicuous (=P. palinuri)

4

3

2

237

Podocerus lobatus

4

3

2

38

PROTELLIDAE

238

Metaprotella sandalensis

4

3

2

239

Monoliropus cf. falcimanus

4

3

2

39

SEBIDAE 4

3

2

240

Seba typical

40

STEGOCEPHALIDAE

241

Andaniexis spongicola

4

3

2

242

Bathystegocephalus globosus

4

3

2

41

STENOTHOIDAE

243

Metopa abyssi

4

3

2

244

Stenothoe

4

3

2

42

SYNOPIIDAE

245

Synopia paravariabilis

3

3

2

246

Synopia ultramarine

4

3

2

43

TALITRIDAE

247

Talorchestia mindorensis

3

3

2

248

Ceina egregia

4

3

2

44

TIRONIDAE

249

Syrrhoe sp.

3

3

2

250

Pseudotiron longicaudatus

4

3

2

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

151

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 17. Daftar Jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Isopoda di Indonesia (Verifikator : Aswandi +- Sumber : Conni Margaretha Sidabalok, 2013) No. 1

152

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

AEGIDAE

1

Aega vigilans

2

2

Aega magnoculis

2

3

Aega antennata

4

Aega whanui

5

4

2

5

Aegapheles banda

5

4

2

6

Aegiochus coroo

2

7

Aegiochus weberi

2

8

Rocinela typus

6

5

2

9

Rocinela media

6

5

2

2

10

Rocinela richardsonae

11

Alitropus typus

2 2

12

Syscenus infelix

2

13

Syscenus intermedius

2

14

Syscenus latus

2

2

ANTHURIDAE

15

Apanthura sandalensis

3

3

2

16

Apanthura indonesiensis

3

3

2

17

Apanthura pariensis

5

5

2

18

Apanthuropsis sp.

2

19

Caenanthura Negoescui

2

20

Pendanthura sp.

2

21

Mesanthura javensis

3

ARCTURIDAE

22

Naesicopeaabyssorum

5

3

2

2

23

Arcturus hirsutus

2

24

Chaetarcturus myops

2

25

Arcturus parvus Richardson

2

26

Dolichiscus kai

2

27

Dolichiscus tanimbar

4

AUSTRARCTURELLIDAE

28

Dolichiscus cornutus

5

BARYBROTIDAE

29

Barybrotes agilis

5

4

2

2

2

6

BOPYRIDAE

30

Aporobopyrina javaensis

2

31

Bopyrina gigas

2

32

Allorbimorphus haigae

2

KRUSTASEA

No. 33

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis Allorbimorphus lamellosus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS 2

34

Anacepon sibogae

2

35

Bopyrophryxus branchiabdominalis

2

36

Cardiocepon pteroides

2

37

Epicepon indicum

2

38

Epipenaeon georgei

2

39

Gigantione giardi

2

40

Hypocepon enoeensis

2

41

Megacepon pleopodatopus

2

42

Metacepon pleopodata

2 2

43

Parabopyrella distincta

44

Parabopyrella intermedia

2

45

Paracepon stebbingi

2

46

Paragigantione indica

2

47

Parapenaeon expansa

2

48

Parapenaeon japonica

2

49

Parapenaeon tertium

2

50

Parione ischyrandra

2

51

Parionella elegans

2

52

Parionella richardsonae

2

53

Parionella astridae

2

54

Pauperella rotunda

2

55

Pleurocryptina indica

2

56

Parathelges weberi

2

57

Pleurocryptella infecta

2

58

Pleurocrypta keiensis

2

59

Pleurocrypta macrocephala

2

60

Pleurocrypta latimellaris

2

61

Pseudione nobilii

2

62

Pseudione subcrenulata

2

63

Pseudione tattersalli

2

64

Probopyrus buitendijki

2

65

Probopyrus ascendens

2

66

Probopyrus borrei

2

67

Probopyrus marinus

2

68

Onychocepon giardi

2

69

Orbione halipori

2

70

Schizobopyri brachytelson

2

153

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 7

154

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

CABIRPIDAE

71

Cabirops tenuis

8

CIROLANIDAE

2

72

Anopsilana pustulosa

73

Excirolana orientalis

3

3

2 2

74

Cirolana cf oeronota

3

3

2

75

Cirolana cf stenoura

3

3

2

76

Cirolana cf improceros

3

3

2

77

Cirolana indica

3

3

78

Cirolana pumicea

2 2

79

Cirolana vanhoeffeni

3

3

2

80

Cirolana parva

3

3

2

81

Cirolana lineata

4

3

2

82

Cirolana epimerias

3

4

2

83

Cirolana arafurae

5

2

84

Aatolana schioedtei

5

2

85

Dolicholana elongata

5

2

86

Natatolana albicaudata

5

2

87

Natatolana amplocula

5

2

88

Eurydice orientalis

5

2

89

Cartetolana integra

5

2

90

Cartetolana lineata

5

2

9

CORALLANIDAE

91

Argathona macronema

5

2

92

Argathona setosa

5

2

93

Argathona sulcata

5

2

94

Argathona similis

5

2 2

95

Argathona stebbingi

5

96

Argathona rhinoceros

5

2

97

Tachaea sp 1 .

5

2

98

Tachaea sp 2.

5

2

99

Tachaea lacustris

5

2

100

Corallana estuaria

4

3

2

101

Corallana glabra

4

3

2

102

Corallana leopoldi

4

3

103

Corallana sp 1.

2

104

Corallana sp 2.

2

2

105

Alcirona papuana

2

106

Alcirona indica

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 107

Suku Jenis

KELIMPAHAN

Alcirona niponia

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

5

2

108

Lanocira rotundicauda

5

2

109

Lanocira gardineri

5

2

10

CYMOTHOIDAE

110

Aegathoa elongata

5

2

111

Aegathoa buitendijki

5

2

112

Nerocila sp 1.

5

2

113

Nerocila sp 2.

5

2

114

Nerocila sp 3.

5

2

115

Nerocila sp 4.

5

2

116

Nerocila congener

5

2

117

Nerocila depressa

5

2

118

Nerocila exocoeti

5

2

119

Nerocila monodi

5

2

120

Nerocila phaiopleura

5

2

121

Nerocila loveni

5

2

122

Nerocila sundaica

5

2

123

Nerocila serra

5

2

124

Nerocila trivittata

5

2

125

Nerocila laevinota

126

Norileca indica

127

Renocila ovata

2

128

Renocila indica

2

5

5

2

5

2

129

Renocila limbata

2

130

Anilocra dimidiata

2

131

Anilocra alloceraea

2

132

Anilocra gigantea

2

133

Anilocra koolanae

2

134

Anilocra rhodotaenia

2

135

Anilocra leptosoma

2

136

Anilocra recta

2

137

Anilocra marginata

2

138

Anilocra capensis

2

139

Anilocra amboinensis

2

140

Anilocra cavicauda

2

141

Anilocra longicauda

2

142

Lobothorax typus

2

143

Rhexanella verrucosa

2

144

Ceratothoa imbricata

2

145

Ceratothoa retusa

2

155

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

156

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

146

Ceratothoa trigonocephala

2

147

Ceratothoa sp 1

2

148

Cymothoa edwardsi

2

149

Cymothoa elegans

2

150

Cymothoa eremita

2

151

Cymothoa eximia

2

152

Cymothoa marginata

2

153

Cymothoa pulchrum

2

154

Cymothoa stromatei

2

155

Cymothoa truncata

2

156

Cymothoa sp 1

2

157

Cymothoa sp 2

2

158

Cymothoa sp 3

2

159

Enispa irregularis

2

160

Ichthyoxenus jellinghausi

2

161

Catoessa scabricauda

2

162

Catoessa boscii

2

163

Elthusa emarginata

2

164

Elthusa parva

2

165

Livoneca intermedia

2

166

Livoneca lunelli

2

167

Mothocya melanosticta

2

168

Mothocya renardi

2

169

Mothocya sp 1

2

170

Irona vatia

2

171

Cterissa pterygota

2

172

Telotha indica

2

11

TRIDENTELLIDAE

173

Tridentella memikat

2

174

Tridentella tanimbar

2

175

Tridentella brandtae

2

12

DAJIDAE

176

Zonophryxus trilobus

3

3

2

13

GNATHIIDAE

177

Gnathia

2

178

Elaphognathia rangifer

2

14

IDOTEIDAE

179

Idotea brevicorna

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 8

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

LEPTANTHURIDAE

180

Accalathura sladeni

2

3

2

181

Accalathura barnardi

2

3

2

182

Accalathura normani

2

3

2

183

Accalathura indica

3

3

2

184

Leptanthura laevigata

3

3

2

185

Leptanthura baliensis

3

15

LIMNORIIDAE

186

Limnoria andamanensis

3

3

2

187

Limnoria sellifera

3

3

2

188

Limnoria pfeferri

3

3

2

189

Limnoria unicornis

3

3

2

190

Limnoria insulae

3

3

2

5

5

2

5

5

2

16

MACROSTYLIDAE

191

Macrostylis porrecta

17

MUNNOPSIDAE

192

Paropsurus sp.

18

PARANTHURIDAE

2

193

Colanthura kensleyi

2

3

2

194

Paranthura bunakenensis

2

3

2

195

Paranthura setigera

2

3

2

196

Paranthura sp.

2

3

2

197

Pseudanthura albatrossae

3

3

2

157 Mictyric longicarpus

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 19

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

SPHAEROMATIDAE

198

Cilicaeopsis cf lepida

3

3

2

199

Cilicaeopsis whiteleggei

3

3

2

200

Cilicaeopsis laevis

3

3

2

201

Sphaeroma triste

3

3

2

202

Sphaeroma terebrans

3

3

2

203

Sphaeroma exosphaeroma

3

3

2

204

Sphaeroma cf intermedium

3

3

2

205

Sphaeroma sp.

5

3

2

206

Exosphaeroma laeviusculum

5

3

2

209

Cymodoce tribullis

3

3

2

210

Cymodoce longistylus

3

3

2

211

Paracilicaea pubescens

5

3

2

212

Paracilicaea fimbriata

5

3

2

213

Cilicaea latreillei

5

3

2 2

214

Botryias fructiger

3

5

215

Cassidinidea sp.

3

6

2

216

Chitonopsis hanseni

3

6

2

217

Dynamenella alveolata

3

5

2

218

Dynamenella trachidermata

3

5

2

219

Dynamenella sp.

3

5

2

220

Naesicopeaabyssorum

4

6

2

221

Pseudosphaeroma

3

6

3

222

Oxinasphaera obregonia

3

6

3

223

Oxinasphaera tual

3

6

3

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

158

KRUSTASEA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 18. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Macrura. (Sumber : Indra Aswandi) No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

PANAEIDAE 1

Fenneropenaeus indicus

1

1

1

2

Fenneropenaeus merguensis

1

1

1

3

Fenneropenaeus penicillatus

4

Fenneropenaeus silasi

5

Marsupenaeus japonicus

3

2

1

6

Megokris pescandoreensis

4

3

2

7

Megokris sedili

4

3

2

8

Melicertus canaliculatus

3

2

1

9

Melicertus latisulcatus

3

2

1

10

Melicertus longistylus

3

2

1

11

Metapenaeopsis barbata

3

2

1

12

Metapenaeopsis palmensis

3

2

1

13

Metapenaeopsis stridulans

3

2

1

14

Metapenaeus affinis

2

2

1

15

Metapenaeus brevicornis

2

2

1

16

Metapenaeus dobsoni

2

2

1

17

Metapenaeus eborancensis

3

2

1

18

Metapenaeus elegans

3

2

1

Stenopus hispidus

159

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2

2

1

Metapenaeus intermedius

3

2

1

Metapenaeus lysianassa

2

2

1

19

Metapenaeus ensis

20 21 22

Metapenaeus lysianassa malaccaensis

2

2

1

23

Metapenaeus moyebi

4

3

2

24

Metapenaeus tenuipes

3

2

1

25

Parapenaeopsis cornuta

3

2

1

26

Parapenaeopsis gracillima

3

2

1

27

Parapenaeopsis hardwickii

3

2

1

28

Parapenaeopsis hungerfordi

3

2

1 1

29

Parapenaeopsis maxillipedo

4

2

30

Parapenaeopsis sculptilis

3

2

1

31

Parapenaeopsis stylifera coromandelica

3

2

1

32

Parapenaeopsis tenella

3

2

1

33

Parapenaeus fissuroides

4

3

1 1

33

Parapenaeus longipes

3

2

34

Penaeus monodon

2

2

1

35

Penaeus semisulcatus

3

2

1

36

Trachysalambria curvirostris

4

2

1

37

Trachysalambria malaiana

4

2

1

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

160

Stenopus hispidus

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

161

Moluska

162

Conus marmoreus

MOLUSKA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi

Moluska berdasar bentuk tubuh dan cangkangnya dibedakan menjadi tujuh kelompok. Kelompok pertama adalah moluska yang bentuk tubuhnya seperti cacing dan cangkangnya berbentuk duri. Kelompok ini tidak umum dijumpai dan orang biasanya tidak tahu bahwa sebenarnya dia masuk dalam moluska. Kelompok kedua adalah yang mempunyai cangkang seperti kepingan yang tersusun menjadi satu, yang masuk dalam kelompok ini contohnya Chiton. Kelompok ketiga moluska yang mempunyai cangkang tunggal oleh karena itu disebut monoplacopora yang masuk kelompok ini misalnya kerang mata tujuh atau Abalon. Kelompok keempat adalah yang mempunyai cangkang ganda atau biasa disebut kerang atau bivalvia. Kerangkerangan ini jumlah sangat banyak dari yang berukuran kecil hingga besar. Kerang mutiara, anadara, kerang hijau Tridacna masuk dalam kelompok ini. Kelompok kelima adalah keong-keongan yang mempunyai cangkang tunggal namun ada pula yang tidak mempunyai cangkang sama sekali misalnya kelinci laut dan Nudibran. Kelompok keenam adalah sejenis keong yang cangkangya berbentuk kerucut seperti gading. Kelompok ketujuh adalah moluska yang cangkangnya telah berubah bentuk, cangkang sangat bervariasi atau bahkan tidak bercangkang sama sekali. Kelompok ini dijadikan satu oleh karena kepala dan alat geraknya semua berada di kepala. Sebagai contoh yang masuk dalam kelompok ini antara lain gurita, cumi-cumi, Nautilus dan Sepia (Blekutak). Kelompok ini disebut cephalopoda artinya kepala dan kaki menjadi satu. Moluska mempunyai sebaran yang sangat luas di Indonesia mulai dari daerah intertidal Ovula ovum hingga di tempat yang dalam. Seperti Nautilus hidup di kedalaman lebih dari 300 meter. Pada siang hari biasanya berada di tempat yang dalam dan pada malam hari mendekati permukaan. Moluska yang hidup di daerah intertidal yang berbatu-batu, mereka mempunyai rambut-rambut untuk mempertahankan diri dari hempasan ombak dan arus mereka melekatkan diri pada subtrat yang keras dengan rambut-rambut halus yang kuat yang disebut bysus. Sedangkan yang hidup pada subtrat halus atau lumpur mereka berusaha untuk membenamkan diri kedalam lumpur tetapi tidak harus menjadi terkubur.Untuk itu mereka mengembangkan alat yang berupa sipon sebagai alat pernapasan sekaligus berfungsi untuk mengambil makanan.

163

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

uamosa Tridacna sq Pinna sp.

Ukuran moluska bevariasi dari yang hanya beberapa milimeter hingga yang beratnya lebih dari 200 kg. Ukuran moluska terkecil mungkin ditempati keong jenis Omalogyra atomus yang mempunyai ukuran kurang dari setengah milimeter. Sedangkan yang terbesar ditempati oleh Tridacna gigas yang dapat mencapai berat 230 kg dengan panjang cangkang 135 cm (De Bruyne 2003). Makanan moluska sangat bervariasi ada yang bersifat hebivora ada yang bersifat menyaring makanan dan ada pula yang bersifat karnivora masing-masing tergantung jenisnya. Keong kebanyakan bersifat herbivora dan karnivora, keong yang bersifat herbivora makan serasah, algae atau lumut biasanya mempunyai gigi parut yang berguna untuk memotong algae atau untuk merumput algae yang hidup menempel di batu-batu karang. Kerang biasanya hidup membenamkan diri di lumpur atau di pasir mengembangkan alat penyaring makanan yang disebut siphon. Air laut dipompa dalam sistem siphon dan plankton yang masuk ditangkap untuk dijadikan makanannya. Sedangkan moluska yang bersifat karnivora biasanya terdiri dari kelompok cephalopoda seperti cumi-cumi dan gurita. Moluska karnivora bergerak aktif untuk mencari mangsanya. Seperti gurita selalu memburu kepiting dan cumicumi dan ikan-ikan kecil. Perkembang biakan moluska adalah secara seksual. Moluska ada yang bersifat jantan, betina atau hermaprodite. Moluska jantan dan betina biasanya secara bersamaan melepas telur dan sperma. Sukses dan tidaknya telur itu menetas tergantung dari berapa banyak telur-telur itu berhasil dibuahi. Telur yang dibuahi akan berkembang menjadi larva kecil yang disebut dengan trocophore. Trochopore akan berkembang menjadi viliger yang dicirikan telah adanya bentuk cangkang yang berukuran mini dan ada alat gerak yang berupa cilia. Setelah beberapa kali mengalami metamorfosa vileger akan berubah menjadi anakan moluska kecil yang telah menyerupai hewan dewasa. Beberapa moluska mengembangkan strategi reproduksi yang berbeda misalnya beberapa bivalvia dan gastropod, induknya selalu membawa trochopore di dalam wadah khusus dan baru dilepas oleh induknya sesudah mengalami metamorfosa secara sempurna. Sedangkan strategi yang lain adalah dengan menghasilkan telur yang kemudian mengalami proses metamorfosa 164

MOLUSKA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

dalam telur dan keluar dari telur sesudah proses metamorfosa sempurna. Khusus untuk cephalopoda hewan jantan menghasilkan spermatophore yang diletakan di sekitar mulut hewan betina pada saat terjadinya kopulasi. Telur dibuahi pada saat berada di oviduk atau di dalam rongga yang berada dibawah cangkang. Sebagian besar moluska bertelur namun ada jenis moluska yang bersifat ovovivipar artinya moluska ini bertelur namun telurnya tetap berada dalam tubuh induknya hingga menetas. Sehingga induk terlihat seperti melahirkan anakan ketika mengeluarkan telur yang telah menetas dari dalam tubuhnya. Cumi mempunyai bentuk telur yang tersusun seperti buah anggur yang biasanya diletakan di antara batu karang atau rumput laut sedangkan Sepia meletakan telurnya di antara cabang-cabang karang Millepora.

Manfaat Moluska

Peran moluska secara ekologis sebagai salah satu komponen dalam siklus makanan yang berperan sebagai herbivora dan ada juga sebagai karnivora. Moluska yang bersifat grasser berfungsi untuk membantu mengendalikan populasi algae, sedangkan yang bersifat filter fider (penyaring makanan) berfungsi sebagai pembersih air laut. Peranan moluska bagi manusia sebagai sumber bahan makanan dan sumber protein hewani laut yang kaya gizi. Disamping itu cangkang moluska yang mempunyai bentuk yang sangat bervariasi dengan pola warna yang indah dapat dipakai sebagai koleksi dan hiasan. Cangkang kerang-kerangan dapat dibuat menjadi berbagai macam perhiasan dan kerajinan tangan yang sangat indah. Jenis kerang tertentu seperti Pinctada spp. dapat memproduksi mutiara yang mempunyai nilai jual yang tinggi.

Nilai Ekonomis Komersial

Moluska yang mempunyai nilai ekonomis penting jumlahnya tidak banyak. Beberapa moluska berharga oleh karena dipakai sebagai perhiasan, benda seni, untuk koleksi dan sebagai bahan makanan. Kerang mempunyai nilai ekonomis karena menghasilkan mutiara terutama dari jenis Pinctada. Disamping untuk perhiasan, kulit kerang mutiara dan simping biasanya dapat dipakai sebagai bahan kerajinan atau benda seni. Jenis keong yang sering dikoleksi oleh para kolektor mempunyai harga yang sangat bervariasi. Jenis yang sering dikoleksi biasanya keong-keong yang berukuran besar atau yang langka. Harga keong tergantung dari pola warna dan bentuknya yang eksotik. Keongkeong yang mempunyai harga yang cukup mahal antara lain : Triton, Nautilus dan Gloria maris. Disamping untuk hiasan dan koleksi beberapa jenis moluska mempunyai nilai ekonomis karena merupakan bahan n . Lambis sp makanan seperti misalnya abalon, cumi,, gurita, kerang-kerangan, keong gonggong.. Dibawah ini diberikan contoh jenis-jeniss moluska yang mempunyai nilai ekonomis. 165

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 19 . Jenis-jenis Moluska yang mempunyai nilai ekonomis dan harganya (2014) No

Nama jenis

Nama umum

Harga/Kg

Keterangan

01

Pinctada spp

Kerang mutiara

Rp. 400.00/gr

Mutiara dijual untuk perhiasan. Harga kualitas terbaik di Mataram.

02

Trochus spp

Lola.

Rp.

Lola, cangkang keong ini dibuat kancing baju. Harga ditingkat nelayan.

03

Haliotis sp.

Abalon

Rp. 250.000

Dijual dalam bentuk kering, harga ditingkat nelayan Mataram.

04

Anadara sp.

Kerang darah, bulu

Rp. 15.000

Harga ditingkat nelayan penangkap

Kerang bulu.

Rp. 15.000

Harga ditingkat nelayan Harga ditingkat nelayan Angke.

m Ovula Ovu 05 Anadara sp.

8.000

06

Perna sp.

Kerang hijau

Rp.

2.000

07

Strombus

Keong gonggong

Rp. 35.000

Harga ditingkat restoran di Batam

08

Solen sp.

Kupang

Rp. 10.000

Harga ditingkat pasar Surabaya.

09

Octopus spp

Gurita

Rp. 100.000

Dijual kering harga tingkat nelayan

10

Loligo spp

Cumi

Rp. 40.000

Harga ditingkat swalayan.

11

Sephia spp

Sotong

Rp. 25.000

Harga ditingkat swalayan.

Keanekaragaman jenis

Moluska dibedakan menjadi 7 kelas yaitu Gastropoda, Monoplachopora, Polyplacophora, Aplocophora, Bivalvia, Scapophoda, dan Cephalopoda. Anggota moluska ini sangat besar dan meliputi jenis yang hidup di laut, di air tawar dan di darat. Moluska dibedakan berdasarkan bentuk otot kakinya, cangkang dan alat untuk makan yang disebut radula. Kelas Gastropoda mempunyai anggota yang terbanyak dan yang masuk dalam kelas ini adalah keong-keongan. Bentuk cangkang keong sangat bervariasi dari yang berbentuk konus, spiral, mangkok dan ada yang tidak mempunyai cangkang sama sekali. Moluska yang telanjang ini biasa disebut Nudibranch atau penari portugis karena bentuk dan warna yang sangat indah dan bila bergerak diibaratkan sebagai penari portugis. Kelas yang kedua adalah Bivalvia yang meliputi kerang-kerangan termasuk disini adalah kima, kerang mutiara, kerang dara dan kerang-kerangan lainnya. Jenis yang masuk kelompok ini mempunyai ciri cangkangnya terdiri dari dua lempengan. Ukuran tubuh yang masuk dalam kelas ini sangat bervariasi dari yang hanya beberapa centimeter hingga lebih dari satu meter. Tridacna atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kima mempunyai cangkang yang dapat mencapai satu meter. Tridacna yang mempunyai ukuran paling besar adalah dari jenis Tridacna gigas sedangkan yang berukuran terkecil dari jenis ini adalah Tridacna maxima yang hidup mengikatkan atau membenamkan diri dalam skeleton karang. Ada 10 jenis tridacna di dunia, tujuh diantaranya dapat ditemukan di Indonesia. Ketujuh jenis tridacna itu adalah

166

MOLUSKA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tr Tridacna gigas, T. derasa, T. Squamosa, T. procea, T. maxima, Hippopus hippopus, H. pr Po Porcellanus. Sedangkan tiga jenis lainnya b belum ditemukan di Indonesia adalah T Tridacna rosewateri, T. mbalavuana, T Tridacna costata. K Kelas yang ketiga yang hidup di laut a adalah dari Cephalopoda dan yang ttermasuk dalam anggota ini antara lain : s bi Lambis lam cumi-cumi, gurita dan yang mempunyai cangkang disebut Nautilus. Seperti namanya cephalopoda artinya kepala yang berkaki yaitu kaki-kainya ada dikepala seperti cumi-cumi, sotong dan gurita. dikep Tidak seperti moluska yang lain yang bergerak dengan merayap secara pelahan anggota cephalopoda bergerak dengan berenang menggunakan semprotan air yang dihasilkan dari rongga yang ada didalam tubuhnya yang berfungsi sebagai pompa. Kelas Scaphopoda merupakan moluska yang hidupnya membenamkan diri di lumpur atau pasir. Jenis ini sering tidak diperhitungkan karena relatif sulit untuk ditemukan. Cangkangnya sering dapat kita temukan terdampar di tepi pantai. Bentuk cangkangnya seperti tabung, taring atau gading. Ukuran cangkang biasanya berkisar antara 3 – 6 cm dengan kedua ujungnya terbuka. Namun jenis Dentalium yang hidup di Jepang dapat mencapai ukuran 30 cm dengan diameter lubang sekitar 3 cm (Barnes, 1987) Kelas Polyplacopora kelompok ini lebih dikenal dengan nama Chiton yang merupakan moluska yang beradaptasi di daerah pasang surut. Kakinya rata, tebal dan dapat melekat sangat kuat pada batu pinggir pantai. Ada sekitar 500 jenis chiton dengan variasi ukuran antara 3 mm sampai 40 Cm, namun kebanyakan mempunyai ukuran antara 3 – 12 cm. Chiton yang terbesar adalah dari jenis Cryptochiton stelleri. Jenis ini dagingnya dapat dimakan namun untuk melepaskan chiton yang melekat di batu karang diperlukan pahat untuk mencongkelnya. Kelas Monoplacopora merupakan moluska yang hanya mempunyai satu cangkang yang bentuknya sangat bervariasi mulai yang mendatar atau seperti kerucut yang pendek dan cenderung melebar. Kelas ini merupakan moluska yang primitif dan jenis yang masih ditemukan hingga kini adalah Neopilina dan Vema yang berukuran antara 3 mm–3 cm.

Status Perlindungan Beberapa jenis moluska mempunyai status dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Jenisjenis yang dilindungi misalnya Tridacna spp (kima), Trochus niloticus (susu bundar), Turbo marmoranthus (Turbo), Charonia tritonis (triton). Sedangkan CITES memasukan Tridacnidae 16 1 167 67 m dan Strombus gigas dala apendik II CITES.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 20 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Moluska yang ditemukan di perairan Indonesia (Verifikator : Hendrik Capenberg & Mudjiono) No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

KELAS GASTROPODA

168

1

ACMAEIDAE

1

Callisella striata

3

2

2

2

Patelloida saccharinoides

3

2

2

2

ANGARIIDAE

3

Angaria delhinus

3

2

2

4

4

Angaria vicdani

3

ARCHITECTONICIDAE

5

Architectonica maxima

2

3

2

2

6

Architectonica perspectiva

3

2

2

7

Heliacus variegatus

3

3

2

4

BUCCINIDAE

8

Anentome helena 2

9

Engina alveolata

3

2

10

Engina mendicaria

3

2

2

11

Engina zonalis

3

2

2

12

Nassaria acuminata

4

2

2

13

Nassaria pusilla

4

2

2

2

2

2

2

14

Phos roseatus

15

Phos senticosus

16

Pisania crocata

17

Pisania fasciculata

3

3

2

18

Pisania ignea

3

2

2

3

19

Pisania truncata

3

2

2

20

Pollia pulchra

4

2

2

21

Siphonalia varicosus 4

3

2

22

Tomlinia rapulum

5

HALIOTIDAE

23

Haliotis asinina*

3

2

1

24

Haliotis crebrisculpta

3

3

2

25

Haliotis glabra

3

2

1

26

Haliotis ovina

3

2

1

27

Haliotis planata

4

2

1

28

Haliotis squamata

3

3

2

29

Haliotis varia

3

2

1

6

FISSURELLIDAE

30

Ciypidina notata

3

3

2

31

Diopora singaporensis

3

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MOLUSKA

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

1

2

2

Scutus anatinus

3

3

2

35

Scutus inguinis

3

3

2

7

PATELLIDAE

36

Cellana radiata

3

3

2

37

Cellana radiata enneagona

3

3

2

38

Cellana testudinaria

3

2

2

39

Patella flexuosa

3

2

2

8

CYCLOSTREMATIDAE

3

3

2

3

2

2

32

Hemitoma tricarinata

33

Macroschima sp.

34

40

Arene sarcina

41

Liotina peronii

9

TROCHIDAE

42

Cantharidus giliberti

43

Chrysostoma paradoxum

44

Clanculus atropurpureus

45

Clanculus margaritarius

4

3

2

46

Euchelus atratus

3

2

2

3

2

2

47

Euchelus quadricarinatus

48

Monilea callifera

49

Monodota canalifera

3

3

2

50

Monodota labio

3

2

1

3

3

2

3

3

3

51

Pseudostomatella papyracea

52

Stomatella varia

53

Stomatia phymotis

54

Tectus conus

3

2

1

55

Tectus fenestratus

3

2

1

56

Tectus pyramis

3

2

1

57

Tectus triserialis

3

3

2

58

Trochus aemulans

3

3

2

59

Trochus californicum

3

3

2

60

Trochus maculatus

3

2

1

61

Trochus niloticus*

3

2

1

62

Trochus radiatus

3

2

2

3

3

2

63

Trochus sacellum

64

Trochus stellatus

10

TURBINIDAE

65

Astraea calcar

3

2

1

66

Astraea rhodostoma

3

3

2

67

Astraea semicostata

3

3

2

169

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

170

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

Lunella cinerea

3

2

1 1

68

Bolma girgyllus

69

Guildfordia triumphans

70 71

Turbo argyrostoma

3

2

72

Turbo bruneus

3

2

1

73

Turbo chrysostomus

3

2

1

74

Turbo cidaris

3

3

2

75

Turbo marmoratus

4

2

1

76

Turbo petholatus

3

3

1

77

Turbo reevei

3

2

2

78

Turbo setosus

3

2

1

79

Turbo stenogyrus

11

PHASIANELLIDAE

80

Phasianella cinerea

12

NERITIDAE

81

Clithon oualaniensis

3

3

2

82

Nerita albicilla

2

2

2

83

Nerita chamaeleon

2

2

1

84

Nerita costata

1

2

1

85

Nerita exuvia

3

3

2

86

Nerita insculpta

3

3

2

87

Nerita maxima

3

3

2

88

Nerita planospira

3

2

1

89

Nerita plicata

3

2

1

90

Nerita polita

3

2

1

91

Nerita polita antiquata

3

3

2

92

Nerita signata

3

3

2

93

Nerita undata

2

2

1

94

Neritina turrita

3

3

2

95

Neritina violacea

3

3

2

96

Neritodryas cornea

3

3

2

97

Neritopsis radula

98

Septaria lineata

3

3

2

99

Septaria porcellana

3

3

2

3

3

2

13

LITTORINIDAE

100

Littorina carinifera

101

Littorina kraussi

102

Littorina melanostoma

3

3

2

103

Littorina scabra

2

2

1

104

Littorina sundaica

3

2

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MOLUSKA

No. 105

Suku Jenis Littorina undulata

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2

3

2

1

106

Nodilitorina millegrana

107

Nodilitorina pyramidalis

3

2

108

Tectarius pagodus

3

2

1

109

Tectarius tectumpersicum

3

3

2

14

TURRITELLIDAE

110

Turritella terebra

3

2

1

15

PLANAXIDAE

111

Planaxis sulcatus

2

3

2

112

Quoyia decollata

3

3

2

4

3

2

16

MODULIDAE

113

Modulus candidus

17

SILIQUARIIDAE

114

Siliquaria anguina

18

POTAMIDIDAE

115

Cerithidea cingulata

2

2

1

116

Cerithidea obtusa

3

2

1

117

Telescopium telescopium

2

2

1

118

Terebralia palustris

2

2

1

119

Terebralia sulcata

2

2

1

3

3

2

19

CERITHIIDAE

120

Cerithium alveolum

121

Cerithium columna

3

3

2

122

Cerithium kobelti

3

3

2

123

Cerithium nodulosum 2

3

2

1

124

Clypeomorus batillariaeformis

3

2

1

125

Clypeomorus chemnitziana

3

3

2

126

Clypeomorus coralium

3

2

1

127

Clypeomorus moniliferus

3

3

2

128

Clypeomorus subbreviculus

3

3

2

129

Clypeomorus tuberculatus

130

Pseudovertagus aluco

3

3

2

128

Clypeomorus subbreviculus

3

3

2

128

Clypeomorus subbreviculus

129

Clypeomorus tuberculatus

130

Pseudovertagus aluco

128

Clypeomorus subbreviculus

129

Clypeomorus tuberculatus

130

Pseudovertagus aluco

3

2

1

131

Pseudovertagus nobilis

3

3

2

171

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

132

Rhinoclavis aspera

Suku Jenis

2

2

1

133

Rhinoclavis kochi

3

3

2

134

Rhinoclavis sinensis

3

2

1

135

Rhinoclavis vertagus

2

2

1

20

EPITONIIDAE

136

Epitonium lamellosa

3

3

2

137

Epitonium scalare

3

3

2

138

Cirsotrema varicosa

3

3

2

21

MELANELLIDAE

139

Melanella major

4

2

2

JANTHINIDAE

172

140

Janthina janthina

22

CREPIDULIDAE

141

Calyptraea extinctorium

142

Calyptraea scutula

143

Crepidula walshi

23

XENOPHORIDAE

144

Stellaria solaris

3

2

2

145

Xenophora pallidula

3

3

2

24

STROMBIDAE

146

Strombus canarium

2

2

1

147

Strombus epidromis

3

2

1 1

148

Strombus latissimus

3

3

149

Strombus lentiginosus

3

2

1

150

Strombus pipus

4

3

2

3

3

1

151

Strombus sinuatus

152

Strombus aratum

153

Strombus bulla

3

2

1

154

Strombus aurisdianae

3

2

1

155

Strombus luhuanus

2

2

1

156

Strombus labiosus

4

3

2

157

Strombus variabilis

3

2

1

158

Strombus erythrinus

4

3

2

159

Strombus plicatus

4

3

2

160

Strombus dilatatus

4

3

2

161

Strombus gibberulus

2

2

1

162

Strombus gibberulus gibbosus

3

3

2

163

Strombus dentatus

3

3

1

164

Strombus labiatus

2

2

1

165

Strombus urceus

3

2

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MOLUSKA

No.

Suku Jenis

166

Strombus marginatus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

1

167

Strombus mutabilis

2

2

1

168

Strombus terebellatus

4

3

2

169

Strombus minimus

3

3

2

170

Strombus microurceus

4

3

1

171

Strombus vittatus

4

3

2

172

Terebellum terebellum

3

2

1

173

Tibia powisi

174

Tibia cancellata

175

Tibia delicatula

176

Tibia fusus

3

3

1

177

Tibia martinii

178

Lambis truncata

3

2

1

179

Lambis chiraga

3

2

1

180

Lambis crocata

3

2

1

181

Lambis lambis

3

2

1

182

Lambis millepeda

3

2

1

183

Lambis scorpius

3

2

1

184

Lambis scorpius indomaris

4

3

1

25

TRIVIIDAE 3

3

2

3

2

185

Trivia oryza

186

Trivia sp.

26

CYPRAEIDAE

187

Cypraea bistrinotata

188

Cypraea cicercula

4

189

Cypraea globulus

4

3

2

190

Cypraea mariae

3

3

2

5

3

2

3

3

2

191

Cypraea childreni

192

Cypraea martini

193

Cypraea rabaulensis

194

Cypraea nucleus

4

3

2

195

Cypraea staphylaea

4

3

2

196

Cypraea limacina

3

2

2

197

Cypraea pyriformis

4

3

2

198

Cypraea pulchella

4

2

1

199

Cypraea stolida

4

3

2

200

Cypraea lentiginosa

201

Cypraea cribraria

4

3

2

202

Cypraea chinensis

4

3

2

203

Cypraea coloba

173

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

174

Suku Jenis

204

Cypraea teres

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

2

205

Cypraea isabella

3

2

1

206

Cypraea erosa

2

2

1 2

207

Cypraea lamarcki

3

4

208

Cypraea miliaris

3

3

1

209

Cypraea eburnea

4

3

2

210

Cypraea cylindrica

4

3

1

211

Cypraea caurica

2

2

1

4

3

2 2

212

Cypraea elongata

213

Cypraea walkeri

214

Cypraea hirundo

3

3

215

Cypraea ursellus

4

3

2

216

Cypraea kieneri

3

3

2

217

Cypraea contaminata

5

3

2

218

Cypraea punctata

4

3

2

4

3

2

219

Cypraea minoriridens

220

Cypraea microdon

221

Cypraea fimbriata

4

3

2

222

Cypraea hammondae

4

3

2

223

Cypraea goodallii

224

Cypraea dillwyni

4

225

Cypraea vredenburgi

3

3

2

226

Cypraea pallida

4

3

2

227

Cypraea subviridis

4

3

2

228

Cypraea errones

3

3

2

229

Cypraea ovum

3

3

1

230

Cypraea dayritiana 1

2

231

Cypraea caputserpentis

3

2

232

Cypraea moneta

2

2

1

233

Cypraea asellus

3

3

1

234

Cypraea annulus

2

2

1

235

Cypraea quadrimaculata

4

3

2

237

Cypraea ziczac

4

3

1

238

Cypraea clandestina

3

3

2

239

Cypraea cernica

3

3

2

240

Cypraea gracilis

3

3

2

241

Cypraea interrupta

3

3

2

242

Cypraea pallidula

4

3

2

243

Cypraea felina

3

3

2

244

Cypraea lutea

4

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MOLUSKA

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

2

Cypraea poraria

3

2

2

248

Cypraea helvola

3

2

2

249

Cypraea boivinii

3

3

2

250

Cypraea gangranosa

4

3

2

251

Cypraea labrolineata

4

3

2

252

Cypraea tigris

2

2

1

245

Cypraea saulae

246

Cypraea beckii

247

253

Cypraea mappa

3

2

1

254

Cypraea aurantium

3

3

2

255

Cypraea testudinaria 3

3

2

256

Cypraea valentia

257

Cypraea leucodon

258

Cypraea langfordi

3

2

1

259

Cypraea porteri

3

2

1

260

Cypraea talpa

3

2

1

261

Cypraea vetellus

3

2

1

262

Cypraea argus

3

2

1

263

Cypraea nivosa

3

3

2

264

Cypraea carneola

3

2

1

265

Cypraea ventriculus

3

3

1

266

Cypraea lynx

3

2

1

267

Cypraea guttata

3

3

2

268

Cypraea mauritiana

3

2

1

269

Cypraea arabica

3

2

1

270

Cypraea eglantina

3

2

1

271

Cypraea histrio

3

2

1

272

Cypraea depressa

3

2

1

273

Cypraea scurra

3

2

1

274

Cypraea onyx

3

2

1

1

27

OVULIDAE

275

Ovula ovum

3

2

276

Ovula costellata

4

3

1

277

Calpurnus verrucosus

3

3

2

278

Prionovula fruticum

4

3

2

279

Volva volva

3

2

1

280

Phenacovolva angasi

4

3

1

3

2

1

281

Phenavolva longirostrata

28

NATICIDAE

282

Polinices melanostomus

175

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

176

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

283

Polinices sebae

Suku Jenis

3

2

1

284

Polinices mammatus

3

3

2

285

Polinices tumidus

3

2

2

286

Polinices didyma

3

2

1

287

Polinices aurantius

3

3

2

288

Neverita albumen

3

2

1

289

Eunaticina papilla

4

3

2

290

Sinum neritoideum

4

3

2

291

Natica alapapilionis

4

3

2

292

Natica Sertata

4

3

2

293

Natica lineata

3

2

1

294

Natica tigrina

3

2

1

295

Natica fasciata

3

3

2

296

Natica vitellus

3

2

1

29

CASSIDAE

297

Cassis cornuta

3

2

1

298

Cypraeacassis rufa

3

2

1

299

Phalium glaucum

3

2

1

300

Casmaria ponderosa

5

3

2

301

Casmaria erinaceus

3

3

2

302

Phalium fimbria

3

2

2

303

Phalium bandatum

3

2

2

304

Phalium areola

3

2

1

305

Phalium decussatum

3

3

2

306

Phalium bisulcatum

3

3

2

30

TONNIDAE

309

Tonna dolium

3

2

2

310

Tonna olearium

3

2

2

311

Tonna perdix

3

2

1

312

Tonna allium

3

2

1

313

Tonna sulcosa

3

2

1

314

Tonna cepa

3

2

1

315

Tonna tessellata

3

2

2

316

Malea pomum

3

2

2

31

CYMATIIDAE

317

Charonia tritonis

4

2

1

318

Cymatium lotorium

3

2

1

319

Cymatium pyrum

3

2

1

320

Cymatium grandimaculatum

3

3

2

321

Cymatium gutturnium

4

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MOLUSKA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Cymatium pileare

3

2

1

323

Cymatium mundum

3

3

2

324

Cymatium muricinum

3

2

1

3

2

1

3

2

2

322

Suku Jenis

325

Cymatium nicobaricum

326

Cymatium pileare subspecies

327

Cymatium vespaceum

328

Cymatium rubeculum

3

3

2

329

Cymatium hepaticum

3

3

2

330

Linatella succincta

331

Linatella caudata

332

Distorsio anus

3

2

1

333

Distorsio reticulata

3

3

1

334

Gyrineum natator

3

3

2

335

Gyrineum bituberculare

3

3

2

336

Gyrineum gyrinum

3

2

2

337

Gyrineum cuspidatum

4

2

2

338

Gyrineum roseum

4

3

2

339

Gyrineum pusillum

4

3

2

32

BURSIDAE

340

Bursa sp.

341

Bursa granularis

3

3

2

342

Bursa rhodostoma

4

3

2

343

Bursa rosa

3

3

2

344

Bursa Lamarcki

3

3

2

345

Bursa tuberosissima

3

3

2

346

Bursa cruentata

3

3

2

347

Bursa margaritula

3

3

2

348

Bursa elegans

3

3

2

349

Bursa crumena

3

2

2

350

Bursa bubo

3

2

2

351

Bursa bufo

3

3

2

352

Bursa rubeta

3

2

2

353

Bursa rana

3

2

2

354

Bursa echinata

3

3

2

355

Bursa bufonia

3

2

1

33

COLUBRARIIDAE

356

Colubraria muricata

3

2

2

3

2

2

34

MURICIDAE

357

Murex haustellum

358

Murex serratospinosus

177

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 359

178

Suku Jenis Murex pecten

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

2

360

Murex tribulus

3

2

1

361

Murex nigrispinosus

3

2

1

362

Murex trapa

3

2

1

363

Siratus lacinatus

4

3

2

364

Siratus venustulus

5

3

2

365

Naquetia triquetra

4

3

2

366

Naquetia trigonulus

4

2

2

367

Naquetia annandalei

4

3

2

368

Murex sp. 1

369

Chicoreus ramosus

3

3

370

Chicoreus cichoreum

3

3

1

371

Chicoreus palmarosae

4

3

2

372

Chicoreus cervicornis

3

3

2

373

Chicoreus cornucervi

4

3

2

374

Chicoreus rubiginosus

3

3

2

375

Chicoreus aculeatus

4

3

2

376

Chicoreus saltatrix

377

Chicoreus axicornis

3

3

2

378

Chicoreus crocatus

4

3

2

379

Chicoreus torrefactus

3

3

2

380

Chicoreus microphyllus

3

3

2

381

Chicoreus capucinus

3

2

2

382

Chicoreus brunneus

2

3

2

383

Chicoreus stainforthi

384

Chicoreus trivialis

4

3

2

385

Homalocantha zamboi

3

3

2

386

Homalocantha scorpio

3

3

2

387

Homalocantha anatomica

4

3

2

388

Homalocantha secundus

4

3

2

3

2

389

Pterynotus bipinnatus

390

Pterynotus tripterus

4

391

Pterynotus elongatus

4

3

2

392

Pterynotus loebbeckei

5

3

2

393

Pterynotus loebbeckei miyokoae

5

394

Pterynotus pellucidus

4

2

395

Pterynotus celinamarumai

396

Favartia brevicula

3

3

2

397

Muricopsis noduliferus

3

3

2

398

Spinidrupa spinosa

3

3

2

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MOLUSKA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Vitularia miliaris

3

3

2

400

Purpura persica

3

2

1

401

Bedeva sp. 2

399

Suku Jenis

402

Bedeva blosvillei

3

3

403

Rapana rapiformis

3

2

2

404

Thais armigera

3

2

2

405

Thais carinifera

406

Thais rugosa

3

3

2

407

Thais aculeta

3

2

1

408

Thais tuberosa

3

2

2

409

Thais kieneri

3

3

2

410

Thais javanica

411

Thais bufo

3

2

1

412

Thais echinata

3

3

2

413

Thais buccinea

3

3

2

414

Thais echinulata

415

Thais mancinella

3

3

2

416

Morula margariticola

417

Morula musiva

3

3

2

418

Morula granulata

3

3

2

419

Morula biconica

3

3

2

420

Morula funiculus

3

3

2

421

Nassa serta

3

2

2

422

Nassa francolina

3

2

2

423

Vexilla lineata

3

3

2

424

Drupa grossularia

3

3

2

425

Drupa ricinus

3

3

2

426

Drupa lobata

3

3

2

427

Drupa morum

3

3

2

428

Drupa rubusidaeus

4

3

2

429

Drupa clathrata

4

3

2

35

CORALLIOPHILIDAE

430

Coralliophila fearnleyi

3

3

2

431

Coralliophila neritoidea

3

3

2

432

Drupella cornus

3

2

2

433

Drupella rugosa

3

2

2

434

Latiaxis lischkeana

3

3

2

435

Latiaxis mawae

3

2

436

Latiaxis pagodus

3

2

437

Magilus antiquus

3

3

2

179

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 438

180

Suku Jenis Rapa rapa

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

2

36

COLUMBELLIDAE

439

Columbella decussata

3

2

440

Columbella scripta

3

2

2

441

Pyrene fasciata

3

3

2

442

Pyrene ocellata

3

2

2

443

Pyrene punctata

3

3

2

444

Pyrene testudinaria

2

37

BUCCINIDAE

445

Babylonia spirata

3

3

446

Cantharus fumosus

4

2

2

447

Cantharus melanostomus

3

3

2

448

Cantharus undosus

3

2

2

449

Engina alveolata

3

2

2

450

Engina mendicaria

3

2

2

3

2

2

3

3

2

451

Engina zonalis

452

Euthria sp.

453

Nassarius acuminata

454

Nassarius pusilla

3

3

2

455

Phos roseatus

4

2

2

456

Phos sentricosus

3

2

2

457

Pisania crocata

458

Pisania fasciculata

3

3

2

459

Pisania ignea

3

3

2

460

Pisania truncata

3

3

2

4

3

2

3

2

2

3

2

1

461

Pollia pulchra

462

Siphonalia varicosus

463

Tomlinia rapulum

38

MELONGENIDAE

464

Hemifusus ternatanus

465

Pugilina cochlidium

3

2

1

466

Syrinx aruanus

3

3

1

467

Volema myristica

3

2

2

39

NASSARIIDAE

468

Hebra corticata

3

3

2

469

Nassarius albescens

3

2

2

470

Nassarius callospira

471

Nassarius coronatus

3

2

1

472

Nassarius distortus

3

2

2

473

Nassarius glans

3

2

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MOLUSKA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

474

No.

Nassarius globosus

Suku Jenis

2

3

2

475

Nassarius limnaeiformis

3

2

2

476

Nassarius livescens

3

3

2 2

477

Nassarius margaritifera

3

3

478

Nassarius olivaceus

3

3

2

479

Nassarius optimus

3

3

2

480

Nassarius pullus

3

3

2

481

Nassarius reeveanus

3

2

2

482

Nassarius semisulcatus

3

3

2

483

Nassarius siquijorensis

3

3

2

484

Nassarius stolatus

3

3

2

485

Nassarius venustus

3

3

2

40

FASCIOLARIIDAE

486

Fusinus colus

3

2

2

487

Fusinus nicobaricus

3

2

2

488

Latirolagena smaragdula

3

2

1

489

Latirus craticulatus

3

3

2

490

Latirus paetelianus

3

2

2

491

Latirus polygonus

3

2

1

492

Latirus turritus

3

3

2

493

Peristernia incarnata

494

Peristernia nassatula

3

2

2 2

495

Peristernia ustulata

3

2

496

Pleuroploca filamentosa

3

2

1

497

Pleuroploca trapezium

3

2

1

41

OLIVIDAE

498

Oliva tricolor

3

2

3

499

Oliva reticulata

3

2

2

500

Oliva elegans

3

3

2

501

Oliva funebralis 3

2

2

502

Oliva caerulea

503

Oliva avellana

504

Oliva mustellina

3

3

2

505

Oliva rufula

3

3

2

506

Oliva carneola

3

3

2

507

Oliva athenia

3

3

2

508

Oliva mucronalis

509

Oliva oliva

3

2

2

510

Oliva oliva subspecies taeniata

511

Oliva oliva subspecies tigridella

181

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Oliva vidua

3

3

2

513

Oliva annulata

3

2

2

514

Oliva miniacea

3

2

2 2

512

182

Suku Jenis

515

Oliva sericea

3

3

516

Oliva lignaria

3

3

2

517

Oliva tessellata

4

2

2

518

Olica sidelia

3

3

2

519

Oliva ceramensis

520

Oliva bulbiformis

3

3

2

521

Agaronia nebulosa

3

3

2

522

Agaronia sp.

523

Agaronia lutaria

42

MITRIDAE

524

Cancilla (Ziba) bacillum

3

3

2

525

Domiporta gloriola

4

3

2

526

Domiporta granatina

4

3

2

527

Imbricaria conularis

3

3

32

528

Imbricaria olivaeformis

3

3

2

529

Imbricaria punctata

4

3

2

530

Mitra (Dibaphimitra) bantamensis

4

2

2

531

Mitra (Dibaphus) edentula

3

2

2

532

Mitra (Nebularia) aurantia

3

2

2 2

533

Mitra (Nebularia) avenacea

4

3

534

Mitra (Nebularia) chrysalis

3

2

2

535

Mitra (Nebularia) chrysostoma

4

2

2

536

Mitra (Nebularia) contracta

4

1

2

537

Mitra (Nebularia) cucumerina

3

3

2

538

Mitra (Nebularia) ferruginea

3

3

2

539

Mitra (Nebularia) proscissa

4

3

2

540

Mitra (Nebularia) puncticulata

4

3

2

541

Mitra (Nebularia) rubritincta

4

3

2

542

Mitra (Nebularia) sophiae

5

3

2

543

Mitra (Nebularia) tabanula

3

3

2

544

Mitra (Nebularia) telescopium

3

3

2 2

545

Mitra (Nebularia) ticaonica

4

2

546

Mitra (Nebularia) turgida

3

3

2

547

Mitra (Strigatella) acuminata

4

1

2

548

Mitra (Strigatella) decurtata

4

3

2

549

Mitra (Strigatella) litterata

3

1

2

550

Mitra (Strigatella) paupercula

3

2

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MOLUSKA

No. 551

Suku Jenis Mitra (Strigatella) pellisserpentis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

552

Mitra (Strigatella) pica

3

2

2

553

Mitra (Strigatella) retusa

4

2

2

554

Mitra (Strigatella) scutulata

3

3

2

555

Mitra cardinalis

4

3

2

556

Mitra eremitarum

3

2

2

557

Mitra imperialis

4

3

2

558

Mitra mitra

3

2

1

559

Mitra papalis

4

3

1

560

Mitra stictica

4

3

2

561

Neocancilla circula

3

3

2

562

Neocancilla clathrus

4

2

2

563

Neocancilla papilio

4

3

2

564

Pterygia crenulata

4

2

2

565

Pterygia dactylus

4

3

2

566

Pterygia fenestrata

4

3

2

567

Pterygia nucea

4

3

2

568

Pterygia undulosa

4

2

2

569

Scabricola (Swainsonia) ocellata

3

1

2

570

Ziba interlirata

3

3

2

43

COSTELLARIIDAE

571

Vexillum (Costellaria) acuminatum

3

3

2

572

Vexillum (Costellaria) exasperatum

3

3

2

573

Vexillum (Costellaria) sanguisugum

3

3

2

574

Vexillum (Costellaria) semifasciatum

3

3

2

575

Vexillum (Costellaria) virgo

3

3

1

576

Vexillum (Pusia) patriarchalis

4

3

2 2

577

Vexillum citrinum

4

3

578

Vexillum curviliratum

3

2

1

579

Vexillum gruneri

4

3

2

580

Vexillum lyratum

4

3

1

581

Vexillum plicarium

4

3

1

582

Vexillum rugosum

1

1

1

583

Vexillum taeniatum

4

3

1

584

Vexillum vulpecula

1

1

1

585

Zierliana woldemarii

3

2

1

586

Zierliana ziervogelii

4

3

1

44

TURBINELLIDAE

587

Turbinella pyrumssubspesies fusus

4

3

1

588

Vasum ceramicum

3

1

1

183

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

184

Suku Jenis

589

Vasum turbinellus

45

HARPIDAE

590

Harpa amouretta

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

1

1

3

3

1

591

Harpa articularis

3

1

1

592

Harpa harpa

4

1

1

593

Harpa major

4

1

1

5

3

1

46

VOLUTIDAE

594

Cymbiola (Aulica) chrysostoma

595

Cymbiola (Aulica) flavicans

3

3

1

596

Cymbiola (Aulica) innexa

4

3

1

597

Cymbiola (Aulica) nobilis

3

3

1

598

Cymbiola (Aulicina) sophia

4

3

1

599

Cymbiola (Aulicina) vespertilio

3

2

1

600

Cymbiola (Cymbiola) cymbiola

4

3

1

601

Melo (Melo) melo

3

2

1

602

Melo (Melocorona) aethiopica

4

3

1

603

Melo (Melocorona) amphora

3

2

1

604

Melo (Melocorona) sp.

3

3

1

4

3

1

605

Melo (Melocorona) umbilicatus

606

Volutoconus bednalli

47

CANCELLARIIDAE

607

Cancellaria sinensis

4

3

2

608

Cancellaria oblonga

4

3

2

609

Trigonostoma scalariformis

3

3

2

48

MARGANELLIDAE

610

Marginella ventricosa

3

3

1

611

Marginella strigata

4

3

1

612

Marginella elegans

4

3

1

613

Marginella dactylus

5

3

2

614

Marginella tricincta

4

3

2

49

TURRIDAE

615

Brachytoma sumatrensis

4

3

2

616

Gemmula deshayesii

4

3

2

617

Lophiotoma indica

2

1

2

618

Ptychobela crenularis

4

3

1

619

Ptychobela vexillum

4

3

2

620

Turricula javana

2

3

2

621

Turricula nelliae subspesies spurius

3

3

1

622

Turricula tornata

4

3

2

623

Turricula tornata subspesies atjehensis

4

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MOLUSKA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Turris babylonia

3

3

1

625

Turris undosa

4

3

2

50

CONIDAE

626

Conus abbas

4

3

2

627

Conus achatinus

4

3

2

628

Conus ammiralis

4

3

2

624

Suku Jenis

629

Conus araneosus

4

3

2

630

Conus arenatus

3

3

1

631

Conus artoptus

4

3

2

632

Conus aulicus

4

3

2

633

Conus aureus

4

3

2

634

Conus aurisiacus

4

3

2

635

Conus betulinus

3

1

1

636

Conus boeticus

4

3

2

637

Conus canonicus

4

3

2

638

Conus capitaneus

3

3

2

639

Conus caracteristicus

3

3

2

640

Conus catus

3

3

2

641

Conus cervus

5

3

2

642

Conus chaldeus

3

3

2

643

Conus cinereus

3

3

2

644

Conus connectens

4

3

2 2

645

Conus consors

3

3

646

Conus coronatus

3

1

1

647

Conus cylindraceus

4

3

2

648

Conus decurtata

3

3

2

649

Conus distans

3

3

2

650

Conus ebraeus

3

3

2

651

Conus eburneus

3

3

2

652

Conus emaciatus

3

3

2

653

Conus episcopatus

3

3

2

654

Conus episcopus

4

3

2

655

Conus eximinus

4

3

2

656

Conus figulinus

3

3

2

657

Conus filicinctus

5

3

2

658

Conus floridus

4

3

1

659

Conus flavidus

3

1

1

660

Conus generalis

3

1

1

661

Conus geographus

3

3

1

662

Conus glans

4

3

2

185

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

186

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

663

Conus glaucus

Suku Jenis

3

3

2

664

Conus gloriamaris

4

3

2

665

Conus hyaena

3

3

2

666

Conus imperialis

3

3

1

667

Conus inscriptus

4

3

2

668

Conus leopardus

3

1

1

669

Conus litoglyphus

4

3

2

670

Conus litteratus

3

1

1

671

Conus lividus

3

1

1

672

Conus lynceus

4

3

2

673

Conus marmoreus

3

1

1

674

Conus miles

3

3

2

675

Conus miliaris

3

3

2

676

Conus mitratus

4

3

2

677

Conus monile

4

3

2

678

Conus mucronatus

3

3

2

679

Conus muricalatus

4

3

2

680

Conus musicus

3

3

2

681

Conus mustelinus

4

3

2

682

Conus nobilis subspecies skinneri

4

3

2

683

Conus nobilis subspecies victor

5

3

2

684

Conus nussatella

4

3

2

685

Conus omaria

3

3

2

686

Conus parvulus

3

3

2

687

Conus pertusus

4

3

2

688

Conus pulicarius

3

3

2

689

Conus quercinus

3

1

1

690

Conus radiatus

3

3

1

691

Conus rattus

3

3

2

692

Conus retifer

4

3

2

693

Conus sanguinolentus

4

3

2

694

Conus scabriusculus

4

3

2

695

Conus schepmani

4

3

2

696

Conus sibogae

4

3

2

697

Conus spectrum

4

3

2

698

Conus sponsalis

3

3

2

699

Conus stercusmuscarum

3

2

1

700

Conus stramineus

4

3

2

701

Conus striatellus

4

3

2

702

Conus striatus

3

3

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MOLUSKA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

703

No.

