6 Akibat Terlalu Lama Menganggur, Waktunya Tinggalkan Gengsi

Harus punya kesibukan yang produktif

Saat masa menganggurmu masih di bawah setahun, kamu mungkin merasa baik-baik saja. Optimisme akan mendapatkan pekerjaan masih ada bahkan temanmu satu angkatan juga banyak yang belum bekerja.

Namun kalau sudah lebih dari setahun kamu belum bekerja atau mendapatkan pekerjaan baru selepas kena PHK, hati-hati. Dampaknya boleh jadi bukan cuma soal nihilnya pemasukan, melainkan kamu kena mental. Enam hal di bawah ini bakal kamu alami. 

Baca Juga: 5 Pelatih Ternama yang Masih Menganggur Saat Ini, Siapa Berminat?

1. Minder dalam pergaulan

6 Akibat Terlalu Lama Menganggur, Waktunya Tinggalkan Gengsiilustrasi stres menganggur (pexels.com/Pavel Polyakov)

Dengan atau tanpa ada orang yang secara langsung mengejek statusmu, kamu akan mulai menarik diri dari pergaulan. Kamu membatasi pertemuan dengan teman maupun keluarga besar sampai kamu benar-benar di rumah saja.

Apalagi seiring perginya satu per satu temanmu. Mereka diterima bekerja di berbagai kota dan kamu kesulitan membentuk pertemanan baru dengan statusmu yang pengangguran. Kepercayaan dirimu turun secara drastis. Kamu merasa tidak diterima dan dihormati oleh orang lain.

2. Kurang update dengan perkembangan dunia kerja saat ini

6 Akibat Terlalu Lama Menganggur, Waktunya Tinggalkan Gengsiilustrasi menganggur (pexels.com/Ron Lach)

Lebih dari 3 tahun menganggur, kamu dapat tertinggal dari perkembangan dunia kerja saat ini. Di benakmu, mayoritas pekerjaan masih dikerjakan dengan cara-cara lama. Namun ternyata kini semuanya sudah serba digital. Kebutuhan dunia kerja telah berbeda.

Kamu yang masih berpedoman pada dunia kerja beberapa tahun lalu dapat tidak siap dan akhirnya tak mampu mengikuti perubahan yang terjadi. Dirimu kian merasa gak mendapat tempat dalam kerasnya persaingan di dunia kerja.

Baca Juga: 5 Sebab Banyak Menganggur Bikin Pola Tidur Tak Teratur

3. Malah jadi nyaman karena tak perlu capek-capek mencari uang

6 Akibat Terlalu Lama Menganggur, Waktunya Tinggalkan Gengsiilustrasi menganggur (pexels.com/Ron Lach)
dm-player

Akibat dari lamanya masa menganggur ternyata tak cuma selalu gak nyaman buat kamu. Bisa saja makin ke sini kamu malah makin merasa betah dengan kondisi tanpa pekerjaan. Kamu tidak perlu bangun dan berangkat kerja pagi-pagi, lalu kembali ke rumah menjelang malam.

Kamu tak merasakan tekanan dari atasan dan rekan kerja. Tidak ada tuntutan buat kamu meningkatkan skill. Tentunya, rasa nyaman sebagai pengangguran ini juga muncul karena masih ada orang yang menyokong biaya hidupmu.

Namun di balik kenyamananmu, tahukah kamu rasanya menjadi orang yang harus terus membantumu secara finansial? Simak di bawah ini agar kamu gak bersantai-santai saja bahkan kehilangan minat sama sekali untuk bekerja.

4. Jadi beban keluarga

6 Akibat Terlalu Lama Menganggur, Waktunya Tinggalkan Gengsiilustrasi menganggur (pexels.com/cottonbro)

Sesayang apa pun orangtua, saudara, bahkan pasanganmu; menanggung kehidupanmu secara terus-menerus tidaklah mudah. Usia orangtuamu terus bertambah sedangkan kesehatan mereka tambah buruk. Hidup mengandalkan uang pensiun atau tabungan saja berat, apalagi masih harus menyokong kebutuhanmu.

Demikian pula yang dirasakan saudaramu kalau dia yang menanggung kebutuhanmu selama kamu jobless. Seandainya ia masih lajang dan untuk hidup layak paling tidak perlu uang 2 juta per bulan, berarti dia harus berpenghasilan 4 juta agar mampu menangggung hidupmu.

Belum ditambah kebutuhannya menabung buat masa depan, setidaknya ia memerlukan gaji 5 juta per bulan. Bayangkan apabila saudaramu sudah berkeluarga, kebutuhannya menjadi berlipat-lipat. Jangan sampai kamu terus membebaninya, ya!

5. Telat membangun masa depan

6 Akibat Terlalu Lama Menganggur, Waktunya Tinggalkan Gengsiilustrasi seorang pria (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memang tidak ada standar soal pada usia berapa kamu seharusnya telah memiliki sesuatu. Meski demikian, makin tertunda kemandirianmu secara finansial, makin sulit pula buat membayangkan masa depanmu baik sebagai seorang lajang maupun telah berkeluarga.

Jika kamu mulai bekerja atau merintis usaha di usia 23 tahun, di awal usia 30 tahunan pekerjaan atau usahamu sudah mulai stabil. Kamu gak lagi sering resign atau berganti bidang usaha. 7 tahun merupakan waktu yang cukup buat kamu meraba-raba jalan terbaikmu.

Kamu tinggal makin memapankan diri di jalan itu. Bandingkan dengan bila kamu baru mulai bekerja atau membuka usaha di umur mendekati kepala tiga. Mungkin saja hasilnya baru terasa kala usiamu hampir 40 tahun.

6. Cara berpikir dan menjalani hidup menjadi kacau

6 Akibat Terlalu Lama Menganggur, Waktunya Tinggalkan Gengsiilustrasi menganggur (pexels.com/cottonbro)

Terus berada di rumah tanpa melakukan hal-hal yang berarti itu gak baik. Kamu berada di usia produktif. Tugas perkembanganmu yang utama adalah membangun kemandirian, salah satunya melalui bekerja. Maka tidak terlaksananya tugas ini akan menjadi hambatan besar dalam pola pikirmu.

Cara berpikirmu bakal cenderung childish bila dibandingkan dengan teman sebaya yang aktif bekerja. Pikiranmu pendek, menyukai hal-hal instan yang di dunia nyata tak mungkin ada, serta mudah kesal ketika keinginanmu tidak tercapai.

Caramu menjalani kehidupan sehari-hari pun menjadi kacau. Kamu sering bergadang tanpa tujuan yang jelas. Sebaliknya, kamu dapat tidur berjam-jam di siang hari ketika mayoritas orang sibuk berkegiatan.

Lama menganggur memang membuat perasaanmu sensitif. Akan tetapi mengingat banyaknya akibat buruk dari lama menganggur, jangan marah apabila orang menasihatimu. Misalnya, supaya kamu meninggalkan gengsi dan mau bekerja apa saja atau membuka usaha kecil-kecilan. 

Nasihat itu tak dimaksudkan buat menggurui kamu atau mengejek statusmu. Namun semata-mata demi kebaikan masa depanmu juga. Bahkan buat mempertahankan kesehatan mentalmu dan menjadikan kamu pribadi dewasa yang berkompeten. Lekas laksanakan nasihat mereka, ya!

Baca Juga: 5 Alasan Punya Penghasilan Kecil Lebih Baik daripada Menganggur

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya