Biodiversitas Biota Laut Indonesia
Kekayaan Jenis, Sebaran, Kelimpahan, Manfaat dan Nilai Ekonomis
Suharsono
Protozoa, Plankton , Porifera , Colenterata, Polychaeta, Krustasea, Moluska, Ekhinodermata, Ikan, Mamalia laut, Reptil laut, Rumput laut, Lamun, Mangrove, Burung Laut
Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014
Biodiversitas Biota Laut Indonesia
Kekayaan Jenis, Sebaran, Kelimpahan, Manfaat dan Nilai Ekonomis
Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2014
© 2014 Indonesian Institute of Sciences (LIPI) Pusat Penelitian Oseanografi*
Katalog dalam Terbitan Biodiversitas Biota Laut Indonesia /Suharsono – Jakarta viii + 418 hlm. ; 17,6 x 25 cm ISBN 978-979-3378-80-0 1.Biodiversitas
Verifikator Daftar Biota
Layout/Tata Letak Juru Foto
: Amir Hamidy Anna Manuputty E.W Aryono Fahmi Hadiyanto Hendrik Capenberg Hikmah Toha Inayat A.H Indra Aswandy Indra Bayu Vimono M. Adrim M. Irham Mumpuni Najib Pradina Purwati Pramudji Rianta Pratiwi Ricky Rositasari Suharjono Suharsono Susi Rahmawati Wanda S. Atmadja, Yanti Yosephine Tuti : Dewirina Zulfianita : Agus Budiyanto Suharsono
* Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI Jl. Pasir Putih No. 1, Ancol Timur, Jakarta 11048 Telp. : 021-64712287, 6452425, 64713850 Fax. : 021-64711948, 64712287 E-mail : [email protected]
......
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Kita sering mendengar atau membaca tentang Indonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia. Namun jika kita bertanya lebih dalam seberapa banyak keanekaragaman hayati laut kita, mungkin jawabannya tidak mudah. Bahkan jika pertanyaannya, terkait berapa potensi nilai ekonomi keanekaragaman hayati laut Indonesia, mungkin jawabannya akan sangat beragam mulai bernilai sangat murah dimata seorang saudagar, sampai tak ternilai harganya (priceless) bagi seorang ilmuwan. Biological diversity, sering disingkat biodiversity, dan diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia sebagai biodiversitas atau keanekargaman hayati, terdiri dari tiga tingkatan yaitu keanekaragaman genetik, spesies dan ekosistem. Keanekaragaman ekosistem menggambarkan bermacam-macam ekosistem yang ada di suatu lingkungan. Contohnya, ekosistem padang lamun, ekosistem terumbu karang, ekosistem pantai berbatu dan ekosistem hutan bakau. Keanekaragaman genetik merupakan gambaran keanekaan susunan asam amino (DNA) antar individu spesies, sedangkan keanekaragaman spesies menggambarkan bagaimana beragamnya jenisjenis biota dalam suatu komunitas. Buku yang pembaca sekalian baca adalah keanekaragaman hayati pada tingkat spesies atau jenis. Buku ini adalah kompilasi tentang keanekaragaman biota laut Indonesia pada tingkat spesies. Jika pembaca membaca judul buku ini mungkin diantara pembaca merasa terasa ada pengulangan atau ‘redandency’ pada judul Biodiversitas Biota Laut Indonesia, namun penulis memang sengaja ingin menekankan tentang makna hayati disini pada biota atau organisme. Oleh karena itu dalam buku ini para pembaca akan diajak untuk mengenal aneka jenis, sebaran, kelimpahan dan nilai ekonomi suatu biota laut Indonesia. Saya sangat pengapreasiasi upaya penulis untuk merangkum informasi yang terserak dibanyak dokumen baik tertulis dalam penerbitan ilmiah, maupun yang berasal dari pengetahuan yang tak tertulis (tacit knowledge) yang ada di setiap peneliti taksonomi. Saya berharap para pembaca dapat mengambil hikmah tentang betapa kayanya sumberdaya hayati laut Indonesia, dan bagi para peneliti muda atau calon peneliti dapat meningkatkan keingintahuannya (curiosity) terkait biota laut dan upaya pemanfaatannya. Jakarta Agustus 2014 Dr. Ir. Zainal Arifin I
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KATA PENGANTAR Para ahli sepakat bahwa laut Indonesia mempunyai kekayaan jenis dan keanekaragaman yang tertinggi didunia. Namun hingga kini kita belum mempunyai bukti yang nyata dalam bentuk koleksi yang tersimpan dengan baik di Indonesia. Hal ini disebabkan kita belum mempunyai museum ataupun tempat menyimpan koleksi biota laut yang baik. Berbagai jenis biota laut justru tersimpan dengan baik di beberapa museum mancanegara. Hal ini merupakan tantangan bagi kita untuk dapat membuktikan bahwa Indonesia memang sebagai negara dengan keanekaragaman laut terbesar di dunia. Disamping itu kita prihatin dengan sedikitnya jumlah ahli taksonomi laut Indonesia yang masih dapat dihitung dengan jari tangan. Sebagian besar penemu species baru dan pemberi nama biota laut adalah orang asing, kedepan kita harus mencetak ahli taksonomi lebih banyak lagi agar penemu dan pemberi nama biota yang ditemukan di Nusantara adalah orang Indonesia. Tantangan berikutnya adalah kita juga sebaiknya mengetahui berapa besar potensi masing-masing jenis biota yang kita miliki, dimana lokasinya dan sudah sejauhmana kekayaan tersebut telah dikelola dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Negara Indonesia dapat membanggakan diri sebagai negara yang mempunyai keanekaragaman biota laut yang tertinggi di dunia, namun juga mempunyai tanggung jawab yang besar untuk tetap menjaga, mengelola dan mepertahankannya. Pekerjaan ini tidaklah mudah oleh karena adanya gangguan yang cukup serius baik secara alami ataupun oleh karena aktivitas manusia baik yang langsung maupun tidak langsung yang dapat menyebabkan kerusakan sumberdaya laut tersebut. Kecepatan eksploitasi sumberdaya laut dan degradasi lingkungan laut cukup mengkawatirkan, ada kemungkinan kita belum sempat mengkoleksi dan memberi nama biota yang kita miliki sudah keburu punah. Hal ini disebabkan oleh karena laju kerusakan sumberdaya laut kita lebih cepat dari laju pemulihannya. Diperlukan usaha yang keras untuk mengelola dengan baik sumberdaya laut kita dengan membuat peraturan, penegakkan hukum dan menyadarkan masyarakat serta diperlukan kearifan dalam memanfaatkan keanekaragaman biota laut. II
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
“Bukan kesejahteraan yang kita peroleh namun kemiskinan dan kerusakan lingkungan yang kita dapatkan jika kita melakukan kesalahan dalam mengelola dan mengambil kebijakan pemanfaatan potensi sumberdaya laut. Sumberdaya laut menjanjikan manfaat yang sangat besar namun juga mempunyai kerentanan dan resiko yang tinggi jika salah dalam mengelolanya.” Definisi Biodiversitas bermacam-macam, namun dalam buku ini Biodiversitas mengacu pada World Resources Institute, World Conservation Union dan UNEP untuk Global Biodiversity Strategi 1992, yang mendefinisikan biodiversitas sebagai jumlah total dari ekosistem, species dan genetik pada suatu daerah. Pengertian biodiversitas pada prinsipnya dapat dibagi menjadi 3 katagori pada tingkat ekosistem, species dan genetik. Diversitas genetik mengacu pada variasi gen dalam species, sedangkan diversitas species mengacu pada variasi species di suatu daerah. Buku ini diberi judul Biodiversitas Laut Indonesia, mengandung arti hanya untuk keanekaragaman species laut di Inodesia. Buku ini tidak memuat variasi ekosistem dan genetiknya. Buku ini mencoba untuk mengevaluasi kekayaan jenis dan kenekaragaman jenis biota laut yang ada di Indonesia saat ini. Untuk setiap kelompok biota akan dijelaskan terlebih dahulu sifat-sifat biologi, manfaat, keanekaragaman jenis dan status perlindungan dari kelompok tersebut. Beberapa jenis biota yang dianggap eksotik dikupas lebih dalam karena mempunyai nilai ekonomi tinggi atau karena mendekati kepunahan atau karena menjadi perhatian dunia. Setiap kelompok biota dibuatkan list speciesnya, sebaran dan kelimpahannya serta nilai ekonominya. Data ini dikumpulkan dari berbagai buku, jurnal, informasi secara langsung dengan para ahlinya dan sumbangan teman-teman terutama dalam mengevaluasi dan menyajikan dalam bentuk daftar species untuk itu semua diucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya. Tidak mudah dan dibutuhkan kesabaran untuk mengevaluasi nama species masih valid atau tidak dan ada tidaknya penamaan ganda, atau adanya nama sinonim menjadikan buku ini tentunya masih jauh dari sempurna. Data tentang jenis karang diharapkan lebih akurat dari kelompok yang lainnya, oleh karena penulis berkecimpung dalam bidang penelitian terumbu karang. Buku ini merupakan dokumentasi yang belum selesai yang dengan senang hati menerima masukan untuk ditambahkan atau dikurangi terutama jenis-jenis biota baru yang ditemukan ataupun ada kesalahan penulisan nama jenis. Dengan demikian nantinya buku ini dikemudian hari semakin kaya dan lengkap memuat keanekaragaman biota laut di Indonesia. Idealnya setiap dua atau tiga tahun buku ini dievaluasi dengan memasukan temuan-temuan baru atau status baru setiap biota laut yang ada di Indonesia.
III
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL PENDAHULUAN Sebaran dan kekayaan biota laut Indonesia Konfigurasi dan proses tatanan lempeng geologi Keanekaragaman jenis biota laut Eukaryotik, Bakteria dan Archahea laut Ancaman terhadap keanekaragaman jenis Metoda KEANEKARAGAMAN JENIS BIOTA LAUT Protozoa Plankton Porifera Colenterata Polychaeta Krustasea Moluska Ekhinodermata Ikan - Ikan Coelacanth - Ikan Hiu dan Ikan Pari - Ikan Napoleon - Ikan Kerapu - Anguila (belut laut)
IV
i ii iv vi 1 2 4 6 8 9 11 14 26 36 50 88 108 162 198 224 228 230 233 234 236
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Mamalia laut - Dugong - Cetacean Reptil - Ular laut - Buaya laut - Penyu. Rumput laut (algae, gangang, seaweed) Lamun (seagrass) Mangrove Burung Laut DAFTAR PUSTAKA
332 333 335 342 343 345 347 352 386 390 400 409
V
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2.
Hasil rangkuman kekayaan jenis dan jumlah suku biota laut yang ada di Indonesia dibandingkan dengan perkiraan biota yang ada di Dunia Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Foraminifera di Indonesia
07 18
(Verifikator: Ricky Rositasari - Sumber : Roeblich and Tappan 1988, Renema 2002 )
Tabel 3.
Daftar jenis Fitoplankton yang biasa ditemukan di perairan Indonesia
32
(Verifikator: Hikmah Toha, Nurul Pitria, Arief )
Tabel 4.
Contoh daftar substansi aktif yang dapat diekstrak dari sponge Indonesia untuk obat-obatan.
39
(Sumber : Rahmaniar 2004.)
Tabel 5.
Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Sponge yang ditemukan di Indonesia.
41
(Sumber : de Voogd 2005, Levi 1998, Dawson in press)
Tabel 6. Tabel 7.
Daftar harga beberapa jenis karang batu dan karang lunak yang dijual untuk Aquarium. Harga Karang Lunak yang dijual untuk Aquarium. Harga ditingkat Eksportir Daftar jenis, kelimpahan, sebaran dan Nilai ekonomis karang yang ditemukan di perairan Indonesia
53 55
(Verifikator : Suharsono) - Sumber : Veron , Wallace et al, 2012, and wolstenholme, 1998)
Tabel 8.
Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan colenterata dari kelompok Octocoralia (karang lunak), kelimpahan dan Sebaran yang ditemukan di Indonesia (Verifikator: Anna Manuputty - Sumber : Fabricius and Alderslade 2001 ; Bayer, 1981., Versereldt, 1980, 1982, 1983)
VI
71
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 9.
Tabel 10.
Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Gorgonian yang ditemukan di Indonesia (Verifikator : Yosephine Tuti - Sumber : Fabricius and Alderslade, 1981 ; Grasshoff, 1999) Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Polychaeta yang hidup di Indonesia (Verifikator : Hadiyanto)
Tabel 11. Jenis-jenis krustasea yang mempunyai nilai ekonomis penting dan harganya (2014) Tabel 12. Daftar jenis Copepoda yang ditemukan di Indonesia. Copepoda merupakan kelompok Krustasea yang seluruh siklus hidupnya berupa zooplankton (Sumber & Verifikator : Mulyadi) Tabel 13. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Alpheid (Verifikator : Rianta Pratiwi) Tabel 14. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Brachyura (Verifikator : Indra Aswandy & Rianta Pratiwi) Tabel 15 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Stomatopoda (Verifikator : M. Kasim Moosa) Tabel 16. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Amphipoda (Verifikator : Indra Aswandy)
Tabel 17. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Isopoda di Indonesia Tabel 18.
(Verikator : Aswandi - Sumber: Conni Margaretha Sidabalok, 2013) Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Macrura (Verifikator : Indra Aswandy) Jenis-jenis Moluska yang mempunyai nilai ekonomis dan harganya (2014)
Tabel 19. Tabel 20. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Moluska yang ditemukan diperairan Indonesia
80
91 110
112 123 128 140 144
152 159 166 168
(Verifikator : Hendrik Capenberg & Mudjiono)
Tabel 21. Daftar Nama Jenis Teripang yang bernilai ekonomis dan harganya ditingkat pedagang Pasar Glodok, Jakarta Tabel 22.
(Sumber : Purwati et al 2010 dan hasil survei harga 2014) Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Ekhinodermata yang ditemukan di perairan Indonesia (Verifikator : Pradina Purwati & Indra Bayu Vimono - Sumber : Massin 1999)
Tabel 23. Contoh daftar harga ikan hias laut ditingkat eksportir di Jakarta, harga dalam US $. Harga sangat bervariasi tergantung dari bentuk ukuran dan warna ikan. Disini diberikan contoh harga 7 jenis ikan dengan harga yang tertinggi dan 3 jenis ikan yang murah. Ada sekitar 425 jenis ikan hias laut yang diperdagangkan Tabel 24. Daftar harga untuk 10 jenis ikan konsumsi baik hidup maupun mati. berhubung semua ikan mempunyai nilai ekonomi maka pada daftar ini hanya mencantumkan 10 harga ikan laut yang termahal untuk katagori ikan pangan. (2013) Tabel 25. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan dan nilai ekonomis ikan laut di Indonesia
200
204
227
227 238
(Verifikator : Fahmi, M. Adrim, Najib, Sugeha) - Sumber : fish base, Kuiter and Tonozuka 2001, Allen and Erdman 2012.
VII
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 26. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan cetacean yang ditemukan di Indonesia. 340 (Sumber : Priyono 2001)
Tabel 27. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan jenis ular laut di Indonesia (*) koleksi yang ada di referensi rujukan Museum Bogriensis, Cibinong.
350
(Verifikator : Mumpuni - Sumber : Heatwole 1999, MZB, Sander et al. 2013, Iskandar & Colijn).
Tabel 28. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan rumput/ algae/ seaweed yang ada di laut Indonesia
358
(Verifikator : Wanda S. Atmadja - Sumber: Atmadja and Prud’ homme 2010, Van Bose 1928)
Tabel 29. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Lamun/sea grass di Indonesia Tabel 30.
389
(Verifikator : Susi Rahmawati) Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Mangrove Sejati (True Mangrove)
yang ditemukan di Indonesia
394
(Verifikator : Pramudji, Suharjono - Sumber : Giesen et al, 2007)
Tabel 31. Daftar Jenis Tumbuhan tingkat tinggi yang berasosiasi dengan mangrove di Indonesia Tabel 32.
Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan dan nilai ekonomis burung laut di Indonesia. (Verifikator : M. Irham rujukan Museum Bogoriense)
VIII
396
(Sumber : Giesen et al, 2007)
403
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
PENDAHULUAN
I
ndonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, membentang dari timur-barat, Merauke-Sabang sepanjang 51.000 km dan utara-selatan Miangas-Rote sepanjang 1.800 km. Di dalam negara kepulauan inilah terdapat 18.110 pulau dengan panjang garis pantai 108.920 km. Sekitar 10% dari pulaupulau yang ada merupakan pulau karang yang mempunyai elevasi kurang dari 2 meter. Luas total laut Indonesia sekitar 5 juta km2 dengan zona ekonomi eksklusif seluas 2,7 juta km2. Keanekaragaman jenis biota laut Indonesia merupakan sumberdaya yang sangat besar, yang tersebar di daerah yang sangat luas dan di tempat yang sangat unik. Kenekaragaman sumberdaya laut kita merupakan sumber pangan yang tiada habisnya, sumber lapangan pekerjaan dan sumber kehidupan, sumber inspirasi, sumber budaya dan kultural keseharian kita yang dijalin oleh laut sebagai media jejaring antar pulau, sehingga memunculkan suku-suku yang sangat sepesifik seperti suku laut, Buton, Bugis, Bajoe, Makassar yang sangat sukses beradaptasi dengan kondisi dan sumberdaya laut kita. Daerah pesisir dan sumberdaya laut untuk generasi yang akan datang tidak hanya sekedar sebagai komoditas semata tetapi merupakan bagian sejarah perkembangan kebudayaan, dan sebagai penjaga ketahanan pangan, kesejahteraan, dan kedamaian untuk masa sekarang dan yang akan datang. Tujuan dari penulisan buku ini adalah mengumpulkan, menginventarisasi dan mengevaluasi informasi kekayaan jenis, sebaran dan nilai ekonomisnya biota laut Indonesia yang terserak di berbagai publikasi. Dengan terkumpulnya informasi ini, diharapkan memberi kemudahan bagi siapa saja yang ingin mengetahuinya. Memudahkan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan untuk merencanakan pengelolaan dan diharapkan dapat memilih dan memilah biota-biota laut yang masih dapat dimanfaatkan, dikembangkan karena alasan ekonomi dan biota yang
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
perlu dilindungi karena kelangkaannya. Pengelolaan yang tepat, efektif dan efisien akan berujung pada kelangsungan hidup dan kesejahteraan masyarakat pesisir serta sebagai pertanggung jawaban di dunia international.
Sebaran dan kekayaan biota laut Indonesia
Sebaran biota laut tidak merata, keanekaragaman jenis biota laut lebih banyak di daerah tropis dan semakin berkurang kearah daerah subtropik dan daerah kutub (Briggs 1974). Sebaran hewan-hewan laut lebih banyak dibatasi oleh faktor suhu dan intensitas radiasi matahari. Di daerah tropis sendiri konsentrasi sebaran biota laut dapat dibagi menjadi lima bagian yang besar yaitu : Indo-West Pacific (IWP), East Pacific (EP). West Atlantic (WA), East Atlantic (EA) dan Indian Ocean (IO), (Paulay 1997). Sedangkan para ahli ekologi laut membagi laut dunia menjadi 5 lautan dan 232 ecoregion berdasarkan tipe habitat, komposisi jenis yang relatife seragam dengan kondisi lingkungan setempat (Snelgrove 2010). Dari kelima laut dunia maka Indo-Pasifik Barat merupakan daerah yang terkaya dilihat dari keanekaragaman jenisnya Para ahli sepakat bahwa salah satu pusat keanekaragaman jenis biota laut dan tempat asal usul biota laut yang ada didunia berada di sekitar laut Indonesia dan Philiphina. Beberapa ahli taksonomi menemukan bahwa laut Indonesia mempunyai keanekaragaman tertinggi di dunia, terutama untuk : ikan Hiu (Compagno 1999, Last et al 2010), Ikan karang (Allen 1997, Burke et al 2002, Werner and Allen 2000 Mora et al 2003), Moluska (Kohn 1967), karang (Spalding et al 2001, Wallace et al 2003, Hoeksema and Putra 2003), sponge (De voogd and Van Soest 2002), foraminifera (Hohnegger et al 2000, Renema 2002), sidat (Sugeha et al 2008), Stomatopoda (Barber et al 2000), ular laut (Heatwole, 1999), Mangrove (Alongi 2002, Giesen et al 2007). Dari daerah inilah kemudian biota laut menyebar keseluruh perairan lautan Hindia dan lautan Pasifik. Berapa besar kekayaan jenis biota laut di dunia dan di Indonesia tidak ada seorangpun yang tahu dengan pasti. Bahkan kemungkinan besar banyak jenis biota laut yang belum sempat dikenali ataupun belum sempat diberi nama telah keduluan punah. Menurut perkiraan para ahli jumlah jenis biota laut yang ada di dunia diperkirakan antara 250.000-300.000 jenis. Setiap tahun ada sekitar 1300 – 1500 jenis baru biota laut ditemukan di dunia (Snelgrove, 2010). Ukuran biota laut sangat bervariasi dari yang hanya dapat di lihat dibawah mikroskup hingga yang mempunyai ukuran beberapa meter, seperti misalnya bakteri dan plankton hanya beberapa mikron sedangkan paus biru dapat mencapai ukuran lebih dari 20 meter. Warna sangat bervariasi, dari yang tanpa warna atau transparan hingga berwarna pelangi.Warna hewan laut jauh sangat bervariasi dibandingkan dengan biota darat. Hampir setiap warna yang ada dapat ditemukan di laut. Sedangkan umur biota laut juga sangat bervariasi dari yang pendek hanya dalam hitungan jam sampai yang dapat mencapai umur lebih dari 400 tahun. Beberapa biota laut yang usianya dapat mencapai ratusan tahun misalnya paus, moluska, ekhinodermata bahkan ada yang bisa mencapai ribuan tahun seperti karang hitam, karang lunak dan sponge Xestospongia muta (2300 – 4000 tahun) (Snelgrove 2010).
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Mengapa laut Indonesia menjadi pusat keaneka ragaman jenis biota laut di dunia ? Pertama karena adanya arus laut yang mengalir sepanjang masa yaitu arus lintas Indonesia dan arus muson. Kedua karena proses pembentukan kepulauan Indonesia masa lalu yang menghasilkan variasi habitat yang sangat komplit dan komplek. Perpaduan keduanya menciptakan faktor lingkungan yang sangat optimal untuk proses adaptasi dan evolusi. Pertama letak Indonesia yang berada di antara dua benua Australia dan Asia serta terletak diantara dua Samudra Pasifik dan Samudera Hindia. Kepulauan Nusantara merupakan semacam bendungan raksasa atau saringan air yang terbesar di dunia. Seperti umumnya bendungan selalu menimbulkan perbedaan permukaan air pada kedua sisinya. Permukaan laut Samudera Pasifik lebih tinggi sekitar 30-50 cm dibandingkan permukaan air Samudera Hindia akibatnya air selalu mengalir dari Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia. Aliran air yang besarnya sekitar 15 SV/ detik (15 x 10jt/m3/det) ini lebih dikenal sebagai arus lintas Indonesia atau “Indonesian through flow”. Aliran air yang mengalir melalui selat-selat sepanjang Pulau Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur ini berfungsi juga sebagai wahana untuk menyebarkan berbagai anakan biota laut ke seluruh perairan Indonesia dan dunia. Disamping adanya perbedaan muka air sehingga terjadi aliran laut dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia, ternyata masa air laut yang sangat besar ini juga mempunyai suhu dan salinitas yang lebih tinggi. Pelepasan energi panas dan pencampuran salinitas selama perjalanan menuju Samudera Hindia mempunyai dampak yang sangat besar terhadap iklim di Indonesia. Selain penyebaran biota laut yang disebabkan oleh arus lintas Indonesia, distribusi biota juga terjadi oleh karena adanya pola arus musiman yang terjadi akibat adanya angin muson. Pola arus ini waktu dan arahnya sejalan dengan angin muson barat dan angin muson timur yaitu enam bulan kearah timur dan enam bulan kearah barat. Pola arus ini berubah arah tergantung dari letak pulau seperti di kepulaun Riau pola arus ini lebih dikenal dengan arus selatan dan arus utara. Hal ini disebabkan oleh karena arus dari Laut Jawa dengan arah barat timur ketika sampai di Selat Karimata atau kepulaun Bangka-Belitung berbelok arah menjadi utara selatan. Begitu juga halnya pola arus permukaan yang terjadi di Indonesia timur, arus dari Laut Banda pada musim barat akan menyebar kearah utara hingga Halmahera dan pada waktu musim timur arah arus arus berbalik kearah selatan. Angin musim yang menyebabkan terjadinya arus dengan arah timur barat ini menjamin terjadinya penyebaran larva biota laut dari barat ke timur dan sebaliknya.
3
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Disamping kedua arus yang telah diterangkan di atas pola sebaran biota laut di Indonesia juga dibantu oleh adanya pola arus akibat terjadinya pasang surut. Pola pasang surut di Indonesia biasanya bersifat diurnal yaitu terjadi dua kali pasang dan surut dalam sehari tergantung lokasinya.
Konfigurasi dan proses tatanan lempeng geologi
Sejarah geologi masa lalu sangat menentukan keanekaragaman biota yang terlihat pada saat ini. Kepulauan Indonesia paling tidak terbentuk dari empat lempeng yang besar yang saling bertumbukan yaitu Indo-Australian di sebelah selatan. Lempeng Eurasian dari sebelah utara. Dari sebelah utara juga ada lempeng Philipine yang relatif lebih kecil dan di sebelah timur terdapat lempeng Pasifik. Sebagai gambaran kecepatan subduksi dari Indo-Australia ke arah lempeng Burma adalah 5 cm per tahun (Addicot and Richards 1981). Kepulaun Nusantara di bagian barat yaitu pulau Sumatera, Kalimatan dan Pulau Jawa merupakan daerah yang relatif stabil dibandingkan pulau-pulau di Indonesia tengah dan timur. Pulau-pulau di Indonesia barat relatif tidak berubah sejak jutaan tahun yang lalu dan laut Jawa baru terisi oleh air laut hingga tercapai permukaannya seperti saat ini adalah sekitar 8000 tahun yang lalu. Berbeda dengan Indonesia bagian barat hampir semua pulau-pulau yang ada di Indonesia tengah dan timur saat ini, sekitar 350 juta tahun lalu hampir semuanya berasal dari lempeng yang bergerak dari arah selatan. Lempeng-lempeng ini bergerak kearah utara secara perlahan-lahan dan sebagian lempeng-lempeng ini ada yang bergerak sambil memutar akibat adanya tumbukan dengan lempeng yang lain. Fisiografi dan konfigurasi dari pulau-pulau yang terlihat saat ini merupakan proses yang memakan juataan tahun. Perlu diingat bentuk pulau saat ini bukan merupakan bentuk akhir oleh karena proses perubahan secara perlahan hingga saat ini masih terus berlangsung. Hasil yang terlihat saat ini adalah kita mempunyai dua laut dangkal yang terbesar di dunia yaitu Paparan Sunda di bagian barat dan Paparan Sahul di bagian timur. Paparan Sunda merupakan laut dangkal yang berada antara Sumatera, kalimatan dan Jawa. Sedangkan paparan Sahul merupakan laut dangkal yang terletak diantara Pulau Papau dan Australia. Kedua paparan ini dipisahkan oleh laut yang dalam dibagian tengah yaitu laut Sulawesi Laut Banda dan Laut Flores. Ketiga laut ini tidak pernah mengalami kekeringan selama proses pembentukannya. Berbeda dengan paparan Sunda dan paparan Sahul yang dulunya merupakan daratan dan baru digenangi air laut sekitar 8000 tahun yang lalu. Laut yang tidak pernah mengalami kekeringan selama jutaan tahun ini juga menjamin terjadinya proses evolusi yang berkesinambungan evolusi sepanjang masa. Perbedaan asal usul pulau-pulau di Indonesia barat dan Indonesia timur ini dengan mudah dapat dibedakan dari perbedaan yang sangat nyata dari berbagai fauna yang hidup diatasnya. Pergerakan lempeng-lempeng ini ternyata diikuti pula oleh biota yang hidup diatasnya. Pergerakan lempeng yang lambat juga memberi kesempatan biota untuk berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Adanya perbedaan yang sangat nyata biota-biota darat yang hidup di berbagai pulau Indonesia 4
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
terutama pulau Kalimatan, Jawa dan Sumatera di sebelah Barat dan Pulau-pulau Sulawesi, Maluku dan Papua di sebelah timur, memunculkan adanya garis pemisah maya yang disebut sebagai garis Wallace. Namun garis Wallace ini tampaknya tidak berlaku untuk biota-biota yang hidup di laut. Perlu diketahui bahwa sejak jaman precambrian telah terjadi proses kenaikan dan penurunan muka laut sebanyak empat kali. Kenaikan dan penurunan muka laut berkisar antara 100-150 meter dari posisi muka laut saat ini. Pada saat terjadi penurunan muka laut beberapa lokasi tentunya akan terisolasi dan pada saat muka laut kembali naik maka beberapa laut terhubung kembali. Adanya proses putus-sambung antara laut yang satu dengan lainnya yang memakan beberapa juta tahun berakibat munculnya berbagai biota yang bersifat endemik. Kombinasi antara proses geologi dalam pembentukan pulau-pulau di Indonesia dan adanya pola arus yang sangat rumit dan mengalir terus menerus sepanjang tahun menghasilkan variasi habitat yang sangat tinggi. Tumbukan lempeng tektonik menyebabkan terjadi pengangkatan disatu sisi dan menyebabkan kemungkinan penenggelaman disisi lainnya. Hal ini juga menyebabkan konfigurasi dan fisiografi dasar laut menjadi sangat komplek atau kadang digunakan istilah morphology laut Indonesia mempunyai rugositas yang tinggi. Arus laut yang mengalir tidak selalu berjalan dengan mulus adanya dasar laut yang tidak rata dan adanya hadangan pulaupulau yang ribuan jumlahnya menyebabkan terjadinya pembelokan, pengangkatan, penenggelaman dan pengadukan arus laut. Seperti anda ketahui bahwa masa air yang dibawa arus laut selalu mempunyai perbedaan dalam temperatur, densitas, keasaaman dan salinitas. Sebagai contoh massa air dari Lautan Pasifik selalu mempunyai suhu yang lebih tinggi sedangkan masa air laut dari laut Natuna, Jawa selalu memunyai salinitas yang lebih rendah oleh karena banyak masukan air tawar dari daratan. Kombinasi wadah atau tempat yang sangat bervariasi dan komposisi kimiawi dan fisika air laut yang sangat bevarisi menyebabkan munculnya habitat yang sangat bervariasi dan kadang-kadang sangat unik. Hasilnya dapat kita lihat adanya habitat muara sungai, habitat rawa, estuarine, daerah pantai yang dangkal, laut yang dalam, laut terbuka, habitat oseanik, laut yang tertutup penuh atau semi tertutup dan danau air asin yang terjebak di tengah pulau, dll. Habitat laut dapat juga dilihat dari tipe penyusun dasarnya kita mempunyai habitat berlumpur, berupa pasir, pecahan karang mati dan batu atau karang. Perbedaan habitat tentunya akan memberikan komunitas biota yang berbeda pula oleh karena adanya kesesuaian antara habitat dengan biota yang hidup didalamnya.
Evolusi merupakan proses hubungan inter, intra dan antar berbagai jenis biota serta adaptasi secara terus menerus terhadap lingkungan yang selalu berubah. Proses evolusi dan adaptasi di laut Indonesia dapat berjalan dengan baik oleh karena tersedianya lingkungan yang sangat mendukung yaitu adanya variasi habitat yang sangat tinggi dan terjaminnya kualitas perairan yang mendukung 5
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
tumbuh kembangnya biota laut secara maksimal. Dilain pihak beberapa lokasi laut Indonesia juga memberikan kesempatan untuk terjadinya spesiasi bagi beberapa biota laut hal ini dapat dilihat adanya beberapa biota yang bersifat endemik. Beberapa lokasi di Indonesia dapat dikatakan sebagai daerah ungsian oleh karena menyimpan beberapa jenis biota yang sangat unik. Hal ini mungkin disebabkan oleh karena proses geologi masa lalu yang dalam perjalanannya telah empat kali terjadi kenaikan dan penurunan permukaan laut di Indonesia. Perubahan muka laut mempunyai kisaran antara 100-150 meter dari permukaan laut yang terlihat saat ini. Lokasi seperti teluk Tomini dan Teluk Cendrawasih merupakan contoh daerah yang mempunyai habitat yang unik oleh karena mempunyai kekayaan jenis yang sangat tinggi hal ini mungkin pada saat terjadi perubahan muka laut daerah ini terisolasi dan pada saat muka laut kembali lagi seperti semula laut ini tersambung kembali. Proses putus-sambung dalam kurun waktu jutaan tahun inilah kemungkinan yang menyebabkan daerah ini unik dan kaya dengan keanekaragaman biota.
Keanekaragaman jenis biota laut
Laut merupakan tempat hidup yang sangat luas dari berbagai biota. Luasan laut lebih besar jika dibandingkan luasan daratan. Laut membentang dari daerah kutub ke daerah tropis dan dari permukaan hingga kedalaman lebih dari 12.000 meter yang terhubung satu dengan lainnya. Hubungan antara laut satu dengan lainnya dijamin oleh adanya pola arus yang tanpa henti bergerak terus menerus sepanjang masa atau biasa disebut “conveyer belt”. Biota yang hidup di laut secara umum dapat dibedakan menjadi Archaea, Bakteri dan Eukaryotik. Archaea merupakan biota tingkat rendah yang belum mempunyai
6
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
inti. Bakteri merupakan biota tingkat rendah yang juga belum mempunyai inti tetapi secara genetik sangat berbeda dengan archahea. Sedangkan eukaryotik adalah biota yang di dalam selnya telah didapati inti sel. Eukaryotik terdiri dari biota yang sederhana hingga tumbuhan tinggi dan mamalia. Untuk memudahkan para pembaca melihat kekayaan jenis laut di Indonesia dibuatkan rangkuman kekayaan jenis laut Indonesia yang dibandingkan dengan perkiraan kekayaan yang ada di dunia.
Tabel 1 . Hasil rangkuman kekayaan jenis dan jumlah suku biota laut yang ada di Indonesia dibandingkan dengan perkiraan biota yang ada di Dunia. Jumlah jenis di Indonesia
Jumlah suku
a. Foraminifera
250
38
2.
Plankton
66
35
3.
Porifera/ Sponge.
262
52
4.
Cnidaria/ Coelenterata
569
15
8
4
c. Octocoralia/ Karang lunak
311
9
d. Gorgonia/ karang kipas
271
13
588
45
a. Copepoda
382
5
b. Alpheid
159
1
c. Brachyura
443
22
d. Amphipoda
250
44
e. Stomatopoda
120
13
f. Isopoda
223
19
g. Macrura
37
1
a. Gastropoda
774
55
b. Scaphopoda
3
1
c. Bivalvia
215
33
c. Cephalopoda
33
3
Echinodermata
651
67
No 1.
Taksa
Jumlah jenis dunia
Protozoa/Plankton
11.000
a. Scleractinia/Karang batu b. Non-Scleractinia
5.
Anelida a. Polychaeta/ Cacing laut
6.
7.
8.
Crustacea
Molusca
43.000
40.000
7
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Lanjutan Tabel 1 ... No 9.
Taksa Chordata
Jumlah jenis dunia
Jumlah jenis di Indonesia
Jumlah suku
3424
237
30.000
a. Ikan. b. Mamalia laut 1. Dugong
1
1
1
83
31
6
1. Ular laut
70
45
5
2. Buaya Laut
14
1
1
2. Cetacean c. Reptile
3. Penyu d. Aves (Burung Laut) 10.
8
6
2
993
174
24
Algae
971
81
a. Chlorophyceae / Algae hijau
590
50
b. Rhodophycaea/ algae merah
245
19
c. Phaeophyceae/algae coklat 11
Lamun
12
Mangrove a. Mangrove sejati b. Pohon yang berasosiasi dg mangrove
136
12
58
13
2
74
55
19
75
39
Eukaryotik, Bakteria dan Archahea laut
Hewan Laut dan tumbuhan laut Eukaryotik atau lebih dikenal dengan “biota sejati” oleh karena terdiri dari sel yang mempunyai inti, mitochondria dan organela yang lain. Dari kelompok ini biota yang terkecil disebut sebagai protista (foraminifera dan ostreococcus) dan biota-biota yang bersel tunggal seperti protozoa dan plankton. Sebagian besar biota lainnya multiselular dan hidup dengan membentuk koloni seperti misalnya, cnidaria (karang dan ubur-ubur). Biota dari kelompok eukaryotik ini dibedakan lagi menjadi hewan yang tidak mempunyai tulang belakang seperti ekhinodermata (teripang dan bintang laut), krustasea (kepiting, udang), moluska (keong, kerang, gurita dan cumi), dan hewan bertulang belakang, ikan, reptile ( ular, penyu dan buaya), burung, mamalia (paus, dugong dan pesut). Bakteria adalah organisme bersel tunggal tanpa inti hidup di seluruh lautan mulai dari lumpur, batu-batuan, pasir, tumbuhan dan binatang. Bakteri hidup di permukaan laut hingga laut yang paling dalam dan dari tempat yang normal hingga tempat yang ekstrem seperti di cerobong gunung bawah laut yang mempunyai suhu yang sangat tinggi. Bakteri mempunyai peranan yang sangat besar dan salah satunya adalah sebagai pengurai biota yang telah mati. Bakteri juga sebagai penyubur lautan dengan jalan mengurai zat organik menjadi zat hara dan sebaliknya. Cyanobakteria dan Prochlorococcus termasuk dalam golongan ini. Jumlah jenis bakteri yang hidup di laut diperkirakan mencapai lebih dari satu juta.
8
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Archaea organism bersel tunggal tanpa inti secara genetic berbeda dari bakteri biasanya hidup di tempat yang ekstrem seperti laut yang dalam dan tempat-tempat yang hampir tanpa oksigen atau di tempat dengan suhu tinggi seperti di cerobongcerobong gunung bawah laut. Halobakteria dan methanococcus termasuk dalam golongan ini. Tumbuhan yang hidup di laut dapat dibedakan menjadi phytoplankton dan tumbuhan tingkat tinggi. Plankton yang mempunyai klorofil dimasukkan ke dalam tumbuhan dan disebut sebagai phytoplankton. Algae atau rumput laut merupakan tumbuhan tingkat rendah oleh karena belum mempunyai akar, batang, daun, bunga dan buah. Seluruh bagian tubuhnya algae disebut thalus. Satu-satunya tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di dalam laut adalah lamun. Lamun mempunyai akar, batang, daun, bunga dan buah. Mangrove merupakan tumbuhan tingkat tinggi setengah laut dan setengah darat yang hidup di daerah pasang surut.
Ancaman terhadap keanekaragaman jenis
Keanekaragaman dan kekayaan jenis tidak akan terlepas dari acaman yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan perubahan alam itu sendiri. Berbagai aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung akan dapat mengancam keanekaragaman jenis biota laut. Hasil akhir aktivitas manusia tersebut dapat dilihat secara fisik terjadinya perubahan habitat atau rusaknya ekosistem. Sedangkan secara biologis terjadinya perubahan struktur komunitas atau hilangnya atau musnahnya suatu biota. Faktor alam yang mengancam keanekaragaman hayati laut antara lain disebabkan oleh terjadi perubahan iklim global seperti terjadinya bleaching, ledakan populasi biota tertentu dan bencana alam seperti gempa, ledakan gunung api, banjir dan lainnya. Ancaman terbesar dari menurunnya populasi suatu biota dan kemungkinan besar diikuti dengan langkanya atau bahkan punahnya suatu biota tertentu biasanya disebabkan oleh kombinasi dari aktivitas manusia yang berupa tangkap lebih, pemakaian alat tangkap yang merusak atau tingginya harga suatu biota tersebut. Eksploitasi yang berlebihan sering menyebabkan terjadinya penurunan populasi suatu komoditas. Tangkap lebih terjadi bila kemampuan untuk regenerasi dan pemulihan kembali lebih kecil dari tingkat pemanfaatannya. Tanda-tanda terjadinya tangkap lebih adalah bila ukuran komoditas yang dieksploitasi semakin mengecil, terjadinya perubahan dominasi dan keanekaragaman jenis ikan yang tertangkap. Alat tangkap trawl yang semakin besar ukurannya dan tanpa ada batasan ukuran mata jaring akan mempercepat proses tangkap lebih dan dapat mengancam terjadinya penurunan keanekaragaman jenis. Hal ini disebabkan banyaknya biota sampingan (by catch) yang bukan merupakan ikan target tangkapan ikut terjaring di dalam trawl.
9
BIODIVERSITAS B BI IIO ODIVE ODIV OD IV VER ERSI ERS SITA SITA TASS BIOTA BIO BI OTA LAUT INDONESIA
P Penggunaan bagan u untuk menangkap ikan dengan menggunakan d llampu sebagai daya ttarik agar ikan berkumpul serta penggunaan jaring angkat dengan ukuran mata jaring halus mengancam keberlangsungan rekruitmen larva ikan dan biota lainnya. Larva ikan dan juvenile biota laut pada umumnya bersifat fototaksis positif yang akan berkumpul jika ada cahaya lampu. Jaring bagan umumnya tidak bersifat selektif sehingga semua anakan ikan, cumi, udang akan terangkat semua. Hal ini jika dilakukan terus menerus dengan kapasitas yang semakin besar akan dapat mengancam keanekaragaman biota laut. Penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan tidak hanya menyebabkan kematian ikan target tetapi ikan-ikan yang masih berukuran kecil atau biota lainnya juga ikut mati. Karang hancur dan bahkan telur ikan dan larva ikut mati disebabkan oleh getaran dan tekanan bom yang sangat kuat. Pemakaian racun potas atau cyanida dan racun lainnya juga dapat mengancam kekayaan jenis biota laut. Pemakaian cyanida untuk menangkap ikan hias ataupun ikan Napoleon yang biasanya disemprotkan kelubang diantara koloni karang dapat menyebabkan kematian karang dan biota lainnya yang ada disekitarnya. Tingginya harga suatu komoditas seperti misalnya ikan Napoleon, Kerapu, Ikan Pari batik, dan sirip ikan hiu menyebabkan terjadinya perburuan besar-besaran akan komoditas ini. Harga yang tinggi mendorong nelayan beramai-ramai untuk mefokuskan dengan segala upaya dan cara untuk dapat menangkap sebanyakbanyaknya tanpa memperhatikan kelestariannya. Mereka akan menangkap baik yang berukuran kecil atau yang besar dan biasanya pemerintah terlambat dalam membuat peraturan pengelolaannya. Oleh karena itu tidak mengherankan bila dalam waktu singkat komoditas yang mempunyai harga tinggi akan mengalami kelangkaan dan tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya kepunahan. Degradasi habitat dapat mengacam hilangnya suatu biota dari daerah tersebut dan pada gilirannya hampir semua biota yang ada di daerah tersebut lenyap dan digantikan oleh jenis-jenis tertentu yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang telah berubah. Degradasi habitat biasanya terjadi oleh karena adanya polusi dari aktivitas manusia yang ada di darat dan di laut. Polutan yang masuk kelaut biasanya berupa sedimen, buangan industri, buangan rumah tangga, pestisida dari lahan pertanian, reklamasi pantai, pengerukan pelabuhan, bongkar muat dan transpotasi laut dll. Degradasi atau perubahan lingkungan ini biasanya sulit untuk diperbaiki
10
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
tanpa menghilangkan sumber penyebabnya. Sebagai contoh degradasi lingkungan laut Jakarta. Teluk Jakarta merupakan contoh degradasi habitat dan perubahan lingkungan yang paling baik. Disini terlihat adanya komplit set faktor penyebab terjadinya degradasi lingkungan seperti adanya polutan dari perkotaan baik yang berupa limbah cair maupun padat yang berasal dari industry dan rumah tangga, adanya kegiatan reklamasi, tingginya tingkat sedimentasi akibat perubahan lahan pertanian untuk pemukiman dan perkotaan, ceceran minyak dan air buangan ballast dari akitivitas pelabuhan, transportasi laut dan masih banyak lagi. Sebagai contoh hasil dari adanya perubahan lingkungan yang terjadi di Teluk Jakarta, terlihat bahwa jumlah kekayaan jenis karang dari suku Acropiridae yang pada tahun 1920 masih ditemukan sebanyak 74 jenis maka pada tahun 2005 jenis karang dari suku Acroporidae tinggal 13 jenis (Sincia et al 2010). Bahkan di pulau Onrust dan Bidadari sudah tidak dapat ditemukan lagi pertumbuhan karang. Degradasi atau kerusakan habitat dan perubahan lingkungan tidak hanya dapat terjadi wilayah pesisir yang berhadapan dengan kota-kota besar di wilayah pesisir yang sedang berkembang namun juga terjadi di tempat yang jauh dari aktivitas manusia. Terjadinya degradasi lingkungan ini biasanya disebabkan oleh faktor alami. Seperti misalnya adanya kejadian pemutihan karang akibat naiknya suhu air laut, terjadi letusan gunung api atau gempa dan adanya ledakan populasi biota laut tertentu yang dapat menyebabkan kematian biota laut lainnya secara masal. Akibat terjadinya bleaching dapat menyebabkan berkurangnya tutupan karang hingga 80-90 persen (Brown and Suharsono 1990, Suharsono 1999) dan hilangya beberapa jenis karang stylophora pistillata sesudah terjadinya bleaching di daerah Aceh tahun 2010. Ancaman terhadap perubahan keanekaragaman jenis biota juga dapat terjadi dengan masuknya species asing yang bersifat invasive ke perairan Indonesia. Masuknya spesies asing (Allien species) biasanya masuk lewat air ballast yang dibuang oleh kapal-kapal tanker atau dapat juga melalui import biota-biota peliharaan yang berupa ikan hias atau biota lainnya. Untuk mencegah masuknya species asing biasanya telah diterbitkan aturan untuk pelarangan membuang air ballast di lingkungan pelabuhan tanpa melalui pengolahan. Untuk mecegah masuknya species asing dari aktivitas perdagangan hewan akuarium perlu implementasi aturan karantina yang ketat dan program penyadaran bagi pemilik akuarium untuk memastikan bahwa hewan-hewan yang dipelihara tidak terlepas ke alam dan bila sudah bosan dengan biota peliharaan yang bersifat invasive harus dimusnahkan.
Metoda
Buku ini disusun sebagai usaha untuk mengumpulkan kekayaan jenis biota laut Indonesia yang tersebar diberbagai publikasi dengan terkumpulnya dalam satu buku akan memudahkan para peneliti, pengambil kebijakan dan mahasiswa serta siapa saja yang ingin mengetahui secara umum gambaran kekayaan dan keanekaragaman jenis biota laut Indonesia. Buku ini masih jauh dari sempurna dan merupakan dokumen yang terbuka untuk selalu diperbaiki.
11
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Untuk menyusun buku keanekaragaman jenis biota laut Indonesia data dan informasi dikumpulkan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah dengan mengumpulkan pustaka terutama yang berkenaan dengan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan kekayaan jenis laut Indonesia. Selanjutnya mencari informasi dari monograf dan data base berbagai biota laut yang ada. Data yang terkumpul kemudian dibuatkan daftar jenis dari masing-masing biota dipilah menurut filumnya. Setelah tersusun daftar jenis maka memasuki tahapan selanjutnya. Tahapan yang cukup memakan waktu dan tenaga adalah memilah dan memilih dari daftar biota yang sebarannya hanya ada di Indonesia. Jenis biota yang sebarannya tidak ada di Indonesia dibuang dari daftar. Selanjutnya yang merupakan pekerjaan tersulit adalah memilah dan memilih nama yang “valid” dan bukan merupakan sinonim. Untuk mengecek valid dan tidaknya nama jenis dipakai WoRMS (World Register of Marine Species) dengan adanya data base ini cukup membantu namun bukan berarti semuanya selesai oleh karena tidak semua data yang ada di WoRM adalah edisi terakhir masih banyak nama-nama yang masih merupakan sinonim. Setelah memperoleh daftar jenis biota kemudian diserahkan kepada peneliti yang ada dibidangnya untuk dimintakan pendapatnya dan memverifikasi apakah daftar jenis tersebut telah benar namanya, dan dimintakan untuk mengisi sebaran dan kelimpahannya. Dalam satu filum kemungkinan dimintakan pendapat lebih dari satu ahli dibidangnya. Hal ini dilakukan oleh karena sering para ahli hanya menguasai dengan baik salah satu suku atau bahkan hanya ditingkat marga. Namun para spesialis ini mengusai dengan sangat baik terutama sebaran dan kelimpahan suatu jenis diperairan Indonesia dan apakah jenis tersebut telah mempunyai nilai ekonomi. Pemilihan para ahli dipilih yang mempunyai pengalaman penelitian di lapangan sehingga diharapkan dapat dengan mudah dapat memberikan masukan tentang sebaran dan kemelimpahan suatu biota di perairan Indonesia. Pada daftar jenis biota di buku ini sengaja tidak mencantumkan authornya hal ini dilakukan pertama daftar jenis ini bukan merupakan tulisan untuk revisi jenis secara taksonomis murni. Kedua tulisan ini bersifat lebih umum untuk memberikan gambaran kekayaan jenis dan keanekaragaman jenis biota laut di Indonesia. Untuk penyusunan taksonomi yang bersifat dasar dan umum dalam buku ini dipakai buku Wells 1954, Barnes 1987, Chapman and Barker 1981. Nilai ekonomis suatu biota diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan nelayan, pengepul, juragan, bertanya di tempat pelelangan ikan, restoran
12
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA 13
dan eksportir. Oleh karena itu dalam memberikan harga selalu disertai keterangan harga pada tingkat mana diperoleh dan harga yang berlaku saat ini. Nilai ekonomi diberikan adalah nilai ekonomi langsung dari harga pasar. Disini tidak diberikan nilai ekonomi sebagai suatu ekositem misalnya nilai ekonomi ekosistem mangrove, ekosistem lamun, ekosistem coral reefs dan ekosistem rawa. Namun bila ingin mengetahui informasi nilai ekosistem maka nilai ekosistem di Asia tenggara menurut perhitungan yang dilakukan oleh UNEP/GEF/SCS. 2007, Nilai Ekosistem Mangrove US $ 2,872.25/ha/yr, ekosistem Rawa 295.15 ha/yr, ekosistem Lamun US $ 1,181.59 ha/yr, Ekosistem Terumbu Karang US $ 1,542.56 ha/yr. Nilai ini lebih kecil 3 – 22 kali dari pada perhitungan yang dilakukan oleh Costanza et al 1997. Perbedaan penilaian tergantung dari cara, ketelitian dan kedetilan dari unsur-unsur yang dinilai terutama nilai yang tidak ada padanannya (intangible value). Kendala utama dalam penyusunan buku ini adalah ada beberapa kelompok biota yang di Indonesia tidak atau belum mempunyai pakar yang meneliti dan menekuni bidang tersebut. Luasnya laut Indonesia juga merupakan kendala tersendiri oleh karena para pakar kelautan Indonesia pada umumnya belum melakukan penelitian di seluruh perairan Indonesia. Ada beberapa peneliti hanya meneliti di daerah tertentu saja. Oleh karena itu ada kelompok biota yang hanya diberikan dalam bentuk daftar jenis tanpa menyertakan sebaran dan kelimpahan jenis. Kendala selanjutnya adalah memilah dan memilih nama-nama yang dianggap valid dan bukan merupakan sinonim dari nama jenis yang lain. Kendala ini hanya dapat diatasi oleh para ahli yang bergelut dibidang taksonomi yang ditekuninya. Beruntung bila dapat diperoleh data dan informasi terkini. Sebagai contoh untuk kelompok karang dari marga Acropora yang ada di dunia, Wallace 2012 melakukan revisi dengan menambahkan didalam suku Acroporidae satu marga baru yaitu marga Isopora yang merupakan pecahan marga Acropora. Wallace and Woltensholme 1998, menyebutkan bahwa marga Acropora didunia terdiri dari 113 jenis, bila dipilah dan dipilih maka di Indonesia ada 94 jenis. Revisi terakhir yang dilakukan Wallace 2012 menunjukan bawa jumlah jenis karang Acropora di dunia sebanyak 117 jenis, ditambah 5 jenis Isopora yang sebelumnya juga termasuk dalam marga Acropora. Dari 117 jenis Acropora di dunia maka setelah dipilah dan dipilih di Indonesia memiliki 91 jenis Acropora dan 5 jenis Isopora. Nama ini telah direvisi dan divalidasi sehingga Acropora yang dimasukan dalam daftar jenis merupakan nama yang valid. Seluruh jenis yang termasuk dalam marga Isopora yang ada di dunia dapat dijumpai di Indonesia.
Protozoa
14
Sumber Foto : Inayat
PROTOZOA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Biologi
Protozoa merupakan biota bersel tunggal tingkat rendah seperti hewan tetapi bersifat heterotropik. Protozoa menghuni air tawar dan air laut. Protozoa mempunyai anggota yang besar dan sulit dibedakan apakah masuk dalam golongan hewan atau tumbuhan. Secara taksonomi juga mengalami kesulitan oleh karena terminologi protozoa bukanlah merupakan sebuah filum. Sebagai contoh protozoa dibagi menjadi dua filum berdasarkan alat geraknya yaitu Sarcomastigopora dan Ciliopora (Barnes 1987). Di dalam kelompok protozoa ini dapat dijumpai anggota-anggota yang cukup familiar bagi para pembaca seperti Amoeba, Euglena, Volvox, Dinoflagelata, Radiolaria, Foraminifera dan masih banyak lagi. Di dalam buku ini hanya mencoba untuk membahas yang terakhir saja yaitu foraminifera oleh karena besarnya anggota protozoa dan kompleksitas taksonominya. Disamping itu foraminifera sering dipakai oleh para ahli geologi untuk mempelajari stratigrafi dan banyak dipakai juga dalam industri perminyakan. Protozoa seperti plankton sebenarnya bukan merupakan terminologi dalam taksonomi, namun hanya merupakan penggolongan berdasarkan tingkah laku dan sifat hidupnya. Foraminifera dan radiolarian merupakan kelompok yang cukup penting dalam protozoa karena banyak manfaatnya bagi para ahli geologi dalam merekontruksi proses geologi masa lalu. Foraminifera adalah biota bersel tunggal yang mempunyai alat gerak berupa kaki semu berbentuk reticulate bercabang-cabang tetapi saling berhubungan satu dengan lainnya. Kaki-kaki semu ini dapat menjulur lewat lubang yang ada pada cangkang atau pada arpetura. Walaupun foram mempunyai cangkang dengan banyak ruangan namun foram tetap hewan bersel tunggal dan merupakan saudara dekat dengan amoeba. Bedanya amoeba tidak bercangkang atau telanjang namun sama-sama bergerak dengan kaki semu. Ketika foram tumbuh dan berkembang dia akan menambah jumlah ruangan namun ruangan tersebut biasanya tetap mempunyai lubang-lubang yang berfungsi untuk dapat menjulurkan kakinya agar tetap dapat berhubungan dengan dunia luar. Berdasarkan ukurannya foraminifera dapat dibagi menjadi foraminifera planktonik, nanoplankton dan foraminifera yang berukuran lebih besar. Dari sifat hidupnya hampir semua foram bersifat bentik tetapi beberapa jenis yang masuk dalam marga globigerina dan beberapa kerabat dekatnya besifat planktonik. Sedangkan dari struktur cangkangnya ada yang yang berlubang-lubang dan ada yang bersifat masif artinya tanpa lubang. Sedangkan dari strukur pembentukan bahan cangkangnya ada yang terbuat dari hyaline, kapur dan kalkareus. Cangkang yang terbuat dari hyaline menjadikan foraminifera transparan. Foraminifera yang berukuran besar biasanya mempunyai symbion sehingga itu biasanya dapat hidup di tempat yang mempunyai nutrisi yang rendah. Symbion yang hidup dengan foraminifera adalah cholorophytes, rhodophytes, diatoms dan dinoflagellata. Masing-masing jenis foram hanya dapat hidup dengan satu jenis symbion. Dan symbion menentukan kedalaman dimana foram itu hidup, sebagai contoh foram yang bersimbiose dengan chlorophyte hidupnya tergantung oleh penetrasi sinar matahari sehingga hanya dapat hidup di tempat yang dangkal. Sedangkan yang bersimbiose dengan diatom dan dinoflagellata dapat hidup di tempat yang dalam. Kemampuan foram menampung symbion bervariasi tergantung
15
BIODIVERSITAS B BIO BI IOD ODIV ODIV IVEER ERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA ERSI
je jenisnya, sebagai contoh satu foram dapat menampung 20 fo jenis symbion yang berbeda je ((Lee and Anderson 1991). Makanan foram berupa M semua tipe organism kecil seperti bakteri, microalgae, diatome, protozoa yang lain yang lebih kecil, larva kopepoda, rotifer dan nematode. Cara makan makanan dengan foram adalah dengan menangkap m kaki semu. Makanan segera akan dikelilingi dan dibungkus oleh kaki semu dan langsung dicerna. Hal ini dapat terjadi karena di dalam kaki semu ini telah tersedia lysosome yang mengsekresikan proteolitic yang membantu menghancurkan makanan untuk dapat segera dicerna. Reproduksi foram tidak seperti kelompok protozoa lainnya yang bersifat aseksual dengan cara melakukan pembelahan. Perkembangbiakan foram agak rumit dan bersifat campuran antara aseksual dan seksual. Setiap jenis foram bersifat dimorfisme, dua type individu ini adalah satu berupa schizont yang dapat membentuk gamonts di dalam ruangan schizont. Gamont-gamont ini akan keluar dan berenang bebas. Gamont-gamont ini nantinya akan berpasangan dan membentuk gamet serta gamet-gamet ini nantinya bertemu untuk membentuk zygot yang akhirnya membentuk schizont muda yang akhirnya menjadi foram dewasa.
Manfaat
Foraminifera yang berukuran besar sangat bermanfaat untuk menentukan stratigrafi bagi para ahli geologi. Beberapa marga seperti Nummulities merupakan foraminifera yang sangat baik untuk mempelajari biostratigrafi pada era Eocene dan awal Oligocene (Renema 2002). Foraminifera yang berukuran besar dapat dipakai sebagai indikator kondisi lingkungan oleh karena distribusi dan komposisi populasinya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti cahaya, jenis subtrat dasar, energi, hidrodinamika yang ada dan stabilitas kondisi lingkungan. Faktor cahaya lebih banyak menentukan sebaran vertikal dari foraminifera karena berapa foraminifera mempunyai symbion di dalam tubuhnya. Foraminifera yang berukuran besar juga dipakai sebagai indikator lingkungan masa lalu yang berhubungan dengan kedalaman. Foraminifera dapat mencapai ukuran yang besar sebagai respon pada kondisi lingkungan yang stabil, nutrisi yang rendah dan di tempat yang dalam (Hottinger 1997, Hohenegger et al 2000).
Keanekaragaman jenis
Protozoa merupakan terminologi yang unik karena bukan merupakan filum tetapi lebih tinngi dari filum. Di bawah Protozoa ada dua filum yaitu Sarcomastigopora dan
16
PROTOZOA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Ciliopora. Protozoa merupakan biota yang hidup di air tawar dan air laut. Kelompok ini merupakan biota bersel tunggal yang mempunyai chromoplast atau leucoplast dan mempunyai alat gerak yang berjumlah satu atau multi flagella. Oleh karena kompleksitas dari sistematiknya yang berkisar 18.000 jenis maka keanekaragaman jenisnya hanya akan difokuskan pada foraminifera. Dengan alasan foraminifera merupakan biota indikator yang banyak dimanfaatkan dan dipelajari. Dibawah filum Sarcomastigopora ada dua subfilum yaitu Mastigopora dan Sarcodina, dimana Mastigopora dibagi menjadi dua kelas Phytomastigophora dan Zoomastigophora. Phytomastigophora mempunyai 10 ordo yang antara lain Euglenida dan Volvocida sedangkan Zoomastigophora dibagi menjadi 8 ordo yang biasanya hidup sebagai parasit, symbions dan komensalisme. Subphylum Sarcodina merupakan kelompok biota yang alat geraknya berupa pseudopodia atau kaki semu yang dapat digerakan untuk menangkap mangsanya. Sarcodina dibagi menjadi super kelas Rhizopoda dan Actinopoda yang dibedakan dari bentuk kaki semunya. Rhizopoda dibagi menjadi kelas Lobosa, Filosa dan Granuloreticulosa yang di dalamnya terdapat Amoeba dan Foraminifera. Sedangkan Actinopoda dibagi menjadi kelas Acantharia, Polycystina, Phaeodaria dan Heliozoa yang hampir semuanya masuk kelompok radiolaria yang mempunyai bentuk-bentuk yang indah. Kelas Granuloreticulosa yang mempunyai kaki semu berupa butir reticula mempunyai satu ordo yaitu Foraminiferida yang merupakan biota laut bercangkang multi ruangan yang sebagian besar tersusun dari bahan kalkareus. Beberapa marga yang populer antara lain Globigerina, Orbulina, Discorbis, Spirilina dan Nummulites. Loeblich and Tappan 1988 melaporkan ada 3.620 marga foram yang dikenal, namun dari jumlah tersebut hanya 2.455 genera yang dianggap valid, sebanyak 960 marga kemungkinan merupakan synonym dan 210 marga merupakan marga yang secara taksonomi tidak dikenal. Renema 2002 melaporkan sebanyak 21 jenis foram yang berukuran besar ditemukan dari daerah Spermonde, Makassar. Renema 2002 juga melakukan revisi marga Nummulites, Assilina dan Ranikothalia yang tadinya berjumlah 70 jenis setelah di revisi ternyata hanya ada 16 jenis yang dinyatakan valid. Di dalam sistematika foram tampaknya masih banyak permasalahan. Hal Status ini dapat kita telusuri dari Cushman pada tahun Perlindungan 1925 jumlah suku foram pada tahun itu hanya 10 suku dan jumlah ini bertambah cepat menjadi 50 Protozoa termasuk suku dengan 770 marga (Cushman 1948). Jumlah dida lamnya foraminifera suku dan genera tahun berikutnya bertambah belu m termasuk biota dengan lebih cepat, dan pada tahun 1981 jumlah yang dilin dungi oleh suku telah mencapai lebih dari 150 suku dan 3000 pem erin tah Indonesia genera. Loeblich and Tappan 1988 melakukan revisi dan belu m mas uk dalam klasifikasi foram menjadi 296 suku dan 2455 genera. appendik CITES.
17
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 2. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Foraminifera di Indonesia (Verifikator: Ricky Rositasari - Sumber : Roeblich and Tappan 1988, Renema 2002) No. 1
18
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
ASTRORHIZIDAE
1
Pelosina cylindrica
5
3
2
2
Rhabdammia abyssorum
5
3
2
2
BATHISIPHONIDAE
3
Bathisiphon filiformis
5
3
2
4
Rhabdammina abyssorum
5
3
2
5
Rhizammina indivisa
5
3
2
6
Testulosiphon indivisa
5
3
2
4
3
2
3
PSAMOSPHAERIDAE
7
Psamosphaera fusca
4
SACCAMMINIDAE
8
Saccammina shaerica
4
3
2
9
Technitella legumen
4
3
2
5
HIPPOCREPINIDAE
10
Hyperamina elongate
4
4
2
6
AMMODISCIDAE
11
Ammodiscus infimus
4
3
2
12
Glomisphira charoides
4
3
2
13
Involutina tenuis
4
3
2
7
HORMOSINIDAE
14
Hormosina globulifera
3
2
2
15
Hormosina ovicula
3
2
2
16
Reophax scorpiurus
3
2
2
17
R. guttifera
3
2
2
18
R. nodulosus
3
2
2
19
Reophax bacillaris
3
2
2
20
Rheopax dentaliniformis
3
2
2
21
Rheopax fusiformis
3
2
2
22
Rheopax nodulosus
3
2
2
23
Rheopax pilulifer
3
2
2
24
Rheopax sabulosus
3
2
2
8
DISCAMMINIDAE
25
Ammoscalaria tenuimargo
4
3
2
26
Discammina empressa
4
3
2
9
LITUOLIDAE
27
Alveophragmium globulosum
3
1
2
28
Ammobaculites agglutinans
3
1
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
PROTOZOA
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
29
Ammobaculites americanus
3
2
2
3
1
2
30
Haphlophragmoides canariensis
10
TEXTULARIIDAE
31
Bigenerina sclumbergerii
3
3
2
32
Siphotextularia concave
3
1
2
33
Textularia agglutinans
3
1
2
34
Textularia candeiana
3
1
2
35
Textularia conica
3
1
2
36
T. foliacea
3
1
2
37
T. kerimbaensis
3
1
2
38
Textularia porrecta
3
1
2
39
Textularia pseudocarinata
3
3
2
40
Textularia pseudogramen
3
1
2
41
Textularia sagittula
3
1
2
42
Textularia trochus
3
1
2
43
Dorothia scabra
3
3
2
11
NODOSARIIDAE
44
Dentalina inornata
3
3
2
45
Stilostomella fistuca
3
3
2
12
VEURNEUILINIDAE
46
Gaunryina siphonifera
4
3
2
47
Pseudoclavulina humilis
4
3
2
13
VAGINULINIDAE
48
Vaginulinopsis tasmania
4
3
2
49
Vaginulinopsis sp
4
3
2
50
Amphycorina scalaris
4
3
2
51
Lenticulina globosa
4
3
2
14
VALVULINIDAE
52
Eggerella bradyi
3
2
2
53
Eggerella affixa
4
3
2
54
Bigenerina nodosaria
3
2
2
55
Valvulineria rugosa
4
3
2
3
3
2
15
CHRYSALIDINIDAE
56
Chrysalidinella dimorpha
16
TROCHAMMINIDAE
57
Trochammina nana
3
2
2
58
T. hadai
3
2
2
59
T. inflata
3
2
2
60
T. squamata
3
2
2
61
Tritaxis conica
4
3
2
19
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 17
20
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
4
2
GLOBOTEXTULARIIDAE
62
Liebusella soldanii
18
MILIOLIDAE
63
Ammomassilina alveoliniformis
3
2
2
64
Hauerina pacifica
4
3
2
65
Hauerina orientalis
3
2
2
66
Hauerina fraglisima
3
2
2
67
H. fragilissima
4
3
2
68
Massilina crenata
4
3
2
69
Miliolinella circularis
3
3
2
70
M. subrotunda
3
3
2
71
Flintia robusta
3
3
2
72
Pyrgo denticulata
3
3
2
73
Pyrgo lucernulla
3
3
2
74
Pyrgo murrhyna
3
3
2
75
Pyrgo seriata
3
3
2
76
Pyrgo vespertilio
3
3
2
77
Quinqueloculina agglutinans
3
1
2
78
Q. anguina
3
1
2
79
Q. bicarinata
3
1
2
80
Q. bicornis
3
1
2
81
Q. bidentata
3
1
2
82
Q. bosciana
3
1
2
83
Q. bradyana
3
1
2
84
Q. cultrate
3
1
2
85
Q. granulocostata
3
1
2
86
Q. curta
3
1
2
87
Q. lamarckiana
3
1
2
88
Q. laevigata
3
1
2
89
Q. limbata
3
1
2
90
Q. parkeri
3
1
2
91
Q. poeyana
3
1
2
92
Q. polygona
3
1
2
93
Q. reticulate
3
1
2
94
Q. psedoreticulata
3
1
2
95
Q. seminulum
2
1
2
96
Sclumbergerina alveoliniformis
3
3
2
97
Sigmoilopsis sclumbergeri
3
3
2
98
Spiroloculina communis
3
1
2
99
Triloculina trigonula
3
1
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
PROTOZOA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
100
No.
Triloculina tricarinata
Suku Jenis
3
1
2
101
T. oblonga
3
1
2
102
Triloculina costifera
3
1
2
103
Triloculina rupertiana
3
1
2
104
Triloculina subvalvularis
3
1
2
105
Spiroloculina angulata
3
1
2
106
Spiroloculina communis
3
1
2
107
Spiroloculina elevata
3
1
2
108
Spiroloculina depressa
3
1
2
109
Spiroloculina rotunda
3
1
2
110
Spiroloculina tenuiseptata
3
1
2
19
PENEROPLIDAE
111
Marginopor vertebralis
3
3
2
112
Peneroplis pertusus
3
3
2
113
P. planatus
3
3
2
114
Sorites marginalis
3
3
2
115
Spirolina arietina
3
3
2
116
Tubinella inornata
4
3
2
20
ALVEOLINELLIDAE 3
3
2
117
Alveolinella quoyii
21
LAGENIDAE
118
Lagena hispida
3
2
2
119
Lagena distoma
4
3
2
120
L. laevis
3
2
2
121
L. striata
3
2
2
123
L. sulcata
3
2
2
124
Lagena elongata
3
2
2
125
Lagena gracilima
3
2
2
126
Lagena truncata
3
2
2
127
Rectoglandulina
3
2
2
128
Lenticulina gibba
3
2
2
129
Marginulina obesa
3
2
2
130
Nodosaria albatrosis
4
3
2
131
Nodosaria radicula
4
3
2
132
Nodosaria subsriatula
4
3
2
133
Nodosaria reticulata
3
2
2
22
NONIONIDAE
134
Nonion boueanum
3
2
2
135
N. depressulum
3
2
2
21
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Nonionella turgida
3
2
2
137
Asterononion strelligrum
3
2
2
23
ELPHIDIIDAE
138
Elphidium advena
2
1
2
139
E. craticulatum
2
1
2
140
E. crispum
2
1
2
136
22
Suku Jenis
141
E. poeyanum
2
1
2
142
Elphidiella gutteri
2
1
2
143
Elphidiella arctica
2
1
2
144
Cribrononion hispidulum
2
1
2
145
Cribrononion oceanicum
3
2
2
146
Cribrononion simplex
2
1
2
147
Cribrononion miletti
3
2
2
24
NUMMULITIDAE
148
Heterostegina depressa
3
2
2
149
Operculina ammonoides
2
2
2
150
O. complanata
2
2
2
25
BULIMINIDAE
151
Bolivina spathula
3
2
2
152
Bolivina alata
3
2
2
153
Bolivina bradyi
3
2
2
154
Bolivina earlandii
3
2
2
155
Bolivina compacta
4
3
2
156
Bolivina nitida
3
2
2
157
Bolivina robusta
4
3
2
158
Bolivina subaenariensis
3
2
2
159
Bolivinella elegans
4
3
2
160
Bolivinella folium
4
3
2
161
Bolivinita quadrilatera
3
2
2
162
Bulimina aculeata
3
2
2
163
Bulimina striata
3
2
2
164
Bulimina gibba
3
2
2
165
Brizalina swageriana
3
2
2
166
Laxoxtomum limbatum
3
2
2
167
Reussella simplex
3
2
2
168
R. aculeata
3
2
2
169
Siphogenerina
3
2
2
170
Trifarina bradyi
3
2
2
171
Uvigerina ampullace
3
2
2
172
Uvigerina asperula
3
2
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
PROTOZOA
No. 173
Suku Jenis Uvigerina bifurcata
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
2
174
Uvigerina bradyana
3
2
2
175
Uvigerina brunensis
3
2
2
176
Uvigerina cushmanii
3
2
2
177
Uvigerina schwageri
3
2
2
178
Euuvigerina peregrina
3
2
2
179
Euuvigerina aculeata
3
2
2
3
2
2
26
PSEUDORBITOIDADE
180
Asterorotalia trispinosa
27
ROTALIIDAE
181
Cancris auriculus
3
2
2
182
Cancris indicus
3
2
2
183
Discolpuvinulina berthelotti
3
2
2
184
Discorbis mirus
3
2
2
185
D. rugosus
3
2
2
186
Eponides repandus
3
2
2
187
Eponides berthelotianus
3
2
2
188
Eponides punctulatus
3
2
2
189
Patellina corrugata
3
2
2
190
Rosalina bradyi
3
2
2
191
Rosalina globularis
3
2
2
192
Rotalia japonica
2
2
2
193
R. beccarii
1
1
2
194
R. murayi
2
1
2
195
R. pelucida
2
2
2
196
Ammonia umbonata
3
1
2
197
Spirillina vivipara
4
3
2
198
Spirillina denticulata
4
3
2
199
Valvulineria humilis
4
3
2
28
AMPHISTEGINIDAE
200
Amphistegina radiate
2
2
2
201
A. quoyi
2
2
2
29
CALCARINIDAE
202
Baculogypsina sphaerulata
3
2
2
203
B. spinosus
3
2
2
204
Calcarina calcar
3
2
2
205
C. hispida
3
2
2
206
C. spengleri
3
2
2
23
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Cymbaloporetta bradyi
2
1
2
Cymbaloporetta squamosa
2
1
2
3
1
2
30
CYMBALOPORIDAE
207 208 31
CASSIDULINIDAE
209
Cassidulina laevigata
32
GLOBOGERINIDAE
210
Globigerina bulloides
2
1*
2
211
Globigerina eggeri
2
1*
2
212
Globigerina falconensis
3
2
2
213
Globigerina inflata
2
1*
2
214
Globigerina conglomerata
2
1*
2
215
Globigerina tricamerata
2
1*
2
216
Globigerina umbilicata
2
2
2
217
Globigerinella aequilateralis
2
1*
2
216
Globigerinoides rubra
2
1*
2
218
Globogerinoides sacculifer
2
1*
2
219
Globogerinoides conglobata
2
1*
2
220
Orbulina universa
2
1*
2
221
Pulleniatina oliquiloculata
2
1*
2
222
Shaerodina bulloides
2
1*
2
223
Globorotalia menardii
2
1*
2
224
Globorotalia hirsuta
2
1*
2
225
Globorotalia anfracta
2
2
2
226
Globorotalia exilis
2
2
2
227
Globorotalia plestumida
2
2
2
228
Globorotalia ungulata
2
2
2
229
Candeina nitida
2
1*
2
230
Pulleniatina obliquiloculata
2
1*
2
33
ANOMALINIDAE
231
Anomalina ammonoides
3
2
2
232
Anomalina rostrata
3
2
2
233
Anomalina colligera
3
2
2
234
Asterononion strelligrum
2
2
2
235
Cibicides lobatulus
3
2
2
24 Sumber Foto : Inayat
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
PROTOZOA
No. 236
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Cibicides margaritiferus
Suku Jenis
3
2
2
237
Cibicides praecinctus
3
2
2
238
Cibicides robertsonianus
3
2
2
239
Cibicides subhaidingeri
3
2
2
240
Cibicidoides mundulus
3
2
2
34
PLANORBULINIDAE
241
Planorbulina larvata
3
2
2
35
REUSSELLIDAE
242
Reussella simplex
3
2
2
36
SIPHOGENERINOIDIDAE
243
Rectobolivina sp.
3
3
2
244
Siphogenerina nodosaria
3
3
2
37
EPISTOMINIDAE
245
Epistomina
3
2
2
246
Hoeglundina
3
2
2
38
ELLIPSOLAGENIDAE
247
Fissurina sequenziana
3
2
2
248
Oolina globosa
3
2
2
249
Guttulina sp
3
2
2
250
Guttulina lactea
3
2
2
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
25 Sumber Foto : Inayat
Plankton
26
Ceratium bucephalum
Sumber Foto : Arief
PLANKTON
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Plankton adalah biota laut baik tumbuhan maupun hewan yang mempunyai kemampuan renang terbatas. Plankton yang mempunyai kloroplas disebut sebagai fitoplankton sedangkan yang tidak berkloroplas disebut zooplankton. Karena kemampuan renangnya terbatas maka hidupnya tergantung kemana arus laut membawanya pergi, dapat berada di permukaan air, kolom air atau di dasar perairan. Plankton dapat digolongkan berdasar siklus hidupnya, ukurannya dan sebarannya baik horizontal dan vertikal. Berdasarkan siklus hidupnya plankton dibedakan menajdi Holoplankton dan Meroplankton. Holoplankton atau lebih dikenal dengan plankton sejati dimana seluruh siklus hidupnya berupa plankton. Sedangkan meroplankton hanya sebagian siklus hidupnya menjadi plankton dan selanjutnya hidup sebagai Nekton atau menjelma menjadi individu dewasanya. Seperti misalnya udang, ikan dan teripang pada waktu masih larva hidup sebagai plankton. Sebagian besar hewan laut mengalami fase plankton dalam siklus hidupnya. Plankton berdasar ukurannya dapat dibedakan menjadi mega, makro, meso, mikro, nano, piko dan femtoplankton. Dengan variasi ukuran mulai dari megaplankton berukuran lebih dari 20 cm dan femtoplankton kurang dari 0,2 mikron. Sedangkan plankton berdasarkan sebaran horizontalnya dibagi menjadi plankton yang hidup di tepi pantai disebut plankton neritik dan yang berada di laut lepas disebut plankton oseanik. Berdasar sebaran vertikalnya plankton yang hidup di laut dangkal di atas 100 m disebut sebagai epiplankton, sedangkan yang hidup dibawah 100 – 400 meter disebut mesoplankton dan lebih dari 600 meter disebut hipoplankton. Fitoplankton merupakan tumbuhan air yang berukuran relatif kecil, umumnya ber sel tunggal atau membentuk koloni. Pada tumbuhan tingkat rendah sebenarnya sulit untuk dibedakan apakah suatu biota ini masuk tumbuhan atau hewan. Tumbuhan biasanya didifinisikan secara sederhana yaitu biota yang mempunyai klorofil dan tidak mempunyai alat gerak. Beberapa fitoplankton disamping mempunyai kloropil atau kloroplas, juga mempunyai alat gerak yang berupa silia atau flagela sehingga dapat bergerak bebas.
Keanekaragaman jenis fitoplankton sangat tinggi dan kerapatan yang sangat bervariasi antar lokasi. Pada kerapatan yang sangat tinggi fitoplankton dapat menentukan warna air laut tergantung dari pigmen yang dikandungnya. Warna air laut dapat berubah menjadi hijau pekat jika fitoplankton yang mengandung pigmen hijau dan tumbuh subur dengan kerapatan yang sangat tinggi. Fitoplankton hidup tersebar hampir di seluruh perairan laut di dunia. Kerapatan dari fitoplankton umumnya lebih besar di daerah pesisir. Di tengah laut yang sangat luas pada umumnya kerapatan akan berkurang seperti misalnya di Laut Sargasso dapat dikatakan sebagai padang pasirnya lautan. Oleh karena kerapatan fitoplankton yang sangat rendah sehingga menyebabkan kejernihan lautnya sangat tinggi. Di Indonesia hampir semua perairan ditumbuhi dengan fitoplankton dengan kerapatan yang 27
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
tinggi terutama di wilayah pesisir atau di daerah upwelling. Pada pantai yang dekat dengan kota besar atau daerah muara sungai kerapatan fitoplankton menjadi sangat tinggi bahkan sering terjadi ledakan populasi fitoplanton atau yang lebih dikenal dengan utrofikasi. Penyebab terjadinya utrofikasi oleh karena adanya pengakayaan nutrien seperti fosfat dan nitrat yang berasal dari darat atau dari proses upwelling. Tingginya fosfat dan nitrat dari daratan biasanya berhubungan adanya pencemaran yang berasal dari air buangan rumah tangga, industri, pertanian atau adanya pembukaan hutan. Siklus hidup fitoplankton relatif pendek tergantung dari jenisnya. Pada umumnya fitoplankton siklus hidupnya dalam hitungan jam sampai hari, kopepoda dalam hitungan 7 – 10 hari dan makroplankton dalam hitungan minggu atau bulan (Hays et al, 2005). Perkembangbiakan pada umumnya dilakukan dengan cara membelah diri yang pada umumnya dimulai dengan terjadinya pembelahan inti sel dan diikuti dengan pembagian sitoplasma dan pembentukan dinding sel. Kecepatan pembelahan bervariasi dalam hitungan jam atau hari.
Manfaat Fitoplankton
Fitoplankton mempunyai manfaat yang besar sebagai produsen primer, sebagai pendingin suhu dunia dan makanan kesehatan. Fitoplakton dapat bertindak sebagai produsen primer dalam rantai makanan. Fitoplankton dapat menyerap energi matahari dan senyawa anorganik dan merubahnya menjadi senyawa organik melalui proses fotosintesa. Senyawa organik ini merupakan makanan bagi biota yang lebih tinggi. Fitoplankton merupakan penyedia makanan bagi sekitar 65% dari ikan-ikan dan hewan laut lainnya. Sebagai contoh cont sebagian besar hewan laut tergantung dari plankton mulai dari hewan bentik seperti koral, kor sponge, tunicata, moluska, dan ikan dari yang yan kecil hingga paus yang berukuran sangat besar hidupnya tergantung dari plankton. bes Perlu Per diingat bahwa hewan terbesar di dunia saat saa ini adalah blue whale yang panjangnya dapat da mencapai 30 meter dengan berat dapat mencapai m 150 ton menggantungkan hidupnya dari da plankton. ides
zschio nema nit
Thalassio
ilesii iscus wa
Coscinod
28
Jenis Je zooplankton yang mempunyai peran sangat sa besar di laut adalah kopepoda oleh karena k jenis ini mendominasi biomasa zooplankton z yang ada di laut. Sebaran kopepoda k mulai dari daerah air tawar, daerah pasang p surut hingga di laut bebas. Kopepoda merupakan makanan utama berbagai hewan-hewan laut. Sebagai rantai makanan tingkat kedua setelah fitoplankton kopepoda juga memegang peran penting dalam
PLANKTON
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Coscinodicus oculus-iridis Sumber Foto : Arief
menentukan kesuburan perairan dan sebagai pengontrol populasi nyamuk di daerah magrove karena kopepoda memangsa telur dan larva nyamuk. Namun disamping manfaat yang besar dari kopepoda adapula yang bersifat parasit pada ikan dan biota budidaya lainnya. Kopepoda yang bersifat parasit sering menyebabkan kerugian bagi nelayan pembudidaya. Dalam proses fotosintesa fitoplankton juga menyerap CO2 yang terlarut di laut yang pada gilirannya dapat mengurangi konsentrasi CO2 di dunia. Kemampuan fitoplankton menyerap karbon sama dengan kemampuan hutan tropis. Oleh karena itu fitoplankton juga dikenal sebagai “invesible forest” atau hutan yang tidak terlihat tetapi nyata perannya. Peran yang tidak kalah penting fitoplankton bagi kehidupan manusia secara langsung adalah sebagai makanan kesehatan. Beberapa jenis spirulina telah banyak dimanfaatkan untuk makanan kesehatan oleh karena mengandung zat aktif. Berbagai jenis fitoplankton dan zooplankton telah banyak dibudidayakan sebagai pakan hidup bagi anakan ikan, moluska, udang dan biota budidaya lainnya. Pada akhir-akhir ini banyak peneliti mencari energi alternatif dan salah satu pilihan adalah memanfaatkan kandungan lemak yang ada di fitoplankton dan zooplankton. Beberapa fitoplankton mengandung lemak yang cukup tinggi sehingga fitoplankton yang dibudidayakan secara masal dengan densitas yang tinggi dapat menghasilkan biofuel. 29
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Beberapa jenis fitoplankton dapat dibudidayakan secara monospesies sedangkan yang lain lebih cocok ditumbukan secara multispesies. Beberapa jenis plankton disamping mempunyai kadungan lemak e lik yang tinggi juga mengandung na ri Globige zat pati. Sehingga budidaya plankton jenis ini secara to : Arief Fo r be masal dan skala besar m Su dapat bermanfaat untuk diambil lemaknya sebagai biofuel dan kemudian ampasnya yang mengandung pati difermentasikan untuk dijadikan alkohol. Sehingga plankton dapat dipakai sebagai sumber minyak dan alkohol. Saat ini negara maju sedang berlomba untuk memperoleh alternative energy dari biota hidup dan salah satunya adalah biofuel dari plankton. Mereka berlomba untuk mencari jenis fitoplankton yang mempunyai kandungan lemak atau pati yang tinggi dan mudah serta dapat ditumbuhkan dalam densitas yang tinggi. Mereka juga sedang berlomba untuk mendapatkan teknologi untuk dapat membudidayakan sekaligus memanen fitoplankton yang efisien dan efektif. Disamping plankton mempunyai manfaat yang sangat besar sebagai makanan biota laut yang lain atau yang mempunyai ukuran tubuh yang lebih besar, beberapa plankton juga ada yang menghasilkan racun yang merugikan baik untuk ikan atau organisme laut lainnya bahkan juga dapat menyebabkan kematian bagi manusia. Plankton yang masuk dalam katagori ini adalah biasa disebut sebagai plankton penyebab ”harmful algal bloom” (HAB). Ledakan populasi dari algae jenis ini dapat menyebabkan eutropikasi, berkurangnya konsentrasi oksigen dalam air secara dratis atau adapula yang menghasilkan racun yang mematikan. Sejauh ini telah diidentifikasi jenis-jenis plankton yang merugikan yang dapat dikatagorikan dalam lima group : (1). Jenis plankton yang menghasilkan racun yang dapat menyebabkan paralisis. (2). Jenis plankton yang menghasilkan racun yang dapat menyebabkan amnesia (3). Jenis plankton yang menghasilkan zat ciguatoxin yang dapat menyebabkan alergi (4). Jenis plankton yang kadang dapat menyebabkan terjadinya red tide dan kematian ikan dan biota laut lainnya. (5). Jenis plankton yang selalu berasosiasi dengan kejadian eutropikasi dan kerusakan lingkungan.
Nilai Ekonomis Komersial
Berkembangnya usaha budidaya ikan udang dan biota laut lainnya menjadikan plankton mempunyai nilai ekonomis yang cukup baik. Para pembudidaya sering dipusingkan oleh tingkat kematian yang tinggi pada saat hewan-hewan budidaya baru menetas atau pada saat masih dalam tahapan larva. Hal ini disebabkan belum ditemukannya makanan yang tepat. Larva-larva ini butuh makanan hidup 30
PLANKTON
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
yang ukurannya kecil agar tidak mati kelaparan. Oleh karena itu saat ini banyak dikembang biakan murni phyto dan zooplankton yang dapat dijadikan sebagai pakan hidup. Biakan murni ini saat ini telah tersedia dan sudah memasuki pasaran. Biakan murni phytoplankton dan zooplankton dari jenis Chaetoseros sp, Tetraselmis sp, Dunhaliela sp dan Isochrysis sp yang biasa dijual dalam bentuk biakan murni dalam kemasan 10, 100 atau 1000 ml. Harga jenis biakan murni ini sangat bervariasi tergantung jenisnya namun harga rata-rata sekitar Rp 200.000/100 ml. Disamping itu makanan larva yang berupa zooplankton biasanya dijual dalam bentuk cyst atau telur. Salah satunya adalah makanan larva hewan budidaya yang berupa Artemia. Artemia dijual Rp 525.000/500gr.
Keanekaragaman jenis fitoplankton
Fitoplankton yang umumnya dijumpai di perairan Indonesia adalah dari Kelas Bacillariophyceae dan Dinophycea. Dari kedua kelas tersebut yang paling banyak dijumpai adalah dari kelompok Diatom dan Dinoflagellata. Diatom dapat dijumpai dimana saja mulai dari daerah pesisir hingga di laut yang dalam. Jenis yang masuk dalam kelompok diatom diperkirakan ada sekitar 1400-1800 jenis dan di Laut Jawa dijumpai sekitar 127 jenis diatom (Nontji, 2008). Dinoflagellata merupakan kelompok fitoplankton yang umumnya dapat menyebabkan terjadinya ”Harmful Algal Bloom” (HAB) yaitu kejadian dimana terjadi ledakan populasi jenis dinoflagelate yang disertai dengan pengeluaran toksin. Dinoflagellata ada yang hidup bersimbioase dengan karang, sponge, moluska secara mutualistik. Kelompok yang dominan di laut dari dinoflagellata antara lain Porocentrum, Peridinium, Gymnodinium, Noctiluca, Ceratium, Ornithocercus, Amphisolenia, Ceratocorys (Nontji, 2008). Kopepoda kita ambil sebagai wakil zooplankton yang merupakan anggota dari kelas krustasea filum Athropoda dengan ukuran antara 0,5-2 mm. Seperti krustasea lainnya kulit dari tubuhnya terdiri dari chitin. Siklus hidup berkisar antara 10-50 hari dengan melewati fase Naupilus dan kopepit sebanyak enam kali. Kopepoda terdiri dari 200 suku, 1650 marga dan ada sekitar 11.500 jenis (Mulyadi 2010). Beberapa kopepoda yang bersifat parasit antara lain Cyclopodia, Harpacticoida, Notodelphyoida, Monstrilloida, Caligoida dan Lernaeopodidae. Jumlah jenis yang tercatat dari periran Indonesia sebanyak 350 jenis 90 jenis termasuk dalam anggota kalanoid Status dan 49 jenis dari Pontellid yang merupakan jenis Perlindungan kopepoda yang mendominasi laut Indonesia. (Mulyadi 2010). Plankton belum masuk dalam daftar biota yang Sebagai Catatan: Oleh karena plankton tidak masuk dilindungi baik dari dalam katagori taksa pengelompokan kedalam pemerintah Indonesia plankton berdasar sifat hidupnya maka dibawah bab maupun dalam CITES. plankton hanya disajikan list species fitoplankton saja. Sedangkan kopepoda, isopoda di kembalikan pada pengelompokan berdasar taksa yaitu berada di bawah krustasea. 31
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 3. Daftar jenis Fitoplankton yang biasa ditemukan di perairan Indonesia (Verifikator: Hikmah Toha, Nurul Fitria, Arief ) No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
5
5
DIATOMAE 1
ACHNANTHACEAE
1
Coconeis sp.
2
ASTEROLAMPRACEAE
3
Asterolampra sp.
5
3
Corethron sp.
4
3
2
1
4
3
4 3
BACILLARIACEACE
5
Bacillaria sp. BACTERIASTRACEAE
32
6
Bacteriastrum sp.
4
BIDDULPHIACEAE
6
Climacodium sp.
4
3 2
7
Ditylum sp.
4
8
Hemiaulus sp.
3
1
9
Odontela sp.
4
2
10
Streptotheca sp.
4
3
11
Triceratium sp.
5
4
4
CHAETOCERACEAE 1
1
12
Chaetoceros sp.
5
COSCINODISCACEAE
13
Coscinodiscus sp.
1
1
14
Planktoniella sp.
5
3
5
3
4
3
6
DICTYOCHACEAE
15
Distephanus sp.
7
EUCAMPIACEAE
16
Eucampia sp.
8
FLAGILARIACEAE
17
Thalassiothrix sp.
3
2
18
Thalassionema sp.
3
2
19
Flagillaria sp.
5
3
20
Asterionella sp.
4
2
21
Diatoma hyalina
6
5
9
GLOBIGERINIDAE 6
5
22
Acanthometron sp.
10
LEPTOCYLINDRACEAE
23
Corethron sp.
4
3
24
Lauderia sp.
3
1
25
Leptocylindrus sp.
3
3
NILAI EKONOMIS
PLANKTON
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Ceratium macroceros Sumber Foto : Arief
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
11
MELOSIRACEAE
26
Melosira sp.
4
3
27
Stephanopyxis sp.
4
3
12
NAVICULACEAE
28
Navicula sp.
4
3
29
Pleurosigma sp.
4
2
30
Stigmophora sp.
6
3
31
Gyrosigma sp.
4
3
32
Diploneis sp.
5
4
5
3
13
NITZSCHIACEAE
33
Amphora sp.
34
Nitzschia sp.
2
1
35
Surirela sp.
4
3
14
RHIZOSOLENIACEAE
36
Dactyliosolen
4
3
37
Rhizosolenia sp.
2
1
15
SKELETONEMACEA
38
Guinardia sp.
3
2
1
1
5
3
5
2
39
Skeletonema sp.
16
STELLARIMACEACE
40
Glassleriella sp.
17
SURIRELLACEAE
41
Campylodircus sp.
18
THALASSIOSIRACEA
42
Hemidiscus sp.
4
3
43
Thalassiosira sp.
2
1
NILAI EKONOMIS
33
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Dactyliosolen phuketensis Sumber Foto : Arief
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
4
3
4
3
DINOFLAGELLATA
34
19
CERATOCORYACEAE
44
Ceratocorys sp.
20
DINOPHYSIACEAE
45
Ornithocercus sp.