Conus sugimotonis

Suku Jenis

4

3

2

704

Conus sulcatus

3

3

2

705

Conus suratensis

5

3

2

706

Conus terebra

3

3

2

707

Conus tessulatus

3

1

1

708

Conus textile

3

1

1

709

Conus thomae

5

3

2

710

Conus timorensis

4

3

2

711

Conus tulipa

3

3

2

712

Conus varius

3

3

2

713

Conus vexillum

3

3

2

714

Conus vimineus

4

3

2

715

Conus virgo

3

3

2

716

Conus vitulinus

3

3

2

717

Conus wittigi

5

3

2

718

Conus zonatus

4

3

2

719

Cornus frigidus

3

3

2

720

Cornus planorbis

3

3

2

3

3

2

51

TEREBRIDAE

721

Duplicaria duplicata

722

Hastula (Impages) hectica

3

1

1

723

Hastula (Impages) sp.

4

3

2

724

Hastula acumen

3

3

2

725

Hastula albula

3

3

2

726

Hastula sp.

4

3

2

727

Hastula strigilata

3

3

2

728

Terebra affinis

3

3

2 2

729

Terebra anilis

3

3

730

Terebra areolata

3

1

1

731

Terebra argus

4

3

2

732

Terebra babylonia

3

3

2

733

Terebra blanda

4

3

2

734

Terebra cerithina

4

3

2

735

Terebra chlorata

4

3

2

736

Terebra commaculata

4

3

2

737

Terebra crenulata

4

3

2

738

Terebra dimidiata

4

3

2

739

Terebra guttata

4

3

2

740

Terebra maculata

3

1

1

741

Terebra parkinsoni

4

3

2

187

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

188

Suku Jenis

742

Terebra pertusa

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

743

Terebra plumbea

3

3

2

744

Terebra quoygaimardi

4

3

2

745

Terebra subulata

3

1

1

746

Terebra succincta

3

3

2

747

Terebra undulata

4

3

2

52

PYRAMIDELLIDAE

748

Milda ventricosa

4

3

2

749

Otopleura auriscati

4

3

2

750

Pyramidella acus

3

3

2

751

Pyramidella dolabrata

4

3

2

752

Pyramidella sulacata

3

3

2

53

BULLIDAE

753

Atys cylindricus

3

3

2

754

Atys naucum

3

3

2 2

755

Bulla ampulla

3

3

756

Bulla vernicosa

3

3

2

757

Hydatina albocincta

4

3

2

758

Hydatina physis

3

3

2

759

Pupa solidula

3

3

2

760

Pupa sulcata

3

3

2

761

Smaragdinella calyculata

3

3

2

54

SIPHONARIIDAE

762

Siphonaria javanica

3

1

1

763

Siphonaria sirius

3

3

1

55

MELAMPIDAE

764

Cassidula angulifera

3

3

2 2

765

Cassidula aurisfelis

3

3

766

Cassidula nucleus

3

3

2

767

Cassidula vespertilionis

3

3

2

768

Ellobium aurisjudae

3

1

1

769

Ellobium aurismidae

3

1

1

770

Melampus flavus

2

2

2

771

Melampus luteus

3

2

2

772

Pythia plicata

3

3

2

773

Pythia scarabaeus

3

1

2

774

Pythia trigonus

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MOLUSKA

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

KELAS SCAPHOPODA 1

DENTALIIDAE

1

Dentallium aprinum

2

Dentallium elephantinum

3

3

2

3

Dentallium longitrorsum

3

3

2

2

1

1

KELAS BIVALVIA 1

ARCIDAE

1

Anadara antiquata

3

2

1

2

Anadara ferruginea

3

3

1

3

Anadara nodifera

2

1

1

4

Andara granosa

3

1

1

5

Arca avellana

3

1

1

6

Arca navicularis

3

1

1

7

Arca ventricosa

3

1

1

8

Barbatia amygdalumtostum

3

1

1

9

Barbatia decussata

3

1

1

10

Barbatia foliata

3

1

1

11

Barbatia fusca

3

1

1

12

Scapharca (Cunearca) pilula

3

1

1

13

Scapharca cornea

3

3

1

14

Scapharca globosa

3

3

1 1

15

Scapharca inaequivalvis

3

1

16

Scapharca indica

2

2

1

17

Tridos semitorta

3

2

2

18

Tridos tortusa

3

1

1

2

GLYCYMERIDIDAE

19

Glycymeris pectunculus

3

1

1

20

Glycymeris reevei

3

1

1

3

MYTILIDAE

21

Arcuatula arcuatula

3

2

1

22

Lithophaga teres

3

1

1

23

Modiolus aratus

3

2

2

24

Modiolus auriculatus

3

1

1

25

Modiolus metcalfei

3

2

1

26

Modiolus micropterus

3

1

1

27

Modiolus philippinarym

2

2

1

28

Musculista senhousua

1

3

1

29

Perna viridis

1

2

1

189

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Septifer bilocularis

1

1

1

31

Stavelia subdistorta

3

2

2

4

ISOGNOMONIDAE

30

190

Suku Jenis

32

Isognomon ephippium

33

Isognomon isognomum

3

2

2

34

Isognomon perna

3

2

2

3

2

5

MALLEIDAE

35

Malleus albus

3

36

Malleus anatinus

4

3

2

37

Malleus malleus

3

2

2

38

Malleus regula

3

2

2

39

Vulsella vulsella

4

3

2

6

PTERIIDAE

40

Pinctada maculata

3

2

1

41

Pinctada margaritifera

2

3

1

42

Pinctada maxima

3

3

1

43

Pinctada radiata

3

2

1

44

Pteria avicular

3

2

1

45

Pteria penguin

3

2

1

7

PINNIDAE

46

Atrina vexillum

3

2

2

47

Pinna bicolor

3

2

2

48

Pinna muricata

3

2

2

49

Atrina pectinata

3

2

1

8

PECTINIDAE

50

Amusium pleuronectes

3

3

1

51

Annachlamys macassarensis

3

3

1

52

Bractechlamys vexillum

3

3

1

53

Chlamys albolineata

4

3

2

54

Chlamys gloriosa

3

3

1

55

Chlamys irregularis

3

3

2

56

Chlamys senatoria

3

3

2

57

Chlamys squamosa

4

3

2

58

Comptopallium radula

3

3

2 2

59

Decatopecten amilucum

3

3

60

Decatopecten noduliferus

4

3

2

61

Decatopecten plicus

4

3

2

62

Decatopecten radula

3

2

1

63

Excellichlamys leoparda

4

3

2

64

Gloripallium pallium

4

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MOLUSKA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

65

Pecten pyxidata

Suku Jenis

4

3

2

66

Semipallium luculentum

4

3

2

67

Volachlamys singaporina

3

3

2

9

PLACUNIDAE

68

Placuna ephippium

3

3

1

69

Placuna placenta

2

3

1

10

SPONDYLIDAE

70

Spondylus barbatus

3

3

2

71

Spondylus candidus

4

3

2

72

Spondylus imbutus

4

3

2

73

Spondylus imperialis

3

3

2

74

Spondylus nicobaricus

4

3

2

75

Spondylus sinensis

4

3

2

76

Spondylus squamosus

3

3

2

77

Spondylus versicolor

3

3

2

11

ANOMIIDAE

78

Anomia sol

3

3

2

79

Enigmonia aenigmatica

3

3

2

12

OSTREIDAE

80

Alectryonella plicatula

81

Hyotissa hyotis

3

3

2

82

Lopha cristagalli

3

3

2

83

Lopha folium

4

3

2

84

Planostrea pestigris

3

3

2

85

Saccostrea cucullata

2

3

1

86

Saccostrea echinata

3

3

2

13

LUCINIDAE 1

87

Anodontia edentula

3

2

88

Austriella corrugata

3

2

1

89

Codakia interrupta

3

2

1

90

Codakia punctata

3

2

1

91

Codakia tigerina

3

2

1

92

Epicodakia bella

3

2

1

14

FIMBRIIDAE

93

Fimbria fimbriata

3

3

1

94

Fimbria soverbii

4

3

2

15

LIMIDAE

3

2

95

Acesta rathbuni

4

96

Lima vulgaris

3

191

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

192

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

97

Limaria basilanica

Suku Jenis

3

3

2

98

Limaria fragilis

3

3

2

16

CHAMIDAE

99

Chama lazarus

3

3

2

100

Chama pacifica

3

3

2

101

Chama savignyi

3

3

2

3

2

2

17

CARDITIDAE

102

Cardita variegata

103

Cardita bicolor

104

Beguina semiorbiculata

18

CARDIIDAE

105

Corculum cardisa

3

3

2

106

Fragum fragum

3

2

1

107

Fragum hemicardium

3

2

1

108

Fragum unedo

3

2

1

109

Fulvia papyracea

110

Plagiocardium pseudolatum

111

Trachycardium angulatum

3

3

1

112

Trachycardium rugosum

4

2

1

113

Trachycardium subrugosum

3

2

1

114

Vepricardium asiaticum

115

Vepricardium fimbriatum

3

3

1

116

Vepricardium sinense

3

3

1

19

HEMIDONACIDAE

117

Hemidonax donaciformis

3

2

1

20

TRIDACNIDAE

118

Hippopus hippopus

119

Hippopus porcellanus

3

2

1

120

Tridacna crocea

3

2

2

121

Tridacna derasa

2

2

1

122

Tridacna gigas

2

2

1

123

Tridacna maxima

2

2

1

124

Tridacna squamosa

3

2

1

21

MACTRIDAE

125

Harvella plicataria

4

2

2

126

Luturia australis

4

2

2

127

Mactra achatina

3

3

2

128

Mactra cuneata

3

3

2

129

Mactra grandis

3

2

1

130

Mactra maculata

3

2

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MOLUSKA

No.

Suku Jenis

131

Mactra mera

132

Mactra violacea

133

Mactria luzonica

134

Meropesta capillacea

135

Meropesta pellucida

22

MESODESMATIDAE

136

Actatodea striata

23

SOLENIDAE

137

Pharella javanica

138

Siliqua winteriana

139

Solen lamarckii

140

Solen roseomaculatus

24

TELLINIDAE

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

1

3

2

1

3

2

2

141

Leporimetis ephippium

3

2

1

142

Tellina foliacea

3

3

2

143

Tellina linguafelis

4

2

1

144

Tellina palatam

3

2

1

145

Tellina remies

3

2

1

146

Tellina rostrata

4

3

2

147

Tellina scobinata

3

2

1

148

Tellina spengleri

4

3

2

149

Tellina staurella

3

2

1

150

Tellina timorensis

3

2

1

151

Tellina virgata

3

2

1

152

Apolymetis ephippium

3

2

2 2

25

DONACIDAE

153

Donax compressus

154

Donax cuneatus

3

3

155

Donax deltoides

3

3

156

Donax faba

3

2

2

157

Donax incarnatus

3

3

2

158

Hecuba scortum

3

2

2

26

PSAMMOBIIDAE

159

Asaphis violascens

3

2

1

160

Gari amethystus

4

3

2

161

Gari elongata

3

3

2

162

Gari squamosa

163

Gari togata

164

Gari truncata

193

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 165

194

Suku Jenis Hiatula chinensis

166

Soletellina diphos

27

SEMELIDAE

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

167

Semele crenulata

4

2

2

168

Semele cordiformis

4

2

2

28

SOLECURTIDAE 3

3

2

169

Azorinus abbreviatus

170

Solecurtus divaricatus

29

CORBICULIDAE

171

Polymesoda bengalensis

3

2

1

172

Batissa violacea

3

2

1

173

Polymesoda expansa

174

Polymesoda erosa

3

3

1

30

VENERIDAE

175

Anomalocardia squamosa

3

3

2

176

Circe scripta

3

3

2

177

Cyclina sinensis

178

Dosinia insularum

3

3

1

179

Grafarium dispar

4

2

1

180

Grafarium divaricatum

3

3

1

181

Grafarium pectinatum

3

2

1

182

Grafarium tumidum

3

2

1

183

Katelysia hiantina

184

Katelysia japonica

185

Katelysia marmorata

186

Lionconcha hieroglyphia

3

2

1

187

Lionconcha ornata

3

2

1

188

Lionconcha tigrina

4

2

1

189

Marcia hiantina

3

2

1

190

Marcia opima

3

2

1

191

Meretrix lyrata

192

Meretrix meretrix

2

2

1

193

Paphia crassisulca

4

3

1

194

Paphia gallus

3

3

1

3

2

1

195

Paphia semirugata

196

Paphia textile

197

Paphia undulata

198

Periglypta clathrata

199

Periglypta puerpera

3

2

1

200

Periglypta reticulata

3

2

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MOLUSKA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

201

No. Pitar manillae

Suku Jenis

4

3

1

202

Placamen calophyllum

3

2

2

203

Placamen chlorotica

3

3

2

3

2

2

204

Sunetta menstrualis

205

Sunetta truncata

206

Tapes belcheri

207

Tapes dorsatus

3

3

1

208

Tapes literatus

3

2

1

209

Timoclea marica

3

2

1

4

3

2

3

3

2

3

3

2

31

CLAVAGELLIDAE

210

Brechites javanum

32

PHOLADIDAE

211

Pholas orientalis

212

Barnea dilatata

213

Barnea manilensis

214

Martesia striata

33

LATERNULIDAE

215

Laternula truncata

KELAS CEPHALOPODA 1

ARGONAUTIDAE

1

Argonauta argo

4

2

1

2

Argonauta gruneri

4

2

1

3

Argonauta hians

4

2

1

2

OCTOPODIDAE

4

Amphioctopus aegina

5

A. exannulatus

1 2

1

6

A. membranaceus

2

1

7

A. marginatus.

2

1

8

Hapalochlaena lunulata.

2

1

9

Octopus cyanea

2

1

10

O. globosus

2

1

11

O. Vulgaris.

2

1

12

Callictoctopus nocturnus

2

1

13

C. ornatus.

2

1

3

SEPIIDAE

14

Sepia aculeata

2 3

15

S. adreana

16

S. adreana

17

S. brevimana

2

195

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 18

Suku Jenis

KELIMPAHAN

S. elliptica

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

19

S.esculenta

3

20

S. kobiensis

3

21

S. latimanus.

1

22

S. lycidas

2

23

S.opipara

3

24

S. papuensis

3

25

S. pharaonis

1

26

S.recurvirostra

2

27

S. smithi

3

28

S. stellifera

3

29

S. whitleyana

3

30

S. sulcata

3

31

Metasepia pfefferi

3

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

196

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

197

Ekhinodermata

198

Holothuria edulis

EKHINODERMATA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi

Ekhinodermata tidak seperti krustasea dan moluska yang sebagian anggotanya ada yang hidup di air tawar atau di darat maka seluruh jenis Ekhinodermata hidup di laut. Oleh karena itu anggota asteroidea yang lebih dikenal sebagai bintang laut merupakan simbul dari kehidupan laut. Anggota dari Ekhinodermata ini ada sekitar 6000 jenis yang hidup sebagai hewan bentik yang hidup mulai dari rataan terumbu sampai kedalaman ratusan meter. Ciri khas dari biota ini adalah hampir semua anggotanya mempunyai internal skeleton yang berupa spikula yang terbuat dari bahan kalkareus dan semuanya mempunyai sistem sirkulasi air yang sangat komplek yang dapat dialirkan keseluruh tubuhnya. Ciri khas yang lain dari Ekhinodermata hampir semuanya bersiafat dioecious artinya terdiri dari hewan jantan dan betina namun tidak pernah melakukan kopulasi. Fertilisasi selalu terjadi diluar, telur dan sperma bertemu di kolom air. Disamping itu beberapa anggota dari Ekhinodermata dapat melakukan perbanyakan diri melalui pembelahan. Pada kondisi tertentu teripang dapat terbelah menjadi dua kemudian potongan ini akan tumbuh kembali seperti kondisi semula. Bintang laut juga mempunyai kemampuan untuk beregenerasi yaitu bila bintang laut dibelah menjadi dua maka potongan tubuh yang terbelah akan dapat pulih kembali untuk kembali seperti bentuk semula.

Manfaat Teripang

Peranan ekhinodermata bagi kehidupan manusia terutama teripang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi sebagai bahan makanan yang telah dikenal sejak ratusan tahun lalu terutama bagi masyarakat Cina. Disamping itu teripang juga dikenal sebagai bahan obat-obatan penambah vitalitas dan makanan kesehatan. Hampir semua jenis teripang di bawah suku Holothuridae dan stichopodidae mempunyai nilai ekonomis. Harga teripang yang paling tinggi diduduki oleh teripang jenis Holothuria scabra, Holothuria nobilis dan Holothuria fuscogilva. Sedangkan bintang laut dan crinoid atau lebih dikenal dengan nama lily laut mempunyai nilai ekonomis untuk diperdagangkan sebagai ornamen akuarium. Kelompok Echinoid yang di dalamnya termasuk bulu babi pada musim-musim tertentu dalam cangkangnya akan terisi penuh oleh telur yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Telur-telur bulu babi dapat dimakan langsung dalam bentuk segar atau dapat digoreng sebagai lauk pauk. Disamping itu telur-telur ini dapat di ekspor ke Cina atau Jepang biasanya dalam bentuk beku. Peranan Ekhinodermata secara ekologis merupakan biota pembersih yaitu sebagai pemakan detritus, pemakan lumut dan algae namun ada juga yang bersifat predator. Sebagian besar teripang dikenal sebagai pemakan detritus, oleh karena hewan ini dikenal sebagai pembersih rataan terumbu. Bintang laut pada umumnya merupakan predator berbagai jenis kerang-kerangan. Sedangkan bulu babi dikenal sebagi grasser ada yang memakan rumput laut dan ada yang bersifat sebagi biota penghancur karang. Beberapa jenis echinoid membuat alur-alur dan tempat berlindung di dalam karang mati. Echinoid memakan filamentus atau turf algae yang menempel di karang karang mati dan dikenal juga sebagai pembersih filamentus 199

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

algae. Bulu babi berperan dalam rantai makanan sebagai penyedia makanan bagi beberapa ikan dan keong tertentu. Ikan-ikan pakol sangat menyukai telur bulu babi. Ikan pakol mempunyai gigi depan seperti burung kakatua sehingga dengan mudah akan dapat membuka atau menghacurkan cangkang bulu babi. Dengan cangkang terbuka ikan pakol dengan mudah akan dapat memakan telur bulu babi. Sedangkan keong Triton menyukai Bulu seribu (Acanthaster planci) sebagai menu utama.

Tabel 21. Daftar jenis Teripang yang bernilai ekonomis dan harganya ditingkat pedagang pasar Glodok, Jakarta. (Sumber : Purwati et al, 2010 dan hasil survei harga 2014). No

200

Nama jenis

Nama umum

Harga/ kg

Keterangan

01

Atinopyga echinites

Teripang kapuk

Rp. 1.500.000,-

Kering

02

Actinopyga bannwarthi

Teripang sepatu

Rp. 1.500.000,-

Kering

03

Actinopyga lecanora

Teripang kapuk

Rp. 1.500.000,-

Kering

04

Actinopyga mauritiana

Teripang kunyit

Rp. 1.500.000,-

Kering

05

Actinopyga miliaris

Teripang sepatu

Rp. 1.500.000,-

Kering

06

Bohadschia argus

Teripang ular mata

Rp. 1.200.000,-

Kering

07

Bohadschia marmorata

Teripang getah putih

Rp. 1.200.000,-

Kering

08

Bohadschia subrubra

Teripang bintik

Rp. 1.200.000,-

Kering

09

Bohadschia tenuissima

Teripang karet.

Rp. 1.200.000,-

Kering

10

Bohadschia similis

Rp. 1.250.000,-

Kering

10

Bohadschia vitiensis

Teripang pulut pasir

Rp. 1.200.000,-

Kering

11

Holothuria atra

Teripang hitam

Rp. 1.500.000,-

Kering

12

Holothuria cinerascens

Rp. 2.000.000,-

Kering

13

Holothuria coluber

Rp. 1.500.000,-

Kering

14

Holothuria edulis

Teripang merah.

Rp. 1.500.000,-

Kering

15

Holothuria fuscocinerea

Teripang getah.

Rp. 1.500.000,-

Kering

16

Holothuria fuscogilva

Rp. 1.500.000,-

Kering

17

Holothuria hilla

Rp. 1.500.000,-

Kering

18

Holothuria impatiens

Teripang pulut.

Rp. 1.500.000,-

Kering

19

Holothuria leucospilota

Teripang coklat

Rp. 1.500.000,-

Kering

20

Holothuria ocelata

Teripang tril.

Rp. 1.500.000,-

Kering

21

Holothuria rigida

Rp. 1.500.000,-

Kering

22

H. scabra versicolor

Teripang pasir

Rp. 2.000.000,-

ukuran kecil

23

Holothuria scabra

Teripang pasir

Rp. 2.750.000,-

ukuran besar

24

Holothuria vagabunda

Rp. 2.000.000,-

EKHINODERMATA

No

Nama jenis

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Nama umum

Harga/ kg

25

Holothuria verrucosa

Teripang pasir.

Rp. 2.000.000,-

26

Holothuria nobilis.

Teripang koro

Rp. 2.000.000,-

27

Pearsonothuria graffei

Teripang gombyok

28

Sti chopus chloronatus

Teripang jepun

Rp. 1.000.000,-

29

Stichopus hermanni

Teripang emas

Rp. 1.000.000,-

30

Stichopus horrens

Teripang rengget

Rp. 1.500.000,-

31

Sticopus pseudohorrens

Teripang renget

Rp. 1.500.000,-

32

Stichopus vastus

Teripang pace

Rp. 1.500.000,-

33

Thelenota ananas

Teripang nanas

Rp. 2.000.000,-

34

Thelenota anax.

Teripang babi

Rp. 1.800.000,-

Rp.

50.000,-

Keterangan

per-ekor/ nelayan

Nilai Ekonomis Komersial

Dari anggota filum Ekhinodermata yang berjumlah sekitar 6000, maka yang mempunyai ekonomi penting hanya sekitarr 60 jenis dan hanya dari kelas Holoturidae dan n Stichopodidae atau yang lebih dikenal umum m dengan nama teripang. Teripang ini disamping g untuk dimakan karena dagingnya, teripang juga a dimanfaatkan sebagai makanan kesehatan oleh h karena teripang mengandung zat aktif seperti ti ctata saponin, holoturin dan lain-lain. Bahkan pada da fuscopun olothuria H akhir-akhir ini banyak dijual sebagai makan an kesehatan dengan nama dagang Gamat. Gamat at merupakan nama lokal untuk teripang yang ng dipakai oleh nelayan di kepulauan Riau dan an Malaysia. Filum Ekhinodermata yang lain yang ang dimanfaatkan sebagai makanan tambahan adalah lah yang dikenal dengan bulu babi namun ini belum um diperdagangkan. Bulu babi yang dimanfaatkan kan adalah dari jenis Trineptes gratila dan Diadema ma sitosum. Kedua jenis ini yang dimanfaatkan kan ffei thuria gra Pearsono adalah telurnya yang dipercaya mengandung zat aprodosia. Harga teripang ditentukan oleh kualitas litas dan ukurannya. Proses pembersihan, perebusan, usan, pengasapan dan pengeringan sangat bervariasi si dan hasil akhir akan menentukan kualitas teripang. Nelayan kita kurang sabar dan konsisten dalam mengolah dan menjaga mutu pasca panen teripang sehingga harga sering jatuh. Teripang kering dengan ukuran satu kilo 2 ekor mempunyai harga tertinggi dan semakin kecil ukuran semakin rendah harganya. Jenis teripang yang diperdagangkan di Asia terdiri dari sekitar 52 jenis. Indonesia dan Philipina merupakan produsen terbesar

201

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

pengekspor teripang sebanyak 2.572 ton dalam kurun waktu 2000 – 2005 atau memberi kontribusi sekitar 47% pasaran teripang di dunia (Choo, 2008). Tabel 21 merupakan daftar teripang dari Indonesia yang mempunyai nilai ekonomis penting.

Keanekaragaman Jenis

Phylum ini dibagi dalam empat kelas yaitu Stelleroidea, Echinoidea, Holothuridea, dan Crinoide. Kelas yang pertama dibagi menjadi dua sub kelas yaitu Asteroidea dan Ophiruidea. Kedua sub kelas ini lebih dikenal dalam bahasa Indonesia dengan nama masing-masing bintang laut dan bintang mengular. Dari keempat kelas ekinodermata yang banyak dikenal orang dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi adalah kelas Holothuridea atau yang lebih dikenal dengan nama mentimun laut atau teripang. Ekhinodermata tersebar di seluruh perairan dunia yang pada umumnya terkonsentrasi di daerah pantai. Bintang laut mempunyai anggota sekitar 1500 jenis dengan sebaran terbesar terkonsentrasi di laut Pasifik bagian timur laut (Barnes 1987) dimana ada sekitar 70 jenis yang merupakan jenis endemik laut Aleutians (Canada). Kelas Ophiuroidea merupakan bintang laut mengular disebut demikian karena lengannya sangat panjang. Hidup di daerah berbatu atau di dasar yang berlumpur. Ophiuridea dibagi menjadi tiga ordo. Jumlah anggota yang termasuk dalam bintang laut mengular ada sekitar 2000 jenis. Jenis ophiuridea tidak mempunyai nilai ekonomis oleh karena itu jarang dikenali oleh para nelayan. Kelas Echinoidea merupakan anggota eckhinodermata yang tidak mempunyai lengan dan tubuh bagian atas di ditutupi dengan duri. Berbagai bentuk duri mulai dari yang panjang dan runcing, pendek dan lembut hingga yang tumpul dan besar. Kelas Echinoidea mempunyai 14 ordo. Anggota yang masuk dalam echinoidea ada sekitar 950 species (Barnes, 1987). Jenis yang mempunyai duri-duri tajam dengan bentuk tubuh seperti kubah disebut bulu babi. Sedangkan yang bentuk tubuhnya gepeng dengan duri-duri halus disebut “sand dolar”. Ordo echinoida merupakan ordo yang banyak dikenal karena dapat diambil telurnya untuk dimakan. Sand dollar masuk dalam anggota ordo Clypeasteroida. Marga Pourtalesia merupakan echinoid penghuni laut dalam dari ordo Holasteroida. Kelas Holothuroidea merupakan ekhinodermata yang mempunyai skeleton yang paling sedikit atau hampir tidak terlihat lagi. Osikelnya telah mereduksi sedemikian rupa hingga hanya tinggal berupa bintil kecil di kulit luar. Holoturia atau lebih dikenal dengan nama mentimun laut atau teripang. Anggota holoturian di dunia ada sekitar 1400 jenis (Chapman and Baker, 1972). dengan ukuran yang sangat bervariasi dari yang hanya beberapa centimeter hingga lebih dari satu meter. Gerakannya lambat hidup di dasar berlumpur atau karang mati dan ada yang hidup di dalam lubang atau membenamkan diri di dasar perairan. Holothuroidea dibagi menjadi enam ordo dan paling banyak dikenal adalah dari ordo Aspidochirotida. karena yang mempunyai nilai ekonomis penting. Di dalam ordo ini terdapat suku Holothuridea dan stichopodidae atau yang lebih dikenal dengan teripang laut. Di perairan di Indonesia ditemukan sebanyak lebih dari 350 jenis dan teripang yang 202

EKHINODERMATA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

bernilai ekonomis penting, sedangkan yang ada dikoleksi Pusat peneltian Oseanografi – LIPI Status sebanyak 42 jenis (Massin 1996, Purwati et al Perlindungan 2008). Massin 1994 meneliti holothuridea di Supermonde Makassar menemukan sebanyak Ekhonodermata belum 56 jenis, 10 jenis merupakan catatan baru dan ada yang masuk dalam satu jenis merupakan jenis baru. Jenis baru yang apendik CITES maupun ditemukan adalah Stichopus quadrifasciatus masuk dalam satwa (Massin 1999). Jenis yang ditemukan di Spermonde ini lima jenis merupakan jenis yang dilindungi oleh yang sebarannya hanya ada di Indonesia saja. pemerintah Indonesia Marga teripang Synapta spp atau yang lebih dikenal dengan sabuk raja merupakan jenis teripang yang mempunyai sebaran sangat luas di Indonesia. Marga ini masuk dalam ordo Apodida. Namun sayang teripang jenis tidak bernilai ekonomis. Kelas Crinoidea merupakan anggota Ekhinodermata yang mempunyai bentuk yang unik yaitu seperti bunga lily oleh karena itu disebut Lily laut. Kelas Crinoidea mempunyai lima ordo. Anggota dari lily laut ada sekitar 80 jenis. Hidupnya melekatkan diri pada biota yang lain seperti gorgonia atau antiphates, mempunyai warna yang sangat bervariasi. Lily laut hidup dari kedalaman tiga meter hingga seratus meter lebih. Beberapa jenis dari marga Comanthus sering diperdagangkan untuk ornamen dalam akuarium laut.

203 Thelenota anax

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 22 Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Ekhinodermata yang ditemukan di perairan Indonesia (Verifikator: Pradina Purwati & Indra Bayu Vimono - Sumber : Massin 1999) No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

CRINOIDEA

204

1

COMASTERIDAE

1

Capillaster macrobrachius

2

2

C. multiradiatus

2

3

C. sentosus

2

4

Comantheria alternans

2

5

C. briareus

2

6

C. polycnemis

2

7

C. rotula

2

8

Comanthina belli

2

9

C. schlegeli

2

10

Comanthus bennetti

2

11

C. parvicirrus

2

12

C. samoanus

2

13

Comaster brevicirrus

2

14

C. distinctus

2

15

C. gracilis

2

16

C. multibrachiatus

2

17

C. multifidus

2

18

C. pulcher

2

19

C. schoenovi

2

20

C. tenellus

2

21

Comatella maculata

2

22

C. nigra

2

23

C. stelligera

2

24

Comatula pectinata

2

25

C. purpurea

2

26

C. solaris

2

27

Comissia littoralis

2

28

C. pectinifera

2

2

ZYGOMETRIDAE

29

Zygometra comata

2

30

Z. elegans

2

31

Z. microdiscus

2

32

Z. punctata

2

3

HIMEROMETRIDAE

33

Amphimetra ensifera

2

34

A. laevipinna

2

35

A. molleri

2

EKHINODERMATA

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

36

A. spectabilis

2

37

A. tessellata

2

38

Craspedometra acuticirra

2

39

Heterometra affinis

2

40

H. amboinae

2

41

H. bengalensis

2

42

H. crenulata

2

43

H. nematodon

2

44

H. philiberti

2

45

H. producta

2

46

H. pulchra

2

47

H. quinduplicava

2

48

H. sarae

2

49

H. singularis

2

50

H. variipinna

2

51

Himerometra bartschi

2

52

H. magnipinna

2

53

H. martensi

2

54

H. robustipinna

2

4

MARIAMETRIDAE

55

Dichrometra bimaculata

2

56

D. flagellata

2

57

D. tenuicirra

2

58

Lamprometra palmata

2

59

Liparometra articulata

2

60

Oxymetra erinaceus

2

61

O. finschi

2

62

Stephanometra echinus

2

63

S. indica

2

64

S. oxyacantha

2

65

S. spicata

2

66

S. spinipinna

2

67

S. tenuipinna

2

5

COLOBOMETRIDAE

68

Basilometra boschmai

2

69

Cenometra bella

2

70

C. cornuta

71

Colobometra perspinosa

2

72

Cyllometra manca

2

73

Decametra informis

2

205

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

D. laevipinna

2

75

D. mylitta

2

76

D. parva

2 2

77

Iconometra anisa

78

I. bellona

79

Oligometra carpenteri

2

80

O. serripinna

2

81

Oligometrides adeonae

2

82

Petasometra clarae

2

83

P. helianthoides

84

Pontiometra andersoni

2

6

TROPIOMETRIDAE

85

Tropiometra afra

2

T. carinata

2

86 7

206

Suku Jenis

74

ASTEROMETRIDAE

87

Pterometra venusta

8

ANTEDONIDAE

88

Antedon incommoda

2

2

89

A. iris

90

A. longicirra

2

91

A. parviflora

2

92

Dorometra andromacha

2

93

D. nana

2

94

D. parvicirra

2

95

Euantedon polytes

2

96

Mastigometra flagellifera

2

97

Toxometra bicolor

98

T. lepta

99

T. nomima

100

T. paupera

101

T. poecila

II.

ASTEROIDEA

9

LUIDIIDAE

2

103

Luidia avicularia

4

3

2

104

L. hardwicki

3

3

2

105

L. hexactis

5

3

2

106

L. maculata

3

2

2

109

L. prionata

4

3

2

EKHINODERMATA

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

Astropecten andersoni

3

2

2

A. antares

5

3

2

114

A. carcharicus

4

3

2

115

A. burtonii

116

A. granulatus

4

3

2

10

ASTROPECTINIDAE

112 113

NILAI EKONOMIS

123

A. polyacanthus

3

2

2

130

A. velitaris

2

2

2

5

3

2

3

2

2

131

A. phragmarus

132

Astropecten sp.

133

Craspidaster hesperus

11

ARCHASTERIDAE

134

Archaster angulatus

3

3

2

135

A. typicus

1

1

2

12

GONIASTERIDAE

136

Goniadiscaster vallei

3

3

2

137

G. granuliferus

3

3

2

138

Iconaster longimanus

3

2

2

139

Stellaster equestris

3

2

2

140

S. princeps

3

2

2

141

Stellasteropsis colubrinus

5

3

2

142

Siraster tuberculatus

5

3

2

13

OREASTERIDAE

143

Culcita novaeguineae

3

2

2

144

Protoreaster nodosus

3

2

2

3

3

2

14

OPHIDIASTERIDAE

143

Asteropsis carinifera

144

Fromia ghardaqana

5

3

2

145

F. indica

3

3

2

146

F. milleforella

3

2

2

147

F. monilis

3

2

2

148

F. elegans

3

3

2

149

Gomophia egyptiaca

3

3

2

150

Linckia guildingi

3

3

2

151

L. laevigata

1

1

2

152

L. multifora

2

2

2

153

Nardoa offreti

5

3

2

154

N. aff. Gamophia

155

N. frianti

3

3

2

156

N. novaecaledoniae

3

3

2

207

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

208

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

157

N. pauciformis

Suku Jenis

3

3

2

158

N. tuberculata

3

2

2

159

N. variolata

3

3

2

160

Certonardoa carinata

5

3

2

161

Ophidiaster granifer

3

2

2

162

O. hemprichi

3

3

2

163

Ophidiaster sp.

164

Tamaria fusca

3

3

2

165

T. megaloplax

3

3

2

166

Tamaria sp.

5

3

2

3

2

2

3

3

2

15

CHAESTASTERIDAE

167

Chataster vestistus

16

METRODIRIDAE

168

Metrodira subulata

17

ASTEROPIDAE

169

Asteropsis carinifera

18

ASTERINIDAE

170

Asterina burtoni

3

2

2

171

A. coronata

3

3

2

172

A. crassispina

5

3

2

173

A. sarasini

5

3

2

174

Disasterina praesignis

5

3

2

175

Nepanthia belcheri

3

2

2

176

N. maculata

3

2

2

19

ACANTHASTERIDAE 3

2

2

5

3

2

3

2

2

3

3

2

3

2

2

5

3

2

177

Acanthaster planci

20

VALVASTERIDAE

178

Valvaster striatus

21

PTERASTERIDAE

179

Euretaster insignis

22

MITHRODIIDAE

180

Mithrodia clavigera

23

ECHINASTERIDAE

181

Echinaster luzonicus

182

Echinaster sp.

24

ASTERIIDAE

183

Coscinasterias calamaria

EKHINODERMATA

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

III

OPHIUROIDEA

25

OPHIOMYXIDAE

184

Ophiomyxa australis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

185

O. compacta

3

2

186

O. longipeda

3

2

26

EURYALIDAE 3

2

187

Euryale aspera

27

GORGONOCEPHALIDAE

188

Astroboa clavata

189

A. nuda

3

2

190

A. tuberculosa

3

2

191

Astrochalcis tuberculosa

3

2

192

Astrocladus exiguus

3

2

28

OPHIACANTHIDAE

193

Ophiacantha discoidea

3

2

194

O. dissidens

3

2

195

O. gracilis

3

2

196

O. indica

3

2

197

O. tenuispina

29

AMPHIURIDAE

198

Amphiodia (Amphiodia) fuscoalba

3

2

199

(Ophiophragmus?) olivacea

3

2

200

Amphiodia (Amphispina) duplicata

3

2

201

Amphioplus (Amphichilus) ochroleuca

3

2

202

Amphioplus (Amphioplus) capax

3

2

203

A. exsecratus

2

204

A. impressus

2 2

205

A. intermedius

206

A. lucidus

2

207

A. parviclypeus

2

208

A. personatus

2

209

Amphioplus (Lymanella) andreae

2

210

A. depressus

2

211

A. laevis

2

212

Amphiophis (Uniophis) conditus

2

213

A. repositus

2

214

Amphipholis misera

2

215

A. squamata

2

216

Amphiura (Amphiura) abbreviata

2

217

A. accedens

2

209

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

210

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

218

A. ambigua

2

219

A. bidentata

2

220

A. celata

2

221

A. constricta

2

222

A. diacritica

2

223

A. ficta

2

224

A. luetkeni

2

225

A. microsoma

2

226

A. septemspinosa

2

227

A. sexradiata

2

228

Amphiura (Fellaria) octacantha

2

229

Amphiura (Ophiopeltis) phalerata

2

230

Dougaloplus acanthinus

2

231

D. echinatus

2

232

Ophiocentrus alboviridis

2

233

O. asper

2

234

O. dilatatus

2

235

O. inaequalis

2

236

O. verticillatus

2

30

OPHIACTIDAE

236

Ophiactis acosmeta

2

237

O. brachyura

2

238

O. conferta

2

239

O. hemiteles

2

240

O. maculosa

2

241

O. modesta

2

242

O. picteti

2

243

O. quadrispina

2

244

O. savignyi

2

245

Ophiodaphne materna

2

246

Ophiosphaera insignis

2

31

OPHIOTRIGHIDAE

246

Gymnolophus obscura

2

247

Macrophiothrix aspidota

2

248

M. bedoti

2

249

M. belli

2

250

M. callizona

2

251

M. calyptaspis

2

252

M. demessa

2

253

M. expedita

2

EKHINODERMATA

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

254

M. hirsuta

2

255

M. koehleri

2

256

M. longipeda

2

257

M. lorioli

2

258

M. megapoma

2

261

M. rhabdota

2

262

M. rugosa

2

263

M. scotia

2

264

M. spinifera

2

265

M. sticta

2

266

M. variabilis

2

267

Ophiocnemis marmorata

2

268

Ophiogymna elegans

2

269

O. lineata

2

270

Ophiolophus novarae

2

271

Ophiomaza cacaotica

2

272

O. cataphracta

2

273

Ophiopsammium semperi

2

274

Ophiopteron elegans

2

275

Ophiothela danae

2

276

O. hadra

2

277

O. venusta

2

278

Ophiothrix abstinens

2

279

O. ciliaris

2

280

O. comata

2

281

O. elegans

2

282

O. exigua

2

283

O. foveolata

2

284

O. liodisca

2

285

O. marginata

2

286

O. miles

2

287

O. plana

2

288

O. prostrata

2

289

O. savignyi

2

290

O. trilineata

2

291

O. vitrea

2

292

Ophiothrix (Acanthophiothrix) armata

2

293

O. picteti

2

294

O. proteus

2

295

O. purpurea

2

211

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

212

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

296

O. spinosissima

2

297

Ophiothrix (Keystonea) hymenacantha

2

298

O. irregularis

2

299

O. martensi

2

300

O. nereidina

2

301

O. propinqua

2

302

O. smaragdina

2

303

O. vicina

2

304

Ophiothrix (Placophiothrix) fumaria

2

305

O. hybrida

2

306

O. melanosticta

2

307

O. striolata

2

308

O. virgata

2

309

Ophiothrix (Theophrix) pusilla

2

32

OPHIOCOMIDAE

310

Ophiarthrum elegans

311

O. pictum

2

312

Ophiocoma brevipes

2

313

O. dentata

2

314

O. erinaceus

2

2

315

O. pica

2

316

O. pusilla

2

317

O. schoenleini

2

318

O. scolopendrina

2

319

Ophiocomella sexradia

2

320

Ophiomastix annulosa

2

321

O. asperula

2

322

O. bispinosa

2

323

O. caryophyllata

2

324

O. corallicola

2

325

O. elegans

2

326

O. flaccida

2

327

O. janualis

2

328

O. Iuetkeni

2 2

329

O. mixta

330

O. variabilis

2

331

Ophiopsila pantherina

2

33

OPHIONEREIDAE

331

Ophionereis dubia

2

332

O. fusca

2

EKHINODERMATA

No. 333

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

O. porrecta

NILAI EKONOMIS 2

334

O. semoni

2

335

O. tigris

2

34

OPHIODERMATIDAE

336

Cryptopelta granulifera

2

337

C. longibrachialis

2

338

Ophiarachna affinis

2

339

O. incrassata

2

340

Ophiarachnella gorgonia

2

341

O. infernalis

2

342

O. septemspinosa

2

343

O. similis

2

344

O. snelliusi

2

345

O. sphenisci

2

346

O. stabilis

2

347

Ophiochaeta boschmai

2

348

Ophiochasma stellatum

2

349

Ophioconis cincta

2

350

O. cupida

2

351

O. permixta

2

352

Ophiopeza dubiosa

2

353

O. fallax

2

354

O. spinosa

2

355

Ophiopsammus yoldii

2

35

OPHIURIDAE

356

Dictenophiura stellata

2

357

Ophiolepis cincta

2

358

O. irregularis

2

359

O. nodosa

2

360

O. rugosa

2

361

O. superba

2

362

Ophioplocus imbricatus

2

363

Ophioteichus multispinus

2

364

Ophiozonella projecta

2

365

Ophiura kinbergi

2

IV

ECHINOIDEA

36

CIDARIDAE

366

Chondrocidaris brevispina

5

3

2

367

Eucidaris metularia

5

2

2

213

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 368

214

Suku Jenis Phyllacanthus imperialis

369

P. longispinus

370

Prionocidaris baculosa

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

5

3

2

5

3

2

371

P. bispinosa

5

372

P. verticillata

5

3

2

2

37

ECHINOTHURIIDAE

373

Asthenosoma intermedium

374

A. varium

4

3

2

4

3

2

2

38

DIADEMATIDAE

375

Astropyga radiata

376

Centrostephanus rodgersi

377

Chaetodiadema granulatum

4

3

378

Diadema savignyi

3

2

379

D. setosum

3

1

1

380

Echinothrix calamaris

3

1

2

381

E. diadema

3

2

2

382

Lissodiadema lorioli

5

3

2

39

STOMOPNEUSTIDAE 5

3

2

3

2

2

383

Stomopneustes variolaris

40

TEMNOPLEURIDAE

384

Mespilia globulus

385

Microcyphus excentricus

386

Paratrema doederleini

5

3

2

387

Salmaciella dussumieri

5

3

2

388

Salmacis belli

3

2

2

389

S. bicolor

3

2

2

390

S. sphaeroides

3

2

2

391

S. virgulata

5

3

2

392

Temnopleurus alexandri

5

3

2

393

T. decipiens

5

3

2

394

T. reevesi

5

3

2

395

T. toreumaticus

5

3

2

396

Temnotrema bothryoides

5

3

2

397

T. elegans

5

3

2

398

T. maculatum

5

3

2

399

T. siamense

5

3

2

41

TOXOPNEUSTIDAE

400

Cyrtechnicus verruculatus

5

3

2

401

Gymnechinus epistichus

5

3

2

402

G. pulchellus

5

3

2

EKHINODERMATA

No. 403

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis Nudechinus ambonensis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

5

4

2

404

N. darnleyensis

405

N. gravieri

406

N. inconspicuus

406

N. multicolor

407

N. scotiopremnus

408

N. stictus

3

2

1

409

Pseudoboletia indiana

3

2

1

410

P. maculata

3

3

2

411

Toxopneustes pileolus

3

2

2

412

Tripneustes gratilla

42

PARASALENIIDAE

413

Parasalenia gratiosa

5

3

2

414

P. poehli

5

3

2

43

ECHINOMETRIDAE

3

2

415

Colobocentrotus atratus

416

Echinometra mathaei

417

Echinostrephus aciculatus

2 2

418

E. molaris

3

3

2

419

Heterocentrotus mammillatus

3

3

2

420

H. trigonarius

3

3

2

44

ECHINONEIDAE

421

Echinoneus abnormalis

422

E. cyclostomus

45

CLYPEASTERIDAE

423

Clypeaster fervens

5

3

2

424

C. humilis

5

3

2

425

C. rarispinus

5

3

2

426

C. reticulatus

5

3

2

427

C. telurus

5

3

2

5

3

2

46

ARACHNOIDIDAE

428

Arachnoides placenta

47

FIBULARIIDAE

429

Echinocyamus crispus

5

3

2

430

Fibularia acuta

5

3

2

431

F. angulipora

5

3

2

432

F. cribellum

5

3

2

433

F. oblonga

5

3

2

434

F. ovulum

5

3

2

435

F. volva

5

3

2

215

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

216

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Laganum decagonale

5

3

2

L. depressum

3

3

2

48

LAGANIDAE

436 437 438

L. laganum

3

1

2

440

Peronella lesueuri

5

3

2

441

P. macroproctes

5

3

2

442

P. minuta

443

P. orbicularis

5

3

2

444

P. rubra

5

3

2

445

P. tuberculata

49

SCUTELLIDAE

446

Echinodiscus auritus

5

3

2

447

E. bisperforatus

5

3

2

448

E. tenuissimus

5

3

2

50

ECHINOLAMPADIDAE

449

Echinolampas alexandri

5

3

2

450

E. ovata

5

3

2

51

SPATANGIDAE

451

Maretia planulata

3

2

2

452

Pseudomaretia alta

5

3

2

52

PALAEOSTOMATIDAE

453

Palaeostoma mirabile

5

3

2

53

LOVENIIDAE

454

Breynia australasiae

455

B. desori

456

Lovenia doederleini

3

3

2

457

L. elongata

3

3

2

458

L. subcarinata

5

3

2

54

PERIGOSMIDAE

459

Pericosmus melanostomus

5

3

2

5

4

2

55

SCHIZASTERIDAE

460

Hypselaster jukesi

461

Moira lethe

462

M. stygia

463

Schizaster lacunosus

56

BRISSIDAE

464

Brissopsis luzonica

5

3

2

465

Brissus latecarinatus

5

3

2

466

Metalia dicrana

5

3

2

467

M. spatagus

5

3

2

EKHINODERMATA

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

5

3

2

5

3

2

Actinopyga albonigra

5

?

2

468

M. sternalis

469

Rhynobrissus hemiasteroides

470

R. macropetalus

471

R. pyramidalis

VI

HOLOTHUROIDEA

57

HOLOTHURIIDAE

472 473

A.bannwarthi

5

3

2

474

A. caerula

5

3

?

475

A. echinites

4

2

1

476

A. lecanora

3

2

1

477

A. mauritiana

4

2

1

478

A. miliaris

4

2

1

479

Bohadschia atra

5

3

?

480

B. subrubra

5

3

2

481

B. argus

4

2

2

482

B. marmorata

4

2

2

483

B. similis

3

2

?

484

B. tenuissima

3

2

?

485

B. vitiensis

3

2

?

486

Holothuria (Acanthotrapeza) coluber

4

2

2

487

H. (Cystipus) rigida

NK

NK

2

488

H. (Halodeima) atra

3

2

2

489

H. (Halodeima) edulis

3

2

2

490

H. (Lessonothuria) pardalis

5

NK

2

491

H. (Mertensiothuria) leucospilota

3

2

2

492

H. (Mertensiothuria) pervicax

4

2

2

493

H. (Metriatyla) albiventer

5

3

2

494

H. (Metriatyla) fuligina

5

NK

2

495

H. (Metriatyla) scabra

3

2

1

496

H. (Microthele) fuscogilva

5

2

1

497

H. (Microthele) fuscopunctata

4

2

1

498

H. (Microthele) nobilis

5

2

1

499

H. (Selenkothuria) erinaceus

NK

NK

2

500

H. (Semperothuria) cinerascens

NK

NK

2

501

H. (Semperothuria) flavomaculata

5

NK

2

502

H. (Stauropora) fuscocinerea

4

NK

2

503

H. (Thymiosycia) arenicola

4

NK

2

504

H. (Thymiosycia) gracilis

5

NK

2

217

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

H. (Thymiosycia) hilla

4

2

1

506

H. (Thymiosycia) impatiens

4

2

1

507

H. (Platyperona) difficilis

5

NK

2

508

Pearsonothuria graeffei

4

2

1

58

STICHOPODIDAE

509

Stichopus herrmanni

4

2

1

510

S. horrens

4

2

1

511

S. chloronotus

4

2

1

505

218

Suku Jenis

512

S. noctivagus

5

NK

2

513

S. quadrifasciatus

5

NK

2

514

S. vastus

Nk

NK

1

515

S. pseudohorrens

5

NK

2

516

Thelenota ananas

4

2

1

517

T. anax

4

2

1

518

T. rubralineata

5

3

2

59

CUCUMARIIDAE

519

Cucumaria adela

520

Havelockia conciliatrix

5

521

H. herdmani

522

H. mirabilis

5

3

523

H. versicolor

5

3

524

Hemithyone semperi

5

3

525

Leptopentacta javanicus

526

Ocnus capensis

5

3

527

O. cataphracta

5

3

528

Pentacta anceps

5

3

529

P. armatus

5

3

530

P. australis

5

3

531

P. crassa

5

3

532

P. cucumis

5

3

533

P. dispar

534

P. jaegeri

5

3

5

3

535

P. minuta

536

P. quadrangularis

537

P. robusta

538

P. scandens

5

3

539

Plesiocolochirus challengeri

5

3

540

P. gazellae

5

3

541

Pseudocolochirus axiologus

542

P. tricolor

EKHINODERMATA

No. 543

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

5

3

NILAI EKONOMIS

P. violaceus

544

Pseudocnus salmini

545

Staurothyone rosacea

546

Stolus buccalis

5

3

547

S. canescens

5

3

548

S. molpadoides

549

Thorsonia adversaria

550

Thyone dura

551

T. okeni

552

T. papuensis

5

3

5

3

5

3

2

553

T. vilis

554

T. villosa

555

Trachythyone imbricata

556

Pygmaea

60

PHYLLOPHORIDAE

557

Afrocucumis africana

3

558

Actinocucumis typicus

4

3

559

Cladolabes acicula

5

3

560

C. crassus

561

C. hamatus

5

3

562

C. perspicillum

563

C. schmeltzi

4

3

564

Globosita argus

5

3

565

Mensamaria intercedens

4

3

566

Neocucumis proteus

567

Neothyoniditim magnum

5

3

568

Phyllophorus (Phyllophorella) parvipedes

5

3

569

P. purpureopunctata

5

3

570

P. robusta

5

3

571

Phyllophorus (Phyllothuria) cebuensis

5

3

572

P. hypsipyrga

5

3

573

Phyllophorus (Urodemella) brocki

5

3

574

P. holothurioides

5

3

575

Phyrella fragilis

5

3

576

Selenkiella siamense

5

3

577

Semperiella tenera

5

3

578

Thyonidiella oceana

5

3

61

CAUDINIDAE

579

Acaudina gephyra

5

3

580

A. molpadioides

5

3

219

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

220

Suku Jenis

581

Paracaudina chilensis

62

SYNAPTIDAE

582

Anapta gracilis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

5

3

2 2

583

A. subtilis

5

3

584

Euapta godeffroyi

4

3

2

585

Labidoplax dubia

5

3

2

586

L. incerta (

5

3

2

587

L. variabilis

5

3

2

588

Ophiodesoma grisea

4

Nk

2

589

Synaptula maculata

3

2

2

590

S. denticulata

4

NK

2

591

O. radiosa

5

3

2

592

O. serpentina

4

3

2

5

3

2

593

O. spectabilis

594

Patinapta laevis

595

P. ooplax

5

3

2

596

Pendekaplectana nigra

5

3

2

597

Polyplectana kefersteini

5

3

2

598

Protankyra asymmetrica

5

3

2

599

P. bankensis

5

3

2

600

P. petersi

5

3

2

601

P. pseudodigitata

5

3

2

602

P. rodea

5

3

2

603

P. similis

604

P. verrilli

605

Synapta maculata

5

3

2

606

Synaptula alba

5

3

2

607

S. albolineata

5

3

2

608

S. aspera

5

3

2

609

S. atra

5

3

2

610

S. bandae

5

3

2

611

S. boweniensis

612

S. denticulata

4

3

2

613

S. indivisa

4

3

2

614

S. lactea

4

3

2

615

S. maculata

5

3

2

616

S. neirensis

5

3

2

617

S. psara

4

3

2

618

S. purpurea

5

3

2

619

S. recta

4

3

2

EKHINODERMATA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Bohadschia argus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

620

No. S. reticulata

Suku Jenis

4

3

2

621

S. striata

4

3

2

622

S. tualensis

5

3

2

623

S. violacea

5

3

2

624

S. virgata

4

3

2

63

CHIRIDOTIDAE

625

Chiridota amboinensis

5

3

2

626

C. liberata

4

3

2

627

C. rigida

4

3

2

628

Polycheira echinata

5

3

629

P. rufescens

4

3

2

64

HOLOTHURIIDAE

630

Holothuria aemula

3

3

1

631

H. axiologa

632

H. conica

633

H. ciimulus

634

H. dietrichi

635

H. fuscopunctata

221

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KELIMPAHAN

SEBARAN

636

No. H. marginata

Suku Jenis

5

3

5

3

5

3

637

H. miiis

638

H. saecularis

639

H. sluiteri

65

CUCUMARIIDAE

640

Cucumaria duriuscula

641

C. frauenfeldi

642

C. japonica

643

C. tenuis

644

Pentacta cylindricus

645

Pentamera citrea

646

Plesiocolochirus inornatus

647

Pseudocnus leoninus

648

Thyone discolor

66

PHYLLOPHORIDAE

649

Phyllophorus bedoti

650

P. (Urodemella) occidentals

67

MOLPADIIDAE

651

Paracaudina australis

NILAI EKONOMIS

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

222

EKHINODERMATA

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Choiraster granulatus dengan latar belakang Lobophyllia corymbosa

223

Ikan

224

Arohamia sp.

IKAN

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi

Jumlah ikan di dunia yang telah berhasil di identifikasi sekitar 32.000 jenis (Matsura, presscom). Sebagai pembanding Jepang yang mempunyai data base yang cukup baik mempunyai 4.000 jenis dan di Indonesia diperkirakan ada sekitar 4.500 jenis. Uraian mengenai ikan dibuat lebih luas oleh karena beberapa jenis ikan mempunyai karakteristik baik dari segi ekonomis maupun dari sisi keistimewaan asal usul. Ikan merupakan hewan yang hidup di air, bertulang belakang, bernafas dengan insang dan alat gerak utamanya berupa sirip. Ikan termasuk hewan tingkat tinggi dibedakan menjadi ikan jantan dan betina. Bereproduksi dengan cara menghasilkan sperma dan telur. Telur yang telah dibuahi akan dipelihara dan dilindungi oleh induknya. Ada pula jenis ikan tertentu yang memelihara anakan di dalam mulut induk jantan atau ikan betina. Ikan kerapu dan ikan napoleon merupakan ikan yang mengalami perubahan kelamin ketika menjadi tua. Ikan Napoleon dan Ikan Kerapu pada masa muda umumnya adalah berkelamin betina dan sesudah mencapai ukuran tertentu akan berubah kelamin menjadi ikan jantan. Beberapa ikan hiu ada yang bertelur dan meletakkan telurnya diikatkan di karang atau di lamun namun ada juga yang bersifat ovovivipar yaitu bertelur tetapi telurnya tetap berada didalam tubuh induknya hingga menetas. Sesudah menetas dan menjadi anakan ikan akan dikeluarkan dari tubuh induknya sehingga seolah-olah terlihat seperti melahirkan. Hampir semua jenis ikan pari juga bersifat ovovivipar. Sebaran ikan sangat luas yaitu dari daerah antartika hingga daerah tropis dan dari yang paling dangkal hingga laut yang paling dalam. Penghuni laut yang paling dangkal mungkin adalah ikan glodok yang hidup di bawah pohon-pohon mangrove di tempat pasang surut sering nongkrong di atas dahan-dahan atau di atas lumpur. Namun bila kita perhatikan sebaran ikan tergantung jenis dan letak geografinya. Ikan-ikan pelagik dapat kita katakan sebarannya kosmopolitan dan dapat ditemukan dimana saja dan sering melakukan migrasi ke beberapa daerah yang luas. Ikan dimersal atau ikan karang mempunyai daerah sebaran yang terbatas di sekitar terumbu karang dan sangat tergantung dari sumber makanan dan sebaran anakannya. Anakan ikan karang tersebar mengikuti pola arus yang ada di sekitarnya. Sedangkan ikan-ikan yang hidup di daerah dingin selalu menghindar untuk ke daerah tropis oleh karena itu ada jenis-jenis tertentu yang dikelompokan dalam ikan ”anti-equator atau antitropical species”. Ikan jenis ini tidak pernah bermigrasi atau hidup di perairan yang hangat. Namun ada juga ikan hiu putih bermigrasi dari daerah dingin ke daerah yang lebih hangat. Hiu putih dikenal mempunyai kecepatan renang yang paling tinggi melakukan migrasi yang sangat jauh. Pada musim dingin ikan hiu putih melakukan migrasi dari daerah sekitar California menuju Hawaii dan kembali lagi dari Hawaii ke pantai California pada musim panas (Knowlton 2010). Sedangkan ikan tuna sirip biru selalu bermigrasi dari pantai California menuju Jepang dan balik lagi ke California dalam waktu enam bulan.

