Hallo Sahabat Shimizu! Indonesia
terkenal dengan kecantikan alam bawah lautnya. 2 dari 3 bagian Indonesia
didominasi oleh air. Indonesia sendiri memiliki banyak spot – spot bawah laut
yang terkenal cantiknya. Seperti Raja Ampat, Bunaken, Nusa Penida, Gili Trawangan
dan masih banyak lagi.

Sebenarnya banyak cara untuk dapat
menikmati keindahan dan kecantikan bawah laut. Salah satunya dengan cara
meyelam. Kegiatan menyelam memiliki 2 jenis yaitu diving dan snorkling.
Snorkling adalah kegiatan menyelam yang dilakukan dengan permukaan air dengan
peralatan secukupnya. Pada snorkling kita hanya membutuhkan kaki katak,
kacamata renang dan snorkel yang berbentuj seperti huruf J, dengan jarak
menyelam tidak lebih dari 5 meter.  

Sedangkan diving adalah kegiatan
menyelam yang membutuhkan peralatan khusus dan tidak sembarang bisa dilakukan,
seorang yang akan melakukan diving sebelumnya harus melakukan pelatihan dan
memiliki sertifikat. Ketika diving kita akan dibelaki dengan kacamatra renang,
kaki katak, baju renang khusus untk diving dan tabung gas untuk membantu
bernafas ketika berada di dalam air.

Ketika melakukan diving banyak hal
yang harus diperhatikan. Seperti keselamatan, kondisi cuaca dan kesiapan dari
tiap – tiap orang yang akan melakukan diving. Beberapa hal yang akan terjadi
jika kita tidak memperhatikan beberapa aspek penting ketika diving, seperti:

Vertigo

Vertigo adalah rasa pusing atau
perasaan berputar, hal ini merupakan salah satu gejala serius barotraumas.
Vertigo akan sangat berbahaya jika Sahabat mengalaminya saat kondisi berada di
bawah air karena dapat mengarah pada disorientasi.

Tinnitus

Tinnitus adalah rasa telinga yang berdering,
berdesir, atau jenis suara yang tampaknya berasal di telinga atau kepala. Dalam
banyak kasus itu bukan masalah serius, melainkan gangguan yang akhirnya
menghilang

Barotraumas

Barotrauma terjadi ketika penyelam
naik-turun terlalu cepat sambil menahan napas, sehingga gas dalam telinga
tengah dan paru-paru mengembang sangat cepat. Ini adalah akibat gagalnya
menyeimbangkan perbedaan tekanan drastis antara dalam tubuh dan lingkungan
sekitarnya. Akibatnya, penyelam mengalami sakit telinga parah hingga kerusakan
pada jaringan telinga dan paru-paru. Luka paru-paru ini bisa cukup buruk untuk
menyebabkan kolaps paru (pneumothoraks).

Hipotermia

Hipotermia adalah kondisi di mana
mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi tekanan suhu dingin.
Hipotermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu bagian dalam tubuh di bawah 35
°C. Respon pertama yang dihasilkan adalah menggigil yang dilanjutkan dengan
penurunan suhu tubuh. Ketika seorang penyelam mengalami hipotermia sangat
dianjurkan untuk kembali di darat dan menghangatkan diri, di beberapa kasus
hipotermia bisa berakibat pada kematian.

Keracunan Oksigen

Keracunan oksigen bisa menjadi
salah satu ancaman bagi penyelam yang menyelam lebih dari 41 meter. Banyak dari
penyelam yang tidak memperhatikan hal ini, tetapi dalam keadaan ekstrem banyak
oksigen ekstra yang akan diserap sehingga menjadi beracun. Efek berasal dari
tunnel vision, mual hingga otot berkedut, hilang kesadaran, kejang dan
tenggelam. Keracunan oksigen terjadi tanpa adanya peringat. Jadi disarankan
untuk selalu mengikuti peraturan dan batas – batas yang di tetapkan.

Setelah sahabat tau resiko – resiko
yang mungkin terjadi ketika melakukan diving, sangat disarankan untuk mengikuti
aturan – aturan yang dibuat dan selalu wapada dengan perubahan iklim dan cuaca

Baca juga : 5 Manfaat Berolahraga Bagi Tubuh