21
DINOPHYTA
46
Alexandrium sp.
5
4 4
47
Amphizolenia sp.
4
48
Ceratium sp.
3
1
49
Diplopsalis sp.
5
4
50
Dinophysis sp.
4
2
51
Gambierdiscus sp.
4
3
52
Gymnodinium sp.
4
3
53
Gonyaulax sp.
4
3
54
Noctiluca sp.
4
3
55
Oxytoxum sp.
5
4
56
Ostreopsis sp.
5
4
57
Pyrocystis sp.
4
3
58
Pyrophacus sp.
3
3 4
59
Pyrodinium sp.
4
60
Protoperidinium sp.
3
1
61
Prorocentrum sp.
5
2
62
Scriepsiella sp.
5
4
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA 35
No.
Suku Jenis
22
HALOSPHAERACEA
63
Dictyocha sp.
23
OSCILLATORIACEA
64
Trichodesmium sp.
24
PODELAMPACEAE
65
Podelampas sp.
25
RAPHIDOPHYTA
66
Chattonella sp.
KELIMPAHAN
SEBARAN
5
4
2
2
4
3
5
4
NILAI EKONOMIS
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
Asteromphalus elegans Sumber Foto : Arief
Porifera
36
Kallypilidion sp.
PORIFERA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Biologi
Filum Porifera lebih dikenal orang dengan nama Sponge. Sponge merupakan hewan yang hidup di laut dan di air tawar tersebar di seluruh perairan mulai dari daerah kutub sampai daerah tropis. Sedangkan sebaran vertikalnya mulai dari rataan terumbu yang dangkal sampai kedalaman 1000 meter. Sponge dari kelas Hexactinellida atau yang lebih dikenal dengan sponge gelas yang transparan hidup pada kedalaman antara 200-1000 meter. Sponge dapat hidup mulai dari tempat yang kotor sampai di tempat yang jernih atau mulai dari tempat yang tenang hingga tempat yang berarus. Sponge merupakan hewan yang sangat sederhana yang merupakan peralihan dari hewan bersel tunggal menuju hewan tingkat tinggi namun belum mempunyai organ dan sistem syaraf. Sel dari sponge hanya terdiri dari sel pinacocyte, sel choanocyte yang dicirikan dengan adanya flagella dan struktur leher baju, serta sel amoebocyte. Kerangka tubuh sponge dibentuk dari spikula atau serat spongin tergantung dari jenisnya. Sebagian spikula berbahan dasar CaCO3, silikat atau serat spongin atau campuran antara silikat dan spongin. Cara sponge makan adalah dengan cara menyaring air laut dalam jumlah yang sangat besar. Air Laut mengalir melalui poripori yang saling berhubungan dan aliran air terjadi karena adanya gerakan flagela. Partikel-pertikel makanan yang kecil, plakton, bakteri dan detritus melewati pori akan ditangkap oleh cilia dan flagella ketika melewati system kanal dan ruangan. Bentuk sistem kanal dan ruangan yang sangat khas yang disebut menurut bentuknya antara lain asconoid, syconoid dan leuconoid. Sponge hidup melekat sebagai hewan bentik membentuk koloni dengan bentuk yang sangat bervariasi dari bentuk membulat, panjang, berbentuk cawan atau mempunyai bentuk merayap. Ukurannya juga sangat bervariasi dari yang hanya beberapa centimeter hingga beberapa meter. Warna sangat bervariasi hampir semua jenis warna dapat ditemukan pada jenis sponge.
Perkembangbiakan sponge dilakukan dengan menghasilkan sel telur dan sperma, atau dengan jalan pertunasan atau pemebelahan. Sponge biasanya berbetuk koloni dan individu sponge dapat terdiri dari hewan jantan atau betina dan hermaprodite. Beberapa sponge melepaskan sel telur dan sperma dan pembuahan terjadi di kolom air. Kemudian anakan akan berenang bebas untuk sementara sebelum menemukan tempat yang cocok untuk melekat. Sedangkan beberapa jenis sponge yang lain fertilisasi terjadi dalam tubuh induknya yang kemudian dierami untuk sementara dan dilepaskan oleh induknya telah berupa anakan yang siap untuk melekat. Oleh karena itu anakan sponge biasanya menempel pada subtrat tidak jauh dari induknya.
37
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Sebaran sponge, hampir dapat ditemukan di seluruh perairan Indonesia. Sponge dapat hidup mulai rataan terumbu hingga kedalam 60 meter, pada subtrat yang berlumpur, pasir dan karang mati serta di bawah hutan mangrove. Sponge juga dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang keruh hingga daerah yang jernih dengan salinitas rendah hingga salinitas yang cukup tinggi. Sponge tumbuh sangat baik di danau air asin. Penelitian yang dilakukan di danau air asin Kakaban dan Maratua di Berau, Kalimantan timur berhasil ditemukan sebanyak 115 jenis sponge dan 33 diantaranya merupakan jenis yang sebarannya hanya di danau Kakaban (Becking et al 2012).
Peran dan Manfaat sponge
Sponge mempunyai fungsi dan peran secara ekologi sebagai pembersih air laut oleh karena cara mereka hidup dengan menyaring air dengan jumlah volume yang sangat besar jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya. Disamping itu dalam siklus makanan sponge mempunyai peranan dalam menyediakan menyed makanan bagi berbagai jenis ikan dan penyu. pe Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa bebera jenis sponge merupakan makanan penyu. penyu
Callyspongia
Disamping Disam sponge mempunyai fungsi ekologis, sponge spong juga dapat dimanfaatkan secara langsung langs yaitu sebagai bahan obat-obatan dan untuk peralatan mandi. Beberapa jenis sponge dipanen dipan lalu dikeringkan dan dibersihkan dan dijual dijua untuk penggosok badan pada waktu kita mandi. Sponge juga mengandung banyak subtansi aktif yang mempunyai potensi subt sebagai obat-obatan bagi manusia. Sejak seb pertama kali ditemukan pada tahun 1950 per sponge spo jenis Cryptotethya crypta ditemukan mengangdung me substansi aktif anti bakteri (Bergmann (Be and Feeney, 1950). Sejak itu hingga saat ini telah ditemukan kurang lebih hin sebanyak 3.500 subtansi aktif yang berhasil se diisolasi di dari sekitar 475 jenis sponge yang ya hidup di laut. Pada tahun–tahun selanjutnya se berbagai subtansi aktif yang lain la ditemukan seperti misalnya Ara-A sebagai s obat anti virus, Ara-C sebagai obat o untuk Leukimia (Newman and Cragg 2004).
sp.
Mononchora
sp.
Mulai dari identifikasi adanya subtansi aktif di dalam tubuh sponge hingga dapat dimanfaatkan sebagai obat 38
Mononchora
sp.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
PORIFERA
Tabel 4. Contoh daftar substansi aktif yang dapat diekstrak dari sponge Indonesia untuk obat-obatan. (Sumber : Rahmaniar 2004.). No 01
Manfaat aktif
Nama substansi aktif Barangamide
Nama sponge
Sumber
Anti bacteria
Aaptos aaptos.
Rahmaniar 2004
02
Brianthein A
MDR
Briareum sp.
Rahmaniar 2004
03
Demethylaaptamin
Anti kanker
Aaptos sp.
Rahmaniar 2004
04
Floresolides
Anti kanker
Aplidium
Rahmaniar 2004
05
Isomisakonolide
Anti kanker
Theonella swinhoei
Rahmaniar 2004
06
Lanlimalide
Anti kanker
Fasciospongia ramose
Rahmaniar 2004
07
Latrunculin
Anti kanker.
Fasciospongia ramosa
Rahmaniar 2004
08
Lembehyne
MDR
Halicona sp.
Rahmaniar 2004
09
Melophline A
Anti kanker
Melophlus sarrassinorium.
Rahmaniar 2004
10
Melophline B
Anti kanker
Melophlus sarrassinorium.
Rahmaniar 2004
11
Misakonolide
Anti kanker
Theonella swinhoei
Rahmaniar 2004
12
Neolacilimalide
Anti kanker
Fasciospongia ramose
Rahmaniar 2004 Rahmaniar 2004
13
Newscalarene sesterpenes
Anti kanker
Phyllospongia sp.
14
Newsmereose squiterpenses
Anti kanker
Aplidium longithorax
Rahmaniar 2004
15
Sarasinoside A
Anti kanker
Melophlus sarassnorum
Rahmaniar 2004
16
Spongian diterpenes
Anti kanker
Nudi branch ardeodoris
Rahmaniar 2004
17
Swinholide A
Anti kanker
Theonella swinhoei
Rahmaniar 2004
18
Theonellapeptolide
Anti kanker
Theonella swinhoei
Rahmaniar 2004
MDR : Multi Drug Resistance
memerlukan proses dan waktu yang sangat panjang yaitu sekitar 20 tahun. Disamping kemampuan sponge sebagai bahan obat-obatan, beberapa jenis sponge juga mempunyai kemampuan sebagai bahan ”anti fouling” (anti biota penempel), sebagai bahan pelindung ultra violet dan anti predator (Zea et al 1999). g tinggi gg dengan g bentuk koloni sangat g bervariasi,, Sponge mempunyai nilai estetika yang ran sangat kaya akan warna dan ukuran ge oleh karena itu beberapa jenis sponge juga dimanfaatkan untuk hiasan di akuarium. Di alam keindahan bentuk, k, ukuran dan warna sponge sangatt variatif dan sangat indah sehingga a merupakan daya tarik tersendiri untuk suatu lokasi penyelaman. Lokasi yang selalu berarus dengan dinding tubir yang terjal, tegak atau dinding yang menggantung dengan gua-gua kecil merupakan tempat yang disukai sponge.
39
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Nilai Ekonomis Komersial
Jenis sponge yang mempunyai nilai ekonomis secara langsung hampir-hampir tidak ada kecuali Spongia offiocinalis. Jenis sponge ini dijual secara langsung yang biasanya digunakan untuk peralatan mandi yaitu untuk menggosok badan pada waktu mandi. Sponge ini biasanya dijual di toko-toko “body shop” dengan label “natural product”, harga sponge ini sekitar U$ 1/gr (harga ini dilihat di toko body shop di Singapore tahun 2013). Kebanyakan sponge nilai ekonomisnya ditentukan oleh substansi aktif yang dikandungnya, sehingga sulit menentukan harga untuk suatu jenis sponge. Namun potensi untuk mempunyai nilai ekonomis sangatlah besar. Tabel 4 merupakan daftar jenis sponge yang telah diketahui mempunyai substansi aktif yang berasal dari Indonesia dan dapat dikembangkan untuk mengatasi kanker dan penyakit infeksi baik dari bakteri dan virus.
Keanekaragaman jenis
Taksonomi sponge yang terakhir dan disepakati oleh ahli sistematika porifera dapat dijumpai dalam bukunya Hooper dan Van Soest, 2002. Sponge termasuk dalam Filum Porifera yang terdiri dari empat kelas, tujuh subkelas, 25 ordo, 127 suku dan 682 marga (Hooper and van Soest 2004). Kelas Calcarea adalah sponge yang spiculanya terbetuk dari kalsium karbonat (kalkareus). Kelas Hexactinellida dengan spikula terdiri dari serat silikat yang hidup di laut dalam. Kelas Desmospongiae adalah sponge yang spikulanya terdiri dari serat spongin yang sebagian besar hidup di daerah yang dangkal hingga kedalam lebih dari 20 meter. Kelas Sclerospongiae adalah sponge yang unik jumlah spesiesnya sedikit dan spikulanya terdiri dari campuran antara CaCO3, serat spongin dan serat silikat. Klasifikasi sponge hingga saat ini masih berdasarkan bentuk morfologi luar dan karakter spikulanya. Sampai saat ini ada sekitar 5500 jenis sponge yang telah diidentifikasi yang sebagian besar termasuk dalam kelas Demospongiae (Levi, 1998). Mengingat sebaran sponge yang sangat luas baik secara horisontal maupun vertikal dan masih sedikitnya daerah yang telah dieksplorasi maka diperkirakan jumlah sponge yang ada di dunia sekitar 15.000 jenis (Hooper and Levi 1994). Belum banyak studi sponge di Indonesia bahkan sampai saat Indonesia belum mempunyai peneliti yang ahli tentang klasifikasi sponge. Keanekaragaman jenis sponge di Indonesia diperkirakan akan mengikuti biota yang lain artinya Indonesia akan menjadi pusat keanekaragaman jenis sponge. Jumlah sponge di Indonesia hingga saat ini sekitar 850 jenis (De Voogd and Van Soest 2002). Sebagai contoh jenis sponge yang ditemukan di sekitar kepulauan supermonde Makasar 151 jenis termasuk dalam 68 genera dan 37 suku (De Voogd 2005). Masih terbatasnya tempat yang diamati dan masih sedikitnya peneliti yang menaruh perhatian pada sponge menyebabkan ditempat yang paling Status mudah dijangkaupun masih dapat ditemukan Perlindungan jenis baru dari sponge. Seperti contoh penelitian yang dilakukan di sekitar Makasar di Pulau-pulau Semua jenis sponge Supermonde telah ditemukan 3 jenis baru Petrosia belum ada yang masuk alfiani, Petrosia hoeksemai dan Callyspongia biru dalam appendik CITES (De Voogd 2005). dan belum masuk dalam biota yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia. 40 40
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
PORIFERA
Tabel 5 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Sponge yang ditemukan di Indonesia (Verifikator : Aryono, Sumber : de Voogd 2005, Levi 1998. Dawson in press) No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
1
ACARNIDAE
1
Acarnus bicladotylotus
4
1
4
1
2
Zyzzya fuliganosa
2
AGELASIDAE
3
Agelas braekmani
4
3
4
Agelas cavernosa
3
2
5
Agelas ceylonica
3
2
6
Agelas nemoechinata
4
3
7
Agelas nakamurai
3
3
3
ANCORINIDAE
8
Ancorina sp.
9
Echionemia acervus
4
2
10
Jaspis splendens
4
2
11
Melophlus sarassinorum
3
2
12
Penares sollasi
4
3
13
Rhabdastrella globostellata
3
1
14
Rhabdastrella sp.
15
Stelletta clavosa
3
2
3
2
5
2
16
Stelletta sp.
4
APLYSINELLIDAE
17
Aplysinella strongylata
18
Suberea sp.
5
AXINELLIDAE
19
Dragmacidon australe
20
Phakellia sp.
21
Phakellia stipitata.
3
3
22
Phycopsis aff. fusiformis
5
3
23
Ptilocaulis spiculifer.
4
2
24
NILAI EKONOMIS
AI
Reniochalina sp.
6
CALLYSPONGIIDAE
25
Callyspongia (Cladochalina) aerizusa
2
1
26
Callyspongia (Cladochalina) pseudoreticulata
3
2
27
Callyspongia (Cladochalina) samarensis
3
2
28
Callyspongia (Cladochalina) aff. confoederata
4
2
29
Callyspongia (Cladochalina) aff. subarmigera
3
2
30
Callyspongia (Euplacella) biru
4
1
31
Callyspongia fibrosa.
3
1
32
Callyspongia (Cladochalina) joubini
3
1
41
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
42
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
33
Callyspongia pseudofibrosa.
4
3
34
Callyspongia (Toxohalina) aff. ramosa
3
2
35
Callyspongia (Euplacella) sp. (black laminar)
36
Callyspongia spp.
7
CHALINIDAE
37
Chalinula confusa
3
2
38
Chalinula hooperi
3
2
3
2
4
2
5
3
39
Chalinula nematifera
40
Chalinula sp.
41
Cladocroce acuelata
42
Cladocroce sp.
43
Haliclona acoroides.
44
Haliclona (Gellius) amboinensis
1
2
45
Haliclona (Gellius) cymaeformis
3
2
46
Haliclona (Reniera) fascigera
3
2
47
Haliclona koremella
3
2
48
Haliclona (Reniera) osiris
3
2
49
Haliclona spp.
50
Haliclona turquoisia
5
3
51
Haliclona (Halichoclona) vanderlandi
4
3
8
CHONDRILLIDAE
52
Chondrosia chucalla
5
2
9
CHONDROPSIDAE
53
Chondropsis sp.
54
Chondrilla acanthastra
5
3
55
Chondrilla australiensis
4
2
10
CLATHRINIDAE
56
Clathrina sp.
11
CLIONAIDAE
57
Cliona albimarginata
5
2
58
Cliona favus
4
2
59
Cliona euryphylla.
5
3
60
Cliona liangae
4
2
61
Cliona utricularis
4
2
62
Cliona sp.
4
2
63
Cliothosa dichotoma
4
3
64
Cliothosa hancocki.
4
2
65
Pione vastifica.
3
3
66
Spheciospongia congenera
2
3
67
Spheciospongia globularis
3
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
PORIFERA
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
68 69
Spheciospongia inconstants
1
1
Spheciospongia vagabunda
1
70
Spheciospongia sp.
1
12
COELOSPHAERIDAE
71
Lissodendoryx (Acanthodoryx) fibrosa
4
2
5
2
13
CRAMBEIDAE
72
Monanchora dianchora
73
Monanchora sp.
74
Monanchora ungiculata.
5
2
75
Monanchora viridis
4
2
14
CRELLIDAE
76
Crella spinulata
3
3
3
3
77
Crella papillata
15
DARWINELLIDAE
78
Chelonaplysilla violacea.
3
3
79
Dendrilla lacunosa
4
2
80
Dendrilla lendenfeldi
4
2
81
Dendrilla mertoni
4
2
82
Dendrilla rosea
4
2
16
DESMACELLIDAE
83
Biemna aff. humilis
5
2
84
Biemna fortis
3
2
85
Biemna fistulosa.
4
2
86
Biemna trirhaphis
4
2
4
2
4
2
3
2
17
DESMANTHIDAE
87
Desmanthus rhabdophorus
18
DICTYONELLIDAE
88
Acanthella cavernosa
89
Acanthella sp.
90
Liosina paradoxa
91
Liosina sp.
92
Stylissa carteri
1
1
93
Stylissa flabelliformis
4
2
94
Stylissa massa
1
1
95
Svenzea devoogdae
4
3
96
Scopalina sp.
3
2
19
DICTYODENDRILLIDAE
97
Dictyodendrilla sp.
20
DYSIDEIDAE
98
Dysidea arenaria
NILAI EKONOMIS
AF
AT
AT
43
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 20
44
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
AT
DYSIDEIDAE
97
Dysidea arenaria
3
2
98
Dysidea frondosa
3
2
3
2
5
3
1
1
99
Dysidea granulosa
100
Dysidea spp.
101
Euryspongia lobata.
102
Euryspongia sp.
103
Lamellodysidea herbacea
21
ESPERIOPSIDAE
104
Ulosa aff. ada
3
2
105
Ulosa stuposa
3
2
22
GEODIIDAE
106
Erylus aff. lendenfeldi
5
3
107
Geodia phipinnensis.
5
3
108
Geodia sphaeroides.
4
2
109
Geodia sp. (white massive)
23
HALICHONDRIIDAE
110
Amorphinopsis excavans
4
2
111
Axinyssa aplysinoides
4
2
112
Axinyssa aff. aculeata
5
3
113
Axinyssa cavernosa
3
1
114
Axinyssa mertoni
4
2
5
3
3
3
5
3
5
3
115
Axinyssa terpnis
116
Axinyssa spp
117
Halichondria (Halichondria) cartilaginea
118
Halichondria (Halichondria) sp.
119
Hymeniacidon sp.
120
Spongosorites porites
121
Topsentia sp.
24
HALISARCIDAE
122
Halisarca cerebrum.
25
HETEROXYIDAE
123
Didiscus aceratus
4
2
124
Didiscus anisodiscus
4
2
125
Myrmekioderma dendya
4
3
126
Myrmekioderma granulatum
4
2
127
Myrmekioderma pacificum
4
3
128
Higginsia anfractuosa.
5
3
129
Higginsia mixta.
4
2
130
Higginsia sp.
TA
PORIFERA
No. 26
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
IOTROCHOTIDAE
131
Iotrochota baculifera
3
2
132
Iotrochota purpurea
3
2
27
IRCINIIDAE
133
Ircinia ramosa
1
1
134
ircinia irregularis
1
1
135
Ircinia spp.
28
ISODICTYDIDAE
136
Coelocarteria agglomerans
4
3
137
Coelocarteria singaporensis
3
1
3
2
29
IANTHELLIDAE
138
Ianthella basta Pallas
30
LEUCETTIDAE
139
Leucetta chagosensis
4
2
140
Leucetta primigenia
4
2
5
3
3
2
141
Leucetta prolifera
142
Leucetta sp.
143
Pericharax heteroraphis
161
Pericharax sp.
31
MICROCIONIDAE
144
Clathria (Clathria) basilana
4
2
145
Clathria (Clathria) cf. chelifera
5
2
146
Clathria (Isociella) eccentrica
5
2
147
Clathria (Thalysias) cervicornis
4
2
148
Clatharia eurypa
5
3
149
Clathria micronesia
5
3
150
Clathria mixta
4
2
151
Clathria (Thalysias) reinwardti
1
1
152
Clathria (Thalysias) vulpina
2
1
153
Clathria sp. (laminar encrusting)
154
Clathria spp
155
Echinochalina (Echinochalina) intermedia
4
2
32
MYCALIDAE
156
Mycale (Mycale) armata
4
2
157
Mycale (Naviculina) flagellifera
5
3
158
Mycale (Arenochalina) aff. euplectelloides
5
3
159
Mycale (Mycale) vansoesti
4
3
3
2
160
Mycale sp. (green branching)
161
Mycale spp
33
NIPHATIDAE
162
Amphimedon paraviridis
45
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 163
46
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
Amphimedon sp.
164
Cribochalina dura
3
2
165
Dasychalina fragilis
3
2
166
Gelliodes aff. hamata
4
3
167
Gelliodes callista.
4
3
168
Gelliodes fibulata
3
2
169
Gelliodes petrosioides.
4
3
170
Gelliodes sp. (blue laminar)
1
3
5
3
171
Gelliodes spp.
172
Niphates olemda
173
Niphates spp.
174
Pachychalina sp.
34
PACHASTRELLIDAE
175
Stoeba aff. exostotica
35
PETROSIIDAE
176
Acanthostrongylophora ingens
3
2
177
Neopetrosia exigua
3
2
178
Neopetrosia aff. carbonaria
3
2
179
Neopetrosia spp.
180
Petrosia (Petrosia) alfiani
5
3
181
Petrosia (Petrosia) hoeksemai
2
2
182
Petrosia (Petrosia) nigricans
1
1
183
Petrosia (Petrosia) lignosa
3
2
184
Petrosia (Petrosia) aff. pellasarca
4
2
185
Petrosia (Petrosia) plana
3
2
186
Petrosia (Strongylophora) corticata
2
2
187
Petrosia (Strongylophora) strongylata
2
2
188
Petrosia sp.
189
Xestospongia mammillata
4
2
190
Xestospongia vansoesti
3
1
191
Xestospongia testudinaria
1
1
192
Xestospongia spp.
3
36
PHLOEODICTYIDAE
193
Siphonodictyon sp.
194
Oceanapia incrustata.
5
195
Oceanapia ramsayi
4
3
196
Oceanapia sagittaria
3
2
197
Oceanapia sp.
37
PLACOSPONGIIDAE
198
Placospongia carinata
5
3
NILAI EKONOMIS
PORIFERA
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
3
2
Placospongia mixta
3
2
Placospongia santodomingoae
4
3
198
Placospongia melobesioides
199 200 38
PLAKINIDAE
201
Corticium niger
4
4
202
Plakortis lita
3
2
203
Plakortis nigra
3
2
39
PODOSPONGIIDAE 4
2
204
Diacarnus megaspinorhabdosa
40
PSEUDOCERATINIDAE
205
Pseudoceratina arabica
4
2
206
Pseudoceratina purpurea
2
2
207
Pseudoceratina verrucosa
2
2
41
RASPAILIIDAE 4
2 2
208
Acanthostylotella cornuta.
209
Echinodyctium asperum
3
210
Echinodictyum flabelliformis
4
3
211
Echinodictyum mesenterinum
3
2
212
Echinodictium sp.
213
Endectyon fruticosum
5
4
214
Thrinacophora cervicornis
3
2
42
RHABDEREMIIDAE
215
Rhabderemia sp.
43
SPIRASTELLIDAE
216
Spirastrella ducumbens
5
3
5
2
217
Spirastrella solida
218
Spirastrella sp.
44
SPONGIIDAE
219
Coscinoderma sp.
220
Coscinoderma matthewsi
221
Hippospongia sp.
222
Hyatella intestinalus
223
Hyatella sp.
224
Leiosella ramosa
NILAI EKONOMIS
AM
1
5
3
5
3
4
2
225
Spongia (Spongia) ceylonensis 5
3
2
UM
226
Spongia (Spongia) officinalis
4
2
UM
227
Spongia sp.
AT
45
SUBERITIDAE
228
Aaptos suberitioides
1
1
229
Suberites diversicolor
4
2
47
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 230
48
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
5
3
4
2
4
3
NILAI EKONOMIS
Suberites sp.
231
Pseudosuberites andewsi.
46
SYCETTIDAE
232
Sycon gelatinosum
47
TEDANIIDAE
233
Tedania ignis.
234
Tedania sp.
48
THERECTIDAE
235
Carteriospongia sp. cf. contorta
4
2
236
Carteriospongia flabellifera
4
2
2
2
237
Carteriospongia foliascens
238
Lendenfeldia sp.
239
Phyllospongia alcocornis.
4
3
240
Phyllospongia papyracea
4
2
241
Phyllospongia aff. lamellosa
3
2
242
Strepsichordaia aliena
5
3
49
TETILLIDAE
243
Cinachyrella australiensis
2
2
4
2
244
Cinachyrella sp.
245
Paratetilla bacca
246
Tetilla sp.
50
THEONELLIDAE
AT
247
Theonella cylindrica
2
2
AV
248
Theonella mirabilis
4
2
AT
249
Theonella swinhoei
1
1
51
TETHYIDAE
250
Laxotethya sp.
251
Tethya cf. seychellensis
4
2
252
Tethya robusta
4
2
253
Tethymea tylota
5
3
254
Timea sp.
52
THORECTIDAE
255
Cacospongia mycofijiensis
4
2
256
Dactylospongia elegans
1
2 2
257
Fascaplysinopsis reticulata
4
258
Hyrtios erectus
1
1
259
Hyrtios reticulatus
1
2
5
2
260
Hyrtios sp.
261
Luffariella variabilis
262
Semitaspongia sp.
AC
AFG
AI
PORIFERA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) MANFAAT Jenis Sponge ini telah diketahui mempunyai manfaat : AI : Anti inHamatory AM : Anti Malaria AF : Anti Fouling AT : Anti Tumor AC : Anti Cancer AV : Anti Virus AFG : Anti Fungal UM : Untuk Peralatan Mandi
49
Colenterata
50
Dichotella gemmacea
COLENTERATA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Mendengar filum Coelenterata sering orang tidak tahu tetapi kalau menyebutkan beberapa anggota yang masuk dalam filum ini orang akan segera dapat membayangkan seperti apa biota yang masuk dalam grup ini. Jenis biota yang masuk grup ini antara lain karang batu, ubur-ubur, karang lunak dan akar bahar. Filum ini dapat dijumpai baik di air tawar maupun di laut. Namun yang hidup di air tawar hanya anggota dari kelas hydrozoa saja.
Biologi
Anggota filum Coelenterata merupakan binatang yang sederhana tubuhnya berbentuk seperti tabung dengan rongga perut di tengahnya. Mulut berfungsi juga sebagai anus. Lapisan jaringan tubuhnya terdiri dari tiga lapis yaitu ektoderm, mesoglea dan endoderm. Di dalam ektoderm terdapat sel mucus dan sel nematocyst yang masing-masing berfungsi sebagai alat pembersih dan alat pertahanan diri. Lapisan endoderm di dalamnya terdapat zooxanthella atau dinoflagellata yang bersel tunggal, yang merupakan symbion. Hampir seluruh anggota colenterata bersimbiose dengan zooxanthella. Mesoglea merupakan cairan hyaline yang di dalamnya terdapat sel-sel syaraf dan pada lapisan luarnya terdapat sel-sel otot. Untuk mengenal biologi dari anggota Coelenterata kita ambil contoh binatang karang. Polip karang merupakan binatang karang yang berupa tabung kecil dengan hasil sekresi berupa CaCO3. Reproduksi karang dapat dilakukan secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk tunas baru di dalam atau di luar polip lama. Sedangkan reproduksi seksual dilakukan dengan pertemuan antara sperma dan sel telur. Pertemuan sel telur dan sperma dapat terjadi di luar tubuh karang maupun di dalam tubuh karang oleh karena karang ada yang berupa individu jantan, individu betina dan individu yang bersifat hermaprodit. Pelepasan telur karang yang hidup di daerah tropis dapat terjadi sepanjang tahun. Karang yang hidup di daerah subtropis pelepasan telur terjadi satu kali dalam satu tahun yaitu menjelang bulan purnama atau sesudah bulan purnama di musim panas. Pertumbuhan karang ditandai dengan semakin besarnya ukuran skeleton karang. Bentuk skeleton karang bervariasi tergantung pada jenisnya. Bentuk pertumbuhan ada yang bercabang, padat, merayap, berbentuk seperti daun dan ada yang berbentuk seperti jamur. Pertumbuhan karang tergantung dari nutrisi, pola arus, cahaya dan iklim. Oleh karena itu dalam skeleton karang yang mempunyai pertumbuhan padat akan tergambar adanya lingkaran tahun yang berupa garis gelap dan diikuti garis terang. Setiap garis gelap dan terang ini mewakili pertumbuhan karang dalam kurun waktu satu tahun, dengan menghitung garis gelap terang ini kita dapat mengetahui umur dari karang. Sebaran terumbu karang hanya ada di daerah tropis dan sebagian daerah subtropis. Karang tumbuh dan berkembang hampir di seluruh perairan Indonesia kecuali di daerah yang dekat muara-muara sungai yang besar dan di daerah yang berlumpur. Karang tumbuh dengan baik di tempat yang jernih dan berarus dengan temperatur 28-300C dan salinitas antara 30-33o/00.
51
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Karang dapat bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi karang secara aseksual dilakukan karang dengan cara membentuk tunas di dalam atau di luar individu lama. Disamping itu karang juga dapat mematahkan diri atau melakukan pemecahan diri dari koloni yang lama menjadi beberapa pecahan yang kecil yang kemudian akan tumbuh dan berkembang menyamai ukuran induknya. Secara seksual karang dibedakan menjadi karang yang bersifat jantan, betina atau hermaprodite. Sel telur dan sperma dihasilkan sepanjang tahun untuk karang yang hidup di daerah tropis. Sedangkan karang yang hidup di daerah subtropis pemijahan dilakukan hanya satu kali dalam satu tahun. Proses pemijahan dilakukan pada malam hari menjelang atau sebelum bulan purnama pada saat musim panas.
Manfaat karang Man
harsonoi Acropora su
atyphyla Millepora pl
Manfa karang bagi kehidupan manusia secara Manfaat langsung tidak terlalu besar namun manfaat langsu secara tidak langsung dan manfaat secara secar ekologis sangat besar. Batu dan pasir yang ekolo berasal dari karang dapat dipakai sebagai beras bahan bangunan untuk pondasi rumah dan baha jalan. Batu karang juga dipakai sebagai bahan jalan untuk membuat kapur tohor dan bahan hiasan untu akuarium. Manfaat secara tidak langsung, akua terumbu karang berfungsi sebagai pelindung teru pantai dari hempasan ombak dan dapat dipakai pan sebagai sarana rekreasi karena keunikan dan seb keindahan panorama bawah laut. Sebagai kein bahan obat-obatan dan kosmetika, kandungan bah S 320 3 yang ada dikarang merupakan bahan anti sinar UV. Manfaat karang secara ekologis an adalah sebagai tempat bertelur, memijah dan ad membesarkan berbagai biota yang hidup m berasosiasi dengan karang. Terumbu karang be merupakan filter air laut yang terbesar yang m dapat membersihkan berbagai zat organik d maupun anorganik. Terumbu karang sebagai m ssumber bahan makanan bagi ikan dan biota llainnya. Karang juga dapat menyerap CO2 dan dapat dipakai sebagai pencatat iklim d masa lalu. m
Nilai Ekonomis Komersial Tubastrea
52
faulkneri
Nilai ekonomis karang secara langsung relatif tidak besar. Koloni karang dijual sebagai batu karang untuk bahan
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
COLENTERATA
Tabel 6. Daftar harga beberapa jenis karang batu dan karang lunak yang dijual untuk Aquarium. Harga Karang Lunak yang dijual untuk Aquarium. Harga ditingkat Eksportir No
Nama ilmiah
Harga (US $)
1
Acanthastrea spp.
35
2
Acropora spp.
12
3
Caulastrea spp.
14
4
Discossoma spp.
2
5
Echinopora spp.
18
6
Euphyllia ancora
22
7
Euphyllia glabresscesns
8
8
Fungia spp.
6
9
Heliofungia actiniformis
9
10
Ricordea spp.
8
bangunan seperti untuk pondasi rumah, pondasi jalan dan dinding rumah. Harga untuk bahan bangunan bervariasi tergantung lokasinya yaitu berkisar antara Rp 38.000 - Rp 150.000. Karang juga dipakai untuk membuat kapur tohor untuk campuran bahan bangunan. Kapur dari koloni karang diminati pembeli oleh karena harganya lebih murah dibandingkan dengan kapur yang berasal dari batu gamping gunung. Di daerah Tanjung, Lombok utara kapur yang berasal dari karang hidup dijual Rp 15.000/karung (25 kg). Karang mempunyai harga ekonomis yang cukup baik bila dijual dalam kondisi hidup untuk hiasan aquarium. Harga untuk komoditas eksport dapat dilihat pada tabel 6. Sebenarnya ada jenis karang Corallium merupakan karang yang hidup di tempat dalam mempunyai harga yang cukup tinggi yaitu berkisar antara Rp 10 - 15 juta/kg. Jenis karang ini biasanya berwarna merah yang digunakan untuk perhiasan.
Keanekaragaman jenis
Filum Colenterata atau Cnidaria dibagi menjadi 3 kelas yaitu Hydrozoa, Scyphozoa dan Anthozoa. Kecuali Anthozoa anggota dari filum ini mempunyai dua fase dalam siklus hidupnya yaitu sebagai medusa dan fase dewasa. Hidroid merupakan salah satu jenis biota yang dapat hidup baik di air tawar maupun air laut . Selain hydroid jenis dalam kelas ini yang banyak dikenal adalah kelompok karang api atau Millepora dan Stylasterina yang termasuk dalam ordo Hydrocorallina. Sedangkan dari ordo Siphonopora salah satu anggotanya yang terkenal adalah Physalia atau kapal perang portugis. Disebut demikian oleh karena bila kita menyentuh hewan ini kulit kita akan terasa sakit sekali seperti terbakar. Kelas Scyphozoa sebagian besar anggotanya lebih dikenal dengan nama ubur-ubur. Salah satu anggota dari kelas ini mempunyai kekuatan racun yang dapat membunuh manusia yaitu dari jenis Chironex fleckeri. Ubur-ubur ini berbentuk kubus biasanya hidup di daerah subtropis. Ubur-ubur dapat hidup di air tawar dan air laut atau di danau-danau air air asin.
53
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Cycloseris costulata
Kelas Anthozoa tidak mempunyai fase medusa dan hanya hidup di air laut. Kelas Anthozoa dibagi menjadi dua subkelas yaitu Octocoralia dan dan Zoantharia. Di dalam sub kelas Octocoralia ada 6 ordo dan salah satunya adalah ordo Stolonifera yang salah satu anggotanya lebih dikenal dengan nama karang suling atau Tubipora musica. Sedangkan ordo Alcyonaria merupakan kelompok yang seluruh anggotanya mempunyai tubuh lunak dan disebut sebagai “soft coral” atau karang lunak. Ordo Gorgonacea juga termasuk dalam subkelas ini yang salah satu anggotanya lebih dikenal dengan Gorgonia atau kipas laut dan Corallium atau merjan yang mempunyai harga yang sangat mahal. Sub kelas Zoantharia mempunyai enam ordo yang salah satunya adalah Scleractinia atau Madreporaria atau lebih dikenal dengan nama karang batu. Ordo Actinaria salah satu anggotanya lebih dikenal dengan nama Sea anemone. Ordo yang anggotanya juga dikenal luas adalah Antiphtharia atau yang salah satu anggotanya Antiphates atau lebih dikenal dengan nama akar bahar.
Status Perlindungan Pemerintah Indonesia melalui kementerian kehutanan memasukan Anthipatharia dalam status di lindungi. Seluruh jenis karang batu (Scleractinia), Anthipatharia spp, Melleporidae spp,Tubiporidae, Stylateridae dan Corallium spp dari Mediterania masuk dalam appendik II CITES. 54 54
Jenis karang yang masuk dalam marga millepora di Indonesia ada 6 jenis, sedangkan jenis Heliopora coerulea merupakan satu satunya jenis karang biru yang masuk dalam marga Heliopora. Begitu juga untuk Tubipora musica merupakan satu-satu jenis karang suling yang ada dalam marga Tubipora. Ordo scleractinia di dunia mempunyai jumlah suku 15 dan marga sebanyak 108 dengan sekitar 828 jenis karang. Di Indonesia jumlah marga karang ada sekitar 82 marga yang terdiri dari 569 jenis (lihat daftar spesies). Ada sekitar 26 marga karang yang tidak dijumpai di perairan Indonesia. Beberapa marga hanya dapat dijumpai di Lautan Atlantik dan dilokasi yang relatif terisolir. Seperti telah diketahui bahwa asal usul karang di dunia berasal dari dua lokasi yaitu dari daerah sekitar Laut Karibia untuk lautan Atlantik dan daerah sekitar Laut Sulawesi untuk karang yang hidup di Samudera Pasifik.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
COLENTERATA
Tabel 7. Daftar jenis, kelimpahan, sebaran dan nilai ekonomis karang yang ditemukan di perairan Indonesia. (Verifikator : Suharsono - Sumber : Veron, Wallace et al, 2012, and wolstenholme, 1998 , Reef base) No. 1
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
ASTROCOENIIDAE
1
Stylocoeiniella armata
5
2
2
2
S. cocosensis
5
3
2
3
S. guentheri
5
2
2
2
POCILLOPORIDAE
4
Pocillopora ankeli
4
3
1
5
P. damicornis
1
1
1
6
P. danae
3
1
1
7
P. elegans
3
1
1
8
P. eydouxi
2
1
1
9
P. meandrina
2
2
1
10
P. verrucosa
2
1
1
11
P. woodjonesi
3
3
1
12
P. zelli
3
3
1
13
Seriatopora aculeata
3
2
1
14
S. caliendrum
2
2
1
15
S. dendritica
3
3
1
16
S. guttatus
3
1
1
17
S. hystrix
1
1
1
18
S. stellata
3
1
1
19
Stylophora pistillata
2
1
1
20
S. subseriata
4
2
1
21
Palauastrea ramosa
4
3
2
22
Madracis kirbyi
5
3
2
3
ACROPORIDAE
23
Montipora aequituberculata
3
1
1
24
M. altasepta
4
2
2
25
M. angulata
3
2
2
26
M. australiensis
3
2
2
27
M. cactus
3
2
2
28
M. calcarea
4
3
2
29
M. caliculata
4
3
2
30
M. capitata
4
2
2
31
M. capricornis
4
2
2
32
M. cebuensis
4
3
2
33
M. cocosensis
4
3
2
55
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
56
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
M. crassitiberculata
4
3
34
M. confusa
35
M. corbettensis
36
2 2
37
M. danae
2
2
1
38
M. delicatula
3
1
1
39
M. digitata
1
1
1
40
M. efflorescens
2
1
1
41
M. effusa
3
3
1
42
M. florida
2
1
1
43
M. floweri
3
2
1
44
M. foliosa
1
1
1
45
M. foveolata
4
2
1
46
M. friabilis
4
3
2
47
M. gaimardi
4
3
2
48
M. grisea
4
2
2 2
49
M. hirsuta
4
2
50
M. hispida
2
1
1
51
M. hodgsoni
4
2
2
52
M. hoffmeisteri
3
1
2
53
M. incrassata
2
1
2
54
M. informis
3
1
1
55
M. mactanensis
4
3
2
56
M. malampaya
3
3
2
57
M. millepora
2
1
2
58
M. monasteriata
3
2
1
59
M. mollis
4
2
2
60
M. niugini
4
2
2
61
M. nodosa
3
1
2
62
M. orientalis
4
2
2
63
M. palawanensis
4
2
2
64
M. peltiformis
4
2
2
65
M. porites
4
2
2
66
M. samarensis
4
2
2
67
M. setosa
3
2
2
68
M. spongodes
3
1
2
69
M. spumosa
2
1
2
70
M. stellata
2
1
2
71
M. tuberculosa
2
1
2
72
M. turgescens
4
1
2
73
M. turtlensis
3
1
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
COLENTERATA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
74
M. undata
Suku Jenis
3
1
1
75
M. venosa
4
1
1
76
M. verruculosus
4
2
2
77
M. verrucosa
2
1
1
78
M. vietnamensis
4
2
2
79
Anacropora forbesi
3
2
2
80
A. matthai
3
1
2
81
A. pillai
3
2
2
82
A. puertogelerae
3
1
2
83
A. reticulata
4
1
2
84
A. spinosa
4
1
2
85
Acropora abrolhosensis
3
2
2
86
A. abrotanoides
3
1
2
87
A. aculeus
2
1
2
88
A. acuminata
2
1
1
90
A. anthocercis
4
3
2
91
A. aspera
2
1
1
92
A. austera
2
1
2
93
A. awi
4
2
2
94
A. batunai
4
4
2
98
A. carduus
3
2
2
99
A. caroliniana
4
2
2 2
100
A. cerealis
2
1
102
A. clathrata
2
1
1
104
A. cophodactyla
4
3
1
105
A. copiosa
4
2
2
106
A. crateriformis
3
2
2
109
A. cytherea
2
1
1
111
A. dendrum
4
2
2
112
A. derawanensis
4
3
2
113
A. desalwii
4
3
2
114
A. digitifera
2
1
1
115
A. divaricata
2
1
1
116
A. donei
2
1
1
117
A. echinata
3
1
1
118
A. efflorescens
3
1
2
119
A. elegans
3
3
1
120
A. elseyi
2
1
2
121
A. exquisita
4
2
2
122
A. fastigata
4
2
2
57
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
58
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
2
2
A. florida
1
1
2
A. gemmifera
3
1
1
126
A. glauca
4
3
2
127
A. grandis
2
1
2
128
A. granulosa
2
1
2
123
A. fenneri
124 125
129
A. halmaherae
4
3
2
130
A. hoeksemai
3
2
2
131
A. horrida
1
1
2
132
A. humilis
2
1
2 2
133
A. hyacinthus
1
1
134
A. Indonesia
2
1
2
135
A. intermedia
1
1
2
136
A. jaquelineae
4
2
2
137
A. kimbeensis
4
3
2
138
A. kirstyae
4
3
2
139
A. kosurini
4
4
2
140
A. latistella
2
1
2
141
A. listeri
3
2
2
142
A. loisetteae
4
3
2
143
A. lokani
4
3
2
144
A. longicyathus
2
1
2
145
A. loripes
2
1
2
146
A. lutkeni
2
2
2
147
A. meridiana
3
2
2
148
A. microclados
2
1
2
149
A. microphthalma
2
1
2
150
A. millepora
2
1
1
151
A. mirabilis
3
1
1
152
A. monticulosa
3
3
1
153
A. multiacuta
3
3
1
154
A. muricata
2
1
1
155
A. nana
3
2
2
156
A. nasuta
1
1
1
157
A. orbicularis
4
2
2
158
A. palmerae
4
2
2
159
A. paniculata
3
2
2
160
A. papillare
4
3
1
161
A. pichoni
3
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
COLENTERATA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
162
A. plumosa
Suku Jenis
3
2
2
163
A. polystoma
3
2
2
164
A. proximalis
3
2
2
165
A. pulchra
2
1
1
166
A. rambleri
3
2
2
167
A. retusa
3
2
2
168
A. robusta
2
1
2
169
A. rangelapensis
4
3
1
170
A. rosaria
4
2
2
171
A. rudis
4
4
2
172
A. russelli
2
3
2
173
A. samoensis
2
1
2
174
A. sarmentosa
3
3
2
175
A. scherzeriana
4
2
2
176
A. secale
2
1
2
177
A. selago
2
2
2
178
A. seriata
4
2
2
179
A. simplex
4
3
2
180
A. solitaryensis
2
1
2
181
A. spathulata
4
3
1
182
A. speciosa
3
2
2
183
A. spicifera
2
1
2
184
A. striata
3
2
1
185
A. subglabra
3
2
1
186
A. subulata
2
1
1
187
A. suharsonoi
5
4
1
188
A. sukarnoi
3
3
1
189
A. tenella
3
3
2
190
A. tenuis
1
1
2
191
A. teres
4
1
2
192
A. tizardi
4
2
2
193
A. torihalimeda
3
1
2
194
A. turaki
3
3
2
195
A. turtuosa
5
4
2
196
A. tutuilensis
4
1
2
197
A. valenciennesi
2
1
2
198
A. valida
1
1
2
199
A. vaughani
2
2
2
200
A. verweyi
3
3
1
59
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
60
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
201
A. walindii
Suku Jenis
4
1
2
202
A. willisae
3
2
2
203
A. yongei
3
1
2
204
Isopora brueggemani
1
1
1
205
Isopora crateriformis
5
3
1
206
Isopora cuneata
4
3
1
207
Isopora palifera
2
1
1
208
Isopora togianensis
5
4
1
209
Astreopora cucullata
3
1
2
210
A. expansa
4
1
2
211
A. explanata
3
1
2
212
A. gracilis
3
1
2
213
A. incrustans
4
1
2
214
A. listeri
3
1
2
215
A. macrostoma
4
1
2
216
A. myriophthalma
3
1
2
217
A. ocellata
4
2
2
218
A. randalli
4
2
2
219
A. suggesta
4
2
2
4
PORITIDAE
220
Porites annae
3
1
2
221
P. aranetai
4
2
2
222
P. attenuate
4
1
2
223
P. australiensis
4
1
1
224
P. cylindrica
2
1
1
225
P. cocosensis
4
2
2
226
P. cumulatus
4
2
2
227
P. deformis
4
2
2
228
P. densa
4
2
2
229
P. eridani
4
2
2
230
P. horizontalata
4
2
2
231
P. latistella
3
1
2
232
P. lichen
1
1
1
233
P. lobata
1
1
1
234
P. lutea
2
1
1
235
P. mayeri
3
1
1
236
P. monticulosa
3
1
1
237
P. murrayensis
3
1
1
238
P. napopora
4
2
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
COLENTERATA
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
2
239
P. negrosensis
240
P. nigrescens
1
1
1
241
P. ornata
3
2
2
242
P. profundus
3
1
2
243
P. rugosa
3
1
2
244
P. rus
1
1
1
245
P. sillimaniana
4
2
2
246
P. solida
2
1
2
247
P. somaliensis
3
1
2
248
P. stephensoni
3
1
1
249
P. tuberculosa
3
1
1
250
P. vaughani
4
1
1
251
Goniopora albiconus
4
2
2
252
G. burgosi
4
2
2
253
G. columna
3
1
2
254
G. djiboutiensis
3
2
1
255
G. eclipsensis
4
2
2
256
G. fruticosa
3
1
2
257
G. lobata
2
1
1
258
G. minor
2
1
1
259
G. norfolkensis
4
2
2
260
G. palmensis
3
1
2
261
G. pandoraensis
3
1
2
262
G. pendulus
3
1
2
263
G. planulata
2
1
2
264
G. polyformis
3
1
2
265
G. somaliensis
3
1
2
266
G. stokesi
3
1
1
267
G. stutchburyi
3
1
1
268
G. tenella
3
1
2
269
G. tenuidens
4
1
2
270
Alveopora allingi
3
2
1
271
A. catalai
4
1
1
272
A. daedalea
3
1
1
273
A. excelsa
4
2
2
274
A. fenestrata
4
2
2
275
A. gigas
4
2
2
276
A. marionensis
4
2
2
277
A. minuta
4
1
2
61
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
278
No. A. spongiosa
3
1
1
279
A. tizardi
4
2
2
A. verrilliana
4
2
2
280 5
SIDERASTREIDAE
281
Pseudosiderastrea tayami
4
1
2
282
Psammocora contigua
3
1
2
283
P. digitata
3
1
2
284
P. explanulata
3
1
2
285
P. haimeana
4
2
2
286
P. nierstraszi
4
2
2
287
P. obtusangula
4
2
2
288
P. profundacella
3
1
2
289
P. superficialis
4
2
2
290
Coscinaraea columna
4
1
2
291
C. crassa
4
1
2
292
C. exesa
4
1
2
293
C. marshae
4
2
2
294
C. monile
4
2
2
295
C. wellsi
4
2
2
Siderastrea savignyana
4
2
2
296 6
62
Suku Jenis
AGARICIIDAE
297
Pavona bipartita
4
2
2
298
P. cactus
3
1
2
299
P. clavus
3
1
2
300
P. danai
3
2
2
317
P. decussata
3
2
2
318
P. duerdeni
3
2
2
319
P. explanulata
3
1
1
301
P. frondifera
3
1
1
302
P. maldivensis
3
2
2
303
P. minuta
3
1
2
304
P. varians
3
1
1
305
P. venosa
3
1
1
306
Leptoseris amitoriensis
4
1
2
307
L. explanata
4
1
2
308
L. foliosa
4
1
2
309
L. gardineri
5
2
2
310
L. hawaiiensis
5
2
2
311
L. incrustans
4
2
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
COLENTERATA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
312
L. mycetoseroides
Suku Jenis
4
1
2
313
L. papyracea
4
1
2
314
L. scabra
3
1
2
315
L. solida
4
2
2
316
L. striata
4
2
2
317
L. tubulifera
4
2
2
318
L. yabei
4
1
2
319
Gardineroseris planulata
4
1
2
320
Coeloseris mayeri
3
1
2
321
Pachyseris foliosa
3
1
2
322
P. gemmae
4
1
2
323
P. rugosa
2
1
2
324
P. speciosa
2
1
2
7
FUNGIIDAE
325
Cycloseris curvata
3
2
2
326
C. costulata
3
1
1
327
C. cyclolites
3
1
1
328
C. erosa
4
2
1
329
C. hexagonalis
3
1
1
330
C. patelliformis
4
2
1
331
C. sinensis
4
1
1
332
C. somervillei
4
1
2
333
C. tenuis
4
1
1
334
C. vaughani
4
1
1
335
Diaseris distorta
4
1
1
336
D. fragilis
4
1
1
337
Cantharellus jebbi
4
2
2
338
C. noumeae
4
2
2
339
Ctenactis albitentaculata
4
2
2
340
C. crassa
3
1
2
341
C. echinata
2
1
2
342
Heliofungia actiniformis
2
1
1
343
Fungia concinna
3
2
2
344
F. corona
3
2
2
345
F. danai
3
1
1
346
F. echinata
3
1
2
347
F. fralinae
4
3
1
348
F. fungites
2
1
1
349
F. granulosa
3
2
2
63
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
350
No. F. horrid
3
3
2
351
F. klunzingeri
3
2
1
352
F. molluccensis
3
2
1
353
F. paumotensis
3
1
2
354
F. repanda
3
2
2
355
F. scabra
3
2
2
356
F. scruposa
3
2
2
357
F. scutaria
3
1
2
358
F. simplex
4
2
2
359
F. spinifer
4
2
1
360
F. taiwanensis
5
3
1
361
Herpolitha limax
3
1
1
362
H. weberi
4
2
1
363
Polyphyllia talpina
3
1
2
364
Halomitra clavator
4
3
2
366
H. pileus
3
1
2
367
Sandalolitha dentata
3
1
2
368
S. robusta
4
1
1
369
Lithophyllon lobata
3
1
1
370
L. mokai
4
2
2
371
L. undulatum
4
2
2
372
Podabacia crustacea
3
1
1
373
P. motuporensis
4
2
1
Zooplius echinata
5
3
1
374 8
OCULINIDAE
375
Galaxea acrhelia
3
1
1
376
G. astreata
2
1
1
377
G. cryptoramosa
4
2
2
378
G. fascicularis
2
1
1
379
G. horrescens
4
2
2
380
G. longisepta
4
2
1
381
G. paucisepta
4
2
2
382
Acrhelia horrescens
3
1
1
Simplastrea vesicularis
4
2
2
383 9
64
Suku Jenis
PECTINIIDAE
384
Echinophyllia aspera
2
1
1
385
E. costata
3
1
1
386
E. echinata
2
1
1
387
E. echinoporoides
2
1
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
COLENTERATA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
388
No. E. orpheensis
Suku Jenis
3
1
2
389
E. patula
2
1
2
390
E. pectinata
2
1
2
391
E. taylorae
4
2
2
392
Oxypora crassispinosa
4
1
1
393
O. glabra
2
1
1
394
O. lacera
2
1
2
395
Mycedium elephantotus
2
1
2
396
M. mancaoi
4
2
2
397
M. robokaki
3
1
1
398
M. steeni
4
2
1
399
Pectinia alcicornis
2
1
1
400
P. ayleni
4
2
1
401
P. elongata
3
2
2
402
P. lactuca
3
1
1
403
P. maxima
4
1
2
404
P. paeonia
3
1
1
405
P. teres
4
2
1
Echinomorpha nishihirai
4
2
1
406 10
MUSSIDAE
407
Blastomussa merleti
5
3
1
408
B. wellsi
4
2
1
409
Micromussa amakusensis
4
2
2
410
M. diminuta
3
2
2
411
M. minuta
3
1
2
412
Cynarina lacrymalis
3
1
1
413
Scolymia australis
3
1
1
414
S. vitiensis
3
1
1
415
Acanthastrea bowerbanki
3
1
1
416
A. brevis
4
2
1
417
A. echinata
3
1
1
418
A. faviaformis
4
2
2
419
A. hemprichii
3
1
1
420
A. hillae
3
1
2
421
A. ishigakiensis
4
2
2
422
A. lordhowensis
4
2
2
423
A. regularis
4
2
2
424
A. rotundoflora
4
2
2
425
A. subechinata
4
2
2
65
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
426
No.
Lobophyllia corymbosa
2
1
1
427
L. dentatus
4
2
1
428
L. diminuta
4
2
1
429
L. flabelliformis
4
1
1
430
L. hataii
2
1
2
431
L. hemprichii
2
1
2
432
L. pachysepta
4
1
2
433
L. robusta
4
1
2
434
L. serratus
4
1
1
435
Symphyllia agaricia
3
1
1
436
S. hassi
4
2
2
437
S. radians
3
1
1
438
S. recta
3
1
1
439
S. valenciennesi
4
1
1
11
MERULINIDAE
440
Hydnophora exesa
3
1
1
441
H. grandis
3
1
1
442
H. microconos
3
1
1
443
H. pilosa
3
1
1
444
H. rigida
2
1
2
445
Paraclavarina triangularis
4
1
1
446
Merulina ampliata
2
1
1
447
M. scabricula
4
1
1
448
Scapophyllia cylindrica
5
2
1
449
Boninastrea boninensis
5
2
2
3
1
1
12
66
Suku Jenis
FAVIIDAE
450
Caulastrea curvata
451
C. echinulata
3
1
1
452
C. furcata
4
1
1
453
C. tumida
3
1
1
454
Favia danae
3
1
2
455
F. favus
3
1
2
456
F. helianthoides
4
2
2
457
F. laxa
3
1
2
458
F. lizardensis
4
1
2
459
F. maritima
4
1
2
460
F. marshae
4
2
2
461
F. matthaii
4
1
2
462
F. maxima
4
1
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
COLENTERATA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
463
No. F. pallida
Suku Jenis
2
1
1
464
F. Rosaria
4
2
2
465
F. rotumana
3
1
1
466
F. rotundata
3
1
1
467
F. speciosa
2
1
1
468
F. stelligera
3
1
1
469
F. truncatus
4
2
1
470
F. veroni
4
1
2
471
F. vietnamensis
4
1
2
472
Barabattoia amicorum
4
1
2
473
B. laddi
4
2
2
474
Favites abdita
2
1
1
475
F. acuticollis
4
2
1
476
F. bestae
4
2
1
477
F. chinensis
2
1
1
478
F. complanata
3
1
2
479
F. flexuosa
3
1
2
480
F. halicora
3
1
2
481
F. micropentagona
4
1
2
482
F. paraflexuosa
3
1
2
483
F. pentagona
3
1
2
484
F. russelli
3
1
2
485
F. stylifera
4
2
2
486
F. vasta
4
1
2
487
Goniastrea aspera
3
1
2
488
G. australensis
3
1
2
489
G. edwardsi
3
1
1
490
G. favulus
3
1
1
491
G. minuta
3
1
1
492
G. palauensis
3
1
1
493
G. pectinata
2
1
1
494
G. ramosa
3
1
2
495
G. retiformis
2
1
1
496
Platygyra acuta
4
1
1
497
P. carnosus
4
2
1
498
P. contorta
4
2
2
499
P. daedalea
2
1
2
518
P. lamellina
2
1
2
519
P. pini
2
1
2
67
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 500
68
Suku Jenis P. ryukyuensis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
2
2
501
P. sinensis
3
1
2
502
P. verweyi
4
2
2 2
503
P. yaeyamaensis
4
2
504
Australogyra zelli
4
2
2
505
Leptoria irregularis
4
1
2
506
L. Phrygia
3
1
1
507
Oulophyllia bennettae
4
1
1
508
O. crispa
3
1
2
509
O. levis
4
2
2
510
Montastrea annuligera
3
1
2
511
M. colemani
4
2
2
512
M. curta
3
1
1
513
M. magnistellata
3
1
2
514
M. multipunctata
4
2
2 2
515
M. salebrosa
4
2
516
M. valenciennesi
3
1
1
517
Plesiastrea versipora
3
1
2
518
Diploastrea heliopora
3
1
1
519
Oulastrea crispata
3
1
1
520
Leptastrea bewickensis
4
2
2
521
L. bottae
4
2
2
522
L. aequalis
4
2
2
523
L. inaequalis
4
1
2
524
L. pruinosa
3
1
2
525
L. purpurea
3
1
2
526
L. transversa
4
1
2
527
Cyphastrea agassizi
4
2
2
528
C. chalcidicum
3
1
2
529
C. decadia
4
1
2
530
C. japonica
3
1
2
531
C. microphthalma
2
1
2
532
C. ocellina
3
2
2
533
C. serailia
2
1
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
COLENTERATA
No.
Suku Jenis
534
Echinopora ashmorensis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
2
2
535
E. gemmacea
2
1
2
536
E. hirsutissima
4
1
2 1
537
E. horrida
3
1
538
E. lamellosa
3
1
1
539
E. mammiformis
4
1
2
540
E. pacificus
4
2
2
541
Moseleya latistellata
4
2
1
2
1
1
13
TRACHYPHYLLIIDAE
541
Trachyphyllia geoffroyi
14
CARYOPHYLLIIDAE
542
Euphyllia ancora
2
1
1
543
E. cristata
2
1
1
544
E. divisa
2
1
1
545
E. glabrescens
2
1
1
546
E. paraancora
3
2
1
547
E. paradivisa
3
2
1
548
E. yaeyamaensis
4
1
1
549
Catalaphyllia jardinei
3
1
1
550
Nemenzophyllia turbida
3
1
1
551
Plerogyra discus
4
1
1
552
P. simplex
4
1
1 1
553
P. sinuosa
3
1
554
Physogyra lichtensteini
3
1
1
555
Heterocyathus aequicostatus
4
1
1
3
1
1
15
DENDROPHYLLIIDAE
556
Turbinaria bifrons
557
T. frondens
3
1
1
558
T. heronensis
4
1
2
559
T. irregularis
4
1
2
560
T. mesenterina
3
1
1
561
T. patula
4
1
2
562
T. peltata
3
1
1
563
T. radicalis
3
1
1
564
T. reniformis
3
1
1
565
T. stellulata
3
1
1
566
T. conspicua
4
2
2
567
Heteropsammia cochlea
4
1
2
568
Tubastrea faulkneri
4
2
2
569
T. micrantha
4
2
2
69
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Goniastrea sp.
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
NON SCLERACTINIAN TETAPI DIANGGAP SEBAGAI KARANG BATU 1
TUBIPORIDAE
1
Tubipora musica
2
HELIOPORIDAE
2 3
Heliopora coerulea
3
1
1
2
1
1
MILLEPORIDAE
3
Millepora platyphylla
3
1
1
4
M. tenella
3
1
1
5
M. exaesa
4
1
1
6
M. dichotoma
3
1
2
4
STYLASTERIDAE
7
Distichopora sp.
4
2
2
8
Stylaster sp.
4
2
2
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar diseluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya disebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
70
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
COLENTERATA
Tabel 8. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan colenterata dari kelompok Octocoralia (karang lunak), kelimpahan dan Sebaran yang ditemukan di Indonesia (Verifikator: Anna Manuputty - Sumber : Fabricius and Alderslade 2001 ; Bayer, 1981., ;Versereldt, 1980, 1982, 1983) No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Order STOLONIFERA 1
CLAVULARIIDAE
1
Anthelia garciae
2
A. glauca
3
2
2
2
A. ternatana
3
3
2
4
A. simplex
4
3
2
5
Clavularia margaritifera
6
C. delicatula n.sp.
7
C. expansa n.sp.
8
C. ornata n.sp.
3
3
2
3
3
2
9
C. ternatana n.sp
10
C. infalata n.sp.
11
C. aspera n.sp.
12
Hicksonia viridis
3
3
2
13
H. kollikeri
3
3
2
14
Pachyclavularia ornata
3
3
2
15
Pachyclavularia ornata
16
Sympodium coeruleum
17
S. fulvum
3
2
1
2
TUBIPORIDAE
18
Tubipora musica
B.
Order ALCYONACEA
3
ARCHICAULIDAE
19
Protodendron repens
4
XENIIDAE
20
Xenia capensis
21
X. florida
22
X. ternatana
3
3
2
23
X. viridis
3
3
2
24
X. umbellata
3
3
2
25
X. novae
26
X.crassa
27
X. garciae
28
X. ashworthi
29
X. membranacea
71
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
72
Suku Jenis
30
X. membranacea
31
X. fusca
32
X. fuscescens
33
X. samoensis
34
X. elisabethae
35
X. coerulea
36
X. blumi n.sp.
37
X. elongata Dana
38
X. rubens n.sp.
39
X. plicata n. sp.
40
Cespitularia coerulea May
41
C. taeniata May
42
C. simplex n.sp.
5
ALCYONIIDAE
43
Nidalia dofleini
44
N. granulata
45
N. macrospina
46
N. rubra
47
N. duriuscula n.sp.
48
N. grayi n.sp.
49
N. splendens n.sp.
50
Metalcyonium capitatum
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
3
3
2
3
3
2
51
Lobularia ceylonicum
3
2
2
52
L. kremfi
3
2
2
53
L. australis
54
L. digitulatum
55
L. globuliferum
3
2
2
56
L. pachyclados
3
3
2
57
L. sphaerophorum
3
3
2
58
L. globuliferoides n.sp.
59
Alcyonium dendroides n.sp.
60
A. molle n.sp.
3
2
2
61
A. rotundum
62
A. simplex
3
2
2
63
A. polydactylum
3
3
2
64
A. leptoclados
3
3
2
65
A. simplex
3
2
2
66
Daniela koreni.
67
Cereopsis studeri
3
3
2
68
Sinularia leptoclados
3
2
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
COLENTERATA
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2
1
2
S. querciformis
3
1
2
72
S. dura
3
1
2
73
S. rigida var. Amboinensis
3
2
2
74
S. whiteleggei
3
2
2
75
S. gardineri
3
2
2
76
S. flexibilis
3
1
2
69
S. polydactyla
70
S. herdmani
71
77
S. lochmodes
3
2
2
78
S. capitalis
3
2
2 2
79
S. cristata
3
2
80
S. cruciata
3
2
2
81
S. depressa
3
2
2
82
S. granosa
3
2
2
83
S. heterospiculata
3
2
2
84
S. hirta
3
2
2
85
S. humesi
3
2
2
86
S. intacta
3
2
2
87
S. kavarattiensis
3
2
2
88
S. muralis
3
2
2
89
S. nanolobata
3
3
2
90
S. notanda
3
2
2 2
91
S. ovispiculata
3
2
92
S. procera
3
2
2
93
S.slieringsi spec.nov
3
3
2
94
S. variabilis
3
2
2
99
Sarcophyton gracile
100
S. trocheliophorum
3
3
1
95
Sarcophyton acutangulum
3
2
2
96
S. ehrenbergi
3
2
2
97
S. ehrenbergi var stellata n.v.
98
S. glaucum
3
3
2
3
1
1
3
2
2
3
2
2
101
S. trocheliophorum minus n. var
102
S. convolutum n.sp.
103
S. tenuispiculatum n.sp.
104
S. boettgeri n. sp.
105
S. fungiforme n.sp.
106
S. reichenbachi n.sp.
107
S. dispersum n. sp.
108
S. plicatum n.sp.
73
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
S. buitendijki n.sp
110
S. crasssocaule
111
S. pulchellum
112
S. spongiosum
113
S. stellatum
114
S. elegans
115
Lobophytum candelabrum
116
L.crassum
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
2
3
2
2
3
1
1
117
L. hedleyi
118
L. pauciflorum
3
1
2
3
3
2
119
L. hapalolobatum
120
L. gazellae
121
L.denticulatum
122
L. schoedei
3
3
2
123
L. strictum
3
1
1
124
Dampia pocilloporaefor -mis
3
3
2
125
Anthomastus agaricus
3
3
2
3
3
2
6
74
Suku Jenis
109
NEPHTHYIDAE
126
Litophytum stuhlmanni
127
L. viridis
128
L. arboreum
3
3
2
129
Capnella fungiformis
3
3
2
130
C. imbricata
3
3
2
131
Capnella spicata
132
C. morulan
3
3
2
133
Lemnalia rhabdota
134
L. peristyla
135
L. nitida
136
L. cervicornis
137
L. terminalis
138
L. brassica
139
Lemnalia thyrsoides
140
L. laevis n.sp.
141
L. laevis n.sp.
142
L. squamifera n.sp.
143
Umbellulifera striata
144
U. graeffei
145
U. petasites n.sp.
146
Nephthya albida
147
N. amentacea
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
COLENTERATA
No.
Suku Jenis
148
N. chabrolii
149
N. chabrolii var. ternatana n. var.
150
N. chabrolii var. moluccana n. var.
151
N. columnaris
152
N. cupressiformis
153
N. erecta
154
N. grisea
155
N. inermis
156
N. pacifica
157
N. sphaerophora
158
N. striata
159
N. tenuis
160
N. thujaria
161
N. tongaensis
162
N. capnelliformis n.sp.
163
N. cervispiculosa n.sp.
164
N. gracillima n.sp.
165
N. gracillima n.sp. var minor
166
N. junipera n.sp.
167
N. sibogae n.sp.
168
N. rubra
169
N. pellucida n.sp.
170
N. granulata
171
N. nigra n. sp.
172
N. elongata n.sp.
173
N. debilis n.sp.
174
N. pyramidalis n.sp.
175
N. bayeri n.sp.
176
N. compacta n.sp.
177
Dendronephthya gigantea
178
D. intermedia n.sp.
179
D. punicea
180
D. klunzingeri
181
D. japonica
182
D. ehrenbergi
183
D. microspiculata
184
D. mirabilis
185
D. mollis
186
D. suensoni
187
D. orientalis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
75
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
76
Suku Jenis
188
D. cervicornis
189
D. halterosclera n. sp.
190
Dendronephthya (Dendronephthya) mucronata
191
Dendronephthya (Dendronephthya) roemeri
192
Dendronephthya (Dendronephthya) koellikeri
193
D. flammea
194
D. habereri K
195
Dendronephthya (Morchellana) weberi n.sp.
196
D. annectens
197
D. brevirama
198
D. amoebisclera n.sp.
199
Dendronephthya (Dendronephtya) binongkoensis n.sp.
200
D. florida
201
D. stolonifera
202
D. dofleini
203
D. armifer n. sp.
204
D. hyalina
205
D. collaris
206
D. reticulata n. sp.
207
D. lutea.
208
D.disciformis
209
D. pumilio
210
D. rubescens n. sp.
211
D. coronata
212
D. longicaulis
213
D. simplex
214
Dendronephthya (Roxasia) latipes
215
Dendronephthya (Roxasia) boschmai n.sp.
216
Dendronephthya (Roxasia) snellusi n.sp.
217
D. mertoni n.sp.
218
D. aruensis n.sp.
219
D. gravieri n.sp.
220
D. robusta
221
D. acuminata
222
D. dispersa
223
D. tenuis n.sp.
224
D. splendens
225
D. rosea
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
COLENTERATA
No.
Suku Jenis
226
D. depressa
227
D. involuta
228
D. indivisa
229
D. corymbosa
230
D. collaris
231
D. monticulosa
232
D. laxa
233
D. rhodosticta
234
Dendronephthya aff. planoregularis
235
D. involuta
236
Dendronephthya (Morchellana) pulchella
237
Dendronephthya (Morchellana) habereri
238
Dendronephthya (Morchellana) minima n.sp.
239
Dendronephthya (Morchellana) aurora
240
Dendronephthya (Morchellana) quadrata
241
Dendronephthya (Morchellana) suluensis n.sp.
242
Stereonephthya bellissima n.sp.
243
S. divergens n.sp.
244
S. ilex n.sp.
245
S. imbricans n.sp.
246
S. macrospiculata
247
S. pedunculata n.sp.
248
S. sierra n.sp.
249
S. spicata
250
Stereonephthya ulicoides
251
S. curvata n.sp.
252
S. multispina n. sp.
253
S. cupuliformis n.sp.
254
S. acicularis n.sp.
255
S. longicaulis n. sp.
256
Ammothea virescens
257
A. thyrsoides
258
A. amicorum
259
A. imbricata
260
A. parasitica
261
A. ramosa
262
A. polyanthus
263
A. nitida
264
A. carnosa n.sp
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
77
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 265 266
78
Suku Jenis A. jukesi var. Paraspongodes crassa n.sp.
7
SIPHONOGORGIIDAE
267
Siphonogorgia cylindrata
268
S. miniacea
269
S.mirabilis
270
S. pendula
271
S. annectens
272
S. asperula
273
S.cylindrata
274
S. densa
275
S. eminens
276
S. godeffroyi
277
S. gracilis
278
S. grandior
279
S. hicksoni
280
S. indica
281
S. kollikeri
282
S. macrospina
283
S. miniacea
284
S. mirabilis
285
S. obspiculata
286
S. obtusa Chalmers
287
S. palmata
288
S. pauciflora
289
S. ramosa
290
S. rugosa
291
S. simplex
292
S. splendens
293
S. variabilis
294
S. variabilis
295
S. pendula. var. ternatana n.v.
296
S. boschmai n.sp.
297
S. chalmersi n.sp.
298
Siphonogorgia spec.
299
Scleronephthya crassa
300
S. flexilis var compacta n.
301
S. pustulosa
302
Stereacanthia indica
303
S. spiculosa
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
COLENTERATA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
xenia sp.
No. 304 305 8
Suku Jenis
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
C. simpsoni n.sp. FASCICULARIIDA
34
Genus Paralcyonium
306
Paralcyonium elegans
307
Studeriotes crassa
308
S. longiramosa
309
S. debilis n.sp.
310
S. spinosa n.sp.
9
TELESTIDAE
311
KELIMPAHAN
Cactogorgia lampas
Telesto trichostemma
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
79
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 9 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Gorgonian yang ditemukan di Indonesia (Verifikator: Yosephine Tuti - Sumber : Fabricius and Alderslade, 2001a, b ; Grasshoff, 1991) No.
Suku Jenis Ordo GORGONARIA
80
1
BRIAREIDAE
1
Briareum excavatum
2
Briareum stechei
3
Machaerigorgia orientalis
2
ANTHOTHELIDAE
4
Alertigorgia orientalis
5
Annela Mollis
6
Annela Reticulata
7
Iciligorgia brunnea
8
Iciligorgia koellikeri
9
Iciligorgia macrocalyx
10
Iciligorgia rubra
11
Paragorgia splendens
12
Paratitanideum friabilis
13
Sibogagorgia weberi
14
Solenocaulon cervicorne
15
Solenocaulon grayi
16
Solenocaulon jedanenses
17
Solenocaulon querciforme
18
Solenocaulon sterroclonium
19
Solenocaulon tortuosum
20
Spongioderma chuni
3
SUBERGORGIIDAE
21
Keroides gracilis Whitelegge
22
Keroides keroni
23
Subergorgia appressa
24
Subergorgia kollikeri
25
Subergorgia mollis
26
Subergorgia ornata
27
Subergorgia pulchra
28
Subergorgia reticulata
29
Subergorgia rubra
30
Subergorgia thomsoni
4
CORALLIIDAE
31
Corallium halmaheirense
32
Corallium reginae
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
COLENTERATA
No.
Suku Jenis
5
MELITHAEIDAE
33
Melithaea amboinensis
34
Melithaea aurantia
35
Melithaea coccinea
36
Melithaea dichotoma
37
Melithaea elongata
38
Melithaea flabellum
39
Melithaea formosa
40
Melithaea fragilis
41
Melithaea gracillima
42
Melithaea hicksoni
43
Melithaea laevis
44
Melithaea mertoni
45
Melithaea modesta
46
Melithaea philippinensis
47
Melithaea planoregularis
48
Melithaea ramulosa
49
Melithaea robusta
50
Melithaea spinosa
51
Melithaea splendens
52
Melithaea spongiosa
53
Melithaea stormii
54
Melithaea studeri
55
Melithaea sulphurea
56
Melithaea superba
57
Melithaea tenuis
58
Melithaea triangulata
59
Parisis fruticosa
60
Parisis minor
61
Astrogorgia bilinansia
62
Astrogorgia intricata
63
Bebryce asper
64
Bebryce verrucosa
65
Eunicella multituberculata nov.spec.
66
Eunicella pustulossa nov. Spec.
67
Euplexaura aruensis
68
Euplexaura attenuata
69
Euplexaura cervicornis n. sp.
70
Euplexaura flava
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
81
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Euplexaura mollis
72
Euplexaura nuttingi
73
Euplexaura parva
74
Euplexaura platystoma
75
Euplexaura recta
76
Euplexaura reticulata
77
Euplexaura rhipidalis
78
Euplexaura robusta
79
Euplexaura rubra
80
Euplexaura thomsoni nom. Nov.
81
Plexaura aggregata
82
Plexaura attenuata
83
Plexaura flava
84
Plexaura pinnata
85
Plexaura platistoma
86
Plexauroides Indica
87
Plexauroides Lensii
88
Plexauroides praelonga
89
Plexauroides ramosissima
90
Plexauroides regularis
91
Plexauroides spinifera
92
Plexauroides unilateralis
93
Psammogorgia Arbuscula
94
Psammogorgia nodosa
95
Psammogorgia schoedei var. Moseri nov. var.
96
Psammogorgia anastomosans
97
Rhabdoplexaura princeps
98
Villogorgia compressa
99
Villogorgia flavescens
100
Villogorgia inermis
101
Villogorgia nigrescens
102
Villogorgia rubra
103
Villogorgia serrata
104
Villogorgia timorensis
7
82
Suku Jenis
71
MURICEIDAE
105
Acanthomuricea biserialis
106
Anthogorgia aurea
107
Anthogorgia grandiflora nom.nov
108
Anthomuricea brunnea
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
COLENTERATA
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
109
Anthomuricea reticulata
110
Anthomuricea sanguinea
111
Anthomuricea timorensis
112
Brandella dubia nom. nov.
113
Brandella flavescens
114
Brandella inermis
115
Brandella serrata
116
Brandella timorensis
117
Discogorgia alternata
118
Discogorgia campanulifera
119
Discogorgia dendritica
120
Discogorgia pulchra
121
Discogorgia reticuloides
122
Echinogorgia abietina
123
Echinogorgia aurantiaca
124
Echinogorgia cerea
125
Echinogorgia complexa
126
Echinogorgia flora
127
Echinogorgia furfuracea
128
Echinogorgia granifera
129
Echinogorgia mertoni
130
Echinogorgia pseudosassapo
131
Echinogorgia reticulata
132
Echinogorgia ridleyi
133
Echinomuricea collaris
134
Echinomuricea coronalis
135
Echinomuricea cylindrica
136
Echinomuricea indomalaccensis
137
Echinomuricea pulchra
138
Echinomuricea spinifera
139
Elasmogorgia filiformis
140
Heterogorgia clausa
141
Heterogorgia Flabellum
142
Heterogorgia grandicalyx nom.nov.
143
Heterogorgia humilis
144
Heterogorgia magna
145
Heterogorgia muricelloides
146
Heterogorgia operculata
147
Heterogorgia stellata
148
Heterogorgia theophilasi
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
83
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
84
Suku Jenis
149
Menacella reticularis
150
Menella grayi
151
Menella rubescens
152
Muriceides collaris
153
Muriceides dubia
154
Muriceides javensis
155
Muricella argentea
156
Muricella aruensis
157
Muricella complanata
158
Muricella crassa
159
Muricella dentata
160
Muricella dubia
161
Muricella flexilis
162
Muricella gracilis
163
Muricella grandis
164
Muricella nitida
165
Muricella operculata
166
Muricella perramosa
167
Muricella reticulata
168
Muricella rosea
169
Muricella stellata
170
Muricella umbraticoides
171
Paracis alba
172
Paracis serrata
173
Paracis solorensis
174
Paracis squamata
175
Perisceles acanthostoma
176
Perisceles fructicosa
177
Perisceles spatulata
178
Placogorgia cryptotheca
179
Placogorgia dentata
180
Placogorgia studeri
181
Pseudobebryce indica
182
Pseudobebryce philippii
183
Pseudobebryce stellata
184
Pseudobebryce Thomsoni
185
Pseudothesea flava
186
Pseudothesea flexilis
187
Pseudothesea immersa
188
Pseudothesea pallida
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
COLENTERATA
Subergorgia sp.
No.
Suku Jenis
189
Pseudothesea placoderma
190
Pseudothesea sanguinea
191
Pseudothesea simplex
8
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
ACANTHOGORGIIDAE
192
Acanthogorgia ridleyi
193
Acanthogorgia striata
194
Acanthogorgia studeri
195
Acanthogorgia turgida
9
PRIMNOIDAE
196
Caligorgia affinis
197
Caligorgia joubini
198
Caligorgia minuta
199
Caligorgia robusta
200
Caligorgia sertosa
201
Caligorgia similis
202
Caligorgia tuberculata
203
Caligorgia ventilabrum
204
Caligorgia weltneri
205
Calyptrophora japonica
206
Calyptrophora mariae
207
Calyptrophora wyvillei
208
Pseudoplumarella plumatilis
85
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
86
Suku Jenis
209
Stachyodes clavata
210
Stachyodes dichotoma
211
Stachyodes grandiflora
212
Stachyodes horrida
213
Stachyodes orientalis
214
Stachyodes parva
215
Stachyodes studeri
10
GORGONIIDAE
216
Hicksonella princeps
217
Stenogorgia studeri
218
Pseudopterogorgia oppositipinna
219
Pseudopterogorgia pinnata
11
GORGONELLIDAE
220
Ctenocella lyra
221
Ctenocella pectinata
222
Ellisella laevis
223
Gorgonella miniacea
224
Gorgonella sanguinolenta
225
Junceella juncea
226
Junceella racemosa
227
Junceella squamata
228
Nicella carinata
229
Nicella dichotoma
230
Plumigorgia hydroides
231
Scirpearia candida
232
Scirpearia erythraea
233
Scirpearia filiformis
234
Scirpearia rubra
12
CHRYSOGORGIIDAE
235
Trichogorgia capensis
236
Pleurogorgia plana
237
Metallogorgia malanotrichos
238
Metallogorgia macrospina
239
Chrysogorgia anastomosans
240
Chrysogorgia cupressa
241
Chrysogorgia curvata
242
Chrysogorgia flexilis
243
Chrysogorgia flexilis typica
244
Chrysogorgia intermedia
245
Chrysogorgia lata
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Suku Jenis
246
Chrysogorgia mixta
247
Chrysogorgia octagonos
248
Chrysogorgia orientalis
249
Chrysogorgia pendula
250
Chrysogorgia ramosa
251
Chrysogorgia rigida
252
Chrysogorgia sibogae
253
Chrysogorgia sp
254
Chrysogorgia squarrosa
255
Chrysogorgia tetrasticha
256
Radicipes pleurocristatus
257
Radicipes verrilli
13
ISIDIDAE
258
Acanella africana
259
Acanella rigida
260
Acanella sibogae
261
Acanella verticillata
262
Ceratoisis gracilis
263
Ceratoisis paucispinosa
264
Ceratoisis phillippinensis
265
Ceratoisis sp.
266
Ceratoisis wrighti
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
267
Peltastisis cornuta
268
Peltastisis uniserialis
269
Mopsea flava
270
Isis Hipuris
1
271
Isis reticulata
1
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
87
Polychaeta
88
Amphinomidae (fireworm)
POLYCHAETA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Biologi dan sebaran
Filum Anelida adalah hewan yang termasuk dalam kelompok cacing. Filum ini dibedakan menjadi tiga kelompok besar berdasarkan tempat hidupnya. Oligochaeta atau yang lebih dikenal dengan cacing yang sebagian besar anggotanya hidup di darat. Hirudinea hidup di air tawar atau ditempat yang basah di hutan atau di sungai, kelompok ini lebih dikenal dengan Pacet dan Lintah. Kelompok yang ketiga Polychaeta adalah cacing yang sebagian besar anggotanya hidup di laut. Cacing ini hampir tersebar di seluruh perairan laut. Hidupnya di pasir, lumpur atau di bawah batu-batu karang dan sebagian lagi hidup sebagai hewan pengebor karang. Cacing laut berbeda dengan cacing darat tubuhnya biasanya mempunyai kepala yang didalamnya terdiri otak, mulut, semacam rambut tebal berfungsi sebagai sensor, rahang dan taring untuk menangkap makanan serta untuk mempertahankan diri. Berbeda dengan bagian kepala, tubuh cacing terdiri dari segmen-segmen yang masing masing dilengkapi dengan setae sebagai alat gerak. Polychaeta makan dari sisa-sisa bahan organik dan detritus, segmen paling belakang berfungsi juga sebagai anus. Bagian tubuh yang hilang dapat diganti dengan cara regenerasi, tidak terkecuali bagian kepala. Cacing yang kehilangan kepalanya dapat meregenerasi kepalanya. Reproduksi cacing laut sangat unik. Cacing laut dapat bersifat hermaprodit atau dapat juga terdiri dari individu jantan dan individu betina. Musim kawin biasanya terjadi pada saat yang bersamaan yang dipengaruhi oleh siklus bulan, pasang surut dan suhu air laut. Pada saat yang bersamaan cacing laut akan melepas seluruh segmen tubuhnya yang mengandung sperma atau telur sedangkan segmen yang terdepan tetap tinggal di tempatnya. Bagian kepala ini nantinya akan membentuk segmen-segmen baru yang akan diisi dengan telur dan sperma dan dilepaskan pada musim kawin berikutnya. Suku Eucinidae melakukan kawin masal biasanya pada sekitar bulan Februari – Maret. Kawin masal cacing ini di Maluku lebih dikenal dengan nama Palolo sedangkan di daerah Lombok lebih dikenal dengan istilah Bau Nyale. Kedua peristiwa kawin Palolo dan Bau Nyale biasanya terjadi pada saat malam hari secara serempak. Pelepasan secara serempak bagian tubuh cacing dikendalikan oleh hormon dan bagian tubuh yang dilepas biasanya tanpa kepala kecuali cacing dari suku Nereidae yang sering juga ikut keluar. Warna cacing ini bermacammacam ada yang biru, merah dan abu-abu. Pantai Kuta dan Pantai An di Lombok merupakan daerah pemijahan cacing laut secara masal. Masyarakat memanfaatkan cacing-cacing ini untuk dibuat pepes atau digoreng untuk lauk makan. Bau nyale dan Palolo biasanya juga dimanfaatkan untuk kegiatan wisata.
Manfaat polychaeta
Manfaat cacing laut secara ekologis adalah sebagai salah satu komponen dalam rantai makanan yang berperan sebagai pemakan detritus dan sisa-sisa bahan organik sehingga dapat dimasukan sebagai pengurai dan pembersih. Disamping itu cacing merupakan makanan pokok berbagai ikan dan biota laut lainnya. Cacing laut juga dapat dipakai sebagai indikator terjadinya pencemaran suatu perairan. Cacing laut cukup sensitif terhadap terjadinya perubahan lingkungan. Pada daerah 89
ntia Perinereis nu
BIODIVERSITAS B BI IOD DIV IVER IVE ERSI SITA SIT TAS BIOTA TAS BIOT BIO BI OTA LAUT OTA LAU LA UT INDONESIA
s aestuarina
Dendronerei
Nereis sp P nuntia : Inayat Sumber Foto
yang tercemar akan terjadi perubahan struktur komunitas cacing yaitu populasi jenis cacing tertentu menjadi lebih dominan sedangkan jenis cacing yang lain dapat hilang sama sekali.
Nilai Ekonomis Komersial
Di Indonesia cacing laut belum dimanfaatkan diperjual belikan secara komersial. walaupun di Inggris misalnya cacing dari kelompok Nereidae telah dibudidayakan dan dijual sebagai upan saat memancing. Di Indonesia jenis cacing yang laku dijual adalah dari kelompok Spirobranchus yang dijual untuk hiasan akuarium. Cacing ini mempunyai warna yang sangat bervariasi, hidup mengebor dalam skeleton karang dari jenis Porites spp. Cacing sperobranchus ditingkat nelayan harganya Rp. 15.000.Sedangkan jenis cacing dari suku Serpula vermicularis biasanya dijual dengan harga ditingkat nelayan Rp. 20.000,- Beberapa jenis Nereis telah dibudidayakan secara masalah sebagai pakan ikan dan udang yang dipelihara di tambak atau kolam-kolam budidaya (Batista et al 2003; Yuwono, 2005)
Status Perlindungan
90 90
Cacing laut belum termasuk dalam daftar biota yang dilidungi baik dalam apendik CITES maupun dari pemerintah Indonesia.
Keanekaragaman jenis
Polychaeta yang lebih dikenal sebagai cacing laut adalah salah satu kelas dari tiga kelas yang termasuk dalam Filum Anelida. Kelas yang lain adalah Oligochaeta atau yang lebih dikenal sebagai cacing darat dan kelas Hirudinea yang salah satu anggotanya lebih dikenal dengan nama Lintah dan Pacet. Kelas Polychaeta merupakan cacing yang hidup di laut yang dibagi menjadi sub-kelas Errantia dan Sedentaria. Sub-kelas Erantia dibagi dalam 14 suku sedangkan Sedentaria mempunyai anggota 17 suku.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
POLYCHAETA
Tabel 10 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Polychaeta yang hidup di Indonesia (Verifikator: Hadiyanto) No.
Suku Jenis
1
AMPHARETIDAE
1
Amage auricula var. sibogea, n. var.
2
Ampharete macrobranchia
3
Ampharete sp.
4
Amphicteis cf. weberi
5
Amphicteis gunneri var malayensis
6
Amphicteis quadridentata
7
Amphicteis sibogea
8
Amphicteis theeli
9
Amphicteis weberi
10
Auchenoplax crinita
11
Isolda sibogea
12
Melinna malmgreni
13
Melinna sp.
14
Paramage madurensis
15
Paramphicteis angustifolia
16
Sabellides sp.
17
Samytha (?) heterobranhia
18
Samytha hesslei
19
Samytha sp.
20
Samytha, cf heterobranhia
21
Sosane fauveli
22
Sosane procera var. malayensis
23
Sosane wereni
2
AMPHICTENIDAE
24
Pectinaria brevispinis
25
Pectinaria leioscopha
26
Pectinaria papillosa
27
Pectinaria profunda
28
Pectinaria sp.
29
Petta tenuis
3
AMPHINOMIDAE
30
Amphinome nigro-branchiata
31
Amphinome pulchra
32
Bathychloeia sibogae
33
Benthoscolex coecus
34
Chloeia amphora
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
91
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 35
92
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
3
2
3
2
Chloeia conspicua
36
Chloeia flava
37
Chloeia flava, var. pulchella
38
Chloeia fusca
39
Chloeia parva
40
Chloeia sp.
41
Chloeia violacea
42
Euphrosyne pilosa
43
Euphrosyne affinis
44
Euphrosyne globosa
45
Euphrosyne hystrix
46
Euphrosyne laureate
47
Euphrosyne longesetosa
48
Euphrosyne maculata
49
Euphrosyne mucosa
50
Euphrosyne obiensis
51
Euphrosyne pelagica
52
Euphrosyne sibogae
53
Euphrosyne superba
54
Eurythoe chilensis
55
Eurythoe complanata
56
Eurythoe dubia
57
Eurythoe maththei
58
Eurythoe parvecarunculata
59
Notopygos cirratus
60
Notopygos gigas
61
Notopygos rayneri
62
Notopygos sibogae
63
Parachloeia marmorata
64
Pherecardia lobata
65
Pherecardites parva
66
Pseudeurythoe oligobranchia
67
Pseudeurythoe sp. 2
68
Sangiria hystrix
4
APHRODITIDAE
69
Hartmothoe kerguelensis
70
Polynoe cornuta
71
Scalisetosus longicirrus
72
Admetella (polynoe) longipedata
73
Allmaniella arafurensis
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
POLYCHAETA
No.
Suku Jenis
74
Allmaniella ptycholepis
75
Allmaniella sp.
76
Aphroditella decipiens
77
Aphroditella floresiana
78
Aphroditella limosa
79
Aphroditella malayana
80
Aphroditella mongolica
81
Aphroditella sibogae
82
Aphrogenia nigropunctata
83
Aphrogenia villosa
84
Aphrogenia villosa, var. n. v.
85
Bhawania amboinensis n.sp.
86
Bhawania cryptocephala
87
Bhawania cryptocephala., var pottisiana n.v.
88
Euleanira ehlersi
89
Eulepis malayana
90
Eupanthalis nigromaculata
91
Eupolyodontes amboinensis
92
Euthalenessa oculata
93
Gastrolepidia clavigera
94
Halogenia arenifera
95
Halogenia conchifera
96
Halosydna fulvovittata
97
Halosydna batheia n. sp.
98
Halosydna pilosa n. sp.
99
Hartmothoe atra
100
Hartmothoe benthaliana
101
Hartmothoe dictyophora
102
Hartmothoe imbricata
103
Hartmothoe nigricans
104
Hartmothoe pallida
105
Hartmothoe sp.
106
Hermione malleata
107
Hermione moluccana
108
Hermione parva
109
Iphione muricata
110
Iphionella cimex
111
Laetmatonice aphroditoides
112
Laetmatonice batheia
113
Laetmatonice breve-pinnata
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
93
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
94
Suku Jenis
114
Laetmatonice dubiosa
115
Laetmatonice malayana
116
Laetmatonice producta
117
Laetmatonice rogusa Horst
118
Laetmatonice sp.
119
Laetmatonice viridescens
120
Lagisca (polynoe) minuta
121
Lagisca cornuta
122
Lagisca elytrophora
123
Lagisca flaccida
124
Lagisca indica
125
Lagisca malayana
126
Lagisca pottsi
127
Lagisca sp.
128
Leanira coeca n. sp.
129
Leanira javanica n. sp.
130
Leanira melanocephala n. sp.
131
Leanira sibogea n. sp.
132
Leanira sp.
133
Leanira tentaculata n. sp.
134
Leanira vulturis n. sp.
135
Lepidasthenia affinis n. sp.
136
Lepidasthenia microlepis
137
Lepidasthenia sibogea
138
Lepidasthenia sp.
139
Lepidonotus acantholepis
140
Lepidonotus adspersus
141
Lepidonotus albo-pustulatus
142
Lepidonotus carinatus
143
Lepidonotus carinulatus
144
Lepidonotus cristatus
145
Lepidonotus cristatus var. echinata
146
Lepidonotus cristatus var. ornata
147
Lepidonotus javanicus n.sp.