225

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Ukuran ikan dewasa sangat bervariasi dari yang hanya beberapa milimeter hingga yang berukuran beberapa meter. Ikan yang paling besar yang merupakan top karnivora yaitu Ikan hiu putih (Carchardon carcharias). Sedangkan ikan yang bersifat herbivora atau pemakan plankton yang berukuran besar adalah Basking shark (Cetorhinus maximus).

Nilai Ekonomis Komersial

Ikan merupakan kelompok yang hampir semuanya mempunyai nilai ekonomis penting. Komoditas ini dapat dijual sebagai bahan makanan yang berupa daging ikan, sirip ikan, minyak ikan dan tepung ikan. Disamping itu ikan juga dapat dijual sebagai ikan hias. Pada dekade terakhir banyak juga ikan konsumsi yang dijual dalam kondisi masih hidup. Hal ini biasanya dilakukan di restoran-restoran besar dan pembeli tinggal menunjuk ikan yang diinginkan untuk dimasak dan disantap. Permintaan komoditas ikan semakin hari semakin diminati dan meningkat oleh karena adanya kesadaran masyarakat bahwa daging ikan lebih sehat dibandingkan dengan daging yang berasal dari hewan darat lainnya. Harga ikan sangat bervariasi tergantung jenisnya dan ditingkat mana anda memperolehnya. Terlihat sangat mencolok perbedaan harga ikan ditingkat nelayan, dipelelangan ikan, warung, restoran dan ditingkat eksportir. Adanya perbedaan yang sangat tajam inilah yang merupakan salah satu penyebab mengapa nelayan Indonesia pada umumnya belum merasakan hidup sejahtera. Pedagang yang menguasai rantai perdagangan yang panjang mulai dari pengepul, pedagang perantara, juragan dan eksportirlah yang menikmati empuknya daging ikan. Contoh harga ikan yang disurvei di Bitung pada bulan Mei 2014 , harga untuk ikan kakap merah laut dalam, harga ditingkat nelayan Bitung Rp 10.000 – 12.500/kg, harga ditingkat pelelangan ikan yang dikuasai para pedagang tingkat pertama harga naik berkisar antara Rp 25.000 – 30.000 dan setelah masuk di super market harga telah mencapai Rp 55.000 – 60.000. Harga ini sama dengan jika Ikan kakap merah ini dijual di restoran kecil yang menyajikan ikan bakar. Ikan yang mempunyai harga termahal adalah ikan konsumsi yang dijual dan diekspor dalam kondisi hidup misalnya ikan Napoleon dan kerapu, kemudian diikuti oleh ikan-ikan yang dikonsumsi dalam bentuk mentah segar misalnya ikan tuna untuk sasimi dan terakhir jenis-jenis ikan yang dijual sebagai lauk pauk atau untuk makanan olahan keseharian. Ikan hias harganya tergantung dari keindahan warna dan status kelangkaan ikan tersebut, namun ikan tertentu harganya dapat sangat tinggi misalnya untuk Ikan Pari Batik (Aerobalus narinari) harganya dapat mencapai US$300/ekor. Pada tabel 23 dan 24, disajikan harga beberapa komoditas ikan yang dijual dalam bentuk hidup, sebagai komoditas pangan dan sebagai ikan hias. Oleh karena hampir semua jenis ikan laku dijual maka pada tabel tersebut hanya diberikan contoh untuk 20 jenis yang mewakili ikan yang dijual dalam kondisi hidup, ikan mentah segar, ikan olahan dan ikan hias.

226

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

Tabel 23. Contoh daftar harga ikan hias laut ditingkat eksportir di Jakarta, harga dalam US$. Harga sangat bervariasi tergantung dari bentuk ukuran dan warna ikan. Disini diberikan contoh harga 7 jenis ikan dengan harga yang tertinggi dan 3 jenis ikan yang murah. Ada sekitar 425 jenis ikan hias laut yang diperdagangkan Nama Indonesia

Harga (US $)

01

No

Pomacanthus imperator

Nama ilmiah

Emperor angel

Nama dagang

Kambing-kambing.

75

02

Apolemicthys xanthurus

Yellow tail angel

Angel marmut.

30

03

Euxiphipops navarcus

Majestic angel

Angel piama.

30

04

Coris aygula

Clown coris

Ikan badut

30

05

Balistoides conspicillum

Clown trigger

Ikan badut trigger

27.5

06

Acanthurus japonicus

Yellow japonicus surgeon

Botana kacamata.

22.5

07

Cirrhilabrus naokoae

Naoko wrasse

KKO Jerman

20

08

Amphirion percula

True percula

Badut irian

7.5

09

Lepidozygua tapeinosoma

Fusilier damsel

Betok Aceh.

2.0

10

Glyphidodontops cyaneus

Blue devil

Betok biru

0.55

Tabel 24 . Daftar harga untuk 10 jenis ikan konsumsi baik hidup maupun mati. berhubung semua ikan mempunyai nilai ekonomi maka pada daftar ini hanya mencantumkan 10 harga ikan laut yang termahal untuk katagori ikan pangan (2014) No

Nama jenis ikan

Harga /kg

Keterangan

01

Chelinus undulatus.

Rp. 1.800.000

Ikan Napoleon, Harga ditingkat nelayan Anambas. Dijual dalam kondisi hidup.

02

Rhyncobatus sp.

Rp. 2.000.000

Sirip ikan Pari Lontar. Dijual dalam satu set sirip dorsal, ventral dan sirip ekor. Harga ditingkat nelayan Lembar dan Bengkulu.

03

Manta sp.

Rp.

500.000

Ikan pari. Harga ini hanya untuk insangnya saja dan untuk bahan obat-obatan Cina.

04

Carcharinidae.

Rp. 1.250.000

Sirip ikan hiu, dijual dalam satu set, harga ditingkat nelayan Tanjung luar, Lombok.

05

Cephalopolis sp.

Rp.

330.000

Kerapu sunu halus, harga ditingkat nelayn Anambas. Dijual dalam kondisi hidup.

06

Epinephelus sp.

Rp.

180.000

Kerapu tikus, harga ditingkat nelayan Anambas, dijual dalam kondisi hidup.

07

Tunus spp.

Rp.

80.000

Ikan tuna di tingkat pasar swalayan.

08

Scomberomorus sp.

Rp.

86.000

Ikan tenggiri, harga di tingkat pasar swalayan.

09

Siganus spp.

Rp.

55.000

Ikan beronang, ukuran 1 kg 2 ekor, harga ditingkat restoran Menado.

10

Aphreus spp.

Rp.

30.000

Kakap merah laut dalam, harga di pelelangan ikan bitung. Manado.

11

Lutjanus spp.

Rp.

30.000

Kakap putih, harga di pelelangan ikan, Bitung, Manado.

227

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Keanekaragaman jenis

Jenis ikan yang ada didunia sekitar 32.000 jenis, termasuk ikan tawar dan ikan yang hidup di laut. Data tahun 2009 menunjukan bahwa jumlah jenis yang ada di dunia sekitar 31.200. Jumlah jenis ikan ini akan terus bertambah dengan adanya penemuan baru yang biasanya rata-rata setahun 200 jenis. Dari 32.000 jenis ikan ini dikelompokan menjadi 62 ordo, 515 suku dan 4.494 marga. Ordo perciformis merupakan ordo yang paling dominan dengan 160 suku, 1.539 marga dan sekitar 10.000 jenis (Barnes, 1987). Di Indonesia hingga saat ini ditemukan sekitar 4.000 species. Bandingkan dengan ikan yang ditemukan di Malaysia yang terdiri dari 2.243 jenis. 1.636 jenis merupakan ikan laut dan 413 jenis ikan air tawar (Ambak et al. 2010). Beberapa jenis ikan mempunyai kedudukan yang istimewa oleh karena nilai ekonomisnya yang tinggi, status kelangkaannya atau karena status perdagangannya yang unik. Oleh karena itu beberapa jenis ikan berikut ini dibahas lebih rinci.

1. Ikan Coelacanth

Ikan ini dimasukan ke dalam eksotik species oleh karena ikan ini merupakan nenek moyang ikan atau ”fosil hidup” yang telah hidup di bumi ini sejak 375 juta tahun yang lalu. Hal ini sangat luar biasa oleh karena selama kurun waktu tersebut masih dapat hidup di bumi. Dengan mempelajari ikan ini kita bisa mempelajari proses evolusi dari hewan berkaki empat. Dimulai dari ikan berevolusi menjadi amphibi ke reptil yang kemudian berevolusi menjadi mamalia.

Biologi dan sebaran

Ikan coelacanth merupakan ikan yang unik dan antik atau lebih dikenal sebagai fosil hidup karena ikan jenis ini telah ada di bumi sejak sekitar 375 juta tahun yang lalu yaitu pada jaman Devonian. Melihat umurnya Coelacanth lebih tua dari Dinosarus yang lahir di bumi sekitar 200 juta tahun yang lalu atau pada jaman Triasic.

is

228

enadoens Latimeria m

IKAN

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Ikan ini unik karena merupakan hewan peralihan dari reptil menuju ke bentuk ikan. Ciri-ciri ini antara lain adanya sirip tambahan pada sirip ekor sehingga terkesan adanya ujung ekor yang lancip seperti anak panah yang tidak dijumpai pada ikanikan lainnya. Siripnya berjumlah tujuh dengan tulangnya yang berlubang. Sirip dubur, sirip punggung dan sirip perut masih terlihat sebagai alat jalan dari pada alat untuk berenang. Posisi anus dan alat reproduksi berada di tengah-tengah antara sirip perut yang bentuknya seperti kaki pada reptil. Pada bagian kepala masih terlihat adanya sambungan kepala dan badan yang seolah-olah seperti leher dan disebut sebagai intrakranial. Ikan Coelacanth dewasa dapat mencapai ukuran lebih dari 98 kg dan panjang dapat mencapai dua meter. Hidup pada tempat yang dalam 150- 200 meter pada suhu antara 15-180C membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 2 – 14 ekor, namun ikan ini lebih sering terlihat soliter. Ikan Coelacanth merupakan ikan karnivora mencari makan pada malam hari dan memakan ikan yang ada di dasar perairan. Ikan ini hidup di gua-gua kecil dengan gerak renang yang lambat dan umumnya berada dekat dengan aktivitas vulkanik. Pola reproduksi dari ikan ini adalah ovovivipar yaitu menghasilkan telur namun telur itu dierami di dalam perut induknya hingga siap untuk dilahirkan. Jumlah telur relatif sedikit yaitu hanya sekitar 24 buah. Ukuran telur sangat besar yaitu mencapai diameter 0.9 cm. Masa pengeraman cukup lama yaitu dibutuhkan sekitar satu tahun dalam kantung reproduksi hingga siap untuk dilahirkan. Anakan yang dilahirkan dapat mencapai ukuran panjang 32 cm (Woodruff, 2002). Bentuk insang ikan ini mempunyai rasio antara permukaan insang dan massa tubuh sangat rendah yaitu hanya 17,1 mm2/g. bandingkan ikan tuna ekor kuning sebesar 1438 mm2/g. (Farwell, 2002). Implikasi dari kondisi ini adalah ikan dengan kemampuan penyerapan oksigen yang sangat rendah, tingkat metabolisme akan rendah, kebutuhan makanan juga akan rendah dan tentunya gerakan akan lambat dan sifat hidupnya akan lebih banyak diam. Ikan Coelacanth pertama kali ditemukan pada tahun 1938. Sebaran ikan Coelacanth hingga saat ini hanya ditemukan di perairan dekat kepulauan Komoro, Afrika selatan dan Sulawesi utara, Indonesia. Namun diperkirakan sebaran ikan ini kemungkinan berada di Selatan Jawa, Laut Karibia, Teluk Meksiko, Laut Cina selatan dan Laut Andaman. Lokasi-lokasi tersebut diperkirakan mempunyai Status kondisi lingkungan yang memungkin ikan ini dapat bertahan hidup. Hasil penelitian di Indonesia ikan Perlindungan ini ditemukan di sepanjang pantai utara Pulau Sulawesi pada kedalaman antara 150 – 200 meter Ikan Coelacanth sejak dengan suhu antara 16 – 200C. Pada tahun 2010 tahun 2005 telah masuk Ikan Coelacanth ini juga ditemukan juga di Pulau dalam appendik I CITES Biak, Papua pada kedalaman sekitar 150 meter. dan oleh pemerintah Indonesia melalui menteri kehutanan ditetapkan sebagai satwa yang dilidungi. 229 2 22 29

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Keanekaragaman jenis

Status taksonomi ikan ini telah berada di bumi sejak 375 juta tahun yang lalu. Kerabat dekatnya adalah Macropoma yang yang merupakan ikan yang hidup pada jaman Cretaceous, 75 juta tahun yang lalu. Pada saat ini ada 2 jenis Coelacanth yaitu Latimeria chalumnae dan Latimeria menadoensis. L. chalumnae ditemukan di Comoro, Afrika. Sedangkan L. menadoensis ditemukan di Sulawesi utara dan Pulau Biak. Nama Latimeria diberikan untuk menghormati penemunya yang bernama Marjorie Courtney Latimer. Koleksi ikan ini ada di Museum Zoologicum Bogariense di Cibinong yang mempunyai panjang sekitar 120 Cm dan pada bulan Mei 2007 ditemukan lagi satu specimen dari teluk Manado yang secara tidak sengaja terpancing oleh nelayan Panjang ikan ini sekitar 130 Cm. Koleksi kedua ini disimpan di Pemda propinsi Sulawesi utara.

2. Ikan Hiu dan Ikan Pari. Ikan hiu dibahas tersendiri karena reputasinya ikan hiu dianggap salah satu ikan yang berbahaya yang kadang-kadang menyerang manusia. sebenarnya hanya sebagian kecil saja ikan hiu yang berbahaya, sebagian besar ikan hiu tidak berbahaya. Disamping itu ikan hiu mempunyai arti yang sangat penting dari perekonomian masyarakat nelayan Indonesia. Makin mahalnya sirip ikan hiu menyebabkan ikan hiu diburu secara besar-besaran yang dimulai sejak sekitar tahun 1980. Ikan hiu yang ditangkap pada tahun 2004 tercatat 59.230 ton. Tidak hanya ikan hiu kerabat dekat ikan hiupun diburu secara intensif yaitu ikan Pari 62.520 ton (Fahmi and Adrim, 2007).

Biologi dan sebaran

Ikan hiu tersebar di seluruh perairan mulai dari daerah tropis hingga subtropis dan sebaran vertikal mulai dari tempat dangkal yaitu di bawah akar mangrove hingga tempat dalam lebih dari 50 meter. Kemampuan hiu untuk beradaptasi diberbagai lingkungan menyebabkan hiu mempunyai sebaran yang sangat luas. Misalnya hiu tokek disebut demikian karena tampangnya dan warna kulitnya seperti tokek biasanya dapat ditemukan di padang lamun atau bahkan di bawah pohon mangrove. Hiu ini kadang terjebak di antara akar mangrove pada saat air surut. Sedangkan hiu putih yang mempunyai ukuran paling besar diantara species ikan hiu hanya ditemukan di daerah subtropis yaitu di selatan Afrika atau di selatan Australia. Beberapa hiu lebih senang hidup di sekitar terumbu karang dan beberapa hiu hidup di laut lepas dan yang lain lebih menyukai daerah padang lamun atau sekitar hutan mangrove. Ukuran tubuh hiu juga bervariasi tergantung jenisnya mulai kurang dari setengah meter hingga beberapa meter dengan berat lebih dari 300 kg. Ikan hiu dan ikan pari berbeda dengan ikan lainnya oleh karena ikan hiu tidak mempunyai gelembung

230

IKAN

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

renang sehingga ikan hiu tidak bisa diam dan mengapung. Ikan hiu akan selalu bergerak agar tidak tenggelam. Ikan hiu sering terlihat diam di dasar perairan untuk beristirahat atau tidur di antara karang dan di gua-gua kecil. Beberapa jenis ikan Hiu mempunyai ukuran hati yang sangat besar. Hampir dua pertiga rongga perut hiu botol terdiri dari hati yang berisi minyak sequalen. Besarnya hati hiu yang berisi sebagian besar minyak sequalen berfungsi sebagai alat pengapung sebagai pengganti tidak adanya gelembung renang pada ikan hiu. Ikan hiu dan ikan pari mempunyai keistimewaan yang lain yaitu seluruh tulangnya berupa tulang rawan. Oleh karena itu keduanya dimasukkan dalam kelompok elasmbranchii. Disamping itu ikan hiu juga tidak mempunyai visica urinaria atau kantong kemih, hal inilah yang meyebabkan daging ikan hiu agak berbau pesing bila kita makan. Untuk menghilangkan bau pesing daging ikan hiu, dapat diproses dengan merendam dulu di air hangat untuk sementara waktu sebelum daging hiu dimasak. Bau pesing juga dapat dihilangkan dahulu dengan cara memanggang daging hiu sebelum dimasak, hal ini telah di lakukan oleh orang sunda, dalam memasak ikan hiu untuk dijadikan ”manggut”. Reproduksi ikan hiu termasuk lambat oleh karena ikan hiu pada umumnya bersifat ovovivipar yaitu bertelur namun telurnya dierami di dalam tubuh ikan hiu dan setelah cukup umur anakan ikan hiu akan dikeluarkan sebagai bayi hiu. Sehingga seolah-olah ikan hiu melahirkan anaknya. Namun ada beberapa hiu yang hidup di padang lamun bertelur dan telurnya berupa rangkaian yang diikatkan pada lamun.

Manfaat ikan hiu dan Ikan Pari.

Manfaat ikan Hiu, hampir seluruh tubuh ikan hiu dapat dimanfaatkan yaitu mulai dari tulangnya yang berupa tulang rawan sebagai bahan obat-obatan, dagingnya untuk bahan makanan, siripnya untuk sup dan minyak hati ikan hiu kaya akan sequalene. Tulang rawan ikan hiu dapat dipakai sebagai bahan obat-obatan untuk kanker dan obat stroke. Minyak hati ikan hiu mengandung sequalene yang kaya akan omega 3

Actobastus Himantura

ocellatus

varnak

231

BIODIVERSITAS B BIO BI IOD ODIV ODIV IVEER ERSI ERS SITA SIT TAS BIOTA TAS BIOT IOT OTA A LAUT INDONESIA

Carcharinus

rus

melanopte

dan ikan hiu penghasil sequalene terutama dari kelompok suku squalidae. Bagian tubuh ikan hiu yang paling berharga adalah siripnya, yang dimanfaatkan untuk sup sebagai menu pembuka di restoran Cina. Harga sirip ikan hiu yang telah siap dimasak berkisar antara Rp 4 - 5 juta /Kg, tergantung kualitasnya (harga di pasar Glodok). Daging hiu sebenarnya tidak disukai oleh karena adanya bau pesing, oleh karena itu harganya Status Perlindungan tidak begitu mahal. Pemburu ikan hiu untuk siripnya sering melakukan hal-hal yang Dari sekitar 250 yang ada di sangat tidak baik yaitu setelah menangkap indonesia 4 jenis telah masuk ikan hiu siripnya dipotong dan ikan hiu dalam appendik II CITES. yang kadang-kadang belum mati langsung Keempat jenis hiu adalah dibuang lagi ke laut. Kulit ikan hiu sering Carcharinus longimanus (hiu disamak untuk dijadikan bahan tas dan lajaman), Sphyrina lewini, kerajinan. Tulang ikan hiu yang seluruhnya Spyrina mokarran, sphyrina berupa tulang rawan banyak mengandung zygaena. Ketiga jenis yang chondroitin yang merupakan senyawa terakhir ini di Indonesia mukopolisakarida. Senyawa ini bersifat asam dikenal sebagai hiu mar til. mengandung asam amino hexosamin yang Dua jenis yang juga masuk banyak mengandung sulfur. Di pasaran ektrak dalam appendik II CITES tulang ikan hiu diyakini dapat dipakai untuk namun tidak dijumpai di pengobatan osteoporosis. perairan Indonesia adalah Charcharodon carcharias (hiu putih raksasa) dan Lamna nasus. Keanekaragaman jenis. Status taksonomi ikan hiu dan ikan pari Sedangkan jenis ikan pari ini dikelompokan dalam condrichthyan. yang masuk dalam daftar Jumlah spesies kedua ikan hiu dan pari di CITES appendik II adalah dunia diperkirakan sebanyak 375 – 500 jenis Pritic microdon. Di Indonesia dan sejauh ini telah berhasil di identifikasi lebih dikenal dengan nama hiu sebanyak 78 ikan hiu, dan 56 ikan pari (White et gergaji walaupun sebenarnya al 2006). Sedangkan penelitian yang dilakukan termasuk ikan pari. Jenis ikan di sepanjang laut selatan Jawa yang ditemukan pari yang juga masuk dalam sebanyak 69 jenis hiu (Dharmadi et al 2007). daftar appendik II CITES adalah Manta biroreis dan Manta alferdi , kedua jenis ini tida 232 2 23 3 2 k ditemukan di Indonesia. 32

IKAN

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

3. Ikan Napoleon Biologi dan sebaran

Ikan Napoleon dengan nama ilmiah Cheilinus undulatus dari suku Labridae atau dalam bahasa lokal ikan Maming dimasukan kedalam ikan eksotik oleh karena harganya yang sangat mahal. Pada tahun 2005 harga satu kilogram ikan ini di tingkat nelayan penangkap Rp 125.000 – 200.000., sedangkan harga di Hongkong Rp 1.000.000 – 1.250.000. Penyebab harga yang mahal dari ikan ini karena adanya masalah harga diri dan gengsi. Konon kabarnya raja-raja pada jaman dinasti Ming selalu makan ikan jenis ini, sehingga bila anda makan ikan ini berarti anda adalah bagaikan raja pada jaman dinasti Ming. Hasil survey terakhir (2014) harga ikan Napoleon di tingkat nelayan Kepulauan Anambas US $ 185 untuk satu ekor ikan Napoleon dengan berat antara 800 - 1.000 gram. Ikan Napoleon hidup tersebar di seluruh perairan Indonesia, biasanya berada dekat terumbu karang. Berenang-renang dekat tubir, gerakannya lambat dan mempunyai daya jelajah sekitar 10 km. Populasi ikan ini relatif kecil, biasanya hidup dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 – 20 ekor per km. Pada waktu masih kecil biasanya hidup diantara karang dan sesudah besar hidup tidak jauh dari terumbu karang. Dalam siklus hidupnya mengalami empat kali ganti pola warna mulai dari hijau cerah kekuningan, hijau cerah, hij hijau dan hijau kebiruan. Pola warna hij juga selalu berubah sesuai dengan ju tingkat kedewasaan namun ada yang tin tidak berubah dari kecil hingga dewasa ti yyaitu adanya dua garis hitam yang ada di dekat matanya. Ciri khas inilah a yyang dipakai untuk membedakan ikan Napoleon dari jenis yang lain. Ciri fisik yang lain adalah bertambah tebal bibirnya dan tonjolan di kepala dengan bertambahnya usia. Untuk ikan Napoleon jantan semakin besar s tu la ukurannya semakin tebal bibir dan du Cheilinus un tonjolan di kepalanya. Tonjolan di kepala mulai terlihat pada ikan dengan ukuran lebih dari 40 cm. Ikan Napoleon dapat tumbuh hingga 2,5 meter, dengan berat 191 kg dan dapat mencapai umur 32 tahun. Ikan Napoleon menjadi dewasa pada umur sekitar 5 tahun. Pada ukuran lebih dari 60 cm mengalami perubahan seksual dari betina menjadi jantan. Hanya ikan betina yang mengalami perubahan kelamin sedangkan ikan yang sejak menetas berkelamin jantan hingga berukuran besar tetap akan menjadi ikan jantan. Dalam satu populasi ikan Napoleon akan membentuk harem dengan satu ikan jantan dan beberapa ikan betina. Bila ikan jantan mati maka akan digantikan oleh ikan jantan lainnya.

233

Stat Perl BIODIVERSITAS BI B Ius ODIV OD VER ERSI SIindu TTA AS BIOTA BIInga B OTTA LAUT O Ln LA AU UTT INDONESIA IND NDO ON NEESSIA IA Ikan Napoleon telah masuk dalam appendik II CITES dan masuk dalam IUCN red list sebagai jenis yang vulnerable. Hal ini disebabkan adanya kekawatiran akibat cara penangkapannya yang tidak ramah lingkungan. Penangkapan ikan ini dilakukan dengan cara mengejar ikan ini dan ikan ini bila dikejar akan masuk di dalam atau diantara koloni karang. Ikan yang telah bersembunyi dibalik karang akan disemprot dengan cyanida atau yang lebih dikenal potas. Ikan yang terkena cyanida akan teler atau mabuk dan keluar dari persembunyiannya. Ikan dalam kondisi mabuk akan dengan mudah ditangkap. Bila ikan tidak mau keluar dari persembunyiannya maka karang akan dibongkar. Cara inilah yang menyebabkan kerusakan terumbu karang yaitu karang yang terkena cyanida akan mati dan karang dibongkar secara fisik juga akan mengalami kematian.

Ikan Napoleon di Anambas dikenal sebagai ikan ketipas. Para nelayan telah melakukan praktek pembesaran Ikan Napoleon pada jaring tancap ataupun jaring apung. Anakan Napoleon di tangkap pada saat masih berukuran sangat kecil sekali yaitu antara 0,5-1 cm. Anakan Napoleon selalu berada dekat dengan rumpun sargassum sebagai tempat berlindung. Anakan Napoleon ini lalu dibesarkan selama kurang lebih lima tahun. Dalam waktu lima tahun ikan napoleon berubah dari ukuran 1 cm hingga mencapai 800 - 1000 gram hingga berat 1kg. Harga termahal dari Napoleon adalah yang berukuran antara 800 - 1200 gram dan bila ukuran lebih dari 1500 gram harga akan turun.

Keanekaragaman jenis

Napoleon wrasse, Ikan Maming, ikan Angke atau Chelinus undulatus termasuk dalam suku Labridae dan marga Chelinus. Di dalam marga Chelinus ini ada sekitar lima jenis dan yang paling dekat dengan Chelinus undulatus adalah Chelinus trilobatus. Ketika masih muda kedua ikan ini sulit untuk dibedakan. Untuk membedakan keduanya lihat ada tidaknya dua garis hitam di dekat matanya. Bila ditemukan dua garis hitam di dekat matanya tidak salah lagi itu pasti ikan Napoleon.

4. Ikan Kerapu Ikan kerapu kita masukan dalam ikan eksotis oleh karena harganya dan oleh karena diperdagangkan dalam bentuk hidup. Seperti halnya ikan Napoleon ikan kerapu mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, oleh karena permintaan pasar China, Hongkong, Taiwan dan Singapura. Sebagai gambaran dari jumlah total perdagangan ikan kerapu pada tahun 2002 sebanyak 18.000 ton dengan nilai $ 486 juta hongkong dolar. Harga per kilogram bervariasi tergantung jenisnya yaitu berkisar antara $ 20 – 125/kg (Sadovy et al, 2003). Kerapu sunu atau lodi yang berwarna merah merupakan ikan yang paling mahal diantara ikan kerapu lainnya. Harga jual kerapu jenis ini di Cina 13.980 yuan pada tahun 2013. Ikan kerapu pada umumnya masuk dalam suku Serranidae dan dalam rantai makanan ikan jenis ini adalah top karnivora dan sebagai predator. Bila ikan ini telah 234

IKAN

BIODIVERSITAS BIOD BI OD DIV VER RSI S TA TASS BIOTA BIOT BIO BI OTA LAUT OTA LAUT LAU LA UT INDONESIA IIND NDON ND ONES ONES ON ESIA IA

erra Epinephelus m

tivelis Cromileptes al

menjadi dewasa biasanya sudah tidak ada lagi musuhnya dan dia akan berfungsi sebagai pengontrol predator yang ada disekitarnya. Ikan jenis ini biasanya berumur panjang, kematangan gonad atau menjadi dewasa membutuhkan waktu yang lama. Kelimpahan jenis ini biasanya rendah dan pada individu dewasa sering berganti kelamin. Tingkah laku waktu bereproduksi unik yaitu ikan ini akan berdatangan pada suatu daerah dan pada waktu tertentu berkumpul bersama-sama untuk melangsung prosesi perkawinan masal. Perkawinan masal ini dapat terdiri beberapa ratus ekor hingga ribuan ekor. Perkawinan ini terjadi setiap tahun pada waktu dan tempat yang sama serta biasanya juga mengikuti siklus bulan. Sesudah melakukan perkawinan masal mereka akan berpencar kembali dan akan kembali untuk tahun berikutnya. Adanya ritual yang tetap dan dapat diperkirakan waktu dan tempatnya menyebabkan ikan jenis ini rawan terhadap ekploitasi yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu diperlukan suatu aturan yang jelas untuk melindungi lokasi-lokasi tempat pemijahan dari ikan-ikan kerapu. Pada terjadi perkawinan masal lokasi tersebut ditutup untuk aktivitas penangkapan.

Keanekaragaman jenis

Ikan yang dimasukan dalam grup ikan kerapu sebenarnya terdiri dari marga Epinephelus, Cromileptes dan Plectropomus. Dari tiga marga yang diperdagangkan sebagai ikan hidup biasanya hanya terdiri dari 11 jenis yang paling umum yaitu: Epinephelus lanceolatus (Kerapu Lumpur), E. fuscoguttatus, E. polyphekadion, E. bleekeri, E. akaara, E. malabaricus, E. coiodes, Cromileptes altivelis (kerapu bebek). Plectropomus leopardus (kerapu Sunu), P. maculatus, dan P. areolatus.

Status Perlindungan Ikan kerapu belum termasuk dalam apendik CITES dan belum masuk jenis yang dilindungi artinya masih diperbolehkan untuk diperdagangkan secara bebas.

235

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

5. Anguila (belut laut) Anguila g (Eel) ( atau orang menyebutnya glass eel (kalau masih kec kecil), belut laut atau sidat. Jenis ini kita masukan ke dalam eksotik e species oleh karena sifat hidupnya yang unik dan harganya cukup mahal. Penggemar berat belut laut adalah adal orang Jepang yang disajikan sebagai belut panggang (unagi). Jenis ini pada waktu masih larva panggan hidup di muara-muara sungai yang besar. Belut laut ini tumbuh menjadi individu dewasa dan besar di sungai. yang sudah siap memijah akan kembali ke laut Belut ya dan akan aka bertelur di tengah laut. Diduga tempat memijah belut laut ini berada di laut yang cukup dalam memija dengan adanya geothermal. Siklus dan berhubungan ber kehidupannya berkebalikan dengan ikan salmon. kehidup memulai hidupnya di sungai yaitu telor Jika salmon sa menetas dan menjadi anakan ikan, selanjutnya akan meneta menuju kelaut dan hidup menjadi dewasa di laut. menuj Pada waktu induk-induk salmon ini siap untuk memijah maka jantan dan betina beramai-ramai memij menuju ke hulu sungai untuk memijah. Sedangkan menu belut laut, kehidupan larva dimulai di tengah cukup dalam. Larva ini nantinya akan laut yang y berkembang menjadi belut yang kecil-kecil yang berke akan menuju muara sungai dan selanjutnya akan berkembang menjadi belut dewasa di sungai. Belut berk laut tenyata kehidupannya sangat unik oleh karena jenis kelamin belut laut ada yang hermaprodit. Pada waktu masih berukuran kecil belut laut akan Pad berkelamin jantan dan sesudah mencapai ukuran berk tertentu akan menjadi betina. Belut-belut betina tert yang hidup dihulu sungai jika telah siap memijah yan akan turun menuju ke laut lepas. Sedangkan aka belut laut jantan hidup dimuara sungai. Belut be jantan dengan setia menanti saat belut betina jan turun kelaut. Mereka kemudian bersamatu sa sama menuju ke laut yang cukup dalam untuk m melakukan ritual perkawinan dan memijah. S Setelah belut laut mengeluarkan semua telurnya m maka belut betina akan mati. Ukuran sidat d dewasa sangat bervariasi tergantung jenisnya. A Anguila marmorata dapat mencapai ukuran llebih dari 15 kg sedangkan Anguila bicolorbicolor ukurannya dewasanya hanya sekitar 1 kg. Anguila marmorata berwarna hitam kehijauan dengan warna totol di sekujur tubuhnya mempunyai sebaran yang sangat

sis

A.borneen

pacifica A. bicolor

icolor A.bicolor b

sis

A.celebesen

rata A. marmo

a

236

om A. megast

: Sugeha Sumber Foto

IKAN

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Sebaran Anguila di Perairan Indonesia (sumber : Sugeha)

luas. Jenis ini dapat tumbuh dengan cepat namun jenis ini kurang diminati oleh konsumen kemungkinan karena warnanya. Sedangkan Anguila bicolor-bicolor dan A. Japonica yang mempunyai ukuran tubuh relatif kecil dengan warna coklat merupakan jenis belut yang sangat disukai konsumen di Jepang. Anguila bicolorbicolor mempunyai kemiripan rasa dengan A. japonica. Seluruh pantai selatan Jawa dan pantai barat Sumatera merupakan tempat utama sebaran dari jenis A.bicolorbicolor. Daerah ini mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai penghasil anakan belut laut. Saat ini daerah Pelabuhan ratu dan Cilacap merupakan sentra utama ekspor belut laut dari Indonesia.

Keanekaragaman Jenis

Jumlah anggota Anguila di seluruh dunia hingga saat ini berjumlah 18 Jenis. Sedangkan jenis yang hidup di perairan Indonesia berjumlah 9 jenis. Sebaran jenis ini mulai dari Sabang hingga Merauke terutama di dekat muara-muara sungai yang besar. Sembilan jenis yang hidup di Indonesia yaitu Anguila nebulosa nebulosa, A. Bicolor bicolor, A. interioris. A. marmorata, A. borneensis, A. bicolor pacifica, A. obscura, dan A. megastoma (Sugeha et al. 2007). Sebaran dari belut laut di Indonesia, 4 ada di Indonesia barat, 5 ada di Indonesia tengah Status dan 6 jenis ada di Indonesia timur. A. Bicolor Perlindungan hanya ditemukan di Indonesia bagian tengah, A. bicolor bicolor dan A. nebulosa nebulosa hanya di Belut laut yang masuk Indonesia barat dan A. obscura dan A. megastoma dalam appendik II CITES sebarannya hanya ada di Indonesia timur. adalah Anguila anguila yang hanya hidup di laut Di Jepang hanya mempunyai tiga jenis yaitu Atlantik dan di Laut A. bicolor bicolor, A. Japonica dan A. bicolor Eropa. Jenis ini tidak pacifica. Dari ketiga jenis ini Jepang telah ditemukan di Indonesia. berhasil membudidayakan, namun hingga kini Pemerintah Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan pasar. belum memasukan belut laut dalam satwa yang dilindungi. 237 23 2 37

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 25 . Daftar jenis, sebaran, kelimpahan, dan nilai ekonomis ikan laut di Indonesia. (Verifikator : Fahmi, M. Adrim, Najib, Sugeha - Sumber : fish base, Kuiter and Tonozuka 2001, Allen and Erdman 2012) No. 1

238

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

4

1

4

3

1

3

3

2

ACANTHURIDAE

1

Acanthurus auranticavus

2

Acanthurus bariene

3

Acanthurus blochii

4

Acanthurus chronixis

5

Acanthurus dussumieri

6

Acanthurus fowleri

7

Acanthurus grammoptilus

8

Acanthurus guttatus

9

Acanthurus japonicus

4

2

1

10

Acanthurus leucocheilus

3

3

1

11

Acanthurus leucosternon

3

3

1

12

Acanthurus lineatus

3

2

1

13

Acanthurus mata

3

3

1

14

Acanthurus nigricans

3

3

2

15

Acanthurus nigricauda

3

3

1

16

Acanthurus nigrofuscus

3

3

1

4

3

1

17

Acanthurus nigroris

18

Acanthurus nubilus

19

Acanthurus olivaceus

3

3

1

20

Acanthurus pyroferus

2

3

2

21

Acanthurus tennentii

22

Acanthurus thompsoni

3

3

2

23

Acanthurus triostegus

3

3

2

24

Acanthurus tristis

4

3

1

25

Acanthurus xanthopterus

26

Ctenochaetus binotatus

4

4

2

27

Ctenochaetus cyanocheilus

28

Ctenochaetus striatus

3

2

1

4

4

2

3

2

1

4

3

1

29

Ctenochaetus tominiensis

30

Ctenochaetus truncatus

31

Naso annulatus

32

Naso brachycentron

33

Naso brevirostris

34

Naso caeruleacauda

35

Naso elegans

36

Naso fageni

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Naso hexacanthus

3

3

1

38

Naso lituratus

3

2

1

39

Naso lopezi

40

Naso mcdadei

41

Naso minor

42

Naso reticulatus

43

Naso thynnoides

4

3

1

44

Naso tonganus

37

Suku Jenis

45

Naso unicornis

3

3

1

46

Naso vlamingii

3

3

1

4

3

1

47

Paracanthurus hepatus

48

Prionurus chrysurus

49

Zebrasoma desjardinii

50

Zebrasoma scopas

3

2

2

4

3

2

51

Zebrasoma veliferum

52

Acanthurus maculiceps

2

ACROPOMATIDAE

53

Acropoma japonicum

54

Doederleinia berycoides

55

Malakichthys elegans

56

Synagrops japonicus

57

Synagrops malayanus

58

Synagrops philippinensis

3

ABULIDAE

59

Albula glossodonta

60

Albula neoguinaica

4

ALEPISAURIDAE

61

Alepisaurus ferox

5

ALEPOCEPHALIDAE

62

Alepocephalus bicolor

63

Bajacalifornia calcarata

64

Bathytroctes pappenheimi

65

Bathytroctes zugmayeri

66

Microphotolepis multipunctata

67

Rouleina livida

68

Rouleina nuda

69

Xenodermichthys copei

6

ALOPIIDAE

70

Alopias vulpinus

239

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

240

Suku Jenis

7

AMBASSIDAE

71

Ambassis buruensis

72

Ambassis dussumieri

73

Ambassis gymnocephalus

74

Ambassis kopsii

75

Ambassis miops

76

Ambassis urotaenia

77

Ambassis vachellii

8

AMMODYTIDAE

78

Bleekeria mitsukurii

79

Bleekeria viridianguilla

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

3

9

ANACANTHOBATIDAE

80

Anacanthobatis borneensis

5

3

2

81

Sinobatis bulbicauda

5

3

2

10

ANGUILLIDAE

82

Anguilla bicolor facifica

3

1

83

Anguilla bicolor bicolor

3

1

84

Anguilla celebesensis

4

1

85

Anguilla obscura

3

1

86

Anguilla marmorata

3

1

87

Anguilla nebulosa

3

1

88

A. borneensis

4

1

89

A. luterioris

3

1

90

A.megastoma

3

1

4

2

11

ANOMALOPIDAE

91

Anomalops katoptron

92

Photoblepharon palpebratum

12

ANOPLOGASTRIDAE

93

Anoplogaster cornuta

13

ANTENNARIIDAE

94

Antennarius biocellatus

95

Antennarius coccineus

96

Antennarius commerson

97

Antennarius dorehensis

98

Antennarius duescus

99

Antennarius hispidus

100

Antennarius maculatus

101

Antennarius nummifer

102

Antennarius pictus

103

Antennarius randalli

5

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

104

Antennarius rosaceus

105

Antennarius striatus

106

Antennatus linearis

107

Antennatus tuberosus

108

Histiophryne cryptacanthus

109

Histrio histrio

110

Lophiocharon hutchinsi

111

Lophiocharon lithinostomus

112

Lophiocharon trisignatus

113

Nudiantennarius subteres

114

Tathicarpus butleri

14

APHYONIDAE

115

Barathronus diaphanus

116

Antennarius marmoratus

117

Lophius papillosus

118

Chaunax pictus

15

APISTIDAE

119

Apistus carinatus

16

APLOACTINIDAE

120

Acanthosphex leurynnis

121

Cocotropus dermacanthus

122

Cocotropus larvatus

123

Erisphex aniarus

124

Erisphex philippinus

125

Kanekonia pelta

126

Paraploactis kagoshimensis

17

APOGONIDAE

127

Apogon abrogramma

128

Apogon amboinensis

129

Apogon angustatus

130

Apogon apogonoides

131

Apogon argyrogaster

132

Apogon aureus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

3

3

2

3

2

2

133

Apogon brevicaudata

134

Apogon bryx

135

Apogon cantoris

136

Apogon cavitensis

137

Apogon ceramensis

3

2

2

138

Apogon chrysopomus

2

2

2

139

Apogon chrysotaenia

241

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

242

Suku Jenis

140

Apogon cladophilos

141

Apogon coccineus

142

Apogon compressus

143

Apogon cookii

144

Apogon crassiceps

145

Apogon cyanosoma

146

Apogon cyanotaenia

147

Apogon darnleyensis

148

Apogon dispar

149

Apogon doryssa

150

Apogon ellioti

151

Apogon evermanni

152

Apogon exostigma

153

Apogon fasciatus

154

Apogon fleurieu

155

Apogon fraenatus

156

Apogon franssedai

157

Apogon guamensis

158

Apogon hartzfeldii

159

Apogon hoevenii

160

Apogon holotaenia

161

Apogon jenkinsi

162

Apogon kallopterus

163

Apogon kalosoma

164

Apogon kiensis

165

Apogon komodoensis

166

Apogon lateralis

167

Apogon leptofasciatus

168

Apogon lineomaculatus

169

Apogon margaritophorus

170

Apogon melanoproctus

171

Apogon melas

172

Apogon microspilos

173

Apogon moluccensis

174

Apogon monospilus

175

Apogon multilineatus

176

Apogon nanus

177

Apogon neotes

178

Apogon nigripinnis

179

Apogon nigrocincta

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2

2

2

2

2

2

3

2

2

4

3

2

3

3

2

4

3

2

4

4

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

180

Apogon nigrofasciatus

181

Apogon notatus

182

Apogon novemfasciatus

183

Apogon ocellicaudus

184

Apogon oxygrammus

185

Apogon parvulus

186

Apogon pleuron

187

Apogon poecilopterus

188

Apogon posterofasciatus

189

Apogon properuptus

190

Apogon pseudotaeniatus

191

Apogon quadrifasciatus

192

Apogon rhodopterus

193

Apogon rueppellii

194

Apogon rufus

195

Apogon sangiensis

196

Apogon sealei

197

Apogon selas

198

Apogon semilineatus

199

Apogon semiornatus

200

Apogon smithi

201

Apogon striatus

202

Apogon taeniophorus

203

Apogon talboti

204

Apogon thermalis

205

Apogon timorensis

206

Apogon trimaculatus

207

Apogon urostigma

208

Apogon ventrifasciatus

209

Apogon wassinki

210

Apogonichthys ocellatus

211

Apogonichthys perdix

212

Archamia ataenia

213

Archamia biguttata

214

Archamia bleekeri

215

Archamia buruensis

216

Archamia fucata

217

Archamia lineolata

218

Archamia macroptera

219

Archamia zosterophora

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2

2

2

4

3

2

4

3

2

3

3

2

2

2

2

243

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

244

Suku Jenis

220

Cercamia cladara

221

Cercamia eremia

222

Cheilodipterus alleni

223

Cheilodipterus artus

224

Cheilodipterus intermedius

225

Cheilodipterus isostigmus

226

Cheilodipterus macrodon

227

Cheilodipterus nigrotaeniatus

228

Cheilodipterus quinquelineatus

229

Cheilodipterus singapurensis

230

Coranthus polyacanthus

231

Foa brachygramma

232

Foa fo

233

Foa hyalina

234

Fowleria aurita

235

Fowleria flammea

236

Fowleria marmorata

237

Fowleria polystigma

238

Fowleria punctulata

239

Fowleria vaiulae

240

Fowleria variegata

241

Gymnapogon annona

242

Gymnapogon philippinus

243

Gymnapogon urospilotus

244

Neamia articycla

245

Neamia octospina

246

Nectamia bandanensis

247

Nectamia fusca

248

Nectamia savayensis

249

Nectamia viria

250

Pseudamia amblyuroptera

251

Pseudamia gelatinosa

252

Pseudamia hayashii

253

Pseudamia zonata

254

Pterapogon kauderni

255

Rhabdamia clupeiformis

256

Rhabdamia cypselura

257

Rhabdamia gracilis

258

Rhabdamia spilota

259

Siphamia corallicola

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

2

2

2

4

3

2

2

4

1

3

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

260

Siphamia elongata

261

Siphamia fistulosa

262

Siphamia fuscolineata

263

Siphamia jebbi

264

Siphamia majimai

265

Siphamia tubifer

266

Siphamia tubulata

267

Siphamia versicolor

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

268

Sphaeramia nematoptera

3

3

2

269

Sphaeramia orbicularis

2

2

2

270

Vincentia chrysura

271

Zoramia fragilis

272

Zoramia gilberti

3

3

2

273

Zoramia leptacantha

274

Zoramia perlita

275

Zoramia viridiventer

276

Apogon endekataenia

277

Apogon septemstriatus

278

Nectamia similis

18

ARIIDAE

279

Amissidens hainesi

280

Arius arius

281

Arius leptonotacanthus

282

Arius maculatus

283

Arius microcephalus

284

Arius oetik

285

Arius subrostratus

286

Arius sumatranus

287

Arius venosus

288

Aspistor hardenbergi

289

Batrachocephalus mino

290

Cephalocassis melanochir

291

Cryptarius truncatus

292

Hemiarius dioctes

293

Hemiarius sona

294

Hexanematichthys sagor

295

Nemapteryx bleekeri

296

Nemapteryx caelata

297

Nemapteryx macronotacantha

298

Neoarius pectoralis

245

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Netuma bilineata

300

Netuma thalassina

301

Osteogeneiosus militaris

302

Plicofollis argyropleuron

303

Plicofollis nella

304

Plicofollis polystaphylodon

305

Plicofollis tonggol

19

ARIOMMATIDAE

306

Ariomma brevimanus

307

Ariomma indica

20

ATELEOPODIDAE

308 21

246

Suku Jenis

299

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

2

2

3

2

1

Parateleopus microstomus ATHERINIDAE

309

Atherinomorus aetholepis

310

Atherinomorus duodecimalis

311

Atherinomorus endrachtensis

312

Atherinomorus lacunosus

313

Atherinomorus lineatus

314

Atherinomorus vaigiensis

315

Atherion elymus

316

Hypoatherina barnesi

317

Hypoatherina ovalaua

318

Hypoatherina temminckii

319

Hypoatherina valenciennei

320

Stenatherina panatela

22

AULOSTOMIDAE

321

Aulostomus chinensis

23

BALISTIDAE

322

Abalistes filamentosus

323

Abalistes stellaris

324

Abalistes stellatus

325

Balistapus undulatus

3

2

2

326

Balistoides conspicillum

4

3

2

2

2

2

2

2

327

Balistoides viridescens

328

Canthidermis maculata

329

Melichthys niger

2

330

Melichthys vidua

2

2

2

331

Odonus niger

3

2

2

332

Pseudobalistes flavimarginatus

333

Pseudobalistes fuscus

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No. 334

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Rhinecanthus aculeatus

335

Rhinecanthus rectangulus

3

3

2

336

Rhinecanthus verrucosus

3

3

2

3

2

2

4

3

2

3

3

2

3

3

1

337

Sufflamen bursa

338

Sufflamen chrysopterum

339

Sufflamen fraenatum

340

Xanthichthys auromarginatus

341

Xanthichthys caeruleolineatus

342

Melichthys indicus

24

BANJOSIDAE

343

Banjos banjos

25

BATHYCLUPEIDAE

344

Bathyclupea gracilis

26

BATHYLAGIDAE

345

Bathylagoides argyrogaster

27

BATHYSAUROPSIDAE

346

Bathysauropsis malayanus

28

BATRACHOIDIDAE

347

Allenbatrachus reticulatus

348

Batrachomoeus trispinosus

349

Halophryne diemensis

350

Halophryne hutchinsi

29

BELONIDAE

351

Platybelone argalus argalus

352

Strongylura incisa

353

Strongylura leiura

354

Strongylura strongylura

355

Strongylura urvillii

356

Tylosurus acus melanotus

357

Tylosurus crocodilus crocodilus

358

Tylosurus punctulatus

30

BEMBRIDAE

359

Bembradium roseum

360

Bembras japonica

361

Bembras megacephala

31

BLENNIIDAE

362

Alticus saliens

363

Andamia heteroptera

364

Andamia tetradactylus

365

Aspidontus dussumieri

247

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

248

Suku Jenis

366

Aspidontus taeniatus

367

Atrosalarias fuscus fuscus

368

Atrosalarias fuscus holomelas

369

Atrosalarias hosokawai

370

Blenniella bilitonensis

371

Blenniella caudolineata

372

Blenniella chrysospilos

373

Blenniella cyanostigma

374

Blenniella interrupta

375

Blenniella leopardus

376

Blenniella paula

377

Blenniella periophthalmus

378

Cirripectes auritus

379

Cirripectes castaneus

380

Cirripectes filamentosus

381

Cirripectes gilberti

382

Cirripectes perustus

383

Cirripectes polyzona

384

Cirripectes quagga

385

Cirripectes springeri

386

Cirripectes stigmaticus

387

Crossosalarias macrospilus

388

Ecsenius axelrodi

389

Ecsenius bandanus

390

Ecsenius bathi

391

Ecsenius bicolor

392

Ecsenius bimaculatus

393

Ecsenius caeruliventris

394

Ecsenius lineatus

395

Ecsenius lividanalis

396

Ecsenius lubbocki

397

Ecsenius melarchus

398

Ecsenius midas

399

Ecsenius monoculus

400

Ecsenius namiyei

401

Ecsenius oculus

402

Ecsenius ops

403

Ecsenius paroculus

404

Ecsenius pictus

405

Ecsenius polystictus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

406

Ecsenius randalli

407

Ecsenius schroederi

408

Ecsenius shirleyae

409

Ecsenius stigmatura

410

Ecsenius tricolor

411

Ecsenius trilineatus

412

Ecsenius yaeyamaensis

413

Enchelyurus flavipes

414

Enchelyurus kraussii

415

Entomacrodus caudofasciatus

416

Entomacrodus decussatus

417

Entomacrodus epalzeocheilos

418

Entomacrodus thalassinus thalassinus

419

Exallias brevis

420

Glyptoparus delicatulus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

421

Hirculops cornifer

422

Istiblennius dussumieri

423

Istiblennius edentulus

424

Istiblennius lineatus

425

Istiblennius muelleri

426

Laiphognathus multimaculatus

427

Lipophrys nigriceps

428

Litobranchus fowleri

429

Meiacanthus abditus

430

Meiacanthus anema

431

Meiacanthus atrodorsalis

432

Meiacanthus crinitus

433

Meiacanthus ditrema

434

Meiacanthus grammistes

2

2

2

3

3

2

435

Meiacanthus smithi

436

Meiacanthus urostigma

437

Meiacanthus vicinus

438

Meiacanthus vittatus

439

Mimoblennius atrocinctus

440

Nannosalarias nativitatis

441

Omobranchus elongatus

442

Omobranchus germaini

443

Omobranchus hikkaduwensis

444

Omobranchus obliquus

445

Omobranchus punctatus

249

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

250

Suku Jenis

446

Omobranchus zebra

447

Omox biporos

448

Omox biporos

449

Paralticus amboinensis

450

Parenchelyurus hepburni

451

Petroscirtes breviceps

452

Petroscirtes marginatus

453

Petroscirtes mitratus

454

Petroscirtes thepassii

455

Petroscirtes variabilis

456

Petroscirtes xestus

457

Phenablennius heyligeri

458

Plagiotremus laudandus laudandus

459

Plagiotremus phenax

460

Plagiotremus rhinorhynchos

461

Plagiotremus spilistius

462

Plagiotremus tapeinosoma

463

Praealticus bilineatus

464

Praealticus oortii

465

Praealticus semicrenatus

466

Praealticus triangulus

467

Rhabdoblennius snowi

468

Salarias ceramensis

469

Salarias guttatus

470

Salarias patzneri

471

Salarias ramosus

472

Salarias segmentatus

473

Salarias sexfilum

474

Salarias sibogai

475

Salarias sinuosus

476

Stanulus seychellensis

477

Xiphasia matsubarai

478

Xiphasia setifer

479

Atrosalarias hosokawai

480

Entomacrodus williamsi

481

Salarias fasciatus

32

BOTHIDAE

482

Arnoglossus aspilos

483

Arnoglossus dalgleishi

484

Arnoglossus debilis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

2

2

2

3

3

2

3

3

2

IKAN

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Suku Jenis

485

Arnoglossus elongatus

486

Arnoglossus macrolophus

487

Arnoglossus polyspilus

488

Arnoglossus tapeinosoma

489

Arnoglossus profundus

490

Asterorhombus fijiensis

491

Asterorhombus intermedius

492

Bothus mancus

493

Bothus myriaster

494

Bothus ocellatus

495

Bothus pantherinus

496

Chascanopsetta lugubris

497

Crossorhombus azureus

498

Engyprosopon grandisquama

499

Engyprosopon mogkii

500

Engyprosopon xystrias

501

Grammatobothus polyophthalmus

502

Kamoharaia megastoma

503

Laeops guentheri

504

Neolaeops microphthalmus

505

Parabothus kiensis

506

Psettina brevirictis

507

Psettina gigantea

508

Psettina iijimae

509

Psettina profunda

510

Chascanopsetta lugubris

33

BRAMIDAE

511

Taractes rubescens

512

Brama dussumieri

34

BREGMACEROTIDAE

513

Bregmaceros atlanticus

514

Bregmaceros lanceolatus

513

Bregmaceros nectabanus

514

Bregmaceros macclellandii

515

Coelorhynchus acus

516

Coelorhynchus japonicus

517

Hymenocephalus striatissimus

518

Macrurus Heyningeni

519

Macrurus petersonii

520

Macrurus tydemani

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

251

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

252

Suku Jenis

521

Macrurus vittatus

522

Trachonurus villosus

35

BYTHITIDAE

523

Beaglichthys bleekeri

524

Brosmophyciops pautzkei

525

Diancistrus alleni

526

Diancistrus altidorsalis

527

Diancistrus beateae

528

Diancistrus fuscus

529

Diancistrus karinae

530

Diancistrus machidai

531

Diancistrus niger

532

Diancistrus novaeguineae

533

Diancistrus springeri

534

Dinematichthys iluocoeteoides

535

Eusurculus andamanensis

536

Grammonus thielei

537

Microbrotula polyactis

538

Microbrotula randalli

539

Paradiancistrus lombokensis

540

Ungusurculus komodoensis

541

Ungusurculus riauensis

542

Ungusurculus sundaensis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

36

CAESIONIDAE

543

Caesio caerulaurea

2

2

1

544

Caesio cuning

2

2

1

545

Caesio lunaris

2

2

1

546

Caesio teres

3

2

1

547

Caesio varilineata

548

Caesio xanthonota

2

2

1

3

3

1

549

Dipterygonotus balteatus

550

Gymnocaesio gymnoptera

551

Pterocaesio chrysozona

552

Pterocaesio digramma

553

Pterocaesio flavifasciata

554

Pterocaesio marri

555

Pterocaesio monikae

556

Pterocaesio pisang

2

2

1

557

Pterocaesio randalli

4

3

1

558

Pterocaesio tessellata

4

3

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

559

No. Pterocaesio tile

Suku Jenis

2

2

1

560

Pterocaesio trilineata

3

2

1

37

CALLIONYMIDAE

561

Anaora tentaculata

562

Bathycallionymus kaianus

563

Callionymus amboina

564

Callionymus annulatus

565

Callionymus bleekeri

566

Callionymus delicatulus

567

Callionymus enneactis

568

Callionymus filamentosus

569

Callionymus hindsii

570

Callionymus japonicus

571

Callionymus kaianus

572

Callionymus keeleyi

573

Callionymus margaretae

574

Callionymus melanotopterus

575

Callionymus meridionalis

576

Callionymus mortenseni

577

Callionymus neptunius

578

Callionymus obscurus

579

Callionymus pleurostictus

580

Callionymus schaapii

581

Callionymus semeiophor

582

Callionymus simplicicornis

583

Callionymus superbus

584

Callionymus whiteheadi

585

Dactylopus dactylopus

586

Diplogrammus goramensis

587

Diplogrammus xenicus

588

Eleutherochir opercularis

589

Paradiplogrammus parvus

590

Pseudocalliurichthys brevianalis

591

Synchiropus altivelis

592

Synchiropus bartelsi

593

Synchiropus delandi

594

Synchiropus grinnelli

595

Synchiropus kuiteri

596

Synchiropus laddi

597

Synchiropus morrisoni

253

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

254

Suku Jenis

598

Synchiropus moyeri

599

Synchiropus ocellatus

600

Synchiropus picturatus

601

Synchiropus splendidus

602

Synchiropus stellatus

603

Synchiropus picturatus

38

CAPROIDAE

604

Antigonia capros

605

Antigonia malayana

606

Antigonia rubescens

607

Antigonia rubicunda

608

Hypsinotus rubescens

39

CARACANTHIDAE

609

Caracanthus maculatus

610

Caracanthus unipinna

40

CARANGIDAE

611

Alectis ciliaris

612

Alectis indicus

613

Alepes djedaba

614

Alepes kleinii

615

Alepes melanoptera

616

Alepes vari

617

Atropus atropos

618

Atule mate

619

Carangoides armatus

620

Carangoides bajad

621

Carangoides chrysophrys

622

Carangoides coeruleopinnatus

623

Carangoides dinema

624

Carangoides ferdau

625

Carangoides fulvoguttatus

626

Carangoides gymnostethus

627

Carangoides hedlandensis

628

Carangoides humerosus

629

Carangoides malabaricus

630

Carangoides oblongus

631

Carangoides orthogrammus

632

Carangoides plagiotaenia

633

Carangoides praeustus

634

Carangoides talamparoides

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2

2

1

2

2

1

2

2

1

IKAN

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Suku Jenis

635

Caranx bucculentus

636

Caranx heberi

638

Caranx ignobilis

639

Caranx lugubris

640

Caranx melampygus

641

Caranx papuensis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2

2

1

2

2

1

3

3

1

642

Caranx sexfasciatus

643

Caranx tille

644

Decapterus kurroides

645

Decapterus lajang

2

2

1

646

Decapterus macarellus

2

2

1

647

Decapterus macrosoma

2

2

1

648

Decapterus russelli

1

649

Decapterus tabl

650

Elagatis bipinnulata

3

3

651

Gnathanodon speciosus

2

2

1

652

Megalaspis cordyla

3

3

1

653

Naucrates ductor

654

Pantolabus radiatus

655

Parastromateus niger

656

Scomberoides commersonnianus

2

2

1

657

Scomberoides lysan

658

Scomberoides tol

659

Selar boops

2

2

1

660

Selar crumenophthalmus

2

2

1

2

2

1

661

Selaroides leptolepis

662

Seriola dumerili

663

Seriola rivoliana

664

Seriolina nigrofasciata

665

Trachinotus africanus

666

Trachinotus baillonii

667

Ulua mentalis

668

Uraspis uraspis

669

Scomberoides tala

41

CARAPIDAE

670

Carapus boraborensis

671

Carapus mourlani

672

Carapus sluiteri

673

Encheliophis gracilis

674

Encheliophis homei

255

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

256

Suku Jenis

675

Encheliophis vermicularis

676

Onuxodon fowleri

677

Pyramodon ventralis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

678

Tetragondacnus spilotus

42

CARCHARHINIDAE

679

Carcharhinus albimarginatus

5

3

1

680

Carcharhinus amblyrhynchoides

4

3

1

681

Carcharhinus amblyrhynchos

4

3

1

682

Carcharhinus amboinensis

5

3

1

683

Carcharhinus borneensis

5

4

2

684

Carcharhinus brevipinna

3

3

1

685

Carcharhinus cautus

4

3

1

686

Carcharhinus dussumieri

3

2

1

687

Carcharhinus falciformis

3

3

1

688

Carcharhinus hemiodon

5

3

1 1

689

Carcharhinus leucas

5

3

690

Carcharhinus limbatus

3

3

1

691

Carcharhinus longimanus

5

3

1

692

Carcharhinus macloti

4

3

2

693

Carcharhinus melanopterus

4

3

1

694

Carcharhinus plumbeus

5

3

1

695

Carcharhinus sealei

4

2

1

696

Carcharhinus sorrah

3

2

1

697

Galeocerdo cuvier

4

3

1

698

Glyphis glyphis

5

3

1

699

Lamiopsis temminckii

4

3

1

700

Loxodon macrorhinus

4

3

1 1

701

Negaprion acutidens

5

3

702

Prionace glauca

3

3

1

703

Rhizoprionodon acutus

3

3

1

704

Rhizoprionodon oligolinx

4

3

2

705

Scoliodon laticaudus

3

2

2

706

Triaenodon obesus

3

2

2

43

CENTRISCIDAE 3

2

2

707

Aeoliscus strigatus

708

Centriscus cristatus

709

Centriscus scutatus

44

CENTROGENYIDAE

710

Centrogenys vaigiensis

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

45

CENTROLOPHIDAE

711

Psenopsis humerosa

712

Psenopsis obscura

713

Centrophorus moluccensis

46

CENTROPOMIDAE

714

Psammoperca waigiensies

47

CEPOLIDAE

715

Acanthocepola abbreviata

716

Acanthocepola krusensternii

717

Acanthocepola limbata

718

Cepola schlegelii

719

Owstonia pectinifer

720

Owstonia totomiensis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

1

721

Sphenanthias sibogae

48

CHAETODONTIDAE

722

Chaetodon adiergastos

3

3

2

723

Chaetodon andamanensis

4

3

2

724

Chaetodon assarius

725

Chaetodon auriga

3

2

2

726

Chaetodon baronessa

4

3

2

727

Chaetodon bennetti

4

3

2

728

Chaetodon burgessi

3

3

2

729

Chaetodon citrinellus

3

3

2

730

Chaetodon collare

3

3

2

731

Chaetodon decussatus

3

3

2

732

Chaetodon ephippium

3

3

2

733

Chaetodon falcula

3

3

2

734

Chaetodon gardineri

735

Chaetodon guentheri

736

Chaetodon guttatissimus

3

3

2

737

Chaetodon interruptus

738

Chaetodon kleinii

2

3

2

739

Chaetodon lineolatus

3

3

2

740

Chaetodon lunula

3

3

2

741

Chaetodon lunulatus

742

Chaetodon madagaskariensis

743

Chaetodon melannotus

3

3

2

744

Chaetodon mertensii

4

3

2

745

Chaetodon meyeri

4

3

2

746

Chaetodon modestus

257

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

258

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

747

Chaetodon ocellicaudus

Suku Jenis

3

3

2

748

Chaetodon octofasciatus

3

3

2

749

Chaetodon ornatissimus

4

3

2

750

Chaetodon oxycephalus

4

3

2

751

Chaetodon pelewensis

752

Chaetodon plebeius

753

Chaetodon punctatofasciatus

4

3

2

754

Chaetodon rafflesii

3

3

2

755

Chaetodon reticulatus

4

3

2

756

Chaetodon selene

4

3

2

757

Chaetodon semeion

4

3

2

758

Chaetodon speculum

3

3

2

759

Chaetodon triangulum

4

3

2

760

Chaetodon trifascialis

3

2

2

761

Chaetodon trifasciatus

3

2

2

762

Chaetodon ulietensis

3

3

2

763

Chaetodon unimaculatus 3

3

2

764

Chaetodon vagabundus

765

Chaetodon wiebeli

766

Chaetodon xanthocephalus

767

Chaetodon xanthurus

768

Chelmon rostratus

3

3

2

769

Coradion altivelis

3

3

2

770

Coradion chrysozonus

3

3

2

3

3

2

771

Coradion melanopus

772

Forcipiger flavissimus

773

Forcipiger longirostris

3

3

2

774

Hemitaurichthys zoster

4

3

2

775

Heniochus acuminatus

3

3

2

776

Heniochus chrysostomus

3

3

2

777

Heniochus diphreutes

3

4

2

778

Heniochus monoceros

779

Heniochus pleurotaenia

3

3

2

780

Heniochus singularius

3

3

2

781

Heniochus varius

3

3

2

782

Parachaetodon ocellatus

3

3

2

783

Chaetodon aureofasciatus

784

Hemitaurichthys polylepis

3

3

2

785

H. Zoster

4

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

49

CHAMPSODONTIDAE

786

Champsodon atridorsalis

787

Champsodon guentheri

788

Champsodon longipinnis

789

Champsodon nudivittis

790

Champsodon sagittus

791

Champsodon vorax

50

CHANIDAE

792

Chanos chanos

51

CHAUNACIDAE

793

Chaunax fimbriatus

52

CHIASMODONTIDAE

794

Chiasmodon braueri

795

Pseudoscopelus altipinnis

796

Pseudoscopelus bothrorrhinos

797

Pseudoscopelus microps

798

Pseudoscopelus obtusifrons

53

CHIMAERIDAE

799

Chimaera argiloba

54

CHIROCENTRIDAE

800

Chirocentrus dorab

801

Chirocentrus nudus

55

CHLOPSIDAE

802

Boehlkenchelys longidentata

803

Kaupichthys atronasus

804

Kaupichthys brachychirus

805

Kaupichthys diodontus

806

Thalassenchelys foliaceus

56

CHLOROPHTHALMIDAE

807

Chlorophthalmus agassizi

808

Chlorophthalmus albatrossis

809

Chlorophthalmus bicornis

810

Chlorophthalmus nigromarginatus

57

CIRRHITIDAE

811

Amblycirrhitus bimacula

812

Amblycirrhitus oxyrhynchos

813

Amblycirrhitus pinos

814

Cirrhitichthys aprinus

815

Cirrhitichthys aureus

816

Cirrhitichthys oxycephalus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

1

4

3

2

259

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

260

Suku Jenis

817

Cirrhitus pinnulatus

818

Cyprinocirrhites polyactis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

819

Neocirrhites armatus

820

Oxycirrhites typus

821

Paracirrhites arcatus

3

2

2

822

Paracirrhites forsteri

3

2

2

823

Cirrhitichthys falco

3

2

2

824

Brachypleura novaezeelandiae

825

Lepidoblepharon ophthalmolepis

58

CLINIDAE

826

Springeratus xanthosoma

59

CLUPEIDAE

827

Amblygaster clupeoides

828

Amblygaster leiogaster

829

Amblygaster sirm

830

Anodontostoma chacunda

831

Anodontostoma selangkat

832

Anodontostoma thailandiae

833

Dussumieria acuta

834

Dussumieria elopsoides

835

Escualosa thoracata

836

Herklotsichthys dispilonotus

837

Herklotsichthys gotoi

838

Herklotsichthys quadrimaculatus

839

Hilsa kelee

840

Nematalosa come

841

Opisthopterus tardoore

842

Opisthopterus valenciennesi

843

Raconda russeliana

844

Sardinella albella

845

Sardinella atricauda

846

Sardinella brachysoma

847

Sardinella gibbosa

848

Sardinella lemuru

849

Sardinella melanura

850

Spratelloides delicatulus

851

Spratelloides gracilis

852

Spratelloides lewisi

853

Tenualosa macrura

854

Tenualosa toli

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

60

CONGRIDAE

855

Ariosoma anago

856

Ariosoma anagoides

857

Ariosoma scheelei

858

Bathycongrus guttulatus

859

Bathycongrus odontostomus

860

Bathymyrus smithi

861

Bathyuroconger parvibranchialis

862

Bathyuroconger vicinus

863

Conger cinereus

864

Diploconger polystigmatus

865

Gorgasia barnesi

866

Gorgasia japonica

867

Gorgasia maculata

867

Gorgasia preclara

867

Gorgasia taiwanensis

868

Heteroconger enigmaticus

869

Heteroconger hassi

870

Heteroconger lentiginosus

871

Heteroconger perissodon

872

Heteroconger polyzona

873

Heteroconger taylori

874

Heteroconger tricia

875

Macrocephenchelys brachialis

876

Macrocephenchelys brevirostris

877

Parabathymyrus macrophthalmus

873

Poeciloconger fasciatus

874

Promyllantor purpureus

875

Uroconger lepturus

61

CORYPHAENIDAE

876

Coryphaena equiselis

877

Coryphaena hippurus

62

COTTIDAE

878

Antipodocottus mesembrinus

63

CREEDIIDAE

879

Limnichthys donaldsoni

880

Limnichthys fasciatus

881

Limnichthys nitidus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

261

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

262

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

1

Cynoglossus lingua

3

3

1

Cynoglossus macrolepidotus

3

3

1

3

3

1

64

CYNOGLOSSIDAE

882

Cynoglossus abbreviatus

883

Cynoglossus arel

884

Cynoglossus beauforti

885

Cynoglossus bilineatus

886

Cynoglossus cynoglossus

887

Cynoglossus kopsii

888

Cynoglossus lida

889 890 891

Cynoglossus cynoglossus

892

Cynoglossus kopsii

893

Cynoglossus lida

891

Cynoglossus lingua

3

3

1

892

Cynoglossus macrolepidotus

3

3

1

893

Cynoglossus monopus

894

Cynoglossus oligolepis

895

Cynoglossus puncticeps

896

Cynoglossus suyeni

897

Cynoglossus trulla

898

Paraplagusia bilineata

899

Paraplagusia blochii

900

Symphurus bathyspilus

901

Symphurus gilesii

902

Symphurus microrhynchus

903

Symphurus orientalis

904

Symphurus regani

65

DACTYLOPTERIDAE

905

Dactyloptena macracantha

906

Dactyloptena orientalis

907

Dactyloptena peterseni

66

DASYATIDAE

908

Dasyatis fluviorum

4

3

2

909

Dasyatis zugei

3

2

1

910

Himantura alcockii

911

Himantura astra

4

3

1

912

Himantura bleekeri

913

Himantura fai

3

3

1

914

Himantura fava

5

3

1

915

Himantura gerrardi

3

2

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

916

Himantura granulata

Suku Jenis

4

3

1

917

Himantura hortlei

4

4

1

918

Himantura imbricata

5

3

1

4

3

1

4

1 1

919

Himantura jenkinsii

920

Himantura leoparda

921

Himantura pareh

922

Himantura pastinacoides

4

923

Himantura toshi

4

3

924

Himantura uarnacoides

3

2

1

925

Himantura uarnak

3

2

1

926

Himantura undulata

4

2

1

927

Himantura walga

3

2

1

928

Neotrygon kuhlii

3

2

1

929

Neotrygon leylandi

4

3

1

930

Pastinachus sephen

4

2

1

931

Pastinachus solocirostris

4

4

1

932

Pastinachus stelluraitris

5

4

1

933

Taeniura lymma

3

2

1

934

Taeniura meyeni

4

3

1

935

Urogymnus asperrimus

4

3

1

67

DENTATHERINIDAE

936

Dentatherina merceri

68

DICERATIIDAE

937

Bufoceratias thele

938

Chilomycterus reticulatus

939

Cyclichthys orbicularis

940

Cyclichthys spilostylus

941

Diodon eydouxii

942

Diodon holocanthus

943

Diodon hystrix

3

3

1

944

Diodon liturosus

3

3

1

945

Lophodiodon calori

69

DIRETMIDAE

3

3

2

946

Diretmoides veriginae

70

DRACONETTIDAE

947

Centrodraco insolitus

948

Centrodraco rubellus

71

DREPANEIDAE

949

Drepane longimana

950

Drepane punctata

263

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

264

Suku Jenis

72

ECHENEIDAE

951

Echeneis naucrates

952

Remora remora

953

Remorina albescens

73

ELEOTRIDAE

954

Bostrychus sinensis

955

Butis amboinensis

956

Butis humeralis

957

Butis koilomatodon

958

Calumia godeffroyi

959

Calumia profunda

960

Eleotris acanthopoma

961

Eleotris macrocephala

962

Eleotris macrolepis

963

Hypseleotris leuciscus

964

Odonteleotris canina

965

Ophiocara porocephala

74

ELOPIDAE

966

Elops hawaiensis

967

Elops machnata

75

EMMELICHTHYIDAE

968

Erythrocles schlegelii

969

Coilia borneensis

970

Coilia coomansi

971

Coilia dussumieri

972

Coilia macrognathos

973

Coilia neglecta

974

Coilia rebentischii

975

Encrasicholina devisi

976

Encrasicholina heteroloba

977

Encrasicholina punctifer

978

Engraulis japonicus

979

Papuengraulis micropinna

980

Setipinna breviceps

981

Setipinna taty

982

Setipinna tenuifilis

983

Stolephorus andhraensis

984

Stolephorus baganensis

985

Stolephorus carpentariae

986

Stolephorus commersonnii

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

987

Stolephorus dubiosus

988

Stolephorus indicus

989

Stolephorus insularis

990

Stolephorus tri

991

Stolephorus waitei

992

Thryssa baelama

993

Thryssa dussumieri

994

Thryssa encrasicholoides

995

Thryssa hamiltonii

996

Thryssa kammalensis

997

Thryssa mystax

998

Thryssa setirostris

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

76

EPHIPPIDAE

999

Ephippus orbis

1000

Platax batavianus

1001

Platax boersii

1002

Platax orbicularis

3

3

1

1003

Platax pinnatus

3

3

1

1004

Platax teira

3

3

1

1005

Proteracanthus sarissophorus

1006

Zabidius novemaculeatus

77

EPIGONIDAE

1007

Epigonus macrops

78

ETMOPTERIDAE

1008

Etmopterus evansi

1009

Etmopterus lucifer

1010

Etmopterus splendidus

79

EXOCOETIDAE

1010

Cheilopogon abei

1011

Cheilopogon antoncichi

1012

Cheilopogon arcticeps

1013

Cheilopogon atrisignis

1014

Cheilopogon intermedius

1015

Cheilopogon katoptron

1016

Cheilopogon unicolor

1017

Cypselurus hexazona

1018

Cypselurus oligolepis

1019

Cypselurus opisthopus

1020

Cypselurus poecilopterus

1021

Hirundichthys albimaculatus

265

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Suku Jenis

1022

Hirundichthys oxycephalus

1023 80

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Parexocoetus brachypterus FISTULARIIDAE

1024

Fistularia commersonii

3

3

2

1025

Fistularia petimba

3

3

2

3

3

1

3

2

2

5

3

81

GEMPYLIDAE

1026

Diplospinus multistriatus

1027

Gempylus serpens

1028

Lepidocybium flavobrunneum

1029

Nealotus tripes

1030

Neoepinnula orientalis

1031

Nesiarchus nasutus

1032

Promethichthys prometheus

1033

Rexea bengalensis

1034

Rexea nakamurai

1035

Rexea prometheoides

1036

Ruvettus pretiosus

1037 82

Thyrsitoides marleyi GERREIDAE

1038

Gerres argyreus

1039

Gerres erythrourus

1040

Gerres filamentosus

1041

Gerres kapas

1042

Gerres limbatus

1043

Gerres longirostris

1044

Gerres macracanthus

1045

Gerres oblongus

1046

Gerres oyena

1047

Gerres setifer

1048

Gerres shima

1049

Pentaprion longimanus

83

GIBBERICHTHYIDAE

1050

Gibberichthys pumilus

84

GIGANTACTINIDAE

1051 85

266

KELIMPAHAN

Gigantactis perlatus GINGLYMOSTOMATIDAE

1052

Nebrius ferrugineus

86

GOBIESOCIDAE

1053

Conidens laticephalus

1054

Diademichthys lineatus

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

1055

Discotrema crinophilum

1056

Discotrema monogrammum

1057

Lepadichthys bolini

1058

Lepadichthys caritus

1059

Lepadichthys lineatus

1060

Lepadichthys minor

1061

Pherallodus indicus

87

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

GOBIIDAE

1062

Acentrogobius audax

1063

Acentrogobius bontii

1064

Acentrogobius caninus

1065

Acentrogobius cyanomos

1066

Acentrogobius janthinopterus

1067

Acentrogobius suluensis

1068

Acentrogobius viridipunctatus

1069

Amblyeleotris arcupinna

1070

Amblyeleotris aurora

1071

Amblyeleotris diagonalis

1072

Amblyeleotris downingi

1073

Amblyeleotris fasciata

1074

Amblyeleotris fontanesii

1075

Amblyeleotris guttata

1076

Amblyeleotris gymnocephala

1077

Amblyeleotris latifasciata

1078

Amblyeleotris masuii

1079

Amblyeleotris melanocephala

1080

Amblyeleotris ogasawarensis

1081

Amblyeleotris periophthalma

1082

Amblyeleotris randalli

1083

Amblyeleotris steinitzi

1084

Amblyeleotris wheeleri

1085

Amblyeleotris yanoi

1086

Amblygobius albimaculatus

1087

Amblygobius buanensis

1088

Amblygobius bynoensis

1089

Amblygobius decussatus

1090

Amblygobius esakiae

1091

Amblygobius hectori

1092

Amblygobius nocturnus

1093

Amblygobius phalaena

267

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

268

Suku Jenis

1094

Amblygobius rainfordi

1095

Amblygobius stethophthalmus

1096

Apocryptodon madurensis

1097

Asterropteryx bipunctata

1098

Asterropteryx ensifera

1099

Asterropteryx ovata

1100

Asterropteryx semipunctata

1101

Asterropteryx striata

1102

Barbuligobius boehlkei

1103

Bathygobius coalitus

1104

Bathygobius cocosensis

1105

Bathygobius cotticeps

1106

Bathygobius cyclopterus

1107

Bathygobius fuscus

1108

Bathygobius laddi

1109

Bathygobius padangensis

1110

Bathygobius petrophilus

1111

Boleophthalmus boddarti

1112

Bryaninops amplus

1113

Bryaninops loki

1114

Bryaninops natans

1115

Bryaninops nexus

1116

Bryaninops tigris

1117

Bryaninops yongei

1118

Cabillus macrophthalmus

1119

Calamiana mindora

1120

Calamiana variegata

1121

Callogobius centrolepis

1122

Callogobius clitellus

1123

Callogobius crassus

1124

Callogobius hasseltii

1125

Callogobius maculipinnis

1126

Callogobius sclateri

1127

Callogobius snelliusi

1128

Coryphopterus humeralis

1129

Cristatogobius lophius

1130

Cristatogobius rubripectoralis

1131

Cryptocentroides insignis

1132

Cryptocentrus albidorsus

1133

Cryptocentrus caeruleomaculatus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

1134

Cryptocentrus cinctus

1135

Cryptocentrus cyanotaenia

1136

Cryptocentrus diproctotaenia

1137

Cryptocentrus fasciatus

1138

Cryptocentrus inexplicatus

1139

Cryptocentrus leptocephalus

1140

Cryptocentrus leucostictus

1141

Cryptocentrus maudae

1142

Cryptocentrus nigrocellatus

1143

Cryptocentrus niveatus

1144

Cryptocentrus pavoninoides

1145

Cryptocentrus polyophthalmus

1146

Cryptocentrus strigilliceps

1147

Ctenogobiops aurocingulus

1148

Ctenogobiops crocineus

1149

Ctenogobiops feroculus

1150

Ctenogobiops mitodes

1151

Ctenogobiops pomastictus

1152

Ctenogobiops tangaroai

1153

Ctenotrypauchen microcephalus

1154

Discordipinna griessingeri

1155

Drombus kranjiensis

1156

Drombus triangularis

1157

Eviota afelei

1158

Eviota albolineata

1159

Eviota bifasciata

1160

Eviota cometa

1161

Eviota distigma

1162

Eviota fasciola

1163

Eviota guttata

1164

Eviota herrei

1165

Eviota infulata

1166

Eviota lachdeberei

1167

Eviota latifasciata

1168

Eviota melasma

1169

Eviota mikiae

1170

Eviota nebulosa

1171

Eviota nigriventris

1172

Eviota pellucida

1173

Eviota prasina

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

269

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

270

Suku Jenis

1174

Eviota prasites

1175

Eviota punctulata

1176

Eviota queenslandica

1177

Eviota raja

1178

Eviota sebreei

1179

Eviota sigillata

1180

Eviota sparsa

1181

Eviota spilota

1182

Eviota storthynx

1183

Eviota zebrina

1184

Eviota zonura

1185

Exyrias akihito

1186

Exyrias belissimus

1187

Exyrias ferrarisi

1188

Exyrias puntang

1189

Favonigobius melanobranchus

1190

Favonigobius reichei

1191

Feia nympha

1192

Fusigobius aureus

1193

Fusigobius duospilus

1194

Fusigobius inframaculatus

1195

Fusigobius longispinus

1196

Fusigobius maximus

1197

Fusigobius melacron

1198

Fusigobius neophytus

1199

Fusigobius pallidus

1200

Fusigobius signipinnis

1201

Gladiogobius ensifer

1202

Glossogobius giuris

1203

Gnatholepis anjerensis

1204

Gnatholepis cauerensis cauerensis

1205

Gnatholepis davaoensis

1206

Gobiodon albofasciatus

1207

Gobiodon ceramensis

1208

Gobiodon citrinus

1209

Gobiodon heterospilos

1210

Gobiodon histrio

1211

Gobiodon okinawae

1212

Gobiodon quinquestrigatus

1213

Gobiodon spilophthalmus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

1214

Gobiodon unicolor

1215

Gobiopsis angustifrons

1216

Gobiopsis aporia

1217

Gobiopsis bravoi

1218

Gobiopsis springeri

1219

Grallenia lipi

1220

Hemigobius mingi

1221

Istigobius decoratus

1222

Istigobius goldmanni

1223

Istigobius nigroocellatus

1224

Istigobius ornatus

1225

Istigobius perspicillatus

1226

Istigobius rigilius

1227

Istigobius spence

1228

Karsten totoyensis

1229

Lobulogobius morrigu

1230

Lotilia graciliosa

1231

Lubricogobius exiguus

1232

Luposicya lupus

1233

Macrodontogobius wilburi

1234

Mahidolia mystacina

1235

Mugilogobius cavifrons

1246

Mugilogobius platystomus

1236

Myersina filifer

1237

Myersina lachneri

1238

Myersina nigrivirgata

1239

Myersina papuanus

1240

Odontamblyopus rubicundus

1241

Oplopomus caninoides

1242

Oplopomus oplopomus

1243

Oxuderces dentatus

1244

Oxyurichthys auchenolepis

1245

Oxyurichthys cornutus

1247

Oxyurichthys microlepis

1248

Oxyurichthys notonema

1249

Oxyurichthys ophthalmonema

1250

Periophthalmodon freycineti

1251

Oxyurichthys papuensis

1252

Oxyurichthys tentacularis

1253

Oxyurichthys uronema

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

271

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

272

Suku Jenis

1254

Palutrus scapulopunctatus

1255

Pandaka pusilla

1256

Parachaeturichthys polynema

1257

Paragobiodon echinocephalus

1258

Paragobiodon xanthosomus

1259

Parapocryptes serperaster

1260

Paratrypauchen microcephalus

1261

Periophthalmodon schlosseri

1262

Periophthalmus argentilineatus

1263

Periophthalmus chrysospilos

1264

Periophthalmus gracilis

1265

Periophthalmus kalolo

1266

Periophthalmus malaccensis

1267

Periophthalmus minutus

1268

Periophthalmus novemradiatus

1269

Periophthalmus spilotus

1270

Periophthalmus weberi

1271

Phyllogobius platycephalops

1272

Platygobiopsis akihito

1273

Pleurosicya annandalei

1274

Pleurosicya bilobata

1275

Pleurosicya boldinghi

1276

Pleurosicya carolinensis

1277

Pleurosicya coerulea

1278

Pleurosicya elongata

1279

Pleurosicya labiata

1280

Pleurosicya micheli

1281

Pleurosicya mossambica

1282

Pleurosicya muscarum

1283

Pleurosicya plicata

1284

Pleurosicya spongicola

1285

Priolepis aithiops

1286

Priolepis cinctus

1287

Priolepis compita

1288

Priolepis fallacincta

1289

Priolepis kappa

1290

Priolepis nocturna

1291

Priolepis pallidicincta

1292

Priolepis profunda

1293

Priolepis semidoliata

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

1294

Priolepis sticta

1295

Priolepis vexilla

1296

Psammogobius biocellatus

1297

Pseudapocryptes elongatus

1298

Pseudogobius isognathus

1299

Pseudogobius melanostictus

1300

Psilogobius prolatus

1301

Redigobius roemeri

1302

Scartelaos histophorus

1303

Sicyopterus lagocephalus

1304

Signigobius biocellatus

1305

Stenogobius genivittatus

1306

Stenogobius gymnopomus

1307

Stenogobius marinus

1308

Stonogobiops nematodes

1309

Stonogobiops xanthorhinica

1310

Stonogobiops yasha

1311

Sueviota atrinasa

1312

Taenioides anguillaris

1313

Taenioides cirratus

1314

Taenioides eruptionis

1315

Tomiyamichthys alleni

1316

Tomiyamichthys lanceolatus

1317

Tomiyamichthys latruncularius

1318

Tomiyamichthys oni

1319

Tomiyamichthys tanyspilus

1320

Trimma agrena

1321

Trimma anaima

1322

Trimma annosum

1323

Trimma benjamini

1324

Trimma flavatrum

1325

Trimma griffithsi

1326

Trimma halonevum

1327

Trimma hayashii

1328

Trimma hoesei

1329

Trimma macrophthalma

1330

Trimma milta

1331

Trimma nasa

1332

Trimma naudei

1333

Trimma nomurai

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

273

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

274

Suku Jenis

1334

Trimma okinawae

1335

Trimma rubromaculatus

1336

Trimma sanguinellus

1337

Trimma stobbsi

1338

Trimma striata

1339

Trimma taylori

1340

Trimmatom nanus

1341

Trimmatom pharus

1342

Trimmatom sagma

1343

Trypauchen raha

1344

Trypauchen taenia

1345

Trypauchen vagina

1346

Trypauchenichthys sumatrensis

1347

Tryssogobius colini

1348

Tryssogobius flavolineatus

1349

Tryssogobius longipes

1350

Valenciennea bella

1351

Valenciennea helsdingenii

1352

Valenciennea immaculata

1353

Valenciennea limicola

1354

Valenciennea longipinnis

1355

Valenciennea muralis

1356

Valenciennea parva

1357

Valenciennea puellaris

1358

Valenciennea randalli

1359

Valenciennea sexguttata

1360

Valenciennea strigata

1361

Valenciennea wardii

1362

Vanderhorstia ambanoro

1363

Vanderhorstia auronotata

1364

Vanderhorstia longimanus

1365

Vanderhorstia nobilis

1366

Vanderhorstia ornatissima

1367

Yongeichthys criniger

1368

Yongeichthys nebulosus

1369

Amblygobius sphynx

1370

Cryptocentrus octofasciatus

1371

Fusigobius aureus

1372

Oplopomops diacanthus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No. 1373 1374 88

Suku Jenis

NILAI EKONOMIS

4

2

1

3

2

1

Trimma tevegae

1375

Bonapartia pedialota Cyclothone acclinidens

1377

Cyclothone microdon

1378

Cyclothone pseudopallida

1379

Cyclothone signata

1380

Gonostoma elongatum

1381

Manducus greyae Margrethia obtusirostra

89

GYMNURIDAE

1383

Aetoplatea zonura

1384

Gymnura australis

1385

Gymnura poecilura

90

SEBARAN

GONOSTOMATIDAE

1376

1382

KELIMPAHAN

Priolepis nuchifasciata

HAEMULIDAE

1386

Diagramma melanacrum

3

3

1

1387

Diagramma pictum

3

3

1

1388

Diagramma punctatum

3

3

1

1389

Plectorhinchus albovittatus

1390

Plectorhinchus celebicus

1391

Plectorhinchus chaetodonoides

3

3

1

1392

Plectorhinchus chrysotaenia

3

3

1

1393

Plectorhinchus chubbi

1394

Plectorhinchus flavomaculatus

1395

Plectorhinchus gaterinoides

1396

Plectorhinchus lessonii

3

3

1

3

3

1

3

3

1

3

3

1

4

3

1

1397

Plectorhinchus lineatus

1398

Plectorhinchus obscurus

1399

Plectorhinchus orientalis

1400

Plectorhinchus pictus

1401

Plectorhinchus picus

1402

Plectorhinchus polytaenia

1403

Plectorhinchus unicolor

1404

Plectorhinchus vittatus

1405

Pomadasys argenteus

1406

Pomadasys argyreus

1407

Pomadasys commersonnii

1408

Pomadasys furcatus

1409

Pomadasys kaakan

275

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Pomadasys maculatus

1411

Plectorhinchus gibbosus

91 1412 92

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

1

3

3

1

3

3

1

4

3

2

HALOSAURIDAE Aldrovandia mediorostris HEMIGALEIDAE

1413

Chaenogaleus macrostoma

1414

Hemigaleus microstoma

93

276

Suku Jenis

1410

HEMIRAMPHIDAE

1415

Hemiramphus archipelagicus

1416

Hemiramphus far

1417

Hemiramphus lutkei

1418

Hyporhamphus affinis

1419

Hyporhamphus balinensis

1420

Hyporhamphus dussumieri

1421

Hyporhamphus melanopterus

1422

Hyporhamphus neglectissimus

1423

Hyporhamphus neglectus

1424

Hyporhamphus quoyi

1425

Nomorhamphus australis

1426

Oxyporhamphus convexus

1427

Oxyporhamphus micropterus micropterus

1428

Rhynchorhamphus georgii

1429

Zenarchopterus buffonis

1430

Zenarchopterus dispar

1431

Zenarchopterus dunckeri

1431

Zenarchopterus gilli

1432

Zenarchopterus pappenheimi

1433

Zenarchopterus rasori

1434

Zenarchopterus xiphophorus

94

HEMISCYLLIIDAE

1435

Chiloscyllium griseum

1436

Chiloscyllium hasseltii

5

3

2

1437

Chiloscyllium indicum

4

3

2

1438

Chiloscyllium plagiosum

4

3

2

1439

Chiloscyllium punctatum

3

2

2

1440

Hemiscyllium freycineti

4

3

2

1441

Hemiscyllium galei

4

4

2

1442

Hemiscyllium hallstromi

4

3

2

1443

Hemiscyllium henryi

4

4

2

1444

Hemiscyllium ocellatum

4

3

2

IKAN

No.