148
Lepidonotus malayanus
149
Lepidonotus ruber n.sp.
150
Lepidonotus sp.
151
Lepidonotus squamatus (L.)
152
Lepidonotus suluensis n.sp.
153
Lepidonotus vandersandei n.sp.
KELIMPAHAN
SEBARAN
3
2
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
POLYCHAETA
No.
Suku Jenis
154
Parahalosydna sibogea
155
Paralepidonotus ampulliferus
156
Paralepidonotus boholensis
157
Polynoe (Hemilepidia) versluysi
158
Polynoe kampeni
159
Polynoe nigro-punctata
160
Polynoe sp.
161
Polyodontes atro-marginatus n. sp.
162
Polyodontes sibogae
163
Polyodontes sp.
164
Pontogenia nuda
165
Pontogenia spinosa
166
Pontogenia villosa n.sp.
167
Psammolyse flava
168
Psammolyse malayana
169
Psammolyse zeylanica
170
Scalisetosus (Polynoe) crinoidicola
171
Scalisetosus ceramensis
172
Scalisetosus papilliferus
173
Scalisetosus sp.
174
Scalisetosus tentaculatus
175
Sigalion bandaensis n. sp.
176
Sigalion sp.
177
Sthenelais dubiosa n. sp.
178
Sthenelais heterochela n. sp.
179
Sthenelais malayana n. sp.
180
Sthenelais orientalis
181
Sthenelais variabilis
182
Thormora trissochaeta
183
Weberia pustulata
5 184 6
KELIMPAHAN
SEBARAN
3
2
1
1
NILAI EKONOMIS
ARICIIDAE Scoloplos (?) sp. CAPITELLIDAE
185
Capitella capitata (Fabricius)
186
Dasybranchus caducus
187
Notomastus cf. latericeus
188
Notomastus latericeus
189
Notomastus sp. 3
190
Notomastus sp. 4
95
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Sabellidae No. 7
CHAETOPTERIDAE
191
Chaetoptherus cautus
192
Chaetoptherus crosslandi
193
Chaetoptrus variopedatus
194
Phyllochaetopterus sibogea
195
Phyllochaetopterus sp.
196
Ranzania sp.
197
Ranzania malayensis
198
Telepsavus claparedei
8
CHLORHAEMIDAE
199
Stylariodes granulosus
200
Brada ? sp.
201
Brada rigida
202
Stylariodes coronatus
203
Stylariodes curvisetis
204
Stylariodes nudus
205
Trophoniella avicularia
206
Trophoniella intoshi
207
Trophoniella sibogea
9
96
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
3
2
3
2
CIRRATULIDAE
208
Audouinia anchylochaeta
209
Brada sp.
210
Cirratulus afer
211
Cirratulus chrysoderma
212
Diplocirrus erythroporus
213
Dodecaceria fistulicola
214
Monticellina sp. 1
215
Monticellina sp. 2
216
Pherusa eruca indica
217
Tharyx sp.
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
POLYCHAETA
No.
Suku Jenis
10
COSSURIDAE
218
Chaetozone sp.
11
Eunice indica
12
EULEPETHIDAE
EUNICIDAE
221
Eunice afra
222
Eunice antennata
223
Eunice grubei
224
Eunice siciliensis
225
Eunice sp. 2
226
Eunice spp.
227
Eunice tentaculata
228
Euniphysa aculeata
229
Haematocleptes terebellidis
230
Hartmaniella sp.
231
Labidognathus parasiticus
232
Labrorostratus parasiticus
233
Lumbriconereis sphaerocephala
234
Lycidice sp.
235
Nematonereis unicornis
236
Oligognathus bonelliae
237
Oligognathus parasiticus
14
EUPHROSINIDAE
238
Euprosine sp.
239
Armandia bipapillata Flabelligera diplochaitos
241
Ophelina sibogae
242
Pherusa sp.
243
Piromis sp.
16
GLYCERIDAE
244
Glycera macintoshi
245
Glycera nicobarica
246
Glycera onomichiensis
247
Glycera tesselata
17 249
2
3
2
FLABELIGERIDAE
240
248
3
NILAI EKONOMIS
Pareulepis malayana
13
15
SEBARAN
DORVILLEIDAE
219
220
KELIMPAHAN
Glycinde cf. oligodon GONIADIDAE Protodorvillea sp.
97
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
98
Suku Jenis
18
HARTMANIELLIDAE
250
Abyssoninoe sp.
19
HESIONIDAE
251
Gyptis sp.
252
Hesione genetta
253
Hesione intertexta
254
Leocrates (Leocratides) ehlersi
255
Leocrates atlanticus
256
Leocrates chinensis
257
Leocrates claparedii
258
Leocrates diplognathus
259
Leocrates djangkarensis
260
Leocrates giardi
261
Leocrates greeffianus
262
Leocrates indicus
263
Leocrates wesenberglundae
264
Leocrates wesenberglundae
265
Leocratides filamentosus
266
Ophiodromus sp.
267
Podarke (Irma) angustifrons
268
Psamathe sp.
269
Syllidia sp.
20
LUMBRINERIDAE
270
Arabella (Notopsilus) sp.
271
Lumbrinerides sp.
272
Ninoe bruuni
21
MAGELONIDAE
KELIMPAHAN
SEBARAN
273
Cossura dimorpha
274
Poecilochaetus sp. 1
3
2
275
Poecilochaetus sp. 2
3
2
22
MALDANIDAE
276
Asychis amphiglypta
277
Asychis gotoi (Izuka)
278
Asychis trifilosa
279
Leiochone tropica
280
Maldane sarsi
281
Maldanella harai
282
Notoproctus pacificus
283
Petaloproctus cirratus
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
POLYCHAETA
No.
Suku Jenis
284
Petaloproctus terricola
285
Rhodine loveni
23
NEPHTYDAE
286
Aglaophamus cf. vietnamensis
287
Aglaophamus sp.
288
Micronephtys sp.
289
Micronephtys sphaerocirrata
290
Nephtys cf. punctata
291
Nephtys oligobranchia
292
Paralacydonia paradoxa
293
Nephtys sp.
24
NEREIDAE
294
Glycinde sibogana
295
Gymnonereis fauveli
296
Gymnonereis hartmannschroederae
297
Gymnonereis sibogae
298
Leonnates jousseaumei
299
Leonnates nierstrassi
300
Lycastis indica
301
Lycastopsis catarractarum
302
Ner. (Perinereis) helleri
303
Nereis (Ceratonereis) costae
304
Nereis (Ceratonereis) coutierei
305
Nereis (Ceratonereis) dorsolineata
306
Nereis (Ceratonereis) flagellipes
307
Nereis (Ceratonereis) marmorata
308
Nereis (Ceratonereis) ramosa
309
Nereis (Ceratonereis) sp.
310
Nereis (Ceratonereis) tentaculata
311
Nereis (Ceratonereis) tripartita
312
Nereis (Ceratonereis) pachychaeta
313
Nereis (Lycoris) abnormis
314
Nereis (Lycoris) abyssicola
315
Nereis (Lycoris) anchylochaeta
316
Nereis (Lycoris) baliensis
317
Nereis (Lycoris) batjanensis
318
Nereis (Lycoris) buitendijki
319
Nereis (Lycoris) ericognatha
320
Nereis (Lycoris) gisserana
321
Nereis (Lycoris) heteromorpha
KELIMPAHAN
SEBARAN
2
2
NILAI EKONOMIS
99
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
100
Suku Jenis
322
Nereis (Lycoris) nouhuysi
323
Nereis (Lycoris) onychophora
324
Nereis (Lycoris) sumbawensis
325
Nereis (Lycoris) trifasciata var vandersandei
326
Nereis (Lycoris) tydemani
327
Nereis (Lycoris) unifasciata
328
Nereis (Perinereis) aibuhitensis
329
Nereis (Perinereis) binongkae
330
Nereis (Perinereis) camiguina
331
Nereis (Perinereis) dongalae
332
Nereis (Perinereis) floridana
333
Nereis (Perinereis) nigro-punctata (N. yorkensis Aug.)
334
Nereis (Perinereis) nuntia
335
Nereis (Perinereis) obfuscata
336
Nereis (Perinereis) rumphii
337
Nereis (Perinereis) singaporiensis .
338
Nereis (Perinereis) suluana
339
Nereis (Platynereis) australis
340
Nereis (Platynereis) bengalensis
341
Nereis (Platynereis) cristatus
342
Nereis (Platynereis) dumerilii
343
Nereis (Platynereis) polyscalma
344
Nereis (Platynereis) sp.
345
Nereis (Pseudonereis) anomala
346
Nereis (Pseudonereis) trimaculata
347
Nereis nigriceps
348
Nereis sp.
349
Nereis spp.
350
Perinereis cultifera
351
Perinereis singaporensis
352
Perinereis vancaurica
25
NEREIDIDAE
353
Aglaophamus tepens
354
Ceratonereis sp.
355
Gymnonereis phuketensis
356
Leonnates persica
357
Namalycastis abiuma - species group
358
Namalycastis hawaiiensis
359
Namalycastis terrestris
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
1
2
2
3
2
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
POLYCHAETA
Sabellidae
No.
Suku Jenis
360
Namanereis amboinensis
361
Namanereis catarractarum
362
Nectoneanthes sp.
26
OENONIDAE
363
Kinbergonuphis pseudobranchiata
27
ONUPHIDAE
364
Kinbergonuphis sp. 2
365
Kinbergonuphis sp. 3
366
Leitoscoloplos sp.
367
Nothria conchylega
368
Nothria hawaiiensis
369
Paradiopatra pourtalesii
371
Scoloplos (Leodamas) gracilis
28
OPHELIIDAE
372
Ammotrypane bimensis
373
Ammotrypane brevibranchiata
374
Ammotrypane cardiformis
375
Ammotrypane dubia
376
Ammotrypane fauveli
377
Ammotrypane longicaudata
378
Ammotrypane profunda
379
Ammotrypane sibogae var. major
380
Ammotrypane sibogea
381
Ammotrypane sp.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
101
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
102
Suku Jenis
382
Ophelina sp.
383
Sternaspis laevis minor
384
Sternaspis sp. 1
385
Travista horsti
29
ORBINIIDAE
386
Cirrophorus sp.
387
Levinsenia sp.
388
Scoloplos (Leodamas) rubra orientalis
30
OWENIIDAE
389
Myriochele eurystoma
390
Myriochele minor
391
Myriochele picta
392
Owenia fusiformis
393
Owenia fusiformis
31
PARALACYDONIIDAE
394
Glycera madagascariensis
32
PARAONIDAE
395
Paradoneis sp.
396
Paraonis sp.
397
Laonice cf. cirrata
398
Paraprionospio sp.
33
PECTINARIIDAE
399
Pectinaria sp
400
Pectinaria antipoda
34
PHYLLODOCIDAE
401
Paranaitis sp.
402
Phyllodoce (Anaitides) madeirensis
403
Phyllodoce gracilis
404
Phyllodoce madeirensis
35
PILARGIDAE
405
Litocorsa annamita
406
Otopsis sp.
407
Pilargis sp.
408
Sigambra bassi
409
Sigambra hanaokai
410
Sigambra sp. 3
411
Synelmis rigida
36
POECILOCHAETIDAE
412
Cirratulus annamensis
413
Cirriformia sp.
KELIMPAHAN
SEBARAN
3
2
NILAI EKONOMIS
POLYCHAETA
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
37
POLYNOIDAE
414
Almaniella sp.
415
Benhamipolynoe antipaticola, new combination
416
Drieschella maculata, nov. spec.
417
Harmothoe sp.
418
Iphione muricata
419
Lepidonotus cristatus
420
Lepidonotus hedlevi
421
Lepidonotus jacksoni
422
Lepidonotus jukesi
423
Lepidonotus tennisetosus
424
Telolepidasthenia lobetobiensis
38
SABELLARIDAE
425
Lygdamis ehlersi
426
Lygdamis ehlersi var. major, n. var
427
Lygdamis marenzelleri
428
Pallasia abyssalis
429
Pallasia bihamata
430
Pallasia bihamata var. brevicorona
431
Pallasia pennata
432
Pallasia sexhamata
433
Phalacrostemma superbum
39
SABELLIDAE
434
Bispira tricyclia
435
Branchiomma pacificum
436
Branhioma pacificum
437
Chone sp.
438
Chone sp. 4
439
Dasychone cingulata
440
Euchone sp.
441
Hypsicomus phaeotaenia
442
Jasmineira ecaudata
443
Laonome andamanensis
444
Perkinsiana sp.
445
Potamilla ehlersi
446
Potamilla leptochaeta
447
Pseudopotamilla sp.
448
Sabella melanostigma
449
Sabella pavonina
450
Sabellastarte indica
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
103
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 451
104
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
3
2
Sabellastarte indica
452
Sabellastarte zebuensis
453
Spirographis spallanzanii
40
SERPULIDAE
454
Ditrupa arietina
455
Ditrupa crenata
456
Ficapomatus macrodon
457
Hydroides dianthus
458
Hydroides exaltatus
459
Hydroides minax
460
Hydroides sp.
461
Mercierella enigmatica
462
Omphalopomopsis langerhansi
463
Pomatoceros coeruleus
464
Pomatostegus stellatus
465
Protula tubularia (Montagu)
466
Salmacina dysteri (Huxley)
467
Serpula vermicularis Linne
468
Spirobranchus giganteus
469
Spirobranchus jousseaumei
470
Spirobranchus latiscapus
471
Spirobranchus maldivensis
472
Spirorbis foraminosus
473
Spirorbis spec. ind.
474
Spirorbranchus giganteus
475
Variete monilifera
476
Vermiliopsis glandigerus
41
SIGALIONIDAE
477
Horstileanira vanderspoeli
478
Sigalion sp.
479
Sthenelais sp.1
3
2
480
Sthenelais sp.2
3
2
2
2
481
Willeysthenelais cf. horsti
42
SPIONIDAE
482
Aonides sp.
483
Magelona cincta
484
Magelona crenulifrons
485
Magelona gemmata
486
Polydora sp.
487
Prionospio (Minuspio) multibranchiata
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
POLYCHAETA
No.
Suku Jenis
488
Prionospio (Prionospio) ehlersi
KELIMPAHAN
SEBARAN
489
Prionospio (Prionospio) komaeti
490
Prionospio (Prionospio) malayensis
491
Prionospio pinnata var inaequibranchia n var?
492
Prionospio sp.
2
2
493
Prionospio steenstrupi Var, malayensis, n. var.
2
2
494
Spio cf. pettiboneae
2
2
2
2
495
Spionidae, undetermined genus
496
Spiophanes kroeyeri
497
Spiophanes longicirris
498
Spiophanes malayensis
499
Spiophanes sp.
500
Spiophanes sp. 2
43
STERNASPIDAE
501
Mediomastus warrenae
502
Notomastus hemipodus
503
Sternapis laevis
504
Sternapis laevis var. minor, n. var
505
Sternapis rietschi
506
Sternapis sp.
44
SYLLIDAE
507
Ceratocephale sp.
508
Opistosyllis sp.
509
Pionosyllis sp.
510
Syllis (Haptosyllis) spongicola
511
Syllis gracilis
512
Trypanosyllis zebra
513
Typosyllis sp. 1
514
Typosyllis sp. 2
45
TEREBELLIDAE
515
Amphitrite leptobranhia
516
Amphitrite malayensis
517
Amphitrite robusta var. sibogea
518
Amphitrite sp.
519
Artacama sp.
520
Eupista dibranchiata
521
Eupista digitabranchia
522
Eupista sp.
523
Eupista sp.
NILAI EKONOMIS
105 http://rmbr.nus.edu.sg/polychaete/Nereidae.html
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
106
Suku Jenis
524
Euthelepus malayensis
525
Lanice abyssalis
526
Lanice fauveli
527
Lanice sp.
528
Lanice wollebacki
529
Lepraea ceratobranhia
530
Lepraea verrucosa
531
Loimia annulifilis
532
Loimia crassifilis
533
Loimia ingens
534
Loimia montagui
535
Loimia nigrifilis
536
Loimia sp.
537
Loimia verrucosa
538
Lysilla albomaculata
539
Lysilla sp.
540
Lysilla ubianensis
541
Nicolea angustiscutis
542
Nicolea incerta
543
Nicolea koehleri
544
Nicolea longibranchia
545
Nicolea sp.
546
Nicolea willeyi
547
Opisthopista sibogea
548
Paralanice timorensis
549
Parascione abyssorum
550
Pista brevibranhia
551
Pista foliigera
552
Pista obisiseta
553
Pista robustiesta
554
Pista sp.
555
Pista typha Grube
556
Pista typha Grube, var. aequibranhia n. var.
557
Polycirrus (Ereutho) aquila
558
Polycirrus (Ereutho) sp.
559
Polycirrus sp.
560
Polycirrus. (Ereutho) sp.
561
Polymnia dubia
562
Polymnia intoshi
563
Polymnia marenzelleri
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
POLYCHAETA
No.
Suku Jenis
564
Polymnia nebulosa
565
Polymnia robusta
566
Scione albomaculata
567
Scione moorei
568
Scione sp.
569
Streblosoma amboinensis
570
Streblosoma gracile
571
Streblosoma longiremis
572
Streblosoma persica
573
Streblosoma quadridentatum
574
Streblosoma sp.
575
Terebellids intoshi
576
Terebellids stromi
577
Thelepides malayensis
578
Thelepus abyssorum
579
Thelepus angustitoris
580
Thelepus cincinnatus
581
Thelepus dubius
582
Thelepus microbranchiatus
583
Thelepus plagiostoma
584
Thelepus robustus
585
Thelepus setosus
586
Thelepus sp.
587
Thelepus taamensis
588
Thelepus thoracicus Ehrb.,
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
107
Krustasea
108
Thalamita sp.
KRUSTASEA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Biologi
Krustasea merupakan hewan yang berkerabat dekat dengan Kalajengking dan Laba-laba masuk dalam golongan insekta. Ketiga hewan ini masuk dalam phylum Arthropoda yang artinya kakinya saling bersambungan. Krustasea mempunyai sebaran yang paling luas yaitu mulai dari daerah pinggir pantai hingga laut dalam dan mulai dari daerah tropis hingga daerah artik. Ukuran tubuh krustsea bervariasi dari yang hanya beberapa milimeter hingga beberapa puluh centimeter. Bentuk tubuh krustasea sangat bervariasi dan berbeda-beda dari suku yang satu kesuku yang lainnya. Sebagai contoh bentuk tubuh teritip, udang, copepoda dan kepiting sangat berbeda namun ketiganya masih masuk dalam kelompok krustasea. Perbedaan tubuh yang sangat jauh ini kadang-kadang membingungkan, namun kelompok ini mempunyai kesamaan misalnya selalu mempunyai dua pasang antena, kalau serangga hanya mempunyai satu pasang. Tubuhnya terbagai dalam tiga bagian yaitu kepala, thorak dan abdomen. Namun inipun tidak mudah untuk dibedakan misalnya pada kepiting hal ini disebabkan bagian-bagian ketiganya ada yang rudimenter sedangkan bagian lainnya menjadi lebih besar. Abdomen merupakan bagian tubuh yang bisa dimakan seperti misalnya pada udang dan lobster. Decapoda merupakan ordo yang paling banyak dikenal manusia kerena selalu menjadi sumber makanan dan yang termasuk dalam decapoda adalah udang, lobster dan kepiting. Penamaan ordo ini berdasar jumlah kaki misalnya decapoda adalah krustasea yang berkaki 10, Isopoda artinya kakinya sama sedangkan aphipoda berarti kakinya ganda dst. Sebagian kaki-kaki dari krustasea beberapa diantaranya ada yang mengalami modifikasi yang disesuaikan dengan fungsinya. Sebagai contoh kaki udang berubah menjadi pleopod yang berfungsi untuk membawa telur. Kemanapun udang betina ini pergi telurnya selalu dibawa dan setiap waktu pleopodnya digerak-gerakan dan digoyang-goyang untuk membersihkan telur dan agar mendapat aerasi. Udang jantan biasanya berukuran lebih kecil dibandingkan dengan udang betina. Antara krustasea jantan dan betina ada yang hanya dapat melakukan perkawinan pada saat ketika cangkangnya dalam kondisi lunak. Krustasea selalu mengalami ganti cangkang atau moulting. Pergantian cangkang ini dilakukan secara rutin mengikuti tingkat pertumbuhan, setiap ganti cangkang krustasea akan menjadi lebih besar. Pada saat ganti cangkang krustasea akan bersembunyi untuk menghindarkan diri dari pemangsa hal ini dilakukan oleh karena pada saat ganti cangkang tubuhnya menjadi sangat lunak dan mudah sekali dimangsa oleh predator. Proses pergantian cangkang ini tidak berjalan lama dan dalam beberapa jam cangkang yang baru akan segera mengeras. Cangkang krustasea diperkuat dengan zat kapur. Reproduksi krustasea dilakukan sepanjang tahun dan telur-telur yang menetas akan dilepaskan yang berupa larva planktonik yang biasa disebut nauplius. Nauplius akan mengalami beberapa kali proses metamorfosa untuk menjadi bentuk individu dewasa.
Manfaat krustasea
Decapoda merupakan ordo terbesar dari krustasea yaitu anggotanya merupakan seperempat dari jumlah jenis yang ada dalam krustasea. Anggota Decapoda antara lain termasuk udang, kepiting dan lobster yang merupakan bahan makanan bagi kita semua. Peranan krustasea untuk manusia adalah sebagai sumber bahan makanan protein hewani. Sedangkan ditinjau peranan krustasea dari sisi ekologis dalam siklus 109
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
r rantai makanan adalah sebagai konsumer tingkat bawah dan sekaligus sebagai pembersih. Sebagai b ccontoh Isopoda dan amphipoda merupakan krustasea yang berukuran kecil yang hidup di k tepi pantai memakan berbagai serasah dan sisa bahan organik. Sedangkan Copepoda yang memakan fitoplankton mempunyai peranan yang sangat besar sebagai makanan berbagai hewan laut lainnya yang lebih tinggi tingkatannya. Copepoda merupakan salah kelompok krustasea yang seluruh siklus hidupnya sebagai plankton.
Birgus latro ri) (Ketam kena
Nilai Ekonomis Komersial
Krustasea yang mempunyai nilai ekonomis penting jumlahnya terbatas dan dapat dikelompokan menjadi empat kelompok besar yaitu kelompok udang, kelompok lobster, kelompok kepiting dan ketam. Kelompok udang pada umumnya mempunyai nilai ekonomis mulai dari yang berukuran kecil seperti rebon hingga yang berukuran lebih dari 30 centimeter. Harga udang Peneidae yang di dalamnya termasuk udang putih, udang windu, udang galah tergantung dari ukuran dan jenisnya. Ukuran udang biasanya bervariasi dari yang berukuran satu kilo berisi 8 – 50 individu. Udang yang dijual dalam kondisi hidup harganya lebih mahal dibandingkan dengan yang dijual mati. Begitu juga untuk lobster, kepiting, rajungan dan ketam kenari. Dalam daftar dibawah ini diberikan contoh harga udang, lobster dan kepiting yang diambil dari berbagai sumber di tahun 2014. Udang mempunyai nilai strategis Tabel 11 . Jenis-jenis krustasea yang mempunyai nilai ekonomis penting dan harganya. (2014). No
110
Harga/kg
Keterangan
01
Panulirus spp
Nama jenis
Lobster
Nama umum
Rp. 250.000 - 300.000
Harga di tingkat nelayan, tergantung ukuran dan jenisnya. Ada 6 jenis lobster.
02
Peneus spp
Udang
Rp 60.000 – 120.000
Harga ditingkat swalayan, tergantung ukuran dan jenisnya. Ada sekitar 10 jenis udang Peneus dan metapeneus
03
Scyla spp
Kepiting.
Rp. 50.000 – 75.000
Harga ditingkat nelayan tergantung ukuran dan kelaminnya. Ada 4 jenis.
04
Portunus spp
Rajungan
Rp. 80.000
Harga ditingkat swalayan. Tergantung ukuran. Ada 4 jenis.Rajungan.
05
Harpiosquilla sp
Udang pengko / ronggeng
Rp.60.000.
Harga ditingkat restoran, ada 2 jenis yang biasa dijual.
06
Thenus sp/Scylarus sp
Udang kipas
Rp. 80.000.
Harga ditingkat
07
Macrobracium
Udang galah
Rp. 100.000.
Harga ditingkat restoran
08
Birgus latro
Ketam kenari
Rp. 60.000.
Harga ditingkat nelayan Ternate.
KRUSTASEA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
karena merupakan penyumbang devisa ke dua terbesar sesudah ikan. Sumberdaya udang di Indonesia sebagain besar masih barasal dari hasil tangkapan dan dari hasil budidaya. Ketam kenari statusnya dilindungi namun masih dijual dipasar-pasar tradisional di Maluku dan Sulawesi Utara.
Keanekaragaman jenis
Hewan yang masuk dalam sub Phylum Krustasea ada sekitar 44.300 jenis. Ini merupakan subphylum yang mempunyai anggota terbanyak dibandingkan biota lainnya. Sebagian besar krustasea merupakan hewan laut. Krustasea ini dibagi dalam 10 kelas dan 14 ordo. Krustasea yang paling banyak jumlah jenis adalah Malacostraca yaitu mempunyai sekitar 28.070 jenis. Sedangkan yang mempunyai anggota paling sedikit adalah kelas Remipedia yaitu hanya 2 jenis. Krustasea yang kita kenal adalah krustasea yang mempunyai nilai ekonomis seperti udang, kepiting, lobster ini masuk dalam ordo Decapoda yang mempunyai jumlah jenis terbesar dalam kelas Malacostraca yaitu ada sekitar 10.000 jenis.(Barnes,1987). Di Indonesia belum semua kelas dalam krustasea dipelajari hanya dari kelas Copepoda dan Malacostraca. Dua kelas yang diteliti itupun baru sebagian kecil saja yang diteliti Kelas Malacostraca yang diteliti secara baik hanya ordo Stomatopoda, Decapoda dan Amphipoda. Jadi masih lebih banyak yang belum diteliti dari pada yang dipelajari. Untuk mengetahui status keaneka ragaman jenis krustasea di Indonesia cukup sulit oleh karena data yang dimiliki masih sedikit. Hal ini disebabkan hanya beberapa kelompok saja yang dipelajari dari anggota krustasea ini. Untuk memberikan gambaran kekayaan jenis Krustasea di Indonesia mungkin kita dapat mengambil contoh Stomatopoda atau lebih dikenal dengan nama udang ronggeng yang bentuk kaki depanya seperti walang sembah. Ordo stomatopoda merupakan salah satu kelompok yang dipelajari secara intensif di Indonesia tercatat sebanyak 110 jenis. Anggota stomatopoda di dunia diperkirakan sebanyak 300 jenis, yang berarti di Indonesia memiliki sekitar sepertiga dari yang ada di dunia. Kelompok krustasea yang dipelajari cukup intensif adalah dari kelompok Hermit crab atau di Indonesia lebih dikenal dengan kelompok kelomang. Kelompok hermit crab terdiri dari suku Coenobitidae, Diogenidae dan Paguridae kelompok ini di Indonesia baru ditemukan sekitar 102 jenis (Rahayu and Wahyudi 2007), sedangkan di Philipine ditemukan sebanyak 150 jenis dan di Taiwan sekitar Status 133 jenis. Sebagian dari kelompok ini hidup di Perlindungan darat dan yang lainnya hidup dilaut yang hingga kedalaman 30 meter. Marga yang hidup di darat Jenis krustasea yang antara lain adalah Birgus dan Coenobita dari suku telah masuk dalam biota Coenobitidae. Jenis yang terkenal dari kelompok ini yang dilindungi oleh adalah Birgus latro atau ketam kenari yang hidup pemerintah Indonesia sebagai hama kelapa banyak ditemukan di daerah adalah Birgus latro atau Sulawesi dan Maluku Utara. Jenis ini merupakan ketam kenari. Krustacea satu-satunya kelompok hermit crab atau kelomang yang lain belum masuk yang enak dimakan dan mempunyai ukuran paling kategori yang dilindungi besar. dan belum masuk dalam apendiks CITES. 111 11 1 11 11
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 12. Daftar jenis Copepoda yang ditemukan di Indonesia Copepoda merupakan kelompok Krustasea yang seluruh siklus hidupnya berupa zooplankton. (Sumber & Verifikator: Mulyadi) No.
112
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
1
CALANOIDA
1
Acartia amboinensis
4
2
A. bispinosa
4
3
2
3
A. danae
5
3
2
4
A. erythraea
3
1
1
5
A. negligens
5
3
2
6
A. pacifica
2
2
1
7
A. sinjiensis
2
3
2
8
Acartiella nicolae
2
3
2
9
Acrocalanus gibber
2
1
1
10
A. gracilis
3
2
2
11
A. longicornis
5
3
2
12
Aetideus armatus
5
4
2
13
A. bradyi
5
4
2
14
A. giesbrechti
5
4
2
15
Aetideopsis armatus
5
4
2
16
Amallophora typica
5
4
2 2
17
Augaptilus bullifer
5
4
18
A. filigerus
5
4
2
19
A. hecticus
5
4
2
20
A. longicaudatus
5
4
2
21
A. palumboi
5
4
2
22
A. placitus
5
4
2
23
A. validus
5
4
2
24
Arietellus aculeatus
5
4
2
25
A. simplex
5
4
2
26
A. setosus
5
4
2
27
Bathypontia spinifera
5
4
2
28
Bestiola similis
2
2
3
29
Bradycalanus typicus
5
4
2
30
Bradydius armatus
5
4
2
31
Brachycalanus gigas
5
4
2
32
Calanoides philppinensis
3
3
2
33
Canthocalanus pauper
3
2
2
34
Calanopia aurivilli
3
2
2
35
C. australica
3
2
2
36
C. elliptica
3
1
2
37
C. asymmetrica
3
2
2
KRUSTASEA
No. 38
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
C. herdmani
Suku Jenis
3
2
2
39
C. minor
3
2
2
40
C. thompsoni
3
2
2
41
Calocalanus pavo
3
2
2
42
C. plumulosus
4
3
2
43
Candacia ethiopica
5
4
2
44
C. bipinnata
5
4
2
45
C. bradyi
3
2
2
46
C. catula
3
2
2
47
C. curta
3
3
2
48
C. discaudata
3
2
2
49
C. ethiopica
5
4
2
50
C. guggenheimi
5
4
2
51
C. ishimarui
3
3
2
52
C. longimana
5
4
2
53
C. pachydactyla
3
3
2
54
C. tenuimana
5
4
2
55
Paracandacia bispinosa
3
2
2
56
P. simplex
5
4
2
57
P. truncata
3
2
2
58
Centropages brevifurcus
4
4
2
59
C. calaninus
3
3
2
60
C. dorsospinatus
5
4
2 2
61
C. elongatus
5
4
62
C. furcatus
3
3
2
63
C. gracilis
4
4
2
64
C. orsini
3
2
2
65
C. sinensis
4
4
2
66
C. tenuiremis
3
3
2
67
Clausocalanus arcuicornis
3
3
2
68
C. furcatus
3
2
2
69
Cosmocalanus darwini
3
2
2
70
Chiridius poppei
5
4
2
71
C. gracilis
5
4
2
72
C. obtusifrons
5
4
2
73
Chirundina streetsi
5
4
2
74
Chiridiella macrodactyla
5
4
2
75
Cornucalanus simplex
5
4
2
76
Disseta palumboi
5
4
2
77
D. scopularis
5
4
2
113
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 78
114
Suku Jenis E. concinna
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
2
79
E. longicornis
5
4
2
80
E. marina
3
2
2
81
E. media
5
4
2
82
E. plana
5
4
2
83
E. tenuis
5
4
2
84
E. wolfendeni
4
3
2
85
Euchirella amoena
5
4
2
86
E. bella
5
4
2
87
E. curticauda
4
4
2
88
E. dentata
5
4
2
89
E. dubia
5
4
2
90
E. galeata
5
4
2
91
E. granulata
5
4
2
92
E. hessei
5
4
2
93
E. maxima
5
4
2
94
E. messinensis indica
5
4
2
95
E. pulchra
5
4
2
96
E. venusta
5
4
2
97
Euateideus acutus
5
4
2
98
Gaetanus miles
5
4
2
99
G. armiger
5
4
2
100
G. caudani
5
4
2 2
101
G. minor
5
4
102
G. kuppii
5
4
2
103
G. latifrons
5
4
2
104
G. hamatus
5
4
2
105
Gaidius notacanthus
5
4
2
106
G. similis
5
4
2
107
Gaidiopsis crassirostris
5
4
2
108
Haloptilus longicornis
5
4
2
109
H. ornatus
5
4
2
110
H. plumosus
5
4
2
111
H. spiniceps
5
4
2
112
Heteramalla dubia
4
4
2 2
113
Heterorhabdus clausi
4
4
114
H. longicornis
4
4
2
115
H. papiliger
4
4
2
116
H. spinifrons
4
4
2
117
Lophothrix frontalis
4
4
2
KRUSTASEA
No. 118
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis Lubbockia squillimana
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
2
119
L. bicornuta
4
4
2
120
L. clausi
4
4
2 2
121
L. flavicornis
3
4
122
L. longiserrata
4
4
2
123
L. maxima
4
4
2
124
L. pera
4
4
2
125
L. philyra
4
4
2
126
Labidocera acuta
3
1
2
127
L. bataviae
3
3
2
128
L. bengalensis
4
4
2
129
L. detruncata
4
3
2
130
L. javaensis
3
3
2
131
L. kroyeri
3
1
2
132
L. laevidentata
3
3
2
133
L. madurae
3
3
2
134
L. minuta
3
1
2
135
L. muranoi
5
4
2
136
L. pavo
3
1
2
137
L. sinilobata
4
3
2
138
Macandrewella joanae
5
4
2
139
Mecynocera clausi
5
4
2
140
Mesocalanus tenuicornis
5
4
2
141
Megacalanus princeps
5
4
2
142
Mesorhabdus truncatus
5
4
2
143
Metridia boecki
5
4
2
144
M. brvaicauda
5
4
2
145
M. macrura
5
4
2
146
M. princeps
5
4
2
147
M. venusta
5
4
2
148
Metacalanus aurivilli
5
4
2
149
Monacilla dubia
5
4
2
150
Nannocalanus minor
5
4
2
151
Neocalanus gracilis
5
4
2
152
N. robustior
5
4
2
153
N. princeps
5
4
2
154
Onchocalanus hirtipes
5
4
2
155
O. cristatus
5
4
2
156
Oxycalanus semispinus
5
4
2
157
Paracalanus aculeatus
3
2
2
115
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 158
116
Suku Jenis Pareucalanus attenuatus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
159
P. parki
5
4
2
160
P. sewelli
5
4
2
161
Paraeuchaeta barbata
5
4
2
162
P. bisinuata
5
4
2
163
P. californica
5
4
2
164
P. dentata
5
4
2
165
P. gracilicauda
5
4
2
166
P. propinqua
5
4
2
167
P. sarsi
5
4
2
168
P. sibogae
5
4
2
169
P. tonsa
5
4
2
170
P. spinifera
5
4
2
171
P tuberculata
5
4
2
172
P. weberi
5
4
2
173
Paraugaptilus similis
5
4
2
174
Parvocalanus crassirostris
1
1
2
175
Phaena spinifera
5
4
2
176
Phyllopus bidentatus
5
4
2
177
P. helgae
5
4
2
178
P. inpar
5
4
2
179
P. abdominalis
5
4
2
180
P. xiphias
5
4
2
181
P. giesbrechti
5
4
2
182
Pontella alata
3
4
2
183
P. bonei
3
3
2
184
P. danae
5
4
2
185
P. denticauda
1
2
2
186
P. diagonalis
3
3
2
187
P. fera Dana
3
3
2
188
P. forcicula
3
2
2
189
P. kleini
4
4
2
190
P. labuanensis
4
4
2
191
P. princeps
4
4
2
192
P. securifer
4
4
2
193
P. spinipes
4
4
2
194
P. surrecta
4
3
2
195
P. vervoorti
4
3
2
196
Pontellopsis armata
3
3
2
197
P. herdmani
3
2
2
KRUSTASEA
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
198
P. inflatodigitata
Suku Jenis
3
4
2
199
P. krameri
3
3
2
200
P. macronyx
3
2
2
201
P. perspicax
5
3
2
202
P. pexa
5
3
2
203
P. regalis
5
3
2
204
P. scotti
5
4
2
205
P. streuna
5
4
2
206
Pontellopsis tenuicauda
5
4
2
207
P. villosa
5
4
2
208
P. yamadae
5
4
2
209
Pontellina morii
3
3
2
210
P. plumata
3
3
2
211
P. sobrina
3
3
2
212
Pleurommama abdominalis
3
3
2
213
P. giesbrechti
3
3
2
214
P. gralicilis
3
3
2
215
P. robusta
3
3
2
216
P. xiphias
3
3
2
217
Pseudodiaptomus annandalei
3
2
2
218
P. aurivilli
3
2
2
219
P. clevei
3
2
2
220
P. incisus
3
4
2 2
221
P. philippinensis
3
4
222
Rhincalanus cornutus
3
3
2
223
R. nasutus
3
3
2
224
Scaphocalanus elongatus
5
4
2
225
S. magnus
5
4
2
226
S. major
5
4
2
227
Scolecithrix bradyi
3
3
2
228
S. danae
3
3
2
229
Scollecithricella abyssalis
3
3
2
230
S. auropecten
5
4
2
231
S. ctenopus
5
4
2
232
S. curticauda
5
4
2
233
S. gracilis
5
4
2
234
S. longicornis
5
4
2
235
S. longifurca
5
4
2
236
S. marginata
5
4
2
237
S. obtusifrons
5
4
2
117
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
118
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
238
S. profunda
Suku Jenis
5
4
2
239
S. tenuipes
5
4
2
240
S. tydemani
5
4
2
241
S. valida
5
4
2
242
Scottocalanus farrani
5
4
2
243
S. helenae
5
4
2
244
S. longispinus
5
4
2
245
S. persecans
5
4
2
246
S. securifrons
5
4
2
247
S. setosus
5
4
2
248
S. thomasi
5
4
2
249
S. thori
5
4
2
250
Spinocalanus abyssalis
5
4
2
251
S. hirtus
5
4
2
252
S. magnus
5
4
2
253
S. spinosus
5
4
2
254
Subeucalanus crassus
3
2
2
255
S. dentatus
3
3
2
256
S. monachus
4
4
2
257
S. mucronatus
4
4
2
258
S. pileatus
4
4
2
259
S. subcrassus
3
2
2
260
S. subtenuis
3
2
2 2
261
Temora discaudata
3
1
262
T. turbinata
3
1
2
262
Temoropia mayumbaensis
5
4
2
263
Tortanus barbatus
3
3
2
264
T. brevipes
3
3
2
265
T. celebensis
4
4
2
266
T. gracilis
4
4
2
267
T. murrayi
4
4
2
268
Undinula vulgaris
3
2
2
269
U. caroli
5
4
2
270
Undeuchaeta intermedia
5
4
2
271
U. major
5
4
2
272
U. plumosa
5
4
2
273
U. caroli
5
4
2
274
Valdiviella brevicornis
5
4
2
275
V. gigasn =Euchaeta gigas
5
4
2
276
Xanthocalanus agilis
5
4
2
KRUSTASEA
No. 2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
CYCLOPIDAE
277
Canuella curticauda
5
4
2
278
Longipedia coronata
5
4
2
279
L. scotti
5
4
2
280
L. weberi
5
4
2
281
Oithona dissimilis
3
2
2
282
O. nana
5
4
2
283
O. oculata
5
3
2
284
O. rigida
5
3
2
285
O. plumifera
3
2
1
3
MONSTRILOIDA
286
Monstrilla gracilicauda
5
4
2
287
M. orcula
5
4
2
288
M. inserta
5
4
2
289
M. cymbula
5
4
2
290
M. helgolandica
5
4
2
291
Monstrilla longipes
5
4
2
292
Monstrilla turgida
5
4
2
293
Monstrilla longicornis
5
4
2
294
Mormonilla phasma
5
4
2
4
POECILOSTOMATOIDA
295
Copilia mirabilis
3
3
2
296
Copilia quadrata
3
3
2
297
Corycaeus alatus
5
4
2
298
C. concinnus
3
2
2
299
C. gibbulus
3
2
2
300
C. longistylis
3
3
2
301
C. lubbocki
3
2
2
302
C. obtusus
4
3
2
303
C. robustus
5
4
2
304
C. speciosus
3
3
2
305
Hemicyclops leggi
5
4
2
306
Lichomolgus anomaleus
5
4
2
307
Lichomolgus buddhensis
5
4
2
308
Lichomolgus elegans
5
4
2
309
Lichomolgus gigas
5
4
2
310
Lichomolgus gracilipes
5
4
2
311
Lubbockia aculeata
5
4
2
312
Lubbockia squillimana
3
3
2
313
Sapphirina angusta
3
2
2
119
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Odontodactylus scyllarus
No.
120
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
314
Sapphirina auronitens
3
2
2
315
Oncaea conifera
3
2
2
316
Oncaea media
3
2
2
317
Oncaea venusta
3
2
2
318
Pachysoma punctatum
3
2
2
319
Paralichomolgus curticaudatus
5
4
2
320
Pseudanthesius obscurus
5
4
2
321
Pseudanthessius weberi
5
4
2
322
Kelleria pectinata
3
2
2
323
Pseudomacrochiron parvum
5
4
2
324
Sapphirina auronitens
3
4
2
325
Sapphirina angusta
3
4
2
326
Sapphirina bicuspidata
3
4
2
327
Sapphirina darwini
3
4
2
328
Sapphirina gastrica
3
4
2
329
Sapphirina intestina
3
4
2
330
Sapphirina metallina
3
3
2
331
Sapphirina maculosa
3
3
2
332
Sapphirina nigromaculata
3
3
2
333
Sapphirina opalina
3
3
2
334
Sapphirina ovatolanceolata
3
3
2
335
Sapphirina scarlata
3
3
2
336
Sapphirina sinuicauda
3
3
2
337
Sapphirina stellata
3
3
2
338
Sapphirina longifurca
3
3
2
KRUSTASEA
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
5
HARPACTICOIDA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
339
Aegisthus aculeatus
5
4
2
340
Aegisthus mucronatus
5
4
2
341
Alteuthella pellucida
5
4
2
342
Alteuthella pygmaea
5
4
2
343
Alteuthella spinicauda
5
4
2
344
Ameira sibogae
5
4
2
345
Amphiascus havelocki =Dactylopusia
5
4
2
346
Amphiascus hirsutus
5
4
2
347
Amphiascus ceylonicus
5
4
2
349
Cletodes linearis
5
4
2
350
Cletodes latipes
5
4
2
351
Ceylonica armata
5
4
2
352
Clytemnestra rostrata
5
4
2
353
Eudactylopus latipes
5
4
2
354
Eupeltidium glabrum
5
4
2
355
Eupelte oblivia
5
4
2
356
Euterpina acutifrons
5
4
2
357
Harpacticus cristatus
5
4
2
358
Harpacticus clausi
5
4
2
359
Harpacticus glaber
5
4
2
360
Hersiloides leggii
5
4
2
361
Idomene laticaudata =Dactylopusia
5
4
2
362
Ilyopsillus affinis
5
4
2
363
Laophonte cornuta
5
4
2
364
Laophonte hirsuta
5
4
2
365
Longipedia weberi
5
4
2
366
Macrosetella gracilis
3
1
2 2
367
Microsetella norvegica
3
1
368
Microsetella rosea
3
1
2
369
Peltidium falcatum
5
4
2
370
Peltidium intermedium
5
4
2
371
Peltidium exiguum
5
4
2
372
Peltidium minutum
5
4
2
373
Parapeltidium johnstoni
5
4
2
374
Porcellidium brevicaudatum
5
4
2
375
Phyllothalestris mysis
5
4
2
376
Phyllopodopsyllus longicaudatus
5
4
2
377
Pseudothalestris sarsi
5
4
2
121
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
378
No.
Rhynchothalestris rufocincta
Suku Jenis
5
4
2
379
Rhynchothalestris similis
5
4
2
380
Thaumaleus bullatus
5
4
2
381
Thaumaleus gigas
5
4
2
382
Tydemanella typica
5
4
2
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
122
KRUSTASEA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 13 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Alpheid (Verifikator: Rianta Pratiwi) No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
ALPHEIDAE 1
Alpheopsis aequalis
6
5
2
2
Alpheopsis allanhancocki
6
5
2
3
Alpheopsis biunguiculata
6
5
2
4
Alpheopsis diabolus
6
5
2
5
Alpheopsis equidactylus
6
5
2
6
Alpheopsis harperi
6
5
2
7
Alpheopsis labis
6
5
2
8
Alpheopsis trigonus
6
5
2
9
Alpheopsis trispinosus
6
5
2
10
Alpheus albatrossae
3
5
2
11
Alpheus amblyonyx
6
5
2
12
Alpheus amirantei
6
5
2
13
Alpheus angulosus
6
5
2
14
Alpheus armatus
6
5
2
15
Alpheus armillatus
6
5
2
16
Alpheus avarus
6
5
2
17
Alpheus bahamensis
6
5
2
18
Alpheus barbara
6
5
2
19
Alpheus beanii
6
5
2
20
Alpheus belli
6
5
2
21
Alpheus bellimanus
6
5
2
22
Alpheus bisincisus
6
5
2
23
Alpheus bouvieri
6
5
2
24
Alpheus brachymerus
6
5
2
25
Alpheus brevicristatus
6
5
2
26
Alpheus brevipes
6
5
2
27
Alpheus bucephalus
3
3
2
28
Alpheus californiensis
6
5
2
29
Alpheus candei
6
5
2
30
Alpheus clamator
6
5
2
31
Alpheus clypeatus
6
5
2
32
Alpheus coetivensis
6
5
2
33
Alpheus collumianus
3
5
2
34
Alpheus cristulifrons
3
5
2
35
Alpheus crockeri
3
5
2
36
Alpheus cylindricus
3
5
2
37
Alpheus deuteropus
3
5
2
38
Alpheus diadema
3
3
2
123
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
124
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
39
Alpheus digitalis
Suku Jenis
3
3
2
40
Alpheus dolerus
3
3
2
41
Alpheus edwardsii
3
3
2
42
Alpheus estueriensis
6
5
2
43
Alpheus euphrosyne
3
1
2
44
Alpheus floridanus
6
5
2
45
Alpheus formosus
6
5
2
46
Alpheus glaber
6
5
2
47
Alpheus gracillipes
3
3
2
48
Alpheus gracilis
3
3
2
49
Alpheus hailstonei
3
5
2
50
Alpheus heeia
6
5
2
51
Alpheus heterochaelis
3
5
2
52
Alpheus hoplocheles
6
5
2
53
Alpheus intrinsecus
6
5
2
54
Alpheus japonicus
6
5
2
55
Alpheus lanceloti
6
5
2
56
Alpheus lanceostylus
6
5
2
57
Alpheus latipes
6
5
2
58
Alpheus leptochirus
6
5
2
59
Alpheus lobidens
3
1
2
60
Alpheus lottini
3
1
2
61
Alpheus mackayi
6
5
2
62
Alpheus macrocheles
6
5
2
63
Alpheus malleator
6
5
2
64
Alpheus normanni
6
5
2
65
Alpheus nuttingi
6
5
2
66
Alpheus oahuensis
3
5
2
67
Alpheus pacifucus
3
3
2
68
Alpheus paracrinitus
3
5
2
69
Alpheus paradentipes
3
5
2
70
Alpheus paralcyone
3
3
2
71
Alpheus parvirostris
3
3
2
72
Alpheus peasei
6
5
2
73
Alpheus percyi
6
5
2
74
Alpheus platyunguiculatus
6
5
2
75
Alpheus pseudopugnax
6
5
2
76
Alpheus pugnax
6
5
2
77
Alpheus rapacida
3
3
2
78
Alpheus rapax
3
2
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KRUSTASEA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
79
Alpheus rathbunae
Suku Jenis
6
5
2
76
Alpheus pugnax
6
5
2
77
Alpheus rapacida
6
5
2
78
Alpheus rapax
6
5
2
79
Alpheus rathbunae
6
5
2
80
Alpheus ridleyi
6
5
2
81
Alpheus schmitti
6
5
2
82
Alpheus simus
6
5
2
83
Alpheus spongiarum
3
3
2
84
Alpheus stephensoni
3
3
2
85
Alpheus strenuus
3
1
2
86
Alpheus sublucanus
3
5
2
87
Alpheus thomasi
6
5
2
88
Alpheus verrilli
6
5
2
89
Alpheus viridasi
6
5
2
90
Alpheus websteri
6
5
2
91
Automate dolichognatha
6
5
2
92
Automate evermanni
6
5
2
93
Automate gardineri
6
5
2
94
Automate kingsleyi
6
5
2
95
Automate rectifrons
6
5
2
96
Betaeus bellimanus
6
5
2
97
Betaeus ensenadensis
6
5
2
98
Betaeus gracilis
6
5
2
99
Betaeus harfordi
6
5
2
100
Betaeus harrimani
6
5
2
101
Betaeus longidactylus
6
5
2
102
Betaeus macginitieae
6
5
2
103
Betaeus setosus
6
5
2
104
Fenneralpheus chacei
6
5
2
105
Leptalpheus forceps
6
5
2
106
Leptalpheus pacificus
6
5
2
107
Metabetaeus lohena
6
5
2
108
Metalpheus hawaiiensis
6
5
2
109
Metalpheus paragracilis
110
Metalpheus rostratipes
6
5
2
111
Nennalpheus sibogae
6
5
2
112
Parabetaeus euryone
6
5
2
113
Salmonerus artmanni
6
5
2
114
Salmonerus babai
6
5
2
125
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
126
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
115
Salmonerus brevirostris
Suku Jenis
6
5
2
116
Salmonerus cavicola
6
5
2
117
Salmonerus gracilipes
6
5
2
118
Salmonerus mauiensis
6
5
2
119
Salmonerus tricristata
6
5
2
120
Salomerus arubae
6
5
2
121
Salomerus bruni
6
5
2
122
Salomerus ortmanni
6
5
2
123
Salomerus trigona
6
5
2
124
Synalpheus agelas
6
5
2
125
Synalpheus albatrossi
6
5
2
126
Synalpheus apioceros
6
5
2
127
Synalpheus biunguiculatus
6
5
2
128
Synalpheus bousfieldi
6
5
2
129
Synalpheus brevicarpus
6
5
2
130
Synalpheus brevifrons
6
5
2
131
Synalpheus brooksi
6
5
2
132
Synalpheus charon
3
1
2
133
Synalpheus coutierei
6
5
2
134
Synalpheus disparodigitus
6
5
2
135
Synalpheus dominicensis
6
5
2
136
Synalpeus fritzmuelleri
6
5
2 2
137
Synalpeus goodei
6
5
138
Synalpeus grampusi
6
5
2
139
Synalpeus heardi
6
5
2
140
Synalpeus hemphilli
6
5
2
141
Synalpeus herricki
6
5
2
142
Synalpeus lockingtoni
6
5
2
143
Synalpeus longicarpus
6
5
2
144
Synalpeus macclendoni
6
5
2
145
Synalpeus macromanus
6
5
2
146
Synalpeus minus
6
5
2
147
Synalpeus mulegensis
6
5
2
148
Synalpeus pandionis
6
5
2
149
Synalpeus paraneomeris
3
3
2
150
Synalpeus paraneptunus
6
5
2
151
Synalpeus pectinger
6
5
2
152
Synalpeus rathbunae
6
5
2
153
Synalpeus redatorpus
6
5
2
154
Synalpeus sanctithomae
6
5
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KRUSTASEA
Panulirus versicolor
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
155
Synalpeus scaphoceris
6
5
2
156
Synalpeus streptodactylus
3
1
2
157
Synalpeus tanneri
3
1
2
158
Synalpeus thai
6
5
2
159
Synalpeus townsendi
6
5
2
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
127
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 14. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Brachyura (Verifikator: Indra Aswandy & Rianta Pratiwi) No. 1
128
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
3
3
2
ATELECYCLIDAE
1
Kraussia rastripes
2
CALAPPIDAE
2
Calapa terrae reginae
3
Calappa calappa
3
3
2
4
Calappa hepatica
2
3
2
5
Calappa spinosissma
3
3
2
3
CORYSTIDAE 3
3
2
3
3
2
6
Gomeza bicornis
4
CYMOPOLIIDAE
7
Maniella longirostris new species
5
DORIPPIDAE
8
Dorippe (Dorippe) frascone
2
3
2
9
Dorippe (Dorippoides) facchino
2
3
2
10
Neodorippe (Neodorippe) astuta
3
3
2
11
Neodorippe (Nobilum) histrio
3
3
2
6
DROMIDAE
12
Conchoecetes artificiosus
3
3
2
13
Dromidiopsis craniodes
3
3
2
7
GECARCINIDAE 2
3
2
14
Epigrapsus politus Heller, 1862
8
GONEPLACIDAE
15
Catoptrus nitidus
3
3
2
16
Ceratoplax arcuata
3
3
2
17
Ceratoplax ciliatus
3
3
2
18
Ceratoplax granulosa
3
3
2
19
Ceratoplax hispida
3
3
2
20
Ceratoplax longimana
3
3
2
21
Goneplax sinuatifrons
3
3
2
22
Libtystes nitidus
3
3
2
23
Libystes edwardsi
3
3
2
24
Nematocarcinus soegiarto.
3
3
2
25
Pseudolitocheira integra
3
3
2
26
Scalopidia spinosipes
3
3
2
9
GRAPSIDAE
27
Barrymus wilsoni
3
3
2
28
Camptandrium ambonensis
3
3
2
29
Chiromantes indiarum
3
3
2
30
Chiromanthes darwinensis
3
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KRUSTASEA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
31
Cleistocoeloma merguensis
Suku Jenis
3
3
2
32
Clistocoeloma villosum
3
3
2
33
Clistoma balansae
3
3
2
34
Cyclograpsus longipes
3
3
2
35
Cyclopgrapsus audouini
3
3
2
36
Geograpsus crinipes
3
3
2
37
Grapsus albolineatus
2
3
2
38
Grapsus strigosus
3
3
2
39
Grapsus tenuicristatus
3
3
2
40
Helice leachi
3
3
2
41
Holometopus obesus
3
3
2
42
Labuanium politum
3
3
2
43
Metaplax elegans
3
3
2
44
Metasesarma rousseauxi
2
3
2
45
Metopograpsus frontalis
2
3
2
46
Metopograpsus latifrons
2
3
2
47
Metopograpsus maculatus
3
3
2
48
Metopograpsus messor
2
3
2
49
Metopograpsus oceanicus
3
3
2
50
Metopograpsus pictus
3
3
2
51
Metopograpsus thukuhar
2
2
2
52
Nanosesarma edamensis
3
3
2
53
Nanosesarma vestitum
3
3
2
54
Neopisesarma mederi
3
3
2
55
Notonyx saidensis
3
3
2
56
Pachygrapsus aff minutus
3
3
2
57
Panglaorus georgei
2
3
2
58
Parasesarma aff kukenthali
3
3
2
59
Parasesarma batavianum
3
3
2
60
Parasesarma kukenthali
3
3
2
61
Parasesarma lepidum
3
3
2
62
Parasesarma leptosomum
3
3
2
63
Parasesarma moluccensis
3
3
2
64
Parasesarma plicata
2
3
2
65
Parasesarma rutilimanum
3
3
2
66
Percnon guinotae
2
3
2
67
Percnon planissimun
2
2
2
68
Pseudograpsus albus
3
3
2
69
Ptychognathus altimanus
3
3
2
70
Ptychognathus barbathus
3
3
2
129
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 71
130
Suku Jenis Ptychognathus guijulugani
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
72
Pyxidognathus granulosus
3
3
2
73
Selatium brooksi
3
3
2
74
Sesarma (Parasesarma) pictum
3
3
2
75
Sesarma (sesarma) taeniolatum
3
3
2
76
Sesarmops impressum
3
3
2
77
Thalassograpsus harpax
3
3
2
78
Varuna litterata
2
3
2
2
3
2
3
3
2
3
3
2
10
HAPALOCARCINIDAE
79
Hapalocarcinus marsupialis
11
HYMENOSOMATIDAE
80
Elamena sindensis
12
LATREILLIDAE
81
Latreilla pennifera
13
LEUCOSIIDAE
82
Arcania heptacantha
2
3
2
83
Arcania septemspinosa
3
3
2
84
Arcania undecim- spinosa
3
3
2
85
Iphiculus spongiosus
3
3
2
86
Ixoides comutus
3
3
2
87
Leucosia craniolaris
2
2
2
88
Leucosia haematostica
3
3
2 2
89
Leucosia longifrons
3
3
90
Leucosia marmorea
3
3
2
91
Leucosia obtusifrons
2
3
2
92
Leucosia vittata
3
3
2
93
Myra elegans
2
2
2
94
Myra kessleri
3
3
2
95
Myra pentacantha
3
3
2
96
Myrodes eudactylus
3
3
2
97
Pariphiculus coronatus
3
3
2
98
Philyra corallicola
3
3
2
99
Philyra globosa
3
3
2
100
Philyra pisum
2
3
2
101
Philyra platychira
3
3
2
102
Randallia eburnea
3
3
2
14
MAJIDAE
103
Camposcia retusa
3
3
2
104
Chlorinoides aculeatus
3
3
2
105
Composcia retusa
3
3
2
KRUSTASEA
No. 106
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis Criocarcinus superciliosus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
107
Cyclax suborbicularis
3
3
2
108
Doclea tetraptera
3
3
2
109
Doelea ovis
3
3
2
110
Doelea tetraptera
3
3
2
111
Egeria arachnoides
3
3
2
112
Hyastenus Aff Ikami
3
3
2
113
Hyastenus diacanthus
3
3
2
114
Hyastenus planasius
3
3
2
115
Hyastenus spinosus
2
3
2
116
Hystenus hilgendorti
3
3
2
117
Menaethius monoceros
2
3
2
118
Menaetiops bicornis
2
3
2
119
Micippa cristata granulipes
3
3
2
120
Micippa cristata phylira
3
3
2 2
121
Micippa phylira
3
3
122
Micippa platipes
2
3
2
123
Micippa thalia
3
3
2
124
Naxiodes hystrix
2
3
2
125
Oncinopus araneus
2
3
2
126
Phalangipus australiensis
3
3
2
127
Phalangipus longipes
3
3
2
128
Rochinia pulchra
3
3
2
129
Schizophys dama
3
3
2
130
Tiarina angusta
3
3
2
131
Tiarina cornigera
2
3
2
132
Tiarina depressa
3
3
2 2
133
Tiarina gracilis ?
3
3
134
Tiarina spinigera
2
3
2
135
Tylopcarcinus styx
3
3
2
136
Xenocarcinus tuberculatus
3
3
2
15
MATUTIDAE
137
Matuta banksi
2
3
2
138
Matuta curtispina
3
3
2 2
139
Matuta inermis
3
3
140
Matuta lunaris
2
3
2
141
Matuta planipes
2
3
2
2
2
2
16
MICTYRIDAE
142
Mictyris longicarpus
131
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 17
132
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
OCYPODIDAE
143
Ilyoplax integer
3
3
2
144
Ilyoplax longicarpa
3
3
2
145
Macrophthalmus (M) milloti
3
3
2
146
Macrophthalmus (Macrophthlamus) telescopicus
3
3
2
147
Macrophthalmus (Mareotis) japonicus
3
3
2
148
Macrophthalmus (Mareotis) tomentosus
3
3
2
149
Macrophthalmus aff tomentosus
3
3
2
150
Macrophthalmus darwinensis
3
3
2
151
Macrophthalmus dilatatus
3
3
2
152
Macrophthalmus telescopicus
3
3
2
153
Macropthalmus bosci
3
3
2
154
Metasesarma aubryi
3
3
2
155
Ocypode ceratophthalmus
2
2
2
156
Ocypode cordimanus
2
2
2
157
Ocypode kuhli
2
2
2
158
Ocypode stimpsoni
2
2
2
159
Scopimera globosa
3
3
2
160
Uca (minuca) gaimardi
2
2
2
161
Uca (uca) annulipes
2
2
2
162
Uca (Uca) inversa
2
2
2
163
Uca (uca) manii
2
2
2
164
Uca (Uca) mjobergi
3
3
2
165
Uca (uca) nitida
3
3
2
166
Uca (Uca) signatus
3
3
2
167
Uca annulipes
2
2
2
168
Uca dussumieri
2
2
2
169
Uca inversa
2
2
2
170
Uca marionis
3
3
2
171
Uca marionis nitida
3
3
2
172
Uca novaeguineae
3
3
2
173
Uca rosea
2
2
2
174
Uca tetragonon
2
2
2
175
Uca vocans
2
2
2
176
Uca vocans aff cultrimana
2
2
2
177
Uca vocans excisa
3
3
2
18
PAICIDAE
178
Manella brevimana
3
3
2
179
Manella ceramensis
3
3
2
180
Neopalicus contractus
3
3
2
KRUSTASEA
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Neopalicus jukesi
3
3
2
182
Palicoides longimanus
3
3
2
183
Palicoides ternatensis
3
3
2
184
Palicoides white
3
3
2
185
Parapalicus ambonensis
3
3
2
186
Parapalicus mariellae
3
3
2
181
Suku Jenis
187
Parapalicus pirulensis
3
3
2
188
Parapalicus unidentatusc
3
3
2
189
Pseudopalicus serripes
3
3
2
19
PARTHENOPIDAE
190
Cryptopodia fornicata
3
3
2
191
Daldorfia horida
2
3
2
193
Eumedonus granulosus
3
3
2
194
Myra fugax
2
3
2
195
Oethra scruposa
3
3
2
196
P (Parthernope) longimanus
3
3
2
197
Parthenope (Rhinolambrus) armatus
3
3
2
198
Parthenope (Rhinolambrus) latifrons
3
3
2
199
Parthenope (Rhinolambrus) longimanus
3
3
2
200
Parthenope (Rhinolambrus) pelagicus
3
3
2
201
Parthenope horrida
3
3
2
202
Parthernope(rhinolambrus) latifrons
3
3
2
203
Platylambrus ayerensis, nov
3
3
2
204
Pseudolambrus calappoides
3
3
2
205
Pseudolambrus eosus
3
3
2
206
Rhabdonotus pictus
3
3
2
205
Pseudolambrus eosus
3
3
2
206
Rhabdonotus pictus
3
3
2
205
Pseudolambrus eosus
3
3
2
206
Rhabdonotus pictus
3
3
2
205
Pseudolambrus eosus
3
3
2
206
Rhabdonotus pictus
3
3
2
20
PINNOTHERIDAE
207
Xanthasia murigera
3
3
2
Xenophthalmus pinnotheroides
3
3
2
3
2
208 21
PORTUNIDAE
209
Carupa tenuipes
2
210
Charybdis (Ch) anisodon
2
3
2
211
Charybdis (Ch) annulata
3
3
2
212
Charybdis (Ch) beautiforti
3
3
2
133
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Charybdis (Ch) bimaculata
3
3
2
214
Charybdis (Ch) callianassa
2
3
2
215
Charybdis (Ch) cruciata
3
3
2
216
Charybdis (Ch) helleri
2
3
2
217
Charybdis (Ch) jaubertensis
3
3
2
218
Charybdis (Ch) lucifera
2
3
2
219
Charybdis (Ch) rostrata
3
3
2
220
Charybdis (Ch) truncata
3
3
2
213
134
Suku Jenis
221
Charybdis (Ch) vadorum
3
3
2
222
Charybdis (Ch) variegata
2
3
2
223
Charybdis (G) annulata
2
3
2
224
Charybdis (Goniohellenus) hongkongensis
3
3
2
225
Charybdis feriatus
2
3
2
226
Charybdis joubertensis
3
3
2
227
Cosmonotus grayi
3
3
2
228
Lissocarcinus laevis
3
3
2
229
Lissocarcinus orbicularis
3
3
2
230
Lissocarcinus polyboides
3
3
2
231
Lupocyclus inaequalis
3
3
2
232
Lupocyclus Philippinensis
3
3
2
233
Lupocyclus rorundatus
3
3
2
234
Lupocyclus sexspinosus
3
3
2
235
Lupocyclus tugelae
3
3
2
236
Lupocylus sexspinosus
3
3
2
235
Lupocyclus tugelae
3
3
2
236
Lupocylus sexspinosus
3
3
2
237
Podophthalmus nacreus
3
3
2
238
Podophthalmus vigil
2
3
2
239
Portunus (Achelous) granulatus
2
3
2
240
Portunus (Achelous) orbicularis
3
3
2
241
Portunus (Achelous) orbitosinus
3
3
2
242
Portunus (Hellenus) alcocki
3
3
2
243
Portunus (Hellenus) andersoni
3
3
2
244
Portunus (Hellenus) gracilimanus
2
3
2
245
Portunus (Hellenus) hastatoides
2
2
2
246
Portunus (Hellenus) hongkogensis
3
3
2
247
Portunus (Hellenus) longispinosus
3
3
2
248
Portunus (Hellenus) pulchricristatus
3
3
2
249
Portunus (Hellenus) samdaemensis
3
3
2
250
Portunus (Hellenus) tenuipes
2
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KRUSTASEA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
251
Portunus (Lupocycloporus) minutus
Suku Jenis
2
3
2
252
Portunus (Monomia) argentatus
3
3
2
253
Portunus (Monomia) rubromarginatus
3
3
2
254
Portunus (P) pelagicus
2
2
1
255
Portunus (Portunus) pubescens
2
3
2
256
Portunus (Portunus) sanguinolentus
2
2
2
257
Portunus (Xiphonectes) spiniferus
3
3
2
258
Portunus argentatus
3
3
2
259
Portunus dubius
3
3
2
260
Portunus emerginatus
3
3
2 2
261
Portunus gladiator
3
3
262
Portunus haani
2
2
2
263
Portunus longispinosus bidens
3
3
2
264
Portunus lupocycloporus
3
3
2
265
Portunus nipponensis
3
3
2
266
Portunus rugosus
2
2
2
267
Portunus spinipes
2
2
2
268
Portunus stephensoni
2
3
2
269
Portunus trilobatus
2
2
2
270
Portunus tuberculosus
3
3
2
271
Raninoides personatus
3
3
2
272
Scylla serrata
2
2
1
273
Thalamita admete
2
2
2
274
Thalamita coeruleipes
3
2
2
275
Thalamita cooperi
3
3
2
276
Thalamita crenata
2
2
1
277
Thalamita danae
2
2
2
278
Thalamita demani
3
3
2
279
Thalamita foresti
3
3
2
280
Thalamita gatavakensis
3
3
2
281
Thalamita granosimana
3
3
2
282
Thalamita integra
3
3
2
283
Thalamita intermedia
3
3
2
284
Thalamita macropus
3
3
2 2
285
Thalamita macrospinifera
3
3
286
Thalamita malaccensis
3
3
2
287
Thalamita mitsiensis
3
3
2
288
Thalamita parvidens
3
3
2
289
Thalamita philippinensis
3
3
2
290
Thalamita picta
3
3
2
135
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
136
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
291
Thalamita poissoni
Suku Jenis
3
3
2
292
Thalamita prymna
2
2
2
293
Thalamita pseudopoissoni
3
3
2
294
Thalamita sexlobata
3
3
2
295
Thalamita sima
2
2
2
296
Thalamita spiceri
3
3
2
297
Thalamita spinifera
2
2
2
298
Thalamita spinimana
2
2
2
299
Thalamita stephensoni
2
3
2
300
Thalamita stimpsoni
3
3
2 2
301
Thalamita tenuipes
2
2
302
Thalamita tugelae
3
3
2
303
Thalamithoides coeruleipes
3
3
2
304
Thalamitoides quadridens
3
3
2
305
Thalamitoides tridens
3
3
2
22
XANTHIDAE
306
Actaea calculosa
3
3
2
307
Actaea cavipes
3
3
2
308
Actaea consobrina
3
3
2
309
Actaea pulchella
3
3
2
310
Actaea ruppelli
3
3
2
311
Actaea speciosa
3
3
2
312
Actaeodes hirsutissima
2
2
2
313
Actaeodes tomentosus
2
2
2
314
Actumnus forticigerus
3
3
2
315
Actumnus globulus
3
3
2
316
Actumnus pugilator
3
3
2
317
Atergatis dilatatus
2
2
2
318
Atergatis floridus
2
2
2
319
Atergatis integerrimus
3
3
2
320
Baptozius vinosus
3
3
2
321
Carpilius convexus
3
3
2
322
Carpilius maculatus
3
3
2
323
Carpilodes cinctimanus
3
3
2
324
Carpilodes rugatus
3
3
2
325
Chlorinoides aculeatus
3
3
2
326
Chlorodiella barbata
2
2
2
327
Chlorodiella cytherea
2
2
2
328
Chlorodiella nigra
2
2
2
329
Chlorodopsis areolata
2
2
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KRUSTASEA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
330
No.
Chlorodopsis melanochira
Suku Jenis
3
3
2
331
Cymo andreossyi
2
2
2
332
Cymo deplanatus
3
3
2
333
Cymo melanodactylus
3
3
2
334
Cymo quadrilobatus
3
3
2
335
Dacryopilumnus rathbunae
3
3
2
336
Daldorfia acuta
3
3
2
337
Demania rotundatus
3
3
2
338
Epixanthius frontalis
3
3
2
339
Epixanthus dentatus
2
2
2
340
Epixanthus subcorrosus
3
3
2
341
Eriphia aff scabriuscula
3
3
2
342
Eriphia laevimana
2
2
2
343
Eriphia scabricula
2
2
2
344
Eriphia smithi
3
3
2 2
345
Etisus anaglyptus
3
3
346
Etisus dentatus
2
2
2
347
Etisus electra
3
3
2
348
Etisus laevimanus
2
2
2
349
Etisus mariella
3
3
2
350
Etisus utilis
3
3
2
351
Etisus utilis lucas
3
3
2
352
Euxanthus exsculptus
3
3
2
353
Euxanthus melissa
3
3
2
354
Glabropilumnus dispar
2
2
2
355
Glabropilumnus laevimanus
2
2
2
356
Globopilumnus actumnoides
3
3
2
357
Globopilumnus calmani
3
3
2
358
Heteropanope (Pilumnopeus) indica
3
3
2
359
Heteropanope glabra
3
3
2
360
Heteropanope makiana
3
3
2
361
Heteropilumnus ciliatus
3
3
2
362
Heteropilumnus tricophorus
3
3
2
363
Lachnopodus bidentatus
3
3
2
364
Lachnopodus rodgersi
3
3
2
365
Lachnopodus subacutus
3
3
2
366
Leptodius gracilis
3
3
2
367
Leptodius nudipes
3
3
2
368
Leptodius waialuanus
3
3
2
369
Liomera cinctimana
3
3
2
137
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
138
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
370
Liomera loevis
Suku Jenis
3
3
2
371
Liomera lophopha
3
3
2
372
Liomera monticulosa
3
3
2 2
373
Liomera pallida
3
3
374
Liomera rubra
2
2
2
375
Liomera rugipes
3
3
2
376
Liomera supernodosa
3
3
2
377
Liomera venosa
3
3
2
378
Lophozozymus anaglyptus
3
3
2
379
Lophozozymus cristatus
3
3
2
380
Lophozozymus dodone
3
3
2
381
Lophozozymus incisus
3
3
2
382
Lophozozymus pulchellus
3
3
2
383
Lybia australiensis
3
3
2
384
Lybia leptochelis
3
3
2 2
385
Lybia tesselata
3
3
386
Myomenippe hardwicki
3
3
2
387
Neoliomera insularis
3
3
2
388
Neoliomera pubescens
3
3
2
389
Neoliomera richtersi
3
3
2
390
Neoliomera striata
3
3
2
391
Neoliomera themisto
3
3
2
392
Neoxanthias impressus
3
3
2
393
Ozius guttatus
3
3
2
394
Ozius rugulosus
3
3
2
395
Parapilumnus truncatospinis
3
3
2
396
Parateisus glabulus
3
3
2
397
Paraxanthias notatus
3
3
2
398
Phymodius monticulosus
3
3
2
399
Phymodius ornatus
3
3
2
400
Phymodius sculptus
3
3
2
401
Phymodius ungulatus
2
2
2
402
Pilodius aff areolatus
2
2
2
403
Pilodius areolatus
2
2
2
404
Pilodius luomi
3
3
2
405
Pilodius nigrocrinitus
2
2
2
406
Pilodius philippinensis
3
3
2
407
Pilodius pilumnoides
3
3
2
408
Pilodius pubescens
3
3
2
409
Pilodius pugil
3
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KRUSTASEA
No. 410
Suku Jenis Pilodius scabriculus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
411
Pilumnopeus granulatus
3
3
2
412
Pilumnopeus labrymthicus
3
3
2 2
413
Pilumnopeus trispinosus
3
3
414
Pilumnus bleekeri
3
3
2
415
Pilumnus elegans
3
3
2
416
Pilumnus scabriusculus
2
3
2
417
Pilumnus vespertilio
2
3
2
418
Platypodia anaglypta
3
3
2
419
Platypodia granulosa
3
3
2
420
Platypodia maculata
3
3
2
421
Platypodia morini
3
3
2
422
Platypodia semigranosa
3
3
2
423
Quadrella coronata
3
3
2
424
Tetralia glaberrima
2
2
2
425
Trapazia dentata
2
2
2
426
Trapezia aff danae
2
2
2
427
Trapezia areolata
2
2
2
428
Trapezia cymodocea
2
2
2
429
Trapezia digitalis
3
3
2
430
Trapezia furuginea
2
2
2
431
Trapezia guttata
2
2
2
432
Trapezia intermedia
3
3
2
433
Trapezia rufopunctata
3
3
2
434
Viaderiana quadrispinosa
3
3
2
435
Viaderiana typica
3
3
2
436
Xanthasia
3
3
2 2
437
Xanthias elegans
2
2
438
Xanthias lamarcki
2
2
2
439
Xanthias maculatus
3
3
2
440
Zozymodes pilosus
3
3
2
441
Zozymodes xanthoides
3
3
2
442
Zozymus aeneus
2
2
2
443
Zozymus gemmula
3
3
2
139
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 15 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Stomatopoda (Sumber : M. K. Moosa) No.
140
Suku Jenis
1
BATHYSQUILLOIDEA
1
Bathysquilla crassispinosa
2
Bathysquilla microps
2
CORONODIDAE
3
Parvisquilla multituberculata
4
Heterosquilloides insignis
5
Kasim philippinensis
3
EURYSQUILLIDAE
6
Eurysquilloides sibogae
7
Eurysquilla foresti
8
Sinosquilla sinica
9
Sinosquilla hispida
10
Coronidopsis bicuspis
11
Coronidopsis serenei
12
Manningia australiensis
13
Manningia pilaiensis
4
GONODACTYLIDAE
14
Gonodactylaceus falcatus
15
Gonodactylaceus glabrous
16
Gonodactylaceus gravieri
17
Gonodactylaceus mutatus
18
Gonodactylaceus siamensis
19
Gonodactylaceus ternatensi
20
Gonodactylellus affinis
21
Gonodactylellus hendersoni
22
Gonodactylellus lanchesteri
23
Gonodactylellus incipiens
24
Gonodactylinus viridis
25
Gonodactyloideus cracens
26
Gonodactylus chiragra
27
Gonodactylus platysoma
28
Gonodactylus smithii
5
ODONTODACTYLIDAE
29
Odontodactylus brevirostris
30
Odontodactylus japonicus
31
Odontodactylus scyllarus
32
Raoulius cultrifer
6
PARASQUILLIDAE
33
Faughnia formosae
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KRUSTASEA
No. 34
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Faughnia haani
35
Faughnia serenei
7
PROTOSQUILLIDAE
36
Chorisquilla brooksii
37
Chorisquilla longispinosa
38
Chorisquilla excavata
39
Chorisquilla spinosissima
40
Haptosquilla glabra
41
Haptosquilla glyptocercus
42
Haptosquilla pulchella
43
Haptosquilla stoliura
44
Haptosquilla tuberosa
45
Laevosquilla laevicaudata
8
PSEUDOSQUILLIDAE
46
Pseudosquilla ciliata
47
Pseudosquillisma oculata
48
Raoulserenea ornata
9
TAKUIDAE
49
Taku spinosocarinatus
10
HARPIOSQUILLIDAE
50
Harpiosquilla annandalei
51
Harpiosquilla harpax
52
Harpiosquilla raphidea
53
Harpiosquilla japonica
54
Harpiosquilla indica
55
Harpiosquilla melanoura
56
Harpiosquilla sinensis
11
LYSIOSQUILLIDAE
57
Lysiosquilla sulcirostris
58
Lysiosquilla tredecimdentata
59
Lysiosquillina maculata
60
Lysiosquilloides siamensis
12
NANNOSQUILLIDAE
61
Acanthosquilla multifasciata
62
Acanthosquilla derijardi
63
Acanthosquilla wilsoni
64
Acanthosquilla acanthocarpus
65
Acanthosquilla tigrina
66
Acanthosquilla sirindhorn
67
Alachosquilla vicina
141
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
142
Suku Jenis
64
Acanthosquilla acanthocarpus
65
Acanthosquilla tigrina
66
Acanthosquilla sirindhorn
67
Alachosquilla vicina
13
SQUILLIDAE
68
Anchisquilla fasciaticauda
69
Anchisquilla fasciata
70
Anchisquillopsis clevai
71
Anchisquilloides michelea
72
Areosquilla indica
73
Busquilla quadraticauda
74
Carinosquilla carinata
75
Carinosquilla multicarinata
76
Clorida bombayensis
77
Clorida decorata
78
Clorida denticauda
79
Clorida gaillardi
80
Clorida latreillei
81
Clorida rotundicauda
82
Cloridina chlorida
83
Cloridina malaccensis
84
Cloridina microphthalma
85
Cloridina pelamidae
86
Cloridina verrucosa
87
Cloridopsis gibba
88
Cloridopsis immaculata
89
Cloridopsis scorpio
90
Dictyosquilla foveolata
91
Erugosquilla grahami
92
Erugosquilla serenei
85
Cloridina pelamidae
86
Cloridina verrucosa
87
Cloridopsis gibba
88
Cloridopsis immaculata
89
Cloridopsis scorpio
90
Dictyosquilla foveolata
91
Erugosquilla grahami
92
Erugosquilla serenei
93
Erugosquilla woodmasoni
94
Fallosquilla fallax
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KRUSTASEA
No.
Suku Jenis
95
Keijia lirata
96
Kempina stridulans
97
Kempina mikado
98
Lenisquilla lata
99
Leviquilla inermis
100
Leviquilla jurichi
101
Leviquilla minor
102
Lophosquilla costata
103
Lophosquilla makarovi
104
Miyakea holoshista
105
Miyakea nepa
106
Oratosquilla kempi
107
Oratosquilla oratoria
108
Oratosquillina anomala
109
Oratosquillina fossulata
110
Oratosquillina gonypetes
111
Oratosquillina gravieri
112
Oratosquillina imperialis
113
Oratosquillina interrupta
114
Oratosquillina ornata
115
Oratosquillina perpensa
116
Oratosquillina quinquedentata
117
Oratosquillina anomala
118
Oratosquillina solicitans
119
Squilloides leptosquilla
120
Toshimitsu tiwarii
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
143
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 16. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Amphipoda (Verifikator: Indra Aswandy) No.
144
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Amathillopsis spinigera
3
3
2
2
Amathillopsis australis
3
3
2
3
Amathillopsis atlantica
3
3
2
4
Acanthopleustes annectens
3
3
2
5
Acanthopleustes affinis
3
3
2
6
Amathillopleustes ulticoxa nov. sp.
3
3
2
2
AMPELISCIDAE
7
Ampelisca miops
3
3
2
1
AMATHILLOPSIDAE
1
8
Ampelisca pygmea
3
3
2
9
Ampelisca tenuicornis
3
3
2 2
10
Ampelisca sp.
3
3
11
Ampelisca brevicornis Costa
2
2
2
12
Ampelisca subbrevicornis nov. sp.
3
3
2
13
Ampelisca cyclops
3
3
2
14
Ampelisca zamboangae
3
3
2
15
Ampelisca tridens?
3
3
2
16
Byblis daleyi Giles?
3
3
2 2
17
Byblis mucronata n. sp.
3
3
18
Byblis crenulata n. sp.
3
3
2
19
Byblis sp.
3
3
2
20
Byblis rhinoceros n. sp.
3
3
2
3
AMPHILOCHIDAE
21
Rostrogitanopsis litoralis n. sp.
5
3
2
22
Amphilochus neapolitanus
4
3
2
23
Gitanopsis antipai n. sp.
4
3
2
24
Gitanopsis pele
4
3
2
25
Gitanopsis pusilla
4
3
2
26
Gitanopsis sp.
4
3
2
4
AMPITHOIDAE
27
Pleonexes sp Pirlot
3
3
2
28
Ampithoe ramondi
3
3
2
29
Ampithoe sp
3
3
2
30
Cymadusa filosa
3
3
2
31
Amphithoe kuilafi
4
3
2
32
Amphithoe ramondi
4
3
2
33
Amphithoe sp
4
3
2
34
Cymadusa brevidactyla
3
3
2
35
Paragrubia vorax
3
3
2
KRUSTASEA
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
36
Ampithoe alluaudi
37
Cymadusa imbroglio
4
3
2
38
Cymadusa sp.
4
3
2
39
Sunamphitoe pelagica
4
3
2
35
Paragrubia vorax
3
3
2
36
Ampithoe alluaudi
4
3
2
37
Cymadusa imbroglio
4
3
2
38
Cymadusa sp.
4
3
2
39
Sunamphitoe pelagica
4
3
2
5
ANAMIXIDAE
40
Anamixis stebbingi
4
3
2
41
Paranamixis ledoyeri n. sp.
4
3
2
42
Anamixis sp.
4
3
2
6
AORIDAE
43
Lembos tenuis
3
3
2
44
Lembos philacanthus
3
3
2
45
Lemboides sp.
3
3
2
46
Bemlos processifer n. sp.
4
3
2
47
Xenocheria fasciata
4
3
2
7
ASTYRIDAE 4
3
2
48
Parastyra longidactyla
8
CALLIOPHIIDAE
49
Harpinioides drepanoheir
4
3
2
50
Regalia ? gracilimana
4
3
2
9
CAPRELLINOIDIDAE
51
Paedaridium sp.
4
3
2
10
CHELURIDAE
52
Chelura terebrans
4
3
2
53
Tropichelura insulae
4
3
2
11
COLOMASTIGIDAE
54
Colomastix sp.
4
3
2
55
Colomastix truncatipes
4
3
2
56
Colomastrix lunalilo
4
3
2
57
Colomastrix sp.
4
3
2
12
COROPHIIDAE
58
Cerapus abditus
3
3
2
59
Erichthonius pugnax
3
3
2
60
Erichthonius macrodactylus
3
3
2
61
Ampelisciphotis tridens
3
3
2
62
Cylindrimolaris quadricheselatus, new comb
3
3
2
145
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
146
No.
Suku Jenis
63
Cheiriphotis quadrychelatus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
64 65
Protomedeia basilatissima n. sp.
3
3
2
Bemlos palmatus
4
3
2
66
Bemlos sp
4
3
2
67
Cheiriphotis durbanensis
3
3
2
68
Ericthonius brasiliensis
3
3
2
69
Erichtonius pugnax
3
3
2
70
Gammaropsis atlantica
3
3
2
71
Gammaropsis photissimilis
3
3
2
72
Grandidierella bispinosa
3
3
2
73
Grandidierella gilesi
3
3
2
74
Lembos indicus
3
3
2
75
Lembos podoceroides
3
3
2
76
Photis cavimana
3
3
2
77
Bemlos subtriangulum n. sp.
3
3
2
78
Leptocheirus makassarensis n. sp.
3
3
2
79
Aorchoides dilatata
3
3
2
80
Aoroides columbiae
3
3
2
81
Dodophotis distinguenda
3
3
2
82
Ericthonius pugnax
3
3
2
83
Gammaropsis afra
4
3
2
84
Globosolembos indicus
4
3
2
85
Globosolembos ruffoi
4
3
2
86
Grandidierella bonnieroides robusta
4
3
2
87
Grandidierella longidactyla
4
3
2
88
Photis longicaudata
3
3
2
89
Xenocheira seurati
4
3
2
4
3
2
13
CYSTISOMATIDAE
90
Cystisoma pellucidum
14
DEXAMINIDAE
91
Paradexamine flindersi
4
3
2
92
Polycheria Antarctica
4
3
2
93
Dexaminoculus lacinimanus n. sp.
4
3
2
94
Guernea brevispinis
4
3
2
95
Guernea latipes
4
3
2
96
Guernea sulawesiensis
4
3
2
97
Paradexamine micronesica
4
3
2
96
Guernea sulawesiensis
4
3
2
97
Paradexamine micronesica
4
3
2
98
Paradexamine mozambica
4
3
2
KRUSTASEA
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
99
Paradexamine orientalis
Suku Jenis
4
3
2
100
Paradexamine sp.
4
3
2
101
Polycheria atolli
4
3
2
102
Guernea spinicornis
4
3
2
103
Guernea sp.
4
3
2
104
Paradexamine serraticra
4
3
2
4
3
2
15
EOPHLIANTIDAE
105
Wandelia orghidani n. sp.
16
EUSIRIDAE
106
Eusirus parvus nov. sp.
4
3
2 2
107
Eusirus sp.
4
3
108
Eusiropsis riisei
4
3
2
109
Rachotropis Sibogae nov. sp.
4
3
2
110
Meteusiroides keyensis nov. sp.
4
3
2
111
Meteusiroides curvidactyla
4
3
2
112
Eusiroides diplonyx
4
3
2
113
Tethygenia pacifica
4
3
2
17
GAMMARIDAE
114
Parelasmopus suluensis
3
3
2
115
Bathyceradocus stephenseni
3
3
2
116
Melita fresnelii
3
3
2
117
Ceradocus rubromaculatus
3
3
2
118
Maerella tenuimana
3
3
2
119
Maera tenelle
3
3
2
120
Maera viridis
3
3
2
121
Linguimaera othonides
3
3
2
122
Elasmopus pectenicrus
3
3
2
123
Elasmopus spinimanus
3
3
2
124
Elasmopus minimus
3
3
2
125
Elasmopus subcarinatus
3
3
2
126
Elasmopus subcarinatus
3
3
2
127
Elasmopus indicus
3
3
2
128
Elasmopus odontoplax n. sp.
3
3
2
18
HYPERIOPSIDAE
129
Hyperiopsis gibbosa
4
3
2
19
JASSIDAE
130
Jassa sp.
2
3
2
20
LANCEOLIDAE
131
Lanceola sp.
4
3
2
147
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
148
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Lepechinella curvispinosa
4
3
2
Paralepechinella longipalpa
4
3
2
21
LEPECHINELLIDAE
132 133 22
LEUCOTHOIDAE
134
Leucothoe crenatipalma
3
3
2
135
Leucothoe dentata
3
3
2
136
Leucothoe hyhelia
3
3
2
137
Leucothoe predenticulata
4
3
2
138
Leucothoe richiardii
4
3
2
139
Lecothoe spinicarpa
3
3
2
140
Leucothoe bannwarthi
4
3
2
141
Leucothoe madrasana
4
3
2
142
Leucothoe micronesia
4
3
2
143
Leucothoe sp.
4
3
2
144
Leucothoe spinicarpa
3
3
2
23
LILJEBORGIIDAE
145
Liljeborgia dubia
4
3
2
146
Liljeborgia aequabilis
4
3
2
147
Liljeborgia sp.
4
3
2
24
LYSIANASSIDAE
148
Amaryllis macrophthalma
4
3
2
149
Lysianopsis alba
4
3
2
150
Arugella heterodonta nov. sp.
4
3
2
151
Arugella falkandica
4
3
2
152
Shoemakerella nasuta
4
3
2
153
Walddeckia kroyeri kroyeri
4
3
2
154
Walddeckia kroyeri enoei
4
3
2
155
Walddeckia kroyeri crenulata subsp. Nov
4
3
2
156
Ichnopus sp.
4
3
2
157
Glycerina tenuicornis
4
3
2
158
Tmetonyx mucronatus n. sp.
4
3
2
159
Aristias sp.
4
3
2
160
Lysianassa ceratina
4
3
2
161
Parambasia nui
4
3
2
162
Scolopostoma prionoplax
4
3
2
163
Azotostoma bunakenensis n. sp.
4
3
2
164
Arugella sp.
4
3
2
165
Lysianassa sp.
4
3
2
166
Parambasia sp.
4
3
2
167
Euonyx coecus
4
3
2
KRUSTASEA
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
168
Amaryllis macrophthalma
Suku Jenis
4
3
2
169
Bathyamaryllis Perezii
4
3
2
170
Cyphocaris anonyx
4
3
2
171
Cyphocaris challengeri
4
3
2
172
Cyphocaris faurei
4
3
2
173
Onesimoides cavimanus
3
3
2
174
Onesimodes chelatus
4
3
2
175
Paronesimoides lignivorus
3
3
2
176
Hippomedon bandae
4
3
2
177
Eurythene gryllus
4
3
2
178
Figorella coridon
4
3
2
179
Ichnopus annasona
4
3
2
180
Ichnopus wardi (recorded as Glycerina tenuicornis)
4
3
2
181
Onesimoides castellatus
4
3
2
182
Onesimoides mindoro (recorded as O. cavimanus and O. chelatus)
4
3
2
183
Paracentromedon pacificus
4
3
2
184
Pseudambasia sp (recorded as Lysianassa sp. )
4
3
2
185
Tryphosella mucronata
4
3
2
25
MELITIDAE
186
Ceradocus serratus
3
3
2
187
Dulichiella appendiculata
4
3
2
188
Elasmopus ecuadorensis hawaiensis
3
3
2
189
Elasmopus gracilis
3
3
2
190
Eriopisella cf.sechellensis
3
3
2
191
Gammarella amikai
3
3
2
192
Maera serrata
3
3
2
193
Maera sp.
3
3
2
194
Parelasmopus setiger
3
3
2
195
Parelasmopus sp.
3
3
2
196
Incratella carpolobata n. sp.
3
3
2
197
Eriopisella paraupolu n. sp.
3
3
2
198
Parelasmopus dancaui n. sp.
3
3
2
26
OCHLESIDAE
199
Ochlesis innocens
4
3
2
OEDICEROTIDAE 200
Perioculodes aequimanus
4
3
2
201
Perioculodes sp. A
4
3
2
202
Perioculodes sp. B
4
3
2
149
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
150
Suku Jenis
203
Westwoodilla sp.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
27
OXYCEPHALIDAE
204
Simorhynchotus antennarius
4
3
2
205
Oxycephalus clause
4
3
2
206
Oxycephalus latirostris
4
3
2
207
Streetsia pronoides Bovallius (= S. challengeri)
4
3
2
208
Streetsia porcella
4
3
2
209
Cranocephalus typhoides
4
3
2
210
Glossocephalus Milne Edwarsi
4
3
2
211
Calamorhynchus pellucidus
4
3
2
212
Leptocotis tenuirostris
4
3
2
213
Rhabdosoma whitei
4
3
2
214
Rhabdosoma armatum
4
3
2
28
PARACALLIOPIIDAE
215
Katocalliope gutui n. sp.
4
3
2
216
Indocalliope sp.
4
3
2
217
Paracalliope bacescui n. sp.
4
3
2
218
Cercops sp.
4
3
2
29
PARAMPHITOIDAE Stebbing
219
Oradarea shoemakeri
4
3
2
30
PARDALISCIDAE Boeck
220
Synopioides macronyx
4
3
2
4
3
2
4
3
2
31
PARIAMBIDAE Laubitz, 1993
221
Paradeutella sp.
32
PHLIANTIDAE Stebbing
222
Peripblias carinatus nov. sp.
33
PHOTIDAE
223
Cheiriphotis Delloyei nov. sp.
4
3
2
224
Photis dolichommata
4
3
2
225
Photis sp.
3
3
2
226
Cheiriphotis megacheles
3
3
2
227
Eurystheus atlanticus
4
3
2
34
PHOXOCEPHALIDAE
228
Baliphoxus andresi n. sp.