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

1445

Hemiscyllium strahani

4

3

2

1446

Hemiscyllium trispeculare

4

3

2

5

3

2

95

Suku Jenis

HETERODONTIDAE

1447

Heterodontus zebra

96

HEXANCHIDAE

1448

Heptranchias perlo

4

3

1

Hexanchus griseus

5

3

1

4

3

1

4

3

1

4

3

1

2

2

1

3

3

1

1449 97 1450 98

HISPIDOBERYCIDAE Hispidoberyx ambagiosus HOLOCENTRIDAE

1451

Myripristis adusta

1452

Myripristis amaena

1453

Myripristis aulacodes

1454

Myripristis berndti

1455

Myripristis botche

1456

Myripristis hexagona

1457

Myripristis kaianus

1458

Myripristis kuntee

1459

Myripristis murdjan

1460

Myripristis pralinia

1461

Myripristis trachyacron

1462

Myripristis violacea

1463

Myripristis vittata

1464

Neoniphon argenteus

1465

Neoniphon aurolineatus

1466

Neoniphon opercularis

1467

Neoniphon sammara

1468

Ostichthys acanthorhinus

1469

Ostichthys japonicus

1470

Ostichthys kaianus

1471

Sargocentron caudimaculatum

1472

Sargocentron cornutum

1473

Sargocentron diadema

1474

Sargocentron iota

1475

Sargocentron ittodai

1476

Sargocentron melanospilos

1475

Sargocentron microstoma

1476

Sargocentron praslin

1475

Sargocentron punctatissimum

1476

Sargocentron rubrum

277

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Sargocentron shimizui

1478

Sargocentron spiniferum

1479

Sargocentron tiere

1480

Sargocentron tiereoides

1481

Sargocentron violaceum

99

278

Suku Jenis

1477

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

1

4

3

1

HOPLICHTHYIDAE

1482

Hoplichthys citrinus

1483

Hoplichthys gilberti

1484

Hoplichthys regani

100

IPNOPIDAE

1485

Bathypterois parini

1486

Ipnops agassizii

101

ISTIOPHORIDAE

1487

Istiophorus platypterus

1488

Makaira indica

1489

Makaira mazara

1490

Tetrapturus angustirostris

1491

Tetrapturus audax

102

KUHLIIDAE

1492

Kuhlia mugil

1493

Kuhlia rupestris

103

KYPHOSIDAE

1494

Kyphosus bigibbus

1495

Kyphosus cinerascens

3

2

1

1496

Kyphosus vaigiensis

3

2

1

104

LABRIDAE

3

3

2

3

3

2

1497

Anampses caeruleopunctatus

1498

Anampses cuvier

1499

Anampses geographicus

1500

Anampses lineatus

1501

Anampses melanurus

1502

Anampses meleagrides

1503

Anampses neoguinaicus

1504

Anampses twistii

3

2

2

1505

Bodianus anthioides

5

3

2

1506

Bodianus axillaris

3

3

2

1507

Bodianus bilunulatus

5

3

2

1508

Bodianus bimaculatus 3

3

2

1509

Bodianus diana

1510

Bodianus leucosticticus

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No. 1511

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

2

Bodianus loxozonus

1512

Bodianus mesothorax

1513

Bodianus sepiacaudus

1514

Cheilinus chlorourus

3

3

1515

Cheilinus fasciatus

3

3

1

1516

Cheilinus oxycephalus

3

3

1

1517

Cheilinus oxyrhynchus

1518

Cheilinus trilobatus

3

2

1

1519

Cheilinus undulatus

5

3

1

1520

Choerodon anchorago

3

2

1

4

3

1

3

3

1

4

3

1

2

3

2

1521

Choerodon cephalotes

1522

Choerodon gomoni

1523

Choerodon jordani

1524

Choerodon oligacanthus

1525

Choerodon robustus

1526

Choerodon schoenleinii

1527

Choerodon zamboangae

1528

Choerodon zosterophorus

1529

Cirrhilabrus aurantidorsalis

1530

Cirrhilabrus adornatus

1531

Cirrhilabrus brunneus

1532

Cirrhilabrus cenderawasih

1533

Cirrhilabrus cyanopleura

1534

Cirrhilabrus exquisitus

1535

Cirrhilabrus filamentosus

1536

Cirrhilabrus flavidorsalis

1537

Cirrhilabrus joanallenae

1538

Cirrhilabrus lubbocki

1539

Cirrhilabrus lunatus

1540

Cirrhilabrus pylei

1541

Cirrhilabrus rubrimarginatus

1542

Cirrhilabrus rubripinnis

1543

Cirrhilabrus solorensis

3

3

2

1544

Cirrhilabrus temminckii

4

3

2

1545

Cirrhilabrus tonozukai

1546

Coris aygula

1547

Coris batuensis

3

3

2

1548

Coris caudimacula

1549

Coris cuvieri

1550

Coris dorsomacula

279

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

280

Suku Jenis

1551

Coris gaimard

1552

Coris julis

1553

Coris pictoides

1554

Cymolutes praetextatus

1555

Cymolutes torquatus

1556

Diproctacanthus xanthurus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

3

2

2

1557

Epibulus brevis

1558

Epibulus insidiator

1559

Gomphosus caeruleus

1560

Gomphosus varius

3

2

2

3

2

2

1561

Halichoeres argus

1562

Halichoeres bicolor

1563

Halichoeres binotopsis

1564

Halichoeres biocellatus

1565

Halichoeres chlorocephalus

1566

Halichoeres chloropterus

3

2

2

1567

Halichoeres chrysus

3

3

2

1568

Halichoeres cosmetus

1569

Halichoeres girardi

1570

Halichoeres hartzfeldii

4

3

2

1571

Halichoeres hortulanus

3

3

2

1572

Halichoeres kallochroma

1573

Halichoeres leucoxanthus

1574

Halichoeres leucurus

3

3

2

3

2

2

3

2

2

1575

Halichoeres margaritaceus

1576

Halichoeres marginatus

1577

Halichoeres melanochir

1578

Halichoeres melanurus

1579

Halichoeres melasmapomus

1580

Halichoeres miniatus

1581

Halichoeres nebulosus

1582

Halichoeres nigrescens

1583

Halichoeres ornatissimus

1584

Halichoeres pallidus

1585

Halichoeres papilionaceus

1586

Halichoeres pardaleocephalus

1587

Halichoeres podostigma

4

3

2

1588

Halichoeres prosopeion

3

3

2

1589

Halichoeres purpurescens

3

3

2

1590

Halichoeres richmondi

4

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No. 1591

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Halichoeres rubricephalus

1592

Halichoeres scapularis

3

3

2

1593

Halichoeres solorensis

4

3

2

1594

Halichoeres timorensis

1595

Halichoeres trimaculatus

1596

Halichoeres trispilus 3

3

2

1597

Halichoeres vrolikii

1598

Halichoeres zeylonicus

1599

Hemigymnus fasciatus

3

3

2

1600

Hemigymnus melapterus

3

2

1

1601

Hologymnosus annulatus

4

3

2

1602

Hologymnosus doliatus

4

3

2

1603

Hologymnosus rhodonotus

1604

Iniistius aneitensis

1605

Iniistius celebicus

1606

Iniistius pavo

1607

Isurus oxyrinchus

1608

Labrichthys unilineatus

3

3

2

1609

Labroides bicolor

3

3

2

1610

Labroides dimidiatus

3

3

2

1611

Labroides pectoralis

1612

Labroides rubrolabiatus

1613

Labropsis alleni

4

3

2

1614

Labropsis manabei

4

3

2

4

3

2

3

3

2

4

3

2

1615

Labropsis xanthonota

1616

Lactarius lactarius

1617

Leptojulis chrysotaenia

1618

Leptojulis cyanopleura

1619

Leptojulis polylepis

1620

Leptojulis urostigma

1621

Lates calcarifer

1622

Macropharyngodon meleagris

1623

Macropharyngodon negrosensis

1624

Macropharyngodon ornatus

1625

Novaculichthys macrolepidotus

1626

Novaculichthys taeniourus

1627

Oxycheilinus arenatus

1628

Oxycheilinus bimaculatus

4

3

2

1629

Oxycheilinus celebicus

3

3

2

1630

Oxycheilinus digramma

3

3

2

281

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

282

Suku Jenis

1631

Oxycheilinus orientalis

1632

Oxycheilinus rhodochrous

1633

Oxycheilinus unifasciatus

1634

Paracheilinus angulatus

1635

Paracheilinus bellae

1636

Paracheilinus carpenteri

1637

Paracheilinus cyaneus

1638

Paracheilinus filamentosus

1639

Paracheilinus flavianalis

1640

Paracheilinus mccoskeri

1641

Paracheilinus nursalim

1642

Paracheilinus togeanensis

1643

Paracheilinus walton

1644

Psammoperca waigiensis

1645

Pseudocheilinops ataenia

1646

Pseudocheilinus evanidus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

3

2

2

1647

Pseudocheilinus hexataenia

3

3

2

1648

Pseudocheilinus octotaenia

4

3

2

4

3

2

3

3

2

1649

Pseudocoris aurantiofasciata

1650

Pseudocoris bleekeri

1651

Pseudocoris heteroptera

1652

Pseudocoris yamashiroi

1653

Pseudodax moluccanus

1654

Pseudojuloides cerasinus

1655

Pseudojuloides kaleidos

1656

Pseudojuloides mesostigma

1657

Pseudojuloides severnsi

1658

Pteragogus cryptus

1659

Pteragogus enneacanthus

1660

Pteragogus flagellifer

1661

Pteragogus guttatus

1662

Stethojulis albovittata

1663

Stethojulis balteata

1664

Stethojulis bandanensis

3

3

2

1665

Stethojulis interrupta

3

3

2

1666

Stethojulis strigiventer

3

3

2

3

3

2

1667

Stethojulis trilineata

1668

Terelabrus rubrovittatus

1669

Thalassoma amblycephalum

3

2

2

1670

Thalassoma hardwicke

3

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No. 1671

Suku Jenis Thalassoma jansenii

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

1672

Thalassoma lunare

3

3

2

1673

Thalassoma lutescens

4

3

2

1674

Thalassoma purpureum

4

3

2

1675

Thalassoma quinquevittatum

1676

Thalassoma trilobatum

5

3

2

5

4

1

3

3

2

1677

Wetmorella albofasciata

1678

Wetmorella nigropinnata

1679

Wetmorella tanakai

1680

Xiphocheilus typus

1681

Xyrichtys bimaculatus

1682

Xyrichtys dea

1683

Xyrichtys javanicus

1684

Xyrichtys melanopus

1685

Xyrichtys pentadactylus

1686

Xyrichtys trivittatus

1687

Xyrichtys twistii

105

LATIMERIIDAE

1688

Latimeria menadoensis

106

LEIOGNATHIDAE

1689

Equulites elongatus

1690

Equulites leuciscus

1691

Equulites stercorarius

1692

Eubleekeria jonesi

1693

Eubleekeria kupanensis

1694

Eubleekeria rapsoni

1695

Eubleekeria splendens

1696

Gazza achlamys

1697

Gazza dentex

1698

Gazza minuta

1699

Gazza rhombea

1700

Leiognathus aureus

1701

Leiognathus berbis

1702

Leiognathus daura

1703

Leiognathus dussumieri

2

2

1

1704

Leiognathus equulus

2

2

1

1705

Leiognathus fasciatus

2

2

1

1706

Leiognathus hataii

1707

Leiognathus longispinis

2

2

1

1708

Nuchequula blochii

283

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

284

Suku Jenis

1709

Nuchequula gerreoides

1710

Nuchequula glenysae

1711

Nuchequula longicornis

1712

Nuchequula nuchalis

1713

Photopectoralis bindus

1714

Secutor hanedai

1715

Secutor indicius

1716

Secutor insidiator

1717

Secutor interruptus

1718

Secutor megalolepis

1719

Secutor ruconius

107

LETHRINIDAE

1720

Gnathodentex aureolineatus

1721

Gymnocranius audleyi

1722

Gymnocranius elongatus

1723

Gymnocranius frenatus

1724

Gymnocranius grandoculis

1725

Gymnocranius griseus

1726

Gymnocranius microdon

1727

Lethrinus amboinensis

1728

Lethrinus atkinsoni

1729

Lethrinus conchyliatus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2

2

1

2

2

1

3

3

1

3

3

1

3

3

1

1730

Lethrinus erythracanthus

3

3

1

1731

Lethrinus erythropterus

3

3

1

1732

Lethrinus genivittatus

1733

Lethrinus harak

2

2

1

1734

Lethrinus laticaudis

1735

Lethrinus lentjan

2

2

1

1736

Lethrinus microdon

1737

Lethrinus nebulosus

3

2

1

1738

Lethrinus obsoletus

2

2

1

1739

Lethrinus olivaceus

3

2

1

1740

Lethrinus ornatus

3

3

1

3

2

1

3

3

1

1741

Lethrinus reticulatus

1742

Lethrinus rubrioperculatus

1743

Lethrinus semicinctus

1744

Lethrinus variegatus

1745

Lethrinus xanthochilus

1746

Monotaxis grandoculis

1747

Wattsia mossambica

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

108

LINOPHRYNIDAE

1748

Linophryne bipennata

109

LOBOTIDAE

1749

Lobotes surinamensis

110

LOPHICHTHYIDAE

1750

Lophichthys boschmai

111

LOPHIIDAE

1751

Lophiodes gracilimanus

1752

Lophiodes mutilus

1753

Lophiomus setigerus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

1

112

LUTJANIDAE

1754

Aphareus furca

4

3

1

1755

Aphareus rutilans

3

3

1

1756

Aprion virescens

3

3

1

3

3

1

3

3

1

2

2

1

3

3

1

1757

Etelis carbunculus

1758

Etelis coruscans

1759

Etelis radiosus

1760

Lipocheilus carnolabrum

1761

Lutjanus argentimaculatus

1762

Lutjanus bengalensis

1763

Lutjanus biguttatus

1764

Lutjanus bitaeniatus

1765

Lutjanus bohar

1766

Lutjanus boutton

1767

Lutjanus carponotatus

3

2

1

1768

Lutjanus decussatus

3

2

1

1769

Lutjanus dodecacanthoides

1770

Lutjanus ehrenbergii

1771

Lutjanus erythropterus

3

3

1

1772

Lutjanus fulviflamma

2

2

1

1773

Lutjanus fulvus

3

3

1

1774

Lutjanus gibbus

2

2

1

1775

Lutjanus goldiei

1776

Lutjanus johnii

3

2

1

1777

Lutjanus kasmira

2

2

1

1778

Lutjanus lemniscatus

1779

Lutjanus lunulatus

3

3

1

1780

Lutjanus lutjanus

2

3

1

1781

Lutjanus madras

1782

Lutjanus malabaricus

3

3

1

285

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 1783

286

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

1

3

2

1

4

3

1

Lutjanus mizenkoi

1784

Lutjanus monostigma

1785

Lutjanus quinquelineatus

1786

Lutjanus rivulatus

1787

Lutjanus rufolineatus

1788

Lutjanus russellii

1789

Lutjanus sebae

3

3

1

1790

Lutjanus semicinctus

4

3

1

1791

Lutjanus timorensis

4

3

1

1792

Lutjanus vitta

2

2

1

1793

Macolor macularis

3

3

1

1794

Macolor niger

3

3

1

1795

Paracaesio kusakarii

1796

Paracaesio sordida

2

3

1

4

3

1

4

3

1

4

3

1

1797

Paracaesio xanthura

1798

Pinjalo lewisi

1799

Pinjalo pinjalo

1800

Pristipomoides argyrogrammicus

1801

Pristipomoides filamentosus

1802

Pristipomoides flavipinnis

1803

Pristipomoides multidens

1804

Pristipomoides sieboldii

1805

Pristipomoides typus

1806

Pristipomoides zonatus

1807

Symphorichthys spilurus

1808

Symphorus nematophorus

1809

Pristipomoides auricilla

113

MACROURIDAE

1810

Cetonurus globiceps

1811

Coelorinchus argentatus

1812

Coelorinchus argus

1813

Coelorinchus spinifer

1814

Coryphaenoides asprellus

1815

Coryphaenoides orthogrammus

1816

Coryphaenoides tydemani

1817

Hymenocephalus grimaldii

1818

Hymenocephalus nascens

1819

Lucigadus microlepis

1820

Malacocephalus laevis

1821

Mataeocephalus adustus

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

1822

Pseudonezumia parvipes

1823

Sphagemacrurus richardi

1824

Ventrifossa divergens

1825

Ventrifossa nigrodorsalis

1826

Ventrifossa petersonii

114

MALACANTHIDAE

1827

Branchiostegus australiensis

1828

Branchiostegus gloerfelti

1829

Hoplolatilus chlupatyi

1830

Hoplolatilus cuniculus

1831

Hoplolatilus erdmanni

1832

Hoplolatilus fourmanoiri

1833

Hoplolatilus fronticinctus

1834

Hoplolatilus luteus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

1835

Hoplolatilus marcosi

1836

Hoplolatilus purpureus

1837

Hoplolatilus starcki

4

3

2

1838

Malacanthus brevirostris

4

3

2

1839

Malacanthus latovittatus

4

3

2

5

2

2

115

MEGACHASMIDAE

1840

Megachasma pelagios

116

MEGALOMYCTERIDAE

1841

Ataxolepis apus

117

MAGELOPIDAE

1842

Megalops cyprinoides

118

MELAMPHAIDAE

1843

Melamphaes danae

1844

Melamphaes eulepis

1845

Melamphaes longivelis

1846

Poromitra oscitans

1847

Scopelogadus mizolepis mizolepis

1848

Scopelogadus unispinis

119

MENIDAE

1849

Mene maculata

120

MICRODESMIDAE

1850

Gunnellichthys curiosus

1851

Gunnellichthys monostigma

1852

Gunnellichthys pleurotaenia

1853

Gunnellichthys viridescens

287

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 121

288

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

1

3

2

2

MICROSTOMATIDAE

1854

Xenophthalmichthys danae

122

MOLIDAE

1855

Masturus oxyuropterus

1856

Mola mola

123

MONACANTHIDAE

1857

Acreichthys radiatus

1858

Acreichthys tomentosus

1859

Aluterus monoceros

1860

Aluterus scriptus

3

3

2

3

3

2

3

3

1

1861

Amanses scopas

1862

Anacanthus barbatus

1863

Brachaluteres taylori

1864

Brachaluteres ulvarum

1865

Cantherhines dumerilii

1866

Cantherhines fronticinctus

1867

Cantherhines pardalis

1868

Chaetodermis penicilligerus

1869

Monacanthus chinensis

1870

Oxymonacanthus longirostris

4

3

1

1871

Paraluteres prionurus

4

3

1

1872

Paramonacanthus choirocephalus

1873

Paramonacanthus cryptodon

1874

Paramonacanthus curtorhynchos

1875

Paramonacanthus japonicus

1876

Paramonacanthus nipponensis

1877

Paramonacanthus pusillus

1878

Paramonacanthus sulcatus

1879

Paramonacanthus tricuspis

1880

Pervagor janthinosoma

1881

Pervagor melanocephalus

1882

Pervagor nigrolineatus

1883

Pseudalutarius nasicornis

1884

Pseudomonacanthus elongatus

1885

Pseudomonacanthus macrurus

1886

Pseudomonacanthus peroni

1887

Rudarius excelsus

1888

Rudarius minutus

1889

Thamnaconus striatus

1890

Thamnaconus tessellatus

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No. 124

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2

2

1

MONOCENTRIDAE

1891

Monocentris japonica

125

MONODACTYLIDAE

1892

Monodactylus argenteus

126

MORIDAE

1893

Physiculus longifilis

1894

Physiculus nigriscens

1895

Physiculus peregrinus

1896

Physiculus roseus

1897

Tripterophycis gilchristi

127

MORINGUIDAE

1898

Moringua abbreviata

1899

Moringua bicolor

1900

Moringua ferruginea

1901

Moringua javanica

1902

Moringua macrochir

1903

Moringua microchir

1904

Moringua raitaborua

128

MUGILIDAE

1905

Crenimugil crenilabis

1906

Crenimugil heterocheilos

1907

Liza alata

1908

Liza macrolepis

1909

Liza melinoptera

1910

Liza parmata

1911

Liza subviridis

1912

Liza tade

3

3

1

1913

Liza vaigiensis

2

2

1

1914

Moolgarda pedaraki 2

2

1

3

2

1

3

3

1

4

3

1

1915

Mugil cephalus

1916

Oedalechilus labiosus

1917

Valamugil buchanani

1918

Valamugil cunnesius

1919

Valamugil engeli

1920

Valamugil seheli

1921

Valamugil speigleri

129

MULLIDAE

1922

Mulloidichthys flavolineatus

1923

Mulloidichthys pfluegeri

1924

Mulloidichthys vanicolensis

289

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Parupeneus barberinoides

3

3

1

1926

Parupeneus barberinus

3

2

1

1927

Parupeneus chrysopleuron

1928

Parupeneus ciliatus

1929

Parupeneus crassilabris

1930

Parupeneus cyclostomus

3

3

1

1925

290

Suku Jenis

1931

Parupeneus forsskali

1932

Parupeneus heptacanthus

1933

Parupeneus indicus

3

3

1

1934

Parupeneus jansenii

3

3

1

1935

Parupeneus macronemus

1936

Parupeneus multifasciatus

3

3

1

1937

Parupeneus pleurostigma

4

3

1

1938

Parupeneus rubescens

3

3

1

1939

Parupeneus spilurus

1940

Parupeneus trifasciatus

1941

Upeneus asymmetricus

1942

Upeneus japonicus

1943

Upeneus luzonius

1944

Upeneus moluccensis

1945

Upeneus quadrilineatus

1946

Upeneus subvittatus

1947

Upeneus sulphureus

1948

Upeneus sundaicus

1949

Upeneus tragula

3

3

1

1950

Upeneus vittatus

3

3

1

4

3

2

130

MURAENESOCIDAE

1951

Congresox talabon

1952

Congresox talabonoides

1953

Gavialiceps javanicus

1954

Muraenesox bagio

1955

Muraenesox cinereus

131

MURAENIDAE

1956

Anarchias allardicei

1957

Channomuraena vittata

1958

Diaphenchelys pelonates

1959

Echidna amblyodon

1960

Echidna delicatula

1961

Echidna nebulosa

1962

Echidna polyzona

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

1963

Echidna rhodochilus

1964

Echidna xanthospilos

1965

Enchelycore bayeri

1966

Enchelycore schismatorhynchus

1967

Enchelynassa canina

1968

Gymnomuraena zebra

1969

Gymnothorax albimarginatus

1970

Gymnothorax angusticauda

1971

Gymnothorax buroensis

1972

Gymnothorax castlei

1973

Gymnothorax chilospilus

1974

Gymnothorax chlamydatus

1975

Gymnothorax enigmaticus

1976

Gymnothorax favagineus

1977

Gymnothorax fimbriatus

1978

Gymnothorax flavimarginatus

1979

Gymnothorax formosus

1980

Gymnothorax fuscomaculatus

1981

Gymnothorax herrei

1982

Gymnothorax isingteena

1983

Gymnothorax javanicus

1984

Gymnothorax margaritophorus

1985

Gymnothorax melatremus

1986

Gymnothorax meleagris

1987

Gymnothorax microstictus

1988

Gymnothorax moluccensis

1989

Gymnothorax monochrous

1990

Gymnothorax nudivomer

1991

Gymnothorax phasmatodes

1992

Gymnothorax pictus

1993

Gymnothorax pindae

1994

Gymnothorax polyuranodon

1995

Gymnothorax pseudoherrei

1996

Gymnothorax pseudothyrsoideus

1997

Gymnothorax punctatofasciatus

1998

Gymnothorax randalli

1999

Gymnothorax reticularis

2000

Gymnothorax richardsonii

2001

Gymnothorax robinsi

2002

Gymnothorax rueppellii

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

1

4

3

1

291

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

292

Suku Jenis

2003

Gymnothorax thyrsoideus

2004

Gymnothorax tile

2005

Gymnothorax undulatus

2006

Gymnothorax zonipectis

2007

Pseudechidna brummeri

2008

Rhinomuraena quaesita

2009

Scuticaria okinawae

2010

Scuticaria tigrina

2011

Strophidon sathete

2012

Uropterygius concolor

2013

Uropterygius fasciolatus

2014

Uropterygius fuscoguttatus

2015

Uropterygius inornatus

2016

Uropterygius kamar

2017

Uropterygius macrocephalus

2018

Uropterygius marmoratus

2019

Uropterygius micropterus

2020

Uropterygius nagoensis

2021

Uropterygius xanthopterus

2022

Uropterygius xenodontus

132

MYCTOPHIDAE

2023

Benthosema fibulatum

2024

Benthosema pterotum

2025

Benthosema suborbitale

2026

Diaphus chrysorhynchus

2027

Diaphus coeruleus

2028

Diaphus diademophilus

2029

Diaphus effulgens

2030

Diaphus fragilis

2031

Diaphus garmani

2032

Diaphus impostor

2033

Diaphus luetkeni

2034

Diaphus lucidus

2035

Diaphus malayanus

2036

Diaphus megalops

2037

Diaphus signatus

2038

Diaphus splendidus

2039

Diaphus suborbitalis

2040

Diaphus thiollierei

2041

Diaphus watasei

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

2042

Lampadena luminosa

2043

Myctophum asperum

2044

Myctophum aurolaternatum

2045

Myctophum brachygnathum

2046

Myctophum lunatum

2047

Myctophum (Nyctophus) luetkeni

2048

Myctophum pristilepis obtusirostre

2049

Nannobrachium lineatum

2050

Nannobrachium nigrum

2051

Notoscopelus resplendens

2052

Scopelopsis multipunctatus

2053

Scopelus (Nyctophus) warmingi

2054

Symbolophorus evermanni

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

5

3

1 1

133

MYLIOBATIDAE

2055

Aetobatus flagellum

2056

Aetobatus guttatus

5

3

2057

Aetobatus narinari

3

2

1

2058

Aetobatus ocellatus

3

2

1

2059

Aetomylaeus maculatus

4

3

1

2060

Aetomylaeus milvus

4

3

1

2061

Aetomylaeus nichofii

4

2

2 1

2062

Aetomylaeus vespertilio

5

3

2063

Manta birostris

4

2

1

2064

Mobula eregoodootenkee

5

3

1

2065

Mobula japanica

3

3

2066

Mobula kuhlii

4

3

2067

Myliobatis tobijei

4

3

2068

Rhinoptera javanica

4

3

134

NARCINIDAE

2069

Narcine brunnea

5

3

2

2070

Narcine maculata

5

3

2

2071

Narcine prodorsalis

5

3

2

2072

Narcine timlei

4

3

2

2073

Narke dipterygia

5

3

2

135

NEMICHTHYIDAE

2074

Avocettina infans

2075

Nemichthys scolopaceus

136

NEMIPTERIDAE

2076

Nemipterus aurorus

2077

Nemipterus balinensis

293

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

294

Suku Jenis

2078

Nemipterus balinensoides

2079

Nemipterus bathybius

2080

Nemipterus bipunctatus

2081

Nemipterus celebicus

2082

Nemipterus furcosus

2083

Nemipterus gracilis

2084

Nemipterus hexodon

2085

Nemipterus isacanthus

2086

Nemipterus japonicus

2087

Nemipterus marginatus

2088

Nemipterus mesoprion

2089

Nemipterus nematophorus

2090

Nemipterus nematopus

2091

Nemipterus nemurus

2092

Nemipterus peronii

2093

Nemipterus tambuloides

2094

Nemipterus thosaporni

2095

Nemipterus virgatus

2096

Nemipterus zysron

2097

Parascolopsis eriomma

2098

Parascolopsis inermis

2099

Parascolopsis melanophrys

2100

Parascolopsis qantasi

2101

Parascolopsis tanyactis

2102

Parascolopsis tosensis

2103

Pentapodus bifasciatus

2104

Pentapodus caninus

2105

Pentapodus emeryii

2106

Pentapodus nagasakiensis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

1

3

3

1

4

3

1

3

3

1

3

2

1

2107

Pentapodus porosus

2108

Pentapodus setosus

2109

Pentapodus trivittatus

3

3

1

2110

Scolopsis affinis

4

3

1

2111

Scolopsis aurata

2112

Scolopsis bilineata

2

2

1

2113

Scolopsis ciliata

2

2

1

2114

Scolopsis lineata

2

2

1

2115

Scolopsis margaritifer

2

2

1

2116

Scolopsis monogramma

3

3

1

2117

Scolopsis taenioptera

2

3

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

2118

Scolopsis temporalis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2119

Scolopsis trilineata

2120

Scolopsis vosmeri

3

3

1

2121

Scolopsis xenochrous

3

3

1

137

NEOSCOPELIDAE

2122

Neoscopelus macrolepidotus

4

3

1

138

NETTASTOMATIDAE

2123

Nettenchelys gephyra

139

NOMEIDAE

2124

Cubiceps kotlyari

2125

Cubiceps pauciradiatus

2126

Cubiceps whiteleggii

2127

Psenes arafurensis

2128

Psenes cyanophrys

2129

Psenes maculatus

2130

Psenes pellucidus

140

ODONTASPIDIDAE

2131

Carcharias taurus

2132

Coelophrys brevicaudata

2133

Coelophrys brevipes

2134

Coelophrys oblonga

2135

Halieutaea coccinea

2136

Halieutaea fumosa

2137

Halieutaea indica

2138

Halieutaea stellata

2139

Halieutopsis micropa

2140

Halieutopsis stellifera

2141

Malthopsis lutea

141

OGCOCEPHALIDAE

2142

Dibranchus nasutus

2143

Halietaea stellata

2144

Malthopsis lutea

142

ONEIRODIDAE

2145

Oneirodes alius

2146

Oneirodes micronema

2147

Oneirodes plagionema

2148

Oneirodes pterurus

2149

Oneirodes sabex

2150

Oneirodes schistonema

2151

Oneirodes schmidti

295

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

296

Suku Jenis

143

OPHICHTHIDAE

2152

Apterichtus flavicaudus

2153

Apterichtus klazingai

2154

Bascanichthys filaria

2155

Bascanichthys sibogae

2156

Brachysomophis cirrocheilos

2157

Brachysomophis crocodilinus

2158

Brachysomophis henshawi

2159

Brachysomophis umbonis

2160

Callechelys catostoma

2161

Callechelys marmorata

2162

Cirrhimuraena tapeinoptera

2163

Elapsopis versicolor

2164

Hemerorhinus heyningi

2165

Ichthyapus vulturis

2166

Lamnostoma orientalis

2167

Leiuranus semicinctus

2168

Muraenichthys gymnopterus

2169

Muraenichthys macrostomus

2170

Muraenichthys schultzei

2171

Muraenichthys sibogae

2172

Myrichthys bleekeri

2173

Myrichthys colubrinus

2174

Myrichthys maculosus

2175

Neenchelys buitendijki

2176

Ophichthus altipennis

2177

Ophichthus bonaparti

2178

Ophichthus celebicus

2179

Ophichthus cephalozona

2180

Ophichthus macrochir

2181

Ophichthus polyophthalmus

2182

Ophichthus rutidoderma

2183

Ophichthus urolophus

2184

Phyllophichthus xenodontus

2185

Pisodonophis boro

2186

Pisodonophis cancrivorus

2187

Pisodonophis hoeveni

2188

Scolecenchelys acutirostris

2189

Scolecenchelys gymnota

2190

Scolecenchelys laticaudata

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

IKAN

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Suku Jenis

2191

Scolecenchelys macroptera

2192

Skythrenchelys zabra

2193

Xestochilus nebulosus

2194

Yirrkala lumbricoides

2195

Yirrkala misolensis

2196

Yirrkala moluccensis

2197

Brotula multibarbata

2198

Enchelybrotula paucidens

2199

Barathrodemus nasutus

2200

Bassozetus elongatus

2201

Eretmichthys pinnatus

2202

Glyptophidium lucidum

2203

Glyptophidium macropus

2204

Glyptophidium oceanium

2205

Holcomycteronus aequatoris

2206

Homostolus acer

2207

Hypopleuron caninum

2208

Lamprogrammus brunswigi

2209

Mastigopterus imperator

2210

Monomitopus garmani

2211

Monomitopus longiceps

2212

Neobythites javaensis

2213

Neobythites longipes

2214

Neobythites macrops

2215

Neobythites malayanus

2216

Neobythites purus

2217

Ophidion muraenolepis

2218

Sirembo jerdoni

144

OPHIDIIDAE

2219

Glyptophidium argenteum

2220

Dicrolene Hubrechti

2221

Lamprogrammus niger

145

OPISTOGNATHIDAE

2222

Opistognathus castelnaui

2223

Opistognathus dendriticus

2224

Opistognathus papuensis

2225

Opistognathus rosenbergii

2226

Opistognathus rufilineatus

2227

Opistognathus solorensis

2228

Stalix histrio

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

297

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

298

Suku Jenis

2229

Stalix moenensis

2230

Stalix versluysi

2231

Opistognathus decorus

146

ORECTOLOBIDAE

2232

Eucrossorhinus dasypogon

2233

Orectolobus ornatus

147

OREOSOMATIDAE

2234

Allocyttus verrucosus

148

OSTRACIIDAE

2235

Lactoria cornuta

2236

Lactoria diaphana

2237

Ostracion cubicus

2238

Ostracion meleagris

2239

Ostracion nasus

2240

Ostracion rhinorhynchos

2241

Ostracion solorensis

2242

Tetrosomus concatenatus

2243

Tetrosomus gibbosus

2244

Tetrosomus reipublicae

2245

Lactoria fornasini

149

PARALEPIDIDAE

2246

Lestidiops mirabilis

2247

Lestidium atlanticum

2248

Lestrolepis intermedia

2249

Stemonosudis elegans

2250

Stemonosudis rothschildi

150

PARALICHTHYIDAE

2251

Pseudorhombus argus

2252

Pseudorhombus arsius

2253

Pseudorhombus cinnamoneus

2254

Pseudorhombus diplospilus

2255

Pseudorhombus dupliciocellatus

2256

Pseudorhombus elevatus

2257

Pseudorhombus javanicus

2258

Pseudorhombus malayanus

2259

Pseudorhombus megalops

2260

Pseudorhombus neglectus

2261

Pseudorhombus pentophthalmus

2262

Pseudorhombus polyspilos

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

3

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

2263

Pseudorhombus quinquocellatus

2264

Pseudorhombus triocellatus

151 2265

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

3

2

2

PARAULOPIDAE Paraulopus brevirostris

2266

Paraulopus oblongus

152

PARAZENIDAE

2267

Cyttopsis cypho

153

PEGASIDAE

2268

Eurypegasus draconis

2269

Pegasus laternarius

2270

Pegasus volitans

154

PEMPHERIDAE

2271

Parapriacanthus ransonneti

2272

Pempheris adusta

2273

Pempheris mangula

2274

Pempheris molucca

2275

Pempheris otaitensis

2276

Pempheris oualensis

2277

Pempheris schwenkii

2278

Pempheris vanicolensis

155

PENTACEROTIDAE

2279

Histiopterus typus

156

PERCOPHIDAE

2280

Acanthaphritis grandisquamis

2281

Bembrops curvatura

2282

Bembrops filifera

2283

Bembrops platyrhynchus

2284

Chrionema chlorotaenia

2285

Pteropsaron springeri

2286

Gargariscus prionocephalus

2287

Paraheminodus murrayi

2288

Peristedion liorhynchus

2289

Peristedion moluccense

2290

Satyrichthys adeni

2291

Satyrichthys orientale

2292

Satyrichthys rieffeli

157

PERISTEDIIDAE

2293

Peristedion undulatum

2294

Peristethus moluccense

299

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

300

Suku Jenis

158

PHALLOSTETHIDAE

2295

Neostethus djajaorum

159

PHOLIDICHTHYIDAE

2296

Pholidichthys leucotaenia

160

PHOSICHTHYIDAE

2297

Pollichthys mauli

2298

Polymetme corythaeola

2299

Polymetme surugaensis

161

PINGUIPEDIDAE

2300

Neopercis striolata

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2301

Parapercis alboguttata

2302

Parapercis cephalopunctata

2303

Parapercis clathrata

3

3

2

2304

Parapercis cylindrica

3

3

2

2305

Parapercis diplospilus

2306

Parapercis filamentosa

2307

Parapercis hexophtalma

2308

Parapercis lineopunctata

2309

Parapercis maculata

2310

Parapercis millepunctata

3

3

1

2311

Parapercis mimaseana

2312

Parapercis multiplicata

2313

Parapercis schauinslandii

2314

Parapercis sexfasciata

2315

Parapercis snyderi

2316

Parapercis somaliensis

2317

Parapercis striolata

2318

Parapercis tetracantha

2319

Parapercis xanthozona

2320

Parapercis pacifica

162

PLATYCEPHALIDAE

2321

Cociella crocodila

2322

Cociella punctata

2323

Cymbacephalus beauforti

2324

Cymbacephalus bosschei

2325

Cymbacephalus nematophthalmus

2326

Elates ransonnetii

2327

Eurycephalus arenicola

2328

Eurycephalus carbunculus

2329

Grammoplites scaber

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

2330

Inegocia japonica

2331

Kumococius rodericensis

2332

Onigocia macrolepis

2333

Onigocia oligolepis

2334

Onigocia pedimacula

2335

Onigocia spinosa

2336

Platycephalus arenarius

2337

Platycephalus sculptus

2338

Platycephalus indicus

2339

Rogadius asper

2340

Rogadius pristiger

2341

Rogadius serratus

2342

Rogadius welanderi

2343

Sorsogona tuberculata

2344

Suggrundus macracanthus

2345

Sunagocia otaitensis

2346

Thysanophrys celebica

2347

Thysanophrys chiltonae

163

PLATYTROCTIDAE

2348

Holtbyrnia conocephala

2349

Searsioides calvala

164

PLESIOPIDAE

2350

Acanthoplesiops echinatus

2351

Acanthoplesiops hiatti

2352

Belonepterygion fasciolatum

2353

Calloplesiops altivelis

2354

Calloplesiops argus

2355

Notograptus guttatus

2356

Plesiops auritus

2357

Plesiops cephalotaenia

2358

Plesiops coeruleolineatus

2359

Plesiops corallicola

2360

Plesiops facicavus

2361

Plesiops gracilis

2362

Plesiops oxycephalus

2363

Plesiops thysanopterus

2364

Plesiops verecundus

2365

Steeneichthys nativitatus

165

PLEURONECTIDAE

2366

Lepidobleraphon ophthalmolepis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

1

301

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

302

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Plotosus canius

2

3

1

2376

Plotosus lineatus

2

3

1

167

POLYNEMIDAE

2377

Eleutheronema tetradactylum

3

2

1

2378

Eleutheronema tridactylum

2379

Filimanus heptadactyla

2380

Filimanus hexanema

2381

Filimanus perplexa

2382

Filimanus sealei

4

3

1

4

3

2

2367

Nematops grandisquama

2368

Nematops macrochirus

2369

Poecilopsetta colorata

2370

Poecilopsetta praelonga

2371

Psammodiscus ocellatus

166

PLOTOSIDAE

2372

Euristhmus lepturus

2373

Euristhmus microphthalmus

2374

Paraplotosus albilabris

2375

2383

Filimanus xanthonema

2384

Leptomelanosoma indicum

2385

Polydactylus bifurcus

2386

Polydactylus macrochir

2387

Polydactylus microstomus

2388

Polydactylus multiradiatus

2389

Polydactylus nigripinnis

2390

Polydactylus plebeius

2391

Polydactylus sextarius

2392

Polynemus paradiseus

2393

Polydactylus sexfilis

168

POMACANTHIDAE

2394

Apolemichthys griffisi

2395

Apolemichthys trimaculatus

2396

Centropyge abei

2397

Centropyge argi

2398

Centropyge aurantia

2399

Centropyge bicolor

3

3

2

2400

Centropyge bispinosa

4

3

2

2401

Centropyge colini

2402

Centropyge eibli

4

3

2

2403

Centropyge flavicauda

4

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

2404

Centropyge flavipectoralis

2405

Centropyge flavissima

2406

Centropyge heraldi

2407

Centropyge multifasciata

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2408

Centropyge multispinis

3

3

2

2409

Centropyge nox

3

3

2

2410

Centropyge tibicen

3

3

2

2411

Centropyge vrolikii

3

3

2

2412

Chaetodontoplus chrysocephalus

2413

Chaetodontoplus dimidiatus

2414

Chaetodontoplus duboulayi

2415

Chaetodontoplus melanosoma

2416

Chaetodontoplus mesoleucus

2

2

2

4

3

1

2417

Genicanthus bellus

2418

Genicanthus caudovittatus

2419

Genicanthus lamarck

2420

Genicanthus melanospilos

2421

Pomacanthus annularis

3

3

1

2422

Pomacanthus imperator

3

3

1

2423

Pomacanthus navarchus

3

3

1

2424

Pomacanthus semicirculatus

3

3

1

2425

Pomacanthus sexstriatus

3

3

1

2426

Pomacanthus xanthometopon

3

3

1

2427

Pygoplites diacanthus

3

2

1

169

POMACENTRIDAE

2428

Abudefduf bengalensis

3

2

2429

Abudefduf lorenzi

3

3

2430

Abudefduf notatus

4

3

2431

Abudefduf saxatilis

2432

Abudefduf septemfasciatus

3

3

2433

Abudefduf sexfasciatus

2

2

2434

Abudefduf sordidus

3

2

2435

Abudefduf vaigiensis

3

2

2436

Acanthochromis polyacanthus

2

3

2

2

2437

Amblyglyphidodon aureus

3

3

2

2438

Amblyglyphidodon batunai

4

3

2

2439

Amblyglyphidodon curacao

2

2

2440

Amblyglyphidodon indicus

2441

Amblyglyphidodon leucogaster

2

2

2442

Amblyglyphidodon ternatensis

3

2

303

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

304

KELIMPAHAN

SEBARAN

2443

Amblypomacentrus breviceps

Suku Jenis

4

4

2444

Amblypomacentrus clarus

4

4

2445

Amphiprion akallopisos

2446

Amphiprion chrysopterus

2447

Amphiprion clarkii

3

2

2448

Amphiprion ephippium

3

3

NILAI EKONOMIS

2449

Amphiprion frenatus

4

3

2

2450

Amphiprion melanopus

4

3

2

2451

Amphiprion ocellaris

2

2

2

2452

Amphiprion percula

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2453

Amphiprion perideraion

2454

Amphiprion polymnus

2455

Amphiprion sandaracinos

2456

Amphiprion sebae

2457

Cheiloprion labiatus

2458

Chromis abyssus

2459

Chromis alpha

3

3

2

2460

Chromis amboinensis

3

2

2

2461

Chromis analis

2462

Chromis atripectoralis

3

2

2

3

2

2

2463

Chromis atripes

2464

Chromis brevirostris

2465

Chromis caerulea

2466

Chromis caudalis

4

3

2

2467

Chromis cinerascens

3

3

2

2468

Chromis delta

2469

Chromis dimidiata

3

3

2

2470

Chromis earina

2471

Chromis elerae

3

3

2

2472

Chromis flavipectoralis

4

3

2

2

2

2

2473

Chromis fumea

2474

Chromis lepidolepis

2475

Chromis leucura

2476

Chromis lineata

3

3

2

2

2

2

4

4

2

3

2

2

2477

Chromis margaritifer

2478

Chromis monochroma

2479

Chromis nigroanalis

2480

Chromis nigrura

2481

Chromis opercularis

2482

Chromis pura

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2

2

2

Chromis ternatensis

2

2

2

2486

Chromis viridis

2

2

2

2487

Chromis weberi

2

2

2

2488

Chromis xanthochira

4

3

2

4

3

2

4

3

2

3

3

2

3

3

2

2483

Chromis retrofasciata

2484

Chromis scotochiloptera

2485

2489

Chromis xanthura

2490

Chromis xouthos

2491

Chromis xutha

2492

Chrysiptera biocellata

2493

Chrysiptera bleekeri

2494

Chrysiptera brownriggii

2495

Chrysiptera caeruleolineata

2496

Chrysiptera cyanea

2497

Chrysiptera giti

2498

Chrysiptera glauca

2499

Chrysiptera hemicyanea

2500

Chrysiptera kuiteri

2501

Chrysiptera oxycephala

3

3

2

2502

Chrysiptera parasema

3

3

2

2503

Chrysiptera pricei

4

4

2

2504

Chrysiptera rex

4

3

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2

2505

Chrysiptera rollandi

2506

Chrysiptera springeri

2507

Chrysiptera talboti

2508

Chrysiptera tricincta

2509

Chrysiptera unimaculata

2510

Dascyllus aruanus

2511

Dascyllus carneus

2512

Dascyllus melanurus

2

2

2

2513

Dascyllus trimaculatus

2

2

2

2514

Dischistodus chrysopoecilus

2

2

2

2515

Dischistodus fasciatus

3

3

2

2516

Dischistodus melanotus

3

2

2

2517

Dischistodus perspicillatus

2

2

2

2518

Dischistodus prosopotaenia

2

2

2

2519

Dischistodus pseudochrysopoecilus

2520

Heliastes roseus

2521

Hemiglyphidodon plagiometopon

3

3

2

2522

Lepidozygus tapeinosoma

4

3

2

305

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

306

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

2

Neoglyphidodon nigroris

2

2

2

Neoglyphidodon oxyodon

4

3

2

2528

Neoglyphidodon thoracotaeniatus

3

3

2

2523

Neoglyphidodon bonang

2524

Neoglyphidodon crossi

2525

Neoglyphidodon melas

2526 2527

2529

Neopomacentrus anabatoides

2

2

2

2530

Neopomacentrus azysron

2

2

2

2531

Neopomacentrus bankieri

2532

Neopomacentrus cyanomos

2

2

2

3

3

2

3

2

2

2

2

2

2

2

2

2533

Neopomacentrus filamentosus

2534

Neopomacentrus nemurus

2535

Neopomacentrus sororius

2536

Neopomacentrus taeniurus

2537

Neopomacentrus violascens

2538

Plectroglyphidodon dickii

2539

Plectroglyphidodon johnstonianus

2540

Plectroglyphidodon lacrymatus

2541

Plectroglyphidodon leucozonus

2542

Plectroglyphidodon phoenixensis

2543

Pomacentrus adelus

2544

Pomacentrus alexanderae

2545

Pomacentrus alleni

3

3

2

2546

Pomacentrus amboinensis

2

2

2

2547

Pomacentrus armillatus 3

3

2

3

2

2

2548

Pomacentrus auriventris

2549

Pomacentrus azuremaculatus

2550

Pomacentrus bankanensis

2553

Pomacentrus bintanensis

2554

Pomacentrus brachialis

3

2

2

5

3

2

3

3

2

2555

Pomacentrus burroughi

2556

Pomacentrus caeruleus

2557

Pomacentrus chrysurus

2558

Pomacentrus coelestis

2559

Pomacentrus cuneatus

2560

Pomacentrus emarginatus

2561

Pomacentrus geminospilus

2562

Pomacentrus grammorhynchus

2563

Pomacentrus javanicus

2564

Pomacentrus komodoensis

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2565

No.

Pomacentrus lepidogenys

Suku Jenis

2

2

2

2566

Pomacentrus littoralis

4

3

2

2567

Pomacentrus melanochir

2568

Pomacentrus moluccensis

2

2

2

2569

Pomacentrus nagasakiensis

2570

Pomacentrus nigromanus

3

3

2

2571

Pomacentrus nigromarginatus

2572

Pomacentrus opisthostigma

2573

Pomacentrus pavo

3

2

2

2574

Pomacentrus philippinus

3

2

2

4

4

2

3

2

2

3

2

2

2575

Pomacentrus reidi

2576

Pomacentrus saksonoi

2577

Pomacentrus similis

2578

Pomacentrus simsiang

2579

Pomacentrus smithi

2580

Pomacentrus stigma

2581

Pomacentrus taeniometopon

2582

Pomacentrus tripunctatus

2583

Pomacentrus vaiuli

2584

Pomacentrus xanthosternus

2585

Premnas biaculeatus

2586

Pristotis obtusirostris

2587

Stegastes albifasciatus

2588

Stegastes fasciolatus

2589

Stegastes lividus

2590

Stegastes nigricans

2591

Stegastes obreptus

2592

Pomacentrus lepidogenys

170

PRIACANTHIDAE

2593

Cookeolus japonicus

2594

Heteropriacanthus cruentatus

2595

Priacanthus blochii

2596

Priacanthus fitchi

2597

Priacanthus hamrur

2598

Priacanthus macracanthus

2599

Priacanthus sagittarius

2600

Priacanthus tayenus

2601

Pristigenys meyeri

2602

Pristigenys niphonia

307

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 171

308

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

PRISTIDAE

2603

Anoxypristis cuspidata

5

3

2

2604

Pristis microdon

5

3

2

2605

Pristis pectinata

5

3

2

2606

Pristis zijsron

5

3

2

4

3

2

3

3

2

172

PRISTIGASTERIDAE

2607

Ilisha elongata

2608

Ilisha filigera

2609

Ilisha kampeni

2610

Ilisha macrogaster

2611

Ilisha megaloptera

2612

Ilisha melastoma

2613

Ilisha pristigastroides

2614

Ilisha sirishai

2615

Pellona ditchela

173

PROSCYLLIIDAE

2616

Proscyllium habereri

174

PSETTODIDAE

2617

Psettodes erumei

175

PSEUDOCARCHARIIDAE

2618

Pseudocarcharias kamoharai

176

PSEUDOCHROMIDAE

2619

Congrogadus malayanus

2620

Congrogadus subducens

2621

Haliophis aethiopus

2622

Labracinus cyclophthalmus

2623

Labracinus melanotaenia

2624

Lubbockichthys multisquamatus

2625

Manonichthys jamali

2626

Pictichromis aurifrons

2627

Pictichromis diadema

4

4

2

2628

Pictichromis paccagnellae

3

3

2

4

3

2

2629

Pictichromis porphyrea

2630

Pseudochromis andamanensis

2631

Pseudochromis aurulentus

2632

Pseudochromis bitaeniatus

2633

Pseudochromis coccinicauda

2634

Pseudochromis cometes

2635

Pseudochromis cyanotaenia

2636

Pseudochromis elongatus

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

2637

Pseudochromis flavopunctatus

2638

Pseudochromis fowleri

2639

Pseudochromis fuscus

2640

Pseudochromis jace

2641

Pseudochromis litus

2642

Pseudochromis marshallensis

2643

Pseudochromis moorei

2644

Pseudochromis perspicillatus

2645

Pseudochromis pictus

2646

Pseudochromis polynemus

2647

Pseudochromis pylei

2648

Pseudochromis quinquedentatus

2649

Pseudochromis ransonneti

2650

Pseudochromis splendens

2651

Pseudochromis steenei

2652

Pseudochromis tapeinosoma

2653

Pseudoplesiops annae

2654

Pseudoplesiops collare

2655

Pseudoplesiops immaculatus

2656

Pseudoplesiops knighti

2657

Pseudoplesiops rosae

2658

Pseudoplesiops typus

2659 177

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

3

3

2

4

3

2

2

3

2

Pictichromis caitlinae PSEUDOMUGILIDAE

2660

Pseudomugil inconspicuus

178

PTERELEOTRIDAE

2661

Aioliops megastigma

2662

Aioliops novaeguineae

2663

Nemateleotris decora

2664

Nemateleotris magnifica

2665

Oxymetopon compressus

2666

Oxymetopon cyanoctenosum

2667

Oxymetopon typus

2668

Parioglossus aporos

2669

Parioglossus formosus

2670

Parioglossus interruptus

2671

Parioglossus nudus

2672

Parioglossus palustris

2673

Parioglossus philippinus

2674

Parioglossus raoi

309

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Ptereleotris evides

2676

Ptereleotris grammica

2677

Ptereleotris heteroptera

2678

Ptereleotris microlepis

2679

Ptereleotris monoptera

2680

Ptereleotris uroditaenia

2681

Ptereleotris zebra

2682

Ptereleotris hanae

179

RACHYCENTRIDAE

2683

Rachycentron canadum

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

4

3

2

4

3

2

3

3

2

180

RAJIDAE

2684

Bathyraja andriashevi

4

3

2

2685

Bathyraja tzinovskii

4

3

2

2686

Fenestraja sibogae

5

3

2

2687

Okamejei boesemani

4

3

2

2688

Rajella annandalei

4

3

2

4

2

1

3

2

1

181

310

Suku Jenis

2675

RHINCODONTIDAE

2689

Rhincodon typus

182

RHINOBATIDAE

2690

Glaucostegus halavi

2691

Glaucostegus typus

2692

Platyrhina sinensis

2693

Rhina ancylostoma

4

2

1

2694

Rhinobatos jimbaranensis

4

4

1

2695

Rhinobatos penggali

4

3

1

4

2

1

2696

Rhinobatos schlegelii

2697

Rhinobatos thouin

2698

Rhynchobatus australiae

3

2

1

2699

Rhynchobatus djiddensis

3

2

1

183

SAMARIDAE

2700

Samaris cristatus

2701

Samariscus huysmani

2702

Samariscus maculatus

2703

Samariscus sunieri

4

2

1

3

3

1

2704

Samariscus triocellatus

184

SCARIDAE

2705

Bolbometopon muricatum

2706

Calotomus carolinus

2707

Calotomus spinidens

2708

Cetoscarus bicolor

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

2709

Chlorurus bleekeri

2710

Chlorurus bowersi

2711

Chlorurus capistratoides

2712

Chlorurus enneacanthus

2713

Chlorurus japanensis

2714

Chlorurus microrhinos

2715

Chlorurus oedema

2716

Chlorurus sordidus

2717

Chlorurus strongylocephalus

2718

Chlorurus troschelii

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

1

2719

Hipposcarus longiceps

4

3

1

2720

Leptoscarus vaigiensis

3

3

1

2721

Scarus chameleon

2722

Scarus dimidiatus

3

3

1

2723

Scarus festivus

2724

Scarus flavipectoralis

4

3

1

2725

Scarus forsteni

3

3

1

2726

Scarus frenatus

3

3

1

3

2

1

3

3

1

3

3

1

2727

Scarus fuscocaudalis

2728

Scarus ghobban

2729

Scarus globiceps

2730

Scarus hypselopterus

2731

Scarus maculipinna

2732

Scarus niger

2733

Scarus oviceps

2734

Scarus prasiognathos

2735

Scarus psittacus

2736

Scarus quoyi

2

2

1

2737

Scarus rivulatus

3

3

1

2738

Scarus rubroviolaceus

4

3

1

2739

Scarus scaber

2740

Scarus schlegeli

3

3

1

4

3

1

3

3

1

2741

Scarus tricolor

2742

Scarus viridifucatus

2743

Scarus xanthopleura

2744

Scarus spinus

185

SCATOPHAGIDAE

2745

Scatophagus argus

2746

Selenotoca multifasciata

2747

Selenotoca papuensis

311

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

312

Suku Jenis

186

SCIAENIDAE

2748

Argyrosomus amoyensis

2749

Aspericorvina jubata

2750

Atrobucca kyushini

2751

Austronibea oedogenys

2752

Bahaba polykladiskos

2753

Chrysochir aureus

2754

Dendrophysa russelii

2755

Johnius amblycephalus

2756

Johnius australis

2757

Johnius belangerii

2758

Johnius borneensis

2759

Johnius carouna

2760

Johnius coitor

2761

Johnius heterolepis

2762

Johnius hypostoma

2763

Johnius latifrons

2764

Johnius macropterus

2765

Johnius macrorhynus

2766

Johnius novaeguineae

2767

Johnius pacificus

2768

Johnius plagiostoma

2769

Johnius trachycephalus

2770

Johnius weberi

2771

Nibea coibor

2772

Nibea soldado

2773

Nibea squamosa

2774

Otolithes ruber

2775

Otolithoides biauritus

2776

Otolithoides pama

2777

Panna microdon

2778

Panna perarmatus

2779

Pennahia anea

2780

Pennahia macrocephalus

2781

Pennahia pawak

2782

Protonibea diacanthus

2783

Pterotolithus lateoides

2784

Pterotolithus maculatus

2785

Sonorolux fluminis

2786

Atrobucca nibe

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

1

3

3

1

3

3

1

3

3

1

3

3

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No. 187

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

1

SCOMBRIDAE

2787

Acanthocybium solandri

2788

Auxis rochei rochei

2789

Auxis thazard thazard

2

2

1

2790

Euthynnus affinis

2

2

1

2791

Grammatorcynus bilineatus

2792

Gymnosarda unicolor

3

3

1

2793

Katsuwonus pelamis

3

3

1

2794

Rastrelliger brachysoma

3

3

1

2795

Rastrelliger faughni 2

2

1

2

2

1

3

2

1

2

2

1

3

3

2

4

3

2

2796

Rastrelliger kanagurta

2797

Sarda orientalis

2798

Scomber australasicus

2799

Scomberomorus commerson

2800

Scomberomorus guttatus

2801

Scomberomorus koreanus

2802

Scomberomorus lineolatus

2803

Thunnus alalunga

2804

Thunnus albacares

2805

Thunnus maccoyii

2806

Thunnus tonggol

2807

Thunnus obesus

188

SCORPAENIDAE

2808

Brachypterois serrulata

2809

Dendrochirus biocellatus

2810

Dendrochirus brachypterus

2811

Dendrochirus zebra

2812

Ebosia bleekeri

2813

Neomerinthe amplisquamiceps

2814

Neomerinthe megalepis

2815

Neomerinthe procurva

2816

Neomerinthe rotunda

2817

Paracentropogon aeglefinus

2818

Paracentropogon aeglefinus

2819

Parapterois heterura

2820

Parascorpaena aurita

2821

Parascorpaena bandanensis

2822

Parascorpaena mcadamsi

2823

Parascorpaena mossambica

2824

Parascorpaena picta

313

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

314

Suku Jenis

2825

Phenacoscorpius megalops

2826

Pontinus hexanema

2827

Pontinus macrocephalus

2828

Pontinus rhodochrous

2829

Pteroidichthys amboinensis

2830

Pterois andover

2831

Pterois antennata

2832

Pterois lunulata

2833

Pterois miles

2834

Pterois mombasae

2835

Pterois radiata

2836

Pterois russelii

2837

Pterois volitans

2838

Rhinopias aphanes

2839

Rhinopias eschmeyeri

2840

Rhinopias frondosa

2841

Scorpaenodes albaiensis

2842

Scorpaenodes corallinus

2843

Scorpaenodes guamensis

2844

Scorpaenodes hirsutus

2845

Scorpaenodes kelloggi

2846

Scorpaenodes littoralis

2847

Scorpaenodes minor

2848

Scorpaenodes parvipinnis

2849

Scorpaenodes smithi

2850

Scorpaenodes varipinnis

2851

Scorpaenopsis cirrosa

2852

Scorpaenopsis cotticeps

2853

Scorpaenopsis diabolus

2854

Scorpaenopsis gibbosa

2855

Scorpaenopsis macrochir

2856

Scorpaenopsis neglecta

2857

Scorpaenopsis oxycephala

2858

Scorpaenopsis papuensis

2859

Scorpaenopsis possi

2860

Scorpaenopsis ramaraoi

2861

Scorpaenopsis venosa

2862

Scorpaenopsis vittapinna

2863

Sebastapistes bynoensis

2864

Sebastapistes cyanostigma

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

1

4

3

1

4

3

1

4

3

2

3

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

2865

Sebastapistes fowleri

2866

Sebastapistes mauritiana

2867

Sebastapistes strongia

2868

Sebastes hexanema

2869

Setarches guentheri

2870

Taenianotus triacanthus

189

SCYLIORHINIDAE

2871

Apristurus platyrhynchus

2872

Apristurus sibogae

2873

Apristurus spongiceps

2874

Atelomycterus baliensis

2875

Atelomycterus marmoratus

2876

Cephaloscyllium cooki

2877

Cephaloscyllium pictum

2878

Halaelurus boesemani

2879

Halaelurus maculosus

2880

Parmaturus lanatus

2881

Scyliorhinus garmani

190

SEBASTIDAE

2882

Sebastiscus tertius

191

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

1

3

3

1

3

3

1

2

2

1

SERRANIDAE

2883

Aethaloperca rogaa

2884

Anthias megalepis

2885

Anyperodon leucogrammicus

2886

Belonoperca chabanaudi

2887

Centropristis pleurospilus

2888

Cephalopholis aitha

2889

Cephalopholis argus

2890

Cephalopholis aurantia

2891

Cephalopholis boenak

2892

Cephalopholis cyanostigma

3

2

1

2893

Cephalopholis formosa

4

3

1

2894

Cephalopholis leopardus

3

3

1

2895

Cephalopholis microprion

2896

Cephalopholis miniata

3

3

1

2897

Cephalopholis polleni

2898

Cephalopholis polyspila

2899

Cephalopholis sexmaculata

3

3

1

2900

Cephalopholis sonnerati

3

3

1

2901

Cephalopholis spiloparaea

315

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

316

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2902

Cephalopholis urodeta

Suku Jenis

3

3

1

2903

Cromileptes altivelis

3

3

1

2904

Dactylanthias aplodactylus 3

3

2

3

3

1

3

3

1

3

2

1

2

2

1

4

3

1

2905

Diploprion bifasciatum

2906

Epinephelus amblycephalus

2907

Epinephelus areolatus

2908

Epinephelus bilobatus

2909

Epinephelus bleekeri

2910

Epinephelus bontoides

2911

Epinephelus coeruleopunctatus

2912

Epinephelus coioides

2913

Epinephelus corallicola

2914

Epinephelus cyanopodus

2915

Epinephelus epistictus

2916

Epinephelus erythrurus

2917

Epinephelus fasciatus

2918

Epinephelus faveatus

2919

Epinephelus flavocaeruleus

2920

Epinephelus fuscoguttatus

2921

Epinephelus heniochus

2922

Epinephelus hexagonatus

2923

Epinephelus howlandi

2924

Epinephelus lanceolatus

5

3

1

2925

Epinephelus longispinis

4

3

1

2926

Epinephelus macrospilos

2927

Epinephelus maculatus

2928

Epinephelus malabaricus

3

3

1

2929

Epinephelus melanostigma

2930

Epinephelus merra

2

2

1

2931

Epinephelus miliaris

2932

Epinephelus morrhua

2933

Epinephelus multinotatus

2934

Epinephelus ongus

2

2

1

2935

Epinephelus polyphekadion

4

3

1

2936

Epinephelus quoyanus

3

3

1

2937

Epinephelus retouti

2938

Epinephelus rivulatus

2939

Epinephelus sexfasciatus

3

2

1

2940

Epinephelus spilotoceps

2941

Epinephelus stictus

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

2942

Epinephelus tauvina

2943

Epinephelus tukula

2944

Epinephelus undulosus

2945

Gracila albomarginata

2946

Grammistes sexlineatus

2947

Grammistops ocellatus

2948

Liopropoma africanum

2949

Liopropoma mitratum

2950

Liopropoma multilineatum

2951

Liopropoma susumi

2952

Liopropoma swalesi

2953

Liopropoma tonstrinum

2954

Luzonichthys taeniatus

2955

Luzonichthys waitei

2956

Nemanthias carberryi

2957

Odontanthias borbonius

2958

Odontanthias chrysostictus

2959

Odontanthias rhodopeplus

2960

Plectranthias anthioides

2961

Plectranthias fourmanoiri

2962

Plectranthias inermis

2963

Plectranthias japonicus

2964

Plectranthias longimanus

2965

Plectranthias megalepis

2966

Plectranthias sagamiensis

2967

Plectranthias wheeleri

2968

Plectranthias whiteheadi

2969

Plectranthias winniensis

2970

Plectropomus areolatus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

2

1

4

3

1

4

3

1

2971

Plectropomus laevis

2972

Plectropomus leopardus

4

3

1

2973

Plectropomus maculatus

4

3

1

2974

Plectropomus oligacanthus

4

3

1

2975

Plectropomus pessuliferus

2976

Plectropomus punctatus

2977

Pogonoperca ocellata

2978

Pogonoperca punctata

2979

Pseudanthias bicolor

2980

Pseudanthias bimaculatus

2981

Pseudanthias charleneae

317

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

318

Suku Jenis

2982

Pseudanthias cichlops

2983

Pseudanthias cooperi

2984

Pseudanthias dispar

2985

Pseudanthias engelhardi

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2

3

2

3

3

2

2986

Pseudanthias evansi

2987

Pseudanthias fasciatus

2988

Pseudanthias flavoguttatus

2989

Pseudanthias huchtii

2

3

2

2990

Pseudanthias hutomoi

4

3

2

3

3

2

2991

Pseudanthias hypselosoma

2992

Pseudanthias ignitus

2993

Pseudanthias lori

2994

Pseudanthias lunulatus

2995

Pseudanthias luzonensis

2996

Pseudanthias manadensis

2997

Pseudanthias parvirostris

2998

Pseudanthias pascalus

2999

Pseudanthias pleurotaenia

3000

Pseudanthias randalli

3001

Pseudanthias rubrizonatus

3002

Pseudanthias smithvanizi

3003

Pseudanthias squamipinnis

1

3

2

3004

Pseudanthias tuka

2

3

2

3005

Pseudanthias ventralis ventralis

3006

Pseudogramma astigmum

3007

Pseudogramma polyacanthum

3008

Sacura speciosa

3009

Serranocirrhitus latus

3010

Suttonia lineata

3011

Variola albimarginata

4

3

2

3012

Variola louti

4

3

2

192

SETARCHIDAE

3013

Ectreposebastes imus

3014

Lioscorpius longiceps

3015

Setarches guentheri

3016

Setarches longimanus

193

SIGANIDAE

3017

Siganus argenteus

3018

Siganus canaliculatus

2

2

1

3019

Siganus corallinus

3

2

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

3020

Siganus doliatus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3021

Siganus fuscescens

3022

Siganus guttatus

2

2

1

3032

Siganus javus

2

2

1

3023

Siganus labyrinthodes

3024

Siganus lineatus

4

3

1

3025

Siganus magnificus

3

3

1

3026

Siganus puellus

4

3

1

3027

Siganus punctatissimus

3

3

1

3028

Siganus punctatus

3029

Siganus spinus

3

3

1

3030

Siganus stellatus

3

3

1

3031

Siganus vermiculatus

4

3

1

3033

Siganus virgatus

2

2

1

3034

Siganus vulpinus

3

3

1

194

SILLAGINIDAE

3035

Sillaginopsis panijus

3036

Sillago aeolus

3037

Sillago burrus

3038

Sillago chondropus

3039

Sillago macrolepis

3040

Sillago nierstraszi

3041

Sillago sihama

195

SOLEIDAE

3042

Achiroides leucorhynchos

3043

Achiroides melanorhynchus

3044

Aesopia cornuta

3045

Aseraggodes albidus

3046

Aseraggodes beauforti

3047

Aseraggodes cyaneus

3048

Aseraggodes dubius

3049

Aseraggodes filiger

3050

Aseraggodes kaianus

3051

Aseraggodes longipinnis

3052

Aseraggodes matsuurai

3053

Aseraggodes melanostictus

3054

Aseraggodes microlepidotus

3055

Aseraggodes suzumotoi

3056

Aseraggodes texturatus

3057

Aseraggodes zizette

319

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Brachirus aspilos

3059

Brachirus heterolepis

3060

Brachirus macrolepis

3061

Brachirus muelleri

3062

Brachirus orientalis

3063

Heteromycteris hartzfeldii

3064

Liachirus melanospilos

3065

Monochirus trichodactylus

3066

Pardachirus pavoninus

3067

Phyllichthys punctatus

3068

Solea ovata

3069

Solea kaiana

3070

Soleichthys heterorhinos

3071

Synaptura commersonnii

3072

Synaptura marginata

3073

Typhlachirus caecus

3074

Zebrias altipinnis

3075

Zebrias fasciatus

3076

Zebrias quagga

3077

Zebrias zebra

3078

Zebrias zebrinus

196

SOLENOSTOMIDAE

3079

Solenostomus armatus

3080

Solenostomus cyanopterus

3081

Solenostomus leptosoma

3082

Solenostomus paradoxus

197

320

Suku Jenis

3058

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

SPARIDAE

3083

Acanthopagrus berda

3084

Acanthopagrus latus

3085

Argyrops spinifer

3086

Dentex spariformis

3087

Evynnis tumifrons

3088

Pagrus auratus

3089

Rhabdosargus sarba

198

SPHYRAENIDAE

3090

Sphyraena barracuda

3

3

1

3091

Sphyraena flavicauda

3

3

1

3092

Sphyraena forsteri

3

3

1

3093

Sphyraena helleri

3094

Sphyraena jello

3

3

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

3095

Sphyraena obtusata

3096

Sphyraena pinguis

3097

Sphyraena putnamae

3098

Sphyraena qenie

199

SPHYRNIDAE

3099

Eusphyra blochii

3100

Sphyrna lewini

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

3

2

1

4

3

1

4

3

1

3101

Sphyrna mokarran

200

SQUALIDAE

3102

Squalus edmundsi

3103

Squalus hemipinnis

3

3

1

3104

Squalus montalbani

4

3

1

3105

Squalus nasutus

4

3

1

201

SQUTINIDAE 4

3

2

4

2

1

3106

Squatina legnota

202

STEGOSTOMATIDAE

3107

Stegostoma fasciatum

203

STERNOPTYCHIDAE

3108

Argyripnus brocki

3109

Argyripnus pharos

3110

Maurolicus javanicus

3111

Maurolicus muelleri

3112

Maurolicus tripunctulatus

3113

Polyipnus meteori

3114

Polyipnus soelae

3115

Polyipnus spinosus

3116

Polyipnus spinosus

3117

Polyipnus tridentifer

3118

Polyipnus triphanos

3119

Polyipnus unispinus

3120

Sternoptyx diaphana

3121

Valenciennellus tripunctulatus

204

STOMIIDAE

3122

Astronesthes chrysophekadion

3123

Astronesthes cyaneus

3124

Astronesthes ijimai

3125

Astronesthes indicus

3126

Astronesthes lucifer

3127

Astronesthes martensii

3128

Astronesthes splendida

321

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

322

Suku Jenis

3129

Chauliodus sloani

3130

Echiostoma barbatum

3131

Eustomias bifilis

3132

Eustomias crossotus

3133

Eustomias flagellifer

3134

Eustomias monoclonus

3135

Malacosteus niger

3136

Melanostomias macrophotus

3137

Melanostomias valdiviae

3138

Photonectes albipennis

3139

Stomias nebulosus

205

STROMATEIDAE

3140

Pampus argenteus

3141

Pampus chinensis

206

SYMPHYSANODONTIDAE

3142

Propoma roseum

3143

Symphysanodon katayamai

3144

Symphysanodon maunaloae

3145

Symphysanodon typus

207

SYNANCEIIDAE

3146

Inimicus cuvieri

3147

Inimicus didactylus

3148

Inimicus sinensis

3149

Leptosynanceia asteroblepa

3150

Minous monodactylus

3151

Minous pictus

3152

Minous pusillus

3153

Minous trachycephalus

3154

Synanceia horrida

3155

Synanceia platyrhyncha

3156

Synanceia verrucosa

3157

Trachicephalus uranoscopus

208

SYNAPHOBRANCHIDAE

3158

Dysomma anguillare

209

SYNGNATHIDAE

3159

Acentronura tentaculata

3160

Apterygocampus epinnulatus

3161

Bhanotia fasciolata

3162

Bhanotia pauciradiata

3164

Bulbonaricus brauni

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2

2

1

3

3

2

3

3

2

IKAN

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Suku Jenis

3165

Bulbonaricus davaoensis

3166

Choeroichthys brachysoma

3167

Choeroichthys cinctus

3168

Choeroichthys sculptus

3169

Corythoichthys amplexus

3170

Corythoichthys benedetto

3171

Corythoichthys flavofasciatus

3172

Corythoichthys haematopterus

3173

Corythoichthys intestinalis

3174

Corythoichthys ocellatus

3175

Corythoichthys polynotatus

3176

Corythoichthys schultzi

3177

Cosmocampus banneri

3178

Cosmocampus darrosanus

3179

Cosmocampus maxweberi

3180

Doryrhamphus dactyliophorus

3181

Doryrhamphus excisus excisus

3182

Doryrhamphus janssi

3183

Doryrhamphus japonicus

3184

Doryrhamphus multiannulatus

3185

Doryrhamphus negrosensis negrosensis

3186

Doryrhamphus pessuliferus

3187

Dunckerocampus boylei

3188

Dunckerocampus naia

3189

Festucalex erythraeus

3190

Festucalex gibbsi

3191

Festucalex prolixus

3192

Halicampus brocki

3193

Halicampus dunckeri

3194

Halicampus grayi

3195

Halicampus macrorhynchus

3196

Halicampus mataafae

3197

Halicampus nitidus

3198

Halicampus spinirostris

3199

Haliichthys taeniophorus

3200

Hippichthys cyanospilos

3201

Hippichthys penicillus

3202

Hippichthys spicifer

3203

Hippocampus barbouri

3204

Hippocampus bargibanti

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

323

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

324

Suku Jenis

3205

Hippocampus comes

3206

Hippocampus denise

3207

Hippocampus histrix

3208

Hippocampus kuda

3209

Hippocampus semispinosus

3210

Hippocampus spinosissimus

3211

Hippocampus trimaculatus

3212

Ichthyocampus carce

3213

Kyonemichthys rumengani

3214

Micrognathus andersonii

3215

Micrognathus brevirostris pygmaeus

3216

Micrognathus natans

3217

Microphis argulus

3218

Minyichthys brachyrhinus

3219

Minyichthys myersi

3220

Nannocampus weberi

3221

Phoxocampus belcheri

3222

Phoxocampus diacanthus

3223

Phoxocampus tetrophthalmus

3224

Siokunichthys breviceps

3225

Siokunichthys herrei

3226

Siokunichthys nigrolineatus

3227

Solegnathus lettiensis

3228

Syngnathoides biaculeatus

3229

Trachyrhamphus bicoarctatus

3230

Trachyrhamphus longirostris

210

SYNODONTIDAE

3231

Harpadon microchir

3232

Harpadon nehereus

3233

Saurida argentea

3234

Saurida elongata

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

1

2

2

2

3235

Saurida gracilis

2

2

1

3236

Saurida longimanus

3

3

1

3237

Saurida micropectoralis

3238

Saurida nebulosa

3239

Saurida tumbil

3

3

1

3240

Saurida undosquamis

2

2

1

3241

Saurida wanieso

3242

Saurus kaianus

3243

Synodus dermatogenys

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No.

Suku Jenis

3244

Synodus englemani

3245

Synodus hoshinonis

3246

Synodus indicus

3247

Synodus jaculum

3248

Synodus kaianus

3249

Synodus macrocephalus

3250

Synodus macrops

3251

Synodus oculeus

3252

Synodus rubromarmoratus

3253

Synodus sageneus

3254

Synodus tectus

3255

Synodus ulae

3256

Synodus usitatus

3257

Synodus variegatus

3258

Trachinocephalus myops

211

TELMATHERINIDAE

3259

Kalyptatherina helodes

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

1

4

3

1

212

TERAPONTIDAE

3260

Pelates quadrilineatus

2

2

1

2

2

1

2

2

1

3261

Terapon jarbua

3262

Terapon puta

3263

Terapon theraps

213

TETRABRACHIIDAE

3264

Tetrabrachium ocellatum

214

TETRAODONTIDAE

3265

Arothron caeruleopunctatus

3266

Arothron hispidus

4

3

1

3267

Arothron immaculatus

3

3

2

3268

Arothron manilensis

4

3

2

3269

Arothron mappa

3

3

2

3270

Arothron meleagris 3

3

2

3271

Arothron nigropunctatus

3272

Arothron reticularis

3273

Arothron stellatus

3

3

2

3274

Canthigaster amboinensis

4

3

2

3275

Canthigaster bennetti

3276

Canthigaster compressa

4

3

2

3277

Canthigaster coronata

3278

Canthigaster epilampra

3279

Canthigaster investigatoris

325

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

326

Suku Jenis

3280

Canthigaster janthinoptera

3281

Canthigaster leoparda

3282

Canthigaster ocellicincta

3283

Canthigaster papua

3284

Canthigaster rivulata

3285

Canthigaster smithae

3286

Canthigaster solandri

3287

Canthigaster tyleri

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

2

2

3288

Canthigaster valentini

3

3

2

3289

Chelonodon patoca

3

3

2

3290

Javichthys kailolae

3291

Lagocephalus gloveri

3292

Lagocephalus guentheri

3293

Lagocephalus inermis

3294

Lagocephalus lagocephalus lagocephalus

3295

Lagocephalus lunaris

3296

Lagocephalus sceleratus

3297

Marilyna meraukensis

3298

Sphoeroides pachygaster

3299

Takifugu oblongus

3300

Torquigener brevipinnis

3301

Torquigener gloerfelti

3302

Torquigener hicksi

3303

Torquigener hypselogeneion

3304

Torquigener pallimaculatus

3305

Torquigener tuberculiferus

3306

Tylerius spinosissimus

3307

Torquigener parcuspinus

215

TETRAROGIDAE

3308

Ablabys macracanthus

3309

Ablabys taenianotus

3310

Cottapistus cottoides

3311

Liocranium pleurostigma

3312

Neocentropogon aeglefinus

3313

Neovespicula depressifrons

3314

Paracentropogon longispinis

3315

Richardsonichthys leucogaster

3316

Snyderina yamanokami

3317

Tetraroge barbata

3318

Tetraroge niger

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No. 3319

Suku Jenis

3320

Vespicula zollingeri

216

THAUMATICHTHYUI

3321

Thaumatichthys pagidostomus

217

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Vespicula trachinoides

TOXOTIDAE

3322

Toxotes jaculatrix

218

TRACHICHTHYDAE

3323

Aulotrachichthys latus

3324

Hoplostethus melanopus

3325

Hoplostethus rubellopterus

3326

Hoplostethus shubnikovi

219

TRACHIPTERIDAE

3327

Desmodema polystictum

3328

Trachipterus trachypterus

220

TRIACANTHIDAE

3329

Pseudotriacanthus strigilifer

3330

Triacanthus biaculeatus

3331

Triacanthus nieuhofii

3332

Tripodichthys angustifrons

3333

Tripodichthys blochii

3334

Tripodichthys oxycephalus

3335

Trixiphichthys weberi

221

TRIACANTHODIDAE

3336

Atrophacanthus japonicus

3337

Halimochirurgus alcocki

3338

Halimochirurgus centriscoides

3339

Macrorhamphosodes platycheilus

3340

Triacanthodes anomalus

3341

Triacanthodes ethiops

3342

Tydemania navigatoris

222

TRIAKIDAE

3343

Hemitriakis japanica

4

3

1

3344

Mustelus widodoi

4

3

1

223

TRICHIURIDAE

3345

Assurger anzac

3346

Benthodesmus macrophthalmus

3347

Benthodesmus neglectus

3348

Benthodesmus tenuis

3349

Benthodesmus tuckeri

3350

Benthodesmus vityazi

327

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Platax cf orbicularis No.