4
3
2
229
Birubius bali n. sp.
4
3
2
230
Birubius murariui n. sp.
4
3
2
35
PHTISICIDAE
231
Propodalirius Insolitus
4
3
2
232
Protomima imitatrix
4
3
2
233
Phtisica marina
4
3
2
KRUSTASEA
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
36
PLEUSTIDAE
234
Mesopleustes abyssorum
37
PODOCERIDEA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
235
Podocerus sp.
4
3
2
236
Podocerus inconspicuous (=P. palinuri)
4
3
2
237
Podocerus lobatus
4
3
2
38
PROTELLIDAE
238
Metaprotella sandalensis
4
3
2
239
Monoliropus cf. falcimanus
4
3
2
39
SEBIDAE 4
3
2
240
Seba typical
40
STEGOCEPHALIDAE
241
Andaniexis spongicola
4
3
2
242
Bathystegocephalus globosus
4
3
2
41
STENOTHOIDAE
243
Metopa abyssi
4
3
2
244
Stenothoe
4
3
2
42
SYNOPIIDAE
245
Synopia paravariabilis
3
3
2
246
Synopia ultramarine
4
3
2
43
TALITRIDAE
247
Talorchestia mindorensis
3
3
2
248
Ceina egregia
4
3
2
44
TIRONIDAE
249
Syrrhoe sp.
3
3
2
250
Pseudotiron longicaudatus
4
3
2
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
151
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 17. Daftar Jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Isopoda di Indonesia (Verifikator : Aswandi +- Sumber : Conni Margaretha Sidabalok, 2013) No. 1
152
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
AEGIDAE
1
Aega vigilans
2
2
Aega magnoculis
2
3
Aega antennata
4
Aega whanui
5
4
2
5
Aegapheles banda
5
4
2
6
Aegiochus coroo
2
7
Aegiochus weberi
2
8
Rocinela typus
6
5
2
9
Rocinela media
6
5
2
2
10
Rocinela richardsonae
11
Alitropus typus
2 2
12
Syscenus infelix
2
13
Syscenus intermedius
2
14
Syscenus latus
2
2
ANTHURIDAE
15
Apanthura sandalensis
3
3
2
16
Apanthura indonesiensis
3
3
2
17
Apanthura pariensis
5
5
2
18
Apanthuropsis sp.
2
19
Caenanthura Negoescui
2
20
Pendanthura sp.
2
21
Mesanthura javensis
3
ARCTURIDAE
22
Naesicopeaabyssorum
5
3
2
2
23
Arcturus hirsutus
2
24
Chaetarcturus myops
2
25
Arcturus parvus Richardson
2
26
Dolichiscus kai
2
27
Dolichiscus tanimbar
4
AUSTRARCTURELLIDAE
28
Dolichiscus cornutus
5
BARYBROTIDAE
29
Barybrotes agilis
5
4
2
2
2
6
BOPYRIDAE
30
Aporobopyrina javaensis
2
31
Bopyrina gigas
2
32
Allorbimorphus haigae
2
KRUSTASEA
No. 33
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis Allorbimorphus lamellosus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS 2
34
Anacepon sibogae
2
35
Bopyrophryxus branchiabdominalis
2
36
Cardiocepon pteroides
2
37
Epicepon indicum
2
38
Epipenaeon georgei
2
39
Gigantione giardi
2
40
Hypocepon enoeensis
2
41
Megacepon pleopodatopus
2
42
Metacepon pleopodata
2 2
43
Parabopyrella distincta
44
Parabopyrella intermedia
2
45
Paracepon stebbingi
2
46
Paragigantione indica
2
47
Parapenaeon expansa
2
48
Parapenaeon japonica
2
49
Parapenaeon tertium
2
50
Parione ischyrandra
2
51
Parionella elegans
2
52
Parionella richardsonae
2
53
Parionella astridae
2
54
Pauperella rotunda
2
55
Pleurocryptina indica
2
56
Parathelges weberi
2
57
Pleurocryptella infecta
2
58
Pleurocrypta keiensis
2
59
Pleurocrypta macrocephala
2
60
Pleurocrypta latimellaris
2
61
Pseudione nobilii
2
62
Pseudione subcrenulata
2
63
Pseudione tattersalli
2
64
Probopyrus buitendijki
2
65
Probopyrus ascendens
2
66
Probopyrus borrei
2
67
Probopyrus marinus
2
68
Onychocepon giardi
2
69
Orbione halipori
2
70
Schizobopyri brachytelson
2
153
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 7
154
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
CABIRPIDAE
71
Cabirops tenuis
8
CIROLANIDAE
2
72
Anopsilana pustulosa
73
Excirolana orientalis
3
3
2 2
74
Cirolana cf oeronota
3
3
2
75
Cirolana cf stenoura
3
3
2
76
Cirolana cf improceros
3
3
2
77
Cirolana indica
3
3
78
Cirolana pumicea
2 2
79
Cirolana vanhoeffeni
3
3
2
80
Cirolana parva
3
3
2
81
Cirolana lineata
4
3
2
82
Cirolana epimerias
3
4
2
83
Cirolana arafurae
5
2
84
Aatolana schioedtei
5
2
85
Dolicholana elongata
5
2
86
Natatolana albicaudata
5
2
87
Natatolana amplocula
5
2
88
Eurydice orientalis
5
2
89
Cartetolana integra
5
2
90
Cartetolana lineata
5
2
9
CORALLANIDAE
91
Argathona macronema
5
2
92
Argathona setosa
5
2
93
Argathona sulcata
5
2
94
Argathona similis
5
2 2
95
Argathona stebbingi
5
96
Argathona rhinoceros
5
2
97
Tachaea sp 1 .
5
2
98
Tachaea sp 2.
5
2
99
Tachaea lacustris
5
2
100
Corallana estuaria
4
3
2
101
Corallana glabra
4
3
2
102
Corallana leopoldi
4
3
103
Corallana sp 1.
2
104
Corallana sp 2.
2
2
105
Alcirona papuana
2
106
Alcirona indica
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 107
Suku Jenis
KELIMPAHAN
Alcirona niponia
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
5
2
108
Lanocira rotundicauda
5
2
109
Lanocira gardineri
5
2
10
CYMOTHOIDAE
110
Aegathoa elongata
5
2
111
Aegathoa buitendijki
5
2
112
Nerocila sp 1.
5
2
113
Nerocila sp 2.
5
2
114
Nerocila sp 3.
5
2
115
Nerocila sp 4.
5
2
116
Nerocila congener
5
2
117
Nerocila depressa
5
2
118
Nerocila exocoeti
5
2
119
Nerocila monodi
5
2
120
Nerocila phaiopleura
5
2
121
Nerocila loveni
5
2
122
Nerocila sundaica
5
2
123
Nerocila serra
5
2
124
Nerocila trivittata
5
2
125
Nerocila laevinota
126
Norileca indica
127
Renocila ovata
2
128
Renocila indica
2
5
5
2
5
2
129
Renocila limbata
2
130
Anilocra dimidiata
2
131
Anilocra alloceraea
2
132
Anilocra gigantea
2
133
Anilocra koolanae
2
134
Anilocra rhodotaenia
2
135
Anilocra leptosoma
2
136
Anilocra recta
2
137
Anilocra marginata
2
138
Anilocra capensis
2
139
Anilocra amboinensis
2
140
Anilocra cavicauda
2
141
Anilocra longicauda
2
142
Lobothorax typus
2
143
Rhexanella verrucosa
2
144
Ceratothoa imbricata
2
145
Ceratothoa retusa
2
155
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
156
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
146
Ceratothoa trigonocephala
2
147
Ceratothoa sp 1
2
148
Cymothoa edwardsi
2
149
Cymothoa elegans
2
150
Cymothoa eremita
2
151
Cymothoa eximia
2
152
Cymothoa marginata
2
153
Cymothoa pulchrum
2
154
Cymothoa stromatei
2
155
Cymothoa truncata
2
156
Cymothoa sp 1
2
157
Cymothoa sp 2
2
158
Cymothoa sp 3
2
159
Enispa irregularis
2
160
Ichthyoxenus jellinghausi
2
161
Catoessa scabricauda
2
162
Catoessa boscii
2
163
Elthusa emarginata
2
164
Elthusa parva
2
165
Livoneca intermedia
2
166
Livoneca lunelli
2
167
Mothocya melanosticta
2
168
Mothocya renardi
2
169
Mothocya sp 1
2
170
Irona vatia
2
171
Cterissa pterygota
2
172
Telotha indica
2
11
TRIDENTELLIDAE
173
Tridentella memikat
2
174
Tridentella tanimbar
2
175
Tridentella brandtae
2
12
DAJIDAE
176
Zonophryxus trilobus
3
3
2
13
GNATHIIDAE
177
Gnathia
2
178
Elaphognathia rangifer
2
14
IDOTEIDAE
179
Idotea brevicorna
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 8
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
LEPTANTHURIDAE
180
Accalathura sladeni
2
3
2
181
Accalathura barnardi
2
3
2
182
Accalathura normani
2
3
2
183
Accalathura indica
3
3
2
184
Leptanthura laevigata
3
3
2
185
Leptanthura baliensis
3
15
LIMNORIIDAE
186
Limnoria andamanensis
3
3
2
187
Limnoria sellifera
3
3
2
188
Limnoria pfeferri
3
3
2
189
Limnoria unicornis
3
3
2
190
Limnoria insulae
3
3
2
5
5
2
5
5
2
16
MACROSTYLIDAE
191
Macrostylis porrecta
17
MUNNOPSIDAE
192
Paropsurus sp.
18
PARANTHURIDAE
2
193
Colanthura kensleyi
2
3
2
194
Paranthura bunakenensis
2
3
2
195
Paranthura setigera
2
3
2
196
Paranthura sp.
2
3
2
197
Pseudanthura albatrossae
3
3
2
157 Mictyric longicarpus
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 19
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
SPHAEROMATIDAE
198
Cilicaeopsis cf lepida
3
3
2
199
Cilicaeopsis whiteleggei
3
3
2
200
Cilicaeopsis laevis
3
3
2
201
Sphaeroma triste
3
3
2
202
Sphaeroma terebrans
3
3
2
203
Sphaeroma exosphaeroma
3
3
2
204
Sphaeroma cf intermedium
3
3
2
205
Sphaeroma sp.
5
3
2
206
Exosphaeroma laeviusculum
5
3
2
209
Cymodoce tribullis
3
3
2
210
Cymodoce longistylus
3
3
2
211
Paracilicaea pubescens
5
3
2
212
Paracilicaea fimbriata
5
3
2
213
Cilicaea latreillei
5
3
2 2
214
Botryias fructiger
3
5
215
Cassidinidea sp.
3
6
2
216
Chitonopsis hanseni
3
6
2
217
Dynamenella alveolata
3
5
2
218
Dynamenella trachidermata
3
5
2
219
Dynamenella sp.
3
5
2
220
Naesicopeaabyssorum
4
6
2
221
Pseudosphaeroma
3
6
3
222
Oxinasphaera obregonia
3
6
3
223
Oxinasphaera tual
3
6
3
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
158
KRUSTASEA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 18. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan krustasea dari kelompok Macrura. (Sumber : Indra Aswandi) No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
PANAEIDAE 1
Fenneropenaeus indicus
1
1
1
2
Fenneropenaeus merguensis
1
1
1
3
Fenneropenaeus penicillatus
4
Fenneropenaeus silasi
5
Marsupenaeus japonicus
3
2
1
6
Megokris pescandoreensis
4
3
2
7
Megokris sedili
4
3
2
8
Melicertus canaliculatus
3
2
1
9
Melicertus latisulcatus
3
2
1
10
Melicertus longistylus
3
2
1
11
Metapenaeopsis barbata
3
2
1
12
Metapenaeopsis palmensis
3
2
1
13
Metapenaeopsis stridulans
3
2
1
14
Metapenaeus affinis
2
2
1
15
Metapenaeus brevicornis
2
2
1
16
Metapenaeus dobsoni
2
2
1
17
Metapenaeus eborancensis
3
2
1
18
Metapenaeus elegans
3
2
1
Stenopus hispidus
159
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2
2
1
Metapenaeus intermedius
3
2
1
Metapenaeus lysianassa
2
2
1
19
Metapenaeus ensis
20 21 22
Metapenaeus lysianassa malaccaensis
2
2
1
23
Metapenaeus moyebi
4
3
2
24
Metapenaeus tenuipes
3
2
1
25
Parapenaeopsis cornuta
3
2
1
26
Parapenaeopsis gracillima
3
2
1
27
Parapenaeopsis hardwickii
3
2
1
28
Parapenaeopsis hungerfordi
3
2
1 1
29
Parapenaeopsis maxillipedo
4
2
30
Parapenaeopsis sculptilis
3
2
1
31
Parapenaeopsis stylifera coromandelica
3
2
1
32
Parapenaeopsis tenella
3
2
1
33
Parapenaeus fissuroides
4
3
1 1
33
Parapenaeus longipes
3
2
34
Penaeus monodon
2
2
1
35
Penaeus semisulcatus
3
2
1
36
Trachysalambria curvirostris
4
2
1
37
Trachysalambria malaiana
4
2
1
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
160
Stenopus hispidus
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
161
Moluska
162
Conus marmoreus
MOLUSKA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Biologi
Moluska berdasar bentuk tubuh dan cangkangnya dibedakan menjadi tujuh kelompok. Kelompok pertama adalah moluska yang bentuk tubuhnya seperti cacing dan cangkangnya berbentuk duri. Kelompok ini tidak umum dijumpai dan orang biasanya tidak tahu bahwa sebenarnya dia masuk dalam moluska. Kelompok kedua adalah yang mempunyai cangkang seperti kepingan yang tersusun menjadi satu, yang masuk dalam kelompok ini contohnya Chiton. Kelompok ketiga moluska yang mempunyai cangkang tunggal oleh karena itu disebut monoplacopora yang masuk kelompok ini misalnya kerang mata tujuh atau Abalon. Kelompok keempat adalah yang mempunyai cangkang ganda atau biasa disebut kerang atau bivalvia. Kerangkerangan ini jumlah sangat banyak dari yang berukuran kecil hingga besar. Kerang mutiara, anadara, kerang hijau Tridacna masuk dalam kelompok ini. Kelompok kelima adalah keong-keongan yang mempunyai cangkang tunggal namun ada pula yang tidak mempunyai cangkang sama sekali misalnya kelinci laut dan Nudibran. Kelompok keenam adalah sejenis keong yang cangkangya berbentuk kerucut seperti gading. Kelompok ketujuh adalah moluska yang cangkangnya telah berubah bentuk, cangkang sangat bervariasi atau bahkan tidak bercangkang sama sekali. Kelompok ini dijadikan satu oleh karena kepala dan alat geraknya semua berada di kepala. Sebagai contoh yang masuk dalam kelompok ini antara lain gurita, cumi-cumi, Nautilus dan Sepia (Blekutak). Kelompok ini disebut cephalopoda artinya kepala dan kaki menjadi satu. Moluska mempunyai sebaran yang sangat luas di Indonesia mulai dari daerah intertidal Ovula ovum hingga di tempat yang dalam. Seperti Nautilus hidup di kedalaman lebih dari 300 meter. Pada siang hari biasanya berada di tempat yang dalam dan pada malam hari mendekati permukaan. Moluska yang hidup di daerah intertidal yang berbatu-batu, mereka mempunyai rambut-rambut untuk mempertahankan diri dari hempasan ombak dan arus mereka melekatkan diri pada subtrat yang keras dengan rambut-rambut halus yang kuat yang disebut bysus. Sedangkan yang hidup pada subtrat halus atau lumpur mereka berusaha untuk membenamkan diri kedalam lumpur tetapi tidak harus menjadi terkubur.Untuk itu mereka mengembangkan alat yang berupa sipon sebagai alat pernapasan sekaligus berfungsi untuk mengambil makanan.
163
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
uamosa Tridacna sq Pinna sp.
Ukuran moluska bevariasi dari yang hanya beberapa milimeter hingga yang beratnya lebih dari 200 kg. Ukuran moluska terkecil mungkin ditempati keong jenis Omalogyra atomus yang mempunyai ukuran kurang dari setengah milimeter. Sedangkan yang terbesar ditempati oleh Tridacna gigas yang dapat mencapai berat 230 kg dengan panjang cangkang 135 cm (De Bruyne 2003). Makanan moluska sangat bervariasi ada yang bersifat hebivora ada yang bersifat menyaring makanan dan ada pula yang bersifat karnivora masing-masing tergantung jenisnya. Keong kebanyakan bersifat herbivora dan karnivora, keong yang bersifat herbivora makan serasah, algae atau lumut biasanya mempunyai gigi parut yang berguna untuk memotong algae atau untuk merumput algae yang hidup menempel di batu-batu karang. Kerang biasanya hidup membenamkan diri di lumpur atau di pasir mengembangkan alat penyaring makanan yang disebut siphon. Air laut dipompa dalam sistem siphon dan plankton yang masuk ditangkap untuk dijadikan makanannya. Sedangkan moluska yang bersifat karnivora biasanya terdiri dari kelompok cephalopoda seperti cumi-cumi dan gurita. Moluska karnivora bergerak aktif untuk mencari mangsanya. Seperti gurita selalu memburu kepiting dan cumicumi dan ikan-ikan kecil. Perkembang biakan moluska adalah secara seksual. Moluska ada yang bersifat jantan, betina atau hermaprodite. Moluska jantan dan betina biasanya secara bersamaan melepas telur dan sperma. Sukses dan tidaknya telur itu menetas tergantung dari berapa banyak telur-telur itu berhasil dibuahi. Telur yang dibuahi akan berkembang menjadi larva kecil yang disebut dengan trocophore. Trochopore akan berkembang menjadi viliger yang dicirikan telah adanya bentuk cangkang yang berukuran mini dan ada alat gerak yang berupa cilia. Setelah beberapa kali mengalami metamorfosa vileger akan berubah menjadi anakan moluska kecil yang telah menyerupai hewan dewasa. Beberapa moluska mengembangkan strategi reproduksi yang berbeda misalnya beberapa bivalvia dan gastropod, induknya selalu membawa trochopore di dalam wadah khusus dan baru dilepas oleh induknya sesudah mengalami metamorfosa secara sempurna. Sedangkan strategi yang lain adalah dengan menghasilkan telur yang kemudian mengalami proses metamorfosa 164
MOLUSKA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
dalam telur dan keluar dari telur sesudah proses metamorfosa sempurna. Khusus untuk cephalopoda hewan jantan menghasilkan spermatophore yang diletakan di sekitar mulut hewan betina pada saat terjadinya kopulasi. Telur dibuahi pada saat berada di oviduk atau di dalam rongga yang berada dibawah cangkang. Sebagian besar moluska bertelur namun ada jenis moluska yang bersifat ovovivipar artinya moluska ini bertelur namun telurnya tetap berada dalam tubuh induknya hingga menetas. Sehingga induk terlihat seperti melahirkan anakan ketika mengeluarkan telur yang telah menetas dari dalam tubuhnya. Cumi mempunyai bentuk telur yang tersusun seperti buah anggur yang biasanya diletakan di antara batu karang atau rumput laut sedangkan Sepia meletakan telurnya di antara cabang-cabang karang Millepora.
Manfaat Moluska
Peran moluska secara ekologis sebagai salah satu komponen dalam siklus makanan yang berperan sebagai herbivora dan ada juga sebagai karnivora. Moluska yang bersifat grasser berfungsi untuk membantu mengendalikan populasi algae, sedangkan yang bersifat filter fider (penyaring makanan) berfungsi sebagai pembersih air laut. Peranan moluska bagi manusia sebagai sumber bahan makanan dan sumber protein hewani laut yang kaya gizi. Disamping itu cangkang moluska yang mempunyai bentuk yang sangat bervariasi dengan pola warna yang indah dapat dipakai sebagai koleksi dan hiasan. Cangkang kerang-kerangan dapat dibuat menjadi berbagai macam perhiasan dan kerajinan tangan yang sangat indah. Jenis kerang tertentu seperti Pinctada spp. dapat memproduksi mutiara yang mempunyai nilai jual yang tinggi.
Nilai Ekonomis Komersial
Moluska yang mempunyai nilai ekonomis penting jumlahnya tidak banyak. Beberapa moluska berharga oleh karena dipakai sebagai perhiasan, benda seni, untuk koleksi dan sebagai bahan makanan. Kerang mempunyai nilai ekonomis karena menghasilkan mutiara terutama dari jenis Pinctada. Disamping untuk perhiasan, kulit kerang mutiara dan simping biasanya dapat dipakai sebagai bahan kerajinan atau benda seni. Jenis keong yang sering dikoleksi oleh para kolektor mempunyai harga yang sangat bervariasi. Jenis yang sering dikoleksi biasanya keong-keong yang berukuran besar atau yang langka. Harga keong tergantung dari pola warna dan bentuknya yang eksotik. Keongkeong yang mempunyai harga yang cukup mahal antara lain : Triton, Nautilus dan Gloria maris. Disamping untuk hiasan dan koleksi beberapa jenis moluska mempunyai nilai ekonomis karena merupakan bahan n . Lambis sp makanan seperti misalnya abalon, cumi,, gurita, kerang-kerangan, keong gonggong.. Dibawah ini diberikan contoh jenis-jeniss moluska yang mempunyai nilai ekonomis. 165
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 19 . Jenis-jenis Moluska yang mempunyai nilai ekonomis dan harganya (2014) No
Nama jenis
Nama umum
Harga/Kg
Keterangan
01
Pinctada spp
Kerang mutiara
Rp. 400.00/gr
Mutiara dijual untuk perhiasan. Harga kualitas terbaik di Mataram.
02
Trochus spp
Lola.
Rp.
Lola, cangkang keong ini dibuat kancing baju. Harga ditingkat nelayan.
03
Haliotis sp.
Abalon
Rp. 250.000
Dijual dalam bentuk kering, harga ditingkat nelayan Mataram.
04
Anadara sp.
Kerang darah, bulu
Rp. 15.000
Harga ditingkat nelayan penangkap
Kerang bulu.
Rp. 15.000
Harga ditingkat nelayan Harga ditingkat nelayan Angke.
m Ovula Ovu 05 Anadara sp.
8.000
06
Perna sp.
Kerang hijau
Rp.
2.000
07
Strombus
Keong gonggong
Rp. 35.000
Harga ditingkat restoran di Batam
08
Solen sp.
Kupang
Rp. 10.000
Harga ditingkat pasar Surabaya.
09
Octopus spp
Gurita
Rp. 100.000
Dijual kering harga tingkat nelayan
10
Loligo spp
Cumi
Rp. 40.000
Harga ditingkat swalayan.
11
Sephia spp
Sotong
Rp. 25.000
Harga ditingkat swalayan.
Keanekaragaman jenis
Moluska dibedakan menjadi 7 kelas yaitu Gastropoda, Monoplachopora, Polyplacophora, Aplocophora, Bivalvia, Scapophoda, dan Cephalopoda. Anggota moluska ini sangat besar dan meliputi jenis yang hidup di laut, di air tawar dan di darat. Moluska dibedakan berdasarkan bentuk otot kakinya, cangkang dan alat untuk makan yang disebut radula. Kelas Gastropoda mempunyai anggota yang terbanyak dan yang masuk dalam kelas ini adalah keong-keongan. Bentuk cangkang keong sangat bervariasi dari yang berbentuk konus, spiral, mangkok dan ada yang tidak mempunyai cangkang sama sekali. Moluska yang telanjang ini biasa disebut Nudibranch atau penari portugis karena bentuk dan warna yang sangat indah dan bila bergerak diibaratkan sebagai penari portugis. Kelas yang kedua adalah Bivalvia yang meliputi kerang-kerangan termasuk disini adalah kima, kerang mutiara, kerang dara dan kerang-kerangan lainnya. Jenis yang masuk kelompok ini mempunyai ciri cangkangnya terdiri dari dua lempengan. Ukuran tubuh yang masuk dalam kelas ini sangat bervariasi dari yang hanya beberapa centimeter hingga lebih dari satu meter. Tridacna atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kima mempunyai cangkang yang dapat mencapai satu meter. Tridacna yang mempunyai ukuran paling besar adalah dari jenis Tridacna gigas sedangkan yang berukuran terkecil dari jenis ini adalah Tridacna maxima yang hidup mengikatkan atau membenamkan diri dalam skeleton karang. Ada 10 jenis tridacna di dunia, tujuh diantaranya dapat ditemukan di Indonesia. Ketujuh jenis tridacna itu adalah
166
MOLUSKA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tr Tridacna gigas, T. derasa, T. Squamosa, T. procea, T. maxima, Hippopus hippopus, H. pr Po Porcellanus. Sedangkan tiga jenis lainnya b belum ditemukan di Indonesia adalah T Tridacna rosewateri, T. mbalavuana, T Tridacna costata. K Kelas yang ketiga yang hidup di laut a adalah dari Cephalopoda dan yang ttermasuk dalam anggota ini antara lain : s bi Lambis lam cumi-cumi, gurita dan yang mempunyai cangkang disebut Nautilus. Seperti namanya cephalopoda artinya kepala yang berkaki yaitu kaki-kainya ada dikepala seperti cumi-cumi, sotong dan gurita. dikep Tidak seperti moluska yang lain yang bergerak dengan merayap secara pelahan anggota cephalopoda bergerak dengan berenang menggunakan semprotan air yang dihasilkan dari rongga yang ada didalam tubuhnya yang berfungsi sebagai pompa. Kelas Scaphopoda merupakan moluska yang hidupnya membenamkan diri di lumpur atau pasir. Jenis ini sering tidak diperhitungkan karena relatif sulit untuk ditemukan. Cangkangnya sering dapat kita temukan terdampar di tepi pantai. Bentuk cangkangnya seperti tabung, taring atau gading. Ukuran cangkang biasanya berkisar antara 3 – 6 cm dengan kedua ujungnya terbuka. Namun jenis Dentalium yang hidup di Jepang dapat mencapai ukuran 30 cm dengan diameter lubang sekitar 3 cm (Barnes, 1987) Kelas Polyplacopora kelompok ini lebih dikenal dengan nama Chiton yang merupakan moluska yang beradaptasi di daerah pasang surut. Kakinya rata, tebal dan dapat melekat sangat kuat pada batu pinggir pantai. Ada sekitar 500 jenis chiton dengan variasi ukuran antara 3 mm sampai 40 Cm, namun kebanyakan mempunyai ukuran antara 3 – 12 cm. Chiton yang terbesar adalah dari jenis Cryptochiton stelleri. Jenis ini dagingnya dapat dimakan namun untuk melepaskan chiton yang melekat di batu karang diperlukan pahat untuk mencongkelnya. Kelas Monoplacopora merupakan moluska yang hanya mempunyai satu cangkang yang bentuknya sangat bervariasi mulai yang mendatar atau seperti kerucut yang pendek dan cenderung melebar. Kelas ini merupakan moluska yang primitif dan jenis yang masih ditemukan hingga kini adalah Neopilina dan Vema yang berukuran antara 3 mm–3 cm.
Status Perlindungan Beberapa jenis moluska mempunyai status dilindungi oleh pemerintah Indonesia. Jenisjenis yang dilindungi misalnya Tridacna spp (kima), Trochus niloticus (susu bundar), Turbo marmoranthus (Turbo), Charonia tritonis (triton). Sedangkan CITES memasukan Tridacnidae 16 1 167 67 m dan Strombus gigas dala apendik II CITES.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 20 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Moluska yang ditemukan di perairan Indonesia (Verifikator : Hendrik Capenberg & Mudjiono) No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
KELAS GASTROPODA
168
1
ACMAEIDAE
1
Callisella striata
3
2
2
2
Patelloida saccharinoides
3
2
2
2
ANGARIIDAE
3
Angaria delhinus
3
2
2
4
4
Angaria vicdani
3
ARCHITECTONICIDAE
5
Architectonica maxima
2
3
2
2
6
Architectonica perspectiva
3
2
2
7
Heliacus variegatus
3
3
2
4
BUCCINIDAE
8
Anentome helena 2
9
Engina alveolata
3
2
10
Engina mendicaria
3
2
2
11
Engina zonalis
3
2
2
12
Nassaria acuminata
4
2
2
13
Nassaria pusilla
4
2
2
2
2
2
2
14
Phos roseatus
15
Phos senticosus
16
Pisania crocata
17
Pisania fasciculata
3
3
2
18
Pisania ignea
3
2
2
3
19
Pisania truncata
3
2
2
20
Pollia pulchra
4
2
2
21
Siphonalia varicosus 4
3
2
22
Tomlinia rapulum
5
HALIOTIDAE
23
Haliotis asinina*
3
2
1
24
Haliotis crebrisculpta
3
3
2
25
Haliotis glabra
3
2
1
26
Haliotis ovina
3
2
1
27
Haliotis planata
4
2
1
28
Haliotis squamata
3
3
2
29
Haliotis varia
3
2
1
6
FISSURELLIDAE
30
Ciypidina notata
3
3
2
31
Diopora singaporensis
3
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MOLUSKA
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
1
2
2
Scutus anatinus
3
3
2
35
Scutus inguinis
3
3
2
7
PATELLIDAE
36
Cellana radiata
3
3
2
37
Cellana radiata enneagona
3
3
2
38
Cellana testudinaria
3
2
2
39
Patella flexuosa
3
2
2
8
CYCLOSTREMATIDAE
3
3
2
3
2
2
32
Hemitoma tricarinata
33
Macroschima sp.
34
40
Arene sarcina
41
Liotina peronii
9
TROCHIDAE
42
Cantharidus giliberti
43
Chrysostoma paradoxum
44
Clanculus atropurpureus
45
Clanculus margaritarius
4
3
2
46
Euchelus atratus
3
2
2
3
2
2
47
Euchelus quadricarinatus
48
Monilea callifera
49
Monodota canalifera
3
3
2
50
Monodota labio
3
2
1
3
3
2
3
3
3
51
Pseudostomatella papyracea
52
Stomatella varia
53
Stomatia phymotis
54
Tectus conus
3
2
1
55
Tectus fenestratus
3
2
1
56
Tectus pyramis
3
2
1
57
Tectus triserialis
3
3
2
58
Trochus aemulans
3
3
2
59
Trochus californicum
3
3
2
60
Trochus maculatus
3
2
1
61
Trochus niloticus*
3
2
1
62
Trochus radiatus
3
2
2
3
3
2
63
Trochus sacellum
64
Trochus stellatus
10
TURBINIDAE
65
Astraea calcar
3
2
1
66
Astraea rhodostoma
3
3
2
67
Astraea semicostata
3
3
2
169
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
170
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
Lunella cinerea
3
2
1 1
68
Bolma girgyllus
69
Guildfordia triumphans
70 71
Turbo argyrostoma
3
2
72
Turbo bruneus
3
2
1
73
Turbo chrysostomus
3
2
1
74
Turbo cidaris
3
3
2
75
Turbo marmoratus
4
2
1
76
Turbo petholatus
3
3
1
77
Turbo reevei
3
2
2
78
Turbo setosus
3
2
1
79
Turbo stenogyrus
11
PHASIANELLIDAE
80
Phasianella cinerea
12
NERITIDAE
81
Clithon oualaniensis
3
3
2
82
Nerita albicilla
2
2
2
83
Nerita chamaeleon
2
2
1
84
Nerita costata
1
2
1
85
Nerita exuvia
3
3
2
86
Nerita insculpta
3
3
2
87
Nerita maxima
3
3
2
88
Nerita planospira
3
2
1
89
Nerita plicata
3
2
1
90
Nerita polita
3
2
1
91
Nerita polita antiquata
3
3
2
92
Nerita signata
3
3
2
93
Nerita undata
2
2
1
94
Neritina turrita
3
3
2
95
Neritina violacea
3
3
2
96
Neritodryas cornea
3
3
2
97
Neritopsis radula
98
Septaria lineata
3
3
2
99
Septaria porcellana
3
3
2
3
3
2
13
LITTORINIDAE
100
Littorina carinifera
101
Littorina kraussi
102
Littorina melanostoma
3
3
2
103
Littorina scabra
2
2
1
104
Littorina sundaica
3
2
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MOLUSKA
No. 105
Suku Jenis Littorina undulata
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2
3
2
1
106
Nodilitorina millegrana
107
Nodilitorina pyramidalis
3
2
108
Tectarius pagodus
3
2
1
109
Tectarius tectumpersicum
3
3
2
14
TURRITELLIDAE
110
Turritella terebra
3
2
1
15
PLANAXIDAE
111
Planaxis sulcatus
2
3
2
112
Quoyia decollata
3
3
2
4
3
2
16
MODULIDAE
113
Modulus candidus
17
SILIQUARIIDAE
114
Siliquaria anguina
18
POTAMIDIDAE
115
Cerithidea cingulata
2
2
1
116
Cerithidea obtusa
3
2
1
117
Telescopium telescopium
2
2
1
118
Terebralia palustris
2
2
1
119
Terebralia sulcata
2
2
1
3
3
2
19
CERITHIIDAE
120
Cerithium alveolum
121
Cerithium columna
3
3
2
122
Cerithium kobelti
3
3
2
123
Cerithium nodulosum 2
3
2
1
124
Clypeomorus batillariaeformis
3
2
1
125
Clypeomorus chemnitziana
3
3
2
126
Clypeomorus coralium
3
2
1
127
Clypeomorus moniliferus
3
3
2
128
Clypeomorus subbreviculus
3
3
2
129
Clypeomorus tuberculatus
130
Pseudovertagus aluco
3
3
2
128
Clypeomorus subbreviculus
3
3
2
128
Clypeomorus subbreviculus
129
Clypeomorus tuberculatus
130
Pseudovertagus aluco
128
Clypeomorus subbreviculus
129
Clypeomorus tuberculatus
130
Pseudovertagus aluco
3
2
1
131
Pseudovertagus nobilis
3
3
2
171
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
132
Rhinoclavis aspera
Suku Jenis
2
2
1
133
Rhinoclavis kochi
3
3
2
134
Rhinoclavis sinensis
3
2
1
135
Rhinoclavis vertagus
2
2
1
20
EPITONIIDAE
136
Epitonium lamellosa
3
3
2
137
Epitonium scalare
3
3
2
138
Cirsotrema varicosa
3
3
2
21
MELANELLIDAE
139
Melanella major
4
2
2
JANTHINIDAE
172
140
Janthina janthina
22
CREPIDULIDAE
141
Calyptraea extinctorium
142
Calyptraea scutula
143
Crepidula walshi
23
XENOPHORIDAE
144
Stellaria solaris
3
2
2
145
Xenophora pallidula
3
3
2
24
STROMBIDAE
146
Strombus canarium
2
2
1
147
Strombus epidromis
3
2
1 1
148
Strombus latissimus
3
3
149
Strombus lentiginosus
3
2
1
150
Strombus pipus
4
3
2
3
3
1
151
Strombus sinuatus
152
Strombus aratum
153
Strombus bulla
3
2
1
154
Strombus aurisdianae
3
2
1
155
Strombus luhuanus
2
2
1
156
Strombus labiosus
4
3
2
157
Strombus variabilis
3
2
1
158
Strombus erythrinus
4
3
2
159
Strombus plicatus
4
3
2
160
Strombus dilatatus
4
3
2
161
Strombus gibberulus
2
2
1
162
Strombus gibberulus gibbosus
3
3
2
163
Strombus dentatus
3
3
1
164
Strombus labiatus
2
2
1
165
Strombus urceus
3
2
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MOLUSKA
No.
Suku Jenis
166
Strombus marginatus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
1
167
Strombus mutabilis
2
2
1
168
Strombus terebellatus
4
3
2
169
Strombus minimus
3
3
2
170
Strombus microurceus
4
3
1
171
Strombus vittatus
4
3
2
172
Terebellum terebellum
3
2
1
173
Tibia powisi
174
Tibia cancellata
175
Tibia delicatula
176
Tibia fusus
3
3
1
177
Tibia martinii
178
Lambis truncata
3
2
1
179
Lambis chiraga
3
2
1
180
Lambis crocata
3
2
1
181
Lambis lambis
3
2
1
182
Lambis millepeda
3
2
1
183
Lambis scorpius
3
2
1
184
Lambis scorpius indomaris
4
3
1
25
TRIVIIDAE 3
3
2
3
2
185
Trivia oryza
186
Trivia sp.
26
CYPRAEIDAE
187
Cypraea bistrinotata
188
Cypraea cicercula
4
189
Cypraea globulus
4
3
2
190
Cypraea mariae
3
3
2
5
3
2
3
3
2
191
Cypraea childreni
192
Cypraea martini
193
Cypraea rabaulensis
194
Cypraea nucleus
4
3
2
195
Cypraea staphylaea
4
3
2
196
Cypraea limacina
3
2
2
197
Cypraea pyriformis
4
3
2
198
Cypraea pulchella
4
2
1
199
Cypraea stolida
4
3
2
200
Cypraea lentiginosa
201
Cypraea cribraria
4
3
2
202
Cypraea chinensis
4
3
2
203
Cypraea coloba
173
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
174
Suku Jenis
204
Cypraea teres
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
2
205
Cypraea isabella
3
2
1
206
Cypraea erosa
2
2
1 2
207
Cypraea lamarcki
3
4
208
Cypraea miliaris
3
3
1
209
Cypraea eburnea
4
3
2
210
Cypraea cylindrica
4
3
1
211
Cypraea caurica
2
2
1
4
3
2 2
212
Cypraea elongata
213
Cypraea walkeri
214
Cypraea hirundo
3
3
215
Cypraea ursellus
4
3
2
216
Cypraea kieneri
3
3
2
217
Cypraea contaminata
5
3
2
218
Cypraea punctata
4
3
2
4
3
2
219
Cypraea minoriridens
220
Cypraea microdon
221
Cypraea fimbriata
4
3
2
222
Cypraea hammondae
4
3
2
223
Cypraea goodallii
224
Cypraea dillwyni
4
225
Cypraea vredenburgi
3
3
2
226
Cypraea pallida
4
3
2
227
Cypraea subviridis
4
3
2
228
Cypraea errones
3
3
2
229
Cypraea ovum
3
3
1
230
Cypraea dayritiana 1
2
231
Cypraea caputserpentis
3
2
232
Cypraea moneta
2
2
1
233
Cypraea asellus
3
3
1
234
Cypraea annulus
2
2
1
235
Cypraea quadrimaculata
4
3
2
237
Cypraea ziczac
4
3
1
238
Cypraea clandestina
3
3
2
239
Cypraea cernica
3
3
2
240
Cypraea gracilis
3
3
2
241
Cypraea interrupta
3
3
2
242
Cypraea pallidula
4
3
2
243
Cypraea felina
3
3
2
244
Cypraea lutea
4
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MOLUSKA
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
2
Cypraea poraria
3
2
2
248
Cypraea helvola
3
2
2
249
Cypraea boivinii
3
3
2
250
Cypraea gangranosa
4
3
2
251
Cypraea labrolineata
4
3
2
252
Cypraea tigris
2
2
1
245
Cypraea saulae
246
Cypraea beckii
247
253
Cypraea mappa
3
2
1
254
Cypraea aurantium
3
3
2
255
Cypraea testudinaria 3
3
2
256
Cypraea valentia
257
Cypraea leucodon
258
Cypraea langfordi
3
2
1
259
Cypraea porteri
3
2
1
260
Cypraea talpa
3
2
1
261
Cypraea vetellus
3
2
1
262
Cypraea argus
3
2
1
263
Cypraea nivosa
3
3
2
264
Cypraea carneola
3
2
1
265
Cypraea ventriculus
3
3
1
266
Cypraea lynx
3
2
1
267
Cypraea guttata
3
3
2
268
Cypraea mauritiana
3
2
1
269
Cypraea arabica
3
2
1
270
Cypraea eglantina
3
2
1
271
Cypraea histrio
3
2
1
272
Cypraea depressa
3
2
1
273
Cypraea scurra
3
2
1
274
Cypraea onyx
3
2
1
1
27
OVULIDAE
275
Ovula ovum
3
2
276
Ovula costellata
4
3
1
277
Calpurnus verrucosus
3
3
2
278
Prionovula fruticum
4
3
2
279
Volva volva
3
2
1
280
Phenacovolva angasi
4
3
1
3
2
1
281
Phenavolva longirostrata
28
NATICIDAE
282
Polinices melanostomus
175
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
176
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
283
Polinices sebae
Suku Jenis
3
2
1
284
Polinices mammatus
3
3
2
285
Polinices tumidus
3
2
2
286
Polinices didyma
3
2
1
287
Polinices aurantius
3
3
2
288
Neverita albumen
3
2
1
289
Eunaticina papilla
4
3
2
290
Sinum neritoideum
4
3
2
291
Natica alapapilionis
4
3
2
292
Natica Sertata
4
3
2
293
Natica lineata
3
2
1
294
Natica tigrina
3
2
1
295
Natica fasciata
3
3
2
296
Natica vitellus
3
2
1
29
CASSIDAE
297
Cassis cornuta
3
2
1
298
Cypraeacassis rufa
3
2
1
299
Phalium glaucum
3
2
1
300
Casmaria ponderosa
5
3
2
301
Casmaria erinaceus
3
3
2
302
Phalium fimbria
3
2
2
303
Phalium bandatum
3
2
2
304
Phalium areola
3
2
1
305
Phalium decussatum
3
3
2
306
Phalium bisulcatum
3
3
2
30
TONNIDAE
309
Tonna dolium
3
2
2
310
Tonna olearium
3
2
2
311
Tonna perdix
3
2
1
312
Tonna allium
3
2
1
313
Tonna sulcosa
3
2
1
314
Tonna cepa
3
2
1
315
Tonna tessellata
3
2
2
316
Malea pomum
3
2
2
31
CYMATIIDAE
317
Charonia tritonis
4
2
1
318
Cymatium lotorium
3
2
1
319
Cymatium pyrum
3
2
1
320
Cymatium grandimaculatum
3
3
2
321
Cymatium gutturnium
4
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MOLUSKA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Cymatium pileare
3
2
1
323
Cymatium mundum
3
3
2
324
Cymatium muricinum
3
2
1
3
2
1
3
2
2
322
Suku Jenis
325
Cymatium nicobaricum
326
Cymatium pileare subspecies
327
Cymatium vespaceum
328
Cymatium rubeculum
3
3
2
329
Cymatium hepaticum
3
3
2
330
Linatella succincta
331
Linatella caudata
332
Distorsio anus
3
2
1
333
Distorsio reticulata
3
3
1
334
Gyrineum natator
3
3
2
335
Gyrineum bituberculare
3
3
2
336
Gyrineum gyrinum
3
2
2
337
Gyrineum cuspidatum
4
2
2
338
Gyrineum roseum
4
3
2
339
Gyrineum pusillum
4
3
2
32
BURSIDAE
340
Bursa sp.
341
Bursa granularis
3
3
2
342
Bursa rhodostoma
4
3
2
343
Bursa rosa
3
3
2
344
Bursa Lamarcki
3
3
2
345
Bursa tuberosissima
3
3
2
346
Bursa cruentata
3
3
2
347
Bursa margaritula
3
3
2
348
Bursa elegans
3
3
2
349
Bursa crumena
3
2
2
350
Bursa bubo
3
2
2
351
Bursa bufo
3
3
2
352
Bursa rubeta
3
2
2
353
Bursa rana
3
2
2
354
Bursa echinata
3
3
2
355
Bursa bufonia
3
2
1
33
COLUBRARIIDAE
356
Colubraria muricata
3
2
2
3
2
2
34
MURICIDAE
357
Murex haustellum
358
Murex serratospinosus
177
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 359
178
Suku Jenis Murex pecten
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
2
360
Murex tribulus
3
2
1
361
Murex nigrispinosus
3
2
1
362
Murex trapa
3
2
1
363
Siratus lacinatus
4
3
2
364
Siratus venustulus
5
3
2
365
Naquetia triquetra
4
3
2
366
Naquetia trigonulus
4
2
2
367
Naquetia annandalei
4
3
2
368
Murex sp. 1
369
Chicoreus ramosus
3
3
370
Chicoreus cichoreum
3
3
1
371
Chicoreus palmarosae
4
3
2
372
Chicoreus cervicornis
3
3
2
373
Chicoreus cornucervi
4
3
2
374
Chicoreus rubiginosus
3
3
2
375
Chicoreus aculeatus
4
3
2
376
Chicoreus saltatrix
377
Chicoreus axicornis
3
3
2
378
Chicoreus crocatus
4
3
2
379
Chicoreus torrefactus
3
3
2
380
Chicoreus microphyllus
3
3
2
381
Chicoreus capucinus
3
2
2
382
Chicoreus brunneus
2
3
2
383
Chicoreus stainforthi
384
Chicoreus trivialis
4
3
2
385
Homalocantha zamboi
3
3
2
386
Homalocantha scorpio
3
3
2
387
Homalocantha anatomica
4
3
2
388
Homalocantha secundus
4
3
2
3
2
389
Pterynotus bipinnatus
390
Pterynotus tripterus
4
391
Pterynotus elongatus
4
3
2
392
Pterynotus loebbeckei
5
3
2
393
Pterynotus loebbeckei miyokoae
5
394
Pterynotus pellucidus
4
2
395
Pterynotus celinamarumai
396
Favartia brevicula
3
3
2
397
Muricopsis noduliferus
3
3
2
398
Spinidrupa spinosa
3
3
2
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MOLUSKA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Vitularia miliaris
3
3
2
400
Purpura persica
3
2
1
401
Bedeva sp. 2
399
Suku Jenis
402
Bedeva blosvillei
3
3
403
Rapana rapiformis
3
2
2
404
Thais armigera
3
2
2
405
Thais carinifera
406
Thais rugosa
3
3
2
407
Thais aculeta
3
2
1
408
Thais tuberosa
3
2
2
409
Thais kieneri
3
3
2
410
Thais javanica
411
Thais bufo
3
2
1
412
Thais echinata
3
3
2
413
Thais buccinea
3
3
2
414
Thais echinulata
415
Thais mancinella
3
3
2
416
Morula margariticola
417
Morula musiva
3
3
2
418
Morula granulata
3
3
2
419
Morula biconica
3
3
2
420
Morula funiculus
3
3
2
421
Nassa serta
3
2
2
422
Nassa francolina
3
2
2
423
Vexilla lineata
3
3
2
424
Drupa grossularia
3
3
2
425
Drupa ricinus
3
3
2
426
Drupa lobata
3
3
2
427
Drupa morum
3
3
2
428
Drupa rubusidaeus
4
3
2
429
Drupa clathrata
4
3
2
35
CORALLIOPHILIDAE
430
Coralliophila fearnleyi
3
3
2
431
Coralliophila neritoidea
3
3
2
432
Drupella cornus
3
2
2
433
Drupella rugosa
3
2
2
434
Latiaxis lischkeana
3
3
2
435
Latiaxis mawae
3
2
436
Latiaxis pagodus
3
2
437
Magilus antiquus
3
3
2
179
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 438
180
Suku Jenis Rapa rapa
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
2
36
COLUMBELLIDAE
439
Columbella decussata
3
2
440
Columbella scripta
3
2
2
441
Pyrene fasciata
3
3
2
442
Pyrene ocellata
3
2
2
443
Pyrene punctata
3
3
2
444
Pyrene testudinaria
2
37
BUCCINIDAE
445
Babylonia spirata
3
3
446
Cantharus fumosus
4
2
2
447
Cantharus melanostomus
3
3
2
448
Cantharus undosus
3
2
2
449
Engina alveolata
3
2
2
450
Engina mendicaria
3
2
2
3
2
2
3
3
2
451
Engina zonalis
452
Euthria sp.
453
Nassarius acuminata
454
Nassarius pusilla
3
3
2
455
Phos roseatus
4
2
2
456
Phos sentricosus
3
2
2
457
Pisania crocata
458
Pisania fasciculata
3
3
2
459
Pisania ignea
3
3
2
460
Pisania truncata
3
3
2
4
3
2
3
2
2
3
2
1
461
Pollia pulchra
462
Siphonalia varicosus
463
Tomlinia rapulum
38
MELONGENIDAE
464
Hemifusus ternatanus
465
Pugilina cochlidium
3
2
1
466
Syrinx aruanus
3
3
1
467
Volema myristica
3
2
2
39
NASSARIIDAE
468
Hebra corticata
3
3
2
469
Nassarius albescens
3
2
2
470
Nassarius callospira
471
Nassarius coronatus
3
2
1
472
Nassarius distortus
3
2
2
473
Nassarius glans
3
2
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MOLUSKA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
474
No.
Nassarius globosus
Suku Jenis
2
3
2
475
Nassarius limnaeiformis
3
2
2
476
Nassarius livescens
3
3
2 2
477
Nassarius margaritifera
3
3
478
Nassarius olivaceus
3
3
2
479
Nassarius optimus
3
3
2
480
Nassarius pullus
3
3
2
481
Nassarius reeveanus
3
2
2
482
Nassarius semisulcatus
3
3
2
483
Nassarius siquijorensis
3
3
2
484
Nassarius stolatus
3
3
2
485
Nassarius venustus
3
3
2
40
FASCIOLARIIDAE
486
Fusinus colus
3
2
2
487
Fusinus nicobaricus
3
2
2
488
Latirolagena smaragdula
3
2
1
489
Latirus craticulatus
3
3
2
490
Latirus paetelianus
3
2
2
491
Latirus polygonus
3
2
1
492
Latirus turritus
3
3
2
493
Peristernia incarnata
494
Peristernia nassatula
3
2
2 2
495
Peristernia ustulata
3
2
496
Pleuroploca filamentosa
3
2
1
497
Pleuroploca trapezium
3
2
1
41
OLIVIDAE
498
Oliva tricolor
3
2
3
499
Oliva reticulata
3
2
2
500
Oliva elegans
3
3
2
501
Oliva funebralis 3
2
2
502
Oliva caerulea
503
Oliva avellana
504
Oliva mustellina
3
3
2
505
Oliva rufula
3
3
2
506
Oliva carneola
3
3
2
507
Oliva athenia
3
3
2
508
Oliva mucronalis
509
Oliva oliva
3
2
2
510
Oliva oliva subspecies taeniata
511
Oliva oliva subspecies tigridella
181
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Oliva vidua
3
3
2
513
Oliva annulata
3
2
2
514
Oliva miniacea
3
2
2 2
512
182
Suku Jenis
515
Oliva sericea
3
3
516
Oliva lignaria
3
3
2
517
Oliva tessellata
4
2
2
518
Olica sidelia
3
3
2
519
Oliva ceramensis
520
Oliva bulbiformis
3
3
2
521
Agaronia nebulosa
3
3
2
522
Agaronia sp.
523
Agaronia lutaria
42
MITRIDAE
524
Cancilla (Ziba) bacillum
3
3
2
525
Domiporta gloriola
4
3
2
526
Domiporta granatina
4
3
2
527
Imbricaria conularis
3
3
32
528
Imbricaria olivaeformis
3
3
2
529
Imbricaria punctata
4
3
2
530
Mitra (Dibaphimitra) bantamensis
4
2
2
531
Mitra (Dibaphus) edentula
3
2
2
532
Mitra (Nebularia) aurantia
3
2
2 2
533
Mitra (Nebularia) avenacea
4
3
534
Mitra (Nebularia) chrysalis
3
2
2
535
Mitra (Nebularia) chrysostoma
4
2
2
536
Mitra (Nebularia) contracta
4
1
2
537
Mitra (Nebularia) cucumerina
3
3
2
538
Mitra (Nebularia) ferruginea
3
3
2
539
Mitra (Nebularia) proscissa
4
3
2
540
Mitra (Nebularia) puncticulata
4
3
2
541
Mitra (Nebularia) rubritincta
4
3
2
542
Mitra (Nebularia) sophiae
5
3
2
543
Mitra (Nebularia) tabanula
3
3
2
544
Mitra (Nebularia) telescopium
3
3
2 2
545
Mitra (Nebularia) ticaonica
4
2
546
Mitra (Nebularia) turgida
3
3
2
547
Mitra (Strigatella) acuminata
4
1
2
548
Mitra (Strigatella) decurtata
4
3
2
549
Mitra (Strigatella) litterata
3
1
2
550
Mitra (Strigatella) paupercula
3
2
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MOLUSKA
No. 551
Suku Jenis Mitra (Strigatella) pellisserpentis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
552
Mitra (Strigatella) pica
3
2
2
553
Mitra (Strigatella) retusa
4
2
2
554
Mitra (Strigatella) scutulata
3
3
2
555
Mitra cardinalis
4
3
2
556
Mitra eremitarum
3
2
2
557
Mitra imperialis
4
3
2
558
Mitra mitra
3
2
1
559
Mitra papalis
4
3
1
560
Mitra stictica
4
3
2
561
Neocancilla circula
3
3
2
562
Neocancilla clathrus
4
2
2
563
Neocancilla papilio
4
3
2
564
Pterygia crenulata
4
2
2
565
Pterygia dactylus
4
3
2
566
Pterygia fenestrata
4
3
2
567
Pterygia nucea
4
3
2
568
Pterygia undulosa
4
2
2
569
Scabricola (Swainsonia) ocellata
3
1
2
570
Ziba interlirata
3
3
2
43
COSTELLARIIDAE
571
Vexillum (Costellaria) acuminatum
3
3
2
572
Vexillum (Costellaria) exasperatum
3
3
2
573
Vexillum (Costellaria) sanguisugum
3
3
2
574
Vexillum (Costellaria) semifasciatum
3
3
2
575
Vexillum (Costellaria) virgo
3
3
1
576
Vexillum (Pusia) patriarchalis
4
3
2 2
577
Vexillum citrinum
4
3
578
Vexillum curviliratum
3
2
1
579
Vexillum gruneri
4
3
2
580
Vexillum lyratum
4
3
1
581
Vexillum plicarium
4
3
1
582
Vexillum rugosum
1
1
1
583
Vexillum taeniatum
4
3
1
584
Vexillum vulpecula
1
1
1
585
Zierliana woldemarii
3
2
1
586
Zierliana ziervogelii
4
3
1
44
TURBINELLIDAE
587
Turbinella pyrumssubspesies fusus
4
3
1
588
Vasum ceramicum
3
1
1
183
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
184
Suku Jenis
589
Vasum turbinellus
45
HARPIDAE
590
Harpa amouretta
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
1
1
3
3
1
591
Harpa articularis
3
1
1
592
Harpa harpa
4
1
1
593
Harpa major
4
1
1
5
3
1
46
VOLUTIDAE
594
Cymbiola (Aulica) chrysostoma
595
Cymbiola (Aulica) flavicans
3
3
1
596
Cymbiola (Aulica) innexa
4
3
1
597
Cymbiola (Aulica) nobilis
3
3
1
598
Cymbiola (Aulicina) sophia
4
3
1
599
Cymbiola (Aulicina) vespertilio
3
2
1
600
Cymbiola (Cymbiola) cymbiola
4
3
1
601
Melo (Melo) melo
3
2
1
602
Melo (Melocorona) aethiopica
4
3
1
603
Melo (Melocorona) amphora
3
2
1
604
Melo (Melocorona) sp.
3
3
1
4
3
1
605
Melo (Melocorona) umbilicatus
606
Volutoconus bednalli
47
CANCELLARIIDAE
607
Cancellaria sinensis
4
3
2
608
Cancellaria oblonga
4
3
2
609
Trigonostoma scalariformis
3
3
2
48
MARGANELLIDAE
610
Marginella ventricosa
3
3
1
611
Marginella strigata
4
3
1
612
Marginella elegans
4
3
1
613
Marginella dactylus
5
3
2
614
Marginella tricincta
4
3
2
49
TURRIDAE
615
Brachytoma sumatrensis
4
3
2
616
Gemmula deshayesii
4
3
2
617
Lophiotoma indica
2
1
2
618
Ptychobela crenularis
4
3
1
619
Ptychobela vexillum
4
3
2
620
Turricula javana
2
3
2
621
Turricula nelliae subspesies spurius
3
3
1
622
Turricula tornata
4
3
2
623
Turricula tornata subspesies atjehensis
4
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MOLUSKA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Turris babylonia
3
3
1
625
Turris undosa
4
3
2
50
CONIDAE
626
Conus abbas
4
3
2
627
Conus achatinus
4
3
2
628
Conus ammiralis
4
3
2
624
Suku Jenis
629
Conus araneosus
4
3
2
630
Conus arenatus
3
3
1
631
Conus artoptus
4
3
2
632
Conus aulicus
4
3
2
633
Conus aureus
4
3
2
634
Conus aurisiacus
4
3
2
635
Conus betulinus
3
1
1
636
Conus boeticus
4
3
2
637
Conus canonicus
4
3
2
638
Conus capitaneus
3
3
2
639
Conus caracteristicus
3
3
2
640
Conus catus
3
3
2
641
Conus cervus
5
3
2
642
Conus chaldeus
3
3
2
643
Conus cinereus
3
3
2
644
Conus connectens
4
3
2 2
645
Conus consors
3
3
646
Conus coronatus
3
1
1
647
Conus cylindraceus
4
3
2
648
Conus decurtata
3
3
2
649
Conus distans
3
3
2
650
Conus ebraeus
3
3
2
651
Conus eburneus
3
3
2
652
Conus emaciatus
3
3
2
653
Conus episcopatus
3
3
2
654
Conus episcopus
4
3
2
655
Conus eximinus
4
3
2
656
Conus figulinus
3
3
2
657
Conus filicinctus
5
3
2
658
Conus floridus
4
3
1
659
Conus flavidus
3
1
1
660
Conus generalis
3
1
1
661
Conus geographus
3
3
1
662
Conus glans
4
3
2
185
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
186
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
663
Conus glaucus
Suku Jenis
3
3
2
664
Conus gloriamaris
4
3
2
665
Conus hyaena
3
3
2
666
Conus imperialis
3
3
1
667
Conus inscriptus
4
3
2
668
Conus leopardus
3
1
1
669
Conus litoglyphus
4
3
2
670
Conus litteratus
3
1
1
671
Conus lividus
3
1
1
672
Conus lynceus
4
3
2
673
Conus marmoreus
3
1
1
674
Conus miles
3
3
2
675
Conus miliaris
3
3
2
676
Conus mitratus
4
3
2
677
Conus monile
4
3
2
678
Conus mucronatus
3
3
2
679
Conus muricalatus
4
3
2
680
Conus musicus
3
3
2
681
Conus mustelinus
4
3
2
682
Conus nobilis subspecies skinneri
4
3
2
683
Conus nobilis subspecies victor
5
3
2
684
Conus nussatella
4
3
2
685
Conus omaria
3
3
2
686
Conus parvulus
3
3
2
687
Conus pertusus
4
3
2
688
Conus pulicarius
3
3
2
689
Conus quercinus
3
1
1
690
Conus radiatus
3
3
1
691
Conus rattus
3
3
2
692
Conus retifer
4
3
2
693
Conus sanguinolentus
4
3
2
694
Conus scabriusculus
4
3
2
695
Conus schepmani
4
3
2
696
Conus sibogae
4
3
2
697
Conus spectrum
4
3
2
698
Conus sponsalis
3
3
2
699
Conus stercusmuscarum
3
2
1
700
Conus stramineus
4
3
2
701
Conus striatellus
4
3
2
702
Conus striatus
3
3
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MOLUSKA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
703
No.
Conus sugimotonis
Suku Jenis
4
3
2
704
Conus sulcatus
3
3
2
705
Conus suratensis
5
3
2
706
Conus terebra
3
3
2
707
Conus tessulatus
3
1
1
708
Conus textile
3
1
1
709
Conus thomae
5
3
2
710
Conus timorensis
4
3
2
711
Conus tulipa
3
3
2
712
Conus varius
3
3
2
713
Conus vexillum
3
3
2
714
Conus vimineus
4
3
2
715
Conus virgo
3
3
2
716
Conus vitulinus
3
3
2
717
Conus wittigi
5
3
2
718
Conus zonatus
4
3
2
719
Cornus frigidus
3
3
2
720
Cornus planorbis
3
3
2
3
3
2
51
TEREBRIDAE
721
Duplicaria duplicata
722
Hastula (Impages) hectica
3
1
1
723
Hastula (Impages) sp.
4
3
2
724
Hastula acumen
3
3
2
725
Hastula albula
3
3
2
726
Hastula sp.
4
3
2
727
Hastula strigilata
3
3
2
728
Terebra affinis
3
3
2 2
729
Terebra anilis
3
3
730
Terebra areolata
3
1
1
731
Terebra argus
4
3
2
732
Terebra babylonia
3
3
2
733
Terebra blanda
4
3
2
734
Terebra cerithina
4
3
2
735
Terebra chlorata
4
3
2
736
Terebra commaculata
4
3
2
737
Terebra crenulata
4
3
2
738
Terebra dimidiata
4
3
2
739
Terebra guttata
4
3
2
740
Terebra maculata
3
1
1
741
Terebra parkinsoni
4
3
2
187
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
188
Suku Jenis
742
Terebra pertusa
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
743
Terebra plumbea
3
3
2
744
Terebra quoygaimardi
4
3
2
745
Terebra subulata
3
1
1
746
Terebra succincta
3
3
2
747
Terebra undulata
4
3
2
52
PYRAMIDELLIDAE
748
Milda ventricosa
4
3
2
749
Otopleura auriscati
4
3
2
750
Pyramidella acus
3
3
2
751
Pyramidella dolabrata
4
3
2
752
Pyramidella sulacata
3
3
2
53
BULLIDAE
753
Atys cylindricus
3
3
2
754
Atys naucum
3
3
2 2
755
Bulla ampulla
3
3
756
Bulla vernicosa
3
3
2
757
Hydatina albocincta
4
3
2
758
Hydatina physis
3
3
2
759
Pupa solidula
3
3
2
760
Pupa sulcata
3
3
2
761
Smaragdinella calyculata
3
3
2
54
SIPHONARIIDAE
762
Siphonaria javanica
3
1
1
763
Siphonaria sirius
3
3
1
55
MELAMPIDAE
764
Cassidula angulifera
3
3
2 2
765
Cassidula aurisfelis
3
3
766
Cassidula nucleus
3
3
2
767
Cassidula vespertilionis
3
3
2
768
Ellobium aurisjudae
3
1
1
769
Ellobium aurismidae
3
1
1
770
Melampus flavus
2
2
2
771
Melampus luteus
3
2
2
772
Pythia plicata
3
3
2
773
Pythia scarabaeus
3
1
2
774
Pythia trigonus
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MOLUSKA
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
KELAS SCAPHOPODA 1
DENTALIIDAE
1
Dentallium aprinum
2
Dentallium elephantinum
3
3
2
3
Dentallium longitrorsum
3
3
2
2
1
1
KELAS BIVALVIA 1
ARCIDAE
1
Anadara antiquata
3
2
1
2
Anadara ferruginea
3
3
1
3
Anadara nodifera
2
1
1
4
Andara granosa
3
1
1
5
Arca avellana
3
1
1
6
Arca navicularis
3
1
1
7
Arca ventricosa
3
1
1
8
Barbatia amygdalumtostum
3
1
1
9
Barbatia decussata
3
1
1
10
Barbatia foliata
3
1
1
11
Barbatia fusca
3
1
1
12
Scapharca (Cunearca) pilula
3
1
1
13
Scapharca cornea
3
3
1
14
Scapharca globosa
3
3
1 1
15
Scapharca inaequivalvis
3
1
16
Scapharca indica
2
2
1
17
Tridos semitorta
3
2
2
18
Tridos tortusa
3
1
1
2
GLYCYMERIDIDAE
19
Glycymeris pectunculus
3
1
1
20
Glycymeris reevei
3
1
1
3
MYTILIDAE
21
Arcuatula arcuatula
3
2
1
22
Lithophaga teres
3
1
1
23
Modiolus aratus
3
2
2
24
Modiolus auriculatus
3
1
1
25
Modiolus metcalfei
3
2
1
26
Modiolus micropterus
3
1
1
27
Modiolus philippinarym
2
2
1
28
Musculista senhousua
1
3
1
29
Perna viridis
1
2
1
189
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Septifer bilocularis
1
1
1
31
Stavelia subdistorta
3
2
2
4
ISOGNOMONIDAE
30
190
Suku Jenis
32
Isognomon ephippium
33
Isognomon isognomum
3
2
2
34
Isognomon perna
3
2
2
3
2
5
MALLEIDAE
35
Malleus albus
3
36
Malleus anatinus
4
3
2
37
Malleus malleus
3
2
2
38
Malleus regula
3
2
2
39
Vulsella vulsella
4
3
2
6
PTERIIDAE
40
Pinctada maculata
3
2
1
41
Pinctada margaritifera
2
3
1
42
Pinctada maxima
3
3
1
43
Pinctada radiata
3
2
1
44
Pteria avicular
3
2
1
45
Pteria penguin
3
2
1
7
PINNIDAE
46
Atrina vexillum
3
2
2
47
Pinna bicolor
3
2
2
48
Pinna muricata
3
2
2
49
Atrina pectinata
3
2
1
8
PECTINIDAE
50
Amusium pleuronectes
3
3
1
51
Annachlamys macassarensis
3
3
1
52
Bractechlamys vexillum
3
3
1
53
Chlamys albolineata
4
3
2
54
Chlamys gloriosa
3
3
1
55
Chlamys irregularis
3
3
2
56
Chlamys senatoria
3
3
2
57
Chlamys squamosa
4
3
2
58
Comptopallium radula
3
3
2 2
59
Decatopecten amilucum
3
3
60
Decatopecten noduliferus
4
3
2
61
Decatopecten plicus
4
3
2
62
Decatopecten radula
3
2
1
63
Excellichlamys leoparda
4
3
2
64
Gloripallium pallium
4
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MOLUSKA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
65
Pecten pyxidata
Suku Jenis
4
3
2
66
Semipallium luculentum
4
3
2
67
Volachlamys singaporina
3
3
2
9
PLACUNIDAE
68
Placuna ephippium
3
3
1
69
Placuna placenta
2
3
1
10
SPONDYLIDAE
70
Spondylus barbatus
3
3
2
71
Spondylus candidus
4
3
2
72
Spondylus imbutus
4
3
2
73
Spondylus imperialis
3
3
2
74
Spondylus nicobaricus
4
3
2
75
Spondylus sinensis
4
3
2
76
Spondylus squamosus
3
3
2
77
Spondylus versicolor
3
3
2
11
ANOMIIDAE
78
Anomia sol
3
3
2
79
Enigmonia aenigmatica
3
3
2
12
OSTREIDAE
80
Alectryonella plicatula
81
Hyotissa hyotis
3
3
2
82
Lopha cristagalli
3
3
2
83
Lopha folium
4
3
2
84
Planostrea pestigris
3
3
2
85
Saccostrea cucullata
2
3
1
86
Saccostrea echinata
3
3
2
13
LUCINIDAE 1
87
Anodontia edentula
3
2
88
Austriella corrugata
3
2
1
89
Codakia interrupta
3
2
1
90
Codakia punctata
3
2
1
91
Codakia tigerina
3
2
1
92
Epicodakia bella
3
2
1
14
FIMBRIIDAE
93
Fimbria fimbriata
3
3
1
94
Fimbria soverbii
4
3
2
15
LIMIDAE
3
2
95
Acesta rathbuni
4
96
Lima vulgaris
3
191
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
192
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
97
Limaria basilanica
Suku Jenis
3
3
2
98
Limaria fragilis
3
3
2
16
CHAMIDAE
99
Chama lazarus
3
3
2
100
Chama pacifica
3
3
2
101
Chama savignyi
3
3
2
3
2
2
17
CARDITIDAE
102
Cardita variegata
103
Cardita bicolor
104
Beguina semiorbiculata
18
CARDIIDAE
105
Corculum cardisa
3
3
2
106
Fragum fragum
3
2
1
107
Fragum hemicardium
3
2
1
108
Fragum unedo
3
2
1
109
Fulvia papyracea
110
Plagiocardium pseudolatum
111
Trachycardium angulatum
3
3
1
112
Trachycardium rugosum
4
2
1
113
Trachycardium subrugosum
3
2
1
114
Vepricardium asiaticum
115
Vepricardium fimbriatum
3
3
1
116
Vepricardium sinense
3
3
1
19
HEMIDONACIDAE
117
Hemidonax donaciformis
3
2
1
20
TRIDACNIDAE
118
Hippopus hippopus
119
Hippopus porcellanus
3
2
1
120
Tridacna crocea
3
2
2
121
Tridacna derasa
2
2
1
122
Tridacna gigas
2
2
1
123
Tridacna maxima
2
2
1
124
Tridacna squamosa
3
2
1
21
MACTRIDAE
125
Harvella plicataria
4
2
2
126
Luturia australis
4
2
2
127
Mactra achatina
3
3
2
128
Mactra cuneata
3
3
2
129
Mactra grandis
3
2
1
130
Mactra maculata
3
2
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MOLUSKA
No.
Suku Jenis
131
Mactra mera
132
Mactra violacea
133
Mactria luzonica
134
Meropesta capillacea
135
Meropesta pellucida
22
MESODESMATIDAE
136
Actatodea striata
23
SOLENIDAE
137
Pharella javanica
138
Siliqua winteriana
139
Solen lamarckii
140
Solen roseomaculatus
24
TELLINIDAE
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
1
3
2
1
3
2
2
141
Leporimetis ephippium
3
2
1
142
Tellina foliacea
3
3
2
143
Tellina linguafelis
4
2
1
144
Tellina palatam
3
2
1
145
Tellina remies
3
2
1
146
Tellina rostrata
4
3
2
147
Tellina scobinata
3
2
1
148
Tellina spengleri
4
3
2
149
Tellina staurella
3
2
1
150
Tellina timorensis
3
2
1
151
Tellina virgata
3
2
1
152
Apolymetis ephippium
3
2
2 2
25
DONACIDAE
153
Donax compressus
154
Donax cuneatus
3
3
155
Donax deltoides
3
3
156
Donax faba
3
2
2
157
Donax incarnatus
3
3
2
158
Hecuba scortum
3
2
2
26
PSAMMOBIIDAE
159
Asaphis violascens
3
2
1
160
Gari amethystus
4
3
2
161
Gari elongata
3
3
2
162
Gari squamosa
163
Gari togata
164
Gari truncata
193
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 165
194
Suku Jenis Hiatula chinensis
166
Soletellina diphos
27
SEMELIDAE
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
167
Semele crenulata
4
2
2
168
Semele cordiformis
4
2
2
28
SOLECURTIDAE 3
3
2
169
Azorinus abbreviatus
170
Solecurtus divaricatus
29
CORBICULIDAE
171
Polymesoda bengalensis
3
2
1
172
Batissa violacea
3
2
1
173
Polymesoda expansa
174
Polymesoda erosa
3
3
1
30
VENERIDAE
175
Anomalocardia squamosa
3
3
2
176
Circe scripta
3
3
2
177
Cyclina sinensis
178
Dosinia insularum
3
3
1
179
Grafarium dispar
4
2
1
180
Grafarium divaricatum
3
3
1
181
Grafarium pectinatum
3
2
1
182
Grafarium tumidum
3
2
1
183
Katelysia hiantina
184
Katelysia japonica
185
Katelysia marmorata
186
Lionconcha hieroglyphia
3
2
1
187
Lionconcha ornata
3
2
1
188
Lionconcha tigrina
4
2
1
189
Marcia hiantina
3
2
1
190
Marcia opima
3
2
1
191
Meretrix lyrata
192
Meretrix meretrix
2
2
1
193
Paphia crassisulca
4
3
1
194
Paphia gallus
3
3
1
3
2
1
195
Paphia semirugata
196
Paphia textile
197
Paphia undulata
198
Periglypta clathrata
199
Periglypta puerpera
3
2
1
200
Periglypta reticulata
3
2
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MOLUSKA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
201
No. Pitar manillae
Suku Jenis
4
3
1
202
Placamen calophyllum
3
2
2
203
Placamen chlorotica
3
3
2
3
2
2
204
Sunetta menstrualis
205
Sunetta truncata
206
Tapes belcheri
207
Tapes dorsatus
3
3
1
208
Tapes literatus
3
2
1
209
Timoclea marica
3
2
1
4
3
2
3
3
2
3
3
2
31
CLAVAGELLIDAE
210
Brechites javanum
32
PHOLADIDAE
211
Pholas orientalis
212
Barnea dilatata
213
Barnea manilensis
214
Martesia striata
33
LATERNULIDAE
215
Laternula truncata
KELAS CEPHALOPODA 1
ARGONAUTIDAE
1
Argonauta argo
4
2
1
2
Argonauta gruneri
4
2
1
3
Argonauta hians
4
2
1
2
OCTOPODIDAE
4
Amphioctopus aegina
5
A. exannulatus
1 2
1
6
A. membranaceus
2
1
7
A. marginatus.
2
1
8
Hapalochlaena lunulata.
2
1
9
Octopus cyanea
2
1
10
O. globosus
2
1
11
O. Vulgaris.
2
1
12
Callictoctopus nocturnus
2
1
13
C. ornatus.
2
1
3
SEPIIDAE
14
Sepia aculeata
2 3
15
S. adreana
16
S. adreana
17
S. brevimana
2
195
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 18
Suku Jenis
KELIMPAHAN
S. elliptica
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
19
S.esculenta
3
20
S. kobiensis
3
21
S. latimanus.
1
22
S. lycidas
2
23
S.opipara
3
24
S. papuensis
3
25
S. pharaonis
1
26
S.recurvirostra
2
27
S. smithi
3
28
S. stellifera
3
29
S. whitleyana
3
30
S. sulcata
3
31
Metasepia pfefferi
3
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
196
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
197
Ekhinodermata
198
Holothuria edulis
EKHINODERMATA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Biologi
Ekhinodermata tidak seperti krustasea dan moluska yang sebagian anggotanya ada yang hidup di air tawar atau di darat maka seluruh jenis Ekhinodermata hidup di laut. Oleh karena itu anggota asteroidea yang lebih dikenal sebagai bintang laut merupakan simbul dari kehidupan laut. Anggota dari Ekhinodermata ini ada sekitar 6000 jenis yang hidup sebagai hewan bentik yang hidup mulai dari rataan terumbu sampai kedalaman ratusan meter. Ciri khas dari biota ini adalah hampir semua anggotanya mempunyai internal skeleton yang berupa spikula yang terbuat dari bahan kalkareus dan semuanya mempunyai sistem sirkulasi air yang sangat komplek yang dapat dialirkan keseluruh tubuhnya. Ciri khas yang lain dari Ekhinodermata hampir semuanya bersiafat dioecious artinya terdiri dari hewan jantan dan betina namun tidak pernah melakukan kopulasi. Fertilisasi selalu terjadi diluar, telur dan sperma bertemu di kolom air. Disamping itu beberapa anggota dari Ekhinodermata dapat melakukan perbanyakan diri melalui pembelahan. Pada kondisi tertentu teripang dapat terbelah menjadi dua kemudian potongan ini akan tumbuh kembali seperti kondisi semula. Bintang laut juga mempunyai kemampuan untuk beregenerasi yaitu bila bintang laut dibelah menjadi dua maka potongan tubuh yang terbelah akan dapat pulih kembali untuk kembali seperti bentuk semula.
Manfaat Teripang
Peranan ekhinodermata bagi kehidupan manusia terutama teripang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi sebagai bahan makanan yang telah dikenal sejak ratusan tahun lalu terutama bagi masyarakat Cina. Disamping itu teripang juga dikenal sebagai bahan obat-obatan penambah vitalitas dan makanan kesehatan. Hampir semua jenis teripang di bawah suku Holothuridae dan stichopodidae mempunyai nilai ekonomis. Harga teripang yang paling tinggi diduduki oleh teripang jenis Holothuria scabra, Holothuria nobilis dan Holothuria fuscogilva. Sedangkan bintang laut dan crinoid atau lebih dikenal dengan nama lily laut mempunyai nilai ekonomis untuk diperdagangkan sebagai ornamen akuarium. Kelompok Echinoid yang di dalamnya termasuk bulu babi pada musim-musim tertentu dalam cangkangnya akan terisi penuh oleh telur yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Telur-telur bulu babi dapat dimakan langsung dalam bentuk segar atau dapat digoreng sebagai lauk pauk. Disamping itu telur-telur ini dapat di ekspor ke Cina atau Jepang biasanya dalam bentuk beku. Peranan Ekhinodermata secara ekologis merupakan biota pembersih yaitu sebagai pemakan detritus, pemakan lumut dan algae namun ada juga yang bersifat predator. Sebagian besar teripang dikenal sebagai pemakan detritus, oleh karena hewan ini dikenal sebagai pembersih rataan terumbu. Bintang laut pada umumnya merupakan predator berbagai jenis kerang-kerangan. Sedangkan bulu babi dikenal sebagi grasser ada yang memakan rumput laut dan ada yang bersifat sebagi biota penghancur karang. Beberapa jenis echinoid membuat alur-alur dan tempat berlindung di dalam karang mati. Echinoid memakan filamentus atau turf algae yang menempel di karang karang mati dan dikenal juga sebagai pembersih filamentus 199
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
algae. Bulu babi berperan dalam rantai makanan sebagai penyedia makanan bagi beberapa ikan dan keong tertentu. Ikan-ikan pakol sangat menyukai telur bulu babi. Ikan pakol mempunyai gigi depan seperti burung kakatua sehingga dengan mudah akan dapat membuka atau menghacurkan cangkang bulu babi. Dengan cangkang terbuka ikan pakol dengan mudah akan dapat memakan telur bulu babi. Sedangkan keong Triton menyukai Bulu seribu (Acanthaster planci) sebagai menu utama.
Tabel 21. Daftar jenis Teripang yang bernilai ekonomis dan harganya ditingkat pedagang pasar Glodok, Jakarta. (Sumber : Purwati et al, 2010 dan hasil survei harga 2014). No
200
Nama jenis
Nama umum
Harga/ kg
Keterangan
01
Atinopyga echinites
Teripang kapuk
Rp. 1.500.000,-
Kering
02
Actinopyga bannwarthi
Teripang sepatu
Rp. 1.500.000,-
Kering
03
Actinopyga lecanora
Teripang kapuk
Rp. 1.500.000,-
Kering
04
Actinopyga mauritiana
Teripang kunyit
Rp. 1.500.000,-
Kering
05
Actinopyga miliaris
Teripang sepatu
Rp. 1.500.000,-
Kering
06
Bohadschia argus
Teripang ular mata
Rp. 1.200.000,-
Kering
07
Bohadschia marmorata
Teripang getah putih
Rp. 1.200.000,-
Kering
08
Bohadschia subrubra
Teripang bintik
Rp. 1.200.000,-
Kering
09
Bohadschia tenuissima
Teripang karet.
Rp. 1.200.000,-
Kering
10
Bohadschia similis
Rp. 1.250.000,-
Kering
10
Bohadschia vitiensis
Teripang pulut pasir
Rp. 1.200.000,-
Kering
11
Holothuria atra
Teripang hitam
Rp. 1.500.000,-
Kering
12
Holothuria cinerascens
Rp. 2.000.000,-
Kering
13
Holothuria coluber
Rp. 1.500.000,-
Kering
14
Holothuria edulis
Teripang merah.
Rp. 1.500.000,-
Kering
15
Holothuria fuscocinerea
Teripang getah.
Rp. 1.500.000,-
Kering
16
Holothuria fuscogilva
Rp. 1.500.000,-
Kering
17
Holothuria hilla
Rp. 1.500.000,-
Kering
18
Holothuria impatiens
Teripang pulut.
Rp. 1.500.000,-
Kering
19
Holothuria leucospilota
Teripang coklat
Rp. 1.500.000,-
Kering
20
Holothuria ocelata
Teripang tril.
Rp. 1.500.000,-
Kering
21
Holothuria rigida
Rp. 1.500.000,-
Kering
22
H. scabra versicolor
Teripang pasir
Rp. 2.000.000,-
ukuran kecil
23
Holothuria scabra
Teripang pasir
Rp. 2.750.000,-
ukuran besar
24
Holothuria vagabunda
Rp. 2.000.000,-
EKHINODERMATA
No
Nama jenis
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Nama umum
Harga/ kg
25
Holothuria verrucosa
Teripang pasir.
Rp. 2.000.000,-
26
Holothuria nobilis.
Teripang koro
Rp. 2.000.000,-
27
Pearsonothuria graffei
Teripang gombyok
28
Sti chopus chloronatus
Teripang jepun
Rp. 1.000.000,-
29
Stichopus hermanni
Teripang emas
Rp. 1.000.000,-
30
Stichopus horrens
Teripang rengget
Rp. 1.500.000,-
31
Sticopus pseudohorrens
Teripang renget
Rp. 1.500.000,-
32
Stichopus vastus
Teripang pace
Rp. 1.500.000,-
33
Thelenota ananas
Teripang nanas
Rp. 2.000.000,-
34
Thelenota anax.
Teripang babi
Rp. 1.800.000,-
Rp.
50.000,-
Keterangan
per-ekor/ nelayan
Nilai Ekonomis Komersial
Dari anggota filum Ekhinodermata yang berjumlah sekitar 6000, maka yang mempunyai ekonomi penting hanya sekitarr 60 jenis dan hanya dari kelas Holoturidae dan n Stichopodidae atau yang lebih dikenal umum m dengan nama teripang. Teripang ini disamping g untuk dimakan karena dagingnya, teripang juga a dimanfaatkan sebagai makanan kesehatan oleh h karena teripang mengandung zat aktif seperti ti ctata saponin, holoturin dan lain-lain. Bahkan pada da fuscopun olothuria H akhir-akhir ini banyak dijual sebagai makan an kesehatan dengan nama dagang Gamat. Gamat at merupakan nama lokal untuk teripang yang ng dipakai oleh nelayan di kepulauan Riau dan an Malaysia. Filum Ekhinodermata yang lain yang ang dimanfaatkan sebagai makanan tambahan adalah lah yang dikenal dengan bulu babi namun ini belum um diperdagangkan. Bulu babi yang dimanfaatkan kan adalah dari jenis Trineptes gratila dan Diadema ma sitosum. Kedua jenis ini yang dimanfaatkan kan ffei thuria gra Pearsono adalah telurnya yang dipercaya mengandung zat aprodosia. Harga teripang ditentukan oleh kualitas litas dan ukurannya. Proses pembersihan, perebusan, usan, pengasapan dan pengeringan sangat bervariasi si dan hasil akhir akan menentukan kualitas teripang. Nelayan kita kurang sabar dan konsisten dalam mengolah dan menjaga mutu pasca panen teripang sehingga harga sering jatuh. Teripang kering dengan ukuran satu kilo 2 ekor mempunyai harga tertinggi dan semakin kecil ukuran semakin rendah harganya. Jenis teripang yang diperdagangkan di Asia terdiri dari sekitar 52 jenis. Indonesia dan Philipina merupakan produsen terbesar
201
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
pengekspor teripang sebanyak 2.572 ton dalam kurun waktu 2000 – 2005 atau memberi kontribusi sekitar 47% pasaran teripang di dunia (Choo, 2008). Tabel 21 merupakan daftar teripang dari Indonesia yang mempunyai nilai ekonomis penting.
Keanekaragaman Jenis
Phylum ini dibagi dalam empat kelas yaitu Stelleroidea, Echinoidea, Holothuridea, dan Crinoide. Kelas yang pertama dibagi menjadi dua sub kelas yaitu Asteroidea dan Ophiruidea. Kedua sub kelas ini lebih dikenal dalam bahasa Indonesia dengan nama masing-masing bintang laut dan bintang mengular. Dari keempat kelas ekinodermata yang banyak dikenal orang dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi adalah kelas Holothuridea atau yang lebih dikenal dengan nama mentimun laut atau teripang. Ekhinodermata tersebar di seluruh perairan dunia yang pada umumnya terkonsentrasi di daerah pantai. Bintang laut mempunyai anggota sekitar 1500 jenis dengan sebaran terbesar terkonsentrasi di laut Pasifik bagian timur laut (Barnes 1987) dimana ada sekitar 70 jenis yang merupakan jenis endemik laut Aleutians (Canada). Kelas Ophiuroidea merupakan bintang laut mengular disebut demikian karena lengannya sangat panjang. Hidup di daerah berbatu atau di dasar yang berlumpur. Ophiuridea dibagi menjadi tiga ordo. Jumlah anggota yang termasuk dalam bintang laut mengular ada sekitar 2000 jenis. Jenis ophiuridea tidak mempunyai nilai ekonomis oleh karena itu jarang dikenali oleh para nelayan. Kelas Echinoidea merupakan anggota eckhinodermata yang tidak mempunyai lengan dan tubuh bagian atas di ditutupi dengan duri. Berbagai bentuk duri mulai dari yang panjang dan runcing, pendek dan lembut hingga yang tumpul dan besar. Kelas Echinoidea mempunyai 14 ordo. Anggota yang masuk dalam echinoidea ada sekitar 950 species (Barnes, 1987). Jenis yang mempunyai duri-duri tajam dengan bentuk tubuh seperti kubah disebut bulu babi. Sedangkan yang bentuk tubuhnya gepeng dengan duri-duri halus disebut “sand dolar”. Ordo echinoida merupakan ordo yang banyak dikenal karena dapat diambil telurnya untuk dimakan. Sand dollar masuk dalam anggota ordo Clypeasteroida. Marga Pourtalesia merupakan echinoid penghuni laut dalam dari ordo Holasteroida. Kelas Holothuroidea merupakan ekhinodermata yang mempunyai skeleton yang paling sedikit atau hampir tidak terlihat lagi. Osikelnya telah mereduksi sedemikian rupa hingga hanya tinggal berupa bintil kecil di kulit luar. Holoturia atau lebih dikenal dengan nama mentimun laut atau teripang. Anggota holoturian di dunia ada sekitar 1400 jenis (Chapman and Baker, 1972). dengan ukuran yang sangat bervariasi dari yang hanya beberapa centimeter hingga lebih dari satu meter. Gerakannya lambat hidup di dasar berlumpur atau karang mati dan ada yang hidup di dalam lubang atau membenamkan diri di dasar perairan. Holothuroidea dibagi menjadi enam ordo dan paling banyak dikenal adalah dari ordo Aspidochirotida. karena yang mempunyai nilai ekonomis penting. Di dalam ordo ini terdapat suku Holothuridea dan stichopodidae atau yang lebih dikenal dengan teripang laut. Di perairan di Indonesia ditemukan sebanyak lebih dari 350 jenis dan teripang yang 202
EKHINODERMATA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
bernilai ekonomis penting, sedangkan yang ada dikoleksi Pusat peneltian Oseanografi – LIPI Status sebanyak 42 jenis (Massin 1996, Purwati et al Perlindungan 2008). Massin 1994 meneliti holothuridea di Supermonde Makassar menemukan sebanyak Ekhonodermata belum 56 jenis, 10 jenis merupakan catatan baru dan ada yang masuk dalam satu jenis merupakan jenis baru. Jenis baru yang apendik CITES maupun ditemukan adalah Stichopus quadrifasciatus masuk dalam satwa (Massin 1999). Jenis yang ditemukan di Spermonde ini lima jenis merupakan jenis yang dilindungi oleh yang sebarannya hanya ada di Indonesia saja. pemerintah Indonesia Marga teripang Synapta spp atau yang lebih dikenal dengan sabuk raja merupakan jenis teripang yang mempunyai sebaran sangat luas di Indonesia. Marga ini masuk dalam ordo Apodida. Namun sayang teripang jenis tidak bernilai ekonomis. Kelas Crinoidea merupakan anggota Ekhinodermata yang mempunyai bentuk yang unik yaitu seperti bunga lily oleh karena itu disebut Lily laut. Kelas Crinoidea mempunyai lima ordo. Anggota dari lily laut ada sekitar 80 jenis. Hidupnya melekatkan diri pada biota yang lain seperti gorgonia atau antiphates, mempunyai warna yang sangat bervariasi. Lily laut hidup dari kedalaman tiga meter hingga seratus meter lebih. Beberapa jenis dari marga Comanthus sering diperdagangkan untuk ornamen dalam akuarium laut.
203 Thelenota anax
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 22 Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Ekhinodermata yang ditemukan di perairan Indonesia (Verifikator: Pradina Purwati & Indra Bayu Vimono - Sumber : Massin 1999) No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
CRINOIDEA
204
1
COMASTERIDAE
1
Capillaster macrobrachius
2
2
C. multiradiatus
2
3
C. sentosus
2
4
Comantheria alternans
2
5
C. briareus
2
6
C. polycnemis
2
7
C. rotula
2
8
Comanthina belli
2
9
C. schlegeli
2
10
Comanthus bennetti
2
11
C. parvicirrus
2
12
C. samoanus
2
13
Comaster brevicirrus
2
14
C. distinctus
2
15
C. gracilis
2
16
C. multibrachiatus
2
17
C. multifidus
2
18
C. pulcher
2
19
C. schoenovi
2
20
C. tenellus
2
21
Comatella maculata
2
22
C. nigra
2
23
C. stelligera
2
24
Comatula pectinata
2
25
C. purpurea
2
26
C. solaris
2
27
Comissia littoralis
2
28
C. pectinifera
2
2
ZYGOMETRIDAE
29
Zygometra comata
2
30
Z. elegans
2
31
Z. microdiscus
2
32
Z. punctata
2
3
HIMEROMETRIDAE
33
Amphimetra ensifera
2
34
A. laevipinna
2
35
A. molleri
2
EKHINODERMATA
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
36
A. spectabilis
2
37
A. tessellata
2
38
Craspedometra acuticirra
2
39
Heterometra affinis
2
40
H. amboinae
2
41
H. bengalensis
2
42
H. crenulata
2
43
H. nematodon
2
44
H. philiberti
2
45
H. producta
2
46
H. pulchra
2
47
H. quinduplicava
2
48
H. sarae
2
49
H. singularis
2
50
H. variipinna
2
51
Himerometra bartschi
2
52
H. magnipinna
2
53
H. martensi
2
54
H. robustipinna
2
4
MARIAMETRIDAE
55
Dichrometra bimaculata
2
56
D. flagellata
2
57
D. tenuicirra
2
58
Lamprometra palmata
2
59
Liparometra articulata
2
60
Oxymetra erinaceus
2
61
O. finschi
2
62
Stephanometra echinus
2
63
S. indica
2
64
S. oxyacantha
2
65
S. spicata
2
66
S. spinipinna
2
67
S. tenuipinna
2
5
COLOBOMETRIDAE
68
Basilometra boschmai
2
69
Cenometra bella
2
70
C. cornuta
71
Colobometra perspinosa
2
72
Cyllometra manca
2
73
Decametra informis
2
205
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
D. laevipinna
2
75
D. mylitta
2
76
D. parva
2 2
77
Iconometra anisa
78
I. bellona
79
Oligometra carpenteri
2
80
O. serripinna
2
81
Oligometrides adeonae
2
82
Petasometra clarae
2
83
P. helianthoides
84
Pontiometra andersoni
2
6
TROPIOMETRIDAE
85
Tropiometra afra
2
T. carinata
2
86 7
206
Suku Jenis
74
ASTEROMETRIDAE
87
Pterometra venusta
8
ANTEDONIDAE
88
Antedon incommoda
2
2
89
A. iris
90
A. longicirra
2
91
A. parviflora
2
92
Dorometra andromacha
2
93
D. nana
2
94
D. parvicirra
2
95
Euantedon polytes
2
96
Mastigometra flagellifera
2
97
Toxometra bicolor
98
T. lepta
99
T. nomima
100
T. paupera
101
T. poecila
II.
ASTEROIDEA
9
LUIDIIDAE
2
103
Luidia avicularia
4
3
2
104
L. hardwicki
3
3
2
105
L. hexactis
5
3
2
106
L. maculata
3
2
2
109
L. prionata
4
3
2
EKHINODERMATA
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
Astropecten andersoni
3
2
2
A. antares
5
3
2
114
A. carcharicus
4
3
2
115
A. burtonii
116
A. granulatus
4
3
2
10
ASTROPECTINIDAE
112 113
NILAI EKONOMIS
123
A. polyacanthus
3
2
2
130
A. velitaris
2
2
2
5
3
2
3
2
2
131
A. phragmarus
132
Astropecten sp.
133
Craspidaster hesperus
11
ARCHASTERIDAE
134
Archaster angulatus
3
3
2
135
A. typicus
1
1
2
12
GONIASTERIDAE
136
Goniadiscaster vallei
3
3
2
137
G. granuliferus
3
3
2
138
Iconaster longimanus
3
2
2
139
Stellaster equestris
3
2
2
140
S. princeps
3
2
2
141
Stellasteropsis colubrinus
5
3
2
142
Siraster tuberculatus
5
3
2
13
OREASTERIDAE
143
Culcita novaeguineae
3
2
2
144
Protoreaster nodosus
3
2
2
3
3
2
14
OPHIDIASTERIDAE
143
Asteropsis carinifera
144
Fromia ghardaqana
5
3
2
145
F. indica
3
3
2
146
F. milleforella
3
2
2
147
F. monilis
3
2
2
148
F. elegans
3
3
2
149
Gomophia egyptiaca
3
3
2
150
Linckia guildingi
3
3
2
151
L. laevigata
1
1
2
152
L. multifora
2
2
2
153
Nardoa offreti
5
3
2
154
N. aff. Gamophia
155
N. frianti
3
3
2
156
N. novaecaledoniae
3
3
2
207
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
208
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
157
N. pauciformis
Suku Jenis
3
3
2
158
N. tuberculata
3
2
2
159
N. variolata
3
3
2
160
Certonardoa carinata
5
3
2
161
Ophidiaster granifer
3
2
2
162
O. hemprichi
3
3
2
163
Ophidiaster sp.
164
Tamaria fusca
3
3
2
165
T. megaloplax
3
3
2
166
Tamaria sp.
5
3
2
3
2
2
3
3
2
15
CHAESTASTERIDAE
167
Chataster vestistus
16
METRODIRIDAE
168
Metrodira subulata
17
ASTEROPIDAE
169
Asteropsis carinifera
18
ASTERINIDAE
170
Asterina burtoni
3
2
2
171
A. coronata
3
3
2
172
A. crassispina
5
3
2
173
A. sarasini
5
3
2
174
Disasterina praesignis
5
3
2
175
Nepanthia belcheri
3
2
2
176
N. maculata
3
2
2
19
ACANTHASTERIDAE 3
2
2
5
3
2
3
2
2
3
3
2
3
2
2
5
3
2
177
Acanthaster planci
20
VALVASTERIDAE
178
Valvaster striatus
21
PTERASTERIDAE
179
Euretaster insignis
22
MITHRODIIDAE
180
Mithrodia clavigera
23
ECHINASTERIDAE
181
Echinaster luzonicus
182
Echinaster sp.
24
ASTERIIDAE
183
Coscinasterias calamaria
EKHINODERMATA
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
III
OPHIUROIDEA
25
OPHIOMYXIDAE
184
Ophiomyxa australis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
185
O. compacta
3
2
186
O. longipeda
3
2
26
EURYALIDAE 3
2
187
Euryale aspera
27
GORGONOCEPHALIDAE
188
Astroboa clavata
189
A. nuda
3
2
190
A. tuberculosa
3
2
191
Astrochalcis tuberculosa
3
2
192
Astrocladus exiguus
3
2
28
OPHIACANTHIDAE
193
Ophiacantha discoidea
3
2
194
O. dissidens
3
2
195
O. gracilis
3
2
196
O. indica
3
2
197
O. tenuispina
29
AMPHIURIDAE
198
Amphiodia (Amphiodia) fuscoalba
3
2
199
(Ophiophragmus?) olivacea
3
2
200
Amphiodia (Amphispina) duplicata
3
2
201
Amphioplus (Amphichilus) ochroleuca
3
2
202
Amphioplus (Amphioplus) capax
3
2
203
A. exsecratus
2
204
A. impressus
2 2
205
A. intermedius
206
A. lucidus
2
207
A. parviclypeus
2
208
A. personatus
2
209
Amphioplus (Lymanella) andreae
2
210
A. depressus
2
211
A. laevis
2
212
Amphiophis (Uniophis) conditus
2
213
A. repositus
2
214
Amphipholis misera
2
215
A. squamata
2
216
Amphiura (Amphiura) abbreviata
2
217
A. accedens
2
209
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
210
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
218
A. ambigua
2
219
A. bidentata
2
220
A. celata
2
221
A. constricta
2
222
A. diacritica
2
223
A. ficta
2
224
A. luetkeni
2
225
A. microsoma
2
226
A. septemspinosa
2
227
A. sexradiata
2
228
Amphiura (Fellaria) octacantha
2
229
Amphiura (Ophiopeltis) phalerata
2
230
Dougaloplus acanthinus
2
231
D. echinatus
2
232
Ophiocentrus alboviridis
2
233
O. asper
2
234
O. dilatatus
2
235
O. inaequalis
2
236
O. verticillatus
2
30
OPHIACTIDAE
236
Ophiactis acosmeta
2
237
O. brachyura
2
238
O. conferta
2
239
O. hemiteles
2
240
O. maculosa
2
241
O. modesta
2
242
O. picteti
2
243
O. quadrispina
2
244
O. savignyi
2
245
Ophiodaphne materna
2
246
Ophiosphaera insignis
2
31
OPHIOTRIGHIDAE
246
Gymnolophus obscura
2
247
Macrophiothrix aspidota
2
248
M. bedoti
2
249
M. belli
2
250
M. callizona
2
251
M. calyptaspis
2
252
M. demessa
2
253
M. expedita
2
EKHINODERMATA
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
254
M. hirsuta
2
255
M. koehleri
2
256
M. longipeda
2
257
M. lorioli
2
258
M. megapoma
2
261
M. rhabdota
2
262
M. rugosa
2
263
M. scotia
2
264
M. spinifera
2
265
M. sticta
2
266
M. variabilis
2
267
Ophiocnemis marmorata
2
268
Ophiogymna elegans
2
269
O. lineata
2
270
Ophiolophus novarae
2
271
Ophiomaza cacaotica
2
272
O. cataphracta
2
273
Ophiopsammium semperi
2
274
Ophiopteron elegans
2
275
Ophiothela danae
2
276
O. hadra
2
277
O. venusta
2
278
Ophiothrix abstinens
2
279
O. ciliaris
2
280
O. comata
2
281
O. elegans
2
282
O. exigua
2
283
O. foveolata
2
284
O. liodisca
2
285
O. marginata
2
286
O. miles
2
287
O. plana
2
288
O. prostrata
2
289
O. savignyi
2
290
O. trilineata
2
291
O. vitrea
2
292
Ophiothrix (Acanthophiothrix) armata
2
293
O. picteti
2
294
O. proteus
2
295
O. purpurea
2
211
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
212
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
296
O. spinosissima
2
297
Ophiothrix (Keystonea) hymenacantha
2
298
O. irregularis
2
299
O. martensi
2
300
O. nereidina
2
301
O. propinqua
2
302
O. smaragdina
2
303
O. vicina
2
304
Ophiothrix (Placophiothrix) fumaria
2
305
O. hybrida
2
306
O. melanosticta
2
307
O. striolata
2
308
O. virgata
2
309
Ophiothrix (Theophrix) pusilla
2
32
OPHIOCOMIDAE
310
Ophiarthrum elegans
311
O. pictum
2
312
Ophiocoma brevipes
2
313
O. dentata
2
314
O. erinaceus
2
2
315
O. pica
2
316
O. pusilla
2
317
O. schoenleini
2
318
O. scolopendrina
2
319
Ophiocomella sexradia
2
320
Ophiomastix annulosa
2
321
O. asperula
2
322
O. bispinosa
2
323
O. caryophyllata
2
324
O. corallicola
2
325
O. elegans
2
326
O. flaccida
2
327
O. janualis
2
328
O. Iuetkeni
2 2
329
O. mixta
330
O. variabilis
2
331
Ophiopsila pantherina
2
33
OPHIONEREIDAE
331
Ophionereis dubia
2
332
O. fusca
2
EKHINODERMATA
No. 333
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
O. porrecta
NILAI EKONOMIS 2
334
O. semoni
2
335
O. tigris
2
34
OPHIODERMATIDAE
336
Cryptopelta granulifera
2
337
C. longibrachialis
2
338
Ophiarachna affinis
2
339
O. incrassata
2
340
Ophiarachnella gorgonia
2
341
O. infernalis
2
342
O. septemspinosa
2
343
O. similis
2
344
O. snelliusi
2
345
O. sphenisci
2
346
O. stabilis
2
347
Ophiochaeta boschmai
2
348
Ophiochasma stellatum
2
349
Ophioconis cincta
2
350
O. cupida
2
351
O. permixta
2
352
Ophiopeza dubiosa
2
353
O. fallax
2
354
O. spinosa
2
355
Ophiopsammus yoldii
2
35
OPHIURIDAE
356
Dictenophiura stellata
2
357
Ophiolepis cincta
2
358
O. irregularis
2
359
O. nodosa
2
360
O. rugosa
2
361
O. superba
2
362
Ophioplocus imbricatus
2
363
Ophioteichus multispinus
2
364
Ophiozonella projecta
2
365
Ophiura kinbergi
2
IV
ECHINOIDEA
36
CIDARIDAE
366
Chondrocidaris brevispina
5
3
2
367
Eucidaris metularia
5
2
2
213
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 368
214
Suku Jenis Phyllacanthus imperialis
369
P. longispinus
370
Prionocidaris baculosa
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
5
3
2
5
3
2
371
P. bispinosa
5
372
P. verticillata
5
3
2
2
37
ECHINOTHURIIDAE
373
Asthenosoma intermedium
374
A. varium
4
3
2
4
3
2
2
38
DIADEMATIDAE
375
Astropyga radiata
376
Centrostephanus rodgersi
377
Chaetodiadema granulatum
4
3
378
Diadema savignyi
3
2
379
D. setosum
3
1
1
380
Echinothrix calamaris
3
1
2
381
E. diadema
3
2
2
382
Lissodiadema lorioli
5
3
2
39
STOMOPNEUSTIDAE 5
3
2
3
2
2
383
Stomopneustes variolaris
40
TEMNOPLEURIDAE
384
Mespilia globulus
385
Microcyphus excentricus
386
Paratrema doederleini
5
3
2
387
Salmaciella dussumieri
5
3
2
388
Salmacis belli
3
2
2
389
S. bicolor
3
2
2
390
S. sphaeroides
3
2
2
391
S. virgulata
5
3
2
392
Temnopleurus alexandri
5
3
2
393
T. decipiens
5
3
2
394
T. reevesi
5
3
2
395
T. toreumaticus
5
3
2
396
Temnotrema bothryoides
5
3
2
397
T. elegans
5
3
2
398
T. maculatum
5
3
2
399
T. siamense
5
3
2
41
TOXOPNEUSTIDAE
400
Cyrtechnicus verruculatus
5
3
2
401
Gymnechinus epistichus
5
3
2
402
G. pulchellus
5
3
2
EKHINODERMATA
No. 403
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis Nudechinus ambonensis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
5
4
2
404
N. darnleyensis
405
N. gravieri
406
N. inconspicuus
406
N. multicolor
407
N. scotiopremnus
408
N. stictus
3
2
1
409
Pseudoboletia indiana
3
2
1
410
P. maculata
3
3
2
411
Toxopneustes pileolus
3
2
2
412
Tripneustes gratilla
42
PARASALENIIDAE
413
Parasalenia gratiosa
5
3
2
414
P. poehli
5
3
2
43
ECHINOMETRIDAE
3
2
415
Colobocentrotus atratus
416
Echinometra mathaei
417
Echinostrephus aciculatus
2 2
418
E. molaris
3
3
2
419
Heterocentrotus mammillatus
3
3
2
420
H. trigonarius
3
3
2
44
ECHINONEIDAE
421
Echinoneus abnormalis
422
E. cyclostomus
45
CLYPEASTERIDAE
423
Clypeaster fervens
5
3
2
424
C. humilis
5
3
2
425
C. rarispinus
5
3
2
426
C. reticulatus
5
3
2
427
C. telurus
5
3
2
5
3
2
46
ARACHNOIDIDAE
428
Arachnoides placenta
47
FIBULARIIDAE
429
Echinocyamus crispus
5
3
2
430
Fibularia acuta
5
3
2
431
F. angulipora
5
3
2
432
F. cribellum
5
3
2
433
F. oblonga
5
3
2
434
F. ovulum
5
3
2
435
F. volva
5
3
2
215
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
216
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Laganum decagonale
5
3
2
L. depressum
3
3
2
48
LAGANIDAE
436 437 438
L. laganum
3
1
2
440
Peronella lesueuri
5
3
2
441
P. macroproctes
5
3
2
442
P. minuta
443
P. orbicularis
5
3
2
444
P. rubra
5
3
2
445
P. tuberculata
49
SCUTELLIDAE
446
Echinodiscus auritus
5
3
2
447
E. bisperforatus
5
3
2
448
E. tenuissimus
5
3
2
50
ECHINOLAMPADIDAE
449
Echinolampas alexandri
5
3
2
450
E. ovata
5
3
2
51
SPATANGIDAE
451
Maretia planulata
3
2
2
452
Pseudomaretia alta
5
3
2
52
PALAEOSTOMATIDAE
453
Palaeostoma mirabile
5
3
2
53
LOVENIIDAE
454
Breynia australasiae
455
B. desori
456
Lovenia doederleini
3
3
2
457
L. elongata
3
3
2
458
L. subcarinata
5
3
2
54
PERIGOSMIDAE
459
Pericosmus melanostomus
5
3
2
5
4
2
55
SCHIZASTERIDAE
460
Hypselaster jukesi
461
Moira lethe
462
M. stygia
463
Schizaster lacunosus
56
BRISSIDAE
464
Brissopsis luzonica
5
3
2
465
Brissus latecarinatus
5
3
2
466
Metalia dicrana
5
3
2
467
M. spatagus
5
3
2
EKHINODERMATA
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
5
3
2
5
3
2
Actinopyga albonigra
5
?
2
468
M. sternalis
469
Rhynobrissus hemiasteroides
470
R. macropetalus
471
R. pyramidalis
VI
HOLOTHUROIDEA
57
HOLOTHURIIDAE
472 473
A.bannwarthi
5
3
2
474
A. caerula
5
3
?
475
A. echinites
4
2
1
476
A. lecanora
3
2
1
477
A. mauritiana
4
2
1
478
A. miliaris
4
2
1
479
Bohadschia atra
5
3
?
480
B. subrubra
5
3
2
481
B. argus
4
2
2
482
B. marmorata
4
2
2
483
B. similis
3
2
?
484
B. tenuissima
3
2
?
485
B. vitiensis
3
2
?
486
Holothuria (Acanthotrapeza) coluber
4
2
2
487
H. (Cystipus) rigida
NK
NK
2
488
H. (Halodeima) atra
3
2
2
489
H. (Halodeima) edulis
3
2
2
490
H. (Lessonothuria) pardalis
5
NK
2
491
H. (Mertensiothuria) leucospilota
3
2
2
492
H. (Mertensiothuria) pervicax
4
2
2
493
H. (Metriatyla) albiventer
5
3
2
494
H. (Metriatyla) fuligina
5
NK
2
495
H. (Metriatyla) scabra
3
2
1
496
H. (Microthele) fuscogilva
5
2
1
497
H. (Microthele) fuscopunctata
4
2
1
498
H. (Microthele) nobilis
5
2
1
499
H. (Selenkothuria) erinaceus
NK
NK
2
500
H. (Semperothuria) cinerascens
NK
NK
2
501
H. (Semperothuria) flavomaculata
5
NK
2
502
H. (Stauropora) fuscocinerea
4
NK
2
503
H. (Thymiosycia) arenicola
4
NK
2
504
H. (Thymiosycia) gracilis
5
NK
2
217
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
H. (Thymiosycia) hilla
4
2
1
506
H. (Thymiosycia) impatiens
4
2
1
507
H. (Platyperona) difficilis
5
NK
2
508
Pearsonothuria graeffei
4
2
1
58
STICHOPODIDAE
509
Stichopus herrmanni
4
2
1
510
S. horrens
4
2
1
511
S. chloronotus
4
2
1
505
218
Suku Jenis
512
S. noctivagus
5
NK
2
513
S. quadrifasciatus
5
NK
2
514
S. vastus
Nk
NK
1
515
S. pseudohorrens
5
NK
2
516
Thelenota ananas
4
2
1
517
T. anax
4
2
1
518
T. rubralineata
5
3
2
59
CUCUMARIIDAE
519
Cucumaria adela
520
Havelockia conciliatrix
5
521
H. herdmani
522
H. mirabilis
5
3
523
H. versicolor
5
3
524
Hemithyone semperi
5
3
525
Leptopentacta javanicus
526
Ocnus capensis
5
3
527
O. cataphracta
5
3
528
Pentacta anceps
5
3
529
P. armatus
5
3
530
P. australis
5
3
531
P. crassa
5
3
532
P. cucumis
5
3
533
P. dispar
534
P. jaegeri
5
3
5
3
535
P. minuta
536
P. quadrangularis
537
P. robusta
538
P. scandens
5
3
539
Plesiocolochirus challengeri
5
3
540
P. gazellae
5
3
541
Pseudocolochirus axiologus
542
P. tricolor
EKHINODERMATA
No. 543
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
5
3
NILAI EKONOMIS
P. violaceus
544
Pseudocnus salmini
545
Staurothyone rosacea
546
Stolus buccalis
5
3
547
S. canescens
5
3
548
S. molpadoides
549
Thorsonia adversaria
550
Thyone dura
551
T. okeni
552
T. papuensis
5
3
5
3
5
3
2
553
T. vilis
554
T. villosa
555
Trachythyone imbricata
556
Pygmaea
60
PHYLLOPHORIDAE
557
Afrocucumis africana
3
558
Actinocucumis typicus
4
3
559
Cladolabes acicula
5
3
560
C. crassus
561
C. hamatus
5
3
562
C. perspicillum
563
C. schmeltzi
4
3
564
Globosita argus
5
3
565
Mensamaria intercedens
4
3
566
Neocucumis proteus
567
Neothyoniditim magnum
5
3
568
Phyllophorus (Phyllophorella) parvipedes
5
3
569
P. purpureopunctata
5
3
570
P. robusta
5
3
571
Phyllophorus (Phyllothuria) cebuensis
5
3
572
P. hypsipyrga
5
3
573
Phyllophorus (Urodemella) brocki
5
3
574
P. holothurioides
5
3
575
Phyrella fragilis
5
3
576
Selenkiella siamense
5
3
577
Semperiella tenera
5
3
578
Thyonidiella oceana
5
3
61
CAUDINIDAE
579
Acaudina gephyra
5
3
580
A. molpadioides
5
3
219
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
220
Suku Jenis
581
Paracaudina chilensis
62
SYNAPTIDAE
582
Anapta gracilis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
5
3
2 2
583
A. subtilis
5
3
584
Euapta godeffroyi
4
3
2
585
Labidoplax dubia
5
3
2
586
L. incerta (
5
3
2
587
L. variabilis
5
3
2
588
Ophiodesoma grisea
4
Nk
2
589
Synaptula maculata
3
2
2
590
S. denticulata
4
NK
2
591
O. radiosa
5
3
2
592
O. serpentina
4
3
2
5
3
2
593
O. spectabilis
594
Patinapta laevis
595
P. ooplax
5
3
2
596
Pendekaplectana nigra
5
3
2
597
Polyplectana kefersteini
5
3
2
598
Protankyra asymmetrica
5
3
2
599
P. bankensis
5
3
2
600
P. petersi
5
3
2
601
P. pseudodigitata
5
3
2
602
P. rodea
5
3
2
603
P. similis
604
P. verrilli
605
Synapta maculata
5
3
2
606
Synaptula alba
5
3
2
607
S. albolineata
5
3
2
608
S. aspera
5
3
2
609
S. atra
5
3
2
610
S. bandae
5
3
2
611
S. boweniensis
612
S. denticulata
4
3
2
613
S. indivisa
4
3
2
614
S. lactea
4
3
2
615
S. maculata
5
3
2
616
S. neirensis
5
3
2
617
S. psara
4
3
2
618
S. purpurea
5
3
2
619
S. recta
4
3
2
EKHINODERMATA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Bohadschia argus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
620
No. S. reticulata
Suku Jenis
4
3
2
621
S. striata
4
3
2
622
S. tualensis
5
3
2
623
S. violacea
5
3
2
624
S. virgata
4
3
2
63
CHIRIDOTIDAE
625
Chiridota amboinensis
5
3
2
626
C. liberata
4
3
2
627
C. rigida
4
3
2
628
Polycheira echinata
5
3
629
P. rufescens
4
3
2
64
HOLOTHURIIDAE
630
Holothuria aemula
3
3
1
631
H. axiologa
632
H. conica
633
H. ciimulus
634
H. dietrichi
635
H. fuscopunctata
221
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KELIMPAHAN
SEBARAN
636
No. H. marginata
Suku Jenis
5
3
5
3
5
3
637
H. miiis
638
H. saecularis
639
H. sluiteri
65
CUCUMARIIDAE
640
Cucumaria duriuscula
641
C. frauenfeldi
642
C. japonica
643
C. tenuis
644
Pentacta cylindricus
645
Pentamera citrea
646
Plesiocolochirus inornatus
647
Pseudocnus leoninus
648
Thyone discolor
66
PHYLLOPHORIDAE
649
Phyllophorus bedoti
650
P. (Urodemella) occidentals
67
MOLPADIIDAE
651
Paracaudina australis
NILAI EKONOMIS
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
222
EKHINODERMATA
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Choiraster granulatus dengan latar belakang Lobophyllia corymbosa
223
Ikan
224
Arohamia sp.
IKAN
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Biologi
Jumlah ikan di dunia yang telah berhasil di identifikasi sekitar 32.000 jenis (Matsura, presscom). Sebagai pembanding Jepang yang mempunyai data base yang cukup baik mempunyai 4.000 jenis dan di Indonesia diperkirakan ada sekitar 4.500 jenis. Uraian mengenai ikan dibuat lebih luas oleh karena beberapa jenis ikan mempunyai karakteristik baik dari segi ekonomis maupun dari sisi keistimewaan asal usul. Ikan merupakan hewan yang hidup di air, bertulang belakang, bernafas dengan insang dan alat gerak utamanya berupa sirip. Ikan termasuk hewan tingkat tinggi dibedakan menjadi ikan jantan dan betina. Bereproduksi dengan cara menghasilkan sperma dan telur. Telur yang telah dibuahi akan dipelihara dan dilindungi oleh induknya. Ada pula jenis ikan tertentu yang memelihara anakan di dalam mulut induk jantan atau ikan betina. Ikan kerapu dan ikan napoleon merupakan ikan yang mengalami perubahan kelamin ketika menjadi tua. Ikan Napoleon dan Ikan Kerapu pada masa muda umumnya adalah berkelamin betina dan sesudah mencapai ukuran tertentu akan berubah kelamin menjadi ikan jantan. Beberapa ikan hiu ada yang bertelur dan meletakkan telurnya diikatkan di karang atau di lamun namun ada juga yang bersifat ovovivipar yaitu bertelur tetapi telurnya tetap berada didalam tubuh induknya hingga menetas. Sesudah menetas dan menjadi anakan ikan akan dikeluarkan dari tubuh induknya sehingga seolah-olah terlihat seperti melahirkan. Hampir semua jenis ikan pari juga bersifat ovovivipar. Sebaran ikan sangat luas yaitu dari daerah antartika hingga daerah tropis dan dari yang paling dangkal hingga laut yang paling dalam. Penghuni laut yang paling dangkal mungkin adalah ikan glodok yang hidup di bawah pohon-pohon mangrove di tempat pasang surut sering nongkrong di atas dahan-dahan atau di atas lumpur. Namun bila kita perhatikan sebaran ikan tergantung jenis dan letak geografinya. Ikan-ikan pelagik dapat kita katakan sebarannya kosmopolitan dan dapat ditemukan dimana saja dan sering melakukan migrasi ke beberapa daerah yang luas. Ikan dimersal atau ikan karang mempunyai daerah sebaran yang terbatas di sekitar terumbu karang dan sangat tergantung dari sumber makanan dan sebaran anakannya. Anakan ikan karang tersebar mengikuti pola arus yang ada di sekitarnya. Sedangkan ikan-ikan yang hidup di daerah dingin selalu menghindar untuk ke daerah tropis oleh karena itu ada jenis-jenis tertentu yang dikelompokan dalam ikan ”anti-equator atau antitropical species”. Ikan jenis ini tidak pernah bermigrasi atau hidup di perairan yang hangat. Namun ada juga ikan hiu putih bermigrasi dari daerah dingin ke daerah yang lebih hangat. Hiu putih dikenal mempunyai kecepatan renang yang paling tinggi melakukan migrasi yang sangat jauh. Pada musim dingin ikan hiu putih melakukan migrasi dari daerah sekitar California menuju Hawaii dan kembali lagi dari Hawaii ke pantai California pada musim panas (Knowlton 2010). Sedangkan ikan tuna sirip biru selalu bermigrasi dari pantai California menuju Jepang dan balik lagi ke California dalam waktu enam bulan.
225
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Ukuran ikan dewasa sangat bervariasi dari yang hanya beberapa milimeter hingga yang berukuran beberapa meter. Ikan yang paling besar yang merupakan top karnivora yaitu Ikan hiu putih (Carchardon carcharias). Sedangkan ikan yang bersifat herbivora atau pemakan plankton yang berukuran besar adalah Basking shark (Cetorhinus maximus).
Nilai Ekonomis Komersial
Ikan merupakan kelompok yang hampir semuanya mempunyai nilai ekonomis penting. Komoditas ini dapat dijual sebagai bahan makanan yang berupa daging ikan, sirip ikan, minyak ikan dan tepung ikan. Disamping itu ikan juga dapat dijual sebagai ikan hias. Pada dekade terakhir banyak juga ikan konsumsi yang dijual dalam kondisi masih hidup. Hal ini biasanya dilakukan di restoran-restoran besar dan pembeli tinggal menunjuk ikan yang diinginkan untuk dimasak dan disantap. Permintaan komoditas ikan semakin hari semakin diminati dan meningkat oleh karena adanya kesadaran masyarakat bahwa daging ikan lebih sehat dibandingkan dengan daging yang berasal dari hewan darat lainnya. Harga ikan sangat bervariasi tergantung jenisnya dan ditingkat mana anda memperolehnya. Terlihat sangat mencolok perbedaan harga ikan ditingkat nelayan, dipelelangan ikan, warung, restoran dan ditingkat eksportir. Adanya perbedaan yang sangat tajam inilah yang merupakan salah satu penyebab mengapa nelayan Indonesia pada umumnya belum merasakan hidup sejahtera. Pedagang yang menguasai rantai perdagangan yang panjang mulai dari pengepul, pedagang perantara, juragan dan eksportirlah yang menikmati empuknya daging ikan. Contoh harga ikan yang disurvei di Bitung pada bulan Mei 2014 , harga untuk ikan kakap merah laut dalam, harga ditingkat nelayan Bitung Rp 10.000 – 12.500/kg, harga ditingkat pelelangan ikan yang dikuasai para pedagang tingkat pertama harga naik berkisar antara Rp 25.000 – 30.000 dan setelah masuk di super market harga telah mencapai Rp 55.000 – 60.000. Harga ini sama dengan jika Ikan kakap merah ini dijual di restoran kecil yang menyajikan ikan bakar. Ikan yang mempunyai harga termahal adalah ikan konsumsi yang dijual dan diekspor dalam kondisi hidup misalnya ikan Napoleon dan kerapu, kemudian diikuti oleh ikan-ikan yang dikonsumsi dalam bentuk mentah segar misalnya ikan tuna untuk sasimi dan terakhir jenis-jenis ikan yang dijual sebagai lauk pauk atau untuk makanan olahan keseharian. Ikan hias harganya tergantung dari keindahan warna dan status kelangkaan ikan tersebut, namun ikan tertentu harganya dapat sangat tinggi misalnya untuk Ikan Pari Batik (Aerobalus narinari) harganya dapat mencapai US$300/ekor. Pada tabel 23 dan 24, disajikan harga beberapa komoditas ikan yang dijual dalam bentuk hidup, sebagai komoditas pangan dan sebagai ikan hias. Oleh karena hampir semua jenis ikan laku dijual maka pada tabel tersebut hanya diberikan contoh untuk 20 jenis yang mewakili ikan yang dijual dalam kondisi hidup, ikan mentah segar, ikan olahan dan ikan hias.
226
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
Tabel 23. Contoh daftar harga ikan hias laut ditingkat eksportir di Jakarta, harga dalam US$. Harga sangat bervariasi tergantung dari bentuk ukuran dan warna ikan. Disini diberikan contoh harga 7 jenis ikan dengan harga yang tertinggi dan 3 jenis ikan yang murah. Ada sekitar 425 jenis ikan hias laut yang diperdagangkan Nama Indonesia
Harga (US $)
01
No
Pomacanthus imperator
Nama ilmiah
Emperor angel
Nama dagang
Kambing-kambing.
75
02
Apolemicthys xanthurus
Yellow tail angel
Angel marmut.
30
03
Euxiphipops navarcus
Majestic angel
Angel piama.
30
04
Coris aygula
Clown coris
Ikan badut
30
05
Balistoides conspicillum
Clown trigger
Ikan badut trigger
27.5
06
Acanthurus japonicus
Yellow japonicus surgeon
Botana kacamata.
22.5
07
Cirrhilabrus naokoae
Naoko wrasse
KKO Jerman
20
08
Amphirion percula
True percula
Badut irian
7.5
09
Lepidozygua tapeinosoma
Fusilier damsel
Betok Aceh.
2.0
10
Glyphidodontops cyaneus
Blue devil
Betok biru
0.55
Tabel 24 . Daftar harga untuk 10 jenis ikan konsumsi baik hidup maupun mati. berhubung semua ikan mempunyai nilai ekonomi maka pada daftar ini hanya mencantumkan 10 harga ikan laut yang termahal untuk katagori ikan pangan (2014) No
Nama jenis ikan
Harga /kg
Keterangan
01
Chelinus undulatus.
Rp. 1.800.000
Ikan Napoleon, Harga ditingkat nelayan Anambas. Dijual dalam kondisi hidup.
02
Rhyncobatus sp.
Rp. 2.000.000
Sirip ikan Pari Lontar. Dijual dalam satu set sirip dorsal, ventral dan sirip ekor. Harga ditingkat nelayan Lembar dan Bengkulu.
03
Manta sp.
Rp.
500.000
Ikan pari. Harga ini hanya untuk insangnya saja dan untuk bahan obat-obatan Cina.
04
Carcharinidae.
Rp. 1.250.000
Sirip ikan hiu, dijual dalam satu set, harga ditingkat nelayan Tanjung luar, Lombok.
05
Cephalopolis sp.
Rp.
330.000
Kerapu sunu halus, harga ditingkat nelayn Anambas. Dijual dalam kondisi hidup.
06
Epinephelus sp.
Rp.
180.000
Kerapu tikus, harga ditingkat nelayan Anambas, dijual dalam kondisi hidup.
07
Tunus spp.
Rp.
80.000
Ikan tuna di tingkat pasar swalayan.
08
Scomberomorus sp.
Rp.
86.000
Ikan tenggiri, harga di tingkat pasar swalayan.
09
Siganus spp.
Rp.
55.000
Ikan beronang, ukuran 1 kg 2 ekor, harga ditingkat restoran Menado.
10
Aphreus spp.
Rp.
30.000
Kakap merah laut dalam, harga di pelelangan ikan bitung. Manado.
11
Lutjanus spp.
Rp.
30.000
Kakap putih, harga di pelelangan ikan, Bitung, Manado.
227
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Keanekaragaman jenis
Jenis ikan yang ada didunia sekitar 32.000 jenis, termasuk ikan tawar dan ikan yang hidup di laut. Data tahun 2009 menunjukan bahwa jumlah jenis yang ada di dunia sekitar 31.200. Jumlah jenis ikan ini akan terus bertambah dengan adanya penemuan baru yang biasanya rata-rata setahun 200 jenis. Dari 32.000 jenis ikan ini dikelompokan menjadi 62 ordo, 515 suku dan 4.494 marga. Ordo perciformis merupakan ordo yang paling dominan dengan 160 suku, 1.539 marga dan sekitar 10.000 jenis (Barnes, 1987). Di Indonesia hingga saat ini ditemukan sekitar 4.000 species. Bandingkan dengan ikan yang ditemukan di Malaysia yang terdiri dari 2.243 jenis. 1.636 jenis merupakan ikan laut dan 413 jenis ikan air tawar (Ambak et al. 2010). Beberapa jenis ikan mempunyai kedudukan yang istimewa oleh karena nilai ekonomisnya yang tinggi, status kelangkaannya atau karena status perdagangannya yang unik. Oleh karena itu beberapa jenis ikan berikut ini dibahas lebih rinci.
1. Ikan Coelacanth
Ikan ini dimasukan ke dalam eksotik species oleh karena ikan ini merupakan nenek moyang ikan atau ”fosil hidup” yang telah hidup di bumi ini sejak 375 juta tahun yang lalu. Hal ini sangat luar biasa oleh karena selama kurun waktu tersebut masih dapat hidup di bumi. Dengan mempelajari ikan ini kita bisa mempelajari proses evolusi dari hewan berkaki empat. Dimulai dari ikan berevolusi menjadi amphibi ke reptil yang kemudian berevolusi menjadi mamalia.
Biologi dan sebaran
Ikan coelacanth merupakan ikan yang unik dan antik atau lebih dikenal sebagai fosil hidup karena ikan jenis ini telah ada di bumi sejak sekitar 375 juta tahun yang lalu yaitu pada jaman Devonian. Melihat umurnya Coelacanth lebih tua dari Dinosarus yang lahir di bumi sekitar 200 juta tahun yang lalu atau pada jaman Triasic.
is
228
enadoens Latimeria m
IKAN
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Ikan ini unik karena merupakan hewan peralihan dari reptil menuju ke bentuk ikan. Ciri-ciri ini antara lain adanya sirip tambahan pada sirip ekor sehingga terkesan adanya ujung ekor yang lancip seperti anak panah yang tidak dijumpai pada ikanikan lainnya. Siripnya berjumlah tujuh dengan tulangnya yang berlubang. Sirip dubur, sirip punggung dan sirip perut masih terlihat sebagai alat jalan dari pada alat untuk berenang. Posisi anus dan alat reproduksi berada di tengah-tengah antara sirip perut yang bentuknya seperti kaki pada reptil. Pada bagian kepala masih terlihat adanya sambungan kepala dan badan yang seolah-olah seperti leher dan disebut sebagai intrakranial. Ikan Coelacanth dewasa dapat mencapai ukuran lebih dari 98 kg dan panjang dapat mencapai dua meter. Hidup pada tempat yang dalam 150- 200 meter pada suhu antara 15-180C membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 2 – 14 ekor, namun ikan ini lebih sering terlihat soliter. Ikan Coelacanth merupakan ikan karnivora mencari makan pada malam hari dan memakan ikan yang ada di dasar perairan. Ikan ini hidup di gua-gua kecil dengan gerak renang yang lambat dan umumnya berada dekat dengan aktivitas vulkanik. Pola reproduksi dari ikan ini adalah ovovivipar yaitu menghasilkan telur namun telur itu dierami di dalam perut induknya hingga siap untuk dilahirkan. Jumlah telur relatif sedikit yaitu hanya sekitar 24 buah. Ukuran telur sangat besar yaitu mencapai diameter 0.9 cm. Masa pengeraman cukup lama yaitu dibutuhkan sekitar satu tahun dalam kantung reproduksi hingga siap untuk dilahirkan. Anakan yang dilahirkan dapat mencapai ukuran panjang 32 cm (Woodruff, 2002). Bentuk insang ikan ini mempunyai rasio antara permukaan insang dan massa tubuh sangat rendah yaitu hanya 17,1 mm2/g. bandingkan ikan tuna ekor kuning sebesar 1438 mm2/g. (Farwell, 2002). Implikasi dari kondisi ini adalah ikan dengan kemampuan penyerapan oksigen yang sangat rendah, tingkat metabolisme akan rendah, kebutuhan makanan juga akan rendah dan tentunya gerakan akan lambat dan sifat hidupnya akan lebih banyak diam. Ikan Coelacanth pertama kali ditemukan pada tahun 1938. Sebaran ikan Coelacanth hingga saat ini hanya ditemukan di perairan dekat kepulauan Komoro, Afrika selatan dan Sulawesi utara, Indonesia. Namun diperkirakan sebaran ikan ini kemungkinan berada di Selatan Jawa, Laut Karibia, Teluk Meksiko, Laut Cina selatan dan Laut Andaman. Lokasi-lokasi tersebut diperkirakan mempunyai Status kondisi lingkungan yang memungkin ikan ini dapat bertahan hidup. Hasil penelitian di Indonesia ikan Perlindungan ini ditemukan di sepanjang pantai utara Pulau Sulawesi pada kedalaman antara 150 – 200 meter Ikan Coelacanth sejak dengan suhu antara 16 – 200C. Pada tahun 2010 tahun 2005 telah masuk Ikan Coelacanth ini juga ditemukan juga di Pulau dalam appendik I CITES Biak, Papua pada kedalaman sekitar 150 meter. dan oleh pemerintah Indonesia melalui menteri kehutanan ditetapkan sebagai satwa yang dilidungi. 229 2 22 29
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Keanekaragaman jenis
Status taksonomi ikan ini telah berada di bumi sejak 375 juta tahun yang lalu. Kerabat dekatnya adalah Macropoma yang yang merupakan ikan yang hidup pada jaman Cretaceous, 75 juta tahun yang lalu. Pada saat ini ada 2 jenis Coelacanth yaitu Latimeria chalumnae dan Latimeria menadoensis. L. chalumnae ditemukan di Comoro, Afrika. Sedangkan L. menadoensis ditemukan di Sulawesi utara dan Pulau Biak. Nama Latimeria diberikan untuk menghormati penemunya yang bernama Marjorie Courtney Latimer. Koleksi ikan ini ada di Museum Zoologicum Bogariense di Cibinong yang mempunyai panjang sekitar 120 Cm dan pada bulan Mei 2007 ditemukan lagi satu specimen dari teluk Manado yang secara tidak sengaja terpancing oleh nelayan Panjang ikan ini sekitar 130 Cm. Koleksi kedua ini disimpan di Pemda propinsi Sulawesi utara.
2. Ikan Hiu dan Ikan Pari. Ikan hiu dibahas tersendiri karena reputasinya ikan hiu dianggap salah satu ikan yang berbahaya yang kadang-kadang menyerang manusia. sebenarnya hanya sebagian kecil saja ikan hiu yang berbahaya, sebagian besar ikan hiu tidak berbahaya. Disamping itu ikan hiu mempunyai arti yang sangat penting dari perekonomian masyarakat nelayan Indonesia. Makin mahalnya sirip ikan hiu menyebabkan ikan hiu diburu secara besar-besaran yang dimulai sejak sekitar tahun 1980. Ikan hiu yang ditangkap pada tahun 2004 tercatat 59.230 ton. Tidak hanya ikan hiu kerabat dekat ikan hiupun diburu secara intensif yaitu ikan Pari 62.520 ton (Fahmi and Adrim, 2007).
Biologi dan sebaran
Ikan hiu tersebar di seluruh perairan mulai dari daerah tropis hingga subtropis dan sebaran vertikal mulai dari tempat dangkal yaitu di bawah akar mangrove hingga tempat dalam lebih dari 50 meter. Kemampuan hiu untuk beradaptasi diberbagai lingkungan menyebabkan hiu mempunyai sebaran yang sangat luas. Misalnya hiu tokek disebut demikian karena tampangnya dan warna kulitnya seperti tokek biasanya dapat ditemukan di padang lamun atau bahkan di bawah pohon mangrove. Hiu ini kadang terjebak di antara akar mangrove pada saat air surut. Sedangkan hiu putih yang mempunyai ukuran paling besar diantara species ikan hiu hanya ditemukan di daerah subtropis yaitu di selatan Afrika atau di selatan Australia. Beberapa hiu lebih senang hidup di sekitar terumbu karang dan beberapa hiu hidup di laut lepas dan yang lain lebih menyukai daerah padang lamun atau sekitar hutan mangrove. Ukuran tubuh hiu juga bervariasi tergantung jenisnya mulai kurang dari setengah meter hingga beberapa meter dengan berat lebih dari 300 kg. Ikan hiu dan ikan pari berbeda dengan ikan lainnya oleh karena ikan hiu tidak mempunyai gelembung
230
IKAN
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
renang sehingga ikan hiu tidak bisa diam dan mengapung. Ikan hiu akan selalu bergerak agar tidak tenggelam. Ikan hiu sering terlihat diam di dasar perairan untuk beristirahat atau tidur di antara karang dan di gua-gua kecil. Beberapa jenis ikan Hiu mempunyai ukuran hati yang sangat besar. Hampir dua pertiga rongga perut hiu botol terdiri dari hati yang berisi minyak sequalen. Besarnya hati hiu yang berisi sebagian besar minyak sequalen berfungsi sebagai alat pengapung sebagai pengganti tidak adanya gelembung renang pada ikan hiu. Ikan hiu dan ikan pari mempunyai keistimewaan yang lain yaitu seluruh tulangnya berupa tulang rawan. Oleh karena itu keduanya dimasukkan dalam kelompok elasmbranchii. Disamping itu ikan hiu juga tidak mempunyai visica urinaria atau kantong kemih, hal inilah yang meyebabkan daging ikan hiu agak berbau pesing bila kita makan. Untuk menghilangkan bau pesing daging ikan hiu, dapat diproses dengan merendam dulu di air hangat untuk sementara waktu sebelum daging hiu dimasak. Bau pesing juga dapat dihilangkan dahulu dengan cara memanggang daging hiu sebelum dimasak, hal ini telah di lakukan oleh orang sunda, dalam memasak ikan hiu untuk dijadikan ”manggut”. Reproduksi ikan hiu termasuk lambat oleh karena ikan hiu pada umumnya bersifat ovovivipar yaitu bertelur namun telurnya dierami di dalam tubuh ikan hiu dan setelah cukup umur anakan ikan hiu akan dikeluarkan sebagai bayi hiu. Sehingga seolah-olah ikan hiu melahirkan anaknya. Namun ada beberapa hiu yang hidup di padang lamun bertelur dan telurnya berupa rangkaian yang diikatkan pada lamun.
Manfaat ikan hiu dan Ikan Pari.
Manfaat ikan Hiu, hampir seluruh tubuh ikan hiu dapat dimanfaatkan yaitu mulai dari tulangnya yang berupa tulang rawan sebagai bahan obat-obatan, dagingnya untuk bahan makanan, siripnya untuk sup dan minyak hati ikan hiu kaya akan sequalene. Tulang rawan ikan hiu dapat dipakai sebagai bahan obat-obatan untuk kanker dan obat stroke. Minyak hati ikan hiu mengandung sequalene yang kaya akan omega 3
Actobastus Himantura
ocellatus
varnak
231
BIODIVERSITAS B BIO BI IOD ODIV ODIV IVEER ERSI ERS SITA SIT TAS BIOTA TAS BIOT IOT OTA A LAUT INDONESIA
Carcharinus
rus
melanopte
dan ikan hiu penghasil sequalene terutama dari kelompok suku squalidae. Bagian tubuh ikan hiu yang paling berharga adalah siripnya, yang dimanfaatkan untuk sup sebagai menu pembuka di restoran Cina. Harga sirip ikan hiu yang telah siap dimasak berkisar antara Rp 4 - 5 juta /Kg, tergantung kualitasnya (harga di pasar Glodok). Daging hiu sebenarnya tidak disukai oleh karena adanya bau pesing, oleh karena itu harganya Status Perlindungan tidak begitu mahal. Pemburu ikan hiu untuk siripnya sering melakukan hal-hal yang Dari sekitar 250 yang ada di sangat tidak baik yaitu setelah menangkap indonesia 4 jenis telah masuk ikan hiu siripnya dipotong dan ikan hiu dalam appendik II CITES. yang kadang-kadang belum mati langsung Keempat jenis hiu adalah dibuang lagi ke laut. Kulit ikan hiu sering Carcharinus longimanus (hiu disamak untuk dijadikan bahan tas dan lajaman), Sphyrina lewini, kerajinan. Tulang ikan hiu yang seluruhnya Spyrina mokarran, sphyrina berupa tulang rawan banyak mengandung zygaena. Ketiga jenis yang chondroitin yang merupakan senyawa terakhir ini di Indonesia mukopolisakarida. Senyawa ini bersifat asam dikenal sebagai hiu mar til. mengandung asam amino hexosamin yang Dua jenis yang juga masuk banyak mengandung sulfur. Di pasaran ektrak dalam appendik II CITES tulang ikan hiu diyakini dapat dipakai untuk namun tidak dijumpai di pengobatan osteoporosis. perairan Indonesia adalah Charcharodon carcharias (hiu putih raksasa) dan Lamna nasus. Keanekaragaman jenis. Status taksonomi ikan hiu dan ikan pari Sedangkan jenis ikan pari ini dikelompokan dalam condrichthyan. yang masuk dalam daftar Jumlah spesies kedua ikan hiu dan pari di CITES appendik II adalah dunia diperkirakan sebanyak 375 – 500 jenis Pritic microdon. Di Indonesia dan sejauh ini telah berhasil di identifikasi lebih dikenal dengan nama hiu sebanyak 78 ikan hiu, dan 56 ikan pari (White et gergaji walaupun sebenarnya al 2006). Sedangkan penelitian yang dilakukan termasuk ikan pari. Jenis ikan di sepanjang laut selatan Jawa yang ditemukan pari yang juga masuk dalam sebanyak 69 jenis hiu (Dharmadi et al 2007). daftar appendik II CITES adalah Manta biroreis dan Manta alferdi , kedua jenis ini tida 232 2 23 3 2 k ditemukan di Indonesia. 32
IKAN
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
3. Ikan Napoleon Biologi dan sebaran
Ikan Napoleon dengan nama ilmiah Cheilinus undulatus dari suku Labridae atau dalam bahasa lokal ikan Maming dimasukan kedalam ikan eksotik oleh karena harganya yang sangat mahal. Pada tahun 2005 harga satu kilogram ikan ini di tingkat nelayan penangkap Rp 125.000 – 200.000., sedangkan harga di Hongkong Rp 1.000.000 – 1.250.000. Penyebab harga yang mahal dari ikan ini karena adanya masalah harga diri dan gengsi. Konon kabarnya raja-raja pada jaman dinasti Ming selalu makan ikan jenis ini, sehingga bila anda makan ikan ini berarti anda adalah bagaikan raja pada jaman dinasti Ming. Hasil survey terakhir (2014) harga ikan Napoleon di tingkat nelayan Kepulauan Anambas US $ 185 untuk satu ekor ikan Napoleon dengan berat antara 800 - 1.000 gram. Ikan Napoleon hidup tersebar di seluruh perairan Indonesia, biasanya berada dekat terumbu karang. Berenang-renang dekat tubir, gerakannya lambat dan mempunyai daya jelajah sekitar 10 km. Populasi ikan ini relatif kecil, biasanya hidup dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 – 20 ekor per km. Pada waktu masih kecil biasanya hidup diantara karang dan sesudah besar hidup tidak jauh dari terumbu karang. Dalam siklus hidupnya mengalami empat kali ganti pola warna mulai dari hijau cerah kekuningan, hijau cerah, hij hijau dan hijau kebiruan. Pola warna hij juga selalu berubah sesuai dengan ju tingkat kedewasaan namun ada yang tin tidak berubah dari kecil hingga dewasa ti yyaitu adanya dua garis hitam yang ada di dekat matanya. Ciri khas inilah a yyang dipakai untuk membedakan ikan Napoleon dari jenis yang lain. Ciri fisik yang lain adalah bertambah tebal bibirnya dan tonjolan di kepala dengan bertambahnya usia. Untuk ikan Napoleon jantan semakin besar s tu la ukurannya semakin tebal bibir dan du Cheilinus un tonjolan di kepalanya. Tonjolan di kepala mulai terlihat pada ikan dengan ukuran lebih dari 40 cm. Ikan Napoleon dapat tumbuh hingga 2,5 meter, dengan berat 191 kg dan dapat mencapai umur 32 tahun. Ikan Napoleon menjadi dewasa pada umur sekitar 5 tahun. Pada ukuran lebih dari 60 cm mengalami perubahan seksual dari betina menjadi jantan. Hanya ikan betina yang mengalami perubahan kelamin sedangkan ikan yang sejak menetas berkelamin jantan hingga berukuran besar tetap akan menjadi ikan jantan. Dalam satu populasi ikan Napoleon akan membentuk harem dengan satu ikan jantan dan beberapa ikan betina. Bila ikan jantan mati maka akan digantikan oleh ikan jantan lainnya.
233
Stat Perl BIODIVERSITAS BI B Ius ODIV OD VER ERSI SIindu TTA AS BIOTA BIInga B OTTA LAUT O Ln LA AU UTT INDONESIA IND NDO ON NEESSIA IA Ikan Napoleon telah masuk dalam appendik II CITES dan masuk dalam IUCN red list sebagai jenis yang vulnerable. Hal ini disebabkan adanya kekawatiran akibat cara penangkapannya yang tidak ramah lingkungan. Penangkapan ikan ini dilakukan dengan cara mengejar ikan ini dan ikan ini bila dikejar akan masuk di dalam atau diantara koloni karang. Ikan yang telah bersembunyi dibalik karang akan disemprot dengan cyanida atau yang lebih dikenal potas. Ikan yang terkena cyanida akan teler atau mabuk dan keluar dari persembunyiannya. Ikan dalam kondisi mabuk akan dengan mudah ditangkap. Bila ikan tidak mau keluar dari persembunyiannya maka karang akan dibongkar. Cara inilah yang menyebabkan kerusakan terumbu karang yaitu karang yang terkena cyanida akan mati dan karang dibongkar secara fisik juga akan mengalami kematian.
Ikan Napoleon di Anambas dikenal sebagai ikan ketipas. Para nelayan telah melakukan praktek pembesaran Ikan Napoleon pada jaring tancap ataupun jaring apung. Anakan Napoleon di tangkap pada saat masih berukuran sangat kecil sekali yaitu antara 0,5-1 cm. Anakan Napoleon selalu berada dekat dengan rumpun sargassum sebagai tempat berlindung. Anakan Napoleon ini lalu dibesarkan selama kurang lebih lima tahun. Dalam waktu lima tahun ikan napoleon berubah dari ukuran 1 cm hingga mencapai 800 - 1000 gram hingga berat 1kg. Harga termahal dari Napoleon adalah yang berukuran antara 800 - 1200 gram dan bila ukuran lebih dari 1500 gram harga akan turun.
Keanekaragaman jenis
Napoleon wrasse, Ikan Maming, ikan Angke atau Chelinus undulatus termasuk dalam suku Labridae dan marga Chelinus. Di dalam marga Chelinus ini ada sekitar lima jenis dan yang paling dekat dengan Chelinus undulatus adalah Chelinus trilobatus. Ketika masih muda kedua ikan ini sulit untuk dibedakan. Untuk membedakan keduanya lihat ada tidaknya dua garis hitam di dekat matanya. Bila ditemukan dua garis hitam di dekat matanya tidak salah lagi itu pasti ikan Napoleon.
4. Ikan Kerapu Ikan kerapu kita masukan dalam ikan eksotis oleh karena harganya dan oleh karena diperdagangkan dalam bentuk hidup. Seperti halnya ikan Napoleon ikan kerapu mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, oleh karena permintaan pasar China, Hongkong, Taiwan dan Singapura. Sebagai gambaran dari jumlah total perdagangan ikan kerapu pada tahun 2002 sebanyak 18.000 ton dengan nilai $ 486 juta hongkong dolar. Harga per kilogram bervariasi tergantung jenisnya yaitu berkisar antara $ 20 – 125/kg (Sadovy et al, 2003). Kerapu sunu atau lodi yang berwarna merah merupakan ikan yang paling mahal diantara ikan kerapu lainnya. Harga jual kerapu jenis ini di Cina 13.980 yuan pada tahun 2013. Ikan kerapu pada umumnya masuk dalam suku Serranidae dan dalam rantai makanan ikan jenis ini adalah top karnivora dan sebagai predator. Bila ikan ini telah 234
IKAN
BIODIVERSITAS BIOD BI OD DIV VER RSI S TA TASS BIOTA BIOT BIO BI OTA LAUT OTA LAUT LAU LA UT INDONESIA IIND NDON ND ONES ONES ON ESIA IA
erra Epinephelus m
tivelis Cromileptes al
menjadi dewasa biasanya sudah tidak ada lagi musuhnya dan dia akan berfungsi sebagai pengontrol predator yang ada disekitarnya. Ikan jenis ini biasanya berumur panjang, kematangan gonad atau menjadi dewasa membutuhkan waktu yang lama. Kelimpahan jenis ini biasanya rendah dan pada individu dewasa sering berganti kelamin. Tingkah laku waktu bereproduksi unik yaitu ikan ini akan berdatangan pada suatu daerah dan pada waktu tertentu berkumpul bersama-sama untuk melangsung prosesi perkawinan masal. Perkawinan masal ini dapat terdiri beberapa ratus ekor hingga ribuan ekor. Perkawinan ini terjadi setiap tahun pada waktu dan tempat yang sama serta biasanya juga mengikuti siklus bulan. Sesudah melakukan perkawinan masal mereka akan berpencar kembali dan akan kembali untuk tahun berikutnya. Adanya ritual yang tetap dan dapat diperkirakan waktu dan tempatnya menyebabkan ikan jenis ini rawan terhadap ekploitasi yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu diperlukan suatu aturan yang jelas untuk melindungi lokasi-lokasi tempat pemijahan dari ikan-ikan kerapu. Pada terjadi perkawinan masal lokasi tersebut ditutup untuk aktivitas penangkapan.
Keanekaragaman jenis
Ikan yang dimasukan dalam grup ikan kerapu sebenarnya terdiri dari marga Epinephelus, Cromileptes dan Plectropomus. Dari tiga marga yang diperdagangkan sebagai ikan hidup biasanya hanya terdiri dari 11 jenis yang paling umum yaitu: Epinephelus lanceolatus (Kerapu Lumpur), E. fuscoguttatus, E. polyphekadion, E. bleekeri, E. akaara, E. malabaricus, E. coiodes, Cromileptes altivelis (kerapu bebek). Plectropomus leopardus (kerapu Sunu), P. maculatus, dan P. areolatus.
Status Perlindungan Ikan kerapu belum termasuk dalam apendik CITES dan belum masuk jenis yang dilindungi artinya masih diperbolehkan untuk diperdagangkan secara bebas.
235
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
5. Anguila (belut laut) Anguila g (Eel) ( atau orang menyebutnya glass eel (kalau masih kec kecil), belut laut atau sidat. Jenis ini kita masukan ke dalam eksotik e species oleh karena sifat hidupnya yang unik dan harganya cukup mahal. Penggemar berat belut laut adalah adal orang Jepang yang disajikan sebagai belut panggang (unagi). Jenis ini pada waktu masih larva panggan hidup di muara-muara sungai yang besar. Belut laut ini tumbuh menjadi individu dewasa dan besar di sungai. yang sudah siap memijah akan kembali ke laut Belut ya dan akan aka bertelur di tengah laut. Diduga tempat memijah belut laut ini berada di laut yang cukup dalam memija dengan adanya geothermal. Siklus dan berhubungan ber kehidupannya berkebalikan dengan ikan salmon. kehidup memulai hidupnya di sungai yaitu telor Jika salmon sa menetas dan menjadi anakan ikan, selanjutnya akan meneta menuju kelaut dan hidup menjadi dewasa di laut. menuj Pada waktu induk-induk salmon ini siap untuk memijah maka jantan dan betina beramai-ramai memij menuju ke hulu sungai untuk memijah. Sedangkan menu belut laut, kehidupan larva dimulai di tengah cukup dalam. Larva ini nantinya akan laut yang y berkembang menjadi belut yang kecil-kecil yang berke akan menuju muara sungai dan selanjutnya akan berkembang menjadi belut dewasa di sungai. Belut berk laut tenyata kehidupannya sangat unik oleh karena jenis kelamin belut laut ada yang hermaprodit. Pada waktu masih berukuran kecil belut laut akan Pad berkelamin jantan dan sesudah mencapai ukuran berk tertentu akan menjadi betina. Belut-belut betina tert yang hidup dihulu sungai jika telah siap memijah yan akan turun menuju ke laut lepas. Sedangkan aka belut laut jantan hidup dimuara sungai. Belut be jantan dengan setia menanti saat belut betina jan turun kelaut. Mereka kemudian bersamatu sa sama menuju ke laut yang cukup dalam untuk m melakukan ritual perkawinan dan memijah. S Setelah belut laut mengeluarkan semua telurnya m maka belut betina akan mati. Ukuran sidat d dewasa sangat bervariasi tergantung jenisnya. A Anguila marmorata dapat mencapai ukuran llebih dari 15 kg sedangkan Anguila bicolorbicolor ukurannya dewasanya hanya sekitar 1 kg. Anguila marmorata berwarna hitam kehijauan dengan warna totol di sekujur tubuhnya mempunyai sebaran yang sangat
sis
A.borneen
pacifica A. bicolor
icolor A.bicolor b
sis
A.celebesen
rata A. marmo
a
236
om A. megast
: Sugeha Sumber Foto
IKAN
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Sebaran Anguila di Perairan Indonesia (sumber : Sugeha)
luas. Jenis ini dapat tumbuh dengan cepat namun jenis ini kurang diminati oleh konsumen kemungkinan karena warnanya. Sedangkan Anguila bicolor-bicolor dan A. Japonica yang mempunyai ukuran tubuh relatif kecil dengan warna coklat merupakan jenis belut yang sangat disukai konsumen di Jepang. Anguila bicolorbicolor mempunyai kemiripan rasa dengan A. japonica. Seluruh pantai selatan Jawa dan pantai barat Sumatera merupakan tempat utama sebaran dari jenis A.bicolorbicolor. Daerah ini mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai penghasil anakan belut laut. Saat ini daerah Pelabuhan ratu dan Cilacap merupakan sentra utama ekspor belut laut dari Indonesia.
Keanekaragaman Jenis
Jumlah anggota Anguila di seluruh dunia hingga saat ini berjumlah 18 Jenis. Sedangkan jenis yang hidup di perairan Indonesia berjumlah 9 jenis. Sebaran jenis ini mulai dari Sabang hingga Merauke terutama di dekat muara-muara sungai yang besar. Sembilan jenis yang hidup di Indonesia yaitu Anguila nebulosa nebulosa, A. Bicolor bicolor, A. interioris. A. marmorata, A. borneensis, A. bicolor pacifica, A. obscura, dan A. megastoma (Sugeha et al. 2007). Sebaran dari belut laut di Indonesia, 4 ada di Indonesia barat, 5 ada di Indonesia tengah Status dan 6 jenis ada di Indonesia timur. A. Bicolor Perlindungan hanya ditemukan di Indonesia bagian tengah, A. bicolor bicolor dan A. nebulosa nebulosa hanya di Belut laut yang masuk Indonesia barat dan A. obscura dan A. megastoma dalam appendik II CITES sebarannya hanya ada di Indonesia timur. adalah Anguila anguila yang hanya hidup di laut Di Jepang hanya mempunyai tiga jenis yaitu Atlantik dan di Laut A. bicolor bicolor, A. Japonica dan A. bicolor Eropa. Jenis ini tidak pacifica. Dari ketiga jenis ini Jepang telah ditemukan di Indonesia. berhasil membudidayakan, namun hingga kini Pemerintah Indonesia belum dapat memenuhi kebutuhan pasar. belum memasukan belut laut dalam satwa yang dilindungi. 237 23 2 37
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 25 . Daftar jenis, sebaran, kelimpahan, dan nilai ekonomis ikan laut di Indonesia. (Verifikator : Fahmi, M. Adrim, Najib, Sugeha - Sumber : fish base, Kuiter and Tonozuka 2001, Allen and Erdman 2012) No. 1
238
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
4
1
4
3
1
3
3
2
ACANTHURIDAE
1
Acanthurus auranticavus
2
Acanthurus bariene
3
Acanthurus blochii
4
Acanthurus chronixis
5
Acanthurus dussumieri
6
Acanthurus fowleri
7
Acanthurus grammoptilus
8
Acanthurus guttatus
9
Acanthurus japonicus
4
2
1
10
Acanthurus leucocheilus
3
3
1
11
Acanthurus leucosternon
3
3
1
12
Acanthurus lineatus
3
2
1
13
Acanthurus mata
3
3
1
14
Acanthurus nigricans
3
3
2
15
Acanthurus nigricauda
3
3
1
16
Acanthurus nigrofuscus
3
3
1
4
3
1
17
Acanthurus nigroris
18
Acanthurus nubilus
19
Acanthurus olivaceus
3
3
1
20
Acanthurus pyroferus
2
3
2
21
Acanthurus tennentii
22
Acanthurus thompsoni
3
3
2
23
Acanthurus triostegus
3
3
2
24
Acanthurus tristis
4
3
1
25
Acanthurus xanthopterus
26
Ctenochaetus binotatus
4
4
2
27
Ctenochaetus cyanocheilus
28
Ctenochaetus striatus
3
2
1
4
4
2
3
2
1
4
3
1
29
Ctenochaetus tominiensis
30
Ctenochaetus truncatus
31
Naso annulatus
32
Naso brachycentron
33
Naso brevirostris
34
Naso caeruleacauda
35
Naso elegans
36
Naso fageni
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Naso hexacanthus
3
3
1
38
Naso lituratus
3
2
1
39
Naso lopezi
40
Naso mcdadei
41
Naso minor
42
Naso reticulatus
43
Naso thynnoides
4
3
1
44
Naso tonganus
37
Suku Jenis
45
Naso unicornis
3
3
1
46
Naso vlamingii
3
3
1
4
3
1
47
Paracanthurus hepatus
48
Prionurus chrysurus
49
Zebrasoma desjardinii
50
Zebrasoma scopas
3
2
2
4
3
2
51
Zebrasoma veliferum
52
Acanthurus maculiceps
2
ACROPOMATIDAE
53
Acropoma japonicum
54
Doederleinia berycoides
55
Malakichthys elegans
56
Synagrops japonicus
57
Synagrops malayanus
58
Synagrops philippinensis
3
ABULIDAE
59
Albula glossodonta
60
Albula neoguinaica
4
ALEPISAURIDAE
61
Alepisaurus ferox
5
ALEPOCEPHALIDAE
62
Alepocephalus bicolor
63
Bajacalifornia calcarata
64
Bathytroctes pappenheimi
65
Bathytroctes zugmayeri
66
Microphotolepis multipunctata
67
Rouleina livida
68
Rouleina nuda
69
Xenodermichthys copei
6
ALOPIIDAE
70
Alopias vulpinus
239
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
240
Suku Jenis
7
AMBASSIDAE
71
Ambassis buruensis
72
Ambassis dussumieri
73
Ambassis gymnocephalus
74
Ambassis kopsii
75
Ambassis miops
76
Ambassis urotaenia
77
Ambassis vachellii
8
AMMODYTIDAE
78
Bleekeria mitsukurii
79
Bleekeria viridianguilla
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
3
9
ANACANTHOBATIDAE
80
Anacanthobatis borneensis
5
3
2
81
Sinobatis bulbicauda
5
3
2
10
ANGUILLIDAE
82
Anguilla bicolor facifica
3
1
83
Anguilla bicolor bicolor
3
1
84
Anguilla celebesensis
4
1
85
Anguilla obscura
3
1
86
Anguilla marmorata
3
1
87
Anguilla nebulosa
3
1
88
A. borneensis
4
1
89
A. luterioris
3
1
90
A.megastoma
3
1
4
2
11
ANOMALOPIDAE
91
Anomalops katoptron
92
Photoblepharon palpebratum
12
ANOPLOGASTRIDAE
93
Anoplogaster cornuta
13
ANTENNARIIDAE
94
Antennarius biocellatus
95
Antennarius coccineus
96
Antennarius commerson
97
Antennarius dorehensis
98
Antennarius duescus
99
Antennarius hispidus
100
Antennarius maculatus
101
Antennarius nummifer
102
Antennarius pictus
103
Antennarius randalli
5
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
104
Antennarius rosaceus
105
Antennarius striatus
106
Antennatus linearis
107
Antennatus tuberosus
108
Histiophryne cryptacanthus
109
Histrio histrio
110
Lophiocharon hutchinsi
111
Lophiocharon lithinostomus
112
Lophiocharon trisignatus
113
Nudiantennarius subteres
114
Tathicarpus butleri
14
APHYONIDAE
115
Barathronus diaphanus
116
Antennarius marmoratus
117
Lophius papillosus
118
Chaunax pictus
15
APISTIDAE
119
Apistus carinatus
16
APLOACTINIDAE
120
Acanthosphex leurynnis
121
Cocotropus dermacanthus
122
Cocotropus larvatus
123
Erisphex aniarus
124
Erisphex philippinus
125
Kanekonia pelta
126
Paraploactis kagoshimensis
17
APOGONIDAE
127
Apogon abrogramma
128
Apogon amboinensis
129
Apogon angustatus
130
Apogon apogonoides
131
Apogon argyrogaster
132
Apogon aureus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
3
3
2
3
2
2
133
Apogon brevicaudata
134
Apogon bryx
135
Apogon cantoris
136
Apogon cavitensis
137
Apogon ceramensis
3
2
2
138
Apogon chrysopomus
2
2
2
139
Apogon chrysotaenia
241
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
242
Suku Jenis
140
Apogon cladophilos
141
Apogon coccineus
142
Apogon compressus
143
Apogon cookii
144
Apogon crassiceps
145
Apogon cyanosoma
146
Apogon cyanotaenia
147
Apogon darnleyensis
148
Apogon dispar
149
Apogon doryssa
150
Apogon ellioti
151
Apogon evermanni
152
Apogon exostigma
153
Apogon fasciatus
154
Apogon fleurieu
155
Apogon fraenatus
156
Apogon franssedai
157
Apogon guamensis
158
Apogon hartzfeldii
159
Apogon hoevenii
160
Apogon holotaenia
161
Apogon jenkinsi
162
Apogon kallopterus
163
Apogon kalosoma
164
Apogon kiensis
165
Apogon komodoensis
166
Apogon lateralis
167
Apogon leptofasciatus
168
Apogon lineomaculatus
169
Apogon margaritophorus
170
Apogon melanoproctus
171
Apogon melas
172
Apogon microspilos
173
Apogon moluccensis
174
Apogon monospilus
175
Apogon multilineatus
176
Apogon nanus
177
Apogon neotes
178
Apogon nigripinnis
179
Apogon nigrocincta
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2
2
2
2
2
2
3
2
2
4
3
2
3
3
2
4
3
2
4
4
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
180
Apogon nigrofasciatus
181
Apogon notatus
182
Apogon novemfasciatus
183
Apogon ocellicaudus
184
Apogon oxygrammus
185
Apogon parvulus
186
Apogon pleuron
187
Apogon poecilopterus
188
Apogon posterofasciatus
189
Apogon properuptus
190
Apogon pseudotaeniatus
191
Apogon quadrifasciatus
192
Apogon rhodopterus
193
Apogon rueppellii
194
Apogon rufus
195
Apogon sangiensis
196
Apogon sealei
197
Apogon selas
198
Apogon semilineatus
199
Apogon semiornatus
200
Apogon smithi
201
Apogon striatus
202
Apogon taeniophorus
203
Apogon talboti
204
Apogon thermalis
205
Apogon timorensis
206
Apogon trimaculatus
207
Apogon urostigma
208
Apogon ventrifasciatus
209
Apogon wassinki
210
Apogonichthys ocellatus
211
Apogonichthys perdix
212
Archamia ataenia
213
Archamia biguttata
214
Archamia bleekeri
215
Archamia buruensis
216
Archamia fucata
217
Archamia lineolata
218
Archamia macroptera
219
Archamia zosterophora
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2
2
2
4
3
2
4
3
2
3
3
2
2
2
2
243
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
244
Suku Jenis
220
Cercamia cladara
221
Cercamia eremia
222
Cheilodipterus alleni
223
Cheilodipterus artus
224
Cheilodipterus intermedius
225
Cheilodipterus isostigmus
226
Cheilodipterus macrodon
227
Cheilodipterus nigrotaeniatus
228
Cheilodipterus quinquelineatus
229
Cheilodipterus singapurensis
230
Coranthus polyacanthus
231
Foa brachygramma
232
Foa fo
233
Foa hyalina
234
Fowleria aurita
235
Fowleria flammea
236
Fowleria marmorata
237
Fowleria polystigma
238
Fowleria punctulata
239
Fowleria vaiulae
240
Fowleria variegata
241
Gymnapogon annona
242
Gymnapogon philippinus
243
Gymnapogon urospilotus
244
Neamia articycla
245
Neamia octospina
246
Nectamia bandanensis
247
Nectamia fusca
248
Nectamia savayensis
249
Nectamia viria
250
Pseudamia amblyuroptera
251
Pseudamia gelatinosa
252
Pseudamia hayashii
253
Pseudamia zonata
254
Pterapogon kauderni
255
Rhabdamia clupeiformis
256
Rhabdamia cypselura
257
Rhabdamia gracilis
258
Rhabdamia spilota
259
Siphamia corallicola
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
2
2
2
4
3
2
2
4
1
3
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
260
Siphamia elongata
261
Siphamia fistulosa
262
Siphamia fuscolineata
263
Siphamia jebbi
264
Siphamia majimai
265
Siphamia tubifer
266
Siphamia tubulata
267
Siphamia versicolor
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
268
Sphaeramia nematoptera
3
3
2
269
Sphaeramia orbicularis
2
2
2
270
Vincentia chrysura
271
Zoramia fragilis
272
Zoramia gilberti
3
3
2
273
Zoramia leptacantha
274
Zoramia perlita
275
Zoramia viridiventer
276
Apogon endekataenia
277
Apogon septemstriatus
278
Nectamia similis
18
ARIIDAE
279
Amissidens hainesi
280
Arius arius
281
Arius leptonotacanthus
282
Arius maculatus
283
Arius microcephalus
284
Arius oetik
285
Arius subrostratus
286
Arius sumatranus
287
Arius venosus
288
Aspistor hardenbergi
289
Batrachocephalus mino
290
Cephalocassis melanochir
291
Cryptarius truncatus
292
Hemiarius dioctes
293
Hemiarius sona
294
Hexanematichthys sagor
295
Nemapteryx bleekeri
296
Nemapteryx caelata
297
Nemapteryx macronotacantha
298
Neoarius pectoralis
245
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Netuma bilineata
300
Netuma thalassina
301
Osteogeneiosus militaris
302
Plicofollis argyropleuron
303
Plicofollis nella
304
Plicofollis polystaphylodon
305
Plicofollis tonggol
19
ARIOMMATIDAE
306
Ariomma brevimanus
307
Ariomma indica
20
ATELEOPODIDAE
308 21
246
Suku Jenis
299
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
2
2
3
2
1
Parateleopus microstomus ATHERINIDAE
309
Atherinomorus aetholepis
310
Atherinomorus duodecimalis
311
Atherinomorus endrachtensis
312
Atherinomorus lacunosus
313
Atherinomorus lineatus
314
Atherinomorus vaigiensis
315
Atherion elymus
316
Hypoatherina barnesi
317
Hypoatherina ovalaua
318
Hypoatherina temminckii
319
Hypoatherina valenciennei
320
Stenatherina panatela
22
AULOSTOMIDAE
321
Aulostomus chinensis
23
BALISTIDAE
322
Abalistes filamentosus
323
Abalistes stellaris
324
Abalistes stellatus
325
Balistapus undulatus
3
2
2
326
Balistoides conspicillum
4
3
2
2
2
2
2
2
327
Balistoides viridescens
328
Canthidermis maculata
329
Melichthys niger
2
330
Melichthys vidua
2
2
2
331
Odonus niger
3
2
2
332
Pseudobalistes flavimarginatus
333
Pseudobalistes fuscus
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No. 334
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Rhinecanthus aculeatus
335
Rhinecanthus rectangulus
3
3
2
336
Rhinecanthus verrucosus
3
3
2
3
2
2
4
3
2
3
3
2
3
3
1
337
Sufflamen bursa
338
Sufflamen chrysopterum
339
Sufflamen fraenatum
340
Xanthichthys auromarginatus
341
Xanthichthys caeruleolineatus
342
Melichthys indicus
24
BANJOSIDAE
343
Banjos banjos
25
BATHYCLUPEIDAE
344
Bathyclupea gracilis
26
BATHYLAGIDAE
345
Bathylagoides argyrogaster
27
BATHYSAUROPSIDAE
346
Bathysauropsis malayanus
28
BATRACHOIDIDAE
347
Allenbatrachus reticulatus
348
Batrachomoeus trispinosus
349
Halophryne diemensis
350
Halophryne hutchinsi
29
BELONIDAE
351
Platybelone argalus argalus
352
Strongylura incisa
353
Strongylura leiura
354
Strongylura strongylura
355
Strongylura urvillii
356
Tylosurus acus melanotus
357
Tylosurus crocodilus crocodilus
358
Tylosurus punctulatus
30
BEMBRIDAE
359
Bembradium roseum
360
Bembras japonica
361
Bembras megacephala
31
BLENNIIDAE
362
Alticus saliens
363
Andamia heteroptera
364
Andamia tetradactylus
365
Aspidontus dussumieri
247
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
248
Suku Jenis
366
Aspidontus taeniatus
367
Atrosalarias fuscus fuscus
368
Atrosalarias fuscus holomelas
369
Atrosalarias hosokawai
370
Blenniella bilitonensis
371
Blenniella caudolineata
372
Blenniella chrysospilos
373
Blenniella cyanostigma
374
Blenniella interrupta
375
Blenniella leopardus
376
Blenniella paula
377
Blenniella periophthalmus
378
Cirripectes auritus
379
Cirripectes castaneus
380
Cirripectes filamentosus
381
Cirripectes gilberti
382
Cirripectes perustus
383
Cirripectes polyzona
384
Cirripectes quagga
385
Cirripectes springeri
386
Cirripectes stigmaticus
387
Crossosalarias macrospilus
388
Ecsenius axelrodi
389
Ecsenius bandanus
390
Ecsenius bathi
391
Ecsenius bicolor
392
Ecsenius bimaculatus
393
Ecsenius caeruliventris
394
Ecsenius lineatus
395
Ecsenius lividanalis
396
Ecsenius lubbocki
397
Ecsenius melarchus
398
Ecsenius midas
399
Ecsenius monoculus
400
Ecsenius namiyei
401
Ecsenius oculus
402
Ecsenius ops
403
Ecsenius paroculus
404
Ecsenius pictus
405
Ecsenius polystictus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
406
Ecsenius randalli
407
Ecsenius schroederi
408
Ecsenius shirleyae
409
Ecsenius stigmatura
410
Ecsenius tricolor
411
Ecsenius trilineatus
412
Ecsenius yaeyamaensis
413
Enchelyurus flavipes
414
Enchelyurus kraussii
415
Entomacrodus caudofasciatus
416
Entomacrodus decussatus
417
Entomacrodus epalzeocheilos
418
Entomacrodus thalassinus thalassinus
419
Exallias brevis
420
Glyptoparus delicatulus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
421
Hirculops cornifer
422
Istiblennius dussumieri
423
Istiblennius edentulus
424
Istiblennius lineatus
425
Istiblennius muelleri
426
Laiphognathus multimaculatus
427
Lipophrys nigriceps
428
Litobranchus fowleri
429
Meiacanthus abditus
430
Meiacanthus anema
431
Meiacanthus atrodorsalis
432
Meiacanthus crinitus
433
Meiacanthus ditrema
434
Meiacanthus grammistes
2
2
2
3
3
2
435
Meiacanthus smithi
436
Meiacanthus urostigma
437
Meiacanthus vicinus
438
Meiacanthus vittatus
439
Mimoblennius atrocinctus
440
Nannosalarias nativitatis
441
Omobranchus elongatus
442
Omobranchus germaini
443
Omobranchus hikkaduwensis
444
Omobranchus obliquus
445
Omobranchus punctatus
249
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
250
Suku Jenis
446
Omobranchus zebra
447
Omox biporos
448
Omox biporos
449
Paralticus amboinensis
450
Parenchelyurus hepburni
451
Petroscirtes breviceps
452
Petroscirtes marginatus
453
Petroscirtes mitratus
454
Petroscirtes thepassii
455
Petroscirtes variabilis
456
Petroscirtes xestus
457
Phenablennius heyligeri
458
Plagiotremus laudandus laudandus
459
Plagiotremus phenax
460
Plagiotremus rhinorhynchos
461
Plagiotremus spilistius
462
Plagiotremus tapeinosoma
463
Praealticus bilineatus
464
Praealticus oortii
465
Praealticus semicrenatus
466
Praealticus triangulus
467
Rhabdoblennius snowi
468
Salarias ceramensis
469
Salarias guttatus
470
Salarias patzneri
471
Salarias ramosus
472
Salarias segmentatus
473
Salarias sexfilum
474
Salarias sibogai
475
Salarias sinuosus
476
Stanulus seychellensis
477
Xiphasia matsubarai
478
Xiphasia setifer
479
Atrosalarias hosokawai
480
Entomacrodus williamsi
481
Salarias fasciatus
32
BOTHIDAE
482
Arnoglossus aspilos
483
Arnoglossus dalgleishi
484
Arnoglossus debilis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
2
2
2
3
3
2
3
3
2
IKAN
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Suku Jenis
485
Arnoglossus elongatus
486
Arnoglossus macrolophus
487
Arnoglossus polyspilus
488
Arnoglossus tapeinosoma
489
Arnoglossus profundus
490
Asterorhombus fijiensis
491
Asterorhombus intermedius
492
Bothus mancus
493
Bothus myriaster
494
Bothus ocellatus
495
Bothus pantherinus
496
Chascanopsetta lugubris
497
Crossorhombus azureus
498
Engyprosopon grandisquama
499
Engyprosopon mogkii
500
Engyprosopon xystrias
501
Grammatobothus polyophthalmus
502
Kamoharaia megastoma
503
Laeops guentheri
504
Neolaeops microphthalmus
505
Parabothus kiensis
506
Psettina brevirictis
507
Psettina gigantea
508
Psettina iijimae
509
Psettina profunda
510
Chascanopsetta lugubris
33
BRAMIDAE
511
Taractes rubescens
512
Brama dussumieri
34
BREGMACEROTIDAE
513
Bregmaceros atlanticus
514
Bregmaceros lanceolatus
513
Bregmaceros nectabanus
514
Bregmaceros macclellandii
515
Coelorhynchus acus
516
Coelorhynchus japonicus
517
Hymenocephalus striatissimus
518
Macrurus Heyningeni
519
Macrurus petersonii
520
Macrurus tydemani
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
251
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
252
Suku Jenis
521
Macrurus vittatus
522
Trachonurus villosus
35
BYTHITIDAE
523
Beaglichthys bleekeri
524
Brosmophyciops pautzkei
525
Diancistrus alleni
526
Diancistrus altidorsalis
527
Diancistrus beateae
528
Diancistrus fuscus
529
Diancistrus karinae
530
Diancistrus machidai
531
Diancistrus niger
532
Diancistrus novaeguineae
533
Diancistrus springeri
534
Dinematichthys iluocoeteoides
535
Eusurculus andamanensis
536
Grammonus thielei
537
Microbrotula polyactis
538
Microbrotula randalli
539
Paradiancistrus lombokensis
540
Ungusurculus komodoensis
541
Ungusurculus riauensis
542
Ungusurculus sundaensis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
36
CAESIONIDAE
543
Caesio caerulaurea
2
2
1
544
Caesio cuning
2
2
1
545
Caesio lunaris
2
2
1
546
Caesio teres
3
2
1
547
Caesio varilineata
548
Caesio xanthonota
2
2
1
3
3
1
549
Dipterygonotus balteatus
550
Gymnocaesio gymnoptera
551
Pterocaesio chrysozona
552
Pterocaesio digramma
553
Pterocaesio flavifasciata
554
Pterocaesio marri
555
Pterocaesio monikae
556
Pterocaesio pisang
2
2
1
557
Pterocaesio randalli
4
3
1
558
Pterocaesio tessellata
4
3
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
559
No. Pterocaesio tile
Suku Jenis
2
2
1
560
Pterocaesio trilineata
3
2
1
37
CALLIONYMIDAE
561
Anaora tentaculata
562
Bathycallionymus kaianus
563
Callionymus amboina
564
Callionymus annulatus
565
Callionymus bleekeri
566
Callionymus delicatulus
567
Callionymus enneactis
568
Callionymus filamentosus
569
Callionymus hindsii
570
Callionymus japonicus
571
Callionymus kaianus
572
Callionymus keeleyi
573
Callionymus margaretae
574
Callionymus melanotopterus
575
Callionymus meridionalis
576
Callionymus mortenseni
577
Callionymus neptunius
578
Callionymus obscurus
579
Callionymus pleurostictus
580
Callionymus schaapii
581
Callionymus semeiophor
582
Callionymus simplicicornis
583
Callionymus superbus
584
Callionymus whiteheadi
585
Dactylopus dactylopus
586
Diplogrammus goramensis
587
Diplogrammus xenicus
588
Eleutherochir opercularis
589
Paradiplogrammus parvus
590
Pseudocalliurichthys brevianalis
591
Synchiropus altivelis
592
Synchiropus bartelsi
593
Synchiropus delandi
594
Synchiropus grinnelli
595
Synchiropus kuiteri
596
Synchiropus laddi
597
Synchiropus morrisoni
253
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
254
Suku Jenis
598
Synchiropus moyeri
599
Synchiropus ocellatus
600
Synchiropus picturatus
601
Synchiropus splendidus
602
Synchiropus stellatus
603
Synchiropus picturatus
38
CAPROIDAE
604
Antigonia capros
605
Antigonia malayana
606
Antigonia rubescens
607
Antigonia rubicunda
608
Hypsinotus rubescens
39
CARACANTHIDAE
609
Caracanthus maculatus
610
Caracanthus unipinna
40
CARANGIDAE
611
Alectis ciliaris
612
Alectis indicus
613
Alepes djedaba
614
Alepes kleinii
615
Alepes melanoptera
616
Alepes vari
617
Atropus atropos
618
Atule mate
619
Carangoides armatus
620
Carangoides bajad
621
Carangoides chrysophrys
622
Carangoides coeruleopinnatus
623
Carangoides dinema
624
Carangoides ferdau
625
Carangoides fulvoguttatus
626
Carangoides gymnostethus
627
Carangoides hedlandensis
628
Carangoides humerosus
629
Carangoides malabaricus
630
Carangoides oblongus
631
Carangoides orthogrammus
632
Carangoides plagiotaenia
633
Carangoides praeustus
634
Carangoides talamparoides
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2
2
1
2
2
1
2
2
1
IKAN
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Suku Jenis
635
Caranx bucculentus
636
Caranx heberi
638
Caranx ignobilis
639
Caranx lugubris
640
Caranx melampygus
641
Caranx papuensis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2
2
1
2
2
1
3
3
1
642
Caranx sexfasciatus
643
Caranx tille
644
Decapterus kurroides
645
Decapterus lajang
2
2
1
646
Decapterus macarellus
2
2
1
647
Decapterus macrosoma
2
2
1
648
Decapterus russelli
1
649
Decapterus tabl
650
Elagatis bipinnulata
3
3
651
Gnathanodon speciosus
2
2
1
652
Megalaspis cordyla
3
3
1
653
Naucrates ductor
654
Pantolabus radiatus
655
Parastromateus niger
656
Scomberoides commersonnianus
2
2
1
657
Scomberoides lysan
658
Scomberoides tol
659
Selar boops
2
2
1
660
Selar crumenophthalmus
2
2
1
2
2
1
661
Selaroides leptolepis
662
Seriola dumerili
663
Seriola rivoliana
664
Seriolina nigrofasciata
665
Trachinotus africanus
666
Trachinotus baillonii
667
Ulua mentalis
668
Uraspis uraspis
669
Scomberoides tala
41
CARAPIDAE
670
Carapus boraborensis
671
Carapus mourlani
672
Carapus sluiteri
673
Encheliophis gracilis
674
Encheliophis homei
255
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
256
Suku Jenis
675
Encheliophis vermicularis
676
Onuxodon fowleri
677
Pyramodon ventralis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
678
Tetragondacnus spilotus
42
CARCHARHINIDAE
679
Carcharhinus albimarginatus
5
3
1
680
Carcharhinus amblyrhynchoides
4
3
1
681
Carcharhinus amblyrhynchos
4
3
1
682
Carcharhinus amboinensis
5
3
1
683
Carcharhinus borneensis
5
4
2
684
Carcharhinus brevipinna
3
3
1
685
Carcharhinus cautus
4
3
1
686
Carcharhinus dussumieri
3
2
1
687
Carcharhinus falciformis
3
3
1
688
Carcharhinus hemiodon
5
3
1 1
689
Carcharhinus leucas
5
3
690
Carcharhinus limbatus
3
3
1
691
Carcharhinus longimanus
5
3
1
692
Carcharhinus macloti
4
3
2
693
Carcharhinus melanopterus
4
3
1
694
Carcharhinus plumbeus
5
3
1
695
Carcharhinus sealei
4
2
1
696
Carcharhinus sorrah
3
2
1
697
Galeocerdo cuvier
4
3
1
698
Glyphis glyphis
5
3
1
699
Lamiopsis temminckii
4
3
1
700
Loxodon macrorhinus
4
3
1 1
701
Negaprion acutidens
5
3
702
Prionace glauca
3
3
1
703
Rhizoprionodon acutus
3
3
1
704
Rhizoprionodon oligolinx
4
3
2
705
Scoliodon laticaudus
3
2
2
706
Triaenodon obesus
3
2
2
43
CENTRISCIDAE 3
2
2
707
Aeoliscus strigatus
708
Centriscus cristatus
709
Centriscus scutatus
44
CENTROGENYIDAE
710
Centrogenys vaigiensis
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
45
CENTROLOPHIDAE
711
Psenopsis humerosa
712
Psenopsis obscura
713
Centrophorus moluccensis
46
CENTROPOMIDAE
714
Psammoperca waigiensies
47
CEPOLIDAE
715
Acanthocepola abbreviata
716
Acanthocepola krusensternii
717
Acanthocepola limbata
718
Cepola schlegelii
719
Owstonia pectinifer
720
Owstonia totomiensis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
1
721
Sphenanthias sibogae
48
CHAETODONTIDAE
722
Chaetodon adiergastos
3
3
2
723
Chaetodon andamanensis
4
3
2
724
Chaetodon assarius
725
Chaetodon auriga
3
2
2
726
Chaetodon baronessa
4
3
2
727
Chaetodon bennetti
4
3
2
728
Chaetodon burgessi
3
3
2
729
Chaetodon citrinellus
3
3
2
730
Chaetodon collare
3
3
2
731
Chaetodon decussatus
3
3
2
732
Chaetodon ephippium
3
3
2
733
Chaetodon falcula
3
3
2
734
Chaetodon gardineri
735
Chaetodon guentheri
736
Chaetodon guttatissimus
3
3
2
737
Chaetodon interruptus
738
Chaetodon kleinii
2
3
2
739
Chaetodon lineolatus
3
3
2
740
Chaetodon lunula
3
3
2
741
Chaetodon lunulatus
742
Chaetodon madagaskariensis
743
Chaetodon melannotus
3
3
2
744
Chaetodon mertensii
4
3
2
745
Chaetodon meyeri
4
3
2
746
Chaetodon modestus
257
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
258
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
747
Chaetodon ocellicaudus
Suku Jenis
3
3
2
748
Chaetodon octofasciatus
3
3
2
749
Chaetodon ornatissimus
4
3
2
750
Chaetodon oxycephalus
4
3
2
751
Chaetodon pelewensis
752
Chaetodon plebeius
753
Chaetodon punctatofasciatus
4
3
2
754
Chaetodon rafflesii
3
3
2
755
Chaetodon reticulatus
4
3
2
756
Chaetodon selene
4
3
2
757
Chaetodon semeion
4
3
2
758
Chaetodon speculum
3
3
2
759
Chaetodon triangulum
4
3
2
760
Chaetodon trifascialis
3
2
2
761
Chaetodon trifasciatus
3
2
2
762
Chaetodon ulietensis
3
3
2
763
Chaetodon unimaculatus 3
3
2
764
Chaetodon vagabundus
765
Chaetodon wiebeli
766
Chaetodon xanthocephalus
767
Chaetodon xanthurus
768
Chelmon rostratus
3
3
2
769
Coradion altivelis
3
3
2
770
Coradion chrysozonus
3
3
2
3
3
2
771
Coradion melanopus
772
Forcipiger flavissimus
773
Forcipiger longirostris
3
3
2
774
Hemitaurichthys zoster
4
3
2
775
Heniochus acuminatus
3
3
2
776
Heniochus chrysostomus
3
3
2
777
Heniochus diphreutes
3
4
2
778
Heniochus monoceros
779
Heniochus pleurotaenia
3
3
2
780
Heniochus singularius
3
3
2
781
Heniochus varius
3
3
2
782
Parachaetodon ocellatus
3
3
2
783
Chaetodon aureofasciatus
784
Hemitaurichthys polylepis
3
3
2
785
H. Zoster
4
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
49
CHAMPSODONTIDAE
786
Champsodon atridorsalis
787
Champsodon guentheri
788
Champsodon longipinnis
789
Champsodon nudivittis
790
Champsodon sagittus
791
Champsodon vorax
50
CHANIDAE
792
Chanos chanos
51
CHAUNACIDAE
793
Chaunax fimbriatus
52
CHIASMODONTIDAE
794
Chiasmodon braueri
795
Pseudoscopelus altipinnis
796
Pseudoscopelus bothrorrhinos
797
Pseudoscopelus microps
798
Pseudoscopelus obtusifrons
53
CHIMAERIDAE
799
Chimaera argiloba
54
CHIROCENTRIDAE
800
Chirocentrus dorab
801
Chirocentrus nudus
55
CHLOPSIDAE
802
Boehlkenchelys longidentata
803
Kaupichthys atronasus
804
Kaupichthys brachychirus
805
Kaupichthys diodontus
806
Thalassenchelys foliaceus
56
CHLOROPHTHALMIDAE
807
Chlorophthalmus agassizi
808
Chlorophthalmus albatrossis
809
Chlorophthalmus bicornis
810
Chlorophthalmus nigromarginatus
57
CIRRHITIDAE
811
Amblycirrhitus bimacula
812
Amblycirrhitus oxyrhynchos
813
Amblycirrhitus pinos
814
Cirrhitichthys aprinus
815
Cirrhitichthys aureus
816
Cirrhitichthys oxycephalus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
1
4
3
2
259
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
260
Suku Jenis
817
Cirrhitus pinnulatus
818
Cyprinocirrhites polyactis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
819
Neocirrhites armatus
820
Oxycirrhites typus
821
Paracirrhites arcatus
3
2
2
822
Paracirrhites forsteri
3
2
2
823
Cirrhitichthys falco
3
2
2
824
Brachypleura novaezeelandiae
825
Lepidoblepharon ophthalmolepis
58
CLINIDAE
826
Springeratus xanthosoma
59
CLUPEIDAE
827
Amblygaster clupeoides
828
Amblygaster leiogaster
829
Amblygaster sirm
830
Anodontostoma chacunda
831
Anodontostoma selangkat
832
Anodontostoma thailandiae
833
Dussumieria acuta
834
Dussumieria elopsoides
835
Escualosa thoracata
836
Herklotsichthys dispilonotus
837
Herklotsichthys gotoi
838
Herklotsichthys quadrimaculatus
839
Hilsa kelee
840
Nematalosa come
841
Opisthopterus tardoore
842
Opisthopterus valenciennesi
843
Raconda russeliana
844
Sardinella albella
845
Sardinella atricauda
846
Sardinella brachysoma
847
Sardinella gibbosa
848
Sardinella lemuru
849
Sardinella melanura
850
Spratelloides delicatulus
851
Spratelloides gracilis
852
Spratelloides lewisi
853
Tenualosa macrura
854
Tenualosa toli
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
60
CONGRIDAE
855
Ariosoma anago
856
Ariosoma anagoides
857
Ariosoma scheelei
858
Bathycongrus guttulatus
859
Bathycongrus odontostomus
860
Bathymyrus smithi
861
Bathyuroconger parvibranchialis
862
Bathyuroconger vicinus
863
Conger cinereus
864
Diploconger polystigmatus
865
Gorgasia barnesi
866
Gorgasia japonica
867
Gorgasia maculata
867
Gorgasia preclara
867
Gorgasia taiwanensis
868
Heteroconger enigmaticus
869
Heteroconger hassi
870
Heteroconger lentiginosus
871
Heteroconger perissodon
872
Heteroconger polyzona
873
Heteroconger taylori
874
Heteroconger tricia
875
Macrocephenchelys brachialis
876
Macrocephenchelys brevirostris
877
Parabathymyrus macrophthalmus
873
Poeciloconger fasciatus
874
Promyllantor purpureus
875
Uroconger lepturus
61
CORYPHAENIDAE
876
Coryphaena equiselis
877
Coryphaena hippurus
62
COTTIDAE
878
Antipodocottus mesembrinus
63
CREEDIIDAE
879
Limnichthys donaldsoni
880
Limnichthys fasciatus
881
Limnichthys nitidus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
261
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
262
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
1
Cynoglossus lingua
3
3
1
Cynoglossus macrolepidotus
3
3
1
3
3
1
64
CYNOGLOSSIDAE
882
Cynoglossus abbreviatus
883
Cynoglossus arel
884
Cynoglossus beauforti
885
Cynoglossus bilineatus
886
Cynoglossus cynoglossus
887
Cynoglossus kopsii
888
Cynoglossus lida
889 890 891
Cynoglossus cynoglossus
892
Cynoglossus kopsii
893
Cynoglossus lida
891
Cynoglossus lingua
3
3
1
892
Cynoglossus macrolepidotus
3
3
1
893
Cynoglossus monopus
894
Cynoglossus oligolepis
895
Cynoglossus puncticeps
896
Cynoglossus suyeni
897
Cynoglossus trulla
898
Paraplagusia bilineata
899
Paraplagusia blochii
900
Symphurus bathyspilus
901
Symphurus gilesii
902
Symphurus microrhynchus
903
Symphurus orientalis
904
Symphurus regani
65
DACTYLOPTERIDAE
905
Dactyloptena macracantha
906
Dactyloptena orientalis
907
Dactyloptena peterseni
66
DASYATIDAE
908
Dasyatis fluviorum
4
3
2
909
Dasyatis zugei
3
2
1
910
Himantura alcockii
911
Himantura astra
4
3
1
912
Himantura bleekeri
913
Himantura fai
3
3
1
914
Himantura fava
5
3
1
915
Himantura gerrardi
3
2
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
916
Himantura granulata
Suku Jenis
4
3
1
917
Himantura hortlei
4
4
1
918
Himantura imbricata
5
3
1
4
3
1
4
1 1
919
Himantura jenkinsii
920
Himantura leoparda
921
Himantura pareh
922
Himantura pastinacoides
4
923
Himantura toshi
4
3
924
Himantura uarnacoides
3
2
1
925
Himantura uarnak
3
2
1
926
Himantura undulata
4
2
1
927
Himantura walga
3
2
1
928
Neotrygon kuhlii
3
2
1
929
Neotrygon leylandi
4
3
1
930
Pastinachus sephen
4
2
1
931
Pastinachus solocirostris
4
4
1
932
Pastinachus stelluraitris
5
4
1
933
Taeniura lymma
3
2
1
934
Taeniura meyeni
4
3
1
935
Urogymnus asperrimus
4
3
1
67
DENTATHERINIDAE
936
Dentatherina merceri
68
DICERATIIDAE
937
Bufoceratias thele
938
Chilomycterus reticulatus
939
Cyclichthys orbicularis
940
Cyclichthys spilostylus
941
Diodon eydouxii
942
Diodon holocanthus
943
Diodon hystrix
3
3
1
944
Diodon liturosus
3
3
1
945
Lophodiodon calori
69
DIRETMIDAE
3
3
2
946
Diretmoides veriginae
70
DRACONETTIDAE
947
Centrodraco insolitus
948
Centrodraco rubellus
71
DREPANEIDAE
949
Drepane longimana
950
Drepane punctata
263
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
264
Suku Jenis
72
ECHENEIDAE
951
Echeneis naucrates
952
Remora remora
953
Remorina albescens
73
ELEOTRIDAE
954
Bostrychus sinensis
955
Butis amboinensis
956
Butis humeralis
957
Butis koilomatodon
958
Calumia godeffroyi
959
Calumia profunda
960
Eleotris acanthopoma
961
Eleotris macrocephala
962
Eleotris macrolepis
963
Hypseleotris leuciscus
964
Odonteleotris canina
965
Ophiocara porocephala
74
ELOPIDAE
966
Elops hawaiensis
967
Elops machnata
75
EMMELICHTHYIDAE
968
Erythrocles schlegelii
969
Coilia borneensis
970
Coilia coomansi
971
Coilia dussumieri
972
Coilia macrognathos
973
Coilia neglecta
974
Coilia rebentischii
975
Encrasicholina devisi
976
Encrasicholina heteroloba
977
Encrasicholina punctifer
978
Engraulis japonicus
979
Papuengraulis micropinna
980
Setipinna breviceps
981
Setipinna taty
982
Setipinna tenuifilis
983
Stolephorus andhraensis
984
Stolephorus baganensis
985
Stolephorus carpentariae
986
Stolephorus commersonnii
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
987
Stolephorus dubiosus
988
Stolephorus indicus
989
Stolephorus insularis
990
Stolephorus tri
991
Stolephorus waitei
992
Thryssa baelama
993
Thryssa dussumieri
994
Thryssa encrasicholoides
995
Thryssa hamiltonii
996
Thryssa kammalensis
997
Thryssa mystax
998
Thryssa setirostris
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
76
EPHIPPIDAE
999
Ephippus orbis
1000
Platax batavianus
1001
Platax boersii
1002
Platax orbicularis
3
3
1
1003
Platax pinnatus
3
3
1
1004
Platax teira
3
3
1
1005
Proteracanthus sarissophorus
1006
Zabidius novemaculeatus
77
EPIGONIDAE
1007
Epigonus macrops
78
ETMOPTERIDAE
1008
Etmopterus evansi
1009
Etmopterus lucifer
1010
Etmopterus splendidus
79
EXOCOETIDAE
1010
Cheilopogon abei
1011
Cheilopogon antoncichi
1012
Cheilopogon arcticeps
1013
Cheilopogon atrisignis
1014
Cheilopogon intermedius
1015
Cheilopogon katoptron
1016
Cheilopogon unicolor
1017
Cypselurus hexazona
1018
Cypselurus oligolepis
1019
Cypselurus opisthopus
1020
Cypselurus poecilopterus
1021
Hirundichthys albimaculatus
265
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Suku Jenis
1022
Hirundichthys oxycephalus
1023 80
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Parexocoetus brachypterus FISTULARIIDAE
1024
Fistularia commersonii
3
3
2
1025
Fistularia petimba
3
3
2
3
3
1
3
2
2
5
3
81
GEMPYLIDAE
1026
Diplospinus multistriatus
1027
Gempylus serpens
1028
Lepidocybium flavobrunneum
1029
Nealotus tripes
1030
Neoepinnula orientalis
1031
Nesiarchus nasutus
1032
Promethichthys prometheus
1033
Rexea bengalensis
1034
Rexea nakamurai
1035
Rexea prometheoides
1036
Ruvettus pretiosus
1037 82
Thyrsitoides marleyi GERREIDAE
1038
Gerres argyreus
1039
Gerres erythrourus
1040
Gerres filamentosus
1041
Gerres kapas
1042
Gerres limbatus
1043
Gerres longirostris
1044
Gerres macracanthus
1045
Gerres oblongus
1046
Gerres oyena
1047
Gerres setifer
1048
Gerres shima
1049
Pentaprion longimanus
83
GIBBERICHTHYIDAE
1050
Gibberichthys pumilus
84
GIGANTACTINIDAE
1051 85
266
KELIMPAHAN
Gigantactis perlatus GINGLYMOSTOMATIDAE
1052
Nebrius ferrugineus
86
GOBIESOCIDAE
1053
Conidens laticephalus
1054
Diademichthys lineatus
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
1055
Discotrema crinophilum
1056
Discotrema monogrammum
1057
Lepadichthys bolini
1058
Lepadichthys caritus
1059
Lepadichthys lineatus
1060
Lepadichthys minor
1061
Pherallodus indicus
87
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
GOBIIDAE
1062
Acentrogobius audax
1063
Acentrogobius bontii
1064
Acentrogobius caninus
1065
Acentrogobius cyanomos
1066
Acentrogobius janthinopterus
1067
Acentrogobius suluensis
1068
Acentrogobius viridipunctatus
1069
Amblyeleotris arcupinna
1070
Amblyeleotris aurora
1071
Amblyeleotris diagonalis
1072
Amblyeleotris downingi
1073
Amblyeleotris fasciata
1074
Amblyeleotris fontanesii
1075
Amblyeleotris guttata
1076
Amblyeleotris gymnocephala
1077
Amblyeleotris latifasciata
1078
Amblyeleotris masuii
1079
Amblyeleotris melanocephala
1080
Amblyeleotris ogasawarensis
1081
Amblyeleotris periophthalma
1082
Amblyeleotris randalli
1083
Amblyeleotris steinitzi
1084
Amblyeleotris wheeleri
1085
Amblyeleotris yanoi
1086
Amblygobius albimaculatus
1087
Amblygobius buanensis
1088
Amblygobius bynoensis
1089
Amblygobius decussatus
1090
Amblygobius esakiae
1091
Amblygobius hectori
1092
Amblygobius nocturnus
1093
Amblygobius phalaena
267
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
268
Suku Jenis
1094
Amblygobius rainfordi
1095
Amblygobius stethophthalmus
1096
Apocryptodon madurensis
1097
Asterropteryx bipunctata
1098
Asterropteryx ensifera
1099
Asterropteryx ovata
1100
Asterropteryx semipunctata
1101
Asterropteryx striata
1102
Barbuligobius boehlkei
1103
Bathygobius coalitus
1104
Bathygobius cocosensis
1105
Bathygobius cotticeps
1106
Bathygobius cyclopterus
1107
Bathygobius fuscus
1108
Bathygobius laddi
1109
Bathygobius padangensis
1110
Bathygobius petrophilus
1111
Boleophthalmus boddarti
1112
Bryaninops amplus
1113
Bryaninops loki
1114
Bryaninops natans
1115
Bryaninops nexus
1116
Bryaninops tigris
1117
Bryaninops yongei
1118
Cabillus macrophthalmus
1119
Calamiana mindora
1120
Calamiana variegata
1121
Callogobius centrolepis
1122
Callogobius clitellus
1123
Callogobius crassus
1124
Callogobius hasseltii
1125
Callogobius maculipinnis
1126
Callogobius sclateri
1127
Callogobius snelliusi
1128
Coryphopterus humeralis
1129
Cristatogobius lophius
1130
Cristatogobius rubripectoralis
1131
Cryptocentroides insignis
1132
Cryptocentrus albidorsus
1133
Cryptocentrus caeruleomaculatus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
1134
Cryptocentrus cinctus
1135
Cryptocentrus cyanotaenia
1136
Cryptocentrus diproctotaenia
1137
Cryptocentrus fasciatus
1138
Cryptocentrus inexplicatus
1139
Cryptocentrus leptocephalus
1140
Cryptocentrus leucostictus
1141
Cryptocentrus maudae
1142
Cryptocentrus nigrocellatus
1143
Cryptocentrus niveatus
1144
Cryptocentrus pavoninoides
1145
Cryptocentrus polyophthalmus
1146
Cryptocentrus strigilliceps
1147
Ctenogobiops aurocingulus
1148
Ctenogobiops crocineus
1149
Ctenogobiops feroculus
1150
Ctenogobiops mitodes
1151
Ctenogobiops pomastictus
1152
Ctenogobiops tangaroai
1153
Ctenotrypauchen microcephalus
1154
Discordipinna griessingeri
1155
Drombus kranjiensis
1156
Drombus triangularis
1157
Eviota afelei
1158
Eviota albolineata
1159
Eviota bifasciata
1160
Eviota cometa
1161
Eviota distigma
1162
Eviota fasciola
1163
Eviota guttata
1164
Eviota herrei
1165
Eviota infulata
1166
Eviota lachdeberei
1167
Eviota latifasciata
1168
Eviota melasma
1169
Eviota mikiae
1170
Eviota nebulosa
1171
Eviota nigriventris
1172
Eviota pellucida
1173
Eviota prasina
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
269
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
270
Suku Jenis
1174
Eviota prasites
1175
Eviota punctulata
1176
Eviota queenslandica
1177
Eviota raja
1178
Eviota sebreei
1179
Eviota sigillata
1180
Eviota sparsa
1181
Eviota spilota
1182
Eviota storthynx
1183
Eviota zebrina
1184
Eviota zonura
1185
Exyrias akihito
1186
Exyrias belissimus
1187
Exyrias ferrarisi
1188
Exyrias puntang
1189
Favonigobius melanobranchus
1190
Favonigobius reichei
1191
Feia nympha
1192
Fusigobius aureus
1193
Fusigobius duospilus
1194
Fusigobius inframaculatus
1195
Fusigobius longispinus
1196
Fusigobius maximus
1197
Fusigobius melacron
1198
Fusigobius neophytus
1199
Fusigobius pallidus
1200
Fusigobius signipinnis
1201
Gladiogobius ensifer
1202
Glossogobius giuris
1203
Gnatholepis anjerensis
1204
Gnatholepis cauerensis cauerensis
1205
Gnatholepis davaoensis
1206
Gobiodon albofasciatus
1207
Gobiodon ceramensis
1208
Gobiodon citrinus
1209
Gobiodon heterospilos
1210
Gobiodon histrio
1211
Gobiodon okinawae
1212
Gobiodon quinquestrigatus
1213
Gobiodon spilophthalmus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
1214
Gobiodon unicolor
1215
Gobiopsis angustifrons
1216
Gobiopsis aporia
1217
Gobiopsis bravoi
1218
Gobiopsis springeri
1219
Grallenia lipi
1220
Hemigobius mingi
1221
Istigobius decoratus
1222
Istigobius goldmanni
1223
Istigobius nigroocellatus
1224
Istigobius ornatus
1225
Istigobius perspicillatus
1226
Istigobius rigilius
1227
Istigobius spence
1228
Karsten totoyensis
1229
Lobulogobius morrigu
1230
Lotilia graciliosa
1231
Lubricogobius exiguus
1232
Luposicya lupus
1233
Macrodontogobius wilburi
1234
Mahidolia mystacina
1235
Mugilogobius cavifrons
1246
Mugilogobius platystomus
1236
Myersina filifer
1237
Myersina lachneri
1238
Myersina nigrivirgata
1239
Myersina papuanus
1240
Odontamblyopus rubicundus
1241
Oplopomus caninoides
1242
Oplopomus oplopomus
1243
Oxuderces dentatus
1244
Oxyurichthys auchenolepis
1245
Oxyurichthys cornutus
1247
Oxyurichthys microlepis
1248
Oxyurichthys notonema
1249
Oxyurichthys ophthalmonema
1250
Periophthalmodon freycineti
1251
Oxyurichthys papuensis
1252
Oxyurichthys tentacularis
1253
Oxyurichthys uronema
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
271
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
272
Suku Jenis
1254
Palutrus scapulopunctatus
1255
Pandaka pusilla
1256
Parachaeturichthys polynema
1257
Paragobiodon echinocephalus
1258
Paragobiodon xanthosomus
1259
Parapocryptes serperaster
1260
Paratrypauchen microcephalus
1261
Periophthalmodon schlosseri
1262
Periophthalmus argentilineatus
1263
Periophthalmus chrysospilos
1264
Periophthalmus gracilis
1265
Periophthalmus kalolo
1266
Periophthalmus malaccensis
1267
Periophthalmus minutus
1268
Periophthalmus novemradiatus
1269
Periophthalmus spilotus
1270
Periophthalmus weberi
1271
Phyllogobius platycephalops
1272
Platygobiopsis akihito
1273
Pleurosicya annandalei
1274
Pleurosicya bilobata
1275
Pleurosicya boldinghi
1276
Pleurosicya carolinensis
1277
Pleurosicya coerulea
1278
Pleurosicya elongata
1279
Pleurosicya labiata
1280
Pleurosicya micheli
1281
Pleurosicya mossambica
1282
Pleurosicya muscarum
1283
Pleurosicya plicata
1284
Pleurosicya spongicola
1285
Priolepis aithiops
1286
Priolepis cinctus
1287
Priolepis compita
1288
Priolepis fallacincta
1289
Priolepis kappa
1290
Priolepis nocturna
1291
Priolepis pallidicincta
1292
Priolepis profunda
1293
Priolepis semidoliata
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
1294
Priolepis sticta
1295
Priolepis vexilla
1296
Psammogobius biocellatus
1297
Pseudapocryptes elongatus
1298
Pseudogobius isognathus
1299
Pseudogobius melanostictus
1300
Psilogobius prolatus
1301
Redigobius roemeri
1302
Scartelaos histophorus
1303
Sicyopterus lagocephalus
1304
Signigobius biocellatus
1305
Stenogobius genivittatus
1306
Stenogobius gymnopomus
1307
Stenogobius marinus
1308
Stonogobiops nematodes
1309
Stonogobiops xanthorhinica
1310
Stonogobiops yasha
1311
Sueviota atrinasa
1312
Taenioides anguillaris
1313
Taenioides cirratus
1314
Taenioides eruptionis
1315
Tomiyamichthys alleni
1316
Tomiyamichthys lanceolatus
1317
Tomiyamichthys latruncularius
1318
Tomiyamichthys oni
1319
Tomiyamichthys tanyspilus
1320
Trimma agrena
1321
Trimma anaima
1322
Trimma annosum
1323
Trimma benjamini
1324
Trimma flavatrum
1325
Trimma griffithsi
1326
Trimma halonevum
1327
Trimma hayashii
1328
Trimma hoesei
1329
Trimma macrophthalma
1330
Trimma milta
1331
Trimma nasa
1332
Trimma naudei
1333
Trimma nomurai
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
273
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
274
Suku Jenis
1334
Trimma okinawae
1335
Trimma rubromaculatus
1336
Trimma sanguinellus
1337
Trimma stobbsi
1338
Trimma striata
1339
Trimma taylori
1340
Trimmatom nanus
1341
Trimmatom pharus
1342
Trimmatom sagma
1343
Trypauchen raha
1344
Trypauchen taenia
1345
Trypauchen vagina
1346
Trypauchenichthys sumatrensis
1347
Tryssogobius colini
1348
Tryssogobius flavolineatus
1349
Tryssogobius longipes
1350
Valenciennea bella
1351
Valenciennea helsdingenii
1352
Valenciennea immaculata
1353
Valenciennea limicola
1354
Valenciennea longipinnis
1355
Valenciennea muralis
1356
Valenciennea parva
1357
Valenciennea puellaris
1358
Valenciennea randalli
1359
Valenciennea sexguttata
1360
Valenciennea strigata
1361
Valenciennea wardii
1362
Vanderhorstia ambanoro
1363
Vanderhorstia auronotata
1364
Vanderhorstia longimanus
1365
Vanderhorstia nobilis
1366
Vanderhorstia ornatissima
1367
Yongeichthys criniger
1368
Yongeichthys nebulosus
1369
Amblygobius sphynx
1370
Cryptocentrus octofasciatus
1371
Fusigobius aureus
1372
Oplopomops diacanthus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No. 1373 1374 88
Suku Jenis
NILAI EKONOMIS
4
2
1
3
2
1
Trimma tevegae
1375
Bonapartia pedialota Cyclothone acclinidens
1377
Cyclothone microdon
1378
Cyclothone pseudopallida
1379
Cyclothone signata
1380
Gonostoma elongatum
1381
Manducus greyae Margrethia obtusirostra
89
GYMNURIDAE
1383
Aetoplatea zonura
1384
Gymnura australis
1385
Gymnura poecilura
90
SEBARAN
GONOSTOMATIDAE
1376
1382
KELIMPAHAN
Priolepis nuchifasciata
HAEMULIDAE
1386
Diagramma melanacrum
3
3
1
1387
Diagramma pictum
3
3
1
1388
Diagramma punctatum
3
3
1
1389
Plectorhinchus albovittatus
1390
Plectorhinchus celebicus
1391
Plectorhinchus chaetodonoides
3
3
1
1392
Plectorhinchus chrysotaenia
3
3
1
1393
Plectorhinchus chubbi
1394
Plectorhinchus flavomaculatus
1395
Plectorhinchus gaterinoides
1396
Plectorhinchus lessonii
3
3
1
3
3
1
3
3
1
3
3
1
4
3
1
1397
Plectorhinchus lineatus
1398
Plectorhinchus obscurus
1399
Plectorhinchus orientalis
1400
Plectorhinchus pictus
1401
Plectorhinchus picus
1402
Plectorhinchus polytaenia
1403
Plectorhinchus unicolor
1404
Plectorhinchus vittatus
1405
Pomadasys argenteus
1406
Pomadasys argyreus
1407
Pomadasys commersonnii
1408
Pomadasys furcatus
1409
Pomadasys kaakan
275
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Pomadasys maculatus
1411
Plectorhinchus gibbosus
91 1412 92
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
1
3
3
1
3
3
1
4
3
2
HALOSAURIDAE Aldrovandia mediorostris HEMIGALEIDAE
1413
Chaenogaleus macrostoma
1414
Hemigaleus microstoma
93
276
Suku Jenis
1410
HEMIRAMPHIDAE
1415
Hemiramphus archipelagicus
1416
Hemiramphus far
1417
Hemiramphus lutkei
1418
Hyporhamphus affinis
1419
Hyporhamphus balinensis
1420
Hyporhamphus dussumieri
1421
Hyporhamphus melanopterus
1422
Hyporhamphus neglectissimus
1423
Hyporhamphus neglectus
1424
Hyporhamphus quoyi
1425
Nomorhamphus australis
1426
Oxyporhamphus convexus
1427
Oxyporhamphus micropterus micropterus
1428
Rhynchorhamphus georgii
1429
Zenarchopterus buffonis
1430
Zenarchopterus dispar
1431
Zenarchopterus dunckeri
1431
Zenarchopterus gilli
1432
Zenarchopterus pappenheimi
1433
Zenarchopterus rasori
1434
Zenarchopterus xiphophorus
94
HEMISCYLLIIDAE
1435
Chiloscyllium griseum
1436
Chiloscyllium hasseltii
5
3
2
1437
Chiloscyllium indicum
4
3
2
1438
Chiloscyllium plagiosum
4
3
2
1439
Chiloscyllium punctatum
3
2
2
1440
Hemiscyllium freycineti
4
3
2
1441
Hemiscyllium galei
4
4
2
1442
Hemiscyllium hallstromi
4
3
2
1443
Hemiscyllium henryi
4
4
2
1444
Hemiscyllium ocellatum
4
3
2
IKAN
No.