328

Suku Jenis

3351

Demissolinea novaeguineensis

3352

Eupleurogrammus glossodon

3353

Eupleurogrammus muticus

3354

Lepidopus tenuis

3355

Lepturacanthus roelandti

3356

Lepturacanthus savala

3357

Tentoriceps cristatus

3358

Trichiurus auriga

3359

Trichiurus lepturus

224

TRICHONOTIDAE

3360

Lepidotrigla spiloptera

3361

Lepidotrigla leptacanthus

3362

Trichonotus elegans

3363

Trichonotus filamentosus

3364

Trichonotus halstead

3365

Trichonotus setiger

225

TRIGLIDAE

3366

Lepidotrigla japonica

3367

Lepidotrigla punctipectoralis

3368

Lepidotrigla spiloptera

3369

Pterygotrigla hemisticta

3370

Pterygotrigla leptacanthus

3371

Pterygotrigla ryukyuensis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

2

3

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

IKAN

No. 226

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

TRIODONTIDAE

3372

Triodon macropterus

227

TRIPTERYGIIDAE

3373

Ceratobregma helenae

3374

Enneapterygius bahasa

3375

Enneapterygius bichrous

3376

Enneapterygius elegans

3377

Enneapterygius fasciatus

3378

Enneapterygius flavoccipitis

3379

Enneapterygius hemimelas

3380

Enneapterygius minutus

3381

Enneapterygius mirabilis

3382

Enneapterygius nanus

3383

Enneapterygius philippinus

3384

Enneapterygius rubicauda

3385

Enneapterygius similis

3386

Enneapterygius tutuilae

3387

Enneapterygius unimaculatus

3388

Enneapterygius ziegleri

3389

Helcogramma capidatum

3390

Helcogramma ellioti

3391

Helcogramma fuscipectoris

3392

Helcogramma gymnauchen

3393

Helcogramma hudsoni

3394

Helcogramma kranos

3395

Helcogramma obtusirostre

3396

Helcogramma randalli

3397

Helcogramma rhinoceros

3398

Helcogramma solorensis

3399

Helcogramma springeri

3400

Helcogramma striatum

3401

Helcogramma trigloides

3402

Helcogramma vulcana

3403

Norfolkia brachylepis

3404

Ucla xenogrammus

228

URANOSCOPIDAE

3405

Ichthyscopus malacopterus

3406

Uranoscopus bicinctus

3407

Uranoscopus cognatus

3408

Uranoscopus kaianus

329

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Suku Jenis

3409

Uranoscopus oligolepis

3410

Uranoscopus sulphureus

3411

Xenocephalus elongatus

229

UROLOPHIDAE

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3412

Urolophus javanicus

5

4

2

3413

Urolophus kaianus

5

3

2

4

3

1

2

2

2

3414

Uranoscopus kaianus

230

VELIFERIDAE

3415

Velifer hypselopterus

231

XENISTHMIDAE

3416

Tyson belos

3417

Xenisthmus polyzonatus

232

XIPHIIDAE

3418

Xiphias gladius

233

ZANCLIDAE

3419

Zanclus cornutus

234

ZEIDAE

3420

Zenopsis conchifer

3421

Zenopsis nebulosa

235

ZENIONIDAE

3422

Zenion hololepis

236

ZENIONTIDAE

3423

Cyttomimus affinis

237

ZOARCIDAE

3424

Melanostigma vitiazi

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

330

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA331

Premnas biaculeatus

Mamalia Laut

332

Sumber Foto : Sunarto

http://www.kabar24.com/

MAMALIA LAUT

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Mamalia Laut

Mamalia yang hidup di laut jenisnya tidak sebanyak yang hidup di darat. Ukuran mamalia laut bervariasi namun dapat mencapai ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan dengan mamalia darat. Gajah merupakan hewan darat yang terbesar hanya mempunyai berat beberapa ton, sedangkan Paus biru mempunyai berat hingga seratus ton. Hewan darat tidak akan dapat mencapai ukuran ratusan ton karena akan mengalami kesulitan untuk memperoleh makanan dan bergerak. Sedangkan yang hidup di laut seberapun beratnya tidak akan mengalami permasalahan oleh karena media air tempat hidupnya memberikan kesetimbangan dan mengikuti hukum Archimides. Hewan yang terbesar di dunia justru makanan adalah berupa biota yang ukurannya kecil yaitu plankton. Mamalia laut termasuk dalam filum chordata, subphylum vertebrata dan kelas mamalia. Mamalia laut mempunyai dua ordo yaitu Serenia dan Cetacea. Dugong merupakan satu-satunya jenis mamalia laut dari ordo serenia yang hidup di Indonesia. Sedangkan cetacean terdiri dari Paus, Lumba-lumba dan Porposise.

1. Dugong Biologi dan sebarannya.

Dugong dengan nama ilmiah Dugong dugon merupakan mamalia yang bersifat herbivora atau pemakan tumbuhan sejati yang terbesar di laut. Di beberapa daerah di Indonesia dugong dikenal sebagai sapi laut atau babi laut. Nama ini diberikan berdasar model mulutnya yang menyerupai moncong babi sedangkan diberi nama sapi laut karena makan lamun (seagrass). Makanan dogong adalah lamun yang terutama dari jenis Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halophila spinulosa, Syringgodium isoetifolium dan Cymodocea serrulata (De Iongh, 1996). Dugong tidak hanya makan daun lamun jenis yang telah disebutkan di atas tetapi juga makan akar dan rimpangnya. Bahkan komposisi antara rimpang dan daun yang dimakan lebih banyak rimpang dari pada daun. Hal ini diduga bahwa rimpang lamun lebih banyak mengandung nutrisi dibandingkan daunnya. Tidak seperti sapi di darat walaupun dugong makan lamun namun tidak memamah biak seperti sapi atau kambing. Sistem pencernaan dugong jauh lebih sederhana, lamun yang ada di dalam lambung difermentasikan terlebih dahulu secara anaerob untuk dapat diserap. Oleh karena itu proses pencernaan makanan membutuhkan waktu yang lama. Dugong dewasa membutuhkan makan yang banyak yaitu antara 28-40 kg/ hari (Saalfeld and Marsh, 2004). Dugong umumnya makan pada waktu siang hari dan mengikuti pola pasang surut dimana dia berada. Dugong biasanya berada tidak jauh dari pantai, di dalam teluk dan di tempat yang dangkal. Bahkan pada malam hari tidur dekat dengan permukaan walaupun ada catatan dugong dapat menyelam lebih dari 90 meter. Bentuk tubuh dugong seperti gendang dengan kepala relatif kecil mulut seperti moncong babi dan bagian badan membesar memanjang ke belakang dan dengan ekor horisontal. Warna tubuhnya bisasanya kecoklatan atau abu-abu dan menjadi lebih cerah pada bagian perut. Mempunyai semacam sirip dada yang berguna 333

BIODIVERSITAS B BIO BI IOD ODIV ODIV IVER VER ERSSI SITA SIT TAS BIOTA TAS BIO BI OT LAUT INDONESIA OTA

gon Dugong du

o to : Sunart Sumber Fo

sebagai kemudi, bergerak relatif lambat yaitu antara 15 – 40 km/hari. Dugong dewasa dapat mencapai panjang 3 meter dan berat 420 kg (Spain and Heinsohn 1975). Perkembangbiakan dugong lambat oleh karena dugong dewasa beranak sekali dalam 2,5 – 4 tahun dengan masa kehamilan 14 bulan. Bayi yang baru lahir dapat mencapai bobot 30 kg, dan tetap menyusu ke induknya hingga 18 bulan (Anderson 2002). Sebaran Dugong hanya berada pada daerah tropis dan subtropis di Indo Pasifik dan lautan Hindia mulai dari Teluk Arab, Afrika timur hingga di Vanuatu. Populasi pada saat ini diperkirakan sebanyak 85.000 ekor dan yang terbesar berada di Australia utara yaitu sekitar ¾ dari jumlah yang ada. Di teluk Arabia diperkirakan populasinya sekitar 7000 ekor. Sisanya tersebar mulai dari Sumatera barat hingga Samudera Pasifik barat. Di Indonesia diperkirakan tinggal sekitar 1000 ekor. (Marsh et al, 2002, Muir et al 2004). Sebaran di Indonesia dapat ditemukan di Perairan Maluku, NTB, NTT dan Barat Sumatera dan Kepulauan Riau.

Keanekaragaman jenis

Dugong termasuk dalam kelas Mamalia dan ordo Serenia (Seacow) dan suku Dugongidae, merupakan satu-satunya jenis yang hingga saat ini masih hidup. Saudara dekat Dugong yang masih masuk dalam anggota Serenia ada 3 jenis yang masuk dalam suku Trichechidae yaitu manatees yang hidup di Amazon dan Afrika barat (Marsh et al 1978). Walaupun disebut sapi laut atau babi laut namun saudara

334

MAMALIA LAUT

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

terdekat dugong adalah gajah. Keduanya berasal dari nenek moyang yang sama yang berasal dari mamalia darat yang berevolusi sejak jaman Eocene. Satu-satunya jenis dugong yang hidup di Indonesia adalah Dugong dugon.

Manfaat , nilai penting dan fungsi dugong

Status Perlindungan Dugong masuk dalam appendix 1 CITES dan Pemerintah Indonesia melalui kemetrian kehutanan memasukan Dugong kedalam satwa yang dilindungi.

Fungsi ekologis dugong masih merupakan tanda tanya apakah dugong sebagai pengontrol dalam siklus kehidupan lamun. Nilai ekonomi dugong tidak signifikan. Orang umumnya menangkap dugong oleh karena tidak sengaja. Dugong bagi sebagian masyarakat pesisir di Indonesia masih dikeramatkan karena merupakan penjelmaan dari putri duyung. Namun di beberapa daerah lainnya Dugong diburu untuk dimakan dan taring dan gigi dipakai sebagai pipa. Air mata dugong pada sebagian masyarakat pantai dipercaya dapat dipakai sebagai daya pikat bagi lawan jenis sipemakai. Daging Dugong berwarna keputihan dan rasanya seperti daging sapi. Bagi masyarakat aborigin di Australia dugong diburu untuk dikomsumsi dan dipakai sebagai bagian dari ritual.

2. Cetacean Biologi and ekologi

Cetacean merupakan kelompok mamalia yang hidup di laut dan anggota dari kelompok ini terdiri dari ”whale, dolpin dan porpoise” yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama ikan Paus, ikan lumba-lumba, sedangkan porpoise merupakan ikan paus berukuran kecil dengan berat hanya sekitar 100 kg. Penggunaan nama Ikan Paus kurang tepat oleh karena Paus dan Lumba-lumba tidak termasuk golongan ikan, tetapi masuk dalam golongan mamalia. Ketiga kelompok ini secara taksonomi masuk dalam kelompok Cetacean. Paus dibedakan menjadi dua yaitu yang berukuran besar dan yang berukuran kecil. Paus yang mempunyai ukuran besar ada 13 jenis. Disamping itu Paus juga dibedakan menjadi Paus yang bergigi dan paus yang mempunyai baleen atau semacam alat saring makanan yang ada di mulut. Porpoise merupakan paus berukuran kecil yang hanya dijumpai di perairan Eropa dan Atlantik utara. Paus ini besarnya tidak lebih dari 2 meter dengan berat antara 50 – 100 kg, kadang masuk ke sungai-sungai besar. Paus yang termasuk dalam grup yang berukuran besar adalah yang mempunyai ukuran berat antara 6,5 – 200 ton dengan panjang antara 10 – 35 meter. Sedangkan paus dan dolpin yang berukuran kurang dari 10 meter dengan berat dibawah 5 ton dikelompokan kedalam Paus berukuran kecil. Paus yang masuk dalam kelompok ini adalah dolpin dan Paus Pilot. Pengelompokan Paus berdasarkan ukuran ini biasanya dipakai oleh International Whaling Commission (IWC) merupakan organisasi internasional yang mengurusi pengelolaan Paus. 335

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Paus biru merupakan mamalia laut yang terbesar di dunia dengan ukuran panjang dapat mencapai 31 meter dan berat 150 ton. Bandingkan dengan gajah Afrika yang merupakan mamalia darat terbesar hanya mempunyai ukuran antara 3-4 ton atau Sapi yang hanya 500kg. Satu paus biru setara dengan 300 sapi. Populasi Paus biru terancam oleh karena perburuan besar-besaran yang dilakukan oleh Inggris, Norwegia dan Jepang. Populasi Paus biru kini tinggal sekitar 2.000 ekor, yang sebelumnya diperkirakan mencapai 200.000 ekor. Paus yang tidak bergigi atau Paus baleen makan kril, plankton dan krustacea kecil lainnya dengan cara menyaring air laut dengan baleennya, sedangkan Paus bergigi makan utamanya berbagai jenis ikan, kril dan cumi. Ikan kesukaan Paus adalah ikan teri, ikan sarden dan ikan makarel. Paus hidup di sekitar kutub utara dan kutub selatan untuk mencari makan dan kemudian akan bermigrasi ke arah ekuator untuk melahirkan anaknya. Pada saat berada di kutub mereka akan makan sebanyak-banyaknya dan pada waktu melakukan perjalanan ke ekuator untuk melahirkan hanya makan sekedarnya. Umur Paus biru dapat mencapai 120 tahun, Paus sperm 77 tahun, Paus minke 50 tahun dan dolpin dapat hidup sampai umur 20-50 tahun. Paus biru mencapai dewasa pada usia sekitar 25 tahun. Paus sperm betina sejak lahir akan mengikuti induknya dan hidup berkelompok hingga dewasa. Sedangkan Paus sperm jantan biasanya hidup berkelompok dengan induknya hingga umur 10 tahun. Sesudah umur 10 tahun biasanya paus jantan muda akan membentuk kelompok yang terdiri dari 12-15 anggota dan hidup memisahkan diri dari kelompok induknya. Ketika Paus sperm telah mencapai usia dewasa yaitu sekitar 25 tahun mereka akan hidup menyendiri dan menjadi pejantan dewasa. Pada saat musim kawin dia akan mencari kelompok betina dan menjadi pejantan tunggal di dalam kelompoknya. Setelah musim kawin selesai Paus penjantan akan memisahkan diri lagi. Masa kehamilan Paus biru mencapai 11 bulan dan melahirkan anaknya tidak setiap tahun tetapi hanya 2-3 tahun sekali. Lamanya waktu kehamilan dan lamanya jarak antara kelahiran menyebabkan Paus biru sangat rentan dari kepunahan. Paus akan menghabiskan waktunya untuk bermigrasi dari satu tempat ketempat yang lainnya. Sebagai contoh paus akan bermigrasi dari kutub selatan menuju laut Banda melalui laut Sawu dan selat-selat di Nusan Tenggara Barat seperti Wetar dan Sape, akhirnya memasuki laut Banda. Di Laut banda paus-paus ini akan berkumpul dan tinggal selama 3-4 bulan dan selanjutnya kembali ke kutub selatan. Apa yang dilakukan paus-paus ini selama di laut Banda masih menjadi pertanyaan sampai sekarang. Kemungkinan mereka melakukan ritual perkawinan namun tidak untuk melahirkan karena selama di laut Banda tidak pernah dijumpai rombongan paus yang membawa bayinya. Lumba-lumba mempunyai kebiasaan hidup berbeda-beda tergantung jenisnya. Salah satu jenis lumba-lumba yang sering dimanfaatkan oleh manusia adalah Tursiop aduncus. Jenis ini merupakan lumba-lumba yang hidup di daerah pantai, daerah dekat terumbu karang dan lamun, biasanya hidup pada kedalaman antara 50 – 100 meter. Walaupun hidup di daerah pantai namun lumba-lumba ini tidak pernah ditemukan di daerah yang keruh seperti daerah estuari. Walaupun hidup di daerah pantai namun jenis ini kadang-kadang ditemukan melintasi laut dalam.

336

MAMALIA LAUT

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Lumba-lumba ini akan mencapai umur dewasa pada umur 10 – 15 tahun dan dapat mencapai umur 40 tahun. Siklus reproduksi antara 3 – 5 tahun dengan jumlah anakan satu ekor per kelahiran. Makanan lumba-lumba ini sejumlah binatang bentik, ikan-ikan karang dan cumi-cumi. Pada masa lalu ada masalah dengan identifikasi oleh karena beberapa pengamat memasukan Tursiop aduncus adalah sama dengan Tursiop truncatus namun hasil dari tes DNA, eksternal morphologi dan osteologi menunjukkan bahwa keduanya merupakan species yang berbeda. (Wang and Yang, 2009, Wang et al, 2000, Wang et al 1999).

Peran dan manfaat cetacean

Peran cetacean secara ekologis merupakan karnivora paling atas dalam rantai makanan karena mereka memakan cumi dan ikan. Namun bagi paus baleen peran dalam rantai makanan memiliki keunikan tersendiri oleh karena beberapa Paus yang tidak bergigi ini tidak memakan ikan, dia hanya memakan krill dan plankton saja. Jadi bukan merupakan top karnivora. Ada beberapa anggapan bahwa populasi minke, baird dan beaked whale perlu dikendalikan oleh karena terlalu banyak menghabiskan cumi dan ikan sarden. Manfaat paus bagi kehidupan manusia adalah sebagai bahan makanan dan hal ini telah dilakukan sejak lama terutama bagi negara-negara yang berbatasan dengan kutub utara maupun kutub selatan. Negara Jepang, Norwegia, Inggris dan Kanada yang banyak memanfaatkan produk dari paus. Di Jepang bahkan telah memanfaatkan daging paus ini sejak jaman Meji. Seluruh bagian tubuh paus dapat dimanfaatkan tanpa sisa dan darinya dapat dihasilkan sekitar 35 produk olahan mulai yang berasal dari minyaknya, kulit, tulang, baleen, gigi, hati semuanya bermanfaat. Oleh karena itu Paus dikenal sebagai hewan dengan ”zero waste” atau tanpa limbah dan penghasil protein yang paling efisien. Coba bandingkan jika anda memelihara sapi di darat dan paus. Menurut perhitungan, sapi yang dipelihara saat ini menyumbangkan 12% CO2 yang ada di atmosfir. Sumbangan ini dihasilkan dari berbagai limbah selama memelihara sapi. Sapi akan menghabiskan rumput dan makanan tambahan lainnya, kotoran sapi sebagai penghasil gas metan. Disamping itu memelihara sapi perah juga akan menyebabkan berkurangnya air tawar secara signifikan, oleh karena untuk menghasilkan 1 liter susu sapi diperlukan sekitar 300 liter air tawar. Dari sisi ukuran memelihara satu Paus biru seberat 150 ton sama dengan memelihara 300 ekor sapi dengan berat 500kg/ekor Lumba-lumba di beberapa daerah di Indonesia ditangkap dan dagingnya dimakan namun sebagian besar nelayan Indonesia tidak menangkap Lumba-lumba bahkan ada yang menganggap tabu untuk membunuh Lumba-lumba. Lumba-lumba diyakini sebagai teman bagi nelayan dan sering menolong bagi nelayan yang tersesat. Jenis Tursiops truncatus sering dilatih untuk melakukan pertunjukan di tempat hiburan oceanorium. Bahkan pada akhir-akhir ini jenis lumba-lumba dilatih untuk menyembuhkan orang yang terkena stroke dan anak autis. Orang percaya sonar elektromanegtik yang dipancarkan dari moncong lumba-lumba dapat merangsang kesembuhan dari syaraf-syaraf yang terganggu akibat stroke. Lumba-lumba di Amerika bahkan dilatih untuk menangkal terorisme. 337

BIODIVERSITAS BIO BI ODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Masy Masyarakat nelayan Indonesia pada umumnya tidak memanfaatkan Paus umu dan Lumba-lumba, hanya sebagian masyarakat saja yang sengaja masy memburu atau menangkap Paus mem dan Lumba-lumba. Secara umum lumba-lumba tertangkap secara lum tidak sengaja dan bila ada lumbatida lumba atau paus menyangkut lum di jaring nelayan biasanya melepaskan kembali. Begitu juga me bila ada paus terdampar di pantai kalau masih hidup masyarakat kal akan berusaha untuk mendorong ak kembali ke laut. Masyarakat ke yang sengaja memburu dan ya menangkap Paus dan Lumbam lumba adalah masyarakat yang lu hidup di Lamalera dan Lamakera hi yang ada di pulau Lembata, ya Nusatenggara Timur. Mereka N menangkap dengan peralatan m ssederhana dan masih memakai alat-alat yang tradisional. a Menangkap Paus dan Lumba M dilakukan sepanjang tahun. d rto na Su : Namun mereka mempunyai N to Fo upacara yang berhubungan dengan penangkapan paus dilakukan pada awal bulan Mei. Hasil tangkapan biasanya hanya sebagai konsumsi untuk masyarakat lokal. Pada masa lalu daging paus dipakai sebagai alat barter untuk ditukarkan dengan hasil pertanian namun pada masa sekarang daging paus juga telah diperdagangkan diantara masyarakat kedua desa diatas. Hasil dari perdagangkan juga untuk membeli kebutuhan pokok seperti beras dan palawija. Jenis yang ditangkap biasanya dari jenis blue whale dan sperm whale. Diantara kedua desa Lamalera dan Lamakera mempunyai kesepakatan yang tidak tertulis yaitu bahwa masyarakat desa Lamalera tidak boleh dan tidak akan menangkap blue whale dan hanya sperm whale. Sedangkan masyarakat dari desa Lamakera hanya akan menangkap blue whale dan tidak menangkap sperm whale. Masyarakat kedua desa tersebut tidak hanya memanfaatkan paus tetapi juga menangkap ikan hiu, ikan Pari dan Lumba-lumba. Penangkapan paus secara tradisional telah dilakukan selama bertahun-tahun. Namun dengan bertambahnya jumlah penduduk dan mulai adanya perdagangan daging paus tentunya eksploitasi paus akan semakin intensif. Ambergis merupakan bahan buangan dari paus jenis sperm whale. Buangan ini berupa bahan padat yang sengaja dimuntahkan oleh paus yang diperkirakan merupakan bahan-bahan sisa makanan yang tidak tercerna yang telah mengalami

338

MAMALIA LAUT

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

berbagai proses didalam sistem pencernaan. Sampai saat ini belum diketahui mekanisme apa yang menyebabkan paus memuntahkan kembali bahan sisa makanan ini. Ambergis biasanya berwarna kuning terdampar dipantai dalam bentuk gumpalan-gumpalan, namun ada yang berwarna hitam kalau sengaja dikeluarkan dari perut ikan paus. Ambergis yang berwana kuning berbau harum dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan parfum. Informasi terakhir harga 1 kg ambergis dapat mencapai US $ 1000.

Keanekaragaman Jenis

Status Perlindungan Seluruh cetacea masuk dalam appendik II CITES dan beberapa Paus masuk dalam apendik I CITES. Misalnya Balaenoptera borealis (Paus Biru), Balanoptera musculus, Megaptera novaeangliae (Paus Bongkok), Balaena mysticetus. Pemerintah memasukan cetacea sebagai satwa yang dilindungi.

Cetacean merupakan kelompok ordo Cetacea yang termasuk dalam kelas Mamalia. Kelompok Cetacean di dunia berjumlah 83 jenis (Komatsu and Misaki 2004). Ordo Cetacea dibagi menjadi dua sub ordo dan 10 suku. Umumnya mereka hidup di daerah sub tropik dan kutub selatan maupun utara. Mereka akan bermigrasi ke daerah tropis untuk melahirkan anaknya. Di perairan Indonesia kekayaan jenis cetacean ini sebanyak 31 jenis. Pada musim-musim tertentu Paus melintasi Selat Timor dalam rangka bermigrasi dari lautan Hindia menuju Laut Banda. Pada saat melewati selat timor sebagain dari Paus ini dapat mengalami nasib sial oleh karena diburu oleh nelayan Lambata dan Lamalera untuk dijadikan sumber makanan pokok. Ordo Cetacea dibagi menjadi dua sub ordo yaitu Mysticeti (Paus dengan baleen) dan Odontoceti (Paus bergigi). Mysticeti mempunyai tiga suku yaitu Balaenidae, Balaenopteridae, Eschrichtiidae. Anggota dari suku Balaenopteridae antara lain Paus Biru (Balaenoptera musculus), Paus punggung bengkok (Megaptera novaeangliae), Paus Sei (Balaenoptera borealis) dan Paus Minke. Sedangkan ordo Odonticeti mempunyai 7 suku yang didalamnya terdapat lumba-lumba. Suku Monodontidae lebih dikenal sebagai Paus putih atau Beluga yang hanya hidup di daerah Artik. Sedangkan suku Platanistidae merupakan lumbalumba air tawar yang sebenarnya. Anda jangan bingung dengan lumba-lumba air laut dari suku Delphinidae yang kadang-kadang masuk ke muara sungai hingga jauh ke arah hulu seperti misalnya Orcaella brevirostris atau yang lebih dikenal dengan nama lumba-lumba Irawadi. Jenis lumba-lumba Irawadi ini kita lebih mengenal dengan nama lumba-lumba Mahakam. Lumba-lumba ini sering terlihat menjelajah jauh masuk ke Sungai Mahakam. Suku Delphinidae di Indonesia ada sekitar 11 jenis yang tersebar hampir di semua perairan Indonesia (tabel 26)

339

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 26. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan cetacean yang ditemukan di Indonesia. (Sumber : Priyono, 2001) No.

340

Suku Jenis

1

BALAENOPTERIDAE

1

Balaenoptera acutorostrata

2

Balaenoptera bonaerensis

Nama Umum

KELIMPAHAN

SEBARAN

3

Balenoptera borealis

4

Balaenoptera edini

5

Balaenoptera musculus

Paus Biru

2

Paus punggung bongkok

2

6

Megaptera novaeangliae

2

DELPHINIDAE

NILAI EKONOMIS

Paus Sei

7

Delphinus capensis

8

Delphinus delphis

9

Feresa attenuata

10

Globicephala macrorhynchus

Paus hitam bersisik pendek

11

Grampus griseus

Lumba-lumba abu-abu

12

Lagenodelphis hosei

Lumba-Lumba biasa

13

Peponocephala electra

14

Pseudorca crassdens

Paus temu kebon Paus pemangsa palsu

15

Orcaella brevirostris

Lumba-lumba Mahakam

16

Orcaella heinsohni

17

Orcinus orca

Paus pembunuh

18

Souse chinensis

Lumba-lumba putih

19

Stenella attenuate

Lumba-lumba totol

20

Stenella coeruleoalba

Lumba-lumba strip putih

21

Stenella longirostris

Lumba-lumba paruh payang

22

Steno bradanensis

Lumba-lumba bergigi kasar

4

4

23

Tursiops aduncus

Lumba-lumba hidung botol.

3

1

1

24

Tursiops truncatus

Lumba-lumba hidung botol.

3

1

1

3

KOGIIDAE

25

Kogia breviceps

Paus lodan kecil jauba

26

Kogia sima

Paus lodan kecil

4

PHOCOENIDAE

27

Neophocaena phocaenoides

5

PHYSETERIDAE

28

Physeter macrocephalus

6

ZIPHIIDAE

29

Mesoplodon densirotris

30

Mesoplodon ginkgodens

31

Ziphius cavirostris

Lumba-lumba sirip panjang

Sperm whale

Paus Paruh angsa

MAMALIA LAUT

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Sumber Foto : Vimono

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

341

Reptil

342

Chelonia mydas

REPTIL

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Reptil termasuk hewan kelas tinggi yang suhu badannya sangat dipengaruhi oleh suhu sekitarnya. Jumlah reptil yang hidup di laut relatif sedikit dibandingkan yang hidup di darat. Beberapa hewan yang masuk dalam kelas reptil yang hidup di laut antara lain : Ular laut, Buaya laut, Penyu dan Iguana yang ada di Galapagos. Jumlah jenis ular laut yang ada di dunia hanya sekitar 70 jenis, 7 jenis penyu, satu jenis buaya dan satu jenis iguana laut. Karena jumlah jenis yang sedikit inilah salah satu penyebab jumlah peneliti reptil laut hanya sedikit. Sepengetahuan penulis hingga saat ini belum ada peneliti Indonesia yang khusus menekuni penelitian ular laut.

1. Ular laut Biologi

Ular laut masih sangat sedikit dipelajari dan di Indonesia ahli ular laut masih langka. Ular laut hidup tersebar dari daerah subtropis hingga daerah tropis yang umumnya berada di daerah dangkal, dekat pantai dan lebih sering berada di permukaan. Sebaran ular laut di Indonesia hampir dapat dijumpai di seluruh perairan Indonesia. Konsentrasi tertinggi ular laut di Indonesia didapatkan di perairan Sumatera dan Kalimatan yaitu ditemukan sebanyak 27 jenis, di Australia ditemukan sebanyak 1721 jenis dan di Great Barrier Reefs ditemukan sebanyak 14 jenis. Informasi terakhir di Australia utara ditemukan ular laut sebanyak 37 jenis (Heatwole 1999). Sedangkan di Indonesia hasil koleksi terakhir yang ada di Museum Cibinong ditemukan sebanyak sekitar 40 jenis. Ukuran ular laut relatif kecil, ukuran panjang ular laut rata-rata antara 40-50 cm, namun ada yang dapat mencapai ukuran hingga 150 cm. Ular laut sering dijumpai di daerah mangrove, padang lamun atau daerah terumbu karang. Hal ini disebabkan ular laut bernapas dengan paru-paru sehingga selalu harus muncul ke permukaan untuk mengambil udara. Namun ada ular laut yang bersifat pelagis yang tidak pernah ke darat dan hidup di tengah laut, misalnya Pelamis platurus. Jenis ular laut ini mempunyai sebaran yang paling luas dan merupakan ular cobranya ular laut karena kekuatan bisanya. Ular laut biasanya bersifat pasif tidak agresif jika tidak diganggu atau diprovokasi. Ular laut akan menjadi lebih agresif pada saat musim kawin. Jarang kejadian orang diserang oleh ular laut atau digigit oleh ular laut. Ular laut mempunyai taring yang kecil hanya sekitar 2 – 4 milimeter sehingga orang yang memakai wetsuit tidak akan tembus oleh gigitan ular laut. Namun jangan mengganggap enteng ular laut karena bisa ular laut dua kali lebih kuat jika dibandingkan ular darat dan bersifat neurotoxin. Satu ekor ular laut dewasa dapat membunuh tiga orang. Bisa ular laut akan bereaksi dengan cepat hanya dalam waktu 20-30 menit akan dapat menyebabkan paralisis susunan syaraf pernapasan orang yang tergigit. Kejadian gigitan ular laut sering terjadi akibat ketidaksengajaan yaitu misalnya ular terinjak atau tergigit pada nelayan yang sedang menyortir ikan. Ular laut sering tertangkap oleh jaring trawl nelayan dan pada waktu memilah-milah ikan maka sering tergigit oleh ular yang

343

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

berada diantara hasil tangkapan ikan. Bisa ular laut berfungsi untuk melumpuhkan mangsanya bukan sebagai alat bela diri. Makanan Ular laut berupa belut laut, ikan atau telur ikan, krustasea dan biota laut lainnya seperti telur cumi dan anakannya. Ular laut berenang menggunakan gerakan tubuhnya dan didukung dengan ekornya yang telah berubah menjadi pipih yang berfungsi sebagai dayung. Sedangkan sisik dada dan perut tidak berfungsi lagi sebagai alat jalan seperti yang terlihat pada ular darat. Namun tidak semua ular laut ekornya memipih beberapa jenis ular laut yang hidupnya di tepi pantai atau di dasar hutan mangrove ekornya tetap lancip dan sisik dada perutnya tetap berfungsi sebagai alat jalan. Kelompok ular laut Natricids dan Homolopsids hampir semuanya hidup di daerah mangrove dan rawa-rawa air asin. Reproduksi ular laut terjadi secara musiman dan waktu reproduksi tergantung dari jenisnya dan letak geografi dimana ular itu hidup. Hampir semua ular laut melahirkan anaknya. Anakan yang dilahirkan dilepas begitu saja tanpa pengasuhan dan perlidungan dari induknya. Kelompok laticaudids merupakan satu-satunya ular laut yang bertelur dan harus pergi ke darat untuk meletakan telurnya. Ular tumbuh dan berkembang dengan kecepatan antara 2,5 – 12 cm per tahun. Ular laut mencapai umur dewasa bervariasi tergantung jenisnya dengan kisaran antara 1,5 – 5 tahun. Ular laut lebih sering ganti kulit dibandingkan dengan ular darat. Ular laut ganti kulit setiap 2 – 6 minggu tergantung dari jenisnya.

Manfaat ular laut

Ular laut merupakan predator yang secara ekologis mengontrol keseimbangan dalam rantai makanan. Manfaat secara langsung di dalam ekosistem tampaknya belum diketahui dengan baik, sedangkan manfaat bagi manusia tidaklah terlalu berarti oleh karena ukurannya yang relatif kecil dan pola warna kulitnya juga tidak terlalu menarik. Namun di Philipina ular laut ini sering ditangkap dan kulitnya dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan.

Keanekaragaman jenis

D Diperkirakan ada sekitar 70 jenis ular llaut yang hidup di dunia. Ular laut dapat dikelompokan menurut sukunya yaitu d Hydropiids merupakan kelompok ular laut H sejati oleh karena seluruh kelompok ular ini hidupnya di laut. Laticaudids terdiri dari lima jenis dengan 4 jenis merupakan ular laut. Kelompok ini merupakan ular laut laut yang bertelur. Acrochordids dari kelompok ini hanya ada satu jenis yang hidup di laut dan yang lain hidup di estuarine dan air tawar. Homalopsids merupakan ular dari colubridae terdiri dari 9 jenis yang hidup di

344

REPTIL

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

dasar hutan magrove dan hanya 3 jenis yang hidup di laut. Natricids merupakan kelompok ular yang hidupnya di rawa-rawa air asin. Jumlah suku ular yang hidup di dunia sebanyak 15 dan yang hidup di laut sebanyak 4 suku yaitu Hydrophiidae, Laticaudidae, Colubridae dan Acrochordidae. Keempat suku ular ini tidak hanya hidup di air tawar, air asin, air payau tetapi ada yang hidup di darat. Hydrophiidae terdiri dari 16 marga dan 54 jenis. Satu jenis dari suku ini yaitu Hydrophis semperi hidup di air tawar. Suku Laticaudidae terdiri dari hanya satu marga dengan Status 4 jenis. Tiga jenis merupakan ular laut sedangkan satu Perlindungan jenis yaitu Laticauda crokeri merupakan ular air tawar. Suku Colubridae merupakan suku terbesar dari jenis ular Ular laut belum masuk tediri dari 290 marga dengan anggota sekitar 1500 jenis. dala m appendik Sebagian besar hidup didarat dan pada umumnya tidak CITE S karena tidak berbisa. Ada 11 marga dan 35 jenis dari kelompok ular term asuk binatang liar ini yang hidup di air namun hanya 11 jenis yang hidup di yang diperdagangkan laut. Suku Acrochordidae hanya terdiri dari satu marga seca ra internasional. dengan 3 jenis dan hanya satu yang hidup di laut. Ular Pem erin tah laut yang ada di Indonesia sekitar 45 jenis. Konsentrasi Indo nesia juga belum terbanyak dari jenis ular laut ditemukan di selat Malaka mem asuk an ke dalam yaitu sebanyak 24 jenis (Heatwole 1999). Seperti biota satw a yang dilindungi. yang lainnya konsentrasi terbesar dari keragaman jenis ular didunia berada di Indonesia dan semakin jauh jarak dari Indonesia semakin sedikit jumlah jenis ular laut yang ditemukan.

2. Buaya laut Biologi

Buaya laut merupakan jenis buaya yang dapat mencapai ukuran terbesar dibandingkan buaya-buaya yang lain. Ukurannya dapat mencapai 6 – 7 meter dengan 345

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Crocodylus porosus Sumber Foto : Badiah

berat lebih dari satu ton. Ukuran rata-rata yang ditemukan saat ini hanya sekitar 2 – 3 meter. Makanan anakan buaya laut berupa hewan kecil dari insekta dan ikan serta reptil yang lain. Dengan bertambahnya ukuran tubuhnya, makanannya juga menjadi bervariasi mulai dari krustasea, ikan dan hewan yang lebih besar. Buaya betina mencapai dewasa pada ukuran 2,2 – 2,5 meter. Buaya tetap bertelur di darat dan meletakan telurnya di pinggiran sungai. Telur akan menetas setelah sekitar 80 – 90 hari tergantung dari cuaca setempat. Dari telur yang diproduksi diperkirakan hanya 1 – 3 persen akan mencapai dewasa. Penyebab kematian terbesar adalah tergenangnya sarang buaya akibat banjir. Sarang buaya akan tetap dijaga induknya hingga telur menetas. Anakan buaya akan diasuh dan dilindungi oleh induknya untuk beberapa lama agar tidak dimangsa oleh buaya yang lain. Sebaran buaya laut cukup luas yaitu mulai India, Indonesia, Vietnam, Philiphine Australia hingga Papua. Kemampuan renang buaya laut Crocodylus porosus sangat baik Status dan dapat menjelajah lautan mengikuti arus sehingga Perlindungan tidak mengherankan sebaran buaya laut ini sangat luas. Crocodylus porosus hidup di laut yang hangat Crocodylus porosus di perairan tropis. untuk Indonesia, Papua Nugini dan Manfaat. Australia masuk Buaya sejak lama telah dimanfaatkan kulitnya dalam apendik II untuk berbagai keperluan manusia terutama untuk CITES. Sedangkan perlengkapan asesoris. Seperti untuk ikat pinggang, pemerintah Indonesia tas, dompet dan sepatu serta asesoris lainnya. Secara memasukan buaya laut sebagai satwa yang dilindungi. 346 346 34

REPTIL

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

ekologis buaya merupakan top predator dan top karnifora. Disamping itu buayapun bisa dikatagorikan sebagai hewan pembersih karena makan berbagai bangkai dari berbagai biota yang lain.

Nilai Ekonomis Komersial :

Harga kulit buaya Crocodylus porosus kualitas terbaik hasil budidaya ditingkat eksportir Indonesia US $ 15/ inci.

Keanekaragaman jenis

Kerabat dekat yang masuk kelompok buaya ini ada tiga suku yaitu Alligatoridae mempunyai 10 jenis, Crocodylidae dengan 14 jenis dan Gavialidae hanya mempunyai satu jenis yaitu Gavialis ganggeticus. Salah satu jenis anggota suku crocodylidae yang hidup di laut hanya ada satu jenis yaitu Crocodylus porosus. Sedangkan satusatunya iguana yang hidup di laut adalah iguana yang hidup di pulau Galapagos.

3. Penyu. Biologi.

Penyu merupakan salah satu reptil yang paling eksotis dan merupakan simbol dari kebebasan karena penyu berenang secara bebas tanpa batas negara dan batas teritorial. Dia dapat berenang mengembara ribuan kilometer dari tempat lahirnya dan uniknya pada waktu akan bertelur selalu kembali ketempat dimana dia lahir. Bagaimana cara penyu dapat mencari atau menemukan kembali tempat dia lahirkan untuk bertelur sampai saat ini masih menjadi bahan perdebatan para ahli. Penyu mempunyai saudara dekat yaitu kura-kura yang hidup di darat dan di air tawar. Ukurannya penyu dewasa bervariasi antara 0,55-1,9 meter. Penyu Lengkang (Lepidochelys olivacea) mempunyai ukuran yang terkecil dibanding penyu yang lain dan yang terbesar adalah Dermochelys coriacea (penyu belimbing). Makanan penyu berupa lamun, ikan, krustase kadang-kadang terlihat makan sponge dan ubur-ubur. Sebaran penyu hampir dapat dijumpai di semua perairan tropis hingga daerah subtropis. Pada umumnya hidup di laut yang relatif dangkal seperti di goba, estuarin pantai dekat tempat bertelur, dan laut lepas. Walau lebih sering di laut dangkal atau dekat pantai namun penyu dapat menyelam hingga 300 meter. Penyu menyelam kelaut dalam biasanya mencari ubur-ubur untuk dimakan. Penyu mempunyai kemampuan untuk mengatur metabolismenya hingga ketingkat yang sangat rendah sehingga penyu dapat menyelam 35 – 45 menit tanpa muncul ke permukaan untuk mengambil udara. Ada delapan jenis penyu yang ada di dunia dan enam jenis dapat ditemukan di Indonesia. Penyu belimbing merupakan pengembara yang paling tangguh dan paling jauh kemampuan jelajahnya diikuti oleh penyu hijau. Penyu sisik merupakan penyu rumahan yang tidak mengembara jauh-jauh dari tempat bertelurnya. Sebagai gambaran penyu belimbing dapat mengembara sejauh 5000 km. Tempat bertelur penyu sisik dapat dijumpai hampir disemua pulau dan yang

347

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Chelonia mydas

paling banyak dijumpai di P. Anambas, P, Natuna, P. Belitung, P. Segamat, Birahbirah, P. Derawan, Pantai Pengumbahan dll (Darmawan 2004). Tempat bertelur penyu belimbing yang paling terkenal dan besar jumlahnya adalah di sekitar Pantai Jamursba medi, kepala burung, Papua. Penyu belimbing juga dapat dijumpai bertelur di Sumatera Barat dan pantai selatan Jawa (Hitipeuw and Maturbong 2002). Sedangkan penyu hijau bertelur di beberapa daerah seperti Berau, Derawan, Lucipara, Kakaban, Balang-balangan dan Pangumbahan dll. Populasi penyu sulit untuk diketahui dan juga sulit untuk dihitung secara pasti. Perhitungan jumlah penyu yang ada di dunia hingga saat ini hanya berdasar dari jumlah penyu yang bertelur di darat. Sedangkan penyu jantan yang tetap tinggal di air tidak pernah diketahui jumlahnya. Penyu jantan tidak pernah keluar dari air sedangkan penyu betina pada saat akan bertelur selalu pergi kedarat. Jenis penyu lekang mempunyai populasi terbesar di dunia. Di Indonesia jenis penyu yang umum dijumpai dimana saja adalah penyu sisik dan penyu hijau. Penyu mencapai umur dewasa bervariasi tergantung jenis dan lokasinya. Untuk membedakan penyu jantan dan betina yaitu dengan melihat bagian ekornya. Penyu mencapai umur dewasa antara 12-30 tahun. Penyu dapat mencapai umur 80 tahun. Penyu betina sekali bertelur berjumlah antara 50-200 butir yang berukuran sebesar bola pinpong. Semakin besar ukuran penyu betina semakin banyak telur yang dihasilkan. Telur penyu akan menetas sekitar 45 – 70 hari tergantung jenisnya. Penyu betina meninggalkan begitu saja sarangnya setelah bertelur dan tidak berusaha untuk melindungi anaknya. Berbeda dengan reptil lainnya seperti buaya dan ular yang bertanggung jawab terhadap telurnya dengan selalu menjaga hingga menetas, penyu tampaknya termasuk binatang yang tidak bertanggung jawab. Penyu muda sulit dibedakan antara penyu jantan dan penyu betina. Penyu jantan biasanya mempunyai kuku atau taji yang lebih besar di kaki renangnya bagian depan. Kuku ini berfungsi untuk membantu memegang pada saat kawin. Mengapa penyu selalu terlihat menangis mengeluarkan air mata. Penyu mempunyai kelenjar garam yang 348

REPTIL

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

terletak didekat mata. Kelenjar garam seperti yang dimiliki biota laut lainnya adalah merupakan organ yang berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan garam yang ada di tubuh penyu. Pengeluran kelebihan garam melalui kelenjar dekat mata inilah yang menyebabkan penyu selalu terlihat menangis bila pergi kedarat.

Manfaat

Manfaat penyu secara ekologis dalam rantai makanan adalah sebagai herbivora dan karnivora. Manfaat langsung tidaklah begitu jelas. Manfaat bagi manusia, sisik penyu dimanfaatkan sebagai barang perhiasan, karajinan dan bingkai kacamata. Telur dan daging penyu dapat dimakan. Telur penyu bisanya dijual dalam jumlah yang relatif sedikit biasanya dapat dijumpai di pasar tradisional yang berada dekat pantai, seperti di Kalimatan Timur, Padang dan Batam dll. Harga telur penyu di Padang Rp 7.500 per butir tahun 2013. Daging penyu sering dipakai dalam upacara keagamaan bagi masyarakat Bali. Penyu sebagai pemakan lamun mempunyai dampak negatif terhadap fungsi ekologi lamun. Ketika penyu Status Perlindungan hadir dalam jumlah yang cukup banyak seperti misalnya di daerah Derawan maka penyu akan Cheloniidae dan menyebabkan pengurangan biomassa, densitas, Derm ochelys coriacea tutupan, siklus nutrisi dan mengurangi kemampuan term asuk dalam apendik I lamun untuk menghasilkan bunga dan buah (Lal et al CITES dan oleh pemerintah 2010, Moran and Bjorndal 2005). Akibat selanjutnya Indonesia semua jenis penyu penyu mengurangi kemampuan lamun sebagai dim asukan dalam satwa penyedia tempat memijah bagi biota yang berasosiasi yang dilindungi. Sedangkan dengan lamun. Pengurangan biomassa biota ini IUCN memasukan semua sekitar 18 kali rendah jika dibandingkan dengan jenis peny u kedalam Red lamun yang tidak diganggu oleh penyu (Vonk et al data book. 2010). Akibat terakhir bagi manusia adalah penyu mengurangi produksi ikan (Lal et al 2010).

Keanekaragaman

Klasifikasi penyu termasuk dalam ordo Tetudines sub ordo Cryptodira yang termasuk didalam subordo ini adalah kura-kura cangkang keras, kura-kura cangkang lunak dan penyu. Penyu merupakan kura-kura yang hidup di laut. Penyu dibedakan menjadi dua suku yaitu ada yang masuk suku Cheloniidae dan Dermochelydae. Kedua suku ini dibedakan oleh karena Dermochelydae merupakan penyu yang tidak bercangkang dan tulang punggungnya tidak melekat dicangkangnya. Penyu yang hidup dilaut terdiri dari 8 jenis. Adapun kedelapan jenis tersebut adalah : Chelonia mydas (penyu hijau), Chelonia agassizii, Caretta caretta (Penyu tempayan). Lepidochelys kempii, Lepidochelys olivacea (Penyu Lekang). Eretmochelys imbricata (Penyu sisik), Narator depressus (Penyu pipih) dan Dermochelys coriacea (Penyu belimbing). Dari 8 jenis yang ada di dunia hanya dua jenis yang tidak ada di Indonesia yaitu : Chelonia agassizii dan Lepidochelys kempii.

349

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 27. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan ular laut di Indonesia (*) koleksi yang ada di referensi rujukan Museum Zoologicum Bogoriense (MZB), Cibinong. (Verifikator: Mumpuni - Sumber : Heatwole 1999, MZB, Sander et al. 2013, Iskandar & Colijn. 2002). No. 1

350

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

HYDROPHIINAE

1

Aipysurus duboisi

3

2

Aipysurus eydouxii *

3

3

Aipysurus laevis*

3

4

Aipysurus fuscus.

3

5

Emydocephalus annulatus.

3

6

Hydrophis atriceps.*

2

7

Hydrophis brookii *

3

8

Hydrophis belcheri.

3

9

Hydrophis caerulescens.*

3

10

Hydrophis curtus.*

3

11

Hydrophis cyanocintus.*

3

12

Hydrophis elegans*

3

13

Hydrophis fasciatus*.

3

14

Hydrophis gracilis.*

2

15

Hydrophis hardwickii. *

3

16

Hydrophis jerdonii.

3

17

Hydrophis kingii

3

18

Hydrophis klossi.

3

19

Hydrophis ornatus.*

3

20

Hydrophis peronii.

3

21

Hydrophis stokesi.*

1

22

Hydrophis major.

3

23

Hydrophis melanosoma

3

24

Hydrophis pacificus.

3

25

Hydrophis platurus.*

1

26

Hydrophis schistosiis.*

2

27

Hydrophis spiralis.*

2

28

Hydrophis torquatus.*

3

29

Hydrophis viperius.

3

30

Hydrclaps darwiniensis

3 3

31

Kolpophis annandalei

32

Parahydrophis mertoni.

3

33

Thalassophis anomalus.*

2

NILAI EKONOMIS

Chelonia mydas BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

REPTIL

No. 2

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

LATICAUDINAE.

34

Laticauda colubrina.

3

1

2

35

Laticaudata laticaudata.

3

1

2

36

Laticaudata semifasciata

3

ACROCHORDIDAE.

37

Acrochordus granulatus.

3

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

351

Rumput Laut (algae, gangang, seaweed) 352

Sargassum polycystum

RUMPUT LAUT

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi

Rumput laut, ganggang atau makro algae merupakan tumbuhan tingkat rendah yang hidup di dalam laut. Tidak seperti tumbuhan tingkat tinggi rumput laut tidak mempunyai akar, batang, daun, bunga dan buah. Seluruh tubuhnya disebut sebagai thalus karena tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun, namun pada jenis rumput laut tertentu ada yang mempunyai semacam akar yang berfungsi hanya untuk melekatkan diri. Ada pula yang mempunyai struktur seperti daun dan gelembung udara sebagai alat pengapung, misalnya jenis Sargassum sp. . Rumput laut tumbuh dan berkembang tergantung dari nutrisi yang ada di sekitarnya dan sangat tergantung dari sifat fisika dan kimia dari air laut yang ada pada saat itu. Disamping itu pertumbuhan juga ditentukan oleh subtrat dasar, gerakan air, suhu, salinitas, fosfat, nitrat dan cahaya matahari. Rumput laut mengambil zat hara dari lingkungan sekitarnya dengan cara difusi melalui seluruh bagian tubuhnya. Pertumbuhan relatif cepat dan sangat dinamis dalam hitungan hari atau bulan namun adapula yang bersifat tahunan. Rumput laut dapat mendominasi suatu lokasi pada bulan tertentu dan pada bulan yang berikutnya dapat menghilang dari lokasi tersebut. Perkembang biakan rumput laut dapat dilakukan dengan cara vegetatif dan generatif. Reproduksi seksual dengan melakukan kawin antara gamet jantan dan gamet betina, sedangkan secara vegetatif dengan cara stek atau pertunasan dari thalus induknya. Perbanyakan rumput laut yang banyak dilakukan adalah dengan cara memotong sebagian dari thalus yang kemudian diikatkan pada substrat yang tetap, dalam hitungan hari thalus ini akan menjadi tanaman baru.

Peran dan manfaat rumput laut

Peranan dan fungsi ekologis rumput laut adalah sebagai produsen primer dalam siklus rantai makanan. Sebagai produsen primer rumput laut berfotosintesa untuk berispirasi dan menghasilkan oksigen dan aktif dalam proses biokimia hara laut. Berbagai jenis biota laut dan ikan yang bersifat herbivora menggantungkan hidupnya dari keberadaan rumput laut. Mulai dari moluska, Ekinodermata, krustasea, penyu hingga mamalia laut menggantungkan hidupnya dari rumput laut. Peranan dan fungsi rumput laut bagi kehidupan manusia sangatlah banyak yaitu sebagai bahan baku industri, bahan makanan, bahan obat-obatan, dan bahan kecantikan. Secara tidak sadar kita telah memakai produk dari rumput laut dalam kehidupan sehari-hari. Pemakaian rumput laut dalam kehidupan sehari-hari, antara lain untuk pasta gigi, es krim, es rumput laut, kue, jelli, kosmetika, tekstil semuanya mengandung bahan yang berasal dari rumput laut. Pada sebagian masyarakat di Indonesia beberapa jenis rumput laut dapat dimakan secara langsung sebagai lalapan dan sayur. Untuk 353

BIODIVERSITAS B BI BIOD IOD DIV IVE VER ERSI SITA SITA TAS BIOTA TAS BIOT BIO BI OTA LAUT OTA LAU LA UT INDONESIA

Grateloupia

sp.

menggambarkan betapa besar kegunaan rumput laut yaitu ada sekitar 400 jenis produk komersial yang mengandung bahan olahan dari rumput laut. Rumput laut mengandung senyawa yang bersifat hidrokoloid yang pada umumnya merupakan senyawa polisakarida berantai panjang. Oleh karena berasal dari rumput laut maka disebut fikokoloid. Fikokoloid dari rumput laut berupa agar, karaginan dan alginat. Fungsi ketiga produk dari rumput laut ini antara lain sebagai pembentuk gel, pengemulsi, stabiliser, pensuspensi dan pendispersi. Agar dihasilkan oleh rumput laut dari kelompok agarofit yang antara lain Glacilaria, Gelidium, Pterocladia dan Hypnea. Agar banyak dipakai sebagai pembentuk gel dan banyak dipakai dalam industri makanan seperti untuk jelly, es krim, sosis, yoghurt. Didalam agar tekadung dua senyawa utama yaitu agarose dan agaropektin dan bila dua senyawa ini dipisahkan maka agarose dapat membentuk gel yang kuat dengan sifat tidak mempunyai muatan listrik. Adanya kondisi ideal ini maka agarose banyak dipakai dalam bidang bioteknologi sebagai bahan dasar elektroforsis, khromatografi dan kultur jaringan. Karaginan merupakan senyawa polisakarida rantai panjang yang banyak dikandung oleh jenis rumput laut yang dikelompokan dalam karaginofit dari marga Euchema dan Hypnea. Karaginan dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan respon jika bersenyawa dengan protein menjadi iota-karaginan, kappa-karaginan dan lamdakaraginan. Iota-karaginan menghasilkan gel yang sangat halus, Kappa-karaginan dapat membentuk gel yang kokoh dan rigid. Kekakuan dan kelenturan dari karaginan dapat diatur tergantung dari beberapa senyawa dan ion yang ditambahkan. Alginat merupakan produk dari rumput laut yang dikelompokan dalam alginofit dan yang termasuk dalam golongan ini antara lain Sargassum dan Turbinaria. Alginat banyak dipakai dalam Industri tekstil, farmasi, makanan dan minuman. Alginat sebagai bahan pengemulsi, pengental, stabiliser, pembentuk film, sebagai bahan

354

RUMPUT LAUT

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

pemecah dan pensuspensi. Di bidang farmasi dan obat-obtan alginat dimanfaatkan dalam bentuk asam alginat dan sodium atau kalsium alginat. Kedua yang terakhir ini sering dimanfaatkan untuk membuat kapsul dan kadang digunakan untuk pembentuk dan penstabil busa dan cream.

Nilai Ekonomis Komersial Sampai saat ini jenis rumput laut yang mempunyai nilai ekonomis di Indonesia tidaklah banyak yaitu seperti Euchema spp, Glacilaria spp, Sargassum spp dan Turbinaria spp. Rumput laut atau algae merupakan komoditas yang harganya ditingkat nelayan cukup berfluktuasi namun dengan kisaran yang relatif konstan tergantung dari musim dan jarak dari lokasi industri pengolahan. Sebagian besar rumput laut dari nelayan dijual untuk industri hanya sebagian kecil dijual untuk keperluan masyarakat secara langsung. Euchema merupakan rumput laut yang dihasilkan dari budidaya mempunyai kisaran harga ditingkat nelayan antara Rp 5.000 - 7.500. Harga ini untuk keperluan industri. Beberapa nelayan menyiapkan hasil budidaya Euchema untuk keperluan masyarakat, seperti untuk es rumput laut dan kebutuhan untuk makanan ringan seperti kue dodol rumput laut dan lainnya. Untuk itu rumput laut hasil panen diproses terlebih dahulu yaitu dengan direndam di air tawar selama 3 - 5 hari. Fungsi perendaman adalah untuk melarutkan choroplastnya sehingga algae menjadi berwarna putih bersih. Kemudian rumput laut ini dikeringkan dengan cara menjemur di terik matahari. Harga rumput laut kering ini berkisar antara Rp 12.500 - 15.000 per kg. Nelayan yang menikmati harga ini adalah nelayan kepulauan Seribu karena dekat kota Jakarta. Di Jakarta rumput laut ini dipakai sebagai bahan utama es rumput laut yang dijual di restoran restoran. Harga untuk rumput laut gracilaria yang biasanya ditanam di tambak sebagai tanaman tumpangsari dihargai antara Rp 3.500 - 5.000 per kg kering. Jenis rumput laut ini menghasilkan agar, dijual untuk keperluan industri. Rumput laut penghasil alginat dari jenis Sargassum dan Turbinaria dihargai antara Rp 1.500 - 2.500 per kg kering. Rumput laut jenis ini semuanya dijual untuk keperluan industri. Dua jenis

355 Kappaphycus alvarezii

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

rumput laut ini dipanen langsung dari alam, belum ada usaha kearah budidaya oleh karena harganya yang murah dan populasi di alam masih banyak. Beberapa jenis rumput laut seperti Caulerpa dan Gracilaria dapat kita jumpai dijual dalam bentuk segar di pasar-pasar tradisional terutama di Indonesia bagian timur. Rumput laut ini dijadikan lauk makan yang dicampur dengan kelapa muda sebagai urapan.

Keanekaragaman jenis.