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
1445
Hemiscyllium strahani
4
3
2
1446
Hemiscyllium trispeculare
4
3
2
5
3
2
95
Suku Jenis
HETERODONTIDAE
1447
Heterodontus zebra
96
HEXANCHIDAE
1448
Heptranchias perlo
4
3
1
Hexanchus griseus
5
3
1
4
3
1
4
3
1
4
3
1
2
2
1
3
3
1
1449 97 1450 98
HISPIDOBERYCIDAE Hispidoberyx ambagiosus HOLOCENTRIDAE
1451
Myripristis adusta
1452
Myripristis amaena
1453
Myripristis aulacodes
1454
Myripristis berndti
1455
Myripristis botche
1456
Myripristis hexagona
1457
Myripristis kaianus
1458
Myripristis kuntee
1459
Myripristis murdjan
1460
Myripristis pralinia
1461
Myripristis trachyacron
1462
Myripristis violacea
1463
Myripristis vittata
1464
Neoniphon argenteus
1465
Neoniphon aurolineatus
1466
Neoniphon opercularis
1467
Neoniphon sammara
1468
Ostichthys acanthorhinus
1469
Ostichthys japonicus
1470
Ostichthys kaianus
1471
Sargocentron caudimaculatum
1472
Sargocentron cornutum
1473
Sargocentron diadema
1474
Sargocentron iota
1475
Sargocentron ittodai
1476
Sargocentron melanospilos
1475
Sargocentron microstoma
1476
Sargocentron praslin
1475
Sargocentron punctatissimum
1476
Sargocentron rubrum
277
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Sargocentron shimizui
1478
Sargocentron spiniferum
1479
Sargocentron tiere
1480
Sargocentron tiereoides
1481
Sargocentron violaceum
99
278
Suku Jenis
1477
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
1
4
3
1
HOPLICHTHYIDAE
1482
Hoplichthys citrinus
1483
Hoplichthys gilberti
1484
Hoplichthys regani
100
IPNOPIDAE
1485
Bathypterois parini
1486
Ipnops agassizii
101
ISTIOPHORIDAE
1487
Istiophorus platypterus
1488
Makaira indica
1489
Makaira mazara
1490
Tetrapturus angustirostris
1491
Tetrapturus audax
102
KUHLIIDAE
1492
Kuhlia mugil
1493
Kuhlia rupestris
103
KYPHOSIDAE
1494
Kyphosus bigibbus
1495
Kyphosus cinerascens
3
2
1
1496
Kyphosus vaigiensis
3
2
1
104
LABRIDAE
3
3
2
3
3
2
1497
Anampses caeruleopunctatus
1498
Anampses cuvier
1499
Anampses geographicus
1500
Anampses lineatus
1501
Anampses melanurus
1502
Anampses meleagrides
1503
Anampses neoguinaicus
1504
Anampses twistii
3
2
2
1505
Bodianus anthioides
5
3
2
1506
Bodianus axillaris
3
3
2
1507
Bodianus bilunulatus
5
3
2
1508
Bodianus bimaculatus 3
3
2
1509
Bodianus diana
1510
Bodianus leucosticticus
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No. 1511
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
2
Bodianus loxozonus
1512
Bodianus mesothorax
1513
Bodianus sepiacaudus
1514
Cheilinus chlorourus
3
3
1515
Cheilinus fasciatus
3
3
1
1516
Cheilinus oxycephalus
3
3
1
1517
Cheilinus oxyrhynchus
1518
Cheilinus trilobatus
3
2
1
1519
Cheilinus undulatus
5
3
1
1520
Choerodon anchorago
3
2
1
4
3
1
3
3
1
4
3
1
2
3
2
1521
Choerodon cephalotes
1522
Choerodon gomoni
1523
Choerodon jordani
1524
Choerodon oligacanthus
1525
Choerodon robustus
1526
Choerodon schoenleinii
1527
Choerodon zamboangae
1528
Choerodon zosterophorus
1529
Cirrhilabrus aurantidorsalis
1530
Cirrhilabrus adornatus
1531
Cirrhilabrus brunneus
1532
Cirrhilabrus cenderawasih
1533
Cirrhilabrus cyanopleura
1534
Cirrhilabrus exquisitus
1535
Cirrhilabrus filamentosus
1536
Cirrhilabrus flavidorsalis
1537
Cirrhilabrus joanallenae
1538
Cirrhilabrus lubbocki
1539
Cirrhilabrus lunatus
1540
Cirrhilabrus pylei
1541
Cirrhilabrus rubrimarginatus
1542
Cirrhilabrus rubripinnis
1543
Cirrhilabrus solorensis
3
3
2
1544
Cirrhilabrus temminckii
4
3
2
1545
Cirrhilabrus tonozukai
1546
Coris aygula
1547
Coris batuensis
3
3
2
1548
Coris caudimacula
1549
Coris cuvieri
1550
Coris dorsomacula
279
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
280
Suku Jenis
1551
Coris gaimard
1552
Coris julis
1553
Coris pictoides
1554
Cymolutes praetextatus
1555
Cymolutes torquatus
1556
Diproctacanthus xanthurus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
3
2
2
1557
Epibulus brevis
1558
Epibulus insidiator
1559
Gomphosus caeruleus
1560
Gomphosus varius
3
2
2
3
2
2
1561
Halichoeres argus
1562
Halichoeres bicolor
1563
Halichoeres binotopsis
1564
Halichoeres biocellatus
1565
Halichoeres chlorocephalus
1566
Halichoeres chloropterus
3
2
2
1567
Halichoeres chrysus
3
3
2
1568
Halichoeres cosmetus
1569
Halichoeres girardi
1570
Halichoeres hartzfeldii
4
3
2
1571
Halichoeres hortulanus
3
3
2
1572
Halichoeres kallochroma
1573
Halichoeres leucoxanthus
1574
Halichoeres leucurus
3
3
2
3
2
2
3
2
2
1575
Halichoeres margaritaceus
1576
Halichoeres marginatus
1577
Halichoeres melanochir
1578
Halichoeres melanurus
1579
Halichoeres melasmapomus
1580
Halichoeres miniatus
1581
Halichoeres nebulosus
1582
Halichoeres nigrescens
1583
Halichoeres ornatissimus
1584
Halichoeres pallidus
1585
Halichoeres papilionaceus
1586
Halichoeres pardaleocephalus
1587
Halichoeres podostigma
4
3
2
1588
Halichoeres prosopeion
3
3
2
1589
Halichoeres purpurescens
3
3
2
1590
Halichoeres richmondi
4
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No. 1591
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Halichoeres rubricephalus
1592
Halichoeres scapularis
3
3
2
1593
Halichoeres solorensis
4
3
2
1594
Halichoeres timorensis
1595
Halichoeres trimaculatus
1596
Halichoeres trispilus 3
3
2
1597
Halichoeres vrolikii
1598
Halichoeres zeylonicus
1599
Hemigymnus fasciatus
3
3
2
1600
Hemigymnus melapterus
3
2
1
1601
Hologymnosus annulatus
4
3
2
1602
Hologymnosus doliatus
4
3
2
1603
Hologymnosus rhodonotus
1604
Iniistius aneitensis
1605
Iniistius celebicus
1606
Iniistius pavo
1607
Isurus oxyrinchus
1608
Labrichthys unilineatus
3
3
2
1609
Labroides bicolor
3
3
2
1610
Labroides dimidiatus
3
3
2
1611
Labroides pectoralis
1612
Labroides rubrolabiatus
1613
Labropsis alleni
4
3
2
1614
Labropsis manabei
4
3
2
4
3
2
3
3
2
4
3
2
1615
Labropsis xanthonota
1616
Lactarius lactarius
1617
Leptojulis chrysotaenia
1618
Leptojulis cyanopleura
1619
Leptojulis polylepis
1620
Leptojulis urostigma
1621
Lates calcarifer
1622
Macropharyngodon meleagris
1623
Macropharyngodon negrosensis
1624
Macropharyngodon ornatus
1625
Novaculichthys macrolepidotus
1626
Novaculichthys taeniourus
1627
Oxycheilinus arenatus
1628
Oxycheilinus bimaculatus
4
3
2
1629
Oxycheilinus celebicus
3
3
2
1630
Oxycheilinus digramma
3
3
2
281
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
282
Suku Jenis
1631
Oxycheilinus orientalis
1632
Oxycheilinus rhodochrous
1633
Oxycheilinus unifasciatus
1634
Paracheilinus angulatus
1635
Paracheilinus bellae
1636
Paracheilinus carpenteri
1637
Paracheilinus cyaneus
1638
Paracheilinus filamentosus
1639
Paracheilinus flavianalis
1640
Paracheilinus mccoskeri
1641
Paracheilinus nursalim
1642
Paracheilinus togeanensis
1643
Paracheilinus walton
1644
Psammoperca waigiensis
1645
Pseudocheilinops ataenia
1646
Pseudocheilinus evanidus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
3
2
2
1647
Pseudocheilinus hexataenia
3
3
2
1648
Pseudocheilinus octotaenia
4
3
2
4
3
2
3
3
2
1649
Pseudocoris aurantiofasciata
1650
Pseudocoris bleekeri
1651
Pseudocoris heteroptera
1652
Pseudocoris yamashiroi
1653
Pseudodax moluccanus
1654
Pseudojuloides cerasinus
1655
Pseudojuloides kaleidos
1656
Pseudojuloides mesostigma
1657
Pseudojuloides severnsi
1658
Pteragogus cryptus
1659
Pteragogus enneacanthus
1660
Pteragogus flagellifer
1661
Pteragogus guttatus
1662
Stethojulis albovittata
1663
Stethojulis balteata
1664
Stethojulis bandanensis
3
3
2
1665
Stethojulis interrupta
3
3
2
1666
Stethojulis strigiventer
3
3
2
3
3
2
1667
Stethojulis trilineata
1668
Terelabrus rubrovittatus
1669
Thalassoma amblycephalum
3
2
2
1670
Thalassoma hardwicke
3
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No. 1671
Suku Jenis Thalassoma jansenii
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
1672
Thalassoma lunare
3
3
2
1673
Thalassoma lutescens
4
3
2
1674
Thalassoma purpureum
4
3
2
1675
Thalassoma quinquevittatum
1676
Thalassoma trilobatum
5
3
2
5
4
1
3
3
2
1677
Wetmorella albofasciata
1678
Wetmorella nigropinnata
1679
Wetmorella tanakai
1680
Xiphocheilus typus
1681
Xyrichtys bimaculatus
1682
Xyrichtys dea
1683
Xyrichtys javanicus
1684
Xyrichtys melanopus
1685
Xyrichtys pentadactylus
1686
Xyrichtys trivittatus
1687
Xyrichtys twistii
105
LATIMERIIDAE
1688
Latimeria menadoensis
106
LEIOGNATHIDAE
1689
Equulites elongatus
1690
Equulites leuciscus
1691
Equulites stercorarius
1692
Eubleekeria jonesi
1693
Eubleekeria kupanensis
1694
Eubleekeria rapsoni
1695
Eubleekeria splendens
1696
Gazza achlamys
1697
Gazza dentex
1698
Gazza minuta
1699
Gazza rhombea
1700
Leiognathus aureus
1701
Leiognathus berbis
1702
Leiognathus daura
1703
Leiognathus dussumieri
2
2
1
1704
Leiognathus equulus
2
2
1
1705
Leiognathus fasciatus
2
2
1
1706
Leiognathus hataii
1707
Leiognathus longispinis
2
2
1
1708
Nuchequula blochii
283
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
284
Suku Jenis
1709
Nuchequula gerreoides
1710
Nuchequula glenysae
1711
Nuchequula longicornis
1712
Nuchequula nuchalis
1713
Photopectoralis bindus
1714
Secutor hanedai
1715
Secutor indicius
1716
Secutor insidiator
1717
Secutor interruptus
1718
Secutor megalolepis
1719
Secutor ruconius
107
LETHRINIDAE
1720
Gnathodentex aureolineatus
1721
Gymnocranius audleyi
1722
Gymnocranius elongatus
1723
Gymnocranius frenatus
1724
Gymnocranius grandoculis
1725
Gymnocranius griseus
1726
Gymnocranius microdon
1727
Lethrinus amboinensis
1728
Lethrinus atkinsoni
1729
Lethrinus conchyliatus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2
2
1
2
2
1
3
3
1
3
3
1
3
3
1
1730
Lethrinus erythracanthus
3
3
1
1731
Lethrinus erythropterus
3
3
1
1732
Lethrinus genivittatus
1733
Lethrinus harak
2
2
1
1734
Lethrinus laticaudis
1735
Lethrinus lentjan
2
2
1
1736
Lethrinus microdon
1737
Lethrinus nebulosus
3
2
1
1738
Lethrinus obsoletus
2
2
1
1739
Lethrinus olivaceus
3
2
1
1740
Lethrinus ornatus
3
3
1
3
2
1
3
3
1
1741
Lethrinus reticulatus
1742
Lethrinus rubrioperculatus
1743
Lethrinus semicinctus
1744
Lethrinus variegatus
1745
Lethrinus xanthochilus
1746
Monotaxis grandoculis
1747
Wattsia mossambica
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
108
LINOPHRYNIDAE
1748
Linophryne bipennata
109
LOBOTIDAE
1749
Lobotes surinamensis
110
LOPHICHTHYIDAE
1750
Lophichthys boschmai
111
LOPHIIDAE
1751
Lophiodes gracilimanus
1752
Lophiodes mutilus
1753
Lophiomus setigerus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
1
112
LUTJANIDAE
1754
Aphareus furca
4
3
1
1755
Aphareus rutilans
3
3
1
1756
Aprion virescens
3
3
1
3
3
1
3
3
1
2
2
1
3
3
1
1757
Etelis carbunculus
1758
Etelis coruscans
1759
Etelis radiosus
1760
Lipocheilus carnolabrum
1761
Lutjanus argentimaculatus
1762
Lutjanus bengalensis
1763
Lutjanus biguttatus
1764
Lutjanus bitaeniatus
1765
Lutjanus bohar
1766
Lutjanus boutton
1767
Lutjanus carponotatus
3
2
1
1768
Lutjanus decussatus
3
2
1
1769
Lutjanus dodecacanthoides
1770
Lutjanus ehrenbergii
1771
Lutjanus erythropterus
3
3
1
1772
Lutjanus fulviflamma
2
2
1
1773
Lutjanus fulvus
3
3
1
1774
Lutjanus gibbus
2
2
1
1775
Lutjanus goldiei
1776
Lutjanus johnii
3
2
1
1777
Lutjanus kasmira
2
2
1
1778
Lutjanus lemniscatus
1779
Lutjanus lunulatus
3
3
1
1780
Lutjanus lutjanus
2
3
1
1781
Lutjanus madras
1782
Lutjanus malabaricus
3
3
1
285
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 1783
286
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
1
3
2
1
4
3
1
Lutjanus mizenkoi
1784
Lutjanus monostigma
1785
Lutjanus quinquelineatus
1786
Lutjanus rivulatus
1787
Lutjanus rufolineatus
1788
Lutjanus russellii
1789
Lutjanus sebae
3
3
1
1790
Lutjanus semicinctus
4
3
1
1791
Lutjanus timorensis
4
3
1
1792
Lutjanus vitta
2
2
1
1793
Macolor macularis
3
3
1
1794
Macolor niger
3
3
1
1795
Paracaesio kusakarii
1796
Paracaesio sordida
2
3
1
4
3
1
4
3
1
4
3
1
1797
Paracaesio xanthura
1798
Pinjalo lewisi
1799
Pinjalo pinjalo
1800
Pristipomoides argyrogrammicus
1801
Pristipomoides filamentosus
1802
Pristipomoides flavipinnis
1803
Pristipomoides multidens
1804
Pristipomoides sieboldii
1805
Pristipomoides typus
1806
Pristipomoides zonatus
1807
Symphorichthys spilurus
1808
Symphorus nematophorus
1809
Pristipomoides auricilla
113
MACROURIDAE
1810
Cetonurus globiceps
1811
Coelorinchus argentatus
1812
Coelorinchus argus
1813
Coelorinchus spinifer
1814
Coryphaenoides asprellus
1815
Coryphaenoides orthogrammus
1816
Coryphaenoides tydemani
1817
Hymenocephalus grimaldii
1818
Hymenocephalus nascens
1819
Lucigadus microlepis
1820
Malacocephalus laevis
1821
Mataeocephalus adustus
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
1822
Pseudonezumia parvipes
1823
Sphagemacrurus richardi
1824
Ventrifossa divergens
1825
Ventrifossa nigrodorsalis
1826
Ventrifossa petersonii
114
MALACANTHIDAE
1827
Branchiostegus australiensis
1828
Branchiostegus gloerfelti
1829
Hoplolatilus chlupatyi
1830
Hoplolatilus cuniculus
1831
Hoplolatilus erdmanni
1832
Hoplolatilus fourmanoiri
1833
Hoplolatilus fronticinctus
1834
Hoplolatilus luteus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
1835
Hoplolatilus marcosi
1836
Hoplolatilus purpureus
1837
Hoplolatilus starcki
4
3
2
1838
Malacanthus brevirostris
4
3
2
1839
Malacanthus latovittatus
4
3
2
5
2
2
115
MEGACHASMIDAE
1840
Megachasma pelagios
116
MEGALOMYCTERIDAE
1841
Ataxolepis apus
117
MAGELOPIDAE
1842
Megalops cyprinoides
118
MELAMPHAIDAE
1843
Melamphaes danae
1844
Melamphaes eulepis
1845
Melamphaes longivelis
1846
Poromitra oscitans
1847
Scopelogadus mizolepis mizolepis
1848
Scopelogadus unispinis
119
MENIDAE
1849
Mene maculata
120
MICRODESMIDAE
1850
Gunnellichthys curiosus
1851
Gunnellichthys monostigma
1852
Gunnellichthys pleurotaenia
1853
Gunnellichthys viridescens
287
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 121
288
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
1
3
2
2
MICROSTOMATIDAE
1854
Xenophthalmichthys danae
122
MOLIDAE
1855
Masturus oxyuropterus
1856
Mola mola
123
MONACANTHIDAE
1857
Acreichthys radiatus
1858
Acreichthys tomentosus
1859
Aluterus monoceros
1860
Aluterus scriptus
3
3
2
3
3
2
3
3
1
1861
Amanses scopas
1862
Anacanthus barbatus
1863
Brachaluteres taylori
1864
Brachaluteres ulvarum
1865
Cantherhines dumerilii
1866
Cantherhines fronticinctus
1867
Cantherhines pardalis
1868
Chaetodermis penicilligerus
1869
Monacanthus chinensis
1870
Oxymonacanthus longirostris
4
3
1
1871
Paraluteres prionurus
4
3
1
1872
Paramonacanthus choirocephalus
1873
Paramonacanthus cryptodon
1874
Paramonacanthus curtorhynchos
1875
Paramonacanthus japonicus
1876
Paramonacanthus nipponensis
1877
Paramonacanthus pusillus
1878
Paramonacanthus sulcatus
1879
Paramonacanthus tricuspis
1880
Pervagor janthinosoma
1881
Pervagor melanocephalus
1882
Pervagor nigrolineatus
1883
Pseudalutarius nasicornis
1884
Pseudomonacanthus elongatus
1885
Pseudomonacanthus macrurus
1886
Pseudomonacanthus peroni
1887
Rudarius excelsus
1888
Rudarius minutus
1889
Thamnaconus striatus
1890
Thamnaconus tessellatus
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No. 124
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2
2
1
MONOCENTRIDAE
1891
Monocentris japonica
125
MONODACTYLIDAE
1892
Monodactylus argenteus
126
MORIDAE
1893
Physiculus longifilis
1894
Physiculus nigriscens
1895
Physiculus peregrinus
1896
Physiculus roseus
1897
Tripterophycis gilchristi
127
MORINGUIDAE
1898
Moringua abbreviata
1899
Moringua bicolor
1900
Moringua ferruginea
1901
Moringua javanica
1902
Moringua macrochir
1903
Moringua microchir
1904
Moringua raitaborua
128
MUGILIDAE
1905
Crenimugil crenilabis
1906
Crenimugil heterocheilos
1907
Liza alata
1908
Liza macrolepis
1909
Liza melinoptera
1910
Liza parmata
1911
Liza subviridis
1912
Liza tade
3
3
1
1913
Liza vaigiensis
2
2
1
1914
Moolgarda pedaraki 2
2
1
3
2
1
3
3
1
4
3
1
1915
Mugil cephalus
1916
Oedalechilus labiosus
1917
Valamugil buchanani
1918
Valamugil cunnesius
1919
Valamugil engeli
1920
Valamugil seheli
1921
Valamugil speigleri
129
MULLIDAE
1922
Mulloidichthys flavolineatus
1923
Mulloidichthys pfluegeri
1924
Mulloidichthys vanicolensis
289
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Parupeneus barberinoides
3
3
1
1926
Parupeneus barberinus
3
2
1
1927
Parupeneus chrysopleuron
1928
Parupeneus ciliatus
1929
Parupeneus crassilabris
1930
Parupeneus cyclostomus
3
3
1
1925
290
Suku Jenis
1931
Parupeneus forsskali
1932
Parupeneus heptacanthus
1933
Parupeneus indicus
3
3
1
1934
Parupeneus jansenii
3
3
1
1935
Parupeneus macronemus
1936
Parupeneus multifasciatus
3
3
1
1937
Parupeneus pleurostigma
4
3
1
1938
Parupeneus rubescens
3
3
1
1939
Parupeneus spilurus
1940
Parupeneus trifasciatus
1941
Upeneus asymmetricus
1942
Upeneus japonicus
1943
Upeneus luzonius
1944
Upeneus moluccensis
1945
Upeneus quadrilineatus
1946
Upeneus subvittatus
1947
Upeneus sulphureus
1948
Upeneus sundaicus
1949
Upeneus tragula
3
3
1
1950
Upeneus vittatus
3
3
1
4
3
2
130
MURAENESOCIDAE
1951
Congresox talabon
1952
Congresox talabonoides
1953
Gavialiceps javanicus
1954
Muraenesox bagio
1955
Muraenesox cinereus
131
MURAENIDAE
1956
Anarchias allardicei
1957
Channomuraena vittata
1958
Diaphenchelys pelonates
1959
Echidna amblyodon
1960
Echidna delicatula
1961
Echidna nebulosa
1962
Echidna polyzona
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
1963
Echidna rhodochilus
1964
Echidna xanthospilos
1965
Enchelycore bayeri
1966
Enchelycore schismatorhynchus
1967
Enchelynassa canina
1968
Gymnomuraena zebra
1969
Gymnothorax albimarginatus
1970
Gymnothorax angusticauda
1971
Gymnothorax buroensis
1972
Gymnothorax castlei
1973
Gymnothorax chilospilus
1974
Gymnothorax chlamydatus
1975
Gymnothorax enigmaticus
1976
Gymnothorax favagineus
1977
Gymnothorax fimbriatus
1978
Gymnothorax flavimarginatus
1979
Gymnothorax formosus
1980
Gymnothorax fuscomaculatus
1981
Gymnothorax herrei
1982
Gymnothorax isingteena
1983
Gymnothorax javanicus
1984
Gymnothorax margaritophorus
1985
Gymnothorax melatremus
1986
Gymnothorax meleagris
1987
Gymnothorax microstictus
1988
Gymnothorax moluccensis
1989
Gymnothorax monochrous
1990
Gymnothorax nudivomer
1991
Gymnothorax phasmatodes
1992
Gymnothorax pictus
1993
Gymnothorax pindae
1994
Gymnothorax polyuranodon
1995
Gymnothorax pseudoherrei
1996
Gymnothorax pseudothyrsoideus
1997
Gymnothorax punctatofasciatus
1998
Gymnothorax randalli
1999
Gymnothorax reticularis
2000
Gymnothorax richardsonii
2001
Gymnothorax robinsi
2002
Gymnothorax rueppellii
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
1
4
3
1
291
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
292
Suku Jenis
2003
Gymnothorax thyrsoideus
2004
Gymnothorax tile
2005
Gymnothorax undulatus
2006
Gymnothorax zonipectis
2007
Pseudechidna brummeri
2008
Rhinomuraena quaesita
2009
Scuticaria okinawae
2010
Scuticaria tigrina
2011
Strophidon sathete
2012
Uropterygius concolor
2013
Uropterygius fasciolatus
2014
Uropterygius fuscoguttatus
2015
Uropterygius inornatus
2016
Uropterygius kamar
2017
Uropterygius macrocephalus
2018
Uropterygius marmoratus
2019
Uropterygius micropterus
2020
Uropterygius nagoensis
2021
Uropterygius xanthopterus
2022
Uropterygius xenodontus
132
MYCTOPHIDAE
2023
Benthosema fibulatum
2024
Benthosema pterotum
2025
Benthosema suborbitale
2026
Diaphus chrysorhynchus
2027
Diaphus coeruleus
2028
Diaphus diademophilus
2029
Diaphus effulgens
2030
Diaphus fragilis
2031
Diaphus garmani
2032
Diaphus impostor
2033
Diaphus luetkeni
2034
Diaphus lucidus
2035
Diaphus malayanus
2036
Diaphus megalops
2037
Diaphus signatus
2038
Diaphus splendidus
2039
Diaphus suborbitalis
2040
Diaphus thiollierei
2041
Diaphus watasei
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
2042
Lampadena luminosa
2043
Myctophum asperum
2044
Myctophum aurolaternatum
2045
Myctophum brachygnathum
2046
Myctophum lunatum
2047
Myctophum (Nyctophus) luetkeni
2048
Myctophum pristilepis obtusirostre
2049
Nannobrachium lineatum
2050
Nannobrachium nigrum
2051
Notoscopelus resplendens
2052
Scopelopsis multipunctatus
2053
Scopelus (Nyctophus) warmingi
2054
Symbolophorus evermanni
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
5
3
1 1
133
MYLIOBATIDAE
2055
Aetobatus flagellum
2056
Aetobatus guttatus
5
3
2057
Aetobatus narinari
3
2
1
2058
Aetobatus ocellatus
3
2
1
2059
Aetomylaeus maculatus
4
3
1
2060
Aetomylaeus milvus
4
3
1
2061
Aetomylaeus nichofii
4
2
2 1
2062
Aetomylaeus vespertilio
5
3
2063
Manta birostris
4
2
1
2064
Mobula eregoodootenkee
5
3
1
2065
Mobula japanica
3
3
2066
Mobula kuhlii
4
3
2067
Myliobatis tobijei
4
3
2068
Rhinoptera javanica
4
3
134
NARCINIDAE
2069
Narcine brunnea
5
3
2
2070
Narcine maculata
5
3
2
2071
Narcine prodorsalis
5
3
2
2072
Narcine timlei
4
3
2
2073
Narke dipterygia
5
3
2
135
NEMICHTHYIDAE
2074
Avocettina infans
2075
Nemichthys scolopaceus
136
NEMIPTERIDAE
2076
Nemipterus aurorus
2077
Nemipterus balinensis
293
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
294
Suku Jenis
2078
Nemipterus balinensoides
2079
Nemipterus bathybius
2080
Nemipterus bipunctatus
2081
Nemipterus celebicus
2082
Nemipterus furcosus
2083
Nemipterus gracilis
2084
Nemipterus hexodon
2085
Nemipterus isacanthus
2086
Nemipterus japonicus
2087
Nemipterus marginatus
2088
Nemipterus mesoprion
2089
Nemipterus nematophorus
2090
Nemipterus nematopus
2091
Nemipterus nemurus
2092
Nemipterus peronii
2093
Nemipterus tambuloides
2094
Nemipterus thosaporni
2095
Nemipterus virgatus
2096
Nemipterus zysron
2097
Parascolopsis eriomma
2098
Parascolopsis inermis
2099
Parascolopsis melanophrys
2100
Parascolopsis qantasi
2101
Parascolopsis tanyactis
2102
Parascolopsis tosensis
2103
Pentapodus bifasciatus
2104
Pentapodus caninus
2105
Pentapodus emeryii
2106
Pentapodus nagasakiensis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
1
3
3
1
4
3
1
3
3
1
3
2
1
2107
Pentapodus porosus
2108
Pentapodus setosus
2109
Pentapodus trivittatus
3
3
1
2110
Scolopsis affinis
4
3
1
2111
Scolopsis aurata
2112
Scolopsis bilineata
2
2
1
2113
Scolopsis ciliata
2
2
1
2114
Scolopsis lineata
2
2
1
2115
Scolopsis margaritifer
2
2
1
2116
Scolopsis monogramma
3
3
1
2117
Scolopsis taenioptera
2
3
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
2118
Scolopsis temporalis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2119
Scolopsis trilineata
2120
Scolopsis vosmeri
3
3
1
2121
Scolopsis xenochrous
3
3
1
137
NEOSCOPELIDAE
2122
Neoscopelus macrolepidotus
4
3
1
138
NETTASTOMATIDAE
2123
Nettenchelys gephyra
139
NOMEIDAE
2124
Cubiceps kotlyari
2125
Cubiceps pauciradiatus
2126
Cubiceps whiteleggii
2127
Psenes arafurensis
2128
Psenes cyanophrys
2129
Psenes maculatus
2130
Psenes pellucidus
140
ODONTASPIDIDAE
2131
Carcharias taurus
2132
Coelophrys brevicaudata
2133
Coelophrys brevipes
2134
Coelophrys oblonga
2135
Halieutaea coccinea
2136
Halieutaea fumosa
2137
Halieutaea indica
2138
Halieutaea stellata
2139
Halieutopsis micropa
2140
Halieutopsis stellifera
2141
Malthopsis lutea
141
OGCOCEPHALIDAE
2142
Dibranchus nasutus
2143
Halietaea stellata
2144
Malthopsis lutea
142
ONEIRODIDAE
2145
Oneirodes alius
2146
Oneirodes micronema
2147
Oneirodes plagionema
2148
Oneirodes pterurus
2149
Oneirodes sabex
2150
Oneirodes schistonema
2151
Oneirodes schmidti
295
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
296
Suku Jenis
143
OPHICHTHIDAE
2152
Apterichtus flavicaudus
2153
Apterichtus klazingai
2154
Bascanichthys filaria
2155
Bascanichthys sibogae
2156
Brachysomophis cirrocheilos
2157
Brachysomophis crocodilinus
2158
Brachysomophis henshawi
2159
Brachysomophis umbonis
2160
Callechelys catostoma
2161
Callechelys marmorata
2162
Cirrhimuraena tapeinoptera
2163
Elapsopis versicolor
2164
Hemerorhinus heyningi
2165
Ichthyapus vulturis
2166
Lamnostoma orientalis
2167
Leiuranus semicinctus
2168
Muraenichthys gymnopterus
2169
Muraenichthys macrostomus
2170
Muraenichthys schultzei
2171
Muraenichthys sibogae
2172
Myrichthys bleekeri
2173
Myrichthys colubrinus
2174
Myrichthys maculosus
2175
Neenchelys buitendijki
2176
Ophichthus altipennis
2177
Ophichthus bonaparti
2178
Ophichthus celebicus
2179
Ophichthus cephalozona
2180
Ophichthus macrochir
2181
Ophichthus polyophthalmus
2182
Ophichthus rutidoderma
2183
Ophichthus urolophus
2184
Phyllophichthus xenodontus
2185
Pisodonophis boro
2186
Pisodonophis cancrivorus
2187
Pisodonophis hoeveni
2188
Scolecenchelys acutirostris
2189
Scolecenchelys gymnota
2190
Scolecenchelys laticaudata
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
IKAN
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Suku Jenis
2191
Scolecenchelys macroptera
2192
Skythrenchelys zabra
2193
Xestochilus nebulosus
2194
Yirrkala lumbricoides
2195
Yirrkala misolensis
2196
Yirrkala moluccensis
2197
Brotula multibarbata
2198
Enchelybrotula paucidens
2199
Barathrodemus nasutus
2200
Bassozetus elongatus
2201
Eretmichthys pinnatus
2202
Glyptophidium lucidum
2203
Glyptophidium macropus
2204
Glyptophidium oceanium
2205
Holcomycteronus aequatoris
2206
Homostolus acer
2207
Hypopleuron caninum
2208
Lamprogrammus brunswigi
2209
Mastigopterus imperator
2210
Monomitopus garmani
2211
Monomitopus longiceps
2212
Neobythites javaensis
2213
Neobythites longipes
2214
Neobythites macrops
2215
Neobythites malayanus
2216
Neobythites purus
2217
Ophidion muraenolepis
2218
Sirembo jerdoni
144
OPHIDIIDAE
2219
Glyptophidium argenteum
2220
Dicrolene Hubrechti
2221
Lamprogrammus niger
145
OPISTOGNATHIDAE
2222
Opistognathus castelnaui
2223
Opistognathus dendriticus
2224
Opistognathus papuensis
2225
Opistognathus rosenbergii
2226
Opistognathus rufilineatus
2227
Opistognathus solorensis
2228
Stalix histrio
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
297
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
298
Suku Jenis
2229
Stalix moenensis
2230
Stalix versluysi
2231
Opistognathus decorus
146
ORECTOLOBIDAE
2232
Eucrossorhinus dasypogon
2233
Orectolobus ornatus
147
OREOSOMATIDAE
2234
Allocyttus verrucosus
148
OSTRACIIDAE
2235
Lactoria cornuta
2236
Lactoria diaphana
2237
Ostracion cubicus
2238
Ostracion meleagris
2239
Ostracion nasus
2240
Ostracion rhinorhynchos
2241
Ostracion solorensis
2242
Tetrosomus concatenatus
2243
Tetrosomus gibbosus
2244
Tetrosomus reipublicae
2245
Lactoria fornasini
149
PARALEPIDIDAE
2246
Lestidiops mirabilis
2247
Lestidium atlanticum
2248
Lestrolepis intermedia
2249
Stemonosudis elegans
2250
Stemonosudis rothschildi
150
PARALICHTHYIDAE
2251
Pseudorhombus argus
2252
Pseudorhombus arsius
2253
Pseudorhombus cinnamoneus
2254
Pseudorhombus diplospilus
2255
Pseudorhombus dupliciocellatus
2256
Pseudorhombus elevatus
2257
Pseudorhombus javanicus
2258
Pseudorhombus malayanus
2259
Pseudorhombus megalops
2260
Pseudorhombus neglectus
2261
Pseudorhombus pentophthalmus
2262
Pseudorhombus polyspilos
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
3
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
2263
Pseudorhombus quinquocellatus
2264
Pseudorhombus triocellatus
151 2265
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
3
2
2
PARAULOPIDAE Paraulopus brevirostris
2266
Paraulopus oblongus
152
PARAZENIDAE
2267
Cyttopsis cypho
153
PEGASIDAE
2268
Eurypegasus draconis
2269
Pegasus laternarius
2270
Pegasus volitans
154
PEMPHERIDAE
2271
Parapriacanthus ransonneti
2272
Pempheris adusta
2273
Pempheris mangula
2274
Pempheris molucca
2275
Pempheris otaitensis
2276
Pempheris oualensis
2277
Pempheris schwenkii
2278
Pempheris vanicolensis
155
PENTACEROTIDAE
2279
Histiopterus typus
156
PERCOPHIDAE
2280
Acanthaphritis grandisquamis
2281
Bembrops curvatura
2282
Bembrops filifera
2283
Bembrops platyrhynchus
2284
Chrionema chlorotaenia
2285
Pteropsaron springeri
2286
Gargariscus prionocephalus
2287
Paraheminodus murrayi
2288
Peristedion liorhynchus
2289
Peristedion moluccense
2290
Satyrichthys adeni
2291
Satyrichthys orientale
2292
Satyrichthys rieffeli
157
PERISTEDIIDAE
2293
Peristedion undulatum
2294
Peristethus moluccense
299
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
300
Suku Jenis
158
PHALLOSTETHIDAE
2295
Neostethus djajaorum
159
PHOLIDICHTHYIDAE
2296
Pholidichthys leucotaenia
160
PHOSICHTHYIDAE
2297
Pollichthys mauli
2298
Polymetme corythaeola
2299
Polymetme surugaensis
161
PINGUIPEDIDAE
2300
Neopercis striolata
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2301
Parapercis alboguttata
2302
Parapercis cephalopunctata
2303
Parapercis clathrata
3
3
2
2304
Parapercis cylindrica
3
3
2
2305
Parapercis diplospilus
2306
Parapercis filamentosa
2307
Parapercis hexophtalma
2308
Parapercis lineopunctata
2309
Parapercis maculata
2310
Parapercis millepunctata
3
3
1
2311
Parapercis mimaseana
2312
Parapercis multiplicata
2313
Parapercis schauinslandii
2314
Parapercis sexfasciata
2315
Parapercis snyderi
2316
Parapercis somaliensis
2317
Parapercis striolata
2318
Parapercis tetracantha
2319
Parapercis xanthozona
2320
Parapercis pacifica
162
PLATYCEPHALIDAE
2321
Cociella crocodila
2322
Cociella punctata
2323
Cymbacephalus beauforti
2324
Cymbacephalus bosschei
2325
Cymbacephalus nematophthalmus
2326
Elates ransonnetii
2327
Eurycephalus arenicola
2328
Eurycephalus carbunculus
2329
Grammoplites scaber
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
2330
Inegocia japonica
2331
Kumococius rodericensis
2332
Onigocia macrolepis
2333
Onigocia oligolepis
2334
Onigocia pedimacula
2335
Onigocia spinosa
2336
Platycephalus arenarius
2337
Platycephalus sculptus
2338
Platycephalus indicus
2339
Rogadius asper
2340
Rogadius pristiger
2341
Rogadius serratus
2342
Rogadius welanderi
2343
Sorsogona tuberculata
2344
Suggrundus macracanthus
2345
Sunagocia otaitensis
2346
Thysanophrys celebica
2347
Thysanophrys chiltonae
163
PLATYTROCTIDAE
2348
Holtbyrnia conocephala
2349
Searsioides calvala
164
PLESIOPIDAE
2350
Acanthoplesiops echinatus
2351
Acanthoplesiops hiatti
2352
Belonepterygion fasciolatum
2353
Calloplesiops altivelis
2354
Calloplesiops argus
2355
Notograptus guttatus
2356
Plesiops auritus
2357
Plesiops cephalotaenia
2358
Plesiops coeruleolineatus
2359
Plesiops corallicola
2360
Plesiops facicavus
2361
Plesiops gracilis
2362
Plesiops oxycephalus
2363
Plesiops thysanopterus
2364
Plesiops verecundus
2365
Steeneichthys nativitatus
165
PLEURONECTIDAE
2366
Lepidobleraphon ophthalmolepis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
1
301
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
302
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Plotosus canius
2
3
1
2376
Plotosus lineatus
2
3
1
167
POLYNEMIDAE
2377
Eleutheronema tetradactylum
3
2
1
2378
Eleutheronema tridactylum
2379
Filimanus heptadactyla
2380
Filimanus hexanema
2381
Filimanus perplexa
2382
Filimanus sealei
4
3
1
4
3
2
2367
Nematops grandisquama
2368
Nematops macrochirus
2369
Poecilopsetta colorata
2370
Poecilopsetta praelonga
2371
Psammodiscus ocellatus
166
PLOTOSIDAE
2372
Euristhmus lepturus
2373
Euristhmus microphthalmus
2374
Paraplotosus albilabris
2375
2383
Filimanus xanthonema
2384
Leptomelanosoma indicum
2385
Polydactylus bifurcus
2386
Polydactylus macrochir
2387
Polydactylus microstomus
2388
Polydactylus multiradiatus
2389
Polydactylus nigripinnis
2390
Polydactylus plebeius
2391
Polydactylus sextarius
2392
Polynemus paradiseus
2393
Polydactylus sexfilis
168
POMACANTHIDAE
2394
Apolemichthys griffisi
2395
Apolemichthys trimaculatus
2396
Centropyge abei
2397
Centropyge argi
2398
Centropyge aurantia
2399
Centropyge bicolor
3
3
2
2400
Centropyge bispinosa
4
3
2
2401
Centropyge colini
2402
Centropyge eibli
4
3
2
2403
Centropyge flavicauda
4
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
2404
Centropyge flavipectoralis
2405
Centropyge flavissima
2406
Centropyge heraldi
2407
Centropyge multifasciata
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2408
Centropyge multispinis
3
3
2
2409
Centropyge nox
3
3
2
2410
Centropyge tibicen
3
3
2
2411
Centropyge vrolikii
3
3
2
2412
Chaetodontoplus chrysocephalus
2413
Chaetodontoplus dimidiatus
2414
Chaetodontoplus duboulayi
2415
Chaetodontoplus melanosoma
2416
Chaetodontoplus mesoleucus
2
2
2
4
3
1
2417
Genicanthus bellus
2418
Genicanthus caudovittatus
2419
Genicanthus lamarck
2420
Genicanthus melanospilos
2421
Pomacanthus annularis
3
3
1
2422
Pomacanthus imperator
3
3
1
2423
Pomacanthus navarchus
3
3
1
2424
Pomacanthus semicirculatus
3
3
1
2425
Pomacanthus sexstriatus
3
3
1
2426
Pomacanthus xanthometopon
3
3
1
2427
Pygoplites diacanthus
3
2
1
169
POMACENTRIDAE
2428
Abudefduf bengalensis
3
2
2429
Abudefduf lorenzi
3
3
2430
Abudefduf notatus
4
3
2431
Abudefduf saxatilis
2432
Abudefduf septemfasciatus
3
3
2433
Abudefduf sexfasciatus
2
2
2434
Abudefduf sordidus
3
2
2435
Abudefduf vaigiensis
3
2
2436
Acanthochromis polyacanthus
2
3
2
2
2437
Amblyglyphidodon aureus
3
3
2
2438
Amblyglyphidodon batunai
4
3
2
2439
Amblyglyphidodon curacao
2
2
2440
Amblyglyphidodon indicus
2441
Amblyglyphidodon leucogaster
2
2
2442
Amblyglyphidodon ternatensis
3
2
303
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
304
KELIMPAHAN
SEBARAN
2443
Amblypomacentrus breviceps
Suku Jenis
4
4
2444
Amblypomacentrus clarus
4
4
2445
Amphiprion akallopisos
2446
Amphiprion chrysopterus
2447
Amphiprion clarkii
3
2
2448
Amphiprion ephippium
3
3
NILAI EKONOMIS
2449
Amphiprion frenatus
4
3
2
2450
Amphiprion melanopus
4
3
2
2451
Amphiprion ocellaris
2
2
2
2452
Amphiprion percula
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2453
Amphiprion perideraion
2454
Amphiprion polymnus
2455
Amphiprion sandaracinos
2456
Amphiprion sebae
2457
Cheiloprion labiatus
2458
Chromis abyssus
2459
Chromis alpha
3
3
2
2460
Chromis amboinensis
3
2
2
2461
Chromis analis
2462
Chromis atripectoralis
3
2
2
3
2
2
2463
Chromis atripes
2464
Chromis brevirostris
2465
Chromis caerulea
2466
Chromis caudalis
4
3
2
2467
Chromis cinerascens
3
3
2
2468
Chromis delta
2469
Chromis dimidiata
3
3
2
2470
Chromis earina
2471
Chromis elerae
3
3
2
2472
Chromis flavipectoralis
4
3
2
2
2
2
2473
Chromis fumea
2474
Chromis lepidolepis
2475
Chromis leucura
2476
Chromis lineata
3
3
2
2
2
2
4
4
2
3
2
2
2477
Chromis margaritifer
2478
Chromis monochroma
2479
Chromis nigroanalis
2480
Chromis nigrura
2481
Chromis opercularis
2482
Chromis pura
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2
2
2
Chromis ternatensis
2
2
2
2486
Chromis viridis
2
2
2
2487
Chromis weberi
2
2
2
2488
Chromis xanthochira
4
3
2
4
3
2
4
3
2
3
3
2
3
3
2
2483
Chromis retrofasciata
2484
Chromis scotochiloptera
2485
2489
Chromis xanthura
2490
Chromis xouthos
2491
Chromis xutha
2492
Chrysiptera biocellata
2493
Chrysiptera bleekeri
2494
Chrysiptera brownriggii
2495
Chrysiptera caeruleolineata
2496
Chrysiptera cyanea
2497
Chrysiptera giti
2498
Chrysiptera glauca
2499
Chrysiptera hemicyanea
2500
Chrysiptera kuiteri
2501
Chrysiptera oxycephala
3
3
2
2502
Chrysiptera parasema
3
3
2
2503
Chrysiptera pricei
4
4
2
2504
Chrysiptera rex
4
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2505
Chrysiptera rollandi
2506
Chrysiptera springeri
2507
Chrysiptera talboti
2508
Chrysiptera tricincta
2509
Chrysiptera unimaculata
2510
Dascyllus aruanus
2511
Dascyllus carneus
2512
Dascyllus melanurus
2
2
2
2513
Dascyllus trimaculatus
2
2
2
2514
Dischistodus chrysopoecilus
2
2
2
2515
Dischistodus fasciatus
3
3
2
2516
Dischistodus melanotus
3
2
2
2517
Dischistodus perspicillatus
2
2
2
2518
Dischistodus prosopotaenia
2
2
2
2519
Dischistodus pseudochrysopoecilus
2520
Heliastes roseus
2521
Hemiglyphidodon plagiometopon
3
3
2
2522
Lepidozygus tapeinosoma
4
3
2
305
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
306
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
2
Neoglyphidodon nigroris
2
2
2
Neoglyphidodon oxyodon
4
3
2
2528
Neoglyphidodon thoracotaeniatus
3
3
2
2523
Neoglyphidodon bonang
2524
Neoglyphidodon crossi
2525
Neoglyphidodon melas
2526 2527
2529
Neopomacentrus anabatoides
2
2
2
2530
Neopomacentrus azysron
2
2
2
2531
Neopomacentrus bankieri
2532
Neopomacentrus cyanomos
2
2
2
3
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2533
Neopomacentrus filamentosus
2534
Neopomacentrus nemurus
2535
Neopomacentrus sororius
2536
Neopomacentrus taeniurus
2537
Neopomacentrus violascens
2538
Plectroglyphidodon dickii
2539
Plectroglyphidodon johnstonianus
2540
Plectroglyphidodon lacrymatus
2541
Plectroglyphidodon leucozonus
2542
Plectroglyphidodon phoenixensis
2543
Pomacentrus adelus
2544
Pomacentrus alexanderae
2545
Pomacentrus alleni
3
3
2
2546
Pomacentrus amboinensis
2
2
2
2547
Pomacentrus armillatus 3
3
2
3
2
2
2548
Pomacentrus auriventris
2549
Pomacentrus azuremaculatus
2550
Pomacentrus bankanensis
2553
Pomacentrus bintanensis
2554
Pomacentrus brachialis
3
2
2
5
3
2
3
3
2
2555
Pomacentrus burroughi
2556
Pomacentrus caeruleus
2557
Pomacentrus chrysurus
2558
Pomacentrus coelestis
2559
Pomacentrus cuneatus
2560
Pomacentrus emarginatus
2561
Pomacentrus geminospilus
2562
Pomacentrus grammorhynchus
2563
Pomacentrus javanicus
2564
Pomacentrus komodoensis
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2565
No.
Pomacentrus lepidogenys
Suku Jenis
2
2
2
2566
Pomacentrus littoralis
4
3
2
2567
Pomacentrus melanochir
2568
Pomacentrus moluccensis
2
2
2
2569
Pomacentrus nagasakiensis
2570
Pomacentrus nigromanus
3
3
2
2571
Pomacentrus nigromarginatus
2572
Pomacentrus opisthostigma
2573
Pomacentrus pavo
3
2
2
2574
Pomacentrus philippinus
3
2
2
4
4
2
3
2
2
3
2
2
2575
Pomacentrus reidi
2576
Pomacentrus saksonoi
2577
Pomacentrus similis
2578
Pomacentrus simsiang
2579
Pomacentrus smithi
2580
Pomacentrus stigma
2581
Pomacentrus taeniometopon
2582
Pomacentrus tripunctatus
2583
Pomacentrus vaiuli
2584
Pomacentrus xanthosternus
2585
Premnas biaculeatus
2586
Pristotis obtusirostris
2587
Stegastes albifasciatus
2588
Stegastes fasciolatus
2589
Stegastes lividus
2590
Stegastes nigricans
2591
Stegastes obreptus
2592
Pomacentrus lepidogenys
170
PRIACANTHIDAE
2593
Cookeolus japonicus
2594
Heteropriacanthus cruentatus
2595
Priacanthus blochii
2596
Priacanthus fitchi
2597
Priacanthus hamrur
2598
Priacanthus macracanthus
2599
Priacanthus sagittarius
2600
Priacanthus tayenus
2601
Pristigenys meyeri
2602
Pristigenys niphonia
307
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 171
308
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
PRISTIDAE
2603
Anoxypristis cuspidata
5
3
2
2604
Pristis microdon
5
3
2
2605
Pristis pectinata
5
3
2
2606
Pristis zijsron
5
3
2
4
3
2
3
3
2
172
PRISTIGASTERIDAE
2607
Ilisha elongata
2608
Ilisha filigera
2609
Ilisha kampeni
2610
Ilisha macrogaster
2611
Ilisha megaloptera
2612
Ilisha melastoma
2613
Ilisha pristigastroides
2614
Ilisha sirishai
2615
Pellona ditchela
173
PROSCYLLIIDAE
2616
Proscyllium habereri
174
PSETTODIDAE
2617
Psettodes erumei
175
PSEUDOCARCHARIIDAE
2618
Pseudocarcharias kamoharai
176
PSEUDOCHROMIDAE
2619
Congrogadus malayanus
2620
Congrogadus subducens
2621
Haliophis aethiopus
2622
Labracinus cyclophthalmus
2623
Labracinus melanotaenia
2624
Lubbockichthys multisquamatus
2625
Manonichthys jamali
2626
Pictichromis aurifrons
2627
Pictichromis diadema
4
4
2
2628
Pictichromis paccagnellae
3
3
2
4
3
2
2629
Pictichromis porphyrea
2630
Pseudochromis andamanensis
2631
Pseudochromis aurulentus
2632
Pseudochromis bitaeniatus
2633
Pseudochromis coccinicauda
2634
Pseudochromis cometes
2635
Pseudochromis cyanotaenia
2636
Pseudochromis elongatus
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
2637
Pseudochromis flavopunctatus
2638
Pseudochromis fowleri
2639
Pseudochromis fuscus
2640
Pseudochromis jace
2641
Pseudochromis litus
2642
Pseudochromis marshallensis
2643
Pseudochromis moorei
2644
Pseudochromis perspicillatus
2645
Pseudochromis pictus
2646
Pseudochromis polynemus
2647
Pseudochromis pylei
2648
Pseudochromis quinquedentatus
2649
Pseudochromis ransonneti
2650
Pseudochromis splendens
2651
Pseudochromis steenei
2652
Pseudochromis tapeinosoma
2653
Pseudoplesiops annae
2654
Pseudoplesiops collare
2655
Pseudoplesiops immaculatus
2656
Pseudoplesiops knighti
2657
Pseudoplesiops rosae
2658
Pseudoplesiops typus
2659 177
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
3
3
2
4
3
2
2
3
2
Pictichromis caitlinae PSEUDOMUGILIDAE
2660
Pseudomugil inconspicuus
178
PTERELEOTRIDAE
2661
Aioliops megastigma
2662
Aioliops novaeguineae
2663
Nemateleotris decora
2664
Nemateleotris magnifica
2665
Oxymetopon compressus
2666
Oxymetopon cyanoctenosum
2667
Oxymetopon typus
2668
Parioglossus aporos
2669
Parioglossus formosus
2670
Parioglossus interruptus
2671
Parioglossus nudus
2672
Parioglossus palustris
2673
Parioglossus philippinus
2674
Parioglossus raoi
309
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Ptereleotris evides
2676
Ptereleotris grammica
2677
Ptereleotris heteroptera
2678
Ptereleotris microlepis
2679
Ptereleotris monoptera
2680
Ptereleotris uroditaenia
2681
Ptereleotris zebra
2682
Ptereleotris hanae
179
RACHYCENTRIDAE
2683
Rachycentron canadum
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
4
3
2
4
3
2
3
3
2
180
RAJIDAE
2684
Bathyraja andriashevi
4
3
2
2685
Bathyraja tzinovskii
4
3
2
2686
Fenestraja sibogae
5
3
2
2687
Okamejei boesemani
4
3
2
2688
Rajella annandalei
4
3
2
4
2
1
3
2
1
181
310
Suku Jenis
2675
RHINCODONTIDAE
2689
Rhincodon typus
182
RHINOBATIDAE
2690
Glaucostegus halavi
2691
Glaucostegus typus
2692
Platyrhina sinensis
2693
Rhina ancylostoma
4
2
1
2694
Rhinobatos jimbaranensis
4
4
1
2695
Rhinobatos penggali
4
3
1
4
2
1
2696
Rhinobatos schlegelii
2697
Rhinobatos thouin
2698
Rhynchobatus australiae
3
2
1
2699
Rhynchobatus djiddensis
3
2
1
183
SAMARIDAE
2700
Samaris cristatus
2701
Samariscus huysmani
2702
Samariscus maculatus
2703
Samariscus sunieri
4
2
1
3
3
1
2704
Samariscus triocellatus
184
SCARIDAE
2705
Bolbometopon muricatum
2706
Calotomus carolinus
2707
Calotomus spinidens
2708
Cetoscarus bicolor
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
2709
Chlorurus bleekeri
2710
Chlorurus bowersi
2711
Chlorurus capistratoides
2712
Chlorurus enneacanthus
2713
Chlorurus japanensis
2714
Chlorurus microrhinos
2715
Chlorurus oedema
2716
Chlorurus sordidus
2717
Chlorurus strongylocephalus
2718
Chlorurus troschelii
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
1
2719
Hipposcarus longiceps
4
3
1
2720
Leptoscarus vaigiensis
3
3
1
2721
Scarus chameleon
2722
Scarus dimidiatus
3
3
1
2723
Scarus festivus
2724
Scarus flavipectoralis
4
3
1
2725
Scarus forsteni
3
3
1
2726
Scarus frenatus
3
3
1
3
2
1
3
3
1
3
3
1
2727
Scarus fuscocaudalis
2728
Scarus ghobban
2729
Scarus globiceps
2730
Scarus hypselopterus
2731
Scarus maculipinna
2732
Scarus niger
2733
Scarus oviceps
2734
Scarus prasiognathos
2735
Scarus psittacus
2736
Scarus quoyi
2
2
1
2737
Scarus rivulatus
3
3
1
2738
Scarus rubroviolaceus
4
3
1
2739
Scarus scaber
2740
Scarus schlegeli
3
3
1
4
3
1
3
3
1
2741
Scarus tricolor
2742
Scarus viridifucatus
2743
Scarus xanthopleura
2744
Scarus spinus
185
SCATOPHAGIDAE
2745
Scatophagus argus
2746
Selenotoca multifasciata
2747
Selenotoca papuensis
311
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
312
Suku Jenis
186
SCIAENIDAE
2748
Argyrosomus amoyensis
2749
Aspericorvina jubata
2750
Atrobucca kyushini
2751
Austronibea oedogenys
2752
Bahaba polykladiskos
2753
Chrysochir aureus
2754
Dendrophysa russelii
2755
Johnius amblycephalus
2756
Johnius australis
2757
Johnius belangerii
2758
Johnius borneensis
2759
Johnius carouna
2760
Johnius coitor
2761
Johnius heterolepis
2762
Johnius hypostoma
2763
Johnius latifrons
2764
Johnius macropterus
2765
Johnius macrorhynus
2766
Johnius novaeguineae
2767
Johnius pacificus
2768
Johnius plagiostoma
2769
Johnius trachycephalus
2770
Johnius weberi
2771
Nibea coibor
2772
Nibea soldado
2773
Nibea squamosa
2774
Otolithes ruber
2775
Otolithoides biauritus
2776
Otolithoides pama
2777
Panna microdon
2778
Panna perarmatus
2779
Pennahia anea
2780
Pennahia macrocephalus
2781
Pennahia pawak
2782
Protonibea diacanthus
2783
Pterotolithus lateoides
2784
Pterotolithus maculatus
2785
Sonorolux fluminis
2786
Atrobucca nibe
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
1
3
3
1
3
3
1
3
3
1
3
3
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No. 187
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
1
SCOMBRIDAE
2787
Acanthocybium solandri
2788
Auxis rochei rochei
2789
Auxis thazard thazard
2
2
1
2790
Euthynnus affinis
2
2
1
2791
Grammatorcynus bilineatus
2792
Gymnosarda unicolor
3
3
1
2793
Katsuwonus pelamis
3
3
1
2794
Rastrelliger brachysoma
3
3
1
2795
Rastrelliger faughni 2
2
1
2
2
1
3
2
1
2
2
1
3
3
2
4
3
2
2796
Rastrelliger kanagurta
2797
Sarda orientalis
2798
Scomber australasicus
2799
Scomberomorus commerson
2800
Scomberomorus guttatus
2801
Scomberomorus koreanus
2802
Scomberomorus lineolatus
2803
Thunnus alalunga
2804
Thunnus albacares
2805
Thunnus maccoyii
2806
Thunnus tonggol
2807
Thunnus obesus
188
SCORPAENIDAE
2808
Brachypterois serrulata
2809
Dendrochirus biocellatus
2810
Dendrochirus brachypterus
2811
Dendrochirus zebra
2812
Ebosia bleekeri
2813
Neomerinthe amplisquamiceps
2814
Neomerinthe megalepis
2815
Neomerinthe procurva
2816
Neomerinthe rotunda
2817
Paracentropogon aeglefinus
2818
Paracentropogon aeglefinus
2819
Parapterois heterura
2820
Parascorpaena aurita
2821
Parascorpaena bandanensis
2822
Parascorpaena mcadamsi
2823
Parascorpaena mossambica
2824
Parascorpaena picta
313
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
314
Suku Jenis
2825
Phenacoscorpius megalops
2826
Pontinus hexanema
2827
Pontinus macrocephalus
2828
Pontinus rhodochrous
2829
Pteroidichthys amboinensis
2830
Pterois andover
2831
Pterois antennata
2832
Pterois lunulata
2833
Pterois miles
2834
Pterois mombasae
2835
Pterois radiata
2836
Pterois russelii
2837
Pterois volitans
2838
Rhinopias aphanes
2839
Rhinopias eschmeyeri
2840
Rhinopias frondosa
2841
Scorpaenodes albaiensis
2842
Scorpaenodes corallinus
2843
Scorpaenodes guamensis
2844
Scorpaenodes hirsutus
2845
Scorpaenodes kelloggi
2846
Scorpaenodes littoralis
2847
Scorpaenodes minor
2848
Scorpaenodes parvipinnis
2849
Scorpaenodes smithi
2850
Scorpaenodes varipinnis
2851
Scorpaenopsis cirrosa
2852
Scorpaenopsis cotticeps
2853
Scorpaenopsis diabolus
2854
Scorpaenopsis gibbosa
2855
Scorpaenopsis macrochir
2856
Scorpaenopsis neglecta
2857
Scorpaenopsis oxycephala
2858
Scorpaenopsis papuensis
2859
Scorpaenopsis possi
2860
Scorpaenopsis ramaraoi
2861
Scorpaenopsis venosa
2862
Scorpaenopsis vittapinna
2863
Sebastapistes bynoensis
2864
Sebastapistes cyanostigma
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
1
4
3
1
4
3
1
4
3
2
3
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
2865
Sebastapistes fowleri
2866
Sebastapistes mauritiana
2867
Sebastapistes strongia
2868
Sebastes hexanema
2869
Setarches guentheri
2870
Taenianotus triacanthus
189
SCYLIORHINIDAE
2871
Apristurus platyrhynchus
2872
Apristurus sibogae
2873
Apristurus spongiceps
2874
Atelomycterus baliensis
2875
Atelomycterus marmoratus
2876
Cephaloscyllium cooki
2877
Cephaloscyllium pictum
2878
Halaelurus boesemani
2879
Halaelurus maculosus
2880
Parmaturus lanatus
2881
Scyliorhinus garmani
190
SEBASTIDAE
2882
Sebastiscus tertius
191
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
1
3
3
1
3
3
1
2
2
1
SERRANIDAE
2883
Aethaloperca rogaa
2884
Anthias megalepis
2885
Anyperodon leucogrammicus
2886
Belonoperca chabanaudi
2887
Centropristis pleurospilus
2888
Cephalopholis aitha
2889
Cephalopholis argus
2890
Cephalopholis aurantia
2891
Cephalopholis boenak
2892
Cephalopholis cyanostigma
3
2
1
2893
Cephalopholis formosa
4
3
1
2894
Cephalopholis leopardus
3
3
1
2895
Cephalopholis microprion
2896
Cephalopholis miniata
3
3
1
2897
Cephalopholis polleni
2898
Cephalopholis polyspila
2899
Cephalopholis sexmaculata
3
3
1
2900
Cephalopholis sonnerati
3
3
1
2901
Cephalopholis spiloparaea
315
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
316
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2902
Cephalopholis urodeta
Suku Jenis
3
3
1
2903
Cromileptes altivelis
3
3
1
2904
Dactylanthias aplodactylus 3
3
2
3
3
1
3
3
1
3
2
1
2
2
1
4
3
1
2905
Diploprion bifasciatum
2906
Epinephelus amblycephalus
2907
Epinephelus areolatus
2908
Epinephelus bilobatus
2909
Epinephelus bleekeri
2910
Epinephelus bontoides
2911
Epinephelus coeruleopunctatus
2912
Epinephelus coioides
2913
Epinephelus corallicola
2914
Epinephelus cyanopodus
2915
Epinephelus epistictus
2916
Epinephelus erythrurus
2917
Epinephelus fasciatus
2918
Epinephelus faveatus
2919
Epinephelus flavocaeruleus
2920
Epinephelus fuscoguttatus
2921
Epinephelus heniochus
2922
Epinephelus hexagonatus
2923
Epinephelus howlandi
2924
Epinephelus lanceolatus
5
3
1
2925
Epinephelus longispinis
4
3
1
2926
Epinephelus macrospilos
2927
Epinephelus maculatus
2928
Epinephelus malabaricus
3
3
1
2929
Epinephelus melanostigma
2930
Epinephelus merra
2
2
1
2931
Epinephelus miliaris
2932
Epinephelus morrhua
2933
Epinephelus multinotatus
2934
Epinephelus ongus
2
2
1
2935
Epinephelus polyphekadion
4
3
1
2936
Epinephelus quoyanus
3
3
1
2937
Epinephelus retouti
2938
Epinephelus rivulatus
2939
Epinephelus sexfasciatus
3
2
1
2940
Epinephelus spilotoceps
2941
Epinephelus stictus
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
2942
Epinephelus tauvina
2943
Epinephelus tukula
2944
Epinephelus undulosus
2945
Gracila albomarginata
2946
Grammistes sexlineatus
2947
Grammistops ocellatus
2948
Liopropoma africanum
2949
Liopropoma mitratum
2950
Liopropoma multilineatum
2951
Liopropoma susumi
2952
Liopropoma swalesi
2953
Liopropoma tonstrinum
2954
Luzonichthys taeniatus
2955
Luzonichthys waitei
2956
Nemanthias carberryi
2957
Odontanthias borbonius
2958
Odontanthias chrysostictus
2959
Odontanthias rhodopeplus
2960
Plectranthias anthioides
2961
Plectranthias fourmanoiri
2962
Plectranthias inermis
2963
Plectranthias japonicus
2964
Plectranthias longimanus
2965
Plectranthias megalepis
2966
Plectranthias sagamiensis
2967
Plectranthias wheeleri
2968
Plectranthias whiteheadi
2969
Plectranthias winniensis
2970
Plectropomus areolatus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
2
1
4
3
1
4
3
1
2971
Plectropomus laevis
2972
Plectropomus leopardus
4
3
1
2973
Plectropomus maculatus
4
3
1
2974
Plectropomus oligacanthus
4
3
1
2975
Plectropomus pessuliferus
2976
Plectropomus punctatus
2977
Pogonoperca ocellata
2978
Pogonoperca punctata
2979
Pseudanthias bicolor
2980
Pseudanthias bimaculatus
2981
Pseudanthias charleneae
317
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
318
Suku Jenis
2982
Pseudanthias cichlops
2983
Pseudanthias cooperi
2984
Pseudanthias dispar
2985
Pseudanthias engelhardi
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2
3
2
3
3
2
2986
Pseudanthias evansi
2987
Pseudanthias fasciatus
2988
Pseudanthias flavoguttatus
2989
Pseudanthias huchtii
2
3
2
2990
Pseudanthias hutomoi
4
3
2
3
3
2
2991
Pseudanthias hypselosoma
2992
Pseudanthias ignitus
2993
Pseudanthias lori
2994
Pseudanthias lunulatus
2995
Pseudanthias luzonensis
2996
Pseudanthias manadensis
2997
Pseudanthias parvirostris
2998
Pseudanthias pascalus
2999
Pseudanthias pleurotaenia
3000
Pseudanthias randalli
3001
Pseudanthias rubrizonatus
3002
Pseudanthias smithvanizi
3003
Pseudanthias squamipinnis
1
3
2
3004
Pseudanthias tuka
2
3
2
3005
Pseudanthias ventralis ventralis
3006
Pseudogramma astigmum
3007
Pseudogramma polyacanthum
3008
Sacura speciosa
3009
Serranocirrhitus latus
3010
Suttonia lineata
3011
Variola albimarginata
4
3
2
3012
Variola louti
4
3
2
192
SETARCHIDAE
3013
Ectreposebastes imus
3014
Lioscorpius longiceps
3015
Setarches guentheri
3016
Setarches longimanus
193
SIGANIDAE
3017
Siganus argenteus
3018
Siganus canaliculatus
2
2
1
3019
Siganus corallinus
3
2
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
3020
Siganus doliatus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3021
Siganus fuscescens
3022
Siganus guttatus
2
2
1
3032
Siganus javus
2
2
1
3023
Siganus labyrinthodes
3024
Siganus lineatus
4
3
1
3025
Siganus magnificus
3
3
1
3026
Siganus puellus
4
3
1
3027
Siganus punctatissimus
3
3
1
3028
Siganus punctatus
3029
Siganus spinus
3
3
1
3030
Siganus stellatus
3
3
1
3031
Siganus vermiculatus
4
3
1
3033
Siganus virgatus
2
2
1
3034
Siganus vulpinus
3
3
1
194
SILLAGINIDAE
3035
Sillaginopsis panijus
3036
Sillago aeolus
3037
Sillago burrus
3038
Sillago chondropus
3039
Sillago macrolepis
3040
Sillago nierstraszi
3041
Sillago sihama
195
SOLEIDAE
3042
Achiroides leucorhynchos
3043
Achiroides melanorhynchus
3044
Aesopia cornuta
3045
Aseraggodes albidus
3046
Aseraggodes beauforti
3047
Aseraggodes cyaneus
3048
Aseraggodes dubius
3049
Aseraggodes filiger
3050
Aseraggodes kaianus
3051
Aseraggodes longipinnis
3052
Aseraggodes matsuurai
3053
Aseraggodes melanostictus
3054
Aseraggodes microlepidotus
3055
Aseraggodes suzumotoi
3056
Aseraggodes texturatus
3057
Aseraggodes zizette
319
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Brachirus aspilos
3059
Brachirus heterolepis
3060
Brachirus macrolepis
3061
Brachirus muelleri
3062
Brachirus orientalis
3063
Heteromycteris hartzfeldii
3064
Liachirus melanospilos
3065
Monochirus trichodactylus
3066
Pardachirus pavoninus
3067
Phyllichthys punctatus
3068
Solea ovata
3069
Solea kaiana
3070
Soleichthys heterorhinos
3071
Synaptura commersonnii
3072
Synaptura marginata
3073
Typhlachirus caecus
3074
Zebrias altipinnis
3075
Zebrias fasciatus
3076
Zebrias quagga
3077
Zebrias zebra
3078
Zebrias zebrinus
196
SOLENOSTOMIDAE
3079
Solenostomus armatus
3080
Solenostomus cyanopterus
3081
Solenostomus leptosoma
3082
Solenostomus paradoxus
197
320
Suku Jenis
3058
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
SPARIDAE
3083
Acanthopagrus berda
3084
Acanthopagrus latus
3085
Argyrops spinifer
3086
Dentex spariformis
3087
Evynnis tumifrons
3088
Pagrus auratus
3089
Rhabdosargus sarba
198
SPHYRAENIDAE
3090
Sphyraena barracuda
3
3
1
3091
Sphyraena flavicauda
3
3
1
3092
Sphyraena forsteri
3
3
1
3093
Sphyraena helleri
3094
Sphyraena jello
3
3
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
3095
Sphyraena obtusata
3096
Sphyraena pinguis
3097
Sphyraena putnamae
3098
Sphyraena qenie
199
SPHYRNIDAE
3099
Eusphyra blochii
3100
Sphyrna lewini
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
3
2
1
4
3
1
4
3
1
3101
Sphyrna mokarran
200
SQUALIDAE
3102
Squalus edmundsi
3103
Squalus hemipinnis
3
3
1
3104
Squalus montalbani
4
3
1
3105
Squalus nasutus
4
3
1
201
SQUTINIDAE 4
3
2
4
2
1
3106
Squatina legnota
202
STEGOSTOMATIDAE
3107
Stegostoma fasciatum
203
STERNOPTYCHIDAE
3108
Argyripnus brocki
3109
Argyripnus pharos
3110
Maurolicus javanicus
3111
Maurolicus muelleri
3112
Maurolicus tripunctulatus
3113
Polyipnus meteori
3114
Polyipnus soelae
3115
Polyipnus spinosus
3116
Polyipnus spinosus
3117
Polyipnus tridentifer
3118
Polyipnus triphanos
3119
Polyipnus unispinus
3120
Sternoptyx diaphana
3121
Valenciennellus tripunctulatus
204
STOMIIDAE
3122
Astronesthes chrysophekadion
3123
Astronesthes cyaneus
3124
Astronesthes ijimai
3125
Astronesthes indicus
3126
Astronesthes lucifer
3127
Astronesthes martensii
3128
Astronesthes splendida
321
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
322
Suku Jenis
3129
Chauliodus sloani
3130
Echiostoma barbatum
3131
Eustomias bifilis
3132
Eustomias crossotus
3133
Eustomias flagellifer
3134
Eustomias monoclonus
3135
Malacosteus niger
3136
Melanostomias macrophotus
3137
Melanostomias valdiviae
3138
Photonectes albipennis
3139
Stomias nebulosus
205
STROMATEIDAE
3140
Pampus argenteus
3141
Pampus chinensis
206
SYMPHYSANODONTIDAE
3142
Propoma roseum
3143
Symphysanodon katayamai
3144
Symphysanodon maunaloae
3145
Symphysanodon typus
207
SYNANCEIIDAE
3146
Inimicus cuvieri
3147
Inimicus didactylus
3148
Inimicus sinensis
3149
Leptosynanceia asteroblepa
3150
Minous monodactylus
3151
Minous pictus
3152
Minous pusillus
3153
Minous trachycephalus
3154
Synanceia horrida
3155
Synanceia platyrhyncha
3156
Synanceia verrucosa
3157
Trachicephalus uranoscopus
208
SYNAPHOBRANCHIDAE
3158
Dysomma anguillare
209
SYNGNATHIDAE
3159
Acentronura tentaculata
3160
Apterygocampus epinnulatus
3161
Bhanotia fasciolata
3162
Bhanotia pauciradiata
3164
Bulbonaricus brauni
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2
2
1
3
3
2
3
3
2
IKAN
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Suku Jenis
3165
Bulbonaricus davaoensis
3166
Choeroichthys brachysoma
3167
Choeroichthys cinctus
3168
Choeroichthys sculptus
3169
Corythoichthys amplexus
3170
Corythoichthys benedetto
3171
Corythoichthys flavofasciatus
3172
Corythoichthys haematopterus
3173
Corythoichthys intestinalis
3174
Corythoichthys ocellatus
3175
Corythoichthys polynotatus
3176
Corythoichthys schultzi
3177
Cosmocampus banneri
3178
Cosmocampus darrosanus
3179
Cosmocampus maxweberi
3180
Doryrhamphus dactyliophorus
3181
Doryrhamphus excisus excisus
3182
Doryrhamphus janssi
3183
Doryrhamphus japonicus
3184
Doryrhamphus multiannulatus
3185
Doryrhamphus negrosensis negrosensis
3186
Doryrhamphus pessuliferus
3187
Dunckerocampus boylei
3188
Dunckerocampus naia
3189
Festucalex erythraeus
3190
Festucalex gibbsi
3191
Festucalex prolixus
3192
Halicampus brocki
3193
Halicampus dunckeri
3194
Halicampus grayi
3195
Halicampus macrorhynchus
3196
Halicampus mataafae
3197
Halicampus nitidus
3198
Halicampus spinirostris
3199
Haliichthys taeniophorus
3200
Hippichthys cyanospilos
3201
Hippichthys penicillus
3202
Hippichthys spicifer
3203
Hippocampus barbouri
3204
Hippocampus bargibanti
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
323
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
324
Suku Jenis
3205
Hippocampus comes
3206
Hippocampus denise
3207
Hippocampus histrix
3208
Hippocampus kuda
3209
Hippocampus semispinosus
3210
Hippocampus spinosissimus
3211
Hippocampus trimaculatus
3212
Ichthyocampus carce
3213
Kyonemichthys rumengani
3214
Micrognathus andersonii
3215
Micrognathus brevirostris pygmaeus
3216
Micrognathus natans
3217
Microphis argulus
3218
Minyichthys brachyrhinus
3219
Minyichthys myersi
3220
Nannocampus weberi
3221
Phoxocampus belcheri
3222
Phoxocampus diacanthus
3223
Phoxocampus tetrophthalmus
3224
Siokunichthys breviceps
3225
Siokunichthys herrei
3226
Siokunichthys nigrolineatus
3227
Solegnathus lettiensis
3228
Syngnathoides biaculeatus
3229
Trachyrhamphus bicoarctatus
3230
Trachyrhamphus longirostris
210
SYNODONTIDAE
3231
Harpadon microchir
3232
Harpadon nehereus
3233
Saurida argentea
3234
Saurida elongata
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
1
2
2
2
3235
Saurida gracilis
2
2
1
3236
Saurida longimanus
3
3
1
3237
Saurida micropectoralis
3238
Saurida nebulosa
3239
Saurida tumbil
3
3
1
3240
Saurida undosquamis
2
2
1
3241
Saurida wanieso
3242
Saurus kaianus
3243
Synodus dermatogenys
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No.