Rumput laut tumbuhan yang seluruh bagian tubuhnya berupa thalus dan tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun maka rumput laut di masukan dalam divisi Thallopyhta. Algae dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan koloidnya, atau berdasar subtrat tempat hidupnya dan berdasarkan kandungan pigmennya. Algae dikelompokan berdasar kandungan koloidnya antara lain Algae agarofit yaitu algae penghasil agar-agar. Algae penghasil karaginan dikelompokan kedalam algae karaginofit dan algae penghasil alginat dikelompokan dalam algae alginofit. Algae dikelompokkan berdasar tempat tumbuhnya dapat dibedakan menjadi epipelic tumbuh pada subtrat lumpur atau sedimen, episammic tumbuh di pasir, epilithic tumbuh di batu. Ada beberapa jenis algae epipithic yang tumbuh di atas tumbuhan lain dan algae epizoig tumbuh di permukaan tubuh binatang misalnya cangkang moluska dan keromang. Untuk keperluan taksonomi algae diklasifikasikan berdasarkan kandungan pigmennya. Rumput laut mempunyai warna yang sangat bervariasi maka untuk membedakan rumput laut dipilahpilah menjadi empat kelas berdasar kandungan pigmennya yaitu. Rhodophyceae (ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang coklat), Chlorophyceae (ganggang hijau), dan Cyanophyceae (gangang biru-hijau). Berdasarkan ukuran algae dikelompokkan menjadi 9 kelas. Rhodophyeae, Phaeophyeceae dan Chlorophyceae termasuk algae yang berukuran besar atau makro algae. Sedangkan Cycophyeceae dan 5 kelas lainnya termasuk mikro algae. Berdasarkan penelitian terakhir diperkirakan kelas Rhodophyceae yang ada di Indonesia terdiri dari 20 ordo 53 suku, 189 marga dan 593 jenis. Chlorophyceae terdiri dari 19 suku dan 245 jenis, Phaeophyceae terdiri dari 12 suku dan 136 jenis. (Atmadja and Prud’homme, 2010) . Status jumlah jenis dan jumlah suku yang saat ini dapat dilihat pada tabel 28. Seratus tahun yang lalu yaitu Ekspedisi Sibolga tahun 1900 telah melakukan koleksi jenis rumput laut yang ada di Indonesia. Pada waktu itu telah tercatat sebanyak 782 jenis rumput laut hidup tersebar di seluruh perairan Indonesia. Dari 782 jenis rumput laut maka algae merah terdiri dari 452 jenis, 196 algae hijau dan 134 algae coklat (Van Bose, 1928). Rumput laut tersebar di seluruh perairan Indonesia, namun algae menyukai tempat hidup yang jernih berarus sedang dan dengan dasar karang mati. Beberapa rumput laut mempunyai toleransi tinggi untuk dapat hidup dengan baik pada kondisi salinitas rendah, tempat yang agak keruh dengan dasar berlumpur. Rumput laut biasanya hidup mulai dari rataan terumbu hingga kedalaman 30 meter tergantung dari kejernihan perairan. Namun ada beberapa jenis algae tertentu yang dapat hidup 356

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

di tempat yang sangat dalam. Rumput laut hidup melimpah di rataan terumbu melekat pada dasar perairan yang berupa pecahan karang mati. Sebaran rumput laut tidak menujukkan pola tertentu namun terlihat adanya perbedaan dominasi antara rumput laut yang hidup di perairan Lautan Hindia dan Lautan Pasifik. Lautan Pasifik didominasi oleh Euchema, Zellera, Vansvoorstia, Avrainvillea, Tydemania sedangkan yang di Lautan Hindia Rhodymenia, Gelidium, Gigartina dan Sargassum. (Atmadja,1999). Kesulitan dalam menentukan pola sebaran rumput laut adalah adanya dinamika pertumbuhan yang sangat tinggi. Untuk memastikan kekayaan jenis pada satu lokasi dibutuhkan waktu koleksi yang lama agar dapat mewakili perbedaan musim yang ada dan untuk memastikan bahwa semua jenis yang ada terkoleksi dengan sempurna. Beberapa jenis rumput laut yang selalu mendominasi pertumbuhan di berbagai perairan di Indonesia antara lain : Acanthopora, Laurencia, Dictyota, Halimeda, Caulerpa dan Sargassum (Atmadja, 1999). Seperti biota laut lainnya ada beberapa jenis algae yang sebarannya sangat terbatas atau boleh dikatakan endemik seperti misalnya “Baliweed” adalah istilah untuk memberi nama Status Perlindungan algae yang hanya ditemukan di Bali selatan yaitu algae dari jenis Euchema serra. Algae yang lain yang Rumput laut belum masuk mempunyai sebaran terbatas yaitu Tithanophora sp. , dalam apendik CITES yang hanya ditemukan di daerah kepulauan Banggai, dan belum masuk dalam Sulawesi tengah. tumbuhan laut yang dilindungi oleh pemeritah Indonesia 357 35 3 57

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 28 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan rumput/ algae/ seaweed yang ada di laut Indonesia (Verifikator : Wanda, S. atmadja - Sumber: Atmadja and Prud’ homme 2010, Van Bose 1928) No. 1

358

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

ACROCHAETIUMIACEAE

1

Acrochaetium arnoldi

5

3

2

2

Acrochaetium catenulatum

5

3

4

3

Acrochaetium flexuosum

5

3

2

4

Acrochaetium gracile

5

3

2

5

Acrochaetium mirabile.

5

3

2

8

Acrochaetium secundatum

3

3

2

9

Acrocheaetium seriatum.

5

3

2

10

Acrochaetium spongicola

5

3

2

2

ARESCHOUGIACEAE

11

Betaphycus gelatinus

4

3

1

12

Callophycus laxus

4

3

2

13

Eucheuma adhaerens

4

3

14

Eucheuma arnoldii

3

2

1

15

Eucheuma cottonii

4

1

1

16

Euchema cervicorne

4

3

1

17

Eucheuma crassum

4

2

1

18

Eucheuma crustiforme

4

3

1

19

Eucheuma dichotomum

4

3

1

20

Eucheuma edule

3

1

1

21

Eucheuma edule var mayor

4

3

1

22

Eucheuma horizontale

4

3

2

23

Euchema kraftianum

4

3

2

24

Eucheuma leeuwenii

4

3

2

25

Eucheuma platycladum

5

3

1

26

Eucheuma serra

3

2

2 1

27

Eucheuma simplex

4

3

28

Eucheuma spinosum

2

1

1

29

Eucheuma vermiculare

4

3

1

30

Kappaphycus alvaresii

3

3

1

31

Kappaphycus striatus

4

2

1

3

BANGIACEAE

32

Porphyra atropurpurea

5

3

2

33

Porphyra vietnamensis

3

3

1

4

BONNEMAISONACEAE

34

Asparogopsis armata.

5

3

2

35

Asparogopsis taxiformis.

5

3

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

RUMPUT LAUT

No. 5

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

CALLITHAMNIACEAE

36

Euptilocladia spongiosa

5

3

2

37

Euptilota articulata

5

3

2

38

Seirospora orientalis

5

3

2

6

CAULACANTHACEAE

39

Catenella impudica

3

2

1

40

Catenella nipae

3

3

1

41

Catenella opuntia

5

3

2

42

Catenellocolax leeuwenii

5

3

2

43

Caulacanthus ustulatus

5

2

2

7

CERAMIACEA

44

Antithamnion adnatum

3

3

2

45

Antithamnion applicitum

3

3

2

46

Antithamnion thouarsii

3

3

2

47

Balliella repens.

5

2

2

48

Callithamnion sp

5

3

2

49

Centroceras clavulatum

5

2

2

50

Ceramium borneense

4

3

2

51

Ceramium cingulatum

4

3

2

52

Ceramium codii

4

3

2

53

Ceramium cruciatum

4

3

2

54

Ceramium deslongchampsii

3

2

2

55

Ceramium diaphanum

4

3

2

56

Ceramium elegans

4

3

2

57

Ceramium howei.

4

3

2

58

Ceramium isogonum

4

3

2

59

Ceramium maryae

4

2

2

60

Ceramium pygmaeum

4

3

2

61

Ceramium subdichotomum

4

3

2

62

Ceramium subverticillatum

4

3

2

63

Ceramium tenuicorne

4

3

2

64

Ceramium tenuissimum

4

3

2

65

Ceramium variegatum

4

3

2

66

Chalicostroma nierstraszii

5

3

2

67

Corallophila atlantica

5

3

2

68

Corallophila cinnabarina

5

3

2

69

Corallophila howei

5

3

2

70

Corallophila kleiwegii

5

3

2

71

Gayliella transversalis

5

2

2

359

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Griffithsia rhizophora

5

3

2

73

Griffithsia sp

3

1

2

74

Herpochondria henriettae

5

3

2

72

360

Suku Jenis

75

Herpochondria kampenii

5

3

2

76

Mortensia pulchra

5

3

2

78

Ptelocladia australis

5

3

2

79

Reinboldiella schmitzianum

5

3

2

80

Spyridia clavata

5

3

2

81

Spyridia filamentosa

3

1

2

8

CHAMPIACEAE

82

Champia compressa

4

3

2

83

Champia parvula

4

2

2

84

Champia salicornioides

4

2

2

85

Champia spathulata

4

3

2

9

CORALLINACEAE

86

Amphirora anastomosans

5

3

2

87

Amphirora anceps

3

2

2

88

Amphiroa beauvoisii

5

2

2

89

Amphiroa bowebankii

4

2

2

90

Amphiroa canaliculata

5

2

2

91

Amphiroa crassa

3

2

2

92

Amphiroa crassa var minuta

4

3

2 2

93

Amphiroa ephedraea

4

3

94

Amphiroa foliacea

3

1

2

95

Amphiroa foliacea forma erecta

4

1

2

96

Amphiroa foliacea forma procumbens

4

3

2

97

Amphiroa fragilissima

3

1

2

98

Amphiroa fragilissima forma cuspidata

4

1

2

99

Amphiroa fragilissima forma cyathifera

4

3

2

100

Amphiroa rigida

4

3

2

101

Amphiroa tribulus.

4

3

2

102

Corallina sp.

4

103

Heteroderma subtilissima

5

3

2

100

Hydrolithon farinosum

4

2

2

101

Hydrolithon farinosum var solmsiana

4

3

2

102

Hydrolithon gardineri

5

3

2

103

Hydrolithon onkodes

3

2

2

104

Hydrolihon reinboldii

3

1

2

105

Jania acutiloba

4

2

2

106

Jania adherens

4

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

RUMPUT LAUT

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

107

Jania crassa

Suku Jenis

3

2

2

108

Jania cultrata

4

3

2

109

Jania lamaurouxiana

4

3

2

110

Jania pumila

4

3

111

Jania rosea

4

112

Jania rubens

3

2 2

2

2

113

Jania spectabile

3

1

2

114

Jania tenella

4

3

2

115

Lithopyllum bamleri

5

3

2

116

Lithophyllum kotschyanum

5

3

2

117

Lithopyllum moluccense

3

1

2

118

Lithophyllum okamurae

3

2

2

119

Lithophyllum papillosum

4

3

2

120

Lithophyllum pustulatum

5

3

2

121

Lithophyllum pygmaeum

5

3

2

122

Lithophyllum rasile

5

3

2

123

Lithophyllum tamiense

5

3

2

124

Lithoporella melobesioides

3

2

2

125

Lithoporella melobesioides forma varians

5

126

Mastophora affinis

4

2

2

2

127

Mastophora pacifica

5

3

2

128

Mesophyllum erubescens

4

1

2 2

129

Mesophyllum crispescens

5

3

130

Mesophyllum floridanum

3

3

2

131

Mesophyllum imbricatum

4

3

2

132

Mesophyllum mesomorphum

4

3

2

133

Mesophyllum pulchrum

5

3

2

134

Mesophyllum siamense

5

2

2

135

Mesophyllum simulans

4

1

2

136

Mesophyllum syrpetodes

4

3

2

137

Neogoniolithon brassica-florida

3

1

2

138

Neogoniolithon fosliei

5

2

2

139

Neogoniolithon megalocystum

5

3

2

140

Neogoniolithon oblimans

5

3

2

141

Neogoniolithon strictum

4

2

2

142

Pneophyllum coronatum

5

2

2

143

Spongites fruticulosus

4

1

2

144

Spongites sulawesiensis

4

3

2

145

Spongites yendoi

5

1

2

146

Titanoderma pustulatum

5

3

2

361

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

362

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Crouania attenuata

5

3

2

Cruoriella de-zwaanii

5

3

2

10

CRUORIACEAE

147 148 149

Cruoriella fissurata

5

2

2

150

Cruoriella sp

5

3

2

151

Cruoriopsis reinboldii

5

3

2

2

11

CYSTOCLONIACEAE

152

Hypneocolax stellaris

5

3

153

Rhodophyllis peltata

4

2

12

DASYACEAE

154

Dasya anastomosans

3

1

2

155

Dasya baillouviana

4

3

2

156

Dasya caraibica

3

3

2

2 2

157

Dasya palmatifida

5

3

2

158

Heterosiphonia crispella

5

2

2

159

Heterosiponia muelleri

5

3

2

13

DELESSERIACEAE

160

Apoglossum spathulatum

4

3

2

161

Caloglossa adnata

5

3

1

162

Caloglossa adhaerens

5

3

2

163

Caloglossa amboinensis

5

3

2

164

Caloglossa beccarii

5

3

2

165

Caloglossa leprieurii

4

3

2

167

Caloglossa ogasawaraensis

4

3

2

168

Caloglossa stipitata

5

3

2

169

Caloglossa viellardii

5

3

2

170

Claudea elegans

5

3

2

171

Cryptopleura

5

3

2

172

Grinellia sp

4

3

2

173

Haraldia lenormandii

5

2

2

174

Heraldiophyllum erosum

5

3

2

175

Hypoglossum harveyanum

4

2

2

176

Hypoglossum heterocystideum

5

3

2

177

Martensia australis

5

3

2

178

Martensia beccariana

5

3

2

179

Martensia denticulata

4

3

2

180

Martensia elegans

5

3

2

181

Martensia flabelliformis

5

3

2

182

Martensia fragillis

4

3

2

183

Myriogramme carnea

5

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

RUMPUT LAUT

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

184

No.

Nitophyllum tongatense

Suku Jenis

5

3

2

185

Vanvoorstia coccinea

4

3

2

186

Vanvoorstia spectabilis

3

2

2

187

Zellera tawallina

3

1

2

188

Taenioma perpusillum

5

3

2

14

DERMONEMATACEAE

189

Dermonema gracile

5

3

2

15

DUMONTIACEAE

190

Dudresnaya crassa

5

3

2

191

Gibsmithia dotyi

5

3

2

192

Gibsmithia hawaiinensis

5

2

2

16

ENDOCLADIACEAE

193

Gloiopeltis tenax

17

ERYTHROTRICHIACEAE

194

Erythrotrichia carnea

5

3

2

195

Sahlingia subintegra

5

3

2

18

FAUCHEAE

196

Fauchea mollis

5

3

2

197

Fauchea mortensenii

5

3

2

198

Leptofauchea nitophylloides

5

3

2

3

1

2

19

GALAXAURACEAE

199

Actinotrichia fragilis

5

2

200

Dichotomaria apiculata

3

2

2

201

Dichotomaria divaricata

3

1

2

202

Dichotomaria lenta

4

3

2

203

Dichotomaria marginata

3

1

2

204

Dichotomariaobtusata

3

1

2

205

Galaxaura contigua

3

3

2

206

Galaxaura filamentosa

3

3

2

207

Galaxaura kjellmanii.

4

3

2

208

Galaxaura rugosa

3

1

2

209

Galaxaura plicata

3

3

2

210

Galaxaura sibogae.

3

3

2

211

Galaxaura spongiosa

3

3

2

212

Galaxaura striata

3

3

2

213

Galaxaura tissotii

3

3

2

214

Tricleocarpa cylindrica

3

1

2

215

Tricleocarpa fragilis.

4

2

2

363

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 20

364

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

GELIDIACEAE

216

Gelidiella acerosa

3

1

1

217

Gelidiella bornetii

4

2

1

218

Gelidiella myrioclada

5

3

1

219

Gelidium amansii

3

3

1

220

Gelidium amboniensis

5

3

1

221

Gelidium capense

3

1

1

222

Gelidium crinale

3

2

1

223

Gelidium crinale var. perpusilum

3

2

1

224

Gelidium corneum

4

3

1

225

Gelidium corneum var. subrigidum

4

3

1

226

Gelidium minusculum

4

3

1

227

Gelidium pusillum

3

1

1

229

Gekidium pusillum var. conchicola

4

3

1

230

Gelidium pusillum var. minuscula

4

3

1

231

Gelidium spinosum

3

2

1

232

Gelidium zollingeri

4

3

1

233

Parviphycus tenuissimus

5

3

2

234

Porphyroglossum zollingeri

5

3

2

235

Pterocladiella caerulescens

5

2

1

236

Pterocladiella caloglossoides

5

2

1

237

Pterocladiella capillaceae

4

3

1

238

Ptilophora scalaramosa

21

GIGARTINACEAE

239

Chondracanthus chauvinii

5

3

2

240

Gracilariaocolax deformans

5

3

2

241

Gracilariaocolax henriettae

5

3

2

242

Gracilariaocolax infidelis

5

3

2

243

Gracilaraocolax setchellii.

5

3

2

244

Gracilariaocolax setchellii var. aggregata

5

3

2

245

Gracilariaocolax sibogae

5

3

2

22

GRACILARIACEAE

246

Gracilaria arcuata

3

1

1

247

Gracilaria blodgettii

4

1

1

248

Gracilaria bursa-pastoris

4

3

1

249

Gracilaria corniculata

4

3

1

250

Gracilaria canaliculata

4

3

1

251

Gracilaria coronopifolia

4

2

1

252

Gracilaria cylindrica

5

2

1

253

Gracilaria damaecornis

5

3

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

RUMPUT LAUT

No. 254

Suku Jenis Gracilaria debilis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

5

3

1

255

Gracilaria domigensis

5

3

1

256

Gracilaria foliifera

3

3

1 1

257

Gracilaria gigas

4

3

258

Gracilaria gracilis

3

2

1

259

Gracilaria hauckii

3

2

1

260

Gracilaria incurvata

4

2

1

261

Gracilaria lacinulata

5

2

1

262

Gracilaria mammilaris

4

2

1

263

Gracilaria obtusa

5

3

1 1

264

Gracilaria reptans

5

3

265

Gracilaria salicornia

3

1

1

266

Gracilaria salicornia var. minor

3

3

1

267

Gracilaria srilankia

5

3

1

268

Gracilaria tenuistipitata

5

3

1

269

Gracilaria textorii

4

3

1

270

Gracilaria usnoides

5

3

1

271

Gracilaria vanbossae

4

3

1

272

Gracilaria venezuelensis

5

3

1

273

Gracilaria vitillardii

5

3

1

274

Gracilaria wrightii

5

3

1

275

Gracilariopsis lemaneiformis

4

3

1

276

Hydropuntia edulis

5

1

1

277

Hydropuntia eucheumatoides

4

1

1

278

Polycarvernosa urvillei

4

3

1

23

HALYMENIACEAE

279

Carpopeltis bushiae

5

3

2

280

Carpopeltis capitellata

5

3

2

281

Carpopeltis maillardii

5

3

2

282

Carpopeltis phyllophora

5

3

2

283

Carpopeltis rigida

5

3

2

284

Carpopeltis vaigeensis

5

3

2

285

Corynomorpha prismatica

5

3

2

286

Cryptonemia crenulata

4

1

2

287

Cryptonemia decumbens

4

3

2

288

Cryptonemia denticulata

5

3

2

289

Cryptonemia lomation

5

3

2

290

Cryptonemia kallymenioides

5

3

2

291

Cryptonemia yendoi

5

3

292

Gelinaria ulvoidea

5

2 2

365

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

366

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

293

Epiphloea bulbosa

Suku Jenis

5

3

2

294

Halymenia amoena

5

3

2

295

Halymenia arachnophylloidea

5

3

2 2

296

Halymenia clavaeformis

5

3

297

Halymenia dilatata

3

1

2

298

Halymenia duchassaingii

4

3

2

299

Halymenia durvillei

3

1

2

300

Halymenia durvillei var. ceylanica

4

3

2

301

Halymenia durvillei var. denudata

4

3

2

302

Halymenia durvillei var. edentata

4

3

2 2

303

Halymenia echinophysa

4

3

304

Halymenia formosa

3

2

2

305

Halymenia floressii

4

3

2

306

Halymenia floressii var. ulvoidea.

4

307

Halymenia jensenii

308

Halymenia harveyana

3

3

2

309

Halymenia lacerata

5

3

2

310

Halymenia maculata

5

3

2

311

Halymenia microcarpa

5

3

2

312

Halymenia platycarpa

5

3

2

3

2

3

2

313

Halymenia pseudofloresia

5

3

2

314

Halymenia tenuispina

5

3

2 2

315

Pacymenia cornea

5

3

316

Polyopes affinis

3

3

2

317

Polyopes constrictus

5

3

2

318

Polyopes ligulatus

5

3

2

319

Prionitis wentii

5

3

2

320

Thamnoclonium procumbens

5

3

2

321

Thamnoclonium tissotii

5

3

2

322

Thamnoclonium treubii

5

3

2

323

Grateloupia acuminata

4

3

2

324

Gratelopia belangeri

4

3

1

325

Gratelopia converta

5

3

2

326

Gratelopia filicina

4

3

1

327

Gratelopia filicina var. elongata.

4

3

1

328

Gratelopia furcata.

5

3

1

329

Gratelopia ovata

5

3

2

24

HAPALIDIACEAE 3

330

Choreonema thurettii

5

331

Clathromorhum sp

5

2 2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

RUMPUT LAUT

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

5

3

2

Lithothamnion australe

5

3

2

Lithothamnion bandanum

4

3

2

332

Phymatolithon repandrum

334 335 336

Lithothamnion esperi

3

3

2

337

Lithothamnion fragilissimum

4

3

2

338

Lithothamnion indicum

4

3

2

339

Lithothamnion occidentale

3

3

2

340

Lithothamnion proliferum

4

3

2

25

HELMINTHOCLADIACEAE

341

Dorella simplex

5

3

2

342

Hildenbrandia rubra

5

3

2

26

HYMENOCLADIACEAE

343

Hymenocladia sp

5

3

2

27

HYPNEACEAE

344

Hypnea boegesenii

3

3

1

345

Hypnea cenomyce

3

2

1

346

Hypnea charoides

4

3

2

347

Hypnea chordacea.

3

1

1

348

Hypnea cornuta

4

3

2

349

Hypnea divaricata

4

3

1

350

Hypnea hamulosa.

4

3

2

351

Hypnea musciformis

3

1

1

352

Hypnea nidifica

3

1

2

353

Hypnea nidulans

3

1

2

354

Hypnea nigrescens

4

3

2

355

Hypnea pannosa

4

1

2

356

Hypnea rugulosa

4

3

2

357

Hypnea spinella

3

1

1

358

Hypnea vaga

5

3

2

359

Hypneavalentiae

4

1

2

28

KALLYMENIACEAE

360

Callophyllis rangiferina

5

3

2

361

Callophyllis sibogae

4

3

2

362

Kallymenia feldmannii

3

3

2

363

Kallymenia maculata

4

3

2

364

Kallymenia perforata

4

3

2

365

Kallymenia requienii var. indica

5

3

2

367

Polycoelia van-hoevellii

5

3

2

367

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 29

368

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

LIAGORACEAE

NILAI EKONOMIS 2

368

Ganonema farinosum

5

3

2

369

Izziella orientalis

5

3

2

370

Liagora australasica

4

3

2

371

Liagora canariensis

4

3

2

372

Liagora ceranoides

3

1

2

373

Liagora divaricata.

5

3

2

374

Liagora fragilis

5

3

2

375

Titanophycus validus

4

3

2

376

Trichogloea requienii

4

3

2

377

Yamadaella caenomyce

3

2

2

30

LOMENTARIACEAE

378

Ceratodictyon intricatum

3

1

1

379

Ceratodictyon repens

4

2

1

380

Ceratodictyon scoparium

4

3

1 1

381

Ceratodictyon spongiosum

3

1

382

Ceratodictyon variabilis

3

1

1

383

Lomentaria indica

4

3

2

384

Lomentaria uncinata

4

3

2

31

NEMASTOMATACEAE

385

Predaea laciniosa

5

3

2

386

Predacea weldii

5

3

2

4

3

1

32

PALMARIACEAE

387

Palmaria palmata

33

PEYSSONNELIACEAE

388

Polystrata compacta

4

3

2

389

Polystrata dura

4

3

2

390

Polystrata fosliei.

4

3

2

391

Peyssonnelia armorica

5

3

2

392

Peyssonnelia boergessenii

4

3

2

393

Peyssonnelia calcea

5

2

2

394

Peyssonnelia capensis.

5

3

2

395

Peyssonnelia conchicola

5

3

2

396

Peyssonnelia dubyi

5

3

2

397

Peyssonnelia distenda.

5

3

2

398

Peyssonnelia evae.

5

3

2

399

Peyssonnelia foveolata

5

3

2

400

Peyssonnelia hariotii

5

3

2

401

Peyssonnelia indica

3

2

2

402

Peyssonnelia intermedia

4

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

RUMPUT LAUT

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

403

No.

Peyssonnelia lemoinei

Suku Jenis

4

3

2

405

Peyssonnelia luciparense

4

3

2

406

Peyssonnelia nitida.

4

3

2 2

407

Peyssonnelia obbesii

4

3

408

Peyssonnelia obscura

4

3

409

Peyssonnelia orientalis

4

410

Peyssonnelia rubra

4

1

2

411

Peyssonnelia squamaria

3

2

2

412

Polystrata compacta

5

3

2

413

Polystrata dura

5

3

2

414

Polystrata fosliei

5

2

2

415

Ethelia biradiata.

5

3

2

416

Rhododermis sp

5

3

2

417

Sonderopelta capensis

5

4

2

35

PHYLLOPHORACEAE

418

Ahnfeltiopsis densa.

5

3

2

419

Ahnfeltiopsis pygmaea

5

3

420

Gymnogongrus dilatatus

3

2

2

2 2

36

PLOCAMIACEAE

421

Plocamium cornutum

4

3

2

422

Plocamium patens

4

3

2

37

PTEROCLADIACEAE

423

Pterocladia lucida.

4

3

2

4

1

2

38

RHYZOPHYLLDACEAE

424

Portieria hornemannii

39

RHODOMELACEAE

425

Acanthophora dendroides

3

1

2

426

Acanthophora muscoides

3

1

2

427

Acanthophora spicifera.

3

1

1

428

Acrocystis nana

5

3

2

429

Amansia daemelii

4

4

2

430

Amansia glomerata

2

2

431

Amansia pumila

4

2

2

432

Amansia rhodantha

4

3

2

433

Aneuria lorentzii

5

3

2

434

Bostrychia calliptera

4

3

2

435

Bostrychia intricata

4

3

2

436

Bostrychia kelanensis

5

3

2

437

Bostrychia moritziana

5

3

2

438

Bostrychia pinnata.

4

3

2

369

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Bostrychia radiacans

3

3

2

440

Bostrychia simpliciuscula

4

3

2

441

Bostrychia tenella

3

1

2

442

Bryocladia cervicornis

5

3

2

443

Chondria armata.

3

1

2

444

Chondria dasyphylla

3

2

2

439

370

Suku Jenis

445

Chondria decumbens

5

2

2

446

Chondria minutula

5

3

2

447

Chondria riparia

5

3

2

448

Chondria seticulosa

5

3

2

449

Chondria sibogae

5

3

2

450

Chondria subtilis

5

3

2

451

Chondrophycus cartilagineus

3

2

2

452

Chondrophycus dotyi

5

3

2

453

Chondrophycus intermedius

5

3

2

454

Chondrophycus parvipapillatus

3

2

2

455

Chondrophycus patentirameus

4

3

2

456

Chondrophycus thuyoides

3

1

2

457

Dictyurus purpurascens

5

3

2

458

Digenea simplex

5

2

2

459

Endosiphonia curvata

5

3

2

460

Endosiphonia spinuligera

5

1

2

461

Eupogodon planus

5

3

2

462

Herposiphonia secunda

5

3

2

463

Herposiphonia secunda forma tenella

5

2

2

464

Herposiphonia prorepens

5

2

2

465

Exophyllum wentii

5

3

2

466

Gloicladia indica

5

3

2

467

Gloicladia ramellifera

5

3

2

468

Gloicladia procumbens

5

3

2

469

Gloidermaminitulum

5

3

2

470

Janczewskia teysmannii

5

3

2

471

Laurencia brongniartii

5

3

2

472

Laurencia caduciramulosa

5

3

2

473

Laurencia clavata

5

3

2

474

Laurencia decumbens

5

3

2

475

Laurencia divericata.

5

3

2

476

Laurencia filiformis

5

3

2

477

Laurencia flexilis

5

3

2

478

Laurencia glandullifera

3

1

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

RUMPUT LAUT

No. 479

Suku Jenis Laurencia glomerata

KELIMPAHAN

SEBARAN

4

NILAI EKONOMIS 2

480

Laurencia intrincata

3

2

2

481

Laurencia laxa

4

3

2

482

Laurencia majuscula

3

3

2

483

Laurencia mariannnensis

4

3

2

484

Laurencia nidifica

3

2

2

485

Laurencia obtusa

3

2

2

486

Laurencia obtusa var. dendroidea

4

3

2

487

Laurencia pannosa

5

3

2

488

Laurencia pinnata

5

3

2

489

Laurencia rigida

5

3

2

490

Laurencia snackeyi

5

3

2

491

Leveillea jungermannioides

5

3

2

492

Lophocladia lallemandi

5

2

2

493

Lophosiphonia reptabunda

5

3

2

494

Lophosiphonia obscura

5

2

2

495

Murryella periclados.

5

3

2

496

Neosiphonia ferulacea

5

2

2

497

Neurymenia fraxinifolia

3

2

2

498

Neurymenia sp

4

2

2

499

Oligocladella boldinghii

5

3

2

500

Osmundaria fimbriata

5

3

2

501

Osmundaria melvillii

5

3

2

502

Osmundea pinnatifida

5

3

2

503

Osmundea spectabilis

5

3

2

504

Osmundea splendens

4

3

2

505

Osmundea verlaquei

4

3

2

506

Palisada corallopsis

5

3

2

507

Palisada papillosa

3

1

2

508

Palisada perforata

5

3

2

509

Palisada perforata var. exigua

5

3

2

510

Palisada poiteaui

5

3

2

511

Palisada poiteaui var. gemmifera

5

3

2 2

512

Palisada robusta

5

3

513

Palisada surculigera

3

3

2

514

Periphykon beckeri

5

3

2

515

Placophora binderi

5

3

2

516

Polysiphonia curta.

5

3

2

517

Polysiphonia fastigiata

5

3

2

518

Polysiphonia flexicaulis.

3

3

2

371

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Polysiphonia howei

5

3

2

520

Polysiphonia infestans

3

3

2

521

Polysiphonia mollis

5

3

2

522

Polysiphonia pulvinata

5

3

2

523

Polysiphonia sertularioides

5

3

2

524

Polysiphonia tennerima.

5

3

2

525

Pterosiphonia javanica

4

3

2

526

Tapeinodasya bornetii

5

3

2

519

372

Suku Jenis

527

Tolypiocladia calodictyon

5

3

2

528

Tolypiocladia condensata

3

2

2

529

Tolypiocladia glomerulata

3

2

2

530

Womersleyella setacea

5

3

2

40

RHODOPHYSEMATACEAE 5

3

2

2

531

Coriophyllum setchellii

41

RHODYMENIACEAE

531

Asteromenia anastomosans

5

3

532

Botryocladia pyriformis

3

3

2

533

Brotryocladia microphysa

5

3

2

534

Chrysymenia kaernbachii

3

3

2

535

Chrysymenia kuckuckii

3

3

2

536

Chrysymenia leptopoda

3

3

2

537

Chrysymenia procumbens

4

3

2

538

Chrysymenia pumila

4

3

2

539

Coelarthum boegesenii

3

3

2

540

Coelarthum cliftonii

4

3

2

541

Coelarthum opuntia

5

3

2

542

Gloicladia indica

5

3

2 2

543

Gloicladia ramellifera

5

3

544

Gloicladia procumbens

5

3

2

545

Gloicladiema minutulum

5

3

2

546

Halichrysis micans

5

3

2

547

Microphyllum borneense

5

3

2

548

Perinema dubium

5

3

2

549

Rhodymenia cinnabarina.

4

3

2

550

Rhodymenia coacta

4

3

2

551

Rhodymenia corallina.

3

1

2

552

Rhodymenia intricata.

3

1

2

553

Rhodymenia javanica

4

3

2

554

Rhodymenia leptophylla

3

3

2

555

Rhodymenia pacifica.

3

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

RUMPUT LAUT

No. 556

Suku Jenis Rhodymenia prolificans

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

557

Rhodymenia rhizoidifera

5

3

2

558

Rhodymenia setchellii

5

3

2

559

Rhodymenia sonderi

3

3

2

560

Weberella micans

4

3

2

42

SARCODIACEAE

561

Sarcodia dentata

4

3

2

562

Sarcodia montagneana

3

3

2

5

3

2

43

SARCOMENIACEAE

557

Cottoniella filamentosa

2

44

SCHIZYMENIACEAE

563

Platoma pikeanum

5

3

2

2

564

Schizymenia sp

5

3

2

565

Titanophora calcarea

5

3

2

566

Titanophora pulchra.

5

3

2

567

Titanophora weberae

5

3

2

45

SCINAIACEAE

568

Scinaia complanata

4

3

2

569

Scinaia hormoides

4

3

2

46

SEBDENIACEAE

565

Sebdenia flabellata

5

3

2

566

Sebdenia sp

5

3

2

47

SOLIERIACEAE

570

Meristotheca papulosa

4

3

2

571

Solieria robusta

5

2

2

572

Wurdemannia

3

1

2

48

SPOROLITHACEAE

573

Sporolithon episoredion

4

3

2

574

Sporolithon episporum

3

1

2

575

Sporolithon erythraeum.

3

3

2

576

Sporolithon lemoinei.

5

3

2

577

Sporolithon molle.

5

3

2

578

Sporolithon ptychoides

5

3

2 2

579

Sporolithon schmidtii

4

3

580

Sporolithon sibogae

3

3

2

581

Sporolithon timorense

3

3

2

49

STYLONEMATACEAE

582

Stylonema alsidii

3

2

2

591

Wrangelia penicillata

3

3

2

373

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Wrangelia tanegana

5

3

2

593

Wrangelia velutina

3

2

2

50

WRANGELIACEAE

592

Suku Jenis

583

Anotrichium crinitum

5

3

2

584

Anotrichium tenue

5

3

2

585

Haloplegma duperreyi subspec. Spinulosum

3

3

2

586

Haloplegma duperreyi var.sublittorale

5

3

2

587

Spermothamnion orientale

5

3

2

588

Spermothamnion sp

5

3

2

589

Wrangelia argus

3

1

2

590

Wrangelia bicusspidata

5

3

2

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

No.

374

Suku Jenis

1

ANADYOMENACEAE

1

Anadyomena leclancheri

4

3

2

2

Anadyomena plicata

4

3

2

3

Anadyomena stellata

3

1

2

4

Anadyomena wrightii

4

2

2

5

Macrodictyon clathratum

4

3

2

7

Microdictyon japonicum

3

1

2

4

3

8

Microdictyon umbilicatum

2

BOODLEACEAE

2 2

9

Boodlea composita

2

1

2

10

Boodlea montagnei

3

2

2

11

Boodle paradoxa syn. Montageni

5

2

2

12

Boodlea siamensis syn. Composita

5

1

2

13

Boodlea struveoides

4

2

2

14

Boodlea vanbosseae

4

1

2

15

Phyllodictyon anastomosans

5

1

2

3

BRYOPSIDACEAE

16

Bryopsis indica

4

3

2 2

17

Bryopsis pennata

4

1

2

18

Bryopsis plumosa

3

1

4

CAULERPA

2 2

19

Caulerpa brachypus

4

1

2

20

Caulerpa buginensis

4

3

2

21

Caulerpa cactoides

4

3

2

22

Caulerpa cupressoides

3

3

2

23

Caulerpa cupressoides var. amicorm

4

3

2

24

Caulerpa cupressoides var. elegan

4

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

RUMPUT LAUT

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

25

Caulerpa cupressoides var. ericifolia

Suku Jenis

4

3

2

26

Caulerpa cupressoides var. alternifolia.

4

3

2

27

Caulerpa cupressoides Var. lycopodium

4

1

2

28

Caulerpa cupressoides var. cupressoides

3

2

2

29

Caulerpa elongata

5

1

2

30

Caulerpa falcifolia

5

3

2

31

Caulerpa fastigiata

4

2

2

32

Caulerpa fergusonii

5

1

2

33

Caulerpa filiformis

5

3

2

34

Caulerpa lanuginosa

5

1

2 2

35

Caulerpa lessonii

5

1

36

Caulerpa lentillifera

3

1

1

37

Caulerpa manorensis

4

3

2

38

Caulerpa mexicana

4

2

2

39

Caulerpa microphysa

4

1

2

40

Caulerpa opposita

5

3

2

41

Caulerpa papillosa

5

3

2

42

Caulerpa parvifolia

5

1

2

43

Caulerpa parvula

5

3

2

44

Caulerpa paspaloides

4

3

2

45

Caulerpa peltata

3

1

1

46

Caulerpa peltata var. macrodisca

3

1

2 2

47

Caulerpa peltata var. nummularia

4

1

48

Caulerpa pennata

4

2

1

49

Caulerpa prolifera

4

2

2

50

Caulerpa racemosa

2

1

2

51

Caulerpa racemosa var. chemnitzia

4

2

1

52

Caulerpa racemosa var. turbinata

4

2

1

53

Caulerpa racemosa var. clavifera

3

1

1

54

Caulerpa racemosa var. corynephora

4

1

1

55

Caulerpa racemosa var. lamourouxii

3

1

1

56

Caulerpa racemosa var. macrophysa

3

1

1

57

Caulerpa racemosa var. occidentalis

3

3

1

58

Caulerpa racemosa var. turbinata

5

2

1

59

Caulerpa racemosa var. macra

5

2

1

60

Caulerpa racemosa var. condensata

5

3

1

61

Caulerpa racemosa forma. Requienii

5

3

2

62

Caulerpa scalpelliformis

3

2

2

63

Caulerpa sedoides

4

2

1

64

Caulerpa serrata

4

3

1

375

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

376

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

65

Caulerpa serrulata

Suku Jenis

3

1

1

66

Caulerpa serrulata var. angusta

4

1

1

67

Caulerpa serrulata var. lata.

4

3

1

68

Caulerpa serrulata forma. Spiralis

3

3

1

69

Caulerpa serrulata var. deboryana

5

3

1

70

Caulerpa serrulata var. pectinata

5

3

1

71

Caulerpa serrulata var. typica

5

2

1

72

Caulerpa sertularioides

3

1

1

73

Caulerpa sertularioides var. brevipes

4

3

1

74

Caulerpa sertularioides var. farlowii

4

3

1 1

75

Caulerpa sertularioides var. longipes

4

3

76

Caulerpa sertulariodes var. longiseta

4

2

1

77

Caulerpa simpliciuscula

3

2

78

Caulerpa subserrata

3

2

79

Caulerpa taxifolia

1

2

80

Caulerpa urvilleana

1

2

81

Caulerpa verticillata

1

2

82

Caulerpella ambigua

2

2

5

CHLORANGIACEAE

83

Prasinocladus indicus

5

3

2

3

2

6

CLADOPHORACEAE

84

Aegagropila linnaei

3

85

Bryobesia johannae

4

3

2

86

Chaetomorpha aerea

5

3

2

87

Chaetomorpha antennina

5

3

2

88

Chaetomorpha brachygona

3

3

2

89

Chaetomorpha clavata

5

3

2

90

Chaetomorpha crassa

5

1

1

91

Chaetomrpha gracilis

5

3

2

92

Chaetomorpha indica

5

3

2

93

Chaetomorpha inflata

5

3

2

94

Chaetomorpha javanica

4

3

2

95

Chaetomorpha linum

5

3

2

96

Chaetomorpha pacifica

5

3

2

97

Chaetomorpha spiralis

5

3

2

98

Cladophora albida

5

3

2

99

Cladophora aokii

3

3

2

100

Cladophora breviarticulata

5

3

2

101

Cladophora composita

5

3

2

102

Cladophora fusca

5

1

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

RUMPUT LAUT

No.

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Cladophora hamifera

5

3

2

104

Cladophora herpestica

5

1

2

105

Cladophora heteronema

5

2

2

106

Cladophora patentiramea

5

3

2

107

Cladophora prolifera

5

3

2

108

Cladophora savoeana

5

3

2

109

Cladophora sericea

5

3

2

110

Cladophora sibogae

5

3

2

103

Suku Jenis

111

Cladophora socialis

5

3

2

112

Cladophora tondanensis

5

3

2

113

Cladophora timorensis

5

3

2

114

Cladophora vagabunda

5

3

2

115

Rhizoclonium africanum

5

1

2

Rhizoclonium tortuosum

5

3

2

2

116 7

CODIACEAE

117

Codium adhaerens

4

1

118

Codium arabicum

4

1

2

119

Codium bartlettii

5

3

2

120

Codium decorticatum

4

3

2

121

Codium edule

2

2

2

123

Codium effusum

5

3

2

124

Codium fragile

3

3

2

125

Codium geppiorum

4

1

1

126

Codium harveyi

5

3

2

127

Codium istmocladum

3

1

2

128

Codium ovale

5

1

2

129

Codium spongiosum

4

3

2

130

Codium taylorii

4

3

2

131

Codium tenue

4

3

1

132

Codium tomentosum

3

1

1

133

Penicillus nodulosus

5

3

2

134

Penicillus sibogae

4

3

2

135

Pseudocodium floridanum

5

3

2

8

DASYCLADACEAE

136

Bornetella capitata

4

3

2

137

Bornetella nitida

3

1

2

138

Bornetella oligospora

5

1

2

139

Bornetella sphaerica

5

1

2

140

Chlorocladus australasicus

5

3

2

141

Cympolia vanbosseae

5

2

2

377

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Halicoryne spicata

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

5

3

2

143

Halicoryne wrightii

5

3

2

144

Neomeris annulata

4

1

2

145

Neomeris bilimbata

4

3

2

146

Neomeris dumetosa

4

1

2

147

Neomeris vanbosseae

4

1

2

4

3

2

9 148

378

Suku Jenis

142

DERBESIACEAE Derbesia minima

10

GOMONTIACEAE

149

Gomontia polyrhiza

5

3

2

150

Monostroma sandei

5

3

2

151

Monostroma umbilicatum

4

3

2

152

Protomonostroma undulatum

5

3

2

11

HALIMEDACEAE

153

Halimeda bikinensis

4

3

2

154

Halimeda borneensis

4

3

2

155

Halimeda copiosa

3

3

2

156

Halimeda cuneata

4

1

2

157

Halimeda cylindraceae

4

1

2

158

Halimeda discoidea

2

1

2

159

Halimeda distorta

4

3

2

160

Halimeda favulosa

4

3

2

161

Halimeda fragilis

4

3

2

162

Halimeda gigas

4

3

2

163

Halimeda gracilis

3

2

2

164

Halimeda heteromorpha

4

3

2

165

Halimeda incrassata

4

1

2

166

Halimeda macroloba

2

1

2

167

Halimeda macrophysa

2

1

2

168

Halimeda melanesia

4

1

2

169

Halimeda micronesia

4

1

2

170

Halimeda minima

4

1

2

171

Halimeda monile

3

1

2

172

Halimeda opuntia

2

1

2

173

Halimeda opuntia forma triloba

2

1

2

174

Halimeda renschii

4

1

2

175

Halimeda simulans

4

3

2

176

Halimeda taenicola

4

3

2

177

Halimeda tuna

3

1

2

178

Halimeda cf. velasquezii

4

3

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

RUMPUT LAUT

No.

Suku Jenis

12

KORNMANNIACEAE

179

Blidinga minima

13

OSTREOBIACEAE

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

5

3

2

5

3

2

2

1

180

Ostreobium quekettii

14

POLYPHASACEAE

181

Acetabularia crenulata

4

182

Acetabularia crenulata var. major

4

3

1

183

Acetabularia dentata

4

2

1

184

Acetabularia ryukyuensis

4

3

1

185

Parpocaulis parvulus

5

2

2

186

Parpocaulis polyphysoides

5

1

2

15

SIPHONOCLADACEAE

187

Boergesenia forbesii

2

1

2

188

Cladophoropsis membranacea

4

3

2

189

Cladophoropsis neocaledonia

4

3

2

190

Cladophoropsis sundanensis

3

1

2

191

Cladophoropsis sundanensis syn. vaucheriaeformis

3

1

2

192

Dictyosphaeria carvernosa

3

1

1

193

Dictyosphaeria intermedia

4

1

1

194

Dictyosphaeria versluysii

2

1

1

195

Siphonocladus forsskalii

4

3

2

16

UDOTEACEAE

196

Avraivillea amadelpha

3

2

2

197

Avraivillea erecta

3

1

2

198

Avraivillea gardineri

4

3

2

199

Avraivillea lacerata

3

1

2

200

Avraivillea longicaulis

4

3

2

201

Avraivillea nigricans

3

1

2

202

Avraivillea obscura

3

3

2

203

Boodleopsis siphonacea

3

3

2

204

Chlorodesmis comosa

3

3

2

205

Chlorodesmis fastigiata

3

3

2

206

Rhipidosiphon javensis

4

1

2

207

Rhipilia orientalis

4

1

2

208

Rhipilia sinuosa

4

3

2

209

Tydemania expeditionis

3

1

2

210

Udotea argentea.

3

1

2

211

Udotea conglutinata

4

3

2

212

Udotea explanata

4

3

2

213

Udotea flabellum

3

2

2

379

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 214

380

Suku Jenis Udotea glaucescens

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

3

2

215

Udotea geppiorum

3

2

2

216

Udotea orientalis

3

2

2 2

217

Udotea papilosa

4

3

218

Udotea papilosa sub.sp pappilata

4

3

17

ULVELLACEAE

2 2

219

Acrochaete viridis

5

3

2

220

Pringsheimiella gratulans

5

3

2

1

18

ULVACEAE

221

Ulva clathrata

4

3

222

Ulva compressa

4

3

1

223

Ulva compressa var. abbreviata

1

3

2

224

Ulva expansa

4

1

1

225

Ulva flexuosa

4

1

2

226

Ulva flexuosa sub.sp. Paradoxa

3

3

2 1

227

Ulva intestinalis

2

1

228

Ulva lactuca

2

1

1

229

Ulva lactuca var. latisima

4

1

1

230

Ulva linza

4

3

2

231

Ulva lobata

4

3

2

232

Ulva pertusa

4

3

2

233

Ulva procera

4

3

2

234

Ulva prolifera

4

2

1

235

Ulva rigida

4

3

2

236

Ulva rigida forma laciniata

4

3

2

237

Ulva torta

4

2

2

238

Ulva reticulata

2

1

2

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

RUMPUT LAUT

No.

Suku Jenis

19

VALONIACEAE

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

239

Valonia aegagropila

3

1

2

240

Valonia fastigiata

4

1

2

241

Valonia macrophysa

3

1

2

242

Valonia utricularis

4

1

2

243

Valoniopsis pachynema

4

3

2

244

Valoniopsis sp.

4

3

2

245

Ventricaria ventricosa

2

1

2

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

2

2

4

1

1

No.

Suku Jenis PHAEOPHYCEAE ALGAE COKLAT

1

ACINETOSPORACEAE

1

Feldmannia indica.

2

CHNOOSPORACEAE

2

Chnoospora implexa.

3

CHORDARIACEAE

3

Myrionema sp

4

3

2

4

Stilophora tenella

4

3

2

5

Streblonema minutulum

4

3

2

4

DICTYOTACEAE

6

Canistrocarpus cervicornis

4

1

2

7

Canistrocarpus magneana

4

3

2

8

Dictyopteris delicatula

3

1

2

9

Dictyopteris jamaiencensis

4

3

2

10

Dictyopteris muelleri

4

3

2

11

Dictyopteris repens

4

1

2

12

Dictyota adnata

3

1

2

13

Dictyota barteyresiana

3

1

1

14

Dictyota canaliculata

4

3

2

381

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

382

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

15

Dictyota ciliolata

Suku Jenis

3

1

2

16

Dictyota cremulata

4

2

2

17

Dictyota dichotoma

2

3

2

18

Dictyota fasciola

4

3

2

19

Dictyota friabilis

4

1

2

20

Dictyota intermedia

4

3

21

Dictyota lata

5

22

Dictyota linearis

5

23

Dictyota nigrescens

5

24

Dictyota pinnatifida

5

2 2

3

2 2

3

2

25

Dictyota robusta

5

3

2

26

Dictyota rugulosa

5

3

2

27

Dictyotopsis propagulifera

5

3

2

28

Distromium flabellatum

5

3

2 2

29

Lobophora papenfussii

4

3

30

Lobophora variegata

3

1

2

31

Padina antilarum

4

3

2

32

Padina australis

2

1

1

33

Padina boergesenii

3

1

2

34

Padina boryana

3

1

2

35

Padina fraseri

4

3

2

36

Padina gymnospora

3

3

2

37

Padina minor

4

1

2

38

Padina pavonica

3

3

2

39

Padina sanctae-crusis

3

2

2

40

Spatoglosum variabile

3

2

2

41

Stypopodium flabelliforme

3

2

2

42

Stypopodium multipartitum

4

3

2

43

Stypopodium zonale

3

3

2

44

Taonia pseudociliata

5

1

2

45

Zonaria crenata

4

3

2

5

ECTOCARPACEAE

46

Ectocarpus simpliciusculus

5

3

2

5

3

2

5

3

2

5

1

2

6

NEORALFSIACEAE

47

Neoralfsia expansa

7

PETROSPONGIACEAE

48

Petrospongium rugosum

8

RALFSIACEAE

49

Hapalospongidium schmidtii

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

RUMPUT LAUT

No. 9

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

SARGASSACEAE

50

Cystoseira trinodis

3

1

2

51

Hormophysa cuneiformis

3

1

2

52

Sargassum angustifolium

4

1

2

53

Sargassum bacciferum

5

3

2

54

Sargassum baccularia

4

3

2

55

Sargassum belangeri

3

3

2

56

Sargassum brevifolium

4

3

2

57

Sargassum carpophyllum

4

3

2

58

Sargassum cervicorne

4

3

2

59

Sargassum cinctum

3

2

2

60

Sargassum cinereum

3

3

2

61

Sargassum claviferum

5

3

2

62

Sargassum concinnum

5

3

2

63

Sargassum cornigerum

5

3

2

64

Sargassum decaisnei

5

3

2

65

Sargassum desvauxii

5

3

2

66

Sargassum filifolium

5

3

2

67

Sargassum filipendula

4

3

2

68

Sargassum flavicans

5

3

2

69

Sargassum fluitans

5

3

2

70

Sargassum fragile

5

3

2

71

Sargassum gaudi chaudii

5

3

2

72

Sargassum glaucescens

5

3

2

73

Sargassum gracile

3

1

2

74

Sargassum gracillimum

3

2

2

75

Sargassum granuliferum

3

3

2

76

Sargassum grevillei

4

3

2

77

Sargassum hemiphylloides

5

3

2

78

Sargassum herbaceum

5

3

2

79

Sargassum heterocystum

3

3

2

80

Sargassum hystrix

4

3

2

81

Sargassum hombronianum

5

3

2

82

Sargassum ilicifolium

3

1

2

83

Sargassum latifolium

4

3

2

84

Sargassum marginatum

5

3

2

85

Sargassum microcystum

4

3

2

86

Sargassum microphyllum

4

3

2

87

Sargassum molleri

4

3

2

383

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

384

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

88

Sargassum natans

Suku Jenis

4

3

2

89

Sargassum obtusifolium

5

3

2

90

Sargassum pallidum

5

3

2

92

Sargassum parvifolium

4

3

2

93

Sargassum peronii

5

3

2

94

Sargassum plagiophyllum

3

3

2

95

Sargassum polyseratium

4

1

2

96

Sargassum polycystum

2

3

1

97

Sargassum pulchellum

4

1

2

98

Sargassum siliquosum

3

3

1

99

Sargassum spathulaefolium

5

3

2

100

Sargassum spinifex

5

3

2

101

Sargassum spinuligerum

4

3

2

102

Sargassum squarrosum

5

3

2

103

Sargassum subfalcatum

4

3

2

104

Sargassum swartzii

3

3

2

105

Sargassum telephifolium

5

3

2

106

Sargassum tenue var. fuscescens

4

3

2

107

Sargassum vulgare

5

3

2

108

Turbinaria condensata

4

3

2

109

Turbinaria conoides

3

1

1

110

Turbinaria decurens

3

2

2

111

Turbinaria luzonensis

4

3

2

112

Turbinaria murryana

3

1

2

113

Turbinaria ornata

2

1

1

114

Turbinaria parvifolia

4

4

2

115

Turbinaria trialata

4

3

2

116

Turbinaria tricostata

5

3

2

117

Turbinaria turbinata

5

3

2

118

Turbinaria vulgaris

4

3

2

3

1

2

10

SCYTOSIPHONACEAE

119

Colphomenia sinuosa

120

Hydroclathrus clathratus

3

1

2

121

Hydroclathrus tenuis

4

3

2 2

123

Rosenvingea fastigiata

5

3

124

Rosenvingia intrincata

5

1

2

125

Rosenvingia orientalis

5

3

2

126

Stragularia clavata

5

3

2

127

Stragularia polycarpa

5

3

2

RUMPUT LAUT

No. 11

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

SPHACELARIACEAE

128

Sphacelaria cirrosa

4

3

2

129

Sphacelaria cornuta

4

3

1

130

Sphacelaria fusca

4

3

2

131

Sphacelaria novae-hollandiae

4

3

2

132

Sphacelaria radicans

4

3

2

133

Sphacelaria sauvageaui

4

3

2

134

Sphacelaria ridigula

3

2

2

135

sphacelaria tribuloides

4

2

2

12

STYPOCAULACEAE

136

Halopteris funicularis

5

3

2

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

385

Lamun (Seagrass)

386

Holodule uninervis Enhallus acoroides Cymodocea rotundata Thalassia hemprchii

LAMUN

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi lamun

Lamun merupakan satu-satunya tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di dalam laut. Arti tumbuhan tingkat tinggi adalah tumbuhan yang mempunyai akar, batang, daun, bunga dan buah. Di Indonesia terjadi salah kaprah di dalam pemakaian istilah. Algae atau seaweed atau ganggang diterjemahkan sebagai “rumput laut”. Seagrass yang seharus diterjemahkan sebagai rumput laut harus mencari istilah lain yaitu lamun. Lamun belum begitu populer dan sering masih kedengaran asing untuk beberapa kalangan namun istilah ini telah dibakukan sebagai padanan kata untuk seagrass. Lamun tersebar luas di seluruh perairan Indonesia mulai dari Sabang hingga Merauke. Lamun umumnya hidup mulai di tempat dangkal didaerah tepi pantai sampai daerah tubir. Namun ada beberapa lamun yang dapat hidup hingga kedalaman 20 meter. Mereka dapat hidup bersama-sama yang terdiri dari beberapa jenis pada satu tempat akan tetapi mereka juga sering terlihat hidup melimpah di daerah tertentu dan hanya didominasi oleh satu jenis. Hamparan padang lamun dapat mencapai luasan beberapa ratus meter persegi. Lamun dapat hidup pada dasar pasir halus atau kasar, pada dasar yang sedikit berlumpur atau hidup di antara koloni karang pada dasar yang berupa pecahan karang mati. Lamun bereproduksi secara vegetatif dan generatif namun umumnya lamun memperbanyak diri dengan membentuk tunas menggunakan akar rimpang atau risoma. Reproduksi generatif dilakukan dengan membentuk bunga dan buah atau biji. Pembentukkan buah dan biji pada umumnya hanya dilakukan oleh lamun dari jenis Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides. Pada umumnya lamun berbunga dan berbuah pada bulan September sampai Desember dan di beberapa daerah tertentu berbuah pada bulan Maret dan April. Buah atau biji lamun ini dapat dimakan dan rasanya seperti ubi jalar mentah karena banyak mengandung kabohidrat.

Peran dan manfaat lamun

Manfaat langsung lamun bagi kehidupan manusia secara signifikan hampir tidak ada namun fungsi ekologis lamun mempunyai peranan yang sangat besar sebagai penghasil produk primer dalam rantai makanan. Lamun merupakan makanan untuk Dogong dan Penyu (Christianen 2013). Dugong dan penyu menyukai Halodule uninervis sebagai menu utama (de Iongh et al 2007). Lamun berperan penting sebagai tempat bertelur, memijah dan membesarkan anakan biota lain yang berasosiasi dengan Lamun termasuk sumber perikanan yang terutama ikan-ikan herbivora (Unsworth et al 2010). Lamun mempunyai peranan sebagai penangkap sedimen dan mempunyai perakaran yang rapat dan kuat sehingga dapat berfungsi sebagai stabilisator dasar perairan (Bos et al 2007, Hendriks et al 2010). Beberapa jenis Lamun mempunyai biomassa yang lebih besar di bawah permukaan tanah dibandingkan yang muncul di permukaan, seperti misalnya Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, dan Halodule uninervis (Nienhhuis and Kiswara, 1989). Sebagai tumbuhan Lamun merupakan penghasil oksigen pada waktu siang hari pada saat terjadi fosintesa dan penghasil detritus dari serasah yang berasal dari daun-daun lamun yang diurai oleh mikroba. 387

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

mprichii Thalassia he

oroides Enhalus ac

Untuk menggambarkan betapa pentingnya lamun sebagai tempat bertelur memijah dan beranak dan tempat pembesaran biota laut lainnya, maka dapat dilihat pada data berikut ini. Ditemukan sebanyak 70 jenis krustasea di padang lamun di pantai Kuta dan Gerupuk, Lombok (Moosa and Aswandi 1994). Sedangkan Rahayu mencatat sebanyak 30 jenis keromang di padang lamun Teluk Kotania, Ambon. Dan di tempat yang sama telah dicatat sebanyak 142 jenis Moluska yang termasuk dalam 43 suku (Cappenberg 1995). Sedangkan fauna ikan yang ditemukan berasosiasi dengan lamun sebanyak 165 jenis (Hutomo 1985). Verheij and Erftemeijer (1993) mencatat sebanyak 117 jenis makroalgae yang hidup diantara tumbuhan lamun.

Keaneka ragaman jenis

Total jenis Lamun yang ada di dunia sebanyak 58 jenis (Greeen and Short 2003) dan di Indonesia ditemukan sebanyak tujuh marga yang terdiri dari 12 Jenis. Jenis Lamun yang ditemukan di Indonesia adalah : Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Thalassodendron ciliatum, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Syringdium isoetifolium, Halodule uninervis, Halodule ovalis, Halophila spinulosa, Halophila decipiens, Halophilla beccarii dan Rupia maritima. Jenis yang paling dominan dan tersebar luas di Indonesia antara lain adalah Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides.

Status Perlindungan Lamun tidak termasuk tumbuhan laut yang dilindungi dan belum masuk dalam apendik CITES.

388

Sedangkan Halophila decipiens mempunyai sebaran terbatas hanya ditemukan di kepulauan Aru, Kotania, Lombok dan Lembata. Halophila spinulosa juga mempunyai sebaran terbatas seperti Sorong, Jawa Timur, selat Sunda dan Kepulauan Riau. Halophila becarii dan Rupia maritima pada saat ini belum ditemukan lagi di alam, kedua jenis ini hanya dapat ditemukan sebagai koleksi kering di Herbarium Bogor. Kemungkinan kedua jenis lamun ini telah punah di Indonesia

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

LAMUN

Tabel 29. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Lamun/ sea grass di Indonesia. (Verifikator : Susi Rahmawati ) No.