Suku Jenis
3244
Synodus englemani
3245
Synodus hoshinonis
3246
Synodus indicus
3247
Synodus jaculum
3248
Synodus kaianus
3249
Synodus macrocephalus
3250
Synodus macrops
3251
Synodus oculeus
3252
Synodus rubromarmoratus
3253
Synodus sageneus
3254
Synodus tectus
3255
Synodus ulae
3256
Synodus usitatus
3257
Synodus variegatus
3258
Trachinocephalus myops
211
TELMATHERINIDAE
3259
Kalyptatherina helodes
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
1
4
3
1
212
TERAPONTIDAE
3260
Pelates quadrilineatus
2
2
1
2
2
1
2
2
1
3261
Terapon jarbua
3262
Terapon puta
3263
Terapon theraps
213
TETRABRACHIIDAE
3264
Tetrabrachium ocellatum
214
TETRAODONTIDAE
3265
Arothron caeruleopunctatus
3266
Arothron hispidus
4
3
1
3267
Arothron immaculatus
3
3
2
3268
Arothron manilensis
4
3
2
3269
Arothron mappa
3
3
2
3270
Arothron meleagris 3
3
2
3271
Arothron nigropunctatus
3272
Arothron reticularis
3273
Arothron stellatus
3
3
2
3274
Canthigaster amboinensis
4
3
2
3275
Canthigaster bennetti
3276
Canthigaster compressa
4
3
2
3277
Canthigaster coronata
3278
Canthigaster epilampra
3279
Canthigaster investigatoris
325
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
326
Suku Jenis
3280
Canthigaster janthinoptera
3281
Canthigaster leoparda
3282
Canthigaster ocellicincta
3283
Canthigaster papua
3284
Canthigaster rivulata
3285
Canthigaster smithae
3286
Canthigaster solandri
3287
Canthigaster tyleri
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
2
2
3288
Canthigaster valentini
3
3
2
3289
Chelonodon patoca
3
3
2
3290
Javichthys kailolae
3291
Lagocephalus gloveri
3292
Lagocephalus guentheri
3293
Lagocephalus inermis
3294
Lagocephalus lagocephalus lagocephalus
3295
Lagocephalus lunaris
3296
Lagocephalus sceleratus
3297
Marilyna meraukensis
3298
Sphoeroides pachygaster
3299
Takifugu oblongus
3300
Torquigener brevipinnis
3301
Torquigener gloerfelti
3302
Torquigener hicksi
3303
Torquigener hypselogeneion
3304
Torquigener pallimaculatus
3305
Torquigener tuberculiferus
3306
Tylerius spinosissimus
3307
Torquigener parcuspinus
215
TETRAROGIDAE
3308
Ablabys macracanthus
3309
Ablabys taenianotus
3310
Cottapistus cottoides
3311
Liocranium pleurostigma
3312
Neocentropogon aeglefinus
3313
Neovespicula depressifrons
3314
Paracentropogon longispinis
3315
Richardsonichthys leucogaster
3316
Snyderina yamanokami
3317
Tetraroge barbata
3318
Tetraroge niger
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No. 3319
Suku Jenis
3320
Vespicula zollingeri
216
THAUMATICHTHYUI
3321
Thaumatichthys pagidostomus
217
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Vespicula trachinoides
TOXOTIDAE
3322
Toxotes jaculatrix
218
TRACHICHTHYDAE
3323
Aulotrachichthys latus
3324
Hoplostethus melanopus
3325
Hoplostethus rubellopterus
3326
Hoplostethus shubnikovi
219
TRACHIPTERIDAE
3327
Desmodema polystictum
3328
Trachipterus trachypterus
220
TRIACANTHIDAE
3329
Pseudotriacanthus strigilifer
3330
Triacanthus biaculeatus
3331
Triacanthus nieuhofii
3332
Tripodichthys angustifrons
3333
Tripodichthys blochii
3334
Tripodichthys oxycephalus
3335
Trixiphichthys weberi
221
TRIACANTHODIDAE
3336
Atrophacanthus japonicus
3337
Halimochirurgus alcocki
3338
Halimochirurgus centriscoides
3339
Macrorhamphosodes platycheilus
3340
Triacanthodes anomalus
3341
Triacanthodes ethiops
3342
Tydemania navigatoris
222
TRIAKIDAE
3343
Hemitriakis japanica
4
3
1
3344
Mustelus widodoi
4
3
1
223
TRICHIURIDAE
3345
Assurger anzac
3346
Benthodesmus macrophthalmus
3347
Benthodesmus neglectus
3348
Benthodesmus tenuis
3349
Benthodesmus tuckeri
3350
Benthodesmus vityazi
327
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Platax cf orbicularis No.
328
Suku Jenis
3351
Demissolinea novaeguineensis
3352
Eupleurogrammus glossodon
3353
Eupleurogrammus muticus
3354
Lepidopus tenuis
3355
Lepturacanthus roelandti
3356
Lepturacanthus savala
3357
Tentoriceps cristatus
3358
Trichiurus auriga
3359
Trichiurus lepturus
224
TRICHONOTIDAE
3360
Lepidotrigla spiloptera
3361
Lepidotrigla leptacanthus
3362
Trichonotus elegans
3363
Trichonotus filamentosus
3364
Trichonotus halstead
3365
Trichonotus setiger
225
TRIGLIDAE
3366
Lepidotrigla japonica
3367
Lepidotrigla punctipectoralis
3368
Lepidotrigla spiloptera
3369
Pterygotrigla hemisticta
3370
Pterygotrigla leptacanthus
3371
Pterygotrigla ryukyuensis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
2
3
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
IKAN
No. 226
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
TRIODONTIDAE
3372
Triodon macropterus
227
TRIPTERYGIIDAE
3373
Ceratobregma helenae
3374
Enneapterygius bahasa
3375
Enneapterygius bichrous
3376
Enneapterygius elegans
3377
Enneapterygius fasciatus
3378
Enneapterygius flavoccipitis
3379
Enneapterygius hemimelas
3380
Enneapterygius minutus
3381
Enneapterygius mirabilis
3382
Enneapterygius nanus
3383
Enneapterygius philippinus
3384
Enneapterygius rubicauda
3385
Enneapterygius similis
3386
Enneapterygius tutuilae
3387
Enneapterygius unimaculatus
3388
Enneapterygius ziegleri
3389
Helcogramma capidatum
3390
Helcogramma ellioti
3391
Helcogramma fuscipectoris
3392
Helcogramma gymnauchen
3393
Helcogramma hudsoni
3394
Helcogramma kranos
3395
Helcogramma obtusirostre
3396
Helcogramma randalli
3397
Helcogramma rhinoceros
3398
Helcogramma solorensis
3399
Helcogramma springeri
3400
Helcogramma striatum
3401
Helcogramma trigloides
3402
Helcogramma vulcana
3403
Norfolkia brachylepis
3404
Ucla xenogrammus
228
URANOSCOPIDAE
3405
Ichthyscopus malacopterus
3406
Uranoscopus bicinctus
3407
Uranoscopus cognatus
3408
Uranoscopus kaianus
329
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Suku Jenis
3409
Uranoscopus oligolepis
3410
Uranoscopus sulphureus
3411
Xenocephalus elongatus
229
UROLOPHIDAE
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3412
Urolophus javanicus
5
4
2
3413
Urolophus kaianus
5
3
2
4
3
1
2
2
2
3414
Uranoscopus kaianus
230
VELIFERIDAE
3415
Velifer hypselopterus
231
XENISTHMIDAE
3416
Tyson belos
3417
Xenisthmus polyzonatus
232
XIPHIIDAE
3418
Xiphias gladius
233
ZANCLIDAE
3419
Zanclus cornutus
234
ZEIDAE
3420
Zenopsis conchifer
3421
Zenopsis nebulosa
235
ZENIONIDAE
3422
Zenion hololepis
236
ZENIONTIDAE
3423
Cyttomimus affinis
237
ZOARCIDAE
3424
Melanostigma vitiazi
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
330
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA331
Premnas biaculeatus
Mamalia Laut
332
Sumber Foto : Sunarto
http://www.kabar24.com/
MAMALIA LAUT
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Mamalia Laut
Mamalia yang hidup di laut jenisnya tidak sebanyak yang hidup di darat. Ukuran mamalia laut bervariasi namun dapat mencapai ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan dengan mamalia darat. Gajah merupakan hewan darat yang terbesar hanya mempunyai berat beberapa ton, sedangkan Paus biru mempunyai berat hingga seratus ton. Hewan darat tidak akan dapat mencapai ukuran ratusan ton karena akan mengalami kesulitan untuk memperoleh makanan dan bergerak. Sedangkan yang hidup di laut seberapun beratnya tidak akan mengalami permasalahan oleh karena media air tempat hidupnya memberikan kesetimbangan dan mengikuti hukum Archimides. Hewan yang terbesar di dunia justru makanan adalah berupa biota yang ukurannya kecil yaitu plankton. Mamalia laut termasuk dalam filum chordata, subphylum vertebrata dan kelas mamalia. Mamalia laut mempunyai dua ordo yaitu Serenia dan Cetacea. Dugong merupakan satu-satunya jenis mamalia laut dari ordo serenia yang hidup di Indonesia. Sedangkan cetacean terdiri dari Paus, Lumba-lumba dan Porposise.
1. Dugong Biologi dan sebarannya.
Dugong dengan nama ilmiah Dugong dugon merupakan mamalia yang bersifat herbivora atau pemakan tumbuhan sejati yang terbesar di laut. Di beberapa daerah di Indonesia dugong dikenal sebagai sapi laut atau babi laut. Nama ini diberikan berdasar model mulutnya yang menyerupai moncong babi sedangkan diberi nama sapi laut karena makan lamun (seagrass). Makanan dogong adalah lamun yang terutama dari jenis Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halophila spinulosa, Syringgodium isoetifolium dan Cymodocea serrulata (De Iongh, 1996). Dugong tidak hanya makan daun lamun jenis yang telah disebutkan di atas tetapi juga makan akar dan rimpangnya. Bahkan komposisi antara rimpang dan daun yang dimakan lebih banyak rimpang dari pada daun. Hal ini diduga bahwa rimpang lamun lebih banyak mengandung nutrisi dibandingkan daunnya. Tidak seperti sapi di darat walaupun dugong makan lamun namun tidak memamah biak seperti sapi atau kambing. Sistem pencernaan dugong jauh lebih sederhana, lamun yang ada di dalam lambung difermentasikan terlebih dahulu secara anaerob untuk dapat diserap. Oleh karena itu proses pencernaan makanan membutuhkan waktu yang lama. Dugong dewasa membutuhkan makan yang banyak yaitu antara 28-40 kg/ hari (Saalfeld and Marsh, 2004). Dugong umumnya makan pada waktu siang hari dan mengikuti pola pasang surut dimana dia berada. Dugong biasanya berada tidak jauh dari pantai, di dalam teluk dan di tempat yang dangkal. Bahkan pada malam hari tidur dekat dengan permukaan walaupun ada catatan dugong dapat menyelam lebih dari 90 meter. Bentuk tubuh dugong seperti gendang dengan kepala relatif kecil mulut seperti moncong babi dan bagian badan membesar memanjang ke belakang dan dengan ekor horisontal. Warna tubuhnya bisasanya kecoklatan atau abu-abu dan menjadi lebih cerah pada bagian perut. Mempunyai semacam sirip dada yang berguna 333
BIODIVERSITAS B BIO BI IOD ODIV ODIV IVER VER ERSSI SITA SIT TAS BIOTA TAS BIO BI OT LAUT INDONESIA OTA
gon Dugong du
o to : Sunart Sumber Fo
sebagai kemudi, bergerak relatif lambat yaitu antara 15 – 40 km/hari. Dugong dewasa dapat mencapai panjang 3 meter dan berat 420 kg (Spain and Heinsohn 1975). Perkembangbiakan dugong lambat oleh karena dugong dewasa beranak sekali dalam 2,5 – 4 tahun dengan masa kehamilan 14 bulan. Bayi yang baru lahir dapat mencapai bobot 30 kg, dan tetap menyusu ke induknya hingga 18 bulan (Anderson 2002). Sebaran Dugong hanya berada pada daerah tropis dan subtropis di Indo Pasifik dan lautan Hindia mulai dari Teluk Arab, Afrika timur hingga di Vanuatu. Populasi pada saat ini diperkirakan sebanyak 85.000 ekor dan yang terbesar berada di Australia utara yaitu sekitar ¾ dari jumlah yang ada. Di teluk Arabia diperkirakan populasinya sekitar 7000 ekor. Sisanya tersebar mulai dari Sumatera barat hingga Samudera Pasifik barat. Di Indonesia diperkirakan tinggal sekitar 1000 ekor. (Marsh et al, 2002, Muir et al 2004). Sebaran di Indonesia dapat ditemukan di Perairan Maluku, NTB, NTT dan Barat Sumatera dan Kepulauan Riau.
Keanekaragaman jenis
Dugong termasuk dalam kelas Mamalia dan ordo Serenia (Seacow) dan suku Dugongidae, merupakan satu-satunya jenis yang hingga saat ini masih hidup. Saudara dekat Dugong yang masih masuk dalam anggota Serenia ada 3 jenis yang masuk dalam suku Trichechidae yaitu manatees yang hidup di Amazon dan Afrika barat (Marsh et al 1978). Walaupun disebut sapi laut atau babi laut namun saudara
334
MAMALIA LAUT
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
terdekat dugong adalah gajah. Keduanya berasal dari nenek moyang yang sama yang berasal dari mamalia darat yang berevolusi sejak jaman Eocene. Satu-satunya jenis dugong yang hidup di Indonesia adalah Dugong dugon.
Manfaat , nilai penting dan fungsi dugong
Status Perlindungan Dugong masuk dalam appendix 1 CITES dan Pemerintah Indonesia melalui kemetrian kehutanan memasukan Dugong kedalam satwa yang dilindungi.
Fungsi ekologis dugong masih merupakan tanda tanya apakah dugong sebagai pengontrol dalam siklus kehidupan lamun. Nilai ekonomi dugong tidak signifikan. Orang umumnya menangkap dugong oleh karena tidak sengaja. Dugong bagi sebagian masyarakat pesisir di Indonesia masih dikeramatkan karena merupakan penjelmaan dari putri duyung. Namun di beberapa daerah lainnya Dugong diburu untuk dimakan dan taring dan gigi dipakai sebagai pipa. Air mata dugong pada sebagian masyarakat pantai dipercaya dapat dipakai sebagai daya pikat bagi lawan jenis sipemakai. Daging Dugong berwarna keputihan dan rasanya seperti daging sapi. Bagi masyarakat aborigin di Australia dugong diburu untuk dikomsumsi dan dipakai sebagai bagian dari ritual.
2. Cetacean Biologi and ekologi
Cetacean merupakan kelompok mamalia yang hidup di laut dan anggota dari kelompok ini terdiri dari ”whale, dolpin dan porpoise” yang di Indonesia lebih dikenal dengan nama ikan Paus, ikan lumba-lumba, sedangkan porpoise merupakan ikan paus berukuran kecil dengan berat hanya sekitar 100 kg. Penggunaan nama Ikan Paus kurang tepat oleh karena Paus dan Lumba-lumba tidak termasuk golongan ikan, tetapi masuk dalam golongan mamalia. Ketiga kelompok ini secara taksonomi masuk dalam kelompok Cetacean. Paus dibedakan menjadi dua yaitu yang berukuran besar dan yang berukuran kecil. Paus yang mempunyai ukuran besar ada 13 jenis. Disamping itu Paus juga dibedakan menjadi Paus yang bergigi dan paus yang mempunyai baleen atau semacam alat saring makanan yang ada di mulut. Porpoise merupakan paus berukuran kecil yang hanya dijumpai di perairan Eropa dan Atlantik utara. Paus ini besarnya tidak lebih dari 2 meter dengan berat antara 50 – 100 kg, kadang masuk ke sungai-sungai besar. Paus yang termasuk dalam grup yang berukuran besar adalah yang mempunyai ukuran berat antara 6,5 – 200 ton dengan panjang antara 10 – 35 meter. Sedangkan paus dan dolpin yang berukuran kurang dari 10 meter dengan berat dibawah 5 ton dikelompokan kedalam Paus berukuran kecil. Paus yang masuk dalam kelompok ini adalah dolpin dan Paus Pilot. Pengelompokan Paus berdasarkan ukuran ini biasanya dipakai oleh International Whaling Commission (IWC) merupakan organisasi internasional yang mengurusi pengelolaan Paus. 335
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Paus biru merupakan mamalia laut yang terbesar di dunia dengan ukuran panjang dapat mencapai 31 meter dan berat 150 ton. Bandingkan dengan gajah Afrika yang merupakan mamalia darat terbesar hanya mempunyai ukuran antara 3-4 ton atau Sapi yang hanya 500kg. Satu paus biru setara dengan 300 sapi. Populasi Paus biru terancam oleh karena perburuan besar-besaran yang dilakukan oleh Inggris, Norwegia dan Jepang. Populasi Paus biru kini tinggal sekitar 2.000 ekor, yang sebelumnya diperkirakan mencapai 200.000 ekor. Paus yang tidak bergigi atau Paus baleen makan kril, plankton dan krustacea kecil lainnya dengan cara menyaring air laut dengan baleennya, sedangkan Paus bergigi makan utamanya berbagai jenis ikan, kril dan cumi. Ikan kesukaan Paus adalah ikan teri, ikan sarden dan ikan makarel. Paus hidup di sekitar kutub utara dan kutub selatan untuk mencari makan dan kemudian akan bermigrasi ke arah ekuator untuk melahirkan anaknya. Pada saat berada di kutub mereka akan makan sebanyak-banyaknya dan pada waktu melakukan perjalanan ke ekuator untuk melahirkan hanya makan sekedarnya. Umur Paus biru dapat mencapai 120 tahun, Paus sperm 77 tahun, Paus minke 50 tahun dan dolpin dapat hidup sampai umur 20-50 tahun. Paus biru mencapai dewasa pada usia sekitar 25 tahun. Paus sperm betina sejak lahir akan mengikuti induknya dan hidup berkelompok hingga dewasa. Sedangkan Paus sperm jantan biasanya hidup berkelompok dengan induknya hingga umur 10 tahun. Sesudah umur 10 tahun biasanya paus jantan muda akan membentuk kelompok yang terdiri dari 12-15 anggota dan hidup memisahkan diri dari kelompok induknya. Ketika Paus sperm telah mencapai usia dewasa yaitu sekitar 25 tahun mereka akan hidup menyendiri dan menjadi pejantan dewasa. Pada saat musim kawin dia akan mencari kelompok betina dan menjadi pejantan tunggal di dalam kelompoknya. Setelah musim kawin selesai Paus penjantan akan memisahkan diri lagi. Masa kehamilan Paus biru mencapai 11 bulan dan melahirkan anaknya tidak setiap tahun tetapi hanya 2-3 tahun sekali. Lamanya waktu kehamilan dan lamanya jarak antara kelahiran menyebabkan Paus biru sangat rentan dari kepunahan. Paus akan menghabiskan waktunya untuk bermigrasi dari satu tempat ketempat yang lainnya. Sebagai contoh paus akan bermigrasi dari kutub selatan menuju laut Banda melalui laut Sawu dan selat-selat di Nusan Tenggara Barat seperti Wetar dan Sape, akhirnya memasuki laut Banda. Di Laut banda paus-paus ini akan berkumpul dan tinggal selama 3-4 bulan dan selanjutnya kembali ke kutub selatan. Apa yang dilakukan paus-paus ini selama di laut Banda masih menjadi pertanyaan sampai sekarang. Kemungkinan mereka melakukan ritual perkawinan namun tidak untuk melahirkan karena selama di laut Banda tidak pernah dijumpai rombongan paus yang membawa bayinya. Lumba-lumba mempunyai kebiasaan hidup berbeda-beda tergantung jenisnya. Salah satu jenis lumba-lumba yang sering dimanfaatkan oleh manusia adalah Tursiop aduncus. Jenis ini merupakan lumba-lumba yang hidup di daerah pantai, daerah dekat terumbu karang dan lamun, biasanya hidup pada kedalaman antara 50 – 100 meter. Walaupun hidup di daerah pantai namun lumba-lumba ini tidak pernah ditemukan di daerah yang keruh seperti daerah estuari. Walaupun hidup di daerah pantai namun jenis ini kadang-kadang ditemukan melintasi laut dalam.
336
MAMALIA LAUT
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Lumba-lumba ini akan mencapai umur dewasa pada umur 10 – 15 tahun dan dapat mencapai umur 40 tahun. Siklus reproduksi antara 3 – 5 tahun dengan jumlah anakan satu ekor per kelahiran. Makanan lumba-lumba ini sejumlah binatang bentik, ikan-ikan karang dan cumi-cumi. Pada masa lalu ada masalah dengan identifikasi oleh karena beberapa pengamat memasukan Tursiop aduncus adalah sama dengan Tursiop truncatus namun hasil dari tes DNA, eksternal morphologi dan osteologi menunjukkan bahwa keduanya merupakan species yang berbeda. (Wang and Yang, 2009, Wang et al, 2000, Wang et al 1999).
Peran dan manfaat cetacean
Peran cetacean secara ekologis merupakan karnivora paling atas dalam rantai makanan karena mereka memakan cumi dan ikan. Namun bagi paus baleen peran dalam rantai makanan memiliki keunikan tersendiri oleh karena beberapa Paus yang tidak bergigi ini tidak memakan ikan, dia hanya memakan krill dan plankton saja. Jadi bukan merupakan top karnivora. Ada beberapa anggapan bahwa populasi minke, baird dan beaked whale perlu dikendalikan oleh karena terlalu banyak menghabiskan cumi dan ikan sarden. Manfaat paus bagi kehidupan manusia adalah sebagai bahan makanan dan hal ini telah dilakukan sejak lama terutama bagi negara-negara yang berbatasan dengan kutub utara maupun kutub selatan. Negara Jepang, Norwegia, Inggris dan Kanada yang banyak memanfaatkan produk dari paus. Di Jepang bahkan telah memanfaatkan daging paus ini sejak jaman Meji. Seluruh bagian tubuh paus dapat dimanfaatkan tanpa sisa dan darinya dapat dihasilkan sekitar 35 produk olahan mulai yang berasal dari minyaknya, kulit, tulang, baleen, gigi, hati semuanya bermanfaat. Oleh karena itu Paus dikenal sebagai hewan dengan ”zero waste” atau tanpa limbah dan penghasil protein yang paling efisien. Coba bandingkan jika anda memelihara sapi di darat dan paus. Menurut perhitungan, sapi yang dipelihara saat ini menyumbangkan 12% CO2 yang ada di atmosfir. Sumbangan ini dihasilkan dari berbagai limbah selama memelihara sapi. Sapi akan menghabiskan rumput dan makanan tambahan lainnya, kotoran sapi sebagai penghasil gas metan. Disamping itu memelihara sapi perah juga akan menyebabkan berkurangnya air tawar secara signifikan, oleh karena untuk menghasilkan 1 liter susu sapi diperlukan sekitar 300 liter air tawar. Dari sisi ukuran memelihara satu Paus biru seberat 150 ton sama dengan memelihara 300 ekor sapi dengan berat 500kg/ekor Lumba-lumba di beberapa daerah di Indonesia ditangkap dan dagingnya dimakan namun sebagian besar nelayan Indonesia tidak menangkap Lumba-lumba bahkan ada yang menganggap tabu untuk membunuh Lumba-lumba. Lumba-lumba diyakini sebagai teman bagi nelayan dan sering menolong bagi nelayan yang tersesat. Jenis Tursiops truncatus sering dilatih untuk melakukan pertunjukan di tempat hiburan oceanorium. Bahkan pada akhir-akhir ini jenis lumba-lumba dilatih untuk menyembuhkan orang yang terkena stroke dan anak autis. Orang percaya sonar elektromanegtik yang dipancarkan dari moncong lumba-lumba dapat merangsang kesembuhan dari syaraf-syaraf yang terganggu akibat stroke. Lumba-lumba di Amerika bahkan dilatih untuk menangkal terorisme. 337
BIODIVERSITAS BIO BI ODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Masy Masyarakat nelayan Indonesia pada umumnya tidak memanfaatkan Paus umu dan Lumba-lumba, hanya sebagian masyarakat saja yang sengaja masy memburu atau menangkap Paus mem dan Lumba-lumba. Secara umum lumba-lumba tertangkap secara lum tidak sengaja dan bila ada lumbatida lumba atau paus menyangkut lum di jaring nelayan biasanya melepaskan kembali. Begitu juga me bila ada paus terdampar di pantai kalau masih hidup masyarakat kal akan berusaha untuk mendorong ak kembali ke laut. Masyarakat ke yang sengaja memburu dan ya menangkap Paus dan Lumbam lumba adalah masyarakat yang lu hidup di Lamalera dan Lamakera hi yang ada di pulau Lembata, ya Nusatenggara Timur. Mereka N menangkap dengan peralatan m ssederhana dan masih memakai alat-alat yang tradisional. a Menangkap Paus dan Lumba M dilakukan sepanjang tahun. d rto na Su : Namun mereka mempunyai N to Fo upacara yang berhubungan dengan penangkapan paus dilakukan pada awal bulan Mei. Hasil tangkapan biasanya hanya sebagai konsumsi untuk masyarakat lokal. Pada masa lalu daging paus dipakai sebagai alat barter untuk ditukarkan dengan hasil pertanian namun pada masa sekarang daging paus juga telah diperdagangkan diantara masyarakat kedua desa diatas. Hasil dari perdagangkan juga untuk membeli kebutuhan pokok seperti beras dan palawija. Jenis yang ditangkap biasanya dari jenis blue whale dan sperm whale. Diantara kedua desa Lamalera dan Lamakera mempunyai kesepakatan yang tidak tertulis yaitu bahwa masyarakat desa Lamalera tidak boleh dan tidak akan menangkap blue whale dan hanya sperm whale. Sedangkan masyarakat dari desa Lamakera hanya akan menangkap blue whale dan tidak menangkap sperm whale. Masyarakat kedua desa tersebut tidak hanya memanfaatkan paus tetapi juga menangkap ikan hiu, ikan Pari dan Lumba-lumba. Penangkapan paus secara tradisional telah dilakukan selama bertahun-tahun. Namun dengan bertambahnya jumlah penduduk dan mulai adanya perdagangan daging paus tentunya eksploitasi paus akan semakin intensif. Ambergis merupakan bahan buangan dari paus jenis sperm whale. Buangan ini berupa bahan padat yang sengaja dimuntahkan oleh paus yang diperkirakan merupakan bahan-bahan sisa makanan yang tidak tercerna yang telah mengalami
338
MAMALIA LAUT
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
berbagai proses didalam sistem pencernaan. Sampai saat ini belum diketahui mekanisme apa yang menyebabkan paus memuntahkan kembali bahan sisa makanan ini. Ambergis biasanya berwarna kuning terdampar dipantai dalam bentuk gumpalan-gumpalan, namun ada yang berwarna hitam kalau sengaja dikeluarkan dari perut ikan paus. Ambergis yang berwana kuning berbau harum dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan parfum. Informasi terakhir harga 1 kg ambergis dapat mencapai US $ 1000.
Keanekaragaman Jenis
Status Perlindungan Seluruh cetacea masuk dalam appendik II CITES dan beberapa Paus masuk dalam apendik I CITES. Misalnya Balaenoptera borealis (Paus Biru), Balanoptera musculus, Megaptera novaeangliae (Paus Bongkok), Balaena mysticetus. Pemerintah memasukan cetacea sebagai satwa yang dilindungi.
Cetacean merupakan kelompok ordo Cetacea yang termasuk dalam kelas Mamalia. Kelompok Cetacean di dunia berjumlah 83 jenis (Komatsu and Misaki 2004). Ordo Cetacea dibagi menjadi dua sub ordo dan 10 suku. Umumnya mereka hidup di daerah sub tropik dan kutub selatan maupun utara. Mereka akan bermigrasi ke daerah tropis untuk melahirkan anaknya. Di perairan Indonesia kekayaan jenis cetacean ini sebanyak 31 jenis. Pada musim-musim tertentu Paus melintasi Selat Timor dalam rangka bermigrasi dari lautan Hindia menuju Laut Banda. Pada saat melewati selat timor sebagain dari Paus ini dapat mengalami nasib sial oleh karena diburu oleh nelayan Lambata dan Lamalera untuk dijadikan sumber makanan pokok. Ordo Cetacea dibagi menjadi dua sub ordo yaitu Mysticeti (Paus dengan baleen) dan Odontoceti (Paus bergigi). Mysticeti mempunyai tiga suku yaitu Balaenidae, Balaenopteridae, Eschrichtiidae. Anggota dari suku Balaenopteridae antara lain Paus Biru (Balaenoptera musculus), Paus punggung bengkok (Megaptera novaeangliae), Paus Sei (Balaenoptera borealis) dan Paus Minke. Sedangkan ordo Odonticeti mempunyai 7 suku yang didalamnya terdapat lumba-lumba. Suku Monodontidae lebih dikenal sebagai Paus putih atau Beluga yang hanya hidup di daerah Artik. Sedangkan suku Platanistidae merupakan lumbalumba air tawar yang sebenarnya. Anda jangan bingung dengan lumba-lumba air laut dari suku Delphinidae yang kadang-kadang masuk ke muara sungai hingga jauh ke arah hulu seperti misalnya Orcaella brevirostris atau yang lebih dikenal dengan nama lumba-lumba Irawadi. Jenis lumba-lumba Irawadi ini kita lebih mengenal dengan nama lumba-lumba Mahakam. Lumba-lumba ini sering terlihat menjelajah jauh masuk ke Sungai Mahakam. Suku Delphinidae di Indonesia ada sekitar 11 jenis yang tersebar hampir di semua perairan Indonesia (tabel 26)
339
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 26. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan cetacean yang ditemukan di Indonesia. (Sumber : Priyono, 2001) No.
340
Suku Jenis
1
BALAENOPTERIDAE
1
Balaenoptera acutorostrata
2
Balaenoptera bonaerensis
Nama Umum
KELIMPAHAN
SEBARAN
3
Balenoptera borealis
4
Balaenoptera edini
5
Balaenoptera musculus
Paus Biru
2
Paus punggung bongkok
2
6
Megaptera novaeangliae
2
DELPHINIDAE
NILAI EKONOMIS
Paus Sei
7
Delphinus capensis
8
Delphinus delphis
9
Feresa attenuata
10
Globicephala macrorhynchus
Paus hitam bersisik pendek
11
Grampus griseus
Lumba-lumba abu-abu
12
Lagenodelphis hosei
Lumba-Lumba biasa
13
Peponocephala electra
14
Pseudorca crassdens
Paus temu kebon Paus pemangsa palsu
15
Orcaella brevirostris
Lumba-lumba Mahakam
16
Orcaella heinsohni
17
Orcinus orca
Paus pembunuh
18
Souse chinensis
Lumba-lumba putih
19
Stenella attenuate
Lumba-lumba totol
20
Stenella coeruleoalba
Lumba-lumba strip putih
21
Stenella longirostris
Lumba-lumba paruh payang
22
Steno bradanensis
Lumba-lumba bergigi kasar
4
4
23
Tursiops aduncus
Lumba-lumba hidung botol.
3
1
1
24
Tursiops truncatus
Lumba-lumba hidung botol.
3
1
1
3
KOGIIDAE
25
Kogia breviceps
Paus lodan kecil jauba
26
Kogia sima
Paus lodan kecil
4
PHOCOENIDAE
27
Neophocaena phocaenoides
5
PHYSETERIDAE
28
Physeter macrocephalus
6
ZIPHIIDAE
29
Mesoplodon densirotris
30
Mesoplodon ginkgodens
31
Ziphius cavirostris
Lumba-lumba sirip panjang
Sperm whale
Paus Paruh angsa
MAMALIA LAUT
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Sumber Foto : Vimono
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
341
Reptil
342
Chelonia mydas
REPTIL
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Reptil termasuk hewan kelas tinggi yang suhu badannya sangat dipengaruhi oleh suhu sekitarnya. Jumlah reptil yang hidup di laut relatif sedikit dibandingkan yang hidup di darat. Beberapa hewan yang masuk dalam kelas reptil yang hidup di laut antara lain : Ular laut, Buaya laut, Penyu dan Iguana yang ada di Galapagos. Jumlah jenis ular laut yang ada di dunia hanya sekitar 70 jenis, 7 jenis penyu, satu jenis buaya dan satu jenis iguana laut. Karena jumlah jenis yang sedikit inilah salah satu penyebab jumlah peneliti reptil laut hanya sedikit. Sepengetahuan penulis hingga saat ini belum ada peneliti Indonesia yang khusus menekuni penelitian ular laut.
1. Ular laut Biologi
Ular laut masih sangat sedikit dipelajari dan di Indonesia ahli ular laut masih langka. Ular laut hidup tersebar dari daerah subtropis hingga daerah tropis yang umumnya berada di daerah dangkal, dekat pantai dan lebih sering berada di permukaan. Sebaran ular laut di Indonesia hampir dapat dijumpai di seluruh perairan Indonesia. Konsentrasi tertinggi ular laut di Indonesia didapatkan di perairan Sumatera dan Kalimatan yaitu ditemukan sebanyak 27 jenis, di Australia ditemukan sebanyak 1721 jenis dan di Great Barrier Reefs ditemukan sebanyak 14 jenis. Informasi terakhir di Australia utara ditemukan ular laut sebanyak 37 jenis (Heatwole 1999). Sedangkan di Indonesia hasil koleksi terakhir yang ada di Museum Cibinong ditemukan sebanyak sekitar 40 jenis. Ukuran ular laut relatif kecil, ukuran panjang ular laut rata-rata antara 40-50 cm, namun ada yang dapat mencapai ukuran hingga 150 cm. Ular laut sering dijumpai di daerah mangrove, padang lamun atau daerah terumbu karang. Hal ini disebabkan ular laut bernapas dengan paru-paru sehingga selalu harus muncul ke permukaan untuk mengambil udara. Namun ada ular laut yang bersifat pelagis yang tidak pernah ke darat dan hidup di tengah laut, misalnya Pelamis platurus. Jenis ular laut ini mempunyai sebaran yang paling luas dan merupakan ular cobranya ular laut karena kekuatan bisanya. Ular laut biasanya bersifat pasif tidak agresif jika tidak diganggu atau diprovokasi. Ular laut akan menjadi lebih agresif pada saat musim kawin. Jarang kejadian orang diserang oleh ular laut atau digigit oleh ular laut. Ular laut mempunyai taring yang kecil hanya sekitar 2 – 4 milimeter sehingga orang yang memakai wetsuit tidak akan tembus oleh gigitan ular laut. Namun jangan mengganggap enteng ular laut karena bisa ular laut dua kali lebih kuat jika dibandingkan ular darat dan bersifat neurotoxin. Satu ekor ular laut dewasa dapat membunuh tiga orang. Bisa ular laut akan bereaksi dengan cepat hanya dalam waktu 20-30 menit akan dapat menyebabkan paralisis susunan syaraf pernapasan orang yang tergigit. Kejadian gigitan ular laut sering terjadi akibat ketidaksengajaan yaitu misalnya ular terinjak atau tergigit pada nelayan yang sedang menyortir ikan. Ular laut sering tertangkap oleh jaring trawl nelayan dan pada waktu memilah-milah ikan maka sering tergigit oleh ular yang
343
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
berada diantara hasil tangkapan ikan. Bisa ular laut berfungsi untuk melumpuhkan mangsanya bukan sebagai alat bela diri. Makanan Ular laut berupa belut laut, ikan atau telur ikan, krustasea dan biota laut lainnya seperti telur cumi dan anakannya. Ular laut berenang menggunakan gerakan tubuhnya dan didukung dengan ekornya yang telah berubah menjadi pipih yang berfungsi sebagai dayung. Sedangkan sisik dada dan perut tidak berfungsi lagi sebagai alat jalan seperti yang terlihat pada ular darat. Namun tidak semua ular laut ekornya memipih beberapa jenis ular laut yang hidupnya di tepi pantai atau di dasar hutan mangrove ekornya tetap lancip dan sisik dada perutnya tetap berfungsi sebagai alat jalan. Kelompok ular laut Natricids dan Homolopsids hampir semuanya hidup di daerah mangrove dan rawa-rawa air asin. Reproduksi ular laut terjadi secara musiman dan waktu reproduksi tergantung dari jenisnya dan letak geografi dimana ular itu hidup. Hampir semua ular laut melahirkan anaknya. Anakan yang dilahirkan dilepas begitu saja tanpa pengasuhan dan perlidungan dari induknya. Kelompok laticaudids merupakan satu-satunya ular laut yang bertelur dan harus pergi ke darat untuk meletakan telurnya. Ular tumbuh dan berkembang dengan kecepatan antara 2,5 – 12 cm per tahun. Ular laut mencapai umur dewasa bervariasi tergantung jenisnya dengan kisaran antara 1,5 – 5 tahun. Ular laut lebih sering ganti kulit dibandingkan dengan ular darat. Ular laut ganti kulit setiap 2 – 6 minggu tergantung dari jenisnya.
Manfaat ular laut
Ular laut merupakan predator yang secara ekologis mengontrol keseimbangan dalam rantai makanan. Manfaat secara langsung di dalam ekosistem tampaknya belum diketahui dengan baik, sedangkan manfaat bagi manusia tidaklah terlalu berarti oleh karena ukurannya yang relatif kecil dan pola warna kulitnya juga tidak terlalu menarik. Namun di Philipina ular laut ini sering ditangkap dan kulitnya dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan.
Keanekaragaman jenis
D Diperkirakan ada sekitar 70 jenis ular llaut yang hidup di dunia. Ular laut dapat dikelompokan menurut sukunya yaitu d Hydropiids merupakan kelompok ular laut H sejati oleh karena seluruh kelompok ular ini hidupnya di laut. Laticaudids terdiri dari lima jenis dengan 4 jenis merupakan ular laut. Kelompok ini merupakan ular laut laut yang bertelur. Acrochordids dari kelompok ini hanya ada satu jenis yang hidup di laut dan yang lain hidup di estuarine dan air tawar. Homalopsids merupakan ular dari colubridae terdiri dari 9 jenis yang hidup di
344
REPTIL
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
dasar hutan magrove dan hanya 3 jenis yang hidup di laut. Natricids merupakan kelompok ular yang hidupnya di rawa-rawa air asin. Jumlah suku ular yang hidup di dunia sebanyak 15 dan yang hidup di laut sebanyak 4 suku yaitu Hydrophiidae, Laticaudidae, Colubridae dan Acrochordidae. Keempat suku ular ini tidak hanya hidup di air tawar, air asin, air payau tetapi ada yang hidup di darat. Hydrophiidae terdiri dari 16 marga dan 54 jenis. Satu jenis dari suku ini yaitu Hydrophis semperi hidup di air tawar. Suku Laticaudidae terdiri dari hanya satu marga dengan Status 4 jenis. Tiga jenis merupakan ular laut sedangkan satu Perlindungan jenis yaitu Laticauda crokeri merupakan ular air tawar. Suku Colubridae merupakan suku terbesar dari jenis ular Ular laut belum masuk tediri dari 290 marga dengan anggota sekitar 1500 jenis. dala m appendik Sebagian besar hidup didarat dan pada umumnya tidak CITE S karena tidak berbisa. Ada 11 marga dan 35 jenis dari kelompok ular term asuk binatang liar ini yang hidup di air namun hanya 11 jenis yang hidup di yang diperdagangkan laut. Suku Acrochordidae hanya terdiri dari satu marga seca ra internasional. dengan 3 jenis dan hanya satu yang hidup di laut. Ular Pem erin tah laut yang ada di Indonesia sekitar 45 jenis. Konsentrasi Indo nesia juga belum terbanyak dari jenis ular laut ditemukan di selat Malaka mem asuk an ke dalam yaitu sebanyak 24 jenis (Heatwole 1999). Seperti biota satw a yang dilindungi. yang lainnya konsentrasi terbesar dari keragaman jenis ular didunia berada di Indonesia dan semakin jauh jarak dari Indonesia semakin sedikit jumlah jenis ular laut yang ditemukan.
2. Buaya laut Biologi
Buaya laut merupakan jenis buaya yang dapat mencapai ukuran terbesar dibandingkan buaya-buaya yang lain. Ukurannya dapat mencapai 6 – 7 meter dengan 345
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Crocodylus porosus Sumber Foto : Badiah
berat lebih dari satu ton. Ukuran rata-rata yang ditemukan saat ini hanya sekitar 2 – 3 meter. Makanan anakan buaya laut berupa hewan kecil dari insekta dan ikan serta reptil yang lain. Dengan bertambahnya ukuran tubuhnya, makanannya juga menjadi bervariasi mulai dari krustasea, ikan dan hewan yang lebih besar. Buaya betina mencapai dewasa pada ukuran 2,2 – 2,5 meter. Buaya tetap bertelur di darat dan meletakan telurnya di pinggiran sungai. Telur akan menetas setelah sekitar 80 – 90 hari tergantung dari cuaca setempat. Dari telur yang diproduksi diperkirakan hanya 1 – 3 persen akan mencapai dewasa. Penyebab kematian terbesar adalah tergenangnya sarang buaya akibat banjir. Sarang buaya akan tetap dijaga induknya hingga telur menetas. Anakan buaya akan diasuh dan dilindungi oleh induknya untuk beberapa lama agar tidak dimangsa oleh buaya yang lain. Sebaran buaya laut cukup luas yaitu mulai India, Indonesia, Vietnam, Philiphine Australia hingga Papua. Kemampuan renang buaya laut Crocodylus porosus sangat baik Status dan dapat menjelajah lautan mengikuti arus sehingga Perlindungan tidak mengherankan sebaran buaya laut ini sangat luas. Crocodylus porosus hidup di laut yang hangat Crocodylus porosus di perairan tropis. untuk Indonesia, Papua Nugini dan Manfaat. Australia masuk Buaya sejak lama telah dimanfaatkan kulitnya dalam apendik II untuk berbagai keperluan manusia terutama untuk CITES. Sedangkan perlengkapan asesoris. Seperti untuk ikat pinggang, pemerintah Indonesia tas, dompet dan sepatu serta asesoris lainnya. Secara memasukan buaya laut sebagai satwa yang dilindungi. 346 346 34
REPTIL
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
ekologis buaya merupakan top predator dan top karnifora. Disamping itu buayapun bisa dikatagorikan sebagai hewan pembersih karena makan berbagai bangkai dari berbagai biota yang lain.
Nilai Ekonomis Komersial :
Harga kulit buaya Crocodylus porosus kualitas terbaik hasil budidaya ditingkat eksportir Indonesia US $ 15/ inci.
Keanekaragaman jenis
Kerabat dekat yang masuk kelompok buaya ini ada tiga suku yaitu Alligatoridae mempunyai 10 jenis, Crocodylidae dengan 14 jenis dan Gavialidae hanya mempunyai satu jenis yaitu Gavialis ganggeticus. Salah satu jenis anggota suku crocodylidae yang hidup di laut hanya ada satu jenis yaitu Crocodylus porosus. Sedangkan satusatunya iguana yang hidup di laut adalah iguana yang hidup di pulau Galapagos.
3. Penyu. Biologi.
Penyu merupakan salah satu reptil yang paling eksotis dan merupakan simbol dari kebebasan karena penyu berenang secara bebas tanpa batas negara dan batas teritorial. Dia dapat berenang mengembara ribuan kilometer dari tempat lahirnya dan uniknya pada waktu akan bertelur selalu kembali ketempat dimana dia lahir. Bagaimana cara penyu dapat mencari atau menemukan kembali tempat dia lahirkan untuk bertelur sampai saat ini masih menjadi bahan perdebatan para ahli. Penyu mempunyai saudara dekat yaitu kura-kura yang hidup di darat dan di air tawar. Ukurannya penyu dewasa bervariasi antara 0,55-1,9 meter. Penyu Lengkang (Lepidochelys olivacea) mempunyai ukuran yang terkecil dibanding penyu yang lain dan yang terbesar adalah Dermochelys coriacea (penyu belimbing). Makanan penyu berupa lamun, ikan, krustase kadang-kadang terlihat makan sponge dan ubur-ubur. Sebaran penyu hampir dapat dijumpai di semua perairan tropis hingga daerah subtropis. Pada umumnya hidup di laut yang relatif dangkal seperti di goba, estuarin pantai dekat tempat bertelur, dan laut lepas. Walau lebih sering di laut dangkal atau dekat pantai namun penyu dapat menyelam hingga 300 meter. Penyu menyelam kelaut dalam biasanya mencari ubur-ubur untuk dimakan. Penyu mempunyai kemampuan untuk mengatur metabolismenya hingga ketingkat yang sangat rendah sehingga penyu dapat menyelam 35 – 45 menit tanpa muncul ke permukaan untuk mengambil udara. Ada delapan jenis penyu yang ada di dunia dan enam jenis dapat ditemukan di Indonesia. Penyu belimbing merupakan pengembara yang paling tangguh dan paling jauh kemampuan jelajahnya diikuti oleh penyu hijau. Penyu sisik merupakan penyu rumahan yang tidak mengembara jauh-jauh dari tempat bertelurnya. Sebagai gambaran penyu belimbing dapat mengembara sejauh 5000 km. Tempat bertelur penyu sisik dapat dijumpai hampir disemua pulau dan yang
347
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Chelonia mydas
paling banyak dijumpai di P. Anambas, P, Natuna, P. Belitung, P. Segamat, Birahbirah, P. Derawan, Pantai Pengumbahan dll (Darmawan 2004). Tempat bertelur penyu belimbing yang paling terkenal dan besar jumlahnya adalah di sekitar Pantai Jamursba medi, kepala burung, Papua. Penyu belimbing juga dapat dijumpai bertelur di Sumatera Barat dan pantai selatan Jawa (Hitipeuw and Maturbong 2002). Sedangkan penyu hijau bertelur di beberapa daerah seperti Berau, Derawan, Lucipara, Kakaban, Balang-balangan dan Pangumbahan dll. Populasi penyu sulit untuk diketahui dan juga sulit untuk dihitung secara pasti. Perhitungan jumlah penyu yang ada di dunia hingga saat ini hanya berdasar dari jumlah penyu yang bertelur di darat. Sedangkan penyu jantan yang tetap tinggal di air tidak pernah diketahui jumlahnya. Penyu jantan tidak pernah keluar dari air sedangkan penyu betina pada saat akan bertelur selalu pergi kedarat. Jenis penyu lekang mempunyai populasi terbesar di dunia. Di Indonesia jenis penyu yang umum dijumpai dimana saja adalah penyu sisik dan penyu hijau. Penyu mencapai umur dewasa bervariasi tergantung jenis dan lokasinya. Untuk membedakan penyu jantan dan betina yaitu dengan melihat bagian ekornya. Penyu mencapai umur dewasa antara 12-30 tahun. Penyu dapat mencapai umur 80 tahun. Penyu betina sekali bertelur berjumlah antara 50-200 butir yang berukuran sebesar bola pinpong. Semakin besar ukuran penyu betina semakin banyak telur yang dihasilkan. Telur penyu akan menetas sekitar 45 – 70 hari tergantung jenisnya. Penyu betina meninggalkan begitu saja sarangnya setelah bertelur dan tidak berusaha untuk melindungi anaknya. Berbeda dengan reptil lainnya seperti buaya dan ular yang bertanggung jawab terhadap telurnya dengan selalu menjaga hingga menetas, penyu tampaknya termasuk binatang yang tidak bertanggung jawab. Penyu muda sulit dibedakan antara penyu jantan dan penyu betina. Penyu jantan biasanya mempunyai kuku atau taji yang lebih besar di kaki renangnya bagian depan. Kuku ini berfungsi untuk membantu memegang pada saat kawin. Mengapa penyu selalu terlihat menangis mengeluarkan air mata. Penyu mempunyai kelenjar garam yang 348
REPTIL
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
terletak didekat mata. Kelenjar garam seperti yang dimiliki biota laut lainnya adalah merupakan organ yang berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan garam yang ada di tubuh penyu. Pengeluran kelebihan garam melalui kelenjar dekat mata inilah yang menyebabkan penyu selalu terlihat menangis bila pergi kedarat.
Manfaat
Manfaat penyu secara ekologis dalam rantai makanan adalah sebagai herbivora dan karnivora. Manfaat langsung tidaklah begitu jelas. Manfaat bagi manusia, sisik penyu dimanfaatkan sebagai barang perhiasan, karajinan dan bingkai kacamata. Telur dan daging penyu dapat dimakan. Telur penyu bisanya dijual dalam jumlah yang relatif sedikit biasanya dapat dijumpai di pasar tradisional yang berada dekat pantai, seperti di Kalimatan Timur, Padang dan Batam dll. Harga telur penyu di Padang Rp 7.500 per butir tahun 2013. Daging penyu sering dipakai dalam upacara keagamaan bagi masyarakat Bali. Penyu sebagai pemakan lamun mempunyai dampak negatif terhadap fungsi ekologi lamun. Ketika penyu Status Perlindungan hadir dalam jumlah yang cukup banyak seperti misalnya di daerah Derawan maka penyu akan Cheloniidae dan menyebabkan pengurangan biomassa, densitas, Derm ochelys coriacea tutupan, siklus nutrisi dan mengurangi kemampuan term asuk dalam apendik I lamun untuk menghasilkan bunga dan buah (Lal et al CITES dan oleh pemerintah 2010, Moran and Bjorndal 2005). Akibat selanjutnya Indonesia semua jenis penyu penyu mengurangi kemampuan lamun sebagai dim asukan dalam satwa penyedia tempat memijah bagi biota yang berasosiasi yang dilindungi. Sedangkan dengan lamun. Pengurangan biomassa biota ini IUCN memasukan semua sekitar 18 kali rendah jika dibandingkan dengan jenis peny u kedalam Red lamun yang tidak diganggu oleh penyu (Vonk et al data book. 2010). Akibat terakhir bagi manusia adalah penyu mengurangi produksi ikan (Lal et al 2010).
Keanekaragaman
Klasifikasi penyu termasuk dalam ordo Tetudines sub ordo Cryptodira yang termasuk didalam subordo ini adalah kura-kura cangkang keras, kura-kura cangkang lunak dan penyu. Penyu merupakan kura-kura yang hidup di laut. Penyu dibedakan menjadi dua suku yaitu ada yang masuk suku Cheloniidae dan Dermochelydae. Kedua suku ini dibedakan oleh karena Dermochelydae merupakan penyu yang tidak bercangkang dan tulang punggungnya tidak melekat dicangkangnya. Penyu yang hidup dilaut terdiri dari 8 jenis. Adapun kedelapan jenis tersebut adalah : Chelonia mydas (penyu hijau), Chelonia agassizii, Caretta caretta (Penyu tempayan). Lepidochelys kempii, Lepidochelys olivacea (Penyu Lekang). Eretmochelys imbricata (Penyu sisik), Narator depressus (Penyu pipih) dan Dermochelys coriacea (Penyu belimbing). Dari 8 jenis yang ada di dunia hanya dua jenis yang tidak ada di Indonesia yaitu : Chelonia agassizii dan Lepidochelys kempii.
349
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 27. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan ular laut di Indonesia (*) koleksi yang ada di referensi rujukan Museum Zoologicum Bogoriense (MZB), Cibinong. (Verifikator: Mumpuni - Sumber : Heatwole 1999, MZB, Sander et al. 2013, Iskandar & Colijn. 2002). No. 1
350
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
HYDROPHIINAE
1
Aipysurus duboisi
3
2
Aipysurus eydouxii *
3
3
Aipysurus laevis*
3
4
Aipysurus fuscus.
3
5
Emydocephalus annulatus.
3
6
Hydrophis atriceps.*
2
7
Hydrophis brookii *
3
8
Hydrophis belcheri.
3
9
Hydrophis caerulescens.*
3
10
Hydrophis curtus.*
3
11
Hydrophis cyanocintus.*
3
12
Hydrophis elegans*
3
13
Hydrophis fasciatus*.
3
14
Hydrophis gracilis.*
2
15
Hydrophis hardwickii. *
3
16
Hydrophis jerdonii.
3
17
Hydrophis kingii
3
18
Hydrophis klossi.
3
19
Hydrophis ornatus.*
3
20
Hydrophis peronii.
3
21
Hydrophis stokesi.*
1
22
Hydrophis major.
3
23
Hydrophis melanosoma
3
24
Hydrophis pacificus.
3
25
Hydrophis platurus.*
1
26
Hydrophis schistosiis.*
2
27
Hydrophis spiralis.*
2
28
Hydrophis torquatus.*
3
29
Hydrophis viperius.
3
30
Hydrclaps darwiniensis
3 3
31
Kolpophis annandalei
32
Parahydrophis mertoni.
3
33
Thalassophis anomalus.*
2
NILAI EKONOMIS
Chelonia mydas BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
REPTIL
No. 2
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
LATICAUDINAE.
34
Laticauda colubrina.
3
1
2
35
Laticaudata laticaudata.
3
1
2
36
Laticaudata semifasciata
3
ACROCHORDIDAE.
37
Acrochordus granulatus.
3
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
351
Rumput Laut (algae, gangang, seaweed) 352
Sargassum polycystum
RUMPUT LAUT
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Biologi
Rumput laut, ganggang atau makro algae merupakan tumbuhan tingkat rendah yang hidup di dalam laut. Tidak seperti tumbuhan tingkat tinggi rumput laut tidak mempunyai akar, batang, daun, bunga dan buah. Seluruh tubuhnya disebut sebagai thalus karena tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun, namun pada jenis rumput laut tertentu ada yang mempunyai semacam akar yang berfungsi hanya untuk melekatkan diri. Ada pula yang mempunyai struktur seperti daun dan gelembung udara sebagai alat pengapung, misalnya jenis Sargassum sp. . Rumput laut tumbuh dan berkembang tergantung dari nutrisi yang ada di sekitarnya dan sangat tergantung dari sifat fisika dan kimia dari air laut yang ada pada saat itu. Disamping itu pertumbuhan juga ditentukan oleh subtrat dasar, gerakan air, suhu, salinitas, fosfat, nitrat dan cahaya matahari. Rumput laut mengambil zat hara dari lingkungan sekitarnya dengan cara difusi melalui seluruh bagian tubuhnya. Pertumbuhan relatif cepat dan sangat dinamis dalam hitungan hari atau bulan namun adapula yang bersifat tahunan. Rumput laut dapat mendominasi suatu lokasi pada bulan tertentu dan pada bulan yang berikutnya dapat menghilang dari lokasi tersebut. Perkembang biakan rumput laut dapat dilakukan dengan cara vegetatif dan generatif. Reproduksi seksual dengan melakukan kawin antara gamet jantan dan gamet betina, sedangkan secara vegetatif dengan cara stek atau pertunasan dari thalus induknya. Perbanyakan rumput laut yang banyak dilakukan adalah dengan cara memotong sebagian dari thalus yang kemudian diikatkan pada substrat yang tetap, dalam hitungan hari thalus ini akan menjadi tanaman baru.
Peran dan manfaat rumput laut
Peranan dan fungsi ekologis rumput laut adalah sebagai produsen primer dalam siklus rantai makanan. Sebagai produsen primer rumput laut berfotosintesa untuk berispirasi dan menghasilkan oksigen dan aktif dalam proses biokimia hara laut. Berbagai jenis biota laut dan ikan yang bersifat herbivora menggantungkan hidupnya dari keberadaan rumput laut. Mulai dari moluska, Ekinodermata, krustasea, penyu hingga mamalia laut menggantungkan hidupnya dari rumput laut. Peranan dan fungsi rumput laut bagi kehidupan manusia sangatlah banyak yaitu sebagai bahan baku industri, bahan makanan, bahan obat-obatan, dan bahan kecantikan. Secara tidak sadar kita telah memakai produk dari rumput laut dalam kehidupan sehari-hari. Pemakaian rumput laut dalam kehidupan sehari-hari, antara lain untuk pasta gigi, es krim, es rumput laut, kue, jelli, kosmetika, tekstil semuanya mengandung bahan yang berasal dari rumput laut. Pada sebagian masyarakat di Indonesia beberapa jenis rumput laut dapat dimakan secara langsung sebagai lalapan dan sayur. Untuk 353
BIODIVERSITAS B BI BIOD IOD DIV IVE VER ERSI SITA SITA TAS BIOTA TAS BIOT BIO BI OTA LAUT OTA LAU LA UT INDONESIA
Grateloupia
sp.
menggambarkan betapa besar kegunaan rumput laut yaitu ada sekitar 400 jenis produk komersial yang mengandung bahan olahan dari rumput laut. Rumput laut mengandung senyawa yang bersifat hidrokoloid yang pada umumnya merupakan senyawa polisakarida berantai panjang. Oleh karena berasal dari rumput laut maka disebut fikokoloid. Fikokoloid dari rumput laut berupa agar, karaginan dan alginat. Fungsi ketiga produk dari rumput laut ini antara lain sebagai pembentuk gel, pengemulsi, stabiliser, pensuspensi dan pendispersi. Agar dihasilkan oleh rumput laut dari kelompok agarofit yang antara lain Glacilaria, Gelidium, Pterocladia dan Hypnea. Agar banyak dipakai sebagai pembentuk gel dan banyak dipakai dalam industri makanan seperti untuk jelly, es krim, sosis, yoghurt. Didalam agar tekadung dua senyawa utama yaitu agarose dan agaropektin dan bila dua senyawa ini dipisahkan maka agarose dapat membentuk gel yang kuat dengan sifat tidak mempunyai muatan listrik. Adanya kondisi ideal ini maka agarose banyak dipakai dalam bidang bioteknologi sebagai bahan dasar elektroforsis, khromatografi dan kultur jaringan. Karaginan merupakan senyawa polisakarida rantai panjang yang banyak dikandung oleh jenis rumput laut yang dikelompokan dalam karaginofit dari marga Euchema dan Hypnea. Karaginan dibedakan menjadi tiga kelompok berdasarkan respon jika bersenyawa dengan protein menjadi iota-karaginan, kappa-karaginan dan lamdakaraginan. Iota-karaginan menghasilkan gel yang sangat halus, Kappa-karaginan dapat membentuk gel yang kokoh dan rigid. Kekakuan dan kelenturan dari karaginan dapat diatur tergantung dari beberapa senyawa dan ion yang ditambahkan. Alginat merupakan produk dari rumput laut yang dikelompokan dalam alginofit dan yang termasuk dalam golongan ini antara lain Sargassum dan Turbinaria. Alginat banyak dipakai dalam Industri tekstil, farmasi, makanan dan minuman. Alginat sebagai bahan pengemulsi, pengental, stabiliser, pembentuk film, sebagai bahan
354
RUMPUT LAUT
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
pemecah dan pensuspensi. Di bidang farmasi dan obat-obtan alginat dimanfaatkan dalam bentuk asam alginat dan sodium atau kalsium alginat. Kedua yang terakhir ini sering dimanfaatkan untuk membuat kapsul dan kadang digunakan untuk pembentuk dan penstabil busa dan cream.
Nilai Ekonomis Komersial Sampai saat ini jenis rumput laut yang mempunyai nilai ekonomis di Indonesia tidaklah banyak yaitu seperti Euchema spp, Glacilaria spp, Sargassum spp dan Turbinaria spp. Rumput laut atau algae merupakan komoditas yang harganya ditingkat nelayan cukup berfluktuasi namun dengan kisaran yang relatif konstan tergantung dari musim dan jarak dari lokasi industri pengolahan. Sebagian besar rumput laut dari nelayan dijual untuk industri hanya sebagian kecil dijual untuk keperluan masyarakat secara langsung. Euchema merupakan rumput laut yang dihasilkan dari budidaya mempunyai kisaran harga ditingkat nelayan antara Rp 5.000 - 7.500. Harga ini untuk keperluan industri. Beberapa nelayan menyiapkan hasil budidaya Euchema untuk keperluan masyarakat, seperti untuk es rumput laut dan kebutuhan untuk makanan ringan seperti kue dodol rumput laut dan lainnya. Untuk itu rumput laut hasil panen diproses terlebih dahulu yaitu dengan direndam di air tawar selama 3 - 5 hari. Fungsi perendaman adalah untuk melarutkan choroplastnya sehingga algae menjadi berwarna putih bersih. Kemudian rumput laut ini dikeringkan dengan cara menjemur di terik matahari. Harga rumput laut kering ini berkisar antara Rp 12.500 - 15.000 per kg. Nelayan yang menikmati harga ini adalah nelayan kepulauan Seribu karena dekat kota Jakarta. Di Jakarta rumput laut ini dipakai sebagai bahan utama es rumput laut yang dijual di restoran restoran. Harga untuk rumput laut gracilaria yang biasanya ditanam di tambak sebagai tanaman tumpangsari dihargai antara Rp 3.500 - 5.000 per kg kering. Jenis rumput laut ini menghasilkan agar, dijual untuk keperluan industri. Rumput laut penghasil alginat dari jenis Sargassum dan Turbinaria dihargai antara Rp 1.500 - 2.500 per kg kering. Rumput laut jenis ini semuanya dijual untuk keperluan industri. Dua jenis
355 Kappaphycus alvarezii
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
rumput laut ini dipanen langsung dari alam, belum ada usaha kearah budidaya oleh karena harganya yang murah dan populasi di alam masih banyak. Beberapa jenis rumput laut seperti Caulerpa dan Gracilaria dapat kita jumpai dijual dalam bentuk segar di pasar-pasar tradisional terutama di Indonesia bagian timur. Rumput laut ini dijadikan lauk makan yang dicampur dengan kelapa muda sebagai urapan.
Keanekaragaman jenis.
Rumput laut tumbuhan yang seluruh bagian tubuhnya berupa thalus dan tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun maka rumput laut di masukan dalam divisi Thallopyhta. Algae dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan koloidnya, atau berdasar subtrat tempat hidupnya dan berdasarkan kandungan pigmennya. Algae dikelompokan berdasar kandungan koloidnya antara lain Algae agarofit yaitu algae penghasil agar-agar. Algae penghasil karaginan dikelompokan kedalam algae karaginofit dan algae penghasil alginat dikelompokan dalam algae alginofit. Algae dikelompokkan berdasar tempat tumbuhnya dapat dibedakan menjadi epipelic tumbuh pada subtrat lumpur atau sedimen, episammic tumbuh di pasir, epilithic tumbuh di batu. Ada beberapa jenis algae epipithic yang tumbuh di atas tumbuhan lain dan algae epizoig tumbuh di permukaan tubuh binatang misalnya cangkang moluska dan keromang. Untuk keperluan taksonomi algae diklasifikasikan berdasarkan kandungan pigmennya. Rumput laut mempunyai warna yang sangat bervariasi maka untuk membedakan rumput laut dipilahpilah menjadi empat kelas berdasar kandungan pigmennya yaitu. Rhodophyceae (ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang coklat), Chlorophyceae (ganggang hijau), dan Cyanophyceae (gangang biru-hijau). Berdasarkan ukuran algae dikelompokkan menjadi 9 kelas. Rhodophyeae, Phaeophyeceae dan Chlorophyceae termasuk algae yang berukuran besar atau makro algae. Sedangkan Cycophyeceae dan 5 kelas lainnya termasuk mikro algae. Berdasarkan penelitian terakhir diperkirakan kelas Rhodophyceae yang ada di Indonesia terdiri dari 20 ordo 53 suku, 189 marga dan 593 jenis. Chlorophyceae terdiri dari 19 suku dan 245 jenis, Phaeophyceae terdiri dari 12 suku dan 136 jenis. (Atmadja and Prud’homme, 2010) . Status jumlah jenis dan jumlah suku yang saat ini dapat dilihat pada tabel 28. Seratus tahun yang lalu yaitu Ekspedisi Sibolga tahun 1900 telah melakukan koleksi jenis rumput laut yang ada di Indonesia. Pada waktu itu telah tercatat sebanyak 782 jenis rumput laut hidup tersebar di seluruh perairan Indonesia. Dari 782 jenis rumput laut maka algae merah terdiri dari 452 jenis, 196 algae hijau dan 134 algae coklat (Van Bose, 1928). Rumput laut tersebar di seluruh perairan Indonesia, namun algae menyukai tempat hidup yang jernih berarus sedang dan dengan dasar karang mati. Beberapa rumput laut mempunyai toleransi tinggi untuk dapat hidup dengan baik pada kondisi salinitas rendah, tempat yang agak keruh dengan dasar berlumpur. Rumput laut biasanya hidup mulai dari rataan terumbu hingga kedalaman 30 meter tergantung dari kejernihan perairan. Namun ada beberapa jenis algae tertentu yang dapat hidup 356
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
di tempat yang sangat dalam. Rumput laut hidup melimpah di rataan terumbu melekat pada dasar perairan yang berupa pecahan karang mati. Sebaran rumput laut tidak menujukkan pola tertentu namun terlihat adanya perbedaan dominasi antara rumput laut yang hidup di perairan Lautan Hindia dan Lautan Pasifik. Lautan Pasifik didominasi oleh Euchema, Zellera, Vansvoorstia, Avrainvillea, Tydemania sedangkan yang di Lautan Hindia Rhodymenia, Gelidium, Gigartina dan Sargassum. (Atmadja,1999). Kesulitan dalam menentukan pola sebaran rumput laut adalah adanya dinamika pertumbuhan yang sangat tinggi. Untuk memastikan kekayaan jenis pada satu lokasi dibutuhkan waktu koleksi yang lama agar dapat mewakili perbedaan musim yang ada dan untuk memastikan bahwa semua jenis yang ada terkoleksi dengan sempurna. Beberapa jenis rumput laut yang selalu mendominasi pertumbuhan di berbagai perairan di Indonesia antara lain : Acanthopora, Laurencia, Dictyota, Halimeda, Caulerpa dan Sargassum (Atmadja, 1999). Seperti biota laut lainnya ada beberapa jenis algae yang sebarannya sangat terbatas atau boleh dikatakan endemik seperti misalnya “Baliweed” adalah istilah untuk memberi nama Status Perlindungan algae yang hanya ditemukan di Bali selatan yaitu algae dari jenis Euchema serra. Algae yang lain yang Rumput laut belum masuk mempunyai sebaran terbatas yaitu Tithanophora sp. , dalam apendik CITES yang hanya ditemukan di daerah kepulauan Banggai, dan belum masuk dalam Sulawesi tengah. tumbuhan laut yang dilindungi oleh pemeritah Indonesia 357 35 3 57
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 28 . Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan rumput/ algae/ seaweed yang ada di laut Indonesia (Verifikator : Wanda, S. atmadja - Sumber: Atmadja and Prud’ homme 2010, Van Bose 1928) No. 1
358
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
ACROCHAETIUMIACEAE
1
Acrochaetium arnoldi
5
3
2
2
Acrochaetium catenulatum
5
3
4
3
Acrochaetium flexuosum
5
3
2
4
Acrochaetium gracile
5
3
2
5
Acrochaetium mirabile.
5
3
2
8
Acrochaetium secundatum
3
3
2
9
Acrocheaetium seriatum.
5
3
2
10
Acrochaetium spongicola
5
3
2
2
ARESCHOUGIACEAE
11
Betaphycus gelatinus
4
3
1
12
Callophycus laxus
4
3
2
13
Eucheuma adhaerens
4
3
14
Eucheuma arnoldii
3
2
1
15
Eucheuma cottonii
4
1
1
16
Euchema cervicorne
4
3
1
17
Eucheuma crassum
4
2
1
18
Eucheuma crustiforme
4
3
1
19
Eucheuma dichotomum
4
3
1
20
Eucheuma edule
3
1
1
21
Eucheuma edule var mayor
4
3
1
22
Eucheuma horizontale
4
3
2
23
Euchema kraftianum
4
3
2
24
Eucheuma leeuwenii
4
3
2
25
Eucheuma platycladum
5
3
1
26
Eucheuma serra
3
2
2 1
27
Eucheuma simplex
4
3
28
Eucheuma spinosum
2
1
1
29
Eucheuma vermiculare
4
3
1
30
Kappaphycus alvaresii
3
3
1
31
Kappaphycus striatus
4
2
1
3
BANGIACEAE
32
Porphyra atropurpurea
5
3
2
33
Porphyra vietnamensis
3
3
1
4
BONNEMAISONACEAE
34
Asparogopsis armata.
5
3
2
35
Asparogopsis taxiformis.
5
3
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
RUMPUT LAUT
No. 5
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
CALLITHAMNIACEAE
36
Euptilocladia spongiosa
5
3
2
37
Euptilota articulata
5
3
2
38
Seirospora orientalis
5
3
2
6
CAULACANTHACEAE
39
Catenella impudica
3
2
1
40
Catenella nipae
3
3
1
41
Catenella opuntia
5
3
2
42
Catenellocolax leeuwenii
5
3
2
43
Caulacanthus ustulatus
5
2
2
7
CERAMIACEA
44
Antithamnion adnatum
3
3
2
45
Antithamnion applicitum
3
3
2
46
Antithamnion thouarsii
3
3
2
47
Balliella repens.
5
2
2
48
Callithamnion sp
5
3
2
49
Centroceras clavulatum
5
2
2
50
Ceramium borneense
4
3
2
51
Ceramium cingulatum
4
3
2
52
Ceramium codii
4
3
2
53
Ceramium cruciatum
4
3
2
54
Ceramium deslongchampsii
3
2
2
55
Ceramium diaphanum
4
3
2
56
Ceramium elegans
4
3
2
57
Ceramium howei.
4
3
2
58
Ceramium isogonum
4
3
2
59
Ceramium maryae
4
2
2
60
Ceramium pygmaeum
4
3
2
61
Ceramium subdichotomum
4
3
2
62
Ceramium subverticillatum
4
3
2
63
Ceramium tenuicorne
4
3
2
64
Ceramium tenuissimum
4
3
2
65
Ceramium variegatum
4
3
2
66
Chalicostroma nierstraszii
5
3
2
67
Corallophila atlantica
5
3
2
68
Corallophila cinnabarina
5
3
2
69
Corallophila howei
5
3
2
70
Corallophila kleiwegii
5
3
2
71
Gayliella transversalis
5
2
2
359
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Griffithsia rhizophora
5
3
2
73
Griffithsia sp
3
1
2
74
Herpochondria henriettae
5
3
2
72
360
Suku Jenis
75
Herpochondria kampenii
5
3
2
76
Mortensia pulchra
5
3
2
78
Ptelocladia australis
5
3
2
79
Reinboldiella schmitzianum
5
3
2
80
Spyridia clavata
5
3
2
81
Spyridia filamentosa
3
1
2
8
CHAMPIACEAE
82
Champia compressa
4
3
2
83
Champia parvula
4
2
2
84
Champia salicornioides
4
2
2
85
Champia spathulata
4
3
2
9
CORALLINACEAE
86
Amphirora anastomosans
5
3
2
87
Amphirora anceps
3
2
2
88
Amphiroa beauvoisii
5
2
2
89
Amphiroa bowebankii
4
2
2
90
Amphiroa canaliculata
5
2
2
91
Amphiroa crassa
3
2
2
92
Amphiroa crassa var minuta
4
3
2 2
93
Amphiroa ephedraea
4
3
94
Amphiroa foliacea
3
1
2
95
Amphiroa foliacea forma erecta
4
1
2
96
Amphiroa foliacea forma procumbens
4
3
2
97
Amphiroa fragilissima
3
1
2
98
Amphiroa fragilissima forma cuspidata
4
1
2
99
Amphiroa fragilissima forma cyathifera
4
3
2
100
Amphiroa rigida
4
3
2
101
Amphiroa tribulus.
4
3
2
102
Corallina sp.
4
103
Heteroderma subtilissima
5
3
2
100
Hydrolithon farinosum
4
2
2
101
Hydrolithon farinosum var solmsiana
4
3
2
102
Hydrolithon gardineri
5
3
2
103
Hydrolithon onkodes
3
2
2
104
Hydrolihon reinboldii
3
1
2
105
Jania acutiloba
4
2
2
106
Jania adherens
4
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
RUMPUT LAUT
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
107
Jania crassa
Suku Jenis
3
2
2
108
Jania cultrata
4
3
2
109
Jania lamaurouxiana
4
3
2
110
Jania pumila
4
3
111
Jania rosea
4
112
Jania rubens
3
2 2
2
2
113
Jania spectabile
3
1
2
114
Jania tenella
4
3
2
115
Lithopyllum bamleri
5
3
2
116
Lithophyllum kotschyanum
5
3
2
117
Lithopyllum moluccense
3
1
2
118
Lithophyllum okamurae
3
2
2
119
Lithophyllum papillosum
4
3
2
120
Lithophyllum pustulatum
5
3
2
121
Lithophyllum pygmaeum
5
3
2
122
Lithophyllum rasile
5
3
2
123
Lithophyllum tamiense
5
3
2
124
Lithoporella melobesioides
3
2
2
125
Lithoporella melobesioides forma varians
5
126
Mastophora affinis
4
2
2
2
127
Mastophora pacifica
5
3
2
128
Mesophyllum erubescens
4
1
2 2
129
Mesophyllum crispescens
5
3
130
Mesophyllum floridanum
3
3
2
131
Mesophyllum imbricatum
4
3
2
132
Mesophyllum mesomorphum
4
3
2
133
Mesophyllum pulchrum
5
3
2
134
Mesophyllum siamense
5
2
2
135
Mesophyllum simulans
4
1
2
136
Mesophyllum syrpetodes
4
3
2
137
Neogoniolithon brassica-florida
3
1
2
138
Neogoniolithon fosliei
5
2
2
139
Neogoniolithon megalocystum
5
3
2
140
Neogoniolithon oblimans
5
3
2
141
Neogoniolithon strictum
4
2
2
142
Pneophyllum coronatum
5
2
2
143
Spongites fruticulosus
4
1
2
144
Spongites sulawesiensis
4
3
2
145
Spongites yendoi
5
1
2
146
Titanoderma pustulatum
5
3
2
361
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
362
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Crouania attenuata
5
3
2
Cruoriella de-zwaanii
5
3
2
10
CRUORIACEAE
147 148 149
Cruoriella fissurata
5
2
2
150
Cruoriella sp
5
3
2
151
Cruoriopsis reinboldii
5
3
2
2
11
CYSTOCLONIACEAE
152
Hypneocolax stellaris
5
3
153
Rhodophyllis peltata
4
2
12
DASYACEAE
154
Dasya anastomosans
3
1
2
155
Dasya baillouviana
4
3
2
156
Dasya caraibica
3
3
2
2 2
157
Dasya palmatifida
5
3
2
158
Heterosiphonia crispella
5
2
2
159
Heterosiponia muelleri
5
3
2
13
DELESSERIACEAE
160
Apoglossum spathulatum
4
3
2
161
Caloglossa adnata
5
3
1
162
Caloglossa adhaerens
5
3
2
163
Caloglossa amboinensis
5
3
2
164
Caloglossa beccarii
5
3
2
165
Caloglossa leprieurii
4
3
2
167
Caloglossa ogasawaraensis
4
3
2
168
Caloglossa stipitata
5
3
2
169
Caloglossa viellardii
5
3
2
170
Claudea elegans
5
3
2
171
Cryptopleura
5
3
2
172
Grinellia sp
4
3
2
173
Haraldia lenormandii
5
2
2
174
Heraldiophyllum erosum
5
3
2
175
Hypoglossum harveyanum
4
2
2
176
Hypoglossum heterocystideum
5
3
2
177
Martensia australis
5
3
2
178
Martensia beccariana
5
3
2
179
Martensia denticulata
4
3
2
180
Martensia elegans
5
3
2
181
Martensia flabelliformis
5
3
2
182
Martensia fragillis
4
3
2
183
Myriogramme carnea
5
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
RUMPUT LAUT
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
184
No.
Nitophyllum tongatense
Suku Jenis
5
3
2
185
Vanvoorstia coccinea
4
3
2
186
Vanvoorstia spectabilis
3
2
2
187
Zellera tawallina
3
1
2
188
Taenioma perpusillum
5
3
2
14
DERMONEMATACEAE
189
Dermonema gracile
5
3
2
15
DUMONTIACEAE
190
Dudresnaya crassa
5
3
2
191
Gibsmithia dotyi
5
3
2
192
Gibsmithia hawaiinensis
5
2
2
16
ENDOCLADIACEAE
193
Gloiopeltis tenax
17
ERYTHROTRICHIACEAE
194
Erythrotrichia carnea
5
3
2
195
Sahlingia subintegra
5
3
2
18
FAUCHEAE
196
Fauchea mollis
5
3
2
197
Fauchea mortensenii
5
3
2
198
Leptofauchea nitophylloides
5
3
2
3
1
2
19
GALAXAURACEAE
199
Actinotrichia fragilis
5
2
200
Dichotomaria apiculata
3
2
2
201
Dichotomaria divaricata
3
1
2
202
Dichotomaria lenta
4
3
2
203
Dichotomaria marginata
3
1
2
204
Dichotomariaobtusata
3
1
2
205
Galaxaura contigua
3
3
2
206
Galaxaura filamentosa
3
3
2
207
Galaxaura kjellmanii.
4
3
2
208
Galaxaura rugosa
3
1
2
209
Galaxaura plicata
3
3
2
210
Galaxaura sibogae.
3
3
2
211
Galaxaura spongiosa
3
3
2
212
Galaxaura striata
3
3
2
213
Galaxaura tissotii
3
3
2
214
Tricleocarpa cylindrica
3
1
2
215
Tricleocarpa fragilis.
4
2
2
363
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 20
364
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
GELIDIACEAE
216
Gelidiella acerosa
3
1
1
217
Gelidiella bornetii
4
2
1
218
Gelidiella myrioclada
5
3
1
219
Gelidium amansii
3
3
1
220
Gelidium amboniensis
5
3
1
221
Gelidium capense
3
1
1
222
Gelidium crinale
3
2
1
223
Gelidium crinale var. perpusilum
3
2
1
224
Gelidium corneum
4
3
1
225
Gelidium corneum var. subrigidum
4
3
1
226
Gelidium minusculum
4
3
1
227
Gelidium pusillum
3
1
1
229
Gekidium pusillum var. conchicola
4
3
1
230
Gelidium pusillum var. minuscula
4
3
1
231
Gelidium spinosum
3
2
1
232
Gelidium zollingeri
4
3
1
233
Parviphycus tenuissimus
5
3
2
234
Porphyroglossum zollingeri
5
3
2
235
Pterocladiella caerulescens
5
2
1
236
Pterocladiella caloglossoides
5
2
1
237
Pterocladiella capillaceae
4
3
1
238
Ptilophora scalaramosa
21
GIGARTINACEAE
239
Chondracanthus chauvinii
5
3
2
240
Gracilariaocolax deformans
5
3
2
241
Gracilariaocolax henriettae
5
3
2
242
Gracilariaocolax infidelis
5
3
2
243
Gracilaraocolax setchellii.
5
3
2
244
Gracilariaocolax setchellii var. aggregata
5
3
2
245
Gracilariaocolax sibogae
5
3
2
22
GRACILARIACEAE
246
Gracilaria arcuata
3
1
1
247
Gracilaria blodgettii
4
1
1
248
Gracilaria bursa-pastoris
4
3
1
249
Gracilaria corniculata
4
3
1
250
Gracilaria canaliculata
4
3
1
251
Gracilaria coronopifolia
4
2
1
252
Gracilaria cylindrica
5
2
1
253
Gracilaria damaecornis
5
3
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
RUMPUT LAUT
No. 254
Suku Jenis Gracilaria debilis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
5
3
1
255
Gracilaria domigensis
5
3
1
256
Gracilaria foliifera
3
3
1 1
257
Gracilaria gigas
4
3
258
Gracilaria gracilis
3
2
1
259
Gracilaria hauckii
3
2
1
260
Gracilaria incurvata
4
2
1
261
Gracilaria lacinulata
5
2
1
262
Gracilaria mammilaris
4
2
1
263
Gracilaria obtusa
5
3
1 1
264
Gracilaria reptans
5
3
265
Gracilaria salicornia
3
1
1
266
Gracilaria salicornia var. minor
3
3
1
267
Gracilaria srilankia
5
3
1
268
Gracilaria tenuistipitata
5
3
1
269
Gracilaria textorii
4
3
1
270
Gracilaria usnoides
5
3
1
271
Gracilaria vanbossae
4
3
1
272
Gracilaria venezuelensis
5
3
1
273
Gracilaria vitillardii
5
3
1
274
Gracilaria wrightii
5
3
1
275
Gracilariopsis lemaneiformis
4
3
1
276
Hydropuntia edulis
5
1
1
277
Hydropuntia eucheumatoides
4
1
1
278
Polycarvernosa urvillei
4
3
1
23
HALYMENIACEAE
279
Carpopeltis bushiae
5
3
2
280
Carpopeltis capitellata
5
3
2
281
Carpopeltis maillardii
5
3
2
282
Carpopeltis phyllophora
5
3
2
283
Carpopeltis rigida
5
3
2
284
Carpopeltis vaigeensis
5
3
2
285
Corynomorpha prismatica
5
3
2
286
Cryptonemia crenulata
4
1
2
287
Cryptonemia decumbens
4
3
2
288
Cryptonemia denticulata
5
3
2
289
Cryptonemia lomation
5
3
2
290
Cryptonemia kallymenioides
5
3
2
291
Cryptonemia yendoi
5
3
292
Gelinaria ulvoidea
5
2 2
365
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
366
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
293
Epiphloea bulbosa
Suku Jenis
5
3
2
294
Halymenia amoena
5
3
2
295
Halymenia arachnophylloidea
5
3
2 2
296
Halymenia clavaeformis
5
3
297
Halymenia dilatata
3
1
2
298
Halymenia duchassaingii
4
3
2
299
Halymenia durvillei
3
1
2
300
Halymenia durvillei var. ceylanica
4
3
2
301
Halymenia durvillei var. denudata
4
3
2
302
Halymenia durvillei var. edentata
4
3
2 2
303
Halymenia echinophysa
4
3
304
Halymenia formosa
3
2
2
305
Halymenia floressii
4
3
2
306
Halymenia floressii var. ulvoidea.
4
307
Halymenia jensenii
308
Halymenia harveyana
3
3
2
309
Halymenia lacerata
5
3
2
310
Halymenia maculata
5
3
2
311
Halymenia microcarpa
5
3
2
312
Halymenia platycarpa
5
3
2
3
2
3
2
313
Halymenia pseudofloresia
5
3
2
314
Halymenia tenuispina
5
3
2 2
315
Pacymenia cornea
5
3
316
Polyopes affinis
3
3
2
317
Polyopes constrictus
5
3
2
318
Polyopes ligulatus
5
3
2
319
Prionitis wentii
5
3
2
320
Thamnoclonium procumbens
5
3
2
321
Thamnoclonium tissotii
5
3
2
322
Thamnoclonium treubii
5
3
2
323
Grateloupia acuminata
4
3
2
324
Gratelopia belangeri
4
3
1
325
Gratelopia converta
5
3
2
326
Gratelopia filicina
4
3
1
327
Gratelopia filicina var. elongata.
4
3
1
328
Gratelopia furcata.
5
3
1
329
Gratelopia ovata
5
3
2
24
HAPALIDIACEAE 3
330
Choreonema thurettii
5
331
Clathromorhum sp
5
2 2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
RUMPUT LAUT
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
5
3
2
Lithothamnion australe
5
3
2
Lithothamnion bandanum
4
3
2
332
Phymatolithon repandrum
334 335 336
Lithothamnion esperi
3
3
2
337
Lithothamnion fragilissimum
4
3
2
338
Lithothamnion indicum
4
3
2
339
Lithothamnion occidentale
3
3
2
340
Lithothamnion proliferum
4
3
2
25
HELMINTHOCLADIACEAE
341
Dorella simplex
5
3
2
342
Hildenbrandia rubra
5
3
2
26
HYMENOCLADIACEAE
343
Hymenocladia sp
5
3
2
27
HYPNEACEAE
344
Hypnea boegesenii
3
3
1
345
Hypnea cenomyce
3
2
1
346
Hypnea charoides
4
3
2
347
Hypnea chordacea.
3
1
1
348
Hypnea cornuta
4
3
2
349
Hypnea divaricata
4
3
1
350
Hypnea hamulosa.
4
3
2
351
Hypnea musciformis
3
1
1
352
Hypnea nidifica
3
1
2
353
Hypnea nidulans
3
1
2
354
Hypnea nigrescens
4
3
2
355
Hypnea pannosa
4
1
2
356
Hypnea rugulosa
4
3
2
357
Hypnea spinella
3
1
1
358
Hypnea vaga
5
3
2
359
Hypneavalentiae
4
1
2
28
KALLYMENIACEAE
360
Callophyllis rangiferina
5
3
2
361
Callophyllis sibogae
4
3
2
362
Kallymenia feldmannii
3
3
2
363
Kallymenia maculata
4
3
2
364
Kallymenia perforata
4
3
2
365
Kallymenia requienii var. indica
5
3
2
367
Polycoelia van-hoevellii
5
3
2
367
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 29
368
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
LIAGORACEAE
NILAI EKONOMIS 2
368
Ganonema farinosum
5
3
2
369
Izziella orientalis
5
3
2
370
Liagora australasica
4
3
2
371
Liagora canariensis
4
3
2
372
Liagora ceranoides
3
1
2
373
Liagora divaricata.
5
3
2
374
Liagora fragilis
5
3
2
375
Titanophycus validus
4
3
2
376
Trichogloea requienii
4
3
2
377
Yamadaella caenomyce
3
2
2
30
LOMENTARIACEAE
378
Ceratodictyon intricatum
3
1
1
379
Ceratodictyon repens
4
2
1
380
Ceratodictyon scoparium
4
3
1 1
381
Ceratodictyon spongiosum
3
1
382
Ceratodictyon variabilis
3
1
1
383
Lomentaria indica
4
3
2
384
Lomentaria uncinata
4
3
2
31
NEMASTOMATACEAE
385
Predaea laciniosa
5
3
2
386
Predacea weldii
5
3
2
4
3
1
32
PALMARIACEAE
387
Palmaria palmata
33
PEYSSONNELIACEAE
388
Polystrata compacta
4
3
2
389
Polystrata dura
4
3
2
390
Polystrata fosliei.
4
3
2
391
Peyssonnelia armorica
5
3
2
392
Peyssonnelia boergessenii
4
3
2
393
Peyssonnelia calcea
5
2
2
394
Peyssonnelia capensis.
5
3
2
395
Peyssonnelia conchicola
5
3
2
396
Peyssonnelia dubyi
5
3
2
397
Peyssonnelia distenda.
5
3
2
398
Peyssonnelia evae.
5
3
2
399
Peyssonnelia foveolata
5
3
2
400
Peyssonnelia hariotii
5
3
2
401
Peyssonnelia indica
3
2
2
402
Peyssonnelia intermedia
4
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
RUMPUT LAUT
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
403
No.
Peyssonnelia lemoinei
Suku Jenis
4
3
2
405
Peyssonnelia luciparense
4
3
2
406
Peyssonnelia nitida.
4
3
2 2
407
Peyssonnelia obbesii
4
3
408
Peyssonnelia obscura
4
3
409
Peyssonnelia orientalis
4
410
Peyssonnelia rubra
4
1
2
411
Peyssonnelia squamaria
3
2
2
412
Polystrata compacta
5
3
2
413
Polystrata dura
5
3
2
414
Polystrata fosliei
5
2
2
415
Ethelia biradiata.
5
3
2
416
Rhododermis sp
5
3
2
417
Sonderopelta capensis
5
4
2
35
PHYLLOPHORACEAE
418
Ahnfeltiopsis densa.