Suku Jenis

1

CYMODOCEACEAE

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

1

Cymodocea rotundata.

2

2

2

2

Cymodocea serrulata.

3

2

2 2

3

Halodule pinifolia.

2

2

4

Halodule uninervis.

2

2

2

5

Syringodium isoetifolium.

3

3

2

4

3

2

6

Thalassodendron ciliatum.

2

HYDROCHARITACEAE

7

Enhalus acoroides.

2

2

2

8

Halophila decipiens.

4

3

2 2

9

Halophila minor.

4

3

10

Halophila ovalis.

3

2

2

11

Halophila spinulosa.

4

3

2

12

Thalassia hemprichii.

1

1

2

13

Halophila sulawesii.

5

4

2

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

389

Mangrove 390

MANGROVE

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Mangrove.

Mangrove merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang tumbuh di sepanjang pantai atau daerah pesisir. Istilah magrove dipakai untuk jenis-jenis tumbuhan yang dapat hidup di daerah pantai atau daerah rawa pantai yang mempunyai kondisi perairan payau. Tumbuhan darat lainnya yang bukan termasuk dalam kelompok magrove biasanya tidak dapat tumbuh pada perairan payau atau yang masih terpengaruh oleh pasang surut air laut. Namun ada beberapa tumbuhan yang dapat tumbuh bercampur dengan magrove. Oleh karena itu para peneliti sering membedakan mangrove menjadi dua kelompok yaitu mangrove yang sebenarnya dan tumbuhan non mangrove yang tumbuh di pantai dan hidup bersama dengan mangrove. Misalnya jenis anggrek dan tumbuhan epifit lainnya, yang hidup di batang cabangcabang pohon mangrove. Tumbuhan waru, nyamplung dan ketapang sering hidup di tempat yang sama dengan mangrove. Mangrove yang tumbuh dan berkembang pada daerah yang cocok akan membentuk hutan dengan zonasi yang komplit. Daerah yang paling ideal untuk tumbuh kembangnya mangrove adalah daerah pantai yang datar yang masih dipengaruhi pasang surut air laut dan berdekatan dengan aliran sungai. Pada hutan mangrove yang masih baik akan terlihat adanya zonasi. Zonasi ini muncul sebagai akibat adanya proses suksesi dan adaptasi dari masing-masing jenis mangrove. Zona paling belakang adalah daerah yang berbatasan dengan hutan darat. Jenis mangrove yang tumbuh di daerah ini biasanya jenis antara seperti Pandanus sp., Acanthus sp., Hibiscus sp. dan Acrosticum sp. Zona yang lebih kedepan di tempati jenis yang lebih toleran terhadap air laut yang antara lain Ceriop sp., Xyclocarpus sp., Aegiseras sp dan Nypa sp. Jenis mangrove Nypa spp, biasanya tumbuh dengan subur dan mendominasi sepanjang tepian sungai. Zona tengah atau daerah yang lebih kearah pantai di tempati oleh jenis-jenis yang tahan terhadap salinitas tinggi dan subtrat dasar berkadar oksigen rendah seperti Lumnitzera sp., Bruguiera dan Rhizophora sp. . Zona terdepan yang berhadapan dengan laut biasanya di tempati oleh Rhizophora sp., Sonneratia sp. dan Avicennia sp. Sebaran mangrove di Indonesia hampir ditemukan di seluruh pantai Indonesia., mulai dari Sabang hingga Merauke. Pertumbuhan mangrove yang terbesar terdapat di sepanjang pantai timur Sumatera, di sepanjang pantai Pulau Kalimatan, sebagian patai Sulawesi dan sepanjang pantai selatan Papua. Mangrove tumbuh subur di lokasi sepanjang aliran dan di muara sungai yang besar. Sehingga tidak mengherankan bila hutan manggrove yang tumbuh lebat banyak ditemukan disepanjang muara sungai yang besar. Seperti di sepanjang pantai timur Sumatera, sepanjang pantai kalimatan dan pantai selatan Papua ketiga lokasi ini memberikan kontribusi hutan mangrove masing-masing sebesar 19%, 26 % dan 30% dari total luasan mangrove yang ada di Indonesia (Pramudji, 2008). Sisanya mangrove tumbuh di sepanjang pantai pulau-pulau di Indonesia lainnya. Di Sulawesi mangrove tumbuh subur di sepanjang Teluk Bone dan Teluk Tomini. Hutan mangrove yang tumbuh subur dan dalam kondisi baik dan alami akan memperlihatkan adanya zonasi dalam urutan yang baku. Sedangkan hutan magrove yang telah banyak dirambah dan dieksploitasi struktur zonasi biasanya sudah tidak terlihat lagi. Di daerah pantai NTB dan NTT mangrove tumbuh dalam skala yang relatif kecil dan tidak dapat dikatakan sebagai

391

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA A

huta mangrove. Karena hanya tumbuh hutan dengan ketebalan beberapa puluh meter deng dan dengan keanekaragaman yang relatif rendah serta tidak terlihat adanya zonasi. rend a asiatica

Barringtoni

s-caprae Ipomea pe

din : Y. Ulumud Sumber Foto

Manfaat mangrove. M

Ma Mangrove mempunyai peranan yang sangat besar bagi kehidupan manusia san yang hidup di daerah pesisir. Mangrove ya juga mempunyai fungsi ekologis yang ju besar bagi kelangsungan ekosistem be lainnya yang ada di wilayah pantai. la Kayu mangrove merupakan bahan K baku untuk berbagai keperluan b manusia mulai dari keperluan untuk m membuat rumah, jembatan dan m ssebagai bahan baku untuk membuat arang. Disamping itu beberapa kulit kayu magrove dapat digunakan sebagai pewarna alami dan beberapa jenis mangrove buahnya dapat diolah menjadi bahan makanan. Mangrove jenis Nypa yang daunnya seperti kelapa dan bunga mudanya dapat disadap untuk dibuat gula. Hutan mangrove di pantai dapat berfungsi sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak, angin dan dapat menahan abrasi pantai. Pada saat terjadinya tsunami di Aceh telah terbukti bahwa bangunan yang terlindung oleh magrove kerusakannya tidak parah.

Fungsi mangrove secara ekologis dapat dilihat dari peranan mangrove sebagai penyangga kehidupan biota lainnya yang berasosiasi dengannya. Hutan mangrove berfungsi sebagai produsen primer, tempat memijah, tumbuh, membesarkan dan tempat tinggal sementara atau tetap bagi moluska, krustasea dan ikan. Sedangkan pada batang dan tajuk mangrove hidup berbagai tumbuhan dan hewan seperti reptil, burung dan berbagai serangga. Sebagai contoh betapa kayanya keanekaragaman jenis biota yang hidup berasosiasi dengan mangrove, hasil identifikasi ikan yang dikoleksi disekitar mangrove berjumlah sekitar 39 - 82 species yang termasuk dalam 32 suku dan 6 jenis udang serta 8 jenis kepiting. (Martosewojo and soedibjo, 1991, Chong et al 1991, Dollar et al 1991) Akar mangrove berfungsi sebagai perangkap sedimen yang dibawa oleh aliran sungai dan sebagai penstabil subtrat dasar. Daun mangrove yang gugur sebagai penyedia 392

MANGROVE

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

makanan berbagai biota dekomposer dan penyedia nutrien organik dan anorganik bagi biota yang banyak hidup dibawah pohon magrove. Hal yang tidak kalah penting adalah fungsi mangrove sebagai peredam pemanasan global dengan menyerap karbon pada saat berfotosintesa dan menyimpan karbon di dalam keseluruhan biomassa pohon mangrove.

Keanekaragaman jenis Mangrove

Seperti telah dijelaskan diatas jenis mangrove dapat dibedakan menjadi jenis mangrove yang sebenarnya dan non mangrove yang merupakan tumbuhan darat lainnya yang berasosiasi dengan mangrove. Jenis mangrove yang ada dalam ekosistem hutan mangrove ada sekitar 75 jenis yang termasuk dalam 41 marga dan 24 suku. Sedangkan tumbuhan lainnya yang biasa ditemukan di hutan mangrove ada sekitar 157 jenis. (Kusmana,2002).

Sonneratia alba

393

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 30. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Mangrove Sejati (True Mangrove) yang ditemukan di Indonesia (Verivikator: Pramudji, Suharjono - Sumber : Giesen et al, 2007) No.

394

Suku Jenis

1

ACANTHACEAE

1

Acanthus ebracteatus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

1

1

2

Acanthus ilicifolius

3

1

1

3

Acanthus volubilis

4

3

1

2

ARECACEAE

4

Nypa fruticans

2

1

1

3

AVICENNIACEAE

5

Avicennia alba

2

1

1

6

Avicennia lanata

4

3

1

7

Avicennia lanata

4

2

1

8

Avicennia marina

2

1

1

4

2

1

9

Avicennia officinalis

4

BOMBACACEAE

10

Camptostemon schultzii

3

2

1

11

Camptostemon philippensis

4

3

1

5

COMBRETACEAE

12

Lumnitzera littorea

3

1

1

13

Lumnitzera racemosa

4

2

1

6

EUPHORBIACEAE 3

1

1

14

Excoecaria agallocha

7

LEGUMINOSAE

15

Pongamia pinnata

3

2

1

16

Derris trifoliata

3

2

1

1

8

LORANTHACEAE

17

Ameyema anisomeres

4

3

18

Ameyema gravis

4

3

19

Ameyema mackayense

4

3

9

LYTHRACEAE

20

Phemphis acidula

3

1

10

MELIACEAE

2

21

Xylocarpus granatum

3

1

1

22

Xylocarpus moluccensis

4

2

1

23

Xylocarpus rumphii

5

3

1

24

Xylocarpus mekongensis

5

3

1

11

MYRTACEAE

25

Osbornia octodonta

3

1

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MANGROVE

No.

Suku Jenis

12

MYRSINACEAE

26

Aegiceras corniculatum

27

Aegiceras floridum

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

4

3

2

3

2

2

5

2

1

13

PLUMBAGINACEAE

28

Aegialitis annulata

14

PTERIDACEAE

29

Acrostichum aurem

3

1

1

30

Acrostichum speciosum.

3

2

1

1

1

15

RHIZOPHORACEAE

31

Rhizophora apiculata

1

32

Rhizophora lamarckii

4

3

33

Rhizophora mucronata

3

2

1

34

Rhizophora stylosa

3

2

1

35

Kandelia candel

4

3

36

Bruguiera cylindrica

4

3 3

1

37

Bruguiera eriopetala

4

38

Bruguiera gymnorrhiza

1

1

1

39

Bruguiera parviflora

4

3

1

40

Bruguiera sexangula

4

3

1

41

Bruguiera hainesii

4

3

42

Bruguiera exaristata

4

3

43

Ceriops australis

4

3

44

Ceriops decandra

4

3

45

Ceriops longifolia

4

3

46

Ceriops tagal

2

1

47

Ceriops zippeliana

4

3

16

RUBIACEAE 3

1

1

1

1

1

48

Scyphiphora hydrophyllacea

17

SONNERATIACEAE

49

Sonneratia alba

2

1

50

Sonneratia ovata

4

3

51

Sonneratia casealoaris

4

3

1

18

STERCULIACEAE

52

Heritiera globosa

5

3

1

3

1

1

53

Heritiera littoralis

19

TILIACEACE

54

Brownlowia argentata

3

1

1

55

Brownlowia tersa

5

2

1

395

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Tabel 31 . Daftar Jenis Tumbuhan tingkat tinggi yang berasosiasi dengan mangrove di Indonesia. (Sumber : Giesen et al, 2007) No.

396

Suku Jenis

1

ANACARDIACEAE

1

Gluta velutina

2

APOCYNACEAE

2

Cerbera floribunda

3

Cerbera manghas

4

Cerbera odollam

3

AQUIFOLIACEAE

5

Ilex cymosa

4

ARALIACEAE

6

Polyscia s macgillivrayi

5

ASCLEPIADACEAE

7

Calotropis gigantea

6

BATIDACEAE

8

Batis argillicola

7

BIGNONIACEAE

9

Dolichandrone spathacea

8

BORAGINACEAE

10

Cordia cochinchinensis

11

Cordia dichotoma

12

Cordia subcordata

9

CASUARINACEAE

13

Casuarina equisetifolia

10

CELASTRACEAE

14

Cassine viburnifolia

15

Maytenus emarginata

16

Salacia chinensis

11

CHRYSOBALANACEAE

17

Atunara cemosa racemosa

12

COMBRETACEAE

18

Terminalia catappa

13

EBENACEAE

19

Diospyros ferrea

20

Diospyros malabarica

21

Diospyros maritima

14

EUPHORBIACEAE

22

Blumeodendron tokbrae

23

Excoecaria indica

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MANGROVE

No.

Suku Jenis

24

Glochidion littorale

25

Ricinus communis

15

FLACOURTIACEAE

26

Scolopia macrophylla

16

GENTIANACEAE

27

Fagraea crenulata

28

Scaevola taccada

17

GUTTIFERAE

29

Calophyllum inophyllum

18

HERNANDIACEAE

30

Hernandia ovigera

19

ICACINACEAE

31

Merrilliodendron megacarpum

32

Stemonurus ammui

20

LECYTHIDACEAE

33

Barringtonia acutangula

34

Barringtonia asiatica

35

Barringtonia conoidea

36

Barringtonia racemosa

21

LEGUMINOSAE

37

Cathormion umbellatum

38

Cynometra iripa

39

Cynometra ramiflora

40

Derris pinnata

41

Erythrina orientalis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

397

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

398

Suku Jenis

42

Inocarpus fagifer

43

Intsia bijuga

44

Peltophorum pterocarpum

45

Pongamia pinnata

46

Serianthes grandiflora

22

MALVACEAE

47

Hibiscus tiliaceus

48

Thespesia populnea

23

MELASTOMATACEAE

49

Melastoma malabathricum

50

Ochthocharis bornensis

24

MORACEAE

51

Ficus curtipes

52

Ficus microcarpa

25

MYRISTICACEAE

53

Horsfieldia irya

54

Myristica hollrungi

26

MYRSINACEAE

55

Ardisia elliptica

56

Rapanea porteriana

27

MYRTACEAE

57

Melaleuca cajuputi

28

OLACACEAE

58

Olax imbricata

59

Ximenia americana

29

PODOCARPACEAE

60

Podocarpus polystachyus

30

RUBIACEAE

61

Gardenia tubifera

62

Guettarda speciosa

63

Ixora timorensis

64

Morinda citrifolia

31

RUTACEAE

65

Acronychia pedunculata

66

Merope angulata

32

SALVADORACEAE

67

Azima sarmentosa

33

SAPINDACEAE

68

Allophyllus cobbe

69

Mischocarpus sundaicus

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

MANGROVE

No.

Suku Jenis

34

SAPOTACEAE

70

Planchonella obovata

35

SIMAROUBACEAE

71

Quassia indica

36

STERCULIACEAE

72

Kleinhovia hospita

37

SYMPLOCACEAE

73

Symplocos celastrifolia

39

VERBENACEAE

74

Clerodendrum inerme

75

Premna obtusifolia

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar diseluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya disebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

Rhizophora stylosa

399

Burung Laut

400

Sumber Foto : Vimono

Ardeola speciosa

BURUNG LAUT

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Biologi

Untuk membedakan burung laut dengan burung darat tidaklah mudah oleh karena tidak ada suatu definisi yang tepat untuk burung laut atau burung darat dan sebenarnya tidaklah perlu untuk membedakan keduanya. Pada tulisan ini sengaja untuk memberi batas agar tidak terlalu banyak jenis burung yang dimasukan dalam tulisan ini. Burung laut yang dimaksud disini burung-burung yang mencari makan di pantai dan di laut. Burung laut berbeda dari burung darat dicirikan dengan kaki-kakinya mempunyai selaput renang seperti bebek yang mencari makanan di pantai atau di laut, dengan warna bulu yang tidak berwarna warni dan tidak seindah burung darat. Burung laut tidak terlalu berbeda dengan burung air tawar lainnya baik secara fisik, biologi dan ekologi kecuali dari tempat mencari makan yang berada di laut. Burung laut sejati mempunyai kelenjar garam di hidungnya yang berguna untuk mengeluarkan kelebihan kadar garam yang ada di dalam tubuhnya. Warna burung laut terbatas seperti abu-abu, hitam, putih, coklat atau campuran diantara warna-warna tersebut. Warna- warna ini lebih banyak berfungsi sebagai alat adaptasi dan perlindungan. Burung-burung yang mencari makan di pantai biasanya mempunyai warna coklat dengan campuran kuning dan hitam. Hal ini untuk beradaptasi dengan warna pantai sehingga tidak terlalu mudah untuk dilihat. Sedangkan burung yang hidup dan mencari makan di laut lepas mempunyai warna abu-abu atau putih. Ini juga sebagai kamuflase agar tidak mudah dilihat dan warna ini ditiru oleh angkatan laut untuk memberi warna abu- abu atau putih agar kapal angkatan laut tidak mudah dilihat oleh musuh. Umur burung laut biasanya lebih lama dibanding burung darat. Masa remaja atau mencapai dewasa memerlukan waktu lebih lama dan masa reproduksi juga menjadi lebih lama dengan jumlah telur yang lebih sedikit (Brooks 2004). Burung Laut pada umumnya hanya mempunyai satu atau dua telur dalam satu masa reproduksi. Burung laut bereproduksi secara berkelompok pada satu waktu dan tempat tertentu. Burung laut untuk bereproduksi kadang-kadang melakukan migrasi yang sangat jauh. Migrasi burung laut dapat dari kutub utara ke kutub selatan melintasi daerah ekuator. Burung laut beradaptasi sangat baik dengan lingkungannya yaitu dengan mengembangkan sayap lebih panjang untuk dapat terbang jauh atau sebaliknya memperkecil dan memperpendek sayapnya agar dapat menyelam dengan baik. Adaptasi burung laut dengan lingkungannya terutama yang berhubungan dengan untuk mencari makan dapat dibedakan menjadi : burung laut yang mencari makan di permukaan laut, burung laut yang mencari makan dengan cara menyelam, burung laut yang mencari makan dengan kombinasi antara terbang dan menyelam dan burung laut yang memakan apa saja ada yang di pantai maupun pemakan biota lainnya. Pinguin salah satu contoh burung laut yang mereduksi sayapnya dan mencari makan dengan cara menyelam dengan mengejar mangsanya. Dengan sayap kecil pinguin sangat lincah di dalam air. Sedangkan Albartos mengembangkan sayapnya hingga mencapai rentang lebih dari 2 meter agar dapat terbang berpuluhpuluh bahkan ratusan kilometer.

401

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Bulu burung laut juga lebih banyak dan lebih tebal dari burung yang hidup di darat. Hal ini disebabkan bulu burung laut amat berperan dalam kehidupan burung laut untuk menahan agar tidak kedinginan, bulu burung juga tahan terhadap air sehingga tidak mudah basah. Disamping itu diantara bulu-bulu burung laut mempunyai struktur yang dapat menahan gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai alat mengapung saat di air. Salah satu ciri yang lain yang membedakan burung laut dengan burung di darat adalah adanya glandula atau kelenjar di rongga hidungnya yang berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan garam di dalam tubuh burung laut. Kelenjar ini berfungsi sebagai osmoregulasi karena makanan burung laut banyak mengandung garam dan burung laut juga minum air laut. Garam yang keluar dari kelenjar ini murni berupa sodium chloride. Jadi tidak heran kalau burung laut terlihat selalu pilek karena selalu mengeluarkan cairan dari hidungnya. Hal ini sama dengan kepiting yang selalu terlihat menangis karena mengeluarkan kelebihan garam melalui kelenjar yang ada didekat matanya.

Manfaat

Burung-burung mempunyai manfaat secara langsung sebagai sumber protein bagi penduduk. Namun burung laut secara keseluruhan jarang dimanfaatkan, kecuali Burung ayam-ayaman yang banyak hidup di daerah rawa-rawa dan hutan mangrove banyak ditangkap penduduk untuk dijadikan lauk pauk. Burung camar banyak dipakai petunjuk oleh nelayan untuk menentukan lokasi keberadaan ikan. Burung laut juga dipakai sebagai petunjuk bagi nelayan yang tersesat. Jika sudah terlihat adanya burung laut maka dapat dipastikan sudah dekat dengan daratan atau pulau. Burung laut dari kelompok Procellariiformis juga mempunyai daya penciuman yang sangat tajam untuk melokalisasi dimana letak makanan berada. Oleh karena itu burung ini sering dijadikan sebagai petunjuk keberadaan ikan.

402

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

BURUNG LAUT

Tabel 32 . Daftar jenis, sebaran, kelimpahan dan nilai ekonomis burung laut di Indonesia. (Verifikator dan sumber : M. Irham, rujukan Museum Bogoriense) No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

PROCELLARIIFORMES 1

HYDROBATIDAE

1

Pelagodroma marina

3

2

Oceanodroma monorhis

3

3

Oceanodroma matsudairae

3

4

Oceanites oceanicus

2

2

PROCELLARIIDAE

5

Bulweria bulwerii

2

6

Bulweria fallax

3

7

Calonectris leucomelas

2

8

Daption capense

3

9

Pachyptila desolata

3

10

Pterodroma baraui

3

11

Pterodroma phaeopygia

3

12

Pterodroma rostrata

3

13

Puffinus pacificus

2

14

Puffinus carneipes

3

PODICIPEDIFORMES 3

PODICIPEDIDAE

15

Podiceps cristatus

3

16

Tachybaptus novaehollandiae

3

17

Tachybaptus ruficollis

2

PELECANIFORMES 4

FREGATIDAE

18

Fregata andrewsi

1

19

Fregata ariel

1

20

Fregata minor

2

5

PELECANIDAE

21

Pelecanus conspicillatus

2

22

Pelecanus onocrotalus

3

23

Pelecanus philippensis

3

6

PHAETHONTIDAE

24

Phaethon lepturus

2

25

Phaethon rubricauda

3

403

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Sterna sp. Sumber Foto : Vimono

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

7

PHALACROCORACIDAE

26

Anhinga melanogaster

1

27

Phalacrocorax carbo

3

28

Phalacrocorax melanoleucos

2

29

Phalacrocorax niger

3

30

Phalacrocorax sulcirostris

1

8

SULIDAE

31

Papasula abbotti

3

32

Sula dactylatra

2

33

Sula leucogaster

2

34

Sula sula

2

NILAI EKONOMIS

CICONIIFORMES

404

9

ARDEIDAE

35

Ardea alba

1

36

Ardea cinerea

3

37

Ardea pacifica

3

38

Ardea sumatrana

1

39

Ardea purpurea

2

40

Ardeola bacchus

3

41

Ardeola speciosa

2

42

Bubulcus ibis

1

43

Butorides striata

1

44

Egretta eulophotes

3 1

45

Egretta garzetta

46

Egretta intermedia

1

47

Egretta novaehollandiae

2

48

Egretta picata

3

49

Egretta sacra

1

50

Gorsachius goisagi

3

51

Gorsachius melanolophus

3

52

Ixobrychus cinnamomeus

2

53

Ixobrychus eurhythmus

3

1

1

1

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

BURUNG LAUT

No. 54

Suku Jenis Ixobrychus flavicollis

KELIMPAHAN

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

1

55

Ixobrychus sinensis

1

56

Nycticorax caledonicus

2

57

Nycticorax nycticorax

3

58

Zonerodius heliosylus

3

10

CICONIIDAE

59

Ciconia episcopus

3

60

Ciconia stormi

3

61

Ephippiorhynchus asiaticus

3

62

Leptoptilos javanicus

3

63

Mycteria cinerea

3

11

THRESKIORNITHIDAE

64

Platalea regia

65

Plegadis falcinellus

1

66

Pseudibis davisoni

4

1

1

2

67

Threskiornis melanocephalus

3

68

Threskiornis molucca

3

69

Threskiornis spinicollis

3

FALCONIFORMES 12

ACCIPITRIDAE

70

Haliaeetus leucogaster

1 3

71

Haliastur sphenurus

72

Haliastur indus

1

73

Ichthyophaga ichthyaetus

3

74

Pandion haliaetus

1

ANSERIFORMES 13

ANATIDAE

75

Anas gibberifrons

2

1

76

Anas penelope

3

1

77

Anseranas semipalmata

3

1

78

Aythya australis

3

1

79

Aythya fuligula

3

1

80

Dendrocygna guttata

3

1

81

Dendrocygna javanica

3

1

82

Tadoma radjah

3

1

14

BURHINIDAE

83

Burhinus grallarius

3

84

Esacus neglectus

1

405

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No.

Suku Jenis

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

Charadrius alexandrinus

1

1

Charadrius dubius

1

1

15

CHARADRIIDAE

85 86

KELIMPAHAN

87

Charadrius javanicus

4

88

Charadrius leschenaultii

1

89

Charadrius mongolus

1

90

Charadrius peronii

2

91

Charadrius placidus

3

92

Charadrius ruficapillus

3

93

Pluvialis fulva

1

94

Pluvialis squatarola

1

95

Vanellus cinereus

3

96

Vanellus indicus

3

16

GLAREOLIDAE

97

Glareola maldivarum

1

98

Stiltia isabella

1

17

HAEMATOPIDAE

99

Haematopus fuliginosus

3

100

Haematopus longirostris

3

18

ROSTRATULIDAE

101

Charadrius veredus

1

102

Erythrogonys cinctus

3

103

Rostratula benghalensis

3

19

LARIDAE

104

Anous stolidus

1

105

Anous minutus

2

106

Chlidonias hybridus

1 1

107

Chlidonias leucopterus

108

Gelochelidon nilotica

1

109

Gygis alba

2

110

Hydroprogne caspia

3

111

Larus brunnicephalus

3

112

Larus novaehollandiae

3

113

Larus ridibundus

2

406 Fregata minor

Sumber Foto : Vimono

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

BURUNG LAUT

No.

Suku Jenis

KELIMPAHAN

SEBARAN

114

Sterna aleutica

3

115

Sterna albifrons

1

116

Sterna anaethetus

1 1

117

Sterna bengalensis

118

Sterna bergii

1

119

Sterna bernsteini

3

120

Sterna dougallii

1

121

Sterna fuscata

2

122

Sterna hirundo

1

123

Sterna lunata

3

124

Sterna paradisea

3

125

Sterna sumatrana

1

126

Xema sabini

3

20

PHALAROPODIDAE

127

Phalaropus lobatus

21

RECURVIROSTRIDAE

128

Himantopus leucocephalus

NILAI EKONOMIS

2

1

22

SCOLOPACIDAE

129

Actitis hypoleucos

1

130

Arenaria interpres

1

131

Calidris acuminata

2

132

Calidris ferruginea

1

133

Calidris ruficollis

1

134

Calidris subminuta

2

135

Calidris temminckii

3

136

Heteroscelus brevipes

1

137

Heteroscelus incanus

3

138

Limnodromus scolopaceus

3

139

Limnodromus semipalmatus

2

140

Limicola falcinellus

1

141

Limosa limosa

1

142

Limosa lapponica

1

143

Numenius arquata

2

144

Numenius madagascariensis

1

145

Numenius minutus

2

146

Numenius phaeopus

1

147

Numenius tahitiensis

3

148

Philomachus pugnax

2

149

Recurvirostra novaehollandiae

3

150

Tringa erythropus

3

1

407

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

No. 151

Suku Jenis

KELIMPAHAN

Tringa flavipes

SEBARAN

NILAI EKONOMIS

3

152

Tringa glareola

1

153

Tringa guttifer

3

154

Tringa nebularia

1

155

Tringa ochropus

2

156

Tringa totanus

1

157

Tringa stagnatilis

1

158

Xenus cinereus

1

23

STERCORARIIDAE

159

Calidris alba

1

160

Calidris acuminata

2

161

Calidris ferruginea

1

162

Calidris ruficollis

1

163

Calidris subminuta

2

164

Calidris temminckii

3 3

165

Catharacta maccormicki

166

Limicola falcinellus

1

167

Philomachus pugnax

2

168

Stercorarius longicaudus

3

169

Stercorarius parasiticus

3

170

Stercorarius pomarinus

1

24

STERCORARIIDAE

171

Catharacta maccormicki

172

Stercorarius longicaudus

3

173

Stercorarius parasiticus

3

174

Stercorarius pomarinus

1

1

1

1

3

KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis

408

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA Addicott, WO and PW. Richards. 1981. Plate tectonic map of the circum – Pacific Regions. 202 pp. Allen, GR. 1997. The Damselfish : Indonesia’s most abundant family of coral reef fish. In : The Ecology of Indonesian Seas, (Tomaschik eds). Periplus. Pbl. edt. VIII. 2. 1095-1100. Aguado, MT., GS. Martin and HAT. Hove. 2008. Syllidae (Annelida : Polychaeta) from Indonesia collected by the Siboga (1899 – 1900) and Snellius (1984) Expedition. Zoataxa. 1673 : 1 – 48. Al-hakim, I. and CJ. Glasby. 2004. Polychaeta (annelida) of The Natuna Islands, South China Sea. The Raffles. Bull. Zoo. 11 : 25 - 45. Allen, GR. and MW. Erdmann. 2012. Reef fishes of the East Indies. Vol I,II,III. Craft Print Int. Ltd. Singapore. 1292 pp. Alongi, DM. 2002. Present state and future of the worlds mangrove forests. Envi. Conservation. 29 : 331 - 349. Ambak, MA., MM. Isa., MZ. Zakaria. and MA. Ghafar. 2010. Fishes of Malaysia. UMT. Terengganu. 334. Anderson, PK. 2002. Habitat, niche and evolution of Serenian mating system, J. Mamal. Evo. 9. 1-2. Anggadiredja, JT., A. Zatnika., H. Purwoto. and S. Istini. 2002. Rumput laut. Pembudidayaan, pengolahan, dan pemasaran. Penebar Swadaya. 147.pp. Atmadja, WS. 1999. Perkembangan dan makna penelitian Rumput Laut (Algae Makro) di Indonesia. Pidato pengukuhan APU. Bidang Botani laut. LIPI. 42 pp. Atmadja, WS. and W.F Prud’honme Van Reine. 2010. Checklist of the Seaweed Species. Biodiversity of Indonesia with their distribution and classification : Red Algae (Rhodophyceae), COREMAP-LIPI. 72 pp. Atmadja, WS. and W.F Prud’honme Van Reine. 2014. Checklist of the Seaweed Species. Biodiversity of Indonesia with their distribution and classification : Green Algae (Chlorophyta) and Brown Algae (Phaeophyceae, Ochrophyta), Naturalis Biodiversity Center, Leiden, The Netherlands and COREMAP-LIPI. 59 pp. 409

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Barber, P.H., MV.Erdmann and SR.Palumbu, 2006. Comparative phylogeorgraphy of three codistributed stematopods: origins and timing of regional lineage diversification in Coral Triange , Evolution, 60.9.1825-39 Barnes, RD. 1987. Invertebrate zoology. Suander Coll. Publ. London. 893. Batista, FM., P. Fidalgo da Costa., A. Ramos., AM. Passos., PP. Ferreira and LC. da Fonseca. 2003. Production of the ragworm Nereis diversicolor, fed with a diet for githead seabream Sparus auratus, survival, growth, feed utilization and oogenesis. Bol. Inst. Esp. Oceanogr. 19 : 447 - 451. Bayer, FM. 1981. Status of knowledge of Octocoralia of world seas. Seminarios de Biologia Marinha. Academia Brasileira de Ciencias, Rio de Janeiro, 11pp. Becking, LE., FRC. Daniel. and NJ. de Voogd. 2012. Sponge species composition, abundance and cover in marine lakes and coastal mangrove in Berau, Indonesia. Ph.D. Thesis. Wohrmann print service. 77 - 111. Bergmann, W. and RJ. Feeney. 1950. The isolation of new thymine pentoside from sponges. J. the American. Chem. Soc. 72 : 2809 –2810. Bleeker, P. 1878. Atlas ichthyologique des Indes orientales Neerlandaises. Vol I -IX. Leiden. De Bruek and Smiths. Bleeker, P. 1857. Researcher sur les Crustaces de I’Inde Archipelagique. II Sur les Isopodes Cymothoadiens de I’ Archipel Indien. Actes de la Societe IndoNeerlandaise, Batavia. 2 : 20 – 40. Bos, AR., TJ. Bouma., GLJ. de Kort. and MM. van Katwijk. 2007. Ecosystem enginering by annual intertidal seagrass beds : Sediment accretion and modification. Estuarine Coastal and Shelf Science. 74 : 344 - 348. Briggs, JC. 1974. Marine biogeographic, McGraw-Hill, New York. Brooke, M. 2004. Albatrosses and Petrals across the world. Oxford University Press. Oxford. UK. Brown, BE. and Suharsono. 1990. Damage and recovery of coral reefs affected by El Nino related sea water warming in the Thhousand Island, Indonesia. Coral Reefs. 8. 163-170. Bruce, NL. 1982. Records of isopod Crustacea (Corallinidae, Cirolanidae) from Papua New Guinea, with the description of a new species. J. Crustacean Biol. 42 : 612 – 618. Bruce, NL and EBH. Nelson. 1988. New records of fish parasitic marine isopod crustaceans (Cymothoidae, subfamily Anilocrinae) from the Indo-West Pacific. Proc. Biol. Soc. Washington : 558 – 560. Bruce, NL. 2008. New species of Tridentellida Richardson, 1905 (Isopod : Cymothoida : Tridentellidae), tropical marine isopod crustaceans from the Banda Sea. Zootaxa, 1734 : 43 -58. Bruke, L., E. Selig. and M. Spalding. 2002. Reefs at risk in Southeast Asia, WRI. Washington, DC. Cappenberg, HAW. 1995. Komunitas moluska di padang lamun Teluk Kotania, Seram barat. Puslit. Oseanografi-LIPI. Ambon. 19-26. Caullery, M. 1944. Polychaetes sedentaires De L’ Expedition Du Siboga. EJ. Brill, Publ. Leiden . 204 pp. Chapman, G. and WB. Barker. 1972. Zoology for intermediate student. Longman group ltd. Essex UK. 814 pp

410

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Chong, VC., GH. Wee. and A. Sasekumar. 1991. Inshore fish and prawn communities off a mangrove shore in Selangor, Malaysia. Proc. Reg. Symp. Living resources in Coastal area. 503 – 512. Choo, PS. 2008. Population Status, Fishery and Trade of Sea cucumbers in Asia. In : Sea cucumbers A global review of Fishery and Trade. Toral Granda V. Lovatelli and A. vasconcellos (Eds), Rome, 81 -118. Christianen, MJA. 2013. Seagrass systems under nutrients loads, hydrodinamics and green turtle grazing. Ph. D thesisRadboud University Nijmegen, 138 pp. Compagno, LJV. 1999. Checklist of living elasmobranches In: WC Hamlet (ed) shark, skates and rays: The biology of elasmobranch fishes. Baltimore. The John Hopkins Univ. Press. 471- 498. Cushman, JA. 1948. Foraminifera their classification and economic use. Harvard Univ. Cambride. Debellius, H. 2001. Crustacea guide of the world. Ikan-unterwasserarchiv. Germany.321.pp. Debellius, H. 2004. Nudibranchs and sea snails. Indo-Pacifik field guide. Hackenhem. Germany. 321. De Bruyne, RH. 2003. The complete encyclopedia of shells. Rebo production. bv. Lisse. 336 pp. De Iongh, HH., W. Kiswara., W. Kustiawan., PE. Loth. and Li. WE. 2007. A review research on the interactions between dogongs (Dugong dugon) and intertidal seagrass beds in Indonesia. Hydrobiologia. 591 : 73 - 83. De Iongh, HH. 1996. Plant herbivore interaction between sea grass and Dugongs in a tropical small island ecosystem. Phd thesis, Katholieke Universiteit Nijmegen. De Voogd NJ and RMV. van Soest. 2002. Indonesian sponge of the genus petrosia vosmaer (desmospongie : Haplosclerida). Zoo.Med. 76: 193-209. De Voogd, NJ. 2005. Indonesian sponge, biodiversity and mariculture potential, Ph.D thesis, Univ. Amesterdam, The Neterlands. 174. Dermawan, A. 2004. Present status of sea turtle in Indonesia : Threaths, conservation and management. In : Ku-Kassim, KY. Zulkifli, T and Ahmad, A (eds). Report of the ASEAN-SEAFDEC Reg. Kualalumpur. 29 – 38. Dharmadi. K. Sumadhiharga. and Fahmi. 2007. Biodiversity and length frequencies of sharks caught in the Indian Ocean. Mar. Res. Indonesia, Vol 32.2. 139-146. Dollar, ML., AC. Alcala. and J. Nuique. 1991. A survey on the fish and Crustaceans of the mangroves of the northern Bais Bay, Philiphines. Proc. Reg. Symp. Living resources in the coatal area. 513-519. Ekman, S. 1953. Zoogeography of the sea, Sidgwick and Jackson, London. Fabricius, K and P. Alderslade. 2001a. Soft Corals and sea fans. A comprehensive guide to tropical shallow water genera of the central – Wist Pacific, the Indian Ocean and The Red Sea. AIMS. Publs, Ausralia. 264. Fabricius, K and Alderslade, P; 2001b. Soft Corals and sea Fans. Australian Institute of Marine Science and the Museum and Art Gallery of the Nothern Territory, 2001 Fahmi and M. Adrim. 2007. Elasmobranch diversity of Kalimatan waters. Mar. Res. Indonesia. Vol 32 .2. 129-137. Farwell, D. 2002. Coelacanth and aquarium. Proc. Aquamarine Symp. The Coelacanth fathom of the Mystery. 22-25.

411

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Fricke, H. 1997. Living Coelacanths : Values, Ceoethics and human responsibility. Mar. Ecol. Prog. Ser. 161. 1 – 15. Giesen, WS., D. Wulffraat., M. Zieren. and L. Scholten. 2007. Mangrove Guiedbook for Souteast Asia. FAO and Wetlnds. Int. Dharmasarn Co. Ltd : 186 pp. Grasshoff, M. 1999. The shallow water Gorgonian of the New Caledonia and adjacent Islands (Coelenterata : Octocoralia). Courier Forschung institute Scenkenberg. 224 : 125 pp. Green, EP. and FT. Short. 2003. The Seagrasses of Indonesia. World atlas seagrasses. Eds EP Green and FT Short. Berkeley, USA, UNEP. WCMC. 171 -183 pp. Hays, GC., AJ. Richardson. and C. Robinson. 2005. Climate change and plankton. Trends in ecology and evolution 20, 337-344. Heatwole, H. 1999. Sea Snake. Australian National History series. UNSW Press. 148 pp. Hendriks, IE., TJ. Bouma., EP. Morris. and CM. Duarte. 2010. Effect of seagrass and algae of the Caulerpa family on hydrodynamic and particle tarpping rates. Mar. Biol. 157 : 473 - 481. Hitipeuw, C. and J. Maturbongs. 2002. Marine turtle conservation program Jamurbamedi. Nesting beach, North coast of the Bird’s head peninsula, Papua. In : Kinan I. (ed) Proc. Westrn Pacific Sea turtle Cooperation Res. Mng. Honolulu. 300 pp. Hoeksema, BW. 1989. Systematics and ecology of mushroom corals (Scleractinia : Fungiidae). Desertation. RMNH. Leiden, The Netherlands. 471.pp Hoeksema, BW and KS. Putra. 2000. The reef coral fauna of Bali in the center of marine biodiversity. Proc 9th Int. Coral Reees. Symp. Bali. Indonesia. 173 - 178. 412

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Hoeksema, BW. 2007. Delineation of the Indo-Malayan Center of Maximum Marine Biodiversity : The Coral Triangle. In : W. Renema (ed) Biogeography, Time and Place : distributions barrier and Islands, Springer. 117 – 178. Hohenegger, J., E. Yordanova. and A. Hatta. 2000. Remarks on West Pacific Nummulitidae (Foraminifera). J. Foram. Res. 30 (1): 3 -28. Hooper, JNA and C. Levi. 1994. Biogeography of Indo – West Pacific Sponges. Microcionidae, Raspailiidae, Axinellidae : 191 212. Hooper, JNA. and RVM. van Soest. 2004. Systema Porifera. A guide to classification of sponges. Kluwer Acad. Publ. New York. Horst, R. 1912. Polychaeta Errantia of the Siboga Expedition. Part I. Amphinomidae. EJ. Brill Publ. Leiden. 43 pp Horst, R. 1917. Polychaeta Errantia of the Siboga Expedition. Part II. Aproditidae and Chrysopetalidae. EJ. Brill. Publ. Leiden . 99pp. Horst, R. 1924. Polychaeta Errantia of the Siboga Expedition . Part III. Nereididae and Hesionidae. EJ. Brill Publ. Leiden. 198. Hottinger, L. 1997.Shallow benthic foraminiferal assemblages as signals for depth of their deposistion and their limitations. Bull. de la Societe Geologique de France. 168 (4).491-505. Hooper, JNA. and C. Levi. 1994. Biogeography of Indo-West Pacific sponges : Microcianidae,Raspaliidae, Axinelliidae. In : van Soest RWM, van Kempen ThMG, Bregmann JC (eds) Sponge in Time and Space. Balkema, Rotterdam. Pp 191-212. Hutomo, M. 1985. Telaah ekologik komunitas ikan padang Lamun (Seagrass, Anthophyta) di perairan Telauk Baten. Thesis Doktor. IPB. Bogor. Iskandar, D.T & E.Colijn.2002. A Checklist of Southeast Asian and New Guinean Reptiles. Part I. Serpentes. Binamitra, Jakarta Indonesia. 195 Jones, DS. and GJ. Morgan. 2002. A field guide to Crustaceans of Australian waters. Western Australian Museum. 224 pp. Knowlton, N. 2010. Citizen of the sea : Wondrous creatures from the census of marine life. National Geographic, Washington, DC. 209 pp Komatsu. M. and S. Miyasaki. 2004. The History and Science of Whale. The Japan Times. Ltd. 160 hal. Kohn, AJ. 1967. Environmental complexity and species diversity in the gastropod genus Conus on Indo-West Pacific reef platform, American Naturalist. 101 :251259. Kuiter, RH. 1992. Tropical reef-fishes of the western Pacific Indonesia and adjacent waters. Gramedia. 314 pp. Kuiter, RH. and T. Tonozuka. 2001. Indonesian reefs fishes. Part 1 - 3. Zoonetics, Seaford. Australia. 893pp Kukenthal, Willy 1919, Deutschen Tiefsee-Expedition. Auf Dem Dampfer “Valdivia” 1898-1899. Gorgonaria. JENA. Verlag von Gustaf Fisher Kukenthal, Willy 1924, Das Tierreich. Gorgonaria. Walter de Gruyter & Co. Berlin und Leipzig Kulbicki, M., P. Labrosse. and J. Ferraris. 2004. Basic principles underlying research projects on the links between the ecology and the uses of coral reef fishes in the Pasific in : Visser,LE (ed) Challenging Coasts.Amesterdam Univ.Press : 119-158.

413

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Lal, AR., N. Marba., AWT. Lili. and T. Alcovero. 2010. Implications of conserving an ecosystem modifier : increasing green turtle (chelonia mydas) densities subsatantially alters seagrasses meadow. Bio. Consr. 143 : 2730 - 2738. Last, PR., WT. White., JN. Caira., Darmadi., Fahmi., K. Jansen., APK. Liem., BMM. Matsumoto., GJP. Naylor., JJ.Pgonoski., JD. Steven and GK.Yaersly. 2010. Sharks and Rays of Borneo. CSIRO Publs. Australia 298. Lee, JJ. and O. Anderson. 1991. Symbiosis in foraminifera. In : JJ Lee and Anderson OR (Eds). Biology of foraminifera. Acad Press. London. 157-220. Levi, C. 1998. What is a sponge. In: Sponges of the New Caledonian lagoon Levi (ed). Orstom editions. Paris. 27. Loeblich, AR. and H. Tappan. 1988. Foraminiferal genera and their classification. Dep. Earth and Space Sci. Univ. California, Los Angeles. 970 pp. Marsh, H. and H. Penrose. 2002. Dugong status report and action plans for countries and teritorie. Early warning and assessment report series, UNEP : 162. Massin, C. 1996. The Holothuriodea (Echinodermata) collected at Ambon during the Rumphius Biohistorical Expedition. Result of the Rumphius Biohistorical Expediton to Ambon 1990. Part 4. Zoologishe verhandelingen. 53 pp Massin, C. 1996. The holothuroiidea (Echinodermata) collected at Ambon during the Rhumpius biohistorical expedition 1990. Part 4. Zoo. Ver. Leiden 54 pp. Massin, C. 1999. Reef-dwelling Holothuroidea (Echinodermata) of the Supermonde archipelago (South-West Sulawesi, Indonesia). Zoo. Verh. Nat Mus. Nat history. 144 pp. Massin, C. 1999. Reef dwelling Holothuroideea (Echinodermata) of the Supermonde Archipelago (Sout-West Sulawesi, Indonesia) Zoologisch Verhandelingen, 329 pp. Martosewojo, S. and B. Sudibjo. 1991.Preliminary analysis of the fish community of the mangroves of Grajagan (East Java). Proc. Reg. Symp. Living Resources in the Coastal areas. 479-493. Moosa, MK. and I. Aswandi. 2002. Krustasea dari padang lamun di pantai selatan Lombok dan kondisi lingkunannya. In : Kiswara W, Moosa MK and Hutomo M (eds) Struktur komunitas biologi padang Lamundi pantai selatan Lombok. LIPI 42-51. McLaughlin, PA. 1979. Comparative morphology of recent Crustacea. WH Freeman and Co. San Fransisco : 177 pp. Messel, H. and GC. Vorlicek . 1989. Ecology of crocodylus porosus in northern Australia. In : Crocodiles. IUCN/SSC Crocodiles specialist group. Swisterland.163-184. Mora, C., PM. Chitaro., PF. Sale., JP. Kritzer. and SA. Ludsin. 2003. Patterns and processes in reef fish diversity. Nature 28 :. 545-585. Moran, KL. and KA. Bjorndal. 2005. Simulated green turtle affects structure and productivity of seagrass pastures. Mar. Ecl. Prog. Ser. 305 : 235 - 247. Mulyadi. 2010. Keanekaragaman dan sebaran kopepoda di perairan Indonesia. Orasi pengukuhan professor riset. LIPI. Jakarta.: 31. Newman, DJ. and GM. Cragg. 2004. Marine natural products and related compounds in clinical and advanced preclinical trials. J. Nat. Products. 67:1216-1638. Nienhuis, PH., J. Coosen. and W. Kiswara. 1989. Community structure and biomass distribution of seagrass and seagrass macrofauna in the Flores S, Indonesia. Netherlands. J. Sea. Res. 23 (3) : 197-214. Nontji, A. 2008. Plankton Laut. LIPI

414

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Press. 331. Norman, M. 2003. Cephalopods. A world guide. Concbooks. 318. Nutting, C C. 1910. The Gorgonacea of the Siboga Expedition. III. The Muriceidae. E.J.Brill. Leiden Nutting, C C. 1910. The Gorgonacea of the Siboga Expedition. IV. The Plexauridae. E.J.Brill. Leiden Nutting, C.C. 1910. The Gorgonacea Of The Siboga Expedition V. The Isidae. SibogaExped. Monogr. 13b2 Pp. 1-24, Pls. 1- 6. Nutting, C.C. 1910. The Gorgonacea Of The Siboga Expedition VI. The Gorgonellidae. Siboga-Exped. Monogr. 13b3 Pp. 1-39, Pls. 1-11. Nutting, C.C. 1910. The Gorgonacea Of The Siboga Expedition VII. The Gorgoniidae. Siboga-Exped. Monogr. 13b4 Pp. 1-10, Pls. 1-3. Nutting, C.C. 1911. The Gorgonacea Of The Siboga Expedition VIII. The Scleraxonia. Siboga-Exped. Monogr. 13b5 Pp. 1-62, Pls. 1-12. Muir, CE., A. Sallema., O. Abdallah., D. Lucade. and TRB. Davenport. 2003. The dugong (dugong dugon) in Tanzania : A national assessment of status distribution and threat. Wildlife Conservation Society (WCS). 24 . Paulay, G. 2002. Diversity and distribution of reef organisms, in : Bikerland.CE (ed), Life and death of coral reefs, Champman and Hall, NY.: 298-353. Pramudji. 2008. Mangrove di Indonesia dan upaya pengelolaannya. Orasi pengkuhan professor riset, LIPI Press. 42 pp. Priyono, A. 2001. Lumba-lumba yang terdapat di Indonesia. The Gibbon Foundation dan PILI-NGO Movement. Bogor. Purwati, P., I. Wirawati. and D. Hendriks. 2008. Timun laut anggota Aspidochirotidae (Echinodermata, Holoturidea) koleksi Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI, Jakarta. Puslit Oseanografi – LIPI. 61pp.

415

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Purwati, P., R. Hartati and Wiadianingsih. 2010. Eghteen Sea Cucumber species fished in Karimunjawa Island, Java Sea. Mar. Res. Indonesia. Vol. 35. 2. 23 -30. Rahmat, R. 2008. Penelitian dan pengembangan obat dari produk alami laut. Orasi pengukuhan professor riset. LIPI. Press. Jakarta. Pp 52. Reeves, RR., WF. Perrin., BL. Taylor., CS. Baker. and SL. Mesnick. 2004. Report of the workshop on shortcoming of Cetacean Taxonomy in relation to needs of conservation and management. NOAA Tech. Mem. NMFS. California. Renema, W. 2002. Larger foraminifera as marine environmental indicators. Scripta geologica. Nat. Museum of Nat. History. 263 pp. Rice, DW. 1998. Marine mammals of the world : Systematics and distribution society of marine mammalogy. 4 : 231 pp. Sadovy, YJ., TJ. Donaldson., TR. Graham., F. McGilvray., GJ. Muldon., MJ. Phillips., MA. Rimmer., A. Smith. and B. Yeeting. 2003. While Stock Last : The Live Reef Food Fish Trade. ADB. 147pp. Salfed, K. and H. Marsh. 2004. Dugong. In national ocean office. Description of key species groups in the northern planning area. National Ocean Office. Hobart, Australia.. Sancia, ET., Van der Meij, Suharsono. and BW. Heoeksema. 2010. Long-term Changes in Coral Assemblages Under Natural and Anthropogenic Stress in Jakarta Bay (1920-2005). Mar. Poll. Bull. Elsevier. 60. 1442-1454. Sanders, K.L, M.S.Y, Lee, Mumpuni, T.Bertozzi, A.R.Rasmussen.2013, Multilocus Phylogeny and recent rapid radiation of the Viviparous Sea Snakes (Elapidae : Hydrophiinae), Molucular Phylogenetics and Evolution, 66(3) :575-591

416

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Schreiber, EA. and J. Burger. 2001. Biology of marine Birds Boca raton : CRC Press. Sidabalok, CM. 2013. List of Marine Isopods recorded from Indonesian waters. Mar. Res Indonesia. 38.1 Snelgrove, PVR. 2010. Discoveries of the census of marine life. Cambridge Univ. Press. 270 pp. Soest, R.W.M. Van. 1979. A Catalogue Of The Coelenterate Type Specimens Of The Zoological Museum Of Amsterdam. Iv. Gorgonacea, Actiniaria, Scleractinia. Beaufortia 29 (353):81-126. Solmu, GC. 1994. Status of Crocodylus porosus and Crocodylus novaeguineae population in Papua New Guinea 1981 – 1984. IUCN.Swisterland 77-102. Spalding, MD., C. Ravilious. and EP. Green. 2001. World atlas of coral reefs, University of California Press, Berkeley CA. Stiasny, G. Biological Results of the Snellius Expedition. VII. Die GorgonarienSammlung der Snellius-Expedition. Ed. by Boschma. Temminckia, A journal of systematic zoology. E.J.Brill Stiasny, G. 1935. Die Gorgonacea der Siboga Expedition. Supplement 1. Revision der Plexauridae. E. J. Brill Stiasny, G. 1937. Die Gorgonacea der Siboga Expedition. Supplement 2. Revision der Scleraxonia. E. J. Brill Sugeha, HY., SR. Suharti. , S.Wouthuyzen and K. Sumadhiharga. , 2008 Biodiversity, Distribution and Abudance of the Tropical Angullid Eels in the Indonesian Waters. Mar. Res Indonesia Vol 33.2. 129-137 Sugeha, HY. dan SR. Suharti. , 2009 Discrimication and distribution of two tropical short-finned Eels (Anguila bicolor bicolor and Anguila bicolor pacifica) in the Indonesian Waters. The Nagisa Westpac Congress 1-14 Suharsono. 1999. Bleaching Event Followed by Mass Mortality of corals in 1998 in Indonesia waters. Mar. Fish. Sci. 179-187. Suharsono. 2008. Jenis-jenis Karang di Indonesia. COREMAP Program LIPI Jakarta, 372 UNEP. 2007. Reversing environmental degradation trends in the South China Sea and Gulf of Thailand. Report of the sevent meeting of the Regional Task Force on Economic Valuation. UNEP/GEF/SCS/RTF-E.7/3. 17pp. Unsworth, RKF., LC. Cullen., JN. Pretty., DJ. Smith. and JJ. Bell. 2010. Economic and subsistence values of the satnding stocks of seagrass fisheries : Potential benefits of no fishing marine protected area management. Ocean and Coastal management. 53 : 218 - 224. Van Bose, W. 1929. Liste des algues du Siboga, IV. Rhodophyceae. Siboga. Expedition. LIXd. 144 pp. Verheij, E. and PLA. Erftemeijer. 1993. Distribution of seagrases and associated macroalgae in South Sulawesi. Indonesia. Blumea. 38. 45-64. Veron, JEN. 2000. Corals of the World, Vol 1.2.3 AIMS and CRR QLD Pty Ltd. 463.429.490 Verseveldt, J. 1980. A revision of the genera Sinularia may (ococoralia Alcyonarea). Zool. Verhand. 179 : 128 pp. Verseveldt, 1982. A revision of the genus Sarcophyton Lesson (Octocarallia Alcyonacea). Zool. Verhandl 192 : 91 pp. Verseveldt, J. 1983. A revision o the genus Lobophytum von Marenzeller (Octocorallia Alcyionacea). Zool. Verhand 200 : 103 pp. 417

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

Vonk, JA., MJA. Christianen. and J. Stapel. 2010. Abundance, edge effect and seasonality of fauna in mixed-species seagrass meadow in southwest Sulawesi, Indonesia. Mar. Biol. Res. 6 : 282 - 291. Wang, JY., LS. Chou. and BN. White. 1999. Mitochondrial DNA analysis of symphatric morphotypes of the bottlenose dolpin (genus Tarsiops) in Chinese Water. Molecular Ecology. 8.1603 – 1612. Wang, JY., LS. Chou. and BN. White. 2000. Osteological differences between two sympatric form of bottlenose dolpin (genus Tarsiops) in Chinese water. J. Zoo (London). 252. 147-162. Wang JY and SC. Yang. 2009. Indo-Pacific bottlenose dolpin in Perrin WF. Wursig and Thewissen.JGM (eds).Encyclopedia of Marinr Mamals 2 nd ed Amesterdam. 602 – 608. Wallace, CC., G. Pauly., BW. Hoeksema., DR. Bellwood., PA. Hutching., PH. Barber ., M. Erdmann. and J. Wolstenholme. 2003. Nature and origins of unique high diversity reef faunas in the Bay of Tomini, Central Sulawesi : The ultimate “ Center of diversity. Proc. 9th Int. Coral Reef symp. 1 : 185-192. Wallace, CC., BJ. Done. and PR. Muur. 2012 Revision and catalogue of world wide Staghorn corals Acropora and Isopora (Scleratinea : Acroporidae) in the Museum of tropical Quensland. Memoirs of the Queensland Museum, Nature. 255p Wallace, CC. and J.Wolstenholme, 1993. Revision of the Coral Genus Acropora (Sclerectinia : Astrocoeniina : Acrporidae) in Indonesia. Zoo J. Linneau. Soc 199-334 Well, JW. 1956. Scleractinian. In RC Moore (ed) : Treatise on Invertebrate paleontology F. Coelenterata, Geol. Soc. Am. Kansas Press. 328 -440. Werner, TB. and GR. Allen. 2000. A rapid marine biodiversity assessment of the Calamianes Islands, Palawan Province. Philiphine. RAP. Bull. Biol. Ass. 17 CI. Washington,DC. Wilson, B. 2002. A handbook to Australian seashells. On seashore East to West and North to South. Publ. L.Egerton, Australia. I85. Woodruff, DS. 2002. Evolution of Living Fossil, Paradox of the Coelacanth. Proc. Aquamarine Symposium, The Coelacanth, Fathom the Mystery. Fukushima Japan. 5-7. Yuwono, E. 2005. Kebutuhan nutrisi crustacean dan potensi cacing lur (Nereis, Polychaeta) untuk pakan udang. J. pembangunan pedesaan. V (1) : 42 – 49. Zea, S., FJP. Parra., A. Martinez. and C. Duque. 1999. Production of bioactive furanoseesterterpen teronic acid as possible internal chemical defence mechanism in the sponge Ircinia felix (Porifera : Demospongiae). Memoir of Queensland Museum. 44: 687-696.

418

BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA

419