5
3
2
419
Ahnfeltiopsis pygmaea
5
3
420
Gymnogongrus dilatatus
3
2
2
2 2
36
PLOCAMIACEAE
421
Plocamium cornutum
4
3
2
422
Plocamium patens
4
3
2
37
PTEROCLADIACEAE
423
Pterocladia lucida.
4
3
2
4
1
2
38
RHYZOPHYLLDACEAE
424
Portieria hornemannii
39
RHODOMELACEAE
425
Acanthophora dendroides
3
1
2
426
Acanthophora muscoides
3
1
2
427
Acanthophora spicifera.
3
1
1
428
Acrocystis nana
5
3
2
429
Amansia daemelii
4
4
2
430
Amansia glomerata
2
2
431
Amansia pumila
4
2
2
432
Amansia rhodantha
4
3
2
433
Aneuria lorentzii
5
3
2
434
Bostrychia calliptera
4
3
2
435
Bostrychia intricata
4
3
2
436
Bostrychia kelanensis
5
3
2
437
Bostrychia moritziana
5
3
2
438
Bostrychia pinnata.
4
3
2
369
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Bostrychia radiacans
3
3
2
440
Bostrychia simpliciuscula
4
3
2
441
Bostrychia tenella
3
1
2
442
Bryocladia cervicornis
5
3
2
443
Chondria armata.
3
1
2
444
Chondria dasyphylla
3
2
2
439
370
Suku Jenis
445
Chondria decumbens
5
2
2
446
Chondria minutula
5
3
2
447
Chondria riparia
5
3
2
448
Chondria seticulosa
5
3
2
449
Chondria sibogae
5
3
2
450
Chondria subtilis
5
3
2
451
Chondrophycus cartilagineus
3
2
2
452
Chondrophycus dotyi
5
3
2
453
Chondrophycus intermedius
5
3
2
454
Chondrophycus parvipapillatus
3
2
2
455
Chondrophycus patentirameus
4
3
2
456
Chondrophycus thuyoides
3
1
2
457
Dictyurus purpurascens
5
3
2
458
Digenea simplex
5
2
2
459
Endosiphonia curvata
5
3
2
460
Endosiphonia spinuligera
5
1
2
461
Eupogodon planus
5
3
2
462
Herposiphonia secunda
5
3
2
463
Herposiphonia secunda forma tenella
5
2
2
464
Herposiphonia prorepens
5
2
2
465
Exophyllum wentii
5
3
2
466
Gloicladia indica
5
3
2
467
Gloicladia ramellifera
5
3
2
468
Gloicladia procumbens
5
3
2
469
Gloidermaminitulum
5
3
2
470
Janczewskia teysmannii
5
3
2
471
Laurencia brongniartii
5
3
2
472
Laurencia caduciramulosa
5
3
2
473
Laurencia clavata
5
3
2
474
Laurencia decumbens
5
3
2
475
Laurencia divericata.
5
3
2
476
Laurencia filiformis
5
3
2
477
Laurencia flexilis
5
3
2
478
Laurencia glandullifera
3
1
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
RUMPUT LAUT
No. 479
Suku Jenis Laurencia glomerata
KELIMPAHAN
SEBARAN
4
NILAI EKONOMIS 2
480
Laurencia intrincata
3
2
2
481
Laurencia laxa
4
3
2
482
Laurencia majuscula
3
3
2
483
Laurencia mariannnensis
4
3
2
484
Laurencia nidifica
3
2
2
485
Laurencia obtusa
3
2
2
486
Laurencia obtusa var. dendroidea
4
3
2
487
Laurencia pannosa
5
3
2
488
Laurencia pinnata
5
3
2
489
Laurencia rigida
5
3
2
490
Laurencia snackeyi
5
3
2
491
Leveillea jungermannioides
5
3
2
492
Lophocladia lallemandi
5
2
2
493
Lophosiphonia reptabunda
5
3
2
494
Lophosiphonia obscura
5
2
2
495
Murryella periclados.
5
3
2
496
Neosiphonia ferulacea
5
2
2
497
Neurymenia fraxinifolia
3
2
2
498
Neurymenia sp
4
2
2
499
Oligocladella boldinghii
5
3
2
500
Osmundaria fimbriata
5
3
2
501
Osmundaria melvillii
5
3
2
502
Osmundea pinnatifida
5
3
2
503
Osmundea spectabilis
5
3
2
504
Osmundea splendens
4
3
2
505
Osmundea verlaquei
4
3
2
506
Palisada corallopsis
5
3
2
507
Palisada papillosa
3
1
2
508
Palisada perforata
5
3
2
509
Palisada perforata var. exigua
5
3
2
510
Palisada poiteaui
5
3
2
511
Palisada poiteaui var. gemmifera
5
3
2 2
512
Palisada robusta
5
3
513
Palisada surculigera
3
3
2
514
Periphykon beckeri
5
3
2
515
Placophora binderi
5
3
2
516
Polysiphonia curta.
5
3
2
517
Polysiphonia fastigiata
5
3
2
518
Polysiphonia flexicaulis.
3
3
2
371
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Polysiphonia howei
5
3
2
520
Polysiphonia infestans
3
3
2
521
Polysiphonia mollis
5
3
2
522
Polysiphonia pulvinata
5
3
2
523
Polysiphonia sertularioides
5
3
2
524
Polysiphonia tennerima.
5
3
2
525
Pterosiphonia javanica
4
3
2
526
Tapeinodasya bornetii
5
3
2
519
372
Suku Jenis
527
Tolypiocladia calodictyon
5
3
2
528
Tolypiocladia condensata
3
2
2
529
Tolypiocladia glomerulata
3
2
2
530
Womersleyella setacea
5
3
2
40
RHODOPHYSEMATACEAE 5
3
2
2
531
Coriophyllum setchellii
41
RHODYMENIACEAE
531
Asteromenia anastomosans
5
3
532
Botryocladia pyriformis
3
3
2
533
Brotryocladia microphysa
5
3
2
534
Chrysymenia kaernbachii
3
3
2
535
Chrysymenia kuckuckii
3
3
2
536
Chrysymenia leptopoda
3
3
2
537
Chrysymenia procumbens
4
3
2
538
Chrysymenia pumila
4
3
2
539
Coelarthum boegesenii
3
3
2
540
Coelarthum cliftonii
4
3
2
541
Coelarthum opuntia
5
3
2
542
Gloicladia indica
5
3
2 2
543
Gloicladia ramellifera
5
3
544
Gloicladia procumbens
5
3
2
545
Gloicladiema minutulum
5
3
2
546
Halichrysis micans
5
3
2
547
Microphyllum borneense
5
3
2
548
Perinema dubium
5
3
2
549
Rhodymenia cinnabarina.
4
3
2
550
Rhodymenia coacta
4
3
2
551
Rhodymenia corallina.
3
1
2
552
Rhodymenia intricata.
3
1
2
553
Rhodymenia javanica
4
3
2
554
Rhodymenia leptophylla
3
3
2
555
Rhodymenia pacifica.
3
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
RUMPUT LAUT
No. 556
Suku Jenis Rhodymenia prolificans
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
557
Rhodymenia rhizoidifera
5
3
2
558
Rhodymenia setchellii
5
3
2
559
Rhodymenia sonderi
3
3
2
560
Weberella micans
4
3
2
42
SARCODIACEAE
561
Sarcodia dentata
4
3
2
562
Sarcodia montagneana
3
3
2
5
3
2
43
SARCOMENIACEAE
557
Cottoniella filamentosa
2
44
SCHIZYMENIACEAE
563
Platoma pikeanum
5
3
2
2
564
Schizymenia sp
5
3
2
565
Titanophora calcarea
5
3
2
566
Titanophora pulchra.
5
3
2
567
Titanophora weberae
5
3
2
45
SCINAIACEAE
568
Scinaia complanata
4
3
2
569
Scinaia hormoides
4
3
2
46
SEBDENIACEAE
565
Sebdenia flabellata
5
3
2
566
Sebdenia sp
5
3
2
47
SOLIERIACEAE
570
Meristotheca papulosa
4
3
2
571
Solieria robusta
5
2
2
572
Wurdemannia
3
1
2
48
SPOROLITHACEAE
573
Sporolithon episoredion
4
3
2
574
Sporolithon episporum
3
1
2
575
Sporolithon erythraeum.
3
3
2
576
Sporolithon lemoinei.
5
3
2
577
Sporolithon molle.
5
3
2
578
Sporolithon ptychoides
5
3
2 2
579
Sporolithon schmidtii
4
3
580
Sporolithon sibogae
3
3
2
581
Sporolithon timorense
3
3
2
49
STYLONEMATACEAE
582
Stylonema alsidii
3
2
2
591
Wrangelia penicillata
3
3
2
373
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Wrangelia tanegana
5
3
2
593
Wrangelia velutina
3
2
2
50
WRANGELIACEAE
592
Suku Jenis
583
Anotrichium crinitum
5
3
2
584
Anotrichium tenue
5
3
2
585
Haloplegma duperreyi subspec. Spinulosum
3
3
2
586
Haloplegma duperreyi var.sublittorale
5
3
2
587
Spermothamnion orientale
5
3
2
588
Spermothamnion sp
5
3
2
589
Wrangelia argus
3
1
2
590
Wrangelia bicusspidata
5
3
2
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
No.
374
Suku Jenis
1
ANADYOMENACEAE
1
Anadyomena leclancheri
4
3
2
2
Anadyomena plicata
4
3
2
3
Anadyomena stellata
3
1
2
4
Anadyomena wrightii
4
2
2
5
Macrodictyon clathratum
4
3
2
7
Microdictyon japonicum
3
1
2
4
3
8
Microdictyon umbilicatum
2
BOODLEACEAE
2 2
9
Boodlea composita
2
1
2
10
Boodlea montagnei
3
2
2
11
Boodle paradoxa syn. Montageni
5
2
2
12
Boodlea siamensis syn. Composita
5
1
2
13
Boodlea struveoides
4
2
2
14
Boodlea vanbosseae
4
1
2
15
Phyllodictyon anastomosans
5
1
2
3
BRYOPSIDACEAE
16
Bryopsis indica
4
3
2 2
17
Bryopsis pennata
4
1
2
18
Bryopsis plumosa
3
1
4
CAULERPA
2 2
19
Caulerpa brachypus
4
1
2
20
Caulerpa buginensis
4
3
2
21
Caulerpa cactoides
4
3
2
22
Caulerpa cupressoides
3
3
2
23
Caulerpa cupressoides var. amicorm
4
3
2
24
Caulerpa cupressoides var. elegan
4
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
RUMPUT LAUT
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
25
Caulerpa cupressoides var. ericifolia
Suku Jenis
4
3
2
26
Caulerpa cupressoides var. alternifolia.
4
3
2
27
Caulerpa cupressoides Var. lycopodium
4
1
2
28
Caulerpa cupressoides var. cupressoides
3
2
2
29
Caulerpa elongata
5
1
2
30
Caulerpa falcifolia
5
3
2
31
Caulerpa fastigiata
4
2
2
32
Caulerpa fergusonii
5
1
2
33
Caulerpa filiformis
5
3
2
34
Caulerpa lanuginosa
5
1
2 2
35
Caulerpa lessonii
5
1
36
Caulerpa lentillifera
3
1
1
37
Caulerpa manorensis
4
3
2
38
Caulerpa mexicana
4
2
2
39
Caulerpa microphysa
4
1
2
40
Caulerpa opposita
5
3
2
41
Caulerpa papillosa
5
3
2
42
Caulerpa parvifolia
5
1
2
43
Caulerpa parvula
5
3
2
44
Caulerpa paspaloides
4
3
2
45
Caulerpa peltata
3
1
1
46
Caulerpa peltata var. macrodisca
3
1
2 2
47
Caulerpa peltata var. nummularia
4
1
48
Caulerpa pennata
4
2
1
49
Caulerpa prolifera
4
2
2
50
Caulerpa racemosa
2
1
2
51
Caulerpa racemosa var. chemnitzia
4
2
1
52
Caulerpa racemosa var. turbinata
4
2
1
53
Caulerpa racemosa var. clavifera
3
1
1
54
Caulerpa racemosa var. corynephora
4
1
1
55
Caulerpa racemosa var. lamourouxii
3
1
1
56
Caulerpa racemosa var. macrophysa
3
1
1
57
Caulerpa racemosa var. occidentalis
3
3
1
58
Caulerpa racemosa var. turbinata
5
2
1
59
Caulerpa racemosa var. macra
5
2
1
60
Caulerpa racemosa var. condensata
5
3
1
61
Caulerpa racemosa forma. Requienii
5
3
2
62
Caulerpa scalpelliformis
3
2
2
63
Caulerpa sedoides
4
2
1
64
Caulerpa serrata
4
3
1
375
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
376
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
65
Caulerpa serrulata
Suku Jenis
3
1
1
66
Caulerpa serrulata var. angusta
4
1
1
67
Caulerpa serrulata var. lata.
4
3
1
68
Caulerpa serrulata forma. Spiralis
3
3
1
69
Caulerpa serrulata var. deboryana
5
3
1
70
Caulerpa serrulata var. pectinata
5
3
1
71
Caulerpa serrulata var. typica
5
2
1
72
Caulerpa sertularioides
3
1
1
73
Caulerpa sertularioides var. brevipes
4
3
1
74
Caulerpa sertularioides var. farlowii
4
3
1 1
75
Caulerpa sertularioides var. longipes
4
3
76
Caulerpa sertulariodes var. longiseta
4
2
1
77
Caulerpa simpliciuscula
3
2
78
Caulerpa subserrata
3
2
79
Caulerpa taxifolia
1
2
80
Caulerpa urvilleana
1
2
81
Caulerpa verticillata
1
2
82
Caulerpella ambigua
2
2
5
CHLORANGIACEAE
83
Prasinocladus indicus
5
3
2
3
2
6
CLADOPHORACEAE
84
Aegagropila linnaei
3
85
Bryobesia johannae
4
3
2
86
Chaetomorpha aerea
5
3
2
87
Chaetomorpha antennina
5
3
2
88
Chaetomorpha brachygona
3
3
2
89
Chaetomorpha clavata
5
3
2
90
Chaetomorpha crassa
5
1
1
91
Chaetomrpha gracilis
5
3
2
92
Chaetomorpha indica
5
3
2
93
Chaetomorpha inflata
5
3
2
94
Chaetomorpha javanica
4
3
2
95
Chaetomorpha linum
5
3
2
96
Chaetomorpha pacifica
5
3
2
97
Chaetomorpha spiralis
5
3
2
98
Cladophora albida
5
3
2
99
Cladophora aokii
3
3
2
100
Cladophora breviarticulata
5
3
2
101
Cladophora composita
5
3
2
102
Cladophora fusca
5
1
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
RUMPUT LAUT
No.
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Cladophora hamifera
5
3
2
104
Cladophora herpestica
5
1
2
105
Cladophora heteronema
5
2
2
106
Cladophora patentiramea
5
3
2
107
Cladophora prolifera
5
3
2
108
Cladophora savoeana
5
3
2
109
Cladophora sericea
5
3
2
110
Cladophora sibogae
5
3
2
103
Suku Jenis
111
Cladophora socialis
5
3
2
112
Cladophora tondanensis
5
3
2
113
Cladophora timorensis
5
3
2
114
Cladophora vagabunda
5
3
2
115
Rhizoclonium africanum
5
1
2
Rhizoclonium tortuosum
5
3
2
2
116 7
CODIACEAE
117
Codium adhaerens
4
1
118
Codium arabicum
4
1
2
119
Codium bartlettii
5
3
2
120
Codium decorticatum
4
3
2
121
Codium edule
2
2
2
123
Codium effusum
5
3
2
124
Codium fragile
3
3
2
125
Codium geppiorum
4
1
1
126
Codium harveyi
5
3
2
127
Codium istmocladum
3
1
2
128
Codium ovale
5
1
2
129
Codium spongiosum
4
3
2
130
Codium taylorii
4
3
2
131
Codium tenue
4
3
1
132
Codium tomentosum
3
1
1
133
Penicillus nodulosus
5
3
2
134
Penicillus sibogae
4
3
2
135
Pseudocodium floridanum
5
3
2
8
DASYCLADACEAE
136
Bornetella capitata
4
3
2
137
Bornetella nitida
3
1
2
138
Bornetella oligospora
5
1
2
139
Bornetella sphaerica
5
1
2
140
Chlorocladus australasicus
5
3
2
141
Cympolia vanbosseae
5
2
2
377
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Halicoryne spicata
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
5
3
2
143
Halicoryne wrightii
5
3
2
144
Neomeris annulata
4
1
2
145
Neomeris bilimbata
4
3
2
146
Neomeris dumetosa
4
1
2
147
Neomeris vanbosseae
4
1
2
4
3
2
9 148
378
Suku Jenis
142
DERBESIACEAE Derbesia minima
10
GOMONTIACEAE
149
Gomontia polyrhiza
5
3
2
150
Monostroma sandei
5
3
2
151
Monostroma umbilicatum
4
3
2
152
Protomonostroma undulatum
5
3
2
11
HALIMEDACEAE
153
Halimeda bikinensis
4
3
2
154
Halimeda borneensis
4
3
2
155
Halimeda copiosa
3
3
2
156
Halimeda cuneata
4
1
2
157
Halimeda cylindraceae
4
1
2
158
Halimeda discoidea
2
1
2
159
Halimeda distorta
4
3
2
160
Halimeda favulosa
4
3
2
161
Halimeda fragilis
4
3
2
162
Halimeda gigas
4
3
2
163
Halimeda gracilis
3
2
2
164
Halimeda heteromorpha
4
3
2
165
Halimeda incrassata
4
1
2
166
Halimeda macroloba
2
1
2
167
Halimeda macrophysa
2
1
2
168
Halimeda melanesia
4
1
2
169
Halimeda micronesia
4
1
2
170
Halimeda minima
4
1
2
171
Halimeda monile
3
1
2
172
Halimeda opuntia
2
1
2
173
Halimeda opuntia forma triloba
2
1
2
174
Halimeda renschii
4
1
2
175
Halimeda simulans
4
3
2
176
Halimeda taenicola
4
3
2
177
Halimeda tuna
3
1
2
178
Halimeda cf. velasquezii
4
3
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
RUMPUT LAUT
No.
Suku Jenis
12
KORNMANNIACEAE
179
Blidinga minima
13
OSTREOBIACEAE
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
5
3
2
5
3
2
2
1
180
Ostreobium quekettii
14
POLYPHASACEAE
181
Acetabularia crenulata
4
182
Acetabularia crenulata var. major
4
3
1
183
Acetabularia dentata
4
2
1
184
Acetabularia ryukyuensis
4
3
1
185
Parpocaulis parvulus
5
2
2
186
Parpocaulis polyphysoides
5
1
2
15
SIPHONOCLADACEAE
187
Boergesenia forbesii
2
1
2
188
Cladophoropsis membranacea
4
3
2
189
Cladophoropsis neocaledonia
4
3
2
190
Cladophoropsis sundanensis
3
1
2
191
Cladophoropsis sundanensis syn. vaucheriaeformis
3
1
2
192
Dictyosphaeria carvernosa
3
1
1
193
Dictyosphaeria intermedia
4
1
1
194
Dictyosphaeria versluysii
2
1
1
195
Siphonocladus forsskalii
4
3
2
16
UDOTEACEAE
196
Avraivillea amadelpha
3
2
2
197
Avraivillea erecta
3
1
2
198
Avraivillea gardineri
4
3
2
199
Avraivillea lacerata
3
1
2
200
Avraivillea longicaulis
4
3
2
201
Avraivillea nigricans
3
1
2
202
Avraivillea obscura
3
3
2
203
Boodleopsis siphonacea
3
3
2
204
Chlorodesmis comosa
3
3
2
205
Chlorodesmis fastigiata
3
3
2
206
Rhipidosiphon javensis
4
1
2
207
Rhipilia orientalis
4
1
2
208
Rhipilia sinuosa
4
3
2
209
Tydemania expeditionis
3
1
2
210
Udotea argentea.
3
1
2
211
Udotea conglutinata
4
3
2
212
Udotea explanata
4
3
2
213
Udotea flabellum
3
2
2
379
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 214
380
Suku Jenis Udotea glaucescens
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
3
2
215
Udotea geppiorum
3
2
2
216
Udotea orientalis
3
2
2 2
217
Udotea papilosa
4
3
218
Udotea papilosa sub.sp pappilata
4
3
17
ULVELLACEAE
2 2
219
Acrochaete viridis
5
3
2
220
Pringsheimiella gratulans
5
3
2
1
18
ULVACEAE
221
Ulva clathrata
4
3
222
Ulva compressa
4
3
1
223
Ulva compressa var. abbreviata
1
3
2
224
Ulva expansa
4
1
1
225
Ulva flexuosa
4
1
2
226
Ulva flexuosa sub.sp. Paradoxa
3
3
2 1
227
Ulva intestinalis
2
1
228
Ulva lactuca
2
1
1
229
Ulva lactuca var. latisima
4
1
1
230
Ulva linza
4
3
2
231
Ulva lobata
4
3
2
232
Ulva pertusa
4
3
2
233
Ulva procera
4
3
2
234
Ulva prolifera
4
2
1
235
Ulva rigida
4
3
2
236
Ulva rigida forma laciniata
4
3
2
237
Ulva torta
4
2
2
238
Ulva reticulata
2
1
2
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
RUMPUT LAUT
No.
Suku Jenis
19
VALONIACEAE
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
239
Valonia aegagropila
3
1
2
240
Valonia fastigiata
4
1
2
241
Valonia macrophysa
3
1
2
242
Valonia utricularis
4
1
2
243
Valoniopsis pachynema
4
3
2
244
Valoniopsis sp.
4
3
2
245
Ventricaria ventricosa
2
1
2
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
2
2
4
1
1
No.
Suku Jenis PHAEOPHYCEAE ALGAE COKLAT
1
ACINETOSPORACEAE
1
Feldmannia indica.
2
CHNOOSPORACEAE
2
Chnoospora implexa.
3
CHORDARIACEAE
3
Myrionema sp
4
3
2
4
Stilophora tenella
4
3
2
5
Streblonema minutulum
4
3
2
4
DICTYOTACEAE
6
Canistrocarpus cervicornis
4
1
2
7
Canistrocarpus magneana
4
3
2
8
Dictyopteris delicatula
3
1
2
9
Dictyopteris jamaiencensis
4
3
2
10
Dictyopteris muelleri
4
3
2
11
Dictyopteris repens
4
1
2
12
Dictyota adnata
3
1
2
13
Dictyota barteyresiana
3
1
1
14
Dictyota canaliculata
4
3
2
381
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
382
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
15
Dictyota ciliolata
Suku Jenis
3
1
2
16
Dictyota cremulata
4
2
2
17
Dictyota dichotoma
2
3
2
18
Dictyota fasciola
4
3
2
19
Dictyota friabilis
4
1
2
20
Dictyota intermedia
4
3
21
Dictyota lata
5
22
Dictyota linearis
5
23
Dictyota nigrescens
5
24
Dictyota pinnatifida
5
2 2
3
2 2
3
2
25
Dictyota robusta
5
3
2
26
Dictyota rugulosa
5
3
2
27
Dictyotopsis propagulifera
5
3
2
28
Distromium flabellatum
5
3
2 2
29
Lobophora papenfussii
4
3
30
Lobophora variegata
3
1
2
31
Padina antilarum
4
3
2
32
Padina australis
2
1
1
33
Padina boergesenii
3
1
2
34
Padina boryana
3
1
2
35
Padina fraseri
4
3
2
36
Padina gymnospora
3
3
2
37
Padina minor
4
1
2
38
Padina pavonica
3
3
2
39
Padina sanctae-crusis
3
2
2
40
Spatoglosum variabile
3
2
2
41
Stypopodium flabelliforme
3
2
2
42
Stypopodium multipartitum
4
3
2
43
Stypopodium zonale
3
3
2
44
Taonia pseudociliata
5
1
2
45
Zonaria crenata
4
3
2
5
ECTOCARPACEAE
46
Ectocarpus simpliciusculus
5
3
2
5
3
2
5
3
2
5
1
2
6
NEORALFSIACEAE
47
Neoralfsia expansa
7
PETROSPONGIACEAE
48
Petrospongium rugosum
8
RALFSIACEAE
49
Hapalospongidium schmidtii
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
RUMPUT LAUT
No. 9
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
SARGASSACEAE
50
Cystoseira trinodis
3
1
2
51
Hormophysa cuneiformis
3
1
2
52
Sargassum angustifolium
4
1
2
53
Sargassum bacciferum
5
3
2
54
Sargassum baccularia
4
3
2
55
Sargassum belangeri
3
3
2
56
Sargassum brevifolium
4
3
2
57
Sargassum carpophyllum
4
3
2
58
Sargassum cervicorne
4
3
2
59
Sargassum cinctum
3
2
2
60
Sargassum cinereum
3
3
2
61
Sargassum claviferum
5
3
2
62
Sargassum concinnum
5
3
2
63
Sargassum cornigerum
5
3
2
64
Sargassum decaisnei
5
3
2
65
Sargassum desvauxii
5
3
2
66
Sargassum filifolium
5
3
2
67
Sargassum filipendula
4
3
2
68
Sargassum flavicans
5
3
2
69
Sargassum fluitans
5
3
2
70
Sargassum fragile
5
3
2
71
Sargassum gaudi chaudii
5
3
2
72
Sargassum glaucescens
5
3
2
73
Sargassum gracile
3
1
2
74
Sargassum gracillimum
3
2
2
75
Sargassum granuliferum
3
3
2
76
Sargassum grevillei
4
3
2
77
Sargassum hemiphylloides
5
3
2
78
Sargassum herbaceum
5
3
2
79
Sargassum heterocystum
3
3
2
80
Sargassum hystrix
4
3
2
81
Sargassum hombronianum
5
3
2
82
Sargassum ilicifolium
3
1
2
83
Sargassum latifolium
4
3
2
84
Sargassum marginatum
5
3
2
85
Sargassum microcystum
4
3
2
86
Sargassum microphyllum
4
3
2
87
Sargassum molleri
4
3
2
383
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
384
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
88
Sargassum natans
Suku Jenis
4
3
2
89
Sargassum obtusifolium
5
3
2
90
Sargassum pallidum
5
3
2
92
Sargassum parvifolium
4
3
2
93
Sargassum peronii
5
3
2
94
Sargassum plagiophyllum
3
3
2
95
Sargassum polyseratium
4
1
2
96
Sargassum polycystum
2
3
1
97
Sargassum pulchellum
4
1
2
98
Sargassum siliquosum
3
3
1
99
Sargassum spathulaefolium
5
3
2
100
Sargassum spinifex
5
3
2
101
Sargassum spinuligerum
4
3
2
102
Sargassum squarrosum
5
3
2
103
Sargassum subfalcatum
4
3
2
104
Sargassum swartzii
3
3
2
105
Sargassum telephifolium
5
3
2
106
Sargassum tenue var. fuscescens
4
3
2
107
Sargassum vulgare
5
3
2
108
Turbinaria condensata
4
3
2
109
Turbinaria conoides
3
1
1
110
Turbinaria decurens
3
2
2
111
Turbinaria luzonensis
4
3
2
112
Turbinaria murryana
3
1
2
113
Turbinaria ornata
2
1
1
114
Turbinaria parvifolia
4
4
2
115
Turbinaria trialata
4
3
2
116
Turbinaria tricostata
5
3
2
117
Turbinaria turbinata
5
3
2
118
Turbinaria vulgaris
4
3
2
3
1
2
10
SCYTOSIPHONACEAE
119
Colphomenia sinuosa
120
Hydroclathrus clathratus
3
1
2
121
Hydroclathrus tenuis
4
3
2 2
123
Rosenvingea fastigiata
5
3
124
Rosenvingia intrincata
5
1
2
125
Rosenvingia orientalis
5
3
2
126
Stragularia clavata
5
3
2
127
Stragularia polycarpa
5
3
2
RUMPUT LAUT
No. 11
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
SPHACELARIACEAE
128
Sphacelaria cirrosa
4
3
2
129
Sphacelaria cornuta
4
3
1
130
Sphacelaria fusca
4
3
2
131
Sphacelaria novae-hollandiae
4
3
2
132
Sphacelaria radicans
4
3
2
133
Sphacelaria sauvageaui
4
3
2
134
Sphacelaria ridigula
3
2
2
135
sphacelaria tribuloides
4
2
2
12
STYPOCAULACEAE
136
Halopteris funicularis
5
3
2
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
385
Lamun (Seagrass)
386
Holodule uninervis Enhallus acoroides Cymodocea rotundata Thalassia hemprchii
LAMUN
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Biologi lamun
Lamun merupakan satu-satunya tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di dalam laut. Arti tumbuhan tingkat tinggi adalah tumbuhan yang mempunyai akar, batang, daun, bunga dan buah. Di Indonesia terjadi salah kaprah di dalam pemakaian istilah. Algae atau seaweed atau ganggang diterjemahkan sebagai “rumput laut”. Seagrass yang seharus diterjemahkan sebagai rumput laut harus mencari istilah lain yaitu lamun. Lamun belum begitu populer dan sering masih kedengaran asing untuk beberapa kalangan namun istilah ini telah dibakukan sebagai padanan kata untuk seagrass. Lamun tersebar luas di seluruh perairan Indonesia mulai dari Sabang hingga Merauke. Lamun umumnya hidup mulai di tempat dangkal didaerah tepi pantai sampai daerah tubir. Namun ada beberapa lamun yang dapat hidup hingga kedalaman 20 meter. Mereka dapat hidup bersama-sama yang terdiri dari beberapa jenis pada satu tempat akan tetapi mereka juga sering terlihat hidup melimpah di daerah tertentu dan hanya didominasi oleh satu jenis. Hamparan padang lamun dapat mencapai luasan beberapa ratus meter persegi. Lamun dapat hidup pada dasar pasir halus atau kasar, pada dasar yang sedikit berlumpur atau hidup di antara koloni karang pada dasar yang berupa pecahan karang mati. Lamun bereproduksi secara vegetatif dan generatif namun umumnya lamun memperbanyak diri dengan membentuk tunas menggunakan akar rimpang atau risoma. Reproduksi generatif dilakukan dengan membentuk bunga dan buah atau biji. Pembentukkan buah dan biji pada umumnya hanya dilakukan oleh lamun dari jenis Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides. Pada umumnya lamun berbunga dan berbuah pada bulan September sampai Desember dan di beberapa daerah tertentu berbuah pada bulan Maret dan April. Buah atau biji lamun ini dapat dimakan dan rasanya seperti ubi jalar mentah karena banyak mengandung kabohidrat.
Peran dan manfaat lamun
Manfaat langsung lamun bagi kehidupan manusia secara signifikan hampir tidak ada namun fungsi ekologis lamun mempunyai peranan yang sangat besar sebagai penghasil produk primer dalam rantai makanan. Lamun merupakan makanan untuk Dogong dan Penyu (Christianen 2013). Dugong dan penyu menyukai Halodule uninervis sebagai menu utama (de Iongh et al 2007). Lamun berperan penting sebagai tempat bertelur, memijah dan membesarkan anakan biota lain yang berasosiasi dengan Lamun termasuk sumber perikanan yang terutama ikan-ikan herbivora (Unsworth et al 2010). Lamun mempunyai peranan sebagai penangkap sedimen dan mempunyai perakaran yang rapat dan kuat sehingga dapat berfungsi sebagai stabilisator dasar perairan (Bos et al 2007, Hendriks et al 2010). Beberapa jenis Lamun mempunyai biomassa yang lebih besar di bawah permukaan tanah dibandingkan yang muncul di permukaan, seperti misalnya Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, dan Halodule uninervis (Nienhhuis and Kiswara, 1989). Sebagai tumbuhan Lamun merupakan penghasil oksigen pada waktu siang hari pada saat terjadi fosintesa dan penghasil detritus dari serasah yang berasal dari daun-daun lamun yang diurai oleh mikroba. 387
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
mprichii Thalassia he
oroides Enhalus ac
Untuk menggambarkan betapa pentingnya lamun sebagai tempat bertelur memijah dan beranak dan tempat pembesaran biota laut lainnya, maka dapat dilihat pada data berikut ini. Ditemukan sebanyak 70 jenis krustasea di padang lamun di pantai Kuta dan Gerupuk, Lombok (Moosa and Aswandi 1994). Sedangkan Rahayu mencatat sebanyak 30 jenis keromang di padang lamun Teluk Kotania, Ambon. Dan di tempat yang sama telah dicatat sebanyak 142 jenis Moluska yang termasuk dalam 43 suku (Cappenberg 1995). Sedangkan fauna ikan yang ditemukan berasosiasi dengan lamun sebanyak 165 jenis (Hutomo 1985). Verheij and Erftemeijer (1993) mencatat sebanyak 117 jenis makroalgae yang hidup diantara tumbuhan lamun.
Keaneka ragaman jenis
Total jenis Lamun yang ada di dunia sebanyak 58 jenis (Greeen and Short 2003) dan di Indonesia ditemukan sebanyak tujuh marga yang terdiri dari 12 Jenis. Jenis Lamun yang ditemukan di Indonesia adalah : Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Thalassodendron ciliatum, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Syringdium isoetifolium, Halodule uninervis, Halodule ovalis, Halophila spinulosa, Halophila decipiens, Halophilla beccarii dan Rupia maritima. Jenis yang paling dominan dan tersebar luas di Indonesia antara lain adalah Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides.
Status Perlindungan Lamun tidak termasuk tumbuhan laut yang dilindungi dan belum masuk dalam apendik CITES.
388
Sedangkan Halophila decipiens mempunyai sebaran terbatas hanya ditemukan di kepulauan Aru, Kotania, Lombok dan Lembata. Halophila spinulosa juga mempunyai sebaran terbatas seperti Sorong, Jawa Timur, selat Sunda dan Kepulauan Riau. Halophila becarii dan Rupia maritima pada saat ini belum ditemukan lagi di alam, kedua jenis ini hanya dapat ditemukan sebagai koleksi kering di Herbarium Bogor. Kemungkinan kedua jenis lamun ini telah punah di Indonesia
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
LAMUN
Tabel 29. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Lamun/ sea grass di Indonesia. (Verifikator : Susi Rahmawati ) No.
Suku Jenis
1
CYMODOCEACEAE
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
1
Cymodocea rotundata.
2
2
2
2
Cymodocea serrulata.
3
2
2 2
3
Halodule pinifolia.
2
2
4
Halodule uninervis.
2
2
2
5
Syringodium isoetifolium.
3
3
2
4
3
2
6
Thalassodendron ciliatum.
2
HYDROCHARITACEAE
7
Enhalus acoroides.
2
2
2
8
Halophila decipiens.
4
3
2 2
9
Halophila minor.
4
3
10
Halophila ovalis.
3
2
2
11
Halophila spinulosa.
4
3
2
12
Thalassia hemprichii.
1
1
2
13
Halophila sulawesii.
5
4
2
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
389
Mangrove 390
MANGROVE
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Mangrove.
Mangrove merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang tumbuh di sepanjang pantai atau daerah pesisir. Istilah magrove dipakai untuk jenis-jenis tumbuhan yang dapat hidup di daerah pantai atau daerah rawa pantai yang mempunyai kondisi perairan payau. Tumbuhan darat lainnya yang bukan termasuk dalam kelompok magrove biasanya tidak dapat tumbuh pada perairan payau atau yang masih terpengaruh oleh pasang surut air laut. Namun ada beberapa tumbuhan yang dapat tumbuh bercampur dengan magrove. Oleh karena itu para peneliti sering membedakan mangrove menjadi dua kelompok yaitu mangrove yang sebenarnya dan tumbuhan non mangrove yang tumbuh di pantai dan hidup bersama dengan mangrove. Misalnya jenis anggrek dan tumbuhan epifit lainnya, yang hidup di batang cabangcabang pohon mangrove. Tumbuhan waru, nyamplung dan ketapang sering hidup di tempat yang sama dengan mangrove. Mangrove yang tumbuh dan berkembang pada daerah yang cocok akan membentuk hutan dengan zonasi yang komplit. Daerah yang paling ideal untuk tumbuh kembangnya mangrove adalah daerah pantai yang datar yang masih dipengaruhi pasang surut air laut dan berdekatan dengan aliran sungai. Pada hutan mangrove yang masih baik akan terlihat adanya zonasi. Zonasi ini muncul sebagai akibat adanya proses suksesi dan adaptasi dari masing-masing jenis mangrove. Zona paling belakang adalah daerah yang berbatasan dengan hutan darat. Jenis mangrove yang tumbuh di daerah ini biasanya jenis antara seperti Pandanus sp., Acanthus sp., Hibiscus sp. dan Acrosticum sp. Zona yang lebih kedepan di tempati jenis yang lebih toleran terhadap air laut yang antara lain Ceriop sp., Xyclocarpus sp., Aegiseras sp dan Nypa sp. Jenis mangrove Nypa spp, biasanya tumbuh dengan subur dan mendominasi sepanjang tepian sungai. Zona tengah atau daerah yang lebih kearah pantai di tempati oleh jenis-jenis yang tahan terhadap salinitas tinggi dan subtrat dasar berkadar oksigen rendah seperti Lumnitzera sp., Bruguiera dan Rhizophora sp. . Zona terdepan yang berhadapan dengan laut biasanya di tempati oleh Rhizophora sp., Sonneratia sp. dan Avicennia sp. Sebaran mangrove di Indonesia hampir ditemukan di seluruh pantai Indonesia., mulai dari Sabang hingga Merauke. Pertumbuhan mangrove yang terbesar terdapat di sepanjang pantai timur Sumatera, di sepanjang pantai Pulau Kalimatan, sebagian patai Sulawesi dan sepanjang pantai selatan Papua. Mangrove tumbuh subur di lokasi sepanjang aliran dan di muara sungai yang besar. Sehingga tidak mengherankan bila hutan manggrove yang tumbuh lebat banyak ditemukan disepanjang muara sungai yang besar. Seperti di sepanjang pantai timur Sumatera, sepanjang pantai kalimatan dan pantai selatan Papua ketiga lokasi ini memberikan kontribusi hutan mangrove masing-masing sebesar 19%, 26 % dan 30% dari total luasan mangrove yang ada di Indonesia (Pramudji, 2008). Sisanya mangrove tumbuh di sepanjang pantai pulau-pulau di Indonesia lainnya. Di Sulawesi mangrove tumbuh subur di sepanjang Teluk Bone dan Teluk Tomini. Hutan mangrove yang tumbuh subur dan dalam kondisi baik dan alami akan memperlihatkan adanya zonasi dalam urutan yang baku. Sedangkan hutan magrove yang telah banyak dirambah dan dieksploitasi struktur zonasi biasanya sudah tidak terlihat lagi. Di daerah pantai NTB dan NTT mangrove tumbuh dalam skala yang relatif kecil dan tidak dapat dikatakan sebagai
391
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA A
huta mangrove. Karena hanya tumbuh hutan dengan ketebalan beberapa puluh meter deng dan dengan keanekaragaman yang relatif rendah serta tidak terlihat adanya zonasi. rend a asiatica
Barringtoni
s-caprae Ipomea pe
din : Y. Ulumud Sumber Foto
Manfaat mangrove. M
Ma Mangrove mempunyai peranan yang sangat besar bagi kehidupan manusia san yang hidup di daerah pesisir. Mangrove ya juga mempunyai fungsi ekologis yang ju besar bagi kelangsungan ekosistem be lainnya yang ada di wilayah pantai. la Kayu mangrove merupakan bahan K baku untuk berbagai keperluan b manusia mulai dari keperluan untuk m membuat rumah, jembatan dan m ssebagai bahan baku untuk membuat arang. Disamping itu beberapa kulit kayu magrove dapat digunakan sebagai pewarna alami dan beberapa jenis mangrove buahnya dapat diolah menjadi bahan makanan. Mangrove jenis Nypa yang daunnya seperti kelapa dan bunga mudanya dapat disadap untuk dibuat gula. Hutan mangrove di pantai dapat berfungsi sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak, angin dan dapat menahan abrasi pantai. Pada saat terjadinya tsunami di Aceh telah terbukti bahwa bangunan yang terlindung oleh magrove kerusakannya tidak parah.
Fungsi mangrove secara ekologis dapat dilihat dari peranan mangrove sebagai penyangga kehidupan biota lainnya yang berasosiasi dengannya. Hutan mangrove berfungsi sebagai produsen primer, tempat memijah, tumbuh, membesarkan dan tempat tinggal sementara atau tetap bagi moluska, krustasea dan ikan. Sedangkan pada batang dan tajuk mangrove hidup berbagai tumbuhan dan hewan seperti reptil, burung dan berbagai serangga. Sebagai contoh betapa kayanya keanekaragaman jenis biota yang hidup berasosiasi dengan mangrove, hasil identifikasi ikan yang dikoleksi disekitar mangrove berjumlah sekitar 39 - 82 species yang termasuk dalam 32 suku dan 6 jenis udang serta 8 jenis kepiting. (Martosewojo and soedibjo, 1991, Chong et al 1991, Dollar et al 1991) Akar mangrove berfungsi sebagai perangkap sedimen yang dibawa oleh aliran sungai dan sebagai penstabil subtrat dasar. Daun mangrove yang gugur sebagai penyedia 392
MANGROVE
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
makanan berbagai biota dekomposer dan penyedia nutrien organik dan anorganik bagi biota yang banyak hidup dibawah pohon magrove. Hal yang tidak kalah penting adalah fungsi mangrove sebagai peredam pemanasan global dengan menyerap karbon pada saat berfotosintesa dan menyimpan karbon di dalam keseluruhan biomassa pohon mangrove.
Keanekaragaman jenis Mangrove
Seperti telah dijelaskan diatas jenis mangrove dapat dibedakan menjadi jenis mangrove yang sebenarnya dan non mangrove yang merupakan tumbuhan darat lainnya yang berasosiasi dengan mangrove. Jenis mangrove yang ada dalam ekosistem hutan mangrove ada sekitar 75 jenis yang termasuk dalam 41 marga dan 24 suku. Sedangkan tumbuhan lainnya yang biasa ditemukan di hutan mangrove ada sekitar 157 jenis. (Kusmana,2002).
Sonneratia alba
393
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 30. Daftar jenis, sebaran dan kelimpahan Mangrove Sejati (True Mangrove) yang ditemukan di Indonesia (Verivikator: Pramudji, Suharjono - Sumber : Giesen et al, 2007) No.
394
Suku Jenis
1
ACANTHACEAE
1
Acanthus ebracteatus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
1
1
2
Acanthus ilicifolius
3
1
1
3
Acanthus volubilis
4
3
1
2
ARECACEAE
4
Nypa fruticans
2
1
1
3
AVICENNIACEAE
5
Avicennia alba
2
1
1
6
Avicennia lanata
4
3
1
7
Avicennia lanata
4
2
1
8
Avicennia marina
2
1
1
4
2
1
9
Avicennia officinalis
4
BOMBACACEAE
10
Camptostemon schultzii
3
2
1
11
Camptostemon philippensis
4
3
1
5
COMBRETACEAE
12
Lumnitzera littorea
3
1
1
13
Lumnitzera racemosa
4
2
1
6
EUPHORBIACEAE 3
1
1
14
Excoecaria agallocha
7
LEGUMINOSAE
15
Pongamia pinnata
3
2
1
16
Derris trifoliata
3
2
1
1
8
LORANTHACEAE
17
Ameyema anisomeres
4
3
18
Ameyema gravis
4
3
19
Ameyema mackayense
4
3
9
LYTHRACEAE
20
Phemphis acidula
3
1
10
MELIACEAE
2
21
Xylocarpus granatum
3
1
1
22
Xylocarpus moluccensis
4
2
1
23
Xylocarpus rumphii
5
3
1
24
Xylocarpus mekongensis
5
3
1
11
MYRTACEAE
25
Osbornia octodonta
3
1
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MANGROVE
No.
Suku Jenis
12
MYRSINACEAE
26
Aegiceras corniculatum
27
Aegiceras floridum
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
4
3
2
3
2
2
5
2
1
13
PLUMBAGINACEAE
28
Aegialitis annulata
14
PTERIDACEAE
29
Acrostichum aurem
3
1
1
30
Acrostichum speciosum.
3
2
1
1
1
15
RHIZOPHORACEAE
31
Rhizophora apiculata
1
32
Rhizophora lamarckii
4
3
33
Rhizophora mucronata
3
2
1
34
Rhizophora stylosa
3
2
1
35
Kandelia candel
4
3
36
Bruguiera cylindrica
4
3 3
1
37
Bruguiera eriopetala
4
38
Bruguiera gymnorrhiza
1
1
1
39
Bruguiera parviflora
4
3
1
40
Bruguiera sexangula
4
3
1
41
Bruguiera hainesii
4
3
42
Bruguiera exaristata
4
3
43
Ceriops australis
4
3
44
Ceriops decandra
4
3
45
Ceriops longifolia
4
3
46
Ceriops tagal
2
1
47
Ceriops zippeliana
4
3
16
RUBIACEAE 3
1
1
1
1
1
48
Scyphiphora hydrophyllacea
17
SONNERATIACEAE
49
Sonneratia alba
2
1
50
Sonneratia ovata
4
3
51
Sonneratia casealoaris
4
3
1
18
STERCULIACEAE
52
Heritiera globosa
5
3
1
3
1
1
53
Heritiera littoralis
19
TILIACEACE
54
Brownlowia argentata
3
1
1
55
Brownlowia tersa
5
2
1
395
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Tabel 31 . Daftar Jenis Tumbuhan tingkat tinggi yang berasosiasi dengan mangrove di Indonesia. (Sumber : Giesen et al, 2007) No.
396
Suku Jenis
1
ANACARDIACEAE
1
Gluta velutina
2
APOCYNACEAE
2
Cerbera floribunda
3
Cerbera manghas
4
Cerbera odollam
3
AQUIFOLIACEAE
5
Ilex cymosa
4
ARALIACEAE
6
Polyscia s macgillivrayi
5
ASCLEPIADACEAE
7
Calotropis gigantea
6
BATIDACEAE
8
Batis argillicola
7
BIGNONIACEAE
9
Dolichandrone spathacea
8
BORAGINACEAE
10
Cordia cochinchinensis
11
Cordia dichotoma
12
Cordia subcordata
9
CASUARINACEAE
13
Casuarina equisetifolia
10
CELASTRACEAE
14
Cassine viburnifolia
15
Maytenus emarginata
16
Salacia chinensis
11
CHRYSOBALANACEAE
17
Atunara cemosa racemosa
12
COMBRETACEAE
18
Terminalia catappa
13
EBENACEAE
19
Diospyros ferrea
20
Diospyros malabarica
21
Diospyros maritima
14
EUPHORBIACEAE
22
Blumeodendron tokbrae
23
Excoecaria indica
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MANGROVE
No.
Suku Jenis
24
Glochidion littorale
25
Ricinus communis
15
FLACOURTIACEAE
26
Scolopia macrophylla
16
GENTIANACEAE
27
Fagraea crenulata
28
Scaevola taccada
17
GUTTIFERAE
29
Calophyllum inophyllum
18
HERNANDIACEAE
30
Hernandia ovigera
19
ICACINACEAE
31
Merrilliodendron megacarpum
32
Stemonurus ammui
20
LECYTHIDACEAE
33
Barringtonia acutangula
34
Barringtonia asiatica
35
Barringtonia conoidea
36
Barringtonia racemosa
21
LEGUMINOSAE
37
Cathormion umbellatum
38
Cynometra iripa
39
Cynometra ramiflora
40
Derris pinnata
41
Erythrina orientalis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
397
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
398
Suku Jenis
42
Inocarpus fagifer
43
Intsia bijuga
44
Peltophorum pterocarpum
45
Pongamia pinnata
46
Serianthes grandiflora
22
MALVACEAE
47
Hibiscus tiliaceus
48
Thespesia populnea
23
MELASTOMATACEAE
49
Melastoma malabathricum
50
Ochthocharis bornensis
24
MORACEAE
51
Ficus curtipes
52
Ficus microcarpa
25
MYRISTICACEAE
53
Horsfieldia irya
54
Myristica hollrungi
26
MYRSINACEAE
55
Ardisia elliptica
56
Rapanea porteriana
27
MYRTACEAE
57
Melaleuca cajuputi
28
OLACACEAE
58
Olax imbricata
59
Ximenia americana
29
PODOCARPACEAE
60
Podocarpus polystachyus
30
RUBIACEAE
61
Gardenia tubifera
62
Guettarda speciosa
63
Ixora timorensis
64
Morinda citrifolia
31
RUTACEAE
65
Acronychia pedunculata
66
Merope angulata
32
SALVADORACEAE
67
Azima sarmentosa
33
SAPINDACEAE
68
Allophyllus cobbe
69
Mischocarpus sundaicus
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
MANGROVE
No.
Suku Jenis
34
SAPOTACEAE
70
Planchonella obovata
35
SIMAROUBACEAE
71
Quassia indica
36
STERCULIACEAE
72
Kleinhovia hospita
37
SYMPLOCACEAE
73
Symplocos celastrifolia
39
VERBENACEAE
74
Clerodendrum inerme
75
Premna obtusifolia
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar diseluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya disebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
Rhizophora stylosa
399
Burung Laut
400
Sumber Foto : Vimono
Ardeola speciosa
BURUNG LAUT
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Biologi
Untuk membedakan burung laut dengan burung darat tidaklah mudah oleh karena tidak ada suatu definisi yang tepat untuk burung laut atau burung darat dan sebenarnya tidaklah perlu untuk membedakan keduanya. Pada tulisan ini sengaja untuk memberi batas agar tidak terlalu banyak jenis burung yang dimasukan dalam tulisan ini. Burung laut yang dimaksud disini burung-burung yang mencari makan di pantai dan di laut. Burung laut berbeda dari burung darat dicirikan dengan kaki-kakinya mempunyai selaput renang seperti bebek yang mencari makanan di pantai atau di laut, dengan warna bulu yang tidak berwarna warni dan tidak seindah burung darat. Burung laut tidak terlalu berbeda dengan burung air tawar lainnya baik secara fisik, biologi dan ekologi kecuali dari tempat mencari makan yang berada di laut. Burung laut sejati mempunyai kelenjar garam di hidungnya yang berguna untuk mengeluarkan kelebihan kadar garam yang ada di dalam tubuhnya. Warna burung laut terbatas seperti abu-abu, hitam, putih, coklat atau campuran diantara warna-warna tersebut. Warna- warna ini lebih banyak berfungsi sebagai alat adaptasi dan perlindungan. Burung-burung yang mencari makan di pantai biasanya mempunyai warna coklat dengan campuran kuning dan hitam. Hal ini untuk beradaptasi dengan warna pantai sehingga tidak terlalu mudah untuk dilihat. Sedangkan burung yang hidup dan mencari makan di laut lepas mempunyai warna abu-abu atau putih. Ini juga sebagai kamuflase agar tidak mudah dilihat dan warna ini ditiru oleh angkatan laut untuk memberi warna abu- abu atau putih agar kapal angkatan laut tidak mudah dilihat oleh musuh. Umur burung laut biasanya lebih lama dibanding burung darat. Masa remaja atau mencapai dewasa memerlukan waktu lebih lama dan masa reproduksi juga menjadi lebih lama dengan jumlah telur yang lebih sedikit (Brooks 2004). Burung Laut pada umumnya hanya mempunyai satu atau dua telur dalam satu masa reproduksi. Burung laut bereproduksi secara berkelompok pada satu waktu dan tempat tertentu. Burung laut untuk bereproduksi kadang-kadang melakukan migrasi yang sangat jauh. Migrasi burung laut dapat dari kutub utara ke kutub selatan melintasi daerah ekuator. Burung laut beradaptasi sangat baik dengan lingkungannya yaitu dengan mengembangkan sayap lebih panjang untuk dapat terbang jauh atau sebaliknya memperkecil dan memperpendek sayapnya agar dapat menyelam dengan baik. Adaptasi burung laut dengan lingkungannya terutama yang berhubungan dengan untuk mencari makan dapat dibedakan menjadi : burung laut yang mencari makan di permukaan laut, burung laut yang mencari makan dengan cara menyelam, burung laut yang mencari makan dengan kombinasi antara terbang dan menyelam dan burung laut yang memakan apa saja ada yang di pantai maupun pemakan biota lainnya. Pinguin salah satu contoh burung laut yang mereduksi sayapnya dan mencari makan dengan cara menyelam dengan mengejar mangsanya. Dengan sayap kecil pinguin sangat lincah di dalam air. Sedangkan Albartos mengembangkan sayapnya hingga mencapai rentang lebih dari 2 meter agar dapat terbang berpuluhpuluh bahkan ratusan kilometer.
401
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Bulu burung laut juga lebih banyak dan lebih tebal dari burung yang hidup di darat. Hal ini disebabkan bulu burung laut amat berperan dalam kehidupan burung laut untuk menahan agar tidak kedinginan, bulu burung juga tahan terhadap air sehingga tidak mudah basah. Disamping itu diantara bulu-bulu burung laut mempunyai struktur yang dapat menahan gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai alat mengapung saat di air. Salah satu ciri yang lain yang membedakan burung laut dengan burung di darat adalah adanya glandula atau kelenjar di rongga hidungnya yang berfungsi untuk mengeluarkan kelebihan garam di dalam tubuh burung laut. Kelenjar ini berfungsi sebagai osmoregulasi karena makanan burung laut banyak mengandung garam dan burung laut juga minum air laut. Garam yang keluar dari kelenjar ini murni berupa sodium chloride. Jadi tidak heran kalau burung laut terlihat selalu pilek karena selalu mengeluarkan cairan dari hidungnya. Hal ini sama dengan kepiting yang selalu terlihat menangis karena mengeluarkan kelebihan garam melalui kelenjar yang ada didekat matanya.
Manfaat
Burung-burung mempunyai manfaat secara langsung sebagai sumber protein bagi penduduk. Namun burung laut secara keseluruhan jarang dimanfaatkan, kecuali Burung ayam-ayaman yang banyak hidup di daerah rawa-rawa dan hutan mangrove banyak ditangkap penduduk untuk dijadikan lauk pauk. Burung camar banyak dipakai petunjuk oleh nelayan untuk menentukan lokasi keberadaan ikan. Burung laut juga dipakai sebagai petunjuk bagi nelayan yang tersesat. Jika sudah terlihat adanya burung laut maka dapat dipastikan sudah dekat dengan daratan atau pulau. Burung laut dari kelompok Procellariiformis juga mempunyai daya penciuman yang sangat tajam untuk melokalisasi dimana letak makanan berada. Oleh karena itu burung ini sering dijadikan sebagai petunjuk keberadaan ikan.
402
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
BURUNG LAUT
Tabel 32 . Daftar jenis, sebaran, kelimpahan dan nilai ekonomis burung laut di Indonesia. (Verifikator dan sumber : M. Irham, rujukan Museum Bogoriense) No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
PROCELLARIIFORMES 1
HYDROBATIDAE
1
Pelagodroma marina
3
2
Oceanodroma monorhis
3
3
Oceanodroma matsudairae
3
4
Oceanites oceanicus
2
2
PROCELLARIIDAE
5
Bulweria bulwerii
2
6
Bulweria fallax
3
7
Calonectris leucomelas
2
8
Daption capense
3
9
Pachyptila desolata
3
10
Pterodroma baraui
3
11
Pterodroma phaeopygia
3
12
Pterodroma rostrata
3
13
Puffinus pacificus
2
14
Puffinus carneipes
3
PODICIPEDIFORMES 3
PODICIPEDIDAE
15
Podiceps cristatus
3
16
Tachybaptus novaehollandiae
3
17
Tachybaptus ruficollis
2
PELECANIFORMES 4
FREGATIDAE
18
Fregata andrewsi
1
19
Fregata ariel
1
20
Fregata minor
2
5
PELECANIDAE
21
Pelecanus conspicillatus
2
22
Pelecanus onocrotalus
3
23
Pelecanus philippensis
3
6
PHAETHONTIDAE
24
Phaethon lepturus
2
25
Phaethon rubricauda
3
403
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Sterna sp. Sumber Foto : Vimono
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
7
PHALACROCORACIDAE
26
Anhinga melanogaster
1
27
Phalacrocorax carbo
3
28
Phalacrocorax melanoleucos
2
29
Phalacrocorax niger
3
30
Phalacrocorax sulcirostris
1
8
SULIDAE
31
Papasula abbotti
3
32
Sula dactylatra
2
33
Sula leucogaster
2
34
Sula sula
2
NILAI EKONOMIS
CICONIIFORMES
404
9
ARDEIDAE
35
Ardea alba
1
36
Ardea cinerea
3
37
Ardea pacifica
3
38
Ardea sumatrana
1
39
Ardea purpurea
2
40
Ardeola bacchus
3
41
Ardeola speciosa
2
42
Bubulcus ibis
1
43
Butorides striata
1
44
Egretta eulophotes
3 1
45
Egretta garzetta
46
Egretta intermedia
1
47
Egretta novaehollandiae
2
48
Egretta picata
3
49
Egretta sacra
1
50
Gorsachius goisagi
3
51
Gorsachius melanolophus
3
52
Ixobrychus cinnamomeus
2
53
Ixobrychus eurhythmus
3
1
1
1
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
BURUNG LAUT
No. 54
Suku Jenis Ixobrychus flavicollis
KELIMPAHAN
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
1
55
Ixobrychus sinensis
1
56
Nycticorax caledonicus
2
57
Nycticorax nycticorax
3
58
Zonerodius heliosylus
3
10
CICONIIDAE
59
Ciconia episcopus
3
60
Ciconia stormi
3
61
Ephippiorhynchus asiaticus
3
62
Leptoptilos javanicus
3
63
Mycteria cinerea
3
11
THRESKIORNITHIDAE
64
Platalea regia
65
Plegadis falcinellus
1
66
Pseudibis davisoni
4
1
1
2
67
Threskiornis melanocephalus
3
68
Threskiornis molucca
3
69
Threskiornis spinicollis
3
FALCONIFORMES 12
ACCIPITRIDAE
70
Haliaeetus leucogaster
1 3
71
Haliastur sphenurus
72
Haliastur indus
1
73
Ichthyophaga ichthyaetus
3
74
Pandion haliaetus
1
ANSERIFORMES 13
ANATIDAE
75
Anas gibberifrons
2
1
76
Anas penelope
3
1
77
Anseranas semipalmata
3
1
78
Aythya australis
3
1
79
Aythya fuligula
3
1
80
Dendrocygna guttata
3
1
81
Dendrocygna javanica
3
1
82
Tadoma radjah
3
1
14
BURHINIDAE
83
Burhinus grallarius
3
84
Esacus neglectus
1
405
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No.
Suku Jenis
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
Charadrius alexandrinus
1
1
Charadrius dubius
1
1
15
CHARADRIIDAE
85 86
KELIMPAHAN
87
Charadrius javanicus
4
88
Charadrius leschenaultii
1
89
Charadrius mongolus
1
90
Charadrius peronii
2
91
Charadrius placidus
3
92
Charadrius ruficapillus
3
93
Pluvialis fulva
1
94
Pluvialis squatarola
1
95
Vanellus cinereus
3
96
Vanellus indicus
3
16
GLAREOLIDAE
97
Glareola maldivarum
1
98
Stiltia isabella
1
17
HAEMATOPIDAE
99
Haematopus fuliginosus
3
100
Haematopus longirostris
3
18
ROSTRATULIDAE
101
Charadrius veredus
1
102
Erythrogonys cinctus
3
103
Rostratula benghalensis
3
19
LARIDAE
104
Anous stolidus
1
105
Anous minutus
2
106
Chlidonias hybridus
1 1
107
Chlidonias leucopterus
108
Gelochelidon nilotica
1
109
Gygis alba
2
110
Hydroprogne caspia
3
111
Larus brunnicephalus
3
112
Larus novaehollandiae
3
113
Larus ridibundus
2
406 Fregata minor
Sumber Foto : Vimono
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
BURUNG LAUT
No.
Suku Jenis
KELIMPAHAN
SEBARAN
114
Sterna aleutica
3
115
Sterna albifrons
1
116
Sterna anaethetus
1 1
117
Sterna bengalensis
118
Sterna bergii
1
119
Sterna bernsteini
3
120
Sterna dougallii
1
121
Sterna fuscata
2
122
Sterna hirundo
1
123
Sterna lunata
3
124
Sterna paradisea
3
125
Sterna sumatrana
1
126
Xema sabini
3
20
PHALAROPODIDAE
127
Phalaropus lobatus
21
RECURVIROSTRIDAE
128
Himantopus leucocephalus
NILAI EKONOMIS
2
1
22
SCOLOPACIDAE
129
Actitis hypoleucos
1
130
Arenaria interpres
1
131
Calidris acuminata
2
132
Calidris ferruginea
1
133
Calidris ruficollis
1
134
Calidris subminuta
2
135
Calidris temminckii
3
136
Heteroscelus brevipes
1
137
Heteroscelus incanus
3
138
Limnodromus scolopaceus
3
139
Limnodromus semipalmatus
2
140
Limicola falcinellus
1
141
Limosa limosa
1
142
Limosa lapponica
1
143
Numenius arquata
2
144
Numenius madagascariensis
1
145
Numenius minutus
2
146
Numenius phaeopus
1
147
Numenius tahitiensis
3
148
Philomachus pugnax
2
149
Recurvirostra novaehollandiae
3
150
Tringa erythropus
3
1
407
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
No. 151
Suku Jenis
KELIMPAHAN
Tringa flavipes
SEBARAN
NILAI EKONOMIS
3
152
Tringa glareola
1
153
Tringa guttifer
3
154
Tringa nebularia
1
155
Tringa ochropus
2
156
Tringa totanus
1
157
Tringa stagnatilis
1
158
Xenus cinereus
1
23
STERCORARIIDAE
159
Calidris alba
1
160
Calidris acuminata
2
161
Calidris ferruginea
1
162
Calidris ruficollis
1
163
Calidris subminuta
2
164
Calidris temminckii
3 3
165
Catharacta maccormicki
166
Limicola falcinellus
1
167
Philomachus pugnax
2
168
Stercorarius longicaudus
3
169
Stercorarius parasiticus
3
170
Stercorarius pomarinus
1
24
STERCORARIIDAE
171
Catharacta maccormicki
172
Stercorarius longicaudus
3
173
Stercorarius parasiticus
3
174
Stercorarius pomarinus
1
1
1
1
3
KETERANGAN: KELIMPAHAN (Abundance) 1. Sangat melimpah (very abundance): jenis ini selalu dapat ditemukan dalam kondisi dominan 2. Melimpah (abundance) : Jenis ini selalu dengan mudah ditemukan dalam jumlah banyak 3. Umum dijumpai (Common): Jenis ini umum dijumpai dan tidak selalu dalam jumlah yang banyak 4. Tidak umum dijumpai (Uncommon) : Jenis ini kadang dijumpai kadang tidak 5. Jarang (Rare): Jenis ini jarang dijumpai 6. Data Kurang SEBARAN (Distribution) 1. Sangat luas (Widespread): Menyebar di seluruh perairan Indonesia 2. Luas: Menyebar lebih dari 75% dari perairan Indonesia 3. Terbatas: Menyebar hanya di sebagian wilayah Indonesia 4. Endemik: Sangat terbatas pada lokasi tertentu 5. Tidak diketahui (Tidak ada data) NILAI EKONOMIS (Economic value) 1. Mempunyai nilai ekonomis 2. Belum mempunyai nilai ekonomis
408
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
DAFTAR PUSTAKA Addicott, WO and PW. Richards. 1981. Plate tectonic map of the circum – Pacific Regions. 202 pp. Allen, GR. 1997. The Damselfish : Indonesia’s most abundant family of coral reef fish. In : The Ecology of Indonesian Seas, (Tomaschik eds). Periplus. Pbl. edt. VIII. 2. 1095-1100. Aguado, MT., GS. Martin and HAT. Hove. 2008. Syllidae (Annelida : Polychaeta) from Indonesia collected by the Siboga (1899 – 1900) and Snellius (1984) Expedition. Zoataxa. 1673 : 1 – 48. Al-hakim, I. and CJ. Glasby. 2004. Polychaeta (annelida) of The Natuna Islands, South China Sea. The Raffles. Bull. Zoo. 11 : 25 - 45. Allen, GR. and MW. Erdmann. 2012. Reef fishes of the East Indies. Vol I,II,III. Craft Print Int. Ltd. Singapore. 1292 pp. Alongi, DM. 2002. Present state and future of the worlds mangrove forests. Envi. Conservation. 29 : 331 - 349. Ambak, MA., MM. Isa., MZ. Zakaria. and MA. Ghafar. 2010. Fishes of Malaysia. UMT. Terengganu. 334. Anderson, PK. 2002. Habitat, niche and evolution of Serenian mating system, J. Mamal. Evo. 9. 1-2. Anggadiredja, JT., A. Zatnika., H. Purwoto. and S. Istini. 2002. Rumput laut. Pembudidayaan, pengolahan, dan pemasaran. Penebar Swadaya. 147.pp. Atmadja, WS. 1999. Perkembangan dan makna penelitian Rumput Laut (Algae Makro) di Indonesia. Pidato pengukuhan APU. Bidang Botani laut. LIPI. 42 pp. Atmadja, WS. and W.F Prud’honme Van Reine. 2010. Checklist of the Seaweed Species. Biodiversity of Indonesia with their distribution and classification : Red Algae (Rhodophyceae), COREMAP-LIPI. 72 pp. Atmadja, WS. and W.F Prud’honme Van Reine. 2014. Checklist of the Seaweed Species. Biodiversity of Indonesia with their distribution and classification : Green Algae (Chlorophyta) and Brown Algae (Phaeophyceae, Ochrophyta), Naturalis Biodiversity Center, Leiden, The Netherlands and COREMAP-LIPI. 59 pp. 409
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Barber, P.H., MV.Erdmann and SR.Palumbu, 2006. Comparative phylogeorgraphy of three codistributed stematopods: origins and timing of regional lineage diversification in Coral Triange , Evolution, 60.9.1825-39 Barnes, RD. 1987. Invertebrate zoology. Suander Coll. Publ. London. 893. Batista, FM., P. Fidalgo da Costa., A. Ramos., AM. Passos., PP. Ferreira and LC. da Fonseca. 2003. Production of the ragworm Nereis diversicolor, fed with a diet for githead seabream Sparus auratus, survival, growth, feed utilization and oogenesis. Bol. Inst. Esp. Oceanogr. 19 : 447 - 451. Bayer, FM. 1981. Status of knowledge of Octocoralia of world seas. Seminarios de Biologia Marinha. Academia Brasileira de Ciencias, Rio de Janeiro, 11pp. Becking, LE., FRC. Daniel. and NJ. de Voogd. 2012. Sponge species composition, abundance and cover in marine lakes and coastal mangrove in Berau, Indonesia. Ph.D. Thesis. Wohrmann print service. 77 - 111. Bergmann, W. and RJ. Feeney. 1950. The isolation of new thymine pentoside from sponges. J. the American. Chem. Soc. 72 : 2809 –2810. Bleeker, P. 1878. Atlas ichthyologique des Indes orientales Neerlandaises. Vol I -IX. Leiden. De Bruek and Smiths. Bleeker, P. 1857. Researcher sur les Crustaces de I’Inde Archipelagique. II Sur les Isopodes Cymothoadiens de I’ Archipel Indien. Actes de la Societe IndoNeerlandaise, Batavia. 2 : 20 – 40. Bos, AR., TJ. Bouma., GLJ. de Kort. and MM. van Katwijk. 2007. Ecosystem enginering by annual intertidal seagrass beds : Sediment accretion and modification. Estuarine Coastal and Shelf Science. 74 : 344 - 348. Briggs, JC. 1974. Marine biogeographic, McGraw-Hill, New York. Brooke, M. 2004. Albatrosses and Petrals across the world. Oxford University Press. Oxford. UK. Brown, BE. and Suharsono. 1990. Damage and recovery of coral reefs affected by El Nino related sea water warming in the Thhousand Island, Indonesia. Coral Reefs. 8. 163-170. Bruce, NL. 1982. Records of isopod Crustacea (Corallinidae, Cirolanidae) from Papua New Guinea, with the description of a new species. J. Crustacean Biol. 42 : 612 – 618. Bruce, NL and EBH. Nelson. 1988. New records of fish parasitic marine isopod crustaceans (Cymothoidae, subfamily Anilocrinae) from the Indo-West Pacific. Proc. Biol. Soc. Washington : 558 – 560. Bruce, NL. 2008. New species of Tridentellida Richardson, 1905 (Isopod : Cymothoida : Tridentellidae), tropical marine isopod crustaceans from the Banda Sea. Zootaxa, 1734 : 43 -58. Bruke, L., E. Selig. and M. Spalding. 2002. Reefs at risk in Southeast Asia, WRI. Washington, DC. Cappenberg, HAW. 1995. Komunitas moluska di padang lamun Teluk Kotania, Seram barat. Puslit. Oseanografi-LIPI. Ambon. 19-26. Caullery, M. 1944. Polychaetes sedentaires De L’ Expedition Du Siboga. EJ. Brill, Publ. Leiden . 204 pp. Chapman, G. and WB. Barker. 1972. Zoology for intermediate student. Longman group ltd. Essex UK. 814 pp
410
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Chong, VC., GH. Wee. and A. Sasekumar. 1991. Inshore fish and prawn communities off a mangrove shore in Selangor, Malaysia. Proc. Reg. Symp. Living resources in Coastal area. 503 – 512. Choo, PS. 2008. Population Status, Fishery and Trade of Sea cucumbers in Asia. In : Sea cucumbers A global review of Fishery and Trade. Toral Granda V. Lovatelli and A. vasconcellos (Eds), Rome, 81 -118. Christianen, MJA. 2013. Seagrass systems under nutrients loads, hydrodinamics and green turtle grazing. Ph. D thesisRadboud University Nijmegen, 138 pp. Compagno, LJV. 1999. Checklist of living elasmobranches In: WC Hamlet (ed) shark, skates and rays: The biology of elasmobranch fishes. Baltimore. The John Hopkins Univ. Press. 471- 498. Cushman, JA. 1948. Foraminifera their classification and economic use. Harvard Univ. Cambride. Debellius, H. 2001. Crustacea guide of the world. Ikan-unterwasserarchiv. Germany.321.pp. Debellius, H. 2004. Nudibranchs and sea snails. Indo-Pacifik field guide. Hackenhem. Germany. 321. De Bruyne, RH. 2003. The complete encyclopedia of shells. Rebo production. bv. Lisse. 336 pp. De Iongh, HH., W. Kiswara., W. Kustiawan., PE. Loth. and Li. WE. 2007. A review research on the interactions between dogongs (Dugong dugon) and intertidal seagrass beds in Indonesia. Hydrobiologia. 591 : 73 - 83. De Iongh, HH. 1996. Plant herbivore interaction between sea grass and Dugongs in a tropical small island ecosystem. Phd thesis, Katholieke Universiteit Nijmegen. De Voogd NJ and RMV. van Soest. 2002. Indonesian sponge of the genus petrosia vosmaer (desmospongie : Haplosclerida). Zoo.Med. 76: 193-209. De Voogd, NJ. 2005. Indonesian sponge, biodiversity and mariculture potential, Ph.D thesis, Univ. Amesterdam, The Neterlands. 174. Dermawan, A. 2004. Present status of sea turtle in Indonesia : Threaths, conservation and management. In : Ku-Kassim, KY. Zulkifli, T and Ahmad, A (eds). Report of the ASEAN-SEAFDEC Reg. Kualalumpur. 29 – 38. Dharmadi. K. Sumadhiharga. and Fahmi. 2007. Biodiversity and length frequencies of sharks caught in the Indian Ocean. Mar. Res. Indonesia, Vol 32.2. 139-146. Dollar, ML., AC. Alcala. and J. Nuique. 1991. A survey on the fish and Crustaceans of the mangroves of the northern Bais Bay, Philiphines. Proc. Reg. Symp. Living resources in the coatal area. 513-519. Ekman, S. 1953. Zoogeography of the sea, Sidgwick and Jackson, London. Fabricius, K and P. Alderslade. 2001a. Soft Corals and sea fans. A comprehensive guide to tropical shallow water genera of the central – Wist Pacific, the Indian Ocean and The Red Sea. AIMS. Publs, Ausralia. 264. Fabricius, K and Alderslade, P; 2001b. Soft Corals and sea Fans. Australian Institute of Marine Science and the Museum and Art Gallery of the Nothern Territory, 2001 Fahmi and M. Adrim. 2007. Elasmobranch diversity of Kalimatan waters. Mar. Res. Indonesia. Vol 32 .2. 129-137. Farwell, D. 2002. Coelacanth and aquarium. Proc. Aquamarine Symp. The Coelacanth fathom of the Mystery. 22-25.
411
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Fricke, H. 1997. Living Coelacanths : Values, Ceoethics and human responsibility. Mar. Ecol. Prog. Ser. 161. 1 – 15. Giesen, WS., D. Wulffraat., M. Zieren. and L. Scholten. 2007. Mangrove Guiedbook for Souteast Asia. FAO and Wetlnds. Int. Dharmasarn Co. Ltd : 186 pp. Grasshoff, M. 1999. The shallow water Gorgonian of the New Caledonia and adjacent Islands (Coelenterata : Octocoralia). Courier Forschung institute Scenkenberg. 224 : 125 pp. Green, EP. and FT. Short. 2003. The Seagrasses of Indonesia. World atlas seagrasses. Eds EP Green and FT Short. Berkeley, USA, UNEP. WCMC. 171 -183 pp. Hays, GC., AJ. Richardson. and C. Robinson. 2005. Climate change and plankton. Trends in ecology and evolution 20, 337-344. Heatwole, H. 1999. Sea Snake. Australian National History series. UNSW Press. 148 pp. Hendriks, IE., TJ. Bouma., EP. Morris. and CM. Duarte. 2010. Effect of seagrass and algae of the Caulerpa family on hydrodynamic and particle tarpping rates. Mar. Biol. 157 : 473 - 481. Hitipeuw, C. and J. Maturbongs. 2002. Marine turtle conservation program Jamurbamedi. Nesting beach, North coast of the Bird’s head peninsula, Papua. In : Kinan I. (ed) Proc. Westrn Pacific Sea turtle Cooperation Res. Mng. Honolulu. 300 pp. Hoeksema, BW. 1989. Systematics and ecology of mushroom corals (Scleractinia : Fungiidae). Desertation. RMNH. Leiden, The Netherlands. 471.pp Hoeksema, BW and KS. Putra. 2000. The reef coral fauna of Bali in the center of marine biodiversity. Proc 9th Int. Coral Reees. Symp. Bali. Indonesia. 173 - 178. 412
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Hoeksema, BW. 2007. Delineation of the Indo-Malayan Center of Maximum Marine Biodiversity : The Coral Triangle. In : W. Renema (ed) Biogeography, Time and Place : distributions barrier and Islands, Springer. 117 – 178. Hohenegger, J., E. Yordanova. and A. Hatta. 2000. Remarks on West Pacific Nummulitidae (Foraminifera). J. Foram. Res. 30 (1): 3 -28. Hooper, JNA and C. Levi. 1994. Biogeography of Indo – West Pacific Sponges. Microcionidae, Raspailiidae, Axinellidae : 191 212. Hooper, JNA. and RVM. van Soest. 2004. Systema Porifera. A guide to classification of sponges. Kluwer Acad. Publ. New York. Horst, R. 1912. Polychaeta Errantia of the Siboga Expedition. Part I. Amphinomidae. EJ. Brill Publ. Leiden. 43 pp Horst, R. 1917. Polychaeta Errantia of the Siboga Expedition. Part II. Aproditidae and Chrysopetalidae. EJ. Brill. Publ. Leiden . 99pp. Horst, R. 1924. Polychaeta Errantia of the Siboga Expedition . Part III. Nereididae and Hesionidae. EJ. Brill Publ. Leiden. 198. Hottinger, L. 1997.Shallow benthic foraminiferal assemblages as signals for depth of their deposistion and their limitations. Bull. de la Societe Geologique de France. 168 (4).491-505. Hooper, JNA. and C. Levi. 1994. Biogeography of Indo-West Pacific sponges : Microcianidae,Raspaliidae, Axinelliidae. In : van Soest RWM, van Kempen ThMG, Bregmann JC (eds) Sponge in Time and Space. Balkema, Rotterdam. Pp 191-212. Hutomo, M. 1985. Telaah ekologik komunitas ikan padang Lamun (Seagrass, Anthophyta) di perairan Telauk Baten. Thesis Doktor. IPB. Bogor. Iskandar, D.T & E.Colijn.2002. A Checklist of Southeast Asian and New Guinean Reptiles. Part I. Serpentes. Binamitra, Jakarta Indonesia. 195 Jones, DS. and GJ. Morgan. 2002. A field guide to Crustaceans of Australian waters. Western Australian Museum. 224 pp. Knowlton, N. 2010. Citizen of the sea : Wondrous creatures from the census of marine life. National Geographic, Washington, DC. 209 pp Komatsu. M. and S. Miyasaki. 2004. The History and Science of Whale. The Japan Times. Ltd. 160 hal. Kohn, AJ. 1967. Environmental complexity and species diversity in the gastropod genus Conus on Indo-West Pacific reef platform, American Naturalist. 101 :251259. Kuiter, RH. 1992. Tropical reef-fishes of the western Pacific Indonesia and adjacent waters. Gramedia. 314 pp. Kuiter, RH. and T. Tonozuka. 2001. Indonesian reefs fishes. Part 1 - 3. Zoonetics, Seaford. Australia. 893pp Kukenthal, Willy 1919, Deutschen Tiefsee-Expedition. Auf Dem Dampfer “Valdivia” 1898-1899. Gorgonaria. JENA. Verlag von Gustaf Fisher Kukenthal, Willy 1924, Das Tierreich. Gorgonaria. Walter de Gruyter & Co. Berlin und Leipzig Kulbicki, M., P. Labrosse. and J. Ferraris. 2004. Basic principles underlying research projects on the links between the ecology and the uses of coral reef fishes in the Pasific in : Visser,LE (ed) Challenging Coasts.Amesterdam Univ.Press : 119-158.
413
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Lal, AR., N. Marba., AWT. Lili. and T. Alcovero. 2010. Implications of conserving an ecosystem modifier : increasing green turtle (chelonia mydas) densities subsatantially alters seagrasses meadow. Bio. Consr. 143 : 2730 - 2738. Last, PR., WT. White., JN. Caira., Darmadi., Fahmi., K. Jansen., APK. Liem., BMM. Matsumoto., GJP. Naylor., JJ.Pgonoski., JD. Steven and GK.Yaersly. 2010. Sharks and Rays of Borneo. CSIRO Publs. Australia 298. Lee, JJ. and O. Anderson. 1991. Symbiosis in foraminifera. In : JJ Lee and Anderson OR (Eds). Biology of foraminifera. Acad Press. London. 157-220. Levi, C. 1998. What is a sponge. In: Sponges of the New Caledonian lagoon Levi (ed). Orstom editions. Paris. 27. Loeblich, AR. and H. Tappan. 1988. Foraminiferal genera and their classification. Dep. Earth and Space Sci. Univ. California, Los Angeles. 970 pp. Marsh, H. and H. Penrose. 2002. Dugong status report and action plans for countries and teritorie. Early warning and assessment report series, UNEP : 162. Massin, C. 1996. The Holothuriodea (Echinodermata) collected at Ambon during the Rumphius Biohistorical Expedition. Result of the Rumphius Biohistorical Expediton to Ambon 1990. Part 4. Zoologishe verhandelingen. 53 pp Massin, C. 1996. The holothuroiidea (Echinodermata) collected at Ambon during the Rhumpius biohistorical expedition 1990. Part 4. Zoo. Ver. Leiden 54 pp. Massin, C. 1999. Reef-dwelling Holothuroidea (Echinodermata) of the Supermonde archipelago (South-West Sulawesi, Indonesia). Zoo. Verh. Nat Mus. Nat history. 144 pp. Massin, C. 1999. Reef dwelling Holothuroideea (Echinodermata) of the Supermonde Archipelago (Sout-West Sulawesi, Indonesia) Zoologisch Verhandelingen, 329 pp. Martosewojo, S. and B. Sudibjo. 1991.Preliminary analysis of the fish community of the mangroves of Grajagan (East Java). Proc. Reg. Symp. Living Resources in the Coastal areas. 479-493. Moosa, MK. and I. Aswandi. 2002. Krustasea dari padang lamun di pantai selatan Lombok dan kondisi lingkunannya. In : Kiswara W, Moosa MK and Hutomo M (eds) Struktur komunitas biologi padang Lamundi pantai selatan Lombok. LIPI 42-51. McLaughlin, PA. 1979. Comparative morphology of recent Crustacea. WH Freeman and Co. San Fransisco : 177 pp. Messel, H. and GC. Vorlicek . 1989. Ecology of crocodylus porosus in northern Australia. In : Crocodiles. IUCN/SSC Crocodiles specialist group. Swisterland.163-184. Mora, C., PM. Chitaro., PF. Sale., JP. Kritzer. and SA. Ludsin. 2003. Patterns and processes in reef fish diversity. Nature 28 :. 545-585. Moran, KL. and KA. Bjorndal. 2005. Simulated green turtle affects structure and productivity of seagrass pastures. Mar. Ecl. Prog. Ser. 305 : 235 - 247. Mulyadi. 2010. Keanekaragaman dan sebaran kopepoda di perairan Indonesia. Orasi pengukuhan professor riset. LIPI. Jakarta.: 31. Newman, DJ. and GM. Cragg. 2004. Marine natural products and related compounds in clinical and advanced preclinical trials. J. Nat. Products. 67:1216-1638. Nienhuis, PH., J. Coosen. and W. Kiswara. 1989. Community structure and biomass distribution of seagrass and seagrass macrofauna in the Flores S, Indonesia. Netherlands. J. Sea. Res. 23 (3) : 197-214. Nontji, A. 2008. Plankton Laut. LIPI
414
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Press. 331. Norman, M. 2003. Cephalopods. A world guide. Concbooks. 318. Nutting, C C. 1910. The Gorgonacea of the Siboga Expedition. III. The Muriceidae. E.J.Brill. Leiden Nutting, C C. 1910. The Gorgonacea of the Siboga Expedition. IV. The Plexauridae. E.J.Brill. Leiden Nutting, C.C. 1910. The Gorgonacea Of The Siboga Expedition V. The Isidae. SibogaExped. Monogr. 13b2 Pp. 1-24, Pls. 1- 6. Nutting, C.C. 1910. The Gorgonacea Of The Siboga Expedition VI. The Gorgonellidae. Siboga-Exped. Monogr. 13b3 Pp. 1-39, Pls. 1-11. Nutting, C.C. 1910. The Gorgonacea Of The Siboga Expedition VII. The Gorgoniidae. Siboga-Exped. Monogr. 13b4 Pp. 1-10, Pls. 1-3. Nutting, C.C. 1911. The Gorgonacea Of The Siboga Expedition VIII. The Scleraxonia. Siboga-Exped. Monogr. 13b5 Pp. 1-62, Pls. 1-12. Muir, CE., A. Sallema., O. Abdallah., D. Lucade. and TRB. Davenport. 2003. The dugong (dugong dugon) in Tanzania : A national assessment of status distribution and threat. Wildlife Conservation Society (WCS). 24 . Paulay, G. 2002. Diversity and distribution of reef organisms, in : Bikerland.CE (ed), Life and death of coral reefs, Champman and Hall, NY.: 298-353. Pramudji. 2008. Mangrove di Indonesia dan upaya pengelolaannya. Orasi pengkuhan professor riset, LIPI Press. 42 pp. Priyono, A. 2001. Lumba-lumba yang terdapat di Indonesia. The Gibbon Foundation dan PILI-NGO Movement. Bogor. Purwati, P., I. Wirawati. and D. Hendriks. 2008. Timun laut anggota Aspidochirotidae (Echinodermata, Holoturidea) koleksi Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI, Jakarta. Puslit Oseanografi – LIPI. 61pp.
415
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Purwati, P., R. Hartati and Wiadianingsih. 2010. Eghteen Sea Cucumber species fished in Karimunjawa Island, Java Sea. Mar. Res. Indonesia. Vol. 35. 2. 23 -30. Rahmat, R. 2008. Penelitian dan pengembangan obat dari produk alami laut. Orasi pengukuhan professor riset. LIPI. Press. Jakarta. Pp 52. Reeves, RR., WF. Perrin., BL. Taylor., CS. Baker. and SL. Mesnick. 2004. Report of the workshop on shortcoming of Cetacean Taxonomy in relation to needs of conservation and management. NOAA Tech. Mem. NMFS. California. Renema, W. 2002. Larger foraminifera as marine environmental indicators. Scripta geologica. Nat. Museum of Nat. History. 263 pp. Rice, DW. 1998. Marine mammals of the world : Systematics and distribution society of marine mammalogy. 4 : 231 pp. Sadovy, YJ., TJ. Donaldson., TR. Graham., F. McGilvray., GJ. Muldon., MJ. Phillips., MA. Rimmer., A. Smith. and B. Yeeting. 2003. While Stock Last : The Live Reef Food Fish Trade. ADB. 147pp. Salfed, K. and H. Marsh. 2004. Dugong. In national ocean office. Description of key species groups in the northern planning area. National Ocean Office. Hobart, Australia.. Sancia, ET., Van der Meij, Suharsono. and BW. Heoeksema. 2010. Long-term Changes in Coral Assemblages Under Natural and Anthropogenic Stress in Jakarta Bay (1920-2005). Mar. Poll. Bull. Elsevier. 60. 1442-1454. Sanders, K.L, M.S.Y, Lee, Mumpuni, T.Bertozzi, A.R.Rasmussen.2013, Multilocus Phylogeny and recent rapid radiation of the Viviparous Sea Snakes (Elapidae : Hydrophiinae), Molucular Phylogenetics and Evolution, 66(3) :575-591
416
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Schreiber, EA. and J. Burger. 2001. Biology of marine Birds Boca raton : CRC Press. Sidabalok, CM. 2013. List of Marine Isopods recorded from Indonesian waters. Mar. Res Indonesia. 38.1 Snelgrove, PVR. 2010. Discoveries of the census of marine life. Cambridge Univ. Press. 270 pp. Soest, R.W.M. Van. 1979. A Catalogue Of The Coelenterate Type Specimens Of The Zoological Museum Of Amsterdam. Iv. Gorgonacea, Actiniaria, Scleractinia. Beaufortia 29 (353):81-126. Solmu, GC. 1994. Status of Crocodylus porosus and Crocodylus novaeguineae population in Papua New Guinea 1981 – 1984. IUCN.Swisterland 77-102. Spalding, MD., C. Ravilious. and EP. Green. 2001. World atlas of coral reefs, University of California Press, Berkeley CA. Stiasny, G. Biological Results of the Snellius Expedition. VII. Die GorgonarienSammlung der Snellius-Expedition. Ed. by Boschma. Temminckia, A journal of systematic zoology. E.J.Brill Stiasny, G. 1935. Die Gorgonacea der Siboga Expedition. Supplement 1. Revision der Plexauridae. E. J. Brill Stiasny, G. 1937. Die Gorgonacea der Siboga Expedition. Supplement 2. Revision der Scleraxonia. E. J. Brill Sugeha, HY., SR. Suharti. , S.Wouthuyzen and K. Sumadhiharga. , 2008 Biodiversity, Distribution and Abudance of the Tropical Angullid Eels in the Indonesian Waters. Mar. Res Indonesia Vol 33.2. 129-137 Sugeha, HY. dan SR. Suharti. , 2009 Discrimication and distribution of two tropical short-finned Eels (Anguila bicolor bicolor and Anguila bicolor pacifica) in the Indonesian Waters. The Nagisa Westpac Congress 1-14 Suharsono. 1999. Bleaching Event Followed by Mass Mortality of corals in 1998 in Indonesia waters. Mar. Fish. Sci. 179-187. Suharsono. 2008. Jenis-jenis Karang di Indonesia. COREMAP Program LIPI Jakarta, 372 UNEP. 2007. Reversing environmental degradation trends in the South China Sea and Gulf of Thailand. Report of the sevent meeting of the Regional Task Force on Economic Valuation. UNEP/GEF/SCS/RTF-E.7/3. 17pp. Unsworth, RKF., LC. Cullen., JN. Pretty., DJ. Smith. and JJ. Bell. 2010. Economic and subsistence values of the satnding stocks of seagrass fisheries : Potential benefits of no fishing marine protected area management. Ocean and Coastal management. 53 : 218 - 224. Van Bose, W. 1929. Liste des algues du Siboga, IV. Rhodophyceae. Siboga. Expedition. LIXd. 144 pp. Verheij, E. and PLA. Erftemeijer. 1993. Distribution of seagrases and associated macroalgae in South Sulawesi. Indonesia. Blumea. 38. 45-64. Veron, JEN. 2000. Corals of the World, Vol 1.2.3 AIMS and CRR QLD Pty Ltd. 463.429.490 Verseveldt, J. 1980. A revision of the genera Sinularia may (ococoralia Alcyonarea). Zool. Verhand. 179 : 128 pp. Verseveldt, 1982. A revision of the genus Sarcophyton Lesson (Octocarallia Alcyonacea). Zool. Verhandl 192 : 91 pp. Verseveldt, J. 1983. A revision o the genus Lobophytum von Marenzeller (Octocorallia Alcyionacea). Zool. Verhand 200 : 103 pp. 417
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
Vonk, JA., MJA. Christianen. and J. Stapel. 2010. Abundance, edge effect and seasonality of fauna in mixed-species seagrass meadow in southwest Sulawesi, Indonesia. Mar. Biol. Res. 6 : 282 - 291. Wang, JY., LS. Chou. and BN. White. 1999. Mitochondrial DNA analysis of symphatric morphotypes of the bottlenose dolpin (genus Tarsiops) in Chinese Water. Molecular Ecology. 8.1603 – 1612. Wang, JY., LS. Chou. and BN. White. 2000. Osteological differences between two sympatric form of bottlenose dolpin (genus Tarsiops) in Chinese water. J. Zoo (London). 252. 147-162. Wang JY and SC. Yang. 2009. Indo-Pacific bottlenose dolpin in Perrin WF. Wursig and Thewissen.JGM (eds).Encyclopedia of Marinr Mamals 2 nd ed Amesterdam. 602 – 608. Wallace, CC., G. Pauly., BW. Hoeksema., DR. Bellwood., PA. Hutching., PH. Barber ., M. Erdmann. and J. Wolstenholme. 2003. Nature and origins of unique high diversity reef faunas in the Bay of Tomini, Central Sulawesi : The ultimate “ Center of diversity. Proc. 9th Int. Coral Reef symp. 1 : 185-192. Wallace, CC., BJ. Done. and PR. Muur. 2012 Revision and catalogue of world wide Staghorn corals Acropora and Isopora (Scleratinea : Acroporidae) in the Museum of tropical Quensland. Memoirs of the Queensland Museum, Nature. 255p Wallace, CC. and J.Wolstenholme, 1993. Revision of the Coral Genus Acropora (Sclerectinia : Astrocoeniina : Acrporidae) in Indonesia. Zoo J. Linneau. Soc 199-334 Well, JW. 1956. Scleractinian. In RC Moore (ed) : Treatise on Invertebrate paleontology F. Coelenterata, Geol. Soc. Am. Kansas Press. 328 -440. Werner, TB. and GR. Allen. 2000. A rapid marine biodiversity assessment of the Calamianes Islands, Palawan Province. Philiphine. RAP. Bull. Biol. Ass. 17 CI. Washington,DC. Wilson, B. 2002. A handbook to Australian seashells. On seashore East to West and North to South. Publ. L.Egerton, Australia. I85. Woodruff, DS. 2002. Evolution of Living Fossil, Paradox of the Coelacanth. Proc. Aquamarine Symposium, The Coelacanth, Fathom the Mystery. Fukushima Japan. 5-7. Yuwono, E. 2005. Kebutuhan nutrisi crustacean dan potensi cacing lur (Nereis, Polychaeta) untuk pakan udang. J. pembangunan pedesaan. V (1) : 42 – 49. Zea, S., FJP. Parra., A. Martinez. and C. Duque. 1999. Production of bioactive furanoseesterterpen teronic acid as possible internal chemical defence mechanism in the sponge Ircinia felix (Porifera : Demospongiae). Memoir of Queensland Museum. 44: 687-696.
418
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA
419